Upload
ayu-sekar-putri
View
21
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Marketing Plan Example
Citation preview
“INTERNATIONAL MARKETING PLAN
EKSPOR KENTANG INDONESIA KE BELGIA”
Makalah
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran Internasional
Disusun oleh :
Arief Laksono N 150610100050
Fika Vindiwati 150610110097
Ady Trynugraha 150610110101
Wulandari Erlim 150610110105
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonometrika yang berjudul
“International Marketing Plan Ekspor Kentang Indonesia ke Belgia” dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam penulisan makalah ini. Kepada dosen Manajemen Pemasaran
Internasional dan kepada teman-teman yang telah membantu kelancaran tugas ini. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Ekonometrika di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Makalah ini kami buat
untuk menambah wawasan mahasiswa Fakultas Pertanian dalam memahami lebih jelas
mengenai kondisi umum negara Belgia dan manajemen pemasaran internasional untuk
eskpor dari negara Indonesia ke Belgia.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Jatinangor, 20 Mei 2014
PENULIS
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.1.1 Syarat-syarat Ekspor Produk Pertanian ke Uni Eropa (Belgia)..............................6
1.1.2 Syarat Packaging.....................................................................................................7
1.1.3 Standarisasi Produk.................................................................................................7
1.1.4 Country Report........................................................................................................8
1.2 Tujuan............................................................................................................................9
Bab II Pembahasan................................................................................................................10
2.1 Kondisi Umum Negara Belgia.....................................................................................10
2.1.1 Politik....................................................................................................................10
2.1.2 Pemerintahan.........................................................................................................10
2.1.3 Ekonomi & Demonstrasi.......................................................................................10
2.1.4 Budaya..................................................................................................................11
2.1.5 Sosial.....................................................................................................................12
2.1.6 Alam......................................................................................................................13
2.1.7 Bahasa...................................................................................................................13
2.1.8 Komunitas Indonesia............................................................................................13
2.2 Peluang Pasar (Market Opportunities).........................................................................14
2.3 Analisis Strategi Pasar (Market Entry Strategy)..........................................................17
2.4 Analisis SWOT............................................................................................................18
2.5 Bauran Pemasaran Ekspor...........................................................................................18
3
2.5.1 Product (Produk)...................................................................................................18
2.5.2 Price (Harga).........................................................................................................20
2.5.3 Promotion (Promosi).............................................................................................20
2.5.4 Place (Tempat)......................................................................................................21
2.6 Strategi STP (Segmentation, Targeting, Positioning)..................................................21
2.6.1 Segmentation.........................................................................................................21
2.6.2 Targeting...............................................................................................................22
2.6.3 Positioning............................................................................................................23
2.7 Global Marketing (Akses Logistik dan Dokumentasi)................................................23
2.7.1 Logistik.................................................................................................................23
2.7.2 Dokumentasi (Shipping Document Negotiation Process)....................................27
Bab III Penutup......................................................................................................................29
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................29
Daftar Pustaka........................................................................................................................30
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian
setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling
terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara
dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar
bangsa. Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu
hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah
satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Perdagangan internasional
dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan
subyek ekonomi negara yang lain. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah
penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan swasta dan perusahaan negara
maupun pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan. Secara umum perdagangan
internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan
barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya.
Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu
negara yang mengalir masuk ke negara tersebut. Perdagangan internasional sangat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam perdagangan
internasional semua negara bersaing di pasar internasional. Salah satu keuntungan
perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam
menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi.
Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan
pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja.
Indonesia memiliki potensi pasar yang luas dalam perdagangan internasional yang
membuat Indonesia memperoleh manfaat seperti Indonesia dapat melakukan spesialisasi,
5
menambah pendapatan tambahan, memperoleh barang yang tak dapat dihasilkan di
Indonesia, dan lain sebagainya. Di lain sisi dari perdagangan internasional tak selalu
mendatangkan manfaat yang berkepanjangan, yaitu menjadikan ketergantungan terhadap
negara lain, efek kepada pola perilaku sosial dan budaya, bahkan hal lebih buruknya adalah
dampak pada perekonomian nasional. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia juga melakukan
kebijakan proteksi terhadap impor barang-barang agar nantinya tidak mengancam bangsa
Indonesia setiap aspek kehidupan.
Perdagangan dalam negeri (domestik) dan perdagangan global luar negeri
(internasional) untuk komoditas pertanian yang meliputi sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan masih cukup luas untuk terus dikembangkan.
Sektor pertanian sudah terbukti merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan
perekonomian nasional, mengingat sektor pertanian terbukti masih dapat memberikan
kontribusi pada perekonomian nasional walaupun pada saat terjadi krisis. Hal ini
dikarenakan terbukanya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya
sumbangan devisa yang dihasilkan. Kementerian Pertanian menetapkan 4 sukses
pembangunan pertanian, dimana salah satunya adalah “Peningkatan Nilai Tambah, Daya
Saing dan Ekspor”.
Salah satu komoditas pertanian yang meliputi sub sector hortikultura yang
menguntungkan adalah kentang. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang
dapat memproduksi makanan bergizi lebih banyak dan lebih cepat, namun membutuhkan
hamparan lahan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya. Kentang memiliki
potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi pangan dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.
Kentang dengan potensi pasar yang luas baik di tingkat lokal, regional maupun
internasional, mempunyai prosepek yang cerah untuk lebih dikembangkan dengan skala
luas. Oleh karena itu, kami memilih komoditas kentang sebagai komoditas yang akan kami
ekspor ke Negara Belgia. Selain itu, dilihat dari kebudayaan masyarakat Belgia, Belgia
memang terkenal dengan kuliner khasnya kentang goreng Belgia atau Belgian Fries yang
biasanya dimakan dengan mayonnaise. Pembeli cukup memasukkan uang koin sejumlah
harga yang tertera ke dalam mesin tersebut, dan beberapa saat kemudian satu cup kentang
goreng ukuran medium pun siap tersaji. Harga untuk setiap porsi kentang goreng di mesin
6
tersebut adalah €2,50 atau sekitar Rp 29 ribu dan mampu menyajikan kentang goreng hanya
dalam waktu 90 detik. Seporsi kentang goreng ini juga dilengkapi dengan garpu plastik serta
pilihan saus berupa mayonnaise atau saus tomat. Pada tahun 2002, orang Belgia rata-rata
menghabiskan €6.01 untuk membeli kentang goreng, termasuk di antaranya kentang goreng
yang dibeli di restoran siap saji.
