26
1 NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN DI KAWASAN INDUSTRI KARAWANG - JAWA BARAT Oleh : Karina Nur Regina Emi Zulaifah FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005

NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

  • Upload
    vulien

  • View
    246

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

1

NASKAH PUBLIKASI

STUDI KASUS PADA PREMAN DI KAWASAN INDUSTRI

KARAWANG - JAWA BARAT

Oleh :

Karina Nur Regina

Emi Zulaifah

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2005

Page 2: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

2

NASKAH PUBLIKASI

STUDI KASUS PADA PREMAN DI KAWASAN INDUSTRI

KARAWANG - JAWA BARAT

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing

Emi Zulaifah, Dra., Msc,.

Page 3: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

3

Studi Kasus Pada Preman Di Kawasan Industri Karawang- Jawa Barat

Karina Nur Regina

Emi Zulaifah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

Intisari

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sosok preman di kawasan industri. Pertanyaan yang hendak diajukan adalah: Aktivitas apa saja yang dilakukan preman?(1) Bagaimana penghayatan preman terhadap aktivitas yang dilakukannya?(2) Faktor-faktor apa saja yang melingkupi keberadaan preman? (3). Responden penelitian adalah tiga orang preman dari tiga kawasan indusri di kabupaten Karawang, responden adalah mereka yang disebut sebagai preman kawasan, merupakan seseorang ataupun sekelompok orang yang berada dalam suatu kawasan industri, berjenis kelamin laki-laki, aktivitas mereka bukan aktivitas legal formal artinya dia bekerja tanpa dibentuk oleh perusahaan berada diluar sistem yang diberlakukan perusahaan namun mampu mempengaruhi sistem yang ada dalam perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, analisis data dilakukan melalui analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi data da sajian data, desain penelitian dilakukan dengan studi kasus di mana dimaksudkan untuk memahami secara utuh kasus tersebut.

Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri dari dua puluh satu kategori: 1)faktor penyebab kehadiran atau keberadaan preman, hal ini dapat dijabarkan dengan pendidikan rendah, sulitnya mencari sumber penghasilan yang layak, menafkahi keluarga, secara otomatis ada dikawasan dan depency terhadap kelompok. 2)Nilai sikap dan perilaku yang berkembang dari aktivitasnya: Ragam cara pemaksaan kolektif, kebahagiaan dimaknai sebatas materi, persepsi bahwa bekerja tidak perlu berletih-letih, preman kawasan bukanlah masalah, pengakuan statusnya sebagai preman, keterlibatannya dengan pihak berwajib karena aktivitasnya, tumbuhnya tanggung jawab dan harapan dari aktivitasnya. 3)Faktor pendukung keberadaanya: Ragam aktivitas yang dilakukan, melihat peluang lain di kawasan yang dapat diciptakannya, hubungan informal dengan pihak perusahaan/ kontraktor/ kawasan, keterlibatan masyarakat dan aparat desa disekitar kawasan, perolehan secara finansial dan non finansial. 4)Faktor penghambat keberadaanya: penanganan (perhatian) perusahaan/ kontraktor/ kawasan, penaganan aparat ddan masyarakat desa sekitar kawasan, penanganan internal kelompok. Kata Kunci : Preman kawasan industri, faktor penyebab, nilai sikap dan perilaku yang berkembang, faktor pendukung dan faktor penghambat keberadaannya.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

4

Studi Kasus Pada Preman Di Kawasan Industri Karawang- JawaBarat

Latar Belakang Masalah

Akibat dari tidak seimbangnya antara penawaran dan permintaan tenaga

kerja adalah pengangguran. Angka pengangguran sering menjadi indikator

keberhasilan pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan, pemerintah dianggap

berhasil jika mampu menurunkan angka pengangguran pada titik yang rendah,

selain sebagai sinyal yang perlu mendapatkan perhatian karena dikhawatirkan

akan berdampak pada masalah sosial seperti masalah-masalah kriminal (Hatmaji

dan Wiyono, 2004). Seda (2004) menggambarkan di daerah perkotaan besar

terutama di pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung.

Kelompok-kelompok perempuan dan anak-anak yang menjadi penganggur penuh,

pekerja seks komersil, gelandangan, maupun anak-anak jalanan banyak terdapat

di kota-kota ini. Sebagai kabupaten yang dekat dengan daerah khusus ibu kota

Jakarta maka Karawang termasuk didalamnya yang mengalami persoalan-

persoalan ini. Jakarta sebagai ibu kota negara, menjadi pusat pemerintahan, pusat

perekonomian dan pusat pembangunan disegala sektor. Pembangunan kota

Jakarta disadari maupun tidak, sedikit maupun banyak, memiliki dampak sangat

signifikan menuju arah positif dan negatif bagi Karawang. Laju pertambahan

penduduk yang menunjukan tren meningkat merupakan salah satu dampak yang

diterima kabupaten Karawang. Badan Pusat Statistik kabupaten Karawang

mencatat pada tahun 2002 jumlah penduduk kabupaten Karawang mencapai

1.862.829 Jiwa, menunjukan prosentase kenaikan sebesar 3,94 % dari tahun 2001

sebesar 1.789.525 Jiwa.

