Upload
azi370
View
16
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
1
Citation preview
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KECACINGAN GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHS
Studi Observasi Analitik pada Siswa Siswi Kelas IV-V di SDN 01 Bangsri Kabupaten Brebes
Ardi Rizal Hidayat*, Imam Djamaludin Mashoedi^, Ophi Indria Desanti#
* Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
^ Bagian Parasitologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang# Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Ardi Rizal Hidayat, Jl. Prof. Moh. Yamin No:22 Brebes Jawa Tengah 52212, [email protected]
ABSTRAK
Kecacingan merupakan masalah kesehatan di Indonesia, namun masalah ini kurang diperhatikan dikarenakan gejalanya yang asimtomatis. Angka kejadian di Indonesia cukup tinggi sekitar 60-70%, dan paling banyak menyerang pada anak-anak. Penyakit kecacingan erat kaitannya dengan kemiskinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa siswi kelas IV-V SDN 01 Bangsri Kabupaten Brerbes dengan jumlah 47 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui keadaan status sosial ekonomi dan pemeriksaan feses yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Unissula Semarang untuk mengetahui siswa siswi yang kecacingan Soil Transmitted Helminths. Hasil penelitian didapatkan hasil uji yang tidak memenuhi syarat nilai harapan yaitu <5 dan maksimal 20% dari jumlah sel maka digunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test.
Didapatkan yang positif terkena kecacingan Soil Transmitted Helminths sebanyak 13 siswa dan didapatkan hasil p-value untuk pekerjaan ayah sebesar 0,303 (0,303>0,05), pekerjaan ibu sebesar 0,726 (0,726>0,05), pendidikan orangtua sebesar 0,303 (0,303>0,05) dan pendapatan orangtua sebesar 1,0 (1,0>0,05). Jadi tidak ada hubungannya pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dengan kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
Penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa status sosial ekonomi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
Kata kunci : Status Sosial Ekonomi, Kecacingan Soil Transmitted Helminths
1
ABSTRACT
Worm disease is a health problem in Indonesia, but the problem is less noticeable because the symptoms are asymptomatic. The incidence in Indonesia is quite high, about 60-70%, and most common in children. Worm disease is closely related to poverty. The purpose of this study was to determine the relationship of socioeconomic status with the incidence of Soil Transmitted Helminthes infection.
This study was observational analytic with cross sectional design. Samples are 47 students class IV - V Elementary School 01 Bangsriat Brebes District. Collecting data is using a questionnaire to determine the state of socio-economic status and stool examinations were carried out in the Laboratory of Parasitology, Faculty of Medicine Unissula Semarang to know the students who infected by Soil Transmitted Helminthes. The results showed that the test results do not fulfill the requirement that is the expected count < 5 and at least less an equal to 20% from the total cells, in order that Fisher's Exact Test is used as an alternative test.
It was found 13 students with positive Soil Transmitted Helminthes infections and p-value for each variable such as 0.303 for father's occupation (0.303 > 0.05),0.726 for maternal employment (0.726 > 0.05),0.303 for parental education (0.303 > 0, 05), and 1.0 for parental income (1.0 > 0.05). So it can be stated that there is no relationship between fathers’ and mother's occupation, parental education,and parental income with Soil Transmitted Helminthes infection.
This research can be concluded that socioeconomic status did not have a significant relationship with the incidence of Soil Transmitted Helminthes infection.
Keywords: Socioeconomic Status, Soil Transmitted Helminthes
PENDAHULUAN
Infeksi kecacingan di Indonesia merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia, namun masalah ini kurang diperhatikan karena
penyakit ini bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis (Kurniawan,
2010). Hasil beberapa penelitian di Indonesia, didapatkan prevalensi
penyakit kecacingan yang masih tinggi, yaitu berkisar antara 60-70% dan
anak usia sekolah merupakan golongan yang paling sering terkena infeksi
kecacingan karena aktivitasnya yang lebih sering berhubungan dengan
2
tanah (Depkes RI, 2004). Menurut kurniawan (2010), penyakit parasit
disebut juga neglected tropical disease yang erat kaitannya dengan
kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September
2012 mencapai 28,59 juta orang. Di Jawa Tengah menduduki peringkat ke
10 penyumbang penduduk miskin di Indonesia (14,98%) (Badan Pusat
Statistik, 2012).
