10
The 18 th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015 REDESIGNTINGGI HANDLEBAR PADA BUS RAPID TRANSIT KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DAN ERGONOMI Annisa Nindya Putri Taruna DIV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan, Politeknik Keselamatan Transportsi Jalan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp : 085600083193 [email protected] Annissa Lutfiah Hatuwe Taruna DIV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan, Politeknik Keselamatan Transportsi Jalan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp : 085201705797 [email protected] Hanung Kurniawan Taruna DIV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan, Politeknik Keselamatan Transportsi Jalan, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 Telp : 085642307046 [email protected] M. Reza Prisman Dosen di Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ, Tegal, 52125 [email protected] Abstract Comfort and safety in road traffic is highly correlated with anthropometric human or transportation facilities, as well as the handlebar on Bus Rapid Transit (BRT), the handlebar will be useful and very helpful when the design is in accordance with the passenger bus, according to the results of observations of all passengers BRT, some passengers could not reach the handle, it affects the sense of insecurity and comfortable. Survey method used was direct observation in the field and distribute the questionnaire. In this study, using the method of analysis of hypothetical mean and do a comparison between the results of the questionnaire, Average high anthropometric and existing BRT passenger handlebar . Results of analysis handlebar is ideal for use with a display of iron handlebar from 18 cm to 34 cm for the handlebar men and 18 cm to 44 cm for women handlebar , and required iron barrier on the link on the

Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

  • Upload
    lamkhue

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

REDESIGNTINGGI HANDLEBAR PADA BUS RAPID TRANSIT KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN

ANTHROPOMETRI DAN ERGONOMI

Annisa Nindya PutriTaruna DIV

Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan,Politeknik Keselamatan Transportsi Jalan,

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,Tegal, 52125

Telp : [email protected]

Annissa Lutfiah HatuweTaruna DIV

Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan,Politeknik Keselamatan Transportsi Jalan,

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,Tegal, 52125

Telp : [email protected]

Hanung KurniawanTaruna DIV

Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan,Politeknik Keselamatan Transportsi Jalan,

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 17, Kampus PKTJ,Tegal, 52125

Telp : [email protected]

M. Reza PrismanDosen

di Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan,Jl. Perintis Kemerdekaan No.17, Kampus PKTJ,

Tegal, [email protected]

AbstractComfort and safety in road traffic is highly correlated with anthropometric human or transportation facilities, as well as the handlebar on Bus Rapid Transit (BRT), the handlebar will be useful and very helpful when the design is in accordance with the passenger bus, according to the results of observations of all passengers BRT, some passengers could not reach the handle, it affects the sense of insecurity and comfortable. Survey method used was direct observation in the field and distribute the questionnaire. In this study, using the method of analysis of hypothetical mean and do a comparison between the results of the questionnaire, Average high anthropometric and existing BRT passenger handlebar . Results of analysis handlebar is ideal for use with a display of iron handlebar from 18 cm to 34 cm for the handlebar men and 18 cm to 44 cm for women handlebar , and required iron barrier on the link on the front and back of the rope so that the rope can not move back and forth or sudden braking.

Keywords: antopometri, ergonomics, handlebar, safe and comfortable

AbstrakKenyamanan dan keamanan dalam berlalu lintas sangat berhubungan dengan anthropometri dari manusia maupun fasilitas sarana transportasi,seperti halnya handlebarpada Bus Rapid Transit (BRT), handlebartersebut akan berguna dan sangat membantu apabila designnya sesuai dengan penumpang bus, menurut hasil observasi dari seluruh penumpang BRT, sebagian penumpang tidak dapat meraih pegangan tersebut, hal ini berdampak pada rasa tidak aman dan nyaman. Metode survey yang digunakan adalah observasi langsung ke lapangan dan membagikan kuisioner. Dalam penelitian ini menggunkan metode analisa mean hipotetik dan melakukan perbandingan antara hasil kuisioner, rata-rata anthropometri penumpang BRT dan tinggi eksisting handlebar. Hasil analisahandlebaryang ideal untuk digunakan yaitu dengan pemajangan besi handlebar dari 18 cm menjadi 34 cm untuk handlebar laki-laki dan 18 cm menjadi 44 cm untuk handlebar perempuan, serta dibutuhkan pembatas pada besi penghubung di bagian depan dan belakang tali agar tali tidak dapat bergerak maju mundur ataupun pengereman mendadak.

