64
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN 2006

MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

PEKERJAAN

PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN

PEKERJAAN JEMBATAN

2006

Page 2: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) i

KATA PENGANTAR

Modul ini berisi bahasan tentang pelaksanaan pekerjaan survei lapangan

pekerjaan jembatan. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam menunjang tugas-

tugas ahli struktur pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur

jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen

kontrak yang berlaku.

Modul ini disusun dalam rangka membekali seorang ahli struktur pekerjaan

jembatan untuk melakukan survei lapangan pekerjaan jembatan.

Disadari bahwa buku ini masih cukup banyak kekurangannya, oleh karena itu

berbagai masukan demi sempurnanya buku ini sangat diharapkan. Kepada

siapapun yang berkenan untuk memberikan masukan termaksud, kami ucapkan

banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2006

Penyusun

Page 3: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) ii

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pekerjaan struktur jembatan

berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan pengendalian waktu.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan

selama pelaksanaan pekerjaan jembatan

2. Melakukan survei lapangan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana dengan

lokasi jembatan di lapangan.

3. Melakukan koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam

rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan

bawah dan pekerjaan bangunan atas.

4. Menyusun detail jadwal pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan sesuai dengan

urutan pelaksanaannya.

5. Meneliti kesesuaian gambar kerja dengan metode pelaksanaan yang akan

digunakan dalam upaya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

6. Menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, penggunaan peralatan, material dan

tenaga kerja yang diperlukan untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan.

7. Memecahkan permasalahan konstruksi yang mungkin timbul sesuai dengan metode

pelaksanaan selama pekerjaan berjalan.

8. Mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat

laporan.

Page 4: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) iii

NOMOR : STEBC – 02

JUDUL MODUL : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN

TUJUAN PELATIHAN :

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melakukan survei lapangan untuk

memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menjelaskan gambar rencana secara teliti.

2. Melakukan identifikasi lapangan (site plan, jalan akses, detour, perkuatan jembatan,

jembatan darurat, dll.) dalam rangka penyiapan gambar kerja.

3. Melakukan identifikasi permasalahan yang mungkin ditimbulkan oleh lingkungan

sekitar lokasi pekerjaan.

Page 5: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN

JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge

Construction) ...................................................................................... vi

DAFTAR MODUL ........................................................................................... vii

PANDUAN INSTRUKTUR .............................................................................. viii BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : GAMBAR RENCANA

2.1 DIMENSI, BENTUK DAN HAL-HAL LAIN DALAM GAMBAR

RENCANA ............................................................................. II-1

2.2 RESUME BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN ............................... II-7

2.2.1 Jembatan ................................................................... II-8

2.2.2 Ketentuan teknis untuk pembuatan elemen-elemen

jembatan .................................................................... II-12

2.2.3 Staking Out ................................................................ II-13

BAB III : IDENTIFIKASI LAPANGAN

3.1 SURVEI DAN PEMETAAN KONDISI EKSISTING .................... III-1

3.1.1 Urutan Pekerjaan ........................................................ III-1

3.1.2 Penetapan Titik Pengukuran ...................................... III-1

3.1.3 Pengukuran Jembatan ................................................ III-2

3.1.4 Pemetaan Kondisi Eksisting.............................................. III-9

3.1.5 Pekerjaan Survei Lapangan Untuk Peninjauan Kembali

Rancangan ................................................................. III-20

3.1.6 Peninjauan Kembali Rancangan .................................. III-21

3.2 PERENCANAAN PEKERJAAN PENUNJANG.......................... III-22

3.2.1 Jalan Akses ................................................................ III-22

3.2.2 Jalan Alih Sementara Atau Detour ............................... III-23

3.2.3 Rambu Dan Penghalang (Barrier) ................................ III-23

3.2.4 Perkuatan Jembatan ................................................... III-24

3.2.5 Kantor Lapangan ........................................................ III-24

Page 6: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) v

3.2.6 Fasilitas Laboratorium Dan Pengujian ......................... III-25

BAB IV: IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

4.1 SURVEI UTILITAS................................................................. IV-1

4.1.1 Relokasi Utilitas ......................................................... IV-1

4.1.2 Bangunan Yang Terkena Pengaruh Pekerjaan Konstruksi IV-5

4.2 PENERAPAN METODE KERJA ............................................. IV-5

4.2.1 Kondisi Lalu Lintas ...................................................... IV-5

4.2.2 Mengenali Frekwensi Banjir Sungai ............................. IV-6

4.2.3 Perlintasan Dengan Jalan Kereta Api .......................... IV-7

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Page 7: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) vi

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Struktur Pekerjaan

Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction) dibakukan dalam Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan

unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan

Khusus Pelatihan.

2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit

Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan

kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen

Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus

pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan

Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul

pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan

pengajaran dalam pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure

Engineer of Bridge Construction).

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction/STEBC)

Nomor Modul

Kode Judul Modul

1 STEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan

2 STEBC – 02 Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan

3 STEBC – 03 Pengujian Tanah dan Material

4 STEBC – 04 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

5 STEBC – 05 Gambar Kerja Pekerjaan Jembatan

6 STEBC – 06 Kebutuhan Sumber Daya

7 STEBC – 07 Permasalahan Pelaksanaan Jembatan

8 STEBC – 08 Metode Pelaksanaan Jembatan

Page 8: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) vii

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge Construction )

KODE MODUL : STEBC - 02

JUDUL MODUL : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN

DESKRIPSI : Materi ini menjelaskan tentang gambar rencana secara

teliti, identifikasi lapangan (site plan, jalan akses, detour,

perkuatan jembatan, jembatan darurat, dll.) dalam rangka

penyiapan gambar kerja, identifikasi permasalahan yang

mungkin ditimbulkan oleh lingkungan sekitar lokasi

pekerjaan yang memang penting untuk diajarkan pada

suatu pelatihan bidang jasa konstruksi sehingga

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan

konstruksi betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh

tanggung jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai

manfaatnya dapat mensejahteraan bangsa dan negara.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 6 (Enam) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Page 9: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) viii

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembelajaran

Pengantar

Menjelaskan TIU dan TIK serta pokok pembahasan

Merangsang motivasi peserta untuk mengerti/memahami dan membandingkan pengalamannya

Bab I Pendahuluan

Waktu = 10 menit

Mengikuti penjelasan, pengantar, TIU,TIK, dan pokok bahasan.

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan pengalaman

OHT

2. Ceramah Bab II Gambar Rencana

Dimensi, bentuk dan hal-hal lain dalam gambar rencana

Resume bagian-bagian pekerjaan jembatan, ketentuan teknis untuk elemen-elemen jembatan, penyelidikan untuk podasi

Waktu = 90 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta yang ada di lapangan dan atau pengalaman

OHT

3. Ceramah Bab III Identifikasi

Lapangan

Survei dan Pemetaan Kondisi Eksisting (Urutan Pekerjaan, Penetapan Titik Pengukuran, Pengukuran Jembatan, Pemetaan Kondisi Eksisting, pekerjaan survei lapangan untuk peninjauan kembali rancangan, peninjauan kembali rancangan)

Perencanaan pekerjaan penunjang (Jalan Akses, Jalan Alih Sementara Atau Detour, Rambu Dan Penghalang (Barrier), Perkuatan Jembatan, Kantor Lapangan, Fasilitas Laboratorium Dan Pengujian)

Waktu = 80 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

OHT

Page 10: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan PekerjaanJembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) ix

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

4. Ceramah Bab IV Identifikasi Permasalahan

Survei utilitas (relokasi utilitas, bangunan yang terkena pengaruh pekerjaan konstruksi)

Penerapan metode kerja (kondisi lalu lintas, frekwensi banjir sungai, perlintasan dengan jalan kereta api)

Waktu = 90 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

OHT

Page 11: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab I: Pendahuluan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan pekerjaan jembatan di lapangan memerlukan tingkat kecermatan dan

ketelitian yang harus mendapat perhatian penuh dari seorang structure engineer of

bridge construction. Oleh karena itu peserta pelatihan tersebut perlu menguasai metode

pelaksanaan yang akan digunakan dalam upaya memenuhi Spesifikasi Teknis yang telah

ditetapkan untuk pelaksanaan pekerjaan survei lapangan pekerjaan jembatan.

Modul ini akan menguraikan prinsip-prinsip pelaksanaan survei lapangan untuk

memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan yang

secara teknis urutan pekerjaan meliputi :

Gambar rencana

Identifikasi lapangan (site plan, jalan akses, detour, perkuatan jembatan, jembatan

darurat, dll.) dalam rangka penyiapan gambar kerja.

Identifikasi permasalahan yang mungkin ditimbulkan oleh lingkungan sekitar lokasi

pekerjaan.

Dalam pelaksanaan lapangan pekerjaan jembatan, ada 3 (tiga) hal yang saling berkaitan

satu sama lain yaitu :

Jika kurang memahami spesifikasi teknis, tidak mampu menyiapkan gambar kerja,

dan tidak mempunyai SDM (Sumber Daya Manusia) lapangan yang tangguh,

kontraktor akan sulit menghindar dari kesalahan/kelalaian pelaksanaan lapangan.

Kesalahan/kelalaian pelaksanaan lapangan akan membawa akibat timbulnya

permasalahan-permasalahan teknis di lapangan.

Setiap ada permasalahan teknis, kontraktor harus segera mengatasinya, sebab

kalau tidak, jembatan yang dibangun belum tentu layak digunakan meskipun telah

selesai. Mengapa demikian ? Karena bisa saja terjadi, misalnya dalam pekerjaan

beton lantai jembatan, tinggi jatuh adukan beton terlalu tinggi. Ini salah, akibatnya

akan terjadi segregasi, dan mutu beton akan turun, tidak memenuhi persyaratan

teknis yang dikehendaki.

Oleh karena itu dalam pelaksanaan survei lapangan untuk pekerjaan jembatan harus

memenuhi prinsip-prinsip aspek teknis yang tertuang dalam Spesifikasi Teknis agar

dapat memperkecil kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai pada pelaksanaan

pekerjaan jembatan.

Page 12: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-1

BAB II

GAMBAR RENCANA

2.1 DIMENSI, BENTUK DAN HAL-HAL LAIN DALAM

GAMBAR RENCANA

Survei lapangan dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana

dengan lokasi jembatan di lapangan. Sebelum melakukan survei lapangan perlu

ada konfirmasi antara structure engineer of bridge construction dengan konsultan

supervisi tentang apa yang dimaksudkan dengan elemen-elemen jembatan dan

bagaimana menempatkan elemen-elemen jembatan tersebut di lapangan sesuai

dengan kondisi lapangan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang elemen-elemen jembatan tersebut, berikut

ini diberikan contoh Gambar Rencana Jembatan :

Gambar 2.1: Penampang Memanjang Jembatan

Gambar di atas menunjukkan penampang memanjang jembatan dengan

bangunan rangka baja, sedangkan bangunan bawah terdiri pondasi tiang pancang

dan abutment / pilar darin beton. Dalam gambar juga ditunjukkan elemen-elemen

jembatan dari berbagai level. Sebelum diuraikan lebih lanjut apa yang dimaksud

dengan elemen-elemen jembatan, perlu diketengahkan berbagai contoh-contoh

penampang memanjang dan penampang melintang jembatan.