Kecacingan juga dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar
dapat mempengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan dan
metabolisme makanan. Sehingga dapat menghambat kecerdasan,
perkembangan fisik dan produktifitas kerja menurun. Keputusan Mentri
Kesehatan NO 424 tahun 2006, menunjukan penduduk Indonesia
kehilangan karbohidrat karena cacing gelang diperkirakan 110.880 kg
karbohidrat/hari, kehilangan protein sekitar 27.720 kg/hari. Pada cacing
tambang diperkirakan menghabiskan darah sekitar 220.000 liter
darah/hari. Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia masih relatif tinggi
pada tahun 2006, yaitu sebesar 32,6 %, terutama pada golongan
penduduk yang kurang mampu dari sisi ekonomi (Sudomo 2008).
Penelitian Ginting (2003), menyatakan dalam penelitiannya di
sekolah Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo ada
hubungan antara kecacingan dengan pekerjaan ibu, tingkat kecacingan
tertinggi pekerjaan ibu ialah ibu yang bekerja, serta kejadian kecacingan
tertinggi pada sampelnya adalah pada anak sekolah yang orang tuanya
berpendidikan SD. Penelitian Wiguna (2008), dari sampel penelitian paling
3
banyak didapatkan keadaan keluarga sejahtera 2, sedangkan siswa yang
terinfeksi cacing paling banyak pada status sosial ekonomi keluarga
sejahtera 1 jadi terdapat hubungan yang bermakna antara status sosial
ekonomi dengan infeksi Soil Transmitted Helminths.
Berdasarkan pengamatan dan pencarian informasi yang dilakukan
peneliti, data yang didapat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
(2011) di dareah Brebes angka harapan hidup (tahun) 67.96, angka melek
huruf 86.15%, rata-rata lama sekolah (tahun) 5.72, pengeluaran perkapita
637.29 dan di daerah Brebes merupakan peringkat terakhir di Jawa
Tengah dengan angka 68.61. Jadi dari IPM tersebut dapat disimpulkan
didaerah Brebes status sosial ekonomi masyarakat disana termasuk
dalam keadaan rendah. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat
ditarik kesimpulan peneliti ingin meneliti didaerah Brebes dikarenakan
keadaan IPM paling rendah di Jawa Tengah, penelitian ini sangat penting
dikarenakan untuk mengatasi permasalahan infeksi kecacingan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian obeservasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah status sosial ekonomi.
Sedangkan variabel tergantung adalah kecacingan Soil Transmitted
Helminths. Status sosial ekonomi adalah keadaan suatu keluarga yang
dilihat dari pekerjaan ayah dan ibu, pendapatan orangtua dan pendidikan
orangtua. Kecacingan Soil Transmitted Helminths adalah jenis cacing
yang ada ditanah yang dapat menginfeksi manusia, jenis cacing ini adalah
4
cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura),
cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator Americanus) dan
Cacing benang (Strongyloides stercoralis).
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SD Negeri 01 Bangsri
Kabupaten Brebes kelas IV dan V sebanyak 59. Kriteria inklusi penelitian
antara lainbersedia menjadi sampel penelitian, yang bertempat tinggal
didaerah Bangsri dan yang mengumpulkan kuesioner serta pot feses.
Kriteria eksklusi penelitian ini diantaranya mengkonsumsi obat cacing 3
bulan terakhir dan pada saat pengambilan data sampel absen. Orangtua
siswa-siswi diberikan kuesioner dan pot feses, setelah 3 hari tidak
mengumpulkan pot feses maka dianggap sampel tersebut memenuhi
kiteria drop out. Pot feses sampel penelitian ini kemudian diperiksa
dengan metode pemeriksaan feses secara langsung di Laboratorium
Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang untuk diteliti
apakah ada telur cacing Soil Transmitted Helminths.
