Muscular Ref

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. DefinisiMuscular Dystrophy adalah kelompok penyakit genetik yang diturunkan secara bertahap yang menyebabkan kelemahan otot secara progresif dan kerusakan otot secara permanen.1,2Subklasifikasi dibuat berdasarkan genetik, onset usia, dan penyebaran otot-otot yang terkena. Ada sekitar beberapa jenis muscular dystrophy yang disebabkan oleh perubahan genetik yang beragam dengan karakteristik yang berbeda-beda pula. Perkembangan selama 25 tahun telah memunculkan penelitian baru bahwa penyebab cacat genetik itu berasal dari protein yang terlibat dalam proses muscular dystrophy.1,2Meskipun adanya perkembangan dan kemajuan ini, namun hasilnya belum sempurna, dan meskipun sejumlah besar gen telah diidentifikasi, sejumlah besar pasien masih tetap belum terdiagnosis. Meskipun pengobatan untuk kebanyakan kasus belum tersedia secara sempurna, kunci dalam diagnosis yang akurat adalah perjalanan penyakit dan penetapan prioritas untuk terapi medis, terapi non farmakologi serta konseling genetik.1,2Protein yang berubah yang paling banyak terjadi pada keadaan distrofi ini berlokasi di otot fiber dan dihubungkan denga protein lain, enzim, atau matriks ekstraselular.2Myopathologis dikaitkan dengan onset usia, misalnya Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) , Becker Muscular Dystrophy (BMD). 2Adanya kerusakan ini berkaitan erat dengan mutasi protein dan juga ada hubungannya dengan usia. Kelompok penyakit ini dapat memberikan gejala dan tanda berdasarkan keluhan fisik seperti kontraktur dan skoliosis, hipotonia, kelemahan otot, gangguan pernapasan, kesulitan makan dan menelan, dan beberapa kasus seperti perubahan metabolik pernah dilaporkan1,2

B. PrevalensiPenderita muscular dystrophy ini dapat terjadi di seluruh dunia, laporan kasus pada tahun 2007 menyatakan bahwa 1 dari 100.000 penduduk di dunia. Selain itu, hal ini mengacu pada jenis dan klasifikasi dari muscular dystrophy. Duchenne muscular dystrophy (DMD) terjadi sekitar 1 dari 3,500-7,500 kelahiran pertahun (Cowan et al 1980) dan merupakan jenis penyakit muscular dystrophy yang palin sering. Becker muscular dystrophy (BMD).3Laporan kasus lebih dari 70,000 anak dan dewasa di United Kingdom menderita Muscular Dystrophy atau kondisi yang berkaitan. Duchenne adalah tipe terbanyak dari Muscular Dystrophy dan mempengaruhi sekitar 1 dari 3,500 di United Kingdom. Jenis kedua terbanyak adalah myotonic Muscular Dystrophy, yang dialami sekitar satu orang tiap 8,000 populasi. Facioscapulohumeral Muscular Dystrophy,terjadi sekitar satu dari 20,000 penduduik di United Kingdom, merupakan tipe ketiga yang paling banyak.3,4

BAB IIISIA. EtiologiPenyebab dari penyakit Muscular Dystrophy ini belum secara sempurna diteliti, akan tetapi peranan protein dan gene sangat berpengaruh. Semua distrofi otot diwariskan dan melibatkan mutasi pada salah satu dari ribuan gen yang memprogram protein penting untuk integritas otot. Sel-sel tubuh tidak bekerja dengan baik ketika protein diubah atau diproduksi dalam jumlah cukup (atau kadang-kadang hilang sama sekali). Banyak kasus MD terjadi dari mutasi spontan yang tidak ditemukan dalam gen dari salah satu orang tua, dan cacat ini dapat ditularkan ke generasi berikutnya.Gen itu seperti blueprint: mengandung pesan berkode yang menentukan karakteristik atau sifat-sifat seseorang. Gen tersusun atas 23 pasang batang kromosom, satu setengah dari masing-masing pasangan yang diwariskan dari setiap orangtua. Distrofi muskular bisa diwariskan dalam tiga cara, yaitu : pewarisan autosomal dominan, pewarisan autosomal resesif, dan warisan resesif kromosom X. 4

