Upload
muhammad-khoirul-mustofa
View
185
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN TERHADAP BENDA TAJAM DAN JARUM
DI RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO TAHUN 2015
OLEH
KOMITE PPI
RSU MUHAMMADIYAH PONOROGOJl. Diponegoro No. 50 Ponorogo TELP ( 0352 ) 481273
Kota Ponorogo
1
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………….... 1DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………... 2I PENDAHULUAN……………………………………………………………………... 3II PENGERTIAN……………………………………………………………………….... 3III TUJUAN……………………………………………………………………………….. 4IV RUANG LINGKUP…………………………………………………………………..... 4V TATA LAKSANA…………………………………………………………………........ 5VI PENUTUP …………………………………………………………………………..... 12DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 13
2
PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN
TERHADAP BENDA TAJAM DAN JARUM
I. PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial yang saat ini di sebut sebagai Healthcare Associated
Infection (HAIs) yaitu infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau di pelayanan kesehatan lainnya dan tidak dalam masa
inkubasi,termasuk infeksi yang di dapat di rumah sakit tetapi muncul setelah keluar
dari rumah sakit dan infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat
melakukan tindakan perawatan pasien.Khusus untuk infeksi yang terjadi dan di dapat
di rumah sakit selanjutnya di sebut sebagai infeksi rumah sakit (Hospital Infection)
Petugas dalam bekerja harus selalu berhati hati terutama dalam penanganan
benda tajam dan jarum.Benda – benda tajam sekali pakai ( jarum suntik, silet, pisau
skapel ) memerlukan penanganan khusus karena benda - benda ini dapat melukai
petugas dan juga masyarakat sekitarnya jika limbah di buang di tempat pembuangan
umum.
Di tahun 2013 kasus pajanan karena benda tajam dan jarum berjumlah 21
kasus. Apabila ada petugas rumah sakit yang terkena pajanan terhadap benda tajam
dan jarum perlu dilakukan penatalaksanaan yang benar dan tepat untuk menghindari
resiko tertular infeksi yang diakibatkan pajanan terhadap benda tajam dan jarum.
II. DEFINISIBenda Tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam atau runcing
yang dapat memotong atau menusuk kulit
Yang termasuk benda tajam adalah:
Disposible syringes ( jarum suntik )
Sutura needles ( pisau bedah )
Winged needles
Scapel blades (pisau skapel)
Intravenus catheter stylets
3
Plebotomy needles
Blood lancet
Pecahan kaca
Ampul obat
Daftar Istilah :KP : Kategori PajananOPIM : Other Potentially Infection MaterialPPP : Profilaksis Pasca PajananKS : Kategori Status
III. TUJUAN PENANGANAN TERHADAP BENDA TAJAM DAN JARUM
Melindungi petugas rumah sakit, pengunjung dan masyarakat dari perlukaan
Meminimalkan kecelakaan kerja dan tertular agen infeksius.
Menjaga lingkungan kerja / sekitar dari pencemaran bahan infeksius.
IV. RUANG LINGKUP
YANG BERISIKO TERKENA BENDA TAJAM DI RUMAH SAKIT Dokter
Perawat
Petugas Laboratorium
Petugas kebersihan
Mahasiswa praktek
Pengunjung
Masyarakat sekitar rumah sakit
4
V. TATA LAKSANAA. PENANGANAN BENDA TAJAM
Tindakan beresiko terpajan benda tajam, tempatkan operator pada posisi
lapang pandang yang luas dan cahaya yang cukup
Tidak menyarungkan kembali, mematahkan atau menekukan jarum suntik
bekas pakai
Petugas kesehatan harus membuang sendiri benda tajam yang sudah di
pakai.
Semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, tidak boleh di pakai / daur
ulang .
B. PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM Tersedia wadah yang tidak mudah tembus oleh benda tajam / tusukan
(jerigen bekas, kerdus yang tahan benda tajam) dan berlebel biohazard yang
warnanya kuning.
Tahan bocor dan tahan tusukan.
Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan.
Mempunyai penutup yang tidak bisa di buka kembali
Tertutup dan dibuang setelah terisi 2/3 bagian limbah
C. PENANGANAN PECAHAN BENDA TAJAM
Gunakan sarung tangan.
Gunakan pincet untuk mengambil pecahan kaca yang besar serta serok dan
sapu kecil untuk mengambil pecahan yang kecil di masukan dalam kotak
tahan tusukan kemudian beri lebel
Jika pecahan kaca tersebut terkontaminasi cairan tubuh lakukan
dekontaminasi.
5
Keterangan :
1. Jangan panik !!
2. Segera cuci dengan air mengalir, gunakan sabun atau antiseptik
3. Lapor kepala jaga/ kepala ruang dan lapor ke TIM PPI → isi formulir laporan pajanan
4. Perawatan oleh dokter
5. Tentukan status imunitas petugas dan sumber pajanan
a. Tentukan status HIV, HBV, HCV sumber pajanan
b. Periksa status HIV, HBV, HCV petugas terpajan
D. MONITORING PPP – HIV Profilaksis harus diberikan 28 hari
Dibutuhkan dukungan psikososial.
Pemeriksaan laboratorium:
o Mengetahui proses infeksi.
o Memonitor efek toksik ARV.
Tes HIV di ulang setelah 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan
6
E. PROFILAKSIS PASCA HIV/ PAJANAN HIV/AIDS
7
Alur Profilkasis Pasca Pajanan ( PPP) pada Pajanan HIV
8
9
10
11
12
VI. PENUTUP
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas Rahmat serta
HidayahNya, maka pada akhirnya PPI dapat menyusun panduan penatalaksanaan pajanan
terhadap benda tajam dan jarum di RSU Muhammadiyah Ponorogo yang dapat dipakai
sebagai pedoman pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian infeksi .
Buku panduan penatalaksanaan pajanan terhadap benda tajam dan jarum akan
ditinjau kembali secara periodik, oleh karena itu masukan yang bersifat membangun sangat
sangat kami harapkan.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya buku ini.Semoga Allah SWT selalu menyertai setiap langkah Aamiin !
Ditetapkan di : PonorogoTanggal :
Direktur,RSU Muhammadiyah Ponorogo
Dr. Iwan Hartono, M.KesNIK. 120025
13
VII. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi DI Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Cetakan Ketiga tahun 2010
2. Sumber: http://www.nursingworld.org3. Ling Moi Lin, Seto WH,Ching Tai Yin.Handbook of infektion Control for Asian
Healthcare worker,2nd Ed,2004,29-37.
14