Upload
ray-naldo
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 1/14
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh dunia. Berdasarkan laporan
World Health Organization (WHO) tahun 20 mengenai perkiraan kasus TB se!ara global
disebutkan bah"a pada tahun 200 terdapat insidensi TB sebanyak #$%&'$2 juta kasus per
tahun$ sedangkan pada tahun 200' terdapat $ juta kematian akibat TB.
iabetes *ellitus (*) merupakan salah satu faktor resiko paling penting dalam
terjadinya perburukan TB. Hubungan antara TB dan * telah lama diketahui karena pada
kondisi diabetes terdapat penekanan pada respon imun penderita yang selanjutnya akan
mempermudah terjadinya infeksi oleh mikobakteri Mycobacterium tuberculosis (*.tb) dan
kemudian berkembang menjadi penyakit tuberkulosis. +asien dengan diabetes memiliki risiko
terkena tuberkulosis sebesar 2,- kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.2
nteraksi antara penyakit kronik seperti TB dengan * perlu mendapatkan perhatian lebih
lanjut karena kedua kondisi penyakit tersebut seringkali ditemukan se!ara bersamaan yaitu
sekitar /2$$ terutama pada orang dengan risiko tinggi menderita TB.,2
iabetes mellitus telah dilaporkan dapat mempengaruhi gejala klinis TB serta berhubungan dengan respons lambat pengobatan TB dan tingginya mortalitas. +eningkatan
reakti1asi TB juga telah di!atat pada penderita *. ebaliknya juga bah"a penyakit
tuberkulosis dapat menginduksi terjadinya intoleransi glukosa dan memperburuk kontrol
glikemik pada pasien dengan *$ namun akan mengalami perbaikan dengan pengobatan anti
TB (O3T). 4paya pen!egahan dan pengendalian dua penyakit mematikan * dan TB sangat
penting untuk menurunkan mortalitas karena TB$ oleh karena itu penting untuk diketahui
bagaimana mekanisme * dapat menyebabkan TB dan bagaimana TB dapat mempengaruhi
kontrol glikemik pada penderita *.
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 1
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 2/14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. RESIKO TUBERKULOSIS PADA DIABETES MELLITUS
5umlah penyakit tidak menular ter!atat sebesar / dari seluruh beban penyakit yang
ada di negara berkembang pada tahun ''0 sedangkan penyakit menular masih menempati
urutan pertama sebagai masalah di bidang kesehatan$ namun pada tahun 2020 akan terjadi
kondisi sebaliknya yaitu persentase penyakit tidak menular diperkirakan akan meningkat
menjadi sebesar 6'. *eningkatnya industrialisasi dan urbanisasi menyebabkan
meningkatnya angka obesitas dan diabetes. +ada tahun 2000 terdapat sekitar juta orang
yang menderita diabetes yang jumlahnya akan terus meningkat menjadi -66 & //0 juta di
tahun 20-0$ tiga perempat dari jumlah penderita diabetes tersebut hidup di negara
berkembang. ementara itu TB masih menjadi penyakit dengan angka kematian yang tinggi$
terdapatnya komorbid seperti diabetes menyebabkan penatalaksanaan dan kontrol penyakit
TB menjadi sulit. Beberapa penelitian menemukan bah"a kombinasi penyakit TB dan *
sering ditemukan baik di negara berkembang maupun di negara maju.
Tahun '-/$ 7oot melakukan penelitian tentang Tuber!ulosis (TB) dan iabetes
*ellitus (*) menemukan bah"a kejadian TB pada orang de"asa dengan * ternyata
banyak ditemukan dari yang diperkirakan serta risiko untuk terkena TB sangat tinggi pada
penderita * anak,anak dan remaja. +enyakit TB ini lebih sering ditemukan pada penderita
* dengan kontrol glikemik yang buruk. 7oot juga menyatakan bah"a pada pertengahan
abad ke,'$ pasien * yang bisa lolos dari koma diabetikum pada akhirnya akan meninggal
karena penyakit TB. +enelitian yang dilakukan di +hiladelphia pada tahun '%2
mengungkapkan bah"a dari -.06 penderita * terdapat sekitar #$/ yang menderita TB
paru dibandingkan dengan /$- penderita TB dari 6 orang tanpa *. Tuberkulosis
lebih banyak mun!ul pada penderita * yang telah memiliki penyakit * selama lebih dari
0 tahun yaitu sekitar dibandingkan penderita * kurang dari 0 tahun yaitu hanya
sekitar % saja yang menderita TB.
