nyicil gabungin

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kompleksitas dunia industri yang berkembang pesat di era globalisasi

    menimbulkan berbagai masalah terkait produktivitas dan efisiensi suatu perusahaan.

    Guna mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan harus mampu mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Perusahaan

    haruslah mengetahui efisiensi dari lini produksinya,aliran pendistribusian yang

    efektif,jumlah pengangkutan agar diperoleh keuntungan maksimum, persoalan

    transportasi, jumlah teknisi yang harus digunakan agar produktivitas maksimum dan

    yang tidak kalah penting adalah strategi yang harus digunakan dalam menghadapi

    pesaing. Sehingga dengan mengetahui permasalahan yang ada dalam suatu

    perusahaan akan dapat dilakukan penilaian kinerja agar tujuan yang ditetapkan

    perusahaan dapat tercapai.

    Pengelola sebuah perusahaan harusnya bisa mengabil sebuah keputusan yang

    tepat dalam mengambil sebuah keputusan guna mengatasi permasalah tersebut.

    Keputusan yang diambil oleh pengelola selayaknya merupakan keputusan yang

    memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin. Guna memperoleh keputusan

    yang optimal PT State menunjuk sebuah jasa konsultan sebagai sebuah alternative

    mengukur kinerja perusahaannya dan memberikan alternatif solusi bagi masalah

    yang terjadi di PT State. Pengunaan jasa konsultan ini diharapkan agar PT State

    dapat mencapai produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dialami oleh PT State adalah terkait dengan permasalahan

    Markov Chain , Linear Programming , Persoalan Transportasi ,Teori Antrian ,

    Knapsack , Stagecoach dan Game Theory. Evaluasi dilakukan agar diperoleh solusi

    dari masalah agar PT State dapat mencapai kondisi perusahaan yang optimal.

  • 2

    1.3 Batasan Masalah

    Masalah yang ada pada perusahaan diselesaikan dengan menggunakan Penelitian

    Operasional seperti Markov Chain , Linear Programming , Persoalan Transportasi

    ,Teori Antrian , Knapsack , Stagecoach dan Game Theory

    1.4 Tujuan Penulisan

    Tujuan Penulisan laporan ini adalah :

    Memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi dalam PT State.

    Memberi solusi yang dapat memberikan keuntungan maksimal untuk PT

    State

    Mengevaluasi kinerja perusahaan

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan sistematika

    penuliasan laporan

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi teori-teori dan metode yang digunakan, meliputi Markov Chain , Linear

    Programming , Persoalan Transportasi ,Teori Antrian , Knapsack , Stagecoach dan

    Game Theory.

    BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Berisi data yang ada di dalam PT State, yang akan digunakan untuk mengevaluasi

    kinerja.

    BAB IV ANALISIS

    Berisi analisis atas pengolahan data dan solusi yang diperoleh.

    BAB V PENUTUP

    Berisi kesimpulan dan saran terhadap PT State

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Teori Marcov

    Rantai Markov (Markov Chains) adalah suatu teknik matematika yang biasa

    digunakan untuk melakukan pemodelan (modelling) bermacam-macam sistem dan

    proses bisnis. Teknik ini dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan-

    perubahan di waktu yang akan datang dalam variabel-variabel dinamis atas dasar

    perubahan-perubahan dari variabel-variabel dinamis tersebut di waktu yang lalu.

    Teknik ini dapat digunakan juga untuk menganalisis kejadian-kejadian di waktu-

    waktu mendatang secara matematis. Analisa Markov hampir sama dengan decision

    analysis, bedanya adalah analisa rantai Markov tidak meberikan keputusan

    rekomendasi, melainkan hanya informasi probabilitas mengenai situasi keputusan

    yang dapat membantu pengambil keputusan mengambil keputusan.

    (Diktat kuliah OR2 2002, halaman 52)

    2.1.1 Syarat Penerapan Analisa Rantai Marcov

    Untuk dapat menerapkan analisa rantai Markov ke dalam suatu kasus, ada

    beberapa syarat yang harus dipenuhi :

    Jumlah probabilitas transisi untuk suatu keadaan awal dari sistem sama

    dengan 1

    Probabilitas probabilitas tersebut berlaku untuk semua partisipasi

    dalam sistem

    Probabilitas transisi konstan sepanjang waktu

    Kondisi merupakan kondisi yang independent sepanjang waktu

    Dengan demikian, analisa rantai Markov bukanlah teknik optimisasi, tetapi

    adalah teknik deskriptif yang menghasilkan informasi probabilitas dimasa

    mendatang. Markov Chain bisa diterapkan diberbagai bidang antara lain

    ekonomi, politik, kependudukan, industri, pertanian dan lain-lain. Dalam

  • 4

    realita, penerapan analisa Markov bisa dibilang cukup terbatas karena sulit

    menemukan masalah yang memenuhi semua sifat yang diperlukan untuk

    analisa Markov, terutama persyaratan bahwa probabilitas transisi harus

    konstan sepanjang waktu (probabilitas transisi adalah probabilitas yang terjadi

    dalam pergerakan perpindahan kondisi dalam sistem). Apabila suatu kejadian

    tertentu dari suatu rangkaian eksperimen tergantung dari berbagi kemungkinan

    kejadian, maka rangkaian ekesperimen tersebut disebut Proses Stokastik.

    Proses dikatakan terhingga (finite) apabila seluruh kemungkinan kejadian

    yamg dapat terjadi, terhingga. Terdapat banyak tipe Proses Stokastik dan

    dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat fungsi peluangnya.

    (Diktat kuliah OR2 2002, halaman 52)

    2.1.2 Sifat-sifat Rantai Markov

    Beberapa sifat Rantai Markov adalah:

    Jumlah state terbatas (0, 1, 2, , m)

    Mempunyai sifat Markovian

    Probabilitas transisi stasioner/steady state

    Mempunyai nilai probabilitas awal P(X0 = 1) untuk semua i

    2.1.3 Spesifikasi State Rantai Markov

    Bila status j dapat diakses dari status i, dan status i dapat diakses dari j

    maka status i dan status j saling berkomunikasi

    Jika dalam Markov Chain semua status salinberkomunikasi, maka

    Markov Chain adalah irreducible

    Status i dikatakan recurrent jika fii = 1 sedangkan jika fii

  • 5

    2.1.4 First Passage Times

    Untuk menentukan berapa periode yang dibutuhkan state i menuju state j

    diberikan rumus :

    jk

    kjikij P1 ; untuk i j ........(2.1)

    2.1.5 Probabilitas Steady State

    Persamaan untuk menentukan probabilitas steady state diberikan oleh

    persamaan :

    m

    j

    m

    i

    ijij

    j

    P

    0

    j

    0

    1

    n0,1,2,..., juntuk ;

    0

    ............................................................................(2.2)

    2.1.6 Expected Average Cost per Unit Time

    Perkiraan biaya rata-rata per unit waktu diberikan oleh persamaan :

    m

    j

    j

    n

    t

    tNn

    jCXCn

    ELim01

    1

    ...(2.3)

    Xt merupakan biaya penyimpanan atau holding cost per periode.

    2.1.7 Expected Average Cost per Unit Time for Complex Cost Function

    m

    j

    jj

    n

    t

    ttNn

    KDXn

    Lim01

    1 ,1

    ....(2.4)

    Biaya-biaya yang terdapat dalam kasus ini dapat berupa :

    Biaya pesan (pada saat kekurangan stok)

    Biaya pengiriman

    Biaya penalti, bila demand tidak terpenuhi

  • 6

    (Diana Puspitasari,2009)

    2.1.8 Software Minitab

    Matriks adalah kumpulan bilangan berbentuk persegi panjang yang disusun

    menurut baris dan kolom. Bilangan bilangan yang terdapat di suatu matriks

    disebut dengan elemen atau anggota matriks. Dengan representasi matriks,

    perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur. Pemanfaatannya

    misalnya dalam menjelaskan persamaan linier, transformasi koordinat, dan

    lainnya. Matriks seperti halnya variabel biasa dapat dimanipulasi, seperti

    dikalikan, dijumlah, dikurangkan dan didekomposisikan.

    (Wikipedia, 2011)

    2.2 Linear Programming

    2.2.1 Programa Linear Bilangan Bulat

    Programa linear berkaitan dengan teknik penyelesaian permasalahan

    pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang

    bersaing , dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan. Programa linier

    merupakan teori pendukung dalam membuat suatu keputusan. Programa linier

    merupakan model yang mempunyai satu fungsi objektif(tujuan) yang harus

    dioptimalkan baik minimasi maupun maksimasi berdasarkan suatu set

    konstrain(pembatas/kendala) tertentu.

    f.objektif:

    Maks/Min z=c1x1+c2x2+.+cnxn(2.5)

    Subject to(s/t)

    a11x1+a12x2+.+a1nxn () b1

  • 7

    am1x1+am2x2+.+amnxn () bm...(2.6)

    X1 +X2,..,Xn

    Xj;j=1,2,3,n=variabel keputusan

    aij, bi , cj, dimana i=1,2,3,.,m adalah parameter model

    a,b,c = konstanta

    Solusi Model LP terdiri dari berbagai terminologi :

    Solusi fisibel adalah penyelesaian yang memenuhi semua

    konstrain/pembatas

    Daerah fisibel adalah kumpulan dari semua solusi fisibel

    Solusi optimal adalah solusi fisibel yang memberikan nilai terbaik bagi

    fungsi tujuan baik minimasi maupun maksimasi.

    Dalam pesoalan Linear Programming ada beberapa asumsi yang harus

    diperhatikan yaitu:

    Asumsi kesebandingan (Proporsionality)

    Kontribusi variabel keputusan terhadap fungsi tujuan adalah

    sebanding dengan nilai variabel keputusan dan kontribusi suatu

    variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap pembatas juga

    sebanding dengan nilai varisbel keputusan itu.

    Asumsi penambahan(additivity)

    Kontribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan tidak

    bergantung pada nilai dari variabel keputusan yang lain. Kontribusi

    suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap pembatas

    bersifat tidak bergantung pada niali dari variabel keputusan yang lain.

    Asumsi pembagian (divisibility)

    Variabel keputusan dapat berbentuk bilangan pecahan.

    Asumsi kepastian (certainty)

    Koefisien cj,aij,dan bi diketahui nilainya.

  • 8

    (Diana Puspitasari,2009)

    2.2.2 Solusi Pada Model Programa Linier

    Ada 3 macam solusi pada model programa linier :

    Feasible

    Solusi feasible terjadi bila terdapat titik solusi yang masuk

    ke daerah feasible. Daerah feasible dari programa linier adalah set

    dari seluruh titik yang memenuhi seluruh pembatas, termasuk

    pembatas tanda. Untuk persoalan maksimasi, solusi optimal dari

    persoalan programa linier adalah suatu titik pada daerah feasible

    dengan nilai fungsi tujuan terbesar. Pada persoalan minimasi, solusi

    optimal adalah suatu titik pada daerah feasible dengan nilai fungsi

    tujuan terkecil.

    Infeasible

    Solusi infeasible terjadi bila tidak terdapat ruang solusi atau

    tidak ada daerah yang memenuhi seluruh pembatas. Dalam hal ini

    daerah feasiblenya kosong sehingga dengan sendirinya tidak ada

    solusi optimum.

    Unbounded

    Kasus ini terjadi apabila ruang solusi tidak terbatas sehingga

    nilai fungsi tujuan dapat meningkat/menurun secara tidak terbatas.