Data dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS.
Sebelumnya dilakukan uji validitas dan realibilitas di kelas IV-V B yang
berjumlah 30 siswa. Setelah itu dilakukan editing, coding, entry data dan
tabulating. Selanjutnya dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji Chi
Square karena tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji
alternatif Fisher’s exact test.
5
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Karakteristis keadaan status sosial ekonomi siswa-siswi di SD Negeri 01 Bangsri kelas IV dan V
Karakteristik Frekuensi %Pekerjaan AyahBekerjaTidak bekerja
425
89,3610,64
Pekerjaan IbuBekerjaTidak Bekerja
1433
29,870,2
Pendidikan OrangtuaSMA atau lebihKurang dari SMA
542
10,6389,37
Pendapatan Orangtua<Rp859.000,-> Rp859.000,-
443
93,626,38
Hasil Tabel 4.1 didapatkan ayah yang bekerja sejumlah 42 sampel
(89,36%) dan yang tidak bekerja sejumlah 5 sampel (10,64%). Ibu yang
bekerja sebanyak 14 sampel (29,8%) dan yang tidak bekerja 33 sampel
(70,2%). Pendidikan orangtua yang tinggi sebanyak 5 sampel (10,63%)
dan orangtua yang berpendidikan rendah sebanyak 42 sampel (89,37%).
Orangtua yang berpendapatan tinggi sebanyak 44 sampel (93,62%) dan
yang rendah sebanyak 3 sampel (6,38%).
6
Tabel 2. Hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths
Status Sosial Ekonomi Positif Kecacingan
Negatif Kecacingan
P-Value
Pekerjaan AyahBekerjaTidak bekerja
13 (27,6%)0 (0%)
29 (61,7%)5 (10,7)
0,303*
Pekerjaan IbuBekerjaTidak bekerja
3 (6,4)10 (21,2)
11 (23,5)23 (48,9)
0,726*
Pendidikan OrangtuaSMA atau lebihKurang dari SMA
0 (0%)13 (27,6%)
5 (10,6%)29 (61,8%)
0,303*
Pendapatan OrangtuaTinggiRendah
1 (2,1%)12 (25,6%)
2 (4,2%)32 (68,1%)
1,0*
*Fisher’s Exact test
Hasil Tabel 4.2 didapatkan nilai yang tidak memenuhi syarat uji
Chisquare maka digunakan uji alternatif yaitu uji Fisher Exact Test. Hasil
uji statistik pekerjaan ayah dengan kejadian kecacingan golongan Soil
Transmitted Helminths didapatkan nilai p 0,303 (0,303>0,005), pekerjaan
ibu dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths
didapatkan nilai p 0,726 (0,726>0,005), pendidikan orangtua dengan
kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths menggunakan
didapatkan nilai p 0,303 (0,303>0,005) dan pendapatan orangtua dengan
kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths menggunakan
didapatkan nilai p 1,0 (1,0>0,005). Jadi dapat diambil kesimpulan yaitu
tidak ada hubungannya antara status sosial ekonomi dengan kejadian
kecacingan golongan Soil Transmitted Heminths.
7
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik menggunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test
menyatakan tidak ada hubungannya antara status sosial ekonomi dengan
kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
Keadaaan status sosial ekonomi yang buruk ternyata tidak ada
hubungannya dengan kejadian golongan Soil Transmitted Helminths bisa
dikarenakan faktor-faktor variabel luar yang sulit untuk dikendalikan.
Keadaan dilapangan juga dibuktikan dengan siswa-siswi yang keadaan
status hyigiene perorangannya yang baik hal ini terbukti dengan
pernyataan kepala sekolah SD Negeri 01 Bangsri, pihak-pihak guru sering
mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada murid-muridnya.