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 2
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 3/14
II.2. PATOGENESIS
II.2.1. Gangguan Fungsi Imun Pada Dia!"!s M!##i"us
iabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan
sistem imunitas selular. Terdapat penurunan jumlah sel limfosit T dan netrofil pada pasien
* yang disertai dengan penurunan jumlah T helper (Th) dan penurunan produksi
mediator inflamasi seperti T89 :$ ;,< serta ;,6. ;imfosit Th mempunyai peranan
penting untuk mengontrol dan menghambat pertumbuhan basil *.tb$ sehingga terdapatnya
penurunan pada jumlah maupun fungsi limfosit T se!ara primer akan bertanggungja"ab
terhadap timbulnya kerentanan pasien * untuk terkena TB. 9ungsi makrofag juga
mengalami gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menghasilkan reactive
oxygen species$ fungsi kemotaksis dan fagositik yang menurun. nfeksi oleh basil tuberkel
akan menyebabkan gangguan yang lebih lanjut pada sitokin$ makrofag,monosit dan populasi
sel T =/>=#. ?eseimbangan antara sel limfosit T =/ dan =# memainkan peranan
penting dalam mengatur pertahanan tubuh mela"an mikobakteri dan menentukan ke!epatan
regresi pada TB aktif.
erajat hiperglikemi juga berperan dalam menentukan fungsi mikrobisida pada
makrofag. +ajanan kadar gula darah sebesar 200 mg se!ara signifikan dapat menekan
fungsi penghan!uran oksidatif dari makrofag. +enderita * yang kurang terkontrol dengan
kadar hemoglobin terglikasi (Hb3!) tinggi menyebabkan TB menjadi lebih parah dan
berhubungan dengan mortalitas yang lebih tinggi. elain terjadi kerusakan pada proses
imunologi$ pada pasien * juga terdapat gangguan fisiologis paru seperti hambatan dalam
proses pembersihan sehingga memudahkan penyebaran infeksi pada inang. @likosilasi non
enAimatik pada protein jaringan menginduksi terjadinya gangguan pada fungsi mukosilier
atau menyebabkan neuropati otonom diabetik sehingga menyebabkan abnormalitas pada
tonus basal jalan napas yang mengakibatkan menurunnya reaktifitas bronkus serta bronkodilatasi. @angguan fungsi imun dan fisiologi paru pada pasien * dijelaskan pada
tabel .
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 3
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 4/14
Tabel . @angguan 9ungsi mun dan 9isiologis +aru +enderita *
K!#ainan $ungsi imun%#%gi &a'u &ada DM Dis$ungsi $isi%#%gis &a'u &ada DM
@angguan kemotaksis$ perlengketan$
fagositosis dan mikrobisida polimorfonuklear
7eaktifitas bronkial berkurang
+enurunan monosit perifer dengan gangguan
fagositosis
+enurunan elastic recoil dan 1olume paru
Buruknya fungsi transformasi sel blast
menjadi limfosit
+enurunan kapasitas difusi
=a!at fungsi opsonisasi =-. umbatan mukus pada saluran napas
+enurunan respons 1entilasi terhadap
hipoksemia
iabetes melitus dianggap oleh WHO sebagai suatu penyakit imunodefisiensi
sekunder yang karakteristik oleh adanya resolusi bila kausa yang mendasarinya dieliminasi$
perlangsungan lebih lama dan lebih berat serta infeksi sering rekuren$ gangguan salah satu
respon imun biasanya granulosit +*8 dan atau aktifitas subset limfosit. Bila mengenai +*8
maka manifestasi kemotaksis dan fagositosis terganggu. ;eukosit +*8 ditarik ketempat
infeksi oleh substansi kemotaksis yang disekresikan oleh mikroorganisme dan oleh aktifasikomplemen dan faktor faktor yang diindus se!ara lokal oleh +*8. +ada penelitian in 1itro
sel sel pasien * mempunyai kemotaksis yang menurun$ terutama pada keadaan * yang
tidak terkontrol. 9agositosis pada * juga terganggu dikaitkan dengan defek intrinsik dari
+*8. Hiperglikemia juga berkaitan dengan killing a!ti1ity dari enAim lisosom yang
menurun. 8ormalisasi kadar glukosa darah akan segera meningkatkan aktifitas membunuh
dalam /# jam.-
II.2.2. Hi&!'g#i(!mia a(ia" Tu!')u#%sis
+enelitian di ndonesia yang dilakukan oleh 3lisjahbana dkk. menemukan - pasien
TB ternyata memiliki *$ jumlah ini lebih besar bila dibandingkan kontrol tanpa TB dengan
usia dan jenis kelamin yang sama yaitu hanya sebesar -$2 yang memiliki *$ dari -
pasien tersebut ternyata 60 didiagnosis sebagai pasien * baru. +enelitian di 8igeria juga
mendapatkan hasil bah"a pada pasien TB yang disertai dengan gangguan toleransi glukosa
ternyata setelah - bulan diberikan pengobatan TB hasil tes toleransi glukosa kembali normal.