    Pada umumnya, kasus ini terjadi karena kesalahan dalam

    memformulasikan persoalan.

  • 9

    Gambar 2.1 Ilustrasi Grafis Solusi dalam Linier Programming

    (Tjutju T.D, Operations Research ,2003, hal 41-45)

    2.2.3 Programa Bilangan Bulat

    Programa bilangan bulat atau Integer programming (IP) adalah bentuk

    lain dari programa linier atau linier programming dimana divisibilitasnya

    melemah atau hilang sama sekali . Bentuk ini muncul karena dalam

    kenyataannya tidak semua variabel keputusan dapat berupa bilangan pecahan.

    Misalnya,jika variabel keputusan yang dihadapi adalah produk yang harus

    diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimal,maka jawabannya 1

    adalah sangat tidak mungkin memproduksi produk setengah-setengah. Dalam

    hal ini haruslah ditentukan apakah akan memproduksi satu atau dua produk.

    Pendekatan pembulatan dari solusi nilai pecahan tidak dapat memenuhi semua

    kendala dan menyimpang cukup jauh dari solusi bulat yang tepat. Integer

  • 10

    programming merupakan teknik dari linier programming dengan tambahan

    persyaratan semua atau beberapa variabel bernilai bulat nonnegatif.

    2.2.4 Jenis Integer Programming

    Ada tiga jenis Integer programming yaitu:

    Pure Integer programming (programa bilangan bulat murni)

    Apabila seluruh variabel keputusan dari permasalahan programa linier

    harus berupa bilangan bulat bulat. Disini asumsi divisibilitasnya hilang

    sama sekali.

    Contoh : min Z= 3x1+5x2

    S/t 2x1+4x2 4

    3x1+2x2 5

    x1,x2 0 , x1,x2integer

    Mixed Integer programming (programa bilangan bulat campuran)

    Apabila sebagian variabel keputusan dari permasalahan programa

    linier harus berupa bilangan bulat bulat. Disini asumsi divisibilitasnya

    melemah.

    Contoh : min Z= 3x1+5x2

    S/t 2x1+4x2 4

    3x1+2x2 5

    x1,x2 0 , x2integer

    Zero one Integer programming (programa bilangan bulat nol satu)

    Apabila seluruh variabel keputusan dari permasalahan programa linier

    harus berupa bilangan bulat bulat. Disini asumsi divisibilitasnya hilang

    sama sekali.

    Contoh : min Z= 3x1+5x2

    S/t 2x1+4x2 4

    3x1+2x2 5

    x1,x2= 0 atau 1

    (Tjutju T.D, Operations Research ,2003)

  • 11

    2.2.5 Metode Pemecahan Programa Bilangan Bulat

    1.Metode Grafis

    Metode ini sama seperti pada pemecahan dalam bentuk grafis,namun

    dengan tambahan pembatas sebagian atau semuanya bilangan bulat. Metode

    ini kadang tidak mampu memberikan solusi yang optimal sesuai yang diminta.

    2.Metode Round Off

    Metode ini memberikan cara kolot terhadap permasalahan programa

    bilangan bulat yakni dengan melakukan pembulatan ( Round Off ) terhadap

    solusi optimal bila dimngkinkan Namun metode ini kadang tidak memberikan

    metode yang optimal.

    3.Metode Branch and Bound

    Metode ini dilakukan dengan mengibaratkan suatu permasalahan senagai

    pohon,kemudian permasalahan tersebut dibuat percabangan (Branching )

    kedalam subset yang lebih kecil. Dari subset tersebut diselesaiakan dengan

    membatasi (bounding) solusi optimal dari subset-subset yang lain. Apabila

    suatu subset sudah tidak dapat memberikan informasi yang berguna ,maka

    subset tersebut dikatakan fathomed. Jadi metode ini dilakukan dalam 3 tahap :

    Branching

    Bounding

    fathomed.

    Metode ini sangat baik diterapkan pada pure maupun mixed integer

    programming.

    ( Diana Puspitasai,2009)

  • 12

    2.3 Transportasi

    Metode transportasi dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa persoalan

    optimasi. Persoalan transportasi berkenaan dengan pemilihan route (jalur)

    pengangkutan yang mengakibatkan biaya total daripengangkutan itu minimum.

    Perumusan persoalan pertama kali dikemukakan oleh F.L. Hitchock pada tahun

    1941, kemudian diperluas oleh T.C. Koopmans. Padatahun 1953, W.W. Cooper dan

    A. Charnes mengembangkan metode STEPPING-STONE, dan selanjutnya pada

    tahun 1955, sebagai modifikasi dari metode Stepping-Stone, dikembangkan metode

    MODI (MODIFIED DISTRIBUTION)

    Model transportasi berkaitan dengan suatu situasi dimana suatukomoditas

    hendak di kirim dari sejumlah sources ( sumber ) menuju kesejumlah destination

    (tujuan ). Tujuan dari persoalan tersebut adalah menentukan jumlah komoditas yang

    harus di kirim dari tiap-tiap source ke tiap-tiap destination sedemikian hingga biaya

    total pengiriman dapat diminimumkan, dan pada saat yang sama pembatas yang

    berupa keterbatasan pasokan dan kebutuhan permintaan tidak dilanggar.

    (Setiawan ; 2006)

    Secara umum persoalan transportasi dapat di gambarkan sebagai berikut :

    Gambar 2.2 Model Dasar Model Dasar Transportasi

    Transportasi adalah model pemindahan penumpang atau barang dari satutempa

    ke tempat lain. Menurut Taha (1996; 202) sesuai dengan namanya, model ini

  • 13

    berkaitan dengan penentuan rencana biaya terendah untuk mengirim

    susuatudari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan.

    Data ini mencakup:

    a. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap

    tujuan.

    b. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

    Tujuan dari model menentukan jumlah yang harus dikirim dari setiap sumber

    kesetiap tujuan sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total

    diminimumkan. Menurut Tarliah (1999; 129) ciri-ciri khusus transportasi

    adalah sebagai berikut:

    1. Terdapat sejumlah sumber dan tujuan.

    2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber

    dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

    3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan

    besarnya sesuai dengan permintaan dan kapasitas sumber.

    4. Biaya transportasi komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya

    tertentu.

    Secara diagramatik, model transportasi dapat digambarkan dalam gambar 2.1

    berikut ini :

    Misalkan ada sumber dan n buah tujuan.

  • 14

    Gambar 2.3 Diagram Model Transportasi

    Keterangan:

    - Masing-masing sumber mempunyai kapasitas = 1,2,3, m.

    - Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas sebanyak, bj, j = 1,2,3,... n.

    - Jumlah satuan (unit) yang dikirimkan dari sumber I ke tujuan J. adalah

    sebanyak xij.

    - Ongkos pengiriman per unit dari sumber i ke tujuan j adalah cij.

    Dengan demikian, maka formulasi program linearnya adalah sebagai berikut:

    Meminimkan: Max.z = (2.7)

    Berdasarkan pembatas : =1 = ai, i = 1, 2, , m.

    =1 = aj, i = 1, 2, , m.

    xij > 0 untuk seluruh i dan j

    Sebagai ilustrasi, jika ada 2 buah sumber dan 3 tujuan (m = 2, n = 3)

    Formulasi matematis :

    Min Z = C11X11+ C12X12+ C13X13+ C21X21+ C22X22+ C23X23

  • 15

    Berdasarkan pembatas(S/t):

    X11+X12+X13 = a1

    X21+X22x+X23 = a2 (2.8)

    X11+X21 = b1

    X12+X22 = b2

    X13+X23 = b3

    Dan matriks persoalan transportasinya adalah sebagai berikut :

    (Pdf Universitas Gunadarma, 2009)

    2.3.1 Metode Transportasi

    Dalam penyelesaian persoalan transportasi, harus dilakuan langkah-langkah

    sebagai berikut:

    o Tentukan solusi fesibel awal.

    o Tentukan entering variable dari variable-variabel non basis. Bila

    semua variable sudah memenuhi kondisi optimum, STOP. Bila

    belum, lanjutkan langkah c.

    o Tentukan leaving variable diantara variable-variebel basis yang ada,

    kemudian hitung solusi baru. Kembali ke langkah b.

    Menentukan solusi fesibel awal.

    Ada beberapa metode yang digunakan untuk menentukan solusi fesibel

    awal yaitu :

    1. Metode North West Corner Method

    Metode North West Corner Method diperkenalkan oleh Charnes dan

    Cooper, kemudian dikembangkan oleh Danzig. Caranya sebagai berikut :

    Pembatas sumber

    Pembatas tujuan

  • 16

    o Mulai dari pojok barat laut pada tabel persoalan transportasi.

    o Teruskan langkah ini, setapak demi setapak, menjauhi pojok barat

    laut, sehingga akhirnya harganya telah dicapai pada pojok

    tenggara dari tabel.

    (Siagian, 1987; 159)

    2. Metode Ongkos Terkecil (Least Cost Method)

    Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :

    o Identifikasi sel dalam tabel transportasi dengan biaya terendah, dan

    alokasikan sebanyak mungkin arus sel lain. Bila ada pertalian, pilih

    sel yang berhubungan dengan busur dimana paling banyak unit

    yang dikirim. Bila masih terdapat pertalian, pilih salah satu dari sel

    yang bertalian.

    o Kurangi baris penawaran dan kolom permintaan sebesar jumlah

    arus yang dilokasikan ke sel yang diidentifikasikan dalam langkah

    a.

    o Bila semua baris penawaran dan kolom permintaan telah habis,

    STOP. Bila tidak dilanjutkan dengan d.

    o Bila baris penawaran sekarang nol, hapus garis itu dari

    pertimbangan lebih lanjut dengan menggambar satu garis

    melaluinya.Jika kolom permintaan nol, hapus kolom itu dan

    menggambar garis yang melaluinya.

    o Teruskan dengan langkah a untuk semua baris dan kolom yang

    tidak bergaris.

    (Anderson, dkk, 1993; 326)

    3. Metode Vogel ataua Vogel Aproximation Method (VAM)

    Metode Vogel merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk

    mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah pemasaran.

    Menurut Subagyo, dkk, (1990; 100) langkah-langkah untuk

    mengerjakannya adalah sebagai berikut :

  • 17

    o Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya

    pengangkutan kedalam matriks.

    o Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dari nilai absolute), yaitu

    biaya terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom.

    o Pilih satu nilai perbedaan-perbedaan tersebut diantara semua nilai

    perbedaan pada kolom dan baris.

    o Isilah pada satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris

    terpilih, yaitu pada segi empat yang biayanya terendah diantara segi

    empat yang lain pada kolom atau baris itu. Isinya sebanyak mungkin

    yang bisa dilakukan.

    o Hilangkan baris atau kolom tersebuat karena baris tersebut sudah

    diisi sepenuhnya sehingga tidak mungkin diisi lagi.

    o Tentukan kembali perbedan (selisih) biaya pada langkah b untuk

    kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah c sampai dengan

    langkah e, sampai semua kolom dan baris teralokasi.

    o Setelah terisi semua, hitung biaya transportasi secara keseluruhan.