Page 13: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-2

Gambar 2.2: Penampang Melintang Jembatan

Page 14: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-3

Page 15: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-4

Page 16: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-5

Page 17: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-6

Page 18: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-7

Apa yang harus dilakukan oleh structure engineer of bridge construction setelah

menerima Gambar Rencana Jembatan ?

Yang harus dilakukan adalah menyiapkan rencana survei lapangan untuk memastikan :

Bahwa gambar rencana jembatan dipersiapkan berdasarkan ketentuan-ketentuan

perencanaan sehingga tidak ada keraguan jika gambar rencana tersebut dilaksanakan

di lapangan.

Bahwa gambar rencana yang akan dijadikan acuan utama di dalam menyiapkan

gambar kerja harus sudah mempertimbangkan kondisi lapangan terakhir.

Bahwa gambar rencana yang sudah mempertimbangkan kondisi lapangan terakhir

tersebut merupakan hasil pekerjaan review design (rekayasa lapangan). Pekerjaan

review design merupakan tugas konsultan supervisi, yang pada awal penugasannya

sesuai dengan tatacara pelaksanaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi teknis harus

menyiapkan review design.

Bahwa untuk dapat melaksanakan review design, diperlukan data-data teknis yang

baru dapat diperoleh jika dilakukan survei lapangan. Sesuai dengan tatacara yang

diatur di dalam spesifikasi teknis, tanggung jawab survei lapangan ada pada

kontraktor.

Bahwa di dalam melakukan survei lapangan, kontraktor menugaskan urusannya

kepada structure engineer of bridge construction.

Dari contoh-contoh gambar rencana yang diberikan dapat diperhatikan bahwa elemen-

elemen jembatan mengandung unsur-unsur fungsi elemen, dimensi elemen, bahan

pembuatan elemen, penempatan elemen, jarak antara satu elemen dengan elemen

lainnya dan lain sebagainya, yang jika dipadukan akan membentuk suatu struktur

jembatan. Perpaduan seluruh elemen inilah yang nantinya akan merupakan bagian dari

ruas jalan dan memberikan kontribusi untuk pelayanan bagi pengguna jalan.

2.2 RESUME BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN

Resume bagian-bagian pekerjaan dibuat berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi

yang dipersyaratkan. Mengambil referensi dari ”Panduan Pemeriksaan Jembatan” yang

diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan

Penelitian dan Pengembangan, Depertemen Pekerjaan Umum – 2006, berikut ini adalah

elemen-elemen jembatan yang dicakup di dalam Gambar Rencana jembatan, disusun

menurut hirarkienya :

Page 19: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-8

2.2.1 Jembatan

2.2.1.1 Aliran Sungai / Timbunan

Aliran Sungai

Tebing sungai

Aliran air utama

Daerah genangan banjir

Bangunan Pengaman

Krib / pengarah arus sungai

Bronjong dan matras

Talud beton

Pasangan batu kosong

Turap baja

Sistem fender

Dinding penahan tanah

Tanah Timbunan

Timbunan jalan pendekat

Drainase di daerah timbunan

Lapisan perkerasan

Pelat injak

Tanah bertulang

2.2.1.2 Bangunan Bawah

Pondasi

Tiang pancang

Pondasi sumuran

Pondasi langsung

Angker

Pondasi balok pelengkung

Kepala jembatan / pilar

Kepala tiang

Pilar dinding / kolom

Kepala jembatan / dinding penahan tanah

Tembok sayap

Page 20: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-9

Balok kepala

Balok penahan gempa

Penunjang / pengaku

Penunjang sementara

Drainase dinding

2.2.1.3 Bangunan Atas

Sistem gelegar

Gelagar

Gelagar melintang

Diafragma

Sambungan gelegar

Perkuatan ikatan angin

Pelat pengaku (stiffener)

Pelat penutup (cover plate)

Jembatan pelat

Pelat beton bertulang

Pelat beton pracetak

Pelat beton prategang

Kabel prategang melintang

Pelengkung

Bagian pelengkung

Dinding tegak pelengkung

Balok pelengkung

Gelagar balok pelengkung

Balok pelengkung

Balok vertikal

Balok melintang

Balok pengaku mendatar

Sambungan balok pelengkung

Rangka

Panel rangka (bailley)

Gelagar penguat (bailley)

Gelagar pengaku (baailley)

Page 21: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-10

Raker penyokong (bailley)

Pin panel (baailley)

Clamp (bailley)

Batang tepi atas

Batang tepi bawah

Batang diagonal

Batang vertikal (Rangka Baja Belanda, Rangka Baja Austria)

Ikatan angin atas

Ikatan angin bawah

Diafragma

Sambungan / pelat buhul

Baut

Batang tengah

Batang diagonal kecil (Calender Hamilton)

Jembatan gantung

Kabel pemikul

Kabel penggantung

Kabel penahan ayun

Kolom pylon

Pengaku pylon

Sadel pylon

Balok melintang (gantung)

Ikatan angin bawah

Sambungan (gantung)

Sistem lantai

Gelagar memanjang lantai

Pelat lantai (kayu/beton/baja)

Pelat baja bergelombang

Balok tepi

Jalur roda kendaraan (lantai kayu)

Trotoir / kerb

Pipa cucuran

Drainase lantai

Lapisan permukaan

Sambungan / siar muai

Page 22: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-11

Sambungan siar / muai baja

Sambungan siar / muai baja profil

Sambungan siar / muai karet

Sambungan-sambungan

Landasan / perletakan

Perletakan baja

Perletakan karet

Perletakan pot

Bantalan mortar / pelat dasar

Baut pengikat

Sandaran

Tiang sandaran

Sandaran horizontal

Penunjang sandaran

Parapet / tembok sedada

2.2.1.4 Perlengkapan

Bangunan Pelengkap

Rambu-rambu dan tanda-tanda

Marka jalan

Papan nama

Lampu penerangan

Tiang lampu

Kabel listrik

Utilitas

Median

2.2.1.5 Gorong-gorong

Gorong-gorong persegi

Gorong-gorong pipa

Gorong-gorong pelengkung

Page 23: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-12

2.2.2 Ketentuan teknis untuk pembuatan elemen-elemen jembatan

Elemen-elemen jembatan tersebut di atas harus direncanakan dengan mengikuti

persyaratan-persyaratan teknis yang berlaku untuk perencanaan jembatan. Sebelum

pekerjaan jembatan dilaksanakan, tugas konsultan adalah mereview Gambar Rencana

dan perhitungan-perhitungan perencanaan yang dibuat pada saat ahli perencana

jembatan menyiapkan Gambar Rencana. Dokumen berupa gambar rencana pada

umumnya merupakan salah satu dokumen dari dokumen lelang yang dipersiapkan untuk

peserta lelang, namun perhitungan-perhitungan perencanaan tidak termasuk dalam

dokumen lelang tersebut. Oleh karena itu konsultan pemenang lelang, yang akan ditugasi

untuk melakukan supervisi pekerjaan jembatan perlu mengumpulkan seluruh data-data

dan perhitungan perencanaan (dimintakan kepada pemilik pekerjaan) sebagai bahan

masukan untuk diskusi dengan structure engineer of bridge construction sebelum survei

lapangan dilakukan oleh kontraktor.

Survei lapangan mencakup kegiatan-kegiatan teknis yang akan digunakan oleh konsultan

untuk melakukan review perencanaan teknis (rekayasa lapangan). Hasil review

perencanaan teknis yang dibuat oleh konsultan, dijadikan dasar oleh structure engineer of

bridge construction untuk menetapkan lokasi jembatan di lapangan sesuai dengan kondisi

lapangan dan membuat jembatan yang elemen-elemennya dibuat sesuai dengan

persyaratan-persyaratan teknis yang ditentukan dalam spesifikasi teknis.

Jadi ada 2 (dua) jenis ketentuan teknis yang digunakan :

Untuk kepentingan perencanaan teknis, ahli perencana jembatan harus berpedoman

pada persyaratan teknis yang berlaku untuk perencanaan teknis jembatan.

Untuk kepentingan pelaksanaan konstruksi, structure engineer of bridge construction

harus berpedoman pada spesifikasi teknis.

Berkaitan dengan penyiapan review design, structure engineer of bridge construction

harus dapat memastikan bahwa konsultan setelah mempelajari Gambar Rencana, hasil-

hasil perhitungan untuk perencanaan teknis dan hasil survei lapangan yang dilakukan

oleh kontraktor, akan menggunakan rujukan di bawah untuk menyiapkan review design

jembatan :

Page 24: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-13

NO ITEM PERENCANAAN KRITERIA PERENCANAAN

1. Pembebanan

SNI 03-1725-1989 : Tata cara perencanaan pembebanan jembatan jalan raya

SNI 03-2833-1992 : Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan jalan raya

2. Spesifikasi Perencanaan

BMS’92 : Bridge Management System ’92

Spesifikasi Jembatan Jalan Raya AASHTO.

Spesifikasi JEPANG.

3. Fungsi & Status Wewenang Jalan

Kelas A, 100% beban D (beban garis ditambah beban kejut) 100% beban T Kelas B, 70% Beban D 70% Beban T Kelas C, 50% Beban D 50% Beban T

4. Perencanaan Beton

SNI-2 1971 : Peraturan beton bertulang Indonesia

SK SNI T-15-1991-03 : Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung

SNI 03-2847-1992 : Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung

AASHTO : Sixteenth edition, 1986

ACI 315 : Manual of standard practice for detailing reinforced concrete structures, American Concrete Institute

5. Perencanaan Baja

PBBI 1984 : Peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia

SNI 03-1747-1989 : Spesifikasi konstruksi jembatan tipe balok T bentang s/d 25 meter untuk BM 70

6. Hidrologi Standar Metode Perhitungan Debit Banjir – SK SNI M – 18 – 1989 – F

2.2.3 Staking Out

Suatu pembangunan membutuhkan pelaksanaan seluruh elemen-elemennya pada posisi

yang benar.

Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari atas kertas ke suatu bangunan di

lapangan, maka dibutuhkan :

Disana harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada suatu

sistem koordinat yang tetap.

Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada sistem koordinat yang sama.

Apabila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana yang menimbulkan

keraguan interpretasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya

untuk mendapatkan kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam penentuan dan

pematokan secara keseluruhan, sedang pengawas lapangan harus memastikan bahwa

Page 25: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-14

kontraktor mendapatkan informasi yang tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang

dipasang.

2.2.3.1 Titik Kontrol Survei

Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh daerah proyek, dan

ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan konstruksi. Jarak antara titik-titik

kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter.

Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan tetapi bebas dari

area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan adanya pergeseran posisi

akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik

kontrol tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik kontrol juga dapat

terjadi pada dasar tanah, pada timbunan pelapisan tanah yang mudah mampat atau

proses dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi kadar

kelembaban.

2.2.3.2 Penentuan Elemen-elemen Struktur

Letak dari elemen-elemen utama struktur ditentukan berdasarkan pada sistem referensi

yang digunakan. Titik offset referensi harus ditetapkan untuk tiap elemen utama. Letak

dan jarak offset tiap-tiap titik referensi harus hati-hati diputuskan dan dikenali dilapangan

dan untuk menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak elemen utama

selama pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini tidak terganggu.

Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, galian drainase ditentukan

berdasarkan pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan pengukuran.

Penempatan dan pematokan letak elemen-elemen yang telah ditentukan harus diperiksa.

Pemeriksaan ini harus dilakukan secara terpisah dan dilakukan oleh Staf Engineer

dengan menggunakan peralatan lain yang berbeda dengan peralatan yang digunakan

pada saat penempatan dan pematokan awal.

Bagi kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil pekerjaannya sendiri,

dianjurkan untuk menggunakan methoda lain yang berbeda dengan methoda yang telah

digunakan pada saat awal penempatan dan pematokan. Untuk menghindari kesalahan

dari ketidak tepatan identifikasi patok, ketidak-tepatan panandaan atau kesalahan dalam

melaksanakan survei, maka pengukuran jarak dan beda tinggi dilakukan dengan

memeriksa hasil pekerjaan dari titik awal suatu sisi sampai pada titik akhir pada sisi yang

lain, kemudian diikatkan pada titik kontrol hasil survei pertama. Pemeriksaan ini tidak

Page 26: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab II: Gambar Rencana

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-15

diperkenankan dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir saja atau dua titik

akhir pada sisi yang terpisah.

2.2.3.3 Pematokan Bersama (Setting Out)

Semua survei di lapangan selama pematokan bersama dan selama konstruksi akan

dilaksanakan oleh kontraktor di bawah petunjuk konsultan.

Hasil survei tersebut akan dikaitkan dengan gambar-gambar konstruksi, kondisi yang ada

dan beberapa ketidaksesuaian antara gambar-gambar dan kondisi-kondisi yang ada akan

dipergunakan untuk mereview design untuk keperluan proyek (bila ada).

Page 27: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-1

BAB III

IDENTIFIKASI LAPANGAN

3.1 SURVEI DAN PEMETAAN KONDISI EKSISTING

3.1.1 URUTAN PEKERJAAN

Cakupan pekerjaan dalam Kontrak mensyaratkan bahwa kegiatan tertentu harus

diselesaikan secara berurutan menurut tongak-tonggak yang telah ditetapkan sebe-

lumnya. Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, tanggal yang menjadi tonggak

utama bagi kegiatan yang kritis adalah sebagai berikut :

a) Survei lapangan termasuk peralatan

pengujian yang diperlukan dan penyerahan laporan oleh Kontraktor.

: 30 hari setelah pengambilalihan lapangan oleh Kontraktor

b) Peninjauan kembali rancangan oleh Direksi Pekerjaan telah selesai.

: 60 hari setelah pengambilalihan lapangan oleh Kontraktor, walau keluarnya detil pelaksanaan dapat bertahap setelah tanggal ini.

c) Pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan dan bahu jalan selesai.

: 60 hari setelah pengambilalihan lapangan oleh Kontraktor.

d) Pekerjaan minor pada selokan, saluran air, galian dan timbunan, pemasangan perlengkapan jalan dan pekerjaan pengembalian kondisi jembatan.

: 90 hari setelah pengambilalihan lapangan oleh Kontraktor.

e) Pekerjaan drainase selesai. : Sebelum dimulainya setiap overlay.

3.1.2 PENETAPAN TITIK PENGUKURAN

Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway surface),

dan patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai pekerjaan, kecuali bila

diperlukan perubahan kecil pada alinemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol

sementara yang akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detilnya akan

diserahkan kepada Kontraktor bersama dengan semua data yang bersangkutan untuk

menentukan titik pengukuran pada alinyemen yang akan diubah.

Jika dipandang perlu menurut pendapat Direksi Pekerjaan maka Kontraktor harus

melakukan survei dengan akurat dan memasang “Bench Mark” (BM) pada lokasi tertentu di

sepanjang proyek untuk memungkinkan revisi minor terhadap Gambar, pengukuran

Page 28: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-2

ketinggian permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan

dilakukan. Bench Mark permanen harus dibuat di atas tanah yang tidak akan mudah

bergeser.

Kontraktor harus memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukkan garis dan ketinggian

untuk pekerjaan jembatan yang diberikan dalam Gambar dan harus mendapatkan

persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut

pendapat Direksi Pekerjaan, setiap perubahan dari garis dan ketinggian diperlukan, baik

sebelum maupun sesudah penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan

perintah yang terinci kepada Kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut dan

Kontraktor harus mengubah penempatan patok sambil menunggu persetujuan lebih lanjut.

Profil yang diterbitkan harus digambar di atas kertas kalkir dengan skala, ukuran dan tata

letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar penampang

melintang harus menunjuk-kan elevasi permukaan akhir yang diusulkan, yang diperoleh dari

gambar detil rancangan.

Gambar profil asli bersama dengan tiga salinannya harus diserahkan kepada Direksi

Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menandatangani satu salinan untuk disetujui atau untuk

direvisi, dan selanjutnya dikembalikan kepada Kontraktor.

Bilamana Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Kontraktor harus menyediakan semua

instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin diperlukan untuk meme-riksa

penetapan titik pengukuran (setting out) atau untuk setiap pekerjaan relevan lainnya yang

harus dilakukan.

3.1.3 PENGUKURAN JEMBATAN

Pengukuran jembatan dilakukan untuk mengetahui posisi rencana jembatan, kedalaman

serta lebar sungainya.

Tahapan kegiatan pengukuran jembatan pada dasarnya sama seperti dengan tahapan

pengukuran jalan, yaitu terdiri dari kegiatan persiapan, survei pendahuluan, pemasangan

patok BM dan CP dan patok kayu, pengukuran kerangka kontrol vertikal, pengukuran

kerangka kontrol horizontal, pengukuran situasi, pengukuran penampang memanjang

jalan, pengukuran melintang jalan, pengukuran penampang melintang sungai dan

pengukuran detail situasi (lihat Gambar 3.1)

Pekerjaan persiapan dan survei pendahuluan pengukuran perencanaan jembatan sama

dengan pekerjaan pengukuran perencanaan jalan.

Page 29: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-3

Gambar 3.1: Gambar pengukuran jembatan

Pemasangan monumen

Monumen yang dipasang pada pengukuran jembatan terdiri dari patok BM (Bench

Mark) / CP (Concrete Point) dan patok kayu. BM / CP dipasang disekitar rencana

jembatan, pada masing-masing tepi sungai yang berseberangan. Spesifikasi BM

maupun CP dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 :Patok BM (Bench Mark) / CP (Concrete Point) dan Patok Kayu

Page 30: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-4

Patok kayu dipasang dengan interval jarak 25 meter sepanjang 100 meter dari

masing-masing tepi sungai ke arah as rencana jalan. Patok kayu juga dipasang di

tepi sungai dengan interval jarak setiap 25 meter sepanjang 125 meter ke arah

hulu dan ke arah hilir sungai (lihat Gambar 3.1).

Patok kayu dibuat sepanjang 40 cm dari kayu ukuran 3 cm x 4 cm, pada bagian

atasnya dipasang paku, diberi nomor sesuai urutannya dan dicat warna kuning.

Setiap pemasangan patok CP dan patok kayu dicatat dalam formulir dan

dibuatkan sketsanya dan perkiraan pola konturnya.

Pengukuran kerangka kontrol vertikal

Pengukuran kerangka kontrol vertikal jembatan dilakukan dengan metode sipat

datar terhadap semua patok CP dan patok kayu

Pengukuran sipat datar dilakukan pergi-pulang pada setiap seksi dan dilakukan

pengukuran kring tertutup, dengan ketelitian 10 mm D. Dimana D = jumlah jarak

dalam Km.

Pengukuran sipat datar harus menggunakan alat sipat datar otomatis atau yang

sederajat, pembacaan rambu harus dilakukan pada 3 benang silang yaitu benang

atas (ba), nenang tengah (bt) dan benang bawah (bb).

Rambu ukur harus dilengkapi nivo kotak untuk pengecekan vertikalnya rambu.

Syarat dan cara pengukuran kerangka kontrol vertikal jembatan sama dengan

pengukuran kerangka kontrol vertikal pekerjaan jalan.

Pengukuran kerangka kontrol horizontal

Pengukuran kerangka kontrol horizontal dilakukan dengan metode poligon tertutup

(kring), yaitu dimulai dan diakhiri dari BM/CP yang sama.

Azimut awal / akhir poligon didapatkan dari pengamatan matahari. Pengamatan

matahari dilakukan dengan sisitem tinggi matahari, dilakukan pengamatan pagi

dan sore.

Peralatan, dan tatacara pengukuran kerangka kontrol horizontal jembatan sama

dengan pengukuran kerangka kontrol horizontal pekerjaan jalan, yaitu pengukuran

kerangka kontrol horizontal melewati semua BM / CP dan patok kayu, sehingga

BM, CP dan patok kayu terletak dalam satu rangkaian titik-titik poligon.

Pengukuran sudut tiap titik poligon dilakukan dengan teodolit dengan ketelitian 1 “

dilakukan pengukuran dengan sistem satu seri rangkap (4 kali sudut).

Page 31: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-5

Pengukuran penampang memanjang jalan

Pengukuran penampang memanjang jalan dilakukan dengan alat ukur sipat datar

atau dengan menggunakan teodolit dengan ketelitian bacaan 20 “.

Pengambilan data dilakukan pada setiap perubahan permukaan tanah pada as

jalan exsiting /rencana sepanjang 100 m.

Setiap pembacaan rambu harus dilakukan pada ketiga benang silang

horizontalnya yaitu benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb)

untuk kontrol bacaan.

Pengambilan data dilakukan sepanjang ruas jalan pada setiap perubahan muka

tanah. Setiap pembacaan rambu harus dilakukan pada ketiga benang silang

horizontalnya yaitu benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb).

Tatacara pengukurannya sama dengan cara pengukuran penampang memanjang

jalan

Pengukuran penampang melintang jalan

Pengukuran penampang melintang jalan dilakukan dengan menggunakan alat

ukur sipat datar atau dengan menggunakan teodolit dengan ketelitian bacaan 20“

(detik). Pengambilan data dilakukan setiap interval jarak 25 m sepanjang 100 m

dari tepi masing-masing sungai ke arah rencana jalan/jalan eksisting, dengan

koridor 50 m as rencana jalan/exsisting. Lihat Gambar 3.3

Gambar 3.3: Gambar penampang melintang jalan

Tatacara pengukurannya sama dengan cara pengukuran perencanaan jalan, yaitu

pengambilan data penampang melintang jalan harus tegak lurus dengan as jalan.

Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kiri dengan sisi

kanan.

Page 32: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-6

Pembacaan rambu harus dilakukan pada ketiga benang silang mendatar yaitu

benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb) sebagai kontrol

bacaan.

Setiap rinci data yang diambil harus dibuat sketsanya.

Tatacara pengukurannya sama dengan cara pengukuran penampang melintang

jalan

Pengukuran penampang melintang sungai

Koridor pengukuran kearah hulu dan hilir masing-masing 125 meter dari as

rencana jembatan, dengan interval pengukuran tiap 25 meter.

Pengukuran penampang melintang sungai untuk mengetahui topografi dasar

sungai dilakukan dengan menggunakan rambu ukur atau bandul zonding jika

kedalaman air kurang dari 5 m dan arus tidak deras, jika arus deras dan

kedalaman air lebih dari 5 m pengukuran dilakukan dengan alat echo sounding.

Pengukuran penampang melintang sungai dimulai dari tepi atas, tepi bawah, alur

sungai, dan setiap interval 5m untuk sungai dengan lebar antara 5 – 20 m. Bila

lebar sungai lebih dari 20m, maka kerapatan pengambilan data dasar sungai

dilakukan setiap interval 10 m.

Bila pengukuran melintang sungai dilakukan dengan pengukuran dengan echo-

sounding, maka tahapan yang dilakukan (lihat Gambar 3.4) adalah :

1. siapkan echo-sounder dengan perahu di sungai.

2. bentangkan tali dari patok tepi sungai, atau arahkan dengan menggunakan

alat ukur teodolit sejajar kedua patok yang terdapat pada dua tepi sungai

(misal patok B dan patok C)

3. siapkan perahu pada jalur BC, dan alat echo-sounder siap digunakan untuk

pengukuran.

4. pasang teodolit pada pada titik A yang terletak tegak lurus dari garis BC, dan

terletak pada tepi sungai yang sama, kemudian arahkan teropong pada titik B,

baca piringan horizontal serta ukur jarak AB, catat jarak ukur dan hasil

bacaan.

5. lakukan pengukuran sounding mulai bagian tepi sungai, misal dari titik 1.

6. arahkan teropong ke titik 1 (echo-sounder), baca dan catat bacaan sudut

horizontal. Sudut 1AB adalah ø, maka jarak dari B ke perahu adalah AB tan ø.

7. pindahkan kapal 10 meter ke arah 2 (posisi 2), lakukan sounding, arahkan

teodolit ke titik 2, hitung sudut 2AB (ø2), maka jarak A2 = AB tan ø2.

Page 33: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-7

8. ulangi pekerjaan sounding untuk titik yang lain sepanjang garis BC sampai

ketepi bagian C.

9. kemudian pasang rambu ukur secara vertikal pada permukaan air sungai

untuk mengukur beda tinggi antara muka air terhadap tinggi patok tepi sungai

(B), baca dan catat benang atas (ba), benang tengah (bt),benang bawah (bb)

dan sudut vertikal, pindahkan rambu ke titik B, baca dan catat bacaan benang

atas (ba), benang tengah (bt), benang bawah (bb) dan sudut vertikal.

10. Ulangi lagi pekerjaan sounding untuk jalur yang lain dengan interval antar jalur

sebesar 25 m

Gambar 3.4: Pengukuran kedalaman sungai dengan sounding

Pengukuran situasi

Pengukuran situasi sisi darat dilakukan dengan menggunakan teodolit dengan

metode tachimetri, mencakup semua obyek bentukan alam dan buatan manusia

yang ada disekitar jembatan seperti posisi pier dan abutmen exsisting bila ada,

tambatan perahu/dermaga, bentuk tepi sungai, posisi talud, rumah atau bangunan

lain yang ada di sekitar sungai. Dalam pengambilan data harus diperhatikan

kerapatan detail yang diambil sehingga cukup mewakili kondisi sebenarnya (lihat

Gambar 3.5).

A

B C

θ

► Jalur

pengukuran

1 2 3 4

Page 34: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-8

Gambar 3.5: Pengukuran detail situasi

Pembacaan rambu harus dilakukan pada ketiga benang silang mendatar yaitu

benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb).

Semua pengukuran titik detail harus dibuat sketsa (arah utara dan sketsa situasi).

Tahapan pengukuran situasi sekitar sungai adalah sebagai berikut:

1. pasang alat ukur teodolit tepat diatas patok (yang diketahui koordinatnya)

pengukuran jalan.

2. atur sumbu satu vertikal.

3. ukur tinggi alat.

4. arahkan teropong ke titik pengukuran lain yang diketahui koordinatnya (patok

nomor sebelumnya atau nomor sesudahnya), tepatkan pada target, baca dan

catat bacaan sudut horizontalnya.

5. tempatkan rambu ukur secara vertikal pada titik detai yang akan diukur.

6. arahkan teropong pada rambu tersebut kuatkan klem vertikal dan horizontal,

tepatkan dengan penggerak halus verikal dan horizontal. Baca dan catat

bacaan rambu meliputi benang atas benang tengah dan benang bawah. Baca

dan catat juga bacaan sudut vertikal dan horizontalnya.

7. pindahkan rambu ke titik detail lain yang akan diukur.

8. lepas klem vertikal dan horizontal, arahkan teodolit ke rambu.

9. arahkan teropong pada rambu tersebut kuatkan klem vertikal dan horizontal,

tepatkan dengan penggerak halus verikal dan horizontal. Baca dan catat

bacaan rambu meliputi benang atas benang tengah dan benang bawah. Baca

dan catat juga bacaan sudut vertikal dan horizontalnya.

10. ulangi untuk titik detail yang lain, setiap mengukur titik detail harus dibuat

sketsanya.

Page 35: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-9

3.1.4 PEMETAAN KONDISI EKSISTING

Penggambaran

Penggambaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penggambaran secara

manual dan penggambaran secara digital. Penggambaran secara manual

dilakukan berdasarkan hasil pengukuran lapangan yang dilakukan dengan cara

manual diatas kertas milimeter dengan masukan data dari hitungan manual.

Penggambaran secara digital dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak

komputer dan plotter dengan data masukan dari hasil hitungan menggunakan

spreadsheet ataupun download data dari pengukuran digital yang kemudian

diproses dengan perangkat lunak topografi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran antara lain :

a. pemilihan skala peta yaitu 1 : 1000 untuk peta situasi dan 1 : 500 untuk situasi

khusus

b. grid koordinat pada umumnya dilakukan setiap 10 cm

c. garis kontur normal yaitu 1/2000 X skala peta dan kontur indeks setiap

kelipatan 5 dari kontur normal,

d. gambar dan cara penulisan kontur index, penggambaran legenda, penulisan

huruf tegak dan huruf miring dan ukuran huruf.

Penggambaran secara manual

Penggambaran secara manual dilakukan dengan tangan menggunakan alat bantu

penggaris/mistar, busur derajat, pensil, rapido dan scriber dengan cara plotting

hasil pengukuran berupa koordinat, sudut dan jarak, serta data tinggi masing-

masing obeyek/detail di atas kertas milimeter.

Hasil akhir dari proses penggambaran hanya sampai draft milimeter (obrah).

Editing data situasi dan garis kontur dapat dilakukan secara langsung di atas

kertas, dengan demikian proses penggambaran secara manual cukup sederhana

dan cepat. Ketelitian hasil penggambaran sangat tergantung pada ketelitian

interpolasi busur derajat, penggaris/mistar, besar kecilnya mata pensil yang

digunakan. Hasil gambar secara manual tidak dapat diperbanyak dan disimpan

dalam bentuk file.

Page 36: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-10

Pemilihan skala peta

Pemilihan skala peta erat kaitannya dengan kebutuhan dari pengukuran. Skala

peta adalah perbandingan antara jarak sesungguhnya dengan jarak di peta.

Skala peta pada pengukuran jalan dan jembatan yang ditujukan untuk

perencanaan biasanya menggunakan skala besar seperti 1 : 1000 sampai skala 1

: 500. Gambar penampang memanjang, skala horizontal 1: 1.000 dan skala

vertikal 1: 100. Gambar penampang melintang skala horizontal 1: 200 skala

vertikal 1 : 100

Ploting grid dan koordinat poligon

Untuk peta situasi skala 1 : 1000, grid pada peta dibuat pada setiap interval 10 cm

pada arah absis (X) maupun ordinat (Y) dengan nilai 100 m untuk masing-masing

absis dan ordinat. Angka grid koordinat dituliskan pada tepi peta bagian bawah

untuk absis dan tepi kiri peta untuk angka ordinat.

Kemudian ploting koordinat dan elevasi titik-titik BM, patok CP, titik poligon dari

hasil hitungan koordinat kerangka kontrol horizontal dan hitungan kerangka kontrol

vertikal.

Ploting data situasi

Ploting data situasi didasarkan pada jarak dan sudut dari titik-titik kontrol

horizontal dan vertikal ke titik detail.

Data jarak, sudut horizontal yang diperoleh dari pengukuran situasi, kemudian di

ploting dengan bantuan mistar/penggaris dan busur derajat.

Data ketinggian untuk semua detail hasil pengukuran detail situasi dan tinggi titik

kontrol, angka ketinggiannya diplotkan di peta manuskrip.

Ketelitian gambar situasi sangat tergantung saat melakukan interpolasi sudut

horizontal dengan busur derajat dan interpolasi jarak dengan menggunakan

mistar/penggaris.

Data-data situasi yang telah dilengkapi dengan elevasi dan atribut/diskripsinya

diplotkan ke peta manuskrip (obrah). Semua detail situasi seperti sungai,

bangunan existing, jalan existing yang terukur harus di gambarkan di atas peta.

Penggambaran garis kontur

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai

ketinggian yang sama.

Page 37: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-11

Penggambaran garis kontur dilakukan berdasarkan ploting tinggi titik detail. Dari

nilai tinggi titik-titik tersebut dilakukan penarikan garis kontur dengan cara

interpolasi.

Interval kontur normal adalah 1 / 2.000 kali skala peta, sedangkan kontur indeks

adalah setiap kelipatan 5 dari kontur normal.

Penarikan/penggambaran garis kontur sebaiknya dilakukan terhadap kontur

indeks terlebih dahulu. Hal ini untuk mengetahui secara umum pola kontur yang

terdapat dalam peta situasi.

Kontur indeks digambarkan dengan garis yang lebih tebal dari garis kontur biasa,

dan diberi warna yang berbeda dengan kontur normal.

Penggambaran arah utara peta dan legenda

Penggambaran arah utara dibuat searah dengan sumbu Y, dan sebaiknya di gambar

pada setiap lembar peta untuk memudahkan orientasi pada saat membaca peta.

