Upload
duongdieu
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
N
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Feishal Adam
NIM: 1113034000145
PROGRAM STUDI ILMU AL-Q ’ N D N FS
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
iii
NAMA-NAMA TIM PENGUJI
Skripsi ini telah lulus uji pada sidang terbuka tepatnya:
Hari, Tanggal :
Pukul : 13.00 – selesai
Pembimbing : Moh. Anwar Syarifuddin, MA
Ketua Sidang : Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA
Sekertaris : Dra. Banun Binaningrum, M.pd.
Tim Penguji :
1. Dr. Abdul Muqsith, MA
2. Ahmad Rifqi Muchtar, MA
v
ABSTRAK
Feishal Adam
n
Kajian tematik ini utamanya - ‟ „
33, yang kemudian dicarikan ayat-ayat lain yang relevan mengenai keluarga
„ n dan para nabi pilihan Allah yang menjadi pelopor peradaban dunia.
Keluarga „
m. Hal apa yang
istimewa dari „ n ini sehingga menjadi bagian dari keluarga-keluarga
besar pilihan Allah? Pertanyaan inilah yang akan berusaha dijawab dalam
penelitian skripsi ini.
Metode penelitian ini disajikan berdasarkan analisa deskriptif dan historis
dengan berpegang pada ayat al-Q ‟ „ n
sebagai data primer, kemudia dilanjutkan dengan menganalisa tafsir ayat tersebut,
serta sebagai data sekunder dan pelengkap pemaparannya menggunakan kitab-
kitab sejarah dan kisah-kisah para nabi atau bacaan lain yang terkait tema
penelitian ini.
„ n dipilih oleh Allah untuk menjadi keluarga teladan
sepanjang masa ini karena pertama, „ n merupakan seorang nabi yang menjadi
imam di tengah-tengah kaumnya dan juga seorang yang tinggi ketaqwaannya
kepada Allah. Kedua, istrinya yang bernama Hannah adalah seorang yang pantang
menyerah dalam berharap kepada Allah, agar memberikannya keturunan
meskipun dia adalah seorang yang mandul. Dan setelah Allah mengabulkan
doanya, dia tanpa ragu-ragu mengiklaskan anaknya untuk mengabdi di rumah
Allah (Bait al-Maqdis), kini berkat pengorbananya dia telah melahirkan seorang
anak perempuan yang dipilih Allah untuk menjadi wanita suci sepanjang masa.
Ketiga, Maryam, merupakan sosok wanita yang berbakti kepada kedua orang
tuanya, dia rela mengabdikan dirinya demi memenuhi nadzar ibunya, sebab
ketaatannya dia dipilih oleh Allah untuk menjadi wanita suci sepanjang peradaban
wanita di dunia. dalam Agama Kristen dia disebut Bunda Maria atau Bunda
Tuhan, sedang dalam Agama Islam disebut wanita suci dan benar (membenarkan
tanda kebesaran Allah), kemudian Maryam juga akan menjadi istri Rasul di surga
nanti. Keempat, Nabi „ merupakan Hamba Allah yang terpilih untuk menjadi
pelopor atas terbentuknya peradaban dunia dalam bentuk agama, di sini lah
puncak dari sejarah keluarga „ n, keluarganya dikehendaki oleh Allah untuk
untuk membawa peradaban Agama Nasrani, khusus dari garis cucunya, „ AS.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas
segala rahmat dan karunia-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad Saw. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
“ n.”
Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan,
dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr Dede Rosyada, M.A Selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum selaku ketua Jurusan Tafsir Hadis yang
mensahkan proposal ini sehingga diterima dalam rapat persetujuan
proposal.
4. Ibu Banun Binaningrum, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis.
5. Bapak Drs. M. Anwar Syarifuddin M.Ag selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini berdasarkan cara
penulisannya, tujuannya, dan manfaatnya bagi civitas akademik. Jikalau
tanpa bimbingannya, sulitlah kiranya skripsi ini dapat terselesaikan tepat
waktu.
6. Seluruh dosen pada program studi Tafsir Hadis (TH) atas segala motivasi,
ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang
vii
mendorong penulis selama menempuh studi, serta seluruh staff Fakultas
Ushuluddin.
7. Orang Tua di Rumah Ibu dan Bapak yang sudah mendukung dan berjuang
sehingga saya bisa sampai seperti sekarang ini.
8. Teman-teman Tafsir Hadis angkatan 2013 UIN Sarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya kelas TH-D yang telah bersama-sama berjuang selama bangku
kuliah.
9. Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat penulis satu persatu.
Kemudian saya sadar bahwa keilmuan yang saya miliki masih sangat
kurang sehingga dalam penelitian ini tidak jauh dari kesalahan. Dengan demikian
saya memohon maaf atas segala kesalahan dalam penelitian ini.
Kepada Allah lah saya berharap ridha dan bersyukur. Semoga tulisan ini
bisa menjadi manfaat kepada para pembaca agar selalu berpegang pada ajaran-
ajaran Rasulullah Saw. m n
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ciputat, 04 October 2017
Feishal Adam
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.
1. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
tidak dilambangkan ا
b be ب
t te ت
ts te dan es ث
j je ج
h h dengan garis di bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sy es dan ye ش
s es dengan garis di bawah ص
ḏ de dengan garis di bawah ض
ṯ te dengan garis di bawah ط
ẕ zet dengan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap kanan „ ع
ix
gh ge dan ha غ
f ef ف
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ه
apostrof ` ء
y ye ي
2. Vokal Tunggal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal
tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A fathah
I kasrah
U ḏammah و
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
Ai a dan i ي
Au a dan u و
x
3. Vokal panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
a dengan topi di atas ا
i dengan topi di atas ي
u dengan topi di atas و
4. Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf
syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan asy-
syamsiyyah, al-rijāl bukan ar-rijāl.
5. Tasydīd
Huruf yang ber-tasydīd ditulis dengan dua huruf serupa secara berturut-
turut, seperti الُسنَّت = al-sunnah.
6. Ta marbūṯah
Jika ta marbūṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf
tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/, seperti أبو هَُرْيَرة = ū H .
7. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,
bukan huruf awal atau kata sandangnya, seperti البخاري = al-B ā .
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para Nabi1 yang diutus oleh Allah ketengah-tengah umatnya masing-
masing tentu memiliki peran yang sangata penting dan mendasar, ada sebagian
yang diutus hanya sebagai seorang nabi,2 ada juga yang Allah berikan amanah
untuk menjadi seorang rasul3 dan dari semua itu ada beberapa yang Allah
istimewakan dengan memberikannya gelar Ulu al-azmi,4 berkat keteguhan dan
kesabaran yang tinggi dalam mengemban amanah dan menyampaikan ajaran
tauhid kepada umatnya.
Peran para nabi dan rasul dikatakan penting kerena satu dengan yang lain
dari merekan bisa saling menguatkan jika suatu ketika di perjalanan dalam
1 Diterangkan dalam sebuah riwayat bahwa Allah menggutus para nabi ke dunia ini
adalah sebanyak 124.000 nabi dan rasul. Hal ini berdasarkan pada hadis Rasul yang bersumber
dari Abu Dzar al-Ghifari, yang dikutip oleh Jihad Muhammad Hajjaj dalam bukunya yang
berjudul “Umur dan Silsilah Para Nabi”. Dalam riwayat hadist itu digambarkan sebuah dialog
yang dilakukan oleh Abu Dzar al-Ghifari seraya berkata pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah,
berapakah jumlah para nabi itu?” beliau menjawab “seratus dua puluh empat ribu.” Dia pun
bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, berapa orang rasulkah dari mereka itu?” Rasul menjawab, “tiga
ratus tiga belas orang; jumlah yang cukup besar.” Kemudian dia bertanya lagi, “Wahai Rasulullah
siapakah yang paling pertama dari mereka?” Rasul menjawab, “Adam AS.” kemudian dia pun
bertanya lagi, “ Wahai Rasulullah, apakah Adam itu termasuk seorang nabi dan sekaligus seorang
Rasul?” Rasul menjawab, “Ya, benar! Allah telah menciptakannya dengan tangannya sendiri,
kemudian dia meniupkan sebagian Ruh-Nya kepada Adam, dan setelah itu dia menyempurnakan
kejadiannya.” Lihat Jihad Muhammad Hajjaj, Umur & Silsilah Para Nabi (Jakarta: Qisthi Press,
2008), h. 2.
2 Nabi adalah seorang manusia yang diberi wahyu oleh Allah, akan tetapi dia tidak
diperintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain. Gelar kenabian juga hanya khusus
Allah berikan kepada hamba-Nya yang laki-laki, bukan untuk seorang wanita selamanya. Lihat
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kenabian dan Para Nabi, Penerjemah Arifin Jamian Maun, cet. 1
(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993), h. 11.
3 Rasul adalah seorang manusia yang diberi wahyu oleh Allah dan dia wajib untuk
menyampaikannya kepada orang lain dari ummatnya. Seorang rasul derajatnya lebih tinggi
dibandingkan dengan seoragn nabi, karena setiap rasul adalah nabi sedangkan setiap nabi
belumtentu rasul, derajat rasul lebih tinggi dari pada nabi. Lihat, Ash-Shabuni, Kenabian dan Para
Nabi, h. 14.
4 Ulul Azmi Adalah pujian yang Allah khususkan kepada beberapa rasul kerena keteguhan
hati mereka yang sangat kuat akan menerima cobaan yang sangat berat dan perjuangan yang
melampaui batas kemanusiaan, mereka adalah pimpinan para rasul dan utusan Allah yang lain.
Lihat, Ash-Shabuni, Kenabian dan Para Nabi,. h. 19.
2
menyampaikan misi tauhid-nya mendapatkan penolakan dan pemberontakan dari
ummatnya, selain itu juga menjadi penting antara nabi yang satu dengan nabi yang
lainya kerena sebagian dari mereka merupakan jembatan penghubung dari satu
masa ke masa yang lain, agar tetap mengalir pesan ketauhidan kepada hati setiap
insan. Sedangkan dikatakan mendasar kerena hanya dari para nabi dan rasul pesan
Allah dapat tersalurkan untuk sampai kepada umat manusia, meskipun nanti pada
penyampaian pesan itu ada yang melalui mimpi dan ada juga yang melalui
perantaraan Malaikat Jibril.5
Dalam al-Qur‟an surat ali „Imran ayat 33, Allah telah putuskan untuk
memilih beberapa dari hambanya untuk dijadikan manusia pilihan yang akan
menyampaikan misi ketauhidan ke suluruh penjuru bumi, sebagai implementasi
dari kata khalifah, ayatnya berbunyi:
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”
Dari keempat nama-nama hamba pilihan Allah di atas tadi, ternyata ada
dua kategori yang dipilih oleh Allah, pertama, Allah memilihnya secara personal
seperti Nabi Adam dan Nabi N h dan kedua, Allah memilihnya secara kelompok
yang ditunjukan kepada keluarganya dan generasi penerus keturunannya, seperti
Keluarga Ibr h m dan Keluarga „Imr n.
5 Wahyu adalah isyarat yang khusus dan cepat dari Allah kepada hambanya tanpa
diketahui hamba yang lainnya, proses penyampaian wahyu terbagi menjadi tiga, pertama, melalui
malaikat jibril, malaikat yang membawa wahyu dengan datang berupa suara lonceng dan suara
yang sangat kuat sehingga mempengaruhi kesadaran sehingga yang mendengar itu, mau tidak mau
harus menerima pengaruh dari wahyu itu sendiri, cara ini adalah cara yang paling berat yang
dialami rasul. Kedua, malaikat menjelma sebagai seseorang laki-laki dalam bentuk manusia
kepada Rasul. Ketiga, tanpa melalui perantara malaikat, seperti melalui mimpi yang benar dalam
tidur. Lihat, Manna‟ Kh lil Al-Qatt n, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, penerjemah Mudzakir (Bogor:
Pustaka Lentera Antar Nusa, 2013), h. 36.
3
“(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”6
Menurut Quraish Sihab dalam tafsirnya al- isb h, kata dzurriyyah
(“keturunan”) pada ayat tersebut tidak hanya mengandung isyarat bahwa mereka
adalah satu keturunan yang berasal dari Nabi dam, tetapi juga mengisyaratkan
bahwa mereka semua menganut dan mengajarkan nilai-nilai yang sama atas dasar
faham ketauhidan, yakni mengesakan Allah yang satu, maka dengan kata lain kata
tersebut tidak bermakna “keturunan” secara kekeluargaan dan darah.7
emilihan Allah terhadap sosok Nabi dam, ini tentunya bukan tanpa
alasan mendasar, karena Nabi dam merupakan tonggak awal mula dari sebuah
sejarah peradaban di muka bumi. Dia dipercaya oleh Allah untuk mewarisi dunia
ini ketika para malaikat melakukan protes kepada Allah, bahwa Nabi dam tidak
pantas untuk mewarisi bumi ini, karena yang ada dalam pandangan malaikat
adalah manusia hanya bisa membuat kerusakan di bumi dan kerjaannya saling
membunuh satu sama lain. Akan tetapi Allah memberikan jawaban lain ke pada
para malaikat, bahwa “Allah mengetahui apa yang tidak malaikat ketahui” Allah
mengabadiakan pristiwa tersebut di dalam surat al-Baqarah/2:30 berikut:
6 QS. Ali „Imran/3: 34.
7 M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an,
cet. 1,vol. 2,(Ciputat: Lentera Hati, t.t.) h. 71.
4
“dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada ara Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."8
Akhirnya Nabi dam tinggal di bumi untuk menjadi pewarisnya, terlepas
dari kasus permasalahannya ketika masih tinggal di Surga, memang Nabi dam
beserta para keturunnanya diciptakan untuk mewarisi dan memakmurkan alam
dunia ini. Dengan adanya sosok Nabi dam sebagai pelopor, maka muncul
sejarah peradaban9 manusia pertama di bumi.
Kemudia episode kedua dari sejarah peradaban manusia dialamatkan
kepada Nabi N h, karena pada masa itu terjadi banjir bandang yang sangat
dahsyat selama hampir 150 hari,10
sehingga menyebabkan terjadinya kepunahan
masal seluruh makhluk yang ada di permukaan bumi kecuali mereka yang taat
kepada Nabi N h untuk ikut berlayar bersamanya.
Nabi N h merupakan sosok yang sangat sentral bagi kaumnya, dia
membuat bahtera besar yang tidak ada tandingannya, yang hanya kepada bahtera
itu seluruh makhluk terselamatkan, tidak ada tempat lain untuk yang dapat
menjamin keselamatan ketika bencana itu datang kecuali bahtera itu. Bahkan
anaknya11 Nabi N h pun ketika diajak untuk ikut berlayar bersama-sama di atas
bahtera itu, ia menolak, dia lebih memilih untuk pergi ke puncak gunung dengan
8 QS. AL-Baqarah/2: 70.
9 Peradaban adalah kemajuan yang dilakukan oleh manusia baik dari segi pemikiran
(“kecerdasan”) atau dari segi karya seni (“kebudayaan”) hal tersebut menyangkut sopan santun,
budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Defiisi diakses pada 10 October 2017 dari
https://kbbi.web.id/adab.
10 Al-Shabuni. “Kenabian dan Para Nabi”, h. 238.
11 Nabi Nuh mempunyai empat anak, Sam, Ham, Yafis dan Kan‟an. maka yang di
maksud anak yang membangkang disini adalah anaknya yang bernama Kan‟an. dia merupakan
orang kafir yang tidak patuh kepada peintah Allah dan rasul-Nya. Lihat Al-Shabuni. “Kenabian
dan Para Nabi”,h. 235.
5
harapan bisa terselamatkan dari bencana itu, akan tetapi apa yang dia harapkan
hanya berbuah kesengsaraan ketika melawan perintah Allah dan membantah
ajakan rasul-Nya.
Nabi N h sebagai seorang ayah, karena bagaimana pun anaknya itu adalah
masih merupakan darah dagingnya, akan ketapi Allah membantah dengan firman-
Nya seraya menenangkan bahwa “anaknya itu bukan merupakan bagian dari
keluarganya, karena dia telah melakukan amalan yang tidak baik”. Lalu apa yang
dimaksud dengan keturunan berdasarkan perspektif al-Qur‟an? jika anak Nabi
Nuh saja dikatakan “dia bukan termasuk bagian dari keluargamu”. eristiwa
tersebut juga diabadikan juga di dalam al-Qur‟an:
“ . dan N h berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku,
Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau
Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.46. Allah
berfirman: "Hai N h, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk keluargamu (yang
dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya12
perbuatan yang
tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu
tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu
agar engkau tidak menjadi orang-orang yang bodoh."13
Nabi N h merupakan juru selamat bagi kaumnya ketika tragedi banjir
yang dahsyat itu melanda. Adapun setelah itu berlalu, maka peradaban umat
manusia selanjutnya dilanjutkan oleh orang-orang yang patuh terhadap Nabi N h,
yang ikut berlayar bersamanya, khususnya ketiga anaknya yang lain: S m, H m
12 Menurut Pendapat sebagian ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan perbuatannya,
ialah permohonan Nabi Nuh a.s. agar anaknya dilepaskan dari bahaya.
13 QS. H d/11: 45-46.
6
dan Yafis. Dari keturunan mereka selanjutnya era baru dimulai. Sam menjadi
tokoh Arab, Ham menjadi tokoh Habsyi dan Yafis menjadi tokoh Rum.14
Sebagai
mana firman Allah:
“dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan
keturunan.”15
eradaban selanjutnya diestafetkan kepada Keluarga Ibr h m, di sini
bukan lagi sosok individu yang mengemban, melainkan Nabi Ibr h m dan
generasi keturunannya sebagai finalis pilihan Allah untuk sampainya ajaran tauhid
ini. Sosok Nabi Ibr h m menjadi figur utama berlangsungnya peradaban dunia
dalam bentuk faham agama, kerena dari benihnya para nabi-nabi berikutnya
terlahir.
Dari garis keturunnanya melalui Hajar, lahirlah Nabi Ism l, yang dari
keturunannya kelak akan melahirkan suku Arab dan lahirlah Nabi Muhammad,
sebagai tokoh pelopor peradaban dalam bentuk agama, yaitu Agama Islam.
Kemudian dari garis keturunannya melalui Sarah, lahirlah Nabi Ish k, yang kelak
akan melahirkan Nabi Ya‟q b, sebagai benih-benih Bangsa Yahudi, dari garis ini
peradaban Bangsa Yahudi dimulai.
Lalu jatuh pada pilihan Allah yang selanjutnya yaitu kepada Keluarga
„Imr n sebagai pilihan yang keempat. Dalam al-Qur‟an sendiri sosok „Imr n tidak
banyak disinggung, bahkan tidak ada satu ayat pun yang berbicara tentang sosok
„Imr n secara pribadi, tetapi dia dan keluarganya dijadikan orang-orang pilihan
oleh Allah, bahkan salah satu surat dalam al-Qur‟an diambil dari nama
14
Al-Shabuni. “Kenabian dan Para Nabi”,h. 236. 15 QS. Al-Saffat/37: 77.
7
keluarganya, “Ali „Imran”. Lalu muncul pertanyaan, apa sebenarnya yang
istimewa dari „Imr n dan keluarganya, sehingga nama keluarganya disejajarkan
dengan hamba-hamba pilihan Alllah yang sebelumnya, Nabi dam, N h dan
Keluarga Nabi Ibr h m yang notabene membawa peradaban besar bagi dunia?
Oleh karena itu rasanya menjadi penting untuk meneliti lebih jauh tentang
sosok „Imr n beserta jajaran anggota keluarganya, sebab hamba yang telah Allah
pilih tentunya bukan Hamba sembarangan, apakah „Imr n dan keluarganya juga
merupakan tokoh pelopor bagi berdirinya sebuah peradaban selanjutnya yang
semenjak awal sudah diestafetkan secara turun temurun dari Nabi dam, Nabi
N h dan kepada Nabi Ibr h m? maka penelitian skripsi ini berusaha untuk
menjawab pertnyaan di atas, dengan mengungkapkan keistimewaan-keistimewaan
yang melekat pada anggota Keluarga„Imr n, serta juga akan menguraikan aspek
sejarah kekeluargaan yang dibuat oleh mereka, dengan judul “Potret Keluarga
„ n”
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
i. Identifikasi Masalah
Selanjutnya untuk memperjelas permasalahan terkait pembahasan
mengenai keluarga „Imr n yang dicantumkan dalam al-Qur‟an, maka penulis
perlu kiranya mengidentifikasikan beberapa permasalah terkait masalah di atas,
diantaranya adalah :
1. Siapakah „Imr n sehingga potretnya dan seluruh keluarganya diabadikan
dalam al-Qur‟an dan disejajarkan bersama pilihan Allah sebelumnya yang
membawa peradaban bagi dunia?
8
2. Amalan apa yang dia kerjakan sehingga seluruh anggota keluarganya
dipilih oleh Allah menjadi keluarga teladan di antara keluarga-keluarga
yang lain di seluruh alam?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka penulis perlu mendatangkan
pertanyaan lanjutan agar memudahkan menjawabnya dengan mengkutip pendapat
para ulama tafsir sebagai mediator untuk sampai kepada jawaban yang bersifat
Qur‟ani serta melengkapinya dengan litelatur sejarah yang terkait.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana gambaran lengkap mengenai kisah
keluarga „Imr n berdasarkan perspektif al-Qur‟an?
ii. Pembatasan Masalah
Secara khusus dan fundamental di sini penulis akan konsen membahas
kisah keluarga „Imr n dengan mengambil seluruh elemen dari keluarga „Imr n
tersebut. pembahasan terkait keluarga „Imr n ini, rupanya al-Qur‟an telah
merekamnya di dalam beberapa surat diantaranya adalah surat: Ali-„Imr n,
Maryam, Al-Anbiya dan surat Al-Sh fat, maka dalam hal ini penulis akan
membatasi seluruh kajiannya ayat-ayat yang terdapat pada surat-surat sebagai
berikut : pertama, surat Ali-Imran : 32-37, kedua, surat Maryam: 16-26, dalam
surat Maryam ini nanti akan dibahas mengenai kehamilan Maryam yang tanpa
sentuhan laki-laki dan kelahiran Nabi Isa A.S. selanjutnya dikutip secara tematik
ayat-ayat yang menggambarkan seluruh anggota keluarga „Imr n. Bagaiman peran
keluarga Imran di sini sebagai sebuah kelanjutan perdaban baru dari peradaban
Bani Israil meskipun bukan faham Yudaisem yang dikanyangkan.
