6
Proyek Tol Penuh Titik Rawan SEMARANG - Proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo terus menemui hambatan. Sebab, lokasinya penuh titik rawan keretakan. Bukan hanya di seksi I, ruas Semarang-Ungaran, yang terbaru juga terjadi di jalur UngaranBawen (seksi II). Di ruas tol di KM24+800, Lingkungan Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang terjadi keretakan dan ambles. Kerusakan tersebut terjadi sebelum jalan difungsikan atau dibuka untuk umum. Menurut rencana ruas Ungaran-Bawen itu akan dipakai untuk menampung arus mudik dan balik Lebaran. Anggota Komisi D DRPD Jateng Hadi Santoso menilai keretakan dan amblesnya ruas tol di Beji ini terjadi ketika intensitas hujan tinggi. Kondisi serupa juga terjadi saat Jembatan Tol Penggaron, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang mengalami keretakan. “Amblesnya jalan tol di KM24+800 lingkungan Beji dan beberapa kali keretakan di Jembatan Penggaron itu terjadi saat intensitas hujan tinggi. Ketika kadar air tinggi maka proses settlement (pemasatan/penurunan tanah) akan sangat besar,” jelas alumnus Teknik Sipil Undip Semarang usai memantau keretakan jalan tol di Beji, Jumat (28/6). Penurunan Tanah Dia mengatakan, penurunan tanah ini membuat ruas jalan tol rawan keretakan. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beberapa titik badan jalan tol Semarang-Ungaran juga pernah mengalami keretakan.

Paper Geotek - Gerakan Tanah dan Solusinya.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gerakan tanah sering terjadi pada daerah daerah tertentu. Ingin tahu daerah mana saja yang rawan terjadi gerakan tanah dan solusinya? Download file tsb.

Citation preview

Page 1: Paper Geotek - Gerakan Tanah dan Solusinya.docx

Proyek Tol Penuh Titik Rawan

SEMARANG - Proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo terus menemui hambatan. Sebab,

lokasinya penuh titik rawan keretakan. Bukan hanya di seksi I, ruas Semarang-Ungaran, yang

terbaru juga terjadi di jalur UngaranBawen (seksi II).

Di ruas tol di KM24+800, Lingkungan Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang terjadi

keretakan dan ambles. Kerusakan tersebut terjadi sebelum jalan difungsikan atau dibuka untuk

umum.

Menurut rencana ruas Ungaran-Bawen itu akan dipakai untuk menampung arus mudik dan balik

Lebaran. Anggota Komisi D DRPD Jateng Hadi Santoso menilai keretakan dan amblesnya ruas

tol di Beji ini terjadi ketika intensitas hujan tinggi. Kondisi serupa juga terjadi saat Jembatan Tol

Penggaron, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang mengalami keretakan.

“Amblesnya jalan tol di KM24+800 lingkungan Beji dan beberapa kali keretakan di Jembatan

Penggaron itu terjadi saat intensitas hujan tinggi. Ketika kadar air tinggi maka proses settlement

(pemasatan/penurunan tanah) akan sangat besar,” jelas alumnus Teknik Sipil Undip Semarang

usai memantau keretakan jalan tol di Beji, Jumat (28/6).

Penurunan Tanah

Dia mengatakan, penurunan tanah ini membuat ruas jalan tol rawan keretakan. Sebagaimana

diberitakan sebelumnya, beberapa titik badan jalan tol Semarang-Ungaran juga pernah

mengalami keretakan. Kejadian ini terjadi dalam rentang waktu berbeda, sejak Maret 2011

hingga April 2013.

Misalnya, tiga pilar Jembatan Tol Penggaron mengalami keretakan akibat pergerakan tanah.

Keretakan di pilar tiga (Maret 2011), pilar empat (April 2011), dan pilar lima (Mei 2011). Pada

badan jalan tol Semarang-Ungaran di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, tepatnya

50 meter selatan Jembatan Penggaron juga pernah retak.

Menurut Hadi, kepadatan tanah di lokasi amblesan di KM24+800 ini kurang dari 96 persen,

sedangkan penurunan tanahnya mencapai hingga 1,5 meter. “Bisa jadi karena lokasinya

merupakan lahan urukan (cut and fill), sehingga faktor porositas tanah menyebabkan konstruksi

sangat labil,” tandas politikus PKS itu.

Dia mengatakan, karena kerusakan itu terjadi pada masa pengerjaan sehingga bisa langsung

diperbaiki.

Page 2: Paper Geotek - Gerakan Tanah dan Solusinya.docx

Meski demikian, perbaikan tersebut secara teknis membutuhkan upaya keras, mengingat cuaca di

Semarang kini sedang ekstrem. Pihaknya mengimbau kontraktor segera bertindak cepat, salah

satunya dengan membuat drainase vertikal dan horisontal untuk mengurangi pergerakan tanah. 

Dia meminta PT Trans Marga Jateng (TMJ) bisa lebih waspada dan mengecek semua ruas tol.

Hal ini penting, supaya pada H-10 Lebaran, jalan sudah siap dan aman dilewati kendaraan.  Dia

berharap pemerintah maupun TMJ jujur saat pengoperasian tol, yakni dengan dilengkapi rambu-

rambu, seperti petunjuk titik jalan yang rawan pergerakan tanah atau longsor. 

