Upload
yulia-manawean
View
250
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Neuralgia Pasca Herpetik (NPH) merupakan sindrom nyeri neuropatik
akibat infeksi herpes zoster yang menetap atau berulang setidaknya selama tiga
bulan setelah awitan ruam herpes zoster. NPH biasanya terjadi pada usia
pertengahan dan kejadian akan meningkat dan lebih parah seiring dengan
pertambahan usia.1
Nyeri umumnya diekspresikan sebagai sensasi terbakar (burning) dan rasa
tertusuktusuk (spasmodic shooting)! akan tetapi rasa gatal mungkin saja bisa
terjadi. "llodinia! yaitu nyeri yang disebabkan oleh stimulus normal berupa
rabaan atau hembusan angin dapat terjadi pada #$% penderita dengan neuralgia
pasca herpetik.1
1.2 Etiologi
Neuralgia pasca herpetik disebabkan oleh infeksi &irus herpes zoster. 'irus
'aricellaooster ('') merupakan family human (alpha) herpes &irus dan
mempunyai kesamaan dengan herpes simple &irus.* 'irus terdiri atas genome
+N" doublestranded! tertutup inti yang mengandung protein dan dibungkus oleh
glikoprotein. 'irus ini dapat menyebabkan , jenis penyakit! yaitu &arisela
(chickenpo) dan herpes zoster (shingles).# 'irus ini berdiam di ganglion posterior
susunan saraf tepi dan ganglion kranialis terutama ner&us kranialis '
(-rigeminus) pada ganglion gasseri cabang oftalmik dan ner&us kranialis ' pada
ganglion genikulatum.
1.3 Epidemiologi
Pada penelitian klinis dan komunitas! insidensi Neuralgia Pasca Herpetik
(NPH) secara keseluruhan yaitu *1/% pada pasien yang menderita Herpes
oster.,+i "merika 0erikat! NPH merupakan penyebab nyeri neuropatik tersering
ketiga setelah low back pain dan neuropati diabetikum. rekuensi dan durasi NPH
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. +iantara pasien dengan Herpes
1
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
2/27
oster (H) akut! NPH berkembang pada 23% pasien berusia diatas 2$ tahun!
42% pasien berusia diatas 5$ tahun sedangkan untuk usia diatas // tahun hanya
,2%. Hampir setengah dari pasien berusia diatas 2$ tahun tersebut (4*%)
menderita NPH dengan durasi lebih dari 1 tahun.3
6iryadi dkk melaporkan angka kejadian NPH pada pasien H yang berobat
antara tahun 1##/1##5 sebesar 11% dari 23* pasien H di 5 rumah sakit
pendidikan di ndonesia.40elama periode tahun ,$$5,$1$! terdapat *, pasien
didiagnosis NPH dari seluruh pasien yang berobat ke poliklinik 7ulit dan 7elamin
809P +r. 7ariadi 0emarang.4
1.4 Patofisiologi
NPH memiliki patofisiologi yang berbeda dengan nyeri herpes zoster akut!
NPH merupakan komplikasi dari herpes zoster! adalah sindrom nyeri neuropatik
yang dihasilkan dari kombinasi inflamasi dan kerusakan akibat &irus pada serat
aferen primer saraf sensorik. 0etelah resolusi infeksi primer &aricella! &irus tetap
aktif di ganglia sensorik. 'irus ini diaktifkan kembali atau mengalami reakti&asi!
