17
LAPORAN PRAKTIKUM 3 KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER KELOMPOK 10 : TEGUH SATRIYA W (20853341 ) REZA BAGUS A (298533414711) MEILIDA ARGITASARI (208533414699) VITA ARIYANTI (2085334147 ) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

MODUL jarkom 3

  • Upload
    errick-

  • View
    280

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL jarkom 3

LAPORAN PRAKTIKUM 3

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER

KELOMPOK 10 :

TEGUH SATRIYA W (20853341 )

REZA BAGUS A (298533414711)

MEILIDA ARGITASARI (208533414699)

VITA ARIYANTI (2085334147 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

Oktober, 2010

Page 2: MODUL jarkom 3

MODUL 3

SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA

NETWORK

Tujuan Praktikum

1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya.

2. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR / VLSM.

3. Dapat mengkonfigurasi IP pada jaringan Local Area Network.

Pendahuluan

Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host

harusmempunyai IP (Internet Protocol) address. Pada praktikum ini, IP yang digunakanadalah

IPv4 yang memiliki panjang 32 bit (4 byte).

IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dannode/host

address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas Ddigunakan untuk multicasting,

sedangkan kelas E untuk riset.

Gambar Contoh Penggunaan IP Address

Page 3: MODUL jarkom 3

Berikut adalah alokasi bit untuk alamat IPv4 :

Kelas A :

Kelas B :

Kelas C :

Berikut adalah IP Address Range untuk masing-masing kelas :

Kelas IP Address IP Address Netmask Default

A 1.0.0.0-127.0.0.0 255.0.0.0

B 128.0.0.0-191.255.0.0 255.255.0.0

C 192.0.0.0-223.255.255.0 255.255.255.0

D 224.0.0.0-239.255.255.255 -

E 240.0.0.0-255.0.0.0 -

Subnetting :

Mengapa dilakukan subnetting ?

1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/memperkecil

broadcast domain)

2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan

3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan,mengidentifikasikan

permasalahan)

4. Penghematan alamat IP

Page 4: MODUL jarkom 3

Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamatIP

danme-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet.Konsekuensinya adalah

semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyakjumkah subnet, semakin sedikit

jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan hostbit.

Contoh Subneting

Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 / 24 → “ berarti kelas C ”. (Lihat tabel di atas)

Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringan/network, maka yang kitalakukan adalah membagi

alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yangdigunakan adalah 2^n >= jumlah subnet.

Variabel n menunjukkan jumlah bit yangdipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet.

Perhitungan:

2^n >= 6 => 2^3 >= 6 ,sehingga n = 3

Perhitungan dengan metode binary :

- subnet mask default (dlm biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000

- tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang :11111111.11111111.11111111.11100000

- konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224

(Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6

subnet).

Sekarang untuk mengetahui jumlah IP yang dapat dipakai untuk tiap host di tiapsubnet, lakukan

operasi berikut :

256 jumlah rentang dari 0 – 255

224 - nilai ruas terakhir dari subnet yang baru

32 digunakan sebagai range buat subnetnya

Hasil 32 menunjukkan IP yang dapat dipakai untuk tiap subnet mask yang baru.

Berikut ini adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255 224

Page 5: MODUL jarkom 3

:

Subnet ke 0 : 192.168.1.0 – 192.168. 1. 31

Subnet ke 1 : 192.168.1.32 - 192.168.1. 63

Subnet ke 2 : 192.168.1.64 - 192.168.1. 95

Subnet ke 3 : 192.168.1.96 - 192.168.1.127

……………….

Subnet ke 7 : 192.168.1.224 – 192.168.1.255

Contoh menghitung broadcast address

Coba hitung broadcast address dan network address untuk IP 192.168.1.4 /29

Jawab :

/29 berarti netmask = 255.255.255.248

IP Adress : 192.168.1.4 11000000.10101000.00000001.00000100

netmask : 255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000

Network Address : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000

(AND)

Broadcast Addr : 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000111

(invers)

CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)

Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai

IPAddressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ),namun

sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnettingmenggunakan CIDR.

Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IPAddress yang

dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR),metode ini menggunakan

notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagainetwork prefix, panjang notasi prefix ini

menentukan jumlah bit sebelah kiri yangdigunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan

notasi prefix dapat diterapkanpada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan

lebih efektif.Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang

tidakberkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.

Page 6: MODUL jarkom 3

Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDRberikut ini adalah

nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan :

Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR

255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20

255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21

255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22

255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23

255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24

255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25

255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26

255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27

255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28

255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29

255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet maskdimana :

- untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktatterakhir

karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah255.255.255.0

- untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2oktat terakhir

karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nyaadalah 255.255.0.0

- untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3oktat terakhir

karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah255.0.0.0

VLSM ( Variable Length Subnet Mask )

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbedadengan

memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jikamenggunakan CIDR

dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet masksaja, perbedaan yang mendasar disini

juga adalah terletak pada pembagian blok,pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan

oleh si pemilik Network Addressyang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai

Page 7: MODUL jarkom 3

IP address local danIP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat

melakukankoneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet

hanyamengenal IP Address berkelas.

Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasikekurangan IP

Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasikekurangan IP Address

tersebut. Network Address yang telah diberikan olehlembaga IANA jumlahnya sangat terbatas,

biasanya suatu perusahaan baik instansipemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang

terkoneksi ke jaringan internethanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP

Public).

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapatberkomunikasi

kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapatmemenuhi persyaratan ;

routing protocol yang digunakan harus mampu membawainformasi mengenai notasi prefix untuk

setiap rute broadcastnya (routing protocol :RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan

lanjut protocol routing : CNAP1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan

harus mendukungmetode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.

Tahapanperihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakanCIDR

selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :130.20.0.0/20

Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat

11111111.11111111.11110000.00000000 = /20

Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka

Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16

Maka blok tiap subnetnya adalah :

Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20

Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20

Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20

Dst … sampai dengan

Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Page 8: MODUL jarkom 3

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :

- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil

- perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16

- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan inikita gunakan

/24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyakmenjadi 16 blok lagi sehingga

didapat 16 blok baru yaitu :

Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24

Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24, dst..sampai ke 16

- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu130.20.32.0

kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namunoktat ke 4 pada Network

ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari32

- sehingga didapat :

Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27

Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27

Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27

Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27

Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27

Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27, dst

IPv6 Addresses (TAMBAHAN)

I

Pv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8

bilangan 16 bit hexadecimal.Memiliki jumlah alamat IP = 2128 (sekitar 3.4x 1038).

Bandingkan dengan IPv4 dengan format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP

= 232 (sekitar 4.3x109).

Format penulisannya adalah dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit

dengan dipisahkan dengan tanda titik dua (:) Representasi alamat pada IPv6 ada

beberapa macam

- Model x: x: x: x: x: x: x: x

X adalah nilai berupa hexadecimal 16 bit dari porsi alamat. Karena terdapat 8 buah

‘x’,

Page 9: MODUL jarkom 3

jumlah total = 816 = 128 bit.

Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210

-Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka

direpresentasikan dengan “::”.

Contohnya : 3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210 dapat direpresentasikan menjadi

3FFE::FE56:3210

-Model x: x: x: x: x: d: d: d

d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3

direpresentasikan menjadi ::FFFF:13.1.68.3

Tugas Tambahan

1. Untuk mengelola manajemen pembagian kerja yang baik sebuah perusahaan

akan melakukan pembagian area kerja berdasarkan divisi atau unit kerja

yang spesifik dengan mengalokasikan sejumlah perangkat komputer (host)

sesuai kebutuhan. Sebagai contoh: Perusahaan “Kreatip Corp” membagi

perusahaannya ke dalam 5 divisi dengan distribusi alokasi kebutuhan hostnya

masing-masing

Network 1 :

Network 2 :

Network 3:

Network 4 :

Network 5:

Dengan Metode VLSM tentukan Network Address, First Usable Address, Last

Usable Address, dan Broadcast Address, jika diberikan IP License

………………..

2. Berdasarkan gambar Topologi Jaringan berikut ini, tentukan pembagian

subnetwork dengan metode VLSM, default gateway, dan host pada masingmasing

bagian.

Page 10: MODUL jarkom 3

Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan ip addressing version 4 dan pembagian kelasnya ! berikan contohbeserta

perinciannya.

2. Jelaskan mengenai IP Public & IP Private, serta metode NAT !

3. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway,serta berikan

berikan penjelasan jika muncul “ Destination unreachable &Request Time Out pada

proses Ping !

4. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan CIDR& VLSM !

5. Dengan metode CIDR, berikan perincian subnetwork jika diberikan IPNetwork

200.200.200.0/24 dan dibutuhkan 8 subnetwork, tentukan pulanetwork, first, last, dan

broadcast address pada masing-masing subnetwork,serta gambarkan perhitungannya !

6. Dengan metode VLSM, jika dibutuhkan pembagian jaringan untuk 4 divisidengan

masing-masing :

Network A : 30 host

Network B : 60 host

Network C : 6 host

Network D : 2 host

Page 11: MODUL jarkom 3

Jika diberikan IP License nya : 192.168.1.0/24 tentukan pembagian IPAddress pada

masing-masing network beserta Network Address, First UsableAddress, Last Usable

Address, & Broadcast Address.

Jawaban Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan ip addressing version 4 dan pembagian kelasnya ! berikan contoh beserta

perinciannya.

Berikut adalah IPv4

xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

Pada IP v 4 yang digunakan 8 bit

Kelas A : 0000 0000 = 0 → 0.0.0.0 – 128.0.0.0

0.0.0.1 – 128.0.0.0

: 1000 0000 = 128

Kelas B : 1000 0001 = 129 → 129.0.0.0 – 192.0.0.0

192.0.0.1 – 191. 255. 255. 255

: 1100 0000 = 192

Kelas C : 1100 0001 = 193 → 193.0.0.0 – 224.0.0.0.0

: 1110 0000 = 224

Kelas D : 1110 0001 = 225 → 248.0.0.0 – 254.0.0.0

: 1111 0000 = 240

Page 12: MODUL jarkom 3

Kelas E : 1111 0001 = 241

: 1111 1000 = 248

2. Jelaskan mengenai IP Public & IP Private, serta metode NAT !

IP Public adalah IP yang digunakan oleh PC untuk berkomunikasi dengan internet atau

dunia luar

IP Private adalah alamat IP yang dicadangkan oleh para designer internet yang

digunakan sebagai alamat IP pribadi dan tidak diberikan sebagai alamat umum.

Dengan tujuan untuk memberikan proteksi dari para hacker.

Metode NAT adalah Suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu computer ke

jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP, merupakan teknologi yang

memungkinkan jaringan IP private dapat membagi koneksi akses internet jaringan

yang di desain untuk menyederhanakan IP address dan berperan juga untuk

melindugi jaringan dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.

Penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway,serta berikan

berikan penjelasan jika muncul “ Destination unreachable &Request Time Out pada

proses Ping !

Broadcast Domain adalah sekumpulan device device dimana jika satu device

mengirimkan frame broadcast maka semua device lain dalam broadcast yang sama akan

menerima frame tersebut