Upload
august-gurniwa
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
1/8
OBAT GINJAL (DIURETIK)
Dr. Suparyanto, M.Kes
Apa Itu Diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urinePenggolongan Diuretik:
1. Diuretik Osmotik2. Penghambat transport elektrolit di tubuli ginjal3. Penghambat karbonik anhidrase4. Benzotiadiazid5. Diuretik hemat kalium6. Diuretik kuat
Diuretik Osmotik
Diuretik osmotik meningkatkan osmaliritas plasma dan cairan dalam tubulusginjal Na, Cl, K, air diekresikan
Indikasi:
Payah ginjal, menurunkan tekanan intra kranial (edema otak), menurunkantekanan intraokuler (glaukoma)
Sediaan: manitol, urea
Indikasi:
Oliguria akut akibat syok hipovolemik Reaksi transfusi Profilaksis GGA Menurunkan tekanan/volume intraokuler/ cairan cerbrospinal
Sediaan:
Manitol: 5-25% iv 1,5-2 g/Kg BB Urea: 30% dalam D5 1-1,5 g/Kg BB Gliserin 50%/75% 1-1,5g/Kg BB Isosorbid 1-3 g/Kg BB
Cara Kerja Diuretik
Diuretik osmotik:
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
2/8
Tubuli proksimal penghambatan reabsorbsi Na dan air melalui dayaosmotiknya
Ansa Henle penghambatan reabsorbsi Na dan air oleh karena hipertonisitasdaerah medula menurun
Ductus koligentis penghambatan reabsorbsi Na dan air akibat adanya papilarywash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi atau adanya faktor lain
Penghambat enzim karbonik anhidrase: (H + HCO3 H2CO3)
Peningkatan pengeluaran Na, K dan bikarbonatDiuretik hemat kalium:
Mengganggu pompa Na-K yang dikontrol ADH (Na ditahan, K diekresi) Kdireabsorpsi, Na diekskresi
Tiazid:
Hulu tubuli distal penghambatan terhadap reabsorbsi natrium kloridaDiuretik kuat:
Ansa Henle bagian ascenden pada bagian dengan epitel tebal penghambatanterhadap transport elektrolit Na, K, Cl
Penghambat Karbonik Anhidrase
Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalisis C02 + H2O H2CO3 Contoh penghambat karbonik anhidrase adalah: Asetazolamid Asetazolamid menghambat enzim KA Sekresi H+ oleh tubuli berkurang
meningkatnya ekskresi bikarbonat, Na dan K melalui urine meningkatnya
sekresi elektrolit meningkatkan ekskresi air
Asetazolamid menghambat pembentukan cairan bola mata dapatdigunakan untuk glaukoma
Asetazolamid dapat digunakan untuk mengobati epilepsi (efek asidosis) Mudah diserap saluran cerna, dosis optimum 2 jam Intoksikasi jarang terjadi
Asetazolamid mempermudah terjadinya batu ginjal
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
3/8
Efek merugikan: demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan lesi renal,disorientasi mental
Asetazolamid sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil Indikasi: glaukoma, acute mountain sickness
Sediaan:
Asetazolamid: tablet 125 mg dan 250 mg, dosis 250500 mg per hari Diklorofenamid: Tablet 50 mg
Benzotiadiazide
Benzotiadiazide atau Tiazid efek utamanya meningkatkan ekskresi Na, Cldan sejumlah air
Efek diatas disebabkan penghambatan mekanisme reabsorbsi elektrolit padahulu tubuli distal
Menurunkan TD efek diuresis dan vasodilatasi Pada Diabetes insipidus menurunkan diuresis (mekanisme belum jelas)
Efek pada ginjal mengurangi kecepatan filtrasi glomerulus Efek kaliuresis akibat bertambahnya natriuresis Tiazid berfungsi menghambat ekskresi asam urat (1) meningkatkan
reabsorbsi asam urat di tubuli proksimal; (2) menghambat ekskresi asam urat
oleh tubuli
Absorbsi di saluran cerna baik, distribusi ke seluruh ekstrasel, dapat melewatisawar uri, ditimbun di jaringan ginjal saja
Efek samping:
Intoksikasi jarang terjadi Reaksi alergi (karena penyakitnya sendiri): purpura, dermatitis, fotosensitive dan
kelainan darah
Kadar Na, K, Cl diperiksa berkala Memperberat insufisiensi ginjal
Indikasi:
Payah jantung ringansedang Pada pengobatan digitalis kombinasi dengan diuretik hemat K mencegah
hipokalemi dan intoksikasi digitalis
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
4/8
Hipertensi Diabetes insipidus
Sediaan dan Dosis Tiazid
Diuretik Hemat Kalium
Yang termasuk diuretik hemat kalium:
Antagonis aldosteron Triamteren Amilorid
Antagonis Aldosteron
Aldosteron atau mineralokortikoid memperbesar reabsorbsi Na dan Cl ditubuli serta memperbesar ekskresi K
Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitifterhadap aldosteron