B. KlasifikasiMuscular Dystrophy diklasifikasikan berdasarkan: 51. Distrofi Muskular Terkait-Kromosom Xa. Duchenne Muscular DystrophyMerupakan penyakit dengan kelainan X-linked resesif, biasanya juga disebut pseudohypertrophic muscular distrophy, distrofi jenis ini paling sering ditemukan dengan insiden kejadian 30 dari 100.000 kelahiran laki-laki. Anak laki-laki yang terkena terlihat normal pada saat lahir tetapi kemudian menjadi lemah saat usia 5 tahun dan kelemahannya ini akan membuatnya bergantung pada kursi roda ketika usianya menjelang 10 hingga 12 tahun. Penyakit distrofi muskular duchenne terus berjalan progresif hingga terjadi kematian pada usia 20-an. Kelemahan dimulai pada otot-otot lengkung panggul yang kemudian meluas kelengkung bahu. Perubahan patologis juga ditemukan pada jantung dan gangguan kognitif tampaknya merupakan komponen penyakit tersebut.3Duchenne distrofi disebabkan oleh mutasi gen yang mengkode distrophin, protein a427-kD yang berlokasi pada permukaan sarkolema di serabut otot, dimana protein ini bertanggung jawab atas tranduksi gaya kontraktil dari sarkomer intrasel ke matriks ekstrasel. Mutasi yang umum terjadi adalah delesi. Pada otot pasien hampir selalu tidak terdapat distrofin yang bisa dideteksi lewat pemulasan atau pemeriksaan biokimiawi.b. Becker Muscular DistrophiDistrofi muskular becker merupakan bentuk kelainan muscular atrophi X-link resesif yang mengenai lokus genetik yang sama seperti distrofi muskular duchenne namun lebih jarang terjadi dan jauh lebih ringan dengan onset yang tejadi kemudian pada usia kanak-kanak dan remaja. Distrofi muskular becker juga mempunyai progresivitas dengan kecepatan yang lebih lambat dan lebih bervariasi. Otot pada pasien ini memiliki jumlah distrofin yang berkurang dan biasanya mempunyai berat molekul yang abnormal dengan mencerminkan mutasi yang memungkinkan sintesis beberapa protein.Kontraktur yang mencolok dapat dikenali sejak masa kanak-kanak atau masa remaja, biasanya tampak adanya kelemahan otot. Kardiomiopati merupakan ancaman kehidupan yang bisa mengakibatkan kematian mendadak.32. Distrofi Muscular AutosomSebagian distrofi muscular autosom mengenai kelompok otot tertentu, dan diagnosisnya yang spesifik ditegakkan terutama berdasarkan pola klinis kelemahan otot. Kelompok distrofi muskular autosom serupa dengan distrofi muskular yang terkait kromosom X dan kelainan ini dinamakan distrofi muskular lengkung ekstremitas (LGMD : limb girdle muscular dystrophies).Distrofi muskular lengkung ekstremitas mengenai otot proksimal batang tubuh dan ektremitas dengan pewarisan yang bisa bersifat autosom-dominan (LGMD 1) atau resesif (LGMD 2). Mutasi protein yang berinteraksi dengan protein distrofin ditemukan pada sebagian LGMD.3. Distrofi MiotonikDistrofi miotonik merupakan kelainan autosomal-dominan yang intensitasnya cenderung meningkat dan pada generasi berikutnya muncul diusia yang lebih muda. Distrofi miotonik ditemukan dengan kelainan cara berjalan yang terjadi sekunder karena kelemahan otot-otot dorsiflexor kaki, kelemahan berlangsung progresif dengan diikuti atrofi otot-otot wajah dan akhirnya terjadi ptosis.Miotonia yaitu kontraksi terus-menerus sebuah kelainan otot yang terjadi diluar kehendak (involunter), merupakan gejala neuromuskular yang utama pada penyakit ini. Distrofi motorik merupakan satu-satunya distrofi yang menunjukkan perubahan patologis dalam gelendong otot dengan pembelahan, nekrosis, dan regenerasi serabut. Pada berbagai bentuk klinis miotonia, waktu relaksasi otot menjadi lebih panjang setelah melakukan kontraksi volunter. Miotonia tersebut disebabkan oleh gen-gen abnormal pada kromosom 7, 17, atau 19 yang menyebabkan kelainan saluran-saluran ion Na+ atau Cl-.C. PatofisiologiDistrofi otot bisa diwariskan dalam tiga cara:1. Pewarisan autosomal dominan terjadi ketika seorang anak menerima gen normal dari satu orangtua dan gen yang rusak dari orangtua lainnya. Autosomal berarti mutasi genetik dapat terjadi pada salah satu kromosom 22 non-seks di setiap sel-sel tubuh. Dominan berarti hanya satu orangtua perlu menyampaikan gen abnormal untuk menghasilkan gangguan.2. Pewarisan autosomal resesif berarti bahwa kedua orang tua harus membawa gen yang rusak dan lulus pada gen yang rusak. Setiap orang tua memiliki satu gen yang rusak tetapi tidak terpengaruh oleh gangguan tersebut.3. Warisan resesif terkait-X (atau terkait-seks) terjadi ketika seorang ibu membawa gen terkena pada salah satu nya dua X kromosom dan itu diserahkan kepada anaknya (laki-laki selalu mewarisi kromosom X dari ibu mereka dan kromosom Y dari ayah mereka, sementara putri mewarisi X kromosom dari setiap orangtua). Anak-anak ibu pembawa memiliki kesempatan 50 persen mewarisi gangguan. Anak perempuan juga memiliki kesempatan 50 persen untuk mewarisi gen yang rusak, tetapi biasanya tidak terpengaruh, karena kromosom X sehat yang mereka terima dari ayah mereka dapat mengimbangi yang rusak yang diterima dari ibu mereka. Bapak-bapak yang terkena tidak bisa lewat gangguan terkait-X untuk anak-anak mereka tapi putri mereka akan menjadi pembawa gangguan itu. Pembawa perempuan kadang-kadang dapat menunjukkan gejala ringan MD.D. Manifestasi Klinis

