16
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KECACINGAN GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHS Studi Observasi Analitik pada Siswa Siswi Kelas IV-V di SDN 01 Bangsri Kabupaten Brebes Ardi Rizal Hidayat*, Imam Djamaludin Mashoedi^, Ophi Indria Desanti # * Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang ^ Bagian Parasitologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang # Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Sultan Agung Semarang Ardi Rizal Hidayat, Jl. Prof. Moh. Yamin No:22 Brebes Jawa Tengah 52212, [email protected] ABSTRAK Kecacingan merupakan masalah kesehatan di Indonesia, namun masalah ini kurang diperhatikan dikarenakan gejalanya yang asimtomatis. Angka kejadian di Indonesia cukup tinggi sekitar 60-70%, dan paling banyak menyerang pada anak-anak. Penyakit kecacingan erat kaitannya dengan kemiskinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa siswi kelas IV-V SDN 01 Bangsri Kabupaten Brerbes dengan jumlah 47 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui keadaan status sosial ekonomi dan pemeriksaan feses yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Unissula Semarang untuk mengetahui siswa siswi yang kecacingan Soil Transmitted Helminths. Hasil penelitian didapatkan hasil uji yang tidak memenuhi syarat nilai harapan yaitu <5 dan maksimal 20% dari jumlah sel maka digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test. 1

Naskah Publikasi

  • Upload
    azi370

  • View
    16

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1

Citation preview

Page 1: Naskah Publikasi

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KECACINGAN GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHS

Studi Observasi Analitik pada Siswa Siswi Kelas IV-V di SDN 01 Bangsri Kabupaten Brebes

Ardi Rizal Hidayat*, Imam Djamaludin Mashoedi^, Ophi Indria Desanti#

* Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

^ Bagian Parasitologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang# Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

Ardi Rizal Hidayat, Jl. Prof. Moh. Yamin No:22 Brebes Jawa Tengah 52212, [email protected]

ABSTRAK

Kecacingan merupakan masalah kesehatan di Indonesia, namun masalah ini kurang diperhatikan dikarenakan gejalanya yang asimtomatis. Angka kejadian di Indonesia cukup tinggi sekitar 60-70%, dan paling banyak menyerang pada anak-anak. Penyakit kecacingan erat kaitannya dengan kemiskinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa siswi kelas IV-V SDN 01 Bangsri Kabupaten Brerbes dengan jumlah 47 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui keadaan status sosial ekonomi dan pemeriksaan feses yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Unissula Semarang untuk mengetahui siswa siswi yang kecacingan Soil Transmitted Helminths. Hasil penelitian didapatkan hasil uji yang tidak memenuhi syarat nilai harapan yaitu <5 dan maksimal 20% dari jumlah sel maka digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test.

Didapatkan yang positif terkena kecacingan Soil Transmitted Helminths sebanyak 13 siswa dan didapatkan hasil p-value untuk pekerjaan ayah sebesar 0,303 (0,303>0,05), pekerjaan ibu sebesar 0,726 (0,726>0,05), pendidikan orangtua sebesar 0,303 (0,303>0,05) dan pendapatan orangtua sebesar 1,0 (1,0>0,05). Jadi tidak ada hubungannya pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dengan kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

Penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa status sosial ekonomi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

Kata kunci : Status Sosial Ekonomi, Kecacingan Soil Transmitted Helminths

1

Page 2: Naskah Publikasi

ABSTRACT

Worm disease is a health problem in Indonesia, but the problem is less noticeable because the symptoms are asymptomatic. The incidence in Indonesia is quite high, about 60-70%, and most common in children. Worm disease is closely related to poverty. The purpose of this study was to determine the relationship of socioeconomic status with the incidence of Soil Transmitted Helminthes infection.

This study was observational analytic with cross sectional design. Samples are 47 students class IV - V Elementary School 01 Bangsriat Brebes District. Collecting data is using a questionnaire to determine the state of socio-economic status and stool examinations were carried out in the Laboratory of Parasitology, Faculty of Medicine Unissula Semarang to know the students who infected by Soil Transmitted Helminthes. The results showed that the test results do not fulfill the requirement that is the expected count < 5 and at least less an equal to 20% from the total cells, in order that Fisher's Exact Test is used as an alternative test.