Ada pun secara umum penulis akan menggambarkan juga, potret dari
tokoh-tokoh yang cukup berperan penting dalam membuat peradaban dari tokoh-
9
tokoh yang sebelumnya telah dipilih oleh Allah dalam surat Ali „Imr n: 33,
sebelum terpilihnya keluarga „Imr n, mereka seperti gambaran perjuangan dalam
membuat sejarah peradaban yang dibawa oleh Nabi dam dan Nabi N h secara
personal, karena yang mereka bawa adalah sejarah peradaban manusia di muka
bumi, kemudian dilanjutkan dengan membahas tetang perjuangan Nabi Ibr h m
dan keluarganya dalam membawa peradaban dalam bentuk faham agama.
iii. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan, yaitu: “Bagaimana potret keluarga „Imr n berdasarkan perspektif
al-Qur‟an?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan utama dari penelitian skripsi ini adalah untuk menguraikan dan
menerangkan keutamaan-keutamaan yang melekat pada keluarga „Imr n secara
satu-persatu dari anggota keluarganya, mereka adalah „Imr n, Hannah, Maryam
dan Nabi „Is AS. bagaimana keempat tokoh terbut seluruhnya telah menjadi
pilihan Allah sebagai pelanjut peradaban sebelumnya yang di bawa oleh Nabi
dam, Nabi N h dan Keluarga Ibr h m.
Selain itu secara akademisi penelitian ini dilakukan guna melengkapi
karya-karya sebelumnya yang memaparkan perihal kisah Nabi „Is atau peradaban
Agama Nasrani yang dibawa olehnya, bahwa Nabi „Is sebagai tokoh sentral dari
agama tersebut, tidak bisa dikatakan serta merta berdiri sendiri, akan tetapi ada
para tokoh sebelunya yang sangat luar biasa, seperti Ibu, kakek dan neneknya,
seandainya tanpa mereka tentu sangat sulit peradaban agama Nasrani akan
tercipta.
10
D. Metode Penelitian
Untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di rumusan masalah di atas,
maka penulis menggunakan metode penelitian dalam bentuk kepustakaan atau
(liblary reasearch), yang mana sebagai data primernya itu langsung merujuk pada
kitab al-Qur‟an, dalam hal ini penulis akan mengumpulkan ayat-ayat yang
menceritakan tentang kisah keluarga „Imr n. menggabungkan penafsiran
kontemporer dan modern yang masing-masing dua mufassir dan mengambil
pendapat dan interpretasi mereka terhadap ayat yang berkaitan dengan kisah
keluarga „Imr n sebagai mediator jawaban yang bersifat Qur‟ani. Dalam hal itu
penulis memilih empat tokoh Mufassir, mereka adalah : pertama, Imam Al-T bar
dengan karya tafsirnya yang sangat monumental yaitu J mi‟ al- a n,16
kedua,
Imam Ibn Kats r dengan karya tafsirnya afsir al-Qur‟ n al-„Az m17
, ketiga,
Quraish Sihab dengan karya tafsirnya al-Mishbah, dan keempat, Tafsir
Kementrian Agama Republik Indonesia (KEMENAG RI).
Dipilih tafsir karya Imam Al-T bar sebagai mufassir kontemporer itu
karena hemat penulis hanya pada tafsir beliau terdapat banyak data-data mengenai
berita tentang kisah-kisah zaman dulu, berupa kisah-kisah Isrâiliyyât,18
selain itu
melihat rentang waktu lahirnya beliau dengan nabi Muhammad SAW tidak terlalu
16
Imam Al-T bar yang bermana lengkap Ab Ja‟far Muhammad bin Jar r bin Ya d bin
Kats r bin h lib al-T bari ini lahir pada tahun H, sedangkan Nabi Muhammad wafat pada
tahun 57 H. Rentan waktu antara mereka berdua adalah 166 tahun. Lihat: H.Husnul Hakim IMZI,
Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir; Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir dari Masa Klasik Sampai Masa
Kontemporer (Depok: ELSIQ Press, 2013), h. 5.
17Ibn Kats r nama lengkapnya adalah „Imaduddin Ab al- ida Isma‟il bin „Umar bin
kats r al-Quraisyi al-Busrawi al-Damasyqi. Corak tafsir yang digunakannya adalah corak bi al-
a‟tsur, beliau banyak mencantumkan makna al-Qur‟ n dengan penjelasan mendasar disertai
dengan s a‟ir-s a‟ir Arab dan asb b al-Nuzul dengan redaksi yang mudah dan jelas. Lihat: IMZI,
Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir; Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir dari Masa Klasik Sampai Masa
Kontemporer, h. 119.
18 Israiliyyat adalah cerita atau peristiwa yang dibawa dari sumber Isra'il, lihat
Muhammad Husain ad-Dhahabi, “al-Isra'iliyyat fi al-Tafsir wa al-Hadits” (Damsyik: dar al-Iman,
1979) h. 19
11
jauh. Maka sudah bisa diperkirakan bahwa riwayat yang belum jauh dari sumber
mata airnya itu masih cukup jernih. Dan dipilih kitab tafsir karya Imam Ibn Kats r
Itu kerena di dalam kitabnya juga banyak mencamtumkan kisah-kisah serta al-
asb b al-wur d yang bisa memudahkan penulis untuk mencari dan menggali
informasi seputar kisah keluarga „Imr n. Dua mufassir ini akan mewakili jawaban
Qur‟ani di wilayah timur tengah.
Sedangkan dipilih tafsir Mishbah19
karya Quraish Shihab itu karena di
dalam karya tafsinya yang bercorak Adabi Ijtima‟i agar bisa menjawab seputar
pertanyaan mengenai keluarga, dan dipilih Tafsir Kementrian Agama Repubuplik
Indonesia (KEMENAG RI)20
, itu kerena di dalamnya banyak membahas tentang
penafsiran ayat-ayat tematik yang nantinya akan melengkapi pembahasan ayat-
ayat tentang keluarga „Imr n, selain itu juga kedua mufassir ini mewakili jawaban
yang berwawasan nusantara. Sehingga keempat karya-karya tafsir tersebut cukup
untuk menjabarkan kisah keluarga ‟Imr n yang akurat berdasarkan al-Qur‟ n.
Selain data primer yang telah disebutkan di atas, penulis juga akan
mencantumkan data sekunder sebagai bahan tambahan yang bersifat sebagai
pelengkap untuk membantu melengkapi pemaparan atau jawaban dari
permasalahan yang terdapat pada latar belakang masalah, yaitu semua kajian yang
19 salah satu tujuan M.Quraish Shihab menulis Tafsir al-Misbah yaitu memberikan
langkah yang muda bagi umat islam dalam memahami isi dan kandungan ayat-ayat al-Qur'an
dengan jalan menjelaskan secara rinci tentang pesan-pesan yang dibawa oleh al-Qur'an dan juga
menjelaskan tentang tema-tema yang berkaitan tentang perkembangan kehidupan manusia. Lihat
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur'an, vol:1 (Jakarta: Lentera
Hati, 2004), h: vii
20kementrian agama menulis tafsir tematik berdasarkan pada masukan dan rekomendasi
dari MUKER para ulama' al-Qur'an di Ciloto. pemerintah juga berperan aktif dalam penerbitan
tafsir ini karena mereka (pemerintah) merupakan otoritas tertinggi yang berkewajiban memberikan
perhatian besar atas terciptanya kondisi kehidupan beragama yang rukun dan tentram di Indonesia.
Pembahasan tafsir tematik Kemenag RI juga tidak terlepas dari hiruk pikuk kehidupan beragama
di Indonesia. Lihat Atik Wartini, "Tafsir Tematik Kemenag: Studi al-Qur'an dan Pendidikan Usia
Dini," Maghza vol 1, No 2 (Juli-Desember 2016): h. 2.
12
terkait dengan pembahasan mengenai keluarga dan seputar kisah-kisah dalam al-
Qur‟ n.
Adapun metode pembahasan karya tulis ini dengan menggunakan
pendekatan “analisis tematik” yang mana mendeskrifsikan tafsir yang berkaitan
dengan kisah Imran menurut pandangan Imam al-T bari, Imam Ibn Kats r,
Quraish Sihab dan Tafsir Kemenag RI, kemudian setelah itu penilaian kritik dan
penarikan Konsep Qur‟ani dilakukan analisis tritis terhadap penafsiran dari semua
pandangan mufassir.
E. Tinjauan Pustaka
Sebenarnya kajian yang penulis lakukan ini dalah kajian yang sudah lama
ingin penulis telusuri, karena penulis tergugah dari salah seorang penceramah
yang berbicara mengenai tema “keluarga”, ketika itu penceramah berbicara bahwa
“...jika ingin menginginkan anak yang sholeh harus mencari perempuan yang
sholehah...”21
kemudian penceramah kondang itu memaparkan tentang sekelumit
kisah keluarga Imran, maka oleh karena itu penulis terbesit untuk meneliti secara
mendalam dan mengkaji detail mengenai kisah tentang keluarga „Imr n yang ada
dalam al-Qur‟ n.
Dalam melakukan penelitian ini, pertama penulis mencari sumber-sumber
terkait kajian di atas, yaitu tentang keluarga. Kebetulan penulis ketika kuliah
mengambil mata kuliah PPKI (praktikum penulisan karya tulis ilmiah) ditugaskan
oleh dosen untuk memberikan judul yang akan dikaji kepada dosen, serta setelah
tau judul yang akan dikaji kami di perintahkan untuk mencari bahan bacaan dan
21 Azhad Kholid bin Seff,” elajar dari keluarga Imran,” vidio youtube diakses pada o6
maret 2017 dari https://www.youtube.com/watch?v=0-brSJy75CQ
13
sumber-sumber yang satu tema dengan kajian tersebut. Kemudian dilanjutkan
untuk meresume dan meriview kajian-kajian yang ada tadi.
Berikut ini adalah hasil penulusuran kepustakaan penulis terkait kajian
dengan tema keluarga dan tentang kisah yang ada di dalam al-Qur‟an dengan
beberapa fariabel yang sama:
1. “Antisipasi al-Qur‟ n Terhadap kekerasan dalam Rumah Tangga” skripsi
yang ditulis oleh saudara Kholid Amru pada tahun 2010, didalamnya
menceritakan bahwa dalam kehidupan rumah tangga sering kali ada anggapan
bahwa kekerasan dalam rumah tangga dilakukan dengan tujuan mendidik anggota
dalam rumah tangga agar melakukan norma-norma yang dianggap benar dalam
rumah tangga. Seringkali masalah tersebut masih memicu adanya kerancuan
tentang sejauh mana kekerasan yang dilakukan dalam konteks cara mendidik
dalam rumah tangga. Bahkan sekarang. Jika dilakukan secara berlebihan malah
kemungkinan besar akan terjadi peristiwa-peristiwa yang marak terjadi seperti
pada fenomena zaman sekarang ini, contohnya KDRT (kekerasan dalam rumah
tangga), bunuh diri dan lain sabagainya. Oleh karena itu perlu adanya solusi untuk
memecahkan permasalahan tersebut, salah satunya caranya adalah dengan
merujuk kembali kepada al-Qur‟an, bagaimana wawasan al-Qur‟an dalam
mengantisipasi kekerasan dalam rumah tangga dan aspek-aspek yang terkait
dengannya.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis mengumpulkan data dengan
menggunakan metode library reseach,yaitu dengan mengumpulkan buku atau
tulisan yang berkaitan dengan judul di atas , sebagai data primer penulis merujuk
pada ayat-ayat al-Qur‟an yang membahas tentang kekerasan dalam rumah tangga
14
dengan menggunakan pendekatan tafsir maudû‟i. Adapun sebagai data sekunder
penulis menggunakan buku-buku, kamus artikel, artikel dan makalah-makalah
yang berkaitan. Dari analisis yang dilakukkan oleh kholid amru menyimpulkan
bahwa pernikahan adalah suatu ikatan yang syah sesuai dengan syariat islam,
dimana tujuan dari sebuah pernikahan adalah mementramkan jiwa, mewujudkan
(melestarikan) keturunan, memenuhi kebutuhan biologis dan latihan memikul
tanggung jawab. Motif pemicu utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
ini adalah adanya himpitan prekonomian yang tidak bisa memenuhi kebutuhan
keluarga dan keinginan suami untuk lebih dihargai oleh istri dan keluarga.
Sedangkan faktor kekerasan adalah ego masing-masing pasangan yang sangat
tinggi, dan tidak ada yang mau saling mengalah sehingga munculah pertikaian .
maka solusinya ada pihak yang saling menerima kekurangan antara satu sama lain
agar bisa terwujud keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah.
2. “ Pesan oral alam Kisah Nabi A b AS ( Telaah Terhadap Kitab Al-Ama‟at
Kar a Said Nursi)”, skripsi yang ditulis oleh Muhammad Safiyullah pada tahun
2015, didalamnya membahas bahwa al-Qur‟an memuat banyak kisah inspiratif
yang bisa dijadikan teladan bagi seseorang yang membacanya, memahami dan
meneladani isi kandungannya. Salah satunya adalah kisah Nabi Ayub As. di
dalam al-Qur‟an Nabi Ayub diceritakan ketika mengalami cobaan, dia tetap
bermunajat kepada Allah SWT. meskipun mendapatkan musibah penyakit yang
berkepanjangan dijalaninya dengan kesabaran yang sangat luar biasa. Dalam
penelitian ini difokuskan untuk mengkaji tentang pesan “pesan moral dalam kisah
nabi A ub As. (tela‟ah terhadap kitab al-lama‟at kar a Sa id Nursi) dengan
mengkaji ayat-ayat dalam surat al-Anbiyâ : 83 dan 84, Sad : 41-44, yang terdapat
15
nama Nabi Ayub As. dan ayat-ayat yang masih satu tema pembahasannya.
Mengenai kandungan moral ayat ini yang objeknya bersifat immateri dengan
pelakunya adalah manusia. Nilai moral yang dimaksud dalam karya tulis ini
adalah moral yang benar-benar memiliki nilai yang terdapat pada kisah Nabi
Ayub, maka bagaimanakah pesan moral yang terkandung dalam kisah Nabi Ayub
As?
penggunakan metode penelitian ini, dengan mengumpulkan data yang
terkait dengan kisah Nabi Ayub As, dengan menggunakan u‟jam al-Mufahras lî
al-Fâzi al-Qur‟an al-Karîm dan ayat-ayat yang masih satu tema seputar tentang
Nabi Ayub, Dan data primernya adalah penulis langsung merujuk kepada kitab al-
Lâma‟at karya Sayyid Nursi. Adapun data sekundernya adalah semua litelatur
yang mendukung mengenai topik di atas, dari penelitian tersebut penulis
menyampaikan pesan moral yang terdapat dalam kisan Nabi Ayub adalah
musibah atau ujian keimanan, bukan disebabkan dosa beliau , meskipun begitu
beliau pasrah dengan ketentuan Allah SWT, dan beliau berdoa kepadanya untuk
disesuaikan keinginannya dengan taqdirnya.
Kemudian setelah berjalan peroses penulisan skripsi ini, ada pergeseran
dari apa yang telah penulis tulis sebelumnya dan tentunya atas dasar masukan dan
saran dari dosen pembimbing juga, hingga akhirnya berganti pembahasan dari
yang sebelumnya mengkaji dengan pembahasan “keluarga” bergesar menjadi
pengkajian nilai-nilai yang melekat pada keluarga „Imr n melalui pendekatan
sejarah yang sebagiannya tertuang dalam kitab tafsir, sekaligus juga memaparkan
tentang bagaimana peradaban para leluhur sebelum munculnya keluarga „Imr n.
16
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dalam penulisan skipsi ini, penulis
menyusunnya dalam 4 bab, dimana antara bab satu dengan yang lainnya
merupakan suatu rangkaian yang berhubungan:
Bab satu: Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi: latar belakang
masalah, identifikasi, pembatasan, dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab dua : pada bab ini akan dipaparkan landasan teori singgat mengenai
keluarga dan kisah dalam al-Qur‟ n. Bab ini penjelasannya meliputi pertama,
definisi keluarga, sub babnya adalah pengertian keluarga, keluarga dalam
terminologi bal-Qur‟an. kedua, kisah dalam al-Qur‟ n. Untuk menjelaskan bab ini
penulis pecahkan lagi pembahasannya kedalam sub bab, yaitupengertian kisah,
macam-macam kisah dan tujuan kisah.
Bab tiga :pada bab ini akan dipaparkan keistimewaan keluarga para nabi
dalam al-Qur‟an. Bab ini meliputi penjelasan pertama, arti penting Nabi Adam
bagi semesta alam. Untuk menjelaskan bab ini penulis pecahkan lagi
pembahasannya kedalam sub bab, yaitu keistimewaan penciptaan Nabi Adam,
menjadi khalifah yang turun ke dunia dan anak-anak Nabi Adam serta masa depan
umat manusia. Kedua, keistimewaan Nabi N h bagi kelangsungan hidup makhluk
di Bumi. Pemaparan ini juga dibagi lagi ke dalam beberapa sub bab, yaitu
keluarga N h dalam al-Qur‟an, kerasnya dakwah yang dihadapi oleh Nabi N h,
bahtera Nabi N hdan keselamatan isi bumi. Ketiga, Keluarga Nabi Ibr h m
Pemaparan ini juga dibagi lagi ke dalam beberapa sub bab, yaitu potret keluarga
Nabi Ibr h m, Harapan membangun keluarga salih, para nabi keturunan Nabi
17
Ibr h m Kaum Bani Israel, dengan pemaparan tiga poin, yaitu Bani Israel Hijrah
Ke Mesir, Bani Israel kembali Hijrah ke Syam bersama Nabi M sa dan terakhir
Nabi M sa membawa kembali Bani Israel ke Palestina.
Bab empat: bab ini merupakan inti dari penelitian ini, pemaparan tentang
potret keluarga „Imr n yang dipilih dan diistimewakan oleh Allah di dalam al-
Qur‟an, penjelasannya akan di bagi ke dalam beberapa pokok pembahasan,
pertama, potret keluarga yang terpilih, Pemaparan ini dibagi ke dalam tiga sub
bab yaitu, „Imr n : Seorang pengabdi di Bait al-Maqdis, Hannah bernadzar Untuk
Allah, harapan yang tidak sesuai dengan keinginan hati. Kedua, Nabi akariyy
sebgai wali untuk Maryam ketika „Imr n wafat. Ketiga, potret Maryam,
pembahsan ini berisi, Awal kisah Maryam, Allah memilih Maryam menjadi
wanita suci, Maryam tinggal di Bait al-Maqdis dan menjadi hamba yang tekun
beribadah, Jibril datang menemui Maryam, Maryam Melahirkan dan
mengasingkan diri, Maryam kembali dan melakukan aksi tutup mulut, keutamaan
Maryam. Keempat, Nabi „Is pemaparan ini berisi, Masa pertumbuhan Nabi „Is
dan wahyu pertamanya, beberapa Mu‟ji at Nabi „Is setelah menjadi rasul yang
diantaranya, bisa menguhidupkan orang yang sudah mati, Sam bin N h dan Raja
Bani Israel. Kemudian selanjutnya terkait penyebutan al-Masih pada Nabi „Is ,
pengangkatan Nabi Isa al-Masih dan turunnya kembali pada akhir zaman.
Bab lima: kesimpulan, dalam bab ini akan dipaparkan seluruh kajian atau
penelitian yang merupakan jawaban dari permasalahan yang terdapat pada latar
belakang masalah, dan juga akan dilanjutkan kepada permohonan saran-saran dan
penutup sebagai masukan dari para pembaca untuk melengkapi hasil dari
penelitian dari karya yang cukup terbatas ini.
18
BAB II
TEORI KELUARGA DAN KISAH DALAM Al-Q N
A. Definisi Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Kata keluarga dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti
“...Ibu, bapak Dengan anak-anaknya...”1 adapun definiisi keluarga secara
terminologi menurut Ismail Widjaja adalah suatu bentuk ikatan yang syah antara
laki-laki dan perempuan melalui ikatan perkawinan, dari ikatan perkawinan
tersebut kemudian melahirkan generasi penerus yang baru yang disebut sebagai
anak dan secara hukum menjadi tanggung jawab suami dan istri atau ayah dan ibu
yang membina dan mendidik mereka.2
Dalam buku Sri Lestari yang berjudul Psikologi Keluarga, dia mengkutip
pendapat salah seorang akademisi barat Fetzpatrick dalam mendefiniskan makna
keluarga, bahwa menurutnya definisi keluarga terbagi ke dalam tiga sudut
pandang yaitu keluarga berdasarka definisi Struktural, Fungsional dan
Transaksional.
Pertama, Definisi struktural adalah keluarga didefinisikan
berdasarkan kehadiran atau ketidak hadiran anggota keluarga, seperti
orang tua, anak dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa
yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul
pengertian tentang keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga
sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan
keluarga batih (extended family).
Kedua, Definisi fungsional adalah keluarga yang didefinisikan
dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi
psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada
1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” Cet. 3
(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 667.
2 Ismail Widjaja, “Panduan Keluarga Berencana Mandiri,” ( Jakarta: PT. Falwa Afrika,
1987), h. 125.
19
anak, dukungan emosi dan meteri dan pemenuhan peran-peran tertentu.
definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.
Ketiga, Definisi transaksional adalah keluarga didefinisikan
sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui prilaku-
prilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family
identity), berupa ikatan emosi, pengelaman historis, maupun cita-cita mesa
depan. definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluaga melaksanakan
fungsinya.3
Dalam skripsi yang di tulis oleh Rita Hardianti didalamnya mengutip
pendapat Ki Hajar Dewantara terkait pengertian keluarga yang didasarkan dari
bahasa jawa, bahwa kata keluarga berasal dari kata “kawula”dan “warga” yang
memiliki arti “hamba” dan “anggota”. Secara istilah kedua kata tersebut
bermakna, bahwa keluarga merupakan anggota hamba atau warga saya. Artinya
setiap anggota dari kawula merasa sebagai kesatuan yang utuh sebagai bagian dari
dirinya dan dirinya juga merupakan bagian dari warga yang lain secara
keseluruhan.4
Keluarga merupakan satu kesatuan terkecil yang dilakukan antara laki-laki
dan perempuan yang mana mereka sebagai makhluk sosial. Hal ini didasarkan
atas kenyataan bahwa keluarga merupakan satuan kekerabatan yang bertempat
tinggal dan dilandasi oleh adanya kerjasama ekonomi, mempunyai pungsi untuk
berkembang biak, mensosialisasikan atau mendidik anak, menolong serta
melindungi yang lemah, khususnya merawat orang tua yang sudah jompo. Hal
tersebut dipaparkan menurut ahli Antropologi terkait definisi makna keluarga
yang dikutip oleh Wahyu di dalam bukunya yang berjudul Ilmu Sosial Dasar.5
3 Sri Lestari, "Psikologi Keluarga: penanaman Nilai dan PenangananKonflik Dalam
Keluarga," ( T.tp.: Sri Lestari, 2012), hal. 5.
