Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
ii
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Prosiding Health Event of All merupakan Terbitan berkala ilmiah seminar hasil-hasil
penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap 1 tahun oleh LPPM
STIKES Cendekia Utama Kudus.
PROSIDING HEFA (Health Events for All)
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
P ISSN 2581 – 2270 E ISSN 2614 – 6401
Pengarah
Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus
Penanggung Jawab
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
STIKES Cendekia Utama Kudus
Editors
Eko Prasetyo, S.KM, M.Kes
David Laksamana Caesar, S.KM, M.Kes
Ns. Sholihul Huda, S.Kep, M.N.S
Ns. Sri Hartini, S.Kep, M.Kes
Dessy Erliani Mugitasari, S.Farm, Apt
Sistem Informasi dan Teknologi
Susilo Restu Wahyuno, S.Kom
Sekretariat :
LPPM SIKES Cendekia Utama Kudus
Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Desa Jepang, Mejobo, Kudus
Telp (0291) 4248655, Fax (0291) 4248657
Email : [email protected]
www.stikescendekiautamakudus.ac.id
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
iv
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Dewan Redaksi .......................................................................................................... ii
Kata Pengantar Ketua LPPM .................................................................................... iii
Daftar Isi..................................................................................................................... iv
Penulis Judul Artikel Halaman
Ahmad Rifa’i Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan
Pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr.
Loekmonohadi Kudus
1
Ayu Safitri Juniati Hubungan Tingkat Stres dengan Strategi Koping yang
digunakan pada Santri Remaja di Pondok Pesantren
Nurul Alimah Kudus
10
Ariyanti, Eni
Masruriati, Desy Tri
Jayanti, Siti
Kunariyah
Perbandingan Efektifitas Antibakteri Infusa dan Sirup
Daun Rambutan terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus dengan Salmonella typhi secara In Vitro
17
Dewi Ayu Jamilah Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan
Motorik Kasar pada Anak Balita Usia 1-5 Tahun di
Posyandu Balita “Balai Desa” Dukuhseti Kec. Dukuhseti Kab. Pati
24
Eka Pangestu Wati Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Gabus II Kabupaten Pati
34
Ema Erniyang Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga
dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi pada Bayi
di Desa Tlogoharum Wilayah Kerja Puskesmas
Wedarijaksa II Pati
40
Galia Wardha Alvita,
Solikhul Huda
Pengaruh Senam Keseimbangan dengan Resiko Jatuh
pada Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Margomukti
Rembang
49
Habbshah Oka
Nurlaela, David
Laksamana Caesar
Hubungan Higiene Sanitasi dengan Jumlah Bakteri
Coliform di Depot Air Minum (DAM) pada Wilayah
Kerja Puskesmas Mejobo
57
Hidayatun Ni’mah Gambaran Persepsi Pencegahan Seks Pranikah pada
Remaja di MA Abadiyah Kec. Gabus Kab. Pati
64
Himayatul Lutfah Gambaran Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kejadian
Obesitas pada Remaja
73
Intan Susilo Utami Studi Deskriptif Perilaku Pemberian ASI pada Ibu
Bekerja di Desa Lau Kecamatan Dawe Kabupaten
Kudus
83
Ipit Koriah Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Prestasi Siswa
Sekolah Dasar di SD N Wotan 04
Kecamatan sukolilo kabupaten pati
90
Meiana Harfika,
Kuntoro, Rachmah
Indawati
Pemodelan Regresi Linier Berganda untuk Estimasi
Determinan Kasus Difteri di Jawa Timur
98
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
v
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Meivina Zufiyanti Studi Deskriptif Tingkat Kecemasan Ibu yang
Mempunyai Anak Usia Pra Sekolah (3-6 Tahun) yang
Mengalami Hospitalisasi di Rumah Sakit
107
Mifta Ariyani Studi Deskriptif Alat Permainan yang Diberikan
Orangtua pada Anak Usia Prasekolah di Desa Pringtulis
Kecamatan Nalumsari
Kabupaten Jepara
115
Novayani
Kusumardiani
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap
Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi
121
Puji Rofikhah
Hidayah
Implementasi Program Inspeksi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sebagai Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja di Unit Paper Mill 10 PT. Pura
Barutama Kudus
129
Putri Rahayu
Berliana
Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian
Keputihan di SMP 2 Mejobo Kudus
134
Rahma Listianawati Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Keselamatan
Pasien (patient safety) dengan Sikap Perawat terhadap
Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
dr. Loekmono Hadi Kudus
145
Renny Wulan
Apriliyasari, Noor
Faidah, Emma Setiyo
Wulan
Perbedaan Perawatan Luka Post Operasi Bersih
Menggunakan Balutan Kasa dengan Balutan
Transparan terhadap Waktu Penyembuhan Luka di
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
154
Resti Prastika Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian
Imunisasi Campak pada Bayi di Posyandu Desa Kayen
Kecamatan Kayen Kabupaten Pati
161
Roi kholik Andika
Yuswantoro
Pengaruh Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien BPJS
Kesehatan Rawat Jalan di Puskesmas Grobogan
169
Rostiami Studi Deskriptif Respon Time Perawat pada Pasien di
IGD RSUD dr. Loekmonohadi Kudus
177
Siti Syarifah Aplikasi Primary Survey oleh Perawat terhadap
Ketepatan Penentuan Triase Pasien Gawat Darurat di
IGD RSUD dr. Loekmonohadi Kudus
185
Sony Factarun Hubungan Motivasi dan Perilaku Menggosok Gigi
dengan Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di MI NU
Islahussalafiyah Kudus
191
Lampiran .................................................................................................................... 201
Pedoman Penulisan Artikel HEFA............................................................................. 202
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
191
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI
DENGAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MI
NU ISLAHUSSALAFIYAH KUDUS
Sony Factarun
STIKES Cendekia Utama Kudus
Email: [email protected]
ABSTRACT
At the age of 6-14 years is the incidence of the turn of deciduous theet to permanent. The
problem of teet and mouth in children is dental caries. The impact of dental caries can
cause teeth resulting in disruption of permanen dental function. Motivation and brushing
behavior of teeth one the important elements for the occurrence of dental caries.The type
of this research is analytical descriptive with cross sectional design. The number of
samples in research 46 respondents with sampling technique using random sampling
technique. Bivariate analysis using chi square. The results showed there was a
relationship of motivation and behavior of brushing teeth dental caries in school age
children MI NU Islahussalafiyah Getas Serabi Gebog District Kudus with p value of
brushing teeth motivation 0.000 and brushing teeth 0.001 ( p < 0.05 ).Correlation
motivation and behavior of brushing teeth with dental caries at school age cild MI NU
Islahussalafiyah Getas Serabi Gebog District Kudus. Parents or teachers should improve
the motivation and behavior of children to brush their teeth.