1.1.1 Syarat-syarat Ekspor Produk Pertanian ke Uni Eropa (Belgia)
Pihak produsen dan eksportir wajib mematuhi berbagai peraturan di negara
masing-masing (terutama ketika mereka memiliki peraturan mengenai batas
maksimum residu pestisida) dan berbagai peraturan yang ada di berbagai negara
tujuan impor. Mereka hanya dapat menggunakan berbagai bahan kimia yang telah
terdaftar untuk digunakan pada jenis tanaman tertentu dan harus mematuhi secara
ketat berbagai petunjuk yang tertera di lembar petunjuk atau kontainer (kotak dan
botol). Penggunaan pestisida yang berlebihan adalah berbahaya dan dapat berakibat
pada penolakan pengiriman produk oleh negara pengimpor. Berikut ini adalah
syarat-syarat yang diterapkan Uni Eropa terhadap importer dari Negara berkembang,
diantaranya :
1. Pihak Uni Eropa mensyaratkan bahwa produk buah-buahan dan sayuran segar
impor memenuhi standar pemasaran Uni Eropa atas kualitas dan pelabelan.
Pengontrolan dilakukan oleh sebuah badan inspeksi pada lokasi impor atau bagi
beberapa negara ketiga yang telah disetujui dilakukan di lokasi ekspor.
2. Pihak Uni Eropa terus menerus mengurangi limit maksimum residu pestisida
yang dapat terkandung dalam berbagai produk. Untuk berbagai jenis pestisida,
Saat ini terdapat batas umum yang berlaku di semua negara anggota Uni Eropa.
Tetapi, untuk beberapa pestisida batas residu ini berbeda dari satu Negara
lainnya. Tiap negara memberikan verifikasi bahwa berbagai peraturan telah
dipatuhi (pada umumnya melalui departemen pertanian) di lokasi masuknya
produk. Apabila terdapat beberapa negara anggota Uni Eropa yang belum
menentukan batas maksimum, para eksportir diminta untuk mendapatkan ijin
toleransi impor.
7
3. Untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa, pihak produsen dan eksportir wajib
mematuhi peraturan kesehatan tanaman yang berlaku di Uni Eropa. Berbagai
peraturan ini diberlakukan di pintu masuk.
1.1.2 Syarat Packaging
Dalam hal packaging, Badan Karantina Pertanian (Barantan) menentukan
kemasan kayu sebagai kemasan produk ekspor. Untuk kemasan produk yang akan
diekspor telah diberlakukan standar internasional sanitari dan fitosanitari
(International Standard Phytosanitary Measures Nomor 15/ISPM#15) mengenai
kemasan kayu.
Dalam ketentuan ini kayu atau hasil kayu belum diolah yang dipergunakan
untuk menopang, mengemas atau mengganjal dalam pengangkutan dan/atau yang
menyertai barang kiriman dengan ketebalan lebih dari 6 mm harus bebas dari kulit
kayu.
Kemasan kayu yang digunakan dalam perdagangan internasional harus
dibubuhi marka (marking). Tanda resmi ini diakui secara internasional yang
ditetapkan dalam Standar International Kesehatan Tumbuhan (ISPM) # 15.
Pembubuhan marka dilakukan oleh pihak yang telah diregistrasi instansi yang
berwenang di negara asal.
1.1.3 Standarisasi Produk
Sebelum produk Indonesia dapat dijual di luar negeri, produk tersebut harus
diuji dan disertifikasi untuk memastikan keselarasan dengan Peraturan Teknis yang
berlaku di pasar tujuan ekspor, serta (jika memungkinkan) memenuhi persyaratan
khusus (sukarela). Pengujian dan sertifikasi harus dilakukan oleh badan-badan yang
diakui ketidak-berpihakan serta kompetensinya. Sistem yang menyediakan layanan
teknis tersebutdan otoritas yang mengawasi pelaksanaannya, dapat dirujuk sebagai
Infrastruktur Kualitas Ekspor suatu negara (Export Quality Infrastructure atau EQI).
Untuk mengekspor produk secara internasional, para produsen dan eksportir harus
memenuhi persyaratan teknis (standar wajib) yang ditentukan oleh institusi publik untuk
menjamin kualitas produk, perlindungan serta kesehatan konsumen. Peraturan tersebut
berbeda, tergantung dari produk serta negara pengekspor dan pengimpor. Beberapa
peraturan tersebut didasarkan pada standar pangan internasional, sedangkan yang lainnya
8
dikembangkan oleh masing-masing negara. Kegagalan pemenuhan persyaratan ini dapat
menyebabkan karantina atau penolakan produk oleh negara pengimpor.
Gambar 1. Codex alimentarius
Codex Alimentarius Commission diciptakan oleh Food and Agriculture
Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) dengan tujuan untuk
mengembangkan standar pangan, pedoman, dan teks lainnya, seperti kode praktik, dalam
Program Gabungan FAO/WHO untuk Standar Pangan (joint FAO/WHO Food Standards
Programme). Standar pangan tersebut digunakan sebagai acuan untuk perdagangan pangan
internasional
1.1.4 Country Report
Tabel 1. Komoditas ekspor Indonesia 3 tahu terakhir
2011 2012 2013
Potatoes, other than
seed , fresh or
chilled
5117410 5198364 7172571
Sumber: bps.go.id
Gambar 2. Grafik nilai rata-rata konsumsi sayuran di negara Eropa
Tabel 2. Urutan 10 negara dalam dnlai permintaan komoditas kentang di seluruh dunia
9
Quantity (t)Kg per capita
1. China 47 594 193 1. Belarus 181
2. Russian Fed. 18 828 000 2. Kyrgyzstan 143
3. India 17 380 730 3. Belgium 136
4. United States 17 105 000 4. Russian Fed. 131
5. Belgium 6 380 850 5. Poland 131
6. United Kingdom 6 169 000 6. Rwanda 125
7. Germany 5 572 000 7. Lithuania 116
8. Poland 5 000 000 8. Latvia 114
9. Bangladesh 4 041 463 9. Kazakhstan 103
10. Iran (Islamic Rep.) 3 991 142 10. United Kingdom 102
Source: FAOSTAT
1.2 TUJUAN
1. Memaksimalkan potensi pasar untuk meningkatkan ekspor komoditas kentang
Indonesia ke Belgia
2. Mengetahui proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau
jasa perusahaan kepada konsumen di Negara Belgia
3. Mengetahui bauran pemasaran internasional yang diterapkan untuk ekspor ke Belgia
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONDISI UMUM NEGARA BELGIA
2.1.1 Politik
The Heart of Europe. Secara geografis, Belgia terletak cukup di tengah wilayah
Eropa barat dan dikelilingi beberapa negara tetangga strategis. Bagi para pelajar yang hobi
jalan-jalan, ini tentu menjadi faktor yang menarik sehingga memudahkan akses traveling ke
negara sekitar. Penerbangan dari dan ke Brussels sendiri menjadi salah satu yang terpadat di
Eropa. Low cost flight pun banyak melayani trayek-trayek ini.