4 Rita Hardianti, “Konsep Keluarga dan Kebebasan Beragama Dalam Masyarakat
Madrais,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negri Jakarta,2017), h. 19.
5 Wahyu MS, Ilmu Sosial Dasar (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 57.
20
2. Keluarga Dalam Terminologi Al-Qur an
Pada pembahasan ini akan dipaparkan mengenai pembahasan keluarga di
dalam Al-Qur‟an, kata keluarga yang termuat di dalam al-Qur‟an berdasarkan
penelusuran yang penulis lakukan ada empat, pertama al-Qur‟an memuatnya
dengan kata أهل, kedua, dengan kata قربى, ketiga dengan kata رهط, keempat dengan
menggunakan kata عشيرة, Terkait semua term keluarga yang dibahasakan oleh al-
Qur‟an dengan beragam variasi kata, maka pada pembahasan berikut ini penulis
akan membedakan secara spesifik dari keempat kata tersebut, perbedaan dari
keempat kata tersebut akan dibahas sebagai berikut:
1. Kata keluarga dengan menggunakan term Ahlun (أهل) beserta
r a n a a a a -Qur n.
Pada pembahasan kata Ahlun ini, penulis ingin memulainya dengan dari
kata Alu (ال) sebagai derifasinya. Mengenai kata Alu (ال) para ulama berbeda
pendapat, hal ini selaras dengan apa yang dituliskan oleh Imam al-Qur‟thubi
dalam kitab tafsirnya bahwa, menurut Al-Nuhas asal kata Alu (ال) itu berasal dari
kata Ahlun (أهل) , lalu huruf Ha dalam kata tersebut diganti menjadi huruf Alif
yang sudah membuang huruf Ha ini, apabila dirubah (أل) adapun kata Alu .(اليف)
kedalam bentuk Tasghir (kata yang mengandung makna pengecilan terhadap
sesuatu) maka huruf Ha tersebut harus di kembalikan kepada asalnya, sehingga
harus kata Ahlun (أهل) tadi apa bila telah di Tasghir menjadi “Uhailun”(أهيل).
Selain itu Imam Al-Mahdawi juga berpendapat bahwa asalnya adalah
“Aulun” (أول). Namun menurut suatu pendapat, asalnya adalah “Ahlun” (أهل), lalu
huruf Ha diganti menjadi menjadi huruf Hamzah, maka jadilah Alu, kemudian
21
apabila dijamak menjadi “Al n” (ألون) dan bentuk tasghirnya adalah "Uwailun"
.(أويل)
Menurut al-Raghib kata keluarga yang disebutkan dalam al-Qur'an dengan
menggunakan kata "Ahlun" (أهل) itu maksudnya adalah keluarga yang senasab dan
yang satu keturunan, mereka tinggal dan berkumpul dalam satu tempat tinggal.
2. Kata Keluarga dengan menggunakan term Rohtun (رهط) dalam al-
Qur an
Kata Rohtun diulangi dalam al-Qur‟an sebannyak dua kali dalam surat
yang sama, yaitu surat Hud ayat 91 dan 92.
“Mereka berkata: "Hai Syu'aib, Kami tidak banyak mengerti
tentang apa yang kamu katakan itu dan Sesungguhnya Kami benar-benar
melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena
keluargamu tentulah Kami telah merajam kamu, sedang kamupun
bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."
“Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, Apakah keluargaku lebih
terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu
jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya
(pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan."
Kata Rahtun memiliki arti keluarga berdasarkan pada makna al-Qur‟an
surah Hud ayau 91-92, namun menurut Quraish Shihab kata tersebut memiliki arti
pada mulanya adalah “kekuatan”. Dan makna kata ini berkembang sehingga
22
memiliki arti sekelompok orang yang beranggotakan tiga sampai sembilan atau
sepuluh orang atau bisa disebut juga keluarga.6
Selaras juga dengan apa yang di paparakan Ibn Manzur dalam kaitannya
yaitu membahasa tentang makna kata “Rahtun” yang berarti kumpulan laki-laki
yang berjumlah tiga sampai sepuluh orang tanpa adanya seorang wanita.7 Atau
ada juga yang mengatakan bilangannya antara tiga sampai tujuh orang,
sebagaimana pemaparan redaksi dalam al-Qur‟an :
“Dan adalah di kota itu8 sembilan orang laki-laki yang membuat
kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.”9
Pandangan tersebut juga dicantumkan oleh Imam Zamakhsyari di dalam
kitab tafsirnya I‟r al- ur‟ n al-Kar m dengan memaparkan pendapat Sayyid
Murtadho al-Husaini dalam kitabnya j al-„Ar s min aw hir al- mus.10
Namun selain itu, pendangan yang lain terkait makna kata ini disampaikan oleh
al-Biq ‟ bahwa maknanya adalah kerabat-kerabat yang paling terdekat.11
Dari pemaparan para ahli tahsir dan ahli tata bahasa di atas sebenarnya
tidak ada pertentangan, karena kedua-duanya bisa disatukan definisinya menjadi
satu, bahwa kata Rohtun yang di tunjukan dalam al-Qur‟an memiliki makna
6 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,
vol. 6 (Ciputat: Lentera Hati, T.th), hal. 323.
7 bi adl Jam l al-dd n Muhammad bin Makrim Ibn Manzur al-Misri, Lisan al-„Ara ,
vol. Libanon, D r S dir: M , h. .
8 Menurut ahli tafsir yang dimaksud dengan kota ini ialah kota kaum Tsamud Yaitu kota
Al Hijr.
9 QS. Al-Naml (27): 48.
10 Muhyiyu al-D n al-Darw sy, I‟r u al- ur‟an al-Kar m wa Ba nuhu, vol. 12
Damasyqi: D r Ibn Kats r, , h. 471.
11 Burh nu al-D n bin b al-Hasan Ibr h m bin „ mr al-Biq ‟ , Nazmu al- urar f
tan su i al-A ti wa al-Suwar, vol.3 Lebanon: D r Kutub al-„Ilmiyah, , h. 570.
23
“kumpulan kerabat terdekat yang terdiri dari tiga sampai tujuh atau sepuluh orang
yang semuanya laki-laki tanpa ada wanita seorang pun”.
3. Kata Keluarga dengan menggunakan term u (قربى) dan n
dalam al-Qur an (أقربون)
Dalam pembahasan ini, penulis menjadikan dan mendefinisikan sama
antara kata Qurba dan kata A ra n karena memang kedua kata tersebut berasal
dari akar kata yang sama, yaitu Qaraba Yaqrabu ( يقرب -قرب ).
Kata ur dalam al-Qur‟ n tersebar ke dalam ayat dalam surat
yang berbeda. Berikut datanya : al-Baqarah : , al-Nisa : , al-
Maidah : al- nfal : al-Taubah : al-Nahl : al-Isra :
al-N r : al-R m : f tir : al-Sh fat : al-Hasyh/59: 7.12
Kata tersebut menurut Imam Al-Qurthubi bermakna kerabat terdekat, yang
mana dianjurkan untuk sering bersilaturahmi atau berbuat baik kepada mereka,
karenanya kata tersebut sering bergandengan dengan perintah berbuat baik kepada
kedua orang tua,13
penafsiran kata di atas juga diperkuat dengan pandangan
Quraish Shibah dalam kitab tafsirnya, sebagai mana firman Allah dala Al-Qur‟an:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
12 Ibn Mus l-hasani al-Maqdisy, Fathur al-Rahman li T la i t al- ur‟ n (Libanon:
D r Kotob al-Ilmiyyah, 2012), h. 593.
13 Muhammad ibn hmad Syams al-D n Al-Qurtubi,. Al- mi‟ li Ahk m al- ur‟ n.
penerjemah Dudi Rasyadi, dkk., vol. 2 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 33. Lihat juga Quraish
Shihab, Tafsir Misbah, vol. 1, hal. 83.
24
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil14
dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.”15
Ada pun menurut Ibn Mandzur, kata ur berarti seseorang yang
mempunyai ikatan dekat secara nasab dan ikatan kasih sayang. Dalam istilah arab
sering memakainya dengan sebutan “Bani”, contohnya: menyebut mereka dengan
panggilan, “wahai Bani bdul Muthollib, atau Bani Hasyim, atau Bani bdil
manaf, atau Bani bbas” dan yang lainnya.16
Lalu berlanjut pada makna kata keluarga dengan menggunakan term al-
Aqrabun, terletak pada surat al-Nisa/04 dalam nomor ayat yang berbeda, pertama
dicantumkan dalam ayat 7, yang mana ayat tersebut menceritakan tentang
pembagian harta waris dan pada ayat 33 yang mana menceritakan hal yang sama
juga. Maka sebagai mana yang di paparkan al-Biq ‟ dalam kitab tafsirnya bahwa
kata keluarga yang dimaksud adalah kerabat yang dengannya menyebabkan
terjadinya atau pemberian hukum waris.17
4. Kata Keluarga dengan menggunakan term ‘ syi tun (عشيرة) dalam
al-Qur an
Untuk mengatahui makna kata keluarga dengan menggunakan term yang
satu ini, penulis mendasarinya dengan merujuk pada ayat al-Qur‟an surat at-
taubah ayat 24:
14
Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan
bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
15 QS. Al-Baqarah/02: 177.
16 Ibn Manzur al-Misri, Lisan al-„Ara , vol. 1, h. 665.
17 Burh nu al-D n bin b al-Hasan Ibr h m bin „ mr al-Biq ‟ , Nazmu al- urar f
tan su i al-A ti wa al-Suwar, vol. 2 Lebanon: D r Kutub al-„Ilmiyah, , h. 218.
25
"Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-
isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan
nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
Kara “A siratun” dalam ayat ini menunjuk pada makna keluarga dalam
Bahasa Indonesia, perbedaannya term ini dengan term yang lain adalah bahwa
menurut Ibn Mandzur dalam kitabnya kata ini lebih merujuk pada makna keluarga
secara kabilah-kabilah tertentu, contohnya seperti “kabilah Bani Tamim atau Bani
Umar”.
Namun jika kata Asyiratun tersebut digabung dengan kata yang lain, dia
bisa memiliki arti kata yang berbeda, seperti contohnya apabila dikatakan Asyirah
al-Rajul maka berarti menunjuk kepada anak dari laki-laki tersebut atau
keturunannya. Namun apabila digabung dengan kata Imraatun, seperti Imraah al-
rajul maka makna kata tersebut adalah suami si perempuat tersebut, demikian
yang dipaparkan Ibn Mandzur dalam kitabnya.18
B. Kisah Dalam Al-Qur an
1. Pengertian Kisah
18 Ibn Manzur al-Misri, Lisan al-„Ara , vol. 4, h. 574
26
Kata kisah berasal dari bahasa Arab “ issatun” yang jamaknya adalah
“ is s.” maknanya sangat beragam para ulama mengartikannya. Pertama, Ibn
Manzur dalam kitabnya yang terkenal, isan al-„Ar b mengartikan kata tersebut
dengan “kalimat dari perkataan yang jelas atau penjelasan” sebabagai mana
irman llah dalam al-Qur‟ n.
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum
(kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum
mengetahui.”19
kata “ asas” dalam ayat tersebut bermakna penjelasan, maka “Kami telah
menjelaskan kepadamu (Muhammad) sebaik-baiknya penjelasan”20
Sedangkan menurut Muhammad bin Shalih al-„Utsimin kisah secara
bahasa bermakna “mengikuti jejak”. Secara istilah adalah berita-berita dari
peristiwa yang memiliki fase antara satu bagian dengan bagian yang lain.21
Adapun Lafal “kisah” menurut Muhammad Ismail Ibrahim adalah berasal
dari Bahasa Arab qasasa (قصض) yang memiliki arti jamaknya adalah qis sun
sebagai mana dikutip oleh Nashruddin Baidan dalam bukunya bahwa kata (قصاص)
“kisah” memiliki arti hikayat dalam bentuk kisah yang sangat panjang.22 dapun
pendapat Mann ‟ al-Qattan terkait kata ini adalah “menelusuri jejak” sebagaimana
tersebut dalam surat al-Kahfi: 64.
19 QS. Yusuf/12 : 3.
20 Ibn Manzur al-Misri, Lisan al-„Ara , vol. 7 ( Libanon, D r S dir: 1414 M), h. 73.
21 Definisi kisah menurut Syaikh al-„Usaimin secara bahasa selaras juga dengan apa yang
dicantumkan oleh Ibn Manzur dalam kitabnya bahwa kisah adalah “mengikuti jejak”. Lihat. Ibn
Manzur
22 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h.
223.
27
“Musa berkata: "Itulah tempat yang kita cari". lalu keduanya
kembali, mengikuti jejak mereka semula.”23
Maksnanya adalah “...maka keduanya kembali lagi menelusuri jejak mereka...”,
dan di Surat al-Qasas “...dan Ibu Nabi Musa berkata kepada kakak perempuannya
(Musa), Ikutilah adikmu (yang ada dalam kotak perempuan itu,sampai kamu
melihat siapa yang mengambilnya)...”24
Walaupun pada akhirnya kedua definisi tersebut terkesan ada perbedaan,
namun sejatinya tidak semua definisi yang telah penulis cantumkan di atas
bertentangan makna justru sebaliknya, akan semakin menguatkan definisinya
tersebut jika diperhatikan. Penggabungan maknanya adalah penjabaran kisah
sejatinya harus dipaparkan bertahap dan beruntun sebagaiman seseorang yang
akan menelusuri jejak, dan pemaparannya harus dijelaskan dengan orang yang
telah mengetahui fakta yang sebenannya atau menyaksikan sendiri peristiwanya
sebagai mana Ibu Nabi Musa yang berkata kepada kakanya untuk melihat dan
memperhatikan siapa yang nantinya akan mengambil peti tersebut”.
2. Macam-macam Kisah
Ada tiga macam kisah :
Pertama, kisah tentang para Nabi dan rasul serta hal-hal yang terjadi pada
mereka bersama orang beriman dan orang kafir. Pada umumnya kisah pada
kategori pertama ini berisi antara lain berisi dakwah terhadap kaum mereka,
mukjizat sebagai bukti kerasulan untuk mendukung risalah kebenaran mereka,
23 QS. Al-Kahfi/18 : 64.
24 QS. Al-Qasas/28 : 11.
28
sikap orang-orang yang menentang mereka, proses perjalanan dakwah, dan
kesudahan orang-orang mu‟min dan para pendurhaka. Hal ini dapat ditemukan
pada kisah-kisah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammad dan para nabi
yang lainnya.
Kedua, kisah tetang peristiwa yang terjadi pada masa lampau, akan tetapi
yang dikisahkan bukanlah merupakan para nabi melainkan kisah pribadi dan
kelompok orang yang mana didalamnya terdapat ibrah atau hikmah. Allah
mencantumkan kisah tentang mereka seperti kisah Maryam, Luqman, kisah orang
yang melewati perkampungan yang temboknya roboh menutupi atapnya,
Dzulkarnain, Qarun, shabul kahfi, shabul f l, ashabul Ukhdud, dan yang
lainnya.
Ketiga, Kisah tentang berbagai peristiwa dan kaum di zaman nabi, seperti
kisah perang Badar, perang ukhdud, perang ahzab, perang Hunain, isra dan mi‟raj
nabi dan juga kisah mengenai bani Quraidhah, Bani Nazir, Zaid bin Haritsah, Abu
lahab dan lain sebagainya.25
Jika diperhatikan ketiga macam kategori kisah yang terdapat dalam al-
Qur‟an itu maka nampak jelas semuanya memberikan pelajaran, memanggil umat
kejalan yang benar agar mereka bahagia hidup di dunia dan selamat di kehidupan
akhirat.26
3. Tujuan Kisah
Tujuan adanya kisah di dalam al-Qur‟an adalah jelas pertama, dia sebagai
mediator yang paling disukai oleh semua kalangan untuk sampai kepada hati
25 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-„Usaimin, Ushulun Fit Tafsir; Pengantar dan Dasar-
dasar Menpelajari Ilmu Tafsir (Sukoharjo: Al-Qolam, 2014), h.100
26 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h.
230.
29
setiap manusia baik itu dari kalangan anak kecil atau pun orang yang sudah tua,
manun sering kali banyak orang yang sering lupa bahwa alqur‟an bukanlah hanya
memuat kisah yang sekedar kisah, lebih dari itu pengkisahan kisah dalam al-
Qur‟an mempunyai tujuan yang ganda, yang mana bukan hanya untuk menghibur
sebagaimana kisah-kisah yang lain tapi juga untuk memberikan pengajaran atau
hidayah kepada orang yang membacanya.
Selain itu al-B th juga mengungkapkan terkait tujuan adanya kisah di
dalam al-Qur‟an sebagaimana yang dikutip oleh Nasaruddin Baidan bahwa tujuan
dari pengkisahan kisah dalam al-Qur‟an itu ada dua. Pertama, tujuan pokok /
primer (“Ghardun As si un”) yaitu menyeru atau menunjuki kepada jalan yang
benar agar para pembacanya mendapatkan kebahagian di dunia dan keselamatan
di akhirat.
Kedua, tujuan skunder (“Ghardun Far‟i un”) adalah bertujuan untuk
menetapkan bahwa Nabi Muhammad benar-benar nerima wahyu dari Allah dan
bukan berasal dari orang-orang Ahli Kitab seperti orang Yahudi dan Nasrani,
karen Nabi Muhammad terkenal sebagai orang yang tidak bisa membaca dan
menulis (“ummi un”).
30
BAB III
Keistimewaan Keluarga Para Nabi dalam Al-Qur’an
Pembahasan pada bab ini berkaitan dengan keutamaan status para nabi.
Namun, tidak semua keutamaan keluarga para nabi dijelaskan dalam bab ini.
Sebagai sebuah kajian pendahuluan yang menjadi dasar bagi diberikannya status
keutamaan keluarga „I n, maka ba
N N h N
I m bagi semesta alam, yang merupakan titik sentral dari surat ali „I n ayat
33. Karena tidak bisa dipungkiri dan tanpa mendiskreditkan para nabi yang lain,
bahwa keempat rentetan para nabi yang telah Allah pilih pada ayat ini adalah
merupakan simpul-simpul utama bagi silsilah yang mengalirkan darah turunan
dari nabi yang satu ke nabi yang lain, hingga sampai kepada nabi akhir jaman,
Nabi Muhammad SAW.
A. r n n dam Bagi Semesta
Sosok
T dam maka mustahil kita hidup di permukaan
bumi ini. Dia menjadi manusia yang harus membuktikan kepada para malaikat
yang ketika itu memprotes kepada Allah atas status “khal al-arḍ”
(“K f ”) yang disandangkan kepadanya. Bahkan, Iblis menolak untuk
bersujud memberikan penghormatan kepadanya karena merasa paling sempurna.1
1 K N dam sebagai bapak dari seluruh manusia telah terekam dalam
al-Qur‟ rah: Al-Baqarah/2: 30.
“ T f P M : "S
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Selain
itu terdapat juga di surat yang lain, yaitu surat al-Hijr, ayat: 28-29 “ ( ),
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang
31
Para malaikat seakan merasa kecewa atas kehendak Allah untuk
dam dan menganugrahkannya dengan pangkat tertinggi ”
di muka bumi, karena menurut pandangan para malaikat sebelumnya telah ada
contoh yang real makhluk di muka bumi yang kerjaannya hanya membuat
kerusakan saja, menimbulkan perpecahan saja di antara kelompoknya, mereka
adalah al-Hinn dan al-Binn.2
-I I K r dalam
kitabnya, dia mengatakan bahwa:
“ -Hinn dan Al-Binn itu telah hidup di dunia selama dua ribu
tahun sebelum Adam di utus untuk menjadi Kalifah di atas bumi, dan
mereka saling membunuh satu sama lain antar kelompoknya, maka Allah
mengutus sejumlah bala tentara dari golongan para malaikat ke bumi untuk
mengusir mereka ke pulau terpenc ”3
Dan ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa malaikat itu telah
membaca perjalanan hidup manusia di langit-langit Arsy lauhu al- dz yang
kerjaannya lebih banyak merusak di atas permukaan bumi Allah, bukan malah
memakmurkannya dan menciptakan kedamaian di atas dunia. Demi kepentinagan
peribadi atau kelompok-kelompok tertentu mereka lebih mengutamakan merusak
ciptaan Allah dan tidak sedikit juga yang membunuh sesamanya dengan
melakukan peperangan.4
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, 29. Maka
apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-
Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
2Al-Hinn dan Al-Binn adalah sekelompok bangsa jin yang tinggal di muka bumi, mereka
saling berperang antara satu dengan yang lainnya, menumpahkan darah antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lainnya, atau ada juga yang berpendapat, bahwa mereka adalah makluk
yang tercipta dari sesosok jin dan manusia. Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah,
Penerjemah Dudi Rosyadi( Jakarta Timur :Pustaka Al-Kautsar, 2017) Cet. Kesembilan, h. 24.
3 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 25.
4S S „I -Hilali, Kisah Shahih Para Nabi. Penerjemah Abdul
Ghoffar(Kuwait: Muassasah Ghiras li N w T z ‟,2002), v. 1, h. 42.
32
Oleh karena itu, tidak salah malaikat mengajukan gugatan pemprotesan
kepada Allah atas kehendak-Nya yang akan membuat khalifah baru di bumi,
mereka melihat fakta-fakta sebelumnya saja sudah jelas, manusia karjaannya
hanya merusak. Para Malaikat juga masih tidak faham, apa tujuan Allah atas
pencipt dam, kemudian malaikat diperintahkan untuk sujud penghormatan
kepadanya, seakan mereka berkata “
dan pengagungan atas-Mu ya Allah, maka apa kurangnya kami yang setiap hari
selama siang dan malam selalu bertasbih mengagung-agungkan asmaMu, selalu
‟ pun
perintah-M , E ?”
