Upload
wenny-dwi-k
View
61
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas Mata Kuliah: Inovasi dan Strategi Pasar Agroindustri
Dosen: Prof. Dr. Ir. Mohamad Syamsul Maarif, M.Eng
MARSHA SAMUWA
(Marshmallow dengan Ekstrak Sayuran dan Temulawak)
Oleh :
1. Wenny Dwi K F351140011
2. F351140141
3. 0211
SEKOLAH PASCASARJANA
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
MARSHA SAMUWA
(Marshmallow dengan Ekstrak Sayuran dan Temulawak)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian terhadap aspek gizi, kesehatan dan pendidikan merupakan hal yang penting bagi
terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak pihak yang tidak menyadari pentingnya
kebiasaan hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi atau mengandung khasiat khusus.
Manfaat temulawak adalah memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan,
memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan kadar lemak dalam
darah, sebagai antioksidan dan membantu memelihara kesehatan serta menghambat penggumpalan
darah. Penggunaan temulawak yang demikian luas menyebabkan komoditas ini dapat dikategorikan
sebagai komoditas hortikultura strategis dan memerlukan penanganan melalui suatu program yang
terfokus, terintegrasi, berkesinambungan dan konsisten dalam upaya peningkatan nilai tambah selain
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan yang semakin berkembang.
Ekstrak sayur merupakan bahan tambahan pada produk yang akan menambah nilai tambah pada
produk tersebut. Meningkatnya selera makan anak dengan adanya temulawak akan lebih efektif dengan
kandungan sayur. Sasaran konsumen untuk produk ini adalah anak kecil namun dengan
mengikutsertakan orang tua sebagai pengawas dan penentu keputusan konsumsi anak tersebut.
Marshmallow sudah dikenal oleh masyarakat memiliki peluang bisnis yang cukup tinggi,
sehingga cocok digunakan sebagai media introduksi temulawak. Ditambah dengan nilai fungsionalitas
temulawak yang telah dipercaya dan terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan nafsu makan dan
mencegah serta mengobati liver maka produk ini akan semakin menarik. Apalagi, marshmallow
merupakan snack yang banyak digemari oleh anak-anak, sehinggga dengan penambahan temulawak
didalamnya akan sangat mudah untuk diterima dan dikonsumsi oleh anak-anak.
Manfaat pembuatan produk ini adalah untuk menambah variasi dari produk soft-candy dengan
menambahkan manfaat dari ekstrak temulawak ke dalam produk marshmallow. Dengan nilai nutrisi
yang tinggi akan menambah manfaat dari produk ini. Produk ini menarik untuk dikomersialisasikan
karena pada umumnya konsumen menyukai produk yang berasa manis (sweet) terutama anak-anak.
Selain itu potensi pasar yang besar sangat menjanjikan untuk pengembangan produk ini.
B. Tujuan
Tujuan dari inovasi produk marshmallow ini adalah:
1. Mengetahui potensi besar yang dapat diperoleh dari produk marsha samuwa (marshmallow dengan ekstrak sayuran dan temulawak)
2. Memberikan nilai tambah yang lebih terhadap produk permen yang bernilai gizi tinggi
C. Perumusan Masalah
Pengembangan pangan fungsional sangat terbuka lebar di Indonesia, mengingat negara Indonesia
sangat kaya akan keragaman hayati (biodiversity) yang sangat potensial sebagai pendukung produksi
pangan fungsional. Namun inovasi terhadap pengembangan pangan fungsional harus dikembangkan
secara kontinyu untuk meningkatkan penerimaan dan konsumsi masyarakat terhadap pangan
fungsional. Selama ini pangan fungsional masih dianggap kurang menarik walaupun mamberi banyak
khasiat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persepsi masyarakat adalah dengan
melakukan modifikasi produk. Marshmallow dengan bahan baku ekstrak temulawak dan sayur dapat
dimanfaatkan sebagai media untuk memberikan asupan gizi serta menambah nafsu makan anak melalui
penyediaan snack sehat.
Marshmallow merupakan snack yang dikenal anak-anak karena rasa yang manis serta tekstur
lembut yang unik. Namun saat ini marshmallow yang beredar di pasaran merupakan produk impor dari
China yang masih diragukan kehalalannya berkaitan dengan bahan aku gelatin yang digunakan. Bahan
baku gelatin yang digunakan di China biasanya berasal dari bagian tubuh babi.
D. Visi dan Misi Inovasi
Inovasi produk ini memiliki visi yaitu menjadi sebuah produk kebanggaan nasional yang unggul
terkemuka dan terdepan dalam memberikan solusi snack jajanan sehat. Misi yang diterapkan dalam
mencapai visi diantaranya :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang snack jajanan anak-anak. 2. Menghasilkan snack jajanan dengan kandungan gizi yang tiggi 3. Mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan produk healty snack 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup
sehat.
