34
1 ACARA I PENGENALAN ARCVIEW DAN MEMBUAT FOLDER KERJA A. Pengenalan ArcView ArcView adalah salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute). ArcView memiliki kemampuan-kemampuan untuk visualisasi, meng-explore, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap basis data (Query) baik basis data spasial maupun non-spasial, menganalisis data secara geografis. Gambar 1. Tampilan awal ArcView 3.3 1. Kemampuan-kemampuan perangkat Sistem Informasi Geografis ArcView adalah sebagai berikut: a. Pertukaran data: membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak Sistem Informasi Geografis yang lain. b. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis. c. Menampilkan informasi atau basis data spasial maupun atribut. d. Menjawab query spasial maupun atribut. e. Melakukan fungsi-fungsi dasar Sistem Informasi Geografis. f. Membuat peta tematik g. Meng-costumize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip. h. Melakukan fungsi-fungsi Sistem Informasi Geografis khusus lainnya dengan menggunakan extension yang digunalan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG ArcView.

Modul ArcView 3.3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

File ini adalah modul untuk software ArcView 3.3

Citation preview

Page 1: Modul ArcView 3.3

1

ACARA I

PENGENALAN ARCVIEW DAN MEMBUAT FOLDER KERJA

A. Pengenalan ArcView

ArcView adalah salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis

dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental System

Research Institute). ArcView memiliki kemampuan-kemampuan untuk

visualisasi, meng-explore, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

terhadap basis data (Query) baik basis data spasial maupun non-spasial,

menganalisis data secara geografis.

Gambar 1. Tampilan awal ArcView 3.3

1. Kemampuan-kemampuan perangkat Sistem Informasi Geografis

ArcView adalah sebagai berikut:

a. Pertukaran data: membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam

format perangkat lunak Sistem Informasi Geografis yang lain.

b. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.

c. Menampilkan informasi atau basis data spasial maupun atribut.

d. Menjawab query spasial maupun atribut.

e. Melakukan fungsi-fungsi dasar Sistem Informasi Geografis.

f. Membuat peta tematik

g. Meng-costumize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip.

h. Melakukan fungsi-fungsi Sistem Informasi Geografis khusus lainnya

dengan menggunakan extension yang digunalan untuk mendukung

penggunaan perangkat lunak SIG ArcView.

Page 2: Modul ArcView 3.3

2

ArcView dalam penggunaanya secara default-membaca,

menggunakan, dan mengolah data spasial dengan menggunakan format

Shapefile. Format ini dikembangkan dan dipublikasikan oleh ESRI

(Environmental System Research Institute) digunakan untuk menyimpan

informasi-informasi atribut dan geometri non-topologi atau yang tidak

menggunakan metode matematis yang digunakan untuk mendefinisikan

hubungan spasial dengan features spasial di dalam kumpulan data.

Geometri feature ini disimpan sebagai shape yang terdiri dari sekumpulan

koordinat-koordinat vektor. Shapefile dapat mendukung representasi

berbagai features baik titik (point), garis (line), maupun area (polygon).

Setiap feature polygon direpresentasikan sebagai loop tertutup. Data

atribut disimpan dalam format perangkat lunak DBMS (Database

Management System). Shapefile ESRI terdiri dari beberapa file: file

utama, file indeks, dan sebuah table Dbase. File utama merupakan direct-

acces. File dengan panjang record yang bervariasi dimana setiap

recordnya mendeskripsikan sebuah shape (feature) dengan sebuah daftar

(list) pasangan koordinat (X,Y) suatu titik yang ada di sepanjang segmen

yang disebut dengan Verteks. Sesuai dengan konvensi penamaannya, file

utama, file indeks, dan file table Dbase memiliki nama depan atau prefix

yang sama, tetapi nama belakang atau suffix/extension berbeda. Nama-

nama belakangnya adalah:

File utama : SHP

File Indeks : SHX

File tabel : DBF

Informasi lanjut mengenai format dan struktur data shapefile dapat

dibaca pada dokumentasi technical descriptionnya. Shapefile ESRI dapat

dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan eksport, digitasi, semi

pemrograman, dan bahasa pemrograman.

Keuntungan-keuntungan menggunakan data spasial shapefile

ArcView diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Proses penggambaran maupun penggambaran kembali dari

features petanya dapat dilakukan dengan relatif cepat, setidaknya

lebih cepat daripada proses penggambaran coverage milik Arcinfo.

Page 3: Modul ArcView 3.3

3

b. Informasi atribut dan geometriknya dapat diedit.

c. Dapat dikonversikan ke dalam format data spasial lain.

d. Memungkinkan untuk proses on-screen digitizing atau digitasi

langsung di layar monitor dengan menggunakan mouse tanpa meja

digitizer.