No.Jenis distrofi muskularManifestasi Klinis

1.Duchenne Hampir selalu laki-laki, di turunkan secara x-linked resesif Gejala awal pada usia 2 tahun Gower sign dan wadding gait Progresifitas penyakit cepat dan biasa meninggal dalam 15 tahun setelah onset.

2.Becker Di turunkan secara x-linked Pola kelemahan hampir sama dengan duchenne tetapi libih rigan Onset umur 5 25 tahun Progresufitas penyakit lambat, penderita dapat hidup lebih dari 40 tahun.

3.Limb Girgle Diturunkan secara x-linked resesif atau dominan Onset umur 10 30 tahun Kelemahan bermula dari otot gelang bahu da meluas ke otot lain Progresifitas penyakit lambat

4.Fasioskapulohumeral Secara autosomal dominan Onset umur 10 20 tahun Distribusi kelemahan otot awalnya dari wajah Progresifias lambat

5.Emey Dripuss Hipertrofi otot tidak terjadi Di mulai pada pertengahan masa anak Progresifitas lambat

6.Miotonik Diturunkan secara autosomal dominan Onset 20 40 tahun Kontraksi otot berkepanjagan mengikuti otraksi volunter, pukulan, atau pacuan elektrik otot Distribusi pada otot wajah dan sternokleidomastoideus dan otot ekstremitas distal

7.Kongenital Bayi sering mengalami kontraktur pada saat lahir dan secara difus hipotonik Kelemahan faring

E. Diagnosis

a. Anamnesis Tanyakan adanya kelelahan, kelemahan, artrofi, dan adanya penurunan tonus otot skelet / tidak. Tanyakan adanya kedutan otot, kram otot, nyeri, dan pegal pada otot-otot / tidak. Disertai gejala sistemik atau gejala lan atau tidak

b. Pemerikasaan Fisik, meliputi: Pemeriksaan sistem motorik seperti pergerakan, kekuatan, tonus otot, dan bentuk otot dan cara berdiri / berjalan. Pemeriksaan refleks tendon ( refleks fisiologi)