Keywords : Motivation and behavior, Dental caries, School age clildren
INTISARI
Usia 6-14 tahun merupakan proses terjadinya masa pergantian dari gigi susu ke gigi
permanen. Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah karies gigi. Dampak dari
karies gigi dapat menyebabkan kerusakan pada gigi sehingga mengakibatkan
terganggunya fungsi gigi permanen. Motivasi dan perilaku menggosok gigi salah satu
unsur penting untuk dapat terjadinya karies gigi. Jenis penelitian deskriptif analitik
rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian 46 responden
dengan menggunakan teknik random sampling. Analisis bivariate menggunakan chi
square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi dan perilaku
menggosok gigi dengan karies gigi pada anak usia sekolah di MI NU Islahussalafiyah
Getas Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan p value motivasi menggosok
gigi 0.000 dan perilaku menggosok gigi 0.0001 (p < 0.05). Ada hubungan motivasi dan
perilaku menggosok gigi dengan karies gigi pada anak usia sekolah di MI NU
Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Orang tua atau guru
sebaiknya meningkatkan motivasi dan perilaku anak untuk menggosok gigi.
Kata kunci: Motivasi dan perilaku, Karies gigi, Usia sekolah
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
192
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
LATAR BELAKANG
Penyakit gigi dan mulut yang terbanyak dialami masyarakat di Indonesia
adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Mengacu pada Indikator Oral Health
Global Goal 2010 dari World Health Organization (WHO) status kesehatan gigi
dan mulut penduduk Indonesia pada tahun 1995 dan 2001 target bebas karies gigi
pada anak umur 5-6 tahun sebanyak 90% anak umur 12 tahun sebanyak 50%
(Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, didapatkan data
karies gigi pada anak usia sekolah sekabupaten Kudus sebanyak 81.974 anak,
yang terdiri dari laki-laki 42.851 anak dan perempuan 39.123 anak, dalam hal ini
jumlah murid yang perlu mendapatkan perawatan gigi masih sangat tinggi, di
Kabupaten Kudus jumlah murid yang masih perlu memerlukan perawatan gigi
masih cukup tinggi salah satunya adalah di Kecamatan Gebog berjumlah 1373
murid (Dinas Kesehatan Kab.Kudus, 2014).
Karies merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
memengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang
utama pada anak- anak dan remaja. Usia yang paling rentan menderita karies gigi
adalah 4 sampai 8 tahun untuk gigi primer dan 12 sampai 18 tahun untuk gigi
sekunder atau permanen (Wong, 2008).
Penyebab karies gigi disebabkan oleh faktor atau komponen yang saling
berinteraksi yaitu komponen dari gigi dan air ludah (saliva), komponen
mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam melalui
peragian yaitu aktinomises, streptococcus dan laktobasil, dan komponen makanan
yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung karbohidrat misalnya
sukrosa dan gula atau makanan yang manis yang mudah menempel pada gigi yang
dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam. (Irma, 2013).
Dari survei awal pengambilan data pada tanggal 09 Maret 2017 di MI NU
Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan jumlah
sebanyak 86 murid di kelas IV-VI, dan hasil wawancara tidak terstruktur dari 10
anak-anak yang mengalami karies gigi menunjukkan 4 (40%) anak mengatakan
masih belum mengetahui cara menggosok gigi dengan benar dan belum
mengetahui kapan waktu menggosok gigi yang benar, 3 (30%) orang anak
mengatakan bahwa orang tua tidak mengingatkan kepada anaknya untuk
menggosok gigi serta tidak ada teguran dari orang tua jika anak tidak melakukan
gosok gigi. 3 (30%) orang lainya mengatakan bahwa orang tuanya menyuruh
menggosok gigi kepada anaknya, akan tetapi anak tidak melakukan gosok gigi
dengan alasan yaitu malas untuk menggosok gigi, serta anak belum mengetahui
pentingnya menggosok gigi.