2. Arsitektur ArcView

ArcView mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian

rupa sehingga dapat dikelompokan ke dalam komponen-komponen

ArcView.

a. Project

Project adalah unit organisasi tetinggi di dalam ArcView. Project

ini hampir sama dengan project yang dimiliki oleh bahasa-bahasa

pemrograman computer (C/C++, Pascal/Delphi, Basic dan sebagainya)

atau merupakan suatu file kerja yang dapat digunakan untuk

menyimpan, mengelompokan, dan mengorganisasikan semua

komponen program: view, theme, table, chart, layout, dan script dalam

satu kesatuan yang utuh. Sebuah project juga dikatakan sebagai

kumpulan windows dan dokumen yang dapat diaktifkan dan ditampilkan

selama bekerja dengan menggunakan ArcView. Project dalam ArcView

ini diimplementasikan ke dalam sebuah file teks dengan nama belakang

(extension) APR. sebuah project berisi pointers yang merujuk pada

lokasi fisik dimana dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain

menyimpan informasi-informasi pilihan pengguna untuk projectnya baik

ukuran, symbol, warna, dan sebagainya. Pilihan-pilihan yang disimpan

dalam project ini hanya mengatur bagaimana cara basis data

ditampilkan, tidak mempengaruhi data itu sendiri. Semua dokumen yang

terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses

melalui project window.

b. Theme

Theme adalah suatu bangunan dasar system ArcView yang

merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk

suatu tematik tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan

sebagai Theme adalah Shapefile, Coverage (Acinfo), dan Citra raster.

Page 4: Modul ArcView 3.3

4

c. View

View berfungsi untuk mengorganisasikan theme. View merupakan

representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa

layer atau theme informasi spasial seperti titik, garis, polygon, dan citra

raster. Sebagai contoh posisi-posisi kota (titik), sungai dan jalan (garis),

dan batas propinsi (polygon) dan membentuk theme dalam sebuah

view.

Gambar 2. Tampilan jendela view

d. Table

Table adalah representsi data ArcView dalam bentuk sebuah

tabel. Sebuah table akan berisi informasi deskriptif mengenai layer

tertentu.

Gambar 3. Tampilan jendela table

Page 5: Modul ArcView 3.3

5

e. Chart

Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart

juga bisa merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data.

Bentuk chart yang di dukung oleh Arciew adalah line, bar, coloum, xy

scatter, area, dan pie.

Gambar 4. Tampilan jendela chart

f. Layout

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen seperti

view, table, dan chart yang siap cetak yang dipersiapkan untuk

pembuatan hard copy.

Gambar 5. Tampilan jendela Layout

g. Script

Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana

(makro) yang digunakan untuk mengotomatiskan kerja ArcView.

ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan avenue.

Page 6: Modul ArcView 3.3

6

Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface)

ArcView, membuat program, menyederhanakan tugas-tugas yang

kompleks, dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain.

Kesimpulannya script dapat mengcustomize ArcView sedemekian rupa

sehingga dapat secara optimal memenuhi kebutuhan pengguna untuk

tugas-tugas dan aplikasi tertentu.

3. Graphical User Interface ArcView

ArcView mengorganisasikan projects beserta tool yang tersedia

kedalam bentuk sistem windows, menu, button, dan icon. Keseluruhan

pengembangan (integrated development environment) dan graphical user

interface ArcView terdapat dalam windows aplikasi utama. Semua interaksi

dengan pengguna dilakukan di dalam area ini. Setiap tipe dokumen

ArcView memiliki graphical user interface yang berbeda.

Menu Project Project Button Nama Project Command pada tipe dokumen Area dimana terdapat list tipe dokumen yang aktif Tipe dokumen ArcView

Gambar 6. Tampilan Graphical User Interface Arcview

Project merupakan window yang paling awal muncul untuk bekerja

dengan ArcView. Menu-menu yang terdapat pada window ini

menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengatur project yang akan dibuat.

Page 7: Modul ArcView 3.3

7

A. Menu File terdapat pilihan-pilihan:

a. New untuk membuat project baru

b. Open untuk membuka atau mengaktifkan project yang sudah ada

c. Close untuk menutup project yang sedang aktif di memori

d. Save untuk menyimpan project yang aktif di memori ke disk

e. Save as untuk menyimpan project yang aktif di memori ke disk

dengan nama yang lain

f. Extension untuk mengaktifkan modul-modul tambahan ArcView ke

dalam project yang aktif

g. Exit untuk keluar dari ArcView

B. Menu Project:

a. Properties untuk mengatur property pada saat start up, shut down,

menentukan direktori kerja, dan sebagainya

b. Costumize untuk mengatur user interface termasuk menu-menu,

toolbar, icon, dan fungsi yang diperlukan untuk kebutuhan

pembuatan aplikasi

c. Rename untuk mengganti nama dokumen yang aktif

d. Delete untuk menghapus dokumen yang aktif dari project

e. Add Table untuk mengaktifkan dan menampilkan suatu tabel dan

memasukannya dalam project

f. Import untuk memasukan project lain yang sudah ada ke dalam

project yang aktif

g. SQL Connect untuk mengkoneksikan aplikasi ke basis data

eksternal yang sudah ada.

C. Menu Window

a. Tile untuk menampilkan semua window dokumen yang ada pada

project secara tile

b. Cascade untuk menampilkan semua window dokumen yang ada

project secara bertumpuk

c. Show Symbol Window untuk menampilkan window yang

menyajikan pustaka symbol dari warna yang dapat dipilih di dalam

ArcView.