Kata Kunci: antopometri, ergonomi, handlebar, aman dan nyaman

Page 2: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

PENDAHULUANDi Kota Semarang, Jawa Tengah terdapat Bus Rapid Transit (BRT) yang diadakan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. BRT mempunyai kemampuan mengangkut penumpang yang duduk dan berdiri sebesar 83 orang dan apabila telah melebihi kapasitas kursi yang telah disediakan, penumpang yang tidak mendapatkan kursi harus berdiri dan harus berpegangan dengan menggunakan pegangan tangan atau handlebar. Namun faktanya, ketinggian handlebaryang kurang sesuai dengan postur tubuhmenyebabkan ketidaknyamanan pada penumpang.BRT di Kota Semarang mempunyai karakteristik sendiri, yaitu adanya pembagian tempat penumpang dengan bagian kanan untuk penumpang perempuan dan bagian kiri untuk penumpang laki-laki sehingga membutuhkan tinggi handlebar yang berbeda.Kota Semarang terkenal dengan medan perbukitan dan jalur yang digunakan adalah mix traffic menyebabkan bus melaju menyesuaikan kondisi jalan. Oleh karena itu untuk penumpang yang tidak mendapatkan kursi harus merasa aman dan nyaman ketika berpegangan pada handlebar yang disediakan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui bagaimana designketinggian handlebar yang sesuai dengan tinggi penumpangagar dapat menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang pada saat bus melaju kencang dan saat melakukan pemberhentian mendadak.

STUDI PUSTAKAErgonomiMenurut Sutalaksana, 1979, ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari sifat,kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melealui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman. Hal ini terkait dengan penggunaan teknologi yang tepat, sesuai dan serasi dengan jenis pekerjaan serta didukung oleh penggunaan teknologi untuk mendesign atau redesign suatu alat yang tepat, sesuai dan serasi dengan kegunaannya serta diperlukan pemahaman tentang bagaimana caranya memanfaatkan manusia sebagai tenaga kerja seoptimal mungkin sehingga diharapkan tercapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang optimal untuk menurunkan stress atau kelelahan yang akan dihadapi.Antropometri Antropometri berarti mengukur, dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Antropometri berperan penting dalam bidang ergonomik. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalahumur, jenis kelamin, rumpun dan suku bangsa, sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh, pekerjaan, aktivitas sehari-hari dan kondisi waktu pengukuranKewajiban Menyelenggarakan Angkutan UmumMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 138 ayat 1 (satu) bahwa angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.

Page 3: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

METODOLOGIDalam penelitian ini penulis melakukan beberapa survey untuk mendapatkan data yang valid. Survey yang dilaksanakan diantaranya adalah pengukuran tinggi handlebar pada BRT, pengukuran anthropometri penumpang BRT, sedangkan kuisioner untuk mengetahui tingkat keamanan dan kenyamanan BRT.Penelitian dilakukan di Terminal Mangkang Kota Semarang, pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 30-31 Mei 2015 pukul 08.00-16.00 WIB. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, roll meter, kamera dan kuisioner.Ruang lingkup kami batasi yaitu BRT Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah semua penumpangBRT Kota Semarang dan mengambil beberapa sampel untuk dijadikan perwakilan dari keseluruhan subyek yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah30 penumpang BRT. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Pengumpulan data primer didapat dari kuisioner, pengukuran anthropometri penumpang BRT dan tinggi handlebar pada BRT. Analisa yang penulis lakukan yaitu dengan menggunakan metode mean hipotetik untuk mencari kategori skor dari handlebar yang sudah adadan melakukan perbandingan antara rata-rata anthropometri penumpang BRT dengan tinggi eksistinghandlebar.

