14
Mikrobiologi Dasar 2013 60 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Jamur atau cendawan adalah organisme yang mampu mengubah makhluk hidup dan benda mati menjadi sesuatu yang menguntungkan atau merugikan. Jamur memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia atua hewan. Organisme ini dapat menghasilkan berbagai jenis toksin yang di sebut mitoksin, tergantun jenis jamur. Jadi jamur juga dapat menyebabkan alergi dan infeksi, juga menyebakan tingkat dekomposisi makanan (Handjani et al ., 200!. "enampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. #ita telah melihat pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju. "ertumbuhan berwarna putih seperti bulu pada roti dan selai basi, ja lapangan dan hutan. #esemua ini merupakan tubuh berbagai cendawan. Jadi cendawan mempunyai berbagai macam penampilan, tergantung pada speciesnya. $ungi%cendawan adalah organisme heterotrofik&mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. 'ila mereka hidup, dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. aprofit menghancurkan sisa&sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi )at&)at kimia yang lebihsederhana,yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya ("elc)ar dan *han, 200+!. enurut kurniawati (20-0!, berdasarkan karakteristik nya, klasifikasi jam dapat di bedakan menjadi kelas utama dalam dua di/isi, yaitu 1. 1i/isi Myxomychopyta. 2. 1i/isi Eumychopytha a. #elas phycomycetes , golongan jamur tingkat rendah. b. #elas ascomycetes, golongan jamur tingkat tinggi. c. #elas basidiomycetes, termasuk jamur tingkat tinggi. d. #elas deuteromycetes, termasuk golongan fungi imperfecti, yakni golongan jamur (cendawan! yang memiliki fase pembiakan seksual yang belum diketahui dengan jelas. Jamur merupakan organisme yang mempunyai tanaman tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur berkembangbiak dengan spora. Jamur merupakan tumbuhan yang berinti. Jamur menyerupai jaringan, tidak berklorofil. 'erbentuk uniselular ada yang berbentuk filamen%serat disebut hifa. 1.2 Maksud dan Tujuan aksud dari praktikum ikrobiologi 1asar mengenai materi dentifi Jamur adalah agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi jamur dengan media "13. Identifkasi Jamur

Mikrobiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mikrobiologi, Fungi, Jamur

Citation preview

Mikrobiologi Dasar 2013

Mikrobiologi Dasar 201366

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Jamur atau cendawan adalah organisme yang mampu mengubah makhluk hidup dan benda mati menjadi sesuatu yang menguntungkan atau merugikan. Jamur memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia atua hewan. Organisme ini dapat menghasilkan berbagai jenis toksin yang di sebut mitoksin, tergantung jenis jamur. Jadi jamur juga dapat menyebabkan alergi dan infeksi, juga menyebakan tingkat dekomposisi makanan (Handjani et al., 2006).

Penampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. Kita telah melihat pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju. Pertumbuhan berwarna putih seperti bulu pada roti dan selai basi, jamur di lapangan dan hutan. Kesemua ini merupakan tubuh berbagai cendawan. Jadi cendawan mempunyai berbagai macam penampilan, tergantung pada speciesnya. Fungi/cendawan adalah organisme heterotrofik-mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup, dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya (Pelczar dan Chan, 2008).

Menurut kurniawati (2010), berdasarkan karakteristik nya, klasifikasi jamur dapat di bedakan menjadi 3 kelas utama dalam dua divisi, yaitu :

1. Divisi Myxomychopyta.2. Divisi Eumychopythaa. Kelas phycomycetes, golongan jamur tingkat rendah.

b. Kelas ascomycetes, golongan jamur tingkat tinggi.

c. Kelas basidiomycetes, termasuk jamur tingkat tinggi.

d. Kelas deuteromycetes, termasuk golongan fungi imperfecti, yakni golongan jamur (cendawan) yang memiliki fase pembiakan seksual yang belum diketahui dengan jelas.Jamur merupakan organisme yang mempunyai tanaman tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur berkembangbiak dengan spora. Jamur merupakan tumbuhan yang berinti. Jamur menyerupai jaringan, tidak berklorofil. Berbentuk uniselular ada yang berbentuk filamen/serat disebut hifa.1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai materi Identifikasi Jamur adalah agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi jamur dengan media PDA.