Page 8: Modul ArcView 3.3

8

D. Menu Help

a. Help Topics untuk mendapatkan keterangan pada ArcView

disertai dengan indeksnya

b. How to get help adalah langkah-langkah untuk mendapatkan

keterangan

c. About ArcView untuk mendapatkan keterangan mengenai

perangkat lunak ArcView yang telah terinstal pada sistem

computer yang bersangkutan.

4. Membuat Folder Kerja

Tujuan membuat folder kerja adalah untuk memastikan tujuan

file pekerjaan yang akan dibuat sehingga memudahkan untuk melacak

data yang telah dikerjakan. Langkah pembuatan folder kerja adalah:

Pilih pada menu bar File – Set Working Direktory kemudian

memasukkan tujuan direktori C:/SIG/”Nama Pengguna

Adapun cara yang lain yaitu dengan membuka start menu pada

computer kemudian pilih my computer/explore, kemudian pilih memori

atau disk yang digunakan untuk menyimpan folder. Klik kanan pilih

menu New Folder, kemudian deberi nama pengguna.

Page 9: Modul ArcView 3.3

9

ACARA II

MEMULAI ARCVIEW

Untuk memulai ArcView dapat diakses dengan klik dua kali pada icon

ArcView GIS pada program ESRI melalui menu Start pada Windows atau klik

ganda pada icon shortcut di desktop monitor.

Saat membuka ArcView, diawali dengan dialog 3 pilihan :

- with new View : untuk memulai proyek dengan halaman baru, namun ArcView

akan mengarahkan user untuk membuka theme yang akan digunakan.

- as a blank project : untuk memulai proyek baru dari awal.

- open an existing project : untuk memulai proyek dengan membuka proyek yang

sudah dibuat sebelumnya

Gambar 7. Tampilan ArcView GIS Versi 3.3

A. Membuka Project

1. Dari menu File pilih Open Project. Maka akan muncul kotak dialog Open

Project.

2. Cari lokasi dimana direktori file-file project (*.apr) disimpan. Dalam latihan

ini direktorinya dinamai “avtutor”.

3. Buka direktori “avtutor” (c:esri/av_gis30/avtutor/arcview).

Page 10: Modul ArcView 3.3

10

4. Pilih file “qstart.apr” dan klik OK.

Gambar 8. Kotak Dialog Open Project

B. Membuka View

1. Pilih icon View pada sebelah kiri jendela Project.

2. Pilih salah satu view yang ada, kemudian akan ditampilkan di bagian

sebelah kanan jendela project.

3. Klik menu Open yang terletak di bagian atas jendela project.

-alternatif lain klik dua kali pada nama view.

Sekarang anda siap memulai bekerja dengan peta anda.

C. Memindahkan (Menggerakkan) Peta

Menggerakkan, memindahkan atau memperbesar tampilan peta pada

layar dapat digunakan beberapa buttons dan tools berikut :

Buttons

Pada saat anda klik pada buttons maka operasi berikut akan segera tampil

pada view :

Page 11: Modul ArcView 3.3

11

Zoom in = memperbesar pada pusat tampilan

Zoom out = memperkecil dari pusat tampilan zoom to view

Zoom to view

zoom to the extent of all themes

zoom to the extent of active themes

Tools

Pan = menggeser/memindahkan peta

Zoom out = memperkecil area yang dipilih

Zoom in = memperbesar are yang dipilih

D. Mematikan/Menghidupkan Feature Peta (Turn On/Off Map Feature)

Klik pada kotak (check box) yang tersedia pada daftar (table of contents)

yang terletak di bagian kiri view peta. Maka akan muncul tanda (feature on)

untuk mematikan, maka klik sekali lagi maka tanda akan hilang (feature

off).

E. Identifikasi Feature pada Peta

Contoh:

Identifikasi feature polygon (Projected population in 2000)

1. Pilih salah satu theme poligon untuk diaktifkan, dan yakinkan bahwa

theme poligon aktif tersebut sudah terpilih.

2. Pilih icon klik pada poligon peta yang ingin kita ketahui informasinya.

Maka akan tampil jendela Identify Result, yang menunjukan informasi

atribut populasi yang kita inginkan, nama negara dan atribut populasi

akan tampil di sebelah kanan.

Page 12: Modul ArcView 3.3

12

Gambar 9. Tampilan hasil identifikasi feature polygon theme peta pada layar

F. Memberi Label

Pembuatan label pada ArcView bertujuan antara lain : untuk memeriksa

kesalahan kompilasi database, serta untuk keperluan anotasi peta secara

semi- otomatis yang mempermudah layout peta akhir yang akan dicetak.

Langkah-langkah pembuatan label adalah :

1. Aktifkan salah satu theme (Projected population in 2000).

2. Pilih icon label

3. Klik pada featur yang ada di peta yang akan diberi label tersebut.

4. Secara otomatis akan muncul label yang sesuai dengan database yang

menjadi rujukan label tersebut (nama negara).

5. Pemberian label dapat juga mengunakan shortcut ctrl+L

G. Menambahkan Text

1. Klik icon Text

2. Pilih lokasi/tempat teks yang sesuai kenampakan kartografi yang

diinginkan.