Penyerapan di saluran cerna 70% Efek toksik: hiperkalemia Efek samping ginekomasti, efek androgen, gejala saluran cerna
Indikasi: hipertensi, udem, digunakan bersama diuretik lain untuk mengurangiefek hipokalemi
Sediaan dan dosis: Tablet 25, 50, 100 mg Dosis dewasa: 25100 mg Kombinasi tetap: spironolakton 25 mg dan HCT 25 mg atau spironolakton 25
mg dan tiabutazid 2,5 mg
http://2.bp.blogspot.com/_5BgM7JvZH8c/S7X4lr34OtI/AAAAAAAAARg/Ewd_FM0Nkl8/s1600/Sediaan+dan+Dosis+Tiazid.jpg7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
5/8
TRIAMTEREN DAN AMILORID
Efek: memperbesar ekskresi Na dan Cl, ekskresi K berkurang, ekskresibikarbonat tetap
Absorbsi melalui saluran cerna baik Efek toksik: hiperkalemia Efek samping: mual, muntah, kejang kaki, pusing
Indikasi: udemaSediaan dan dosis:
Triamteren; kapsul 100 mg, dosis: 100300 sehari Amilorid: Tablet 5 mg, dosis: 510 mg Kombinasi tetap: amilorid 5 mg dengan HCT 50 mg dalam bentuk tablet dosis 1
2 tablet sehari
Diuretik Kuat
Yang termasuk diuretik kuat: asam etakrinat, furosemid, bumetanid Mudah diserap dalam saluran cerna
Efek samping:
Reaksi toksik gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Nefritis interstitialis alergik (akibat furosemid dan tiazide) gagal ginjal
reversibel
Asam etakrinat ketulian
Penggunaan klinik: udema akibat gangguan jantung, hati dan ginjalSediaan dan dosis:
Asam etakrinat: tab 25, 50 mg, dosis: 50200 mg per hari Furosemid: tab 20, 40, 80 mg, dosis: < 600 mg per hari Bumetanide: tab 0,5 dan 1 mg, dosis: 0,52 mg sehari
Indikasi Diuretik
Udem paru diuresis cepat (furosemid atau asam etakrinat) Udem semua diuretik
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
6/8
Hipertensi HCT lebih baik Diabetes insipidus HCT Batu ginjal HCT Hiperkalsemia Furosemid
Efek Samping Diuretik
Hipokalemia: tiazid, furosemid Hiperuresemia: semua diuretik Gangguan toleransi glukose dan diabetes: tiazid dan furosemid Hiperkalsemia: tiazid Hiperkalemia: diuretik hemat kalium Sindrome udem idiopatik: diuresis kuat Volume deplesion: diuretik kuat Hiponatremia: furosemid
ADH (Anti Diuretik Hormon)
ADH: anti diuretik hormon = vasopresin Tempat kerja ADH di ductus koligen meningkatkan permiabilitas membran
thd air
Efek kardiovaskuler: vasokonstriksi ADH per oral tidak efektif dirusak oleh tripsin diberikan iv, im, sk Efek samping: vasokonstriksi, hipertensi, kulit pucat, peristaltik usus meningkat
Penggunaan klinik: diabetes insipidusSediaan dan dosis:
Vasopresin=Pitresin suntikan 20U/ml dalam ampul 0,5 dan 1 ml (im dan sk) Vasopresin tanat: 5U/ml (im) Bubuk hipofisis posterior: insuflasi hidung
Lipresin: semprot hidung 50 U/ml Desmopresin acetat: lar 0,1 mg/ml dalm botol 2,5 ml (intranasal)
Benzotidiazid
Klorotiazid dan tiazid telah diketahui dapat digunakan untuk diabetes insipidus Mekanisme belum jelas Penggunaan klinik: dibanding ADH, benzotiazid kurang efektif untuk diabetes
insipidus berguna bagi penderita yang alergi terhadap ADH
Dosis: klorotiazid: 11,5 g/hr, hidroklorotiazid 50150 mg/hari
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
7/8
Penghambat Sintesis Prostaglandin Indometasin efektif untuk diabetes insipidus nefrogen Cara kerja belum jelas Ibuprofen kurang efektif dibanding indometasin
DIURETIK (HCT/Furosemid)
Farmakodinamik:
Absorpsi: GI: H cepat, F 65-75% Distribusi: PP: H: 65%, F: 95% Metabolisme: t : H: 6-15 jam, F: 30-50 menit Eliminasi: ginjal
Farmakodinamik:
H: PO: M:
7/29/2019 OBAT GINJAL.docx
8/8
Kaji tanda vital, elektrolit serum Periksa edema pitting Periksa bunyi nafas (cairan paru)
Perencanaan:
Edema tungkai hilang 1 minggu Hasil lab elektrolit normal (penggantian K mungkin diperlukan)
Intervensi Keperawatan
Pantau tanda vital (TD, denyut jantung) syock Panatau BB klien Pantau volume urine Pantau hasil lab (elektrolit serum, gula, asam urat, BUN (blood urea nitrogen) Periksa tanda: hipokalemia (lemah otot, BU , aritmia, bingung)
Penyuluhan
Pertahankan nutrisi, kurangi garam, tingkatkan makanan kaya K (pisang,kacang, daging, ikan)
Pantau klien minum digoksin dan HCT keracunan digitalis (bradikardi) Panatau klien DM dengan HCT hipoglikemia Pelan2 bangun dari tidur ke berdiri
Referensi
1. Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC2. Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC