3
ANALGETIK A. NARKOTIK 1. Morfin (Long Acting) Farmakokinetik : Waktu eliminasi 3 jam, biotransformasi dalam liver, ekskresi dalam empedu dan melalui ginjal Farmakodinamik : MO mendepresi langsung pada metabolisme, efek utamanya adalah SSP, sistem pernapasan, dan usus Efek Samping : o Kardiovaskular : Sedikit terjadi penurunan TD dan denyut nadi. Dosis besar merangsang vagus dan berakibat bradikardi, tetapi tidak mendepresi miokardium. o Respirasi : perubahan PaCO2 menurun, frekuensi pernapasan menurun, terjadi bronkokonstriksi, mendeprsi reflek batuk o SSP : Peningkatan tekanan cairan serebrospinalis karena meningkatnya PCO2 o Mata : mengecilkan pupil mata, tekanan intraokuler menurun, abik pada mata normal maupun glaucoma o GIT : menyempitkan sfingter dalam usus, menurunkan gerakan lambung, rasa mual dan muntah akibat rangsangan dari trigger di kemoreseptor medulla oblongata o Ginjal : mendepresi nafas fetus dan retensi urin o Endokrin : menimbulkan kenaikan glukosa dalam darah Keuntungan Premedikasi o Menghilangkan rasa cemas dan memberikan ketenangan o Mengurangi dosis obat anestesi o Mencegah takipneu o Memberikan efek analgesik o Memudahkan kontrol ventilasi o Awareness pada teknik anestesi N2O, O2, dan relaksan Kerugian Premedikasi o Menimbulkan muntah pada pasca bedah, konstipaasi, dan ileus o Menimbulkan depresi pernapasan dan menghambat induksi pada anestesi inhalasi o Mengacaukan ukuran pupil untunk mengetahui dalamnya stadium anestesi o Menimbulkan toleransi pada pemberian berulang dan menimbulkan adiktif o Dapat menghambat terjadinya respirasi OOA : 5 – 10 menit, DOA : 3 – 5 jam Dosis dewasa : 0,15 mg/kgBB atau 10-15 mg

Obat trias anestesi .docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

2. Pethidin• Perbedaan Pethidin dan Morfino Petidhin lebih larut dalam lemak dibandingan MO yang larut dalam airo Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan normeperiden, asam meperidinat, dan asam normeperidinat.Normeperidin adalah metabolit yang masih aktif memiliki sifat konvulsi 2x lipat petidin, tetapi efek analgesiknya sudah berkurang 50%. o Petidin bersifat seperti atropin, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan, dan takikardio Menyebabkan konstipasi seperti MO, tapi efek terhadap sfingter oddi lebih ringano DOA petidin lebih pendek daripada MOo Meperidin lebih efektif pada nyeri neuropatik dibandingkan MO

Citation preview

Page 1: Obat trias anestesi .docx

ANALGETIK

A. NARKOTIK1. Morfin (Long Acting)

Farmakokinetik : Waktu eliminasi 3 jam, biotransformasi dalam liver, ekskresi dalam empedu dan melalui ginjal

Farmakodinamik : MO mendepresi langsung pada metabolisme, efek utamanya adalah SSP, sistem pernapasan, dan usus

Efek Samping : o Kardiovaskular : Sedikit terjadi penurunan TD dan denyut nadi. Dosis besar

merangsang vagus dan berakibat bradikardi, tetapi tidak mendepresi miokardium.

o Respirasi : perubahan PaCO2 menurun, frekuensi pernapasan menurun, terjadi bronkokonstriksi, mendeprsi reflek batuk

o SSP : Peningkatan tekanan cairan serebrospinalis karena meningkatnya PCO2

o Mata : mengecilkan pupil mata, tekanan intraokuler menurun, abik pada mata normal maupun glaucoma

o GIT : menyempitkan sfingter dalam usus, menurunkan gerakan lambung, rasa mual dan muntah akibat rangsangan dari trigger di kemoreseptor medulla oblongata

o Ginjal : mendepresi nafas fetus dan retensi urino Endokrin : menimbulkan kenaikan glukosa dalam darah

