Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Jalan Budi Utomo No.6 Jakarta Pusat
Telepon (021)3449230 Pesawat 5500, (021) 384068
Faksimili (021) 3864776
Selain tersedia dalam bentuk cetakan,Panduan Teknis ini juga dapat diakses melaluiwww.djpb.kemenkeu.go.id. Kritik dan saranuntuk perbaikan kualitas publikasi sangat kamiharapkan
Silahkan mengutip atau memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa izin tertulis,
dengan syarat tidak untuk dikomersilkan
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan AkuntansiPemerintah Pusat
Edisi 26 Tahun 2019
Tim Penyusun:
Penanggung Jawab : R.Wiwin Istanti
Redaktur : Mei Ling
Editor/Penyunting : 1. Agung Kurniawan Purbohadi2. Achmad Rinaldi Hidayat3. Dhani Ramdhani4. Teguh Puspandoyo5. Chandra Akyun Singgih Wibowo6. Aditya Ardhi Nugroho7. Solikhin8. Lely Yalestiarini9. Jaka Trisna10. Joni Afandi11. Andi Khairuddin12. Yosi Rizal Adyanto13. Hesti Pratiwi14. Made Krisna Aryawan15. Didied Ary Setyanang16. Mauritz CRM17. Pirhot Hutauruk
Desain Grafis : 1. Athur Waga Ilhamsyah2. Ahmad Fauzi N
Sekretariat : 1. Gigih Alfrian Pratama Putra2. Asrarul Anwar3. Nur Istiqomah4. Evasari Br.Bangun5. Nur Purwaningsih
Redaksi menerima tulisan/artikel dan pertanyaanyang berhubungan dengan pelaksanaan anggaran
dan akuntansi dan pelaporan keuangan
KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atassegala rahmat dan karunia-Nya, sehinggapenyusunan Buku Panduan TeknisPelaksanaan Anggaran dan AkuntansiPemerintah Pusat (Buku Panduan Teknis)Edisi 26 Tahun 2019 dapat diselesaikansesuai dengan target kinerja yang telahditetapkan. Penyusunan Buku PanduanTeknis merupakan salah satu agenda rutinDirektorat Jenderal Perbendaharaan yangdikoordinasikan oleh Direktorat Akuntansidan Pelaporan Keuangan dalam rangkameningkatkan peran edukasi danpembinaan di bidang pelaksanaananggaran dan akuntansi di lingkungansatuan kerja Pemerintah Pusat, termasukKanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaandan Kantor Pelayanan PerbendaharaanNegara (KPPN).
Buku Panduan Teknis merupakansalah satu alternatif referensi yang dapatdigunakan oleh para Aparatur Sipil Negara(ASN) dalam mengimplementasikan secarateknis terkait pelaksanaan anggaran danakuntansi Pemerintah Pusat. Olehkarenanya, Buku Panduan Teknis inibersifat melengkapi regulasi/ketentuanpelaksanaan yang berlaku. Buku PanduanTeknis juga menjadi salah satu mediapublikasi informasi Direktorat JenderalPerbendaharaan yang disampaikan secaraberkala kepada para stakeholders.
Edisi 26 kali ini merupakan edisikedua di tahun 2019 yang memuat artikeldengan judul “Ilustrasi pengesahan
transaksi dan pelaporan keuangan padasatuan kerja badan layanan umum”.Penyusunan artikel Ilustrasi pengesahantransaksi dan pelaporan keuangan padasatuan kerja badan layanan umumdimaksudkan sebagai gambaran awaldalam rangka memberikan danmeningkatkan pemahaman para pemangkukepentingan mengenai pencatatan transaksisatker BLU dalam proses pelaksanaananggaran sampai dengan pelaporankeuangan.
Kami berharap buku panduan teknisini dapat digunakan sebagai salah satureferensi para ASN, khususnya parapengelola keuangan lingkup satuan kerjaPemerintah Pusat, termasuk pada KanwilDirektorat Jenderal Perbendaharaan danKPPN dalam pelaksanaan anggaran danakuntansi di lingkungan Pemerintah Pusat.Tak lupa kami mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada TimPenyusun termasuk para Editor yang telahmemberikan masukan dalam penyusunanBuku Panduan Teknis PelaksanaanAnggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusatedisi 26 tahun 2019.
Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan,
R.Wiwin Istanti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……...............…………………………………………………………………………………………i
ILUSTRASI PENGESAHAN TRANSAKSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA BADAN
LAYANAN UMUM (OLEH FITRA RIADIAN, KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI MALUKU UTARA
CO AUTHOR : DIDIED ARY SETYANANG, DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN)
……………………………………………………….……………....………..……………………………….1
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
ILUSTRASI PENGESAHAN TRANSAKSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
PADA SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM
Oleh: Fitra Riadian, Kanwil DJPb Prov.Maluku Utara
Co Author : Didied Ary Setyanang, Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
I. Pendahuluan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012, Badan Layanan Umum (BLU) merupakan instansi
di lingkungan Pemerintah dengan fungsi untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Pelayanan tersebut diwujudkan melalui penyediaan barang dan/atau jasa
untuk kemudian dijual tanpa mengutamakan keuntungan serta kegiatan
operasionalnya mengedepankan prinsip efisiensi dan efektivitas. Dalam melaksanakan
kegiatannya, pengelolaan keuangan BLU dijalankan dengan menerapkan fleksibilitas
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta penerapan praktek bisnis yang
sehat. Secara organisasional, BLU beroperasi sebagai bagian dari unit kerja
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah (KL/pemda), sehingga status
hukumnya tidak terpisah dari KL/pemda sebagai instansi induk.
Dalam struktur organisasi kementeriaan negara/lembaga, BLU beroperasi
sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga dan memiliki beberapa karakteristik
khusus dibandingkan satuan kerja biasa, salah satunya adalah mendapatkan
fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam menggunakan pendapatan BLU yang
bersumber dari APBN, pendapatan bersumber dari jasa layanan yang diberikan
kepada masyarakat, pendapatan bersumber dari hibah tidak terikat dan pendapatan
dari hasil kerja sama BLU dengan pihak lain/hasil usaha lainnya. Penggunaan
pendapatan tersebut dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai
dengan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang ditetapkan. Oleh karena karakter
BLU yang merupakan satker di bawah unit kerja pemerintah dan di saat bersamaan
juga dapat langsung menggunakan pendapatannya untuk membiayai belanja BLU,
maka proses pengesahan dan pertanggungjawaban APBN dalam bentuk penyusunan
Laporan Keuangan BLU memiliki sedikit perbedaan dengan Satker pada umumnya.
1
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Penyusunan artikel ini dimaksudkan sebagai gambaran awal dalam rangka
memberikan dan meningkatkan pemahaman mengenai pencatatan transaksi pada
satker BLU dalam proses pelaksanaan anggaran di lingkungan pemerintah pusat.
Sebagai suatu gambaran awal, maka contoh ilustrasi pencatatan transaksi BLU dalam
artikel ini disusun dalam konteks umum yang terjadi di hampir semua jenis BLU. Oleh
karena itu, fokus penyajian artikel BLU ini adalah proses pencatatan transaksi yang
bersifat umum hingga kepada ilustrasi alur pelaporan keuangannya.