1.3 Waktu dan TempatPraktikum Mikrobiologi Dasar materi Identifikasi jamur dilaksanakan pada hari jumat. Tanggal 28 Maret 2012, pada pukul 15.30 20.00 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya, Malang

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian jamur

Jamur atau cendawan adalah organisme yang mampu mengubah makhluk hidup dan benda mati menjadi sesuatu yang menguntungkan atau merugikan. Jamur memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia atau hewan. Organisme yang dapat mengahsilkan berbagai yang disebut sebagai mikotoksin, tergantung jenis jamur. Jamur dapat menyebabkan alergidan infeksi juga menyebabkan tingkat dekomposisi bahan makanan (Handjani et al., 2006).

Sebagian besar eukariotik ini tumbuh sebagai filamen tubuhan yang di sebut sbagai hifa. Jalinan massa hifa di sebut misellium. Hifa adalah senositik, artinya tidak tergolong menjadi sel-sel tersendiri. Fungi tidak mempunyai klorofil dan karena itu heterofikn (kimball,1992).

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang tersedianya nutrien, air, ph, oksigen, potensial reduksi, ada nya zat-zat penghambat dan adanya jasad renik lain (Waluyo, 1995).

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikan dari zat-zat kimia yang lebih sederhana yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya (Pelczar dan Chan, 2008).2.2 Morfologi Jamur

Jamur benang atau biasa di sebut jamur merupakan organisme anggota kingdom fungi. Pertumbuhan jamur di permukaan bahan makanan mudah di kenali karena sering kali membentuk koloni berserabut seperti kapas. Tubuh jamur berupa benang yang disebut hifa, sekumpulan hifa di sebut misellium. Miesllium dapat mengandung pigmen dengan warna-warna merah, ungu, kuning, coklat, abu-abu, dan sebagainya. Jamur benang pada umum nya bersifat aerob obligat, pH pertumbuhan berkisar 2-9 , suhu pertumbuhan berkisar 10-35oc, water activity 0,85 atau di bawah nya ( Handjani et al., 2006).

Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khusus berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut dengan hifa. Kumpulan hifa akan membentuk miselium. Fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) mempunyai spora, (2) memproduksi spora, (3) tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis, (4) dapat berkembangbiak seksual dan aseksual, (5) tubuh filamen dan dinding sel mengandung kitin, glukosa dan manan (Waluyo, 2011).

Tubuh jamur dapat berupa sel-sel yang lepas satu sama lain dapat berupa beberapa sel yang bergandengan, dapat berupa benang. Satu helai benang disebut hifa. Hifa dapat tumbuh dengan bercabang-cabang sehingga merupakan jaring-jaring disebut miselium. Hifa menegak berisi spora. Dinging sel terdiri dari selulosa dan juga kitin (Dwidjoseputro, 1978).

2.3 Macam Macam Klasifikasi Jamur

Ada beberapa klasifikasi jamur yaitu derosiny center (jamur lendir seluler), Myxomycetes (Jamur Lendir Sejati), Phycomycetes (Jamur tingkat rendah) dan Eumycetes (Jamur Tingkat Tinggi), Eumycetes terdiri dari 3 basis yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Fungi Imperfecti) (Sumiarsih, 2003).

