23
PAPER KIMIA PANGAN Judul: BAHAN PENGAWET PADA MAKANAN Oleh: 1. Kartika Vidya Insani 12030234201/KA 2012 2. Nuril Jadidah 12030234002/KB 2012 3. Wijo Kongko K.Y.S 12030234018/KB 2012

PAPER Bahan Pengawet

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menjelaskan macam-macam bahan pengawet baik sintetik maupun alami

Citation preview

Page 1: PAPER Bahan Pengawet

PAPER

KIMIA PANGAN

Judul:

BAHAN PENGAWET PADA MAKANAN

Oleh:

1. Kartika Vidya Insani 12030234201/KA 2012

2. Nuril Jadidah 12030234002/KB 2012

3. Wijo Kongko K.Y.S 12030234018/KB 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2015

Page 2: PAPER Bahan Pengawet

PENDAHULUAN

Produk Zat kimia yang terkandung dalam makanan salah satunya zat aditif, Zat

Aditif makanan adalah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam makanan guna

untuk meningkatkan kualitas, keenakan, keunikan makanan, dan lain-lain. Zat aditif

sangat diperlukan dalam kehidupan kita, untuk menambah cita rasa makanan yang kita

masak. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk

memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai

gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk

jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih

banyak bahan-bahan kimia lain. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan

pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan

cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan

lain sebagainya. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan

buatan atau sintetis. Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat

dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, pemutih,

antikempal, antioksidan, pengatur keasaman, pengemulsi, pemantap dan pengental.

Pada paper ini akan dibahas mengenai bahan pengawet sebagai zat aditif pangan.

A. PENGERTIAN BAHAN PENGAWET

Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau

menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap

makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

B. TUJUAN PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET

Penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut:

1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat

pathogen maupun tidak patogen.

2. Memperpanjang umur simpan pangan.

3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang

diawetkan.

4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 1

Page 3: PAPER Bahan Pengawet

5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau

yang tidak memenuhi persyaratan.

6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan pangan

C. MACAM-MACAM BAHAN PENGAWET

Pengertian bahan pengawet alami

Bahan pengawet alami

Bahan pengawet alami adalah bahan tambahan makanan yang tidak

menggunakan bahan-bahan kimia. Contohnya adalah garam,

gula, karagenan, buah picung, biji kepayang, gambir, chitosan, air ki,

kunyit, rosemeri dan asap cair.

Macam-macam pengawet alami

Garam

Larutan garam yang dimasukkan ke dalam jaringan diyakini

mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab

pembusukan sehingga membuat makanan lebih awet. Prosesnya biasa

disebut dengan pengasinan atau penggaraman. Pengawetan dengan

garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama dibandingkan

dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan selama beberapa hari

atau jam. Contohnya ikan yang hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan

dapat tahan selama berminggu –minggu. Tentu saja prosedur pengawetan

ini memerlukan perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan bisa

memicu penyakit darah tinggi.

Karagenan

Keragenan adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat

digunakan untuk mengenyalkan bakso dan mie basah sebagai bahan

alternatif yang aman pengganti boraks. Karagenan dihasilkan dari

rumput laut Euchema sp. yang telah dibudidayakan di berbagai perairan

Indonesia. Dijelaskannya bahwa setiap 1 kilogram bakso membutuhkan

0,5-1,5 gram karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran, 0,5-1,5

gram karagenan dijual dengan harga Rp.750,00,- sampai Rp.900,00.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 2