bermanifestasi sebagai herpes zoster akut! dan berhubungan dengan kerusakan
pada ganglion! saraf aferen primer! dan kulit. 0tudi histopatologi menunjukkan
fibrosis dan hilangnya neuron (dalam ganglion dorsal)! jaringan parut! serta
kehilangan akson dan myelin (pada saraf perifer yang terlibat)! atrofi tanduk
dorsal sumsum tulang belakang! dan peradangan (sekitar saraf tulang belakang)
dengan infiltrasi dan akumulasi limfosit. 0elain itu! ada pengurangan saraf
inhibitor berdiameter besar dan peningkatan neuron eksitasi kecil! pada saraf
perifer./
,
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
3/27
:ambar 1.1 Patologi Herpes oster /
Neuralgia pasca herpetik terjadi oleh karena cedera neuron yang mengenai
system saraf baik perifer maupun sentral. ;idera ini mengakibatkan neuron sentral
dan perifer mengadakan discharge spontan sementara juga menurunkan ambang
akti&asi untuk menghasilkan nyeri yang tidak sesuai pada stimulus yang tidak
menyebabkan nyeri.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
4/27
inhibitor hilang atau rusak. "kibatnya! impuls nyeri ke medulla spinalis
meningkat sehingga pasien mengalami nyeri yang hebat. 'irus herpes zoster
kebanyakan merusak selsel ganglion yang berukuran besar sementara yang
tersisa adalah selsel berukuran kecil. =ereka tergolong dalam serabut yang
menghantarkan impuls nyeri! yaitu serabut "delta dan ;. Hal ini menyebabkan
semua impuls yang masuk diterima oleh serabut penghantar nyeri. 0elain itu pada
saraf perifer terjadi lesi yang mengakibatkan saraf perifer tersebut memiliki
ambang akti&asi yang lebih rendah sehingga menimbulkan hyperesthesia! yaitu
respon sensiti&itas yang berlebihan terhadap stimulus. Hal ini menunjukkan
adanya kelainan pada proses transduksi.11
Penghantaran nyeri pada proses transmisi juga mengalami gangguan. Hal ini
diakibatkan oleh hilangnya impuls yang disalurkan oleh serabut tebal! sehingga
semua impuls yang masih bisa disalurkan kebanyakan oleh serabut halus.
"kibatnya akan terjadi gangguan proses sumasi temporal di medulla spinalis! hal
ini dapat mengakibatkan munculnya gejala alodinia karena impuls yang
seharusnya dihantarkan melalui serabut tebal dihantarkan oleh serabut halus.11
+engan hilangnya sumasi temporal maka proses modulasi yang terjadi pada kornu
posterior tidak berjalan secara normal! akibatnya tidak terjadi proses antara sistem
analgesik endogen dengan impuls nyeri yang masuk ke kornu posterior. 7ornu
posterior adalah pintu gerbang untuk membuka dan menutup jalur penghantaran
nyeri. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya gejala hiperalgesia. =aka dari itu
impuls yang dihantarkan ke inti thalamus semuanya tiba kirakira pada waktu
yang sama dan hampir semuanya telah dihantarkan oleh serabut halus yang
merupakan serabut penghantar impuls nyeri. 7edatangan impuls yang serentak
dalam jumlah yang besar dipersepsikan sebagai nyeri hebat yang sesuai dengansifat neuralgia. 0esuai dengan tipe pada penghantaran serabut saraf masing
masing! yaitu serabut saraf tipe " membawa nyeri tajam! dan selintas sedangkan
serabut saraf tipe ; membawa nyeri lambat dengan rasa terbakar. Hal ini
menyebabkan timbulnya allodinia! yaitu nyeri yang disebabkan oleh stimulus
normal.1$.11
Pada le&el seluler! bukti menunjukkan peningkatan proporsi kanal natrium
&oltagegated! perubahan kanal kalium &oltagegated! dan regulasi berlebihan
4
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
5/27
pada reseptor yang berhubungan dengan nyeri seperti transient reseptor potential
&aniiloid 1 (-8P'1). Perubahan ini berhubungan dengan nyeri spontan dan yang
dirangsang ke ambang yang lebih rendah pada potensial aksi. -8P'1 merupakan
kanal kalsium nonselektif dengan permeabilitas kalsium yang tinggi yang
diekspresikan pada ujung terminal dari neuron sensori berdiameter kecil. nhibisi
dari reseptor -8P'1 dapat mencegah potensial aksi pada neuron perifer yang
menuju pada transmisi nyeri./
NPH dibedakan menjadi dua submodel! yaitu irritable nociceptor dan