+enelitian di TanAania pada %06 pasien TB paru dengan sputum bakteri tahan asam (BT3)
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 4
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 5/14
positif$ ' di antaranya diketahui menderita *. iabetes mellitus yang didiagnosis melalui
tes toleransi glukosa oral (TT@O) pada pasien TB tambahan memberikan peningkatan
pada pre1alens * menjadi /. @angguan toleransi glukosa (@T@) terdapat pada #2 pasien
(6$2). ebagai perbandingan sur1ei TT@O serupa yang dilakukan @uptan dan hah pada
suatu komunitas mendapatkan pre1alens * hanya sebesar 0$' dan @T@ sebesar #$#.
@angguan toleransi glukosa pada TB jauh lebih tinggi dibandingkan dengan *. Walaupun
@T@ dapat kembali normal pada sejumlah besar kasus TB dengan kemoterapi yang efektif$
namun persentase yang lebih tinggi pada @T@ adalah signifikan karena menurut National
Diabetes Data roup dari National !nstitutes o" Health ,% persen dari pasien dengan @T@
dapat berkembang menjadi * setiap tahunnya. ata,data yang telah ditemukan di atas
menekankan pentingnya dilakukan uji penapisan * pada pasien TB.
+ada umumnya efek hiperglikemia memudahkan pasien * terkena infeksi. Hal ini
disebabkan karena hiperglikemia mengganggu fungsi neutrofil dan monosit (makrofag)
termasuk kemotaksis$ perlengketan$ fagositosis dan mikroorganisme yang terbunuh dalam
intraselular. Hal inilah menjadi salah satu penyebab meningkatnya kepekaan pasien *
terhadap infeksi.-
II.2.* In"%#!'ansi G#u(%sa Pada Tu!')u#%sis
Terdapatnya kondisi seperti stres akut merupakan penyebab penting pada
perkembangan @T@. emam$ inaktifitas yang berlarut,larut dan malnutrisi dapat merangsang
hormon stres seperti epinefrin$ glukagon$ kortisol dan hormon pertumbuhan yang bekerja
se!ara sinergis meningkatkan kadar gula darah lebih dari 200 mg. ?adar plasma ;, dan
T89 : juga meningkat pada penyakit berat yang dapat merangsang sekresi hormon anti,
insulin. 4sia$ penyakit komorbid dan alkohol juga dapat mempengaruhi respons inang. ?adar
serum hormon adrenokortiko,tropin$ kortisol dan T- ditemukan menurun pada pasien TB$
kelainan ini menyebabkan kemampuan respons inang terhadap stress menjadi terganggu.
9ungsi endokrin pankreas dapat mengalami gangguan pada kasus TB yang berat dan
ternyata insidens pankreatitis kronis yang disertai dengan kalsifikasi lebih tinggi pada kasus
* dengan TB$ mendorong suatu keadaan defisiensi insulin absolut. ?elompok protein
transporter asam lemak yang terdapat pada basil tuberkel kemungkinan dapat menyebabkan
disregulasi homeostasis energi pada penyakit TB. @en protein transporter asam lemak dari
mikobakterium yang diekspresikan pada hepatosit mamalia dapat meningkatkan ambilan
asam lemak rantai panjang. 3sam lemak rantai panjang merupakan sumber energi penting
pada sebagian besar organisme serta berfungsi pula sebagai hormon darah yang mengatur
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 5
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 6/14
berbagai fungsi penting seperti metabolisme glukosa di hepar. +ada pasien TB terdapat
gangguan metabolisme lipid tersebut.