    4. Penyelesaian Optimalisasi.

    Metode yang digunakan untuk uji optimalisasi adalah:

    a. Metode Batu Loncatan (Stepping Stone)

    Untuk menentukan entering variable dan leaving variable terlebih

    dahulu dibuat suatu loop tertutup bagi setiap variable non basis. Loop

    tersebut berawal dan berakhir pada variable non basis, dimana setiap

    sudut loop haruslah merupakan titik-titik yang ditempati oleh

    variable-variabel basis dalam tabel transportasi. Loop digunakan

    untuk memeriksa kemungkinan diperolehnya penurunan ongkos jika

    variable non basis dimasukkan menjadi basis. Cara yang dilakukan

    adalah dengan memeriksa semua variabel non basis yang terdapat

    dalam suatu interaksi, sehingga dapat ditentukan entering variable.

    b. Metode MODI (Modified Distribution)

  • 18

    Metode MODI tidak lain dari algoritma batu loncatan (Stepping Stone)

    dengan teknik yang sudah diperhalus untuk menghitung indeks yang

    akan ditingkatkan. Perbedaan antara kedua cara ini terletak pada

    langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang

    mana terdapat jejak tertutup yang akan ditelusuri. Metode MODI

    menghitung indeksi yang akan ditingkatkan ialah tanpa

    menggambarkan semua jejak tertutup. Cara MODI cukup menelusuri

    satu saja jejak tertutup. Sama seperti pada batu loncatan, dalam cara

    MODI dengan aturan pojok barat laut. Sesudah itu baru diteruskan

    dengan cara MODI dengan melakukan langkah-langkah penyelesian

    secara berurutan.

    Adapun langkah-langkahya sebagai berikut :

    1. Mengetes kemerosotan, alat tes ialah dengan menguji apakah (m + n

    1) sama dengan jumlah sel yang terisi. Apabila jumlah sel yang terisi

    sama maka bukan persoalan merosot, tapi bila jumlah sel yang terisi

    tidak sama maka persoalan merosot, dan pemecahannya dilakukan

    seperti pada batu loncatan.

    2. Menghitung harga indeks A dan T.

    Langkah kedua adalah menghitung bilangan indeks, baik indeks

    baris(Ai) mauun indeks kolom (Tj ). Ini dilaksanakan dengan menitik

    beratkan pada sel yang sudah terisi, dimana berlaku rumus :

    Ai + Tj = Cij, i, j = 1, 2, 3.....(2.9)

    Dimana:

    Ai = Indeks baris

    Tj = Indeks kolom

    Cij = Harga dari tiap sel (i, j) yang terisi

    3. Menghitung indeks yang ditingkatkan atau sel yang tidak terisi.

  • 19

    Langkah ini dilakukan begitu harga baris dan kolom sudah dihitung

    menggunakan sel yang sudah terisi. Langkah ini dapat dilakukan

    dengan menggunakan rumus :

    Iij = Cij Ai Tj..(2.10)

    Dimana :

    Iij = Indeks yang akan ditingkatkan untuk tiap sel yang belum terisi

    Cij = Biaya pada baris ke i dan kolom ke j yang belum terisi

    Ai = Baris ke i

    Tj = Kolom ke j

    4. Jawab Optimal

    Untuk mendapat jawaban optimal, kalau semuanya sudah positif.

    Apabila sudah dicapai keadaan dimana :

    Ai + Tj < atau Iij > 0

    Dimana i = 1, 2, .. m, j = 1, 2, n.

    Maka jawab optimal sudah dicapai.

    (Tarliah1999; 133)

    Contoh persoalan transportasi:

    1.Menyusun tabel transporasi

    2.Penyelesaian Awal (Metoda sudut barat laut)

  • 20

    3. Uji Perbaikan

    Uji perbaikan pada segi empat WB:

    Bagaimana seandainya ditempatkan muatan ke segi empat WB? Jika

    satu muatan akan ditempatkan pada segi empat WB, maka harus

    dikurangi satu muatan dari segi empat WA, ditambah satu muatan pada

    segiempat YA dan dikurangi satu muatan pada segi empat YB (supaya

    total kapasitas dan total kebutuhan/ jumlah ke kanan dan jumlah ke

    bawah tetap)

    Perhatian sekarang pada segi empat-segi empat WB, WA, XA dan XB.

    Jika satu muatan ditempatkan pada segi empat WB, maka penempatan

    sekarang menjadi

  • 21

    Lakukan perbaiakan secara terus menerus hingga diperoleh hasil akhr

    sebagai berikut :

    4.Memilih Segiempat dengan kotak perbaikan paling bagus

    Dari ke empat segi empat yang diuji, ternyata segi empat XC memiliki

    indeks perbaikan paling bagus (pengurangan biaya paling besar), segi

    empat XC inilah yang dipilih.

  • 22

    (Tarliah, 1999; 137)

    2.4 Teori Permainan

    Teori permainan adalah bagian dari ilmu matematika yang mempelajari interaksi

    antar agen, di mana tiap strategi yang dipilih akan memiliki payoff yang berbeda

    bagi tiap agen. Pertama kali dikembangkan sebagai cabang tersendiri dari ilmu

    matematika oleh Oskar Morgenstern dan John von Neumann, cabang ilmu ini telah

    berkembang sedemikian pesat hingga melahirkan banyak tokoh peraih nobel, seperti

    John Nash (AS), Reinhard Selten (Jerman), dan John Harsanyi (AS) pada tahun

    1999 dan Thomas Schelling (AS), Robert Aumann (Israel) pada tahun 2005, dan

    Leonid Hurwicz (Amerika Serikat) pada tahun 2007.

    2.4.1 Model Teori Permainaan

    Model teori permainan dapat diklasifikasikan dengan sejumlah cara seperti

    jumlah pemain, jumlah keuntungan dan kerugian serta jumlah strategi yang

    digunakan dalam permainan.

    Permainan Dua-Pemain : bila jumlah pemain adalah dua.

    Jika jumlah keuntungan dan kerugian adalah nol, disebut permainan

    jumlah- nol! Atau jumlah-konstan. Sebaliknya bila tidak sama dengan nol,

    permainan disebut permainan bukan jumlah nol (non zero zum game)

    2.4.2 Unsur Dasar Teori Permainan

  • 23

    Angka dalam matriks pay off merupakan hasil dari strategi

    permainan yang berbeda.

    Suatu strategi permainan merupakan suatu kegiatan menyeluruh dari

    pemain sebagai aksi maupun reaksi yang akan diberikan.

    Aturan permainan menunjukan kerangka dari strategi masing-

    masing.

    Strategi dikatakan dominan apabila suatu pay off dalam strategi

    superior terhadap pay off yang lain.

    Strategi optimal merupakan kegiatan menyeluruh yang memberikan

    keuntungan maksimal.

    2.4.3 Penyelesaian Masalan Teori Permainan

    Strategi Murni (Pure Strategy Game)

    Dalam strategi Murni, strategi optimal untuk setiap pemain adalah

    dengan menggunakan strategi tunggal.Melalui aplikasi kriteria maximin

    dan kriteria minimax.Nilai yang dicapai harus merupakan maksimum

    dari minimaks baris dan minimum dari minimaks kolom, titik ini

    dikenal sebagai titik pelana (saddle point).

    Strategi Campuran (Mixed Strategy Game)

    Penyelesaian masalah dengan strategi campuran dilakukan apabila

    strategi murni yang digunakan belum mampu menyelesaikan masalah

    permainan atau belum mampu memberikan pilihan strategi yang

    optimal bagi masing-masing pemain/perusahaan. Dalam strategi ini

    seorang pemain atau perusahaan akan menggunakan campuran/lebih

    dari satu strategi untuk mendapatkan hasil optimal

    (Diana Puspita, 2009)

    2.4.4 Software Gambit

    Gambit adalah library perangkat lunak teori permainan dan alat-alat untuk

    pembangunan dan analisis permainan yang luas dan strategis terbatas.

    Gambit dirancang untuk menjadi portabel di seluruh platform, dan berjalan

  • 24

    pada Linux, Mac OS X, dan Windows. Proyek Gambit menyediakan:

    Sebuah antarmuka pengguna grafis, berdasarkan perpustakaan wxWidgets,

    menyediakan antarmuka umum dengan asli tampilan dan nuansa seluruh

    platform. Sebuah perpustakaan C + + kode sumber untuk mewakili game,

    cocok untuk digunakan dalam aplikasi lain. Sebuah API Python untuk

    aplikasi scripting. Sebuah antarmuka pengguna berbasis browser baru,

    Game Theory Explorer (GTE), untuk masukan dari permainan yang luas

    dan strategis.

    (Wikipedia, 2011)

    2.5 Teori antrian

    Teori antrian adalah cabang dari terapan teori probabilitas yang awalnya digunakan

    untuk mempelajari kemacetan lalu lintas telepon, Pertama kali diperkenalkan oleh

    seorang ahli matematika dari Denmark, Agner Kramp Erlang (1878-1929). Proses

    antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelangan

    pada suatu fasilitas pelayanan kemudian menunggu dalam suatu baris atau antrian

    karena pelayannya sedang sibuk dan akhirnya meninggalkan sistem setelah selesai

    dilayani. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem antrian adalah himpunan pelanggan,

    pelayan dan suatu aturan yang mengatur kedatangan para pelanggan dan pemrosesan

    masalahnya

    2.5.1 Elemen Sistem Antrian

    Elemen sistem antrian merupakan komponen yang merupakan bagian atau anggota

    dari sistem antrian, yaitu :

    Pelanggan

    Pelanggan adalah orang atau barang yang menunggu untuk dilayani. Arti

    dari pelanggan tidak harus berupa orang, misalnya saja antrian pada loket

    pembayaran di supermarket.

    Pelayan

  • 25

    Pelayan adalah orang atau sesuatu yang memberikan pelayanan. Seperti

    halnya pelanggan, pelayan juga tidak harus berupa orang. Misalnya pada

    pengambilan uang melalui ATM, mesin ATM dalam hal ini merupakan

    pelayan.

    Antrian

    Antrian merupakan kumpulan pelanggan yang menunggu untuk dilayani.

    (Diana Puspita, 2009)

    2.5.2 Karakteristik Antrian

    Karakteristik yang dapat dilihat dari suatu sistem antrian antara lain :

    Distribusi kedatangan ( kedatangan tunggal atau kelompok) Distribusi

    kedatangan dari pelanggan dapat dilihat dari waktu antar kedatangan 2

    pelanggan yang berurutan (interarrival time) . Pola kedatangan ini dapat

    bersifat deterministik ( pasti) maupun stokastik (acak).

    Distribusi waktu pelayanan (pelayanan tunggal atau kelompok) Distribusi

    pelayanan dapat bersifat deterministik maupun stokastik. Waktu pelayanan

    yang sifatnya tetap disebut deterministik.

    Sarana pelayanan (stasiun serial, paralel atau jaringan) Pada rancangan

    sarana pelayanan ini, didalamnya termasuk juga jumlah server (pelanggan)

    yang dimiliki oleh sistem pelayanan.

    Peraturan pelayanan (FCFS, LCFS, SIRO) dan prioritas pelayanan

    Peraturan yang dimaksud adalah prosedur yang dapat digunakan oleh para

    pelayan untuk memutuskan urutan pelanggan yang dilayani dari antrian.

    Ukuran antrian (terhingga atau tidak terhingga. Ukuran antrian artinya

    jumlah maksimum pelanggan yang diijinkan berada dalam sistem

    pelayanan (dalam antrian dan dalam pelayanan).

    Sumber pemanggilan (terhingga atau tidak terhingga) Ukuran sumber

    pemanggilan merupaka ukuran populasi yang potensial untuk menjadi

    pelanggan (calling population).

