113
1 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MULTIPLE BOX TO BOX JUMPS WITH SINGLE LEG LANDING DAN SINGLE LEG BOUNDING TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

1

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MULTIPLE BOX TO BOX

JUMPS WITH SINGLE LEG LANDING DAN SINGLE LEG BOUNDING

TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PADA SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI

PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

Muhammad Romadhon

NIM: K 5605006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

2

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MULTIPLE BOX TO BOX

JUMPS WITH SINGLE LEG LANDING DAN SINGLE LEG BOUNDING

TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PADA SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI

PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

Muhammad Romadhon

NIM: K 5605006

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

3

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

4

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

5

ABSTRAK

Muhammad Romadhon. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK

MULTIPLE BOX TO BOX JUMPS WITH SINGLE LEG LANDING DAN SINGLE

LEG BOUNDING TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA

JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK

1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan Pengaruh latihan

pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg bounding

terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok. (2) Bentuk latihan pliometrik yang

lebih baik pengaruhnya antara latihan pliometrik multiple box to box jumps with single

leg landing dan single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok

pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam

penelitian ini siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 berjumlah 40 siswa.

Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan semua populasi yang ada. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan lompat

jauh. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Untuk memenuhi asumsi hasil penelitian dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri

uji normalitas dan uji homogenitas. Subyek penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu

masing-masing kelompok ada 20 orang dengan ordinal pairing. Kelompok 1

mendapatkan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing,

sedangkan kelompok 2 mendapatkan latihan pliometrik single leg bounding.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)

Tidak ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik multiple box to box jumps with

single leg landing dan single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh gaya

jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran

2009/2010. Dari hasil penghitungan uji perbedaan K1 dan K2 diperoleh nilai thitung

sebesar 0,6083 dan ttabel sebesar 1,680 dengan taraf signifikasi 5%. (t hit < t tabel 5%). (2)

Latihan plometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg

bounding sama-sama memberikan pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010. Peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada K1

12,762% > K2 11,025%.

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

6

MOTTO

.........niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Mujaadilah: 11)

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan

menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. Muhammad: 7)

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Alam Nasyrah: 5)

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan Adik-adik tersayang

D’hani, yang selalu memberi semangat

Teman-teman Angkatan 2005

Teman teman JPOK FKIP UNS dan

Almamater

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

8

KATA PENGANTAR

Dengan ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat

bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd. sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Sukono sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Mulyono, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pengkok 1 yang telah

memberikan ijin penelitian.

7. Siswa putra Kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 yang telah bersedia menjadi

sampel penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, April 2010

Penulis

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

9

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................………………………………………………….....

PENGAJUAN ...............................………………………………………….......

PERSETUJUAN .........................…………………………………………........

PENGESAHAN ..............................…………………………….........................

ABSTRAK .................………………………………………………………......

MOTTO .....................……………………………………………………….......

PERSEMBAHAN .............................………………………………………......

KATA PENGANTAR ..................................……………………………….......

DAFTAR ISI ......................................……………………………………..........

DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….......

DAFTAR TABEL ....................…………………………………………….......

DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….......

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. AHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ........................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7

A.Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7

1. Lompat Jauh ................................................................................. 7

a. Unsur Kondisi Fisik Dalam Lompat Jauh ................................. 7

b. Komponen Teknik Dalam Lompat Jauh ................................... 7

2. Latihan Pliometrik ........................................................................ 8

a. Pengertian dan Tujuan Latihan Pliometrik ................................ 8

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xii

xiii

xiv

1

1

3

4

4

5

5

6

6

6

7

8

13

13

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

10

b. Dasar Fisiologi Latihan Pliometrik ........................................... 9

c. Prinsip-Prinsip Latihan Pliometrik ............................................ 10

d. Bentuk Latihan Pliometrik Untuk Meningkatkan

Kemampuan Lompat Jauh ..........................................................

e. Penyusunan Program Latihan .................................................... 11

3. Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With Single

Leg Landing ................................................................................ 12

a. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Multiple Box To Box

Jumps With Single Leg Landing ............................................... 16

b. Pengaruh Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps

With Single Leg Landing .......................................................... 17

4. Latihan Pliometrik Single Leg Bounding ..................................... 18

a. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Single Leg Bounding .............

b. Pengaruh Latihan Pliometrik Single Leg Bounding ..................

B. Kerangka Pemikiran ........................................................................

C. Perumusan Hipotesis ....................................................................... .

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................

B. Rancangan Penelitian ......................................................................

C. Variabel Penelitian ..........................................................................

D. Definisi Operasional Variabel .........................................................

E. Populasi dan Sampel ........................................................................

F. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

G. Teknik Analisis Data .......................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................………………………………….

A. Deskripsi Data ...............……………………………………………

B. Pengujian Reliabilitas.........................................................................

C. Uji Prasyarat Analisis Data………………………………….............

1. Uji Normalitas……………………………………………….......

2. Uji Homogenitas…………………………………………………

14

14

18

19

21

21

22

23

23

24

24

26

27

27

27

28

29

29

30

30

33

33

34

34

34

35

36

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

11

D. Hasil Analisis Data.....................…………………………………..

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan………………….........

2. Uji perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan………………….........

E. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………..…………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………..………......

A. Simpulan..................……………………………………………......

B. Implikasi ....................…………………………………………........

C. Saran .........................…………………………………………..........

DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………….....

LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................……………………….......................

36

36

39

41

41

41

42

43

45

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Awalan Lompat Jauh……………………………………………….

Gambar 2. Tumpuan Lompat Jauh........................................................................

Gambar 3. Melayang di Udara pada Lompat Jauh Gaya Jongkok......................

Gambar 4. Pendaratan Dalam Lompat Jauh .......................................................

Gambar 5. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With

Single Leg Landing ...........................................................................

Gambar 6. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Single Leg Bounding …………….

9

10

11

12

21

23

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok.…………….

Tabel 2. Range Kategori Reliabilitas ………………………..........................

Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data………………………………

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji HomogenitasData…………………………….

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1

dan Kelompok 2……………………………………………………….

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir Pada Kelompok 1………………………………………..…….

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir Pada Kelompok 2…………………………………………….

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………………………………

Tabel 9. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai PerbedaanPeningkatan

Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Dalam

Persen Pada K1 dan K2 ……………….................................................

33

34

35

35

36

37

37

38

38

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes awal Lompat Jauh Gaya

Jongkok…………………………….. ..............................................

Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Program Latihan Lompat Jauh dan

Latihan Pliometrik……..................................................................

Lampiran 3. Program Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With

Single Leg Landing …………………...............................................

Lampiran 4. Program Latihan Pliometrik Single Leg Bounding……………………

Lampiran 5. Data Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok…………………......

Lampiran 6. Data Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok.................................

Lampiran 7. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir Lompat Jauh Gaya

Jongkok.............................................................................................

Lampiran 8. Data hasil tes awal Lompat Jauh Gaya Jongkok Berdasar

Rangking...........................................................................................

Lampiran 9. Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes

Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok.……………...............................

Lampiran 10. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir Lompat Jauh Gaya

Jongkok pada kelompok 1 (kelompok Latihan Pliometrik Multiple

Box To Box Jumps With Single Leg Landing).................................

Lampiran 11. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir Lompat Jauh Gaya

Jongkok pada kelompok 2 (Latihan Pliometrik Single Leg

Bounding)………………………… ………………………………...

Lampiran 12. Uji Reliabilitas Dengan Anava (tes awal)..........................................

Lampiran 13. Uji Reliabilitas Dengan Anava (tes akhir)........................................

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors............................

Lampiran 15. Uji Homogenitas …………..............................................................

Lampiran 16. Uji Perbedaan....................………………………….......................

45

46

49

51

53

55

57

58

60

61

62

66

70

74

76

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

15

Lampiran 17. Menghitung nilai peningkatan power otot tungkai dalam persen

pada kelompok 1 dan kelompok 2……………………………….....

Lampiran 18. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta …….................................................................................

Lampiran 19. Surat Keterangan Penelitian dari SD Negeri Pengkok 1............

Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian…………………................

88

89

96

97

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembangunan

suatu bangsa. Dengan adanya prestasi olahraga yang baik, harga diri atau martabat dari

suatu bangsa akan menjadi lebih baik di mata bangsa atau negara – negara lain. Untuk

mencapai hal tersebut, tentu tidaklah mudah dalam meraihnya. Harus ada usaha yang

sungguh – sungguh dan kerja keras dari semua pihak yang terlibat di dalamnya, baik

bagi atlet, pelatih, maupun faktor – faktor pendukung lainnya. Dalam upaya

meningkatkan kematangan bagi seorang atlet, harus diadakan pembinaan dari usia yang

sedini mungkin. Pembinaan dalam cabang olahraga mutlak diperlukan agar dapat

berprestasi dengan baik di kelak kemudian hari. Sebab suatu prestasi yang maksimal

sangat dipengaruhi oleh bibit yang unggul, yang apabila kita lakukan pembinaan

dengan baik.

Aip Syarifudin dan Yusuf Adisasmita (1996:62) menyatakan bahwa “Pada

anak-anak usia muda, keadaan jaringan-jaringan tubuhnya masih elastis dan umumnya

jaringan-jaringan tubuhnya mempunyai kadar fleksibilitas yang tinggi. Selain itu

kemampuan fisik dan mentalnya pada anak usia muda masih dalam relatif mantap,

sehingga lebih mudah dalam melakukan pembinaannya”. Pada anak-anak usia muda, di

dalam melakukan kegiatan fisiknya, terutama dalam bentuk ketrampilan gerak lebih

cepat dalam mengambil suatu keputusan. Jaringan-jaringan tubuh anak usia muda

mempunyai fleksibilitas yang tinggi.

Olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di

sekolah, mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Cabang olahraga atletik

terdiri dari nomor jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik.

Tujuan utama dalam melakukan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan

yang sejauh – jauhnya. Untuk dapat mencapai jarak lompatan yang sejauh – jauhnya,

seorang pelompat harus memiliki kondisi fisik dan penguasaan teknik yang baik.

Penguasaan teknik dalam lompat jauh merupakan unsur pokok untuk dapat mencapai

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

17

lompatan yang sejauh – jauhnya. Unsur – unsur teknik dasar dalam lompat jauh adalah

meliputi, awalan, tolakan, melayang di udara dan pendaratan.

Agar dapat melakukan lompat jauh dengan baik dan dapat mencapai jarak yang

sejauh – jauhnya, selain menguasai teknik dasar, juga harus didukung dengan kondisi

fisik yang memadai. Faktor kondisi fisik merupakan faktor yang menjadi tuntutan di

setiap cabang olahraga. Menurut M. Sajoto (1995:8) menyatakan bahwa ”Kondisi fisik

adalah suatu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi

seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda

atau ditawar – tawar lagi”.

Faktor biologis atau fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan

kemampuan biomotorik yang ditentukan secara genetik merupakan salah satu faktor

penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu : kekuatan (strength),

kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya tahan

(endurance), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), koordinasi

(coordination). Kemampuan biomotorik manusia yang komplek ini dapat ditingkatkan

sesuai dengan kekhususan cabang olahraga masing-masing. Untuk mencapai prestasi

tersebut tidak dapat hanya dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan-latihan yang

intensif. Latihan yang dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus dan

mengembangkan komponen-komponen yang diperlukan dalam lompat jauh.

Untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh khususnya siswa Sekolah Dasar,

diperlukan bentuk latihan yang dapat meningkatkan penguasaan teknik, sekaligus

meningkatkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk lompat jauh. Untuk dapat

memberikan latihan fisik dan teknik untuk menunjang prestasi lompat jauh, diperlukan

jenis metode latihan yang tepat. Metode yang cukup efektif untuk meningkatkan

kemampuan lompat jauh diantaranya adalah latihan pliometrik.

Latihan pliometrik merupakan latihan dengan memanfatkan berat badan sendiri

atau menggunakan beberapa alat untuk merangsang latihan. Latihan pliometrik terdiri

dari bermacam-macam bentuk pembebanan latihan. Latihan pliometrik yang teratur

dengan pembebanan yang tepat merupakan salah satu bentuk dan jenis latihan untuk

meningkatkan kemampuan lompat jauh. Karena latihan pliometrik merupakan salah

satu metode untuk meningkatkan power khususnya power otot tungkai.

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

18

Tujuan latihan pliometrik adalah kelelahan lokal pada otot dan sistem nerves

pusat. Menurut Bompa (1994 : 47) bahwa “Intensitas latihan pliometrik tinggi,

sehingga ketepatan dalam menentukan masa interval kerja sangat penting. Ketepatan

dalam memberikan interval kerja sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan hasil

latihan seorang atlet.”Agar latihan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan,

maka harus direncanakan dan diprogramkan dengan baik.

Bentuk latihan pliometrik yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan fisik sekaligus memperbaiki gerakan teknik tumpuan dan saat melayang di

udara cukup bervariasi. Dalam penelitian ini ingin mengembangkan bentuk latihan

pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg bounding.

Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg

bounding tersebut belum diketahui dengan pasti, mana yang lebih memberikan

perbaikan untuk hasil lompatan yang sejauh – jauhnya. Untuk mengetahui bentuk

latihan yang manakah yang dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dalam latihan,

perlu diteliti.

Berdasakan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan

pengaruh latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan

single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas

V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Perlunya pembinaan prestasi olahraga sejak usia dini.

2. Untuk meningkatkan pencapaian prestasi lompat jauh gaya jongkok diperlukan

metode latihan yang baik.

3. Untuk mencapai hasil lompatan yang optimal, perlu adanya perbaikan teknik dan

kondisi fisik yang baik.

4. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg

bounding merupakan salah satu bentuk latihan yang dapat digunakan untuk

memperbaiki teknik dan kondisi fisik.

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

19

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan penelitian,

maka perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing untuk

meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

2. Latihan pliometrik single leg bounding untuk meningkatkan kemampuan lompat

jauh gaya jongkok.

3. Kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri

Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka masalah

yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan pliometrik antara multiple box to box jumps

with single leg landing dan single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010?