Page 4: PAPER Bahan Pengawet

Karagenan dalam industri sering dijadikan bahan campuran kosmetik,

obat-obatan, es krim, susu, kue, roti dan berbagai produk makanan

Buah Picung

Pohon picung atau kluwak (dalam bahasa Jawa) banyak tersebar di

seluruh nusantara. Selain sebagai bumbu masak dapur, biji buah picung

juga bias dimanfaatkan sebagai pengawet alami ikan segar. Kombinasi

2% biji buah picung dan 2% garam dari total berat ikan telah mampu

mengawetkan ikan kembung segar selama 6 hari tanpa mengubah

mutu. Normalnya, ikan kembung segar yang disimpan di suhu kamar

tanpa penambahan picung atau es batu hanya bias bertahan 6 jam. Lebih

dari itu, ikan tersebut akan busuk dan rusak. Seorang nelayan untuk

mempertahankan mutu ikan hasil tangkapannya membutuhkan es batu

minimal 1 :1 berat ikan segar. Bila ikan yang ditangkap 50 kg, maka

nelayan membutuhkan es batu minimal 50 kg pula. Namun dengan

memanfaatkan cacahan biji buah picung, nelayan hanya membutuhkan 1

kg cacahan biji buah picung untuk 50 kg ikan segar 

Biji Kepayang 

Pohon tanaman ini memiliki tinggi hingga 40 m dengan diameter

batang 2,5 m. Jika melihat uraian diatas, maka dapat dikatakan tanaman

ini tumbuh tersebar luas hampir di seluruh Nusantara. Kepayang

mulai berbuah di awal musim hujan pada umur 15 tahun dengan jumlah

300 biji di setiap pohonnya . Tanaman ini telah lama digunakan sebagai

bahan pengawet ikan. Untuk dapat memanfaatkannya sebagai pengawet,

terlebih dahulu biji dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil

cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan kedalam perut ikan laut

yang telah dibersihkan isi perutnya. Cincangan biji kepayang memiliki

efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari . Khusus untuk

pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur garam, dengan

perbandingan 1 bagian garam dan 3 bagian biji Kepayang.

Gambir 

Tanaman gambir (Uncariae Romulus et Uncus) di Indonesia,

daun dan getahnya digunakan untuk bahan kelengkapan untuk menyirih.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 3

Page 5: PAPER Bahan Pengawet

Tanaman yang termasuk keluarga Rubiaceae ini juga sering digunakan

untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, sariawan, dan sakit

kulit, serta bahan tekstil. Secara alami para produsen makanan sering

menggunakan tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar dengan

permukaan licin ini untuk pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini

terdapat sebuah kandungan katekin yang dapat mengawetkan makanan

dari kerusakan akibat mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi

(penyebab basi).

Chitosan

Chitosan dihasilkan dari chitin dan mempunyai struktur kimia

yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan

berat molekul yang tinggi. Perbedaan antara kitin dan kitosan adalah

pada setiap cincin molekul kitin terdapat gugus asetil (-CH3-CO) pada

atom karbon kedua, sedangkan pada kitosan terdapat gugus amina (-NH).

Kitosan dapat dihasilkan dari kitin melalui proses deasetilasi yaitu

dengan cara direaksikan dengan menggunakan alkali konsentrasi tinggi

dengan waktu yang relatif lama dan suhu tinggi.

Indikator parameter daya awet chitosan: 

Keefektifan dalam mengurangi jumlah lalat yang hinggap. Pada

konsentrasi chitosan 1,5 % dapat mengurangi jumlah lalat secara

signifikan.

Pada uji mutu hedonik penampakan dan rasa ditunjukkan bahwa

penampakan ikan asin dengan coating chitosan lebih baik bila

dibandingkan dengan ikan asin kontrol (tanpa formalin dan

chitosan) dan ikan asin dengan formalin. Coating chitosan pada

ikan cucut asin memberikan rasa yang lebih baik dibanding

dengan kontrol (tanpa formalin dan chitosan) dan perlakuan

formalin.

Keefektifan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dimana

pada pengujian diperlihatkan hasil bahwa nilai TPC (bakteri)

sampai pada minggu kedelapan pelapisan chitosan, masih sesuai

dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) ikan asin yakni

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 4

Page 6: PAPER Bahan Pengawet

dibawah 1 x !05 koloni/gram. Kemampuan dalam menekan

pertumbuhan bakteri disebabkan chitosan memiliki polikation

yang bermuatan positif yang mampu menghambat pertumbuhan

bakteri dan kapang.

Kadar air pada perlakuan dengan pelapisan chitosan sampai 8

minggu menunjukan kemampuan chitosan dalam mengikat air,

karena sifat hidrofobik sehingga dengan sifat ini akan menjadi

daya tarik pada pengolah ikan asin dalam aspek ekonomi.

Air ki

Air ki merupakan salah satu bahan pengawet alami yang

menggunakan bahan dasar jerami. Cara penggunaannya cukup

sederhana. Jerami dibakar hingga menjadi abu, lalu abu jerami

dimasukkan kedalam wadah yang diberi air dan rendam sekitar 1 sampai

2 jam. Selanjutnya disaring sehingga sisa pembakaran jerami tidak

bercampur dengan air. Air sisa pembakaran jerami inilah yang disebut air

ki. Air ki mengandung antiseptik yang dapat membunuh kuman, dengan

pemberian air ki, makanan dapat bertahan lebih lama seperti pada mie

basah yang mampu bertahan sampai dua hari.

