Upload
rul-teknokrat
View
235
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
MINERAL DAN BATUAN BEKU
Disusun olehKelompok III(Tiga):
ABDUL BAHRUL
NPM : 11301010011
DWITIYA SAPUTRA
NPM : 11301010021
RAMAL
NPM : 11301010025
WIYANDRIN
NPM : 11301010056
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BORNEO
TARAKAN
2012
Kata pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atasrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan yang berjudul “ mineral dan batuan beku ” yang merupakan salah tugas dari
dosen mata kuliah Rekayasa Geologi.
Penulis menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian laporan ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
sebagai penyempurnaan laporan ini, sehingga dikemudian hari laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua mahasiswa/i di Universitas Borneo.
Seiring dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Bapak Dosen yang memberikan Mata kuliah ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan kesehatan serta rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Tarakan, 18April2012
Kelompok 3
MINERAL DAN BATUAN BEKU
I. MINERAL
A. pengertian Mineral
Mineraladalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineraltermasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral.Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawa
anorganik biasanya tidak termasuk).Ilmuyang mempelajari mineral disebut
mineralogi.
B. Klasifikasi Mineral
Klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah yang mendasarkan pada
kemiripan komposisi kimia dan komposisi kristalnya. Mineral dibagi menjadi 8
( delapan ) golongan, yaitu:
a. Unsur ( native element ), yang dicirikan oleh hanya memiliki satu
unsur kimia, sifat dalam umumnya mudah ditempa dan/atau dapat
dipintal.
b. Mineral sulfida/sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau
semi logam dengan belerang.
c. Haloid dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang
eloktro negative.
d. Nitrat,karbonat, dan borak merupakan kombinasi antara logam – semi
logam dengan anion komplek.
e. Sulfat,keromat,molibdat, dan tungsta dicirikan dengan kombinasi
logam dengan anion sulfat,keromat,milibdat,dan tungsta.
f. Fosfat,arsenat, dan vanadate.
g. Silikad merupakan mineral jumlahnya meliputi 25% dari keseluruhan
mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai.
h. Oksida dan hidroksida merupakan kombinasi antara oksigen atau
hidroksil – air dengan satu atau lebih macam logam.
C. Jenis-jenis Mineral
1. Silikat : hanya 6 dari kira-kira 2500 mineral yang melimpah, mineral-mineral
utama pembentuk batuan ini atau kelompok-kelompok mineral membentuk
95% kerak bumi.
a. Feldspar : merupakan kelompok mineral kristal keras yang terdiri dari
silikat alumunium, kalium, natrium, kalsium dan barium. Feldspar
dikelompokkan dalammineral
yan
geratkaitannyadalambentukkristal,dansemuasilikataluminabaikpotas,so
da,kapur,ataubaryta.Feldsparbiasaterjadidalamkristaldanmassakristal,
dikilau
vitreous,danlebihmuda
hhancurdalamduaarahtegaklurussatusamalain,atauhampirjadi.Biasanya
memiliki
warnaputihatauhampirputih,dagingmerah,kebiruan,ataukehijauan.
b. Quart
z:kacayangtidakberwarnayangterbuatdarisilikahampirmurni.mineralme
ngkilapkerasyangterdiridarisilikondioksidadalambentukkristal;terdapat
dalambatuansebagianbesarberadadibatupasir dangranit.Bentuksilika,at
ausilikondioksida(SiO2),terjadipadakristalheksagonal,yangumumnyati
dakberwarnadantransparan,tapikadangkadangjugakuning,coklat,ungu,
hijau,danwarnalain,jugadalambentukcryptocrystallinebesaryangbervari
asidalamwarnadanderajattransparansi,yangterkadangburam.
c. Amphiboleandpyroxen
e:Amphibolemerupakansebuahmineralumumyangmencakupbanyakvar
ietasyangbervariasidalamwarnadankomposisi.Initerjadipadakristalmon
oklinik,umumnyadenganberseratataustrukturkolumnar.Warnabervarias
idariputihmenjadiabu - abu,hijau,coklat,dan hitam.Iniadalah silikat
magnesium dan kalsium, biasanya dengan aluminium dan besi.