Dampak karies gigi pada anak bila dibiarkan maka akan mengakibatkan
karies mencapai pulpa gigi dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit akan
berdampak pada malasnya anak untuk mengunyah makanan sehingga asupan
nutrisi anak akan berkurang dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Karies gigi yang tidak dirawat selain rasa sakit lama-kelamaan juga dapat
menimbulkan bengkak akibat terbentuknya nanah yang berasal dari gigi tersebut.
Bila kondisi gigi tersebut sangat parah dan akhirnya terpaksa dilakukan
pencabutan gigi susu sebelum waktunya tanggal maka hal ini akan mengakibatkan
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
193
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
bergesernya ruang bagi gigi tatap yang akan tumbuh sehingga bisa menimbulkan
malposisi gigi tatap. Mengingat sedemikian besarnya dampak karies gigi yang
diterapi maka sebaiknya segeralah ke dokter gigi untuk dilakukan penambalan
gigi yang mengalami karies (Suherni, 2014).
Langkah pemerintah lewat pelaksanaan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) ini diharapkan dapat memudahkan penanganan terhadap gangguan
kesehatan karies gigi, karena tanpa adanya penanganan yang baik pada penyakit
karies gigi, nantinya akan menimbulkan tingkat keparahan kerusakan pada gigi
anak, dengan adanya upaya kesehatan baik di lingkungan sekolahan maupun
lingkungan masyarakat dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh
peserta didik di sekolahan maupun di lingkungan masyarakat binaan yang di
tunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu
(peserta didik maupun masyarakat) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi
dan mulut (Kemenkes RI, 2012).
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis anatara hubungan motivasi dan
perilaku menggosok gigi dengan karies gigi pada anak usia sekolah di MI NU
Islahussalafiyah Kudus.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi penelitian 86 anak dan sampel menggunakan teknik sampling
secara random sampling (sampel acak) yaitu 46 anak. Penelitian dilakukan pada
tanggal 15 Mei sampai 15 Juni 2017. Tempat penelitian di MI NU
Islahussalafiyah Getas Serabi Kec Gebog Kab Kudus. Instrument yang digunakan
penelitian ini adalah kuesioner untuk variabel motivasi dan perilaku menggosok
gigi dan observasi untuk kejadian karies gigi.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa Univariat dan
Bivariat. Dalam penelitian ini analisa Univariat digunakan untuk mengetahui
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian yaitu motivasi dan
perilaku menggosok gigi dengan karies gigi. Sedangkan untuk analisa Bivariat
menggunakan uji ststistik chi square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Motivasi Menggosok Gigi
Motivasi Frekuensi Presentase %
Tinggi 30 65.2
Rendah 16 34.8
Total 46 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar motivasi
menggosok gigi tinggi sebanyak 30 responden (65.2%) dan motivasi menggosok
gigi rendah sebanyak 16 responden (34.8%).
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
194
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Perilaku Menggosok Gigi
Perilaku Frekuensi Presentase %
Baik 33 71.7
Tidak Baik 13 28.3
Total 46 100
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar perilaku menggosok
gigi baik sebanyak 33 responden (71.7%) dan perilaku menggosok gigi tidak baik
sebanyak 13 responden (28.3%)
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Karies Gigi
Karies gigi Frekuensi Presentase %
Tidak karies gigi 34 73.9
Karies gigi 12 26.1
Total 46 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar karies gigi tidak
mengalami karies gigi sebanyak 34 responden (73.9%) dan karies gigi sebanyak
12 responden (26.1%)
Tabel 4
Motivasi Menggosok Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah
Di MI NU Islahussalafiyah Kudus
Motivasi
Karies gigi Total p value
Tidak karies gigi Karies gigi
F % F % F %
Tinggi 29 96.7 1 3.3 30 100 0.000
Rendah 5 31.2 11 68.8 16 100
Total 34 73.9 12 26.1 46 100
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 30 responden yang mempunyai
motivasi tinggi sebagian besar anak tidak mengalami karies gigi sebanyak 29
orang (96.7%), mengalami karies gigi sebanyak 1 orang (3.3%) dan dari 16
responden yang mempunyai motivasi rendah sebagian besar anak mengalami
karies gigi sebanyak 11 orang (68.8%) dan tidak mengalami karies gigi sebanyak
5 orang (31.2%).
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
195
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Tabel 5
Perilaku Menggosok Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah
Di MI NU Islahussalafiyah Kudus
Perilaku
Karies gigi Total p value
Tidak karies gigi Karies gigi
F % F % F %
Baik 29 87.9 4 12.1 33 100 0.001
Tidak Baik 5 38.5 8 61.5 13 100
Total 34 73.9 12 26.1 46 100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 33 responden yang mempunyai
perilaku baik sebagian besar anak tidak mengalami karies gigi sebanyak 29 orang
(87.9%), mengalami karies gigi sebanyak 4 orang (12.1%) dan dari 13 responden
yang mempunyai perilaku tidak baik sebagian besar anak mengalami karies gigi
sebanyak 8 orang (61.5%) dan tidak mengalami karies gigi sebanyak 5 orang
(38.5%).