II.2.+. K!'usa(an &an('!as a(ia" "u!'(u#%sis
eorang ahli patologi r. +hillip !h"arA membuat hipotesis bah"a TB dapat
menyebabkan * karena terdapat amiloidosis pada pankreas. Otopsi yang dilakukan pada
-- kasus amiloid berusia 6,# tahun$ !h"artA menemukan lesi TB yang berasal dari
infeksi TB saat anak,anak dan 22/ kasus diantaranya terdapat amiloidosis pankreas.
ebagian besar pasien yang diotopsi tersebut didiagnosis * sebelum kematiannya sehingga
diduga amiloidosis pada sel,sel langerhans pankreas tersebut yang menyebabkan *.
*enurut !h"artA sebagian besar kasus amiloidosis pada pankreas yang menyebabkan *harus dianggap sebagai kelainan imunologi yang disebabkan TB. iabetes mudah ditemukan
dengan uji laboratorium rutin$ namun TB tidak mudah untuk ditemukan sehingga proses
kerusakan tersebut berlangsung se!ara tersembunyi yang memerlukan "aktu bertahun,tahun
sampai kelainan tersebut ditemukan.
!h"artA menjelaskan terdapat dua mekanisme TB dapat menyerang pankreas yaitu
melalui reaksi imunobiologi toksik,alergi sebagai respon terhadap TB sistemik yang disebut
sebagai pankreatitis$ mikroba menyerang pankreas melalui toksin *.tb dan produk,produk
inflamasinya dalam peredaran darah sehingga meningkatkan kerentanan inflamasi (reaksi
hipersensiti1itas) dan menimbulkan amiloidosis. !h"artA mengakui fakta bah"a mikroba
tidak perlu selalu ditemukan dalam jaringan pankreas akan membingungkan para ilmu"an
untuk generasi mendatang karena mereka akan menduga bah"a amiloidosis ini adalah suatu
penyakit autoimun akibat ketidakmampuan untuk mengenali infeksi TB tersebut.
*ekanisme yang lain dan lebih sedikit kemungkinan terjadinya yaitu serangan
mikobakteri se!ara langsung ke organ pankreas melalui penyebaran tuberkel bakteri dalam
darah maupun melalui penetrasi jaringan perkejuan kelenjar getah bening abdominal yang
ada disekitar pankreas. el,sel langhans dan epiteloid$ merupakan tanda infeksi pada infeksi
TB$ biasanya tidak ditemukan pada jaringan pakreas$ namun terjadinya perkejuan dapat
mendorong timbulnya kalsifikasi dan amiloidosis pada pankreas. ;aAarus dan 9olk
melaporkan bah"a ketika pankreas mengalami kalsifikasi maka terdapat 2-,%0 insidens
*.
II.* FAKTOR, FAKTOR -ANG BERHUBUNGAN TERJADIN-A TUBERKULOSIS
PARU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 6
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 7/14
. 9aktor 4mur
ebagaimana telah dibahas sebelumnya bah"a pada penderita diabetes mellitus
terdapat kondisi hiperglikemia akan dapat menjadi predisposisi kerusakan pada fungsi
monosit,makrofag. i sisi lain anusantoso (''') menyatakan proses penuaan dapat
menyebabkan perubahan,perubahan pada sistem pernapasan yang mengakibatkan
penurunan fungsi paru$ berupa penurunan kekuatan dan kekakuan pada otot
pernapasan$ menurunnya akti1itas silia$ berkurangnya elastisitas paru dan reflek batuk
juga akan menurun. *aka kondisi umur tua dan diabetes mellitus$ keduanya akan
sama,sama memperlemah sistem pertahanan tubuh dan hal ini juga diperkuat oleh
;akshmi dan *urthy$ ''' menyatakan bah"a umur pasien dan derajat diabetes
mellitus merupakan faktor yang signifikan menyokong terjadinya infeksi tuberkulosis.