It was found 13 students with positive Soil Transmitted Helminthes infections and p-value for each variable such as 0.303 for father's occupation (0.303 > 0.05),0.726 for maternal employment (0.726 > 0.05),0.303 for parental education (0.303 > 0, 05), and 1.0 for parental income (1.0 > 0.05). So it can be stated that there is no relationship between fathers’ and mother's occupation, parental education,and parental income with Soil Transmitted Helminthes infection.

This research can be concluded that socioeconomic status did not have a significant relationship with the incidence of Soil Transmitted Helminthes infection.

Keywords: Socioeconomic Status, Soil Transmitted Helminthes

PENDAHULUAN

Infeksi kecacingan di Indonesia merupakan salah satu masalah

kesehatan di Indonesia, namun masalah ini kurang diperhatikan karena

penyakit ini bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis (Kurniawan,

2010). Hasil beberapa penelitian di Indonesia, didapatkan prevalensi

penyakit kecacingan yang masih tinggi, yaitu berkisar antara 60-70% dan

anak usia sekolah merupakan golongan yang paling sering terkena infeksi

kecacingan karena aktivitasnya yang lebih sering berhubungan dengan

2

Page 3: Naskah Publikasi

tanah (Depkes RI, 2004). Menurut kurniawan (2010), penyakit parasit

disebut juga neglected tropical disease yang erat kaitannya dengan

kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September

2012 mencapai 28,59 juta orang. Di Jawa Tengah menduduki peringkat ke

10 penyumbang penduduk miskin di Indonesia (14,98%) (Badan Pusat

Statistik, 2012).

Kecacingan juga dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar

dapat mempengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan dan

metabolisme makanan. Sehingga dapat menghambat kecerdasan,

perkembangan fisik dan produktifitas kerja menurun. Keputusan Mentri

Kesehatan NO 424 tahun 2006, menunjukan penduduk Indonesia

kehilangan karbohidrat karena cacing gelang diperkirakan 110.880 kg

karbohidrat/hari, kehilangan protein sekitar 27.720 kg/hari. Pada cacing

tambang diperkirakan menghabiskan darah sekitar 220.000 liter

darah/hari. Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia masih relatif tinggi

pada tahun 2006, yaitu sebesar 32,6 %, terutama pada golongan

penduduk yang kurang mampu dari sisi ekonomi (Sudomo 2008).

Penelitian Ginting (2003), menyatakan dalam penelitiannya di

sekolah Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo ada

hubungan antara kecacingan dengan pekerjaan ibu, tingkat kecacingan

tertinggi pekerjaan ibu ialah ibu yang bekerja, serta kejadian kecacingan

tertinggi pada sampelnya adalah pada anak sekolah yang orang tuanya

berpendidikan SD. Penelitian Wiguna (2008), dari sampel penelitian paling

3

Page 4: Naskah Publikasi

banyak didapatkan keadaan keluarga sejahtera 2, sedangkan siswa yang

terinfeksi cacing paling banyak pada status sosial ekonomi keluarga

sejahtera 1 jadi terdapat hubungan yang bermakna antara status sosial

ekonomi dengan infeksi Soil Transmitted Helminths.

Berdasarkan pengamatan dan pencarian informasi yang dilakukan

peneliti, data yang didapat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

(2011) di dareah Brebes angka harapan hidup (tahun) 67.96, angka melek

huruf 86.15%, rata-rata lama sekolah (tahun) 5.72, pengeluaran perkapita

637.29 dan di daerah Brebes merupakan peringkat terakhir di Jawa

Tengah dengan angka 68.61. Jadi dari IPM tersebut dapat disimpulkan

didaerah Brebes status sosial ekonomi masyarakat disana termasuk

dalam keadaan rendah. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat

ditarik kesimpulan peneliti ingin meneliti didaerah Brebes dikarenakan

keadaan IPM paling rendah di Jawa Tengah, penelitian ini sangat penting

dikarenakan untuk mengatasi permasalahan infeksi kecacingan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian obeservasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah status sosial ekonomi.

Sedangkan variabel tergantung adalah kecacingan Soil Transmitted

Helminths. Status sosial ekonomi adalah keadaan suatu keluarga yang

dilihat dari pekerjaan ayah dan ibu, pendapatan orangtua dan pendidikan

orangtua. Kecacingan Soil Transmitted Helminths adalah jenis cacing

yang ada ditanah yang dapat menginfeksi manusia, jenis cacing ini adalah

4

Page 5: Naskah Publikasi

cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura),

cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator Americanus) dan

Cacing benang (Strongyloides stercoralis).

Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SD Negeri 01 Bangsri

Kabupaten Brebes kelas IV dan V sebanyak 59. Kriteria inklusi penelitian

antara lainbersedia menjadi sampel penelitian, yang bertempat tinggal

didaerah Bangsri dan yang mengumpulkan kuesioner serta pot feses.

Kriteria eksklusi penelitian ini diantaranya mengkonsumsi obat cacing 3

bulan terakhir dan pada saat pengambilan data sampel absen. Orangtua

siswa-siswi diberikan kuesioner dan pot feses, setelah 3 hari tidak

mengumpulkan pot feses maka dianggap sampel tersebut memenuhi

kiteria drop out. Pot feses sampel penelitian ini kemudian diperiksa

dengan metode pemeriksaan feses secara langsung di Laboratorium

Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang untuk diteliti

apakah ada telur cacing Soil Transmitted Helminths.

Data dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS.

Sebelumnya dilakukan uji validitas dan realibilitas di kelas IV-V B yang

berjumlah 30 siswa. Setelah itu dilakukan editing, coding, entry data dan

tabulating. Selanjutnya dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji Chi

Square karena tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji

alternatif Fisher’s exact test.

5

Page 6: Naskah Publikasi

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Karakteristis keadaan status sosial ekonomi siswa-siswi di SD Negeri 01 Bangsri kelas IV dan V

Karakteristik Frekuensi %Pekerjaan AyahBekerjaTidak bekerja

425

89,3610,64

Pekerjaan IbuBekerjaTidak Bekerja

1433

29,870,2

Pendidikan OrangtuaSMA atau lebihKurang dari SMA

542

10,6389,37

Pendapatan Orangtua<Rp859.000,-> Rp859.000,-

443

93,626,38

Hasil Tabel 4.1 didapatkan ayah yang bekerja sejumlah 42 sampel

(89,36%) dan yang tidak bekerja sejumlah 5 sampel (10,64%). Ibu yang

bekerja sebanyak 14 sampel (29,8%) dan yang tidak bekerja 33 sampel

(70,2%). Pendidikan orangtua yang tinggi sebanyak 5 sampel (10,63%)

dan orangtua yang berpendidikan rendah sebanyak 42 sampel (89,37%).

Orangtua yang berpendapatan tinggi sebanyak 44 sampel (93,62%) dan

yang rendah sebanyak 3 sampel (6,38%).

6

Page 7: Naskah Publikasi

Tabel 2. Hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths

Status Sosial Ekonomi Positif Kecacingan

Negatif Kecacingan

P-Value

Pekerjaan AyahBekerjaTidak bekerja

13 (27,6%)0 (0%)

29 (61,7%)5 (10,7)

0,303*

Pekerjaan IbuBekerjaTidak bekerja

3 (6,4)10 (21,2)

11 (23,5)23 (48,9)

0,726*

Pendidikan OrangtuaSMA atau lebihKurang dari SMA

0 (0%)13 (27,6%)

5 (10,6%)29 (61,8%)

0,303*

Pendapatan OrangtuaTinggiRendah

1 (2,1%)12 (25,6%)

2 (4,2%)32 (68,1%)

1,0*

*Fisher’s Exact test

Hasil Tabel 4.2 didapatkan nilai yang tidak memenuhi syarat uji

Chisquare maka digunakan uji alternatif yaitu uji Fisher Exact Test. Hasil

uji statistik pekerjaan ayah dengan kejadian kecacingan golongan Soil

Transmitted Helminths didapatkan nilai p 0,303 (0,303>0,005), pekerjaan

ibu dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths

didapatkan nilai p 0,726 (0,726>0,005), pendidikan orangtua dengan

kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths menggunakan

didapatkan nilai p 0,303 (0,303>0,005) dan pendapatan orangtua dengan

kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths menggunakan

didapatkan nilai p 1,0 (1,0>0,005). Jadi dapat diambil kesimpulan yaitu

tidak ada hubungannya antara status sosial ekonomi dengan kejadian

kecacingan golongan Soil Transmitted Heminths.

7

Page 8: Naskah Publikasi

PEMBAHASAN

Hasil uji statistik menggunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test

menyatakan tidak ada hubungannya antara status sosial ekonomi dengan

kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

Keadaaan status sosial ekonomi yang buruk ternyata tidak ada

hubungannya dengan kejadian golongan Soil Transmitted Helminths bisa

dikarenakan faktor-faktor variabel luar yang sulit untuk dikendalikan.