  • 26

    Perilaku manusia (perpindahan, penolakan, atau pembatalan). Dalam

    sistem antrian, terkadang terjadi perilaku pelanggan yang keluar dari

    prosedur. Reneging (pembatalan) yaitu meninggalkan antrian sebelum

    dilayani, balking (penolakan) yaitu menolak untuk memasuki antrian.

    2.5.3 Tata Letak Model Antrian

    Singel Chanel Single Phase

    Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa

    hanya adasatu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu

    fasilitas pelayanan. Singlephase menunjukkan bahwa hanya ada satu

    fasilitas pelayanan. Single phasemenunjukkan bahwa hanya ada satu

    stationpelayanan atau sekumpulan tunggaloperasi yang dilaksanakan.

    Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar darisistem.

    Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian

    tiket kertetaapi antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang

    pelayan took, dan sebagainya.

    Single channel-Multiphase

    Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang

    dilaksanakansecara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh, lini

    produksi massa, pencucianmobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.

    Multichannel-Single Phase

    Sistem multichannel-single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih

    fasilitaspelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini

    adalah pembeliantiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan

    potong rambut oleh beberapatukang potong, dan sebagainya.

    Multichannel-Multiphase

    Contoh model ini yaitu herregistrasi para mahasiswa di universitas,

    pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa,

    penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai

    beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu

    individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada umumnya, jaringan antrian

  • 27

    ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori antrian,mungkin simulasi

    lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini.

    2.5.4 Proses Kelahiran dan Kematian

    Kelahiran adalah kedatangan unit yang baru dalam system antrian sedangkan

    kematian adalah kepergian unit yang telah dilayani. Proses kelahiran-kematian

    biasanya digunakan untuk menganalisa sistemsistemyang bersifat masa seperti

    sistem jaringan telekomunikasi dan komputer(dimana sistem mempunyai

    pelanggan dalam jumlah besar). Proses ini cocokuntuk pemodelan perubahan-

    perubahan pada jumlah populasi.

    2.5.5 Ukuran Steady State Kinerja Antrian

    Kondisi transient berlaku ketika perilaku sistem terus bergantung pada waktu,

    seperti halnya proses kelahiran murni dan kematian murni. Sedangkan antrian

    dengan gabungan kedatangan dan keberangkatan dimulai berdasarkan kondisi

    transient dan secara bertahap mencapai kondisi steady state setelah cukup

    banyak waktu berlalu, asalkan paremeter dari sistem tersebut memungkinkan

    dicapainya steady state (laju kedatangan > laju pelayanan tidak akan

    mencapai steady state tanpa bergantung pada waktu yang telah lalu, karena

    ukuran antrian akan meningkat dengan waktu)

    (Diana Puspita, 2009)

    2.5.6 Struktur Model Antrian

    Teori antrian bertujuan untuk mengetahui / menentukan besaran kinerja

    system antrian.Kinerja system dapat kita lihat dari:

    Paanjang antrian rata-rata

    Jumlah pelanggan rata-rata dalam SA

    Waktu tunggu (waktu antri rata-rata)

    Waktu rata-rata sekarang pelanggan dalam system antrian

  • 28

    Adapun dasar karakteristik operasi dari sistem M/M/s/K ini adalah :

    1. Probabilitas sistem menganggur

    K

    sn

    Snsns

    n Ssn

    P

    !

    1

    !

    1

    10

    1

    0..(2.11)

    2. Jumlah maksimum pelanggan yang berada dalam antrian (Q)

    3. Jumlah maksimum pelanggan yang berada dalam sistem

    K = Q + s...(2.12)

    4. Probabilitas n pelanggan dalam sistem antrian

    Pn = P(n-1)n

    1

    untuk n s, Pn = P(n-1)

    s

    1

    untuk s < n K.(2.13)

    5. Probabilitas seorang pelanggan datang dan menunggu dalam antrian

    Pw =

    2

    )(nP

    untuk n s(2.14)

    6. Jumlah pelanggan yang diperkirakan berada di dalam antrian

    Lq =

    SSK

    SP

    SS

    SSK

    111

    1!

    02

    2

    .(2.15)

    7. Jumlah pelanggan yang diperkirakan berada didalam sistem :

    Karena mekanisme pelayanan memuat lebih dari satu pelayanan dimana

    tiap saluran mempunyai laju sama dengan , maka laju pelayanan

    seluruh mekanisme pelayanan di dalam sistem ialah dikalikan dengan

    jumlah saluran yaitu s. Karena itu s disebut

    laju pelayanan mekanisme dan disebut laju pelayanan saluran. Jadi

    untuk sistem saluran ganda kita peroleh :

    L = Lq +

    (1 P(K) )................................................................(2.16)

    8. Jumlah pelanggan yang dapat dilayani dalam masa sibuk

  • 29

    Lb =)( snP

    Lq

    =

    Pw

    Lq

    .. .(2.17)

    9. Waktu dalam masa sibuk

    Wb = )( snP

    Wq

    =

    Pw

    Wq

    ..(2.18)

    10. Waktu menunggu yang diperkirakan bagi pelanggan untuk berada di

    dalam antrian :

    Wq =

    Lq

    (1 P(k)).....(2.19)

    11. Tingkat kedatangan efektif

    Ef = )()( nPn

    12. Rata-rata pelanggan yang tidak terlayani karenasistem dalam keadaan

    penuh(B)

    B = - Tingkat kedatangan efektif....(2.20)

    13. Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat server dalam

    keadaan sibuk per satuan waktu

    Cs(L Lq) = Csp....(2.21)

    14. Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat server dalam

    keadaan menganggur (idle) per satuan waktu

    A = Ci(s - ) = Ci(s L + Lq)........................................................(2.22)

    15. Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat pelanggan

    menunggu dalam antrian per satuan waktu

    B = CwWq( )()( nPn )..(2.23)

    16. Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat pelanggan

    mendapatkan pelayanan per satuan waktu

    C = Cu(W Wq)( )()( nPn )....(2.24)

    17. Biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat pelanggan tidak

    terlayani karena sistem dalam keadaan penuh

  • 30

    D = CbB...(2.25)

    18. Biaya total yang dikeluarkan saat server dalam keadaan sibuk

    E = Cs ( L Lq ) .(2.26)

    19. Total biaya yang dikeluarkan

    A + B + C + D + E...(2.27)

    (Diana Puspita, 2011)

    2.5.7 Software QA

    Perangkat lunak (QA) terdiri dari alat pemantauan proses rekayasa perangkat

    lunak dan metode yang digunakan untuk memastikan kualitas. Metode yang

    dicapai banyak dan beragam, dan mungkin termasuk memastikan kesesuaian

    dengan satu atau lebih standar, seperti ISO 9000 atau model seperti CMMI.

    QA meliputi seluruh proses pengembangan perangkat lunak, yang mencakup

    proses seperti definisi persyaratan, perancangan perangkat lunak, coding,

    kontrol kode sumber, review kode, manajemen perubahan, manajemen

    konfigurasi, pengujian, manajemen rilis, dan integrasi produk. SQA diatur

    menjadi gol, komitmen, kemampuan, kegiatan, pengukuran, dan verifikasi.

    (Wikipedia, 2011)

    2.7 Programa Dinamis

    Pemrograman dinamis ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuwan

    benama Richard Bellman pada tahun 1957. Apabila dalam riset operasional yang

    lain, memiliki formulasi standar untuk memecahkan masalah, maka dalam

    pemrograman dinamis ini tidak ada formulasi yang standar, artinya setiap masalah

    dalam pemrograman dinamis memerlukan pola pendekatan atau penyelesaian yang

    berbeda satu dengan lainnya. Oleh karena itu perlu berlatih soal sebanyak mungkin

    untuk mendapatkan banyak bentuk penyelesaian kasus yang berbeda-beda.

    Pemrograman dinamis adalah teknik matematik yang dapat diterapkan pada

    berbagai jenis persoalan. Ia dapat digunakan untuk menyelesaikan pesoalan dalam

    area seperti alokasi, pemuatan kargo, penggantian, pembuatan jadwal, dan

    inventory. Meskipun demikian, program dinamik adalah 'pendekatan' untuk

  • 31

    penyelesaian persoalan dan bukan algoritma tunggal yang dapat digunakan untuk

    menyelesaikan semua jenis persoalan. Jadi, diperlukan algoritma terpisah untuk

    menyelesaikan setiap jenis persoalan.

    Pendekatan program dinamik meliputi optimisasi proses keputusan multi tahap,

    yaitu membagi suatu persoalan ke dalam tahap-tahap atau sub problem dan

    kemudian menyelesaikan sub problem itu secara berurutan sampai persoalan awal

    akhirnya dapat diselesaikan. Jantung pendekatan program dinamik adalah asas

    optimalitas Bellman yang mengatakan bahwa suatu kebijaksanaan optimal

    mempunyai sifat bahwa apapun keadaan awal atau keputusan awal,keputusan tersisa

    harus merupakan kebijaksanaan optimal terhadap keadaan yang dihasilkan

    keputusan pertama.

    Karakteristik Persoalan Program Dinamis

    Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage), yang pada setiap

    tahap hanya diambil satu keputusan.

    Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan

    dengan tahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam

    kemungkinan masukan yang ada pada tahap tersebut.

    Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari

    status yang bersangkutan ke status berikutnya pada tahap berikutnya.

    Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) dengan

    bertambahnya jumlah tahapan.

    Ongkos pada suatu tahap bergantung pada ongkos tahap-tahap yang sudah

    berjalan dan ongkos pada tahap tersebut.

    Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan

    yang dilakukan pada tahap sebelumnya.

    Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasikan keputusan terbaik

    untuk setiap status pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap

    status pada tahap k + 1.

    Prinsip optimalitas berlaku pada persoalan tersebut

  • 32

    (Haryanto,2008)

    2.7 Stagecoach

    Masalah stagecoach adalah masalah klasik dalam programa dinamis. Latar belakang

    untuk masalah ini adalah diibaratkan sebagai seorang salesman. Dia bepergian dari

    kota S ke kota kota T, namun tidak ingin membayar lebih untuk transportasi dari

    yang diperlukan. Sarana transportasi stagecoache, yang dijadwalkan antara kota-

    kota kecil di daerah itu. Biaya perjalanan yang dapat ditemukan dengan

    menambahkan ongkos perjalanan. Mengingat peta skematis dari rute yang mungkin

    dalam bentuk grafik di bawah ini dengan biaya dari individu membentang terkait

    dengan busur, masalah dapat dirumuskan sebagai mencari biaya total jalur termurah

    dari S ke T dalam grafik. Tujuan dari metode ini adalah mencari biaya termurah

    yang dapat dirumuskan. Pertama kita mendefinisikan grafik dengan biaya perjalanan

    termurah dari n ke T. Kemudian mencari biaya minimum yang berasal dari

    rangkaian rute.

    ( Harianto, 2008)

    2.8 Persoalan Knapsack

    Knapsack Problem merupakan suatu persoalan yang menarik untuk diteliti dan

    diimplementasikan pada situasi nyata. Persoalan ini banyak diterapkan pada situasi

    nyata utamanya pada bidang jasa, seperti pengangkutan barang pada peti kemas atau

    dalam skala kecil pada pengangkutan barang dalam kemasan. Inti dari permasalahan

    ini adalah bagaimana menentukan kombinasi barang yang akan diangkut untuk

    memperoleh keuntungan yang maksimal, dengan pertimbangan tidak melebihi

    kapasitas alat angkut yang digunakan. Distribusi barang merupakan sebuah proses

    pengiriman barang dari pemasok atau pabrik ke konsumen. Dalam proses ini

    tentunya dikeluarkan biaya dalam proses pengiriman, apalagi jarak antar tempat

    pengiriman berbeda-beda dan cukup jauh. Agar biaya yang dikeluarkan sedikit dan

    memperoleh keuntungan yang maksimal, maka barang-barang yang didistribusikan

    sebaiknya dipilih secermat mungkin. Sebagai contoh adalah pada pendistribusian

    buah dalam kemasan. Untuk optimalisasi proses distribusi, maka hal-hal yang perlu

  • 33

    diperhatikan adalah berat dan volume buah, waktu keawetan, tingkat kebutuhan

    pasar, dan keuntungan dari tiap buah kemasan.

