Upload
dyah-ag
View
289
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
3600 DETIK
NOVEL KARANGAN :
CHARON
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
AISAH CATUR PUTRI
XI IPA 1
SMA NEGERI 8 PADANG
Sinopsis Novel 3600 Detik
Sandra memasuki sekolah barunya. Mentari pagi menyinari rambutnya
yang di cat merah. Sandra berjalan melewati sebuah lorong hingga telinganya
mendengar sebuah dentingan piano yang sangat indah. Sandra mendekat dan
memasuki ruangan yang tenyata ruang musik. Di dalam, Sandra melihat seorang
cowok sedang bermain piano. Seolah merasa ada yang memperhatikan, pemain
piano itu menoleh ke belakang. Tatapanya bertemu dengan Sandra. Dia
tersenyum. Sandra pun membalas senyumanya.
Sandra menyapa pemain itu yang ternyata benama Leon. Penampilan
Leon sangat rapih, baju dimasukkan, dan rambut dipotong di atas kerah. Sangat
kontras dengan Sandra yang berantakan. Sandra adalah putri dari pasangan yang
tidak harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan pindah ke luar negeri.
Sedangkan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai direktur di sebuah
perusahann. Hal itu membuat Sandra menjadi anak yang nakal. Ia pergi ke
diskotik setiap malam, membolos sekolah, dan mengahmbur-hamburkan uang.
Sekolah ini adalah sekolah Sandra yang kesepuluh, dari sekolah-sekolah yang
sebelumnya, tidak ada yang bisa menampung Sandra lebih dari sepuluh hari. Ada
saja keonaran yang dibuat Sandra. Guru-guru pun kewalahan mengahadapi
Sandra. Karena hotelnya membuka cabang baru, Ibu Sandra pun memutuskan
untuk pindah keluar kota dan menyekolahkan Sandra di kota tersebut.
Sepulang sekolah, Sandra pergi ke mall untuk jalan-jalan. Ia memasuki sebuah
toko kaset , saat sedang melihat-melihat, Sandra tertarik pada sebuah ide untuk
membawa CD tersebut keluar tanpa dibayar terlebih dahulu. Sandra pun dengan
tenangnya membawa CD tersebut keluar. Saat di pintu keluar, Sandra dicegat
oleh seorang satpam, tapi ketika rencana mulai berjalan lancar, ada seorang
menepuk pundak Sandra, Sandra menegok dan ternyata itu Leon. Leon
memberitahu satpam itu bahwa Sandra adalah temannya dan Leon meminta
Sandra untuk membayar CD tersebut, tetapi mungkin Sandra kelupaan. Satpan
itupun langsung percaya pada Leon, tentu saja hal itu membuat Sandra marah
besar.
Suatu hari Sandra datang terlambat. Dia meloncati pagar sekolah. Saat
sedang berjalan-jalan keliling sekolah, Sandra melihat Leon duduk di taman
sekolah sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang olahraga di
lapangan. Awalnya Sandra mengira bahwa Leon membolos. Tetapi ketika dia
bertanya, ternyata leon bukannya tidak mau mengikuti pelajaran olahraga, tetapi
ia memang tidak bisa mengikutinya. Leon memiliki penyakit jantung.
Keesokan harinya, Sandra menemukan Leon di ruang musik. Sandra
menyapa Leon, ia tidak tahu mengapa dia berani disini, tetapi suara musik Leon
anehnya telah membuat hatinya tenang dan nyaman. Bukan reaksi yang ia
harapkan sebelumnya.
Leon menatap Sandra, dia bertanya kenapa ketika Sandra mencuri kemarin,
Sandra memilih CD The Sound of Music. Ternyata salah satu lagu di CD itu adalah
lagu kesukaannya, yaitu Do-Re-Mi. Sandra menyukai lagu itu karna dulu ayah
Sandra sering memainkan lagu tersebut untuknya.
Leon pun segera memainkan lagu itu dengan pianonya. Lama-kelamaan
kenangan lama muncul di benak Sandra. Sandra pun duduk disamping Leon.
Kenangan bahagia dan juga kenangan pahit ketika Ayahnya meninggalkannya.
Semua itu membuat Sandra ingin menangis. Perasaan itu muncul kembali. Sakit
hati, marah, kecewa, dan sedih. Merasa tidak tahan lagi, Sandra menghentikan
permainan Leon dengan menekan tuts piano di depannya dengan keras lalu pergi
keluar meninggalkan Leon.