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap uraian pembahasan pengesahan
transaksi dan pelaporan keuangan pada satuan kerja BLU, artikel ini disusun ke dalam
beberapa bagian. Sistematika penyajian artikel ini terdiri dari pendahuluan, gambaran
umum pengesahan transaksi BLU, ilustrasi transaksi satuan kerja BLU, ilustrasi
pengesahan dan perekaman transaksi satuan kerja BLU, ilustrasi laporan keuangan
satuan kerja BLU, serta simpulan.
II. Gambaran Umum Pengesahan Transaksi Satuan Kerja BLU
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 30/PB/2011 tentang
Mekanisme Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan
Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor 02/PB/2015 menyatakan bahwa Satker BLU memiliki
kewajiban untuk melakukan pengesahan atas transaksi pendapatan BLU dan belanja
yang dibiayai dari pendapatan BLU setidaknya 1 (satu) kali setiap triwulanan. Namun
demikian pengesahan pendapatan BLU dan belanja yang dibiayai dari pendapatan BLU
sangat dianjurkan untuk dilakukan periodenya lebih pendek guna mendapatkan
penyajian komponen laporan keuangan BLU yang lebih terkini. Sehingga, dalam hal
ini, pengesahan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam setiap triwulan.
Pengesahan atas pendapatan dan/atau belanja BLU tersebut dilakukan melalui
pengajuan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B BLU) oleh
Penguji/Penerbit Surat Perintah Membayar (PP-SPM) atas nama Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) kepada KPPN mitra kerja. Selanjutnya, atas pengajuan SP3B BLU
tersebut, KPPN menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP2B
BLU). Dengan fleksibilitas yang dimiliki oleh BLU, proses pengesahan dimaksud dapat
dilakukan dengan mengakumulasi transaksi yang dilakukan selama satu triwulan.
2
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 220/PMK.05/2016 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, bahwa Satker
BLU menyelenggarakan dan mengembangkan subsistem akuntansi secara mandiri
untuk dapat menghasilkan pencatatan transaksional sesuai dengan karakteristik
masing-masing BLU dan sesuai dengan praktik bisnis yang sehat. Subsistem
akuntansi manajerial tersebut diimplementasikan dalam rangka meningkatkan
keandalan pencatatan transaksi akuntansi, termasuk dalam rangka penyiapan data
pengesahan transaksi ke KPPN.
Pengesahan atas transaksi yang direkam pada subsistem akuntansi satker
BLU dilakukan melalui pengajuan SP3B BLU ke KPPN untuk diterbitkan SP2B BLU
sebagai titik persetujuan pengesahan pendapatan BLU dan belanja Satker BLU yang
sumber dananya berasal dari PNBP yang digunakan langsung. Terkait dengan
pengesahan atas transaksi satker BLU tersebut, Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme
Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum
menyebutkan bahwa cut-off realisasi pendapatan BLU dan/atau belanja yang dapat
dilakukan pengesahan adalah 3 (tiga) hari kerja sebelum akhir periode triwulan
berkenaan.
Selanjutnya, sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan Nomor
220/PMK.05/2016, bahwa sistem akuntansi dan pelaporan keuangan BLU merupakan
bagian dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Oleh karena itu, dalam rangka
pelaksanaan pengesahan transaksi pendapatan BLU dan belanja yang dibiayai dari
pendapatan BLU pada uraian artikel ini, aplikasi yang terlibat dalam prosesnya meliputi
aplikasi Sistem Aplikasi Satker (SAS), Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
(SAIBA), Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN) dan Aplikasi Persediaan. Ke depan, apabila satker sudah menerapkan aplikasi
SAKTI secara penuh, maka peran aplikasi-aplikasi tersebut akan menjadi satu dalam
aplikasi SAKTI dan dibutuhkan revisi pedomannya di masa yang akan datang.
Pengaturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 dan
penggunaan aplikasi SAS, SAIBA, PERSEDIAAN, SIMAK-BMN, e-rekon&LK maupun
SPAN dan SAKTI, dititikberatkan kepada periodisasi penyusunan laporan keuangan
atau periode yang lebih pendek, dan tidak dimaksudkan untuk mengakomodasi
kebutuhan akuntansi manajerial di BLU yang mengidentifikasi dan mencatat secara
transaksional kejadian keuangan. Untuk itu BLU mengembangkan sistem akuntansi
manajerial secara mandiri terhadap kejadian keuangan transaksionalnya.
3
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
III. Ilustrasi Transaksi Satuan Kerja BLU
Untuk memberikan gambaran teknis proses pengesahan transaksi BLU, pada
bagian ini akan disajikan ilustrasi sejumlah transaksi pada satker BLU. Selanjutnya,
dalam rangka kebutuhan penyajian transaksi, ilustrasi di bawah ini menggunakan
kejadian keuangan BLU layanan kesehatan (selanjutnya disebut BLU ABCD) hanya
sebagai identitas saja dan tidak terkait dengan kekhususan tema penyajian pada
artikel.
Kemudian, data yang disajikan dalam transaksi merupakan data ilustrasian
(bukan merupakan data real). Berdasarkan data yang diperoleh dari subsistem
akuntansi BLU ABCD terdapat sejumlah transaksi yang dilakukan sepanjang periode
Triwulan I dan Triwulan II. Ilustrasi sejumlah transaksi pada periode Triwulan I dan
Triwulan II yang terjadi di Satker BLU ABCD sebagai berikut:
A. Saldo awal Kas pada BLU sebesar Rp10.000.000,- (tidak diperlukan perekaman
transaksi).
B. Transaksi keuangan pada Triwulan I
Berdasarkan data dan informasi pada sistem akuntansi manajerial secara mandiri,
transaksi dan kejadian keuangan sepanjang periode Triwulan I adalah sebagai
berikut:
No. Uraian Transaksi Referensi Nilai Transaksi Keterangan1. Memperoleh pendapatan
secara tunai ataspelayanan yang diberikanpada periode Triwulan I
Pend. 001 Rp.5.000.000,- Akuntansimanajerialmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
2. Memperoleh pendapatanatas jasa layanan yangbelum dibayar olehpasien/pihak ketiga padaperiode Triwulan I.
Piut. 001 Rp.8.000.000,- Akuntansimanajerialmandiri(piutanglayanan).
3. Memperoleh hibahberupa uang darimasyarakat.
Pend. 002 Rp3.000.000,- Akuntansimanajerialmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
4
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
No. Uraian Transaksi Referensi Nilai Transaksi Keterangan4. Memperoleh hibah
berupa barang (peralatandan mesin) darimasyarakat.
Pend. 003 Rp4.000.000,- Akuntansimanajerialmandiri.
AplikasiBMN.
5. Melakukan pembayaranhonorarium dokter secaratunai periode Triwulan I.
Bel. 001 Rp7.000.000,- Akuntansimanajerialmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
6. Melakukan pembelianpersediaan secara tunaia. Penerimaan fisik
persediaan barang.BAST. 01
Rp2.000.000,-
Akuntansimanajerialmandiri.
AplikasiPersediaan.
b. Pembayaran tunaiatas transaksipembelian persediaanbarang.
