4
METODE TRIP DISTRIBUTION Model Trip distribution atau distribusi perjalanan terbagi dua yaitu : 1. Metode Faktor Pertumbuhan (Growth Factor) Pergerakan di masa mendatang adalah pertumbuhan dari pergerakan pada masa sekarang. Pada metode Growth Factor terbagi lagi menjadi : a. Model Uniform b. Model Average c. Model Fratar d. Model Detroit e. Model Furness 2. Metode Sintetis (Synthetic Method) Dalam metode ini sudah mulai mempertimbangkan bukan saja faktor pertumbuhan tetapi juga mempertimbangkan faktor aksesibilitas. Pada metode sintetis terbagi lagi menjadi : a. Model Gravity b. Model Intervening-opportunity c. Model Gravity-opportunity Perbedaan dari setiap metode Growth Factor a. Model Uniform Asumsi dasar : - Semua daerah dianggap mempunyai tingkat bangkitan atau tarikan yang seragam - Total bangkitan sama dengan total tarikan - Hanya dapat digunakan untuk daerah kajian yang tingkat pertumbuhannya merata di seluruh wilayahnya. 1

Metode Trip Distribution

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik sipil

Citation preview

METODE TRIP DISTRIBUTION

Model Trip distribution atau distribusi perjalanan terbagi dua yaitu :1. Metode Faktor Pertumbuhan (Growth Factor)Pergerakan di masa mendatang adalah pertumbuhan dari pergerakan pada masa sekarang. Pada metode Growth Factor terbagi lagi menjadi :a. Model Uniformb. Model Averagec. Model Fratard. Model Detroite. Model Furness2. Metode Sintetis (Synthetic Method)Dalam metode ini sudah mulai mempertimbangkan bukan saja faktor pertumbuhan tetapi juga mempertimbangkan faktor aksesibilitas. Pada metode sintetis terbagi lagi menjadi :a. Model Gravityb. Model Intervening-opportunityc. Model Gravity-opportunity

Perbedaan dari setiap metode Growth Factora. Model UniformAsumsi dasar : Semua daerah dianggap mempunyai tingkat bangkitan atau tarikan yang seragam Total bangkitan sama dengan total tarikan Hanya dapat digunakan untuk daerah kajian yang tingkat pertumbuhannya merata di seluruh wilayahnya.Kelemahan model Uniform : Tidak dapat dipakai pada daerah yang tingkat pertumbuhannya tidak merata Tidak cocok dipakai di Indonesia karena tingkat pertumbuhannya tidak merata di daerah-daerah Indonesia Tidak mempertimbangkan aksesibilitas tapi hanya dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan yang disebabkan oleh perubahan land use Model ini tidak cocok digunakan untuk perencanaan jangka panjang karena dalam jangka panjang tidak dapat dijamin bahwa tidak ada perubahan aksesibilitas

b. Model AverageAsumsi dasar : Menggunakan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk setiap zona yang dapat dihasilkan dari peramalan tata guna lahan dan bangkitan lalu lintas Metode rata-rata menghasilkan sebaran perjalanan karena besarnya perbedaan tidak tersebar secara acak tetapi tergantung nilai tingkat pertumbuhan. Zona dengan nilai pertumbuhan yang lebih rendah dari tingkat pertumbuhan global akan menghasilkan nilai yang lebih besar dari perkiraan.Kelemahan model Average : Apabila semakin banyak pengulangan/iterasi yang digunakan untuk menganalisis sebaran perjalanan, maka nilai ketepatan menjadi berkurang.

c. Model FratarAsumsi dasar : Trip distribusi dari suatu zona pada masa mendatang proporsional dengan trip distribusi pada masa sekarang Trip distribusi tersebut dimodifikasi dengan growth factor dari zona ke mana pergerakan tersebut berakhir pengaruh lokasi zona diperhitungkanKelemahan model Fratar : Model ini jarang digunakan karena iterasinya rumit

d. Model DetroitAsumsi dasar : Prosesnya mirip dengan metode rata-rata dan Fratar Walaupun jumlah pergerakan dari zona i meningkat sesuai dengan tingkat pertumbuhan, pergerakan ini harus juga disebarkan ke zona lain

e. Model FurnessAsumsi dasar : Metode ini berdasarkan estimasi faktor pertumbuhan (growth factor) untuk produksi perjalanan dan tarikan perjalanan, yaitu dua buah faktor pertumbuhan untuk setiap zona. Metode ini selalu mempunyai satu solusi akhir dan terbukti efisien dibandingkan dengan metode analogi lainnya. Solusi akhir selalu sama, tidak bergantung dari perhitungan pengulangan dimulai dari baris atau kolom.Kelemahan model Furness : Relatif mahal untuk mendapatkan data eksisting Batas zona harus konstan, sehingga tidak ada zona baru pada masa mendatang Tidak dapat digunakan untuk daerah dengan tingkat pertumbuhan pesat Tidak memperhitungkan tingkat aksesibilitas Tidak memperhitungkan transport impedance (time distance, cost antar zona)

3