Secara politis, Belgia merupakan pusat pemerintahan Uni Eropa. Di Brussels
lah European Comission berada. Kondisi ini mendukung banyaknya industri raksasa dari
seluruh dunia untuk mendirikan Headquarter, branch office dan menjalankan bisnisnya di
Belgia terutama di kota Brussels yang juga merupakan Ibu Kota Uni Eropa. Status inilah
yang dijual oleh kebanyakan institusi pendidikan yang memiliki jurusan bisnis, finance, dan
manajemen. Bertahun-tahun Brussels dan Leuven, kota di dekatnya, selain Rotterdam di
Belanda menjadi incaran banyak pelajar di seluruh dunia termasuk Indonesia yang ingin
belajar bisnis di Eropa.
2.1.2 Pemerintahan
Belgia merupakan negara yang berdiri di tengah-tengah perbedaan budaya. Hal ini
mempengaruhi sistem pemerintahan yang dijalankan dengan membagi tiga kawasan besar
pemerintahan. Flanders di Utara, dengan penduduknya yang berbahas Belanda. Wallon di
selatan dengan penduduknya yang berbahasa Prancis. Dan Brussels Capital Region di
“tengah-tengah” yang merupakan campuran keduanya dan mengakomodir kedua bahasa
secara legal juga merupakan kawasan paling beragam.
2.1.3 Ekonomi & Demonstrasi
Menurut laporan yang mereka publikasikan, Belgia masuk ke dalam 20 besar negara
dengan ekonomi terbaik di dunia.Dengan GDP bahkan mengungguli Inggris dan Prancis.
Tarif listrik dan bensin hampir selalu masuk ke dalam 5 besar yang termahal di Eropa.
11
Meski demikian, krisi ekonomi Eropa yang melanda tak urung mempengaruhi
situasi ekonomi Belgia juga. Tidak seperti lima hingga sepuluh tahun lalu, kini pengemis
dari berbagai bangsa sudah menjadi bagian dari wajah Belgia. Terutama di Brussels.
Banyak pendatang yang kecele mencari penghidupan yang lebih baik tetapi justru ikut
terjebak krisis di dalamnya.
Krisis ekonomi menyebabkan demonstrasi dan mogok. Alasan aksi mogok yang
selama ini terjadi umumnya terkait masalah ekonomi. Pertama krisis ekonomi Eropa dan
yang kedua penolakan kebijakan pemunduran usia pensiun. Kelompok kaum pekerja di
Belgia menolak usia pensiun yang akan diubah dari 62 menjadi 65.
2.1.4 Budaya
Mengingat Belgia secara garis besar terbagi menjadi dua wilayah utama. Flanders
dan Wallon, karakter budaya negeri ini bisa dibedakan pula menjadi dua.Orang-orang
Flemish dikenal agak menyerupai orang Belanda yang lebih dingin, kaku, perfeksionis dan
punctual.Sementara orang-orang Wallon dikenal lebih ramah, senang berbicara, dan lebih
santai.
Kedua jenis karakter budaya di atas memiliki nilai kurang dan lebihnya. Juga kita
tidak dapat serta merta memberi stigma karena tentu saja terdapat kadar yang berbeda pada
setiap individunya. Karakter orang Flemish yang lebih menyerupai orang Belanda
dibanding Wallon yang agak menyerupai orang Prancis.Karakter yang lebih santai pada
orang Wallon ini kadang mengarah pada unprofessional. Bagaimanapun juga, secara umum
orang Belgia cukup ramah dan pas. Ynag kaku tetapi tidak sekaku orang Belanda, yang
santai tapi tidak selambat orang Prancis.
Selain itu untuk budaya konsumsi orang Belgia Orang Belgia mengklaim bahwa
kentang goreng jenis french fries berasal dari Belgia, walaupun klaim ini kurang didukung
bukti yang kuat. Orang Belgia memang suka makan kentang goreng. Pada tahun 2002,
orang Belgia rata-rata menghabiskan €6.01 untuk membeli kentang goreng, termasuk di
antaranya kentang goreng yang dibeli di restoran siap saji.
Sejarawan Belgia bernama Jo Gerard menyatakan bahwa resep kentang goreng
french fries sudah ada di Belgia sejak tahun 1680. Pada waktu itu, penduduk miskin di
daerah lembah Sungai Meuse antara Dinant and Liège mempunyai kebiasaan makan ikan
12
kecil yang digoreng. Di musim dingin ketika tidak tersedia ikan karena sungai yang
membeku, mereka menggoreng kentang yang dipotong-potong sama panjang.
Pada tahun 1857, surat kabar "Courrier de Verviers" memuat artikel tentang seorang
pengusaha Belgia bernama Fritz yang menjual kentang goreng di pekan raya dan
menjulukinya sebagai "raja kentang goreng" ("le roi des pommes de terre frites"). Pada
tahun 1862, gerai kentang goreng "Max en Fritz" didirikan di kota Antwerp, di lokasi yang
dekat dengan Het Steen.
Menurut cerita orang Belgia, tentara Inggris yang datang ke Belgia sewaktu Perang
Dunia I sempat mencicipi kentang goreng buatan orang Belgia dan menamakannya
"French," karena pada waktu itu bahasa Perancis merupakan bahasa resmi di ketentaraan
Belgia.
2.1.5 Sosial
Posisi Brussels yang strategis menjadikannya sebagai salah satu kota paling
multietnis di dunia karena didatangi banyak pendatang dengan berbagai keperluan dari
studi, bekerja, hingga menetap dengan berbagai cara. Perlahan namun pasti kota-kota lain di
sekitarnya dapat merasakan pengaruhnya.
Sejarah Belgia yang pernah memiliki pemerintahan atas Democratic Republic of
Congo dan Rwanda menjadi salah satu faktor banyaknya imigran dari kedua negara
mewarnai Belgia terutama, kota Brussels. Alasan lain, kebijakan pemerintah Belgia
mendatangkan pekerja imigran asal Maroko untuk membangun indsutri di Belgia pada era
70-an membuat populasi warga keturunan Maroko cukup banyak dan terus tumbuh pesat.
Penggunaan bahasa Prancis juga menjadi faktor lain banyaknya imigran asal Afrika di
Belgia mengingat para pendatang dari negara eks-koloni Prancis dapat dengan mudah
beradaptasi di Belgia. Terutama bagian Wallon.