5. Ikut mendorong pemerintah atau instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan komoditi.
E. Kelebihan Produk
Produk ini hadir pada saat yang tepat di mana eksplorasi mengenai pangan fungsional sedang
marak. Masyarakat saat ini juga semakin cerdas dalam mengkonsumsi makanan. Produk Marsha
Samuwa berbahan dasar gelatin dengan tambahan ekstrak sayur dan temulawak bermanfaat untuk
menambah nafsu makan dan memberikan asupan vitamin dan mineral untuk anak-anak. Kelebihan
produk ini adalah kandungan sayur dan temulawak itu sendiri serta jaminan kehalalan karena gelatin
yang dipakai merupakan produk lokal yang berasal dari bahan yang halal.
II. METODOLOGI
Dalam paper ini mencakup beberapa aspek, antara lain aspek produksi, aspek pemasaran, aspek
keuangan dan aspek lingkungan. Masing-masing aspek tersebut akan dianalisa secara konkret melalui
sistem yang umum dilakukan. Produk marsha samuwa ini akan diproduksi dalam bentuk snack kecil
yang banyak diminati oleh anak-anak kecil.
Model bisnis merupakan cara mengorganisasikan nilai tambah atau produk agar dapat
tersampaikan ke tangan konsumen dan menghasilkan keuntungan (Blank 2012). Setiap bisnis memiliki
model bisnis yang berbeda. Model bisnis ini dapat diartikan sebagai strategi bisnis. Osterwalder dan
Pigneur (2012) merumuskan model bisnis ini dalam diagram sederhana berupa kanvas model bisnis.
Diagram ini terdiri dari 9 blok yang saling berkaitan dalam mendukung model bisnis. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan (action research). Menurut Madya (2006), riset pada
penelitian tindakan dilakukan berulang-ulang. Tindakan yang dilakukan adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan ini dilakukan secara sistematik dan dilakukan berulang sehingga
mencapai tingkatan tertentu.
III. PEMBAHASAN
ASPEK PRODUKSI
Pembuatan produk Marsha Samuwa bergerak dalam produk snack sehat dari gula dan gelatin
yang memiliki nilai gizi yang tinggi yaitu yang berasal dari ekstrak temulawak dan ekstrak sayuran.
Pada awalnya, pembuatan produk ini merupakan ide atau gagasan dalam memberikan solusi terhadap
masalah kurangnya nafsu makan pada anak-anak usia 3 sampai 10 tahun. Selain itu, potensi Indonesia
mengembangkan produk sejenis masih cukup besar karena bahan baku yang tersedia cukup banyak dan
persaingan di Indonesia belum cukup tinggi. Data BPS tahun 2007 menyebutkan, impor gelatin
mencapai 2.715.782 kg dengan nilai sebesar 9.535.128 dolar AS. Kebutuhan impor gelatin cenderung
mengalami peningkatan, sementara kebutuhan gelatin di pasar internasional tetap tinggi.
Marshmallow sudah dikenal oleh masyarakat memiliki peluang bisnis yang cukup tinggi,
sehingga cocok digunakan sebagai media pengenalan sayuran dan temulawak. Ditambah dengan nilai
fungsionalitas temulawak yang telah dipercaya dan terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan nafsu
makan dan mencegah serta mengobati liver maka produk ini akan semakin menarik. Apalagi,
marshmallow merupakan snack yang banyak digemari oleh anak-anak, sehinggga dengan penambahan
ekstrak sayuran dan temulawak didalamnya akan sangat mudah untuk diterima dan dikonsumsi oleh
anak-anak.
Marshmallow adalah makanan ringan bertesktur seperti busa yang lembut dalam berbagai bentuk,
aroma dan rasa. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Marsha Samuwa adalah 21 gram gelatin, 125
ml air, 125 gram gula pasir, 125 ml light corn syrup, 3 butir putih telur, 1 sdt perasa sesuai selera, 1 sdt
garam dan 80 ml ekstrak sayuran dan temulawak. Tahap awal loyang dilapisi dengan plastik, kemudian
gelatin dilarutkan dengan 125 ml air. Gula pasir, corn syrup dan 80 ml ekstrak sayuran dan temulawak
dipanaskan dalam panci sambil terus diaduk hingga gula larut dan suhu adonan mencapai 115o C. Pada
wadah yang berbeda, putih telur dan garam dikocok dengan mixer, kocok hingga putih telur
mengembang. Adonan gula yang sebelumnya dipanaskan, dituang secara perlahan-lahan ke dalam putih
telur yang telah mengembang sambil tetap dikocok perlahan. Larutan gelatin dan perasa campurkan
juga ke dalam adonan putih telur dan kecepatan pengadukkan ditingkatkan selama 5 - 10 menit hingga
adonan marshmallow mengembang kira-kira 3 kali volume awal. Adonan kemudian dituangkan pada
Loyang yang telah disediakan, dan biarkan mengeras selama 4 jam atau semalaman. Secara rinci cara
pembuata marsha samuwa terpapar pada Gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan Marsha Samuwa
Air (27,78) dan gelatin
(10 kg)
Sukrosa (7,5 kg) dan sirup
glukosa (liter)
Ekstrak sayur dan
temulawak (4,6875
: 4,6875) kg
Pemanasan hingga suhu
60oC, 7 menit (*)
Pemanasan hingga suhu
80oC, 7 menit (*)
Pengadukan dengan mixer 15
menit hingga merata dan
mengembang. Putih telur
(18,75 kg) dan
garam (4,375
Heat exchanger
ekstrusi
Penaburan pati
Pendinginan
Pengemasan
Tepung/pati 10 kg
Kemasan
udara
Marsha Samuwa
Perhatian terhadap aspek gizi, kesehatan dan pendidikan merupakan hal yang penting bagi
terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak pihak yang tidak menyadari pentingnya
kebiasaan hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi atau mengandung khasiat khusus.