2. Latihan pliometrik manakah yang lebih baik pengaruhnya antara multiple box to

box jumps with single leg landing dan single leg bounding terhadap kemampuan

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1

tahun pelajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg

landing dan single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok

pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010.

2. Bentuk latihan pliometrik yang lebih baik pengaruhnya antara multiple box to box

jumps with single leg landing dan single leg bounding terhadap kemampuan lompat

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

20

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,

guru olahraga, maupun bagi siswa yang dijadikan objek penelitian, antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh bagi siswa putra kelas V dan VI SD

Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010. Sehingga dapat mendukung prestasi

dalam lompat jauh.

2. Dapat dijadikan masukan dan pedoman bagi guru olahraga SD Negeri Pengkok 1

dalam memberikan latihan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh.

3. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memilih latihan yang efektif guna

meningkatkan kemampuan lompat jauh.

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga

atletik. Lompat jauh adalah gerakan melompat yang menggunakan tumpuan dengan

satu kaki yang bertujuan untuk mencapai jarak yang sejauh – jauhnya. Dalam hal ini

Aip Syarifuddin (1992:90) mengemukakan bahwa :

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas

dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan

tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh – jauhnya.

Lompat jauh merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan.

Untuk mendapatkan hasil lompatan yang maksimal harus diawali dengan berlari

dengan kecepatan yang maksimal. Selanjutnya menolak sekuat – kuatnya dengan

menggunakan salah satu kaki. Karena lari dengan kecepatan maksimal dan tolakan

dengan kekuatan tinggi akan mendapat keuntungan berupa dorongan ke depan pada

saat badan terangkat ke atas. Pada lompat jauh menurut Soegito (1992:39) terdapat tiga

macam gaya, antara lain:

”1) Gaya jongkok di udara (sit down in the air)

2) Gaya bergantung di udara (hanging in the air)

3) Gaya berjalan di udara (walking in the air)”

Tujuan dari lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh –

jauhnya. Untuk dapat mencapai jarak lompatan yang maksimal, sangat diperlukan

penguasaan teknik dan kondisi fisik yang baik. Gunter Bernhard (1993:45) berpendapat

bahwa:

Unsur – unsur dasar bagi suatu prestasi dalam lompat jauh dan

pembangunannya adalah:

a. Faktor – faktor kondisi: kecepatan, tenaga lompat dan tujuan yang

diarahkan kepada keterampilan.

b. Faktor – faktor teknik: ancang – ancang, persiapan lompat dan perpindahan,

fase melayang dan pendaratan.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

22

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa secara garis besar faktor –

faktor yang menentukan terhadap kemampuan lompat jauh adalah faktor teknik dan

kondisi fisik. Untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam lompat jauh, unsur –

unsur tersebut harus dikembangkan melalui latihan secara intensif dengan berdasarkan

pada prinsip latihan yang benar.

a. Unsur Kondisi Fisik Dalam Lompat Jauh

Dalam olahraga khususnya lompat jauh, disamping memiliki kemampuan

teknik yang baik, juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik pula. M. Sajoto

(1995:8) mengatakan bahwa, ”Kondisi fisik adalah suatu prasyarat yang sangat

diperlukan dalam usaha meningkatkan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan

sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar – tawar lagi”. Kondisi

fisik sebagai modal dasar yang dapat dijadikan sebagai syarat untuk melakukan

lompatan dengan jarak yang semaksimal mungkin.

Unsur fisik yang diperlukan untuk masing – masing olahraga tidak sama, sesuai

dengan karakteristik dari olahraga tersebut. Demikian juga unsur fisik yang diperlukan

untuk mencapai prestasi dalam nomor lompat jauh, tidak sama dengan nomor olahraga

yang lain. Unsur kondisi fisik yang harus dimiliki oleh pelompat jauh menurut Tamsir

Riyadi (1985:95) antara lain adalah ”daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan,

kelentukan, koordinasi”.

Dari berbagai unsur kondisi fisik tersebut, unsur yang paling menentukan

terhadap pencapaian prestasi dalam lompat jauh adalah kecepatan lari dan daya ledak

otot tungkai. Hal ini sesuai dengan pendapat Jess Jarver (1986:32) yang mengatakan

bahwa: ”jauhnya lompatan tergantung pada kecepatan lari, kekuatan dan percepatan

pada saat take off (memindahkan kecepatan horisontal ke gerakan bersudut)”. Dalam

upaya untuk meningkatkan prestasi dalam lompat jauh, maka kecepatan dan daya ledak

otot tungkai pelompat harus ditingkatkan.

Dalam lompat jauh, power otot tungkai sangat besar peranannya dalam

memperoleh prestasi yang maksimal. Bahkan dapat dikatakan bahwa power otot

tungkai merupakan kondisi fisik yang utama dalam lompat jauh. Dengan otot tungkai

yang kuat, maka akan berpengaruh terhadap daya eksplosif otot tungkai dalam tolakan

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

23

untuk mendapatkan dorongan yang lebih besar apabila dibandingkan dengan mereka

yang memiliki otot tungkai yang lemah.

Gerak explosif power dapat dilihat pada seorang pelompat jauh saat menolakkan

kaki tumpu sekuat mungkin pada balok tumpu dalam waktu yang singkat untuk dapat

mengangkat tubuh naik ke depan secara parabola, serta dapat memperoleh jangkauan

lompatan yang lebih jauh. Semakin besar daya ledak otot tungkai dalam melakukan

tumpuan atau tolakan, maka akan memperoleh tekanan atau tolakan yang sama

besarnya dan perlawanan arahnya, sehingga dapat memperoleh jarak lompatan yang

jauh.

b. Komponen Teknik Dalam Lompat Jauh

Teknik merupakan unsur yang sangat penting yang harus dikuasai agar dapat

berprestasi dalam olahraga termasuk lompat jauh. Penguasaan teknik yang baik akan

memberikan keuntungan dan kegunaan dengan terjadinya efisiensi dan efektifitas

gerakan untuk mencapai hasil yang optimal. Penguasaan teknik yang baik juga akan

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cedera, memberi perasaan lebih mantap dan

percaya diri dalam penampilan.

Lompat jauh merupakan rangkaian gerakan yang terdiri dari lari awalan,

tumpuan pada papan tumpu, melayang di udara dan pendaratan pada bak lompat. Yusuf

Adisasmita (1992:65) menyatakan bahwa: ”lompat jauh terdiri dari unsur – unsur

awalan, tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan”.

Dari beberapa uraian dapat disimpulkan bahwa teknik dasar yang ada dalam

lompat jauh terdiri dari empat tahap, yaitu awalan (ancang – ancang), tolakan (take off),

melayang di udara dan pendaratan (landing). Gerakan – gerakan dalam lompat jauh

tersebut merupakan suatu rangkaian yang harus dilakukan secara harmonis, tidak

terputus – putus atau secara berurutan di dalam pelaksanaannya. Unsur – unsur teknik

lompat jauh tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Awalan

Tujuan dari awalan yaitu untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal pada

saat akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimum untuk tolakan.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

24

Awalan dalam lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat – cepatnya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Soegito (1992:36) yang menyatakan bahwa, ”Kecepatan waktu

mengambil awalan untuk lompat jauh harus sama dengan lari jarak pendek”.

Pelompat harus lari semakin cepat sehingga mencapai kecepatan penuh dapat

dicapai sesaat sebelum salah satu kaki menumpu. Kecepatan yang tinggi dalam

melakukan awalan akan mendapatkan dorongan ke depan yang lebih besar saat badan

melayang di udara. Jarak kira – kira 3 atau 4 langkah sebelum sampai di balok

tumpuan, dengan tanpa mengurangi kecepatan pelompat harus dapat berkonsentrasi

untuk melakukan tumpuan dengan kuat. Menurut Soegito (1992:36) rangkaian cara

dalam mengambil awalan sebagai berikut:

a. Berdirilah di belakang tanda titik awalan anda. Berkonsentrasi sejenak.

b. Berlarilah dengan cepat dengan irama yang tetap menuju balok tumpuan.

c. Setelah ± 4 langkah dari balok tumpuan, berkonsentrasilah pada tumpuan

tanpa mengurangi kecepatan.

d. Pada saat melakukan tumpuan, badan agak condong ke belakang.

Pelaksanaan awalan dalam lompat jauh dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Awalan Lompat Jauh

(Soegito, 1992:37)

Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan simultan dan dengan kecepatan

yang maksimal. Jarak atau panjangnya awalan merupakan hal yang sangat penting yang

perlu diperhitungkan. Panjangnya awalan dalam lompat jauh yaitu kira – kira 30 – 40

meter dari balok tumpuan.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

25

2) Tumpuan

Tumpuan merupakan gerak lanjutan dari kecepatan lari yang maksimal.

Tumpuan dalam lompat jauh adalah menjejakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa

langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tumpuan yang baik. Tujuan gerakan

tumpuan ini adalah untuk merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan.

Teknik bertumpu pada balok tumpuan harus dilakukan dalam tempo yang cepat

dan tepat. Dimana tumit bertumpu lebih dahulu baru diteruskan ke seluruh telapak kaki.

Pandangan tetap ke depan. Teknik gerakan melompat dilakukan dengan mengayunkan

kaki setinggi mungkin ke depan atas dan dengan bantuan ayunan kedua lengan ke atas

agar seluruh badan terangkat ke atas. Cara bertumpu pada balok tumpuan harus kuat.

Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata

tetap lurus ke depan agak ke atas, tidak menunduk melihat balok tumpuan. Pelompat

jauh yang baik harus mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan berkonsentrasi

pada gerakan berikut yang harus dilakukannya, yaitu gerakan melayang di udara. Sudut

lompatan yang baik pada saat melayang di udara adalah ± 45°.

Gambar 2. Tumpuan Lompat Jauh

(Soegito, 1992:38)

3) Saat Melayang

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

26

Pada saat badan melayang di udara diusahakan membuat gerakan sesuai dengan

kemampuan, hal ini bertujuan untuk menambah jarak jangkauan. Sikap pada saat

melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan sudah terangkat

tinggi ke atas. Pada tahap melayang, pelompat harus berusaha untuk dapat

mempertahankan diri supaya tidak cepat jatuh ke tanah. Karena pada saat melayang

diperlukan keseimbangan tubuh yang baik untuk mempersiapkan pendaratan. Jonath U.

et all (1987:200) menyatakan: ”Pada fase melayang bertujuan untuk menjaga

keseimbangan dan mempersiakan pendaratan”.

Pada saat itu keseimbangan harus dijaga jangan sampai terjatuh, bahkan kalau

mungkin harus diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jarak

jangkauan lompatan. Menurut Soegito (1992:39) menyatakan bahwa: ”Dalam

mengambil sikap di udara adalah dalam melakukan gaya jongkok di udara, sikap

melayang ini adalah sikap seolah – olah berjongkok di udara”. Secara lebih jelas,

bentuk gerakan saat melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok dapat dilihat

pada gambar:

Gambar 3. Melayang di Udara Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok

(Soegito, 1992:40)

4) Mendarat

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

27

Pada waktu badan akan mendarat kedua tungkai diluruskan ke depan dan rapat,

kedua lengan diayunkan ke depan bersamaan dengan membungkukkan badan ke depan.

Pada saat jatuh di bak lompat, diusahakan jatuh pada kedua ujung kaki dan sejajar.

Perlu dijaga agar dalam pendaratan jangan jatuh pada bagian pantat terlebih dahulu.

Setelah mendarat dengan segera tubuh dibawa ke depan, agar tidak jatuh ke belakang.

Soegito (1992:41) mengemukakan mengenai hal – hal yang perlu diperhatikan dalam

pendaratan sebagai berikut:

1. Pada saat badan akan jatuh ke tanah lakukan gerakan pendaratan sebagai

berikut:

a. Luruskan kedua kaki ke depan

b. Rapatkan kedua kaki

c. Bungkukkan badan ke depan

d. Ayunkan kedua tangan ke depan

e. Berat badan dibawa ke depan

2. Pada saat jatuh di tanah atau mendarat:

a. Usahakan jatuh pada ujung kaki rapat/sejajar

b. Segera lipat kedua lutut

c. Bawa dagu ke dada sambil mengayun kedua tangan ke bawah

arah belakang

Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan teknik pendaratan tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 4. Pendaratan Dalam Lompat Jauh

(Soegito, 1992:42)

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

28

Pada lompat jauh, mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan

kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir

duduk dan kaki lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai

menyentuh tanah, kaki mengeper dan lengan diayun ke depan.

2. Latihan Pliometrik

a. Pengertian dan Tujuan Latihan Pliometrik

Pengertian latihan pliometrik tidak terlepas dari pengertian latihan pada

umumnya. Adapun pengertian latihan atau training secara umum menurut Harsono

(1988:101) adalah ”Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan

secara berulang – ulang dengan kian hari kian menambah beban latihannya atau

pekerjaannya”. Adapun menurut A. Hamidsyah Noer ( 1995:9) bahwa: ”Latihan adalah

suatu proses penyesuaian tubuh yang dilakukan dengan berulang-ulang secara

sistematis dan ajeg dengan penambahan beban secara bertahap untuk mencapai prestasi

maksimal”. Latihan dalam olahraga meliputi latihan fisik, teknik, taktik, dan mental.

Latihan pliometrik merupakan salah satu jenis dari latihan fisik. Latihan fisik

merupakan salah satu unsur dari latihan olahraga secara menyeluruh. Dalam hal ini

Harsono (1988:153) menyatakan bahwa tujuan latihan fisik adalah ”Untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh sehingga

mencapai prestasi yang lebih baik”. Latihan pliometrik merupakan metode latihan yang

bersifat khusus. Latihan pliometrik merupakan metode latihan yang dikembangkan

untuk meningkatkan power otot. Tipe kerja dalam latihan pliometrik yaitu cepat dan

eksplosif, sehingga latihan pliometrik cocok untuk mengembangkan power otot.