Menurut Kurniawati (2010), berdasarkan karakteristiknya , klasifikasi jamur dapat dibedakan menjadi tiga kelas utama yaitu :

1. Divisi Myxomychopyta.2. Divisi Eumychopyta.

1. Kelas Phycomycetes. Golongan jamur tingkat rendah.

2. Kelas Ascomycetes. Golongangan jamur tingkat tinggi.

3. Kelas Basidiomycetes. Termasuk jamur tingkat tinggi.

4. Kelas Deuteromycetes. Teremasuk golongan fungi imperfechi, yakni golongan jamur (cendawan) yang memiliki fase pembiakan seksual yang belum di ketahui dengan jelas

Kira kira 30.000 spesies fungi yang telah diidentifikasi secara tradisional, mereka dibagi menjadi empat kelompok taksonomi, terutama berdasarkan macam. Spora yang di hasilkan , kelompok itu ialah Phcomycetes , ascomycetes, basidiomycetes, dan fungi imperfecti (Kimball, 1992).2.4 Macam-Macam Metode Penanaman Jamur beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Metode heinriclis dengan memakai object glass, tisuue basah yang di masukan dalam cawan dan di sterilkan. Lalu meneteskan suspensi spora jamur dalam media cair pada media cover glass yang tidak di beri lilin. Inkubasi pada suhu makar selama 3x24 jam.

Metode slide culture (microculture). Teknik ini bertujuan untuk mengamati sel kapang dengan menumbuhkan spora pada object glass yang di tetesi media dengan preparat ulas seperti yang telah diuraikan di depan. Namun sering kali misellium atau susunan spora menjadi pecah atau terputus sebagian penampakan di mikroskop dapat membingungkan. Dengan teknik ini, spora dan misellium tumbuh langsung pada slide sehingga dapat mengatasi masalah tersebut.

Metode riddel, setelah penyeterilan saboruad dextrose agar steril di potong bentuk kubus dan diletakan di objek glass dan diinkubasi selama 3X24 jam taruh di preparat dan di amati (UNSOED, 2008).

Terdapat dua metode untuk memperoleh biakan murni yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua teknik ini berdasarkan pada pengenceran organisme sehingga dapat dipisahkan hanya species tertentu berada sebagai sel tunggal. Dengan demikian dapat diperoleh ciri-ciri kultural, fisiologi maupun serologis (Karliana, 2009)Menurut Buckle (1985), Metode perhitungan sel sel hidup dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Prosedure penumbuhan dalam agar

2. Prosedure penyaringan dengan membran

3. Teknik mpn (most probable number)

Macam macam metode perhitungan koloni menurut Schelgel (1994), adalah :

1. Metode langsung : metode dimana massa agar di tentukan setelah sel selnya diendapkan dengan sentrifus

2. Metode tidak langsung ; metode yang di dasari penentuan intensif kekeruhan suspensial dan dapat di gunakan untuk menetapkan massa.

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Alat alat yang di gunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar materi Identifikasi Jamur adalah:

Jarum Loop : untuk menginokulasi media padat ke cair atau

sebalik nya.

Cover glass

: untuk menutup benda yang di amati pada objek

glass.

Objek glass cekung : sebagai tempat diletakan objek yang diamati.

Mikroskop

: mengamati mikroorganisme yang tidak terlihat dan

pergerakan halus yang tidak di lihat oleh mata

telanjang

Bunsen

: untuk pengkondisian aseptis.

Cawan petri

: sebagai tempat jamur ditanam (penanaman

jamur)

Nampan

: sebagai tempat alat dan bahan.

Tabung reaksi

: sebagai tempat/wadan Nafis.

Rak tabung reaksi: tempat meletakan tabung reaksi yang berisi Nafis

Pipet tetes

: mengambil larutan Nafis dalam skala kecil.

3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar Materi identifikasi jamur adalah : Na Fis

: sebagai media pembiakan bakteri dan jamur.

Koran

: untuk membungkus cawan petri.

Tali

: untuk mengikat cawan petri yang telah dibungkus

dengan Koran

Alkohol 70%

: untuk pengokondisian aseptis pada tangan.

Spirtus

: sebagai bahan bakar bunsen.

