Pbl 14 Nyeri Pada Lutut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl blok14

Citation preview

NYERI PADA LUTUT

NYERI PADA LUTUT

AnamnesisPada anamnesis, ditanyakan keluhan utama pasien yang dirasakan sehingga mendorong pasien untuk datang berobat. Pada kasus ini, pasien berusia 44 tahun dengan TB 165 cm dan BB 96 kg datang dengan keluhan nyeri lutut kanan sejak satu tahun yang lalu. Rasa nyeri dirasakan bila berdiri lama atau sedang membawa beban berat. Hampir setiap pagi merasa daerah lututnya kaku dan menjadi normal setelah satu jam kemudian. Pada usia 18 tahun, pernah terjatuh dan daerah lutut kanannya terluka dan bengkak tanpa diberi pengobatan.

PemeriksaanFisik Umum

Tujuan: untuk mengidentifikasi keadaan umum pasien saat pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital, keadaan sakit, gizi. Pemeriksaan nadi: Dilakukan dengan palpasi pada arteri radialis kanan dan kiri di dekat pergelangan tangan. Dilakukan dengan 2 atau 3 jari. Frekuensi denyut per menit

Frekuensi denyut nadi di atas 100 kali permenit disebut takikardi.Di bawah 60 kali permenit disebut bradikardia. Irama denyut nadi

Ditentukan teratur (regular) atau tidak teratur (irregular). Nadi di bawah 50 kali permenit kadang-kadang disebabkan kelainan hantaran rangsang pada jantung.Pemeriksaan tekanan darah:Stetoskop diletakkan pada fossa antekubiti di atas a. brachialis dan bunyi nadi Korotkoff terdengar pada waktu tekanan dalam manset diturunkan perlahan-lahan. Bunyi pertama yang terdengar disebut tekanan sistolik, saat bunyi hilang disebut tekanan diastolic. Selisihnya disebut dengan tekanan nadi. 1

Fisik KhususInspeksi kedua lutut.Tes rentang gerakan kedua sisi.Palpasi patella untuk memeriksa nyeri tekan atau pembengkakan kedua sisi.Lakukan ballottement patella jika di curigai adanya efusi.Tes refleks patella, kedua sisi.Auskultasi sendi lutut kanan penderita ditemukan adanya krepitasi pada waktu lutut difleksikan atau diekstensikan dimana terdengar suara gemeretak kretek-kretek seperti suara krupuk yang diremukkan. Hal ini menunjukkan kerusakan rawan sendi, misalnya osteoarthritis. Gejala ini mungkin timbul disebabkan karena gesekan kedua permukaan tulang sendi yang iregular pada saat sendi digerakkan ataupun secara pasif dimanipulasi. 1Radiologi

Didapatkan adanya: Penyempitan sendi dan osteofit pada pinggir sendi. Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya permukaan sendi di beberapa tempat yang kemudian menyatu dan disebut sebagai fibrilasi. Terjadi pula perubahan yaitu penebalan tulang subkondral dan pembentukan osteofit marginal, disusul kemudian dengan perubahan komposisi molekular dan struktur tulang.Penipisan kartilago sendi akibat proses degeneratif memberi gambaran penyempitan celah sendi yang tidak simetris pada polos radiologi. Fungsi kartilago sendi berkurang bahkan menghilang mengakibatkan beban stres di daerah subkhondral bertambah. Beberapa subkhondral tersebut dapat diamati pada photo polos radiologi berupa pembentukan osteofit, subkhondral sklerotik, maupun pembentukan kista subkhondral.

Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada osteoarthritis biasanya tidak banyak berguna. Darah tepi (Hb, leukosit, dan LED) dalam batas normal, kecuali osteoarthritis generalisata yang harus dibedakan dengan arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor rheumatoid, dan komplemen) juga normal. Pada osteoarthritis yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis sedang hingga ringan, peningkatan ringan sel radang (540 mikromol/L meningkatkan insiden sampai 49/1000.Gambaran klinis gout: Gout klasik menimbulkan monoartritis, pada saat timbul nyeri yang sangat hebat berlangsung selama 7-10 hari.Gout akut dipicu oleh trauma, aktivitas fisik, kelebihan alcohol, atau kelaparan.Kristal juga mungkin mengendap pada parenkim atau saluran ginjal menyebabkan nefropati gout dan batu ginjal.Gout akut dapat berlanjut menjadi gout kronis, yang berkaitan dengan penumpukan asam urat dalam jaringan subkutan yang khas (tofi) dan mungkin menjadi poliartikular.Gout kronis biasanya membutuhkan terapi untuk menurunkan asam urat.