Menurut Chu D.A. (19992:1) bahwa ”Pliometrik adalah latihan yang dilakukan dengan

sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan perpaduan latihan

kecepatan dan kekuatan”. Perpaduan antara kecepatan dan kekuatan merupakan

perwujudan dari daya ledak otot.

b. Dasar Fisiologis Latihan Pliometrik

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

29

Tipe kerja latihan pliometrik yaitu dengan adanya kontraksi – kontraksi otot

yang dilakukan dengan cepat dan kuat. Menurut Radcliffe & Farentinos (1985:2)

bahwa ”Pliometrik mengacu pada latihan – latihan yang ditandai dengan kontraksi –

kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis

atau peregangan otot – otot yang terlibat”.

Gerakan – gerakan yang dilakukan dalam latihan pliometrik bersifat refleks dan

reaktif. Radcliffe & Farentinos (1985:9) menyatakan bahwa, ”Dasar – dasar proses

gerak sadar maupun tak sadar yang terlibat dalam pliometrik adalah apa yang disebut

refleks peregangan (stretch reflex), juga disebut refleks spindle atau refleks miotatik”.

Dalam hal ini Pyke (1991:144) menyatakan bahwa, ”Latihan dan drill pliometrik

didasarkan pada prinsip – prinsip peregangan pendahuluan (pra–peregangan) otot yang

terlibat pada saat tahap penyelesaian atas respon untuk penyerapan kejutan dari

tegangan awal yang dilakukan otot sewaktu pendaratan”.

Ciri khas dari latihan pliometrik adalah adanya peregangan pendahuluan (pre-

stretching) dan tegangan awal (pre-tention) pada saat melakukan kerja. Dari uraian di

atas dapat dikemukakan bahwa latihan pliometrik merupakan latihan yang

menjembatani antara kecepatan dan kekuatan. Tipe gerakan dalam latihan pliometrik

adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Tipe – tipe seperti ini merupakan tipe dari

kemampuan daya ledak. Oleh karena itu latihan pliometrik merupakan latihan yang

sangat cocok untuk meningkatkan daya ledak (power).

c. Prinsip – Prinsip Latihan Pliometrik

Latihan pliometrik merupakan bagian dari latihan olahraga, khususnya latihan

fisik secara umum. Prinsip – prinsip latihan olahraga secara umum, juga berlaku untuk

latihan pliometrik. Prinsip – prinsip yang harus diterapkan pada latihan pliometrik,

menurut Sarwono & Ismaryati (1999:39-42) antara lain, ”(a) memberi regangan

(stretch) pada otot, (b) beban lebih yang meningkat (progresive overloade), (c)

kekhususan latihan, (d) pulih asal”. Prinsip – prinsip latihan pliometrik tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Memberi Regangan (stretch) Pada Otot

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

30

Dasar gerak latihan pliometrik adalah adanya refleks peregangan sebelum

kontraksi otot untuk melawan beban yang berlangsung dengan cepat. Menurut Sarwono

& Ismaryati (1999:39) bahwa, ”Tujuan dari pemberian regangan yang cepat (segera)

pada otot – otot sebelum melakukan kontraksi (gerak), secara fisiologis untuk, (1)

memberi panjang awal yang optimum pada otot, (2) mendapatkan tenaga elastis dan (3)

menimbulkan refleks regang”.

Gerakan pliometrik didasarkan pada kontraksi refleks dari serabut – serabut otot

dengan pembebanan yang cepat yang didahului dengan peregangan otot secara cepat

pula. Dengan adanya regangan otot sebelum berkontraksi dapat memberikan stimulasi

pada sistem neuromuskuler dan meningkatkan refleks peregangan dinamis pada otot.

2) Beban Lebih Yang Meningkat (Progressive Overload)

Prinsip beban lebih atau overload merupakan prinsip dasar latihan, termasuk

dalam latihan pliometrik. Prinsip beban lebih dapat merangsang penyesuaian fisiologis

dalam tubuh yang mendorong peningkatan kemampuan otot atau tubuh. Kemampuan

orang dapat meningkat jika mendapatkan beban latihan lebih berat dari beban yang

diterima sebelumnya secara teratur dan kontinyu. Dalam hal ini Pate R., Rotella R.&

McClenaghan B. (1993:318) mengemukakan bahwa, ”sebagian besar sistem fisiologi

dapat menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang melebihi dari apa yang biasa

dijumpai dalam kehidupan sehari – hari”.

Dengan demikian agar kemampuan atlet dapat meningkat, maka beban yang

diberikan dalam latihan harus merupakan beban yang lebih berat dari beban yang telah

terbiasa diterima sebelumnya. Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya,

maka akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebut. Sehingga

kemampuan tubuh akan meningkat. Oleh karena itu prinsip beban lebih ini harus benar

– benar diterapkan dalam pelaksanaan latihan.

Harus selalu diingat, bahwa peningkatan beban latihan yang diberikan tidak

boleh terlalu tinggi atau berlebihan. Jika beban latihan yang diberikan tersebut selalu

tinggi dan berlebihan, maka yang diperolah bukanlah kemajuan kondisi fisik, tetapi

malah sebaliknya yaitu kemunduran kondisi fisik. Karena beban yang berlebihan

kemungkinan dapat menimbulkan cedera, sehingga kondisi fisiknya menurun karena

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

31

sakit. Untuk menghindari pemberian beban yang berlebihan, maka pemberian beban

latihan diberikan secara progresif.

Penggunaan beban secara progresif adalah latihan yang dilakukan dengan

menggunakan beban yang ditingkatkan secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit.

Menurut Soekarman (1987:60) bahwa ”Dalam latihan, beban harus ditingkatkan sedikit

demi sedikit sampai maksimum. Dan jangan berlatih melebihi kemampuan”. Dengan

pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian hari kian meningkat jumlah

pembebanannya akan memberikan efektivitas kemampuan fisik.

Pembebanan dalam latihan pliometrik memiliki ciri – ciri yang bersifat khusus.

Menurut Radcliffe & Farentinos (1985:17) bahwa, ”program latihan pliometrik harus

diberikan beban lebih dalam hal tahanan atau beban (resistif), kecepatan (temporal),

dan jarak (spasial)”. Peningkatan beban latihan pliometrik dapat dilihat dari beban yang

digunakan, kecepatan gerak dan jarak tempuh.

3) Kekhususan Latihan

Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan

karakteristik kondisi fisik, pola gerakan dan sistem energi yang digunakan dalam

latihan. Latihan yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu hanya akan

memberikan pengaruh yang besar terhadap komponen tersebut. Berdasarkan hal

tersebut, agar aktivitas latihan itu mempunyai pengaruh yang baik, latihan yang

diberikan harus bersifat khusus, sesuai dengan unsur kondisi fisik dan pola gerak jenis

olahraga yang akan dikembangkan. Dalam hal ini Soekarman (1987:60)

mengemukakan bahwa, ”latihan itu harus bersifat khusus untuk meningkatkan kekuatan

atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan”. Latihan

hendaknya melibatkan gerakan yang langsung menuju pada nomor – nomor cabang

olahraga yang bersangkutan.

Prinsip kekhususan juga berlaku untuk latihan pliometrik. Program latihan yang

diberikan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.

Kekhususan tersebut yaitu menyangkut kelompok otot utama yang digunakan, sistem

energi dan pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan nomor olahraga yang

dikembangkan. Bentuk latihan yang dilakukan harus bersifat khas sesuai cabang

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

32

olahraga tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang

dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan.

Agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka program

latihan yang disusun juga harus berpegang pada prinsip kekhusususan latihan ini. Baik

dalam pola gerak, jenis kontraksi otot, kelompok otot yang dilatih dan sistem energi

yang dikembangkan dalam latihan tersebut harus sesuai dengan ciri – ciri dan

karakteristik lompat jauh.

4) Pulih Asal

Prinsip pemulihan sering juga disebut dengan recovery atau sering pula disebut

prinsip interval. Dalam suatu latihan tubuh harus mendapat pulih asal yang cukup.

Penggunaan prinsip interval ini cukup besar manfaatnya dalam proses pelaksanaan

latihan. Menurut Suharno H.P. (1993:17), manfaat prinsip interval ini antara lain untuk:

”(a) Menghindari terjadinya overtraining, (b) Memberikan kesempatan organisme atlet

untuk beradaptasi terhadap beban latihan, (c) Pemulihan tenaga kembali bagi atlet

dalam proses latihan”.

Cedera dalam latihan sering terjadi karena adanya pembebanan yang berat dan

dilakukan secara terus menerus. Dengan interval istirahat yang cukup akan dapat

memberikan kesempatan pada tubuh untuk istirahat, sehingga dapat menghindari

terjadinya cedera. Interval yang cukup juga dapat memberikan kesempatan tubuh untuk

beradaptasi terhadap beban latihan.

Prinsip pulih asal ini harus diterapkan dalam latihan, termasuk dalam latihan

pliometrik. Lama waktu pulih asal untuk latihan pliometrik, menurut Chu (1992:14)

yaitu, ”menggunakan rasio antara kerja dan istirahat 1:5 sampai 1:10”. Dalam hal ini

Radcliffe & Farentinos (1985:20) mengemukakan bahwa, ”periode istirahat 1 – 2 menit

di sela – sela set biasanya sudah memadai untuk sistem neuromuskuler yang mendapat

tekanan karena latihan pliometrik untuk pulih kembali”. Dengan pulih asal (recovery)

yang cukup, tubuh akan siap kembali untuk melaksanakan aktivitas latihan selanjutnya.

Jika tidak ada waktu pemulihan yang cukup, atlet akan mengalami kelelahan yang berat

dan akibatnya penampilan akan menurun.

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

33

d. Bentuk Latihan Pliometrik Untuk Meningkatkan Kemampuan Lompat

Jauh

Komponen utama dalam lompat jauh adalah kemampuan fisik dan teknik.

Pelatih dituntut untuk dapat menyusun dan memberikan progaram latihan untuk

mengembangkan unsur fisik dan unsur teknik yang diperlukan dalam lompat jauh

secara terpadu.

Sesuai dengan prinsip kekhususan latihan, latihan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan lompat jauh harus bersifat khusus. Program latihan yang

disusun untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh harus sesuai dengan karakteristik

atau pola gerakan lompat jauh. Tanpa memperhatikan hal tersebut, maka latihan yang

dilakukan tidak akan efektif dan efisien. Bentuk dan metode latihan yang digunakan

juga harus bersifat khusus, yang dapat mengembangkan unsur – unsur dalam lompat

jauh tersebut.

Latihan pliometrik untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh terutama

adalah dengan bentuk latihan melompat – lompat. Bentuk latihan pliometrik yang dapat

digunakan untuk mengembangkan prestasi lompat jauh, diantaranya yaitu latihan

melompat menggunakan satu kaki dengan alat bantu kotak (box) dan latihan melompat

dengan memantul. Bentuk latihan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu ”multiple box

to box jumps with single leg landing dan single leg bounding”. (Chu, 1992:46,61).

Pada lompat jauh gaya jongkok, pelaksanaan latihan pliometrik multiple box to

box jumps with single leg landing menggunakan bantuan 6 kotak kecil dengan tinggi 12

inci. Dan untuk latihan pliometrik single leg bounding tidak menggunakan alat bantu

kotak, tetapi dengan menggunakan tempat yang datar untuk melompat dan memantul.

e. Penyusunan Program Latihan

Pelaksanaan latihan harus direncanakan, disusun dan diprogram dengan baik

sehingga tujuan dapat tercapai. Untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi

mungkin, mutlak diperlukan penyusunan program latihan yang baik dan tepat. Program

latihan harus disusun dengan teliti dan seksama dengan memperhatikan prinsip –

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

34

prinsip latihan yang benar. Dalam hal ini Dangsina Moeloek dan Arjatmo

Tjokronegoro (1984:12-14) mengemukakan bahwa:

Pada pembuatan program latihan harus meliputi faktor berikut:

a. Tipe latihan

b. Intensitas latihan

c. Frekuensi latihan

d. Lama latihan

e. Peningkatan

Menurut M. Sajoto (1995:33-35) dalam menyusun program latihan harus

memperhatikan, ”(a) Jumlah beban, (b) Repetisi dan set, (c) Frekuensi dan lama

latihan”. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan dalam menyusun program latihan

untuk latihan melompat – lompat antara lain adalah intensitas latihan, repetisi dan set

serta frekuensi dan lama latihan.

1) Intensitas

Intensitas latihan adalah ”jumlah beban dalam latihan yang dilakukan dengan

sungguh – sungguh dan benar pelaksanaannya”. (A. Hamidsyah Noer, 1995:12).

Ukuran kesungguhan dalam pelaksanaan latihan merupakan bentuk dari intensitas

latiahan. Intensitas dapat pula diartikan sebagai ukuran berat ringannya beban latihan.

Dalam hal ini Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984:12) mengemukakan

bahwa, ”Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan merupakan faktor utama

yang mempengaruhi efek latihan terhadap efek tubuh”.

Pelaksanaan latihan pliometrik menurut Pyke (1991:144) yaitu meliputi,

”Latihan memantul – mantul, lompatan dalam dan dapat juga latihan lempar pantul”.

Jadi pelaksanaan latihan ini adalah melompat – lompat dengan memantul, sehingga

tidak ada waktu istirahat antar lompatan yang dilakukan. Dengan demikian latihan

pliometrik ini dilaksanakan dalam intensitas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bompa (1994:42) yaitu bahwa latihan pliometrik dengan lompat – lompat

memantul itu dilakukan dengan ”intensitas submaximal”.

2) Repetisi dan Set

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

35

Repetisi adalah jumlah ulangan gerakan dalam latihan, sedangkan set adalah

suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi. Penentuan jumlah repetisi dan set yang

harus dilakukan atlet harus ditentukan dengan tepat.

Dalam latihan melompat – lompat dengan memantul, menurut Bompa

(1994:44) yaitu dengan jumlah repetisi ”3-25, sedangkan jumlah setnya yaitu 2-15”.