3. Klik pada tempat yang kita pilih, dimana text akan diletakan maka akan

muncul kotak dialog text properties.

4. Ketik nama di jendela Text, contoh nama tempat pada peta tersebut.

5. Klik Ok

Page 13: Modul ArcView 3.3

13

Gambar 10. Properties Text

H. Merubah Ukuran dan Lokasi Text

1. Pilih icon

2. Klik pada text yang akan kita ubah.

3. Untuk memperbesar/memperkecil letakkan kursor pada text sampai

muncul.

4. Untuk memindahkan text, letakkan kursor pada bagian tengah text hingga

muncul tanda panah segiempat.

5. Merubah ukuran text secara otomatis dapat menggunakan shortcut ctrl+T

I. Mengakhiri ArcVIEW

1. Save Project As pilihan ini akan menyimpan pekerjaan kita dalam

nama file project yang baru dan lokasi baru.

2. Save Project Pilihan ini akan mengganti project lama menjadi

project yang baru kita kerjakan. Alternatif lain

dengan klik pada icon save

3. Close Project Pilihan ini akan menutup semua project yang telah

kita kerjakan, tetapi tidak keluar dari ArcView

sehingga kita bisa memulai bekerja dengan project

lain.

4. Exit Dengan pilihan ini kita akan keluar dari Arc View.

Page 14: Modul ArcView 3.3

14

ACARA III

MENAMPILKAN VIEW

Latihan menampilkan sebuah view pada sesi ini dapat menggunakan view

“Continental United State” pada project “usa.apr” di direktori c:\esri\esridata.

A. Membuka Legenda

1. Aktifkan theme US States (klik pada nama theme).

2. Dari menu theme pilih Edit legend untuk menampilkan Legend Editor

dialog.

Alternatif lain dua kali pada nama theme.

Atau klik pada icon Legend Editor button.

B. Merubah Warna Legenda

1. Klik satu kali symbol theme pada daftar table (table of content) maka akan

tampil kotak dialog Legend Editor

2. Klik pada symbol yang akan diubah warnanya maka akan muncul kotak

dialog Fill Palette

Gambar 11. Kotak dialog Legend Editor dan Fill Palette

Page 15: Modul ArcView 3.3

15

3. Klik pada icon paintbrush maka akan keluar kotak dialog Color

Palette, kemudian klik pada warna yang dikehendaki.

4. Jangan lupa klik Apply pada Legend Editor.

Gambar 12. Kotak dialog Color Pelette dan Specify Color

5. Close kotak dialog palette dan Legend Editor

C. Menambahkan Theme

1. Dari menu view pilih Add Theme untuk menampilkan file-file theme (.shp)

alternatif lain klik icon Add Theme

2. Pilihlah theme yang akan ditambahkan. File-file theme mempunyai

extension.shp untuk contoh ini tambahkan misalnya theme “Cities.shp” di

direktori c:\esri\esridata\usa.

3. Klik pada theme yang akan ditampilkan, kemudian klik OK

D. Merubah Simbol

1. Buka Legend Editor untuk theme Cities.shp

2. Buka Fill Palette dengan klik pada symbol, dan akan muncul kotak dialog

Fill Pallete, klik icon Marker pallete , kemudian pilihlah salah satu

symbol yang baru.

Page 16: Modul ArcView 3.3

16

3. Perubahan ukuran dapat dilakukan dengan meng-klik panah drop down,

sedangkan untuk merubah warnanya dilakukan melalui klik pada icon

paintbrush dan pilih warna yang diinginkan.

4. Klik Apply pada kotak dialog Legend Editor jika sudah setuju.

5. Close kotak dialog pallete dan Legend editor.

E. Membuka Tabel

1. Aktifkan theme Cities.shp

2. Dari menu Theme pilih Table untuk mendisplay atribut Cities, alternatif

lain, klik pada icon

F. Menemukan Letak Negara Bagian dengan Menggunakan Tabel

1. Aktifkan theme US States.shp

2. Melalui menu Table pilih Find maka akan muncul kotak dialog Find,

alternatif lain dengan klik icon

3. Ketikkan Negara Bagian yang akan dicari (contoh Texas)

4. Klik OK, secara otomatis negara bagian yang dicari akan ditandai pada

tabel dan petanya di layar komputer.

G. Memperbesar Feature Yang Telah Dipilih

1. Menu View pilih Zoom To Selected, alternative lain klik pada icon

H. Memeriksa “Text Label Properties”

1. Mulai dengan menampilkan kotak dialog Theme Properties

2. Klik icon Text Labels untuk menampilkan text labelling properties

3. Ketikkan City _name pada kotak Label field

4. Klik pada tombol TEXT untuk meletakkan posisi text

5. Klik OK

Page 17: Modul ArcView 3.3

17

Gambar 13. Kotak dialog Theme Properties untuk kategori Text Labels

I. Merubah Karakteristik Text

1. Melalui menu Window, pilih Show Symbol Palette

2. Klik pada icon ABC, Font Palette akan ditampilkan

3. Merubah size menjadi 10

4. Memilih Font dan Font style.

J. Memilih Text Secara Otomatis

1. Aktifkan theme Capital Cities

2. Dari menu Theme pilih Auto-label. Maka kota-kota akan secara otomatis

dilabeli.