deafferentation.=odel irritable nociceptorberhubungan dengan akti&itas serabut
serat ; dan adanya alodinia taktil! mekanik! dan suhu yang berat dengan
kehilangan sensoris yang kecil atau tidak ada sama sekali. Nociceptor serabut
serat ; biasanya hanya terstimulasi oleh stimulus noious! namun dengan adanya
perubahan seluler yang telah dijelaskan diatas menyebabkan serat saraf ini
tersensitisasi! merendahkan ambang aksi potensialnya! dan meningkatkan le&el
dan besar pelepasannya. :ejala klinisnya adalah nyeri spontan dan alodinia
termediasi NPH./
=odel deafferentation berhubungan dengan alodinia dan kehilangan
sensoris yang berhubungan dengan dermatom. +eafferentation perifer
rmenghasilkan reorganisasi kornu posterior. 0erabut saraf ; yang tersensitisasi
pada saraf perifer berkurang jumlahnya yang mengakibatkan bertunasnya serat "
> (serat berdiameter tebal yang berespon terhadap stimulus mekanik seperti raba
dan tekanan). Pertunasan serat "> akhirnya menghasilkan hubungan dengan
traktus spinotalamikus pada medulla spinalis yang sebelumnya mengadakan
sinaps dengan serat ; untuk menghantarkan nyeri. :ejala klinis dari reorganisasi
kornu dorsal yang disebabkan oleh degenerasi serat ; dengan perhubungan serat"> mengakibatkan rangsang sentuh dan tekanan menjadi berkomunikasi silang
dengan traktus spinotalamikus yang menghantarkan nyeri! menghasilkan alodinia
yang diperantarai 00P./
0ensitisasi sentral juga memainkan peranan penting dalam NPH karena
impuls yang terus menerus dan konstan menuju medulla spinalis! juga dengan
reakti&asi &irus secara langsung menyebabkan eksitabilitas kronik sehingga input
/
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
6/27
normal banyak dari nociceptor perifer menghasilkan respon sentral yang
meningkat./
:ambar 1.3 +esensitisasi dan +eaferenisasi/
1.5 Manifestasi linisNeuralgia pasca herpetik sering mengenai dermatom regio torakal diikuti
di&isi oftalmik pada regio trigeminal! regio saraf kranial lainnya dan regio ser&ikal
kemudian dermatom lumbar dan sakral (lihat tabel ).
-orakal? diatas /$% dari semua kasus
7ranial? 1$,$%
0er&ikal?1$,$%
@umbar? 1$,$%
0akral? ,*%
:eneralisata? A1%
-abel 1. +istribusi +ermatomal Nyeri pada Pasien NPH1,
Pasien NPH biasanya mengeluh nyeri yang bersifat spontan
(dideskripsikan sebagai rasa terbakar! aching! throbbing)! nyeri yang intermiten
(nyeri seperti ditusuk! ditembak) danBatau nyeri yang dibangkitkan oleh stimulus
5
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
7/27
seperti alodinia. "lodinia (nyeri yang dibangkitkan oleh stimulus yang secara
normal tidak menimbulkan nyeri) merupakan nyeri yang terdapat pada hampir
#$% pasien NPH. Pasien dengan alodinia dapat menderita nyeri yang hebat
setelah tersentuh baik dengan sentuhan yang paling ringan sekalipun seperti angin
sepoisepoi ataupun selembar pakaian.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
8/27
1. +aerah terinfeksi herpes zoster sebelumnya mungkin terdapat scar
kutaneus
,. 0ensasi yang ditimbulkan dapat berupa hipersensiti&itas terhadap suhu!
yang sering misdiagnosis sebagai miositis! pleuritik! maupun iskemia
jantung! serta rasa gatal.
3. 7rusta yang sembuh dan menghilangnya rasa gatal! namun nyeri yang
muncul tidak hilang dan menetap sesuai distribusi saraf (34 minggu
kemudian)
4. "lodinia yang ditimbulkan oleh stimulus non Cnoious seperti sentuhan
ringan
*. Perubahan pada fungsi anatomi! seperti meningkatnya keringat pada area
yang terkena nyeri ini./! 14!1/
c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan neurologis pada ner&us trigeminus dan pemeriksaan
neurologis lainnya
,. Dlektroneuromiografi (DN=:) untuk melihat akti&itas elektrik pada
ner&us
:ambar 1.4 ase awal dan penyembuhan pada herpes zooster11
1." Diagnosis Banding
+iagnosis banding NPH tergantung pada karakteristik klinis nyeri dan
lokasi yang terkena dampak dari kerusakan saraf. +iagnosis banding NPH
meliputi?
a. Penyakit Eantung
Nyeri di daerah substernal dengan penjalaran ke bagian medial lengan
bawah kiri! terkadang menjalar lengan kanan! leher atau mandibula.