Lalu Allah pun segera menepis tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh
para malaikat itu, sebagai mana kisah yang dipaparkan di dalam al-Q ‟ ,
dalam surat al-baqarah/2 ayat 33, Bahwa Allah mengetahui atas apa yang tidak
mereka ketahui.5 Allah lebih mengetahui kemaslahatan yang akan terjadi setelah
di ciptakannya manusia karena dia berbeda dengan makluk sebelumnya, Makluk
yang sekarang di ciptakan, ada diantaranya yang menjadi para nabi, para rasul,
para u dan para orang-orang yang Shaleh.6
1. Keis aan n aan a dam
5 Allah berfirman:
"Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku
katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui
apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
6 -H Kis i P r N bi”, h. 23.
33
N dam diciptakan oleh Allah dengan empat keistimewaan, menurut „
„ -S I I K r dalam kitab tafsirnya,
p f S rat al-Baqarah/2: 34.
“D ( ) K f P M : "S 7
dam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia Termasuk golongan orang-o f ”
M dam seting-
tingginya, pertama dam dengan tangan-Nya sendiri, kedua
setelah menciptakannya Allah meniupkan langsung sebagian Ruh-Nya kepada
dam, sebagaimana firmannya.“...Maka apabila aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud....”8 Kemudian yang ketiga, Allah
memerintahkan malaikat untuk bersujud kepadanya, seperti ayat surat al-Baqarah
yang telah penulis cantumkan di awal pembahasan bab ini, dan terakhir keempat
dam tentang nama-nama
dari segala sesuatu yang mana malaikat tidak mampu pengetahui itu, sebagai
mana Firmannya:
“ D N -nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar!"9
Dari keempat keriteria , dam menjadi termasuk makhluk Allah
yang teristimewa di antara makhluk-makhluk Allah yang lain berdasarkan dari
7 Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada
Allah.
8 QS. Al-Hijr/15 : 29
9 QS Al-Baqarah/2 : 31
34
segi penciptaannya, karena hanya kepadanya keempat keistimewaan itu
diberikan.10
2. Menjadi fah Yang Turun ke Bumi
Peristiwa I N
, N dam telah berhasil memamerkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya ketika malaikat membanggakan ketaatan ibadahnya kepada Allah,
serta pengumuman informasi bahwa N am akan menjadi fah di muka
bumi, itu semua sudah merupakan masterplan Allah. Artinya membangkang atau
I , N dam akan tetap suatu saat akan turun ke bumi
sebagai fah yang akan memakmurkan alam bumi.
Dari perintah Allah kepada pada para malaikat termasuk Iblis untuk
N dam, ini menandakan bahwa seakan Allah telah tau
bahwa Iblislah yang nantinya akan membantah dan menentang ketika
diperintahkan bersujud. Sehinga memang Iblislah yang pantas untuk menjadi
musuh bagi Nabi dam dan anak cucunya hingga hari kiamat tiba.
Kemudian peris w N dam dan istrinya yang terbujuk oleh
Iblis, karena telah melanggar perintah Allah untuk tidak memakan satu buah yang
ada di dalam surga11
, ini juga seakan sudah merupakan master plan-Nya Allah
N dam, sehingga oleh sebab itu N
M , N ,
tidak terbujuk rayuan istrinya untuk mendekati pohon terlarang itu, kelak Pasti
N dam ke dunia untuk menjadi K fah tapi dengan
konteks yang berbeda. Di sini seakan Allah menaruh pelajaran dan hikmah bahwa
10Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kenabian dan Para Nabi, Penerjemah Arifin Jamian
Maun(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993), cet. 1, h. 54.
11 Buah Khuldi
35
Nabi H w
, N dam dan anak cucunya faham dan
mengerti bawa surgalah tempat asal untuk mereka dan tidak pantas bangga dan
sombong ketika semasa di dunia, sehingga kelak nanti ketika sudah diturunkan di
dunia pun menjadi fah, N dam dan anak cucunya tidak lagi melanggar
terhadap apa yang Allah telah larang. Oleh karena itu jika ada di antara anak
cucunya yang melanggar lagi perintah Allah ketika hidup di dunia, maka
bersiaplah untuk diturunkan lagi ketempat yang lebih buruk dan hina dari pada
alam dunia ini, yaitu neraka dan apabila anak cucunya patuh kepada-Nya dan
berhasil melewati sederet ujian yang telah disiapkan-Nya, maka bergembiralah
karena akan kembali ketempat asalnya yang penuh dengan kenikmatan, yaitu
surga.
na - na dam dan Masa Depan Umat Manusia
J ‟f J r Al-T dalam kitab t r kh- w
w , w N dam dan Hawa melahirkan 40
anak dari 20 kelahiran. Atsar o I I q dengan sanad
yang sama.12
Tidak hanya I J r Al-T , I K r
N dam ini dalam
kitab Qasas - bi -nya, bahwa Hawa selama masa hidupnya merasakan 120
kelahiran. Pada setiap kelahirannya memiliki dua anak kembar, satu orang putra
da o , Q I ,
-M -M N dam
12al-T , r al-T b r r - s - u (Mesir: Daral-Ma'arif, T.th),
h. 566.
36
sempat merasakan hudup bersama anak, cucu, cicit dan seterusnya hingga
berjumlah 40.000 orang.13
Kemud - N o
semakin banyak dan menyebar ke seluruh penjuru bumi, seluruh manusia
N f
-Q ‟ n:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya14
Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain15
, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”16
Dalam ayat lain juga Allah berfirman :
“189 D
Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia
merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya
(suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya
jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami termasuk orang-orang
yang bersyukur."17
Firman Allah yang telah penulis cantumkan di atas tidak hanya membahas
terkait Nabi dam dan Hawa saja, tap
, N dam seluruh manusia
tersambung ikatan darah.
13 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, Penerjemah Dudi Rosyadi( Jakarta
Timur :Pustaka Al-Kautsar, 2017), cet.9, h. 85.
14 Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk)
Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang
menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa y dam a.s.
diciptakan.
15
Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya
kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya
atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
16 QS -N /4: 1.
17 QS -„ f /7: 189.
37
B. Keistimewaan Nabi h Bagi Kelangsungan Makhluk Hidup di Bumi
Pada sub bab ini akan dipaparkan sekilas N N h
o o w o N
dam, bagaimana kehidupan di bumi berlanjut dalam versi yang kedua, setelah
punahnya seluruh makhluk di bumi kecuali mereka yang patuh dan taat pada
ajakannya. Sehingga kemudian bermula dari mereka dan berlanjut pada keturunan
mereka kehidupan di bumi ini dilanjutkan.
1. Keluarga Nabi h a a -Qur’ n
“ S K N , M
tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka
ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang z ”18
N N h L M H
N I d bin Mah K nas bin Seth bin Adam,
yaitu Bapak menusia.19
Imam Al-Kisai berkata “ N N N h
-G ff ” D N h, menurut suatu
pendapat, adalah karena ia melihat anjing yang mempunyai empat mata. Lalu nabi
Nuh mengatakan: “ ”20
T N N h:
“W hai Abdul Ghaffar, engkau menghina ukiran ataukah yang
mengukir? Jika hinaan itu kau tunjukan pada ukiran, maka jelas memang
demikian adanya. Namun jika itu ditunjukan kepadaku maka aku enggan
18 QS - t/29: 14.
19 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 99.
20 I J -D n Abdul al-Rahman bin Abi Bakar al-Suyuti, - i ri
is s N i i -Salam, h. 2.
38
memilih menjadi anjing. Dan jika hinaan itu engkau tunjukan kepada sang
pengukir maka sungguh hinaan itu tidak layak, karena Dia maka
D ”21
Oleh - al-G ff r pun terus menangis,
menangisi kesalahan dan dosanya. Karena seringnya menangis maka
dinamakanlah di “N h” (“menangis”).22
N N h 126 w f N dam, pendapat ini
sebagai mana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan ulama lainnya. Sedangkan
menurut sejarah yang diyakini oleh Ahli Kitab terdahulu, jarak antara kelahiran
N N h W f N dam adalah 146 tahun.23
Jeda antara kenabian mereka adalah sepuluh kurun, sebagaimana
diriwayatkan oleh Al-H fiz H I H n dalam kitab shahihnya,
dari Muawwiyah bin Sallam, dari kakaknya Zaid bin Sallam, dari Abu Sallam,
Dari Abu Ummah, ia berkata, “ o -laki bertanya kepada Nabi, “W
Rasulullah apakah dulu dam juga o N ?” Beliau menjawab, “ ,
w ” Laki-laki itu bertanya lagi, “ erapa
N h?” N w , “ .24”
Maka apabila kurun yang dimaksud oleh para prowi di atas adalah seratus
tahun, yang disamakan dengan satu abad, maka tentu saja jarak yang didapati
secara matematis adalah seribu tahun. Pendapat ini lebih bisa diterima akal,
- N N h,
w , I I K
21al-Suyuti, - i ri is s N i i -Salam, h. 3.
22al-Suyuti, - i ri is s N i i -Salam, h. 4.
23al-To , r -T b r r - s - u (Mesir: Daral-Ma'arif, T.th),
h. 344.
24 Dalam Bahasa indonesia Kurun berarti Abad.
39
N N N h adalah ribuan tahun, lebih dari hanya sekedar seribu
tahun saja.25
S N N h ketika dia diutus
oleh Allah untuk menjadi seorang Rasul. Para ulama berbeda pendapat tentang hal
, N N h berusia lima puluh tahun, ada
mengatakatan 350 tahun, dan ada juga yang mengatakan 480 tahun. Semuanya
w o I J , o
S dalam kitabnya dengan mengikuti pendapat dari Wahb bin Munabbih.26
2. Kerasnya Dakwah yang Dihadapi a h.
Diriwayatkan bahwa, saat itu hanya ada satu orang yang beriman kepada
N N h Dia adalah seorang wanita bernama Amrah, l N N h
6 o , 3 3 : S m, H , f s,
Haswah, Sarah dan Bahyurah. Setelah itu ada pula seorang wanita yang beriman,
W ‟ „ w I o N N h dan dikaruniai 2 :
K ‟ N w
yang semula setelah dia memeluk Islam. Kemudian ada lagi beberapa orang yang
N N h As., sekitar berjumlah 70 orang pria dan wanita.27
S f N N h adalah terus keluar untuk
berdakwah dengan berseru: “W , llah. Tiada Tuhan yang
D D N ” Akhirnya
N N h - M
w N N h
25 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 100.
26 I J -D n Abdul al-Rahman bin Abi Bakar al-Suyuti, - i ri
is s N i i -Salam,. h. 5.
27Al-Suyuti,, - i ri is s N i i -Salam, h. 9.
40
N N h pings M N N h, menyeret dan
melemparkannya ke dalam kotoran.
S N N h siuman, diusaplah wajahnya yang berlumur darah.
Segeralah ia beranjak untuk melakukan shalat 2 rakaat dan berdoa:
اليعلمىن فانهم اغفرلقىمي اللهم“ , ”
N N N h tidak berhenti hanya karena ujian–ujian dari kaumnya
terus menimpanya, dia pun tidak luput dari meminta pertolongan kepada Allah.
Maka tak N N h mendatangi kaumnya, ia berdiri di atas jurang seraya
menengadahkan kepalanya ke atas seraya o‟ w berikut ini:
الهى أسألك أن تنصرني بنىر محمد صلى هللا عليه و سلم
“ o o o o M
Muhammad SAW.”
M N N h yang begitu banyaknya, berserulah beliau
: “W ,
perintah dari Tuhan semesta alam. Saya mengajak kalian untuk menyembah hanya
kepadaNya dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala-ber ”
S N N h ini begitu membahana dan menggelegar, sehingga
terdengarlah ke segala penjuru, dari ujung barat sampai ujung timur. Karena
seruannya itu pula berjatuhanlah berhala-berhala itu dari kursinya. Terkagetlah
semua pelayan kerajaan. Bahkan sang raja Darmasyil hingga dibuat pingsan oleh
seruan itu.
Dikisahkan bahwa Darmasyil adalah raja yang lalim.Dia adalah manusia
pertama yang memeras arak dan meminumnya, manusia pertama yang bermain
judi dan manusia pertama yang membuat baju dengan dihiasi emas. Dia dan
41
kaumnya adalah penyembah lima ; W , S w ‟, , ‟ N ,
sebagaimana disebutkan juga nama-nama itu dalam al-Quran.28
Maka setelah sang raja suiman dari pingsannya, dia bertanya pada orang-
orang sekelilingnya: “ ra ?” salah seorang dari mereka menjawab “
o - N h. Dia adalah orang gila yang
akalnya sudah tidak no ”
w N
N h K N N h ,
: “S ?” N N h w : “...S N h, utusan Tuhan
semesta alam. Saya datang ke sini membawa risalah agar kalian semua beriman
kepada Allah dan meninggalkan semua berhala itu....”29
L : “J , o
Jika kamu fakir, maka saya akan mencukupkan harta untukmu. Dan jika kamu
o , ”
N N h w : “S , f ,
S T ”30
N N h R (“ ”)
o o “U „ z ”. Allah mengutusnya kepada kaum Qabil, kaum
yang sangat keterlaluan dalam menyembah berhala dan dengan sengaja
28W , S w ‟, , ‟ N dahulunya mereka adalah orang-orang yang
shaleh, kemudian setelah mereka wafat, orang-orang membuat patung sebagai kenangan dan
penghormatan bagi mereka.. waktu terus berlalu, orang-orang yang membuat patung itu
meninggal, kemudian datang anak-anak mereka , dan anak-anak mereka pun meninggal, kemudian
seterusnya hingga cucu-cucu mereka, maka ketika sudah semakin jauh jaraknya, mulailah muncul
dongeng-dongeng takhayul dan khurofat, sehingga sampai mereka menyakininya bahwa mereka
adalah tuhan yang patut disembah. Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah,154.
Ahmad Bahjat, Nabi Nabi Allah, Penerjemah Muhtadi Kadi dan Muthofa Sukawi, cet. 2 (Jakarta:
Qisthi Press, 2007), h. 55.
29Al-Suyuti,, - i ri is s N i i -Salam, h. 9.
30Al-Suyuti,, - i ri is s N i i -Salam, h. 10.
42
memperlihatkan kesyirikannya kepada Allah. Karena itulah Nabi Nuh As.
mengajak mereka untuk beriman dan mengesakan Allah semata serta mengajak
mereka untuk berikrar dengan kalimat:
هللا نىحارسىل وأن االهللا الاله “T T N h adalah utusan
”
Ketika sang raja mendengar ucapan itu, menjadi murkalah ia dan berkata:
“S
”31
Seiring waktu terus berlalu, tiba saat ajalnya Raja Darmasyil,
o T S f
N N N h As. tak patah arang untuk terus mengajak sang raja dan
kaumnya beriman kepada Allah sebagai mana dulu dilakukan juga pada ayah
RajaTubin. Dakwahnya ini berjalan hingga 400 tahun lamanya. Sampai masuk
kurun berikutnya, kurun ke-5, tetap saja kaumnya masih dalam keadaan semula.
S N N h mereka sengaja menutupkan
telinganya dengan tangan. Sebagaimana difirmankan Allah Swt. dalam al-
Quran,32
mereka mengumpulkan batu-batu di atas loteng. Di N N h w
N N h jatuh
pingsan. Dan mereka sangka Na N h telah mati. Saat pingsannya itu, burung-
burung pun mengibaskan sayapnya sampai siuman. Keadaan dakwah yang seperti
ini terus berlangsung hingga melewati kurun ke-6.
31Al-Suyuti,, - i ri is s N i i -Salam, h 10.
32 N N diangap sesat, QS - ‟ f: 59-64., Nabi Nuh dianggap pendusta dan
mengada-ada, QS H : 25-35 , N N h o , QS -Qo : 9, QS -
M ‟ : 23-25 , N N h , QS -S : 111-116. Lihat juga
Akmaldin Noor dan Aa Fuad Mukhlis, Al- ur e tis (T.tp: Yayasan SIMAK, 2010), cet. 2.,
hal. 24.
43
Memasuki kurun yang ke-7, Raja Tubin pun telah mati dan digantikan lagi
oleh putran To o I
K w N N h pun tak jauh berbeda dengan sebelumnya,
selalu saja disambut dengan lemparan batu. Kisah tersebut merupakan kronologi
N N h.
K w N N h : “S
satu pun dari sulbi laki-laki dan dalam rahim wanita yang mau beriman mengikuti
w ”K Sw
M w N N h As. pada kaumnya
dengan membawa kabar bahwa Allah tidak akan menyisakan sedikitpun dari
mereka sebagaimana tercantum dalam al-Q ‟ :
“N N : “ T , E o
diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas muka bumi. Sesungguhnya jika
Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-
hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat
f ”33
T o N N h dan bergemuruhlah para
malaikat. Hal ini di N N h telah hampir putus asa mengajak
kaumnya untuk mendapatkan kebenaran dan kemenangan, dia melihat sudah tidak
ada lagi kebaikan pada diri mereka, dan mereka ,
, N N h da
, - ,
33QS N h/71: 26-27.
44
w o‟ N N h hingga tidak ada lagi satu orang pun dari mereka yang
tersisa.34
3. a ra a h dan Keselamatan Isi Bumi
Setelah N N h ,
N N h dan kaumnya diperintahkan untuk mendarat
di tempat terdekat, dan kebetulan tempat terdekatnya adalah di sebuah bukit yang
bernama bukit Judi, di daerah Jazariyyah yang letaknya berdekatan dengan tanah
Mushal.35 P w -Q ‟ H : 44
“ f : "H , H ( )
berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan36
dan bahtera itupun
berlabuh di atas bukit Judi37
, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim
."38
T w N N h, I -S
I -T ‟ , : “
„ , 10 M ” N N h
memerintahkan kepada kaumnya untuk berpuasa sebagai rasa syukur, karena
Allah telah menyelamatkan mereka dan semua yang ada di dalam bahtera itu.39
34 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 203.
35Al-Suyuti, - i ri is s N i i -Salam. h. 29.
36Yakni: Allah telah melaksanakan janjinya dengan membinasakan orang-orang yang
kafir kepada Nabi Nuh a.s. dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.
37Bukit Judi terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia.
38 QS H d/11: 44
39 Al-Suyuti, - i ri is s N i i -Salam, h. 28.
45
“ f : "H N h, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh
keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-
orang yang bersamamu. dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan
pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang
pedih dari kami."40
Setelah semua makhluk yang ada di dalam behtera itu keluar semua, maka
mulailah matahari menampakkan sinarnya yang selama bencana itu terjadi dia
tidak terbit, dan langit pun perlahan-lahan mulai menunjukan kecerahannya. Ada
f o N ,
N N h dan Kaumnya, yaitu indahnya lengkungan
pelangi yang berwarna-warni. Menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh Imam Ibnu
K r tentnag makna dari fenomena itu adalah, sebagai sebuah pengingat untuk
Kaum-kaum selanjutnya, bahwa nanti apa bila muncul pelangi setelah hujan
berhenti, itu mengingatkan akan sebuah bencana banjir yang sangat dahsyat.
Kemudian setelah itu Allah meme N N h untuk melepas dan
membebaskan semua makhluk-makhluk yang ada di dalam perahu itu seperti
sediakala, Lalu Allah turunkan juga hujan rahmat sebagai pembersih setelah
M N N h
dengan kebahagian yang mengharap Ridho Allah, serta selamatlah semua umat
N N h yang ikut berlayar bersamanya.
C. Keistimewaan Keluarga Nabi r m
P I , o
gambarkan potret keluarga seorang nabi yang menjadi panutan bagi kaumnya, dan
juga nanti ditemukan betapa agung dan mulianya keluarga ini, karena tidak sedikit
risalah kenabian diwariskan dari garis keturunannya, banyak para Nabi yang lahir
40 QS H d/11: 48.
46
dan diutus untuk Kaum Bani Israel hingga melahirkan Bangsa Yahudi, lalu
berlanjut pada Kaum Nasrani, hingga sampai kepada garis nabi junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Dialah bu - bi (“ ”), N
I S
1. Potret Keluarga Nabi r m
“C ( M ) I (
Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi
seorang Nabi.”41
w N I m, dalam
ayat ini Allah memberikan gelar kepadanya dengan kata si ”. Kata ini berarti
bukan hanya perkataannya saja yang jujur, tetapi melainkan seluruh perbuatannya,
sikap dan langkahnya selalu dalam kebenaran.42
Nama dan usia silsilahnya di kalangan para mufassir terdapa berbagai
macam pendapat tentang itu, bahwa menurut Imam al-T , I m ayahnya
adalah Azar43
, sedangkan penuturan menurut Imam Ibnu Katsir adalah Terah.44
L I T N o S R P
E S m bin Nuh.45
41 QS. Maryam/19: 41.
42 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Q ‟ (LPM ), Tafsir Ringkas Al- ur -Karim,
vol. 2 (Jakarta: LPMA, 2016), h. 21.
43 ‟f M h J -T , J ‟ - „ T ‟w -Qurân.
Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 10 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam,2008.), h. 152.
44 -H f z I K , Tafsir Al- ur - zim (R , M D -Salam,
1994), jil. 2., hal. 202. Pendapat ini juga diperkuat oleh Syaikh Mutawalli Al-S ‟ w alam kitab
tafsirnya dengan berbagai macam argumen yang beliau kemukakan, pertama bahwa, Azar
, N I m diasuh oleh pamannya sejak kecil
karena ayahnya telah wafat. Kedua, N I m Tidak mungkim memiliki sorang ayah yang
menyembah berhala, karena itu bertentangan dengan sekian banyak hadis yang menegaskan
kesucian silsilah Muhammad SAW. Lihat : Muh M w -S ‟ w , s r s -
r i, vol. 6 (K o: M ‟ - -I yah, 1991), h. 3736.
45 Dalam kitab ri - b ri” disebutkan bahwa nasab Nabi Ibrahim adalah:
Ibrahim bin Terah bin Nahor bin Serug bin Erhu bin Peleg bin Eber bin Selah bin Kenan bin
47
S I w -I
I K adalah Matsani.46
Menurut Syaikh Mutawalli al-S ‟ w ,
adalah Amilah.47
Nabi I N
L H N L t.