. Faktor RisikoUmur

Dari semua factor risiko untuk timbulnya osteoarthritis, factor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya osteoarthritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoarthritis hampir tidak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas 40 tahun. Akan tetapi, harus diingat bahwa osteoarthritis bukan akibat penuaan. Rawan sendi menipis bersama pertambahan usia. Rawan sendi yang menipis menyebabkan gesekan antar tulang, menimbulkan nyeri dan terbatasnya gerak lutut. Gerakan berulang sendi lutut bertahun- tahun mengiritasi dan menyebabkan peradangan. Tulang rawan yang radang memicu terjadinya pertumbuhan tulang tidak pada tempatnya (spur/ perkapuran.) di sekitar sendi. Osteoarthritis juga sering ditemukan pada beberapa orang dalam suatu keluarga, sehingga faktor keturunan tak bisa dihindarkan.Jenis kelamin

Wanita lebih sering terkena osteoarthritis lutut dan pada banyak sendi, sedangkan pria lebih sering terkena osteoarthritis paha, pergelangan tangan, dan leher. Secara keseluruhan, di bawah 45 tahun frekuensi osteoarthritis kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoarthritis lebih banyak terjadi pada wanita. Suku bangsa

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoarthritis nampaknya terdapat perbedaan di antara masing-masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelaingan congenital dan pertumbuhan. Osteoarthritis lebih sering dijumpai pada orang Indian. Genetic

Factor herediter juga berperan timbulnya osteoarthritis, misalnya pada ibu dari seorang wanita dengan osteoarthritis pada sendi-sendi interfalang distal dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering daripada ibu. Adanya mutasi dalam gen prokolagen II atau gen-gen structural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoarthritis tertentu. Kegemukan dan penyakit metabolic

Berat badan yang berlebih berkaitan dengan meningkatnya risiko untuk timbulnya osteoarthritis baik pada wanita maupun pria. Oleh karena itu, di samping factor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis) diduga terdapat factor lain (metabolic) juga berperan. Peran factor metabolic dan hormonal pada kaitan antara osteoarthritis dan kegemukan juga disokong oleh adanya ikatan antara osteoarthritis dengan penyakit jantung koroner, diabetes militus, dan hipertensi. Cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan risiko osteoarthritis tertentu. Demikian juga cedera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan dengan risiko osteoarthritis yang lebih tinggi. Aktivitas tertentu dapat menjadi predisposisi osteoarthritis cedera traumatic (misalnya ketidakstabilan ligamentum) yang dapat mengenai sendi. Kelainan pertumbuhan

Kelainan congenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Perthes dan dislokasi congenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya osteoarthritis paha pada usia muda.

PenatalaksanaanMedikamentosa

Pada penderita osteoarthritis biasanya bersifat simptomatis. Untuk membantu mengurangi keluhan nyeri pada penderita osteoarthritis, biasanya digunakan analgetika atau Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS).Untuk nyeri yang ringan maka asetaminophen tidak lebih dari 4 gram per hari merupakan pilihan pertama. Untuk nyeri sedang sampai berat, atau ada inflamasi, maka OAINS yang selektif COX-2 merupakan pilihan pertama, kecuali jika pasien mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi dan penyakit ginjal. OAINS yang COX-2 non-selektif juga bisa diberikan asalkan ada perhatian khusus untuk terjadinya komplikasi gastrointestinal dan jika ada risiko ini maka harus dikombinasi dengan inhibitor pompa proton atau misoprostol. Injeksi kortikosteroid intraartikuler bisa diberikan terutama pada pasien yang tidak ada perbaikan setelah pemberian asetaminophen dan OAINS. Tramadol bisa diberikan tersendiri atau dengan kombinasi dengan analgetika lain jika nyerinya belum berkurang. Opioid bisa diberikan jika analgetika yang lain kurang memberikan manfaat.