*
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
9/27
Nyeri dapat berupa rasa berat di dada! rasa tertindih batu! rasa ditusuk!
atau dirobek.,4
b. Bells Palsy
:ejala timbul mendadak meliputi kelemahan ringan sampai lumpuh total
pada satu sisi wajah yang terkena sehingga sulit untuk tersenyum atau
menutup mata pada sisi yang terkena! nyeri di bagian rahang atau di
belakang telinga pada sisi yang terkena! sakit kepala dan sakit kepala.,/
c. -rigeminal Neuralgia
-anda dan gejala meliputi nyeri yang timbul di daerah distribusi ner&us
trigeminus terutama pada cabang ', dan '3 (daerah rahang dan dagu)F
nyeri dapat dirangsang dengan suatu stimulus pada selaput mulut (waktu
mengunyah atau berbicara)F nyeri hebat datang secara tibatiba!
berulangulang! nyeri seperti tersayat! terbakar! atau terkena aliran listrik
selama beberapa detik atau beberapa menit.,5
d. Migraine Headache
-anda dan gejala meliputi nyeri kepala unilateral! berdenyut! nyeri
bertambah bila melakukan akti&itas fisik! berlangsung beberapa jam!
sering disertai gangguan mata (berkunangkunang) dan gangguan
gastrointestinal (mual! muntah).,5
e. Cluster Headache
-anda dan gejala meliputi nyeri kepala yang sangat berat! berlangsung
sekitar 3$ menit! kemudian timbul serangan lagi! dapat timbul beberapa
kali dalam satu malam! nyeri mengenai separuh dari kepala! terutama di
daerah sekitar mata kemudian meluas ke rahang dan pelipis! nyeri
timbul terutama pada malam hari.
,5
1.# Penatala$sanaan
7lasifikasi pengobatan NPH yang membagi pilihan terapi menjadi terapi
lini pertama dan kedua sangat berguna! namun strategi pengobatan harus tetap
sesederhana mungkin. :haribo ; merekomendasikan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memutuskan memulai terapi NPH dan inter&al pengamatan
yang memadai yaitu? derajat keparahan nyeri! dampak nyeri terhadap fungsi fisik
#
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
10/27
dan psikososial pasien! derajat kecemasan dan depresi pasien! pertimbangan
terhadap efek samping dari analgesik yang digunakan! dosis titrasi analgesik
sampai menimbulkan efek dan kemudahan dalam penggunaan analgesik dalam
keseharian.15
Pengobatan NPH meliputi berbagai modalitas meliputi terapi farmakologik
yang dibagi menjadi terapi topikal dan sistemik dan terapi non farmakologik.
Pendekatan multimodalitas memberikan peluang terbaik untuk keberhasilan terapi
(lihat gambar 4).1,
:ambar 1./ -arget jalur terapi NPH15
1. -erapi 0istemik
a. "ntidepresan -risiklik ("-0)
"ntidepresan trisiklik yang biasa digunakan di praktik seharihari adalah
amin tersier (amitriptilin! doksepin) dan amin sekunder (desipramin!
nortriptilin). =ekanisme kerja "-0 adalah menghambat uptake noerepinefrin
dan serotonin! menghambat kanal kalsium serta sebagai antagonis N=+" (N-
methyl-D aspartic acid)F dimana diketahui bahwa nyeri juga ditransmisikan
melalui reseptor N=+" di susunan saraf pusat.15 0elain itu! "-0 juga
bermanfaat bagi pasien NPH karena efek sedatifnya (antihistaminergik) dan
efek ansiolitiknya! yang dapat menangani gangguan tidur dan kecemasan.12
"ntidepresan trisiklik ini telah terbukti efikasinya pada penatalaksanaan NPH
namun tidak mendapatkan persetujuan +" untuk terapi NPH. aktor utama
yang membatasi penggunaan "-0 adalah efek sampingnya. Dfek samping yang
biasa dijumpai antara lain mulut kering! fatigue! diiness! sedasi! konstipasi!