Hasil penelitian tentang hubungan motivasi menggosok gigi dengan karies
gigi di MI NU Islahussalafiyah Kudus, didapatkan hasil bahwa dari 30 responden
yang mempunyai motivasi tinggi sebagian besar anak tidak mengalami karies gigi
sebanyak 29 orang (96.7%), mengalami karies gigi sebanyak 1 orang (3.3%) dan
dari 16 responden yang mempunyai motivasi rendah sebagian besar anak
mengalami karies gigi sebanyak 11 orang (68.8%) dan tidak mengalami karies
gigi sebanyak 5 orang (31.2%).
Anak yang memiliki motivasi menggosok gigi tinggi tetapi masih
mengalami karies gigi sebanyak 1 (3.3%) responden dikarenakan seringnya anak
mengkonsumsi makan-makanan yang menyebabkan karies gigi seperti permen,
coklat, es krim dan orang tua yang tidak mengingatkan menggosok gigi kepada
anaknya setelah makan-makanan manis yang dapat menyebabkan karies gigi pada
anak. Menurut Tilong (2012) bakteri yang ada didalam mulut sangat menyukai
makanan yang manis yang kita konsumsi, karena bakteri yang melekat setelah kita
makan seperti makanan yang manis dapat mengakibatkan pembusukan pada gigi.
Sedangkan menurut Sariningsih (2012) memotivikasi anak agar menyikat gigi
dengan teratur setelah makan-makanan manis dapat mencegah terjadinya penyakit
gigi dan mulutdengan cara menyikat gigi secara benar, akan lebih mudah dan
lebih murah dari pada mengobati penyakit gigi dan mulut.
Anak yang memiliki motivasi menggosok gigi rendah tetapi masih ada anak
yang tidak mengalami karies gigi sebanyak 5 (31.2%) responden hal itu
dikarenakan anak mengetahui makanan apa saja yang baik dalam perawatan gigi
dan makanan apa saja yang tidak baik terlalu sering dikonsumsi karena dapat
merusak gigi mereka. Selain itu anak juga mengetahui waktu penyikatan gigi yang
tepat yaitu setiap kali setelah makan dan sebelum tidur, dan dalam penyikatan
juga harus menggunakan pasta gigi yang mengandung flour, karena flour
merupakan senjata yang paling ampuh untuk menambah kekuatan email dan
dentin yang merupakan lapisan pelindung gigi sehingga menambah daya tahan
terhadap serangan asam yang menyebabkan terjadinya karies, serta dapat
mengurangi sifat kariogenik plak. Menurut Sariningsih (2012), penggunaan
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
196
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
fluoride secara teratur dapat melindungi gigi dari karies gigi sebesar 15-30%,
fluoride dapat memperbaiki kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan
cara mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat erosi dan asam.
Berdasarkan uji chi square didapatkan p value sebesar 0.000 dengan taraf
signifikan sebesar α 0.05. diketahui bahwa p value < α 0.05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada hubungan antara motivasi
menggosok gigi dengan karies gigi Pada Anak Usia Sekolah di MI NU
Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Melisa
(2014) hubungan motivasi ibu tentang kesehatan gigi terhadap early childhood
caries pada gigi anak umur 3-5 tahun yang menyatakan bahwa ada hubungan
yang kuat antara motivasi ibu tentang kesehatan gigi terhadap Early Childhood
Caries dengan nilai 0.693. motivasi ibu diperlukan sebagai pendorong kemauan
untuk melaksanakan perawatan gigi secara baik dan benar. Hal ini mengingat
perawatan gigi bukan sesuatu yang sangat mudah melainkan membutuhkan
energy dan waktu. Motivasi ibu tentang kesehatan gigi anak sangat penting karena
anak akan meniru apa yang akan diajarkan oleh ibunya, jika ibu mengajarkan anak
pertama kali sudah salah maka anak bisa beranggapan yang diajarkan oleh ibunya
benar. Mengingat hal ini maka tanpa adanya motivasi ibu yang kuat seorang anak
akan malas untuk menggosok gigi dan merawat giginya sejak dini.
Berdasarkan penelitian tentang hubungan perilaku menggosok gigi dengan
karies gigi pada anak usia sekolah di MI NU Islahussalafiyah Kudus didapatkan
hasil penelitian diketahui bahwa dari 33 responden yang mempunyai perilaku baik
sebagian besar anak tidak mengalami karies gigi sebanyak 29 orang (87.9%),
mengalami karies gigi sebanyak 4 orang (12.1%) dan dari 13 responden yang
mempunyai perilaku tidak baik sebagian besar anak mengalami karies gigi
sebanyak 8 orang (61.5%) dan tidak mengalami karies gigi sebanyak 5 orang
(38.5%).
Anak yang mempunyai perilaku menggosok gigi baik tetapi mengalami
karies gigi sebanyak 4 (12.1%) responden ini bisa juga terjadi karena bentuk
morfologi gigi atau daerah gigi yang mudah terjadi plak sehingga mempercepat
timbulnya karies pada gigi. Selain itu frekuensi makan dan minum dapat juga
menimbulkan kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada
waktu senggang jam makan akan cepat menimbulkan plak yang menumpuk dan
menjadi karies. Menurut Putri (2010) bakteri, asam, sisa makan dan ludah akan
membentuk lapisan lengket yang melekat di permukaan gigi, terdiri dari
mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler. Lapisan
lengket inilah yang di sebut plak yang nantinya akan menyebabkan jaringan keras
di gigi dan terbentuklah karies gigi yang mengakibatkan masalah gigi berlubang.