Manfaat temulawak diantaranya untuk memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan,
memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan kadar lemak dalam
darah, berbagai antioksidan, membantu memelihara kesehatan serta menghambat penggumpalan darah.
ASPEK PEMASARAN
a. Potensi Pasar
Pasar merupakan tujuan akhir dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Purba (2009)
menyatakan bahwa pengembangan pasar dapat dilakukan dengan pengembangan dan perluasan
jaringan distribusi, penciptaan model dan varian produk baru, serta penguasaan pangsa pasar. Produk
masakan sayur terolah minimal merupakan produk inovatif yang akan diminati pelanggan dan
berpotensi menarik banyak pesaing untuk masuk ke dalam lingkup bisnis yang sama. Michael E Porter
membuat suatu pemodelan yang menggambarkan kondisi persaingan bisnis (Model Lima Kekuatan
Potter).
Model lima kekuatan Porter dapat digunakan oleh perusahaan untuk melihat target pasar (Purba
2009). Terdapat lima aspek penting dalam model tersebut, yakni ancaman persaingan, ancaman
pendatang baru, ancaman produk pengganti, ancaman kekuatan posisi tawar pemasok, dan ancaman
kekuatan posisi tawar pembeli (Gambar 2).
Gambar 2. Model lima kekuatan Porter (Purba 2009)
Setiap aspek dalam model tersebut memiliki dampak dan keterkaitan yang erat dalam hal
pengembangan pasar. Pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan terhadap kelima aspek
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Pesaing Produk Marsha Samuwa merupakan produk baru. Namun dalam segi manfaat, produk ini
memiliki pesaing. Diantaranya adalah produk-produk multivitamin, seperti vidoran smart, buyung upik,
dan sebagainya. Perlu diantisipasi pula bahwa akan ada produk yang sama dari pesaing-pesaing yang
mungkin tertarik pada pasar ini.
Persaingan dalam jenis bisnis ini cukup ketat karena banyaknya varian produk yang ditawarkan
dan kemudahan proses pembuatan. Tetapi produk Masha Samuwa akan mampu bertahan dan
memenangkan persaingan karena dukungan teknologi yang memadai. Persaingan akan dapat
dimenangkan oleh perusahaan yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi.
Pemasok Pembeli
Pengganti
Pendatang
Potensial
Pesaing
Persaingan di antara
perusahaan yang telah ada
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk pengganti
Kekuatan tawar
pemasok
Kekuatan tawar
pembeli
2. Pendatang Baru Ancaman pendatang baru dapat berasal dari perusahaan lama yang sudah memiliki brand
terkenal dan pendatang baru yang berasal dari perusahaan baru. Pendatang baru akan mudah memasuki
pasar jika produk yang dihasilkan memiliki proses pengolahan yang sederhana, sedangkan produk
marsha samuwa ini memiliki formulasi dan teknologi pengolahan yang baik sehingga pendatang baru
tidak mudah untuk menyamai produk ini.
3. Produk Pengganti Produk pengganti merupakan produk yang mungkin menggantikan posisi produk saat ini
berdasarkan kesamaan sifat dan fungsi. Produk pengganti untuk produk solusi marsha samuwa dapat
berupa multivitamin-multivitamin yang sudah dipaket menjadi dalam satu paket jenis masakan. Produk
pengganti yang beragam ini berasal dari berbagai jenis perusahaan dengan jumlah yang banyak.
Konsistensi ketersediaan dan mutu produk sangat diperlukan agar pelanggan tidak beralih ke produk
pengganti.
4. Pemasok Pemasok menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk memenuhi pasokan bahan bakunya.
Pemasok-pemasok yang terlibat dalam pembuatan produk marsha samuwa ini antara lain pemasok
bahan sayuran (wortel, kentang, buncis, dan brokoli), pemasok temulawak, serta pemasok kemasan.