engan demikian dapat disimpulkan bah"a semakin tua umur seorang penderita$
maka keampuhan sistem imunitas tubuhnya akan semakin berkurang./
2. 9aktor 5enis ?elamin
*enurut 3A"ar (''') kondisi perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi
penyebaran suatu masalah kesehatan$ diantaranya terdapatnya perbedaan kebiasaan
hidup antara "anita dan pria. ?aum pria lebih banyak yang merokok daripada kaum
"anita. elanjutnya terdapat perbedaan tingkat kesadaran berobat antara "anita dan
pria. +ada umumnya kaum "anita lebih memiliki kesadaran yang baik untuk berobat
daripada kaum pria. Hal yang tak kalah pentingnya adalah terdapatnya perbedaan
ma!am pekerjaan$ karena memang kaum pria yang lebih banyak bekerja.
@uptan dan hah (2000) melaporkan bah"a perbandingan angka kejadian
tuberkulosis paru pada penderita diabetes mellitus untuk pria dan "anita masing,
masing adalah 0 dan #$. *aka dengan demikian angka kejadian tuberkulosis
paru lebih tinggi pada penderita diabetes mellitus laki,laki daripada "anita./
-. 9aktor +engetahuan
e!ara umum Cunus dkk (''2) menyatakan bah"a faktor pengetahuan yang
kurang dari masyarakat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tuberkulosis paru di ndonesia./
/. 9aktor +ekerjaan
8otoatmodjo ('') menyatakan bah"a jenis pekerjaan dapat berperan di dalam
timbulnya penyakit melalui beberapa jalan$ meliputi faktor lingkungan lingkungan
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 7
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 8/14
pekerjaan$ stress kerja$ akti1itas pekerjaan$ dan kerumunan dalam suatu tempat
pekerjaan akan dapat terjadi proses penularan penyakit di antara para pekerja./
%. 9aktor osial Dkonomi
3ditama (''0) menyatakan akibat status sosial ekonomi yang rendah$ maka
seseorang akan sulit untuk menjangkau fasilitas kesehatan$ tidak mampu membeli
obat,obatan$ tidak dapat memperoleh pendidikan yang tinggi$ serta tidak mempunyai
tempat tinggal yang layak. ementara Cunus dkk (''2) juga menyatakan bah"a
kemiskinan mengharuskan bekerja keras (se!ara fisik)$ sehingga akan menurunkan
daya tahan tubuh./
6. 9aktor *alnutrisi
?ejadian tuberkulosis paru pada penderita diabetes mellitus adalah faktor
malnutrisi$ maka pada semua kasus diabetes mellitus terdapat beberapa derajat
malnutrisi akibat defek pada metabolisme.4
. 9aktor ;ama +enyakit
Bou!ot dkk ('%2 dikutip dalam 7om E @aray$ 200/) juga menyatakan bah"a
terdapat peningkatan penyakit tuberkulosis paru pada pasien yang telah menderita
diabetes mellitus lebih dari 0 tahun./
II.+. ASPEK KLINIS TB PARU DAN PASIEN DM
@uptan dan hah (2000) menyatakan bah"a gejala penyakit diabetes mellitus yang
disertai oleh tuberkulosis paru penyakit akan saling menutupi$ di antaranya pada kedua
penyakit tersebut se!ara bersamaan terdapat penurunan berat badan$ kehilangan nafsu makan
dan kelelahan umum. ;ebih lanjut @uptan dan hah (2000) menyatakan bah"a kondisi ini
lebih umum terjadi pada usia di atas /0 tahun dan pria memiliki resiko yang agak lebih besar
dari pada "anita. +asien tuberkulosis paru yang menderita diabetes mellitus memiliki kondisiklinik yang lebih berat se"aktu terjadinya onset penyakit$ apalagi dengan derajat keterlibatan
dan kerusakan paru yang lebih besar . 4
II.. GAMBARAN RADIOLOGI PASIEN TB PARU , DM
@ambaran radiologi pasien TB ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya lama sakit
dan status imunologi pasien. +ada tahun '2$ osman dan teidl melaporkan bah"a pada
sebagian besar pasien TB,* memiliki pola radiologi khusus yang terdiri dari konfluen$
ka1itas$ dan lesi berbentuk baji menyebar dari hilus menuju bagian tepi$ terutama pada Aona
bagian ba"ah paru$ sementara pada pasien TB non * lesi biasanya berupa infiltrat di lobus
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 8
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 9/14
atas paru. +enelitian yang dilakukan di +akistan oleh 5abbar$ dkk pada - pasien TB,*
mendapatkan gambaran radiologi sebagian besar melibatkan lapang ba"ah paru yaitu
sebanyak -6$ lesi bilateral didapatkan pada / pasien$ efusi pleura sebanyak -2 pasien.