K. Membuat Layout

1. Aktifkan view, pada menu View, pilih Layout untuk menampilkan kotak

dialog TEMPLATE MANAGER, kemudian klik OK

Gambar 14. Kotak dialog Template Manager dalam pembuatan layout peta

Page 18: Modul ArcView 3.3

18

Gambar 15. Hasil layout dengan menggunakan tipe Landscape yang ada dalam

Template Manager

Tool yang muncul pada saat mengklik 3 detik pada Icon Add Frame dapat dilihat

pada gambar di bawah ini. (untuk menambahkan chart, tabel, view dan lain-lain

pada layout).

Add frame tool

View frame tool Legend frame tool

Scale frame tool

North arrow frame tool

Chart frame tool

Table frame tool

Picture frame tool

Gambar 16. Icon detail pada Icon Add Frame

Page 19: Modul ArcView 3.3

19

L. Merubah Judul Layouts

1. Pilih icon Pointer

2. Klik dua kali pada judul di layout

3. Tunggu hingga muncul kotak dialog TEXT PROPERTIES

M. Mencetak Peta

Pekerjaan terakhir dari seluruh kelelahan Dekstop Mapping adalah

mencetak hasil akhir peta yang sudah di-layout, yaitu dengan cara :

1. Melalui menu File pilih Print, atau dengan meng-klik icon

2. Sesuaikan seting printer yang ada kertas, setelah sesuai klik OK.

3. Tunggu hingga hasil cetakan keluar.

N. Mengubah Layout ke File Gambar

Layout peta yang sudah selesai dibuat dapat diubah ke file gambar,

dengan cara :

1. Melalui menu File pilih Export, pada kotak dialog export, pilih dimana file

akan disimpan, jenis file yang diinginkan, dan nama file, kemudian klik OK

2. Hasil dapat dilihat dalam bentuk file gambar

Gambar 17. Tampilan Jendela Export Dialog

Page 20: Modul ArcView 3.3

20

ACARA IV

MEMBUAT PETA DIGITAL

Latihan ini akan membuat peta administratif menggunakan program

ArcView 3.3, peta yang digunakan sebagai dasar adalah peta administratif

Provinsi DIY yang sudah disiapkan. Pada awal program, pilihlah as a blank

project, kemudian klik New

A. Mengatur Setting View

1. Melalui menu View, pilih Properties

2. Beri nama View dengan nama administratif DIY, Creator nama anda, Map

Unit : Decimal Degrees, dan Distance Unit : Kilometers, jika sudah klik OK

B. Mengatur Extensi

3. Melalui menu File, pilih Extensions

4. Pada kotak dialog Extensions beri tanda cek () untuk setiap extensi

yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Dalam latihan ini, extensi

yang dibutuhkan adalah Graticules and Measured Grid, JPEG (JFIF)

Image Support, Legend Tool, dan Satya Georeference, kemudian klik OK

C. Menambahkan Theme Master Peta

1. Melalui menu View, pilih Add Theme

2. Pada kotak Data Source Type, pilih Image Data Source

3. Cari direktori penyimpanan master peta administratif Provinsi DIY,

kemudian klik OK

4. Beri tanda untuk mengaktifkan tema yang sudah ditambahkan

D. Meregistrasi Peta

Registrasi peta digunakan untuk menyamakan koordinat yang ada pada

peta dengan koordinat yang terdapat pada ArcView. Sistem koordinat yang

sering dipakai ada 2 macam, yaitu sistem koordinat geografis dan sistem

koordinat UTM (Universal Tranverse Mercator)

1. Pilih icon georeferencing peta scan

2. Buatlah 2 titik diagonal yang sudah diketahui koordinatnya

Page 21: Modul ArcView 3.3

21

3. Masukkan nilai yang diminta kedalam program, nilai X1 adalah nilai garis

bujur dari titik yang pertama dibuat, nilai Y1 adalah nilai garis lintang

untuk titik pertama. Begitu juga dengan X2 dan Y2 yang merupakan nilai

garis bujur dan lintang dari titik kedua. Perlu diperhatikan bahwa nilai

yang dimasukkan dalam program adalah format decimal degrees,

sedangkan nilai koordinat dalam peta adalah DMS (degree minute

second). Misalkan dalam peta tertulis 110o45’, maka nilai yang harus

dimasukkan dalam program adalah 110,75. Perhatikan juga nilai minus

untuk lintang selatan, misalkan -7 untuk nilai 7o LS. Bila sudah klik OK

E. Membuat Polygon Provinsi DIY

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak feature type, pilih polygon, kemudian klik OK