Page 5: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

5

Secara geografis kabupaten Karawang berada disebelah utara provinsi

Jawa Barat, Karawang memiliki potensi besar pada sumber daya alam dibidang

agraris lahannya yang subur dialiri sungai-sungai besar dapat menghidupi kurang

lebih 30 % masyarakat di sektor pertanian, sektor yang membawa Karawang

menjadi kota padi. Secara administratif Karawang berada sebelah Barat

berbatasan dengan Bekasi yang bersebelahan dengan Jakarta. Jakarta sebagai

pusat segala sektor pembangunan memiliki prasarana yang dapat di akses oleh

Karawang dengan cukup baik, sehingga Karawang memiliki comparative

advantage terutama pada industri pengolahan, menjadikan industri ini

berkembang begitu pesat, bahkan memiliki kontribusi terbesar dalam struktur

perekonomian Karawang (PDRB, 2004).

Data dinas tenaga kerja mencatat tanah di Karawang khusus untuk zona

kawasan industri tersedia seluas 4.139.57 ha, areal tanah ini tersebar dalam tujuh

kecamatan. Hingga akhir tahun 2001 daerah untuk kawasan industri tercatat enam

kawasan dan dapat menampung 106 lebih unit perusahaan. KIIC sebagai kawasan

industri terbesar di Karawang dengan kapasitas daya tampung 50 unit perusahaan.

Perusahaan sebanyak ini belum mampu menampung angkatan kerja secara

signifikan, di mana jumlah pengangguran berdasarkan klasifikasi pendidikan yang

masih cukup tinggi. Tahun 2002 sebanyak 30.248 orang pencari kerja, dan hanya

2.236 orang saja yang sudah ditempatkan, artinya bila diamati dari banyaknya

jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan maka tingkat pengangguran di

Karawang masih relatif besar (BPS, 2002).

Page 6: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

6

Kesempatan untuk bersaing dalam dunia kerja perindustrian Karawang

dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang ada dalam diri, ternyata tidak

digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang, banyak diantaranya karena

minim skill maupun pengetahuan. Mencuri, memeras, memaksa, mengancam dan

menggunakan kekerasan hingga melukai korban jika tidak memberi atau

menyerahkan apa yang diminta, merupakan perilaku-perilaku yang sedianya

menjadi pekerjaan bagi mereka. Gambaran seperti ini kemudian membawa

masyarakat akrab dengan sebutan preman, meski mungkin seseorang atau

sekelompok orang ini enggan disebut-sebut sebagai preman (Rahmawati, 2002).

Berita preman mewarnai berita-berita di koran maupun TV, menyebutnya

akhir-akhir ini, sebagai pelaku utama ataupun pelaku suruhan. Aksi Preman

Merajalela di Pantura menjadi Pak Ogah, judul yang menunjukan aksi

gerombolan preman yang sering memeras atau memalak kendaraan di Jalur

Pantura (Kompas, Mei 2003). Aksi Premanisme di kawasan Industri tetap Marak

dan Memprihatinkan, dilakukan sekelompok buruh bongkar muat yang

menetapkan sepihak biaya bongkar muat barang sehingga sangat membebani

pengusaha (Kompas, Oktober 2003).

Penelitian ini sebagai bagian kecil dari kontribusi aktivitas intelektual

tentang manusia di bidang psikologi agar tumbuh pemahaman pada masyarakat,

di mana saat pemahaman itu tumbuh maka lebih jauh lagi diharapkan mampu

memberikan solusi bagaimana seharusnya mengatasi preman ini. Sejalan dengan

pemikiran Rosenzweig (Danim, 2004) bahwa bukti empiris, general dan objektif

diperlukan selain untuk merumuskan sebuah teori tentang perilaku manusia selain

Page 7: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

7

untuk memahami, menjelaskan dan mengontrol secara cermat dan sistematik agar

perilaku dapat dijelaskan mana sebab, bagaimana keadaannya sekarang, apa efek

yang muncul di masa depan dari perilaku manusia itu.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini kemudian bertujuan untuk melihat

apa saja aktivitasnya sebagai preman, bagaimana preman memberikan

penghayatan kepada kehidupannya dengan memfokuskan pada keseharian preman

bekerja, dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keberadaan preman.

Manfaat Penelitian

Diharapkan dapat memperkaya khasanah dan memperluas wacana

penelitian dibidang ilmu sosial, manfaat teoritis bagi penulis dan peneliti lainnya

adalah memperoleh pemahaman fenomena sosial preman secara psikologis.

Diharapkan dapat mengungkap bagaimana sebenarnya preman industri ini.

Sebagai penelitian khas daerah hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran kepada pemerintah dan masyarakat kabupaten Karawang

Jawa Barat di mana penelitian ini dilakukan.

Pengertian Preman

Definisi preman sesungguhnya belum banyak dikemukakan oleh para ahli,

Rahmawati (2002) menerangkan preman adalah kelompok masyarakat kriminal,

mereka berada dan tumbuh di dalam masyarakat karena rasa takut yang diciptakan

Page 8: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

8

dari penampilan secara fisik juga dari kebiasaan-kebiasaan mereka

menggantungkan kesehariannya pada tindakan-tindakan negatif seperti percaloan,

pemerasan, pemaksaan dan pencurian yang berlangsung secara cepat dan spontan.

Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian preman sebagai

kata dasar dari premanisme. Kata dasar preman itu sendiri memiliki dua arti, arti

pertama berasal dari kata “partikelir” yang berarti bukan milik pemerintah, bukan

untuk umum, melainkan swasta seperti orang (orang sipil bukan militer) atau

mobil (mobil pribadi bukan mobil dinas), arti kedua berasal dari kalimat “kicak”

yang berarti sebutan untuk orang jahat (penodong, perampok, pemeras dan

sejenisnya).

Sebutan preman agaknya merupakan bantuan dari bahasa Belanda dan

Inggris (www.suaramerdeka.com/03.03.05 dan www.dki.go.id/03.03.05). Dalam

bahasa Belanda berasal dari dua suku kata yakni Vrije Man dengan kata dasar Vrij

yang berarti bebas, merdeka, libur, kosong, swasta, tanpa bayar, porno. Kedua

kata Vrije berarti orang yang bebas (bukan budak) sedangkan Man diartikan

sebagai orang, orang lelaki, awak kapal, suami, prajurit jantan

(Rahajoekoesoemah, 1995). Sedang dalam bahasa Inggris yaitu Free Man, Free

yang berarti leluasa, bebas, dan memerdekakan lalu Man itu sendiri berarti orang,

orang laki-laki (Wojowasito dan Wasito, 1991).

Kusumo (www.bisnis.com/03.03.05) menuturkan bahwa premanisme

dengan kata dasar preman dalam sejarah Indonesia berawal pada zaman

penjajahan Belanda dan pada mulanya tidak berkonotasi negatif. Pada

perkembangannya premanisme kemudian berkonotasi negatif karena cenderung

Page 9: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

9

menunjukkan sikap-sikap yang berlawanan, mengabaikan dan melanggar

peraturan yang berlaku. Sejalan dengan gambaran Santoso

(www.suaramerdeka.com/03.03.05) preman dimasa lalu adalah preman (vrije

man) pelindung masyarakat dari tindakan sewenang-wenang kaki tangan penjajah.

Vrije man juga sering muncul sebagai pembela para buruh kontrak asal Jawa,

China, India yang disiksa para centeng. Setiap warga yang mendapat kesulitan

dari suruhan belanda atau tukang kebun (centeng), sering mendapat perlindungan

dari para vrije man. Nasution (tokoh preman Medan) menandaskan bahwa

perbuatan mencuri, merampok dan jenis lain kejahatan, haram bagi preman.

Banyak cara terhormat untuk menghidupi diri, yang penting preman bukan bandit.

Aktivitas dan Makna Hidup

Nash dan Ni’mah (Wardani, 2001) menggambarkan aktivitas tertentu yang

berhubungan dengan pemenuhan fisik dan sosial dengan cara memproduksi dan

mengkomunikasi barang maupun jasa sebagai pekerjaan. Bekerja merupakan

bagian dari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan sosial

identik dengan bekerja sebagai faktor dalam penghargaan diri dan bagaimana

orang memandang dirinya, sedangkan kebutuhan fisik lebih dikaitkan dengan

kebutuhan ekonomi. Lebih lanjut, Steward (Kuntadi, 1996) memandang bahwa

manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan beradaptasi paling

tinggi, di mana manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dalam situasi apa pun.

Mata pencaharian atau pekerjaan merupakan usaha manusia untuk beradaptasi

dengan lingkungan disekitarnya.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

10

Berbicara aktivitas sama artinya berbicara tentang perilaku. Aktivitas,

aksi, perbuatan, jawaban, menjawab dan reaksi dari seseorang merupakan arti

daripada perilaku. Perilaku itu sendiri diartikan secara sederhana oleh Martin dan

Pear (1996) sebagai esensi dari apa saja yang seseorang lakukan dan apa saja yang

seseorang katakan. Walgito (2003) perilaku atau aktivitas-aktivitas dalam

pengertian luas meliputi perilaku yang tampak (overt behavior) dan tidak tampak

(covert behavior), demikian pula halnya dengan aktivitas berupa aktivitas

motorik, aktivitas emosional dan aktivitas kognitif.

Diawal Rahmawati (2002) menerangkan preman adalah kelompok

masyarakat kriminal, di mana mereka berada dan tumbuh di dalam masyarakat

karena rasa takut yang diciptakan dari penampilan secara fisik juga dari

kebiasaan-kebiasaan mereka dengan menggantungkan kesehariannya pada

tindakan-tindakan negatif seperti percaloan, pemerasan, pemaksaan, pencurian,

mengancam dan tindak kekerasan. Pemaksaan kehendak kepada orang lain,

tindakan atau cara yang menyakitkan disebut sebagai agresi yang merupakan

pelanggaran hak azasi orang lain Berkowitz (2003). Selanjutnya, Baron dan

Richardson (Krahe, 2001) mendefinisikan perilaku agresi dengan segala bentuk

perilaku yang bermaksud untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang

terdorong untuk menghindari perlakuan itu. Preman yang disebut sebagai

kelompok masyarakat kriminal (Rahmawati, 2001) pada perspektif hukum dalam

etiologi kriminal memandang kriminal lebih kepada adanya Differential-

association, learning theory of criminal behavior, psikologi dan sosio psikologi

seorang penjahat. Anomie dipandang sebagai suatu ketiadaan norma atau suatu

Page 11: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

11

gejala konflik norma yang dapat dikembalikan pada suatu kondisi kepribadian

seseorang (Atmasasmita, 1997). Bartol dan Bartol (1994) menganalisis tiga faktor

penjelasan perilaku kriminal, (1) merupakan interaksi antara individu dengan

lingkungan sosial sekitar (2) pengaruh kekuatan dari keinginan-keinginannya (3)

proses kognitif dari individu itu sendiri.