Beberapavariasiumumadalah tremolite, aktinolit, asbestus,
edenite,hornblende. Amphibolemerupakankonstituen dari batu
kristalbanyak, syenite,diorite,sebagian besar varietas
trachyte,dll.Sedangkanpyroxenemerupakansalahsatu dari sekelompok
umum mineral
silikatkristaldalambatuanbekudanmetamorf.Pyroxenemerupakansebua
hmineralumumyang terjadidalamkristalmonoklinik, dengan sudut
prismatik hampir 90°,danjugadalam bentuk besaryang sering
dilaminasi. Inibervariasi dalam warna dariputihmenjadi gelap
banyakvariasi hijau dan hitam, dantermasuk berbeda dalamwarna dan
komposisi, sebagai diopside,malacolite,salite, coccolite, augit,dll.
Itusemua adalah silikatkapurdanmagnesiumter kadang dengan
aluminadan besi. Piroksen adalahunsur resensial dari banyak batu,
batuanbeku terutama dasar, basal, gabro, dll.
d. Mica : merupakan salah satu dari berbagai mineral yang terdiri dari
silikat hidrat dari aluminium atau kalium yang mengkristal dalam
bentuk yang memungkinkan pembelahan sempurna kedalam daun
yang sangat tipis yang digunakan sebagai dielektrik karena resistensi
mereka terhadap listrik.
e. Olivine : merupakan mineral yang terdiri dari magnesium silikat besi;
sumber magnesium.
2. Nonsilikat : didefinisikan bagi beberapa zat kimia atau sifat semua anggota
kelompok mineral, dengan komponen berupa ion-ion negatif atau kelompok
atom.
a. Carbonates : merupakan garam atau ester dari asam karbonat
(berisanion CO3).
b. Halides : merupakan garam dari setiap asam halogen
c. Sulfides : merupakan senyawa sulfur dan beberapa unsur lain yang
lebih elektropositif
d. Oxides : merupakan Senyawa biner oksigen dengan atom atau radikal,
atau senyawa yang dianggap sebagai biner, seperti, besioksida,
etiloksida, nitrogen oksida, dll.
e. Hydroxides : merupakan sebuah zat hidrat yang mengandung hidrogen
dan oksigen, dibuat dengan menggabungkan air dengan oksida,
dan menghasilkan air dengan eliminasi. Hidroksida ini dianggap
sebagai senyawahidroksil, yang menyatu dengan elemen dasar
atau radikal, seperti, kalsium hidroksida hidroksida etil.
f. Sulfates : garam atau ester asam sulfat
g. Native elements :merupakan mineral yang dicirikan dengan hanya
memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini
tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada
umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika
ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik
akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula
jika dilepaskan.
D. Sifat Mineral
1. Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris dan
atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-
kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat
terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium. Kristal artinya
mempunyai bentuk yang agak setangkup (symetris) dan yang pada banyak
sisinya terbatas oleh bidang datar, sehingga memberi bangin yang tersendiri
sifatnya kepada mineral yang bersangkutan. Benda padat yang terdiri dari
atom-atom yang tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur kristalen. Dalam
suasana yang baik benda kristalen dapat mempunyai batas bidang rata-rata &
benda itu dinamakan kristal (HABLUR) & bidang rata itu disebut muka
krsital.Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal,
yaitu:
1) REGULER, Kubus atau ISOMETRIK ketiga poros sama panjang dan
berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam
batu)
2) TETRAGONAL (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu
sama lain, dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda
(contoh chalkopirit, rutil, zircon).
3) HEKSAGONAL (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat
poros, tiga poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang,
bersilangdengan sudut 120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat
tegak lurus atas bidang itu dan panjangnya berbeda (contoh apalit,
beryl, korundum).
4) ORTOROMBIS (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du
poros berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring
bidang kedua poros tadi (berit, belerang, topaz)
5) MONOKLIN (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua
dari porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas
kedua poros tadi (gips, muskovit, augit)
6) TRIKLIN (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan
berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)
Bentuk kristal dibagi dalam 6 tata hablur yang didasarkan:
perbandingan panjang poros – poros hablur
besarnya sudut persilangan poros – poros hablur.
2. Belahan adalah kecenderungan batu permata untuk membelah kearah tertentu
menyusur permukaan bidang rata, lebih spesifik lagi ia menunjukkan kearah
mana ikatan-ikatan di antara atom relative lemah dan biasanya reta-retak
menunjukan arah belah. Belahan ialah sifat untuk menjadi belah menurut
bidang yang agak sama licinnya.
1) belahan baik sekali
2) baik
3) sedang
4) buruk
5) tidak ada belahan sama sekali.
3. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala
arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:
1) Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di
permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan
botol. Contoh Kuarsa.
2) Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya
asbestos, augit, hipersten
3) Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
4) Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang
pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
5) Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak
teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan
perak.
4. Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi
kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih
susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada
beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
1) Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O),Gypsum (CaSO4.H2O), Mil
ky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
2) Kuning : Belerang (S)
3) Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
4) Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2)
5) Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
6) Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
7) Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
8) Abu-abu : Galena (PbS)
9) Hitam: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit.
5. Kilap merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap
atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:
1) Gelena
2) Pirit
3) Magnetit
4) Kalkopirit
5) Grafit
6) Hematit.
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
1) Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
2) Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
3) Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada
asbes, alkanolit, dan gips.
4) Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya
pada spharelit.
5) Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
pada serpentin,opal dan nepelin.
6) Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun
kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan
yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
6. Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi
suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai
sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang
lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs
mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala
10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
Skala
Kekerasan
Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
Alat Penguji Derajat
Kekerasan
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat
Tembaga
3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7
7. Gores adalah kristal / mineral yang mempunyai kekerasan < 7 jika digosokkan
pada lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan ditempat
penggosokan tsb suatu garis yang karakteristik dan seringkali berwarna lain
dari mineral itu sendiri.
a. Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.
b. Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam – logaman atau memberigaris
merah darah
c. Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi
memberi garis putih).
8. Daya Tahan Pukulan adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk
mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris.
Yang termasuk sifat ini adalah
1) Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh
kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
2) Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis,
seperti emas, tembaga.
3) Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh,
contoh gypsum.
4) Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa
patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula.
Contoh mineral talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh:
muskovit.
9. Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian
mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram.
Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
10. Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti
magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan
pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral
kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti
mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya
sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.
II. BATUAN BEKU
A. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700
tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi. Menurut para ahli seperti Turner dan
Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan
sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah,
bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma
tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,
chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk
mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.Pada saat magma mengalami
penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral
akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran.Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma),
oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction
Series.
B. Tekstur Batuan Beku
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-
mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa
gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting,
yaitu:
A. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma.
Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya
kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan
halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka
kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
1. Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh
kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik,
yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
2. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas
dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
3. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa
gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),
dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
B. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
1. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal
jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari
30mm.
2. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan
tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam
analisis mikroskopis dapat dibedakan:
Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa
diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar
0,1 – 0,01 mm.
Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu
kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran
butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
C. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan.
a. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
1. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari
bidang kristal.
2. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak
terlihat lagi.
3. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang
kristal asli.
b. Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal,
yaitu:
1. Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya
sama panjang.
2. Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari
satu dimensi yang lain.
3. Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang
dari dua dimensi yang lain.
4. Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
D. Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai
hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu
batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya
yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan
keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang
euhedral.
2. Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang
subhedral.
3. Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang
anhedral.
Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai
pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar
disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik
yang bisa berupa mineral atau gelas.
C. Struktur Batuan Beku
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan
lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian
besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
1. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan
vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
2. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar
yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan
struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment
sample), yaitu:
o Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak
gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak
menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh
batuan beku.
o Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan
oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-
lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
o Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi
lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
o Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi
oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau
karbonat.
o Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang
mengintrusi.
o Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan
struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar
(joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya:
columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).
D. Jenis – jenis Batuan Beku
Batuan beku asam (acid or silisic igneous rocks) : granit, riolit
Batuan beku menengah (intermediate igneous rocks) : tonalit, monzonit,
diorit, trakhit, andesit, dasit
Batuan beku basa (mafic igneous rocks) : gabbro, basalt, diabas
Batuan beku ultrabasa (ultramafic igneous rocks) : piroksenit, hornblendit,
peridotit
1. Basalt
Batuanbasaltberwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit
akan kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran
butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral - mineral
tidak terlihat. Ditemukan disukadana,Lampung.
2. Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan
komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya
ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah
perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau
daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti
Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan
megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas
dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya:
sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca
dll. Ditemukan di gunungMasigit,JABAR.