Tahun 1970-an saat Belgia meminta Raja Maroko untuk mengirimkan tenaga kerja,
Raja Maroko mengirimkan ribuan pekerja yang berasal dari kawasan di Maroko yang selalu
bergolak oleh sikap warganya yang sering menentang kebijakan sang raja. Untuk
meredakan polemik di sana, dikirimkanlah mereka ke Belgia. Ibarat “membeli kucing dalam
karung” kemudian hari Belgia turut merasakan imbasnya dengan banyaknya pelanggaran
disiplin dan keamanan yang cukup tinggi berasal dari kalangan pekerja yang sebelumnya
sudah dianggap rebel ini.Namun demikian, seiring waktu, pendatang asal Maroko semakin
13
beragam sehingga kini stigmatisasi warga asal Maroko sebagai pemicu kondisi instabil tidak
dapat dibenarkan lagi.
Memiliki pengalaman puluhan tahun dengan masalah imigrasi dan kependudukan,
Belgia memiliki sistem Social Security Service yang cukup baik. Hal ini tergambar dari
murahnya biaya pendidikan dan berjalnnya sistem jaminan dan pembiayaan kesehatan.
Umumnya warga hanya membayar sekitar 20 persen biaya pelayanan kesehaatan.
Sementara 80%nya akan mendapatkan ganti dengan sistem reimbursement.
2.1.6 Alam
Lebih dari 50% permukaan Belgia adalah wilayah hijau. Seperti halnya negara
Eropa barat lain yang banyak memberikan ruang hijau di tengah kota, bahkan dari beberapa
pengaaman dari orang yang pernah tin ggal di Belgia, negara tersebut merupakan salah satu
negara dengan tatanan taman yang paling niat dan paling baik. Berada di Belgia adalah
kesempatan yang paling baik untuk banyak jalan-jalan, joging, hingga piknik di berbagai
taman yang tersebar di tengah maupun pinggir kota.
2.1.7 Bahasa
Faktor demografi memberi corak pada Belgia dengan memiliki tiga official
language, Belanda, Prancis dan Jerman. Kebanyakan pelajar Indonesia menuntut ilmu di
berbagai kota seperti Hasselt, Antwerpen, Gent, dan Leuven yang berada di wilayah
Flanders yang berbahasa Belanda. Kebanyak universitas di wilayah Flanders telah
melaksanakan pendidikan master dan doktorat dalam bahasa Inggris. Penguasaan bahasa
Belanda atau Prancis selain Inggris menjadi modal yang sangat berharga untuk melanjutkan
studi dan bekerja di Belgia.
2.1.8 Komunitas Indonesia
Secara kuantitatif komunitas Indonesia dengan berbagai latar belakangnya di Belgia
terbilang besar. Di Brussels sendiri tercatat hampir seribu warga Indonesia berada dengan
30-an di antaranya mahasiswa yang sedang studi lanjut (S1, S2, S3). Kedutaan Besar
Republik Indonesia di Brussels yang mencakup wilayah kerja Grand Duchy Luxembourg
dan sebagai perwakilan untuk Uni Eropa memiliki peran penting dalam kerjasama Indonesia
– Belgia dan Indonesia – Uni Eropa.
Kedutaan Besar Indonesia juga sangat aktif dalam mempromosikan budaya
Indonesia melalui berbagai event lokal maupun Internasional di Belgia. Di antaranya 14
mengikuti berbagai pameran pariwisata dan budaya hingga berpartisipasi dalam berbagai
acara sosial.Kepada komunitas Indonesia sendiri KBRI juga memlihara hubungan yang
sangat dekat dan harmonis. Berbagai acara untuk kepentingan komunitas Indonesia
diselenggarakan dan difasilitasi oleh KBRI mulai dari perayaan hari besar, peringatan hari
kemerdekaan, hingga pelestarian kesenian tradisional dan pendidikan anak usia dini.
2.2 PELUANG PASAR (MARKET OPPORTUNITIES)
Berdasarkan latar belakang Negara Belgia yang sudah dipaparkan sebelumya, kami
melihat peluang untuk ekspor kentang ke negara tersebut. Menurut beberapa sumber yang
didapat dari orang-orang Indonesia yang pernah atau tinggal di Belgia, mereka mengatakan
bahwa makanan utama orang Belgia adalah kentang goreng. Banyak sekali penelitian yang
dilakukan oleh universitas di Belgia untuk menghasilkan kentang goreng yang optimum.
Mulai dari jenis kentangnya, kadar air kentang, kadar gula pada kentang, penentuan masa
panen optimum untuk kentang goreng, suhu, lama waktu penggorengan, teknik
penggorengan, dan lain-lain. Bahkan didirikan Frietmuseum (museum kentang goereng)
tepatnya di kota Bruges. Museum ini menempati dua lantai gedung tertua di kota tersebut,
yakni Saaihaile dari abad ke-14 yang berdesain gotik.
Ekspor kentang berupa fresh product dirasa sangat berpeluang, sumber menyebutkan
produksi kentang dunia, terutama di asia tenggara, Indonesia adalah negara penghasil
kentang paling besar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 bahwa negara-negara di bagian
asia merupakan penghasil kentang yang paling besar di dunia dan Indonesia merupakan
penghasil kentang terbesar di kawasan asia tenggara. Tanaman kentang ini dapat hidup di
dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1300-1500 meter di atas permukaan laut. Sentra
produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Melihat sedemikian besar manfaatnya maka kentang dapat berpotensi menghasilkan
devisa negara melalui ekspor. Sungguh disayangkan jika pemanfaatan tanaman kentang
tidak maksimal. Karena Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki hamparan
pertanian yang cukup luas. Dengan potensi ekspor kentang Indonesia yang sangat
berpotensi, kami memutuskan untuk ekspor kentang ke Negara Belgia dimana
masyarakatnya yang sangat menggemari kentang goreng. Bahkan menurut beberapa
sumber, kentang goreng menjadi makanan utama masyrakat Belgia.
15
Perdagangan kentang dunia tahun 2003 – 2007 berdasarkan data dari FAO,
Indonesia termasuk kedalam negara eksportir kentang dengan kontribusi 0,17 % terhadap
total nilai ekspor kentang dunia. Dibawah ini terdapat data mengenai potensi ekspor kentang
Indonesia ke berbagai negara, produksi kentang dunia, dan sentra produksi kentang di
Indonesia.
Tabel 1. Nilai dan Volume Ekspor Kentang Tahun 2004 – 2006
TahunEkspor Impor
Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)
2004 16.790.767 3.739.473 21.508.547 16.845.539
2005 25.693.792 8.516.112 32.232.323 21.682.541
2006 97.657.771 12.547.444 32.051.767 23.599.281
(Sumber : Departemen Pertanian 2006)
Gambar 1. Produksi Kentang Dunia FAO Tahun 2007
16
2.2 Analisis Strategi Persaingan
Pesaing utama dalam bidang bisnis utama kami adalah produk kentang diet dan
kentang organik lainnya yang sudah mulai masuk ke pasar global, yaitu CV Bimandiri.