Melihat wacana di atas tidak mengherankan jika kemudian di Karawang

muncul berbagai tindakan kriminal. Dilain pihak timbulnya kejahatan tidak selalu

dapat dikembalikan kepada masalah industrialisasi, urbanisasi, perubahan

teknologi maupun pengangguran. Faktor sosial-psikologis dan masyarakat

setempat dapat juga menjadi penentu (Atmasasmita, 1997). Elliot (Purnianti &

Darmawan, 1994) melihat bahwa suatu kejahatan sebagai masalah masyarakat,

psikologis, psycho-social dan masalah hukum dalam arti legal social problem.

Bartol dan Bartol (1994) juga Kartono (2003) keduanya berpendapat

bahwa kejahatan atau kriminal bukan merupakan herediter bawaan sejak lahir atau

warisan secara biologis melainkan inherediter. Nicaso dan Lamothe (2003)

memandang hal yang sama bahwa kejahatan tidak bersifat genetis, kejahatan juga

bukan ciri kebangsaan seseorang. Tidak ada kelompok yang memiliki

kecenderungan untuk menjadi penjahat atau menyimpan perilaku menyimpang.

Sejalan dengan Maslow (Koeswara, 1991) bahwa pada dasarnya manusia itu baik,

tepatnya netral. Perspektif Maslow atau dalam hal ini perspektif humanistik

memandang manusia yang memiliki kekuatan jahat atau merusak yang ada pada

manusia itu merupakan hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan merupakan

bawaan.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

12

Preman sangat identik dengan perilaku atau tindakan yang khas

menyimpang dari perilaku masyarakat pada umumnya. Tindakan berkaitan sekali

dengan makna, tindakan dapat juga berarti perilaku, sedianya manusia mampu

memahami perilaku dengan begitu manusia akan mampu memaknai hidupnya.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan Adler (2004) jika manusia tidak memahami

tindakan yang dilakukannya maka manusia tersebut tidak akan menemukan

makna hidup baik dalam konteks pribadi, sikap, gerakan, ekspresi, gaya, ambisi,

kebiasaan dan ciri pembawaan lain.

Makna hidup adalah hal-hal yang oleh seseorang diangggap penting,

dirasakan berharga dan diyakini sebagai sesuatu yang benar serta dapat dijadikan

tujuan hidupnya (Bastaman, 1995). Makna hidup menurut Frankl (Bastaman,

1995) merupakan salah satu dari tiga komponen kebermaknaan hidup. Disini

makna hidup memiliki arti sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan

serta memberikan nilai yang khusus bagi seseorang. Bila makna hidup ini

ditemukan dan dipenuhi akan membuat kehidupan dirasakan berarti dan berharga

terkandung juga tujuan hidup yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi dalam

hidup. Begitu juga menurut Crumbaug dan Maholick (Koeswara, 1992) dari enam

komponen kebermaknaan hidup satu diantaranya adalah makna hidup dengan

definisi sama yakni sesuatu yang dipandang penting dan berharga oleh seseorang,

di mana memberikan nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan hidupnya.

Lebih lanjut Adler (2004) mengungkapkan bahwa makna yang diberikan

pada hidup bukan saja makna secara pribadi melainkan makna hidup dengan

memperhatikan manusia seluruhnya dan yang mencoba mengembangkan

Page 13: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

13

perhatian terhadap sosial dan cinta. Dengan kata lain makna yang diberikan tidak

hanya untuk diri sendiri melainkan adanya suatu pengakuan dengan

memberikannya pada lingkungan sekitar. Bahkan untuk dapat memahami makna

dalam hidup seorang manusia harus memahami tentang dirinya sendiri terlebih

dahulu melalui pengetahuan diri sendiri, mempelajari pengetahuan ini dengan cara

mengawasi diri sendiri yang sedang menghendaki apa, bagaimana tindakannya,

apa yang dipikirkan dan dirasakan, kemudian meneliti semua makna tersebut

(Suryomentaram, 2003)

Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif untuk menggali fenomena preman

disebuah kota yang memiliki kawasan industri di mana tumbuh preman dan

perilaku premanisme dari preman-preman tersebut, pertanyaan yang hendak

diajukan adalah:

1. Aktivitas apa sajakah yang dilakukan preman?

2. Bagaimana penghayatan preman terhadap aktivitas yang dilakukannya?

3. Faktor-faktor apa saja yang melingkupi keberadaan preman?

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Patton (1980) data kualitatif

adalah data mendetail, deskriptif, diperoleh dari analisis mendalam yang

menggambarkan perspektif dan pengalaman pribadi ragam individu. Alsa (2003)

metode kualitatif hasil penelitiannya berupa kata maupun gambar untuk

Page 14: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

14

menguraikan fenomena sentral penelitian sehingga menjadi deskripsi yang

panjang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rancangan atau desain penelitian studi kasus, Poerwandari (2001)

membagi tiga jenis studi kasus (a) Studi kasus intrinsik; studi kasus ini dilakukan

karena ketertarikan atau kepedulian pada kasus khusus. (b) Studi kasus

instruumental; penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk

memahami isu dengan lebih baik. (c) Studi kasus kolektif; suatu studi kasus

instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus.