    (Adityawan, 2009).

    Knapsack Problem merupakan masalah optimasi kombinatorial. Sebagai contoh

    adalah suatu kumpulan barang masing-masing memiliki berat dan nilai, kemudian

    akan ditentukan jumlah tiap barang untuk dimasukkan dalam koleksi sehingga total

    berat kurang dari batas yang diberikan dan nilai total seluas mungkin (wikipedia,

    2009). Knapsack problem merupakan salah satu dari persoalan klasik yang banyak

    ditemukan dalam literatur-literatur lama dan hingga kini permasalahn tersebut masih

    sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh nyata dari Knapsack

    Problem ini misalnya, jika ada seorang pedagang barang kebutuhan rumah tangga

    yang berkeliling menggunakan gerobak. Tentu saja gerobaknya memiliki kapasitas

    maksimum, sehingga ia tidak bisa memasukkan semua barang dagangannya dengan

    seenak hatinya. Pedagang tersebut harus memilih barang-barang mana saja yang

    harus ia angkut, dengan pertimbangan berat dari barang yang dibawanya tidak

    melebihi kapasitas maksimum gerobak dan memaksimalkan profit dari

    barangbarang yang dibawa (Adit, 2009). Sebuah Knapsack memiliki kapasitas total

    V, dimana terdapat n buah item berbeda yang dapat ditempatkan dalam knapsack.

    Item i memmiliki bobot vi dan profitnya bi. Jika Xi adalah jumlah item i yang akan

    dimasukkan dala Knapsack yaitu bernilai 1 dan 0, maka secara umum tujuan yang

    harus tercapai adalah:

  • 34

    Dimana V: keuntungan

    w: Berat

    X : barang

    W: Kapasitas Knpasack

    Tujuan Knapsack problem adalah agar mendapatkan keuntungan yang maksimum

    dari pemilihan barang tanpa melebihi kapasitas daya tampung media transportasi

    tersebut.

    Penyelesaian Knapsack dengan Greedy :

    1. Greedy by Profit

    Pada setiap langkah Knapsack diisi dengan obyek yang mempunyai keuntungan

    terbesar. Strategi ini mencoba memaksimumkan keuntungan dengan memilih

    objek yang paling menguntungkan terlebih dahulu. Pertama kali dilakukan

    adalah menurutkan secara menurun obyek-obyek berdasarkan profitnya.

    Kemudian obyek-obyek yang dapat ditampung oleh knapsack diambil satu

    persatu sampai knapsack penuh atau (sudah tidak ada obyek lagi yang bisa

    dimasukan).

    2. Greedy by Wight

    Pada setiap langkah, knapsack diisi dengan objek yang mempunyai berat paling

    ringan. Strategi ini mencoba memaksimumkan keuntungan dengan memasukan

  • 35

    sebanyak mungkin objek kedalam knapsack. Pertama kali yang dilakukan

    adalah mengurutkan secara menaik objek-objek berdasarkan weight-nya.

    Kemudian obyek-obyek yang dapat ditampung oleh knapsack diambil satu

    persatu sampai knapsack penuh atau (sudah tidak ada obyek lagi yang bisa

    dimasukan).

    3. Greedy By Density

    Pada setiap langkah, knapsack diisi dengan obyek yang mempunyai densitas

    terbesar (perbandingan nilai dan berat terbesar). Strategi ini mencoba

    memaksimumkan keuntungan dengan memilih objek yang mempunyai

    keuntungan per unit berat terbesar. Pertama kali yang dilakukan adalah mencari

    nilai profit per unit/ density dari tiap-tiap objek. Kemudian obyek-obyek

    diurutkan berdasarkan densitasnya. Kemudian obyek-obyek yang dapat

    ditampung oleh knapsack diambil satu persatu sampai knapsack penuh atau

    (sudah tidak ada obyek lagi yang bisa dimasukan).

    (wikipedia, 2009)

  • 36

    BAB III

    PROFILE COMPANY

    3.1 Sejarah Perusahaan

    Power Synergic Consultant berdiri pada tahun 2013 sebagai biro konsultan lepas

    untuk Sistem Manajemen Mutu. Power Synergic Consultant sebagai perusahaan swasta

    yang bergerak di manajemen perdagangan umum, dan konsultan manajemen selalu

    menekankan pada aspek profesional, berorientasi pada kualitas dan ketepatan waktu

    untuk melayani kebutuhan yang makin berkembang dalam manajemen perusahaan agar

    semakin maju. Dengan usia perusahaan yang relatif muda, Power Synergic Consultant

    mempunyai visi untuk menjadi perusahaan terbaik yang bisa menyelesaikan semua

    masalah perusahaan, baik dari perusahaan dengan skala kecil hingga skala besar

    sehingga tujuan perusahaan dapat tercapat dengan maksimal, sesuai dengan motto kami

    : The Right Solution for Your Business Needs.

    3.2 Logo Perusahaan

    Arti Lambang :

    Bola dengan garis garis di dalamnya memberikan arti perusahaan yang bersinergi dalam

    segala aspek dan selalu bekerjasama dalam mencapai tujuan. Warna orange

    melambangkan sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri, membangkitkan semangat,

  • 37

    vitalitas dan kreatifitas. Warna biru melambangkan kestabilan dan konsistensi

    perusahaan dalam kompetensinya untuk melaksanakan tugas. Warna hijau

    melambangkan bersinergi dengan lingkungan sekitar dan sebagai symbol keseimbangan

    pada perusahaan.

    3.3 Visi dan Misi Perusahaan

    Visi

    Menjadi perusahaan business consultant terbaik yang bisa menyelesaikan semua

    masalah perusahaan, baik dari perusahaan dengan skala kecil hingga skala besar

    sehingga tujuan perusahaan dapat tercapat dengan maksimal.

    Misi

    Memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh klien kami dan memeberikan

    solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang ada pada perusahaan.

    3.4 Struktur Organisasi

  • 38

    BAB IV

    PENGOLAHAN DATA

    4.1 Pengumpulan Data

    4.1.1Kasus 1:

    Tujuan : Memenuhi permintaan konsumen dengan biaya paling optimal

    Persoalan :

    Setiap akhir minggu akan dilakukan pemeriksaan mengenai jumlah unit televise

    dalam showroom, dan jika demand dating akan diterima pada awal minggu

    selanjutnya. Berdasarkan kebijakan pimpinan PT Pisces bila pada akhir minggru

    produk jenis Sonic dalam pemeran kurang dari 4 maka PT Pisces akan memesan

    kepada PT State sebanyak 6 unit. Untuk produk televise Golden akan dilakukan

    pemesanan jika jumlah televise dalam showroom kurang dari 3. Jika jumlah

    televisi tinggal 2 maka probabilitas memesan 6 adalah 0.45 probabilitas

    memesan 5 adalah 0.35 dan probabilitas memesan 4 adalah 0.20. Jika jumlah

    televise tinggal 1 maka probabilitas memesan 7 adalah 0.50, probabilitas

    memesan 6 adalah 0.35 dan probabilitas memesan 5 adalah 0.15. Jika televise

    Golden habis pada akhir minggu maka probabilitas memesan 8 adalah 0.40

    sedang kebijakan memesan 7 atau 6 memiliki probabilitas yang sama.

    Sedangkan untuk televise Paragon akan dilakukan pemesanan jika jumlah

    televise dalam showroom kurang dari 2. Jika jumlah televise tinggal 1 maka

    probabilitas mememsan 5 adalah 0.45 probabilita smemesan 4 adalah 0.35dan

    probabilitas memesan 3 adalah 0.20. Sedangkan jika jumlah televise paragon

    habis pada akhir minggu maka probabilita smemesan 6 adalah 0.50 sedang

    kebijakan memesan 5 atau 4 adalah sama.

    Inventori akan menyebabkan biaya simpan yang berbeda-beda tergantung dari

    jumlah inventori pada minggu itu untuk televise baik Sonic, Golden maupun

    Paragon yang diinventorikan akan menimbilkan biaya simpan sebesar 5 %. Jika

    permintaan konsumen tidak terpenuhi karena terbatasnbya inventori televise atau

  • 39

    inventori mengalami kerusakan, hal ini menyebabkan biaya penalty sebesar 25

    % dari harga jual tertinggi dari 3 produk tersebut. Seiring dengan permintaan

    terhadap produk yang semakin meningkat PT Pisces membuat suatu

    perencanaan mengenai tingkat inventori. K emingkinannya adalah 5 minggu

    yang akan dating masih ada 1 unit produk Sonic, Golden dan Paragon, inventori

    awal habis dan kapan terjadi kondisi steady state. Demand PT Pisces untuk

    produk televise jenis Sonic rata-rata tiap minggu ada;lah 6, untuk Golden 5 dan

    untuk Paragon adalah 2unit sehingga dari department logistic PT Pisces harus

    melakukan pemesanan kepada PT State untuk memenuhi demand tersebut PT

    Pices saat ini memamerkan 10 unit televise jenis Sonic, 8 golden dan 5 unit

    Paragon.

    Penyelesaian :Menggunakan Rantai Markov

    4.1.1Kasus 2

    Tujuan : Menentukan jumlah produk basic dan 3D untuk menghasilkan

    keuntungan yang maksimum

    Persoalan :

    Tabel 4. 1 Tabel Persoalan Programa Linier

    Penyelesaian :

    Menggunakan Integer Linier Programming (ILP)

  • 40

    Tujuan : Zmax: 3.000.000X1+6.765.000X2

    S/t: 250.000X1+590.000X2250000000

    28.000X1 +34.000X2 98000000

    X1 ,X2 0

    4.1.3 Kasus 3

    Tujuan : Menentukan ukuran pendistribusian produk untuk meminimumkan

    biaya distribusi

    Persoalan :

    Produk X DC = 27 14 7 2424 21 21 1124 22 26 5

    Gudang X DC = 21 28 6 1727 23 19 1829 17 11 25

    Kapasitas gudang yang dimilki PT State adalah :

    Tabel 4. 2 Tabel Kapasitas Gudang

    Produk

    Gudang

    A B C

    Sonic 19 25 28

    Golden 26 31 20

    paragon 28 29 20

    Solusi: Diselesaikan dengan metode transportasi

    4.1.4 Kasus 4

    TUJUAN: menentukan apakah perlu adanya penambahan seorang pegawai lagi

    di PT.STATE

  • 41

    Persoalan:PT STATE memilki 11 mesin tetapi hanya memiliki 9 opeator untuk

    mengoprasikan 9 mesin secara bersamaan, dengan kata lain terdapat 2 mesin

    sebagai mesin standby untuk digunakan jika ada mesin lain yang rusak. Waktu

    mesin rusak berdistribusi eksponensial dengan waktu rata-rata kerusakan selama

    26 hari. Untuk waktu perbaikan mesin memiliki distribusi eksponesial dengan

    rata-rata waktu perbaikan selama 18 hari.Pada PT STATE hanya memiliki 1

    teknisi saja untuk memperbaiki mesin yang rusak. Alternatif yang diberikan

    perusahaan adalah dengan menambah seorang lagi teknisi. Dimana Gaji setiap

    teknisi perusahaan sekitar Rp 280.000,00 per hari. Perakitan lost profit yang

    disebabkan oleh delapan mesin operasi untuk mengassembly part-part adalah Rp

    410.000,00 per hari untuk setiap mesin rusak.