Legenda dibuat berdasarkan aturan dan standar yang berlaku (lihat Gambar 3.6).

Gambar 3.6: Contoh-contoh legenda

Penggambaran secara digital

Penggambaran secara digital adalah proses suatu rangkaian proses

penggambaran yang dimulai dari proses inputing data, penggambaran situasi dari

Page 38: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-12

titik-titik koordinat yang ada, pembentukan digital terrain model, pembuatan garis

kontur, pembuatan grid dan legenda serta pencetakan.

Secara garis besar proses penggambaran secara digital dapat dilihat pada

Gambar 3.7.

Gambar 3.7: Diagram alir proses penggambaran secara digital

Data inputing

Penggambaran secara digital dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu data

hitungan dengan menggunakan spreadsheet yang kemudian disimpan dalam

bentuk file ASCII (american standard code for information interchange), dan data

dari hasil rekaman file elektronik dan kemudian diproses dengan software

topografi (Format batch file) .

Tipe pertama, data atau file hasil hitungan dengan spreadsheet selanjutnya dibuat

dalam format ASCII sehingga dapat dibaca oleh semua perangkat lunak yang

digunakan pada komputer. Urutan format koordinat tersebut di atas adalah X

(Easting), Y (Northing), Z (elevasi) dan deskripsi.

Page 39: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-13

Contoh data dalam format ASCII adalah sebagai berikut :

EAST NORTH ELEVASI DISKRIPSI

527.997.667 9.503.848.635 16.130 A0-25

527.997.934 9.503.848.099 16.330 A0-25-a-aspal

527.999.542 9.503.844.877 16.540 A0-25-b-as

528.000.959 9.503.842.035 16.730 A0-25-c-aspal

528.001.763 9.503.840.422 16.760 A0-25-d-bh.jalan

528.004.094 9.503.835.749 16.030 A0-25-e-kebun

528.008.379 9.503.827.159 16.220 A0-25-f-kebun

528.015.521 9.503.812.841 16.140 A0-25-g-kebun

527.997.132 9.503.849.707 16.260 A0-25-1'-bh.jalan

527.990.170 9.503.863.666 15.890 A0-25-1-kebun

527.982.404 9.503.879.235 15.900 A0-25-2-kebun

527.976.065 9.503.891.944 15.970 A0-25-3-kebun

527.964.549 9.503.915.032 16.600 A0-25-4-kebun

527.954.639 9.503.934.900 16.210 A0-25-5-kebun

527.941.874 9.503.960.493 16.420 A0-25-6-kebun

527.959.508 9.503.824.785 15.800 A0-25-7-TL

528.011.294 9.503.837.816 16.050 A0-25-8-TL

528.024.620 9.503.794.598 15.610 g-h-kebun

Tipe kedua, data hasil pengukuran di lapangan yang tersimpan di dalam memory

data recorder atau data collector bisa langsung di downloaded ke komputer

dengan bantuan interface. Format data ini dikonversi ke format raw data dan

selanjutnya dilakukan proses konversi ke data field book (data field book ini

mempunyai format yang sama dengan batch file). Data field book kemudian

dihutung dengan perangkat lunak khusus topografi untuk memperoleh harga

koordinatnya. Untuk format batch file tersebut sebelumnya harus diketahui Survei

Command Language dari perangkat lunak yang digunakan, sebagai misal AZ

adalah kepanjangan dari azimuth, BS adalah back sight (titik bidik acuan), AD VA

adalah angle distance (sudut horizontal, jarak) vertical angle (sudut vertikal) dan

seterusnya.

Berikut contoh formatnya :

ANGLE RIGHT ZENITH UNIT METRIC DMS TEMP 32 C SF 1 NEZ 2 5000 5000 500 STA2-PKS STN 2 5.1

Page 40: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-14

AZ 2 1 91.2305 BS 1 PRISM 5.04 AD VA 3 67.1514 310.425 93.3843 STA3-PKS PRISM 4.67 AP ON 201 AD VA 299.2456 16.71 92.5512 UP 89.1147 24.85 90.3920 CL 244.3732 115.56 86.2002 CL BEGIN WALL AD VA 231.3911 108.26 85.4036 EOW END AD VA 240.5415 44.46 86.4932 CL 76.4607 79.10 95.2119 CL 71.1702 174.74 95.1117 CL CONTINUE WALL AD VA 81.0244 171.18 94.2528 EOW END

Parameter-parameter data lapangan tersebut (jarak datar atau jarak miring, sudut

vertikal atau beda tinggi, sudut horizontal atau azimuth dan deskripsi), selanjutnya

dihitung dengan menggunakan bantuan perangkat lunak yang berkaitan dengan

penghitungan dan penggambaran data survei. Hasil hitungan koordinat tersebut

sekaligus bisa digambarkan posisinya.

Contoh format Raw data yang diperoleh dari Data Collector adalah seperti

tersebut di bawah :

!DCA COLLECTOR NUMBER 4 RAW DATA HEADER � 00NMSDR24 V03-01.7000013-Sep-93 19:21 121111 10NM302-1 13NMSVTUTOR 06NM1.00000000 13CPSea level crn:N 13CPC and R crn : N 13CPAtmos crn : N 01NME 000000 00000031 0.000 02TV00025000.000 5000.000 500.000 5.100 PKS 05NM101.60 20.0 09MC00020001 80.00000 GBF 03NM4.620 09F100020001323.165 97.37806 0.00000 GBF 03NM5.040 09F100020003310.425 93.64528 67.25389 PKS 12TV0002002 09MC00020001323.104 97.29364 80.00000 GBF 09MC00020003310.421 93.63423 147.25389 PKS 08TV00034739.437 5167.575 480.323 PKS 07TV00020003147.25389 67.25389 03NM4.670 09F10002010116.715 92.92000 299.41583 UP

Page 41: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-15

Dari data ukur tersebut selanjutnya dilakukan proses konversi ke data field book

(data field book ini mempunyai format yang sama dengan batch file), untuk

Titik-titik koordinat yang telah selesai dihitung kemudian digambarkan posisinya

secara digital. Semua setup parameter-parameter pengukuran yang digunakan di

lapangan pada saat pengukuran haruslah sesuai dengan setup yang ada pada

perangkat lunaknya, sebagai contoh adalah ukuran dalam meter, skala

penggambaran, satuan sudut yang digunakan.

Gambar 3.8 di bawah menunjukkan hasil hitungan sekaligus penggambaran dari

data survei yang diperoleh setelah melalui proses perhitungan dengan

menggunakan perangkat lunak yang berkaitan dengan survei topografi.

Gambar 3.8: Titik-titik koordinat hasil perhitungan dan pengeplotan secara digital

Titik-titik koordinat yang telah selesai dihitung dan digambarkan posisinya secara

digital seperti yang termuat dalam gambar di atas, semua setup parameter-

parameter pengukuran yang digunakan di lapangan pada saat pengukuran

haruslah sesuai dengan setup yang ada pada perangkat lunaknya, sebagai contoh

adalah ukuran dalam meter, skala penggambaran, satuan sudut yang digunakan.

Page 42: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-16

Penggambaran situasi

Ploting/penggambaran situasi berdasarkan data-data koordinat yang telah dihitung

dan di input ke dalam program penggambaran. Data-data situasi telah dilengkapi

dengan elevasi dan atribut/diskripsinya.

Proses selanjutnya adalah penarikan garis-garis antara 2 titik yang

menggambarkan dari kondisi yang ada di lapangan, seperti yang terlihat pada

Gambar 3.9 di bawah ini.

Seperti garis-garis tepi jalan, rumah-rumah, jembatan, sungai dan sebagainya

dengan menggunakan fasilitas penggambaran yang terdapat pada menu.

Gambar 3.9: Penarikan garis-garis dari titik koordinat untuk menggambarkan

kondisi situasi di lapangan.

Digital terrain model

Apabila perhitungan dan penggambaran kondisi detail situasi yang diukur di

lapangan sudah selesai dikerjakan semua, proses selanjutnya adalah pembuatan

ground model dari kondisi permukaan tanah asli hasil dari pengukuran (lihat

Gambar 3.10).

Page 43: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-17

ba

bt

bb

B α

A

∆H AB ti

bt

Gambar 3.10: Pengukuran beda tinggi tachimetri

Pembuatan ground model ini lebih sering dikenal dengan nama surface. Bentukan

surface ini adalah pembuatan interpolasi data di antara 3 titik koordinat yang

terdekat. Proses ini lebih dikenal dengan nama pembentukan TIN (triangulated

irregular network), pembuatan jaring-jaring segitiga yang tidak beraturan.

Gambar 3.11: Pembentukan jaring-jaring segitiga yang tidak beraturan

Garis-garis jaring segitiga ini selanjutnya diedit, proses interpolasi data ini

disesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan, sebagai misal garis surface

yang berada di tepi jalan sebelah kiri harus dihubungan dengan dengan titik yang

berada disebelah kiri jalan juga, begitu juga dengan surface yang mengkondisikan

Page 44: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-18

sungai, titik koordinat yang berada di tepi bawah sungai sebelah kanan juga harus

dihubungkan dengan titik koordinat tepi bawah sungai sebelah kanan juga dan

tidak biperbolehkan garis tersebut dihubungan dengan garis tepi atas sungai

sebelah kiri. Sehingga kondisi sungai dapat tervisualisasikan.

Setelah pembentukan surface selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah

penarikan garis kontour, garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai

elevasi yang sama (lihat Gambar 3.12).

Garis kontour ini dibuat berdasarkan surface yang diperoleh dari interpolasi-

interpolasi TIN. Kontour yang telah selesai dikerjakan selanjutnya diberikan label

elevasinya.

Interval garis kontour dan kontour index disesuaikan dengan skala peta yang akan

dibuat.

Gambar 3.12: Pembuatan garis kontour dan pelabelannya

Penggambaran garis grid, arah utara peta dan legenda

Peta situasi yang telah selesai di gambar garis kontournya selanjutnya dilengkapi

dengan garis-garis grid dan legendanya (lihat Gambar 3.13 dan Gambar 3.14).

Garis-garis grid yang digambar pada peta situasi tergantung dari skala gambar

yang akan dihasilkan.

Page 45: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-19

Gambar 3.13: Pemberian garis-garis grid pada basemap

Gambar 3.14 Simbol-simbol atau legenda yang biasa digunakan pada pembuatan peta dasar

Page 46: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-20

3.1.5 PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN UNTUK PENINJAUAN KEMBALI

RANCANGAN

Survei Lapangan oleh Kontraktor

Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi kontraktor harus mengerahkan

personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan membuat laporan

tentang kondisi fisik dan struktur dari jembatan dan struktur lainnya, serta

perlengkapan lainnya seperti Rambu-rambu dan tanda-tanda, marka jalan, papan

nama, lampu penerangan, tiang lampu, kabel listrik, utilitas, pagar pengaman.