3. Tentukan folder untuk menyimpan file (usahakan satu proyek dibuat satu

folder), simpan file dengan nama Provinsi DIY, jika sudah klik OK

4. Theme yang sudah dibuat akan muncul pada jendela View sebelah kiri

5. Klik dan tahan icon Draw Rectangle kemudian pilih icon Draw

Polygon

6. Arahkan pointer secara hati-hati untuk membuat polygon sesuai master

peta dengan mengklik mouse, semakin detail gambar, maka hasilnya

akan semakin baik

Gambar 18. Proses pembuatan polygon Provinsi DIY

Page 22: Modul ArcView 3.3

22

7. Doubel klik mouse jika pembuatan polygon propinsi telah selesai

F. Membuat Polygon Kabupaten

1. Polygon kabupaten dibuat dengan memecah polygon provinsi, maka dari

itu polygon provinsi sebaiknya dibuat back-up nya dahulu, dengan cara :

Aktifkan tema polygon Provinsi DIY

Melalui menu Theme, pilih Convert to Shapefile

Simpan file di folder yang sama dengan file lainnya, simpan file dengan

nama Kabupaten, kemudian klik OK

2. Memulai membuat polygon kabupaten, terlebih dahulu aktifkan tema

Kabupaten, kemudian pilih menu Theme, lalu Start Editing

3. Memulai memecah polygon dengan menggunakan icon Draw Line to Split

Polygon dengan cara klik dan tahan icon Draw Rectangle

4. Klik pointer di luar polygon agar garis dapat memotong polygon,

kemudian arahkan sesuai garis batas masing-masing kabupaten, jika

sudah double klik pointer diluar polygon agar garis memotong polygon.

Ulangi hal yang sama untuk membuat polygon kabupaten yang lain

Gambar 19. Proses pembuatan polygon Kabupaten

G. Mengisi Attribute/Tabel Kabupaten

Setelah polygon kabupaten selesai dibuat, maka selanjutnya adalah

mengisi tabel/atribut dari polygon kabupaten tersebut

1. Aktifkan tema Kabupaten, dengan cara mengklik tema tersebut, dan tema

menjadi terlihat lebih gelap

2. Dari menu Theme, pilih Table atau mengklik icon Open Theme Table

3. Akan muncul jendela Tabel, jika judul kolom masih miring, maka tabel

perlu diaktifkan dengan cara pilih menu Tabel, kemudian Start Editing

Page 23: Modul ArcView 3.3

23

4. Menambahkan kolom dengan memilih menu Edit, kemudian Add Field

5. Keluar kotak dialog Field Definition, pada kotak Name diisi dengan

Kabupaten, pada kotak Type pilih String, dan kotak Width diisi dengan

angka 40, jika sudah klik OK

6. Untuk memudahkan penamaan, pilih Window, kemudian Tile

Gambar 20. Tampilan Tile pada ArcView

7. Pilih icon Select untuk mengklik salah satu data tabel, kemudian lihat

pada jendela View, kabupaten manakah yang kita pilih yang ditandai

dengan kotak hitam berjumlah 8 buah

8. Untuk mengisi tabel gunakan icon Edit

9. Isi tabel dengan nama kabupaten sesuai tanda yang ada pada peta. Jika

sudah, klik icon select , kemudian tutup tabel

H. Membuat Jalan Raya

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak dialog New Theme, Feature Type pilih Line, kemudian klik OK

3. Tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama

Jalan Raya, jika sudah klik OK

4. Pilih icon Draw Line , kemudian arahkan pointer sesuai dengan jalan

yang ada pada master peta dengan mengklik mouse. Jika sudah, double

klik mouse di akhir titik. Ulangi hal yang sama untuk setiap perpotongan

jalan.

Page 24: Modul ArcView 3.3

24

5. Atur ukuran dan warna jalan dengan mengklik icon Edit Legend atau

double klik tema Jalan Raya

6. Double klik garis jalan raya, atur ukuran garis dengan mengisi size

dengan angka 2, kemudian klik tab Colour Pallete pilih warna merah,

jika sudah klik Apply pada kotak Legend Editor

I. Membuat Rel Kereta Api

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak dialog New Theme, Feature Type pilih Line, kemudian klik OK

3. Tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama Rel

Kereta, jika sudah klik OK

4. Pilih icon Draw Line , kemudian arahkan pointer sesuai dengan rel

yang ada pada master peta dengan mengklik mouse. Jika sudah, double

klik mouse di akhir titik.

5. Atur ukuran dan warna jalan dengan mengklik icon Edit Legend atau

double klik tema Rel Kereta Api

6. Double klik garis, atur style garis dengan memilih garis belang-belang,

ukuran garis dengan mengisi size dengan angka 2, kemudian klik tab

Colour Pallete pilih warna hitam, jika sudah klik Apply pada kotak

Legend Editor

Gambar 21. Jalan Raya dan Rel Kereta Api

Page 25: Modul ArcView 3.3

25

J. Membuat Titik Ibukota Kabupaten

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak dialog New Theme, Feature Type pilih Point, kemudian klik