Perusahaan ini berlokasi di Jawa Barat juga, perusahaan ini telah menjadi supplier utama
pasar swalayan seperti SuperIndo ataupun Carrefour dan juga mulai melakukan ekspor.
Kemungkinan besar pesaing ini sudah menjadi supplier selama lebih dari 2 tahun untuk
pasar swalayan, dan perusahaan ini juga merupakan perusahaan dengan sistem pertanian
organik. Kemasan yang digunakan oleh perusahaan tersebut juga bisa dibilang sudah
memenuhi standar sebuah produk kentang. Produk tersebut dijual seharga Rp. 15.000,- s/d
Rp. 17.000,- per satuan bungkusnya per kg.
Tabel 3. Analisis Persaingan
No Faktor Perusahaan
PT. Potato Expo CV Bimandiri
1 Produk + -
2 Penetrasi Pasar - -
3 Reputasi - +
4 Ongkos Produksi + +
5 Harga + -
6 Marjin Keuntungan + +
7 Fasilitas - +
8 Tenaga Kerja - +
9 Manajemen + +
10 Teknologi - +
11 Kekuatan keuangan - +
12 Sumber material + +
13 Distribusi + +
14
Kemampuan
promosi+ +
15 Jaminan produk + +
17
16
Pendekatan
penjualan+ -
2.3 ANALISIS STRATEGI PASAR (MARKET ENTRY STRATEGY)
Pada bagian ini kami akan membahas tentang pasaran yang akan jadikan sebagai
sasaran utama. Komoditas kentang (Atlantis dan Pink Skin Golden) kami akan kami
distribusikan ke pasar tradisional, pasar swalayan dan juga rumah produksi/UKM di Belgia.
Alasan kami memilih tempat tersebut karena kebutuhan kentang sebagai bahan makanan
rumah tangga/rumah makan akan selalu dicari oleh para konsumen, yang kedua adalah
dikarenakan komoditas kami merupakan sayuran organik yang tentunya akan menambahkan
nilai jual yang berupa kesehatan karena tidak adanya bahan kimia yang digunakan selama
melakukan proses panen hingga pasca panen. Inilah beberapa alasan mengapa calon
konsumen akan memilih produk kami:
Produk kami adalah produk yang berdasarkan pertanian semi organik, dimana
disesuaikan dengan gaya hidup sehat masyarakat global.
Produk kami adalah produk yang menjual kualitas, sehingga produk kami akan selalu
dicari oleh konsumen yang mengutamakan kualitas.
Packaging yang menarik merupakan salah satu cara dari kami untuk membuktikan
bahwa kami adalah perusahaan yang mengutamakan mutu produk.
Dengan melakukan penjualan ke semua kelas masyarakat, tentu produk kami akan lebih
dikenal luas oleh masyarakat.
Kualitas yang merata adalah salah satu cara kami melayani calon konsumen, sehingga
dimana pun para calon konsumen membelinya, kualitas yang terbaiklah yang mereka
dapatkan.
Dengan menggunakan fakta yang menarik disetiap kemasan, tentu akan sedikit
memberikan daya tarik terhadap semua produk organik dan lokal.
18
2.4 ANALISIS SWOT
Strength
Menghasilkan pangan kentang semi organik yang
lebih baik, aman dan bergizi.
Harga yang ditawarkan lebih bervariasi dan sesuai
tingkatan kelas masyarakat.
Weakness
PT. Potato Expo masih berada di tahap introduction
yang harus memperkenalkan produknya ke
masyarakat.
Belum adanya teknologi terbaru pada PT. Potato
Expo.
Opportunities
Permintaan kebutuhan kentang terus meningkat.
Produksi kentang yang dihasilkan oleh perusahaan
dapat dibuat inovasi yang lebih menguntungkan.
Threats
Munculnya pendatang baru dengan komoditas yang
sama.
Perusahaan pesaing dengan komoditas yang sama.
2.5 BAURAN PEMASARAN EKSPOR
2.5.1 Product (Produk)
Di dalam strategi bauran pemasaran, produk merupakan unsur yang paling penting,
karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Tujuan utama dari produk adalah
untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing
atau mengatasi persaingan.
Berdasarkan data statistik di Belgia, pada tahun 2002, orang Belgia rata-rata
menghabiskan €6.01 untuk membeli kentang goreng, termasuk di antaranya kentang goreng
yang dibeli di restoran siap saji. Disini dapat dilihat peluang Indonesia sangat tinggi apabila
mengekspor kentang ke Belgia. Namun, mengingat peraturan perdagangan internasional ke
Uni Eropa ( Belgia merupakan bagian dari Uni Eropa), maka ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh produk kentang Indonesia tersebut.
Produk kentang yang akan di ekspor harus memenuhi standar pemasaran Uni Eropa
atas kualitas dan pelabelan, limit maksimum residu pestisida yang terkandung dalam 19
produk, sesuai dengan peraturan kesehatan tanaman yang berlaku di Uni Eropa. Maka,
kentang Indonesia harus ditingkatkan kualitasnya dan mengurangi penggunaan pestisida
yang berlebihan agar sesuai dengan standar maksimum residu yang terkandung dalam
kentang.
Oleh karena Uni Eropa memiliki standar tinggi untuk setiap produk yang masuk ke
negaranya yaitu salah satunya adalah produk memiliki limit maksimum residu pestisida,
perusahaan kami memutuskan untuk menanam kentang dengan konsep semi organik. Hal
ini dilakukan agar produk yang kami ekspor tidak mengandung pestisida dan aman untuk
dikonsumi sehingga memiliki nilai lebih untuk dapat di ekspor ke Negara Belgia.
Varietas Kentang
Budaya masyarakat Belgia yang senang mengkonsumsi kentang goreng dan olahan
kentang lainnya yang digoreng merupakan peluang bagi perusahaan kami mengekspor
kentang dengan varietas “Atlantis dan Pink Skin Golden Potatoes” dan produk yang
diekspor hanya grade A. Kentang goreng dengan karakteristik kadar pati tinggi cocok
untuk diolah menjadi french fries, keripik, perkedel, dan berbagai makanan berbahan
dasar kentang yang digoreng. Varietas yang telah dikembangkan merupakan varietas
yang terbukti sangat cocok sebagai bahan baku industri olahan.