Ada pendapat yang mengetakan bahwa N I -
, N H 48
N I , I M -
Husaini dalam kitab tafsirnya al-Baghowi menuturkan perbahasan terkait hal ini
bahw , N I z ,
R N z K ‟ w
seseorang yang akan merampas kedudukannya dan akan menghancurkan tuhan
dari penganut mayoritas penduduk bumi, maka seketika itu dia memerintahkan
kepada para mentrinya untuk menyembelih setiap anak yang akan lahir pada tahun
itu dan memisahkan para wanita dan laki-laki yang telah menikah agar tidak ada
peroses hubungan pada tahun itu, karena jika ada, maka kelak anak yang lahir itu
akan disembelih.49
P - - N I
pada pembahasan sub bab selanjutnya, karena pembahasan berikutnya sangat
Arpakhsad bin Sam bin Nuh. Lihat. J f r Muham J r al-To , r -T b r
r - s - u , vol. 1 (Mesir:Daral-Ma'arif, T.th), hal. 233. Akrikel juga diakses
melalui http://waqfeya.com/category.php?cid=7&st=75.
46 Ibnu Katsir, Tafsir Al- ur - zim,h. 202.
47 Al-S ‟ w , s r s - r i, h. 3736.
48Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi. Penerjemah Rudi Rosyadi, cet.9 (Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 207.
49 Muhammad al-H M ‟ -F - ow , sir - i
- (L o : D -K „I , 1993M / 1414H), 2, 89
48
berkaitan dengan pembahsan yang ada pada bab ini, dan agar mengefesiensikan
waktu dan tulisan.
2. Harapan Membangun Keluarga S n
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk
orang-orang yang saleh.”50
M I I K N I
o R N z, N I
melakukan hijrah51 , o , U
N K , o H N K ‟ ,52
karena
kodisinya sudah tidak kondusif lagi untuk berdakwan di kota kelahirannya. Dan
N I m berdoa seperti doa yang tertera di atas, agar dikaruniai
keturunan-keturanan yang taat kepada Allah, yang termasuk dari anggota
keluarganya dan juga para kaumnya, yang nan N I m
tinggalkan.53
“Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang
Amat sabar.”54
50 QS. Al-Saffat/37: 100.
51 Banyak tempat yang Nabi Ibrahim singgahi sebelum akhirnya sampai menetap di
K ‟ , eberapa tempat tersebut adalah : Babil, Harran, Damsyiq,
Mesir dan yang lainnya. Lihat Iqbal Harahap, Ibrahim Bapak Semua agama: Sebuah Rekontruksi
Sejarah Kenabian Ibrahim AS. Sebagaimana Tertuang Dalam Taurat, Injil dan Al- ur
(Ciputat Tangsel: Lentera Hati, 2014), h. 137.
52 Sekarang yang disebut Bait al-Maqdis adalah Palestina.
53 Imam Al-Hafiz Ibn Katsir, s r - ur - z , vol. 7 ( -Q M : D
al-Hadits, 1423H / 2002M), h. 26. Lihat juga Muhammad Quraish Sihab, Tafsir Misbah, Pesan,
Kesan dan Keserasian Al- ur , vol. 12 (Ciputat: Lentera Hati, T.th.), h. 61.
54 QS. Al-S ff : 101, o
sangat sabar ketika kelak dia dewasa, adapun pada masa kanak-kanaknya dia belum memiliki sifat
ini, dia adalah Nabi Ismail AS. lihat Imam Al-Hafiz Ibn Katsir, s r - ur - z , vol. 7
( -Q M : D -Hadits, 1423H / 2002M), h. 26.
49
Nabi Ib N K ‟ P
S , S o , o N I
o
,
S N I
dengan budak wanita miliknya, yaitu Hajar.55
S N I
H
I ‟ 56
sesaat setelah kelahirannya, Allah N I
w I ‟ M ,
tidak satu batang pohon pun dapat tumbuh di sana. Dengan modal bertawak
, z , N I a
berdua di lembah itu dengan sangat minim sekali perbekalan.57
55 S S „I -Hilali, Kisah Shahih Para Nabi. Penerjemah Abdul Ghoffar,
vol. 1 (Kuwait: Muassasah Ghiras lin Nasyr wa T z ‟,2002), 207.
56 Menurut riwayat yang di paparkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya terkait
firman Allah pada surat Al-S ff /37 : 101 (“Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang
anak yang Amat sabar.”) I I , w N
I I 86
I q adalah 99 tahun. Lihat Imam Al-Hafiz Ibn Katsir, Tafs r - ur - z , vol. 7 ( -
Q M : D -Hadits, 1423H / 2002M), h. 26. Namun penuturan lain justru dipaparkan
oleh Imam Al-Tabari dalam kitab tafsirnya bahwa anak yang diamaksud dalam ayat itu adalah
N I q as. ‟f M h J -T , J ‟ - „ T ‟w -
Qurân. Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 10 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam,2008.), h. 341.
57 Perbekalannya adalah sebuah kantung berisi buah kurma dan sebuah kantung lagi berisi
air. Lihat. Iqbal Harahap, Ibrahim Bapak Semua agama:, h. 143.
50
“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung
kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan
mereka bersyukur.”58
Setelah N I w H I ‟
H z, , N
I , H N I ,
“w I M E ? K
?” N I m tidak memperdulikan Hajar,
lal “
?” N I w “ ” M w N I
, H , “ ” 59
M H I ‟ , H z
N I ‟ , o
(“ bu r b”),60 I l membawa
keberkahan bagi lembah yang tandus itu, dengan mata air Zamzam memancar dari
dalam tanahnya61
58 QS. Ibrahim/14: 37.
59 Iqbal Harahap, Ibrahim Bapak Semua agama:. h. 145.
60 Dari Nabi Ismail ini lah kelak akan lahir Nabi Muhammad yang membawa ajaran
Agama Islam sebagai agama yang diridhoi oleh Allah. Nabi Muhammad sebagai penutup para
Nabi atau nabi terakhir, tidak ada nabi lagi setelahnya dan Islam sebagai ajaran agama yang
dibawanya adalah sebagai penyempurna dari ajaran agama-agama sebelumnya. Lihat Jihad
Muhammad Hajjaj, Umur & Silsilah Para Nabi (Jakarta: Qisthi Press, 2008), h. 65.
61 -H f z I K , Tafsir Al- ur - zim, vol. 5 (R , M D -
Salam, 1994), h. 20.
51
“dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu Dia tersenyum, Maka Kami
sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak
(akan lahir puteranya) Ya'qub.”62
S N I
, N I H
, S S , -
o N I 63,
, o
S h, yaitu Ishaq.64
“ K I , I Ya'qub, dan Kami
jadikan kenabian dan Al kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya
balasannya di dunia dan Sesungguhnya Dia di akhirat, benar-benar Termasuk
orang-orang yang saleh.”65
I N I S
N I K I
- o
mandul. Allah telah memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki-
Nya.
Setelah kemudian Nab I w w N
I , 40 N I R ,
62 QS H /11: 71
63 Tiga orang tersebut menurut Ibn katsir adalah Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil, lihat
-H f z I K , Tafsir Al- ur - zim, vol. 4 (R , M D r al-Salam, 1994),
h. 344.
64 -H f z I K , Tafsir Al- ur - zim, vol. 4 (R , M D l-
Salam, 1994), h. 345.
65 QS - /29: 27
52
namun tanpa disadari kondisi Ribkha juga ternyata sama seperti Ibunya dulu,
sarah, yang cukup sulit untuk memberikan keturunan kepada N I ,
N I
memproleh keturunan. Sebagai mana yang dicintohkan oleh ayah I ,
N I R o ,
dapat melanjutkan risalah kenabian, agar jalur kenabian tetap tersembung dan
tidak terputus.
Akhirnya Allah mengabulkan Doa Mereka, dan menganugrahi mereka dua
orang anak laki-laki sekaligus (kembar), kedua anak itu dinamai Esau66
‟ K dua itu, Pertama, Esau akan menjadi Bapak
dari bangsa Romawi, dan kedua, ‟ I
atau Bani Israel.67
K o f I N I ,
sehingga menyebabkan Ribkha menyarankan agar anak o o
w H L N ‟
pun menyetujui itu dan tanpa menunggu watu dia pun langsung berangkat
berdasarkan saran dari Ibunya.68
S N ‟ di sana dan telah
memiliki empat orang istri dan sebelas anak69
, sepuluh laki-laki dan satu
66 Riwayat lain bernama Al-„ Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi. Penerjemah Rudi
Rosyadi, cet.9 (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 366.
67 -H f z I K , Tafsir Al- ur - zim, vol. 6 (R , M D -
Salam, 1994), h. 291.
68 -H f z I K , Tafsir Al- ur - zim, vol. 6 (R , M D -
Salam, 1994), h. 290.
69 Dari Istri pertama Lea, melahirkan enam putra, Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar
dan Zebulon dan satu putri, Dina. Istri kedua Rachel, melahirkan dua putra, Yusuf dan Bunyamin.
Istri ketiga Bilha, melahirkan dua putra, Dan dan Naftali. Istri keempat Zilpa, melahirkan dua
53
perempuan.70 D
P H K ‟
tempuh oleh mereka pada Malam hari, dan para siang harinya mereka beristirahat
I N ‟
“I ”71
.
3. ara a urunan a r m dan Kaum Bani Israel
a. Bani Israel Hijrah ke Mesir.
Tinggal lah keluarga I K ‟
S o N , N ‟
yang akan mewarisi risalah kenabiannya dari kesebelas putranya itu. Ternyata dari
, N ‟ f
amat baik perangainya.72 L N ‟ w
f , f73, N ‟
w f w , o
f 74
putra, Gad dan Asyer. Lihat : Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi. Penerjemah Rudi Rosyadi, cet.9
(Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 266
70 J N ‟ o , o
adalah anak- H , N ‟
K K ‟ R L Imam Ibnu Katsir, Kisah
Para Nabi, h. 370.
71 Kata Israel merunut penuturan Ibn Jarir Al-Tobari f
- : 40 : “ ” “H ” “ ” J
“I ” “H ” L ‟f M h J -
T , J i -Bayân i i -Qurân., vol. 1, hal. 593.
72 QS. Yusuf/12 : 7-10.
73 ‟f M h J -T , J i - i i -Qurân.
Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 7 (Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah), h. 149.
74 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al- ur ,
vol. 6, h. 375.
54
S w o N f,75
N f o
yang dihormati dan disegani oleh masyarakatnya, Nabi f
K ‟
di istana.76
b. Bani Israel Kembali Hijrah ke Syam bersama Nabi Musa
“dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di malam
hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena Sesungguhnya
kamu sekalian akan disusul (oleh mereka)".77
S N f ‟ w f , S
menjadikan Bani israel di Mesir tersiksa keadaannya karena kebijakan-kebijakan
rajanya78
, pertama, dari mulai anak laki-laki yang lahir dari keturunan Bani Israel
dibunuh, kedua, w F ‟ ,
ketiga, menyiksa mereka bahkan membunuh apabila mengimani Musa sebagai
utusan Allah yang akan menyelamatkan mereka.79
75 Peristiwa Nabi Yusuf sebelum menjadi bendahara kerajaan di Mesir. Pertama Nabi
Yusuf dimasukkan kesumur oleh saudaranya, Kedua,dia dijadikan budak dan di jual, Ketiga, dia
difitnah oleh istri al-„ z z L N , Kisah Orang-orang
Sabar (Jakarta: Republika, 2010), h. 20. 76 ‟f M h J -T , J i - i i l-Qurân.
vol. 7., hal. 149.
77 QS -S ‟ /26 : 52.
78 Al-Q ‟ “F ‟ ” , I J
sebuah gelar atau sebutan untuk raja yang berkuasa di Mesir, di setiap nergi seorang raja memiliki
sebutan tertentu, R Ro w “K ”, R P “K ”,
R “T ‟ ” f
surat al-Baqoarah/2: 49. Lihat Ib J -T , J i - i yi al-Qurân. Val.2,
h. 641.
79 Muhammad bin Ahmad al-Qurtubi, Tafsir al-Qurtubi, vol. 7 ( Mesir: Dar al-Riyan,
T.th), h. 4816.
55
Berpijak pada perintah Allah seperti ayat di , N M w
Bani Israel S , F ‟
, o
N M Bani Isarel yang
membawa peralatan seadanya dan hanya perbekalan secukupnya.
Ketika Nabi Musa dan kaumnya semakin terhimpit, Allah mewahyukan
kepadanya, sebagai bentuk pertolongannya :
“ K w M : "P
tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti
”80
Maka N M Bani Israel dari
F ‟ S
F ‟ w
dalam Firmannya :
“M ini Kami selamatkan badanmu81
supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”82
80 QS -S /26: 63.
81 Yang diselamatkan Allah adalah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir'aun itu
tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem,
sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir, Berhias, atau bepergian, atau
menerima pinangan.
56
c. Nabi Musa Membawa Kembali Bani Israel ke Palestina
Setelah sekian lama tinggal di daerah Syam, N M
mendapatkan perintah dari Allah untuk membawa kaumnya Bani Israel
o , P , N I ,
I ‟ M M
, N M w f ,
terus berganti untuk memimpin Kaum Bani Israel yang terkenal pembangkang
kepada para nabi sitiap kali diutus kepada mereka.83
Maka tiba lah saat yang tidak diharapkan oleh Bani Israel, mereka
dihadapkan dengan Bangsa Amalik yang sangat kejam, dan ketika itu nabi yang
diutus adalah Nabi Samuel84 N D w , T ,
kemudian mereka berperang memperebutkan wilayah Gaza dan Al-asqolan yang
ada di Palestina. Lalu pada akhirnya mereka memenangkang peperangan itu dan
mengangkat Nabi D w sebagai pemimpin mereka.85
tidak lama setelah
peristiwa pengangkatannya Nabi D w , w f
o N S
Sampai di sini kisah para Nabi yang diutus kepada kaum Bani Israel yang
berasalkan da N I ,
penulis lanjutkan sebuah potret keluaraga yang juga diutus untuk Bani Israel di
82 QS. Yunus/10: 92.
83 ‟f M h J -T , J ‟ - „ T ‟w -Qurân.
Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 17 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam,2008.), h. 249. 84 Dirawayat lain, dikatakan Simeon. Lihat Ibn J -T , J i -
i i -Qurân.,vol. 2., h. 621. 85 Ibn J -T , J i - i i -Qurân, vol. 2, h. 622.
57
daerah Palestina, yang mana pemaparan kisah keluaga ini menjadi inti dari
penelitian penulis, mereka adalah K „I w
ajaran agama baru, yaitu ajaran Nasrani. Serta tidak lupa penulis akan cantumkan
, N dam sampai Nabi
Muhammad, agar lebih mudah memahami bagai mana urutan dan susunan para
nabi dan rasul yang telah dibahas di atas tadi.
58
BAB IV
KISAH KELUARGA „ N DALAM PENAFSIRAN QS. 3:33
“33 N
n melebihi segala umat (di masa mereka masing- ) ”1
Pada bab sebelumnya penulis telah memaparkan sebuah peradaban yang
N dam N N h lalu N
m dan keluarganya yang dengannya lahir peradaban Bani Israel. Maka pada
bab ini penulis akan memaparkan sebuah estafet peradaban Bani Israel yang
berbeda dari para penganut sebelumnya, sehingga dengan sebab ini muncul lah
peradaban baru, peradaban yang dibawa oleh sebuah keluarga yang anggotanya
memiliki tingkat keimanan dan danketaqwaan yang sangat tinggi kepada Allah,
keluarga Itu adalah keluarga „ n, maka berikut “Po
Keluarga „ ” .
A. Keluarga yang Terpilih
1. „ n ; Seorang Pengabdi di Baitul Maqdis.
Menurut riwayat „ n adalah seorang nabi utusan Allah, sama
seperti nabi-nabi yang lain dia mengemban amanah dari Allah2, nama sebenarnya
N „ „ n bin Hasyim bin Amun bin bin Mansya bin Hazqiya bin
Ahziq bin Yautsam bin Azaraya bin Amshaya bin Yawisy bin Ahziha bin Yarim
‟ n bin Daud bin
1 „ n/3: 33.
2 Nabi adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah SWT namun tidak wajib
disebarkan kepada orang lain. adapun rasul adalah seseorang yang mendapatkan wahyu dari Allah
SWT dan memiliki kewajiban untuk menyebar luaskan wahyu tersebut kepada umatnya.lihat.
Umar Hasyim, Mencari ulama pewaris para nabi: selayang pandang sejarah para ulama. (T.tp.
Bina Ilmu, 1983), h. 35.
59
Ayyasya.3 „ n Menikah dengan seorang wanita yang bersal dari daerah
pedalaman Palestina yang bernama Hannah Binti Faqud.4 „ n dan Istrinya
hidup di tengah komunitas masyarakat yang cenderung membanggakan anak laki-
laki dari pada anak perempuan, karena kelak hanya anak laki-laki lah yang
nantinya akan memegang urusan dan tanggung jawab kemasyarakatan dan bisa
diabdikan di Baitul Maqdis.5 Selain itu „ n merupakan seorang imam yang
menjadi panutan bagi kaumnya di sekitar daerah Yarusalem.6
Dalam al- ‟
sosok pribadi „ n tersebut, karena dia telah wafat di usia yang sudah mulai
lanjut dan meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung. Oleh karena itu
penulis kemudian tidak menemukan referensi lengkap dan cukup untuk
menggambarkan sosok pribadi „ n, terutama sosoknya yang menjadi fugur
seorang ayah dalam kontek pembahasan Keluarga „ n ini , karenanya terkait
masalah tersebut, penulis berinisiatif untuk mengadopsi paparan dari figur Nabi
N adalah sosok yang pas untuk dijadikan figur
seorang ayah untuk Maryam, dia menjadi pengasuh Maryam, ketika Maryam
mulai diabdikan di rumah suci untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.
2. Hannah Bernadzar untuk Allah
3 Abu j ‟ M J -Ta , Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-
Qurân.Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 5 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008), h. 230.
4 namanya yang sesuai dengan riwayat yang ada dalam kitab tafsir Al-T
Muhammad bin Huma
“
Lihat : Al-T , Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-Qurân., h. 230.
5 Isa Putra Maria.
6 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian
al-Qur‟an), vol. 2, cet-1 (ciputat: lentera hati, 2009), h. 203.
60
Hal yang berbeda justru tertuju pada keluarga „ n, setelah sekian lama
menikah mereka belum juga dianugrahi anak oleh Allah, hingga Hannah berusia
lanjut.7 Sebagai istri dari seorang nabi yang menjadi panutan di tengah-tengah
kaumnya tentunya merasa khawatir akan terputusnya estafet kenabian dari
suaminya, „ n. Keinginan Hannah yang ingin memiliki keturunan semakin
besar ketika dia sedang berteduh di bawah pohon, dilihat olehnya seekor burung
yang sedang memberi makan anak-anaknya, maka dari sana dia sadari bahwa
jalan satu-satunya agar keinginannya bisa dikabulkan oleh Allah adalah dengan
o‟ -Nya dan bertawakkal, oleh karena itu Hannah bernadzar kepada
Allah agar bisa dikaruniai seorang anak laki-laki yang nantinya ketika lahir akan
diabdikan di Rumah Allah tepatnya di Baitul Maqdis.8
Prihal nadzarnya Hannah ini telah direkam oleh Allah di dalam Al- ‟
surat Ali „
“ ) n berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku
menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang
saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari
padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui".9
7 Diriwayat yang lain dikatakan bahwa Maryam adalah seorang wanita yang mandul.
Berdasarkan riwayat yang dikutip Imam at-Tobari dari al-Qosim sebagai berikut :
-
J - Dem
“ „
mandul. Namanya Hannah. Tentunya ia tidak bisa melahirkan, sehingga dia merasa iri terhadap
” Lihat Al-T bari, Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-Qurân., h. 231.
8 Dalam riwayat at-Tobari dijelaskan bahwa Maryam bernadzar ketika dia sudah hamil
dan didapati bahwa suaminya Nabi „ n telah meninggal, maka seketika itu dia langsung
bernadzar untuk mengabdikan anak yang ada dikandungannya itu untuk mengabdi di Rumah
Allah. Lihat Al-T , Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-Qurân., h. 233.
9 „ n/3: 35.
61
Dalam Tafsir Mishbah, Quraish Shihab telah menjelaskan nilai nadzar
dalam pandangan Agama secara keseluruhan, bahwa nadzar adalah sebuah
kebaikan yang sesuai dengan tuntunan agama, namun agama tidak
mewajibkannya, penganut hambanya sendirilah yang mewajibkan pada dirinya
dengan segenap aturan yang telah dibuatnya dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT.10
Dalam konteks „ n ini adalah buah dari tekad dan
janjinya untuk menjadikan anak yang dikandungnya berkhidmat secara penuh
kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya di bait al-Maqdis di mana teradisi
masyarakat pada waktu itu adalah “ o
pelayan rumah suci akan bertugas penuh selama disana sampai dia dewasa,
setelah dewasa maka dia akan diberikan pilihan untuk melanjutkan
pengabdiannya atau mencari pilihan lain. Jika dia memilih untuk melanjutkan
pengabdian itu, maka setelah itu tidak dibenarkan lagi baginya melakukan pilihan
”11
nadzar ini menunjukan bahwa kiranya kelak anak yang dikandungnya
adalah anak laki-laki, karena tradisi yang berlaku pada saat itu adalah anak laki-
laki yang hanya diperbolehkan.
Setelah Allah mengabulkan permintaan Hannah agar dikaruniai seorang
anak, ternyata umur Nabi „ n tidak panjang, dia harus pulang menghadap
Allah dan tidak berkesempatan melihat kelahiran anaknya dan juga tidak sempat
memberikan nama kepadanya.12
3. Harapan yang Tidak Sejalan dengan Keinginan Hati
10 M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah, vol. 2, cet-1, h. 94.
11 M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah, vol. 2, cet-1, h. 73.
12 J ‟ M J -T bari, Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-
Qurân.Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 5, (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008), h. 233.