Kunyit

Kunyit dapat digunakan sebagai pengawet makanan karena

berfungsi sebagai antibiotik, antioksidan, antibakteri, anti radang dan

antikanker. Kunyit basah kandungan utamanya adalah kurkuminoid 3-5

%. Sedangkan pada kunyit ekstrak, kandungan kurkuminoid mencapai

40-50%. Untuk penggunaan kunyit disarankan agar tidak melalui

pemanasan, terkena cahaya dan lingkungan yang basah. Sebaiknya

kunyit ditumbuk, digiling dan diperas airnya.

Rosemeri

Ekstrak rosemeri digunakan sejak abad pertengahan di Pegunungan

Alpen. Ekstrak ini digunakan sebagai bahan pengawet alami yang

didapatkan dari proses penyulingan. Ekstrak rosemeri bersifat

antioksidan, sehingga meningkatkan durasi penyimpanan makanan.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 5

Page 7: PAPER Bahan Pengawet

Selain mengawetkan, rosemari tetap mempertahankan rasa dan warna

makanan.

Asap cair

Menurut Dr. AH. Bambang Setiadji, Dosen Fakultas MIPA,

UGM, asap cair mampu menjadi bahan pengawet yang berfungsi sebagai

antimikroba dan antioksidan. Asap cair bersifat anti jamur, antibakteri,

dan anti-oksidan yang dapat memperbaiki kualitas karet. Dalam bidang

pangan, asap cair digunakan 25% dan 75% harus dicampurkan dengan

air. campuran tersebut dapat digunakan untuk mengawetkan ikan dan

daging dan direndam selama 15 menit. Pengawetan menggunakan asap

cair dapat mengawetkan selama 25 hari.

Pengertian bahan pengawet sintesis

Bahan pengawet sintesis adalah bahan tambahan hasil sintesis dari

bahan-bahan kimia yang bermanfaat agar bahan-bahan yang ada di sekitar kita

bias lebih tahan lama atau awet sehingga bias digunakan dalam jangka waktu

yang panjang.

Macam-macam bahan pengawet sintesis

Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 25 jenis pengawet yang

diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Meski termasuk kategori aman,

hendaknya bahan pengawet tersebut harus digunakan dengan dosis di bawah

ambang batas yang telah ditentukan.

Asam benzoat

Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan,

minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin. Adapun dosis

aman (maksimal) penggunaannya adalah 600mg-1g/1kg makanan. Bahan

ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi

orang yang peka terhadap aspirin.

Asam propionat

Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang.

Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 6

Page 8: PAPER Bahan Pengawet

% atau 3,2 gram/kg bahan; sedngkan untuk bahan dari keju, dosis

maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan

Asam sorbat

Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah dan

produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam

konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. Batas

maksimum penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam makanan berturut-

turut adalah sari buah 400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup 800;

minuman bersoda 400. 

Sulfur dioksida

Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah

kering, kacang kering, sirup dan acar. Dosis aman (maksimal)

penggunaannya adalah 20-500 mg untuk setiap kg makanan bubuk.

Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko

menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi

genetik, kanker dan alergi. 

Kalium benzoat

Kristal larut air dan alkohol dan efektivitas sebagai pengawet pada pH

4,2.

Kalium nitrit

Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi

dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada

daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada

daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar

tampak selalu segar, semisal daging kornet. Jumlah nitrit yang

ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan.

Untuk nitrat 0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut

bisa menyebabkan keracunan, selain dapat mempengaruhi kemampuan

sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, menyebabkan

kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-

muntah.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 7

Page 9: PAPER Bahan Pengawet

Kalium propionat

Termasuk dalam golongan asam propionat sering digunakan untuk

mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya

digunakan untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu,

dosis maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan.

Sedangkan untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah

0,3% atau 3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum

tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.

Kalium sorbat

Berupa serbuk putih dan larut dalam alkohol, kloroform, dan eter

serta aktif sebagai pengawet pada range pH 4,9

Kalsium benzoat

Kristal yang larut dalam air dan alkohol. Dalam air padat pada suhu

25oC larut sebesar 40 g/L dengan efektivitas sebagai pengawet pada pH

4,2. Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri

penghasil toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk.

Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman

yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti

aroma obat cair.

Natrium benzoat

Pengawet ini berfungsi mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri

dalam makanan. Biasanya terdapat dalam buah atau bumbu di dalam

makanan yang berbentuk bubuk putih seperti garam tapi tidak memiliki

bau. Adapun dosis (maksimal) penggunaannya adalah 200 mg-1g/kg

makanan atau minuman.

Metil-p-hidroksi benzoat

Berupa hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Sukar

larut dalam air air, benzen, CCl4, namun mudah larut dalam etanol dan

dalam eter. Betuk aktif sebagai pengawet 87,4 % pada range pH 8,5.

Garam natriumnya mudah larut dalam air pada suhu 25oC dengan bentuk

yang aktif sebagai pengawet adalah 87,4 %.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 8

Page 10: PAPER Bahan Pengawet

Natrium bisulfit

Jenis bahan pengawet ini sudah umum diterapkan pada frozen food

dari daging atau seafood. Dosis aman maksimal penggunaannya adalah

50-500 mg untuk setiap kg makanan.

Natrium nitrat

Biasa dijadikan sebagai bahan pengawet untuk produk olahan

daging olahan semacam sosis dan kornet. Batas maksimum

penggunaannya adalah 50-500 mg untuk setiap kg makanan.

Natrium nitrit

Untuk produk makanan yang dikemas menggunakan kaleng seperti

sosis, kacang, jagung dan sejenisnya. Dosis aman (maksimal)

penggunaannya adalah 20-125 mg/kg makanan.

Nisin

Telah banyak digunakan untuk mengawetkan keju dan segala

macam produk turunannya, dengan dosis aman (maksimal)

penggunaannya adalah sebesar 12mg untuk 1kg makanan.

Propil-p-hidroksi benzoat

Hablur kecil atau serbuk serbuk dan tidak berwarna. Sangat sukar

larut air, mudah larut dalam etanol dan dalam eter dan sukar larut dalam

air mendidih. Bentuk aktif sebagai pengawet adalah 89,1 % pada range

8,5. Garam natriumnya mudah larut dalam air pada suhu 25oC, bentuk

aktif sebagai pengawet adalah 89,1 % pada range 8,5.

D. TEKNOLOGI PENDUKUNG PENGAWETAN PANGAN

1. Pengeringan Osmotik

Sistem pengeringan osmotik dipakai didalam pengawetan untuk

memperbaiki akibat buruk pada beberapa produk yang diawetkan dengan cara

pengeringan biasa semisal tekstur menjadi sangat keras dan kehilangan flavor.

Pengeringan osmotik dilakukan dengan menciptakan lapisan semipermeable

dengan cara merendam produk kedalam larutan gula atau larutan garam

sebelum proses pengeringan. Proses ini biasa dilakukan dalam pembuatan

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 9

Page 11: PAPER Bahan Pengawet

produk pangan semi basah. Selanjutnya produk dikeringkan dengan

penjemuran atau pengeringan buatan.

2. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu usaha pengawetan dengan cara menurunkan

aktifitas air (Aw) produk melalui penghilangan air yang dikandung produk

dengan proses penguapan, sehingga mikroorganisme tidak bisa tumbuh

berkembang. Ada berbagai metoda dan alat untuk proses pengeringan, namun

yang banyak dipakai adalah metoda pengeringan dengan mengekspose produk

pangan pada udara yang telah dipanaskan.

3. Pengentalan

Pengentalan adalah proses penghilangan sebagian air dari suatu suspensi

dengan proses pendidihan, biasanya dilakukan dengan alat yang disebut

evaporator. Proses ini intensif digunakan pada industry pengolahan dairy

products misalnya pada proses pengentalan susu, pada industri jus untuk

menghasilkan jus kental, pada pada industri gula untuk mengentalkan larutan

gula guna proses kristalisasi. Proses pengentalan ini kadang juga digunakan

untuk menaikkan kandungan padatan persiapan untuk proses pengeringan

semprot atau pengeringan beku.