Kentang goreng dengan varietas Atlantis adalah kentang jenis khusus yang sangat
cocok untuk dibuat keripik, perkedel, french fries, dan aneka masakan dari kentang yang
digoreng. Sedangkan kentang dengan jenis Pink Skin Golden adalah kentang yang
sangat istimewa, kulit berwarna pink (merah jambu) dan daging kekuningan. Memiliki
aroma yang sangat harum setelah dimasak. Awalnya dikembangkan khusus untuk dibuat
keripik dan french fries, ternyata kentang jenis ini juga enak jika dipanggang, direbus,
maupun dikukus.
Kemasan Produk
Kemasan berfungsi untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi
kehilangan air, dan mempermudah pengangkutan dan perhitungan. Untuk mempertahankan
kualitas kentang, kentang harus dikemas dengan cara khusus. Syarat-syarat kemasan yang
baik adalah tidak toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran,
bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas.
20
Produk yang akan kami ekspor yaitu kentang segar yang tersedia dalam beberapa
ukuran kemasan mulai dari kemasan kantung ukuran 5 pon, kemasan karton ukuran 50 pon,
dan kemasan sak 100 pon. Kemasan tersebut nantinya dimasukkan ke dalam kemasan kayu
agar sesuai dengan standar internasional sanitary dan fitosanitari dengan ketebalan lebih
dari 6mm dan bebas dari kulit kayu serta dibubuhi marka (marking) yang telah diregristrasi
oleh instansi yang berwenang di Indonesia.
2.5.2 Price (Harga)
Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah
harga bahan-baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan
faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung, namun erat hubungannya dalam penetapan
harga, adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap
hubungan antara produk subtitusi dan komplementer, serta potongan untuk para penyalur
dan konsumen.
Oleh karena itu, seorang produsen harus memperhatikan dan memperhitungkan
faktor-faktor tersebut di atas di dalam penentuan kebikajakan harga yang akan ditempuh,
sehingga nantinya dapat memenuhi harapan produsen itu untuk dapat bersaing dan
kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. Sesuai dengan biaya produksi dan
kualitas produk kentang segar yang perusahaan kami punya, maka untuk harga ditetapkan
Rp 25.000,00/kg.
2.5.3 Promotion (Promosi)
Produk yang akan kami jual dipromosikan dengan beberapa cara seperti:
a) Membuat web perusahaan yang berisi tentang segala yang berkaitan dengan
produk yang kami tawarkan yaitu kentang dan keadaan umum perusahaan.
b) Mengikuti pameran ke luar negeri sebagai ajang promosi produk, khususnya ke
Belgia.
c) Membuat MOU advertising dengan pihak asing untuk menunjang ekspor kentang
ke Belgia.
d) Melakukan kerjasama dengan restoran-restoran dan swalayan yang ada di Belgia.
21
2.5.4 Place (Tempat)
PT. Potato Expo adalah perusahaan yang bergerak sebagi produsen sekaligus
supplier kentang ke Belgia. Jadi, untuk saluran distribusi perusahaan adalah dari PT.
Potato Expo yang merangkap sebagai produsen sekaligus eksportir langsung ke
konsumen yang ada di Belgia. Hasil produksi kentang segar dari perusahaan kami akan
dijual ke restoran-restoran, swalayan yang ada di Belgia dan ke industri pengolahan
kentang yang ada di negara tersebut.
2.6 STRATEGI STP (SEGMENTATION, TARGETING, POSITIONING)
2.6.1 Segmentation
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan
pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam
hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2003)
menyatakan: “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group
of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively
similar buying characteristics or needs”. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan
bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial
yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran
dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk
itu diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu
(2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif,
segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang
yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science)
untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan
perilaku.
PT Potato Expo membagi segmentasi pasar tersebut ke dalam 3 kategori,
yaitu pada pasar swalayan, restoran dan industri pangan. Ketiga segmen tersebut
memberikan nilai profit dan peluang pasar yang berbeda. Selain itu, preferensi
konsumen terhadap pembelian produk PT Potato Expo berbeda-beda, bahkan di
setiap jenis pasar swalayan yang ada. Pasar swalayan merupakan segmentasi pasar
yang kita kategorikan seperti toko supermarket, hipermarket, hingga toko khusus
22
buah. Sedangkan segmentasi restoran, kami mengkategorikan sebagai segmen yang
terpenting, karena melihat sifat keadaan pasar disana dari perilaku konsumennya.
Banyak restoran di Belgia yang menjual produk kentang langsung maupun hasil
produk olahannya menjadi kentang goreng atau produk lainnya. Hasil penjualan
mereka merupakan hasil yang paling menguntungkan karena minat konsumen yang
tinggi terhadap produk tersebut. Sedangkan pada industri pangan, segmentasi
tersebut khusus kami klasifikasikan berdasarkan jumlah kuantitas yang diminta
dengan pertimbangan Grade minimum yang diminta oleh perusahaan.
2.6.2 Targeting
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya
adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana
yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda
perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta
tujuan dan resource perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan harus melihat apakah
suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti
ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-
lain. Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen
tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya
perusahaan.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju.
Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat
mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah
sasaran.
Dari ketiga segmentasi tersebut, masing masing memberikan keuntungan dan
kelebihan yang berbeda-beda. Pada segmen swalayan, kelebihan yang diberikan
adalah kita dapat memasukan berbagai Grande produk dalam berbagai swalayan
yang ada sesuai permintaan, namun kekurangannya adalah penjualan di swalayan
kurang profitable, karena harga jual swalayan yang tinggi. Pada segmen restoran,
keuntungan yang diberikan adalah peluang masuknya yang lebih besar dibanding
segmen lainnya dan penawaran kerja sama dengan restoran lebih menarik, namun
kekurangannya yaitu permintaan Grade produk kentang pada restoran yang
23
mengharuskan mengirimkan Grade terbaik. Sedangkan pada segmen industri
pangan, kelebihan yang sangat profitable adalah industri pangan dapat menerima
grade terburuk produk kita dengan kondisi tertentu dalam jumlah yang banyak,
namun kekurangannya adalah peluang kerja sama atau peluang masuk dalam pasar
produk industri pangan disana sangat kecil dan rumit.
2.6.3 Positioning
Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang
konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning adalah
bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk
pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta
competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu
perusahaan bukan produk pesaing.
Seperti yang telah dijelaskan pada bauran pemasaran sebelumnya, image
produk kita dimata konsumen merupakan produk entak PT Potato Expo, sebagai
supplier produsen komoditas kentang pada Negara Belgia.