Aquadest

: sebagai pelarut.

Air

: untuk membersihkan alat dan bahan.

Tissue

: mengerinkan cover glass dan objek glass setelah

dicuci

3.3 Cara Kerja

Gambar 11. Skema Kerja Identifikasi Jamur

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur

Pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi Identifikasi Jamur, langkah pertama yang di lakukan adalah disiapkan alat dan bahan. Alat-alat nya antara lain jarum loop untuk menginokulasi sampel dari media padat ke cair atau sebalik nya, cover glass untuk menutup objek di objek glass, objek glaas cekung untuk tempat diletakan objek, mikroskop untuk mengamati mikroorganisme dan pergerakan halus yang tidak terlihat oleh mata telanjang, bunsen untuk pengkondisian aseptis, cawan petri tempat melakukan penanaman jamur, sprayer tempat alkohol. Sedangkan bahan-bahan yang di gunakan ialah Nafis sebagai media pembiakan bakteri jamur, Koran untuk membungkus cawan petri, Tali untuk mengikat cawan petri yang telah di bungkus koran, Alkohol 70% Sebagai pengkondisian aseptis dan mensterilkan tangan saat melakukan pembiakan jamur, Aquadest sebaagai pelarut.

Langkah selanjut nya adalah di ambil cawan petri yang berisi jamur dalam PDA dari dalam incase. Kemudian di panaskan jarum loop di atas bunsen untuk pengkondisian aseptis lalu di dinginkan dengan menggoreskan jarum loop di media yang tidak ada jamur nya. Setelah itu di ambil jamur yang ber hifa, proses ini di lakukan di dekat bunsen untuk pengkondisian aseptis. Jamur di goreskan pada cover glass, lalu di tetesi NaFis karena NaFis merupakan larutan isotonik. Setelah itu cover glass ditutup dengan objek glass cekung dan di ballik agar hifa tidak rusak sehingga dapat diamati. Lalu diamati preparat dibawah mikroskop dan di gambar hasilnya

Untuk pengamatan mikroskopis, sebelumnya dibuat preparat dengan meletakkkan koloni jamur diatas gelas objek, ditetesi dengan aquades dan laktofenol untuk pemotretan. Ditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop, terutama terhadap struktur reproduksinya ( Handjani et.al, 2006 )4.2 Analisa Hasil

Dari hasil praktikum mikrobiologi dasar materi Identifikasi Jamur , di peroleh hasil visual jamur yang di amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40X. Di bawah ini di dapat gambar visual jamur pengenceran 10-3 A dan pengenceran 10-3B.

Gambar 12. Hasil Pengamatan Jamur pengenceran 10-3A

Gambar 13. Hasil Pengamatan Jamur pengenceran 10-3B

Menurut Alexopoulus (1962) dalam Dwidjoseputro (2005), Thallophyta yang tidak berklorofil dibagi atas:

1. Phylum Schizomychopyta (bakteri)

2. Phylum Myxomychopyta (Jamur ledir)

3. Phlum Eumychopyta (mur benang)

Phylum Eumychopyta dibagi atas empat kelas, yaitu :

1. Kelas Phycomycetes2. Kelas Ascomycetes

3. Kelas deuteromycetes4. Kelas Basidiomycetes.Menurut Suriawiria (1993) jamur ada yang menguntungkan dan merugikan.

Jamur yang menguntungkan :

Rhizopus oryzae ( jamur tape )

Rhizopus oligosporus ( jamur tempe )

Aspergillus wentii ( jamur kecap )

Jamur yang merugikan :

Mucor parasiticus ( penyebab penyakit kulit )

Aspergillus fumigatus ( penyebab penyakit TBC semu )

Entomophthora muscae ( penyebab penyakit pada serangga )

Setelah melakukan pratikum MIKROBIOLOGI DASAR materi IDENTIFIKASI JAMUR diperoleh hasil sebagai berikut :