62
“M n melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya
Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah
lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti
anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon
perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan)
Engkau daripada syaitan yang terkutuk."13
Hannah tentunya sagat bahagia karena telah mengandung cabang bayi
yang sangat diharapkannya agar bisa diabdikan di rumah suci, namun sayang di
saat kebahagiaan itu datang, saat itu pula dia harus menerima kenyataan akan
wafatnya suaminya, „ n yang sangat dia cintai. „ n wafat ketika Hannah
sedang mengandung. Lalu semakin tinggilah tekat Hannah untuk menjadikan
anak yang dia kandung ini menjadi pengabdi di rumah suci sekaligus akan
diharapkan anak menggantikan suaminya yang menjadi Imam di tengah-tengah
kaumnya.
Tibalah proses melahirkan anak yang dikandungnya itu, namun ketika
Hannah mengetahui anak yang dilahirkannya adalah anak perempuan, terbesitlah
rasa kecewa dalam hatinya “T
sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan, maka apakah bisa aku
memenuhi nadzarku yang tempo lalu telah Aku ucapkan kepadamu, sedangkan
anak laki- ?”14
13 „ n/3: 36.
14 Dalam uraian tafsir Mishbah karya Quraish Shihab yang berkata “dan tidaklah sama
anak laki-laki dan anak perempuan” itu adalah Maryam. Lihat: M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir
Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an),vol. 2, cet-1, hal. 73. Berbeda halnya
dengan yang dipaparka o J ‟ -T , bahwa yang berakata dari kalimat
tersebut adalah Allah, yang mengartikakan dari kata „alamu “
63
Akhirnya Hannah menyadari bahwa tidak ada gunanya menyesali hal
yang sudah terjadi, baik anak laki-laki atau perempuan yang telah dia lahirkan,
dia akan tetap menjadikan anak tersebut untuk mengabdi dan mendekatkan diri
kepada Allah, dan setelah itu Hannah menamai anak perempuannya itu, dengan
nama Maryam, dan Hannah juga memohon kepada Allah agar anak perempuan
satu-satunya itu dilindungi dari godaan syaitan, serta memohon agat menutup
jalan bagi syetan jika ingin mengganggu Maryam beserta anak keturunannya.15
Sampai pada pemberian nama kepada Maryam tafsiran mengenai keluarga
„Im n, karena perjalanan selanjutnya Hannah memberikan Maryam pada para
ahli ibadah di Bait Al-Maqdis, dari sini penulis akan membahas perihal peran Nabi
yang sekaligus menjadi tokoh pengganti dari peran seorang ayah yang
akan mengsuhnya hingga dewasa.
B.
N dipaparkan lebar pada awal surat Maryam
dari ayat pertama sampai ayat lima belas, ditambah sebagai pelengkap dalam
surat yang lain seperti surat Ali „ mrân : 37 dan 38, Al-An‟am : 85, Maryam : 2
dan 7 dan surat Al-Anbiya N N
- ‟ n sebanyak lima kali, yaitu pada surat Ali „ mrân : 39,
al-An‟am : 85, Maryam : 7 dan 12, dan surat al-Anbiya : 90. Namun di sini
N
N , di N
”) L ‟ M h J -T
J ‟ - „ T ‟ -Qurân, vol. 3 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam,2008.) h. 238.
15 Al-T J ‟ - „ T ‟ -Qurân. vol. 3, h. 239.
64
o o „ „ n wafat untuk
mendidik dan membesarkan Maryam hingga dewasa.
1. Za Memenangkan Undian Hak Asuh Maryam
“37 M T )
yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan
Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di
mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana
kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
”16
Dalam menafsirkan ayat di atas ulama tafsir menyebutkan, bahwa ketika
Ibunda Maryam telah melahirkan Maryam, dia membungkus putrinya dengan kain
dan membawanya ke Masjid Bait al-Maqdis. Lalu dia menyerahkan putrinya itu
kepada para ahli ibadah yang selalu diam di sana. Disebabkan putri yang dibawa
oleh Ibunda Maryam adalah putri Imam mereka dan selalu memimpin solat
mereka, maka mereka pun berebutan untuk mengurusinya.17
Faktanya Maryam tidak diserahkan secara langsung ketika ia selesai
dilahirkan, namun Maryam diasuh terlebih dahulu oleh ibundanya, dan juga
disusui hingga cukup usianya untuk diserahkan kemudian, sementara para ahli
ibadah masih berselisih tentang siapa yang harus mengasuh Maryam, Nabi
Zakariyy yang menjadi Nabi mereka pada waktu itu langsung mengambil
16 „ n/3: 37
17 Quraish Sihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, vol.1 h. 77.
65
Maryam untuk diasuhnya, karena istrinya adalah kakak dari Ibunda Maryam (atau
menurut pendapat lain, bibi dari ibunda Maryam). Lalu para ahli ibadah itu pun
untuk membawa Maryam. Lalu mereka meminta
untuk mengundi saja siapa yang berhak untuk mengasuhnya. Ternyata
takdir telah menentukan, memang Nabi lah yang harus mengasuhnya,
karena memang seorang bibi itu setingkat dengan seorang ibu (yakni istri dari
ibunda N dengan ibunda Maryam).
Allah SWT berfirman, “...Dan menyerahkan pemeliharaannya kepada
...” dia memenangi undian yang dilakukan oleh para ahli
ibadah, sebagaimana disebutkan dalam Firman Alla WT “...Itulah sebagian
dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal
kamu tidak bersama mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan
memelihara Maryam. Dan kami pun tidak bersama mereka ketika mereka
bertengkar...”18
Ketika itu, masing-masing dari para ahli ibadah mengumpulkan pena-pena
mereka dan ditempatkan pada suatu tempat, lalu mereka menyuruh seorang anak
kecil yang belum mencapai usia baligh untuk mengeluarkan salah satu dari pena
tersebut. Lalu anak itu mengeluarkan salah satu dari pena tersebut dan anak itu
mengeluarkan pena Nabi . Merasa tidak cukup puas, para ahli ibadah itu
meminta pengundian ulang, yaitu dengan cara melemparkan pena-pena mereka ke
dalam sungai, apabila ada pena yang melawan arus sungai tersebut maka dialah
pemenangnya. Lalu mereka melakukan hal itu, dan ternyata pena N
lah yang melawan arus sungai itu, sedangkan pena-pena lainnya mengalir
18 QS. Ali „ n/3: 44.
66
mengikuti arus. Namun para ahli ibadah itu masih tidak puas juga, mereka
meminta untuk melakukan undian yang terakhir kalinya. Kali ini mereka
membalikan keadaan sebelumnya, yakni apabila ada pena yang mengalir bersama
air maka itu pemenangnya. Kemudian setelah mereka melemparkan pena-pena
mereka, maka semua pena itu melawan arus sungai, kecuali pena Nabi
yang terbawa oleh arus air. Setelah itu para ahli ibadah pun mengakui keunggulan
N dan menyerahkan pengasuhan Maryam k L N
pun menagasuh Maryam, karena memang dialah yang berhak untuk
mengasuhnya, secara syar‟i.19
C. Maryam
1. Awal Kisah Maryam
“16. dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, Yaitu ketika ia
menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, 17. Maka ia
Mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh
Kami20
kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia
yang sempurna. 18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu
kepada Tuhan yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". 19. ia
(Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk
memberimu seorang anak laki-laki yang suci". 20. Maryam berkata: "Bagaimana
akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun
19 Quraish Sihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,vol.1, hal. 77.
20 Maksudnya: Jibril a.s.
67
menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" 21. Jibril berkata:
"Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiku; dan agar
dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari
kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".21
Surat Maryam ini terdiri dari atas 98 ayat, dari segi diturunkannya ayat
dia tergolong ke dalam surat-surta Makiyyah, karena hampir seluruh ayatnya
diturunkan sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, bahkan jauh sebelum
sahabat-sahabat beliau ke daerah Habasyi, surat ini dinamakan surat Maryam
Karena surat ini mengandung kisah Maryam, N „ yang serba ajaib yang
bisa melahirkan putranya, sedangkan dia belum pernah dikawini atau dicampuri
oleh seorang laki-laki manapun.22
M M
M „ o M
o o o
d.23
M dat. Dan Nabi Bani
srâil N ,
Maryam, Asya menurut pendapat jumhur ulama. Ada juga beberapa ulama yang
adalah bibi dari Maryam, bukan kakaknya.24
Maryam adalah wanita yang paling agung dan mulia diantara wanita-
wanita yang lain. Dia Khusus telah dipilih oleh Allah untuk menjadi wasilah
tanda-tanda kebesaran Allah, sebagaimana Malaikat Jibril mengatakan dengan
redaksi yang tertera dalam al- ‟
21 QS. Maryam/19: 16-21.
22 Departeman Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an Al-Karim Dan Terjemahannya, cet.
1 ( Semarang ; CV. Karya Toha Purta, 1998), h. 57.
23 J M J -Ta Târîkh al-To arî Târîkh Al- as l wa Al-
Mul k, vol. 1 (Mesir: Daral-Ma'arif, T.th), h. 582.
24 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 930.
68
“W M
telah melebihi engkau di ”25
Pada episode inilah Allah memaparkan tentang wanita yang senantiasa
perawan dan suci, seorang gadis yang tumbuh di bawah naungan seseorang yang
Shaleh, yang berada di lingkungan tempat yang diberkahi oleh Allah. Maryam
adalah seorang anak yang patuh kepada perintah kedua orang tuanya, sehingga
apapun rela dia korbankan dan pertaruhkan demi ketaatan kepada kedua orang
tua.
2. Allah Memilih Maryam Menjadi Wanita Suci
Pada pembahasan sebelumnnya telah diterangkan bahwa ketika Maryam
lahir, dia telah didoakan oleh ibunya kepada Allah agar dijauhkan dari gangguan
Syetan, “ o o
o ”26
doa ini langsung dikabulkan oleh
Allah, sama seperti Allah mengabulkan permohonan dan nadzar yang sebelumnya
telah diucapkan.
Allah telah mempersiapkan Maryam untuk dijadikan sebagai tanda
kebesaran Allah kelak nantinya. Dia dijaga dan dipelihara kerhormatannya, serta
ditanamkan dalam hatinya sebuah kecintaan dalam beribadah kepada Allah
sehingga tidak heran ketika dia tumbuh besar kesenangannnya dan kecintaannya
hanyalah berdzikir kepada Allah di mihrabnya.
25 Redaksi yang tepat dalam Al- ‟
“dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya Allah telah memilih
kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan
kamu.”(QS. Ali „ n: 42), selain itu lihat juga, Charis Waddy. Wanita dalam sejarah Islam
(Jakarta: Pustaka Jaya. 1987), h. 62.
26 „ n/3: 36.
69
Ibunda Maryam telah lapang hati dan ridho untuk menunaikan kewajiban
atas nadzar yang tempo dulu dia ucapkan, dengan memberikan hak asuh maryam
kepada pembasar-pembesar Bait al-Maqdis agar dia tumbuh dan besar oleh tangan
orang-orang yang shaleh dan lingkungan yang positif. Ibarat gayung yang
bersambut, anak persembahan untuk-Nya diterima dengan senang hati bahkan
diperebutkan hak pengasuhannya, karena keistimewaan-keistimewaan yang ada
pada diri maryam.27
Tampak benar dikalangan para pembesar-pembesar Bait al-maqdis ingin
sekali mengasuh Maryam, akan tetapi Allah-lah yang memutuskan ketentuan
mutlak atas siapa yang berhak untuk mengasuh Maryam, karena memang seperti
yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Maryam harus besar dari tangan orang yang
Shaleh sebab dia akan menjadi tanda akan kebesaran Allah.28
Maka disini yang
bermain adalah kuasa Allah, ketika diadakannya sebuah undian pengasuhan
Maryam dengan menancapkan anak panah dalam derasnya aliran arus sungai,29
27 Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur‟an),vol. 2, cet. 1, hal. 77.
28 Selain itu pendapat yang lain mengatakan, sebab mereka memperebutkan Maryam
adalah karena Maryam adalah anak dari „ n, dan „ n adalah Imam mereka dan selalu
memimpin sholat mereka semasa masih hidup. Lihat Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi
Terjemah, Penerjemah Dudi Rosyadi, cet. 9 ( Jakarta Timur :Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 930.
29 Ada juga yang berpendapat bahwa masing-masing dari para ahli Ibadah mengumpulkan
pena-pena mereka dan ditempatkan pada sutu tempat, lalu mereka menyuruh seorang anak kecil
yang belum mencapai usia balig untuk mengeluarkan salah satu dari pena tersebut. Lalu anak itu
. Meresa tidak cukup puas, para ahli Ibadah itu meminta pengundian
ulang, yaitu dengan cara mlemparkan pena-pena mereka kedalam sungai apabila ada pena yang
melawan arus sungai tersebut maka dialah pemenangnya. Lalu mereka melakukan hal itu, dan
lah yang melawan arus sungai itu, sedangkan pena-pena lainnya mengalir
mengikuti arus. Namun para ahli ibadah itu masih tidak puas juga, mereka meminta untuk
melakukan undian untuk yang terakhir kalinya. Kali ini mereka membalikkan keadaan
sebelumnya, yakni apa bila ada pena yang mengalir bersama air maka itulah mepenagnya.
Kemudian setelah mereka melemparkan pena-pena mereka, maka semua pena itu melawan arus
sungai, kecuali pena Zakariyy yang terbawa oleh arus air. Setela itu para ahli ibada
dan menyerahkan pengasuhan Maryam kepadanya. Lalu
Zakariyy pun mengasuh Maryam, karena memang dialah yang berhak untuk mengasuhnya secara
‟ L Kisah Para Nabi Terjemah, cet. 9,
hal. 934, lihat juga Abu ‟ M J -T , Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-
Qurân.Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 5 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008), h. 253, lihat
70
siapa yang anak panahnya tetap menancap tegak dan tidak terbawa aliran arus
sungai, maka dialah yang berhak atas pengasuhan maryam. Menurut Quraish
Sihab maka orang-orang yang seperti itulah yang memiliki kepribadian dan
pendirian yang teguh dan kuat yang tidak akan terbawa keburukan dan kerusakan
lingkungan.30
3. Maryam Tinggal di Baitul Maqdis dan Menjadi Hamba yang Tekun
Beribadah
“37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan
yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan
Zakariyy pemeliharanya. Setiap Zakariyy masuk untuk menemui Maryam di
mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariyy berkata: "Hai Maryam dari mana
kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab.”
Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya, bahwa Maryam telah
diserahkan oleh Ibundanya untuk mengabdi di rumah Allah, tepatnya di Bait al-
Maqdis, maka dia diasuh oleh pamannya Nabi Z yang sekaligus seorang
Menjadi seorang Nabi juga untuk para kaumnya pada masa itu. Kemudian Nabi
Zakariyy Menempatkannya di sebuah mihrab,yaitu tempat yang paling dihormati
juga Ali mathahhar Ali basa, perempuan dalam catatan tuhan (jakrta: pustaka progresif 2000), h.
12.
30 .Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an),
hal 77.
71
di dalam masjid dan tidak boleh dimasuki oleh siapapun, kecuali oleh Maryamnya
sendiri dan Nabi Zakariyy .
Di tempat itulah Maryam beribadah kepada Allah dengan sangat tekun,
melaksanakan kewajibannya dengan sepenuh hati dan keikhlasan untuk melayani
rumah Allah apabila mendapat giliran. Dia selalu beribadah siang dan malam,
sehingga dia menjadi bahan percontohan dikalangan Bani srâil dalam beribadah.
Waktu terus berputar tanpa henti, maka seperti itu jugalah Maryam, semakin lama
nama Maryam semakin dikenal oleh setiap orang yang hidup pada masanya,
karena dia memiliki akhlak yang baik dan sifat-sifat yang suci.
Semakin tekunnya dia beribadah kepada Allah di dalam tempat mihrabnya
itu, maka Allah menjamin seluruh kebutuhan hidupnya berupa makanan tanpa
harus bersusah payah mencarinya, ini dibuktikan ketika setiap kali Nabi Zakariyy
menjenguknya ditempat ibadahnya , dia selalu menemui buah-buahan yang di luar
musimnya, sebagai mana redaksi yang dipaparkan al- ‟ 31
maka seketika itu
pun Nabi Zakariyy langsung menanyakan sebagai bentuk perhatian kepada
Maryan, anak asuhnya “ M ! eroleh semua
?” Maryam pun menjawab, “ ”Yakni, makanan-makanan yang ada
di sisi Maryam seraya menunjuknya, kemudian dia pun melanjutkan jawabannya
“
”
4. Jibril Datang Menemui Maryam
31 “ M
" M o ) ?" M
menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab...” „ n/3: 37.
72
“42 ) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam,
Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). 43. Hai Maryam,
taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang ”32
Pada awal ayat-ayat ini Allah mengisahkan kepada kita dengan
malaikatnya yang memberikan kabar gembira kepada Maryam karena dia telah
diangkat derajatnya di atas wanita seluruh dunia pada zamannya. Yaitu dengan
Allah memilihnya khusus untuk pribadi-Nya sendiri yang mana kelak dari
rahimnya Maryam inilah nantinya akan terlahir seseorang yang akan menjadi
tanda kebesaran Allah, yaitu anak yang lahir tanpa seorang bapak.33
Adapun makna dari perkataan malaikat “
” menurut Imam al- ‟ pertama, pemilihan
pada kata isthofa yang pertama adalah Allah memilih sebagai wanita yang rajin
beribadah kepada Allah semata, kedua, Allah memilihnya untuk dijadikan
perantara kebesaran Allah dengan melahirkan Nab „ .34
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakakan Quraish Shihab yang
terkait dengan dua kata isthofa yang ada dalam ayat yang ke-42 ini, menurutnya
pilihan pertama dikemukakan tanpa menggunakan kata (arab)„ala yang bermakna
di atas, sedangkan kata isthofa yang kedua menggunakannya. Yang pertama itu
mengisyaratkan bahwa sifat-sifat mulia yang dia sandang, dan diiringi juga oleh
32 ‟ „ n/3: 42-43.
33 Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an),h.
90.
34Syaikh Imam al-Qurthubi, Al-Jami‟ li Ahkâm al-Qur‟ân, penerjemah Dudi Rasyadi,
dkk. vol. 4. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 236.
73
orang-orang lain yang juga dipilih oleh Allah.35
Adapun yang kedua,yang
mengguakan kata (arab) „alâ, dia bermakna adalah pilihan khusus di antara
wanita-wanita yang lain seluruhnya. Pilihan ini mengatas namakan wanita lain
seluruhnya karena wanita lain tidak bisa melakukan apa yang maryam lakukan
khususnya pada peristiwa dia bisa mengandung seorang anak tanpa ada seorang
laki-laki pun yang menyentuhnya. 36
Kemudia Maryam juga diperintahkan untuk selalu rajin beribadah, taat
‟37
secara berjamaah, agar dia memenuhi
syarat untuk mendapatkan karomah tersebut, dan sebagai bentuk rasa syukurnya
terhadap nikmat yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya itu. Bahkan dikatakan,
bahwa setelah mendapatkan perintah tersebut, Maryam selalu melaksanakan
sholat hingga kakinya terluka.38
Setelah itu maka derajat tertinggi disematkan kepada Maryam, yaitu
sebagai wanita shiddiqah, sebagai mana yang tertera di dalam al- ‟ -
Maidah: 75. “ dan ibunya seorang yang sangat benar ”39
Maryam digelari
“siddiqoh” -Qurthubi adalah karena karena dia banyak
35 N h serta keluarga Ibrahim, yang terletak pada
Q.S Ali „ n :33 “ esungguhnya Allah telah memilih dam, N h, keluarga rahim dan
keluarga mrân melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing” atau seperti pilihan
terhadap Nabi Musa “144. Allah erfirman: "Hai Musa, esungguhnya aku memilih (melebihkan)
kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara
langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan
hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur.” -„ o 144)
‟ o “32. dan esungguhnya telah Kami pilih mereka (Bani sra‟il)
dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa- angsa yang ada pada masa mereka.”(Q.S : Ad-
Dukhon : 32). Lihat: M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian
al-Qur‟an), vol. 2, cet-1 (ciputat: lentera hati, 2009), hal. 203.
36 Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah, hal. 107.
37 Yang dimaksud dengan sujud di sini adalah sujud seperti biasanya orang-orang sholat
‟
di sini adalah ketika kita dalam keadaam berdiri tersebut. Lihat, Departeman Agama RI, Al-Qur‟an
dan Tafsirnya, Edisi yang Disempurnakan, vol. 1 ( Jakarta : Departeman Agama RI, 2004), h. 471.
38 Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah, vol. 4, h. 107.
39 -M idah/5: 75.
74
membenarkan kekuasaan tuhannya, juga membenarkan apa saja yang dikatakan
oleh putranya.40
Kemudian untuk yang kedua kalinya Malaikat Jibril kembali mendatangi
Maryam dengan menyamar menjadi manusia untuk memberikan kabar gembira
bahwa tidak akan menunggu waktu lama lagi Maryam akan mengadung jabang
bayi yang kelak akan menjadi tanda-tanda kebesaran Allah atas kehadirannya.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al- ‟
“17. Maka ia Mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu
Kami mengutus roh Kami41
kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam
bentuk) manusia yang sempurna. 18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku
berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha pemurah, jika kamu seorang
yang bertakwa". 19. ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang
utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". 20.
Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang
tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina!" 21. Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah
mudah bagiku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan
sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah
diputuskan."42
Pada ayat tersebut di atas menceritakan bagaimana Maryam didatangi oleh
Malaikat yang ingin memberikan kabar gembira kepadanya bahwa Allah akan
menganugerahkan seorang anak, yang kelak akan lahir dari rahimnya dan
kemudian anak itu akan menjadi anak yang sangat berbakti kepada Ibunya.
Bahkan tidak hanya itu, setelah besar nanti anak itu akan diangkat menjadi
seorang nabi yang dihormati dan dikagumi oleh umatnya dengan memiliki
‟ nya sebagai tanda kenabianya dan bukti
akan kebesaran Allah.
40 M - Al-Qurtubi, Al-Jâmi‟ li Ahkâm al-Qur‟ân.
penerjemah Dudi Rasyadi, dkk. vol. 6 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.), h. 598.
41Maksudnya: Jibril a.s.