Pekerjaan survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh panjang jembatan

(rencana jembatan) dan oprit jembatan (rencana jembatan) di kedua belah sisi

abutment jembatan.

Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Kontraktor harus menyiapkan dan

menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi

Pekerjaan, tidak lebih dari tanggal yang ditentukan dalam Spesifikasi. Tanggal

penyerahan ini akan merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya

pekerjaan dalam Kontrak dengan lebih dini dan berhasil.

Pekerjaan Persiapan dan Gambar

Kontraktor harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen Kontrak

dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan survei dimulai.

Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan kecil pada aspek perencanaan

yang mungkin terjadi selama pelaksanaan.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar

dan Spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan

atau kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi

dan Kontraktor harus menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau

kekurangan, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan struktur.

Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi

Spesifikasi dan Gambar ini. Bilamana dimensi yang diberikan dalam Gambar atau

dapat dihitung, pengukuran berdasarkan skala tidak boleh digunakan kecuali bila

disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan yang

tidak terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi

Pekerjaan. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan

terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang diambil terhadap Gambar

Rencana.

Page 47: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-21

Survei Struktur Jembatan Lama dan Pekerjaan Lainnya

Pekerjaan jembatan kadangkala mencakup bukan hanya jembatan baru akan

tetapi juga perbaikan jembatan lama; jadi kegiatan survei juga harus dilakukan

untuk jembatan lama jika perbaikan jembatan lama tersebut memang dicakup di

dalam pekerjaan di maksud.

Survei Kontraktor pada pekerjaan perlindungan talud, struktur jembatan lama,

marka dan perlengkapan jalan lama harus dilaksanakan di bawah pengawasan

Direksi Pekerjaan, yang harus menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah

dicatat dengan baik dan teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam

formulir yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.

Kegagalan Dalam Melaksanakan Pekerjaan Survei Lapangan

Penyelesaian pekerjaan survei lapangan yang tepat waktu, akan sangat

menentukan bagi kewajiban Direksi Pekerjaan dalam melaksanakan revisi minor

dan menyediakan gambar pelaksanaan bagi Kontraktor sebelum dimulainya

kegiatan pelaksanaan yang ditentukan. Oleh karena itu Direksi Pekerjaan akan

memantau kemajuan kegiatan survei lapangan oleh Kontraktor untuk menjamin

bahwa pekerjaan ini akan selesai dalam batas waktu yang ditentukan.

Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kemajuan kegiatan survei lapangan

oleh Kontraktor tidak dapat memenuhi waktu yang telah dijadwalkan atau

bilamana Kontraktor tidak memulai pekerjaan tersebut, atau tidak melaksanakan

pekerjaan tersebut menurut standar yang diminta Direksi Pekerjaan, maka Direksi

Pekerjaan dapat memilih untuk menyelesaikan survei lapangan itu dengan sumber

dayanya sendiri atau sumber daya lainnya sebagaimana dipandang perlu.

Dalam hal ini, Direksi Pekerjaan akan mengenakan sanksi yang dirinci

sebagaimana diatur di dalam Spesifikasi Teknis bilamana menentukan tingkat

pembayaran untuk atau dari Kontraktor untuk pekerjaan survei lapangan yang

dilaksanakan dengan prosedur sepertri di maksud.

3.1.6 PENINJAUAN KEMBALI RANCANGAN

Berdasarkan hasil survei lapangan Direksi Pekerjaan akan melakukan suatu peninjauan

kembali seluruh rancangan (full design review) atau revisi desain dari cakupan pekerjaan

yang dilelang. Peninjauan kembali seluruh rancangan atau revisi desain ini, yang telah

menyertakan data terbaru tentang kondisi fisik dan struktur pekerjaan lama saat sebelum

dimulainya pelaksanaan pekerjaan, dapat dilaksanakan langsung oleh Direski Pekerjaan

Page 48: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-22

dengan bantuan komputer yang menggunakan rumus atau metode yang disetujui oleh

Pemilik.

Peninjauan kembali rancangan atau revisi desain akan mengakibatkan diterbitkannya

Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) kepada Kontraktor, meliputi revisi perkiraan kuantitas

untuk setiap mata pembayaran bersama dengan jadwal yang mendetil dari semua

pekerjaan yang termasuk dalam cakupan Kontrak. Revisi perkiraan kuantitas ini harus

diantisipasi agar tidak mengubah Jumlah Harga Kontrak yang ada.

Detil pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam cakupan Kontrak ini

akan diterbitkan secara bertahap untuk Kontraktor dan bilamana detil pelaksanaan ini

telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh terbatas pada, sebagian atau seluruh

hal-hal berikut :

Revisi terhadap rancangan jembatan yang terdapat dalam dokumen lelang untuk

pekerjaan penggantian jembatan.

Detil struktur drainase

Detil pekerjaan pengendalian lereng, pasangan batu kososng, pekerjaan

stabilisasi timbunan atau galian.

Detil marka jalan.

Detil rambu jalan, patok pengaman dan rel pengaman dan lain sebagainya, baik

pemasangan baru maupun penggantian.

Detil pekerjaan pengembalian kondisi jembatan.

3.2 PERENCANAAN PEKERJAAN PENUNJANG

Yang dimaksud dengan pekerjaan penunjang di sini antara lain adalah jalan

akses, detour, rambu penghalang, perkuatan jembatan, kantor lapangan dan

fasilitasnya, dan fasilitas laboratorium dan pengujian. Seluruh pekerjaan

penunjang ini harus diselesaikan dalam periode mobilisasi.

3.2.1 JALAN AKSES

Kontraktor harus menyediakan memelihara, dan membongkar semua jalan, jembatan,

jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk menghubungkan

Kontraktor dengan jalan umum pada saat Penyelesaian Pekerjaan.

Page 49: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-23

Jalan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi Pekerjaan, meskipun

demikian Kontraktor tetap harus bertanggungjawab terhadap setiap kerusakan yang

terjadi atau disebabkan oleh jalan sementara ini.

Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Kontraktor harus melakukan

semua pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayaran kepada

pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah tersebut dan harus

memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan. Setelah

pekerjaan selesai, Kontraktor harus membersihkan dan mengembalikan kondisi tanah

itu ke kondisi semula sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan dan pemilik tanah yang

bersangkutan.

Kontraktor harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping

sementara untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat

bilamana jalan masuk tersebut sudah ada sebelum pekerjaan dimulai dan pada

tempat lainnya yang diperlukan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

3.2.2 JALAN ALIH SEMENTARA ATAU DETOUR

Jalan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk

kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan

kekuatan struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas

umum sampai alinyemen, pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas

sementara telah disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum

Kontraktor harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu

lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan oleh

Kontraktor selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam

kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan dapat diterima Direksi Pekerjaaan

sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakai jalan umum.

3.2.3 RAMBU DAN PENGHALANG (BARRIER)

Agar dapat melindungi Pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran

arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, Kontraktor harus memasang dan

memelihara rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap

tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua

Page 50: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-24

rambu lalu lintas dan penghalang harus diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau

terlihat dengan jelas pada malam hari.

3.2.4 PERKUATAN JEMBATAN

Perkuatan Jembatan diperlukan untuk menjamin keselamatan dan keselamatan

konstruksi jembatan lama yang akan dilalui oleh angkutan alat-alat berat, instalasi atau

bahan milik Kontraktor. Struktur perkuatan jembatan harus direncanakan oleh kontraktor,

dimintakan persetujuan Direksi sebelum dilaksanakan di lapangan. Alternatif lain yang

dapat dipilih oleh kontraktor adalah pembuatan jembatan darurat atau pembuatan

timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, detil pekerjaan darurat ini

juga harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan bersama dengan program mobilisasi.

Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman

dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan

tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur harus diserahkan oleh kontraktor kepada

Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan perkuatan jembatan dilaksanakan.

3.2.5 KANTOR LAPANGAN

Kontraktor harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan,

menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang

semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja

dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek.

Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah

Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi, dimana

penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan

telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga

terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca,

dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok

sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen-

komponen pra-fabrikasi.

Page 51: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-25

Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan

dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.

Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau

bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfingsi, cocok dengan maksud

pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan

yang berlaku.

Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga

layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan

dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.

Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang

memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.

3.2.6 FASILITAS LABORATORIUM DAN PENGUJIAN

Kontraktor harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium

sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari

Spesifikasi ini.

Bilamana secara khusus dimasukkan dalam lingkup Kontrak Pekerjaan Jembatan, maka

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan

peralatannya di lapangan, sesuai dengan ketentuan berikut :

Tempat Kerja

o Laboratorium haruslah sebuah bangunan terpisah yang ditempatkan sesuai

dengan Lokasi Umum dan Denah Tempat Kerja yang telah disetujui dan

merupakan bagian dari program mobilisasi. Lokasi laboratorium harus

ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai jarak tertentu dari peralatan

konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa getaran selama

pengoperasian peralatan.

o Denah bangunan harus sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaaan untuk akomodasi dan pengoperasian

perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan semua pengujian yang

disyaratkan atau diperlukan dan juga untuk menyediakan fasilitas kantor untuk

personil penguji baik dari Kontraktor maupun dari Direksi Pekerjaan.

o Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas pembuangan air

kotor, dan dilengkapi dengan dua buah pendingin udara (air conditioning)

masing-masing berkapasitas 1,5 PK, serta harus memenuhi semua ketentuan

lainnya dalam Spesifikasi.

Page 52: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab III: Identifikasi Lapangan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) III-26

o Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas meja kerja, lemari,

ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip (filing cabinet),

meja dan kursi dengan mutu standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan.

Peralatan dan Perlengkapan

o Peralatan dan perlengkapan laboratorium harus sudah disediakan dalam waktu

45 hari terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja, sehingga pengujian sumber bahan

dapat dimulai sesegera mungkin.

o Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, dan lainnya harus dikalibrasi oleh

instansi yang berwenang dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi.

Page 53: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-1

BAB IV

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

4.1 SURVEI UTILITAS

Yang dimaksudkan dengan utilitas adalah jaringan bawah tanah, kabel, lampu

penerangan jalan, tiang listrik, tiang telepon dan tiang lampu pengatur lalu lintas yang

ada, bersama dengan semua perlengkapan yang terkait.

Pembangunan jembatan pada kondisi-kondisi tertentu dapat mengganggu utilitas,

sehingga pelaksana pembangunan akan dihadapkan pada permasalahan harus

melakukan relokasi utilitas. Jembatan merupakan bagian dari jalan, dan sebagai

prasarana publik, jalan memiliki wilayah cakupan yang harus terbebas dari hal-hal yang

bisa membahayakan pengguna jalan. Letak utilitas dengan demikian harus berada di luar

Ruang Milik Jalan, sehingga utilitas tersebut tidak akan terganggu ataupun mengganggu

system pelayanan jalan maupun jembatan.