Jamur merupakan mikroorganisme eukariyotik, multiseluler, memiliki hifa dan miselium, serta tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi Hifa adalah benang benang tunggal yang terdapat pada tubuh jamur. Miselium adalah kumpulan hifa. Tumbuhan jamur tidak memiliki diferensiasi sehinnga disebut thallophytaDalam pratikum ini kita melakukan pengamatan pada jamur media dan sampel yang digunakan adalah PDA dan ikan asin yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya. Jamur yang sudah tumbuh dipindahkan ke objek glass cekung agar hifa jamur yang dipindahkan ke objek glass bisa diamati dengan penuh dan tidak tertindih ketika menggunakan objek glass cekung. Setelah itu mengamati hasilnya dibawah mikroskop.

Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium atau kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu hnaya golongan ragi (Saccaromycetes) itu tubuhnya beberapa sel-sel tunggal, ciri kedua ialah jamur tidak mempunyai klorofil sehingga terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Dwidjosaputro, 2005)5. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tentang Identifikasi Jamur adalah sebagai berikut:

Jamur atau sendawan adalah organisme yang mampu mengubah makhluk hidup dan benda mati menjadi sesuatu yang menguntungkan atau merugikan.

Benang jamur atau biasa biasa disebut jamur merupakan orgnisme m = anggota kingdom fungi.

Berdasarkan karakteristik nya, klasifikasi jamur dapat dibedakan menjadi 3 utama kelas dalam dua divisi, yaitu dIvisi Myxomychophyta dan divisi Eumychophyta, serta dvisi Schizomychophyta.

Divisi eumycophyta dibagi menjadu 4 kelas yaitu kelas phycomycetes, ascomycetes, basidiomycetes dan euteromycetes.

Tumbuhan jamur di sebut tumbuhan tallus karena belum terdapat diferensiasi fungi dari organ organnya dan belum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Jamur memiliki beberapa ciri ciri yaitu :a. Merupakan tumbuhan multiselulerb. Merupakan tumbuhan tallusc. Memiliki hifa dan apabila satu kumpuln disebut misellium.d. Jamur tidak memiki klorofil.e. Jamur merupakan tumbuhan heterotrof.4.2 Saran

Sebaik nya dibenahi lagi sistem praktikum nya, dari segi waktu praktikum asisten agar dibagi secara merata untuk asisten meja nya. Karena ada beberapa kelompok yang tidak mendapat asisten meja. Dan perlu ditingkatkan lagi hubungan asisten dan praktikan agar lebih kompak.

DAFTAR PUSTAKA

Buckle,KH,KH, Edward, Gh Pleat, dan M.Muchtar . 1985. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press : Jakarta

Dwidjoseputro, D.1978. Pengantar Mikologi. Bandung: Penerbit Alumni.Dwidjosaputro. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:Djambatan

Handayani,Sugyo. 2006. Mikrobiologi. Rajawali Press : Jakarta.

Karliana, Tseu. 2009. Identifikasi Mikroba Air Laut di Ujung Grenggengan Semenanjung Muria. Sigma Epsilon ISSN vol 13 No 2.

Kimball,J. 1992. Biologi Edisi Keempat. Erlangga : Jakarta.

Kurniawati. 2010. Mikrobiolohi Umum. Erlangga : Jakarta.

Pelczar. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi III . Press:Jakarta

Pelczar, dan Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobilogi I. UI Press : Jakarta.

Schelgel. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada : Yogyakarta.

Sumiarsih. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UVN Veteran : Yogyakarta

Suriawiria, unus.1993. MIkrobiologi Air. Bandung: Penerbit Alumni

Unsoed. 2008. http:// kambing.ui.ac.id. Diakses tanggal 26 september 2011.pukul17.45 WIB.

Waluyo,iud. 1995. Mikrobiologi Umum. Kansius : Jakarta.

Waluyo, Lud. 2011. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhaammadiah Malang.

Identifikasi Jamur