2.7 GLOBAL MARKETING (AKSES LOGISTIK DAN DOKUMENTASI)
2.7.1 Logistik
PT. Potato Expo harus memutuskan cara terbaik untuk menyimpan, menangani,
serta memindahkan produk dan jasanya sehingga tersedia bagi pelanggan dalam keragaman
yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat. Efektifitas logistik akan berdampak
besar pada kepuasan pelanggan dan biaya perusahaan. Sistem distribusi yang jelek dapat
menghancurkan usaha pemasaran yang sebenarnya baik. Membahas sifat dan kepentingan
logistik pemasaran, sasaran system logistik, fungsi utama logistik, dan kebutuhan untuk
manajemen logistik terpadu.
Sifat dan Kepentingan Logistik Pemasaran
Distribusi fisik atau Logistik pemasaran adalah tugas yang mencakup perencanaan,
pengimplementasian dan pengendalian arus material, barang jadi dan informasi yang
berkaitan secara fisik dari tempat asalnya ketempat konsumen untuk memenuhi permintaan
pelanggan dengan menghasilkan laba.
24
Secara sederhana, aliran distribusi fisik pemasaran mengenai produk yang kami
produksi kami tampilkan dalam bagan berikut:
Gambar 2. Aliran distribusi sederhana PT. Potato Expo
Sasaran Sistem Logistik
Titik awal merancang sistem logistik adalah untuk mempelajari pelayanan yang
dibutuhkan oleh pelanggan. Pelanggan mungkin menginginkan beberapa pelayanan
distribusi dari pemasok : pemrosesan pesanan yang cepat dan efisien, penyerahan barang
yang cepat dan fleksibel, mengatur dan member lebel barang dagangan, informasi untuk
melacak pesanan dan kesediaan untuk mengambil kembali atau menggambil barang yang
rusak.
Fungsi Utama Logistik
Fungsi utama logisrik termasuk pemrosesan pesanan, pergudangan, manajemen
sediaan, dan transportasi.
Pemrosesan Pesanan
Pesanan dapat disampaikan dengan berbagai cara, lewat pos atau telpon, lewat
wiraniaga atau via komputer dan pertukaran data elektronik. Setelah diterima, pesanan harus
diproses dengan cepat dan tepat. PT Potato Expo memproduksi dan memanen produk
kentang sesuai dengan jumlah permintaan yang diajukan.
Pergudangan
25
Fungsi gudang diperlukan karena siklus produksi dan konsumsi jarang seiring.
Perusahaan harus memutuskan berapa banyak gudang dan jenis apa yang dibutuhkannya
dan di mana letaknya. Perusahaan mungkin menggunakan gudang penyimpanan atau pusat
distribusi. Gudang penyimpanan menyimpan barang untuk jangka menengahdan jangka
panjang. Pusat distribusi dadalah gudang besar dan otomatis yang dirancang untuk
meneriama barang dari berbagai pabrik dan pemasok, menerima pesanan, memenuhinya
dengan efisien, dan menyimpan barang kepada pelanggan secepat mungkin.
Fungsi utama gudang pada kegiatan pemasaran ini adalah untuk menjaga kualitas
dan mutu kentang dari awal panen hingga nanti siap panen. Pergudangan ini harus
dilengkapi oleh cold storage ataupun refrigerator atau alat-alat pendingin lainnya.
Manajemen Sediaan
Tingkat sediaan juga mempengaruhi kepuasan pelanggan. Masalah utama adalah
mempertahankan keseimbangan yang sulit antara sediaan terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Menyimpan sediaan terlalu banyak menyebabkan biaya sediaan yang lebih tinggi.
Menyimpan sediaan terlalu sedikit mengakitkan kehabisan sediaan, biaya pengiriman atau
produksi mendadak yang tinggi dan ketidakpuasan pelanggan. Keputusan sediaan
menyangkut hal mengetahui kapan harus memesan dan berapa banyak yang harus dipesan.
Manajemen sediaan juga dilakukan saat menetapkan berapa banyak yang akan
ditanam untuk kemudian dipanen dan disimpan untuk pemasaran selanjutnya di
penyimpanan barang. Pada hal ini, PT Potato Expo harus dapat menetapkan kemana
produksi kentang disalurkan agar menyeimbangi antara penawaran dengan permintaan
pasar.
Untuk mempermudah pengendalian penanaman agar sesuai dengan permintaan,
maka PT. Potato Expo harus membuat list permintaan barang di berbagai pasar. List
tersebut dapat berupa sebagai berikut:
1. Red List
Daftar ini mencirikan keadaan pasar yang aktif dan kuat. Pemasok ini merupakan
pemasok utama dari berbagai pasar karena prioritas jumlah permintaannya. PT Potato Expo
harus dapat menyediakan produk untuk keadaan pasar ini, karena pasar ini memiliki jumlah
permintaan yang kuat, banyak dan tinggi. Sehingga PT. Potato Expo harus dapat mengatur
penyediaan barang untuk pasar kategori ini
26
2. Yellow List
Daftar ini mencirikan keadaan pasar yang normal. Jumlah permintaan yang sesuai
dengan penawaran. Tidak ada fluktuatif permintaan sekuat kategori Red list. Karena
kecenderungan konstan ini, harga yang terjadi pun cenderung konstan di berbagai keadaan.
Maka, PT. Potato Expo harus dapat mengatur ketersediaan produk untuk kategori ini
sestabil mungkin guna menghindari adanya kerugian.
3. Green List
Daftar ini merupakan daftar keadaan pasar Diana pasar tidak secara intens maupun
seimbang untuk melayani jumlah permintaan sesuai penawaran PT. Potato Expo. Hal ini
dikarenakan oleh jumlah penawaran kita yang pasti akan mencukupi untuk list pasar ini,
tetapi masih tetap bisa masuk untuk kegiatan ekspor produk. Oleh karena itu, PT. Potato
Expo harus dapat mengendalikan jumlah permintaan untuk daftar ini agar tidak terlalu
berlebihan dalam keadaan produk yang diekspornya.
Transportasi
Pemilihan transportasi mempengaruhi harga produk, kinerja penyerahan dan kondisi
barang ketika tiba, semuanya akan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Ketika mengirim
barang ke gudang, agen dan pelanggannya, perusahaan dapat memilih liam macam alat
transportasi yaitu : rel, air, truk, pipa, dan udara.
Kegiatan transportasi dalam mengantar produk kentang PT Potato Expo harus
dilengkapi dengan cold storage. Jarak tempuh yang jauh dari PT Potato Expo pada negara
Belgia dapat memakan waktu kurang lebih 1 Minggu. Hal ini dapat dikarenakan oleh
lamanya kegiatan bongkar muat kapal di pelabuhan atau di berbagai media transportasi
lainnya. Hal ini disebut dwelling Time. Dwelling Time merupakan faktor luar yang
menghambat kegiatan produksi ekspor di Indonesia. Oleh karena itu, faktur ini dimasukan
ke dalam variabel penentu penyeimbangan ketersediaan produk yang sesuai dengan jumlah
permintaan.