42 QS. al-Maidah/5: 75.
75
Ketika itu, Maryam tidak pernah keluar dari mihrab dan masjid Bait Al-
Maqdis, kecuali saat berhaid atau ingin melakukan sesuatu yang sangat penting
sekali, baik itu mencari air atau pun yang lainnya. Lalu ketika pada suatu hari dia
baru saja kembali dari luar masjid, dan ingin kembali mengasingkan diri di dalam
mihrabnya, tiba-tiba saja ada sesosok manusia yang tampak sama sekali tidak
dikenali oleh Maryam sebelumnya,43
kemudia Maryam pun berkata seraya
memohon perlindungan kepad Dzat yang maha melindungi, Allah SWT.
"...Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha
pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa..."44
lalu Malaikat Jibril pun
menjelaskan maksud dan kehadirannya dihadapan Maryam, bahwa kehadirannya
itu tidak lain adalah untuk memberikan kabar gembira, karena Allah Dzat yang
Maryam meminta perlindungan kepada-Nya akan memberikannya seorang anak
laki-laki yang sangat berbakti kepada Ibundanya dan akan menjadi seorang Nabi
Allah yang mengajak manusia kepada jalan kebenaran. "Sesungguhnya aku ini
hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang
suci"45
Mendengar kabar tersebut, maryam pun terkejut bukan main, dalam
M J l
tersebut yang telah menyerupai sosok Manusia rupawan. "Bagaimana akan ada
bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun
43Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.(QS.
Maryam/19: 17)
44 (QS. Maryam/19: 17) dalam kitan tafsir Ibnu katsir, Abul Aliah mengatakan, bahwa
Maryam tahu bahwa orang itu memiliki ciri-ciri sebgai mana ciri-ciri orang bertaqwa. Lihat Tafsir
Ibnu Katsir juz 3., hal. 115., lihat juga, Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, Penerjemah
Dudi Rosyadi, Cet. 9 ( Jakarta Timur :Pustaka Al-Kautsar, 2017), h. 950.
45 QS. Maryam/19: 19
76
) o !”46
Maryam benar-benar syok
mendenga kabar yang dibawa oleh seseorang yang tidak dia kenal, namun di sini
lagi-lagi Malaikat jibril berusaha menenangkan keadaan Maryam yang tampak
ragu atau bahkan memandang ini adalah berita yang mustahil terjadi, seakan dia
berkata “ o , tanpa aku menikah
” dan Malaikat Jibril pun menyakinkannya dan menenangkannya
dari keterkejutan terhadap berita yang disampaikan oleh dirinya, dia mengatakan
"Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiku; dan agar
dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari
kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".47
P N „ melalui perantara rahimnya Maryam adalah sebagai
bukti tanda kebesaran dan keagungan Allah, bahwa Allah bisa menciptakan segala
apapun yang Dia kehendakinya, baik itu ada sebab ataupun tanpa sebab. Kejadian
penciptaan manusia tidak mutlak harus adanya sepasang seseorang yang
melakukan hubungan, bahkan Allah bisa menciptakan manusia tanpa ada manusia
N dam, dan Allah juga bisa
menciptakan manusia hanya dari laki-laki seorang saja tanpa adanya wanita,
N dam, maka
untuk menciptakan Seorang manusia yang terlahir tanpa ayah adalah hal yang
sangat mudah bagi Allah. 48
Dengan adanya Nabi „ nanti, dia akan menebarkan Rahmat dari Allah,
yaitu dengan mengajak umatnya kepada jalan Allah, baik ketika dia masih kecil
46 QS. Maryam/19: 20.
47 QS. Maryam/19: 21.
48 M M ‟ Tafsir ya‟rawi terjemaham, vol. 2 (Jakarta:
PT Ikrar Mandiriabadi, 2005), h. 313.
77
atau pun ketika dia sudah besar. Baik pada masa kanak-kanaknya maupun pada
masa dewasanya, agar mereka umatnya hanya menyembah Allah saja, tidak
menyekutukan-Nya.
5. Maryam Melahirkan dan Mengasingkan Diri
Pada pembahasan sebelumnya telah penulis paparkan bagaimana Maryam
yang bertemu dengan Malaikat Jibril yang datang secara tiba-tiba dengan
menjelma manjadi seorang pria yang tampan dihadapan Maryam, maka pada
pemaparan kali ini adalah kelanjutan dari kisah yang sebelumnya, bahwa tidak
menunggu waktu lama untuk Allah membuktikan apa yang diragukan Maryam
prihal berita tentang dia akan mengandung seorang anak meskipun tanpa adanya
suami. Allah berfirman dalam surat Maryam, ayat : 22.
“22 Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh.”49
Ayat ini menjelaskan tentang kehamilah Maryam dan dia menyendiri di
tempat yang cukup jauh dari kaumnya, karena Maryam sudah mengetahui akan
keberadaan janin yang ada dalam rahimnya dan dia juga menyadari pasti karena
sebab ini kaumnya akan menuduh mereka yang bukan-bukan, bahkan dengan
kata-kata yang sangat tidak layak untuk diucapkan, karena itu dia memutuskan
lebih baik baginya untuk menyendiri seorang diri di tempat yang sepi, karena dia
merasa tidak mampu untuk menghadapi mereka.
Terdapat sebuah riwayat yang ‟ N „
ketika bereda di dalam kandungan Ibundanya, diriwayatkan dari Mujahid, dia
“ wa ketika Mayam mengandung Nabi „
49 QS. Maryam/19: 22.
78
“ kandunganku
berbicara kepadaku. Sedangkan ketika ada orang lain di sekitarku, maka janin ini
akan bertasbih di ”50
Setelah Maryam tahu bahwa keadaan yang menimpa dirinya ini adalah
bukan keadaan yang dapat dilakukan oleh orang biasa, yang bisa menyebabkan
banyak kekeliruan dan kesalah fahaman di mata para manusia, maka akhirnya dia
memutuskan untuk mengasingkan diri dari lingkungan di tengah-tengah
manusia51
, kali ini niat penyendiriannya bukan untuk mengkhususkan beribadah
kepada Allah, melainkan menghindar dari tuduhan dan cemoohan yang kelak
nantinya akan tertuju tanpa perkiraan kepadanya.52
“23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada
pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".53
Maka tibalah saatnya untuk melahirkan, sebagaiman lazimnya seseorang
wanita akan melahirkan, dia membutuhkan sandaran untuk meringankan beban
rasa sakit pada ketika proses persalinan. Allah telah menyiapkan sandaran untuk
Maryam berupa pohon kurma lengkap buahnya yang lebat, sehingga kapan pun
Maryam merasa lapar karena lelahnya dalam proses melahirkan, ia tinggal
50 J M J -To Târîkh al-Tâ arî Târîkh Al- as l wa Al-
Mul k, vol. 1 (Mesir: Daral-Ma'arif, T.th), h. 200.
51 Dalam tafsiral-Misbah tercantum dengan mengatakan bahwa mayoritas ulama
berpendapat tentang perginya Maryam ke suatu tempat yang sepi, tempat itu diberi nama Bait
Lahem, sebuah daerah yang terletak di sebelah selatan Yarusalem di Palestina. Karena disanalah
Nabi Isa dilahirkan. Lihat M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan
Keserasian al-Qur‟an), vol. 7 cet-1 (ciputat: lentera hati, 2009), hal. 430.
52 M M ‟ Tafsir ya‟rawi terjemaham, vol. 2 (Jakarta:
PT Ikrar Mandiriabadi, 2005), h. 521.
53 QS. Maryam/19: 23.
79
menggoyang-goyangkan saja batang pohon kurmanya dan seketika itu juga lah
buahnya berjatuhan. Bahkan tidak hanya itu dibawah pohon kurma yang dipakai
bersandar oleh Maryam terdapat air sungai yang mengalir lagi menyejukkan untuk
diminum kapan saja oleh Maryam ketika dia haus.
Kelengkapan kesediaan alami yang telah Allah persipkan ketika detik-
detik maryam akan melahirkan senantiasa tidak membuat Maryam melupakan
efek-efek negatif yang nantinya akan tumbuh dan berkembang dipikiran
Masyarakatnya, Maryam selalu terhantui akan hal-hal negatif yang tidak dia
o “
saya mati sebelum ini, dan saya menjadi manusia yang tidak berarti, lagi
”54
Karena dia merasa betapa orang-orang tidak akan mengerti dan sulit
untuk mempercayai jika tidak mengalami kejadian ini dengan pribadinya sendiri.
Oleh sebab hal ini adalah hal yang hina mata pandangan masyarakat dan tidak
pernah ada sebelumnya, seorang prempuan yang melahirkan tanpa adanya seorang
suami.
“24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu
bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di
bawahmu. 25. dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,”55
Tentang ayat ini, tepatnya pada kata min “dari”) ulama
memasukkannya kedalam dua katagori bacaan, pertama, kata tersebut dibaca
dengan harokat Fathah, maka makna yang dimaksud dari kata tersebut adalah
54 QS. Maryam/19: 23.
55 QS. Maryam/19: 24-25.
80
bayi yang ada di dalam kandungannya, sebagaimana yang o
M
o J r Al-T bari.56
Kedua, apabila dibaca dengan harokat kasroh,
maka yang dimaksud adalah Malaikat Jibril. Pendapat ini diriwayatkan oleh al-
A N „ tidak berbicara kecuali ketika orang-orang
sedang berkumpul disekitarnya. Pendapat ini juga diikuti oleh Said bin Jubair,
Amru bin Maimun, adh-Dhohkak, as-Suddi dan Qotadah.57
Dalam keadaan seorang diri ditimpah kondisi yang mempertaruhkan
antara hidup dan mati seorang wanita shalehah, Allah telah menjamin rizkinya,
tersedia buah kurma dan airnya, agar dia melupakan khawatiran-kekhawatiran
yang ada dibenaknya, maka Allah perintahkan kepadanya untuk menggoyang-
gonyangkan pohon kurmanya ketika perutnya merasa lapar dan meminum air
yang telah tersedia di sisinya, ketika tenggorokannya mulai kekeringan,
sebagaimana perintah dari ayat yang telah ditulis di awal pembahasan ini.
6. Maryam Kembali dan Melakukan Aksi Tutup Mulut
“26. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat
seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang
manusiapun pada hari ini".27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya
56 Abu j ‟ M J -T , Jâmi‟ al-Bayân „an Ta‟wîli âyi al-
Qurân.Penerjemah Ahmad Affandi, vol. 6 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008), h. 243.
57. T J ‟ - „ T ‟ âyi al-Qurân., vol. 9, h. 237.
81
dengan menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya kamu
2
n58
, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali
bukanlah seorang pezina"59
Setelah pada pembahasan sebelumnya Allah memerintahkan kepada
Maryam untuk menyantap makanan dan minuman yang ada di hadapannya,
kemudian setelah itu Allah juga memerintahkan kepadanya untuk bersenang hati,
menerima dengan bahagia karena telah melahirkan dengan selamat seseorang
yang kelak akan manjadi Nabi utusan Allah. Dan melupakan pandangan-
pandangan negetif yang kelak nantinya akan dilontarkan oleh kaumnya,sebab
Allah berada di pihaknya.
Sedangkan Jibril menjelaskan kepada Maryam, “Adapun nanti ketika
mereka bertanya tetang kejadian aneh yang di luar logika. Engkau Maryam, maka
tidak perlu repot-repot menjelaskan panjang lebar tentang kronologi kejadiannya,
cukup bagimu lakukan aksi tutup mulut,dan berikan isyarat singkat sebagai
jawaban dari pertanyaaan mereka. Karena apabila kamu menjelaskan panjang
lebarpun mereka tidak adakan pernah memahaminya, bahkan nantinya peristiwa
ini akan menjadi debat kusir yang tidak pernah sampai pada penghujungnya, dan
pasti engkau akan kalah sebab bagaimanapun engkau harus menyadari bahwa
engkau adalah seorang wanita, biarkan mereka melihat buktinya saja karena itu
lebih bisa dimengerti.”
Setelah tahu apa yang nantinya harus Maryam lakukan ketika dihadapkan
dengan keadaan yang sudah dia takutkan hingga akhirnya menyebabkan dia
melakukan penyendirian, akhirnya ketika keadaannya sudah mulai tenang
58 M o
N n a.s.
59 QS. Maryam/19: 26-28.
82
Maryam memberanikan diri untuk pulang ke kampung halamannya dengan
menggendong bayi yang telah dia lahirkan.
Tibalah saatnya dia sampai ditengah-tengah kaumnya, maka mereka
berkata keras kepada mayam:
“W M
melahirkan bayi ini telah melakukan sesuatu yang mungkar. Wahai saudara
perempuan harun, ayahmu sekali-kali pada saat apapun bukanlah seorang yang
buruk perangainya dan ibumu dalam segala waktu dan situasi sekali-kali bukanlah
seorang pezina, sehingga bagaimana mungkin engkau menempuh jalan yang tidak
o o ?”60
Maryam yang mendengar tuduhan-tuduhan keras yang di lontarkan kepada
dirinya, dia tetap tegar dan tenang, lalu mengikuti petunjuk yang telah dipesan
sebelumnya, maka dia menunjuk kepada anaknya tanpa mengeluarkan sepatah
kata, seakan tunjukannya itu bermakna “
peristiwa ini kepada anakku yang sedang aku gendong, sesungguhnya dia akan
”61
maka mereka pun sontak
kaget dan langsung saja mematahkan perintah yang telah maryam katakan,
“ berada dalam
buayan?62”
M N „ yang masih dalam keadaan bayi berkata
“ ungguhnya aku adalah hamba Allah, Dia yang nantinya akan memberi aku al-
Kitab, yakni Injil, sesuai dengan ketetapan-Nya sejak azali dan juga akan
mengajarkan kepadaku kitab-kitab sebelumnya, seperti kitab Taurat, dan Allah
juga pasti akan menjadikan aku seorng nabi bila tiba masanya untuk
60 QS. Maryam/19: 27-28.
61Redaksi yang sesuai al- ‟ “M Maryam menunjuk kepada
anaknya. mereka berkata: "Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di
dalam ayunan?." Lihat QS. Maryam/19: 29.
62 QS. Maryam/19: 30.
83
menyampaikan tuntunan agama kepada Bani Israil. Dan Dia lah Allah yang maha
Esa yang telah menjadikan aku sebagai seorang hamba yang diberkahi dengan
aneka keberkahan dimanapun aku berada, dan Dia juga telah memberikan wasiat
kepadaku untuk senantiasa menunaikan sholat secara berkesinambungan dan
menunaikan zakat secara sempurna selama aku masih hidup, dan Dia juga
menganugrahkan kepadaku kemampuan lahir dan batin sebagai bukti kepatuhan
dan ketaatan kepada ibuku, dan terakhir dialah Allah yang tidak akan menjadikan
o o o ”63
Mereka pun terdiam setelah menyaksikan kejadian yang di luar nalar dan
batas fikirannya, dan akhirnya percaya atau tidak percaya mereka harus menerima
dan mempercayainya bahwa ternyata bayi yang selama ini Maryam kandung dan
kini telah dia lahirkan bayi itu adalah bukan bayi yang biasa pada umumnya, dia
adalah bayi yang kelak akan menjadi utusan Alllah. Membawa kalimat-kalimat
N „ akan penulis paparkan pada
pembahasan setelah ini, dan Maryam pun terbebas dari tuduhan-tuduhan yang
tanpa dasar menghantam dirinya.
7. Keutamaan Maryam
Pada pembahasan ini akan dipaparkan tetang keutamaan Maryam dari
riwayat-riwayat yang shahih dan dapat dipertanggung jawabkan, pembahasan
keutamaan Maryam ini penulis merangkumnya sebagai berikut :
a. Wanita Terbaik Pada Zamannya
Para Imam hadits meriwaya
J ‟ r, dari „ T lib R.A , ia
63 M.Quraish Shihab, Tafsir Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur‟an), vol. 2, cet-1 (ciputat: lentera hati, 2009), h. 440.
84
‟‟ : „M „ n adalah wanita
terbaik pada zamannya, dan Khadijah binti Khuwailid adalah wanita terbaik pada
‟‟64
b. Wanita Terbaik Penghuni Syurga
‟ nus bin Muhammad , dari
Daud bin Abil Furat, dari Ilba bin Ahmad, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia
berkata, “ empat buah garis di tanah, lalu beliau
“ ?””
“ -Nya lebih me ” ,
“ M adalah;
Khadijah binti khuwailid, Fatimah binti Muhammad M „ n, Asiah
M ‟ ”
c. Istri Nabi di Syurga
- wi meriwayatkan, dari Wahab bin Baqiyyah, dari
Khalid bin Abdillah al-Wasithi, dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah,
dari Aisyah, ia pernah berkata kepada Fathimah, “
membuatmu berduka lalu menangis ketika berbincang dengan Rasulullah, dan
?” “
memberitahuku bahwa ia akan meninggal dunia setelah sakit, maka aku pun
berduka dan menangis terhadapnya. Namun kemudian beliau juga memberitahuku
bahwa aku adalah anggota keluarganya yang paling cepat menyusul beliau setelah
beliau tiada, dan juga memberitahuku bahwa aku akan menjadi pemimpin para
64 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, Penerjemah Dudi Rosyadi( Jakarta
Timur :Pustaka Al-Kautsar, 2017), Cet. 9 h. 940. Hadis tersebut juga bisa dilihat pada aplikasi
“Lidwa em ilan mam” Sumber: Bukhari, Kitab: Makanan, Bab: Bubur, No. Hadist: 4998.
85
wanita disurga nanti, kecuali terhadap maryam binti „ n. Maka setelah kabar
”
Inti dari penyebutan riwayat-riwayat tersebut adalah untuk
memperlihatkan betapa Siti Maryam memiliki keutamaan yang sangat tinggi,
karena Allah juga telah mensucikannya dari perbuatan dosa dan melebihkannya
dibandingkan wanita sepanjang masa sebagaimana penulis telah sebutkan
sebelumnya.
Selain itu, ada pula riwayat-riwayat lain yang menyebutkan bahwa ia akan
menjadi salah satu istri Nabi di surga nanti, Maryam dan juga Asiyah binti
Muzahim. Thabrani meriwayatkan, dari Abdullah bin najiyah, dari Muhammad
‟
Said bin junadah, ia berkata, Rasulullah pernah bersabda, “
M „ ) ‟
M ”
Ibnu Asakir meriwayatkan, dari Muhammad bin Zakariyy Al-Gallabi,
dari Abbas bin Bakkar, dari Abu Bakar Al Hudzali, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas,
bahwasannya ketika Khadijah sedang sakit sesaat menjelang ajalnya, Rasulullah
menemuinya dan berkata, “ -
o o ” L ijah bertanya,
“W ?”
N “T
Maryam binti „ M
M ”
86
D. „
P N „ dari masa
pertumbuhan Nabi „ dan wahyu pertamanya, kemudian akan berlanjut pada
M ‟ ‟
“ -M ”
dan peristiwa pengangkatan Nabi „ serta akan diturunkannya kembali dan pada
bagian akhir tentang riwayat umur nabi „ AS.
1. Masa Pertumbuhan „ dan Wahyu Pertamanya
Sebagaimana talah penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya,
N „ dilahirkan di Batlehem, dekat dengan Masjid Baitul Maqdis
N „ sudah diberikan keajaiban yang dianugerahkan Allah
kepadanya, ketika dia semakin tumbuh menjadi besar, maka keajaiban demi
keajaiban semakin terlihat pada dirinya, dan saat keajaiban itu terdengar di telinga
orang-orang Yahudi, mereka bertekad untuk membunuhnya. Maka Maryam
sebagai Ibunya merasa takut dan khawatir terhadap anaknya. Maka Allah
N „ untuk pergi ke tanah mesir.
Perintah ini di - ‟ n sebagai mana berikut :
“ „ ) M
yang nyata bagi (kekuasaan kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah
Tinggi65
yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-
”66
Al- “ ” o
ayat di atas adalah negeri Mesir, karena Mesir merupakan dataran yang di tengah-
65Yaitu: suatu tempat di PaIestina. Ada juga yang mengakatan, bahwa temat tersebut
adalah tempat dilahirkannya Nabi Isa terdahulu, yaitu disebuah pohon kurma di Baitul Maqdis.
66 QS. Al-M ‟ inun/23: 50.
87
tengahnya terdapat Sungai Nil dengan air yang mengalir sepanjang tahun.67
Usia
Nabi Isa saat hijrah ke Mesir adalah kurang lebih adalah dua tahun.68
N „ mencapai usia tiga belas Tahun, di sinilah
wahyu yang pertama kali diturunkan kepadanya. Allah menyuruhnya untuk
meninggalkan Mesir dan kembali ke Bethlehem. Kemudian di sana Nabi „
menetap dan diturunkan kitab Injil kepadanya, dan diajarkan kitab Taurat,
M ‟ n orang yang sudah mati, menyembuhkan
berbagai penyakit, mengetahui hal-hal yang tidak tampak oleh mata, dan
mengetahui jika ada seseorang yang datang. Lalu masyarakat Baitul Maqdis pun
kaget dengan keajaiban-keajaiban yang dimiliki „ , dan ketika
N „ N „ pun mulai mengajak mereka
kembali kejalan Allah dan menjelaskan siapa dirinya sebenarnya.69
2. ‟ „ Setelah Menjadi Rasul
a. Menghidupkan Orang Yang Sudah Mati
Meskipun il yang percaya kepada „ dan
menjadi pengikutnya, namun tetap saja „ tidak memiliki rumah yang dapat
ditinggalinya. Ia hanya mengikuti ke mana pun kakinya melangkah, tanpa ada
tempat tinggal atau tempat yang khusus baginya agar mudah ditemui.
Pertama kali mukjizat menghidupkan orang yang sudah mati ia gunakan
adalah, ketika pada suatu hairi ia melihat seorang wanita yang duduk di atas
L ”
67 - -T ‟ - n al-Sayyid Mahmud al-Alusi, h al-
Ma‟anî î Tafsîri al-Qur‟ân al-„Azîm wa al- a ‟u al-Matsânî, vol. 18 dah al-T ‟
al-Muniryyah, T.th), h. 50. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Quraish Shihab dalam kitab
„ L Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, vol. 9 (Ciputat: Lentera Hati, T.th), h. 198.
68 Imanullah Halim, Isa Putra Maria dalam Injil dan Al-Qur‟an:disadur dari al-Masih Isa
„ -Salam dan beberapa kitab lain (Ciputat: Lentera Hati, 2011) h. 144.
69Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 986.