Responden Penelitian

Kriteria pemilihan responden telah jelas, sesuai dengan judul penelitian

yaitu individu-individu yang berada dalam suatu kawasan industri, berjenis

kelamin laki-laki aktivitas mereka bukan aktivitas legal formal artinya bekerja

tanpa dibentuk oleh perusahaan namun mampu mempengaruhi sistem yang ada

didalam perusahaan. Responden penelitian tiga orang preman berasal dari tiga

wilayah kawasan industri Karawang, penetapan responden akan dilakukan dengan

cara observasi dan diskusi yang akan dilakukan peneliti bersama pihak-pihak

terkait seperti pihak kawasan itu sendiri.

Metode Pengumpulan Data

Moleong (1989) mendefinisikan wawancara sebagai percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

Page 15: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

15

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Penelitian ini menggunakan wawancara

konversasional informal digunakan pada informan penelitian dan wawancara

dengan pedoman umum pada responden penelitian. Metode wawancara ini akan

meliput informasi-informasi subjek, yakni:

a. Berkaitan dengan aktivitas kehidupannya sehari-hari;

b. Berkaitan dengan persepsi atau penghayatan atas kehidupannya sehari-hari;

c. Berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan keberadaannya sebagai

preman di kawasan industri.

Perekaman wawancara akan dilakukan dengan menggunakan tape

recorder hal ini akan menghasilkan data wawancara yang lengkap dan terinci.

Seperti yang diungkapkan Bogdan (1993) bahwa amat mungkin sekali tanpa

rekaman banyak segi penting dari kisah hidup yan tidak tertangani. Alat perekam

lainnya adalah kamera yang menghasilkan foto-foto.

Narbuko dan Ahmadi (2003) Alat observasi diantaranya adalah anecdotal

record, catatan berkala, rating scale, dan Mechanical devices. Penelitian ini

menggunakan anecdotal record catatan yang dibuat oleh peneiti mengenai

kelakuan yang luar biasa yang dianggap penting oleh peneliti. Guba dan Lincoln

(dalam Moleong, 1989) memberikan beberapa petunjuk penting dalam

pembuatannya, diantaranya yang digunakan peneliti adalah catatan lapangan,

catatan ini digunakan dalam situasi pengamatan tak berperan serta di mana

pengamat relatif bebas membuat catatan biasanya dilakukan setelah pengamatan

selesai dilakukan.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

16

Metode Analisis Data

Analisis data terdiri dari reduksi data dan sajian data. Reduksi data

merupakan kegiatan yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,

membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sehingga kesimpulan

penelitian dapat dilakukan (Patton, 1980). Reduksi data dilakukan dengan

membuat koding dan kategori. Staruss dan Corbin (2003) membagi koding dalam

tiga tahap Koding terbuka dengan melakukan identifikasi terhadap kategori dan

dimensi-dimensi, pengkodean berporos dengan mengorganisasikan data dengan

cara baru dengan memulai dihubungkannya diantara kategori-kategori. Koding

berpilih, secara sistematis dihubungkan dengan kategori-kategori yang lain dan

memvalidasi hubungan tersebut.

Validitas Penelitian

Pada penelitian kualitatif konsep validitas sama artinya dengan konsep

kredibilitas dalam mengartikan dan merangkum bahasan yang menyangkut

kualitas penelitian. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya

mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses,

kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2001).

Johnson (Patten, 2000) mengutarakan beberapa jenis validitas, yakni: a)

Descriptive Validity: mengacu kepada akurasi antara fakta yang didapati

dilapangan dengan hasil penelitian yang dilaporkan peneliti. b) Interpretative

Validity: menekankan pada kesesuaian antara penggambaran maksud penelitian

dengan tujuan penelitian. c) Theoretical Validity: teori digunakan untuk

Page 17: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

17

menjelaskan bagaimana suatu fenomena terjadi dan mengapa bisa terjadi. d)

Internal Validity: yang digunakan pada penelitian kualitatif adalah dengan

menekankan pada pembenaran (Justified) terhadap suatu hubungan antara objek

observasi dengan penyebabnya. e) External Validity: penting saat peneliti

melakukan generalisasi penelitian dengan orang lain, latar belakang dan waktu

yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan interpretative validity dan theoretical validity

jika memungkinkan akan digunakan descriptive validity. Kedua validitas itu

dicapai dengan menggunakan participant feedback yaitu melakukan pengecekan

dengan subjek penelitian, peer review yaitu mendiskusikan hasil penelitian

dengan orang yang dirasa lebih ahli dalam hal ini dosen pembimbing skripsi.