5. Pembeli Pembeli atau pelanggan merupakan target pasar yang akan menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan. Pembeli akan ditawarkan dengan banyak produk yang serupa sehingga strategi untuk
menarik pembeli diperlukan pada aspek ini.
b. Sasaran Pasar
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih sasaran pasar yang akan dituju,
keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh
pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta
bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran adalah sebuah pasar
terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin maupun
mampu untuk ambil bagian dalam jual beli guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Konsumen yang terlalu heterogen menyebabkan perusahaan perlu mengelompokkan pasar menjadi
segmen-segmen pasar, lalu memilih dan menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran. Dengan
adanya hal ini, maka perusahaan terbantu untuk mengidentifikasi peluang pasar dengan lebih baik,
dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat, dapat menentuan saluran
distribusi dan periklanan yang sesuai dan efisien serta mampu menyesuaikan harga bagi barang atau
jasa yang ditawarkan bagi setiap target pasar.
Pasar sasaran (Target Market) adalah sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara khusus
menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan. Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat
tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
2. Penetapan Pasar Sasaran
3. Penempatan Produk
b.1 Segmentasi pasar
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk
kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas
diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah
heterogen. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah
manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar,
kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat
digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Terdapat empat kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses segmentasi pasar dapat
dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, yaitu :
Terukur (Measurable), artinya segmen pasar tesebut dapat diukur, baik besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai sehingga dapat dilayani secara efektif.
Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani.
Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.
Kebijakan segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan kriteria tertentu.
Tentunya segmentasi ini berbeda antara barang industri dengan barang konsumsi. Namun dengan
demikian secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya atas dasar:
Segmentasi atas dasar Geografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi pasar kedalam unit-unit geografis seperti negara, propinsi, kabupaten. kota, desa, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perusahaan akan beroperasi disemua segmen, akan tetapi, harus memperhatikan
perbedaan kebutuhan dan selera yang ada dimasing-masing daerah.
Segmentasi atas dasar Demografis, Segmentasi pasar ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel-variabel
demografis, seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan lain-lain.
Segmentasi atas dasar psychografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi-bagi konsumen kedalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup,
berbagai ciri kepribadian, motif pembelian, dan lain-lain.
Produk ini berdasarkan demografi yaitu umur. Marsha samuwa memiliki bayak manfaat yaitu
menambah nafsu makan anak dan meningkatkan nilai gizi konsumsi anak. Kandungan temulawak di
dalamnya memiliki khasiat diantaranya untuk memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi
pencernaan, memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan kadar
lemak dalam darah, bebagai antioksidan, membantu memelihara kesehatan serta menghambat
penggumpalan darah.
b.2. Penetapan Pasar Sasaran (Target Market)
Merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang
akan dimasukinya, maka langkah yang pertama adalah menghitung dan menilai potensi profit dari
berbagai segmen yang ada tadi. Maka dalam hal ini pemasar harus mengerti betul tentang teknik-teknik
dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan datang. Teknik-teknik
yang dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar sasaran, sehingga pemasar dapat
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang bakal terjadi, atau paling tidak menguranginya sekecil
mungkin dalam prakteknya. Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi
segmen-segmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen
tertentu sebagai sasaran. Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara lima
strategi peliputan pasar, yaitu :
1. Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan kegiatannya dalam satu
bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih kecil melakukan pilihan ini.
2. Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk.
Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik bagi
sekelompok pelanggan.
3. Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin
tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.
4. Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan usaha yang tidak ada
hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan usaha itu mengandung peluang yang
menarik.
5. Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar untuk mengungguli
pasar. Mereka menyediakan sebuah produk untuk setiap orang, sesuai dengan daya beli masing-
masing.
Target pasar produk marsha samuwa ini yaitu anak-anak usia 3 sampai 10 tahun dengan
pengontrolan dari ibu anak tersebut. Industri permen baik dalam bentuk hard candy maupun soft candy
sudah banyak dipasarkan di Indonesia. Produk marsha samuwa ini memposisikan diri sebagai produk
subtitusi dengan adanya kelebihan nilai gizi dibandingkan dengan produk yang sudah ada. Kami akan
menyebarkan secara rata baik di supermarket maupun warung-warung kecil. Untuk target pasar wiayah,
kami menargetkan produk ini akan didistribusikan pada setiap wilayah Indonesia, karena banyaknya
populasi anak kecil di Indonesia tersebar merata di pelosok Indonesia.
b.3. Penempatan Produk (Product Positioning)
Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan
menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya Penempatan produk adalah tindakan
merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu dan dapat diingatan konsumen.
Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan suatu strategi penempatan produk.
Saat ini setiap produk yang beredar dipasar menduduki posisi tertentu dalam segmen pasamya. Apa
yang sesungguhnya penting disini adalah persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang
dipegang oleh setiap produk dipasar. Produk marsha samuwa ini tergolong sebagai produk snack
kesehatan karena produk ini dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh.
c. Bauran Pemasaran
Pemasaran merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan
bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu atau sasaran
pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan
dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan
demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi
dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program
pemasaran secara efektif. Menurut William J. Stanton pengertian marketing mix secara umum adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk atau jasa, struktur harga, kegiatan
promosi, dan sistem distribusi. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (marketing mix) tersebut
atau yang disebut four p's adalah sebagai berikut :
1. Strategi Produk
2. Strategi Harga
3. Strategi Penyaluran / Distribusi
4. Strategi Promosi
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan.
Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan
perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabel-variabel marketing mix diatas tadi
dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:
c.1. Strategi produk atau jasa (product)
Produk merupakan elemen yang paling penting. sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Namun keputusan itu tidak berdiri sendiri, sebab
produk atau jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari
produk atau jasa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud. Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
b. Tidak dapat dipisahkan. Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa
terlepas dari bangunan hotel tersebut.
c. Berubah-ubah. Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa
yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberikan oleh
hotel berbintang tiga.
d. Daya tahan . Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati karnar yang ia
sewa.
Produk yang akan dijalankan dalam paper ini yaitu produk marsha samuwa.
c.2. Strategi harga (price)
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang
diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan
pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau
keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan
masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini
disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya
didasarkan pada suatu kombinasi barang atau jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan
yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah
dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang
harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan
pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalilya kualitas dari
barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya.
Harga marsha samuwa dalam kemasan plastik 220 gr ini yaitu Rp 20.000,00. Hal ini karena
marsha samuwa adalah cara terbaik untuk bisa memperoleh manfaat dari temulawak dan sayuran secara
optimal. Marsha samuwa menyempurnakan kandungan nutrisi, vitamin, mineral, serat, serta dapat
mengaktifkan dan mengoptimalkannya untuk meningkatakan kualitas kesehatan manusia. Selain itu,
marsha samuwa ini begitu menyehatkan dan layak untuk dikonsumsi. Prinsip pembuatan dari marsha
samuwa itu sendiri yakni dengan menghasilkan gelembung udara secara cepat dan menyerapnya
sehingga terbentuk busa yang stabil (aerated confections). Penambahan gelatin diperlukan dalam
pembuatan marsha samuwa untuk menurunkan tegangan permukaan lapisan pertemuan udara-cairan
sehingga memudahkan pembentukan busa, meningkatkan kekentalan untuk menyetabilkan bentuk
busa, memiliki sifat gel pembentuk busa dan sifat koloid untuk mencegah terjadinya kristalisasi gula
sehingga produk menjadi lembut dan tahan lama.
c.3 Strategi distribusi (place)
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan
harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui
rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada
ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk/jasa tersebut. Yang tidak
boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran
distribusi (Channel Of Distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang
berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan
usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor atau penyalur ini
bekerja aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa
tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli
b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan.
Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya kepada
konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi
itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu
mengikuti dinamika para konsumen tadi.
Saluran distribusi untuk produk ini diawali dengan cara self-distribution yang berarti dari pihak
perusahaan sendiri yang mendistribusikan produk ini secara langsung ke pihak pengecer seperti
minimarket, supermarket, atau warung. Distribusi dengan cara ini layak dilakukan dalam tahap awal
penjualan suatu produk baru yang masih mempunyai cakupan pemasaran yang sempit. Apabila produk
sudah mulai terkenal, selanjutnya saluran distribusi diperluas dengan melakukan kerjasama sebagai
agen atau distributor marsha samuwa pada daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Yogyakarta,
Bandung, Jakarta, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi. Kemudian selanjutnya produk marsha samuwa ini
akan diekspor ke luar negeri agar dapat bersaing di kalangan internasional.
c.4. Strategi promosi (promotion)
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi mengenai produk
Marsha samuwa kesehatan pada pasar tentang produk atau jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada
beberapa cara menyebarkan informasi produk marsha samuwa ini, antara lain periklanan (advertising),
penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity).
Periklanan (Advertising) : Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan untuk produk marsha samuwa ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat
surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang
dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
Penjualan Pribadi (Personal selling) : Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumen marsha samuwa. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan
terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang
termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling, dan
direct selling.
Promosi Penjualan (Sales Promotion): Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen marsha samuwa akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut
akan menarik perhatian konsumen.
Publisitas (Pubilicity): Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan
menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam
melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas
merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga
sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan.
Pada produk marsha samuwa ini, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah tercapainya
keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu
strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan
pembelian.
d. Ukuran Pasar (Market Size) Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2011, jumlah penduduk Indonesia 2010 usia muda lebih
banyak dibandingkan dengan usia tua. Jumlah anak kelompok usia 0-9 tahun sebanyak 45,93 juta,
sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa.
ASPEK KEUANGAN
Analisis aspek keuangan dari studi kelayakan perusahaan adalah untuk menentukan rencana
investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara
pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan perusahaan untuk
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah perusahaan
tersebut dapat berkembang terus.