88
membuatmu ?”L
perempuannya baru saja meninggal dunia, dan ia tidak memiliki anak lain selain
anak itu, ia bersumpah tidak akan meninggalkan tempat itu hinnga merasakan
kematian seperti yang dirasakan oleh anaknya, atau Allah menghidupkan kembali
anaknya agar ia dapat melihat anak itu untuk terakhir kalinya.
Kemudian N „ “ -
?”
“ ”
Lalu „ pergi dari tempat itu dan melaksanakan sholat dua rakaat.
Kemudian ia datang lagi dan duduk di “
fulanah, bangkitlah dengan seizin Allah yang maha pengasih, dan keluarlah dari
” Kemudian pusara tersebut bergerak-gerak, namun sesaat kemudian
diam kembali. Lalu Isa berseru lagi untuk kedua kalinya. Tiba-tiba pusara tersebut
terbelah ditengahnya, namun setelah itu diam kembali. Lalu isa berseru lagi untuk
ketiga kalinya, maka keluarlah anak perempuan itu dari dalam kuburannya sambil
menyekak kepalanya untuk menghilangkan tanah-tanah yang menempel.
“
?” “
terdengar lengkingan pertama , Allah mengutus salah satu malaikat-Nya kepadaku
dan ia menaiki punggungku. Kemudian ketika aku mendengar lengkingan yang
kedua, malaikat itu mengembalikan rohku kedalam tubuhku. Kemudian aku
mendengar lagi lengkingan yang ketiga, dan aku sangat takut, karena aku pikir itu
adalah sangkakala yang ditiupkan pada hari kiamat . rasa takutku yang luar biasa
89
terhadap hari kiamat itu menjadikan rambutku, alisku, dan bulu mataku ini
) ”
Setelah itu, anak “
ibuku yang tersayang, apa yang membuatmu tega hingga aku harus merasakan
sakitnya kematian sampai dua kali seperti ini. Wahai ibuku yang tersayang
bersabarlah dan kuatkanlah dirimu, karena aku sudah tidak butuh lagi akan
” N „ “
ruhullah, berdoalah kepada tuhanku agar aku dikembalikan lagi kealamku dan
” L N
„ pun berdoa kepada tuhannya, dan seketika itu juga anak perempuan itu
kembali menghembuskan nafas terakhirnya. Lalu Nabi „ mengangkat jasad
anak itu dan mengembalikannya ke dalam kuburannya. Dan tidak lama kemudian
tersiarlah kabar tersebut dan terdengar oleh orang-orang Yahudi, dan mereka
malah semakin marah terhadap Nabi „ a.70
b. Menghidupkan kembali Sam bin Nuh
Pada kisah Nabi Nuh yang lalu, kami telah menyampaikan bagaimana
ketika Bani Israil meminta kepada Nabi „ untuk membangkitkan kembali anak
Nabi Nuh, Sam. Kemudian Nabi „ melaksanakan sholat dan berdoa kepada
Allah untuk menghidupkannya kembali, lalu Allah pun menghidupkan Sam
kembali untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dan menceritakan
tentang peristiwa banjir besar di masa lalu.
Setelah menceritakannya, kemudia Nabi „ berdoa lagi kepada Allah,
hingga akhirnya Sam kembali menjadi tanah.71
70 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 997.
71 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 998.
90
c. Menghidupkan Kembali Seorang Raja Bani Israil
A-S meriwayatkan sebuah kisah panjang, dari Abu Saleh dan Abu
Malik, dari Ibnu Abb “ o
dari Bangsa Israel meninggal dunia dan dibawa di atas kerandanya, datanglah
Nabi „ dan ia berdoa kepada Allah untuk menghidupkan kembali, lalu Allah
mengabulkan doanya dan raja itu pun hidup kembali. Maka, M
il yang melihat kejadian yang sungguh menakjubkan itu pun terkejut dan
kagum terhadap Nabi „ .72
3. S n “Al- h” d „
M “ -M ” N
memiliki dua makna, pertama, dia berasal dari kata (Masaha Yamsahu) yang
memiliki arti mengusap, kata tersebut kedudukannya tergolong ke dalam sim fa‟il
dengan wazan (faîl) yang bermakna ( il). M “ -M ”
“ ” M
kitab tafsirnya bahwa Nabi „ bisa mengobati seorang tunanetra hanya dengan
mengusapkan tangannya kepada mata orang yang sakit tersebut. Kedua, “ -
Masih tersebut terambil dari kata ( âha - asîhu) yang memiliki arti “berwisata”,
makna dari kata tersebut adalah karena semasa hidup Nabi „ tidak pernah
tinggal menetap dan selalu berpindah-pindah ke penjuru negeri untuk mengajak
manusia ke jalan yang benar.73
Pendapat yang berbeda justru dipaparkan oleh Imam al- ‟tubi dalam
“ -M ”
72 Imam Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi Terjemah, h. 999.
73 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,
vol. 2 (Ciputat: Lentera Hati, T.th), h. 86.
91
yang menjadi julukan Nabi „ itu bukanlah sebuah nama yang diambil dari kata
apapun dalam Bahasa Arab, julukan itu adalah gelar yang diberikan langsung oleh
Allah kepada Nabi „ . Oleh karenanya kata al-Masih bisa juga diartikan sebagai
„„ ” “„ ”
menjadi k “ -M ”
yang sama, yaitu tertuju kepada Nabi „ .74
4. Pengangkatan „ Al-Masih dan Turunnya Kembali pada Akhir
Zaman
Pada pembahasan ini akan dikemukakan dalil bahwa Nabi Isa diangkat ke
langit pada akhir hayatnya dan tidak diwafatkan, kemudian kelak akan di turunkan
ke bumi menjelang akhir zaman.
“55. (ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai „ , Sesungguhnya aku akan
menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta
membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang
yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat.
kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu
tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".75
Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya mengutip pandangan Imam
“mutawaffika” “ ”
“
sehingga engkau tidak akan terbunuh oleh mereka, tetapi engkau akan hidup pada
74 M - Al-Qurtubi,. Al-Jâmi‟ li Ahkâm al-Qur‟ân.
penerjemah Dudi Rasyadi, dkk., vol. 4 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), h. 240.
75 „ n3: 55.
92
usia yang telah Aku tetapkan, tidak berkurang sedikitpun, baik kekurangan itu
sebagai akibat pembunuhan maupun dengan kematian mormal sebelum waktu
”76
lebih jauh melacak penafsiran dari ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir
memberikan komentar bahwa ayat tersebut tidak dimaksudkan dari
pengangkatannya adalah kematian, karena apabila yang dimaksud dari kata
“ ” N „ seperti
orang-orang yang lainya, yang mana Allah mengambil ruh mereka dan
meninggalkan jasadnya. Kerena pada ayat yang lain Allah berfirman:
“157 "
Al Masih, „ s putra Maryam, Rasul Allah", Padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan „ bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) „ , benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah „ . 158. tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat „ kepada-Nya. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”77
Pada ayat 158 pada ayat di atas firman Allah secar tegas menyatakan
“ T „ kepadanya. ”
N „ di angkat oleh Allah badan dan juga ruhnya.
76 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Mis ah, esan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟ân,
vol. 2., hal. 97.
77 QS. Al-Nisa/4: 157-158.
93
Sesungguhnya dia masih hidup sampai sekarang di atas langit, dan akan turun
pada akhir zaman nanti.78
Peristiwa turunnya Nabi „ di akhir zaman telah di tetapkan dalam al-
‟ dan al-Sunnah yang shahih lagi mutawattir dan tidak ada lagi keraguan
didalamnya. Maka apabila hal itu terjadi, dekatlah sudah akhir dari kehidupan
dunia ini, dan tidak lama lagi kiamat besar akan terjadi.
“61. dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan
tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan
ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.”79
Ayat di atas menurut Imam al-T bari maknanya adalah turunnya Nabi „
pada hari Kiamat merupakan salah satu tanda dekatnya hari kiamat, karena hal itu
“ o ”) dengan huruf ain
dan lam difatahkan, yang bermakna tanda akan tegaknya hari Kiamat. Qiroah
„ M
imam ulama tafsir.80
78 Al-T J ‟ - „ T ‟ -Qurân., vol. 4, h. 336.
79 QS. Al-Zukhruf/43: 61.
80 ‟ M h J -T J ‟ - „ T ‟ -Qurân.
vol. 23 (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008.), h. 113. Dalam hal ini juga selaras dengan apa
yang dipaparkan oleh Imam Al-Qurthubi dalah kitab tafsirnya. Lihat: Al-Qurtubi, Al-Jâmi‟ li
Ahkâm al-Qur‟ân., vol. 16, h 271.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga „ m n dipilih oleh Allah untuk menjadi keluarga teladan
sepanjang masa dengan menyejajarkan namanya dengan para nabi senior
sebelumnya, kemudian mencantumkan nama besar keluarganya di dalam nama
surat dari al-Qu ‟an. tidak heran itu kerena keluarga yang satu ini memiliki
banyak keistimewaan yang telah Allah anugerahkan:
Pertama, o ok „ m n merupakan seorang nabi yang menjadi Imam di
tengah-tengah kaumnya, dia adalah orang shaleh yang tinggi ketakwaannya
kepada Allah, namun sayang peran untuk menjadi seorang ayah belum sampat
dirasakan olehnya, dia telah meninggal ketika istrinya hamil. Akan tetapi berkat
keshalehannya itu kelak akan berbuah manis, dia memiliki seorang anak yang
juga dipilih oleh Allah untuk menjadi wanita suci di antara wanita-wanita yang
lain.
Kedua, Hannah, adalah seorang istri dari „ m n yang begitu sabar
menerima akan ketentuan Allah, sekaligus dia juga merupakan sosok pribadi yang
pantantang menyerah dalam berusaha dan berdoa. Meskipun dia adalah
perempuan yang sudah lanjut usia dan mandul, tetapi keinginnya yang kuat untuk
memiliki sorang anak tetap dia sampaikan kepada Dzat yang memiliki
kekuasasan. Kemudian Allah menganugerahkan dia seorang anak yang diidam-
idamkan sejak dulu, tapi ini tidak membutnya cinta buta kepada anaknya sehingga
melupakan Allah, Dzat yang menganugerahkan anak itu, bahkan dia telah ikhlas
dan rela untuk menjadikan anaknya sebagai pengabdi di rumah Allah (Bait Al-
95
Maqdis) yang sibuk berdzikir dan beribadah kepada-Nya serta melupakan
perkara-perkara keduniaan.
Ketiga, Maryam merupakan sosok wanita yang dipilih oleh Allah untuk
menjadi wanita suci sepanjang masa, dia yang sejak kecil diperintahkan untuk
mengabdi di rumah Allah (Bait Al-Maqdis), sehari-hari hidupnya yang selalu di isi
dengan berdzikir dan beribadah kepada Allah, ternyata tidak membuatnya bebas
dan terlepas dari ujian-ujian yang menghampirinya, dia dituduh yang bukan-
bukan oleh kaumnya, bahwa telah melakukan perzinahan, sehingga menyebabkan
dia menyendiri untuk menghindari tuduhan yang bertubi-tubi kepadanya, bahkan
Maryam hampir putus asa ketika hendak melahirkan anaknya, karena dia
beranggapan bahwa tuduhan kaumnya akan lebih tajam terlontar kepadanya.
Namun ternyata dibalik ujian itu semua ada keajaiban besar yang telah Allah
anugrahkan kepada Maryam, dia telah melahirkan seorang anak yang kelak
menjadi nabi dan rasul pembawa ajaran kebenaran dan sebagai bukti tanda
kebesaran Allah. Nabi yang sejak kecil sudah diberikan berbagai macam
keistimewaan, bahkan sejak di dalam kandungan Ibundanya. Dia adalah Nabi „ ,
seorang nabi yang membawa ajaran agama Nasrani. Selain itu Maryam juga
memiliki keutamaan yang lain, bahwa dia merupakan selah satu istri Nabi
Muhammad SAW. di surga kelak. Maka pantas saja dia merupakan wanita pilihan
yang Allah khususkan.
Keempat, a i „ merupakan hamba pilihan Allah yang diutus untuk
menye a kan agama a ani, e agai macam mu‟jizat telah Allah e ikan
kepadanya sebagai bukti dari kebenaran dan tanda-tanda kebesaran Allah, dari
mulai bisa berbicara di dalam kandungan ibunya, menghidupkan orang yang
96
u ah mati, enghi upkan kem ali am in h, menghi upkan kem ali
eo ang aja an l, dan yang lain sebgainya. Dan e utan gela “al- a ih”
yang melekat pada dirinya, menurut Imam Al-Qurtubi tidak berasal dari kata
manapun, kata itu adalah gelar yang khusus Allah anugrahkan pada dirinya. dan
terakhir penulis mengambil pendapat dari para ulama yang mengatakan bahwa
Nabi Isa itu tidak diwafatkan oleh Allah melainkan dia diangkat ke atas langit
berupa ruh dan jasadnya dan akan turun pada akhir zaman nanti menjelang
kiamat.
Dengan demikian, pot et kelua ga „ m n telah Allah pilih secara khusus
dengan menyejajarkannya bersama para nabi sebelunya dan mengabadikan
namanya menjadi salah satu nama dari nama u at yang a a alam al-Qu ‟ n, itu
kerena seluruh keluarganya, tanpa terkecuali masing-masing memiliki
keistimewaan yang sangat luar biasa, sehingga memang benar-benar pantas
kelua ganya untuk men apat gela “kelua ga pilihal Allah”. An ai aja ti ak a a
„ m n atau Hannah atau salah satu anggota dari keluarganya, niscaya tidak akan
pernah ada ajaran Agama Nasrani di kolong langit ini yang menjadi ajaran agama
dengan penganut terbesar kedua setelah Agama Islam.
B. Saran-saran
Penulis menyedari sepenuhnya akan keterbatas ilmu dan pengetahuan
penulis, serta literatur kajian yang cukup kompleks dan cukup sulitnya
menyatukan kajian-lajian yang tercecer di banyak reverensi, sehingga akhirnya
ka ya ini i a i katakan “ma ih anyak keku angan” hingga pe lu
disempurnakan. Oleh karena itu penulis, mengharapkan uluran pemikiran berupa
97
kritik dan saran dari berbagai golongan dan latar belakang demi perbaikan karya
ini.
Di lain sisi, mudah-mudahan karya ini bisa menginspirasi teman-teman di
jurusan Ilmu Al-Qur‟an an Taf i ( QTAF) untuk membahas lebih jauh dan lebih
dalam terkait kajian yang satu tema dengan karya ini. Dan juga mudah-mudahan
karya ini bisa menambah kajian literatur sejarah ke-Qu ‟anan an mempe kaya
horison ke-tafsiran.
98
DAFTAR PUSTAKA
- Fad Al-T ana’ Sy ha a -Din al-Sayyid Mah d. Rûh al-
ma’âni fî tafsîr al-Qur’an. Mesir, Dar Ihya al-Turats al-Arabi. 1405 H.
Amini, Ibrahim, Mengapa Nabi di Utus. Penerjemah Muhammad Ilyas, Jakarta:
al-Huda, 2006.
Anis, Ibrahim. Al-Mu’jam al-Wasît. Ka ro: Maj a’ a -Lughoh al-‘ ra yyah
1973.
- a ho , Muhammad al-H a n n Ma ’ a - arr , Ta r l- a o
Ma’al m l-Tan n, a r t Libanon, Dar al-K t ‘I yyah 1993M /
1414H.
Bahjat, Ahmad. Nabi Nabi Allah, Penerjemah Muhtadi Kadi dan Muthofa
Sukawi. Jakarta: Qisthi Press, 2007.
Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2016.
- ’ rh n a - n n a -Ha an I r h Nazmu al- urar anâ u
al- â a al-Suwar. L anon: r K t a -‘I yah 2003
- ar y M hy y a - n. ’râ u al-Qur’an al- ar m a a ânuhu. amasyqi:
r I n Kat r, 2002.
Hajjaj, Jihad Muhammad. Umur & Silsilah Para Nabi. Jakarta: Qisthi Press,
2008.
Haqqi, Abdurrahman dan al-Munawwar, Muhammad Nabil, Tafsir Zanjabil:
Sura l mrân. Jakarta: Qisthi Press, 2015.
Hakim, Ahmad Husnul, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, Kumpulan Kitab Kitab-
Tafsir dari Masa kelasik sampai masa Kontemporer. Depok,
Lingkar Studi Al-Q r’an ( - SiQ), 2013.
Halim, Imanullah. Isa Putra Maria dalam Injil dan Al-Qur’an:disadur dari al-
Ma h I a ‘a a h a -Salam dan beberapa kitab lain. Ciputat: Lentera Hati,
2011.
Hanafi, Ahmad. Segi-segi Kesusastraan Pada Kisah-kisah Al-Qur’an, Jakarta:
Pustaka Al-Husna,1984.
Harahap, Iqbal. Ibrahim Bapak Semua agama: Sebuah Rekontruksi Sejarah
Kenabian Ibrahim AS. Sebagaimana Tertuang Dalam Taurat, Injil dan Al-
Qur’an. Ciputat Tangsel: Lentera Hati, 2014.
99
Hasan, Muhammad Kamil. al-Qur’ân a Q sasah al-Hadîtsah. Jakarta: al Buhûts
al-‘I yah 1970
Hasyim, Umar. Mencari ulama pewaris para nabi: selayang pandang sejarah
para ulama. Bina Ilmu, 1983.
Al-H a Sa n ‘I Kisah Shahih Para Nabi. Penerjemah Abdul Ghoffar.
K a t: M a a ah Gh ra n Na yr at Ta z ’ 2002.
Al-Kailani, Muhammad Syayyid. l-Mu ro â âr l-Qur’ân. r t: r
al-Ma’r fat T th
Kat r -H f dz Ibnu. Tafsir Al-Qur’an l- zim, Al-Qâhirah M r r al-
Ha is, 2002.
----------. Tafsir Al-Qur’an l- zim, Al-Qâhirah, R a h Ma ta ah r al-
Salam, 1994.
----------. Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Tatsir, penerjemah Salim
Bahreisy dan Said Bahreisy. PT Bina Ilmu (BI),1984.
----------. Kisah-Kisah Para Nabi. Penerjemah Rudi Rosyadi. Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar, 2017.
----------. Qosasu al- n â. a -Q h r: r a -Ja z 2014
Al-Khalidi, Shalal, Kisah-Kisah Al-Qur’an Pelajaran ar oran -orang
terdahulu, Jakarta, Gema Insani press, 1999.
L. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Q r’an (LPM ) Tafsir Al-Qur’an Tema k E
Revisi. Kamil Pustaka, 2014.
----------. Tafsir Ringkas Al-Qur’an l-Karim. Jakarta: LPMA, 2016.
-Maha I Ja n an -S y ti. Ta r alâla n er ku âbu
an- uj l Ayat. Penerjemah Bahrun Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009.
a -Ma y I n M Al-hasani. Fathur al-Rahman li Tâla â â al-Qur’ân.
L anon: r Kotob al-Ilmiyyah, 2012.
al-Misri, a Ja a - n M ha a n Ma r I n Manzur. Lisan al-
ra . L anon r S r: 1414 M
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progresif, 1997.
Mundzir, Ibn. Lisân al- ra , al-Mujallad al-Awwal. Beirut: Dâr al-Sadr,tt.
100
Noor, Akmaldin dan Mukhlis, Aa Fuad. Al-Qur’an Tema , a -kisah Dalam
Al-Qur’an 1. T.tp.: Yayasan SIMAK, 2010.
Nuriz, Muhammad Adib Fauzi. Ilmu Perbandingan Agama. Yogyakarta:
SPIRIT, 2012.
Al-Q r’an an T rj ahnya Jakarta: 1971.
Al-Quraisyi, Al-Haf z n ‘ a n a I a n I n Kat r Al-
â a a n- âyah. H jr: r al-Hijr, 1999.
-Q rt M ha a n h a Sya a - n l- âm ’ l kâm al-
Qur’ân. penerjemah Dudi Rasyadi, dkk. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Al-Qatt n Manna’ Kh Ma â Ul m al-Qur’ân. Kairo: Maktabah
Wahbah, 1423H.
-----------, Studi Ilmu-Ilmu Q ur’an, penerjemah Mudzakir (Bogor: Pustaka
Lentera Antar Nusa, 2013.
Rafiqi, Yusep, Misteri Banjir a h & Tenggelamnya Atlantis Nusantara.
Yogyakarta: DIVA Press, 2015.
Romdhon dkk. Agam – Agama Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press,
1988.
Al-Shabuni, Muhammad Ali. Kenabian dan Para Nabi, Penerjemah Arifin Jamian
Maun. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993.
Sihab, Muhammad Quraish, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an. Ciputat: Lentera Hati, T.th.
Al-Sya’ro M ha a M ta a . Ta r Asy-S a’ro Ka ro: r akhbar al-
Yaum, 1411H.
---------. Ta r Asy-S a’ro . Kairo: Maj a’ - h t -I miyyah, 1991.
Al-T bari , ja’f r Muha a n Jar r, âm ’ al- a ân an Ta’ l â al-
Qurân. Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2008.
----------. ja’f r Muha a n Jar r, âm ’ al- a ân an Ta’ l â al-
Qurân.Penerjemah Ahmad Affandi. Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah,
1999.
----------. ja’f r Muha a n Jar r, âm ’ al- a ân an Ta’ l â al-
Qurân. Penerjemah Ahmad Affandi. Jakarta Selatan: Pustaka Azzam,
2008.
101
----------. Jamî’ al- a ân an Ta’ li fî âyi al-Qur’an. Kairo, Dar el-Kutub al-
Ilmiyah, bairut.
----------. Târ k al-To ar Târ k l-Ra l a l-Mul k. Mesir: Daral-Ma'arif,
T.th.
Zaidan, Abdul Karim, Hikmah Kisah-Kisah Dalam Al-Qur’an, Jakarta Timur,
Darus Sunnah Press, cet. Ke-3. 2015.
Lampiran 1
102
103
Lampiran 2
RINGKASAN SILSILAH KETURUNAN PARA NABI
Adam
Nuh
Ismail Madyan
Ibrahim
Ishaq
Ya’qub
Yusuf Ayyub
Syuaib
Yehuda
Zulkifli
Yunus Hud
Luth
Maryam
Isa
Muhammad
Imran
Yahudi/
Bani Israil
Nasrani/
Keristen
musa Harun
Levi
Ilyas ilyasa
Ish
Daud
Yahya
zakaria
Sulaiman
Islam