Anak yang memiliki perilaku menggosok gigi tidak baik sebagian besar
mengalami karies gigi sebanyak 8 (61.5%) responden ini sesuai dengan teori yang
ada terjadinya karies gigi disebabkan oleh peningkatan akumulasi plak. Frekuensi
pembersihan gigi banyak dihubungkan dengan efektifitas terjadinya pembentukan
plak dan kesehatan gigi. Frekuesi pembersihan gigi banyak pengaruhnya untuk
menghilangkan plak. Menyikat gigi yang benar dilakukan dua kali sehari yaitu
sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam agar plak yang dapat
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
197
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
menyebabkan karies gigi hilang. Setyaningsih (2007) mengatakan bahwa waktu
menyikat gigi yang baik adalah sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam,
hal ini dapat menjaga agar bakteri didalam mulut tidak berkembang bebas di gigi
kita. Penelitian tersebut sependapat dengan penelitian Maulidta (2008) yang
mengakatan bahwa faktor yang dapat menyebabkan karies gigi juga diantaranya
karena kebiasaan menggosok gigi yang tidak benar. Waktu menggosok gigi yang
benar adalah minimal dua kali sehari, yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam. Sebagian besar anak sudah menggosok gigi dua kali sehari tetapi waktu
dalam menggosok gigi masih kurang tepat, yaitu bersamaan dengan mandi pagi
dan mandi sore.
Berdasarkan uji chi square didapatkan p value sebesar 0.001 dengan taraf
signifikan sebesar α 0.05. diketahui bahwa p value < α 0.05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada hubungan antara perilaku
menggosok gigi dengan karies gigi Pada Anak Usia Sekolah di MI NU
Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Permatasari
tahun (2014) tentang hubungan perilaku menggosok gigi dan pola jajan anak
dengan kejadian karies gigi pada murid sd negeri 157 palembang yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perilaku menggosok gigi
pada anak dengan kejadian karies gigi, (p<0,05)
Anak yang mempunyai perilaku menggosok gigi tidak baik akan tetapi tidak
mengalami karies gigi sebanyak 5 (38.5%) responden dikarenakan anak tidak suka
mengkonsumsi makan-makanan yang menyebabkan karies gigi atau makan-
makanan yang manis yaitu seperti coklat, es krim dan permen. Menurut Putri
(2010) perubahan pola makan dengan penegendalian karies sebagai ukuran
kesehatan umum dianggap sudah gagal. Perubahan pola makan baru dapat
menjadi efektif jika pasien tersebut termotivasi dan diawasi. Bukti adanya
aktivitas karies baru pada pasien remaja dan dewasa mengidentifikasi perlunya
konsultasi pola makan dengan tujuan untuk mengidentifikasi sumber sukrosa dan
zat yang mengandung asam dalam makanan dan untuk mengurangi asupan
sukrosa. Perubahan kecil pada pola makan, seperti mengganti konsumsi makanan
ringan dengan yang bebas gula. makanan bersukrosa memiliki dua efek yang
sangat merugikan. Pertama, seringnya asupan makanan yang mengandung sukrosa
sangat berpotensi menimbulkan kolonisasi Steptococcus mutans, meningkatkan
potensi karies. Kedua, plak lama yang sering terkena sukrosa dengan cepat
termetabolisme menjadi asam organic, menimbulkan penurunan pH plak yang
drastis. Aktivitas karies sangat dipengerahui oleh frekuensi, bukan kualitas
sukrosa yang berlebihan yang menyebabkan karies telah tersebardan diketahui
oleh banyak orang. Penelitian ini diperkuat oleh peneliti Yulisetyaningrum &
Rujianto (2016) tentang Hubungan Konsumsi Jenis Makanan Kariogenik Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak di SDN Kradon Kudus didapatkan hasil anak
yang tidak mengkonsumsi makan-makanan penyebab karies gigi atau kariogenik
yang tidak mengalami karies gigi yaitu sebanyak 5 (50%).
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
198
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian tentang hungan motivas dan perilaku menggosok gigi
dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah MI NU Islahussalafiyah Getas
Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus tahun 2017 dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara motivasi menggosok gigi dengan karies gigi Pada Anak
Usia Sekolah di MI NU Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus dengan nilai p value sebesar 0.000
2. Ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan karies gigi Pada Anak
Usia Sekolah di MI NU Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus dengan nilai p value sebesar 0.001
Saran
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sebaiknya dapat mengembangan perencaan keperawatan anak,
tentang motivasi dan perilaku menggosok gigi untuk menjaga kebersihan gigi
dan mulut yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karies gigi.