Leon terdiam tidak bergerak. Sesaat tadi Sandra sempat merasa tenang
disamping Leon, tetapi tiba-tiba sesuatu telah membuatnya gusar. Pertama kali
Sandra muncul di ruang musik ini, Leon merasakan energi kehidupan terpancar
dari gadis itu. Leon teringat pada saat pertama kali ia bertemu dengan Sandra
dan kejadian-kejadian yang telah dia alami bersama Sandra. Sandra satu-satunya
orang yang tidak memperlakukannya seperti seseorang yang lemah.
Keesokan harinya Leon mencari-cari Sandra di sekolah, tetapi kata teman
sekelas Sandra, Sandra bolos hari ini. Siang itu Leon hanya bisa mengikuti
pelajaran setengah hari karena harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Di tengah perjalanan, Leon melihat Sandra memasuki tempat biliar. Leon pun
meminta sopirnya untuk menghentikannya mobilnya. Leon berjalan menuju
tempat biliar dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya Sandra sedang memainkan bola
biliar di meja paling ujung. Ketika mengetahui kedatangan Leon, Sandra langsung
terkejut. Dibentaknya oleh Sandra. Tetapi Leon tetap sabar dan terus
mengintrogasi Sandra. Sandra pun tidak mau kalah, ia terus mengejek dan
membentak Leon. Karena teringat bahwa Leon harus ke rumah sakit, akhirnya
Leon pun menyudahi perang mulutnya dengan Sandra dan beranjak pergi.
Keesokannya harinya, saat bel masuk berbunyi, Sandra dipanggil Pak Donny
untuk datang keruangannya pada saat istirahat. Ternyata Pak Donny mengetahui
bahwa kemarin Sandra membolos seharian untuk pergi bemain biliar.
Sandra mengira bahwa Leon lah yang mengadukannya pada Pak Donny. Sandra
pun melabrak Leon sebelum pergi ke ruangan Pak Donny. Tetapi Leon berkata
bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri alau Sandra kemarin bermain
biliar. Tentu saja Sandra merasa bersalah. Saat pulang sekolah, Sandra
menghampiri Leon untuk mengakui kesalahannya. Sejak saat itu pun mereka
menjadi sahabat baik.
Seminggu kemudian Leon melihat Sandra sedang menulis sesuatu di
taman sekolah pagi-pagi sekali. Leon menyentuh pundak Sandra dengan
telunjuknya dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Ternyata Sandra sedang
menulis contekan untuk ulangan fisika nanti. Leon melarang Sandra untuk
menyontek. Tetapi Sandra tetap bersikeras untuk menyontek. Akhirnya Leon
menantang Sandra untuk taruhan. Sandrapun tertarik dengan tantangan Leon.
Akhirnya Leon memetik setangkai bunga melati yang berada disamping Sandra.
Leon akan memetik kelopak bunga tersebut satu-persatu, jika hasilnya genap
Sandra boleh menyontek tetapi jika hasilnya ganjil Sandra tidak boleh menyontek
lagi, tidak sekarang tidak juga nanti. Sandra setuju. Akhirnya Leon mulai
mencabuti kelopak bunga tersebut sampai kelopak yang terakhir jatuh ke tanah.
Ternyata Leon yang menang. Leon langsung mengulurkan tangannya untuk
meminta kertas contekan yang sudah Sandra buat sejak pagi-pagi sekali. Sandra
menyerahkan kertas contekan sambl mengumpat kesal. Saat istirahat Leon
menghampiri Sandra yang sedang makan. Leon meminta Sandra untuk mengikuti
acara malam kesenian yang akan diadakan sebulan lagi. Tentu saja Sandra
menolak. Leonpun mengusulkan untuk menggunakan bunga melati lagi, Sandra
setuju tapi kali ini Sandra yang mencabut kelopak bunganya. Memang
keberuntungan sedang ada pada pihak Leon karena Leon lagi yang menang.
Akhirnya Sandra memilih untuk ikut kelas drama, kelas ini akan menampilkan
drama Roro Jonggrang. Tapi salahnya semua peran sudah terisi. Tetapi sandra
tau peran apa yang masih bisa ia isi.
Malam kesenianpun tiba. Leon kebagian untuk bermain piano tepat
sebelum drama, jadi Leon masih bisa menonton drama yang dimainkan Sandra.