OK

3. Tentukan folder penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama

Ibukota Kabupaten, jika sudah klik OK

4. Pilih icon Draw Point , kemudian klik pada setiap titik ibukota

kabupaten dengan menggunakan pointer sesuai dengan master peta

5. Atur style, ukuran, dan warna titik dengan mengklik icon Edit Legend

atau double klik tema Ibukota Kabupaten

6. Double klik titik, atur style titik dengan memilih titik yang sesuai, ukuran

titik dengan mengisi size dengan angka 14, kemudian klik tab Colour

Pallete pilih warna merah, jika sudah klik Apply pada kotak Legend

Editor

Gambar 22. Lokasi titik Ibukota Kabupaten

K. Memberi Warna Setiap Kabupaten

1. Pilih/Aktifkan tema Kabupaten

2. Pilih icon Edit Legend atau duble klik tema Kabupaten

3. Drop-down kotak Legend Type, kemudian pilih Unique Value, pada

Values Field pilih Kabupaten, kemudian pilih warna sesuai selera, untuk

warna yang diolah ArcView dapat dilihat pada kotak Colour Scheme. Jika

sudah klik Apply

Page 26: Modul ArcView 3.3

26

L. Memberi Nama Kabupaten

1. Memberi nama masing-masing Kabupaten dan Ibukota Kabupaten dapat

menggunakan icon Text . Klik pointer di tempat yang diinginkan,

kemudian tulis nama Kabupaten dan Ibukota Kabupaten

2. Nama Kabupaten dapat juga dimunculkan melalui menu Theme, pilih

Auto Label, atau mengklik icon Label kemudian klik di Kabupaten

mana yang ingin dimunculkan namanya.