ASPEK LINGKUNGAN
a. Limbah Industri Marsha Samuwa Limbah yang dihasilkan dari industri marsha samuwa dapat dikelompokkan menjadi dua
komponen utama yaitu limbah cair dan limbah padat yang berasal dari masing-masing tahapan proses
pengolahan. Limbah padat yang berupa kemasan dari marsha samuwa yang di reject dari proses
produksi merupakan limbah anorganik. Limbah jenis tersebut sering disebut dengan istilah garbage.
b. Penanganan Yang Dilakukan Penanganan limbah yang terbentuk pada saat proses produksi maupun setelah produk terbentuk
dapat dilakukan dengan metode produksi bersih. Produksi bersih adalah suatu strategi pengelolaan
lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu melalui tahapan eliminasi limbah, minimalisasi limbah,
recycle, reuse dan recovery, pengolahan serta pembuangan residu.
HIPOTESIS MODEL BISNIS KANVAS
Model bisnis kanvas digambarkan melalui blok-blok bangunan dasar yang menunjukkan logika
bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Blok-blok ini mencakup empat
bidang utama bisnis yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan. Blank dan
Dorf (2012) menjelaskan terdapat sembilan blok dalam model bisnis kanvas yaitu customer segment,
value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources,key activities, key
partners, dan cost structure. Pada tahap awal dalam sebuah bisnis model adalah menentukan hipotesis
bisnis model dengan kanvas bisnis model (Blank dan Dorf 2012). Hipotesis awal model bisnis kanvas
untuk produk marsha samuwa seperti terlihat pada Gambar 2, sebagai berikut:
Gambar 2. Hipotesis awal bisnis model kanvas
a. Customer Segments Elemen ini menggambarkan sekelompok orang yang ingin dijangkau atau dilayani oleh
perusahaan. Pelanggan merupakan inti dari semua model bisnis, tanpa pelanggan tidak ada perusahaan
yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat
mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan , perilaku,
atau atribut lain. Ada beberapa jenis segmen pelanggan yang berbeda yaitu : pasar massa, pasar ceruk,
tersegmentasi, terdiservikasi, dan platform bersisi banyak.
Pada hipotesis awal, customer segment produk marsha samuwa adalah penduduk Indonesia,
penduduk yang sadar akan kesehatan anak, dan anak-anak. Segmen ini dipilih dengan berasumsi bahwa
marsha samwa ini merupkan produk pengganti sayur dan dapat eningkatkan nafsu makan.
b. Value Proposition Elemen ini menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk
pelanggan spesifik. Proposisi nilai dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan
pelanggan. Value proposition merupakan kesatuan atau gabungan manfaat-manfat yang ditawarkan
perusahaan kepada pelanggan. Value proposition mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang
sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan. Ada beberapa atribut yang berkontribusi pada
penciptaan nilai pelanggan, yaitu: kebaruan, kinerja, penyesuaian, desain, merek, harga, pengurangan
biaya, pengurangan risiko, dan kenyamanan.
Value proposition yang ditawarkan produk marsha samuwa adalah produk ini merupakan jajanan
/ snack sehat yang dibuat dengan mengandung ekstrak sayur dan temulawak. Marsha samuwa bertekstur
lembut, mudah dicerna, dan mengurangi kemungkinan tersisa di gigi.
c. Channel Elemen ini menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen
pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Channel yang dilakukan
berupa penjualan langsung (direct selling) kepada konsumen terutama mereka yang berada di wilayah
Jabodetabek, supermarket, bekerja sama dengan minimarket yang ada di wilayah Jakarta dan Bogor.
Pemilihan channels distribusi ini didasarkan pada kebiasaan tempat membeli produk-produk sejenis
oleh konsumen pada segmen pasar yang ditargetkan.
d. Customer Relationships Customer relationships adalah cara bagaimana perusahaan menjalin hubungan baik dengan
pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer relationships menurut Blank dan Dorf (2012)
yaitu Get, Keep, Grow. Get yang dimaksudkan disini adalah getting customers, yaitu upaya mengarahkan konsumen pada saluran penjualan produk perusahaan, dilakukan dengan cara mengubah
pola pikir calon pelanggan kalau mengkonsumsi marsha samuwa memiliki jaminan kualitas dan telah
disepakati oleh koncultan gizi terpercaya. Selain itu pemasaran dari media sosial juga sangat membantu
dalam tahap penjualan, selain gratis juga dapat menarik perhatian calon konsumen. Pemasaran melaui
media sosial seperti Facebook dan Twitter akan sangat membantu karena pada umumnya orang-orang
sekarang tidak bisa lepas dari 2 media sosial tersebut. Tahapan berikutnya adalah Keep (keeping
customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan
kepada produk, dilakukan dengan cara memberikan potongan harga (discount) untuk konsumen yang
biasa membeli produk atau sudah berlangganan, memberitahukan kepada pelanggan bila ada produk
baru kepada pelanggan. Kemudian yang ketiga adalah Grow (growing customers), yaitu upaya
memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Pembuatan iklan melalui video Youtube
dianggap lebih efektif karena tidak memerlukan biaya yang besar bila dibandingkan promosi melalui
media elektronik lainnya seperti televisi atau media cetak seperti koran dan majalah, selain itu
pembuatan web untuk membantu meningkatkan penjualan produk juga sangat membantu, karena
konsumen akan mudah mendapatkan informasi dan spesifikasi produk melalui web yang sudah dibuat.