;esi juga disertai dengan ka1itas yang se!ara signifikan lebih sering ditemukan pada laki,laki
sebanyak -2 dibandingkan dengan perempuan sebanyak %.
3nand dkk. meneliti gambaran radiologi %0 pasien TB paru dengan * menemukan
bah"a #/ terdapat lesi TB di bagian lapang ba"ah paru$ lebih banyak dibandingkan dengan
lesi yang terdapat di lapang atas paru yang hanya sebesar 6. ;esi bilateral sebanyak -2$
20 pasien terdapat ka1itas pada paru dengan sebagian besar letak ka1itas terdapat di lapang
ba"ah paru yaitu #0$ lesi nodular ditemukan pada -6 pasien dan lesi eksudatif pada -6
pasien. *ereka menyimpulkan bah"a gambaran radiologis pasien TB paru dengan *
!enderung atipikal oleh karena itu bila menemukan pasien * dengan gambaran lesi di
lapang ba"ah paru harus dipikirkan kemungkinan infeksi TB sehingga dapat dilakukan
diagnosis serta penanganan yang tepat.
+ada beberapa penelitian yang lain juga ditemukan gambaran radiologis yang umum
ditemukan pada pasien TB,* adalah berupa lesi yang mengenai banyak lobus serta ka1itas
multipel. ndi1idu usia tua !enderung mengalami lesi di lobus ba"ah paru$ kemungkinan hal
ini disebabkan karena terjadi perubahan tekanan oksigen al1eolar di lobus ba"ah paru yang
disebabkan oleh pengaruh usia atau penyakit *.
@ambaran 7adiologi pada pasien TB dengan iabetes *ellitus %
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 9
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 10/14
II./. PENATALAKSANAAN
II./.1. In"!'a(si Oa" An"i Tu!'(u#%sis 0OAT d!ngan Oa" Hi&%g#i(!mia O'a# 0OHO
Terdapat interaksi obat antara O3T dengan OHO$ selain itu toksisitas obat juga
harus dipertimbangkan ketika memberikan terapi se!ara bersamaan pada TB,*. +asien TB,
* juga memperlihatkan respon terapi yang lebih lambat terhadap O3T bila dibandingkan
dengan pasien non *. 7ifampisin merupakan suatu Aat yang bersifat inducer kuat terhadap
enAim mikrosomal hepar yang terlibat dalam metabolisme suatu Aat termasuk enAim sitokrom
+/%0. nduksi pada enAim,enAim tersebut menyebabkan peningkatan metabolisme obat,
obatan lain yang diberikan bersamaan dengan rifampisin sehingga mengurangi efek
pengobatan yang diharapkan. 7ifampisin dapat menurunkan kadar OHO dalam darah pada
golongan sulfonilurea (gliklaAid$ gliburide$ glpiAide dan glimepirid) dan biguanid.
+enurunan kadar OHO dalam darah yang disebabkan oleh rifampisin besarnya
ber1ariasi antara 20,0. Takayasu dkk. mengamati bah"a rifampisin menginduksi
hiperglikemia fase a"al yang dihubungkan dengan peningkatan penyerapan di usus$ namun
tidak ada kasus diabetes yang nyata dan dia berpendapat bah"a rifampisin tidak
diabetogenik. Dfek rifampisin se!ara langsung maupun tidak langsung terhadap kontrol
glikemik menyebabkan perlunya monitoring kadar gula disertai dengan penyesuaian dosis
OHO terutama pada pasien TB,*. soniasid (8H) dapat menyebabkan toksisitas berupa
neuropati perifer yang dapat memperburuk atau menyerupai neuropati diabetik$ sehingga
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 10
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 11/14
harus diberikan suplemen 1itamin B6 atau piridoksin selama pengobatan TB pada pasien
*. Obat anti TB lain sangat jarang mengganggu kadar gula darah. osis tinggi 8H
mungkin dapat menyebabkan hiperglikemia dan pada kasus yang jarang * mungkin
menjadi sulit untuk dikontrol pada pasien yang menggunakan +iraAinamid.