Gambar 1 Diagram Alur Penelitian

Tabel 1Hasil Uji Validitas KuisionerNo Nilai Signifikasi Pearson Correlation Valid/Tidak Valid1 0,033 0,420 Valid2 0,011 0,493 Valid3 0,002 0,571 Valid4 0,004 0,545 Valid5 0,004 0,549 Valid6 0,007 0,518 Valid7 0,018 0,462 Valid8 0,046 0,394 Valid9 0,044 0,398 Valid10 0,043 0,400 Valid11 0,287 -0,287 Tidak Valid

Nilai Cronbatch Alpha 0,658. Data Reliable.

Identifikasi masalah Pengumpulan data

Data Primer :1. Kuisioner2. Wawancara3. Pengukuran

anthropometri4. Pengukuran tinggi

handlebar

SurveyAnalisa data

Kesimpulan dan rekomendasi

Page 4: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

ANALISIS DAN PEMBAHASANPengukuran Tingkat Keamanan dan KenyamananPengguna Handlebar pada BRTPengukuran tingkat keamanan dn kenyamananpengguna handlebarpada BRTmenggunakan metode mean hipotetik.

Tabel 2 Data hasil penghitungan dengan mean hipotetikRerata

hipotetikStandar deviasi

hipotetik Kategori nilai Rerata hipotetik Rerata empirik

25 5 Sedang20 < X < 30 25 24,57

Dapat dilihat dari tabel 2 bahwa kondisi eksisting handlebar termasuk kategori sedang karena rerata empirikyaitu 24,57<30 dan hasil rerata empirik < rerata hipotetik yaitu 24,57 < 25 yang artinya responden memiliki variasi jawaban yang rendah.

Tabel 3 Distribusi tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna handlebar pada BRT

Indikator Nomor soal Pertanyaan

Rata-rata Skor

Rangking

1. Perilaku1 (F)

2 (UF)

3 (F)

Menggunakan handlebar ketika berdiri.Bosan menggunakan hendlebar.Dapat merasa nyaman dalam waktu lebih dari 10 menit

2,85

2,15

1,96

1

4

6

2. Kesehatan

4 (UF)

5 (UF)

6 (UF)

7 (UF)

8 (UF)

Merasa lelah saat berpegangan pada hendlebar.Tidak membuat kram/kesemutan pada saat berpegangan pada handlebarSering berganti tangan saat berpegangan pada handlebarMenggunakan dua tangan saat berpegangan pada handlebarTidak mengalami pegal ketika berpegangan pada handlebar.

1,69

1,92

1,92

2,69

1,88

10

7

8

2

9

3. Keamanan9 (UF)

10 (UF)

Pernah terjatuh saat berpegangan pada handlebarTerpental saat rem mendadak

2,58

2,15

3

5

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil skor rata-rata per item soal dan rata-rata skor paling tinggi terdapat pada item soal no 1, sehingga dapat diketahui tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna BRTyang paling sering dilakukakan atau paling mendapat perhatian dari responden yaitu menggunakan handlebar ketika berdiri. Selain itu ada beberapa tingkat keamanan dan kenyamanan yang mendapat skor paling rendah yaitu soal no 4, merasa lelah saat berpegangan pada handlebar termasuk soal unfavourable, maka responden merasa lelah saat berpegangan pada handlebarsehingga diperukan designhandlebar yang dapat mengurangi rasa lelah tersebut.

Page 5: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

Tabel 4 Data Anthropometri Penumpang BRTJenis Kelamin Tinggi Badan

Laki-laki137

169

159

165

164

171

180

170

163

165

158

172

175

140

152

Perempuan145

150

152

156

159

160

162

154

147

150

149

154

158

146

153

Tabel 5 Data Pengukuran Tinggi handlebar pada BRT

No Item Eksisting RedesignLaki-laki

RedesignPerempuan

1 Lantai ke langit-langit bus 212 cm 212 cm 212 cm2 Lantai ke pegangan handlebar 171 cm 163 cm 153 cm3 Handlebar dan tali 23cm 15 cm 15 cm4 Besi penghubung ke langit-langit 18 cm 34 cm 44 cm