e. Revenue Streams Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen pasar
biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Dalam hipotesis
model bisnis awal yang dibuat, revenue stream didapat dari penjualan produk langsung. Harga jual
didapat dari 20% harga pokok produk.
f. Key Resources Key Resources yang diperlukan mencakup empat kategori sumber yaitu bahan baku produksi,
teknologi, sumberdaya modal, dan sumberdaya manusia. Sumberdaya bahan baku meliputi sorbitol,
gelatin, ekstrak sayuran, ekstrak temulawak, telur dan industri kemasan. Sumberdaya teknologi adalah
peralatan yang digunakan untuk membuat produk yaitu alat pencampur (mixing), pengisi (filling),
esktruder dan sealler. Sumberdaya modal adalah sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan
untuk menjalankan aktivitas industri. Sumberdaya modal didapatkan dari modal pribadi. Sumberdaya
manusia yang dibutuhkan meliputi bagian produksi, bagian riset and development, dan bagian
marketing.
g. Key Activities Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas kunci, yaitu tindakan-tindakan terpenting
yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses. Seperti halnya sumber daya utama,
aktivitas kunci diperlukan untuk menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Aktivitas-
aktivitas kunci dapat dikategorikan sebagai berikut: penanganan bahan baku, proses produksi,
pengemasan, distribusi dan promosi
h. Key Partnership Key Partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk mewujudkan
proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut. Partner yang dimaksudkan dalam bisnis
model adalah sosok perantara yang bukan milik perusahaan namun berperan dalam mengubah
produk/nilai menjadi uang. Menurut Blank dan Dorf (2012), secara umum ada empat jenis hubungan
kerjasama dalam bisnis yang harus dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pada kondisi
tertentu yaitu strategic alliance, joint new business development effort, coopetition, key supplier
relationships.
Mitra kerja/partner untuk produk marsha samuwa adalah konsultan gizi, customer service,
warung, mini market, supermarket, industri sorbitol, industry gelatin, supplier temulawak, industri
ekstrak sayuran, industri kemasan, supplier telur dan vendor mesin industri.
i. Cost Structure Elemen ini menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis.
Struktur biaya model bisnis dibedakan menjadi dua kelas, yaitu terpacu nilai (value driven) dan terpacu
biaya (cost driven). Model bisnis value driven yaitu berfokus pada penciptaan nilai. Proposisi nilai
premium dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya menjadi ciri model bisnis yang terpacu nilai.
Model bisnis cost driven yaitu berfokus pada peminimalan biaya. Pendekatan ini bertujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan struktur biaya seminimal mungkin. Biaya yang dikeluarkan untuk
model bisnis kanvas ini adalah biaya bahan baku produk, mesin, utility, tenaga kerja, penanganan
limbah, biaya maintenance, pengemasan, distribusi, transportasi, dan pajak.
VERIFIKASI MODEL BISNIS KANVAS
Verifikasi model bisnis dilakukan pada kesembilan elemen model bisnis. Dari sembilan model
bisnis tersebut ternyata terdapat elemen yang masih belum layak, sehingga perlu dilakukan
pengulangan. Ketidaklayakan terjadi pada elemen channels yang didasarkan atas alasan seperti: untuk
wilayah yang berada diluar kota terutama bukan kota besar, mereka terkendala pada ongkos pengiriman
produk sehingga biaya yang dikeluarkan oleh mereka akan lebih mahal dari harga yang sudah
ditetapkan. Kemudian saya menambahkan warung pada elemen channels untuk setiap daerah sehingga
calon konsumen yang berada di suatu wilayah langsung membeli di daerah tersebut. Hal tersebut
didasarkan dengan adanya peluang kerjasama antara beberapa supermarket dengan UKM dan
tempatnya hanya ada dikota-kota besar, jadi untuk permintaan produknya tidak terlalu banyak bila
dibandingkan dengan minimarket yang ada di Indonesia.
Elemen key partner dengan ditambahkannya sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih
murah dan konsultan gizi tidak diperlukan pada key partners ini. Elemen value proposition juga
mengalami perubahan yaitu bentuk marsha samuwa dinilai lebih cocok dengan variasi bentuk yang
unik. Serta keterjangkauan penjualan secara ecerean agar harga lebih murah. Hasil verifikasi model
kanvas 1 (Pivot 1) dapat dilihat pada Gambar 3, dan hasil akhir verifikasi dipaparkan pada Gambar 4.
