Upload
regina-gaezani
View
412
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
2. Pethidin• Perbedaan Pethidin dan Morfino Petidhin lebih larut dalam lemak dibandingan MO yang larut dalam airo Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan normeperiden, asam meperidinat, dan asam normeperidinat.Normeperidin adalah metabolit yang masih aktif memiliki sifat konvulsi 2x lipat petidin, tetapi efek analgesiknya sudah berkurang 50%. o Petidin bersifat seperti atropin, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan, dan takikardio Menyebabkan konstipasi seperti MO, tapi efek terhadap sfingter oddi lebih ringano DOA petidin lebih pendek daripada MOo Meperidin lebih efektif pada nyeri neuropatik dibandingkan MO
Citation preview
ANALGETIK
A. NARKOTIK1. Morfin (Long Acting)
Farmakokinetik : Waktu eliminasi 3 jam, biotransformasi dalam liver, ekskresi dalam empedu dan melalui ginjal
Farmakodinamik : MO mendepresi langsung pada metabolisme, efek utamanya adalah SSP, sistem pernapasan, dan usus
Efek Samping : o Kardiovaskular : Sedikit terjadi penurunan TD dan denyut nadi. Dosis besar
merangsang vagus dan berakibat bradikardi, tetapi tidak mendepresi miokardium.
o Respirasi : perubahan PaCO2 menurun, frekuensi pernapasan menurun, terjadi bronkokonstriksi, mendeprsi reflek batuk
o SSP : Peningkatan tekanan cairan serebrospinalis karena meningkatnya PCO2
o Mata : mengecilkan pupil mata, tekanan intraokuler menurun, abik pada mata normal maupun glaucoma
o GIT : menyempitkan sfingter dalam usus, menurunkan gerakan lambung, rasa mual dan muntah akibat rangsangan dari trigger di kemoreseptor medulla oblongata
o Ginjal : mendepresi nafas fetus dan retensi urino Endokrin : menimbulkan kenaikan glukosa dalam darah
Keuntungan Premedikasio Menghilangkan rasa cemas dan memberikan ketenangano Mengurangi dosis obat anestesio Mencegah takipneuo Memberikan efek analgesiko Memudahkan kontrol ventilasio Awareness pada teknik anestesi N2O, O2, dan relaksan
Kerugian Premedikasio Menimbulkan muntah pada pasca bedah, konstipaasi, dan ileuso Menimbulkan depresi pernapasan dan menghambat induksi pada anestesi
inhalasio Mengacaukan ukuran pupil untunk mengetahui dalamnya stadium anestesio Menimbulkan toleransi pada pemberian berulang dan menimbulkan adiktifo Dapat menghambat terjadinya respirasi
OOA : 5 – 10 menit, DOA : 3 – 5 jam Dosis dewasa : 0,15 mg/kgBB atau 10-15 mg
o Premedikasi dosis klinis 10 mgo Dosis anjuran untuk nyeri sedang 0,1-0,2 mg/kgBB s.c, i.m dan dapat
diulang tiap 4 jamo Nyeri hebat dewasa 1-2 mg IV dan dapat diulang sesuai yang diperlukano Untuk mengurangi nyeri pasca bedah atau nyeri persalinan dosis 2-4mg
epidural atau 0,05 – 0,2 intratekal dan dapat diulang 6-12 jam Posologi :
o Kemasan suntik 0,5 mg/ml, 1 mg/ml, 2 mg/ml, 3 mg/ml, 4 mg/ml, 5 mg/ml, 8 mg/m, 10 mg/ml, 15 mg/ml
2. Pethidine Perbedaan Pethidin dan Morfin
o Petidhin lebih larut dalam lemak dibandingan MO yang larut dalam air
o Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan normeperiden, asam meperidinat, dan asam normeperidinat.Normeperidin adalah metabolit yang masih aktif memiliki sifat konvulsi 2x lipat petidin, tetapi efek analgesiknya sudah berkurang 50%.
o Petidin bersifat seperti atropin, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan, dan takikardi
o Menyebabkan konstipasi seperti MO, tapi efek terhadap sfingter oddi lebih ringan
o DOA petidin lebih pendek daripada MOo Meperidin lebih efektif pada nyeri neuropatik dibandingkan MO
Farmakokinetiko Dimetabolisme dengan kecepatan 17%/jamo 80% dihancurkan dalam tubuh oleh hidrolise pada hatio 5-10% dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah, 5%
dikeluarkan bersama urino 64% terbungkus oleh plasmao Efek puncak : IV 5-20 menit, IM 30-50 menit, epidural/spinal 30 menit
Farmakodinamiko Daya kerja menyerupai MO untuk analgesiko Efek samping : berkeringat, hipotensi, vertigo, dan lengan terasa kesemutano Phenobarbitone akan memperkuat pembentukan metabolit yang toksik dari
petidin dan kedua obat ini tidak boleh diberikan bersama-sama Efek pada sistem organ
o Kardiovaskular : hipotensi ortostatik (pada dosis terapeutik), henti jantungo Respirasi : depresi pernapasan, mengeluarkan histamin dari jaringano SSP : menurunkan aliran darah ke otak, kecepatan metabolik otak, dan
tekanan intrakranialo GIT : memiliki efek mirip papaverine pada saluran cerna, konstipasi, spasme
traktus biliaris, mempunyai efek vagolitik dan antispasmodik ringano Ginjal : menembus sawar plasenta dan mendepresi pernapasan neonatus
Posologi : Suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml
3. Fentanyl (Short Acting) Obat analgesik yang sangat kuat, berupa cairan isotonik steril, untuk penggunaan IV OOA DOA Penggunaan klinis :
o Dosis rendah : 2 µg/kgBBo Dosis sedang : 2-20 µg/kgBBo Dosis tinggi : 20-50 µg/kgBB
Kontraindikasio Pasien alergi obat fentanyl
Efek pada sistem organo Kardiovaskular : Hipotensi, bradikardi, o Respirasi : depresi napas dan apnea
B. NON NARKOTIK1. Tramadol2. Ketorolac