Adapun istirahat antar setnya yaitu ”3-5 menit”. Sedangkan menurut Nosseck

(1982:81) bahwa dosis latihan lompat untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai

adalah dengan: ”intensitas 30-50%, repetisinya 6-12, antara 4-6 seri, interval istirahat

2-5 menit, dengan irama latihan cepat dan eksplosif”.

Berdasarkan uraian di atas, maka latihan melompat – lompat yang dilakukan

untuk melakukan kemampuan melompat dalam lompat jauh adalah dengan repetisi 3-5,

dalam 2-4 set, dengan istirahat antar set selama 3 menit.

3) Frekuensi dan Lamanya Latihan

Frekuensi dan lamanya latihan merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam

pelaksanaan latihan. Frekuensi merupakan jumlah berapa kali latihan yang dilakukan

setiap minggunya. Sedangkan lamanya latihan yaitu lamanya waktu yang diperlukan

dalam latihan sampai mendapatkan pengaruh yang nyata. Dalam hal ini M. Sajoto

(1995:35) mengemukakan bahwa, ”Para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk

menjalankan program latihan 3 kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis.

Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”. Dengan

latihan yang dilakukan 3 kali seminggu secara teratur selama 6 minggu, kemungkinan

sudah menampakkan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan kondisi fisik.

3. Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With Single Leg Landing

a. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With Single Leg

Landing

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

36

Gerakan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

adalah melompat dari bawah naik ke atas kotak atau box dengan menggunakan satu

kaki, kemudian turun dari kotak dengan menggunakan satu kaki yang sama. Gerakan

dilanjutkan ke kotak-kotak berikutnya dengan tanpa mengubah kaki tumpuan. Kedua

lengan diayun dari belakang ke depan untuk memperoleh keseimbangan. Latihan ini

dilakukan dengan kedua kaki secara bergantian, kemudian diberikan porsi yang lebih

banyak pada kaki yang dianggap lebih kuat untuk melakukan tumpuan.

Pelaksanaan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg

landing tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 5. Pelaksanaan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single

leg landing. (Chu, 1992:46)

Penekanan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

yaitu pada saat siswa melakukan gerakan melompat dan menuruni kotak dengan satu

kaki dan diikuti dengan ayunan kedua lengan dari belakang ke depan. Dengan gerakan

ini dimungkinkan dapat meningkatkan power otot tungkai, juga pengembangan saat

berada di udara dengan adanya ayunan lengan untuk koordinasi keseimbangan.

b. Pengaruh Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With Single Leg

Landing

Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing merupakan

latihan melompat-lompat dengan menggunakan satu kaki yang dilakukan secara

berulang-ulang. Dengan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

37

landing dimungkinkan dapat meningkatkan power otot tungkai. Sebab selama latihan,

otot-otot tungkai dituntut untuk melompat-lompat secara berulang-ulang.

Pelaksanaan tumpuan dalam latihan ini dilakukan dengan satu kaki. Karena

lompatan tersebut dilakukan dengan satu kaki, maka beban tubuh akan ditopang dan

dilawan hanya dengan satu kaki. Berdasakan hal tersebut, maka beban yang diangkat

akan lebih berat. Hal ini menyebabkan pengembangan power otot tungkai lebih besar.

Dalam latihan ini gerakannya dari bawah melompat ke atas kotak dengan satu

kaki kemudian turun dengan kaki yang sama. Gerakan tersebut dapat meregangkan otot

paha dan merangsang kontraksi otot paha. Hal ini menyebabkan pengembangan

kekuatan dan power otot tungkai yang lebih besar. Dengan power otot tungkai yang

besar, maka akan menghasilkan tenaga tumpuan yang lebih besar pula. Sehingga jarak

lompatan menjadi lebih jauh.

Latihan ini dilakukan dengan melompat ke atas, maka beban otot tungkai

menjadi lebih berat. Hal ini disebabkan karena pengaruh gaya gravitasi bumi yang

menarik badan ke bawah. Dengan adanya gaya tersebut, maka beban otot tungkai

menjadi lebih berat. Sehingga pada latihan ini memiliki kelebihan, yaitu dengan adanya

beban berat badan pada otot tungkai, akan sangat baik untuk meningkatkan power otot

tungkai. Dengan power otot tungkai yang besar, maka akan dapat meningkatkan

kemampuan dalam lompat jauh.

Penekanan latihan ini ditujukan untuk meningkatkan power otot tungkai, dan

penekanan gerakan memantul tidak diperhatikan. Dengan demikian latihan ini memiliki

kelemahan, yaitu tidak ada unsur pantulan untuk melatih kaki pada saat malakukan

tolakan dalam lompat jauh.

4. Latihan Pliometrik Single Leg Bounding

a. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Single Leg Bounding

Pelaksanaan latihan pliometrik single leg bounding yaitu melompat-lompat ke

arah depan di tempat yang datar dengan menggunakan satu kaki dan memantul dengan

satu kaki yang sama pula. Lompatan dilakukan dengan memantul. Gerakan diawali

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

38

dengan berdiri dua kaki, kemudian melompat-lompat dan memantul dengan satu kaki

yang sama. Kaki yang lain ditekuk ke atas dan kedua lengan diayunkan dari belakang

ke depan untuk menjaga keseimbangan. Gerakan ini dilakukan terus menerus dengan

kedua kaki secara bergantian. Kaki yang lebih dominan diberikan porsi latihan yang

lebih banyak.

Gambaran pelaksanaan latihan pliometrik single leg bounding adalah sebagai

berikut:

Gambar 6. Pelaksanaan latihan pliometrik single leg bounding.(Chu,1992:61)

Gerakan dalam latihan pliometrik single leg bounding adalah dengan melompat-

lompat dan memantul dengan menggunakan satu kaki yang sama. Dengan latihan ini

diharapkan dapat meningkatkan power otot tungkai.

b. Pengaruh Latihan Pliometrik Single Leg Bounding

Pelaksanaan latihan pliometrik single leg bounding dilakukan secara kontinyu

dan berulang-ulang. Dengan latihan melompat-lompat yang dilakukan secara berulang-

ulang tersebut maka akan dimungkinkan dapat meningkatkan power otot tungkai. Hal

ini sesuai dengan pendapat Pyke (1991:144) bahwa ”semua latihan (lompatan

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

39

memantul) itu sangat baik untuk menghasilkan tenaga pada jenis gerakan eksplosif,

karena latihan itu menjembatani perbedaan antara kekuatan dan power”.

Gerakan dalam latihan ini adalah dengan melompat dan memantul ke depan

dengan satu kaki. Sehingga pada saat melompat dan memantul secara berulang-ulang,

otot paha akan berkontraksi dan menahan beban tubuh. Dengan demikian power otot

tungkai menjadi meningkat. Selain hal tersebut, dalam gerakan ini akan memberikan

pengembangan koordinasi untuk keseimbangan yang dibutuhkan dalam lompat jauh.

Dalam latihan pliometrik single leg bounding, dilakukan dengan melompat ke

depan dan dengan memantul. Sehingga kelebihan pada latihan ini disamping dapat

meningkatkan power otot tungkai, juga dapat melatih kemampuan tolakan ke depan

atas pada saat menolak dalam lompat jauh.

Latihan pliometrik single leg bounding mempunyai kelemahan. Pada latihan ini

dilakukan menggunakan satu kaki sebagai tumpuan dengan cara melompat-lompat ke

depan dan dengan memantul. Beban tubuh menjadi lebih ringan jika dibanding dengan

latihan Multiple Box To Box Jumps With Single Leg Landing. Hal ini dipengaruhi oleh

dorongan ke depan dan gaya gravitasi yang lebih ringan daripada melompat ke atas.

Dengan demikian beban otot tungkai menjadi lebih ringan dalam menopang berat

badan.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan tersebut di atas, dapat diuraikan

kerangka berfikir sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With

Single Leg Landing dan Single Leg Bounding

Program latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan berkelanjutan

dengan dosis latihan yang tepat, akan memberikan penyesuaian terhadap kerja fisik

yang selalu meningkat. Perubahan-perubahan akibat latihan tersebut ditandai dengan

meningkatnya kemampuam fungsi organ dan otot, yang akan memberikan

kemungkinan adanya peningkatan dalam mencapai prestasi olahraga.

Dalam rangka meningkatkan jarak lompatan, siswa diberikan latihan pliometrik

multiple box to box jumps with single leg landing. Penekanan latihan pliometrik

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

40

multiple box to box jumps with single leg landing adalah pada saat siswa melakukan

lompatan dengan satu kaki pada balok atau box, kemudian dilanjutkan melompat

dengan satu kaki ke depan bawah. Dengan latihan tersebut dimungkinkan dapat

meningkatkan power otot tungkai dan koordinasi dari elemen teknik dasar lompat jauh.

Latihan yang kedua adalah latihan pliometrik single leg bounding. Metode

latihan pliometrik single leg bounding merupakan metode latihan dalam lompat jauh.

Dimana latihan tersebut dilakukan dengan cara melompat dan memantul dengan

menggunakan satu kaki secara bergantian. Metode latihan tersebut menekankan pada

tumpuan dan tolakan kaki pada saat menumpu dan saat melakukan tolakan dalam

lompat jauh.

Tumpuan dalam latihan ini selalu dilakukan dengan menggunakan satu kaki

secara bergantian. Dengan tumpuan satu kaki maka akan menghasilkan power otot

tungkai dan memberikan pengembangan keseimbangan posisi badan pada saat di udara.

Dengan demikian, latihan ini dapat memberikan sumbangan untuk

meningkatkan kemampuan lompatan dalam lompat jauh. Ini disebabkan karena dalam

latihan ini dapat memberikan peningkatan power otot tungkai dan juga dapat

meningkatkan koordinasi tangan untuk menjaga keseimbangan pada saat di udara.

2. Pengaruh Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With Single Leg

Landing dan Single Leg Bounding

Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single

leg bounding memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada pola gerakan yang

dilakukan dan alat bantu yang dipakai. Latihan pliometrik multiple box to box jumps

with single leg landing merupakan latihan melompat naik dan turun ke beberapa kotak

atau box dengan menggunakan satu kaki. Sedangkan pelaksanaan latihan pliometrik

single leg bounding yaitu melompat dan memantul pada daerah yang datar dengan

menggunakan satu kaki secara bergantian. Perbedaan pelaksanaan latihan tersebut akan

menyebabkan perbedaan pengaruh yang ditimbulkan terhadap perkembangan

kemampuan otot-otot yang terlibat.

Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing merupakan

latihan melompat naik turun ke beberapa kotak atau box dengan menggunakan satu

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

41

kaki, sehingga beban tubuh menjadi lebih berat. Dalam latihan ini juga terjadi

peregangan dan pembebanan otot tungkai yang lebih besar. Gerakan latihan pliometrik

multiple box to box jumps with single leg landing diawali dengan meregangkan otot

paha. Secara fisiologis, maka otot mengalami refleks stretch sebelum melakukan

kontraksi otot. Lompatan dalam latihan ini dapat menghasilkan tenaga tumpuan yang

lebih besar dan lebih maksimal. Hal ini menyebabkan pengembangan kekuatan dan

power otot tungkai yang cukup besar. Sehingga dengan meningkatnya power otot

tungkai, akan memberikan pengaruh terhadap jauhnya lompatan dalam lompat jauh.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan dari kajian teoritis dan kerangka pemikiran di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik multiple box to box jumps

with single leg landing dan single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010.

2. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing memiliki

pengaruh lebih baik dari single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010.

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di halaman sekolah dan lapangan lompat jauh SD

Negeri Pengkok 1, Kedawung, Sragen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober sampai dengan 12 Desember

2009, dengan frekuensi latihan 3 kali pertemuan dalam satu minggu selama 6 minggu.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian

matching by subject design yang biasa disebut dengan M – S. Metode eksperimen

adalah metode yang menggunakan suatu kegiatan percobaan yang biasa disebut dengan

perlakuan. Dengan adanya perlakuan tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat dari

pengaruh pelaksanaan perlakuan yng diberikan.

Pembagian kedua kelompok dalam penelitian eksperimen diperoleh dari hasil

matching nilai tes awal, sehingga kedua kelompok itu berangkat dari titik tolak yang

sama. Dalam hal ini Sutrisno Hadi (1995:484) mengemukakan teorinya bahwa

”Matching by subject tentu sekaligus juga group matching karena hakekatnya subject

matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan – pemisahan subyek (pair of

subject) masing – masing ke group eksperimen dan group kontrol secara otomatis akan

menyeimbangkan kedua group itu”.

Untuk menyeimbangkan kedua kelompok dalam penelitian ini menggunakan

subject matching ordinal pairing, yaitu anak yang kemampuannya seimbang

dipasangkan, kemudian anggota tiap-tiap pasangan dipisahkan pada kelompok 1 dan 2.

Adapun pembagian kelompok eksperimen tersebut adalah sebagai berikut:

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

43

Kelompok 1 Kelompok 2

1 2

4 3

5 6

dst 7

Gambar 7. Pembagian Kelompok Dalam Eksperimen

Rancangan penelitian eksperimen Matched by Subject Design tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

K1 X1 Y2

R Y1 (op)

K2 X2 Y2

Gambar 8. Rancangan Penelitian

Keterangan:

R = Pengambilan sampel secara total sampling

Y1 = Tes awal lompat jauh

op = Melalui prosedur subject matching ordinal pairing

K1 = Kelompok 1

K2 = Kelompok 2

X1 = Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

X2 = Latihan pliometrik single leg bounding

Y2 = Tes akhir lompat jauh gaya jongkok

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ”Gejala-gejala yang bervariasi dan menjadi objek

penelitian” (Suharsini Arikunto, 1983:92). Dalam penelitian ini variabel-variabel dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (independen)

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah:

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

44

a. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

b. Latihan pliometrik single leg bounding

2. Variabel Terikat (dependen)

Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

Latihan ini merupakan latihan pliometrik, dengan menggunakan alat bantu

kotak atau box. Pelaksanaan latihan ini adalah dengan cara melompat menggunakan

salah satu kaki ke atas kotak, kemudian turun lagi ke depan bawah dengan

menggunakan satu kaki yang sama. Untuk menjaga keseimbangan maka kedua lengan

diayunkan ke depan. Gerakan dilakukan beberapa kali dari kotak pertama sampai kotak

yang terakhir dengan cara yang sama.