Gambar 3. Verifikasi bisnis model kanvas 1 (pivot 1)
Gambar 4. Validasi bisnis model kanvas
IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Marshmallow adalah makanan ringan bertekstur seperti busa yang lembut dalam berbagai
bentuk, aroma dan warna. Marshmallow bila dimakan meleleh di dalam mulut karena merupakan hasil
dari campuran gula atau sirup jagung, putih telur, gelatin, gom arab, dan bahan perasa yang dikocok
hingga mengembang. Marshmallow sudah dikenal oleh masyarakat memiliki peluang bisnis yang cukup
tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai media introduksi temulawak dan sayuran. Ditambah dengan
nilai fungsionalitas temulawak yang telah dipercaya dan terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan
nafsu makan dan mencegah serta mengobati liver maka produk ini akan semakin menarik. Sedangkan
ditambah sayuran karena sebagian anak tidak menyukai sayuran, dengan adanya marsha samuwa yang
ada kandungan sayurannya diharapkan anak-anak bisa tetap mengkonsumsi sayuran dan tetap mendapat
manfaat dari sayuran tersebut walaupun sudah tidak dalam bentuk sayuran utuh lagi. Apalagi,
marshmallow merupakan snack yang banyak digemari oleh anak-anak, sehinggga dengan penambahan
sayuran dan temulawak didalamnya akan sangat mudah untuk diterima dan dikonsumsi oleh anak-anak.
Prinsip pembuatan dari marsha samuwa itu sendiri yakni dengan menghasilkan gelembung udara
secara cepat dan menyerapnya sehingga terbentuk busa yang stabil (aerated confections). Penambahan
gelatin diperlukan dalam pembuatan marsha samuwa untuk menurunkan tegangan permukaan lapisan
pertemuan udara-cairan sehingga memudahkan pembentukan busa, meningkatkan kekentalan untuk
menyetabilkan bentuk busa, memiliki sifat gel pembentuk busa dan sifat koloid untuk mencegah
terjadinya kristalisasi gula sehingga produk menjadi lembut dan tahan lama.
Aspek pasar dan pemasaran terdiri dari dua komponen, yaitu pasar sasaran dan bauran
pemasaran. Pasar sasaran merupakan sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan
alau keinginan tertentu yang mungkin maupun mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna
memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Pasar sasaran ini terdiri dari segmentasi pasar, target
pasar, dan penempatan produk. Segmentasi pasar marsha samuwa terdiri dari kalangan anak-anak,
remaja, dan dewasa. Kemudian produk ini menargetkan kepada konsumen pada kalangan anak-anak
karena marsha samuwa memiliki banyak manfaat yaitu menambah nafsu makan anak dan meningkatkan
nilai gizi konsumsi anak. Kandungan sayuran dan temulawak di dalamnya memiliki khasiat diantaranya
untuk memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan.
Bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, startegi harga, strategi penyaluran, dan strategi
promosi. Dalam inovasi ini, produk yang akan dikembangkan adalah produk marsha samuwa dengan
harga Rp 20.000,00 per kemasan 220 gram. Saluran distibusi yang akan dijalankan pada awalnya
melalui pengecer, kemudian diperluas dengan melakukan kerjasama sebagai agen di daerah lain, hingga
diperluas ke luar negeri agar dapat bersaing di dunia internasional. Promosi yang dilakukan yaitu
melalui periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales
Promotion) dan Publisitas (Publicity).
Pembuatan marsha samuwa menghasilkan dua jenis limbah yang terdiri dari limbah cair dan
limbah padat. Penanganan kedua jenis limbah ini yaitu dengan menggunakan metode produksi bersih
dimana diupayakan terbentuknya limbah seminimal mungkin agar rendemen marsha samuwa yang
dihasilkan besar dengan biaya produksi seminimal mungkin.
SARAN
Perlu dilakukan analisis kelayakan secara finansial dan dilakukan customer validation agar model
bisnis yang dihasilkan lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang S. 1998. Budidaya Apel. Penerbit Kanicius, Yogyakarta.Desrosier dan Norman W. 1988.
Teknologi Pengawetan Pangan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Gaman P.M. and K. B. Sherrington. 1994. The Science of Food, An Introduction to Food Science,
Nutrition, and Microbiology Second Edition. Penerjemah Murdjati, Sri Naruki, Agnes Murdiati,
Sarjono Dalam Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Indrasti N.S. dan A.M Fauzi. 2005. Produksi Bersih. Bogor: IPB Press
Murtadho dan Gumbira Said. 1987. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Melton
Putra.
Orey. 2007. Khasiat Marshmallow, Edisi Bahasa Indonesia. Hikmah (PT. Mizan Publika). Jakarta.
Pantastico. 1997. Postharvest Handling And Utilization Of Tropical And Subtropical Fruits Dan
Vegetables. Penerjemah Kamariyani dalam Fisiologi Pacsa Panen, Penanganan Dan Pemanfaatan
Buah- Buahan Tropika Dan Subtropika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tranggono dan Sutardi, 1989. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar Universitas Pangan
Dan Gizi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
USU 2004. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1233/1/manajemen-arlina%20lbs3.pdf.
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015.
Winarno F.G. 1990. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.