retensi urin! palpitasi! hipotensi ortostatik! kenaikan berat badan! penglihatan
1$
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
11/27
kabur dan pemanjangan G-. Penggunaan obat golongan ini harus lebih hati
hati pada orang tua dan pasien dengan riwayat aritmia kordis atau penyakit
jantung.1, +osis awal 1$ mg per oral setiap malam (, jam sebelum tidur)
dengan titrasi ditingkatkan ,$ mg setiap 2 hari menjadi /$ mg kemudian
menjadi 1$$ mg dan 1/$ mg tiap malam.12
b. "ntikon&ulsan
1. Penghambat 7anal 7alsium
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
12/27
keamanan penggunaannya secara per oral.1,+osis yang dibutuhkan untuk
analgesia lebih rendah daripada dosis untuk anti epilepsi. +osis awal
karbamazepin adalah ,1$$ mgBhari per oral dan dinaikkan bertahap
hingga dosis maksimum 1,$$ mgBhari. enitoin digunakan dengan dosis
awal 1$$ mgBhari per oral hingga maksimum /$$ mgBhari. +osis awal
asam &alproat adalah ,,/$mgBhari per oral hingga maksimum ,$$$
mgBhari.5Pada sebuah penelitian selama * minggu! pasien yang diterapi
dengan asam &alproat 1$$$ mgBhari per oral mengalami perbaikan nyeri
yang signifikan dibandingkan dengan plasebo.1,
c. "nalgesik Jpioid
0aat ini golongan analgesik opioid direkomendasikan sebagai terapi lini
kedua atau ketiga untuk nyeri neuropatik seperti NPH. Hal ini karena adanya
perhatian terhadap penyalahgunaan dan kekerasan dalam penggunaan
golongan ini. 0elain itu! hal yang perlu diperhatikan adalah tolerabilitas
terhadap sedasi dan keluhan konstipasi yang sering dijumpai pada
penggunaan obat ini sehingga rekomendasi klinis penggunaan analgesik
opioid pada NPH adalah menggunakan dosis sekecil mungkin. +iawali
dengan terapi menggunakan agen kerja singkat seperti kodein! buprenorfin!
morfin! oksimorfon! oksikodon! tapentadol! hidrokodon! dan hidromorfon.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
13/27
hari dalam 1 minggu.128eaksi simpang yang umum dijumpai antara lain
nausea! konstipasi! sakit kepala dan somnolens.1* Penelitian :ilron dkk
menunjukkan penggunaan terapi kombinasi gabapentin dan morfin
memberikan efek analgesia yang lebih baik dengan dosis masingmasing obat
lebih kecil dibandingkan dengan terapi tunggal dengan efek samping yang
paling sering dilaporkan konstipasi! sedasi dan mulut kering.,$
d. "ntagonis 8eseptorN-Methyl-D-$spartic $cid (N=+")
Jbat yang termasuk golongan ini adalah dekstrometorfan! memantin dan
ketamin. +ekstrometorfan merupakan antagonis reseptor N=+" lemah yang
telah diteliti penggunaannya untuk nyeri neuropatik. Namun demikian
penggunaannya pada NPH tidak terbukti mengurangi nyeri NPH.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
14/27
#$ menit menghasilkan efek analgesik terhadap insersi jarum sedalam /
mm.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
15/27
neuropatik kronik pada manusia serta efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pemberian "-0 sistemik. +oksepin 3!3% topikal dapat
diaplikasikan tunggal atau kombinasi dengan kapsaisin $!$,/%. 7ombinasi
dengan kapsaisin ini menghasilkan efek analgesia yang lebih cepat.,3
Preparasi anti inflamasi topikal seperti mikstura aspirinBdietileter!
indometasin dan mikstura diklofenakBdietil telah diteliti untuk NPH namun
jarang digunakan pada praktik seharihari.5
3. "nestesi @okal
"nestesi lokal dapat diberikan dengan injeksi subkutan! epidermal!
intratekal dan interkostal. njeksi prokain pada saraf supraorbital dilaporkan
efektif untuk NPH oftalmik. Hilangnya /$#$% nyeri dapat dicapai oleh
anestesi infiltrasi subkutan! yang efeknya berlangsung selama beberapa jam
hingga beberapa minggu.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
16/27
menghentikan replikasi &irus! sehingga durasi penyakit akan lebih singkat! dan
menurunkan kejadian NPH. "nti&iral yang dapat digunakan adalah asiklo&ir!