Keuntungan Premedikasio Menghilangkan rasa cemas dan memberikan ketenangano Mengurangi dosis obat anestesio Mencegah takipneuo Memberikan efek analgesiko Memudahkan kontrol ventilasio Awareness pada teknik anestesi N2O, O2, dan relaksan

Kerugian Premedikasio Menimbulkan muntah pada pasca bedah, konstipaasi, dan ileuso Menimbulkan depresi pernapasan dan menghambat induksi pada anestesi

inhalasio Mengacaukan ukuran pupil untunk mengetahui dalamnya stadium anestesio Menimbulkan toleransi pada pemberian berulang dan menimbulkan adiktifo Dapat menghambat terjadinya respirasi

OOA : 5 – 10 menit, DOA : 3 – 5 jam Dosis dewasa : 0,15 mg/kgBB atau 10-15 mg

o Premedikasi dosis klinis 10 mgo Dosis anjuran untuk nyeri sedang 0,1-0,2 mg/kgBB s.c, i.m dan dapat

diulang tiap 4 jamo Nyeri hebat dewasa 1-2 mg IV dan dapat diulang sesuai yang diperlukano Untuk mengurangi nyeri pasca bedah atau nyeri persalinan dosis 2-4mg

epidural atau 0,05 – 0,2 intratekal dan dapat diulang 6-12 jam Posologi :

o Kemasan suntik 0,5 mg/ml, 1 mg/ml, 2 mg/ml, 3 mg/ml, 4 mg/ml, 5 mg/ml, 8 mg/m, 10 mg/ml, 15 mg/ml

2. Pethidine Perbedaan Pethidin dan Morfin

o Petidhin lebih larut dalam lemak dibandingan MO yang larut dalam air

Page 2: Obat trias anestesi .docx

o Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan normeperiden, asam meperidinat, dan asam normeperidinat.Normeperidin adalah metabolit yang masih aktif memiliki sifat konvulsi 2x lipat petidin, tetapi efek analgesiknya sudah berkurang 50%.

o Petidin bersifat seperti atropin, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan, dan takikardi

o Menyebabkan konstipasi seperti MO, tapi efek terhadap sfingter oddi lebih ringan

o DOA petidin lebih pendek daripada MOo Meperidin lebih efektif pada nyeri neuropatik dibandingkan MO

Farmakokinetiko Dimetabolisme dengan kecepatan 17%/jamo 80% dihancurkan dalam tubuh oleh hidrolise pada hatio 5-10% dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah, 5%

dikeluarkan bersama urino 64% terbungkus oleh plasmao Efek puncak : IV 5-20 menit, IM 30-50 menit, epidural/spinal 30 menit

Farmakodinamiko Daya kerja menyerupai MO untuk analgesiko Efek samping : berkeringat, hipotensi, vertigo, dan lengan terasa kesemutano Phenobarbitone akan memperkuat pembentukan metabolit yang toksik dari

petidin dan kedua obat ini tidak boleh diberikan bersama-sama Efek pada sistem organ

o Kardiovaskular : hipotensi ortostatik (pada dosis terapeutik), henti jantungo Respirasi : depresi pernapasan, mengeluarkan histamin dari jaringano SSP : menurunkan aliran darah ke otak, kecepatan metabolik otak, dan

tekanan intrakranialo GIT : memiliki efek mirip papaverine pada saluran cerna, konstipasi, spasme

traktus biliaris, mempunyai efek vagolitik dan antispasmodik ringano Ginjal : menembus sawar plasenta dan mendepresi pernapasan neonatus

Posologi : Suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml

3. Fentanyl (Short Acting) Obat analgesik yang sangat kuat, berupa cairan isotonik steril, untuk penggunaan IV OOA DOA Penggunaan klinis :

o Dosis rendah : 2 µg/kgBBo Dosis sedang : 2-20 µg/kgBBo Dosis tinggi : 20-50 µg/kgBB

Kontraindikasio Pasien alergi obat fentanyl

Efek pada sistem organo Kardiovaskular : Hipotensi, bradikardi, o Respirasi : depresi napas dan apnea

B. NON NARKOTIK1. Tramadol2. Ketorolac