iabetes mellitus juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada farmakokinetik
O3T mengakibatkan peningkatan risiko gagal pengobatan pada pasien TB,*. iabetes
mellitus mempunyai efek negatif terhadap pengobatan TB terutama pada pasien,pasien *
dengan kontrol glikemik yang buruk sehingga angka kegagalan dan kekambuhan TB lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien TB non *. Terdapatnya *$ berat badan yang lebih
besar dan kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan rendahnya konsentrasi rifampin
plasma. +enelitian 8ijland dkk. mendapatkan kadar rifampisin plasma %- lebih rendah pada
pasien TB,* dibandingkan dengan pasien TB non *. Hal ini menunjukkan bah"a pada
pasien TB,* yang lebih berat memerlukan dosis rifampin yang lebih besar dan kontrol
glikemik yang lebih baik untuk meningkatkan konsentrasi obat dalam plasma. iabetes
melitus juga dapat menyebabkan perubahan penyerapan obat oral$ penurunan ikatan protein
dengan obat$ insufisiensi ginjal$ perlemakan hati dan gangguan bersihan obat.
II./.2. P'insi& P!ng%a"an TB DM
+engobatan * pada TB paru meliputi pengobatan terhadap *,nya dan pengobatan
terhadap TB parunya. +engobatan * adalah sama saja pengobatan * pada umumnya
yang meliputi peren!anaan makan>diet$ anti diabetes oral maupun insulin. +eren!anaan
makan selain untuk menormalkan kadar glukosa darah$ juga untuk mengembalikan berat
badan ke BB ideal. -
ebagai petunjuk atau guidellines untuk pengelolaan * selama infeksi adalah
sebagai berikut pada pasien yang berobat jalan tindakan adalah monitor kadar glukosa
plasma sekurang,kurangnya / jam terakhir$ pada pasien yang sudah mendapat insulin$ dosis
insulin ditingkatkan untuk mengantisipasi hiperglikemia persisten$ pertahankan asupan
!airan$ kendalikan * seoptimal mungkin kadar @+ #0,0' mg>dl$ @2++ 0,// mg>dl$
Hb3! F6$%$ kolesterol total F200 mg>dl$ ;; F00 mg>dl$ H; G /% mg>dl$ Tg F %0
mg>dl$ *T #$%,2- dan Td F-0>#0 mmHg. 3"asi bila timbul muntah,muntah atau terjadi
hiperglikemia berat atau hipoglikemia dan tindaki segera. +ada pasien ra"at inap tindakan
adalah monitor kadar glukosa plasma / jam terakhir$ tingkatkan dosis insulin untuk mengatasi
hiperglikemia bila perlu berikan insulin atau tetes. +ada pasien yang memakai obat
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 11
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 12/14
hiperglikemia oral pertimbangkan untuk mengganti atau menambah dosis insulin$
pertahankan hidrasi dan pemberian !airan intra1ena bila diperlukan.-
+engobatan TB,* meliputi pengobatan terhadap * dan pengobatan TB paru
se!ara bersamaan. Terdapat beberapa prinsip dalam penatalaksaan pasien TB,*$ yaitu ,%
. +aduan O3T (obat anti TB) pada prinsipnya sama dengan TB tanpa *$ dengan syarat
kadar gula darah terkontrol.
2. +asien * dengan kontrol glikemik yang buruk harus dira"at untuk menstabilkan kadar
gula darahnya dan pengobatan harus dilanjutkan selama ' bulan.
-. nsulin sebaiknya digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
/. Obat hipoglikemi oral hanya digunakan pada kasus * ringan karena terdapat interaksi
7ifampisin dengan OHO golongan sulfonilurea sehingga dosisnya harus dinaikkan.
%. ?eseimbangan glikemik harus ter!apai karena penting untuk keberhasilan terapi O3T.
Target yang harus di!apai yaitu kadar gula darah puasa F20 mg dan Hb3! F.
6. ?emoterapi yang efektif dan baik sangatlah penting$ lakukan monitoring terhadap efek
samping obat terutama efek samping terhadap hepar dan system saraf. +ertimbangkan
penggunaan piridoksin pada pemberian 8H terutama untuk pasien dengan neuropati
perifer.