Bel. 002 Akuntansimanajerialmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
7. Melakukan pembelianperalatan secara tunai.a. Penerimaan fisik
peralatan.BAST. 02
Rp6.000.000,-
Akuntansimanajerialmandiri.
AplikasiBMN.
b. Pembayaran tunaiatas transaksipembelian peralatan.
Bel. 003 Akuntansimanajerialmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
8. Melakukan pembelianperalatan dan mesindengan mekanismecicilan selama enam kalipembayaran sebesarRp1.000.000,- per cicilan.Peralatan dan mesintersebut telah diterimadan telah digunakan.
5
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
No. Uraian Transaksi Referensi Nilai Transaksi Keterangana. Penerimaan fisik
peralatan dan mesinBAST. 03
Rp6.000.000,-
Akuntansimanajerialmandiri.
AplikasiBMN.
b. Pengakuan utangbelanja.
Utang. 01 Akuntansimanajerialmandiri.
9. Memperoleh pembayaranjaminan pasien secaratunai periode Triwulan I.
Dana. 001 Rp500.000,- Akuntansimanajerialmandiri.
10. Melakukan pembukaandeposito jangka pendekberdurasi waktu tigabulan.
Dana. 002 Rp1.000.000,- Akuntansimanajerialmandiri.
Keterangan:*) Ilustrasi referensi sebagai identifikasi dokumen transaksi keuangan atau yang dipersamakan.
C. Transaksi keuangan pada Triwulan II
Berdasarkan data dan informasi pada sistem akuntansi manajerial secara mandiri,
transaksi dan kejadian keuangan sepanjang periode Triwulan II adalah sebagai
berikut:
No. Uraian Transaksi Referensi Nilai Transaksi Keterangan1. Menerima sebagian
pembayaran atas PiutangPendapatan Pelayananpada Triwulan Ia. Pencatatan
penyelesaian piutangPiut. 002
Rp7.000.000,-
Akuntansimanajerialmandiri.
b. Pendapatan tunai daripelunasan piutanglayanan Triwulan I
Pend. 004 Akuntansimanajerialmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
2. Melakukan pembayarancicilan pertama ataspembelian peralatan danmesin pada Triwulan I.a. Pencatatan
penyelesaian utang.Piut. 002 Rp1.000.000,- Akuntansi
manajerialmandiri.
b. Belanja pembayarancicilan pertama.
Bel. 004 Akuntansimanajerial
6
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
No. Uraian Transaksi Referensi Nilai Transaksi Keteranganmandiri.
Diajukanpengesahan periodikke KPPN.
3. Melakukan pengembalianuang jaminan pasienpada Triwulan I sebesarRp500.000,- sertamenerima uang jaminandari pasien lain padaTriwulan II sebesarRp700.000,-.a. Pengembalian uang
jaminan pasien padaTriwulan I.
Dana. 03 Rp.500.000 Akuntansimanajerialmandiri
b. Penerimaan uangjaminan pasienperiode Triwulan II.
Dana. 04 Rp.700.000 Akuntansimanajerialmandiri
Keterangan:*) Ilustrasi referensi sebagai identifikasi dokumen transaksi keuangan atau yang dipersamakan.
IV. Pengesahan dan Perekaman Transaksi Keuangan Satuan Kerja BLU
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa pengesahan
atas transaksi BLU dilakukan secara triwulanan melalui penyampaian SP3B BLU
kepada KPPN. Penyampaian SP3B BLU tersebut dapat dilakukan satu kali dalam
setiap triwulan, atau dilakukan beberapa kali penyampaian dalam setiap triwulan.
Kebijakan terhadap jumlah pengesahan yang dilakukan pada setiap triwulan
diserahkan kepada masing-masing satker BLU. Terhadap dua alternatif kebijakan
jumlah pengesahan tersebut periodisasi cut off realisasi pendapatan dan/atau belanja
adalah sebagai berikut:
1. Untuk kebijakan pengesahan yang dilakukan hanya satu kali dalam satu triwulan,
maka cut off-nya adalah tiga hari kerja sebelum akhir triwulan berkenaan.
2. Untuk kebijakan pengesahan yang dilakukan beberapa kali dalam satu triwulan,
maka cut off pengesahan yang terakhir adalah tiga hari kerja sebelum akhir
triwulan berkenaan.
7
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Realisasi pendapatan dan/atau belanja sejak cut off sampai dengan akhir triwulan
berkenaan dipertanggungjawabkan dalam pengesahan periode triwulan berikutnya.
Selanjutnya, setelah memperoleh data atas transaksi selama Triwulan I serta
dilanjutkan dengan transaksi selama Triwulan II, tahap berikutnya adalah proses
pengesahan melalui SP3B BLU. Untuk kebutuhan penyajian ilustrasi pada artikel ini,
kebijakan pengesahan dilakukan oleh Satker BLU ABCD hanya satu kali dalam satu
triwulan.
Sebagai catatan, dengan memperhatikan penulisan artikel ini lebih difokuskan
untuk memberikan pemahaman umum terkait dengan proses pengesahan transaksi
BLU, maka dalam penyajian ilustrasi pengesahan dan perekaman transaksi keuangan
satuan kerja BLU tidak memasukkan contoh-contoh mengenai adanya ralat SP3B BLU
atas terjadinya kesalahan pada SP3B BLU, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-2/PB/2015. Dengan
demikian, ilustrasi transaksi disajikan dalam konteks normal.
IV.1. Pengesahan Transaksi Keuangan Periode Triwulan I
Berdasarkan data dan informasi pada sistem akuntansi manajerial secara
mandiri Sepanjang periode Triwulan I, Pengesahan pendapatan kepada KPPN hanya
dilakukan terhadap dua transaksi pendapatan tunai, sebagai berikut:
1. Ref. Pend.001:
Perolehan pendapatan secara tunai atas pelayanan yang diberikan sebesar
Rp5.000.000,- disahkan dengan akun 424111 (Pendapatan Jasa Pelayanan
Rumah Sakit).
2. Ref. Pend.001:
Perolehan hibah berupa uang dari masyarakat sebesar Rp3.000.000,- disahkan
dengan akun 424221 (Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri-Perorangan-
Uang).
8
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Sebagai catatan, atas perolehan hibah berupa uang dari masyarakat, BLU
ABCD melakukan pengesahan dengan menggunakan akun 424221. Transaksi hibah
untuk BLU tidak mempedomani Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2017
tentang Administrasi Pengelolaan Hibah. Dengan demikian, atas transaksi penerimaan
hibah sebagaimana Ref. Pend.001 tidak dilakukan pengesahan melalui dokumen Surat
Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL), melainkan melalui mekanisme
SP3B/SP2B BLU.
Selanjutnya, sampai dengan periode Triwulan I, terdapat dua transaksi yang
tidak dilakukan pengesahan kepada KPPN karena merupakan transaksi non kas,
sebagai berikut:
1. Ref. Piut.01:
Memperoleh pendapatan atas jasa layanan yang belum dibayar oleh pasien/pihak
ketiga pada periode Triwulan I sebesar Rp8.000.000,-.
2. Ref.Pend.003:
Memperoleh hibah berupa barang (peralatan dan mesin) dari masyarakat sebesar
Rp4.000.000,-.