4. Sterilisasi

Proses sterilisasi didalam pengawetan produk pangan adalah perlakuan

panas yang menyebabkan mikroorganisme dan sporanya tidak mampu tumbuh

pada kondisi penyimpanan normal. Artinya, hanya menghasilkan produk yang

steril komersil, tidak seratus persen steril, kemungkinan masih ada spora

mikroba dorman berada didalam produk, dan akan segera tumbuh bila berada

pada lingkungan yang cocok untuk pertumbuhannya.Perlakuan panas yang

bisa mewujudkan tujuan tersebut bergantung pada beberapa hal: 1) Sifat

bahan pangan yang diperlakukan, misalnya tingkat keasamannya (pH). 2)

Kondisi penyimpanan pasca proses. 3) Ketahanan mikroorganisme dan

sporanya terhadap panas. 4) Karakteristik pindah panas yang terjadi, hal ini

dipengaruhi oleh jenis kemasan dan media pemanasan. 5) Beban jumlah

mikroorganisme awal yang ada pada produk yang akan disterilkan.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 10

Page 12: PAPER Bahan Pengawet

5. Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah perlakuan panas guna membunuh sebagian dari

mikroorganisme patogen yang ada dalam suatu bahan pangan. Pasteurisasi

biasanya diikuti dengan metode pengawetan lain seperti pendinginan, atau

dengan penambahan bahan kimia agar tercipta lingkungan yang tidak nyaman

bagi pertumbuhan mikroorganisme, misalnya penambahan gula pada produk

susu kental manis, penambahan asam pada acar dan jus buah-buahan,

pengemasan , seperti pada produk minuman bir kemasan botol untuk menjaga

kondisi anaerob didalam botol dan fermentasi menggunakan mikroba tertentu.

6. Teknik fermentasi

Fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai pengawet sumber makanan,

tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. misalnya fermentasi dengan

menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan nilai pH

pangan turun di bawah 5.0 sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri

fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkan muntah-

muntah, diare, atau muntaber.

E. PENGARUH BAHAN PENGAWET TERHADAP KESEHATAN

Bahan Pengawet Produk Pangan Dampak kesehatan

Ca-benzoat

Sari buah, minuman

ringan,

minuman anggur manis,

ikan asin

Dapat menyebabkan reaksi

merugikan pada

asmatis dan yang peka terhadap

aspirin.

Sulfur dioksida(SO2)

Sari buah, cider, buah

kering, kacang kering,

sirup, acar

Dapat menyebabkan pelukaan

lambung,

mempercepat serangan asma,

mutasi

genetik, kanker dan alergi

K-nitrit Dagingkornet,daging

kering, daging asin,pikel

daging

Nitrit dapat mempengaruhi

kemampuan seldarah

Untukmembawa

oksigen,menyebabkan kesulitan

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 11

Page 13: PAPER Bahan Pengawet

bernafas dan sakit

kepala,anemia,radangginjal,muntah

Ca- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan tidur

Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit

Asam sorbatProduk jeruk, keju, pikel

dan saladPelukaan kulit

Natamysin Produk daging dan keju

Dapat menyebabkan mual, muntah,

tidaknafsu makan, diare dan

pelukaan kulit

K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal

BHA

Teh instan,

Menyebabkan penyakit

hati dan kanker

Menyebabkan penyakit hati dan

kanker

F.

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 12

Page 14: PAPER Bahan Pengawet

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1992. Standar Nasional Indonesia. Jakarta: Departemen Perindustrian.

Anonim. 2001. Materi Penyuluhan Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga.

Sleman: Dinas Kesehatan.

Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hoon, J. dan Flores, J. D. 1998. Potassium Sorbate Diffusivity in American Processes

and Mozarella Cheeses. J of Food Science. Vol. 63, No. 3.

Karyadi, Benny. 1996. Kimia 2 Untuk Sekolah Menengah Umum 2. Jakarta : Balai

Pustaka

Kingkate, A. et. al. Gas Chromatographic Determination of Propionate Acid, Sodium

and Calcium Propionate in Bread and Cake. J. Chrom.

Rahmawati, Fitri. _____. Pengawetan Makanan Dan Permasalahannya. Yogyakarta :

Uny Fakultas Teknologi Pangan

Referensi elektronik :

Anonymous. 2011. Kimia Dalam Bidang Sandang dan Pangan.(online)

http://abynoel. wordpress.com.(Diakses pada tanggal 04April 2015 jam 14.20 WIB)

Anonymous._____. Teknik pengolahan pangan. (online).

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pengolahan%20Pangan/

bab1.php(Diakses pada tanggal 04April 2015 jam 14.34 WIB)

KIMIA PANGAN: BAHAN PENGAWET Page 13