Hasil Penelitian Wawancara

Responden dalam penelitian ini adalah seseorang, seseorang tersebut bisa

sebagai seorang kuli, supir tembak, pengelola limbah, penjaga keamanan, calo

tenaga kerja bahkan bisa menjadi semuanya. Aktivitas mereka merupakan peluang

kerja yang ‘diada-adakan’ oleh seseorang untuk tetap survive ditanah

kelahirannya, membawa mereka pada sebutan ‘preman kawasan’. Hasil penelitian

pada saat wawancara didapat dua puluh satu kategori yang dapat disimpulkan

kedalam empat faktor yang menggambarkan keberadaan preman di kawasan

industri, adalah faktor penyebab keberadaannya sebagai preman, faktor nilai sikap

dan perilaku yang berkembang dari aktivitasnya, faktor yang mendukung

keberadaannya, dan faktor yang menghambat keberadaannya.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

18

Pembahasan

Penelitian ini dikenakan pada sumber daya masyarakat yang mengalami

peralihan dari masyarakat sektor pertanian menjadi perindustrian, sebagian

masyarakat yang ingin tetap eksis didaerahnya tanpa mampu untuk berkompetisi.

Penelitian ini untuk mengetahui sosok yang sering dikatakan sebagai preman

kawasan industri, kawasan yang pada awalnya merupakan tanah pertanian, kota

lumbung padi. Mereka berada di kawasan industri secara terus menerus tanpa

kejelasan peran, bisa sebagai seorang kuli, supir tembak, pengelola limbah,

penjaga keamanan, calo tenaga kerja bahkan bisa menjadi semuanya, hal ini

merupakan peluang kerja yang ‘diada-adakan’ oleh mereka untuk tetap survive

ditanah kelahirannya (lihat: halaman 54). Ketidakberdayaan mencari sumber

penghasilan yang layak merupakan kategori dari faktor penyebab keberadaan

mereka. Bagi para preman di kawasan yang terpenting adalah adanya kegiatan

meski jelas ini bukan suatu pekerjaan, bagaimana dikatakan suatu pekerjaan jika

sebenarnya tidak ada pihak yang mempekerjakan preman ini, meskipun ada hal ini

disebabkan mereka mengada-adakan pekerjaan tersebut. Pekerjaan bagi mereka

sudah tidak ada lagi bahkan tidak ada yang bisa mempekerjakannya, mereka

merasa sudah tidak ada pilihan pekerjaan lain, mereka juga mengatakan ‘daripada

bekerja yang tidak benar’ sehingga mereka memiliki anggapan bahwa aktivitas

mereka adalah aktivitas yang benar (lihat: halaman 40). Menariknya, satu diantara

tiga responden mengatakan bahwa ditawarkan kepadanya pekerjaan, tetapi

ditolaknya, menurutnya dia merasa tidak bebas jika terikat sebagai pekerja

(JN.brs444&1480). Ketidakberdayaan lainnya adalah faktor keluarga, keluarga

Page 19: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

19

bagi para preman ini adalah yang paling penting, apapun akan dilakukan demi

keluarganya. Begitu pula keberadaan para preman di kawasan ini ketiga

responden menyatakan alasan yang serupa, alasan paling krusial mengapa mereka

menjadi preman adalah alasan keharusan mereka menafkahi keluarganya,

bagaimana mereka mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan semata-mata

untuk keluarganya, niatnya keluar dari rumah adalah untuk bekerja dibutuhkan

tenaganya untuk menafkahi keluarga (lihat: halaman 41).

Perolehan secara finansial dari aktivitasnya tentu saja dinikmatinya, dari

muatan barang yang paling kecil seperti paku bahkan yang paling besar seperti

kendaraan bermotor, atau bahkan sama sekali tidak bekerja tetapi tetap

mendapatkan upah, hal ini yang disebut para preman sebagai ‘uang kompensasi’

atau ‘uang nonton’ uang ini merupakan hak para preman industri ini sepenuhnya,

(JN.brs320.hal96 & AAB.brs206.hal125). Selain itu, perolehan lainnya secara non

finansial didapat dengan menjadi pimpinan kelompok, keuntungannya akan

mendekatkan para preman ini pada pihak-pihak yang berkepentingan di kawasan

dan memudahkan akses mereka untuk meluluskan kepentingan-kepentingan

mereka secara pribadi, secara kelompok bahkan instansi seperti pemasukan bagi

desanya (lihat halaman: 58). Pada nilai sikap dan perilaku yang berkembang dari

aktivitasnya para preman ini menggambarkan bahwa mereka sebagai preman

kawasan, meski mereka preman tetapi mereka tak menganggap itu negatif,

baginya preman yang mereka lakukan adalah sebagai preman positif. Hal ini

karena mereka mencoba untuk mengatur diri dan kelompoknya didalam kawasan

saat beraktivitas untuk tidak terjadi keributan, menurutnya jika memang mereka

Page 20: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

20

para preman ini negatif, buktinya kenapa tidak ada aparat polisi atau keamanan

maupun pihak kawasan itu sendiri yang menindak aktivitas-aktivitas yang selama

ini mereka lakukan di kawasan (lihat halaman: 47) pernyataan ini tentu saja

menjadi pekerjaan rumah bagi para aparat.