Kemudian, untuk transaksi belanja tunai, sepanjang Triwulan I BLU ABCD telah
mencatat 3 (tiga) transaksi yang ketiganya merupakan transaksi kas. Seluruh transaksi
belanja tersebut dilakukan pengesahan kepada KPPN sebagai berikut:
1. Ref. Bel.001:
Pembayaran honorarium dokter secara tunai sebesar Rp7.000.000,- disahkan
dengan menggunakan akun 525111 (Belanja Gaji dan Tunjangan).
2. Ref. Bel.002:
Pembelian persediaan secara tunai sebesar Rp2.000.000,- disahkan dengan
menggunakan akun 525121 (Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi-BLU).
3. Ref. Bel.003:
Pembelian peralatan secara tunai sebesar Rp6.000.000,- disahkan dengan akun
537112 (Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU).
Tiga transaksi tersebut melibatkan jenis belanja yang berbeda yaitu Belanja
Barang (kode akun 52) dan Belanja Modal (kode akun 53). Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 sebagaimana telah diubah dengan
9
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-2/PB/2015 tidak mengatur
secara teknis mengenai pemisahan pengesahan untuk jenis belanja yang berbeda,
sehingga dimungkinkan melakukan pengesahan untuk belanja barang dan belanja
modal secara sekaligus dalam satu SP3B-BLU. Di sisi lain, atas pengesahan tersebut,
dapat dimungkinkan juga melakukan pemisahan atas pengesahan sesuai jenis belanja.
Hal tersebut diserahkan kepada kebijakan dari masing-masing satker BLU.
Terkait dengan penyajian ilustrasi transaksi pada artikel ini, akan dilakukan
pemisahan atas pengesahan sesuai dengan jenis belanja, melalui SP3B-BLU yang
terpisah. SP3B-BLU dengan nomor 00001 disajikan untuk pengesahan belanja barang,
sedangkan SP3B-BLU nomor 00002 disajikan untuk pengesahan belanja modal. Untuk
pengesahan atas transaksi pendapatan, akan dilakukan bersamaan dengan
pengesahan belanja barang. Ilustrasi penyajian SP3B-BLU nomor 00001 dan 00002
disajikan di bawah ini.
1. SP3B-BLU 00001 (Jenis belanja barang/52):
SP3B-BLUNo.00001
TRIWULAN I
1 Saldo Awal Rp 10.000.000
2 Pendapatan Rp 8.000.000
3 Belanja Rp 9.000.000
4 Saldo Akhir Rp 9.000.000
BELANJA PENDAPATAN
Akun Jumlah Uang Akun Jumlah Uang
525111 7.000.000 424111 5.000.000
525121 2.000.000 424221 3.000.000
TOTAL 9.000.000 TOTAL 8.000.000
10
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
2. SP3B-BLU 00002 (Jenis belanja modal/53):
SP3B-BLUNo.00002
TRIWULAN I
1 Saldo Awal Rp 9.000.000
2 Pendapatan Rp 0
3 Belanja Rp 6.000.000
4 Saldo Akhir Rp 3.000.000
BELANJA PENDAPATAN
Akun Jumlah Uang Akun Jumlah Uang
537112 6.000.000
TOTAL 6.000.000 TOTAL 0
Selanjutnya, apabila di lihat, kedua SP3B-BLU di atas terdapat beberapa
highlight sebagai berikut:
1. Pada SP3B-BLU No.00001, total nilai pengesahan Belanja dapat lebih besar dari
nilai pengesahan Pendapatan. Hal ini dapat dilakukan sepanjang tidak
mengakibatkan Saldo Akhir Kas BLU menjadi negatif. Pada SP3B-BLU di atas tidak
mengakibatkan Saldo Akhir menjadi minus karena adanya Saldo Awal Kas BLU.
2. Saldo Akhir SP3B-BLU No.00001 menjadi Saldo Awal SP3B-BLU No.00002.
IV.2. Perekaman Transaksi Keuangan Periode Triwulan I
Setelah tahapan pengesahan tersebut oleh BLU ABCD kepada KPPN melalui
penyampaian SP3B BLU dan kemudian diterbitkan SP2B BLU, langkah selanjutnya
adalah melakukan perekaman transaksi pendapatan. Dalam penyajian ilustrasi
perekaman di bawah ini, diuraikan satu-persatu per transaksi pendapatan dan belanja.
1. Penyajian Neraca nilai saldo awal Kas pada BLU sebesar Rp10.000.000,-
sebelum perekaman transaksi keuangan periode triwulan I dan II sebagai berikut:
11
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
2. Pada periode Triwulan I tidak ada perekaman jurnal manual yang dilakukan di
aplikasi SAIBA untuk transaksi-transaksi sebagai berikut:
a. Ref. Piut.001:
Memperoleh pendapatan atas jasa layanan yang belum dibayar oleh
pasien/pihak ketiga pada periode Triwulan I sebesar Rp8.000.000,-.
b. Ref. BAST.01:
Penerimaan fisik persediaan barang atas transaksi pembelian persediaan
secara tunai sebesar Rp2.000.000,-.
c. Ref. BAST.02:
Penerimaan fisik peralatan atas transaksi pembelian peralatan secara tunai
sebesar Rp6.000.000,-.
d. Ref. BAST.03:
Penerimaan fisik peralatan dan mesin atas transaksi pembelian peralatan dan
mesin sebesar Rp6.000.000,- dengan mekanisme cicilan selama enam kali
pembayaran.
12
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
e. Ref. Utang.01:
Pengakuan utang belanja atas transaksi pembelian sebagaimana Ref.
BAST.03 sebesar Rp6.000.000,-.
f. Ref. Dana.001:
Memperoleh pembayaran jaminan pasien secara tunai periode Triwulan I,
sebesar Rp500.000,-.
g. Ref. Dana.002:
Melakukan pembukaan deposito jangka pendek berdurasi waktu tiga bulan
sebesar Rp1.000.000,-.
Transaksi-transaksi tersebut tetap dicatat dan ditatausahakan secara akuntansi
manajerial mandiri yang dikembangkan oleh Satker BLU ABCD.
3. Terhadap Ref. BAST.01 atas diterimanya persediaan dari pembelian persediaan
secara tunai sebesar Rp2.000.000,-, maka langsung dilakukan perekaman di
Aplikasi Persediaan menggunakan menu transaksi Pembelian. Sebagai catatan,
transaksi pembelian persediaan ataupun pemakaian persediaan dapat terjadi di
bulan pertama, kedua atau ketiga dalam suatu triwulan. Selain itu, atas transaksi
lanjutannya, memungkinkan juga terjadi variasi seperti renovasi, transfer keluar,
dan lain sebagainya. Pencatatan diterimanya fisik persediaan atau penggunaan
persediaan tidak perlu menunggu proses pengesahan belanja barang pembelian
persediaan. Perekaman pada Aplikasi Persediaan dilakukan dengan cara memilih
menu Transaksi >> Persediaan Masuk >> Pembelian.