    Solusi : Masalah ini dapat diselesaikan dengan Teori Antrian yaitu dengan

    membandingkan antara single server dan multipleserver

    4.1.5 Kasus 5

    Tujuan : Menentukan jumlah server kerja agar diperoleh strategi terbaik dan

    tidak terjadi bottle neck.

    Persoalan :

    Produk-produk hasil assembly akan muncul setiap 19 menit dan akan dicek oleh

    2 stasiun pengecekan, di stasiun 1 lamanya waktu pengecekan yaitu 21menit,

    sedangkan pada stasiun 2 lamanya waktu pengecekan adalah 28menit untuk

    setiap produk. Biaya yang dikeluarkan untuk assembly produk sebesar Rp4900,-

    /jam, dan apabila perusahaan dalam keadaan sibuk biaya assembly meningkat

    menjadi sebesar Rp5500,-/jam, sedangkan dalam keadaan menganggur biaya

    assembly sebesar Rp3200,-/jam. Jumlah antrian mksimal dalam sistem ini

    adalah sebanyak 10 produk. Dimana setiap antrian produk akan dikenakan biaya

    pengecekan yaitu sebesar Rp 2000/jam.

  • 42

    4.1.6 Kasus 6

    Tujuan : meminimumkan biaya angkut bahan baku berdasarkan kapasitas

    angkut yang dimiliki

    Persoalaan :

    Tabel 4. 3 Tabel Persoalan Knapsack

    Bahan

    baku(I)

    Berat (Wi) Biaya (Pi)

    LCD 90 Rp.1.555.000-1.460.000

    =95000

    Speaker 390 Rp.1.555.000-1.105.000

    =450000

    chasis 60 Rp.1.555.000-1.500.000

    =55000

    Solusi : menggunakan metode Knapsack

  • 43

    4.1.7 Kasus 7

    Tujuan : Menentukan rute terpendek yang menghasilkan biaya minimal.

    Persoalan :

    Gambar 4. 1 Rute Persoalan Stagecoach

    Solusi : untuk meyelesaikan persoalan tersebut kita gunakan Stagecoach

    4.1.8 Kasus 8

    Tujuan : menentukan strategi yang tepat dari PT state dalam menghadapi

    pesaingnya dimasing-masing wilayah.

    Persoalan :

    PT. State mempunyai pesaing :

    Di Kalimantan bersaing dengan PT Smirnov dengan matriks payoff sebagai

    berikut

  • 44

    Tabel 4. 4 Matriks payoff Persaingan Wilayah Kalimantan

    Di Sumatera dengan PT Pearson dengan matriks payoff sebagai berikut

    Tabel 4. 5 Matriks payoff Persaingan Wilayah Sumatera

    PT Person

    PT State 1 2 3

    1 5 3 2

    2 9 -12 5

    3 3 2 -11

    Di Sulawesi bersaing dengan PT Bayers dan PT Gauss dengan matriks payoff

    sebagai berikut

    Tabel 4. 6 Matriks payoff Persaingan Wilayah Sulawesi

    1 2

    1

    1 19 14 16 19 16 19

    2 -17 -15 -16 16 -15 -16

    2

    1 -23 14 -15 -14 14 -6

    2 12 -12 15 -16 22 15

    3 1 15 -13 -16 -14 18 16

    2 -13 -14 16 -7 -15 9

    PT Smirnov

    PT

    State

    1 2 3

    1 4 2 -3

    2 -12 -6 -25

  • 45

    Solusi : Permasalahan tersebut diselesaikan dengan Teori Permainan.

    4.2 Pengolahan Data

    4.2.1 Kasus 1

    Rantai Markov

    4.2.2 Kasus 2

    Integer Linier Programming

    Tujuan : Zmax: 3.000.000X1+6.765.000X2

    S/t: 250.000X1+590.000X2250000000

    28.000X1 +34.000X2 98000000

    X1 ,X2 0

    a.Manual

    b.Software QS

    4.2.3 Kasus 3

    Transportasi

    1.Sonic

    a.Manual

    menetukan solusi awal dengan metode VAM

  • 46

    Sonic

    DC 1 2 3 4

    KAPAS

    ITAS

    Gudan

    g

    penal

    ti 1

    penal

    ti 2

    penal

    ti 3

    penal

    ti 5

    A 21

    28

    7

    6 17 19 11 4 4

    15

    12

    B

    1

    27

    23

    19 24 18 25 1 5 9

    -

    C 1 4 29 17

    11

    25 28 6 8 4

    -

    14

    Dema

    nd 27 14 7 24

    penalti

    1

    6

    6

    5

    1

    penalti

    2

    6

    6

    -

    1

    penalti

    3

    6

    -

    -

    1

    penalti

    4

    6

    -

    -

    -

    Perhitungan biaya manual :

  • 47

    (12x52500) + (7x15000)+(1x67500)+(24x45000)+(14x72500)+(14x42500) =

    Rp.3.492.500

    Melakukan metode steping stone

    Ca2 = (28-21)+(29-17)=19

    Cb2 = (23-27)+(29-17)= 8

    Cb3= (19-27)+(21-6)= 7

    Cc3=(11-6)+(21-29)= -3

    Ca4=(17-21)+(27-18)=5

    Cc4=(25-18)+(27-29)=5

    Keterangan :

    Pada perhitungan dengan metode steping stone ditemukan angka

    minus yaitu pada Cc3 sebesar -3 hal ini menunjukkan masih bisa

    dilakukan perbaikan untuk mengurangi biaya.

    Maka dilakukan pengalokasian pada Cc3 sehingga diperoleh tabel

    transportasi baru seperti dibawah ini

  • 48

    Sonic

    DC 1 2 3 4

    KAPAS

    ITAS

    Gudan

    g

    A 21

    28

    6 17 19

    19

    B

    1

    27

    23

    19 24 18 25

    C 7 29 17

    7

    11

    25 28

    14

    Dema

    nd 27 14 7 24

    Biaya yang dihasilkan setelah perbaikan adalah

    (19x52500)+(1x67500)+(7x72500)+(24x45000)+(7x72500)+(14x42500)+(7x 27500) =

    Rp.3.440.000,00

    Terlihat setelah diadakannya perbaikan mampu menurunkan biaya sebesar

    Rp.52.000,00

    b.Output Software.

  • 49

    Keterangan :

  • 50

    Hasil biaya yang diperoleh antara perhitungan manual dan software

    sama yaitu sebesar Rp.3.440.000. Yaitu dengan mengalokasikan produk Sonic

    dari gudang 1 mengalokasikan seluruh produk dengan jumlah 19 buah.

    Sedangkan pada pabrik 2 dialokasikan ke tujuan DC 1 sebanyak 1 buah dank e

    DC 3 sebanyak 24 buah. Dari gudang 3 dialokasikan ke DC 1 sebanyak 7 buah

    produk sonic, 14 buah untuk distribusi center 2 dan 7 buah lagi untuk DC 3.

    2.Golden

    a.Manual

    Menentukan Solusi Awal dengan VAM

    Golden

    DC 1 2 3 4

    KAPAS

    ITAS

    Gudan

    g

    penal

    ti 1

    penal

    ti 2

    penal

    ti 3

    penal

    ti 4

    penal

    ti 5

    A 5 21

    28

    21

    6 17 26 11 4 4 -

    15

    B

    19

    27

    1

    23

    19 18 31 1 5 5 -

    -

    11

    C

    29 20 17

    11

    25 20 6 8 - -

    -

    Dema

    nd 24 21 21 11 77

  • 51

    penalti

    1

    6

    6

    5

    1

    penalti

    2

    6

    6

    -

    1

    penalti

    3

    6

    6

    -

    1

    penalti

    4

    -

    -

    -

    -

    Perhitungan biaya :

    (5x71400)+(21x20400)+(19x91800)+(1x78200)+(11x61200)+(20x57800)=

    Rp.4.437.000

    Melakukan Metde Stepping Stone

    C12=c12-C11+C21-C22=28-21+27-23=11

    C31=C31-C17+c22-c12=29-17+23-27=8

    C14=c14-c11+c11-c24=17-21+27-18=5

    C23=b23-c13+c11-c21=19-6+21-27=7

    C33=-c11+c31-c33+c11= -21+29-11+6=3

    C34=C34-C23+C22-C24=25-17+23-18=13

    Karena pada perhitungan stepping stone semua bertanda plus menunjukkan bahwa

    pengalokasian biaya sudah optimal dan tidak dapat dikurangi lagi

  • 52

    b.Software QS

    Keterangan :

    Perhitungan biaya diatribusi yang minimum untuk produk golden baik

    menggunakan perhitungan manual ataupun menggunakan software QS

    menghasilkan biaya yang sama yaitu Rp.4.437.000,00. Yaitu dengan

    mengalokasikan produk Golden dari gudang 1 sebanyak 5 produk dengan

    tujuan DC 1 dan 21 Produk dengan tujuan DC 3. Untuk gudang 2 produk

    Golden sebanyak 19 buah ke tujuan DC 1, 1 produk ke DC 2 dan 11 produk ke

    DC 4. Sedangkan pada gudang 3 semua produk yang berjumlah 20 buah

    dialokasikan ke tujuan DC 2

    3.Paragon

    a.Manual

    Menentukan Solusi Awal dengan VAM

  • 53

    Paragon

    DC 1 2 3 4

    KAPAS

    ITAS

    Gudan

    g

    penal

    ti 1

    penal

    ti 2

    penal

    ti 3

    penal

    ti 4

    penal

    ti 5

    A 21

    28

    26

    6

    17 28 11 6 6 -

    15

    2

    B

    22

    27

    2

    23

    19 5 18 29 1 5 5 5

    -

    C

    29 20 17

    11

    25 20 6 8 - -

    -

    Dema

    nd 24 22 26 5 77

    penalti

    1

    6

    6

    5

    1

    penalti

    2

    6

    6

    -

    1

    penalti

    3

    6

    5

    -

    1

    penalti

    4

    -

    -

    -

    -

  • 54

    Perhitungan Biaya:

    (2x86100)+(26x24600)+(22x110700)+(2x94300)+(5x73800)+(20x69700)=

    Rp.5.198.800

    Melakukan Metode Stepping Stone

    Ca2=-21+28-23+27=11

    Cc1=29-27+23-17=8

    Cb3=19-27+21-6=7

    Cc4=25-17+23-18=13

    Cc3=11-17+23-6=11

    Ca4=17-6+21-21+23-18=16

    Keterangan : Karena dalam perhitungan metode steping stone semua bernilai

    positif maka biaya distribusi sudah optimum yaitu sebesar Rp.5.198.800.

    b.Software QS

  • 55

    Katerangan :

    Perhitungan biaya distribusi minimum dengan software menunjukkan

    hasil yang sama yaitu sebesar Rp.5.198.800. Yaitu dengan mengalokasikan

    produk paragon dari gudang 1 sebanyak 1 produk dengan tujuan DC 1 dan 26

    Produk dengan tujuan DC 3. Untuk gudang 2 produk paragon sebanyak 22 buah

    ke tujuan DC 1, 2 produk ke DC 2 dan 5 produk ke DC 4. Sedangkan pada

    gudang 3 semua produk dialokasikan ke tujuan DC 2

    4.2.4 Kasus 4

    Single Server

    Cn =120 1

    for n = 1,2,.....