2. Bagi Sekolah
Bagi sekolah sebaiknya pihak sekolah khususnya guru dapat lebih
meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut pada anak agar dapat
mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak khususnya usia sekolah di
MI NU Islahussalafiyah Getas Serabi Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
3. Bagi Siswa
Bagi siswa sebaiknya dapat melakukan cara menggosok gigi yang benar, alat
yang digunakan untuk menggosok gigi dan waktu menggosok gigi yang benar
baik dalam kebersihan gigi dan mulut. Sehingga dapat mengurangi terjadinya
karies gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A Aziz. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba
Medika: Jakarta
Amri, Khaerun. (2015). ‘Perbedaan Kemampuan Menggosok Gigi Sebelum dan Sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan dalam upaya Mencegah Karies
Gigi pada Anak Sekolah di SDN 03 Pagi Lubang Buaya Jakarta Timur’. Jurnal Kesehatan Akademi Keperawatan RSP TNI AU. Vol 01(01). ISSN
2460-7290. Agustus, p. 105.
Arianto, Zahroh Shaluhiyah, Priyadi Nugraha. (2014). ‘Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo’. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol 9/ No.2. Agustus, p.1-9.
Asmaul Husna. (2016). ‘Peranan Orang Tua dan Perilaku Anak dalam Menyikat Gigi dengan Kejadian Karies Gigi’. Jurnal Keperawatan Gigi. Vol 2, No 1.
Januari. P221-227.
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
199
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Cintya Dewi Rizki, Anisa Oktiawati, Lintang Dewi Saputri. (2015). Teori &
Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja. Nuha
Medika: Yogyakarta
Dinkes. (2012). Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah: Semarang
_____. (2014). Profil Kesehatan Daerah Kabupaten Kudus. Pemerintah
Kabupaten Kudus DINAS KESAHATAN: Kudus
_____. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah: Semarang
D Tilong, Adi. (2012). Keajaiban-keajaiban Tubuh Manusia. DIVA Press:
Yogyakarta
Ferry Erwanal, Agam. (2013). Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Rapha
Publishing: Yogyakarta
Hiranya Putri Megananda, Eliza Herijulianti, Neneng Nurjannah. (2010). Ilmu
Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. EGC:
Jakarta
Irma Z, Indah & S. Ayu Intan. (2013). Penyakit Gigi, Mulut, dan THT. Nuha
Medika: Yogyakarta
Isro’in, Laily & Sulistyo Andarmoyo. (2012). Personal Hygiene Konsep, Proses
dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Graha Ilmu: Yogyakarta
Kemenkes RI. (2012). Pedomana Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
Kementrian Kesehatan RI: Jakarta
___________. (2014). Situasi Kesehatan GIGI DAN MULUT. Pusat Data Dan
Informasi: Jakarta
Kyle Terri & Susan Carman. (2014). Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Vol 1,
Edisi 2. EGC: Jakarta
Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi & Imunisasi Dasar pada
Balita. Nuha Medika: Yogyakarta
Maulidta. (2008). ‘Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dan Kebiasaan
Mengkonsumsi Jajanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak
Usia Prasekolah di Taman Kanak-kanak Pondok Beringin Semarang’: Undip
Melisa Anastasia Pranoto, Sandy Christiono, Recita Indraswary. ‘Hubungan Motivasi Ibu tentang Kesehatan Gigi Terhadap Early Childhood Caries pada
Anak Umur 3-5 Tahun’. Medali Jurnal. Volume 2 Edisi 1. Mei. p1-5.
Naomi Nisari Rosdewi. (2015). ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Karies Gigi dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi
Siswa Kelas 3 dan 4 SDN Caturtunggal 4 Depok Sleman Yogyakarta’. Jurnal Medika Respati. Volume X Nomer 2. April. p.1-10.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka
Cipta: Jakarta
Novaria Pay Mery, Sri Widiati, Niken Widyanti Sriyono. (2016). ‘Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Anak dalam Pemeliharaan Kebersihan
Gigi dan Mulut: Studi Pusat Pengembangan Anak Agape Sikumana Kota
Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia’. Majalah Kedokteran Gigi
Indonesia. ISSN 2460-0164. April. p.28. .
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 – 2270
E ISSN 2614 – 6401
200
Menuju Masyarakat Hidup Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Nursalam. (2007). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu
Keperawatan:Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta
Permatasari Indah & Dhona Andhini. (2014). ‘Hubungangan Perilaku Menggosok gigi dan Pola Jajan Anak dengan Kejadian Karies Gigi pada Murid SD
Negeri 157 Palembang’.ISSN 2355-5459. April. p39.
Pratiwi. (2009). Gigi Sehat dan Cantik. PT. Kompas Medha Nusantara: Jakarta
Ramadhan. (2012). Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Bukune: Jakarta
Riduwan. (2014). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta:
Bandung
Rikesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI: Jakarta
Riyadi, Sujono & Intarti Ratnaningsih. (2012). TUMBANG Cara Praktik Orang
Tua untuk Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta
Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitiian Kesehatan. Nuha Medika:
Yogyakarta
Rosdiana T Simaremare & Asnita Bungaria. (2014). ‘Motivasi Anak dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi terhadap Status Kesehatan Gigi pada Siswa/I
Kelas III-A SD Swasta Cerdas Bangsa. Jl Titi Kuning Namorambe Ling. VI
Sidorekso Deli Tua’. Jurnal Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes Medan.