13
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Saat persediaan direkam pada Aplikasi Persediaan, maka secara otomatis akan
membentuk jurnal:
Dr. Persediaan BLU (Barang Konsumsi) Rp2.000.000,-
Cr. Persediaan yang Belum Diregister Rp2.000.000,-
Jurnal di atas mengakibatkan pada Neraca muncul akun Persediaan dengan nilai
Positif Rp2.000.000,- dan akun Persediaan Belum Diregister dengan nilai Negatif
sebesar Rp2.000.000,-. Jurnal tersebut akan dikirimkan ke Aplikasi SAIBA untuk
di-posting ke Buku Besar SAIBA untuk membentuk laporan.
4. Terhadap Ref. BAST.02 atas diterimanya peralatan dari pembelian peralatan
secara tunai sebesar Rp6.000.000,-, maka pencatatan pembelian peralatan dan
transaksi lanjutannya tidak menunggu terbitnya pengesahan SP3B BLU. Saat
peralatan diterima dan dibuktikan dengan Dokumen Berita Acara Serah Terima
(BAST) dan sejenisnya, segera dilakukan perekaman di Aplikasi SIMAK
menggunakan menu Transaksi BMN>>Perolehan BMN>>Pembelian.
14
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Jurnal yang akan terbentuk secara otomatis pada aplikasi SIMAK-BMN atas
perekaman peralatan tersebut adalah:
Dr. Peralatan dan Mesin - BLU Rp6.000.000,-
Cr. Peralatan dan Mesin Belum Diregister - BLU Rp6.000.000,-
Jurnal di atas mengakibatkan munculnya akun Peralatan dan Mesin-BLU dengan
nilai positif Rp6.000.000,- dan akun Peralatan dan Mesin Belum Diregister-BLU
dengan nilai negatif sebesar Rp6.000.000,- pada jurnal kiriman aplikasi SIMAK-
BMN ke aplikasi SAIBA.
5. Selanjutnya, atas SP3B-BLU No.00001 dan SP3B-BLU No.00002 yang diajukan
ke KPPN mitra kerja, diterbitkan SP2B-BLU oleh KPPN dengan ilustrasi masing-
masing nomor 02/SP2B/2019 dan 04/SP2B/2019. Satker BLU melakukan
perekaman SP3B/SP2B BLU pada aplikasi SAIBA atau juga dapat dilakukan
dengan cara menarik data dari aplikasi SAS. Perekaman SP3B/SP2B-BLU di
Aplikasi SAIBA dan jurnal-jurnal yang akan terbentuk dari proses perekaman
adalah sebagai berikut:
15
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
a. Hasil perekaman SP3B-BLU No.00001/SP2B-BLU No.02/SP2B/2019 di
Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
b. Terhadap pengesahan dan perekaman pembayaran honorarium dokter secara
tunai dengan akun 525111 (Belanja Gaji dan Tunjangan) sebesar
Rp7.000.000,- membentuk jurnal otomasi aplikasi SAIBA sebagai berikut:
Buku Besar Kas
Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan Rp7.000.000,-
Cr. Piutang dari Kas BLU Rp7.000.000,-
Buku Besar Akrual
Dr. Beban Gaji dan Tunjangan Rp7.000.000,-
Cr. Kas dan Bank BLU Rp7.000.000,-
c. Terhadap pengesahan dan perekaman pembayaran belanja barang
persediaan secara tunai dengan akun 525121 (belanja barang persediaan
16
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
barang konsumsi BLU) sebesar Rp2.000.000,- membentuk jurnal otomasi
aplikasi SAIBA sebagai berikut:
Buku Besar Kas
Dr. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi - BLU Rp2.000.000,-
Cr. Piutang dari Kas BLU Rp2.000.000,-
Buku Besar Akrual
Dr. Persediaan yang belum diregister Rp2.000.000,-
Cr. Kas dan Bank BLU Rp2.000.000,-
d. Terhadap pengesahan dan perekaman pendapatan dari pelayanan secara kas
dengan akun 424111 (Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit) sebesar
Rp5.000.000,- membentuk jurnal otomasi aplikasi SAIBA sebagai berikut:
Buku Besar Kas
Dr. Utang kepada Kas BLU Rp5.000.000,-
Cr. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit Rp5.000.000,-
Buku Besar Akrual
Dr. Kas dan Bank - BLU Rp5.000.000,-
Cr. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit Rp5.000.000,-
e. Hasil perekaman SP3B-BLU No.00002/SP2B-BLU No.04/SP2B/2019 di
Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
17
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
f. Terhadap pengesahan dan perekaman pembayaran belanja modal peralatan
secara tunai dengan akun 537112 (belanja modal peralatan dan mesin BLU)
sebesar Rp6.000.000,- membentuk jurnal otomasi aplikasi SAIBA sebagai
berikut:
Buku Besar Kas
Dr. Belanja Modal Peralatan dan Mesin–BLU Rp6.000.000,-
Cr. Piutang dari Kas BLU Rp6.000.000,-
Buku Besar Akrual
Dr. Peralatan dan Mesin Belum Diregister–BLU Rp6.000.000,-
Cr. Kas dan Bank BLU Rp6.000.000,-
6. Berdasarkan hasil pengesahan atas transaksi pendapatan dan belanja BLU ABCD
periode Triwulan I, dapat di-highlight sebagai berikut:
18
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
a. Total Pendapatan yang diajukan pengesahannya melalui SP3B-BLU adalah
Rp5.000.000,- + Rp3.000.000,- = Rp8.000.000,-.
b. Total Belanja yang diajukan pengesahannya melalui SP3B-BLU adalah
Rp7.000.000,- + Rp2.000.000,- + Rp6.000.000,- = Rp15.000.000,-.
7. Terhadap Ref. Pend.003, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa atas
hibah langsung berupa barang tidak dilakukan pengesahan melalui dokumen
Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL-
BJS). Pengaturan mekanisme hibah yang mencakup penerimaan hibah pada
satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU dikecualikan dari
PMK 99/05/2017. Hal yang harus dilakukan atas transaksi Hibah Langsung
Berupa Barang pada BLU adalah:
a. Melakukan pencatatan Aset yang diterima dengan melakukan perekaman
pada Aplikasi SIMAK-BMN menggunakan menu Transaksi BMN>>Perolehan
BMN>Hibah (Masuk). Berdasarkan PMK 220 Tahun 2016 pendapatan hibah
bentuk barang dan jasa diakui pada saat berita acara serah terima sesuai
dokumen berita acara serah terima hibah atau dokumen yang dipersamakan.
19
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
b. Jurnal yang terbentuk secara otomatis oleh Aplikasi SIMAK setelah direkam
rincian aset sebagaimana di atas adalah:
Dr. Peralatan dan Mesin - BLU Rp4.000.000,-
Cr. Peralatan dan Mesin Belum Diregister - BLU Rp4.000.000,-
c. Pencatatan Pendapatan Hibah dari masyarakat berupa Barang (peralatan dan
mesin) pada aplikasi SAIBA dengan cara melakukan rekam jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
20
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
d. Setelah dilakukan penarikan data dari Aplikasi SIMAK-BMN dan dilakukan
rekam jurnal sebagaimana pada poin 2) di atas pada Aplikasi SAIBA, maka
akun Peralatan dan Mesin Belum Diregister akan bernilai nihil. Sementara itu
akun Peralatan dan Mesin dan akun Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam
Negeri Perorangan-Barang/Jasa bertambah sebesar Rp4.000.000,- pada
Neraca.
e. Akibat lainnya atas Jurnal pada poin 2) di atas, pada e-Rekon&LK akan
muncul dalam monitoring Jurnal Tidak Lazim. Atas munculnya pada
monitoring Jurnal Tidak Lazim ini tidak perlu dilakukan tindakan koreksi,
namun perlu didukung dengan memo penyesuaian.