Keadaan dilapangan juga dibuktikan dengan siswa-siswi yang keadaan

status hyigiene perorangannya yang baik hal ini terbukti dengan

pernyataan kepala sekolah SD Negeri 01 Bangsri, pihak-pihak guru sering

mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada murid-muridnya.

Selain itu keadaan sanitasi lingkungan rumah yang baik juga berpengaruh

terhadap penelitian ini.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian kecacingan golongan

Soil Transmitted Helminths seperti sanitasi lingkungan dan kebersihan

individu memiliki peranan penting dalam kejadian kecacingan golongan

Soil Transmitted Helminths, dikarenakan kebersihan individu dan hygiene

perorangan dalam keadaan yang baik dan peneliti sulit untuk

mengendalikan faktor-faktor penggangu, sehingga pada penelitian ini tidak

ada hubungannya dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted

Helminths. Hal ini serupa dengan penelitian Sumanto (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul “faktor-faktor infeksi cacing tambang pada

anak sekolah dasar” dari faktor-faktor yang diteliti Sumanto ternyata

8

Page 9: Naskah Publikasi

faktor-faktor yang paling berpengaruh adalah keadaan sanitasi yang buruk

dan hyigiene perorangan yang buruk.

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Ginting (2003) yang

menyatakan bahwa pekerjaan orangtua dan pendidikan ibu mempunyai

hubungan dengan kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminths.

Penelitian ginting mengabaikan faktor-faktor pengganggu seperti keadaan

sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan, pada kenyataannya keadaan

sanitasi dan hygiene perorangan di daerah tempat penelitian Ginting

dalam keadaan yang buruk sehingga ada hubungannya antara pekerjaan

orangtua dan pendidikan ibu.

Penelitian ini mempunyai beberapa kendala diantaranya yaitu :

1. Terdapat beberapa siswa yang tidak mengumpulkan sampel feses

pada hari yang telah ditentukan karena kurangnya pemahaman

mengenai akibat kecacingan.

2. Penelitian ini sulit untuk mengendalikan faktor-faktor variabel luar

sehingga menjadi tidak bermakna dengan kejadian kecacingan Soil

Transmitted Helminths

Keterbatasan penelitian ini hanyalah meneliti cacing golongan Soil

Transmitted Helminths saja, sehingga bila ada jenis cacing selain Soil

Transmitted Helminths di feses sampel hasilnya tetap negatif.

KESIMPULAN.

1. Tidak ada hubungannya antara pekerjaan ayah dengan kejadian

kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

9

Page 10: Naskah Publikasi

2. Tidak ada hubungannya antara pekerjaan ibu dengan kejadian

kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

3. Tidak ada hubungannya antara pendidikan orangtua dengan kejadian

kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

4. Tidak ada hubungannya antara pendapatan orangtua dengan kejadian

kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.

SARAN

1. Perlu dilakukan pengawasan terhadap faktor-fakor lain yang

mempengaruhi kecacingan seperti keadaan sanitasi lingkungan dan

status hygiene perorangan.

2. Perlu dilakukan penelitian kembali dikarenakan didapatkan 2 sampel

yang positif terkena Himenolepis nana.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2012, Profil Kemiskinan di Indonesia Semptember 2012.

Departemen Kesehatan RI 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era Desentralisasi, Depkes RI, Jakarta.

Ginting, S.A., 2003, Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Sumatera Utara, Digitized by USU digital library.

Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, 2011

Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No 424/MENKES/SK/VI/2006, Pedoman pengendalian cacingan.

10

Page 11: Naskah Publikasi

Kurniawan, A.,2010, Infeksi Parasit: Dulu dan Masa Kini, Majalah Kedokteran Indonesia, 60(11):487-88.

Sudomo, M., 2008, Penyakit Parasitik yang Kurang Diperhatikan diIndonesia, Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi dan Moluska, Jakarta.

Sumanto ,D,. 2010, Faktor Resiko Infeksi Cacing Tambang pada Anak Sekolah di Desa Rejosari, Karangawen, Demak, FK UNDIP, Semarang.

Wiguna, D,Y., 2008, Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Derajat Infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 03 Kec. Pringapus Kabupaten Semarang, FK UNDIP, Semarang.

World Health Organitation, 2013 Juni, Soil-transmitted helminth infections, dalam: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs366/en/index.html. Dikutip tanggal : 20 Mei 2013

11