8
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. DIVISI I 1.1 Mobilisasi Cakupan pekerjaan mobilisasi dalam kontrak pekerjaan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Adapun ketentuan mobilisasi pada kontrak terdiri atas : 1. Kontraktor melaksanakan mobilisasi alat sesuai dengan keperluan / kebutuhan pelaksanaan dilapangan ( sesuai dengan isi kontrak kerja) 2. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp. 3. Mobilisasi Kepala Pelaksana ( General Superintendent, dan semua staf pelaksana dan pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan. 4. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor bersama – sama dengan direksi dan pengawas lapangan melakukan pengukuran dan pematokan dilapangan untuk titik – titik pekerjaan 5. Untuk menjaga keamanan selama berlangsungnya pelaksanaan dilapangan kontraktor wajib / harus membuat rambu – rambu tanda pengaman kerja. 2. DIVISI II . DRAINASE 2.1b. Galian Saluran Drainase ( Mekanik) Hasil Galian dibuang disekitar Lokasi o Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat ( mekanik) excapator. o Terlebih dahulu kontraktor menentukan titik – titik galian baik dimensi galian dan elevasi / kemiringan galian, dalam pelaksanaanya kontraktor harus mendapat persetujuan dari direksi Tehnik. o Selanjutnya kontraktor memulai pekerjaan galian dengan menggunakan Excapator, lalu galian dibuang disekitar lokasi dengan mendapat persetujuan dari direksi Tehnik. o Setelah itu hasil galian dirapikan olah sekelompok pekerja agar tidak menggangu pada pekerjaan lainnya 2.2 Saluran Pasangan Batu ( Manual)

Metode_Pelaksanaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode pelaksanaan pekerjaan

Citation preview

Page 1: Metode_Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. DIVISI I1.1 Mobilisasi

Cakupan pekerjaan mobilisasi dalam kontrak pekerjaan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Adapun ketentuan mobilisasi pada kontrak terdiri atas :1. Kontraktor melaksanakan mobilisasi alat sesuai dengan keperluan / kebutuhan

pelaksanaan dilapangan ( sesuai dengan isi kontrak kerja) 2. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp.3. Mobilisasi Kepala Pelaksana ( General Superintendent, dan semua staf

pelaksana dan pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan.4. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor bersama – sama dengan direksi dan

pengawas lapangan melakukan pengukuran dan pematokan dilapangan untuk titik – titik pekerjaan

5. Untuk menjaga keamanan selama berlangsungnya pelaksanaan dilapangan kontraktor wajib / harus membuat rambu – rambu tanda pengaman kerja.

2. DIVISI II . DRAINASE2.1b. Galian Saluran Drainase ( Mekanik) Hasil Galian dibuang disekitar

Lokasio Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat

( mekanik) excapator.o Terlebih dahulu kontraktor menentukan titik – titik galian baik dimensi

galian dan elevasi / kemiringan galian, dalam pelaksanaanya kontraktor harus mendapat persetujuan dari direksi Tehnik.

o Selanjutnya kontraktor memulai pekerjaan galian dengan menggunakan Excapator, lalu galian dibuang disekitar lokasi dengan mendapat persetujuan dari direksi Tehnik.

o Setelah itu hasil galian dirapikan olah sekelompok pekerja agar tidak menggangu pada pekerjaan lainnya

2.2 Saluran Pasangan Batu ( Manual)o Pada pekerjaan ini, galian saluran telah selesai, selanjutnya pekerjaan

memasang bowplank sesuai dengan bestek dan mendapat persetujuan dari direksi Tehnik.

o Bahan dan Material diterima dilapangan dan mendapat persetujuan dari direksi Tehnik.

o Selanjutnya perbandingan bahan dan metarial yaitu batu padas : Pasir : Semen harus sesuai dengan Spesifikasi Tehnik.

o Setelah bahan dan material yang digunakan siap dipakai maka sekelompok pekerja mencampur Semen, pasir, dan air sehingga menjadi

Page 2: Metode_Pelaksanaan

mortar, lalu batu disusun serapi mungkin dan diberi campuran mortar agar batu dapat saling mengikat

o Susunan pasangan batu harus sesuai dengan bestek, lalu setelah selesai pemasangan pekerja merapikannnya

2.2b Pekerjaan Plesteran ( Manual)o Campuran pasir dan semen untuk pekerjaan plesteran harus sesuai

dengan spesifikasi dan mendapat persetujuan dengan direksi Tehniko Bahan dan material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari

direksi dan bebas zat organik.o Selanjutnya sekelompok pekerja mencapur dan mengaduk bahan dan

material semen dan pasir dengan menggunakan alat bantu sehingga menjadi mortar.

o Setelah selesai adukan, dan sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran terlebih dahulu permukaan yang akan di plester harus rata , bersih serta dibasahi.

o Lalu setelah dibasahi baru permukaan diplester dengan rapi dan rata. 2.3 (3)a Pekerjaan Gorong – gorong Pipa Beton Bertulang Dia. 100 cm

o Pada pekerjaan ini gorong – gorong bertulangan didatangkan dari Supplier dan diterima dilapangan .

o Setelah itu lokasi untuk titik pemasangan gorong – gorong telah terlebih dahulu digali, selanjutnya dasar untuk gorong – gorong dipadatkan dengan alat pemadat tamper, lalu selanjutnya gorong – gorong diletakkan diatas pasir yang sudah dipasang.

o Selanjutnya gorong – gorong dipasangan / disusun dengan rapi dan setiap pertemuan gorong – gorong diberi campuran mortar yang telah diaduk.

o Setelah selesai barulah sekelompok pekerja menimbun kembali dan dipadatkan.