Jadi sebelum melaksanakan pekerjaan jembatan (pembangunan, penggantian), maka

kontraktor perlu melakukan survei utilitas. Maksud dari survei ini adalah untuk mengetahui

apakah di wilayah kerja pekerjaan jembatan terdapat utilitas yang terganggu atau

mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Jika kondisi ini dijumpai di lapangan, maka

kontraktor harus mempersiapkan segala kegiatan yang berkaitan dengan rencana

relokasi utilitas.

Hasil survei utilitas tersebut kemudian diplotkan ke dalam Gambar Rencana Jembatan

sehingga sebelum melakukan relokasi utilitas, sudah dapat diketahui dimana letak

bangunan-bangunan utilitas di maksud.

4.1.1 RELOKASI UTILITAS

Prinsip Dasar

Pekerjaan relokasi utilitas harus diselesaikan secepat mungkin sehingga

gangguan yang terjadi terhadap pelayanan utilitas tersebut dapat diminimasi. Jika

diperkirakan akan terjadi gangguan karena terhadap penggunaan utilitas karena

pekerjaan, maka penyedia jasa diwajibkan untuk meminta kepada Direksi

Pekerjaan agar menerbitkan dan mengumumkan adanya gangguan dan

Page 54: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-2

memastikan bahwa pengelola utilitas sudah mendapatkan pemberitahuan secara

akurat.

Pengaturan Dengan Instansi Terkait Setempat

Dalam konteks ini, istilah Instansi Terkait Setempat harus berarti setiap utilitas

umum, instansi pemasok atau instansi lain yang bertanggung-jawab terhadap

utilitas umum dan pelayanan.

Sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak, Penyedia Jasa bertanggung-jawab untuk

kontak dengan Instansi Terkait Setempat dan menyerahkan kepada Direksi

Pekerjaan berikut ini :

o Detil lokasi dari semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan,

ditempatkan atau terganggu sementara dalam mendukung pelaksanaan

pekerjaan jalan yang direncanakan.

o Salinan yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, standar dan

spesifikasi dari Instansi Terkait Setempat.

o Rencana kerja yang terinci yang menunjukkan relokasi utilitas dan pelayanan

yang diperlukan.

o Persetujuan tertulis atas rencana ini dari setiap instansi setempat yang terkait,

dan

o Persetujuan atau perijinan dari Instansi Terkait Terkait Setempat yang

diperlukan.

Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perijinan

semacam ini, dan sebagainya harus menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

Dalam segala hal, Pemilik wajib membantu Penyedia Jasa untuk berhubungan

dengan Instansi Terkait Setempat.

Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh operasi-

operasi Penyedia Jasa harus diperbaiki Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.

Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Fasilitas

Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Penyedia Jasa dengan persetujuan

antara Instansi Terkait Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut

pemeriksaan dan penerimaan dengan kedua-duanya.

Bilamana pekerjaan ini dikerjakan oleh badan yang kurang sesuai maka Penyedia

Jasa harus bertanggung-jawab untuk melakukan pengaturan hal-hal yang perlu

dengan Instansi Terkait Setempat untuk menjamin agar penyambungan kembali

Page 55: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-3

atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan memenuhi ketentuan

setelah penyelesaian pekerjaan relokasi.

Metoda Kerja

Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Terkait Setempat, sebagaimana

disebutkan, harus dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau sebelumnya, dan

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program

untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi.

Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat

dihindarkan selama pelaksanaan dalam Kontrak, maka Penyedia Jasa harus

membuat pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, dan

menyerahkan program atas pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dalam

30 hari setelah pemberitahuan tertulis dari Direksi Pekerjaan atas persetujuan

tersebut.

Bilamana terjadi keterlambatan atas program yang disebutkan diatas, atau

keterlambatan pengaturan dengan Instansi Terkait Setempat oleh Penyedia Jasa,

menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan akibat

dari kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan sementara terhadap

pelayanan yang ada, tidak akan dianggap sebagai alasan untuk memperpanjang

waktu penyelesaian kontrak.

Pelaksanaan

Pelaksanaan oleh Instansi Terkait Setempat

o Jika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan

penyambungan kembali utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi

tanggung-jawab, dan atas biaya Pemilik dan Instansi Terkait Setempat yang

bersangkutan. Akan tetapi, Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab untuk

membuat semua pengaturan yang diperlukan, menjaga fasilitas yang

terekspos dari kerusakan, pembayaran biaya perijinan dan hal-hal lain

sebagaimana terinci dalam Spesifikasi.

o Bilamana terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalam melaksanakan

pekerjan jalan dan jembatan, meskipun pelaksanaan oleh Penyedia Jasa telah

memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi, Direksi Pekerjaan

menurut pendapatnya dapat melakukan pengaturan dengan Instansi Setempat

yang berkaitan dengan Penyedia Jasa untuk melakukan semua atau sebagian

pekerjaan relokasi, dan selain dari pengawasan oleh Instansi Setempat yang

Page 56: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-4

bersangkutan. Tidak ada pekerjaan yang boleh dikerjakan tanpa persetujuan

tertulis dari Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan dan Direksi

Pekerjaan.

Pelaksanaan, atau Pelaksanaan Sebagian, oleh Penyedia Jasa

o Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan

relokasi untuk dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus

melaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi dan

memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain atau

petunjuk dari Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan.

o Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memperoleh dari Instansi

Setempat semua informasi tentang lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas atau

pelayanan yang akan dipindahkan dan harus melakukan investigasi secara

menyeluruh terhadap kondisi lapangan sebelum mulai bekerja. Setiap

kerusakan yang diakibatkan oleh operasi-operasi ini yang mengakibatkan

pengabaian, kelalaian, dan kekurang-hati-hatian dari Penyedia Jasa harus

diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri.

o Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sementara atau permanen, harus

dialihkan atau dipotong dengan tepat dan aman di bawah pengawasan

Instansi Terkait Setempat, dan semua bahan bongkaran harus dibersihkan

dengan cermat dan disimpan di lapangan untuk pemulihan oleh pemilik (baik

Instansi Terkait Setempat atau Pemilik, sebagaimana memungkinkan).

o Bahan dengan permukaan lama yang dilapisi (coating) yang akan dipasang

kembali di lokasi baru harus disiapkan, sebagaimana diperintahkan oleh

Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan ketentuan Instansi Terkait Setempat,

dengan perlindungan atau pencegahan terhadap karat dan selanjutnya harus

dicat ulang sebelum dipasang kembali.

o Bahan lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali harus

dibuang dari lapangan oleh Penyedia Jasa, dan diganti dengan bahan baru

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana bahan lama

menjadi tidak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oleh

Penyedia Jasa, harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya

sendiri, kecuali jika terdapat perjanjian dua belah pihak yang menyatakan

bahwa kerusakan tersebut memang tidak dapat dihindarkan.

o Lubang atau kerusakan lainnya yang terjadi di lapangan harus dikembalikan

kondisinya oleh Penyedia Jasa sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Page 57: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-5

Pekerjaan dan sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan Dokumen

Kontrak.

4.1.2 BANGUNAN YANG TERKENA PENGARUH PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dalam pelaksanaan konstruksi, terutama pekerjaan pondasi tiang pancang, pemadatan

tanah pada pekerjaan oprit, galian untuk pekerjaan abutment, angkutan material untuk

pembangunan jembatan, pengoperasian alat-alat berat lainnya, ada kemungkinan

berpengaruh terhadap kondisi bangunan-bangunandi sekitar proyek, terutama untuk

jembatan-jembatan di daerah perkotaan dengan permukiman padat.

Untuk mengantisipasi hal ini, survei lapangan perlu mengumpulkan bahan-bahan

masukan yang digunakan sebagai upaya untuk :

Memperkecil pengaruh getaran akibat pemadatan oprit, pemancangan tiang pancang,

maupun pengoperasian alat-alat berat lainnya terhadap kerusakan bangunan.

Memperkecil pengaruh pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas terhadap kemungkinan

perubahan-perubahan tegangan tanah yang mempengaruhi daya dukung pondasi

bangunan-bangunan di sekitar proyek.

Tugas-tugas di atas merupakan tanggung jawab konsultan dalam hal perencanaannya,

sifat perencanaannya khusus, karena rekomendasi yang berisi antisipasi memperkecil

kerusakan bangunan di sekitar proyek jembatan akan tergantung dari banyak faktor

antara lain : frekwensi getaran, properties tanah, daya pikul pondasi untuk bangunan-

bangunan di sekitar proyek dan lain sebagainya.

Kontraktor mempunyai kewajiban melaksanakan rekomendasi konsultan di maksud, akan

tetapi apabila ternyata masih ada kerusakan pada bangunan-bangunan di sekitar proyek

akibat dari pelaksanaan proyek, maka kontraktor harus siap menanggulangi klaim yang

diajukan oleh pemilik bangunan.

4.2 PENERAPAN METODE KERJA

Permasalahan lain yang perlu diidentifikasi adalah faktor-faktor external seperti kondisi

lalu lintas, frekwensi banjir sungai, perlintasan dengan jalan kereta api.

4.2.1 KONDISI LALU LINTAS

Kontraktor harus menjamin bahwa selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama

tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan, dan

Page 58: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-6

pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan Pekerjaan disediakan jalan masuk

yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.

Dalam keadaan khusus Kontraktor dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara.

Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut

terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum maupun proyek.

Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan sebagaimana

diperlukan untuk melindungi pekerjaan.

Pengendalian lalu lintas harus mendapat perhatian khusus, pada saat kondisi cuaca yang

buruk, pada saat lalu lintas padat, dan selama periode dimana pekerjaan yang sedang

dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.

Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera di semua tempat

kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu

lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus

lalu lintas yang melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.

4.2.2 MENGENALI FREKWENSI BANJIR SUNGAI

Penetapan bentang jembatan diperhitungkan berdasarkan banjir rencana tertentu,

misalnya 50 tahun atau bisa jadi 100 tahun, tergantung berapa tingkat risiko yang

diperhitungkan. Tingginya debit banjir rencana akan dijadikan patokan, dimana posisi tepi

bawah bangunan atas harus ditempatkan dengan mengambil ”clearance” (1.00 m atau

lebih) sesuai dengan standar ”clearance” yang digunakan di dalam perencanaan.

Bagi kontraktor, sebelum melaksanakan pekerjaan jembatan, harus faham benar bahwa

”design flood” yang digunakan oleh perencana harus sudah mengarah pada

pertimbangan memilih risiko paling memungkinkan, diperhitungkan terhadap banjir yang

terjadi pada suatu return period. Dalam hal ini, penanggung jawab survei lapangan perlu

melakukan cross check, untuk mendapatkan suatu gambaran, bahwa panjang bentang

jembatan yang akan dibangun, telah direncanakan berdasarkan konsep memilih risiko

yang paling memungkinkan. Untuk itu structure engineer of bridge construction harus

mendapatkan data-data hidrologi sebagai salah satu masukan untuk perhitungan ”design

flood” (oleh konsultan) di maksud. Artinya pemilihan bentang jembatan sudah merupakan

pilihan yang paling tepat. Seluruh keputusan teknis yang berkaitan dengan desain

Page 59: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan Bab IV: Identifikasi Permasalahan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-7

jembatan berawal dari penetapan bentang jembatan, sedangkan bentang jembatan

ditentukan berdasarkan ”design flood”.