3. Obsidian
Obsidian adalah mineral -seperti, tet api tidak mineral benar
karena sebagai kaca tidak kristal , selain komposisinya terlalu
rumit untuk terdiri dari mineral tunggal. Kadang-kadang
diklasifikasikan sebagai mineraloid . Meskipun obsidian
berwarna gelap mirip dengan mafik batuan seperti basal ,'s
komposisi obsidian sangat felsic . Obsidian terutama terdiri
dari SiO 2 ( dioksida silikon ), biasanya 70% atau lebih. batu
Kristal dengan itu komposisi obsidian termasuk granit dan
riolit . Karena obsidian adalah metastabil di permukaan bumi
(lebih dari waktu kaca mineral kristal menjadi berbutir-halus),
tidak ada obsidian telah ditemukan yang lebih tua dari Kapur
usia. Ini rincian obsidian dipercepat dengan adanya air.
Obsidian memiliki kadar air rendah jika segar, kurang dari 1%
air biasanya menurut beratnya,tetapi menjadi semakin
terhidrasi saat berhubungan dengan air tanah, membentuk
perlite . Ditemukan di nagggrek, Bandung.
4. Dasit
Merupakan intrusi batuan beku yang menerobos andesit. Hasil
pelapukan berupa lanau lempingan, berwarna coklat
kehitaman, palstisitas sedang, lunak..ditemukan di
karangsambung, kebumen.
5. Diorit
Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku
(instruksi) yang membentuk morfologi pembuktian berelief
kasar dengan elevasi dari beberapa ratus meter hingga
mencapai lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpal).
Batuan ini umumnya mempunyai warna yang bervariasi, yaitu
coklat, coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan
bercak-bercak hitam, hitam kecoklatan atau abu kehitaman,
bersifat pejal (massif) dan kompak dengan tekstur porfiro
granitik dengan nilai kuat tekan berkisar antara 970-1.260 kg /
cm2; ketahanan terhadap keausan 0,072-0,083 mm/menit; berat
isi asli 2,66-2,78 ton/m3 dan penyerapan terhadap air 0,73-1,10
%. Sehingga batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu
ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk
batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya. Ditemukan di
Bayat, Klaten.
6. Peridotit
Peridot pada umumnya terdiri hanya dari satu warna yaitu
hijau olive, dan yang paling dicari adalah yang warnanya agak
gelap atau yang susunan besinya tidak lebih dari 15% dan
terdapat campuran nickel dan chromium karena campuran
tersebut memberi pengaruh pada warnanya. Warnanya yang
hijau disebabkan oleh adanya zat besi di dalamnya dan kadang
jika warnanya agak kecoklat-coklatan itu dikarenakan
campuran besinya terlalu banyak di dalam susunan kimia
tersebut. Ditemukan di karangsambunng, Kebumen.
7. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum
dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan
kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan
untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³
dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal
dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan
dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa,
granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai
pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit
bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki
koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu
penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat
(Coordinate Measuring Machine).
8. Gabro
Batuan gabro merupakan endapan batuan yang lebih muda
dibandingkan batuan onix dan marmer. Teksturnya yang
berbutir kasar membuat batuan ini mudah dibentuk dengan alat
sederhana, balk dengan pahat atau baji maupun dengan teknik
semprotan air bertekanan tinggi. Ditemukan di pegununngan
jiwo,Klaten.
9. Diabas
Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan
menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana
merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma.
Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan
sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Ditemukan di
karangsambung, kebumen.
10. Riolit
Merupakan batuan beku asam yang membeku di permukaan
(ekstrusif).Bentuk Kristal mineralnya halus.
11. Tonalit
Jenis Batuan : Batuan beku asam (lewat jenuh silica) dengan
tipe Plutonik .
Warna : Batuan ini memiliki varibialitas dalam warna, secara
umum berwarna cerah abu-abu gelap ke kebiruan. Warna cerah
dihasilkan dari mineral felsic dan gelapkebiruan dari mineral
malfic yang terdapat dalam batuan.
Struktur : secara umum struktur batuan ini adalah massive
Tekstur :
Derajat Kristalisasi : secara umum derajat kristalisasi dari
batuan ini mirip dengan granit (granitic) yaitu Holokristalin.
Granularitas : Fanerit, Kecil < 1 mm, sedang 1 mm 5 mm
hingga berukuran kasar > 5 mm.
Fabrik : Bentuk kristal Subheral granular ( Hypidiomorfic
granular). Relasi hubungan antarkristal batuan adalah
equigranular (Fanerik).
Komposisi Mineral :
Mineral Felsic ( Light Mineral ) : Kuarsa, Plagioklas dan K-
Feldspar (orthoklas, mikroklin).
Mineral Malfic ( Dark Mineral ) : Hornblend, Biotit dan
sedikit Pyroxene ( Augit ).