Selain itu keadaan sanitasi lingkungan rumah yang baik juga berpengaruh
terhadap penelitian ini.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian kecacingan golongan
Soil Transmitted Helminths seperti sanitasi lingkungan dan kebersihan
individu memiliki peranan penting dalam kejadian kecacingan golongan
Soil Transmitted Helminths, dikarenakan kebersihan individu dan hygiene
perorangan dalam keadaan yang baik dan peneliti sulit untuk
mengendalikan faktor-faktor penggangu, sehingga pada penelitian ini tidak
ada hubungannya dengan kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted
Helminths. Hal ini serupa dengan penelitian Sumanto (2010) dalam
penelitiannya yang berjudul “faktor-faktor infeksi cacing tambang pada
anak sekolah dasar” dari faktor-faktor yang diteliti Sumanto ternyata
8
faktor-faktor yang paling berpengaruh adalah keadaan sanitasi yang buruk
dan hyigiene perorangan yang buruk.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Ginting (2003) yang
menyatakan bahwa pekerjaan orangtua dan pendidikan ibu mempunyai
hubungan dengan kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminths.
Penelitian ginting mengabaikan faktor-faktor pengganggu seperti keadaan
sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan, pada kenyataannya keadaan
sanitasi dan hygiene perorangan di daerah tempat penelitian Ginting
dalam keadaan yang buruk sehingga ada hubungannya antara pekerjaan
orangtua dan pendidikan ibu.
Penelitian ini mempunyai beberapa kendala diantaranya yaitu :
1. Terdapat beberapa siswa yang tidak mengumpulkan sampel feses
pada hari yang telah ditentukan karena kurangnya pemahaman
mengenai akibat kecacingan.
2. Penelitian ini sulit untuk mengendalikan faktor-faktor variabel luar
sehingga menjadi tidak bermakna dengan kejadian kecacingan Soil
Transmitted Helminths
Keterbatasan penelitian ini hanyalah meneliti cacing golongan Soil
Transmitted Helminths saja, sehingga bila ada jenis cacing selain Soil
Transmitted Helminths di feses sampel hasilnya tetap negatif.
KESIMPULAN.
1. Tidak ada hubungannya antara pekerjaan ayah dengan kejadian
kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
9
2. Tidak ada hubungannya antara pekerjaan ibu dengan kejadian
kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
3. Tidak ada hubungannya antara pendidikan orangtua dengan kejadian
kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
4. Tidak ada hubungannya antara pendapatan orangtua dengan kejadian
kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths.
SARAN
1. Perlu dilakukan pengawasan terhadap faktor-fakor lain yang
mempengaruhi kecacingan seperti keadaan sanitasi lingkungan dan
status hygiene perorangan.
2. Perlu dilakukan penelitian kembali dikarenakan didapatkan 2 sampel
yang positif terkena Himenolepis nana.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2012, Profil Kemiskinan di Indonesia Semptember 2012.
Departemen Kesehatan RI 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era Desentralisasi, Depkes RI, Jakarta.
Ginting, S.A., 2003, Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Sumatera Utara, Digitized by USU digital library.
Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, 2011
Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No 424/MENKES/SK/VI/2006, Pedoman pengendalian cacingan.
10
Kurniawan, A.,2010, Infeksi Parasit: Dulu dan Masa Kini, Majalah Kedokteran Indonesia, 60(11):487-88.
Sudomo, M., 2008, Penyakit Parasitik yang Kurang Diperhatikan diIndonesia, Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi dan Moluska, Jakarta.
Sumanto ,D,. 2010, Faktor Resiko Infeksi Cacing Tambang pada Anak Sekolah di Desa Rejosari, Karangawen, Demak, FK UNDIP, Semarang.
Wiguna, D,Y., 2008, Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi dengan Derajat Infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 03 Kec. Pringapus Kabupaten Semarang, FK UNDIP, Semarang.
World Health Organitation, 2013 Juni, Soil-transmitted helminth infections, dalam: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs366/en/index.html. Dikutip tanggal : 20 Mei 2013
11