3. DIVISI III. PEKERJAAN TANAH3.1 (1) a. Galian Biasa ( Mekanik) Hasil Galian dibuang disekitar Lokasi

o Galian tanah dilakukan cara mekanik dengan menggunakan Excapator dan Bulldozer.

o Kontraktor terlebih dahulu menentukan titik galian tanah sesuai dengan bestek dan mendapat persetujun direksi Tehnik.

o Excapator melakukan galian tanah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja , lalu bulldozer menggusur tanah hasil galian kelokasi yang ditentukan dan mendapat persetujuan dari direksi Tehnik

o Setelah selesai selanjutnya pekerja merapikan hasil galian tanah tersebut

3.1 (5) a. Galian Struktur ( Manual) Kedalaman s/d 3 mo Pekerjaan ini dilakukan mengacu pada gambar kerja yang telah

disetujui oleh direksi pekerjaan

Page 3: Metode_Pelaksanaan

o Pekerjaan galian struktur dilakukan dengan cara manual dan dilaksanakan sesuai dengan dimensi dan kedalaman pada gambar kerja yang sudah disetujui oleh direksi pekerjaan.

o Setelah selesai hasil galian dirapikan oleh pekerja 3.2 (1) Timbunan Biasa ( Mekanik)

o Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan , pengahamparan dan pemadatan disepanjang lokasi pekerjaan timbunan dengan menggunakan timbunan biasa.

o Setelah dump truck membawa material ke lokasi pekerjaan, lalu dihampar, selanjutnya motor grader meratakan material timbunan yang sudah ditumpuk oleh dump truck dengan ketebalan dan kemiringan sesuai dengan gambar dan dilaksanakan per layer sesuai dengan spesifikasi.

o Kemudian Vibro Roller melakukan pemadatan untuk permukaan yang sudah diratakan oleh motor grader, sambil permukaan disiram dengan menggunakan alat water tangker untuk menjaga kelembaban material serta mencapai kepadatan optimal.

4. DIVISI V. PERKERASAN BERBUTIR5.1(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

o Material Agg. Kelas A dimuat ke dump truck yang telah dicampur oleh Wheel Loader

o Dump Truck mengangkut aggregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dan diratakan dengan motor grader

o Hamparan aggregat dibasahi dengan water tangker sesuai dengan spesifikasi

o Lalu Tandem roller dan Pneumatic Tire Roller memadatkannya, pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam 3% di bawah kadar air optimum, 1% diatas kadar air optimum

o Penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi

o Penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata

5.3 Penimbunan dan Pemadatan Sirtuo Material dimuat kedalam Dump truck, lalu dump truck mengangkut material

sirtu ke lokasi pekerjaano Sekelompok pekerja menghampar sirtu dengan menggunakan alat bantu o Sirtu dihampar dan dipadatkan perlayer sesuai dengan ketebalan pada

gambar kerja, dan sesuai dengan spesifikasio Setiap lapisan dipadatkan minimum 4 kali lintasan dengan mesin gilas

Page 4: Metode_Pelaksanaan

5. DIVISI VI. PERKERASAN ASPAL6.1(1) Lapis Resap Pengikat

o Bahan lapis resap pengikat adalah aspal Pen. 60/70 yang memenuhi AASHTO

o Aspal dengan minyak Flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair

o Permukaan yang akan dilapis terlebih dahulu dibersihkan dari debu dan kotoran dengan menggunakan Air Compressor

o Campuran Aspal Cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke Atas permukaan yang akan dilapis

6.3 (4) Asphalt Treated Based (A TB)o Wheel Loader memuat Agregat dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP, lalu

agregat dan asphalt dicampur dan dipanaskan dengan AMP.o Selanjutnya dari AMP dimuat langsung ke dump truck dan diangkut ke

lokasi pekerjaan.o Material Hotmix ( ATB) yang diangkut dump truck dituangkan ke dalam

asphalt finesher, kemudian asphalt finisher menhampar secara perlahan – lahan dengan tebal yang direncanakan.