M. Membuat Batas Provinsi dan Batas Kabupaten

1. Klik icon Konversi Polygon/Polyline to Line

2. Pada saat muncul kotak dialog tentang permintaan tema yang ingin di

konversi, pilih tema Provinsi DIY, kemudian klik OK

3. Pilih ID sebagai nama kolom yang akan dikonversi, klik OK

4. Tentukan folder penyimpanan untuk menyimpan hasil konversi, beri nama

file dengan nama Batas Provinsi, klik OK

5. Untuk batas kabupaten caranya sama dengan batas provinsi hanya saja

tema yang di konversi adalah tema Kabupaten, simpan file dengan nama

Batas Kabupaten. Karena batas kabupaten juga mengandung batas

provinsi, maka garis batas provinsi perlu di hapus dengan mengklik icon

Pointer kemudian drag pointer pada garis yang akan dihapus,

kemudian tekan delete pada keyboard

N. Membuat Laut

1. Melalui menu View, pilih New Theme

2. Pada kotak feature type, pilih polygon, kemudian klik OK

3. Tentukan folder untuk menyimpan file (usahakan satu proyek dibuat satu

folder), simpan file dengan nama Laut, jika sudah klik OK

4. Klik dan tahan icon Draw Rectangle kemudian pilih icon Draw

Polygon

5. Arahkan pointer untuk membuat laut di bagian selatan Provinsi DIY.

Ukuran laut lebih baik dibuat besar agar tampak luwes jika dibuat layout

Page 27: Modul ArcView 3.3

27

Gambar 23. Tampilan View sebelum di Layout

O. Membuat Layout

1. Melalui menu View, pilih Layout

2. Pada kotak dialog Template Manager, pilih Landscape, kemudian klik OK

3. Pilih semua objek dengan drag pointer ke semua objek, kemudian tekan

delete pada keyboard, sekarang tampilan telah bersih

a. Mengatur Ukuran Kertas

1. Melalui menu Layout, pilih Page Setup

2. Pada kotak Page Size, pilih ukuran kertas A3, jika sudah klik OK

3. Klik icon Zoom to Page agar semua tampilan terlihat pada layar

b. Membuat Garis Tepi

1. Melalui menu Layout, pilih Add Neatline

2. Pilih Border Style sesuai selera, dengan mengklik salah satu garis

3. Pada kotak Width diisi angka 2, jika sudah klik OK

4. Untuk membuat kotak tambahan tempat legenda dan lainnya, tekan

Ctrl+C dan Ctrl+V secara berturut-turut, kemudian geser tanda yang

ada di sebelah kanan menggunakan pointer, sesuaikan ukuran

sesuai selera

Page 28: Modul ArcView 3.3

28

Gambar 24. Membuat garis tepi

c. Menampilkan View

1. Pilih icon View Frame kemudian drag pointer untuk meletakkan

peta pada tempat yang sudah disediakan

2. Jika sudah dirasa pas, lepaskan klik pada mouse

3. Pada kotak dialog View Frame Properties, pada kotak View pilih

Administratif DIY, pada kotak Scale pilih User Specified Scale,

tuliskan skalanya yaitu 400000, jika sudah klik OK

d. Membuat Grid/Garis Lintang Bujur

1. Pilih icon Graticules and Grid

2. Pilih frame yang akan diberi grid, yaitu Administrasi DIY, kemudian

beri tanda cek () pada kotak Create a graticule saja, kemudian klik

Next

3. Beri tanda pada kotak Graticule and Labels, untuk Latitude and

Longitude Interval pada masing-masing kotak beri interval untuk

Degrees : 0, Minute : 20, Second : 0 kotak kanan dan kiri diberi angka

yang sama, jika sudah klik Next

4. Beri tanda cek () untuk 3 kotak yang ada, jika sudah klik Preview

5. Jangan tergesa-gesa untuk mengklik tombol Finish, beri tambahan

BT atau LS untuk masing-masing angka, dengan menggunakan icon

Text kemudian klik pada setiap angka (untuk mempermudah

penulisan, perbesar gambar terlebih dahulu), jika sudah klik Finish

Page 29: Modul ArcView 3.3

29

e. Membuat Judul Peta

1. Menggunakan Icon Text untuk membuat judul

2. Tulis judul peta, yaitu PETA ADMINISTRATIF PROVINSI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

3. Tulisan dibuat rata tengah menggunakan Center Aligment , jika

sudah klik OK

Gambar 25. Tampilan Layout sementara

f. Membuat Orientasi Peta

1. Klik dan tahan icon View Frame , kemudian pilih icon North Arrow

2. Drag pointer pada tempat untuk meletakkan orientasi, jika sudah

sesuai, lepaskan klik pada mouse

3. Pilih arah orientasi sesuai selera, jika sudah klik OK

4. Ganti penunjuk arah NESW dengan UTSB, yaitu dengan meng-

ungroup (Ctrl+U atau menekan icon Ungroup ), kemudian klik

icon Text , lalu klik huruf yang akan diganti, jika sudah, orientasi

kembali di-group-kan (Ctrl+G atau menekan icon Group )

g. Membuat Skala Garis

1. Klik dan tahan icon View Frame, kemudian pilih icon Scale Bar Frame

2. Drag pointer ditempat yang sudah disediakan untuk meletakkan skala

garis, jika sudah sesuai, lepaskan klik pada mouse

Page 30: Modul ArcView 3.3

30

3. Pada kotak dialog Scale Bar Properties, View Frame diisi dengan

Administratif DIY, unit : kilometers, Interval yang atas diisi dengan

angka 4, kemudian klik OK

4. Untuk mengganti tulisan Kilometers menjadi Km, maka ungroup

dahulu scale bar-nya (klik kanan, kemudian pilih Simplify), lalu ganti

tulisan Kilometers menggunakan icon Text (jika skala sudah di

simplify, maka skala tidak boleh diperbesar ukurannya)

Gambar 26. Orientasi dan Skala Garis

h. Membuat Legenda

1. Pilih icon Custom Legend Tool

2. Pada kotak dialog Custom Legend, langsung klik Next

3. Kotak disebelah kanan merupakan tema yang akan dimunculkan

pada Legenda, masukkan semua tema yang dibutuhkan untuk

legenda, urutkan tema agar terlihat luwes. Pada kotak paling bawah,

ganti One per Theme menjadi 1, jika sudah klik Next

4. Enter an optional tittle diisi dengan kata LEGENDA

5. Pilih border style sesuai selera, kemudian klik Next, klik Next lagi, klik

Next lagi, kemudian klik Preview, dan terakhir klik Finish

6. Legenda yang dihasilkan belum rapi, misalnya masih berupa.shp dan

lainnya, untuk menggantinya ungroup legenda (Ctrl + U atau klik icon

Ungroup) hingga tulisan dapat diedit. Untuk mengedit, gunakan icon

Text

Page 31: Modul ArcView 3.3

31

Gambar 27. Tampilan Legenda sesudah diedit

i. Menambahkan Lambang Lembaga

1. Klik dan tahan icon View Frame, kemudian pilih icon Picture Frame

2. Drag pada tempat yang diinginkan, jika sudah lepaskan klik

3. Cari lokasi tempat penyimpanan lambing lembaga dengan mengklik

Browse, jika sudah klik OK

j. Membuat Keterangan Peta

1. Keterangan peta berisi tentang identitas pembuat peta, tahun

pembuatan peta, sumber peta, diletakkan di bawah legenda

2. Untuk membuat keterangan peta, klik icon Text

Gambar 28. Lambang Lembaga dan Keterangan Peta

Page 32: Modul ArcView 3.3

32

k. Mengubah Peta ke File Gambar

1. Melalui menu File, pilih Export

2. Pada kotak List File of Type, pilih JPEG, tentukan folder

penyimpanan, kemudian beri nama file dengan nama Peta

Administrasi DIY, jika sudah klik OK

3. Peta sudah siap untuk dicetak atau dipublikasikan

Gambar 29. Peta Administratif Provinsi DIY yang sudah di Layout

Page 33: Modul ArcView 3.3

33

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Arif Rianto Budi, S.T, M.Si. _____. Tutorial ArcView GIS. Yogyakarta:

UPN

Nursa’ban, Muhammad, M.Pd. ____. Panduan Praktikum Pemetaan Digital

Menggunakan ArcView 3.3. Yogyakarta: UNY

Page 34: Modul ArcView 3.3

34

BIODATA PENULIS

Nama : Wahyu Widiyatmoko

TTL : Temanggung, 14 Juli 1991

Alamat : Komprengan RT 03/08 Jombor, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah

NIM : 09405241031

Pendidikan Geografi UNY angkatan 2009

Nama : Afza Afgani Setiawan

TTL : Banjarnegara, 16 Agustus 1991

Alamat :

NIM : 09405241052

Pendidikan Geografi UNY angkatan 2009