Faktor yang menghambat aktivitas mereka sehingga meminimalkan

keberadaan mereka adalah penanganan-penanganan yang dilakukan pihak yang

berada didalam kawasan maupun disekitar kawasan. Sejauh ini yang terjadi, dua

dari tiga kawasan pada penelitian ini mendasarkan kesepakatan dan tata tertib

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun satu kawasan lainnya telah

jauh melangkah dengan menggunakan aparat berwajib yakni aparat kepolisian

untuk menindak para preman ini, hal ini dilakukan karena semakin menjamurnya

pungutan-pungutan liar yang dilakukan para preman ini terhadap para supir yang

akan memasuki kawasan industri (informan:HoDkk.brs46). Penanganan lainnya

dengan memberdayakan para preman ini dengan memberikannya pekerjaan

seadanya. Aparat desa biasanya menangani dengan ikut menjadi penengah antara

pihak kawasan dengan para preman ini seperti membuat draft perjanjian tabel

harga muat bongkar (AAB.brs48.hal122). Penanganan pada tataran internal

kelompok para preman itu sendiri, sejauh ini dengan memberlakukan sangsi

berupa tidak diperkenankannya mereka yang melanggar aturan kelompok, datang

ke kawasan untuk beberapa hari atau bulan (AAB.brs325.hal127).

Preman di kawasan ini kiranya menarik untuk dikaji, sebagai masyarakat

yang terpinggirkan diantara hiruk pikuk pembangunan industri di suatu kota yang

pada awal pembangunan dalam sektor pertanian. Proses preman di kawasan ini

Page 21: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

21

menggambarkan proses bagaimana mereka berusaha untuk survive diantara

ketidak berdayaan dan keterpaksaan, nilai sikap dan perilaku yang kemudian

berkembang dari aktivitasnya, di mana ada banyak hal juga yang mendukung

sehingga menguatkan keberadaan mereka dan bagaimana pula pihak-pihak terkait

seperti pihak perusahaan kontraktor dan pihak kawasan pemerintah daerah bahkan

aparat desa mencoba untuk menghambat dengan meminimalisir keberadaannya.

Menyitir pendapat Steward (Kuntadi, 1996) yang memandang bahwa

manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan beradaptasi paling

tinggi, di mana manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dalam situasi apapun,

dan mata pencaharian atau pekerjaan atau aktivitas merupakan usaha-usaha

manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Menyitir pendapat ini

dan melihat hasil penelitian dimungkinkan sekali bahwa menjadi preman

merupakan suatu pola dari adaptasinya dengan lingkungan.

Kesimpulan

Hasil analisis data penelitian sebagai berikut:

1. Para preman ini memiliki ragam aktivitas, menjadi para kuli bongkar muat

barang yang masuk maupun keluar dari kawasan industri, mereka pun mampu

melihat dan menciptakan peluang seperti menjadi calo tenaga kerja. Aktivitas

lainnya adalah beragamnya cara pemaksaan kolektif dari pernyataan kehendak

hingga tindak kekerasan, keterlibatannya dengan pihak berwajib karena

aktivitasnya seperti di penjara.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

22

Kesimpulan

Hasil analisis data penelitian sebagai berikut:

2. Para preman ini memiliki ragam aktivitas, menjadi para kuli bongkar muat

barang yang masuk maupun keluar dari kawasan industri, mereka pun mampu

melihat dan menciptakan peluang seperti menjadi calo tenaga kerja. Aktivitas

lainnya adalah beragamnya cara pemaksaan kolektif dari pernyataan kehendak

hingga tindak kekerasan, keterlibatannya dengan pihak berwajib karena

aktivitasnya seperti di penjara.

3. Penghayatan atas aktivitas dan kehidupannya sebagai preman, tergambar

dalam kategori nilai sikap dan perilaku yang berkembang dari aktivitasnya.

Memaknai atau mengartikan kehidupannya hanya sebatas materi seperti duka

adalah tidak memiliki uang, mempresepsikan bahwa bekerja tidak perlu

berletih-letih, merasa apa yang dilakukannya sebagai preman bukanlah

masalah di mana mereka mengakui statusnya sebagai preman, tumbuhnya rasa

tanggung jawab dan harapan lebih lagi dalam finansial

4. Keberadaan para preman pada awalnya didorong karena ketidakberdayaan

atas pendidikannya yang rendah, kesulitanya mencari sumber penghasilan

yang layak, bagaimana ia harus menafkahi keluarganya, secara otomatis

berada di kawasan dan dependency terhadap kelompoknya. Faktor pendukung

keberadaannya adalah kategori beragamnya aktivitas yang dilakukan, melihat

peluang lain di kawasan yang dapat diciptakannya, hubungan informal dengan

perusahaan /kontraktor maupun pihak kawasan, keterlibatan masyarakat

Page 23: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

23

maupun aparat desa dalam aktivitasnya tersebut, perolehan secara finansial

maupun non finansial.

5. Faktor penghambat yang dapat meminimalisir keberadaannya melalui

penanganan dari berbagai pihak seperti perusahaan /kontraktor maupun pihak

kawasan pengelola industri, penanganan aparat desa dan kepolisian, dan

penanganan internal kelompok itu sendiri. Adanya kecemburuan sosial

berdasarkan rasa kesukuan yang kental dan rasa memiliki wilayah, rasa bahwa

para preman ini adalah pribumi dan sudah selayaknya mendapat tempat di

daerahnya sendiri. Point 4 ini merupakan temuan lainnya dalam penelitian ini.