    C0 = 1

    C1 = 0

    1 =

    0,342

    0,056 = 6,11

    C2 = 10

    21 =

    0,342 0,342

    0,056 0,056 = 37,30

    C3 = 210

    321 =

    0,342 0,342 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 227,78

    C4 = 320

    431 =

    0,3040,342 0,342

    0,056 0,056 0,056 =1236,52

    C5 = 430

    541 =

    0,266 0,304 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 5873,45

    C6 = 540

    654 =

    0228 0,266 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 23913,34

    C7 = 654

    761 =

    0,19 0,228 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 81134,54

    C8 = 760871

    = 0,152 0,19 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 220222,33

    C9 = 870

    981 =

    0,114 0,152 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 448309,75

  • 56

    C10 = 980

    1091 =

    0,076 0,114 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 608420,37

    C11 = 870

    981 =

    0,038 0,076 0,342

    0,056 0,056 0,056 = 0,0

    Single server (s = 1)

    = , = 0,1,2, ,

    0 N

    = , for n= 1,2,...

    0 = ( 11-0)1/24 = 0.458

    1 = ( 11-1)1/24 = 0.417

    2 = ( 11-2)1/24 = 0.375

    3 = ( 11-3)1/24 = 0.334

    4 = ( 11-4)1/24 = 0.292

    5 = ( 11-5)1/24 = 0.250

    6 = ( 11-6)1/24 = 0.208

    7 = ( 11-7)1/24 = 0.167

    8 = ( 11-8)1/24 = 0.125

    9 = ( 11-9)1/24 = 0.084

    10 = ( 11-10)1/24 = 0.042

    11 = ( 11-11)1/24 = 0.000

    1 = 1/18 = 0,056

  • 57

    =1

    Cn =0

    = 0.0000005

    Pn = Cn. Po

    P0 = C0 x Po

    = 1 x 0.0000005

    = 0.0000005

    P1 = C1 x Po

    = 6,11 x 0.0000005

    = 0.000003

    P2 = C2 x Po

    = 37,30x 0.0000005

    = 0.00019

    P3 = C3 x Po

    = 227,78x 0.0000005

    = 0.000114

    P4 = C4 x Po

    = 1236,52x0.0000005

    = 0.000618

    P5 = C5 x Po

    = 5873,45x 0.0000005

  • 58

    = 0.00237

    P6 = C6 x Po

    = 23913,34x0.0000005

    = 0.011957

    P7 = C7 x Po

    = 81134,54x 0.0000005

    = 0.040567

    P8 = C8 x Po

    = 220222,33x 0.0000005

    = 0.110111

    P9 = C9 x Po

    = 448309,75x 0.0000005

    = 0.224155

    P10 = C10 x Po

    = 608420,37x 0.0000005

    = 0,30421

    P11 = C10 x Po

    = 0,0 x 0.0000005

    = 0

    G(n) = Lost Profit( n-2)

  • 59

    G0 = 410.000 (0-2)

    = 410.000x -2 = -820.000 = 0

    G1 = 410.000 (1-2)

    = 410.000x -1 = -410.000= 0

    G2 = 410.000 (2-2)

    = 410.000x 0 = 0

    G3 = 410.000 (3-2)

    = 410.000x 1 = 410.000

    G4 = 410.000 (4-2)

    = 410.000x 2 = 820.000

    G5 = 410.000 (5-2)

    = 410.000x 3 = 1.230.000

    G6 = 410.000 (6-2)

    = 410.000x 4 = 1.640.000

    G7 = 410.000 (7-2)

    = 410.000x 5 = 2.050.000

    G8 = 410.000 (8-2)

    = 410.000x 6 = 2.460.000

    G9 = 410.000 (9-2)

    = 410.000x 7 = 2.870.000

    G10 = 410.000 (10-2)

  • 60

    = 410.000x 8 = 3.280.000

    G11 = 410.000 (11-2)

    = 410.000x 8 = 3.690.000

    E (CW)n = G(n) x P (n)

    E (CW)0 = G(0) x P (0)

    = -820000 x 0,0000

    = 0

    E (CW)1 = G(1) x P (1)

    = -410000 x 0,0000222

    = 0

    E (CW)2 = G(2) x P (2)

    = 0x 0,0000222

    = 0

    E (CW)3 = G(3) x P (3)

    = 410000 x 0,000114

    = 46,74

    E (CW)4 = G(4) x P (4)

    = 820000 x 0,000618

    = 506,9716

  • 61

    E (CW)5 = G(5) x P (5)

    = 1230000 x 0,002937

    = 3612,173

    E (CW)6 = G(6) x P (6)

    = 1640000 x 0,011957

    = 19608,94

    E (CW)7 = G(7) x P (7)

    = 2050000 x 0,040567

    = 83162,91

    E (CW)8 = G(8) x P (8)

    = 2460000 x 0,110111

    = 270873,5

    E (CW)9 = G(9) x P (9)

    = 2870000 x 0,224155

    = 643324,5

    E (CW)10 = G(10) x P (10)

    = 3280000 x 0,304210

    = 0

    E (CW)11 = G(10) x P (11)

    = 3690000 x0

    = 0

    Biaya = E(CW)total + GajiTeknisi

  • 62

    = 2018945 + 280.000

    = Rp. 2.298.945

    Alternatifketikateknisimesin 1 orang

    Tabel 4.12 Teori Antrian Single Server

    Multi Server

    Cn =1201

    for n = 1,2,.....

    Multi server (S=3)

    = , = 0,1,2, ,

    0 N

    = , for n = 1,2, s

    , for n = s, s + 1

    =1

    Cn =0

    = 0,003652

  • 63

    Pn = Cn. Po

    P0 = C0 x Po

    = 0 x 0,003652

    = 0

    P1 = C1 x Po

    = 2,088643 x 0,003652

    = 0,007628

    P2 = C2 x Po

    = 2,088643 x 0,003652

    = 0,007628

    P3 = C3 x Po

    = 23,08163x 0,003652

    = 0,084294

    P4 = C4 x Po

    = 36,54592x 0,003652

    = 0,133466

    P5 = C5 x Po

    = 49,59804x 0,003652

    = 0,181132

    P6 = C6 x Po

    = 56,09302x 0,003652

    = 0,204852

    P7 = C7 x Po

  • 64

    = 50,75083x 0,003652

    = 0,185342

    P8 = C8 x Po

    = 34,43806x 0,003652

    = 0,125768

    P9 = C9 x Po

    = 15,57912x 0,003652

    = 0,056895

    P10 = C10 x Po

    = 3,523849 x 0,003652

    = 0

    = 0,012869

    P11 = C11 x Po

    = 0 x 0,003652

    = 0

    G(n) = Lost Profit( n-2)

    G0 = 410.000(0-2)

    = 410.000 x -2 = -820.000 = 0

    G1 = 410.000(1-2)

    = 410.000 x -1 = -410.000 = 0

    G2 = 410.000(2-2)

  • 65

    = 410.000 x 0 = 0

    G3 = 410.000(3-2)

    = 410.000 x 1 = 410.000

    G4 = 410.000(4-2)

    = 410.000 x 2 = 820.000

    G5 = 410.000(5-2)

    = 410.000 x 3 = 1230000

    G6 = 410.000(6-2)

    = 410.000 x 4 = 1640000

    G7 = 410.000(7-2)

    = 410.000 x 5 = 2050000

    G8 = 410.000(8-2)

    = 410.000 x 6 = 2460000

    G9 = 410.000(9-2)

    = 410.000 x 7 = 2870000

    G10 = 410.000(10-2)

    = 410.000 x 8 = 3280000

    G11 = 410.000(11-2)

    = 410.000 x 8 = 3690000

  • 66

    E (CW)n = G(n) x P (n)

    E (CW)0 = G(0) x P (0)

    = 0 x 0

    = 0

    E (CW)1 = G(1) x P (1)

    = 0 x 0,007628

    = 0

    E (CW)2 = G(2) x P (2)

    = 0x 0,007628

    = 0

    E (CW)3 = G(3) x P (3)

    = 410000 x 0,084294

    =34560,59

    E (CW)4 = G(4) x P (4)

    = 820000 x 0,133466

    = 109441,9

    E (CW)5 = G(5) x P (5)

    = 1230000 x0,181132

    = 222792,4

    E (CW)6 = G(6) x P (6)

    = 1640000 x 0,204852

    = 335956,8

    E (CW)7 = G(7) x P (7)

  • 67

    = 2050000 x0,185342

    = 379951,1

    E (CW)8 = G(8) x P (8)

    = 2460000 x 0,125768

    = 309388,8

    E (CW)9 = G(9) x P (9)

    = 2870000 x 0,056895

    = 163288,5

    E (CW)10 = G(10) x P (10)

    =3280000 x 0,012869

    = 42210,64

    E (CW)11 = G(11) x P (11)

    =3690000 x0

    = 0

    Biaya = E(CW)total + GajiTeknisi

    = 1.597.591 + 280.000

    = Rp. 1.877.591

  • 68

    Alternatif ketika teknisi mesin ditambah 1 orang

    Tabel 4.13 Teori Antrian Multi Server

    Tabel 4.14 Rekapitulasiuntukbiaya 1 teknisi

    E(CW) E(SC)

    L.

    Profit

    2.298.945 280000 410000

    Tabel 4.15 Rekapitulasiuntukbiaya2teknisi

    E(CW) E(SC)

    L.

    Profit

    1.877.591 280000 410000

    Keterangan:

    Dari data hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa PT STAGE

    disarankan/direkomendasikan untuk menggunakan 2 teknisi, karena berdasarkan

  • 69

    perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan 2 teknisi memerlukan

    biaya yang relatif lebih kecil dibanding dengan1 teknisi dikarenakan waktu untuk

    mengassembly menjadi jauh lebih cepat sehingga biayanya menjadi relatif rendah.

    E(CW) = total expected waiting ost per periodewaktu

    4.2.4 Kasus 5

    Teori Antrian Metode Terbatas

    UntukJumlah Server=2

    a. Perhitungan Manual

    Jumlahmaksimumantrian Q = 10

    Jumlah server S = 2

    Biaya-biaya :

    Cu = Biaya assembly

    = Rp 4900/jam

    Cs = biaya assembly dalamkeadaansibuk (busy/jam)

    = Rp. 5500/jam

    Ci = biaya assembly dalamkeadaanmenganggur (idle)/jam

    = Rp. 3200/jam

    Cw = Biayaprodukmenungguuntukdiproses

    = Rp 2000,-/jam

    Tingkat Performansi (L, Lq, W, Wq, Pw, Lb, Wb) dariSistem Yang Ada Sekarang

    Jumlah rata-rata pelanggan yang datang per satuanwaktu

    44,222821

    60

    x

  • 70

    Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuanwaktu

    16,319

    60

    K

    sn

    Snss

    n

    n

    Ssn

    Po

    !

    1

    !

    1

    1

    1

    0

    0,215

    88,4

    16,3....

    88,4

    16,3

    88,4

    16,3

    44,2

    16,3

    !2

    1

    !1

    44,2

    16,3

    !0

    44,2

    16,3

    1

    44,22

    16,3

    44,2

    16,3

    !2

    1

    44,2

    16,3

    !