Ketua Komisi D DPRD Jateng Alwin Basri menegaskan tidak mau berkompromi dengan

kerusakan badan tol tersebut. TMJ diminta memberikan kenyamanan dan keselamatan terhadap

pengguna jalan tol. “ Jalan tol juga harus diselesaikan sebelum Lebaran. Ini untuk mengurai

kemacetan arus mudik di jalur utama Semarang- Bawen,” tandas politikus PDIP. 

Anggota Komisi D Abdul Aziz menduga ruas tol bisa ambles karena pondasi di bawah bergeser.

”Kalau tekanan tanah saja tentu tidak akan berpengaruh dengan amblesnya tol. Apalagi betonnya

cukup tebal,” katanya.

Sementara itu, sejumlah pekerja terlihat masih membongkar lantai dasar tol seluas 40 meter

persegi. Di lantai dasar itu terdapat retakan lebarnya sekitar dua centimeter dengan rekahan

beberapa meter. Adapun, posisi lantai ini berada di bawah cor beton berlapis aspal yang sudah

dibongkar lebih awal. Kondisi keretakan pada lantai ini lebih besar dibandingkan cor beton yang

memperlihatkan keretakan rambut. 

Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Nugroho membantah adanya keretakan dan amblesnya

badan tol di KM24+800. Sebab, di ruas paket 3 Ungaran-Beji ini sedang dalam proses serah

terima hasil pekerjaan dari pihak kontraktor pelaksana ke TMJ. Di mana, pekerjaan itu tidak

memenuhi persyaratan dari hasil evaluasi dan pengujian ketidakrataan permukaan jalan (IRI/

International Roughness Index- ) saat proses serah terima. 

“Kontraktor pelaksana diperintahkan untuk menyempurnakan atau memperbaiki agar lokasi

tersebut memenuhi persyaratan IRI. Ada beberapa alternatif perbaikan, di antaranya bongkar dan

pasang serta bisa juga dengan perataan,” ungkapnya. Dia mengatakan, penyempurnaan itu

dipastikan selesai sebelum arus mudik dan balik Lebaran.

Rawan Patahan

Tepisah, dosen  Jurusan Geologi  Fakultas Teknik Undip Fahrudin  ST MT mengungkapkan ruas

jalan tol Ungaran-Bawen Km 24-800  merupakan jalur rawan patahan.  Selain itu, struktur

Page 3: Paper Geotek - Gerakan Tanah dan Solusinya.docx

tanahnya juga terbentuk dari formasi bebatuan lempung.  ‘’Dengan demikian, lokasi  tersebut

rawan ambles,’’ katanya.

Dia mengatakan, perlu dilakukan identifikasi sebagai dasar mengambil tindakan lebih lanjut

untuk menangani kerusakan tersebut. 

Sementara itu, pakar geologi Prof Dr Ir Sari Bahagiarti K MSc menyatakan secara teoritis

amblesan disebabkan beberapa hal. Pertama, jalan dibangun pada lereng yang berpotensi

longsor.

Kedua, pembangunan jalan melewati  sesar (patahan) yang aktif. Ketiga, bagian bawah

penyangga batuan yang menjadi landasan jalan terdapat lapisan lempung yang plastis atau jalan

langsung bertumpu pada lapisan lempung.

“Jika ada lapisan lempung, baik di bagian bawah jalan atau di bagian bawah batuan yang

menjadi landasan jalan akan sulit stabil. Karena lapisan lempung itu melenyek,” kata Wakil

Rektor I UPN itu. Selain itu, kata dia, faktor curah hujan juga akan mempercepat longsor. 

Dia mengatakan, ada beberapa solusi. Namun, hal itu harus dilakukan sebelum jalan dibangun.

Untuk sesar atau patahan aktif, jelas tidak mungkin dipaksakan, kecuali mengubah jalur jalan.

“Kalau tidak di patahan aktif, bisa ditambahkan geotekstil supaya landasan atau fondasi punya

penguat geser. Jika sudah melewati patahan aktif, sudah tidak bisa melawan kehendak alam,”

ungkapnya. http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2013/06/29/229313

Solusi

Sebuah pembangunan yang tidak memperhatikan dari segi geologis akan berdampak demikian,

retak yang terjadi pada jembatan tersebut merupakan dampat adanya pergerakan tanah dibawah

bangunan jalan tol tersebut, namun pada kenyatannya sang kontraktor hanya membangun tiang

pancang dengan perhitungannya sendiri, sehingga hal tersebut membuat kerusakan pada badan

tol terus terjadi.

Pada kasus diatas, solusi terbaik yang digunakan untuk pembangunan proyek jalan tol tersebut

yaitu :

1. Mengukur kekuatan tanah pada daerah yang mengandung serpih atau yang sering

bergerak dengan menggunakan sondir (CPT) atau pun dengan Standard Penetration Test

(SPT)

Page 4: Paper Geotek - Gerakan Tanah dan Solusinya.docx

2. Setelah diketahui kekuatan naha daerah tersebut, ukur kedalaman lapisan yang

mengandung serpih (shale).

3. Ketebalan shale digunakan untuk menentukan seberapa banyak volume semen digunakan

dalam metode Grouting.

4. Gunakan grouting pada titik titik yangtelah ditentukan pada daerah “labil” sehingga

memperkuat perlapisan yang mengandung shale.

5. Ukur kembali dengan menggunakan SPT sehingga hasil ketukan pada lapisan

memperoleh hasil yang kuat untuk dibangun tiang pancang.

6. Bangun tiang pancang pada daerah tersebut

7. Bangun Jalan tol

8. Selesai.