Manajemen Logistik Terpadu
Konsep manajemen logistik terpadu adalah konsep logistik yang menekankan kerja
sama kelompok, didalam perusahaan dan antar semua organisasi saluran pemasaran, untuk
memaksimalkan prestasi kerja seluruh sistem distribusi. Hal ini melibatkan seluruh aspek
yang telah dijelaskan diatas. Oleh karena itu, PT Potato Expo harus dapat berbaur dengan
27
keadaan rantai pasok produksi hingga sampai ke konsumen. Manajemen logistik terpadu
dibutuhkan untuk meramalkan harga jual akhir yang dibeli oleh konsumen produk kentang
PT. Potato Expo.
Secara lebih rinci, kegiatan manajemen logistik terpadu dalam kegiatan produksi
kentang PT. Potato Expo dijelaskan dalam bagan berikut:
Gambar 3. Manajemen Logistik Terpadu PT. Potato Expo.
2.7.2 Dokumentasi (Shipping Document Negotiation Process)
Proses ini adalah proses penguangan dokumen pengapalan bagi eksportir (Indonesia)
dan merupakan proses untuk claim barang yang telah dibayar bagi importer (Belgia).
28
1. Setelah menerima B/L dari shipping Company, Eksportir akan menyiapkan semua
keperluan dokumen lain yang diisyaratkan dalam L/C seperti Invoice, packing list,
sertifikasi mutu, Surat Keterangan Negara Asal (SKA) dan lain sebagainya. Semua
dokumen tersebut akan diserahkan kepada negotiating Bank, dalam hal ini advising
Bank, yang ditentukan dalam L/C untuk memeroleh pembayaran atas L/C
2. Negotiating Bank akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen
pengapalan yang dikirimkan eksportir, jika cocok dengan yang diisyaratkan L/C
maka negotiating Bank akan melakukan pembayaran sesuai tagihan eksportir dari
dana L/C yang tersedia
3. Negotiating Bank akan mengirimkan dokumen pengapalan kepada opening Bank
untuk mendapatkan reimbursement atas pembayaran yang dia lakukan kepada
Eksportir
4. Opening Bank, akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen pengapalan,
jika cocok dengan yang diisyaratkan L/C maka opening Bank akan memberikan
pelunasan pembayaran (reimbursement) kepada negotiating Bank
5. Opening Bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan
kepada Importir. Importir akan menyelesaikan pelunasan dokumen itu untuk
mendapatkan dokumen pengapalan yang berfungsi untuk mengambil barang pesanan
dari shipping agent dan bea cukai setempat.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemasaran Internasional merupakan kegiatan memasarkan produk suatu negara
terhadap negara lainnya. Kegiatan ini cangkupannya sangat luas karena menyangku
beberapa negara. Pada kegiatan ini, pola kerjasama menjadi salah satu faktor penting
penentu keberhasilan pemasarannya.
Kerja sama dengan negara yang memiliki spesialisasi khusus merupakan salah satu
prinsip keberhasilan produk yang akan dijual untuk emasaran internasional. Kedua negara
diharapkan dapat meningkatkan potensi pasar dalam produksi pemenuhan permintaan antar
negaranya. Sehingga, kegiatan tersebut juga dapat menunjang dari kegiatan ekonomi antar
negara.
Dalam pemasaran internasional, kita harus mengungguli keahlian dari negara tujuan.
Untuk negara belgia, urusan manajemen logistic merupakan aspek yang harus secara teliti
diperhatikan, karena menurut survey FAO, negara Belgium merupakan negara 3 terbaik
mengenai manajemen logistic. Hal ini dapat dikarenakan oleh kondisi negaranya yang
sangat strategis. Sehingga alur distribusi pemasaran berbagai produk impor maupun ekspor
sangat aktif, terutama pada pelabuhan utamanya (Antwerp).
Faktor lainnya yang menentukan keberhasilan pemasaran internasiona adalah
dengan memerhatikan budaya bauran pemasaran negara tujuan. Untuk permasalahan ini,
Uni-Eropa telah menentukan standar kaitas produk hingga pemaketan yang berlaku pada
negara-negaranya. Produk yang akan didistribusikan harus dikemas seperti mika dengan
kayu. Harga produk pun ditentukan oleh negara tujuan hingga konsumen membeli produk
tersebut. Promosi yang dilakukan harus melalui media yang dapat ijangkau secara
Internasional. Hingga nanti konsumen dapat menikmati produk hasil ekspor tersebut pada
berbagai tempat, seperi supermarket, retailer, industri pangan hingga restran-restoran yang
tersedia di negara tujuan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2010). FAO. Penerbit dan kota didapat di: ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/ag130o/ag130id00.pdf [diakses pada tanggal 2 April 2014]
Anonim. (2010). Food Index Country. Penerbit dan kota didapat di: http://ec.europa.eu/food/food/index_en.htm [diakses pada tanggal 2 April 2014]
Anonim (2011). Strategi Pemasaran STP. Penerbit dan kota didapat di: http://duniapemasaranglobal.blogspot.com/p/teori-teori-pemasaran.html [diakses pada tanggal 2 April 2014]
Anonim. 2014. Peraturan Internasional Untuk Keamanan Produk, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup, serta Perlindungan Konsumen. Tersedia pada : http://inatrims.kemendag.go.id/id/read/regulations_7 [diakses pada tanggal 2 April 2014]
Food Detik., 2013., Belgia Punya Museum Kentang Goreng Satu-satunya di Dunia [Internet]., http//food.detik.com/read/2013/11/02/113704/2402214 [diakses pada tanggal 2 April 2014].Philip Kotler dan Gary Armstrong.1996. Principles of Marketing 8th Edition. New Jersey: McGraw-Hill International
Kemendagri. (2011). Syarat Menjadi Eksportir. Penerbit dan kota didapat di: http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/84-syarat-menjadi-eksportir [diakses pada tanggal 2 April 2014]
KBRI Brussels., 2009., Profil Kerajaan Belgia., http://www.kemlu.go.id/brussels/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=4&l=id [diakses pada tanggal 20 Mei 2014]
Adiyoga, W., R. Suherman, A. Asgar, and Irfansyah. 1999. “Potatoes in West Java: A rapid appraisal of production, marketing, processing, and consumer preferences.” International Potato Center, Lima, Peru.
Food and Agriculture Organization. 1998. Food and Agriculture Organization. 1998. Potato: Production, utilization and consumption. FAOSTAT (June, 1998)
31