    1

    1

    8102

    10

    2

    221

    0

    K

    n

    n

    n

    n

    n

    Pn = P(n-1)n

    1

    untuk n s

    P2 = P(1) 0,27901,2950820,2151

    1

    44,2

    16,3

    x

    P3 = P(2) 0,18030,6475410,27902

    1

    44,2

    16,3

    x

    Pn = P(n-1)s

    1

    untuk s < n K

    P4 = P(3) 0,11630,6475410,18032

    1

    44,2

    16,3

    x

  • 71

    P5 = P(4) 0,07500,6475410,11632

    1

    44,2

    16,3

    x

    P6 = P(5) 0,04840,6475410,07502

    1

    44,2

    16,3

    x

    P7 = P(6) 0,03120,6475410,04842

    1

    44,2

    16,3

    x

    P8 = P(7) 0,02010,6475410,03122

    1

    44,2

    16,3

    x

    P9 = P(8) 0,01300,6475410,02012

    1

    44,2

    16,3

    x

    P10 = P(9) 0,00840,6475410,01302

    1

    44,2

    16,3

    x

    P11 = P(10) 0,00540,6475410,00842

    1

    44,2

    16,3

    x

    P12 = P(11) 0035,00,6475410054,02

    1

    44,2

    16,3

    x

    Tingkat Kedatangan Dan Probabilitas Pelanggan Dalam Sistem Sekarang Dengan

    Jumlah Server = 2

    Tabel 4.16TabelTingkat Kedatangan Dan Probabilitas Pelanggan Dalam Sistem

    Sekarang Dengan Jumlah Server = 2

    N n P(n) n x P(n)

    0 10 0,2168 2,168

  • 72

    1 10 0,2796 2,796

    2 10 0,1803 1,803

    3 10 0,1163 1,163

    4 10 0,0750 0,750

    5 10 0,0484 0,484

    6 10 0,0312 0,312

    7 10 0,0201 0,201

    8 10 0,0130 0,130

    9 10 0,0084 0,084

    10 10 0,0054 0,054

    11 10 0,0035 0,035

    12 10 0,0022 0,022

    1 10

    Rata-rata panjang antrian

    0,683138

    ))244,2/16,3(1()244,2/16,3)212()244,2/16,31)0,6475411(!2

    )244,2/16,3()44,2

    16,3(0,215

    )1()(1)1(!

    )/(

    1010

    2

    2

    2

    xxx

    x

    sKs

    PoLq sKsK

    s

    Rata-rata jumlah konsumen yang berada pada sistem

    1,958634

    )0,0151231(44,2/16,30,683138

    )1(/ 10

    PLqL

  • 73

    Waktu tunggu dalam antrian

    0,31433

    )015123,01(16,3/0,682655

    )1(/

    PLqWq

    Waktu tunggu dalam sistem

    0,90047

    )015123,01(16,3/1,958634

    )1(/ 12

    PLW

    Biaya-biaya :

    Biaya assembly dalam keadaan menganggur (idle)

    2318,411 Rp

    0,682655)1,958634/jam(23200, Rp

    Lq)LCi(sA

    Biaya produk menunggu untuk diproses

    628,1374

    1)0,313847(/,2000

    ))()((

    Rp

    jamRp

    nPWqCwB

    Biaya assembly

    ,7142,791

    2,485859)0,3138470,900249(/,4900

    ))()((

    Rp

    jamRp

    nPWqWCuC

    Biaya assembly dalam keadaan sibuk

    ,7015,231

    )0,6826551,958151(/,5500

    )(

    Rp

    jamRp

    LqLCsD

  • 74

    Total biaya dari sistem sekarang :

    A + B + C + D = Rp17.104,57

    -

    b. Perhitungan Software

    Jumlah server 2

    Gambar 4.25 Input Software Server 2

    Total Cost

    Gambar 4.26 Output Software Server 2

  • 75

    Jumlah Server 3

    Jumlah Server 4

  • 76

    Jumlah Server 5

  • 77

    Jumlah Server = 6

  • 78

    Jumlah Server = 7

  • 79

    Jumlah server = 8

  • 80

    Grafik

  • 81

    Grafik antar server

    Perubahan Lamda

  • 82

    Perubahan Miu

    Grafik perubahan miu

    4.2.6 Kasus 6

    Knapsack

    4.2.7 Kasus 7

  • 83

    Stagecoach

    Gambar 4. 2 Rute Stagecoach

    Keterangan:

    Pada persoalan ini biaya diperoleh dari menghitung jarak (S) x harga 1 liter bensin ,

    jarak diperoleh dari mengalikan waktu tempuh dengan kecepatan (85 km/jam). Setelah

    diperoleh dibagi dengan 15 km karena 1 liter bensin dapat menempuh jarak 15 km,

    kemudian dikalikan Rp 5000.

    Perhitungan Stagecoach dilakukan dengan cara mundur atau Backward . Dalam

    menghitung stagecoach terdapat fungsi basis dan rekurens seperti dibawah ini :

    Basis : f5S = CX5

    Fungsi Rekurens :

  • 84

    a. Perhitungan Manual

    Stage 5

    S F(5)*C1 X5*

    Pekalongan 47400 Semarang

    Salatiga 53.900 Semarang

    Stage 4

    X4

    S

    f4(C5,X4+f5*(X4) f4* X4*

    Pekalongan Salatiga

    Batang 75200 - 75200 Pekalongan

    Magelang - 87900 87900 Magelang

    Stage 3

    X3

    S

    f3(C5,X3+f4*(X3) f3* X3*

    Batang Magelang

    Bojonegoro 167300 180000 167300 Batang

    Magetan 154300 167000 154300 Batang

  • 85

    Stage 2

    X2

    S

    f2(C5,X2+f3*(X2) f2* X2*

    Bojonegoro Magetan

    Gresik 251800 242700 242700 Magetan

    Lamongan 251800 242700 242700 Magetan

    Sidoharjo 251800 242700 242700 Magetan

    Stage 1

    X1

    S

    f2(C5,X2+f4*(X3) f1* X1*

    Gresik Lamongan Sidoharjo

    Surabaya 358900 383800 358000 358000 Sidoharjo

    Malang 384100 378200 380400 378200 Lamongan

    Purbalingga 359500 365700 370200 359500 Gresik

    Jember 381600 364600 368800 364600 Lamongan

    Madiun 365700 383800 381000 365700 Gresik

  • 86

    b.Software QS (Dynamic Proggaming )

    Gambar 4. 3 Input Pada Persoalan Stagecoach

    Surabaya (PT Sony)

    Gambar 4. 4 Output Software QS untuk Surabaya Semarang

  • 87

    Malang (PT LG)

    Gambar 4. 5 Output Software QS untuk Malang Semarang

    Purbalingga (PT Samsung )

    Gambar 4. 6 Output Software QS untuk Purbalingga Semarang

    Jember (PT Panasonic)

    Gambar 4. 7 Output Software QS untuk Jember Semarang

  • 88

    Madiun

    Gambar 4. 8 Output Software QS untuk Madiun Semarang

    Keterangan :

    Perusahaan supplier yang dipilih PT State adalah PT Sony yang berlokasi di Surabaya

    dengan rute yang ditempuh adalah Surabaya-Sidoharjo--Magetan-Batang-Pekalongan-

    Semarang dengan biaya Rp.358000,00.

    Hasil yang diperoleh antara rekomendasi rute perhitungan manual dengan software QS

    menghasilkan rute yang sama dengan manual yaitu Surabaya-Sidoharjo--Magetan-

    Batang-Pekalongan-Semarang dengan biaya Rp.358000,00.

    4.2.8 Kasus 8

    Teori Permainan

    a.Manual

    Persaingan PT State dengan PT Sminrov (Wilayah Kalimantan )

    a.Perhitungan Manual

  • 89

    PT Smirnov Min baris

    PT State 1 2 3

    1 4 2 -3 -3(maksimin)

    2 -12 -6 -28 -28

    Maks kolom 4 2 -3(minimaks)

    Solusi :

    Untuk memenangkan persaingan digunakan strategi murni karena nilai minimaks dan

    maksimin sama yaitu -3 yang merupakan sadle point, dimana daerah pemasaran agar PT

    State meperoleh keuntungan yang maksimal adalah dengan strategi 1 dan bagi PT

    Smirnov menggunakan strategi 3.

    b. Software Gambi

    Gambar 4. 9 Perhitungan Payoff Wilayah Kalimantan

    Persaingan PT State dengan PT Pearson Wilayah Sumatera

    a.Perhitungan Manual

  • 90

    PT Pearson Min Baris

    PT State B1 B2 B3

    A1 5 3 2 2(Minimax)

    A2 9 -12 5 -12

    A3 3 2 -11 -11

    Max Kolom 9 3(Maksimin) 5

    Karena nilai maximin dan minimax tidak sama maka lihat adakah dominasi

    B1 mendominasi B2 maka Coret B1

    PT Pearson

    PT State B1 B2 B3

    A1 5 3 2

    A2 9 -12 5

    A3 3 2 -11

    Kemudian Lihat A ternyata juga ditemukan adanya dominasi , yaitu A3 mendominasi

    maka coret A3

  • 91

    PT Pearson

    PT State B1 B2 B3

    A1 5 3 2

    A2 9 -12 5

    A3 3 2 -11

    Maka matriks payoffnya menjadi

    PT Pearson Min Kolom

    PT State B2 B3

    A1 3 2 2

    A2 -12 5 -12

    Max Kolom 3 5

  • 92

    Gunakan mix Strategy

    Untuk PT State

    PT Pearson Min Kolom

    PT State B1 B2

    A1 3 2 P

    A2 -12 5 1-p

    Max Kolom -12+15p 5-3p

  • 93

    -12+15p = 5-3p

    15p+3p = 17

    18p = 17

    P =17

    18 =0,94

    1-P =1-0,94

    =0,06

    Artinya PT Sate menggunakan strategi:

    A1 : 94% dan A2 : 6%

    Keuntungan yang diperoleh PT State

    Mengunakan Strategi A1 : -12+15(0,94)=2,1

    Mengunakan Strategi A2 : 5-3(0,06) =4,82

    Untuk PT Pearson

    PT Pearson Min Kolom

    PT State B1 B2

    A1 3 2 2+q

    A2 -12 5 -17q+5

    Max Kolom Q 1-q

    2+q = -17q+5

    q+17q = 5-2

    18q = 3

    q = 3

    18= 0,167 =

    0,17=17%

    1- q = 1-0,17

    =0,83=83%Artinya PT

    Pearson mengunakan

    strategi B2 sebaesar 17%

    dan strategi B3 sebesar 83%

    Keuntungan yang diperoleh PT

    Pearson

    Menggunakan Strategi 2 :

    2+q=2+0,17=2,17

    Menggunakan Strategi 3:

    -17q+5 = -17(0,17)+5=2,11

  • 94

    b. Software Gambit

    Gambar 4. 10 Solusi Akhir Wilayah Sumatera

    Keterangan perhitungan baik mengunakan cara manual maupun menggunakan

    software gambit memberikan rekomendasi strategi yang sama yaitu untuk PT

    State menggunakan A1 : 94% ( 17

    18)dan A2 : 6%(

    1

    18) dan untuk PT Pearson

    strategi B2 sebaesar 17% ( 1

    6)dan strategi B3 sebesar 83% (

    5

    6). Sadle point

    yang diperoleh adalah ( 13

    6)

  • 95

    Wilayah Sulawesi

    Pengisian payoff

    Dominasi

  • 96