Mineral Aksesori : Allanit, apatit, zirkon, magnetit dan
Titanite.
Dengan kandungan Kwarsa > 20% dan Alkali Feldspar ( K-
feldspar ) < 10% Total feldspar.
Petrogenesis :
Tanolit merupakan batuan beku asam dengan tipe plutonik
karena terbentuk di dalam kerak bumi bagian dalam pada
lempeng benua sehingga tergolong batuan beku asam, derajat
kristalisasinya adalah holokristalin karena pada batuan ini
pembentukannya secara plutonik jauh di dalam kerak bumi
sehingga proses pembentukan kristal mineralnya lambat
sehingga magma memungkinkan membentuk kristalin kasar,
akibatnya ukuran butir yang dihasilkan juga bersifat fanerik
atau kasat mata secara megaskopis. Batuan ini juga terbentuk
pada instrusi batholit bersamaan dengan pembentukan granit
dan granodiorit sehingga tekstur dari Tanolit hampir mirip
dengan tekstur granit sehingga disebut dengan tekstur granitic.
Bentuk kristal adalah subhedral granular karena bidang batas
mineralnya pada batu ini tidak jelas, karena bentuk kristalnya
adalah subhedral maka batu ini di sebut dengan Hypidiomorfic
granular. Relasi hubungan antar kristalnya adalah equigranular
karena ukuran besar butir relatif seragam. Terdiri dari mineral
utama yang mendominasi ( essential mineral ) adalah mineral
kuarsa ( > 20%) dan mineral feldspar ( terdiri dari plagioklas
dan K-feldspar (ortholas dan mikroklin)). Dalam tabel
klasifikasi batuan beku menutut Russel B.Travis tonalit bisa
disebut dengan diorite kuarsa. Mineral Assesori khas dari batu
ini adalah terdiri dari Hornblend, Biotit dan sedikit Pyroxene
( berjenis Augit ) jumlah kedapatan mereka tidak lebih dari
10% pada batu ini. Jadi proses pembentukan pada awalnya
adalah mineral utama terbentuk terlebih dahulu beserta mineral
assesori khas di dalam kerak bumi kemudian. Setelah itu
terbentuk mineral aksesori minor yang kedapatannya kurang
dari 10 % yaitu Allanit, Apatit, Zirkon, Magnetit dan Titanite.
Pada batuan ini kedapatan mineral plagioklas lebih dominan
dari seluruh jumlah feldspar yaitu >2/3 dari total feldspar dan
jumlah K-Feldspar < 10% Total Feldspar dan kedapatan
kuarsanya tinggi yaitu lebih dari 20 % (> 20%). Sehingga
warna dari batuan ini tergolong lebih dominan cerah,
sedangkan warna sedikit gelap adalah merupakan hasil dari
kenampakan mineral aksesori penyerta Hornblend, Biotit dan
sedikit Pyroxene ( berjenis Augit ).
Posisi Tektonik :
Tonalit terbentuk pada zona subduksi pada lempeng benua
sehingga sifat yang dominan bersifat asam karena lempeng
benua tersusun atas silica alumunia.Kedapatannya menurut
skala signifikan terdapat di pantai Pasifik Amerika Utara, di
bagian selatan Norwegia dan di pegunungan Alpen Italia.
Tonalit pada awalnya di temukan di daerah Tonalepass di
bagian barat laut Italia, berdasarkan dari nama daerah tersebut
maka batu ini di beri nama Tonalit.
12. Monzonit
Monzonit merupakanbatuan Beku Intermediet.
Warna Batuan : Putih bintik coklat
Granularitas : Fanerik
Genesa Batuan : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Plagioklas, dan Piroksin
Jenis Batuan : Beku Intermediet
Nama Batuan : Monzonit
13. Trakhit
Trakhit merupakan batuan beku basa
Warna Batuan : Abu-abu
Granularitas : Afanitik
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin, dan Amfibol
Jenis Batuan : Beku Basa
Nama Batuan : Trachyte
14. Piroksenit
Warna Batuan : Hitam keabuan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin
Jenis Batuan : Beku Basa
Nama Batuan : Piroksenit
15. Hornblendit
Warna Batuan : Hitam keabuan
Granularitas : Afanitik
Genesa Batuan : Intrusif
Komposisi Mineral : Olivin, Piroksin
Jenis Batuan : Beku BasaNama Batuan : Hornblendite