2. Latihan pliometrik single leg bounding

Latihan pliometrik ini dilakukan dengan cara melompat ke depan dengan satu

kaki dan memantul dengan menggunakan kaki yang sama juga. Pada saat melompat,

kedua lengan diayunkan ke depan untuk memperoleh keseimbangan badan.

Pelaksanaan latihan ini dilakukan di tempat yang datar.

3. Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok

Merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam malakukan lompatan

dalam lompat jauh gaya jongkok. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari hasil

lompatan yang telah dilakukan. Semakin jauh jarak lompatan yang dicapai, maka

semakin bagus kemampuan orang tersebut dalam melakukan lompatan.

E. Populasi dan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas V dan VI SD

Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010, sebanyak 40 siswa. Karena masing -

masing siswa yang menjadi populasi sekaligus menjadi sampel dalam

penelitian, maka penelitian ini adalah penelitian populasi.

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

45

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik tes dan pengukuran. Tes yang dilakukan untuk pengambilan data dalam

penelitian ini adalah tes lompat jauh gaya jongkok. ”Tiap siswa diberi kesempatan 3

kali percobaan”, Aip Syarifudin (1992:104). Tes tersebut yaitu tes awal dan tes akhir.

Tes awal dilaksanakan sebelum kedua kelompok atau sampel diberi perlakuan.

Sedangkan tes akhir dilaksanakan setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang

berbeda dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu selama 6 minggu.

Mencari Reliabilitas

Sebelum dilakukan analisis dilakukan uji prasyarat tes yaitu dengan uji

reliabilita. Hal ini dimaksudkan untuk mencari keajegan hasil tes.

Untuk mencari reliabilitas tes dilakukan menggunakan teknik Anava, dengan rumus

sebagai berikut:

MSA – MSW

R =

MSA

(Mulyono. B, 2008:44)

Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata – rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata – rata antar kelompok

G. Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dikumpulkan, disusun dan dianalisis secara statistik

dengan langkah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors

(Sudjana, 1992:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

46

1) Pengamatan X1, X2,......., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .......,Zn dengan

menggunakan rumus:

Xi – X

Zi =

s

Keterangan:

Xi = Nilai tiap kasus

X = Rata – rata

s = Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ...., zn yang masih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi),

Banyaknya z1, z2, ...., zn yang ≤ zi

Maka S(zi) =

n

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga – harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L hitung.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan memberi varians yang terbesar dengan

varians terkecil yang diperoleh. Adapun rumus yang digunakan menurut Sutrisno Hadi

(1982:386) adalah:

SD² bs

Fdbvb:dbvk =

SD² kt

(Sutrisno Hadi, 1982:386)

Keterangan:

dbvb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar

dbvk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil

SD² bs = varians yang lebih besar

SD² kt = varians yang lebih kecil

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

47

2. Uji Perbedaan

Uji perbedaan penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik uji t dengan

rumus sebagai berikut:

Md

t =

∑ d²

N (N – 1)

(Sutrisno Hadi, 1995:457)

Keterangan:

Md = Mean deviasi (beda) dari pasangan

∑d² = Jumlah deviasi kuadrat

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

∑D

Md =

N

Keterangan:

∑D = Jumlah selisih (deviasi) masing – masing subyek

N = Jumlah pasangan

Data yang diperoleh dari hasil penghitungan t test baik tes awal maupun tes akhir

dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = N – 1.

3. Penghitungan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui hasil dari perlakuan penelitian digunakan penghitungan

persentase peningkatan pada kelompok 1 dan kelompok 2 dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Mean Different

Persentase peningkatan = X 100%

Mean Pretest

Mean Different = mean posttest – mean pretest

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Data

Setelah dilaksanakan penelitian, diperoleh data. Data yang dikumpulkan berupa

tes lompat jauh gaya jongkok. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal dan tes

akhir pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok 1 dan kelompok 2. Data tersebut

kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran.

Berturut-turut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, hasil analisis

data serta pembahasan dan pengujian hipotesis.

Deskripsi hasil analisis data hasil tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok

yang dilakukan pada kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok

Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok Tes N Hasil

Terendah

Hasil

Tertinggi Mean SD

Kelompok 1

(Multiple

Box To Box

Jumps With

Single Leg

Landing)

Awal 20 2.29 3.55 2.860 0.3979

Akhir 20 2.78 3.88 3.225 0.3287

Kelompok 2

(Single Leg

Bounding)

Awal 20 2.30 3.53 2.848 0.3949

Akhir 20 2.70 3.74 3.162 0.3263

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

49

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan kelompok 1

memiliki rerata kemampuan lompat jauh adalah 2.860, sedangkan setelah mendapat

perlakuan memiliki rerata kemampuan lompat jauh adalah 3.225. Adapun rata-rata

kemampuan lompat jauh pada kelompok 2 sebelum diberi perlakuan adalah 2.848,

sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki rata-rata kemampuan lompat jauh

adalah 3.162.

B. Pengujian Reliabilitas

Agar data yang dianalisis adalah hasil dari suatu tes atau pengukuran yang baik,

maka perlu uji reliabilitas. Dalam penelitian ini diadakan uji reliabilitas tehadap hasil

tes awal kemampuan lompat jauh. Adapun hasil dari analisis yang dilakukan dengan uji

reliabilitas tes awal diperoleh R = 0,9897. Hasil tersebut kemudian di konsultasikan

dengan tabel kategori reliabilitas tes termasuk dalam kategori Tingkat Tinggi, dan

dapat digunakan sebagai alat ukur. Adapun dalam mengartikan katagori koefisien

reabilitas tes tersebut dengan menggunakan pedoman tabel koefisien dari Book Walter

seperti dikutip Mulyono B. (1992:22) yaitu :

Tabel 2. Range Kategori Reliabilitas

No Kategori Validita Reliabilita Obyektivita

1 Tingkat Tinggi 0,80 – 1,00 0,90 – 1,00 0,95 – 1,00

2 Tinggi 0,70 – 0,79 0,80 – 0,89 0,85 – 0,94

3 Cukup 0,50 – 0,69 0,60 – 0,79 0,70 – 0,84

4 Kurang 0,30 – 0,49 0,40 – 0,59 0,50 – 0,69

5 Tidak Signifikan 0,00 – 0,29 0,00 – 0,39 0,00 – 0,49

C. Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan teknik t-tes, terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji normalitas, 2) uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

sebelum digunakan untuk menganalisis data. Pengujian normalitas data dilakukan

terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 dengan mengikuti uji

Liliefors pada taraf = 0,05. Hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

50

Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N M SD Lo Lt5%

K1 20 2,860 0,3979 0,117 0,190

K2 20 2,848 0,3949 0,124 0,190

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada K1 diperoleh nilai Lhitung sebesar

0,117, dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

signifikansi 5% yaitu 0,190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada K1

termasuk berdistribusi normal. Sedangkan data hasil uji normalitas yang dilakukan

pada K2 diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,124, dimana nilai tersebut lebih kecil dari

angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,190. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada K2 termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua

kelompok. jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila

nantinya kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut

dikarenakan oleh perbedaan rata-rata kemampuan lompat jauh. Hasil uji homogenitas

data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Dari hasil uji homogenitas varians yang tertera dalam tabel di atas, diperoleh

hasil dengan db = 20 lawan 20, angka F tabel 5% = 2,120 Sedangkan harga F hitung =

1,015. Yang ternyata lebih kecil dari harga F tabel 5%. Karena F hitung < F tabel 5%, maka

hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan

kelompok 2 memiliki varians yang homogen.

Kelompok N SD2 Fo Ft5%

K1 20 0,108 1,015 2,120

K2 20 0,106

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

51

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum dilakukan uji perbedaan dengan t-tes telah diadakan "Matching",

yaitu tes awal yang mempunyai kemampuan setara dipasang-pasangkan dibagi

menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1 dan kelompok 2. Hal ini dilakukan untuk

menjaga keseimbangan antara kedua kelompok tersebut.

Dalam penentuan kelompok, kelompok 1 mendapat perlakuan latihan

pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan kelompok 2

mendapat perlakuan dengan latihan pliometrik single leg bounding. Hasil t-test untuk

tes awal antara K1 dan K2 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 5. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2

Kelompok N Mean Md to T t5%

K1 20 2,860 0,012 0,0957 1,680

K2 20 2,848

Dari rangkuman hasil t-test untuk tes awal di atas, pada K1 dapat diketahui

bahwa rata-rata sebesar 2,860 sedangkan K2 diketahui bahwa rata-rata sebesar 2,848

dan untuk Mean deviasi sebesar 0,012. Dengan derajat kebebasan N - 1 = 20 - 1 = 19

pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 1,680 sedangkan nilai thitung

sebesar 0,0957. Ternyata kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol. Maka

hipotesis nol diterima. Sehingga dari hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan

kelompok 2 menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut adalah homogen.

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

a. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Setelah melakukan latihan selama 6 minggu, kemudian diadakan tes akhir.

Dan untuk membuktikan apakah latihan yang diberikan telah menunjukkan pengaruh

yang meyakinkan terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok, maka dicari

dengan uji t-test antara tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok. Adapun

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

52

hasil t-test untuk mengetahui peningkatan prestasi tes awal ke tes akhir antara K1 dan

K2 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

a.1 Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada K1

Tabel 6. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K1

Tes N Mean Md to t t5%

Awal 20

2,860 0,365 3,1626 1,680

Akhir 3,225

Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K1 dapat diketahui bahwa pada tes

awal rata-rata sebesar 2,860 dan tes akhir sebesar 3,225 untuk Mean deviasi sebesar

0,365. Dengan derajat kebebasan 19 (N – 1 = 20 - 1) pada taraf signifikansi 5%,

ternyata nilai t tabel sebesar 1,680 sedangkan nilai to sebesar 3,1626. Berarti to lebih

besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes

akhir pada K1 ada perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat

perlakuan, K1 memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh yang signifikan.

a.2 Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada K2

Tabel 7. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K2

Tes N Mean Md to t t5%

Awal 20

2.848 0,314 2,7413 1,680

Akhir 3.162

Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K2 dapat diketahui bahwa pada tes

awal rata-rata sebesar 2,848 dan tes akhir sebesar 3,162 untuk Mean deviasi sebesar

0,314. Dengan derajat kebebasan 19 (N – 1 = 20 - 1) pada taraf signifikansi 5%,

ternyata nilai t tabel sebesar 1,680 sedangkan nilai to sebesar 2,7413. Berarti to lebih

besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes

akhir pada K2 ada perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat

perlakuan, K2 memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh yang signifikan.

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

53

a.3 Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antar Kelompok

Untuk mengetahui ada perbedaan hasil latihan antara K1dan K2 setelah diberi

perlakuan, dapat dilihat pada hasil t-test untuk tes akhir dari kedua kelompok dalam

tabel berikut ini :

Tabel 8. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Akhir Antar Kelompok

Kelompok N Mean Md to t t5%

K1 20

3,23 0,07 0,6083 1,680

K2 3,16

Berdasarkan rangkuman di atas, pada tes akhir pada K1 diketahui rata-rata

sebesar 3,23 dan untuk K2 diketahui rata-rata sebesar 3,16. Mean deviasi sebesar 0,07

dengan derajat kebebasan 19 (N – 1 = 20 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata

nilai to sebesar 0,6083 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,680. Berarti to lebih kecil dari

t tabel maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian pada tes akhir kemampuan lompat

jauh gaya jongkok antara K1 dan K2 tidak terdapat perbedaan.

a.4 Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui kelompok yang memiliki persentase peningkatan yang lebih

baik, diadakan perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap kelompok.

Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dalam

persen pada kelompok 1 dan 2 adalah :

Tabel 9. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Dalam Persen Pada K1 dan K2

Kelompok N Mean

Pretest

Mean

Posttest

Mean

Different

Persentase

Peningkatan

K1 20 2,860 3,225 0,365 12,762%

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

54

K2 20 2,848 3,162 0,314 11,025%

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan

kemampuan lompat jauh gaya jongkok sebesar 12,762%. Sedangkan kelompok 2

memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok sebesar 11,025%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki persentase

peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang lebih besar dari pada

kelompok 2.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan diperoleh nilai

t antara tes awal pada K1 dan K2 sebesar 0,0957, sedangkan ttabel sebesar 1,680.

Ternyata t hitung yang diperoleh < t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol diterima.

Dengan demikian K1 dan K2 sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang.

Berarti apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang diberikan selama

penelitian, antara K1 dan K2 berangkat dari titik tolak kemampuan lompat jauh gaya

jongkok yang sama.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1 diperoleh nilai t sebesar 3,1626. Ternyata t hitung = 3,1626 > t tabel 5% =

1,680, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Yang berarti

bahwa latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing memiliki

pengaruh terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2 diperoleh nilai t sebesar 2,7413. Ternyata t hitung = 2,7413 > t tabel 5% =

1,680, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Yang berarti

bahwa latihan pliometrik single leg bounding memiliki pengaruh terhadap peningkatan

kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada K1 dan K2

diperoleh nilai t sebesar 0,6083 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,680. Ternyata t yang

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

55

diperoleh < t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan selama 6 minggu, tidak terdapat

perbedaan pengaruh antara hasil tes akhir K1 dan K2. Pengaruh pada latihan pliometrik

multiple box to box jumps with single leg landing terhadap kemampuan lompat jauh

gaya jongkok dengan hasil perhitungan diperoleh nilai t hit sebesar 3,1626 dan pengaruh

latihan single leg bounding terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok dengan

hasil perhitungan diperoleh nilai t hit sebesar 2,7413 dan t tabel sebesar 1,680.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh

latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg

bounding terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan

VI SD Negeri Pengkok 1 tahun ajaran 2009/2010 tidak ada perbedaan.