8. Terhadap Ref. BAST.03 atas peralatan dan mesin yang diterima BLU ABCD
melakukan perekaman pada aplikasi SIMAK menggunakan menu transaksi
Pembelian sebagai berikut:
21
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Sebagai catatan, perekaman Ref. BAST.03 dilakukan peralatan dan mesin telah
diterima, walaupun belum dilakukan pembayaran cicilan atas transaksi pembelian
peralatan dan mesin tersebut. Dasar pencatatannya adalah dokumen Berita Acara
Serah Terima (BAST).
Selanjutnya, pada saat rincian aset direkam pada menu pembelian pada Aplikasi
SIMAK-BMN, jurnal yang akan terbentuk secara otomatis pada aplikasi SIMAK-
BMN adalah:
Dr. Peralatan dan Mesin - BLU Rp6.000.000,-
Cr. Peralatan dan Mesin Belum Diregister - BLU Rp6.000.000,-
Jurnal di atas mengakibatkan bertambahnya saldo pada akun Peralatan dan
Mesin dengan nilai Positif Rp6.000.000,- dan akun Peralatan dan Mesin Belum
Diregister dengan nilai Negatif sebesar Rp6.000.000,- pada Neraca.
9. Pada periode triwulan I belum diperlukan perekaman terhadap pengakuan utang
belanja atas transaksi pembelian sebesar Rp6.000.000,- (Ref. Utang.01);
pengakuan terhadap penerimaan pembayaran jaminan pasien secara tunai
periode Triwulan I sebesar Rp500.000,- (Ref. Dana.001); serta pencatatan atas
pembukaan deposito jangka pendek berdurasi waktu tiga bulan sebesar
22
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Rp1.000.000,- (Ref. Dana.002) di aplikasi SAIBA. Namun demikian, ketiga
transaksi tersebut tetap dicatat dan dibukukan secara transaksionalnya di sistem
akuntansi manajerial mandiri.
Sebagai catatan, uang jaminan pasien merupakan uang jaminan yang diberikan
oleh pasien kepada rumah sakit antara lain ketika akan melakukan rawat inap. Uang
jaminan tersebut bukan merupakan milik rumah sakit tetapi milik pasien. Ketika
perawatan oleh rumah sakit telah selesai dilakukan, uang jaminan tersebut akan
dikembalikan kepada pasien atau memotong tagihan jasa rumah sakit. Sebagaimana
PSAP 13, uang yang bukan merupakan uang milik satuan kerja BLU namun berada
dalam penguasaan BLU, maka uang yang diterima tersebut dilakukan pencatatan dan
disajikan dalam laporan keuangan BLU sebagai Kas Lainnya dan Utang kepada Pihak
Ketiga. Dengan demikian, penerimaan uang jaminan pasien secara tunai sebesar
Rp500.000,- dilakukan pembukuan oleh BLU ABCD dalam sistem akuntansi manajerial
mandiri-nya.
Selanjutnya, terkait dengan pembukaan deposito, satuan kerja BLU dapat
melakukan pembelian instrumen keuangan yang memiliki risiko relatif kecil. Pembelian
instrumen keuangan tersebut dalam rangka memanfaatkan kas yang belum terpakai
(idle cash). Pembelian instrumen keuangan tersebut oleh satker BLU umumnya
diwujudkan dalam deposito yang berjangka waktu pendek.
IV.3. Pengesahan Transaksi Keuangan Triwulan II
Berdasarkan data dan informasi pada sistem akuntansi manajerial secara
mandiri periode triwulan II, terdapat transaksi yang perlu dilakukan pengesahan SP3B-
BLU sebagai berikut:
1. Menerima sebagian pembayaran atas Piutang Pendapatan Pelayanan pada
Triwulan I sebesar Rp7.000.000,-. Transaksi pendapatan tersebut dilakukan
pengesahan dengan menggunakan akun 424111 (Pendapatan Jasa Pelayanan
Rumah Sakit).
2. Melakukan pembayaran cicilan pertama atas pembelian peralatan dan mesin pada
Triwulan I sebesar Rp1.000.000,-. Transaksi belanja tersebut dilakukan
pengesahan dengan menggunakan akun 537112 (Belanja Modal Peralatan dan
Mesin-BLU).
23
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Ilustrasi SP3B BLU dengan mendapatkan nomor 05/SP atas pengesahan dua
transaksi tersebut di atas adalah sebagai berikut:
SP3B-BLUNo.00003
TRIWULAN II
1 Saldo Awal Rp 3.000.000
2 Pendapatan Rp 7.000.000
3 Belanja Rp 1.000.000
4 Saldo Akhir Rp 9.000.000
BELANJA PENDAPATAN
Akun Jumlah Uang Akun Jumlah Uang
537112 1.000.000 424111 7.000.000
TOTAL 1.000.000 TOTAL 7.000.000
Atas SP3B BLU nomor 05/SP yang diajukan ke KPPN telah diterbitkan SP2B-
BLU nomor 06.SP2B/2019. Langkah selanjutnya adalah perekaman SP3B/SP2B-BLU
tersebut di aplikasi SAIBA. Hasil perekaman SP3B BLU nomor 05/SP / SP2B-BLU
nomor 06.SP2B/2019 di aplikasi SAIBA sebagai berikut:
24
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
IV.4. Perekaman Transaksi Triwulan II
Setelah tahapan pengesahan transaksi pada Triwulan II, BLU ABCD melakukan
perekaman transaksinya. Ilustrasi di bawah ini akan menguraikan satu persatu
mengenai perekaman transaksi sepanjang Triwulan II yang telah dilakukan
pengesahan kepada KPPN.