Saran- Saran

Beberapa saran dapat peneliti kemukakan dari hasil penelitian, antara lain:

1. Bagi para preman di kawasan industri kemungkinan apapun dapat terjadi

karena aktivitas yang dilakukan di kawasan industri diluar sistem yang

diberlakukan oleh para pihak terkait. Peneliti mengharapkan para preman ini

mampu mengkomunikasikan segalanya pada pihak terkait dengan lebih baik,

selain itu para preman ini dapat memotivasi dirinya untuk beralih profesi

dengan memperkaya diri melalui kursus-kursus tepat guna.

2. Bagi pihak kontaktor/ perusahaan/ maupun kawasan, aparat kemanan,

masyarakat maupun perangkat desa hingga pemerintah daerah diharapkan

dengan sungguh-sungguh menangani para preman ini, peraturan yang

sebijaksana mungkin, pendekatan yang komprehensif akan berdampak baik

bagi kelangsungan perindustrian di Karawang.

Page 24: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

24

3. Bagi peneliti selanjutnya, sedikit sekali penelitian tentang para preman ini

termasuk kajian secara psikologis. Kajian lebih lanjut akan memperkaya

khasanah ini masih sangat diperlukan, kajian ini dapat diarahkan pada isu

yang tergambar seperti rasa kesukuan yang kental dan rasa memiliki wilayah

di mana para preman ini lahir dan tinggal. Diberdayakannya para preman

industri sebagai masyarakat yang terpinggirkan masih sangat layak untuk

digali lebih lanjut sehingga diperoleh penjelasan lebih baik lagi. Selain itu

responden yang lebih banyak lagi memungkinkan penelitian menjadi lebih

baik dan lebih mewakili dari responden yang diambil dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adler, A. 2004. What Life Should Mean To You. Penerjemah: Mely Septiani.

Yogyakarta: Alenia Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam

Penelitian Psikologi. Cetakan satu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, offset. Atmasasmitta, R. 1997. Kriminologi. Bandung: Mandar Maju. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik

Kabupaten Karawang. 2004. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karawang Menurut Lapangan Usaha. Karawang: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. 2002. Karawang Dalam Angka. Karawang: Badan Pusat

Statistik Bartol, C. R. & Bartol, A. M. 1994. Psychology and Law: Research and

Aplication. Second Edition. California: Wadsworth, Inc. Bastaman, H. D. 1995. integrai Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bogdan, R & Taylor, S. 1993. Kualitatif (Dasar-Dasar Penelitian). Terjemahan

Surabaya: Usaha Nasional.

Page 25: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

25

Berkowitz, L. 2003. Emotional Behavior. Jakarta: PPM. Danim, S. 2004. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi

Aksara PT Hatmadji, S.H. & Wiyono, N. H. 2004. Karakteristik Penganggur dan Prospek

Penawaran Tenaga Kerja di Indonesia. Jurnal Dinamika Masyarakat, Vol. III. No.2. Jakarta

Koswara, E. 1992. Logterapi: Psikoterafi Viktor Frankl. Bandung: Eresco, PT. Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Kuntadi, H. 1996. Makelar Tanah: Suatu Alternatif Pekerjaan. Studi Kasus Tiga

Makelar TanahDi Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Martin, G. & Pear, J. 1992. Behavior Modification: What Is and How To Do It.

New York: Prentice Hall International Editions Moleong, L. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya,

CV. Narbuko, C. & Ahmadi, A. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, PT. Nicaso, L. & Lamothe, L. 2003. Mafia Global. Jakarta: Grafitipers. Patten, M,L. 2000. Understanding Research Methods. America: Pyrczak

Publishing Patton, M,Q. 1980. Qualitative Evaluations Methods. Beverly Hills, CA: Sage

Publications. Poerwandari, K. 2001. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.

Jakarta: LPSP3. Fakultas Psikologi, UI. Purniati & Darmawan, M.K. 1994. Madzhab dan Penggolongan teori dalam

kriminologi. Bandung: Citra Aditya Bakti, PT. Rahajoekoesoemah, D. 1995. Kamus Belanda – Indonesia. Cetakan 1. Jakarta:

IKAPI, Rineka Cipta, PT. Rahmawati, L. 2002. Pengaruh Perkembangan Bidang Industri Terhadap

Premanisme di Kabupaten Karawang (Studi Sosio Kriminologi). Skripsi. Karawang: Fakutas Hukum Universitas Singaperbangsa.

Page 26: NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS PADA PREMAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi...Hasil penelitian menggambarkan empat faktor yang terdiri ... terutama

26

Salim, P. 1993. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press

Seda, F. 2004. Pengangguran dan Kelompok-kelompok yang Termarjinalisasi di

Indonesia. Jurnal Dinamika Masyarakat, Vol. III. No.2. Jakarta Strauss, C. & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Pstaka Pelajar Offset Suryomentaram, KA. 2003. Falsafah Hidup Bahagia. Jakarta: Grassindo. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

ketiga. Cetakan kesatu. Jakarta: Balai Pustaka Tobing, E. 1995. Daily Perspective. www.suaramerdeka.com

Wardani, I. S. 2001. Kehidupan Sosial Ekonomi Orang-orang Terjepit: Studi

Kasus Tukang Tambal Ban Di Kampung Pogung Kidul Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

www.cyberkomaps.com www.dki.go.id www.bisnis.com