Upload
others
View
7
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
NYERI: Penilaian dan Farmakoterapi
Farrah bintang sabiti
What is Pain ?
“An Unpleasant sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue dammage, or described in terms of such dammage“
International Association for
the Study of Pain
Klasifikasi Nyeri: Berdasarkan Durasi
Nyeri Akut • Rasa tidak nyaman disertai
emosi, kognitif dan sensorik karena tdp trauma jaringan
• Biasanya disertai kerusakan atau trauma jaringan
• Rasa nyeri hilang bersama kesembuhan luka
• Mrp fungsi proteksi biologis utk menghindari kerusakan jaringan lebih lanjut
• Refleks proteksi termasuk: menghindar, kejang otot, dan respon saraf otonom
Nyeri Kronis • Rasa nyeri yg masa penyem
buhannya melebihi seharus nya & tdk dapat dijelaskan patologinya
• Sangat mengganggu pola tidur dan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan
• Bukan berperan sebagai fungsi protektif, melainkan fungsi adaptif
Klasifikasi Nyeri: Berdasarkan Etiologi
Nyeri Nociceptif
• Mrp hasil dari fungsi normal sistem saraf sensorik nyeri
• Tjd krn stimulus nyeri yg kuat (mis: trauma, inflamasi, infeksi)
aktifasi nociceptor A-delta dan C
– Nyeri Visceral: berasal dari organ2 dalam
– Nyeri Somatik: berasal dari kulit, struktur mus-kuloskeletal
Nyeri Neuropatik
• Sinyal nociceptif yang abnormal disebabkan oleh kerusakan saraf
• Bukan berperan sbg fungsi protektif mau- pun fungsi adaptif
• Penyebab & Contoh:
– Metabolik: Neuropati diabetik
– Trauma: Saraf kejepit
Nociceptor
• Nociceptor = reseptor nyeri,3 (tiga) kelas:
Axon A Axon A Axon C
Tipe A-beta A-delta C
Diameter Besar + Myelin tebal
Kecil + Myelin tipis
Kecil & Tanpa myelin
Stimuli Sentuhan ringan,
ambang nyeri rendah
Suhu & kimia mekanis dg
ambang nyeri tinggi
Mekanis int.tinggi,
kimiawi,panas,dingin
Kecepatan konduksi
30-100
Meter/detik
5-30
Meter/detik
0,5-2,5
Meter/detik
Efek thdp aktivasi
Sensor sentuh, fungsi “gate
control”
Nyeri singkat, tajam,
menyayat
Nyeri tumpul yg lebih panjang
Patofisiologi Nyeri
1. Transduction
2&3. Transmission & Modulation
Keterangan:
2= reseptor 2;
AMPA= alfa-amino-3-
hydroxy-5-methyl isoxazole-
4-propionic acid;
ENK= enkephalin;
GLU=Glutamate
GLY= glycine;
5HT=serotonin ;
mGluR= metabotropic
glutamate receptor;
mu= mu receptor;
NE= Nor Epinefrin;
NK1= reseptor neurokinin1;
NK2= reseptor neurokinin2;
SP= substansi P
2&3. Transmisi sinyal nyeri berjalan dari serabut afferent nociceptor ke dorsal
horn di dalam spinal cord. Pelepasan asam amino dan peptida aktivator dapat
mengaktivasi membran dorsal horn, kmd transmisi berlanjut dari spinal cord ke
otak. Modulasi sinyal nyeri terjadi ketika pusat tertentu di otak mengaktivasi
neuron inhibisi desending utk melepaskan neurotransmiter.
Penilaian Nyeri • Informasi subyektif khusus, mrp alat
utama utk mengevaluasi nyeri
• Dipengaruhi faktor: umur, status kognitif, keterbatasan kemampuan fisik, penggunaan obat dan harapan (pasien/provider kesehatan) thd hasil pengobatan
• Perlu wawancara lanjut utk kumpulkan data lebih banyak
• Tool: Single Dimension Assessment dan Multi Dimension Assessment
Pertanyaan Farmasis:
Single Dimension Assassment
Multi Dimension Assassment
Pain
Dra
win
g
Multi Dimension Assassment
Multi Dimension Assassment
Farmakoterapi Nyeri
NSAID: Penghambat Sintesis Prostaglandin
2&3. Transmission & Modulation
OPIOID+derivat: •Morfin •Petidin •Metadon •Tramadol •Fentanyl •Codein
MODULATOR Nyeri: • Opioid: Morfin+der. • Adrenergik:
Clonidin, Epinefrin • Serotonergik: TCA
(amitriptilin, dll), Triptan
• Kholinergik: Asetil kholin
• GABAergik: Baclofen Benzodiazepin, Barbiturat
WHO Guideline of Initial Regiment for Pain Diskripsi
Level Nyeri
Skala
Nyeri
Rekomendasi
WHO
Contoh Obat Komentar
Mild 1 – 3 Analgetik non
opioid, scr
reguler bkn
“bila perlu”
(prn)
• Paracetamol 650 mg
tiap 4 jam
• Paracetamol 1000
mg tiap 6 jam
• Ibuprofen 600 mg
tiap 6 jam
• Jika tidak sembuh
lebih 12 hari, pake
regimen alternatif or
+ analgetik adjuvant
• Jika tidak sembuh,
maka step up level
Moderate 4 – 6 Tambahkan
analgetik
opioid potensi
sedang scr
reguler,bukan
“bila perlu”
• Paracet. 325 mg +
codein 60 mg tiap 4
jam
• Paracet. 325 mg +
Oxycodon 5 mg tiap
4 jam
• Tramadol 50 mg tiap
6 jam
• Jika tidak sembuh
lebih 12 hari, pake
regimen alternatif or
+ analgetik adjuvant
• Jika tidak sembuh,
maka step up level
Severe 7 - 10 Ganti dg anal-
getik opioid
potensi tinggi
scr reguler
•Morfin 15 mg/4 jam
•Hydromorphone 4
mg tiap 4 jam
•Morfin “control
realease” 60 mg tiap
8 jam
• Jika tidak sembuh
lebih 12 hari, pake
regimen alternatif
(opoid kuat),
•Atau di+ dosis, di+
non opioid adjuvant
Penyebab kegagalan terapi nyeri dengan obat analgesik
Problem Dampak thd terapi Contoh
Diagnosis tdk tepat/tdktahu Pemilihan obat keliru NSAID pd nyeri GI yg mungkin
berkaitan dgn perdarahan GI
Ketidakpahaman farmakolo-
gi & farmakokinetika
Over estimasi thd potensi
ato waktu paruh obat
Regimen dosis Opioid kurang
shg tidak sembuh
Manajemen ADR Inadekuat Px dpt hentikan terapi ato
mis-use OTC
Konstipasi krn antidepresan
shg pakai OTC: bisacodyl
Takut ketagihan Dr/Px/Caregiver hentikan
pengobatan
Bukti: Toleransi tjd stl pggunan
kronis opioid
Tujuan terapi tdk realistis Px tdk puas thd terapi
shg cari alternatif lain
Px mnyatakan ingin bebas nyeri
pd kondisi kerusakan saraf
Polifarmasi yg tdk rasional Over/Under-use terapi Px dg nyeri neuropatik dpt 3
analgesik opioid
Hambatan dari pasien Px tdk paham pengobatn
nyeri
Hambatan bahasa, lansia
mudah lupa regimen dosis
Ketidakfahaman thd
patofisiologi nyeri
Keterbatasan Nakes dlm
pengobatan nyeri
Obat tidak mempan