Semua berjalan lancar pada permainan piano Leon sampai akhirnya dada Leon
terasa sesak. Hal itu membuat semua orang panik, Leon segera dilarikan ke
rumah sakit tempat Leon biasa melakukan pemeriksaan. Ketika Sandra ingin
berlari untuk ikut mengantar Leon, ada sesuatu pada tatapan Leon yang
membuat Sandra tidak jadi mengejar. Leon ingin Sandra menyelesaikan
perannya. Akhirnya Sandra menurut. Ketika perannya selesai, Sandra segera
bergegas menuju rumah sakit tempat Leon di rawat.
Saat Sandra sampai disana, Leon sedang terbaring lemah di tempat tidur sambil
menonton TV. Ketika menyadari kedatangan Sandra, Leon langsung bersemangat
dan meminta Sandra untuk memainkan perannya daLam drama tadi.
Awalnya Sandra sempat ragu, tetapi akhirnya ia menyerah. Sandra menarik
napas dalam-dalam. Menaruh kedua tangannya di dada, kemudian diam selama
satu menit. Leonpun bingung dengan apa yang dilakukan Sandra. Ternyata peran
yang dimainkan Sandra adalah patung Roro Jonggrang di akhir drama. Leon
tergelak begitu mengetahuinya.
Pagi itu seperti biasa Sandra terlambat, di sekolah dia langsung berlari
mencari Leon, ke khawatirannya pada Leon membuat Sandra tidak tenang. Lalu
Sandra mendapati Leon sedang berdiri di depan kelasnya.
Leon kemudian memberikan kotak kecil berbungkus kertas kado sebagai hadiah
ulang tahun Sandra, Sandra sangat terkejut, karena dia sendiri lupa akan hari
ulang tahunnya. Sandra terlihat senang karena masih ada orang yang
memperhatikannya.
Sandra berniat untuk mentraktir Leon saat pulang sekolah, tapi, ketika hendak
pergi, tiba-tiba Pak Donny menghampiri Sandra memberitahu jika lbu Sandra
masuk rumah sakit, Sandra terlihat khawatir walaupun dia tidak dekat dengan
lbunya.
Sesampainya di rumah sakit, Sandra menemani lbunya meski dalam keadaan
kesal karena ulang tahunya rusak berkat lbunya. Tapi Leon tetap sabar
mencairkan suasana agar tidak kaku. Untuk lebih mendekatkan hubungan antara
Sandra dan Ibunya, Leon pamit dan meninggalkan Sandra dengan lbunya. Dalam
percakapan mereka berdua walaupun awalnya sempat tegang tapi akhirnya
Sandra sadar bahwa lbunya sangat menyayanginya. Hubungan antara lbu dan
anak itu pun membaik. Dua hari kemudian, Leon datang menghampiri Sandra
untuk memberi Sandra undangan pesta ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
Ternyata ulang tahun mereka hanya berbanding 2 hari .
Karena tidak tahu harus memakai baju apa ke pesta utang tahun Leon,
Sandrapun datang ke kantor lbunya untuk membantu Sandra membeli baju.
Tentu saja Ibunya sangat senang mendengar permintaan anaknya itu.
Dari butik satu ke butik lainnya dimasuki satu persatu oleh mereka, tetapi tidak
ada satupun baju yang cocok. Sampai akhirnya mata Sandra tertuju pada sebuah
gaun merah selutut tanpa lengan. lbu Sandra menyadari apa yang dilihat oleh
anaknya. Merekapun masuk ke butik tersebut dan mencoba gaun merah yang
ternyata sangat cocok dengan Sandra.
Malamnya Sandra pergi ke rumah Leon dengan taksi. Ketika sampai,
Sandra disambut dengan senyuman lebar sahabatnya itu. Leon pun tidak menyia-
nyiakan kesempatan untuk mengenalkan Sandra pada Ayah dan Ibunya. Awalnya
orang tua Leon sempat kaget melihat penampilan Sandra. Akhirnya mereka
menyadari bahwa Sandra adalah perempuan yang ‘berbeda’.
Di dalam Sandra mengobrol panjang lebar dengan Leon, sampai ketika lagu
favorit Leon diputar. Leon mengulurkan tangannya dan mengajak Sandra untuk
berdansa. Sandra menyambut uluran tangan Leon. Mereka berjalan ke tengah
ruangan. Leon memeluk pinggang Sandra dan mereka mulai berdansa. Ketika
baru beberapa langkah, Sandra mengernyit kesakitan. Dia baru ingat kalau
sepatu hak tingginya membuat kakinya sakit. Leon menyuruh Sandra untuk
membuka sepatunya, awainya Sandra tidak mau, tetapi karena Leon juga
membuka sepatunya, Sandrapun juga membuka sepatu hak tingginya.