ISSN 1907-3046 vol 9, nomer 2,p. 162-169
Sariningsih, Endang. (2012). Merawat Gigi Anak Sejak Dini. PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia: Jakarta
Setyaningrum, Dwi. (2007). Menjaga Kesehatan Gigi Mulut. CV. Sinar
Cemerlang Abadi: Jakarta
Suarli, S & Yanyan Bahtiar. (2010). Manajemen Keperawatan dengan
Pendekatan Praktis. Erlangga: Jakarta
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung
Suherli. (2014). Ancaman Penyakit Akibat Karies Gigi pada Gigi Anak Usia
Prasekolah, (detikhealth), diakses pada tanggal 28 April 2017, dari
<http://m.detik.com/health/read/2014/02/03/134244/2485499/1556/ancaman
-penyakit-akibat-karies-pada-gigi-anak-usia-prasekolah>.
Sopiyudin Dahlan, M. (2016). Statistik Kedokteran dan Kesehatan, (e-book),
diakses pada tanggal 11 April 2017, dari <https://books.google.co.id>.
Taringan, Rasinta. (2014). Karies Gigi. Edisi II. EGC: Jakarta
Yulisetyaningrum dan Rujianto, Eko. (2016). ‘Hubungan Konsumsi Jenis Makanan Kariorganik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak di SDN
KRANDON KUDUS’. University Research Colloquium. ISSN 2407-9189.
p. 132-134.
Wong, L, Donna.et.al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6, Volume
1.ECG:Jakarta
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 - 2270
E ISSN 2614 - 6401
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan 21
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PEMAKALAH
SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL” LPPM STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
A. Ketentuan Artikel
Artikel disusun sesuai format baku terdiri dari: Judul Artikel, Nama
Penulis, Abstrak(bahasa inggris), Intisari(bahasa Indonesia), Latar
Belakang, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran,
Daftar Pustaka.
Naskah maksimal 8 halaman, tulisan times new roman ukuran 12 font,
ketikan 1 spasi , diketik dalam 1 kolom, jarak tepi 3 cm, dan ukuran kertas
A4. Naskah menggunakan bahasa Indonesia baku, setiap kata asing
diusahakan dicari padanannya dalam bahasa Indonesia baku, kecuali jika
tidak ada, tetap dituliskan dalam bahasa aslinya dengan ditulis italic.
B. Format Penulisan
Judul Naskah
Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia yang
menggambarkan isi pokok/variabel, maksimum 20 kata. Judul diketik dengan
huruf Book Antique, ukuran font 13, bold UPPERCASE, center, jarak 1 spasi.
Nama Penulis
Meliputi nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota, disertai nama
institusi/instansi, alamat institusi/instansi, kode pos, PO Box, dan e-mail
penulis. Data Penulis diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font
11, center, jarak 1spasi
Abstrak dan Intisari
Ditulis dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, dibatasi 250-300 kata
dalam satu paragraf, bersifat utuh dan mandiri.Tidak boleh ada referensi.
Abstrak terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode, hasil analisa statistik, dan
kesimpulan. Disertai kata kunci/keywords.
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 - 2270
E ISSN 2614 - 6401
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan 21
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Intisari dalam Bahasa Indonesia diketik dengan hurufTimes New Roman,
ukuran font 11, jarak 1 spasi. Abstrak Bahasa Inggris diketik dengan huruf
Times New Roman, ukuran font 11, italic, jarak 1spasi.
Latar Belakang
Berisi informasi secara sistematis/urut tentang: masalah penelitian, skala
masalah, kronologis masalah, dan konsep solusiyang disajikan secara ringkas
dan jelas.
Metode Penelitian
Berisi tentang: jenis penelitian, desain, populasi, jumlah sampel, teknik
sampling, karakteristik responden, waktu dan tempat penelitian, instrumen
yang digunakan, serta uji analisis statistik yang digunakan disajikan dengan
jelas.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian hendaknya disajikan secara berkesinambungan dari mulai
hasil penelitian utama hingga hasil penunjang yang dilangkapi dengan
pembahasan. Hasil dan pembahasan dapat dibuat dalam suatu bagian yang
sama atau terpisah. Jika ada penemuan baru, hendaknya tegas dikemukakan
dalam pembahasan. Nama tabel/diagram/gambar/skema, isi beserta
keterangannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor sesuai
dengan urutan penyebutan teks. Satuan pengukuran yang digunakan dalam
naskah hendaknya mengikuti sistem internasional yang berlaku.
Simpulan dan Saran
Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas.Saran dicantumkan
setelah kesimpulan yang disajikan secara teoritis dan secara praktis yang
dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
Ucapan Terima Kasih(apabila ada)
Apabila penelitian ini disponsori oleh pihak penyandang dana tertentu,
misalnya hasil penelitian yang disponsori oleh KEMENRISTEK DIKTI,
DINKES, dsb.
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 - 2270
E ISSN 2614 - 6401
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan 21
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Daftar Pustaka
Sumber pustaka yang dikutip meliputi: jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi,
dan sumber pustaka lain yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Sumber pustaka disusun berdasarkan sistem Harvard.Jumlah acuan minimal
10 pustaka (diutamakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah yang uptodate 10
tahun sebelumnya).
Nama pengarang diawali dengan nama belakang dan diikuti dengan
singkatan nama di depannya. Tanda “&” dapat digunakan dalam
menuliskan nama-nama pengarang, selama penggunaannya bersifat
konsisten. Cantumkan semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang. Bila lebih
dari 6 orang, tulis nama 6 penulis pertama dan selanjutnya dkk.
