3
OBAT-OBAT PADA SARAF OTONOM Selasa, 3 maret 2015 Gelombang : 1 Kelompok : 3 Nama anggota : fauzi satria (1302101010051) Nurul safira (1302101010043) Dara meilina (1302101010115) Sarah rahmadani (1302101010218) Susi lumbanbatu (1302101010229) Jauhar latif A. (1302101010031) Rahmadia fitri (1302101010112) Eva juwita (1302101010072) Azizah yusra (1302101010220) Hasil Percobaan kali ini bertujuan untuk melihat pengaruh obat- obatan yang bekerja pada saraf otonom. Obat yang bekerja pada saraf simpatis (parasimpatomimetikum / kolinergik agonis) mempengaruhi kelenjar otot polos dan otot penarik bulu (erektorfili) pada hewan coba, dimana hewan coba yang kami gunakan ialah hewan kelinci. hasil dari praktikum yang kami lakukan adalah sbb : pertama-tama kami mengukur diameter pupil mata kelinci normal, dimana hasilnya ialah kanan : 0.8 cm kiri : 0.8 cm

Obat Obat Pada Saraf Otonom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obat obat saraf otonom

Citation preview

OBAT-OBAT PADA SARAF OTONOM

Selasa, 3 maret 2015Gelombang: 1

Kelompok: 3

Nama anggota: fauzi satria

(1302101010051)

Nurul safira

(1302101010043)

Dara meilina

(1302101010115)

Sarah rahmadani(1302101010218)

Susi lumbanbatu(1302101010229)

Jauhar latif A.

(1302101010031)

Rahmadia fitri

(1302101010112)

Eva juwita

(1302101010072)

Azizah yusra

(1302101010220)

Hasil

Percobaan kali ini bertujuan untuk melihat pengaruh obat-obatan yang bekerja pada saraf otonom. Obat yang bekerja pada saraf simpatis (parasimpatomimetikum / kolinergik agonis) mempengaruhi kelenjar otot polos dan otot penarik bulu (erektorfili) pada hewan coba, dimana hewan coba yang kami gunakan ialah hewan kelinci.

hasil dari praktikum yang kami lakukan adalah sbb :

pertama-tama kami mengukur diameter pupil mata kelinci normal, dimana hasilnya ialah

kanan: 0.8 cm

kiri: 0.8 cm

setelah pupil mata normal diukur, lalu kami menetesi mata kiri kelinci dengan pilokarpin 1% 1 liter dan mata kanan kelinci dengan epinefrin, lalu kami mengukur kembali diameter pupil mata kelinci dengan hasil

kiri: 0,6 cm

kanan: 1 cm

dari hasil pengukuran diatas, kita mengetahui bahwa mata kiri mengalami miosis (pengecilan pupil mata) sedangkan mata kanan mengelami adriasis ( pelebaran pupil mata)

pemberian obat yang kedua, pada mata kiri kami menetesi epinefrin, dan pada mata kanan kami menetesi pilokarpin 1% 1 liter. Kemudian kami mengukur kembali pupil mata dengan hasil :

kiri: 0.8 cm

kanan: 0.8 cm

dari hasil pengukuran diatas, kita mengetahui bahwa mata kiri mengalami midriasis dan mata kanan mengalami miosis.

Kemudian,mata kelinci dicuci dengan asam boraks berlebihan sampai normal

setelah mata kelinci normal kembali, mata kiri kelinci kembali ditetesi obat atropi dan pilokarpin 1% 1 liter, sedangkan mata kanan ditetesi obat atropi dan epinefrin. Hal ini bertujuan untuk melihar kerja obat apakah antagonis atau agonis. Setelah itu kami mengukur kembali pupil mata kelinci dengan hasil :

kiri: 0.6 cm

kanan: 0.6 cm

karena kesalahan praktikan yang seharusnya setelah pemberian 1 obat atropin diukur, kemudian ditetesi lagi pilokarpin, namun kami mencampur obat tersebut dengan memberi atropi dahulu dan langsung menetesi pilokarpin, sehingga kami tidak menemukan perbandingan antara kedua obat. Namun, setelah kami mencampur kedua obat kami mengukur pupil mata kelinci, dan pupil mata kiri mengalami miosis (pengecilan pupil mata ) dan pupil mata kanan mengalami miosis (pelebaran pupil mata )