Dalam penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

kelompok 1 dan kelompok 2 dikarenakan :

1) Subyek yang dijadikan sampel melakukan kegiatan lain yang dapat

mempengaruhi penelitian ini.

2) Subyek sering tidak fokus pada program latihan yang diberikan.

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

56

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat

disimpukan sebagai berikut :

1. Tidak ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik multiple box to box

jumps with single leg landing dan single leg bounding pada siswa putra kelas V

dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun pelajaran 2009/2010.

t hitung = 0,6083 < t tabel = 1,680.

2. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing (K1) dan

single leg bounding (K2), sama-sama dapat meningkatkan kemampuan lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010. K1 12,762 % > K2 11,025 %.

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menimbulkan implikasi, adapun implikasi

dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, latihan yang

diberikan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dengan beban latihan

yang meningkat, menunjukkan bahwa latihan pliometrik multiple box to box jumps with

single leg landing dan single leg bounding dapat meningkatkan kemampuan lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas V dan VI SD Negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada K1 dan K2

diperoleh nilai t sebesar 0,6083 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,680. Ternyata t yang

diperoleh < t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian tidak

terdapat perbedaan pengaruh antara hasil tes akhir K1 dan K2.

Dengan demikian, untuk melatih kemampuan lompat jauh gaya jongkok dapat

dilakukan dengan cara memberikan latihan pliometrik multiple box to box jumps with

single leg landing dan latihan pliometrik single leg bounding, untuk variasi-variasi

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

57

latihan agar siswa tidak jenuh. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam memilih dan menentukan metode latihan khususnya untuk

meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada guru penjasorkes khususnya di SD Negeri Pengkok 1,

disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan latihan

pliometrik single leg bounding dapat digunakan sebagai variasi latihan untuk

meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

2. Dalam melatih kemampuan lompat jauh, modifikasi latihan dapat dilakukan

dengan latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing dan

latihan pliometrik single leg bounding agar siswa tidak mengalami kejenuhan

dalam latihan.

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

58

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamidsyah Noer. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Bernhard, G. 1993. Atletik, Alih Bahasa Tim Redaktur Effar & Dahara Prize Offset.

Semarang : Effar & Dahara Prize Offset.

Bompa T.O. 1994. Power Training For Sport, Plyometric For Maximum Power

Development. Kendall/Hant : Low Of University

Chu D.A. 1980. Jumping Into Plyometrics. California: Leisure Press Champaign,

Illinois.

Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan Dan Olahraga. Jakarta.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti.

Jarver J. 1986. Belajar dan Berlatih Atletik, Alih Bahasa BE. Handoko. Bandung:

Pionir Jaya.

Jonath. U., Haag. E & Krempel. R. 1987. Atletik 1, Alih Bahasa Suparmo. Jakarta: PT

Rosda Jaya Putra.

M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Press.

Mulyono. B. 2008. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Press.

Pate. R., Clenaghan. M.B. & Rotella.R. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan, Alih

Bahasa Kasiyo Dwijowinoto. Semarang: IKIP Semarang Press.

Pyke F.S. 1991. Better Coaching. Australia. Australian Coaching Council Incorporated.

Radcliffe. J.C. & Farentinos R.C. 1985. Plyometrics Explosive Power Training.

Amerika: human Kinetics Publishers, Inc.

Soegito. 1992. Teori dan Praktek Atletik 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti

Idayu Press.

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

59

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito.

Sutrisno Hadi. 1982. Statistika III. Yogyakarta: Andi Offset.

Tamsir Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta: FPOK IKIP

Yusuf Adisasmita. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

60

Lampiran 1

Petunjuk Pelaksanaan Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok

(Aip Syarifudin, 1992:104)

a. Alat-alat:

1. Roll meter

2. Bak Pasir

3. Bendera

4. Cangkul

5. Perata Pasir

b. Petugas:

1. Pencatat hasil 1 orang

2. Pengawas tolakan/tumpuan 1 orang

3. Pemberi tanda 1 orang

4. Pengukur jarak lompatan 2 orang

b. Pelaksanaan:

Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan awalan dengan teknik dan

ketentuan seperti dalam perlombaan atletik. Tiap siswa diberi kesempatan tiga kali

percobaan.

c. Penilaian:

Jarak lompatan terbaik dari tiga kali percobaan yang diukur mulai dari tepi dalam

papan tolak sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak.

d. Teknik pengukuran hasil lompatan

Hasil lompatan diukur dengan cara sebagai berikut:

- Angka nol (roll meter) diletakkan pada bekas pendaratan yang terdekat dengan

balok tolakan.

- Roll meter ditarik lurus ke balok tumpuan

- Hasil yang dicatat yaitu jarak antara tempat pendaratan sampai pada batas balok

tolakan/tumpuan bagian luar.

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

61

Lampiran 2

Petunjuk Pelaksanaan Program Latihan Lompat Jauh

Keterangan petunjuk pelaksanaan program latihan lompat jauh gaya jongkok:

Latihan lompat jauh gaya jongkok dilaksanakan setiap kali latihan pliometrik

multiple box to box jumps with single leg landing dan single leg bounding setelah

selesai dilakukan.

Adapun latihan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melompat tanpa awalan dengan menggunakan 2 kaki

Latihan ini dilakukan dengan cara siswa berdiri berurutan di tepi bak lompat,

kemudian melompat ke dalam bak lompat dengan menggunakan 2 kaki, dan

mendarat dengan menggunakan 2 kaki secara bersamaan.

2. Melompat tanpa awalan dengan menggunakan 1 kaki

Latihan ini dilakukan dengan cara siswa berdiri berurutan di tepi bak lompat,

kemudian melompat ke dalam bak lompat dengan menggunakan 1 kaki, dan

mendarat dengan menggunakan 2 kaki secara bersamaan. Pada waktu melayang di

udara gaya yang digunakan adalah gaya jongkok.

3. Melompat dengan menggunakan awalan

Dalam latihan ini lompatan dimulai dengan mengambil awalan dari jarak yang

sudah ditentukan, kemudian lari dengan secepat-cepatnya menuju ke bak lompat.

Setelah sampai pada tumpuan, salah satu kaki menumpu untuk melakukan lompatan

ke depan atas menuju bak lompat dan mendarat dengan menggunakan 2 kaki secara

bersamaan Pada waktu melayang di udara gaya yang digunakan adalah gaya

jongkok.

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

62

Petunjuk Pelaksanaan Program Latihan

Pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

Keterangan Program Latihan Pliometrik multiple box to box jumps with single leg

landing:

1. Latihan dilaksanakan dalam 3 bagian, yaitu :

a. Pendahuluan (pemanasan) selama 15 menit.

b. Inti (pelaksanaan program latihan)

Pelaksanaan latihan ini dimulai dengan posisi sampel berdiri menghadap

box yang diletakkan berjajar. Salah satu kaki melompat ke atas box,

kemudian melompat kedepan bawah dengan kaki yang sama. Gerakan

dilakukan berulang-ulang sampai enam kali. Latihan dilakukan sesuai

dengan intensitas yang telah ditentukan. Setelah itu melakukan istirahat

sesuai yang telah ditentukan. Kemudian melakukan lagi set berikutnya

sesuai dengan set yang telah ditetapkan pada program latihan. Setelah

selesai melakukan latihan fisik, kemudian dilanjutkan latihan lompat jauh

gaya jongkok.

Gambar Pelaksanaan latihan pliometrik multiple box to box jumps with

single leg landing. (Chu, 1992:46)

c. Penenangan (penutup) selama 15 menit.

2. Repetisi dan set ditingkatkan setiap 2 minggu sekali.

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

63

Petunjuk Pelaksanaan Program Latihan

Pliometrik single leg bounding

Keterangan Program Latihan Pliometrik single leg bounding:

1. Latihan dilaksanakan dalam 3 bagian, yaitu :

a. Pendahuluan (pemanasan) selama 15 menit.

b. Inti (pelaksanaan program latihan)

Pelaksanaan latihan ini dimulai dengan posisi sampel berdiri. Salah satu

kaki melompat ke depan atas dan jatuh dengan kaki yang sama. Gerakan

dilakukan berulang-ulang sampai enam kali. Latihan dilakukan sesuai

dengan intensitas yang telah ditentukan. Setelah itu melakukan istirahat

sesuai yang telah ditentukan. Kemudian melakukan lagi set berikutnya sesuai

dengan set yang telah ditetapkan pada program latihan. Setelah selesai

melakukan latihan fisik, kemudian dilanjutkan latihan lompat jauh gaya

jongkok.

Gambar Pelaksanaan latihan pliometrik single leg bounding. (Chu,1992:61)

c. Penenangan (penutup) selama 15 menit.

2. Repetisi dan set ditingkatkan setiap 2 minggu sekali.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

64

Lampiran 3.

Program Latihan

Latihan Pliometrik Multiple Box To Box Jumps With Single Leg Landing

Minggu Ke Hari Repetisi Set Istirahat

Antar Set Ritme

Tes Awal

I

Selasa

Kamis

Sabtu

3

2

3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

II

Selasa

Kamis

Sabtu

3 2 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

III

Selasa

Kamis

Sabtu

4 3 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

IV

Selasa

Kamis

Sabtu

4 3 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

V

Selasa

Kamis

Sabtu

5 4 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

VI

Selasa

Kamis

Sabtu

5 4 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

Tes Akhir

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

65

Lampiran 4.

Program Latihan

Latihan Pliometrik Single Leg Bounding

Minggu Ke Hari Repetisi Set Istirahat

Antar Set Ritme

Tes Awal

I

Selasa

Kamis

Sabtu

3

2

3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

II

Selasa

Kamis

Sabtu

3 2 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

III

Selasa

Kamis

Sabtu

4 3 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

IV

Selasa

Kamis

Sabtu

4 3 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

V

Selasa

Kamis

Sabtu

5 4 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

VI

Selasa

Kamis

Sabtu

5 4 3 menit

Cepat

Cepat

Cepat

Tes Akhir

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

66

Lampiran 5.

Data Lompatan Terbaik Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas

V dan VI SDN Pengkok I

NO NAMA LOMPATAN TERBAIK

(m)

1 Fengki Kiki Yono 3.34

2 Fuad Dwi Saputro 3.55

3 Teguh Hariyanto 3.14

4 Aqsol Afif Ma'ruf 3.42

5 Depri Pujianto 3.45

6 Dwi Andriyono 3.44

7 Faisal Agung Prabowo 3.23

8 Joni Aryanto 2.82

9 Nanung Veriyan BP 2.29

10 Prengki Iwan Andi PS 2.91

11 Rosyid Prasetyo 2.3

12 Rendi Setyanto 2.31

13 Rahayu Sugiyanto 2.98

14 Sulis Setyawan 2.85

15 Toni Rohmadi 3.15

16 Tri Mustaim 2.87

17 Wahyudi 2.7

18 Widodo 2.4

19 Puput Jatmiko 2.42

20 Aminudin 2.46

21 Ananda Adi Prasetyo 2.88

22 Nova Ariyanto 3.25

23 Teguh Prasetyo 2.36

24 Ivan Rudiyanto 3.53

25 Alfian Mauli 2.48

26 Anang Prasetyo 2.33

27 Arif Taufik Hidayat 2.68

28 Dedy Khoirul Anwar 2.66

29 Eko Widi Priyanto 3.22

30 Febri Yulianto 3.05

31 Muhammad Yusuf 2.77

32 Nofa Ardiana 3.2

33 Nico Wisnu Haryanto 2.33

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

67

34 Rokhim 2.34

35 Shofa 2.75

36 Rosyid Fakhrudin 2.68

37 Latif Aji Saputro 2.95

38 Walid Al Afghani 3.18

39 Suwardi 2.9

40 M. Joni Kurniawan 2.59

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

68

Lampiran 6.

Data Lompatan Terbaik Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas

V dan VI SDN Pengkok I

NO NAMA LOMPATAN TERBAIK

(m)

1 Fengki Kiki Yono 3.51

2 Fuad Dwi Saputro 3.88

3 Teguh Hariyanto 3.4

4 Aqsol Afif Ma'ruf 3.7

5 Depri Pujianto 3.7

6 Devi Andriyono 3.75

7 Faisal Agung Prabowo 3.46

8 Joni Aryanto 3.19

9 Nanung Veriyan BP 2.8

10 Prengki Iwan Andi PS 3.22

11 Rosyid Prasetyo 2.7

12 Rendi Setyanto 2.8

13 Rahayu Sugiyanto 3.29

14 Sulis Setyawan 3.18

15 Toni Rohmadi 3.41

16 Tri Mustaim 3.25

17 Wahyudi 3.21

18 Widodo 2.81

19 Puput Jatmiko 2.83

20 Aminudin 2.8

21 Ananda Adi Prasetyo 3.18

22 Nova Ariyanto 3.55

23 Teguh Prasetyo 2.7

24 Ivan Rudiyanto 3.74

25 Alfian Mauli 2.9

26 Anang Prasetyo 2.78

27 Arif Taufik Hidayat 3.09

28 Dedy Khoirul Anwar 2.95

29 Eko Widi Priyanto 3.47

30 Febri Yulianto 3.3

31 Muhammad Yusuf 3.12

32 Nofa Ardiana 3.38

33 Nico Wisnu Haryanto 2.85

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

69

34 Rokhim 2.71

35 Shofa 3.13

36 Rosyid Fakhrudin 3

37 Latif Aji Saputro 3.27

38 Walid Al Afghani 3.38

39 Suwardi 3.2

40 M. Joni Kurniawan 3.15

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

70

Lampiran 7.

Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra

Kelas V dan VI SDN Pengkok I

NO NAMA Lompat Jauh GJ

Tes Awal Tes Akhir

1 Fengki Kiki Yono 3.34 3.51

2 Fuad Dwi Saputro 3.55 3.88

3 Teguh Hariyanto 3.14 3.4

4 Aqsol Afif Ma'ruf 3.42 3.7

5 Depri Pujianto 3.45 3.7

6 Dwi Andriyono 3.44 3.75

7 Faisal Agung P 3.23 3.46

8 Joni Aryanto 2.82 3.19

9 Nanung Veriyan BP 2.29 2.8

10 Prengki Iwan Andi 2.91 3.22

11 Rosyid Prasetyo 2.3 2.7

12 Rendi Setyanto 2.31 2.8

13 Rahayu Sugiyanto 2.98 3.29

14 Sulis Setyawan 2.85 3.18

15 Toni Rohmadi 3.15 3.41

16 Tri Mustaim 2.87 3.25

17 Wahyudi 2.7 3.21

18 Widodo 2.4 2.81

19 Puput Jatmiko 2.42 2.83

20 Aminudin 2.46 2.8

21 Ananda Adi P 2.88 3.18

22 Nova Ariyanto 3.25 3.55

23 Teguh Prasetyo 2.36 2.7

24 Ivan Rudiyanto 3.53 3.74

25 Alfian Mauli 2.48 2.9

26 Anang Prasetyo 2.33 2.78

27 Arif Taufik Hidayat 2.68 3.09

28 Dedy Khoirul A 2.66 2.95

29 Eko Widi Priyanto 3.22 3.47

30 Febri Yulianto 3.05 3.3

31 Muhammad Yusuf 2.77 3.12

32 Nofa Ardiana 3.2 3.38

33 Nico Wisnu H 2.33 2.85

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

71

34 Rokhim 2.34 2.71

35 Shofa 2.75 3.13

36 Rosyid Fakhrudin 2.68 3

37 Latif Aji Saputro 2.95 3.27

38 Walid Al Afghani 3.18 3.38

39 Suwardi 2.9 3.2

40 M. Joni Kurniawan 2.59 3.15

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

72

Lampiran 8

Data hasil tes awal lompat jauh gaya jongkok pada siswa

putra kelas V dan VI SD negeri Pengkok 1 tahun

pelajaran 2009/2010 berdasarkan urutan rangking.

No Nama Hasil Rangking

1 FUAD DWI S 3.55 1

2 IVAN RUDIYANTO 3.53 2

3 DEPRI PUJIANTO 3.45 3

4 DEVI ANDRIYONO 3.44 4

5 AQSOL AFIF 3.42 5

6 FENGKI KIKIYONO 3.34 6

7 NOVA ARIYANTO 3.25 7

8 FAISAL AGUNG 3.23 8

9 EKO WIDIYANTO 3.22 9

10 NOFA ARDIANA 3.2 10

11 WALID AL AFGHANI 3.18 11

12 TONI ROHMADI 3.15 12

13 TEGUH HARIYANTO 3.14 13

14 FEBRI YULIANTO 3.05 14

15 RAHAYU SUGIYANTO 2.98 15

16 LATIF AJI SAPUTRO 2.95 16

17 PRENGKI IWAN 2.91 17

18 SUWARDI 2.9 18

19 ANANDA ADI P 2.88 19

20 TRI MUSTAIM 2.87 20

21 SULIS SETYAWAN 2.85 21

22 JONI ARYANTO 2.82 22

23 MUHAMMAD YUSUF 2.77 23

24 SHOFA 2.75 24

25 WAHYUDI 2.7 25

26 ROSYID FAKHRUDIN 2.68 26

27 ARIF TAUFIK H 2.68 27

28 DEDI KHOIRUL A 2.66 28

29 M. JONI K 2.59 29

30 ALFIAN MAULI 2.48 30

31 AMINUDIN 2.46 31

32 PUPUT JATMIKO 2.42 32

33 WIDODO 2.4 33

34 TEGUH PRASETYO 2.36 34

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

73

35 ROKHIM 2.34 35

36 NICO WISNU H 2.33 36

37 ANANG P 2.33 37

38 RENDI S 2.31 38

39 ROSYID P 2.3 39

40 NANUNG V 2.29 40

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

74

Lampiran 9

Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes awal lompat jauh gaya jongkok

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

No Nama

Jauh

Lompatan

(m)

Rangking Nama

Jauh

Lompatan

(m)

Rangking

1 FUAD DWI 3.55 1 IVAN R 3.53 2

2 DEVI.A 3.44 4 DEPRI P 3.45 3

3 AQSOL A 3.42 5 FENGKI K 3.34 6

4 FAISAL A 3.23 8 NOVA A 3.25 7

5 EKO W 3.22 9 NOFA A 3.2 10

6 TONI R 3.15 12 WALID AL 3.18 11

7 TEGUH H 3.14 13 FEBRI Y 3.05 14

8 LATIF AJI 2.95 16 RAHAYU S 2.98 15

9 PRENGKI 2.91 17 SUWARDI 2.9 18

10 TRI M 2.87 20 ANANDA A 2.88 19

11 SULIS S 2.85 21 JONI A 2.82 22

12 SHOFA 2.75 24 M. YUSUF 2.77 23

13 WAHYUDI 2.7 25 ROSYID F 2.68 26

14 DEDI .K.A 2.66 28 ARIF T 2.68 27

15 M. JONI K 2.59 29 ALFIAN M 2.48 30

16 PUPUT.J 2.42 32 AMINUDIN 2.46 31

17 WIDODO 2.4 33 TEGUH P 2.36 34

18 NICO W 2.33 36 ROKHIM 2.34 35

19 ANANG P 2.33 37 RENDI S 2.31 38

20 NANUNG 2.29 40 ROSYID P 2.3 39

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

75

Lampiran 10

Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir lompat jauh gaya jongkok pada

kelompok 1 (kelompok latihan pliometrik multiple box to box jumps with

single leg landing).

No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

1 FUAD DWI S 3.55 3.88 0.33

2 DEVI A 3.44 3.75 0.31

3 AQSOL AFIF 3.42 3.7 0.28

4 FAISAL AGUNG 3.23 3.46 0.23

5 EKO W 3.22 3.47 0.25

6 TONI ROHMADI 3.15 3.41 0.26

7 TEGUH H 3.14 3.4 0.26

8 LATIF AJI S 2.95 3.27 0.32

9 PRENGKI IWAN 2.91 3.22 0.31

10 TRI MUSTAIM 2.87 3.25 0.38

11 SULIS S 2.85 3.18 0.33

12 SHOFA 2.75 3.13 0.38

13 WAHYUDI 2.7 3.21 0.51

14 DEDI KHOIRUL 2.66 2.95 0.29

15 M. JONI K 2.59 3.15 0.56

16 PUPUT JATMIKO 2.42 2.83 0.41

17 WIDODO 2.4 2.81 0.41

18 NICO WISNU H 2.33 2.85 0.52

19 ANANG P 2.33 2.78 0.45

20 NANUNG V 2.29 2.8 0.51

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

76

Lampiran 11

Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir lompat jauh gaya jongkok pada

kelompok 2 (kelompok latihan pliometrik single leg bounding).

No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

1 IVAN R 3.53 3.74 0.21

2 DEPRI P 3.45 3.7 0.25

3 FENGKI K 3.34 3.51 0.17

4 NOVA A 3.25 3.55 0.3

5 NOFA ARDIANA 3.2 3.38 0.18

6 WALID AL A 3.18 3.38 0.2

7 FEBRI Y 3.05 3.3 0.25

8 RAHAYU S 2.98 3.29 0.31

9 SUWARDI 2.9 3.2 0.3

10 ANANDA ADI P 2.88 3.18 0.3

11 JONI ARYANTO 2.82 3.19 0.37

12 M.YUSUF 2.77 3.12 0.35

13 ROSYID F 2.68 3 0.32

14 ARIF TAUFIK 2.68 3.09 0.41

15 ALFIAN MAULI 2.48 2.9 0.42

16 AMINUDIN 2.46 2.8 0.34

17 TEGUH P 2.36 2.7 0.34

18 ROKHIM 2.34 2.71 0.37

19 RENDI S 2.31 2.8 0.49

20 ROSYID P 2.3 2.7 0.4

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

77

Lampiran 12

Uji Reliabilitas dengan Annava

Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes awal lompat jauh gaya jongkok

Langkah I

No. I II III

T1 X12 X2

2 X3

2 T1

2

X1 X2 X3

1 3.3 3.26 3.34 9.9 10.89 10.6276 11.1556 98.01

2 3.28 3.24 3.55 10.07 10.7584 10.4976 12.6025 101.4049

3 2.92 2.85 3.14 8.91 8.5264 8.1225 9.8596 79.3881

4 3.42 3.36 3.2 9.98 11.6964 11.2896 10.24 99.6004

5 3.45 3.37 3.4 10.22 11.9025 11.3569 11.56 104.4484

6 3.2 3.32 3.44 9.96 10.24 11.0224 11.8336 99.2016

7 3.23 3.05 3.15 9.43 10.4329 9.3025 9.9225 88.9249

8 2.74 2.69 2.82 8.25 7.5076 7.2361 7.9524 68.0625

9 2.29 2.13 2.25 6.67 5.2441 4.5369 5.0625 44.4889

10 2.82 2.75 2.91 8.48 7.9524 7.5625 8.4681 71.9104

11 2.25 2.18 2.3 6.73 5.0625 4.7524 5.29 45.2929

12 2.27 2.16 2.31 6.74 5.1529 4.6656 5.3361 45.4276

13 2.96 2.84 2.98 8.78 8.7616 8.0656 8.8804 77.0884

14 2.67 2.78 2.85 8.3 7.1289 7.7284 8.1225 68.89

15 3.06 2.96 3.15 9.17 9.3636 8.7616 9.9225 84.0889

16 2.82 2.75 2.87 8.44 7.9524 7.5625 8.2369 71.2336

17 2.7 2.64 2.57 7.91 7.29 6.9696 6.6049 62.5681

18 2.4 2.35 2.32 7.07 5.76 5.5225 5.3824 49.9849

19 2.42 2.29 2.35 7.06 5.8564 5.2441 5.5225 49.8436

20 2.38 2.27 2.46 7.11 5.6644 5.1529 6.0516 50.5521

21 2.73 2.75 2.88 8.36 7.4529 7.5625 8.2944 69.8896

22 2.97 3.17 3.25 9.39 8.8209 10.0489 10.5625 88.1721

23 2.22 2.27 2.36 6.85 4.9284 5.1529 5.5696 46.9225

24 3.32 3.45 3.53 10.3 11.0224 11.9025 12.4609 106.09

25 2.48 2.34 2.4 7.22 6.1504 5.4756 5.76 52.1284

26 2.28 2.14 2.33 6.75 5.1984 4.5796 5.4289 45.5625

27 2.68 2.56 2.38 7.62 7.1824 6.5536 5.6644 58.0644

28 2.53 2.55 2.66 7.74 6.4009 6.5025 7.0756 59.9076

29 3.04 3.12 3.22 9.38 9.2416 9.7344 10.3684 87.9844

30 2.86 2.92 3.05 8.83 8.1796 8.5264 9.3025 77.9689

31 2.62 2.64 2.77 8.03 6.8644 6.9696 7.6729 64.4809

32 3.2 3.12 2.95 9.27 10.24 9.7344 8.7025 85.9329

33 2.33 2.22 2.3 6.85 5.4289 4.9284 5.29 46.9225

34 2.25 2.29 2.34 6.88 5.0625 5.2441 5.4756 47.3344

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

78

35 2.57 2.56 2.75 7.88 6.6049 6.5536 7.5625 62.0944

36 2.6 2.53 2.68 7.81 6.76 6.4009 7.1824 60.9961

37 2.72 2.87 2.95 8.54 7.3984 8.2369 8.7025 72.9316

38 2.98 3.06 3.18 9.22 8.8804 9.3636 10.1124 85.0084

39 2.9 2.78 2.86 8.54 8.41 7.7284 8.1796 72.9316

40 2.4 2.43 2.59 7.42 5.76 5.9049 6.7081 55.0564

Jumlah 110.26 109.01 112.79 332.06 309 303 324 2807

∑X1 ∑X2 ∑X2 ∑T1 ∑X12 ∑X2

2 ∑X2

2 ∑T1

2

Langkah II

EX = 332.06

EX2 = 936

ET12 = 2807

Langkah III

SST = ∑X2 - (∑X)

2

n.k

= 936.2966 - 110263.8

120

= 936.2966 - 918.87

= 17.43

SSA = ∑(Ti)2 - (∑X)

2

k n.k

= 2806.79 - 110263.8

3 120

= 935.5966 - 918.87

= 16.73

SSW = ∑X2 - ∑(Ti)

2

k

= 936.2966 - 2806.79

3

= 936.2966 - 935.5966

= 0.7

Langkah IV:

SST = SSA + SSW

= 16.73 + 0.7

= 17.43

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

79

Langkah V

dfT = (n) . (k) - 1

= (40) . (3) - 1

= 119

dfA = n - 1

= 39

dfW = n . (k - 1)

= 40 . (3 - 1)

= 80

Langkah VI

dfT =

dfA + dfW

= 39 + 80

= 119

Langkah VII

MSA = SSA

dfA

= 16.73

39

= 0.429

MSW = SSW

dfW

= 0.7

80

= 0.009

Langkah VIII

Letakkan semua harga yang diperoleh ke dalam tabel ANAVA

Sumber df SS MS

Diantara Subyek dfA = 39 SSA = 16.73 MSA = 0.4290

Dalam Subyek dfW = 80 SSW = 0.700 MSW = 0.0088

Total dfT = 119 SST = 17.43

Langkah IX

Sekarang dapat dihitung :

R = MSA - MSW

MSA

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

80

= 0.429 - 0.009

0.429

= 0.420

0.429

= 0.980

Dimasukkan ke dalam formula Spearman Brown :

r = 2 . rY1.Y2

1 + rY1.Y2

= 2 x 0.9796

1 + 0.9796

= 1.9592

1.9796

= 0.9897

Jadi nilai reliabilitas hasil tes awal Lompat Jauh Gaya Jongkok yaitu 0,9897.