o Selanjutnya Hotmix (ATB) dipadatkan dengan Tandem Roller (awal dan Akhir) dan Pneumatic Tire Roller

o Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu

6. DIVISI VII. STRUKTUR7.1 (6) Beton K-225

o Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran terlebih dahulu sekelompok pekerja membuat cetakan/bekisting. Bekisting harus dibuat sedemikian rapi dan rapat tanpa ada celah atau ruang keluarnya air semen. Sebelum melaksanakan pengecoran terlebih dahulu menentukan

o Material untuk pembuatan beton K-225, baik material, bahan harus sesuai dengan spesifikasi. Bahan material harus bersih dari kandungan sulfat yang zat ini dapat merusak baja tulangan, untuk perbandingan pembuatan beton K-225 harus sesuai dengan spesifikasi dan Job Mix Formula (JMF) , dimana perbandingannya adalah 1 semen : 2,25 Pasir : 6 Batupecah; serta untuk perbandingan Aggregat Kasar adalah berbanding 40 % Batu pecah 2-3 : 60 % Batu Pecah 1-2, dan untuk perbandingan air/semen harus sesuai spesifikasi yaitu : 0,5.

o Setelah semuanya sudah terpenuhi, sekelompok pekerja meletakkan cetakan pada posisinya dan harus kuat, setelah cetakan telah siap maka tulangan yang sudah dirakit diletakkan didalam cetakan, lalu disetel agar tidak goyang.

Page 5: Metode_Pelaksanaan

o Selanjutnya sekelompok pekerja melakukan pencampuran bahan/ material antara lain : semen, pasi , batupecah dan air kedalam alat pengaduk yaitu concrete mixer sampai bahan dan material tersebut tercampur rata.

o Berikutnya campuran tersebut dicor(dituang) kedalam cetakan(bekisting) yang sudah siap

o Setelah dituang barulah sekelompok pekerjaan merapikannya

7.3(2) Baja Tulangan Poloso Baja Tulangan polos didatangkan ke lokasi pekerjaan atau ke base camp

dan diameter tulangan yang didatangkan sesuai dengan gambar kerja yang sudah disetujui.

o Selanjutnya tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja dan setiap persilangan diikat dengan kawat beton

o Setelah selesai baja tulangan dipasangkan/dirakit dan disusun sesuai dengan gambar kerja

7.6(1) Kayu Cerocok, Penyediaan dan Pemancangano Bahan kayu cerocok didatangkan dan diterima dilokasi pekerjaan.o Sekelompok Pekerja menempatkan kayu cerocok dilokasi pemancangan ,

lalu pemacangan dilakukan dengan cara memukul kayu agar masuk hingga kedalaman yang sesuai dengan gambar kerja

7.6(6) Penyediaan Tiang Pancang Kayu Tanpa Pengawetan Ukuran Ø 25 cmo Pada pekerjaan ini kayu dibeli dari sumber bahan dan dimuat kedalam

dump trucko Selanjutnya Dump Truck mengangkut tiang pancang ke lokasi pekerjaan

7.6(11) Pemancangan Tiang Pancang Kayu Ukuran Ø 25 cm

o Material tiang pancang yang telah disiapkan dilapangan dan dekat lokasi pemancangan.

o Selanjutnya pekerja menempatkan tiang dilokasi pemancangan dan memukul kayu masuk hingga kedalaman sesuai dengan gambar

7.9. Pasangan Batu Padas ( Manual)o Pelaksanaan Pekerjaan pasangan batu diusahakan dilokasi kering, apa

bila terdapat air yang tidak dialirkan harus digunakan pompa air. Pasangan Batu dilaksanakan sesuai dengan gambar dengan persetujuan direksi.

o Batu harus bersih, keras , tanpa ada bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis awet.Batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari setengah kali tebalnya

o Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya,

Page 6: Metode_Pelaksanaan

7.10 (3)Bronjong ( Gabions)o Keranjang bronjong direntangkan dan dibentuk sesuai dengan konstruksi

pada gambar rencana.o Batu disusun satu demi satu sehingga rongga sedikit mungkino Setelah disusun anyaman bronjong ditutup dan diikat hingga kuat

7.17 b Scafolding Untuk Plat Betono Sekelompok pekerja menempatkan kayu dilokasi pemasangan , kayu acuan

dipasang tegak lurus untuk menahan bekisting.o Ujung bawah kayu acuan dipancang ke dalam tanah, lalu atas ujung diberi

sambungan satu sama lain menggunakan kayu sembarang dan dihubungkan ke bekisting beton.

o Tiang – tiang penyangga diberi perkuatan dengan menghubungkan satu sama lain menggunakan kayu sembarang

7. DIVISI VIII. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR8.3(1) Stabilisasi Lereng dan Gempalan Rumput

o Material diterima di lokasi pekerjaan, lalu gempalan rumput dipasang diatas permukaan tanah yang siap ditanam.

8.3(3) Penanaman Pohono Tanaman pohon dibeli dari sumber, dan didatangkan ke lokasi pekerjaan.o Lubang tanaman disiapkan dengan ukuran sesuai dengan gambar, lalu

setelah selesai tanaman pohon dimasukkan ke lobang yang sudah disiapkan

Tarutung , 15 September 2012Dibuat Oleh :CV. AEK JORDAN

MANAOR L.P. PAKPAHAN,ST Tenaga Ahli

Disetujui Oleh : CV. AEK JORDAN

NORAIDA PANGGABEAN

Direktris