c. Pemeriksaan Penunjang, dilakukan berdasarkan atas indikasi. Pemeriksaan laboratorium : kadar enzim creatinin kinase, kadar kalium plasma, SGOT dan SGPT. Kadar serum CK pada penderita distrofi muskular biasanya 15.000-35.000 IU/L. Pemeriksaan EMG (Elektro Miogram) : untuk mendeteksi aktivitas listrik di otot. Biopsi Otot: merupakan gejala diagnostik dan menunjukkan perubahan yang khas perubahan miopati meliputi proliferasi jaringan pengikat endomisia, degenerasi dan regenerasi serabut otot yang tersebar, fokus infiltrat sel radang mononuklear sebagai reaksi terhadap nekrosis serabut otot, dan perubahan arsitektural ringan pada serabut otot yang masih berfungsi. Imununofluorescence : mendeteksi protein yang spesifik, contohnya distrofin yang berada di otot fiber. Test Genetik : dilakukan analisis DNA yang bisa mengkomfirmasi penyakit neuromuskular.

F. Diagnosis Banding Poliomielitis Paralisis Periodik

BAB IIIPENATALAKSANAAN

A. TujuanMemperlambat degenerasi otot.B. Jenis Terapi1. Terapi Farmakologisa. Corticosteroid :Prednison 1mg/KgBB/hr selama 6 bulan.b. Immunosuppresive :Cyclosporine dan Azathioprine

2. Terapi Non Farmakologis5a. Informasi dan Edukasi Pasien1) Memberikan informasi yang mudah dipahami pasien tentang penyakit, pengobatan, dan hal-hal yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.2) Memberikan edukasi mengenai aktivitas fisik sehari-hari, kepatuhan mengkonsumsi obat dan sebagainya.b. Terapi Fisik : membantu mencegah deformitas, membantu peningkatan gerakan, dan membuat otot tetap fleksibel dan kuat.

BAB IVPENCEGAHANKonseling genetik adalah salah satu bentuk intervensi yang paling sering dilakukan untuk diagnostik Distrofi muscular. Konseling genetik adalah satu-satunya bentuk intervensi untuk mencegah penyakit ini berkembang. Secara umum:1. Berikan konseling genetik secara dini2. Tes dini untuk status bawaan yang sesuai3. Pertimbangkan tes diagnostik prenatal yang sesuai4. Perkembangan dalam dunia biomolekuler mungkin membantu di masa depan.

BAB VPROGNOSISPrognosisnya bergantung dari etilogi dan diagnosis spesifiknya. Kematian dan kecacatan akibat miopati bergantung pada etiologi dari kelainan, beratnya penyakit, dan adanya kondisi yang mengancam Pada kasus miopati endokrin, prognosis biasanya bagus. Miopati progresifitasnya berkembang pada saat dewasa lebih baik prognosisnya dibandingkan yang berkembang selama masa kanak-kanak.

BAB VIKESIMPULANJadi untuk orang dengan MD bervariasi sesuai dengan jenis dan perkembangan gangguan MD. Beberapa kasus mungkin ringan dan berlangsung sangat lambat selama hidup normal, sementara yang lain menghasilkan kelemahan otot yang parah, cacat fungsional, dan hilangnya kemampuan untuk berjalan. Beberapa anak dengan MD meninggal pada masa bayi sementara yang lain hidup sampai dewasa dengan hanya cacat moderat

DAFTAR PUSTAKA1. http://www.skeletalmusclejournal.com/content/1/1/24. 2. M, editors. muscular Dystrophies and Other Muscle Disease. America: McGraw-Hill Companies; 2005. p. 2527-31.3. Misbach,.Jusuf. Buku Pedoman SPM dan SPO Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia ; 2006.p. 176 - 1784. http://www.ninds.nih.gov/disorders/md/detail_md.htm#1892831715. http://www.ninds.nih.gov/disorders/md/md.htm6. Behrman. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. In: A.Samsik Wahab. Distrofi Muskular.3 ed. Jakarta : 2006.p. 2123 21327. I. Dalkilic and L. M. Kunkel, Muscular dystrophies: genes to pathogenesis, Current Opinion in Genetics and Development, vol. 13, no. 3, pp. 231238, 2003.8. T. A. Rando, The dystrophin-glycoprotein complex, cellular signaling, and the regulation of cell survival in the muscular dystrophies, Muscle and Nerve, vol. 24, no. 12, pp. 15751594, 2001.9. Bonne G et al. Mutations in the gene enccoding lamin A/C cause autosomal dominnant EmeryDreifuss muscular dystrophy. Nature genetics, 1999, 21(3):2858.

.

2