&alasiklo&ir! atau famsiklo&ir. -erapi analgetika akan mengurangi nyeri yang
merupakan faktor risiko utama neuralgia pascaherpetika.15!,#
-elah dikembangkan &aksin pencegahan herpes zoster yang
direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Pre)ention (;+;) bagi
mereka yang berusia 5$ tahun atau lebih. +alam penelitian klinis yang melibatkan
ribuan lansia berusia 5$ tahun atau lebih! &aksin ini mengurangi risiko herpes
zoster sebesar /1% dan risiko neuralgia pascaherpetika sebesar 52%. Dfek
proteksi &aksin ini dilaporkan dapat mencapai 5 tahun atau bahkan lebih.15!3$
0elain itu! -he 9nited 0tates "d&isory ;ommittee on mmunization Practices(";P) juga telah merekomendasikan lansia di atas umur 5$ tahun untuk
memperoleh &aksin herpes zoster ini sebagai bagian dari perawatan kesehatan
rutin.12 'aksin Jkastrain hidup telah disetujui oleh #ood and Drug
$dministrationuntuk mencegah 'aricella.2!31
1.1( P)ognosis
0indrom nyeri yang timbul pada NPH ini cenderung beresolusi dengan
lambat. Pada pasienpasien dengan NPH umumnya prognosisnya baik!
kebanyakan berespon dengan baik terhadap obatobatan analgesik! seperti pada
antidepresan trisiklik! namun pada sebagian kasus! nyeri yang dirasakan semakin
memburuk dan tidak berespon terhadap terapi yang diberikan.14
Prognosis Muo ad &itam dikatakan bonam karena neuralgia pasca herpetik
tidak menyebabkan kematian. 7erusakan yang terjadi bersifat lokal dan hanya
mengganggu fungsi sensorik. Prognosis Muo ad sanam diakatan bonam karena
setelah terapi didapatkan perbaikan nyata! dan pasien dapat berakti&itas baik
seperti biasa. Prognosis ad kosmetikam bisa menjadi dubia ad malam karena
daerah terinfeksi herpes zoster sebelumnya mungkin terdapat scar kutaneus. 14
15
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
17/27
BAB II
*IN+AUAN A,U,
1.1 +DN--"0 P"0DN
". Nama ? -n. "
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
18/27
7:< ? ()
-hora ? simetris! 8h ! 6h
"bdomen ? 0upel!
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
19/27
"mitriptiline
hari ? 1 tablet ,/ mg
hari ? 1 tablet , ,/mg
hari ? 1 tablet 3 ,/ mg
"sam usidat cream ,%
1.*.3 Planing =onitoring
7eluhan pasien
7ontrol / hari kemudian
Dfek terapi dan efek samping obat
1.*.4 Planing edukasi
=enjelaskan bahwa pengobatan sangat lama
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
20/27
-* A,U,
8egio abdomen detra setinggi dermatom -h #1$
8egio abdomen detra setinggi dermatom -h #1$
,$
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
21/27
BAB III
PEMBAHA,AN
Neuralgia Pasca Herpetik (NPH) merupakan sindrom nyeri neuropatik
akibat infeksi herpes zoster yang menetap atau berulang setidaknya selama tiga
bulan setelah awitan ruam herpes zoster. NPH biasanya terjadi pada usia
pertengahan dan kejadian akan meningkat dan lebih parah seiring dengan
pertambahan usia.1
Hasil anamnesis pada pasien ini didapatkan keluhan utama yaitu nyeri.