. Hati,hati memberikan terapi etambutol sehubungan efek sampingnya pada mata$ karena
penyandang * juga sering terjadi komplikasi pada mata.
#. +enanganan penyakit komorbid$ malnutrisi dan rehabilitasi pada alkoholisme harus
dilakukan.
'. Berikan terapi suportif se!ara aktif pada pasien *.
II./.*. P!m!'ian insu#in &ada &asi!n "u!'(u#%sis d!ngan dia!"!s m!#i"us
+engobatan pasien ini dengan menggunakan insulin karenaI pertama$ efek rifampisin
terhadap obat hipoglikemik oral dimana rifampisin dapat memper!epat metabolisme obat,
obat anti diabetik oral$ menginaktifasi sulfonilurea dan meningkatkan kebutuhan insulin.
ebaliknya 8H dapat mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan bekerja antagonis
dengan sulfonilurea. Walaupun jarang$ 8H dapat menyebabkan pankreatitis$ menghambat
efek metformin pada absorbsi glukosa diusus$ mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan
bekerja antagonis dengan sulfonilurea. ?eduaI +emberian sulfonilurea pada * dengan TB
paru adalah kontraindikasi karena TB dianggap penyakit dengan infeksi serius yang
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 12
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 13/14
inter!urrent. edang biguanid tidak diberikan karena pada umumnya TB paru mempunyai
keluhan nafsu makan menurun$ BB menurun dan adanya malabsorbsi glukosa$ dan ketigaI
terdapatnya indikasi penggunaan insulin.-
+enatalaksanaan * pada TB harus agresif$ karena kontrol glikemik yang optimal
memberikan hasil pengobatan yang lebih baik. Terapi insulin harus segera dimulai dengan
menggunakan regimen basal bolus atau insulin premixed . The #merican #ssociation o"
$linical %ndocrinology merekomendasikan penggunaan insulin analog atau insulin modern
karena lebih sedikit menyebabkan hipoglikemia$ penggunaan insulin manusia tidak
dianjurkan. ?ebutuhan insulin pada a"al penyakit biasanya tinggi namun akan menurun
kemudian seiring dengan ter!apainya koreksi glukotoksisitas dan terkontrolnya infeksi.
7asionalisasi penggunaan insulin pada * tipe 2 yang disertai TB aktif adalah
. nfeksi TB yang berat.
2. Hilangnya jaringan dan fungsi pan!reas seperti pada TB pan!reas atau defisiensi endokrin
pankreas.
-. ?ebutuhan diet kalori dan protein yang tinggi serta kebutuhan akan efek anaboli!.
/. Terdapat interaksi antara OHO dan O3T.
%. Terdapatnya penyakit hepar yang menyertai menghambat penggunaan OHO.
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 13
7/25/2019 patofisiologi tb pada dm
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 14/14
DAFTAR PUSTAKA
. +ramesh"ari$ 3.. Hubungan Tuber!ulosis +ada iabetes *ellitus. 20-. epartemen
+ulmonologi dan lmu 7espirasi$ 9?4>74+ +ersahabatan. 5akartaI ndonesia.
2. =ahyadi$ 3$ enty. Tuber!ulosis +aru +ada +asien iabetes *ellitus. 20.
epartemen lmu +enyakit alam$ 9akultas ?edokteran uni1ersitas ?risten 3tma
5aya, 7 3tma 5aya. 5akartaI ndonesia.
-. idarta$ +. +engelolaan * Tipe yang isertai TB +aru BT3 +ositif. 200'. =ited 2#
5uni 20/. 31ailable from
http>>""".usebrains."ordpress.!om>200'>0'>2'>pengelolaan,dm,tipe,,yang,
disertai,tb,paru,bta,positif.
/. Bonas$ 3. Tuberkulosis +ada +enderita iabetes *ellitus.200'. =ited 2# 5uni 20/.
31ailable from http>>""".ansharbonassilfa."ordpress.!om>200'>0/>>tuberkulosis,
dan,diabetes,mellitus.
%. ubagyo$ 3hmad. TB dan * Bila *enyerang Bersamaan. 20-. =ited 2# 5uni 20-.
31ailable from http>>""".klikparu.!om>20->06>tb,dan,dm,bagaimana,bila,
menyerang.html
TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 14