Setetahnya, Leon mengantar Sandra melihat-lihat rumahnya dan menawarkan
minuman. Ketika malam sudah semakin larut, Leon mengantar Sandra pulang.
Ujian semester tiba, Sandra melaluinya seperti biasa, soal-soal banyak
yang tidak bisa ia kerjakan, padahal dia sudah belajar matimatian sampai
begadang semalaman. Leonpun sampai menjadi guru privat sementara Sandra.
Selesai ujian, Sandra keluar kelas dengan gontai lalu ia menghampiri kelas Leon.
Tetapi, teman sekelas Leon memberitahu Sandra bahwa Leon masuk ruang ICU
karena jantungnya sempat berhenti tadi pagi, untung ayah Leon seorang dokter,
jadi nyawa Leon masih bisa diselamatkan. Sandra langsung bergegas untuk
menjenguk Leon. Dan lima hari kemudian, Leon sudah diperbolehkan pulang,
para dokter pun heran karena Leon sembuh begitu cepat.
Hari ini adalah hari pembagian rapot. Walupun nilai Sandra jauh dari sempurna
dibandingkan dengan nilai Leon yang mendekati sempurna, Sandra cukup bangga
dengan nlai yang di dapatnya. Saat sedang mengobrol di taman, Leon
memberitahukan pada Sandra bahwa dokter menyimpulkan, Leon harus
menjalani opersai jantung. Tentu Sandra sangat kaget, karena operasi jantung
memiliki resiko kehilangan nyawa. Awalnya Sandra tidak setuju, tetapi karena
Sandra juga ingin terus bersama Leon, Sandra menyetujuinya.
Hari ini Sandra berada di rumah Leon untuk bersama-sama ke rumah
sakit. Leon akan dioperasi minggu depan. Sandra menunggu Leon di ruang tamu.
Ketika Leon sudah siap, mereka segera berangkat ke rumah sakit. Setengah jam
kemudian Leon menatap Sandra kebingungan. Mereka berhenti di sebuah taman
rekreasi. Ternyata Sandra dan Pak Budi sudah merencanakan hal ini dari awal.
Sandra mangulurkan tangannya. Dia akan memberi kesempatan pada Leon untuk
merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini. Leon
menyambut uluran tangan gadis itu.
Ketika memasuki arena taman rekreasi, Leon melihat sekelilingnya
dengan senang. Dia tidak pernah ke taman rekreasi sebelumnya. Karena setiap
kali mau pergi, penyakitnya selalu kambuh. Dan akhirnya dia malah beristirahat
di rumah.
Tetapi ketika dilihatnya atraksi bermain di taman rekreasi itu, Leon langsung
mendesah, dia tidak mungkin main atraksi-atraksi yang ada di sana. Melihat
wajah Leon, Sandra langsung mengajak Leon untuk naik komidi putar, awalnya
Leon menolak karena yang naik kebanyakan anak kecil, tetapi karena Sandra
memaksa, akhirnya Leon naik juga bahkan sampai dua kali. Disana mereka
berfoto-foto, makan gulali, dan menaiki beberapa permainan yang bisa Leon
naiki.
Akhirnya merekapun pulang. Di dalam mobil mereka bercanda-canda sampai
akhirnya dada Leon terasa sesak. Sandra pun panik. Melihat muka Leon yang
pucat, Sandra benar-benar ketakutan. Leon menggenggam tangan sandra, stelah
itu ia tak sadrkan diri. Sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit
dan Leon langsung dibawa ke ruang operasi. Orangtua Leon sudah menunggu di
sana. Sandra termenung tidak bergerak di ruang tunggu.
Setelah satu jam, dokter keluar dari ruang tersebut.
Melihat ekspresinya, Sandra tahu bahwa Leon telah pergi. Mama Leon menjerit
sambil menangis, sementara Papa Leon memeluk istrinya dan tak lama ikut
menangis. Sandra tidak percaya bahwa Leon telah tiada. Satu jam yang lalu
mereka berdua masih tertawa gembira di taman rekreasi. Kini Sandra tidak bisa
mendengar tawa pemuda itu lagi. Selamanya.