Pandangan Agama Islam Mengenai KB

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Pandangan Agama Islam Mengenai KB

    1/4

    A. Pandangan Agama Islam Mengenai KB

    Jika program Keluarga Berencana (KB) dimaksudkan untuk membatasi kelahiran,

    maka hukumnya tidak boleh. Karena Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran ( tahdid an-

    nasl ). Bahkan, terdapat banyak hadits yang mendorong umat Islam untuk memperbanyak

    anak. Misalnya: Tidak bolehnya membunuh anak apalagi karena takut miskin (QS. al- Isra:

    31), perintah menikahi perempuan yang subur dan banyak anak, penjelasan yang

    menyebutkan bahwa Rasulullah berbangga di Hari Kiamat dengan banyaknya pengikut beliau

    (HR. Nasai, Abu Dawud, dan Ahmad), dan sebagainya.

    Yang dikenal dalam Islam adalah pengaturan kelahiran ( tanzhim an-nasl ). Hal ini

    didasarkan pada para sahabat yang melakukan azal di masa Nabi, dan beliau tidak melarang

    hal tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim). Azal adalah mengeluarkan sperma di luar rahim

    ketika terasa akan keluar.

    Beberapa alasan yang membenarkan pengaturan kelahiran antara lain: pertama ,

    kekhawatiran akan kehidupan dan kesehatan ibu jika ia hamil atau melahirkan, berdasarkan

    pengalaman atau keterangan dari dokter yang terpercaya. Firman Allah: Dan janganlah

    kalian campakkan diri kalian dalam kebinasaan. (QS. al-Baqarah: 195).

    Kedua , khawatir akan kesulitan materi yang terkadang menyebabkan munculnya

    kesulitan dalam beragama, lalu menerima saja sesuatu yang haram dan melakukan hal-hal

    yang dilarang demi anak-anaknya. Allah berfirman: Allah menghendaki kemudahan bagi

    kalian dan tidak menghendaki kesulitan. (QS. al-Baqarah: 185).

    Ketiga , alasan kekhawatiran akan nasib anak-anaknya; kesehatannya buruk atau

    pendidikannya tidak teratasi (Lihat: Halal dan Haram dalam Islam , Dr. Yusuf al-Qaradhawi,

    Era Intermedia, hlm. 285-288). Alasan lainnya adalah agar bayi memperoleh susuan dengan

    baik dan cukup, dan dikhawatirkan kehadiran anak selanjutnya dalam waktu cepat membuat

    hak susuannya tidak terpenuhi.

    Membatasi anak dengan alasan takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah

    bukanlah alasan yang dibenarkan. Sebab, itu mencerminkan kedangkalan akidah, minimnya

    tawakal dan keyakinan bahwa Allah Maha Memberi rezeki. Allah Swt. berfirman: Dan

    janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang memberi

    rezeki kepada mereka dan kepada kalian. (QS. al-Isra: 31).

    1. Pandangan Al- Quran Tentang KB

    Dalam al- Quran banyak sekali aya t yang memberikan petunjuk yang perlu kita

    laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : Surat An- Nisa ayat 9:

  • 8/13/2019 Pandangan Agama Islam Mengenai KB

    2/4

    Dan hendaklah takut pada Allah orang -orang yang seandainya meninggalkan

    dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan

    mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah

    mereka mengucapkan perkataan yang benar.

    Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB

    diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal:

    53, dan at-Thalaq: 7.

    Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu

    dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan

    anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

    2. Pandangan Al-Hadist Tentangn KB

    Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

    ) ( sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

    berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang

    banyak.

    Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya

    rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi

    beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya

    dipikirkan bersama.

    B. Hukum Keluarga Berencana

    Sebenarnya dalam al- Quran dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang

    atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan

    kepada kaidah hukum Islam.

    Tetapi dalam al- Quran ada ayat -ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya

    mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:

    Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan

    firman Allah:

    : ( 591)

    Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan.

  • 8/13/2019 Pandangan Agama Islam Mengenai KB

    3/4

    Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini

    sesuai dengan hadits Nabi:

    Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran.

    Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak

    terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi:

    Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

    C. Pandangan Berbagai Agama Terhadap KB

    1. Agama Kristen

    Kristen mendukung program KB. Bagi agama Kristen, program KB dapat

    menunjang terciptanya kebahagiaan keluarga, di mana hak dan peran anggotanya

    dapat diwujudkan secara memadai. KB, yang intinya mengatur kelahiran, secara

    filosofis bertujuan untuk melindungi hidup. Kita perlu membatasi hidup. Pandangan

    ini didasarkan antara lain, bahwa kebahagiaan suatu keluarga bergantung dari tiap

    anggota, bagaimana ia memainkan peranannya dengan tepat terhadap tiap anggota

    yang lain.

    Namun terdapat sedikit perbedaan dalam pandangan agama Kristen.Agama

    Kristen Protestan tidak melarang umatnya berKB. Tapi sedikit berbeda dengan agama

    Katolik yang memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan dalam

    pemahaman holistik sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran anak,

    suami-istri harus tetap menghormati dan menaati moral Katolik dan umat Katolik

    dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa tidak subur

    2. Agama Budha

    Masalah kependudukan dan Keluarga Berencana belum timbul ketika Buddha

    Gotama masih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajaran-Nya yang relevan dengan makna

    Keluarga Berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah adanya hidup harmonis antara

    suami dan isteri, dan antara orang tua dengan anaknya. Kewajiban orang tua terhadap

    anaknya adalah berusaha menimbulkan dan memperkembangkan kesejahteraan untuk anak-

    anaknya. Jadinya, bila kita perhatikan KB menurut agama budha harus laksanakan, karena

  • 8/13/2019 Pandangan Agama Islam Mengenai KB

    4/4

    KB menimbulkan kesejahteraan keluarga. KB dibenarkan dalam agama Buddha. Dan umat

    Buddha hanya memilih cara KB yang cocok untuk mereka masing-masing.