Terhadap pengesahan dan perekaman pendapatan tunai dari pembayaran
sebagian dari Piutang Pendapatan Pelayanan pada Triwulan I menggunakan akun
424111 (Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit) membentuk jurnal secara otomatis
aplikasi SAIBA sebagai berikut:
Buku Besar Kas
Dr. Utang kepada Kas BLU Rp7.000.000,-
Cr. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit Rp7.000.000,-
Buku Besar Akrual
Dr. Kas dan Bank-BLU Rp7.000.000,-
Cr. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit Rp7.000.000,-
Terhadap pengesahan dan perekaman belanja atas cicilan pertama atas
pembelian peralatan dan mesin pada Triwulan I menggunakan akun 537112 (Belanja
Modal Peralatan dan Mesin-BLU) membentuk jurnal secara otomatis aplikasi SAIBA
sebagai berikut:
Buku Besar Kas
Dr. Belanja Modal Peralatan dan Mesin – BLU Rp1.000.000,-
Cr. Piutang dari Kas BLU Rp1.000.000,-
Buku Besar Akrual
Dr. Peralatan dan Mesin Belum Diregister - BLU Rp1.000.000,-
Cr. Kas dan Bank BLU Rp1.000.000,-
Dalam rangka penyusunan laporan keuangan periodik semesteran, jurnal
penyesuaian yang perlu dipersiapkan untuk direkam di aplikasi SAIBA secara manual
berdasarkan data dan infomasi dari sistem akuntansi manajeial mandiri BLU antara
lain:
25
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
1. Transaksi keuangan perolehan deposito berjangka 3 bulan sebagaimana Ref.
Dana.002
2. Transaksi keuangan saldo mutasi uang jaminan pasien sebagaimana Ref.
Dana.001, Ref. Dana.003 dan Ref. Dana.004
3. Transaksi keuangan saldo mutasi piutang layanan sebagaimana Ref. Piut.01 dan
Ref. Piut.02
4. Transaksi keuangan saldo mutasi utang layanan sebagaimana Ref. Utang.01 dan
Ref. Utang.02
Terhadap saldo deposito (Ref. Dana.002), sistem akuntansi manajeial mandiri
BLU menyajikan bahwa buku pembantu pencatatan deposito berjangka 3 bulan
sampai dengan Triwulan II sebesar Rp1.000.000,-. Atas saldo akhir ini, untuk
penyusunan laporan keuangan pelaporan semesteran dan tahunan dilakukan jurnal
manual di aplikasi SAIBA dengan menggunakan menu Transaksi >> Jurnal Umum
sebagai berikut:
26
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Terhadap saldo uang jaminan pasien, sistem akuntansi manajeial mandiri BLU
menyajikan bahwa buku pembantu pencatatan uang jaminan pasien sampai dengan
triwulan II sisa akhirnya sebesar Rp.700.000,- (Ref. Dana.01 Rp.500.000,- dikurang
Ref. Dana.03 Rp.500.000,- ditambah Ref. Dana.004 Rp.700.000,-). Untuk penyusunan
laporan keuangan pelaporan semesteran dan tahunan tidak perlu transaksional atau
mutasi transaksinya direkam di aplikasi SAIBA, tetapi saldo akhirnya sebesar
Rp.700.000,- dilakukan jurnal manual di aplikasi SAIBA dengan menggunakan menu
Transaksi >> Jurnal Umum sebagai berikut:
27
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Terhadap saldo piutang layanan BLU, sistem akuntansi manajeial mandiri BLU
menyajikan bahwa buku pembantu pencatatan piutang layanan BLU sampai dengan
triwulan II sebesar Rp1.000.000,- (Ref. Piut.001 Rp8.000.000,- dikurangi Ref. Piut.02
Rp7.000.000,-). Untuk penyusunan laporan keuangan pelaporan semesteran dan
tahunan tidak perlu transaksional atau mutasi transaksinya direkam di aplikasi SAIBA,
tetapi saldo akhirnya sebesar Rp.1.000.000,- dilakukan jurnal manual di aplikasi SAIBA
dengan menggunakan menu Transaksi >> Jurnal Umum sebagai berikut (pada periode
pelaporan keuangan berikutnya dilakukan jurnal balik):
28
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Terhadap saldo utang layanan BLU, sistem akuntansi manajeial mandiri BLU
menyajikan bahwa buku pembantu pencatatan utang layanan BLU sampai dengan
triwulan II sebesar Rp5.000.000,- (Ref. Utang.01 Rp6.000.000,- dikurangi Ref.
Utang.02 Rp1.000.000,-). Untuk penyusunan laporan keuangan pelaporan semesteran
dan tahunan tidak perlu transaksional atau mutasi transaksinya direkam di aplikasi
SAIBA, tetapi saldo akhirnya sebesar Rp.5.000.000,- dilakukan jurnal manual di
aplikasi SAIBA dengan menggunakan menu Transaksi >> Jurnal Umum sebagai
berikut (pada periode pelaporan keuangan berikutnya dilakukan jurnal balik):
29
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Untuk simplifikasi penjelasan penyajian di laporan keuangan atas pengesahan
dan pencatatan transaksi keuangan sebagaimana ilustasi transaksi tersebut di atas,
penyesuaian terhadap penyisihan piutang tidak tertagih dan penyusutan aset tetap
tidak disertakan.
V. Ilustrasi Laporan Keuangan Satuan Kerja BLU
Sebagaimana disebutkan dalam PSAP 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum, bahwa BLU merupakan entitas pelaporan yang
memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan. Komponen laporan keuangan
BLU terdiri dari tujuh yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL);
3. Laporan Operasional (LO);
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
5. Laporan Arus Kas (LAK);
6. Neraca;
30
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Selanjutnya, dengan memperhatikan bahwa BLU merupakan bagian dari unit
kerja kementerian negara/lembaga, maka dalam pelaksanaan penyusunan laporan
keuangan juga mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016. Periodisasi penyusunan
laporan keuangan adalah semesteran dan tahunan. Untuk kebutuhan penyajian dalam
artikel ini, laporan keuangan disusun secara semesteran. Hasil pengesahan dan
perekaman transaksi pada Triwulan I dan Triwulan II akan tersaji dalam laporan
keuangan Semester I.
V.1. Laporan Realisasi Anggaran
Berdasarkan hasil pengesahan dan perekaman transaksi SP3B/SP2B-BLU pada
Triwulan I dan Triwulan II, maka informasi yang tersaji pada LRA antara lain:
1. Realisasi pendapatan adalah sebesar Rp15.000.000,- yang merupakan akumulasi
dari realisasi pendapatan Triwulan I sebesar Rp8.000.000,- dan realisasi
pendapatan Triwulan II sebesar Rp7.000.000,-.
2. Realisasi belanja adalah sebesar Rp16.000.000,- yang merupakan akumulasi dari
realisasi belanja Triwulan I sebesar Rp15.000.000,- serta realisasi belanja Triwulan
II sebesar Rp1.000.000,-.
3. Defisit sebesar Rp1.000.000,- yang merupakan akumulasi dari realisasi defisit
Triwulan I sebesar Rp7.000.000,- dan realisasi surplus Triwulan II sebesar
Rp6.000.000,-.
Penyajian Laporan Realisasi Anggaran BLU ABCD periode Semester I adalah sebagai
berikut:
31
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
V.2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Berdasarkan hasil pengesahan dan perekaman transaksi SP3B/SP2B-BLU pada
Triwulan I dan Triwulan II, maka informasi yang tersaji pada LPSAL antara lain:
1. BLU ABCD memiliki SAL awal sebesar Rp10.000.000,-.
2. Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran sebesar Rp1.000.000,-.
3. Saldo Anggaran Lebih akhir Semester I sebesar Rp9.000.000,- yang merupakan
selisih antara SAL awal dengan SIKPA.