Daftar Pustaka diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 12, jarak
1 spasi.
C. Tata Cara Penulisan Naskah
Anak Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold
UPPERCASE
Sub Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold, Italic
Kutipan : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 10, italic
Tabel : Setiap tabel harus diketik dengan spasi 1, font 11 atau disesuaikan.
Nomor tabel diurutkan sesuai dengan urutan penyebutan dalam teks
(penulisan nomor tidak memakai tanda baca titik “.”).Tabel diberi
judul dan subjudul secara singkat.Judul tabel ditulis diatas
tabel.Judul tabel ditulis dengan huruf Times New Roman dengan font
11, bold (awal kalimat huruf besar) dengan jarak 1 spasi,
center.Antara judul tabel dan tabel diberi jarak 1 spasi.Bila terdapat
keterangan tabel, ditulis dengan font 10, spasi 1, dengan jarak antara
tabel dan keterangan tabel 1 spasi.Kolom didalam tabel tanpa garis
vertical. Penjelasan semua singkatan tidak baku pada tabel
ditempatkan pada catatan kaki.
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 - 2270
E ISSN 2614 - 6401
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan 21
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Gambar : Judul gambar diletakkan di bawah gambar. Gambar harus diberi
nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks. Grafik
maupun diagram dianggap sebagai gambar. Latar belakang
grafik maupun diagram polos. Gambar ditampilkan dalam
bentuk 2 dimensi. Judul gambar ditulis dengan huruf Times New
Roman dengan font 11, bold (pada tulisan “gambar 1”), awal
kalimat huruf besar, dengan jarak 1 spasi, center Bila terdapat
keterangan gambar, dituliskan setelah judul gambar.
Rumus :ditulis menggunakan Mathematical Equation, diketik center
D. Teknis Pelaksanaan Seminar Pemakalah
Pemakalah Seminar Kesehatan “Health Events for All” LPPM STIKES
Cendekia Utama Kudus dapat memilih pelaksanaan seminar dalam bentuk:
1. Oral Presentasi (format PPT maksimal 10 halaman) atau
2. Poster (sesuai ketentuan pembuatan/ penatakelolaan poster)
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 - 2270
E ISSN 2614 - 6401
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan 21
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
PENATAKELOLAAN POSTER SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL”
Poster yang akan dicetak dan diseminarkan di Seminar Kesehatan “Health Events for All” dibuat dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. poster dalam bentuk cetak berjumlah 1 (satu) lembar ukuran tinggi x lebar
adalah 70 cm x 70 cm dipasang secara vertikal;
b. poster harus dapat terbaca dengan baik dalam jarak maksimum 7 kaki atau
sekitar 2 meter;
c. jumlah kata maksimum 250;
d. pedoman tipografi:
1. teks ditulis rata kiri (left justified), kecuali ada pengaturan ruang antar
kata); dan
2. diketik dengan jarak 1,2 spasi (line spacing).
e. sub-judul ditulis dengan ukuran lebih besar daripada teks (dapat juga ditulis
dengan memberi garis bawah (underline) atau dengan menggunakan cetak
tebal (bold);
f. panjang kolom tidak boleh lebih dari 11 kata;
g. jenis huruf (font) tidak boleh lebih dari 2 jenis typeface;
h. tidak diperkenankan untuk menggunakan huruf kapital (capital letter) semua;
i. margin harus disesuaikan dengan besar kolom;
j. desain lay-out poster harus memperhatikan prinsip keseimbangan formal dan
non-formal, yang mencakup:
1. aspek simetris dan asimetris;
2. prinsip kesatuan pengaturan elemen gambar, warna, latar belakang, dan
gerak; dan
3. mampu mengarahkan mata pembaca mengalir ke seluruh area poster.
k. pertimbangkan hirarki dan kontras untuk menunjukkan penekanan objek
atau aspek-aspek yang mendapat perhatian khusus atau diutamakan;
l. isi poster harus dapat terbaca secara terstruktur untuk kemudahan
'navigasi'nya;
m. poster harus memuat:
1. bagian atas berisi judul, NIDN (bagi Dosen), nama pelaksana, dan logo
Perguruan Tinggi;
2. bagian tengah (bagian isi) berisi latar belakang (pengantar atau abstrak),
Metode, Hasil Utama Penelitian (teks dan gambar atau fotografi atau
skema), Simpulan, dan Referensi (tambahan); dan
3. bagian bawah dapat disisipkan logo sponsor atau lembaga, detail kontak,
tanggal dan waktu penelitian.
n. gambar produk dapat ditampilkan untuk mendukung visualisasi pelaksanaan
PROSIDING HEFA 2nd 2018 P ISSN 2581 - 2270
E ISSN 2614 - 6401
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan 21
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
kegiatan;
o. poster dibuat menggunakan aplikasi pengolah grafik, seperti Corel Draw,
Adobe Photoshop, Microsoft Powerpoint dan aplikasi sejenis lainnya
(grafik, tabel atau hasil dokumentasi fotografi dapat ditampilkan);
p. Poster wajib dibawa pada saat kegiatan dan diemail ke:
[email protected] dengan resolusi file poster minimal
1024 x 1024 pixel, dan maksimum 3543 x 3543 pixel; format JPG/JPEG
dengan ukuran maks 5 MB.