Nyeri merupakan keluhan yang paling sering muncul pada kasus NPH! yaitu
mencapai *#%. Nyeri muncul terutama pada usia di atas /$ tahun. 31Pasien juga
mengeluh nyeri pada saat menggunakan pakaian yang menunjukkan adanya
allodinia yaitu nyeri yang dibangkitkan oleh stimulus yang secara normal tidak
menimbulkan nyeri. "llodinia dapat terjadi pada #$% penderita dengan neuralgia
pasca herpetik.1
+iagnosis dari NPH didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada
pasien ini nyeri muncul 1 bulan kemudian. Hal ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa seiring dengan terjadinya resolusi pada erupsi kulit akan
timbul nyeri yang berlanjut hingga 3 bulan atau lebih. Nyeri ini sering
digambarkan sebagai rasa terbakar! tertusuktusuk! gatal atau tersengat listrik./!14!1/
0edangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pada regio abdomen detra
setinggi dermatom -h #1$ didapatkan scar dan makula eritematosa berbatas jelas!
bentuk tidak teratur! unilateral! sesuai dermatom. +aerah yang luka tersebut
bersifat nyeri dan rasa gatal dari penyakit sebelumnya telah menghilang. Hal ini
sesuai dengan teori yang menjelaskan hasil dari pemeriksaan fisik adalah berikut?1. +aerah terinfeksi herpes zoster sebelumnya mungkin terdapat scar
kutaneus
,. 0ensasi yang ditimbulkan dapat berupa hipersensiti&itas terhadap suhu!
yang sering misdiagnosis sebagai miositis! pleuritik! maupun iskemia
jantung! serta rasa gatal.
,1
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
22/27
3. 7rusta yang sembuh dan menghilangnya rasa gatal! namun nyeri yang
muncul tidak hilang dan menetap sesuai distribusi saraf (34 minggu
kemudian)
4. "lodinia yang ditimbulkan oleh stimulus non Cnoious seperti sentuhan
ringan
/. Perubahan pada fungsi anatomi! seperti meningkatnya keringat pada area
yang terkena nyeri ini./! 14!1/
Pengobatan dari NPH pada pasien ini adalah dengan memberikan
"mitriptiline yang dosisnya ditingkatkan ,/ mg per hari. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa dosis analgesik dititrasi sampai menimbulkan efek dan kemudahan
dalam penggunaan analgesik dalam keseharian. "mitriptilin termasuk
antidepresan trisiklik. =ekanisme kerja "-0 adalah menghambat uptake
noerepinefrin dan serotonin! menghambat kanal kalsium serta sebagai antagonis
N=+" (N-methyl-D aspartic acid)F dimana diketahui bahwa nyeri juga
ditransmisikan melalui reseptor N=+" di susunan saraf pusat.150elain itu! "-0
juga bermanfaat bagi pasien NPH karena efek sedatifnya (antihistaminergik) dan
efek ansiolitiknya! yang dapat menangani gangguan tidur dan kecemasan.12
"sam fusidat cream ,% diberikan pada pasien tersebut dikarenakan lesi
yang masih basah yang menunjukkan adanya infeksi sekunder. "sam fusidat
dioleskan sebanyak 34 selama 2 hari. "sam fusidat merupakan antibiotik
topikal yang sangat efektif terhadap *. aureusdengan penetrasi yang baik pada
permukaan kulit dan konsentrasinya tinggi pada lokasi infeksi. 0elain itu obat ini
juga bekerja pada *treptococcus dan Propionibacterium acnes. "sam fusidat
merupakan grup fusidanes yang memiliki struktur kimia yang berbeda dengan
antibiotik lain sehingga menurunkan kemungkinan resistensi.
3,
Pasien dengan NPH umumnya prognosisnya baik! kebanyakan berespon
dengan baik terhadap obatobatan analgesik! seperti pada antidepresan trisiklik!
namun pada sebagian kasus! nyeri yang dirasakan semakin memburuk dan tidak
berespon terhadap terapi yang diberikan meskipun nyeri yang timbul pada NPH
ini cenderung beresolusi dengan lambat.Prognosis Muo ad &itam dikatakan bonam
karena neuralgia pasca herpetik tidak menyebabkan kematian. 7erusakan yang
terjadi bersifat lokal dan hanya mengganggu fungsi sensorik. Prognosis Muo ad
,,
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
23/27
sanam diakatan bonam karena setelah terapi didapatkan perbaikan nyata! dan
pasien dapat berakti&itas baik seperti biasa. Prognosis ad kosmetikam pada
pasien ini menjadi dubia ad malam karena daerah terinfeksi herpes zoster
sebelumnya terdapat scar kutaneus.14
,3
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
24/27
BAB I/
E,IMPULAN
Neuralgia Pasca Herpetik (NPH) merupakan sindrom nyeri neuropatik
akibat infeksi herpes zoster yang menetap atau berulang setidaknya selama tiga
bulan setelah awitan ruam herpes zoster. NPH biasanya terjadi pada usia
pertengahan dan kejadian akan meningkat dan lebih parah seiring dengan
pertambahan usia. 1 Penyakit ini merupakan komplikasi dari penyakit Herpes
oster yang disebabkan oleh infeksi &irus 'aricellaooster ('').