Gambar 2 Ilustrasi Kondisi Eksisting

Dari permasalahan diatas mengenai tinggi handlebar yang belum sesuai maka penulis merekomendasikan handlebaryang ideal untuk digunakan, yaitu dengan pemajangan besi handlebar dari 18 cm menjadi 34 cm untuk handlebar laki-laki dan 18 cm menjadi 44 cm untuk handlebar perempuan. Perlunya kesesuaian tinggi handlebar dengan tinggi rata-rata penumpang BRT untuk mendapatkan design yang optimal, sehingga penumpang dapat memeganghandlebar dengan benar karena handlebar yang tidak sesuai dengan postur tubuh penumpang akan mempengaruhi syaraf tubuh. Hal ini dapat terjadi karena darah tidak akan bersirkulasi dengan normal dan jika digunakan dalam kurun waktu yang relatif lama akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kesemutan atau kram, pegal-pegal pada otot bahu dan tangankarena otot di area sekitar tangan menjadi tegang menyebabkan cepat merasa lelah berpegangan. Padahalwaktu yang dibutuhkan otot untuk kembali rileks

Page 6: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akan mengganggu psikis atau mental pengguna handlebar sehingga mereka akan cenderung lebih cepat marah karena kondisi tubuh mereka yang sudah berkurang staminanya, lelah dan pegal-pegal yang dirasakan karena dari design yang kurang sesuai. Handlebaryang sesuai diharapkan dapat menghindarkan penumpang dari resiko cidera saat bus melaju kencang dan saat bus melakukan pemberhentian secara mendadak.Selain tinggi handlebar yang kurang sesuai karena tidak adanya pembatas tali handlebarmenyebabkan handlebar tidak tetap pada posisinya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan saat menggunakan handlebar. Oleh karena itu dibutuhkan pembatas tali pada handlebar supaya handlebar tidak berubah pada posisinya.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa, penyediaanhandlebar pada BRT Kota Semarang belum menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang dan ketinggianhandlebar belum sesuai dengan tinggi rata-rata penumpang BRT.Handlebar yang ideal untuk digunakan yaitu dengan pemajangan besihandlebardari 18 cm menjadi 34 cm untuk handlebar laki-laki dan 18 cm menjadi 44 cmuntuk handlebar perempuan. Melihat kondisi eksisting handlebar, pemanjangan besi handlebar dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi kelelahan dan cidera saat bus melaju kencang dan saat bus melakukan pemberhentian mendadak.

SaranPembuatan designhandlebar baru yang penulis sarankan antara lain adanya perubahantinggi pada handlebar, terutama besi di bagian bawah atap bus harus dipanjangkan secara vertikal serta panjang tali handlebar yang dikurangi.Ini dilakukan untuk mengurangi sudut ayunan tali handlebar tersebut. Pada besi penghubung diberikan pembatas di bagian depan dan belakang tali sehingga tali tidak dapatbergerak maju mundur. Hal ini bertujuan agar penumpang merasa nyaman ketika bus tersebut melakukan pengereman mendadak ataupun pada kondisi jalan yang berbukit.Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan penelitian lanjutan untuk mendapatkan design hanldebar yang sesuai dengan anthropometri yang ada di suatu wilayah yang mempunyai BRT dan permasalahan yang sama sehingga penjaminan keselamatan, kenyamanan, keamanan dan keterjangkauan dalam penyediaan angkutan umum dapat terwujud secara optimal.

Page 7: Panduan PENYERAHAN dan PENULISAN Makalahfstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T189.docx · Web viewMenurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015

Gambar 3 Ilustrasi Rekomendasi Design Handlebar

Gambar 4 Kondisi Eksisting dan Rekomendasi

UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan paper ini. Kepada DISHUBKOMINFO Kota Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini serta perusahaan Bus Rapid Transit Kota Semarang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian ini. Kepada Ibu Naomi Srie Kusumastutie selaku dosen mata kuliah Human Factor and Ergonomics. Kepada teman-teman Program Studi Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan kelas B Muda yang telah membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKAUndang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanPeraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang KendaraanPeraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan JalanIftikar Z, Sutalaksana. ( 1979 ). Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, BandungPulat, Babur Mustafa and David C. Alexander. (1992). Fundamentals of Industrial ergonomics. USA : Hall International, Englewood Clifts. New Jersey