4.2.3 PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API

Perlintasan jembatan dengan jalan kereta api, perlu dikonsultasikan dengan institusi yang

mempunyai kewenangan dengan penyelenggaraan transportasi dengan kereta api. Pada

saat sekarang, yang paling mungkin adalah jembatan jalan raya melintasi jalan kereta api.

Crossing ini memerlukan kejelasan tentang ruang yang menjadi ”domainnya” jalan kereta

api agar dapat diambil keputusan dimana posisi bangunan bawah jembatan (bisa

abutment, bisa pilar, tergantung pertimbangan teknis) dan dimana posisi tepi bawah

jembatan. Keputusan-keputusan ini dimaksudkan agar perencana dapat menentukan

secara pasti, berapa panjang bentang jembatan yang melintas di atas jalan kereta api

harus ditentukan ditinjau dari kepentingan pengguna jalan maupun pengguna jalan kereta

api.

Jadi dalam hal ini survei lapangan harus dapat menghimpun data/informasi lapangan

yang dapat memberikan masukan positif bagi kepentingan review design jembatan.

Dengan demikian jembatan akan dapat dibangun dengan mempertimbangkan kondisi

lapangan terakhir.

Page 60: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survey Lapangan Pekerjaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-1

RANGKUMAN

GAMBAR RENCANA

Survey lapangan dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana dengan

lokasi jembatan di lapangan. Sebelum melakukan survey lapangan perlu ada konfirmasi

antara structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi tentang apa

yang dimaksudkan dengan elemen-elemen jembatan dan bagaimana menempatkan

elemen-elemen jembatan tersebut di lapangan sesuai dengan kondisi lapangan.

Yang harus dilakukan adalah menyiapkan rencana survey lapangan untuk memastikan :

Bahwa gambar rencana jembatan dipersiapkan berdasarkan ketentuan-ketentuan

perencanaan sehingga tidak ada keraguan jika gambar rencana tersebut dilaksanakan

di lapangan.

Bahwa gambar rencana yang akan dijadikan acuan utama di dalam menyiapkan

gambar kerja harus sudah mempertimbangkan kondisi lapangan terakhir.

Bahwa gambar rencana yang sudah mempertimbangkan kondisi lapangan terakhir

tersebut merupakan hasil pekerjaan review design (rekayasa lapangan). Pekerjaan

review design merupakan tugas konsultan supervisi, yang pada awal penugasannya

sesuai dengan tatacara pelaksanaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi teknis harus

menyiapkan review design.

Bahwa untuk dapat melaksanakan review design, diperlukan data-data teknis yang

baru dapat diperoleh jika dilakukan survey lapangan. Sesuai dengan tatacara yang

diatur di dalam spesifikasi teknis, tanggung jawab survei lapangan ada pada

kontraktor.

Bahwa di dalam melakukan survey lapangan, kontraktor menugaskan urusannya

kepada structure engineer of bridge construction.

Resume bagian-bagian pekerjaan dibuat berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi

yang dipersyaratkan, yaitu dengan mengambil referensi dari ”Panduan Pemeriksaan

Jembatan” yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan

Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Depertemen Pekerjaan Umum – 2006.

Elemen-elemen jembatan harus direncanakan dengan mengikuti persyaratan-persyaratan

teknis yang berlaku untuk perencanaan jembatan. Sebelum pekerjaan jembatan

dilaksanakan, tugas konsultan adalah mereview Gambar Rencana dan perhitungan-

perhitungan perencanaan yang dibuat pada saat ahli perencana jembatan menyiapkan

Gambar Rencana.

Page 61: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survey Lapangan Pekerjaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-2

IDENTIFIKASI LAPANGAN

Pekerjaan survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh panjang jembatan

(rencana jembatan) dan oprit jembatan (rencana jembatan) di kedua belah sisi abutment

jembatan.

Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Kontraktor harus menyiapkan dan

menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi Pekerjaan,

tidak lebih dari tanggal yang ditentukan dalam Spesifikasi. Tanggal penyerahan ini akan

merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya pekerjaan dalam Kontrak

dengan lebih dini dan berhasil.

Kontraktor harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen Kontrak dan

berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini

harus diantisipasi terhadap perubahan kecil pada aspek perencanaan yang mungkin

terjadi selama pelaksanaan.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan

Spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau

kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi dan

Kontraktor harus menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan,

terutama yang berhubungan dengan pekerjaan struktur.

Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan yang tidak

terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas

setiap perubahan yang diambil terhadap Gambar Rencana.

Pekerjaan jembatan kadangkala mencakup bukan hanya jembatan baru akan tetapi juga

perbaikan jembatan lama; jadi kegiatan survey juga harus dilakukan untuk jembatan lama

jika perbaikan jembatan lama tersebut memang dicakup di dalam pekerjaan di maksud.

Survei Kontraktor pada pekerjaan perlindungan talud, struktur jembatan lama, marka dan

perlengkapan jalan lama harus dilaksanakan di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan,

yang harus menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik dan teliti.

Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam formulir yang dapat diterima Direksi

Pekerjaan.

Penyelesaian pekerjaan survei lapangan yang tepat waktu, akan sangat menentukan bagi

kewajiban Direksi Pekerjaan dalam melaksanakan revisi minor dan menyediakan gambar

pelaksanaan bagi Kontraktor sebelum dimulainya kegiatan pelaksanaan yang ditentukan.

Page 62: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survey Lapangan Pekerjaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-3

Oleh karena itu Direksi Pekerjaan akan memantau kemajuan kegiatan survei lapangan

oleh Kontraktor untuk menjamin bahwa pekerjaan ini akan selesai dalam batas waktu

yang ditentukan.

Berdasarkan hasil survei lapangan Direksi Pekerjaan akan melakukan suatu peninjauan

kembali seluruh rancangan (full design review) atau revisi desain dari cakupan pekerjaan

yang dilelang. Peninjauan kembali seluruh rancangan atau revisi desain ini, yang telah

menyertakan data terbaru tentang kondisi fisik dan struktur pekerjaan lama saat sebelum

dimulainya pelaksanaan pekerjaan, dapat dilaksanakan langsung oleh Direski Pekerjaan

dengan bantuan komputer yang menggunakan rumus atau metode yang disetujui oleh

Pemilik

Peninjauan kembali rancangan atau revisi desain akan mengakibatkan diterbitkannya

Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) kepada Kontraktor, meliputi revisi perkiraan kuantitas

untuk setiap mata pembayaran bersama dengan jadwal yang mendetil dari semua

pekerjaan yang termasuk dalam cakupan Kontrak. Revisi perkiraan kuantitas ini harus

diantisipasi agar tidak mengubah Jumlah Harga Kontrak yang ada.

Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway surface),

dan patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai pekerjaan, kecuali bila

diperlukan perubahan kecil pada alinemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol

sementara yang akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detilnya akan

diserahkan kepada Kontraktor bersama dengan semua data yang bersangkutan untuk

menentukan titik pengukuran pada alinyemen yang akan diubah.

Tahapan kegiatan pengukuran jembatan pada dasarnya sama seperti dengan tahapan

pengukuran jalan, yaitu terdiri dari kegiatan persiapan, survey pendahuluan, pemasangan

patok BM dan CP dan patok kayu, pengukuran kerangka kontrol vertikal, pengukuran

kerangka kontrol horizontal, pengukuran situasi, pengukuran penampang memanjang

jalan, pengukuran melintang jalan, pengukuran penampang melintang sungai dan

pengukuran detail situasi.

Yang dimaksud dengan pekerjaan penunjang di sini antara lain adalah jalan

akses, detour, rambu penghalang, perkuatan jembatan, kantor lapangan dan

fasilitasnya, dan fasilitas laboratorium dan pengujian. Seluruh pekerjaan

penunjang ini harus diselesaikan dalam periode mobilisasi.

Page 63: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survey Lapangan Pekerjaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-4

IDENTIFIKASI MASALAH

Pembangunan jembatan pada kondisi-kondisi tertentu dapat mengganggu utilitas,

sehingga pelaksana pembangunan akan dihadapkan pada permasalahan harus

melakukan relokasi utilitas. Jembatan merupakan bagian dari jalan, dan sebagai

prasarana publik, jalan memiliki wilayah cakupan yang harus terbebas dari hal-hal yang

bisa membahayakan pengguna jalan. Letak utilitas dengan demikian harus berada di luar

Ruang Milik Jalan, sehingga utilitas tersebut tidak akan terganggu ataupun mengganggu

system pelayanan jalan maupun jembatan.

Jadi sebelum melaksanakan pekerjaan jembatan (pembangunan, penggantian), maka

kontraktor perlu melakukan survey utilitas. Maksud dari survey ini adalah untuk

mengetahui apakah di wilayah kerja pekerjaan jembatan terdapat utilitas yang terganggu

atau mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Jika kondisi ini dijumpai di lapangan, maka

kontraktor harus mempersiapkan segala kegiatan yang berkaitan dengan rencana

relokasi utilitas.

Hasil survey utilitas tersebut kemudian diplotkan ke dalam Gambar Rencana Jembatan

sehingga sebelum melakukan relokasi utilitas, sudah dapat diketahui dimana letak

bangunan-bangunan utilitas di maksud.

Permasalahan lain yang perlu diidentifikasi adalah faktor-faktor external seperti kondisi

lalu lintas, frekwensi banjir sungai, perlintasan dengan jalan kereta api.

Page 64: MODUL STEBC – 02 : SURVEI LAPANGAN PEKERJAAN …

STEBC-02: Survey Lapangan Pekerjaan Jembatan Daftar Pustaka

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) DP-1

DAFTAR PUSTAKA

1. Contruction Planning, Equipment and Method, By R.L.Peurifoy.

2. Foundation Design, Wayne C. Teng – 1979.

3. Hand Book Of Soil Mechanics, By Arpad Kezdi.

4. Highway Enggineering Handbook, By Kenneth B Woods

5. Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II, Oleh Imam Soekoto

6. Mekanika Tanah, L.D. Wesley – 1988.

7. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, Ir. Suyono sosrodarsono – Kazuto Nakazawa –

Ir. Taulu dkk. 1981.

8. Pondasi Tiang Pancang, Ir. Sardjono HS – 1984.

9. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Joseph E. Bowls/Johan K. Hainim – 1991.

10. Soil Mechanics, Foundation and Earth Structures, Tschebotarioff – 1951.

11. Teknik Fondasi I, Hary Christady Hardiyatmo – 2002

12. Teknik Fondasi II, Hary Christady Hardiyatmo – 2003.