Penyajian Laporan Perubahan SAL BLU ABCD periode Semester I adalah sebagai
berikut:
32
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
V.3. Laporan Operasional
Berdasarkan hasil pengesahan dan perekaman transaksi SP3B/SP2B-BLU dan
jurnal penyesuaian manual akrual pada Triwulan I dan Triwulan II, maka informasi yang
tersaji pada Laporan Operasional antara lain:
1. Jumlah pendapatan operasional adalah sebesar Rp20.000.000,- yang merupakan
akumulasi dari realisasi pendapatan jasa layanan dari masyarakat Triwulan I
sebesar Rp5.000.000,- dan Rp8.000.000,- serta pendapatan dari hibah sebesar
Rp3.000.000,- dan Rp4.000.000,-.
2. Jumlah beban operasional adalah sebesar Rp7.000.000,- yang merupakan
realisasi pembayaran honorarium dokter secara tunai pada Triwulan I.
3. Surplus Operasional sebesar Rp13.000.000,- yang merupakan selisih dari
pendapatan operasional dan beban operasional.
33
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Penyajian Laporan Operasional BLU ABCD periode Semester I adalah sebagai berikut:
V.4. Laporan Perubahan Ekuitas
Berdasarkan hasil pengesahan dan perekaman transaksi SP3B/SP2B-BLU
pada Triwulan I dan Triwulan II, maka informasi yang tersaji pada Laporan Perubahan
Ekuitas antara lain:
1. BLU ABCD memiliki Ekuitas Awal berupa Kas Awal BLU sebesar
Rp10.000.000,-.
2. Surplus Operasional sebesar Rp13.000.000,- yang dihasilkan dari
informasi pada Laporan Operasional.
34
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
3. Nilai Ekuitas Akhir sebesar Rp23.000.000,- yang merupakan
akumulasi dari nilai Ekuitas Awal dan Surplus LO.
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas BLU ABCD periode Semester I adalah sebagai
berikut:
V.5. Laporan Arus Kas
Berdasarkan hasil pengesahan dan perekaman transaksi SP3B/SP2B-BLU
pada Triwulan I dan Triwulan II, maka informasi yang tersaji pada Laporan Arus Kas
antara lain, Arus Kas dari Aktivitas Operasi sebesar Rp6.000.000,- yang merupakan
akumulasi dari arus kas masuk selama Semester I sebesar Rp15.000.000,- dan arus
kas keluar sebesar Rp9.000.000,-.
Penyajian Laporan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi untuk BLU ABCD periode Semester
I adalah sebagai berikut:
35
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
1. Arus kas dari Aktivitas Investasi sebesar minus Rp7.000.000,- yang merupakan
akumulasi dari arus kas masuk dari Aktivitas Investasi sebesar Rp0,- dan arus kas
keluar dari Aktivitas Investasi sebesar Rp7.000.000,- sesuai SP3B/SP2B-BLU
dengan akun belanja modal.
2. Arus kas dari Aktivitas Transitoris sebesar Rp700.000,- yang merupakan akumulasi
dari arus kas masuk selama Semester I sebesar Rp1.200.000,- serta arus kas
keluar sebesar Rp500.000,- sesuai dengan perekaman jurnal penyesuaian yang
melibatkan akun untuk mencatat uang jaminan pasien.
Penyajian Laporan Arus Kas Dari Aktivitas Investasi dan Aktivitas Transitoris untuk BLU
ABCD periode Semester I adalah sebagai berikut:
36
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
3. Selama periode Semester I terjadi penurunan kas sebesar Rp300.000,- yang
merupakan selisih antara saldo Kas Awal sebesar Rp10.000.000,- dan Saldo Kas
Akhir sebesar Rp9.700.000,-. Saldo Kas Akhir tersebut terbentuk dari:
Akun Kas pada BLU sebesar Rp8.000.000,- yang merupakan akun Kas dan
Bank BLU sebesar Rp8.000.000,-.
Akun Kas Lainnya dan Setara Kas sebesar Rp1.700.000,- yang terdiri dari akun
Kas Lainnya di BLU sebesar Rp700.000,- dan akun Setara Kas Lainnya BLU
sebesar Rp1.000.000,-.
37
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
Penyajian informasi Kenaikan/Penurunan Kas pada Laporan Arus Kas BLU ABCD
periode Semester I adalah sebagai berikut:
V.6. Neraca
Berdasarkan hasil pengesahan dan perekaman transaksi pada Triwulan I dan
Triwulan II, maka pada Neraca tersaji beberapa informasi antara lain:
1. Jumlah Aset sebesar Rp28.700.000,- yang merupakan akumulasi dari nilai Aset
Lancar sebesar Rp12.700.000,- dan Aset Tetap sebesar Rp16.000.000,-.
2. Jumlah Kewajiban sebesar Rp5.700.000,- yang seluruhnya berasal dari Kewajiban
Jangka Pendek.
3. Jumlah Ekuitas sebesar Rp23.000.000,- yang merupakan selisih dari nilai Aset dan
nilai Kewajiban.
Penyajian informasi pada Neraca BLU ABCD periode Semester I adalah sebagai
berikut:
38
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
39
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
VI. SIMPULAN
Berdasarkan ilustrasi pengesahan dan pelaporan keuangan atas transaksi BLU
ABCD dapat dirumuskan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. BLU bukan kekayaan negara yang dipisahkan, sehingga seluruh transaksi
keuangan BLU wajib dilaporkan dan dikonsolidasikan ke Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang secara organisatoris membawahi
Satker BLU.
2. Dalam rangka pelaksanaan APBN, seluruh transaksi keuangan yang
mempengaruhi pagu anggaran, harus dilakukan pengesahan ke Kuasa BUN
(KPPN) melalui dokumen SP3B/SP2B-BLU.
3. Transaksi yang belum dan/atau tidak mempengaruhi pagu anggaran dilaporkan
dalam Laporan Keuangan melalui Aplikasi Persediaan, Aplikasi SIMAK-BMN dan
atau Jurnal Penyesuaian SAIBA.
4. Pengesahan transaksi keuangan BLU atas pendapatan operasional yang dapat
digunakan langsung beserta belanja operasionalnya dilakukan secara periodik,
yaitu minimal satu kali dalam tiap triwulan.
5. BLU didorong mengembangkan sistem akuntansi manajerial secara mandiri untuk
mengidentifikasi dan mencatat transaksi dan kejadian keuangan harian
transaksional. Sistem manajerial tersebut juga harus melakukan klasifikasi dan
kompilasi transaksi secara periodik dalam rangka pelaksanaan pengesahan dan
perekaman dalam Aplikasi Persediaan, Aplikasi SIMAK-BMN dan Aplikasi SAIBA.
6. Penerimaan hibah langsung untuk BLU dicatat sebagai Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP). Hibah langsung berbentuk uang disahkan melalui SP3B/SP2B-BLU,
sedangkan hibah langsung berbentuk barang langsung direkam dalam Aplikasi
Persediaan/SIMAK-BMN.
7. Setiap jurnal penyesuaian yang dilakukan untuk aplikasi SAIBA harus dibuatkan
Memo Penyesuaian dengan penjelasan dan lampiran dokumen yang diperlukan.
40
Panduan Teknis Pelaksanaan Anggaran dan Akuntansi Pemerintah Pusat Edisi 26 Tahun 2019
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012.
2. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Badan Layanan Umum.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2017 tentang Adminisrasi
Pengelolaan Hibah.
5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 30/PB/2011 tentang
Mekanisme Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan
Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor 02/PB/2015.
41