NonmedikamentosaEdukasi

Pemberian edukasi pada penderita ini sangat penting karena diharapkan pengetahuan penderita mengenai penyakit osteoarthritis menjadi meningkat dan pengobatan menjadi lebih mudah serta dapat diajak bersama-sama untuk mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut. Edukasi yang diberikan:Memberikan pengertian bahwa osteoarthritis adalah penyakit yang kronik, sehingga perlu dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. menyarankan pasien mengurangi aktivitas sehingga tidak terlalu banyak menggunakan sendi lutut dan lebih banyak beristirahat.agar rasa nyeri dapat berkurang.Mengontrol kembali sehingga dapat diketahui apakah penyakitnya sudah membaik atau ternyata ada efek samping akibat obat yang diberikan.

Diet

Diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada pasien osteoarthritis yang gemuk. Hal ini sebaiknya menjadi program utama pengobatan osteoarthritis .Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi keluhan dan peradangan. Selain itu obesitas juga dapat meningkatkan risiko progresifitas dari osteoarthritis. Dapat juga digunakan alat bantu seperti tongkat.Terapi pembedahan

Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis dan rehabilitasi tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit; dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas yang menimbulkan gangguan mobilisasi sendi yang mengganggu aktifitas sehari-hari. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata, dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Berdasarkan algoritma management osteoarthritis lutut yang baru terdiagnosa, terapi pembedahan pada osteoarthritis bisa dilakukan setelah 18 minggu nyeri osteoarthritis lutut yang tidak dapat dikontrol dengan baik. Namun algoritma ini tidak mutlak mengingat terapi osteoarthritis yang sebaiknya bersifat individual dan fleksibel. Teknik yang digunakan adalah total joint arthroplasty dan revision arthroplasty. Sebelum diputuskan untuk melakukan terapi pembedahan, harus dipertimbangkan terlebih dahulu risiko dan keuntungannya. Pada pasien ini tidak sampai dilakukan terapi pembedahan karena nyeri yang dirasa pasien tidak sampai membuat pasien tidak melakukan aktivitas sehari-harinya. Selain itu bila didasarkan pada algoritma penatalaksanaan osteoarthritis lutut yang baru terdiagnosa, pada penderita ini belum bisa dievaluasi terkontrol tidaknya nyeri yang dirasakan.Pada pasien yang mengalami perkapuran dapat dilakukan dengan arthroscopic washout untuk mengikis serta membuang bagian tulang rawan serta tonjolan yang terjadi akibat perkapuran. Bahkan jika diperlukan, dapat dilakukan pengeboran (drilling) untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan yang terarah di sekitar sendi. Meski demikian tindakan ini hanya dilakukan pada pasien osteoarthritis yang kondisinya belum begitu parah. Dapat dilakukan dengan bedah artroskopi dan osteotomi angulasi.2,3,4,6,7

KomplikasiPenurunan fungsi tulang ini akan berlanjut terus, beberapa penderita bahkan mengalami penurunan fungsi yang cukup signifikan, bahkan penderita akan berujung pada kehilangan kemampuan berdiri atau berjalan. Jika engsel sudah parah, dokter menyarankan penggantian engsel dengan pembedahan. Pada beberapa penderita yang tidak bisa melakukan pembedahan, akan dilakukan terapi nyeri/ngilu dan cara menggunakan alat tambahan untuk mempermudah gerakan sehari-hari.

Berat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya risiko untuk timbulnya OA. Diduga terdapat factor lain diantaranya factor metabolic juga berperan. Peran factor metabolic dan hormonal pada kaitan antara osteoarthritis dan kegemukan juga disokong adanya ikatan antara osteoarthritis dengan penyakit jantung koroner, diabetes militus, dan hipertensi. Pasien-pasien osteoarthritis ternyata mempunyai risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinggi.

PrognosisPrognosis osteoartritis bervariasi. Bila mengenai sendi penopang berat dan vertebra cenderung membuat penderita tidak mampu melakukan kegiatannya. Umumnya progresivitas berlangsung lambat.

Daftar PustakaSantoso M. Pemeriksaan fisik diagnosis. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia; 2004Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2006Davery P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; Sudoyo AW, Sotiyohadi B, Awi I. Ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: FKUI; 2006

Diagnosis dan penatalaksanaan osteoarthritislutut. 10 Sept 2008. Diunduh dari www.citrajourney.wordpress.com, 18 Maret 2009Isbagio H. Osteoartritis dan Artritis Reumatoid. Diunduh dari www.kalbe.co.id, 18 Maret 2009Nusdwinuringtyas N. Lutut nyeri dan kaku. 22 Sep 2008. diunduh dari www.wikimu.com, 18 Maret 2009