+iagnosis dari penyakit ini berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
"namnesis yang didapatkan adalah nyeri erupsi &esikuler sesuai dengan area
dermatom merupakan gejala tipikal herpes zooster. 0eiring dengan terjadinya
resolusi pada erupsi kulit! nyeri yang timbul berlanjut hingga 3 bulan atau lebih.
Nyeri sering digambarkan sebagai rasa terbakar! tertusuktusuk! gatal atau
tersengat listrik. Hasil pemeriksaan fisik biasanya adalah pada daerah terinfeksi
herpes zoster sebelumnya mungkin terdapat scar kutaneus! sensasi yang
ditimbulkan berupa hipersensiti&itas terhadap suhu! yang sering misdiagnosis
sebagai miositis! pleuritik! maupun iskemia jantung! serta rasa gatal! krusta yang
sembuh dan menghilangnya rasa gatal! namun nyeri yang muncul tidak hilang dan
menetap sesuai distribusi saraf (34 minggu kemudian)! alodinia yang ditimbulkan
oleh stimulus non Cnoious seperti sentuhan ringan! perubahan pada fungsi
anatomi! seperti meningkatnya keringat pada area yang terkena nyeri ini./! 14!1/
Penatalaksanaan yang disarankan terbagi menjadi sistemik dan topikal.
0istemik adalah "-0! antikon&ulsan! analgesic opioid dan N=+"! sedangkan
penatalksanaan topical adalah dengan anestesi topical dengan lidokain! kapsaisintopical. Prognosis pada NPH umumnya prognosisnya baik! kebanyakan berespon
dengan baik terhadap obatobatan analgesik! seperti pada antidepresan trisiklik.
Prognosis Muo ad &itam adalah bonam karena neuralgia pasca herpetik tidak
menyebabkan kematian. Prognosis Muo ad sanam adalah bonam karena setelah
terapi didapatkan perbaikan nyata! dan pasien dapat berakti&itas baik seperti biasa.
Prognosis ad kosmetikam bisa menjadi dubia ad malam karena daerah terinfeksi
herpes zoster sebelumnya mungkin terdapat scar kutaneus.14
,4
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
25/27
DA-*A0 PU,*AA
1.
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
26/27
14. "l&in 6. Postherpetic Neuralgia ollowup! dalam =edscape 8eference.
Dditor ? 8obert ".,$1,
1/. 0cadding E. Neuropathic Pain. 'olume 3. ,$$3. ";N8.p *14
15. :haribo ;! 7im ;. Postherpetic Neuralgia? "n J&er&iew of -he
Patophysiology! Presentation and =anagement. Pain =edicine News!
,$11.
12. @umintang H! Nilasari H! ndriatmi 6! ubier ! +aili 0.
Penatalaksanaan Herpes oster di ndonesia. 0urabaya? "irlangga
9ni&ersity PressF,$11.
1*. in ;0! Nissen @=! 0mith =-! J;allaghan EP! =oore
7/23/2019 NPH Kulit BAB 2,3,4,5,6
27/27
,*. +workin 8! 7anneth D. -reatment and Pre&ention of Postherpetic
Neuralgia. ,$$3. New Iork? ;linical nfectious +isease. pp. *22*,.
,#. 8egina! @orettha 6. Neuralgia Pascaherpetika. 'olume 3#. ,$1,. Eakarta.
pp. 415#.3$. Panlilio @! Paul E! 0rini&asa N. Current Management of Postherpetic
NeuralgiaF dalam -he Neurologist. 'olume *. ,$$,.