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

81

Lampiran 13

Uji Reliabilitas dengan Annava

Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes akhir lompat jauh gaya jongkok

Langkah I

No. I II III

T1 X12 X2

2 X3

2 T1

2

X1 X2 X3

1 3.46 3.45 3.51 10.42 11.9716 11.9025 12.3201 108.5764

2 3.76 3.69 3.88 11.33 14.1376 13.6161 15.0544 128.3689

3 3.32 3.4 3.36 10.08 11.0224 11.56 11.2896 101.6064

4 3.65 3.48 3.7 10.83 13.3225 12.1104 13.69 117.2889

5 3.54 3.65 3.7 10.89 12.5316 13.3225 13.69 118.5921

6 3.63 3.54 3.75 10.92 13.1769 12.5316 14.0625 119.2464

7 3.29 3.46 3.39 10.14 10.8241 11.9716 11.4921 102.8196

8 3.05 3.19 3.13 9.37 9.3025 10.1761 9.7969 87.7969

9 2.72 2.66 2.8 8.18 7.3984 7.0756 7.84 66.9124

10 3.12 3.18 3.22 9.52 9.7344 10.1124 10.3684 90.6304

11 2.59 2.68 2.7 7.97 6.7081 7.1824 7.29 63.5209

12 2.56 2.8 2.79 8.15 6.5536 7.84 7.7841 66.4225

13 3.2 3.25 3.29 9.74 10.24 10.5625 10.8241 94.8676

14 2.84 2.95 3.18 8.97 8.0656 8.7025 10.1124 80.4609

15 3.23 3.4 3.41 10.04 10.4329 11.56 11.6281 100.8016

16 2.86 3.1 3.25 9.21 8.1796 9.61 10.5625 84.8241

17 3.06 3.11 3.21 9.38 9.3636 9.6721 10.3041 87.9844

18 2.64 2.73 2.81 8.18 6.9696 7.4529 7.8961 66.9124

19 2.79 2.79 2.83 8.41 7.7841 7.7841 8.0089 70.7281

20 2.62 2.76 2.8 8.18 6.8644 7.6176 7.84 66.9124

21 3.13 3.06 3.18 9.37 9.7969 9.3636 10.1124 87.7969

22 3.3 3.47 3.55 10.32 10.89 12.0409 12.6025 106.5024

23 2.58 2.7 2.64 7.92 6.6564 7.29 6.9696 62.7264

24 3.68 3.74 3.63 11.05 13.5424 13.9876 13.1769 122.1025

25 2.73 2.9 2.85 8.48 7.4529 8.41 8.1225 71.9104

26 2.55 2.64 2.78 7.97 6.5025 6.9696 7.7284 63.5209

27 2.86 2.98 3.09 8.93 8.1796 8.8804 9.5481 79.7449

28 2.74 2.89 2.95 8.58 7.5076 8.3521 8.7025 73.6164

29 3.4 3.47 3.34 10.21 11.56 12.0409 11.1556 104.2441

30 3.15 3.3 3.28 9.73 9.9225 10.89 10.7584 94.6729

31 2.86 3.12 2.95 8.93 8.1796 9.7344 8.7025 79.7449

32 3.16 3.32 3.38 9.86 9.9856 11.0224 11.4244 97.2196

33 2.72 2.65 2.85 8.22 7.3984 7.0225 8.1225 67.5684

34 2.62 2.67 2.71 8 6.8644 7.1289 7.3441 64

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

82

35 3.1 3.13 2.96 9.19 9.61 9.7969 8.7616 84.4561

36 2.85 3 2.93 8.78 8.1225 9 8.5849 77.0884

37 2.96 3.27 3.19 9.42 8.7616 10.6929 10.1761 88.7364

38 3.22 3.29 3.38 9.89 10.3684 10.8241 11.4244 97.8121

39 2.87 3.15 3.2 9.22 8.2369 9.9225 10.24 85.0084

40 3.12 2.93 3.15 9.2 9.7344 8.5849 9.9225 84.64

Jumlah 121.53 124.95 126.7 373.18 374 394 405 3518

∑X1 ∑X2 ∑X2 ∑T1 ∑X12 ∑X2

2 ∑X2

2 ∑T1

2

Langkah II

EX = 373.18

EX2 = 1174

ET12 = 3518

Langkah III

SST = ∑X2 - (∑X)

2

n.k

= 1173.608 - 139263.3

120

= 1173.608 - 1160.53

= 13.08

SSA = ∑(Ti)2 - (∑X)

2

k n.k

= 3518.385 - 139263.3

3 120

= 1172.795 - 1160.53

= 12.27

SSW = ∑X2 - ∑(Ti)

2

k

= 1173.608 - 3518.385

3

= 1173.608 - 1172.795

= 0.812667

Langkah IV:

SST = SSA + SSW

= 12.27 - 0.812667

= 13.08

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

83

Langkah VIII

Letakkan semua harga yang diperoleh ke dalam tabel ANAVA

Sumber df SS MS

Diantara Subyek dfA = 39 SSA = 12.27 MSA = 0.3146

Dalam Subyek dfW = 80 SSW = 0.813 MSW = 0.0102

Total dfT = 119 SST = 13.08

Langkah IX

Sekarang dapat dihitung :

R = MSA - MSW

MSA

Langkah V

dfT = (n) . (k) - 1

= (40) . (3) - 1

= 119

dfA = n - 1

= 39

dfW = n . (k - 1)

= 40 . (3 - 1)

= 80

Langkah VI

dfT =

dfA + dfW

= 39 + 80

= 119

Langkah VII

MSA = SSA

dfA

= 12.27

39

= 0.315

MSW = SSW

dfW

= 0.812667

80

= 0.010

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

84

= 0.315 - 0.010

0.315

= 0.304

0.315

= 0.968

Dimasukkan ke dalam formula Spearman Brown :

r = 2 . rY1.Y2

1 + rY1.Y2

= 2 x 0.9677

1 + 0.9677

= 1.9354

1.9677

= 0.9836

Jadi nilai reliabilitas hasil tes akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok yaitu 0,9836.

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

85

Lampiran 14

Uji Normalitas Data Dengan Metode

Lilliefors

1. Uji normalitas data tes awal pada kelompok 1.

Dari penghitungan data diperoleh:

M = 2.860

SD = 0.3979

Data disusun dalam tabel sebagai berikut:

No. Xi Zi F(Zi) S (Zi) {F (Zi) - S (Zi)}

1 2.29 -1.43 0.076 0.0500 0.0264

2 2.33 -1.33 0.092 0.1000 0.0082

3 2.33 -1.33 0.092 0.1500 0.0582

4 2.40 -1.16 0.123 0.2000 0.0770

5 2.42 -1.11 0.134 0.2500 0.1165

6 2.59 -0.68 0.248 0.3000 0.0517

7 2.66 -0.50 0.309 0.3500 0.0415

8 2.70 -0.40 0.345 0.4000 0.0554

9 2.75 -0.28 0.390 0.4500 0.0603

10 2.85 -0.03 0.488 0.5000 0.0120

11 2.87 0.03 0.512 0.5500 0.0380

12 2.91 0.13 0.552 0.6000 0.0483

13 2.95 0.23 0.591 0.6500 0.0590

14 3.14 0.70 0.758 0.7000 0.0580

15 3.15 0.73 0.767 0.7500 0.0173

16 3.22 0.90 0.816 0.8000 0.0159

17 3.23 0.93 0.824 0.8500 0.0262

18 3.42 1.41 0.921 0.9000 0.0207

19 3.44 1.46 0.928 0.9500 0.0221

20 3.55 1.73 0.957 1.0000 0.0427

Keterangan:

L-hitung = 0.117

L 0,95(20) = 0.190 (Lilliefors n = 20, dengan taraf nyata= 0,05)

Kesimpulan:

Karena Lhit < Ltab, maka hipotesis nol diterima sehingga data di atas berdistribusi

normal

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

86

2. Uji normalitas data tes awal pada kelompok 2.

Dari penghitungan data diperoleh:

M = 2.848

SD = 0.3949

Data disusun dalam tabel sebagai berikut:

Keterangan:

L-hitung = 0.124

L 0,95(20) = 0.190 (Lilliefors n = 20, dengan taraf nyata = 0,05)

Kesimpulan:

Karena Lhit < Ltab, maka hipotesis nol diterima sehingga data di atas berdistribusi

normal.

No. Xi Zi F(Zi) S (Zi) {F (Zi) - S (Zi)}

1 2.30 -1.39 0.0823 0.0500 0.0323

2 2.31 -1.36 0.0869 0.1000 0.0131

3 2.34 -1.29 0.0985 0.1500 0.0515

4 2.36 -1.24 0.1056 0.2000 0.0944

5 2.46 -0.98 0.1635 0.2500 0.0865

6 2.48 -0.93 0.1762 0.3000 0.1238

7 2.68 -0.43 0.3335 0.3500 0.0165

8 2.68 -0.43 0.3335 0.4000 0.0665

9 2.77 -0.20 0.4207 0.4500 0.0293

10 2.82 -0.07 0.4721 0.5000 0.0279

11 2.88 0.08 0.5319 0.5500 0.0181

12 2.90 0.13 0.5517 0.6000 0.0483

13 2.98 0.33 0.6293 0.6500 0.0207

14 3.05 0.51 0.6950 0.7000 0.0050

15 3.18 0.84 0.7995 0.7500 0.0495

16 3.20 0.89 0.8133 0.8000 0.0133

17 3.25 1.02 0.8461 0.8500 0.0039

18 3.34 1.25 0.8944 0.9000 0.0056

19 3.45 1.52 0.9357 0.9500 0.0143

20 3.53 1.73 0.9582 1.0000 0.0418

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

87

3. Uji normalitas data tes akhir pada kelompok 1.

Dari penghitungan data diperoleh:

M = 3.225

SD = 0.3287

Data disusun dalam tabel sebagai berikut:

No. Xi Zi F(Zi) S (Zi) {F (Zi) - S (Zi)}

1 2.78 -1.35 0.0885 0.0500 0.0385

2 2.80 -1.29 0.0985 0.1000 0.0015

3 2.81 -1.26 0.1038 0.1500 0.0462

4 2.83 -1.20 0.1151 0.2000 0.0849

5 2.85 -1.14 0.1271 0.2500 0.1229

6 2.95 -0.84 0.2005 0.3000 0.0995

7 3.13 -0.29 0.3859 0.3500 0.0359

8 3.15 -0.23 0.4090 0.4000 0.0090

9 3.18 -0.14 0.4443 0.4500 0.0057

10 3.21 -0.05 0.4801 0.5000 0.0199

11 3.22 -0.02 0.4200 0.5500 0.1300

12 3.25 0.08 0.5319 0.6000 0.0681

13 3.27 0.14 0.5557 0.6500 0.0943

14 3.40 0.53 0.7019 0.7000 0.0019

15 3.41 0.56 0.7123 0.7500 0.0377

16 3.46 0.71 0.7611 0.8000 0.0389

17 3.47 0.75 0.7734 0.8500 0.0766

18 3.70 1.44 0.9251 0.9000 0.0251

19 3.75 1.60 0.9452 0.9500 0.0048

20 3.88 1.99 0.9767 1.0000 0.0233

Keterangan:

L-hitung = 0.130

L 0,95(20) = 0.190 (Lilliefors n = 20, dengan taraf nyata = 0,05)

Kesimpulan:

Karena Lhit < Ltab, maka hipotesis nol diterima sehingga data di atas berdistribusi

normal.

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

88

4. Uji normalitas data tes akhir pada kelompok 2.

Dari penghitungan data diperoleh:

M = 3.162

SD = 0.3263

Data disusun dalam tabel sebagai berikut:

No. Xi Zi F(Zi) S (Zi) {F (Zi) - S (Zi)}

1 2.70 -1.42 0.0778 0.0500 0.0278

2 2.70 -1.42 0.0778 0.1000 0.0222

3 2.71 -1.39 0.0823 0.1500 0.0677

4 2.80 -1.11 0.1335 0.2000 0.0665

5 2.80 -1.11 0.1335 0.2500 0.1165

6 2.90 -0.80 0.2119 0.3000 0.0881

7 3.00 -0.50 0.3085 0.3500 0.0415

8 3.09 -0.22 0.4129 0.4000 0.0129

9 3.12 -0.13 0.4483 0.4500 0.0017

10 3.18 0.06 0.5239 0.5000 0.0239

11 3.19 0.09 0.5359 0.5500 0.0141

12 3.20 0.12 0.5517 0.6000 0.0483

13 3.29 0.39 0.6517 0.6500 0.0017

14 3.30 0.42 0.6628 0.7000 0.0372

15 3.38 0.67 0.7486 0.7500 0.0014

16 3.38 0.67 0.7486 0.8000 0.0514

17 3.51 1.07 0.8577 0.8500 0.0077

18 3.55 1.19 0.8830 0.9000 0.0170

19 3.70 1.65 0.9505 0.9500 0.0005

20 3.74 1.77 0.9616 1.0000 0.0384

Keterangan:

L-hitung = 0.117

L 0,95(20) = 0.190 (Lilliefors n=20, dengan taraf nyata= 0,05)

Kesimpulan:

Karena Lhit < Ltab, maka hipotesis nol diterima sehingga data di atas berdistribusi

normal.

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

89

Lampiran 15

Uji Homogenitas

Tabel kerja untuk menghitung nilai homogenitas antara hasil tes awal lompat

jauh gaya jongok pada kelompok 1 dan kelompok 2.

Hasil perhitungan data untuk uji homogenitas:

Variabel No.

Kelompok 1 Kelompok 2

Atributif Y1 Y12 Y2 Y2

2

1 3.88 15.05 3.74 13.99

2 3.75 14.06 3.70 13.69

3 3.70 13.69 3.51 12.32

4 3.46 11.97 3.55 12.60

5 3.47 12.04 3.38 11.42

6 3.41 11.63 3.38 11.42

7 3.40 11.56 3.30 10.89

8 3.27 10.69 3.29 10.82

9 3.22 10.37 3.20 10.24

Data Tes 10 3.25 10.56 3.18 10.11

11 3.18 10.11 3.19 10.18

12 3.13 9.80 3.12 9.73

13 3.21 10.30 3.00 9.00

14 2.95 8.70 3.09 9.55

15 3.15 9.92 2.90 8.41

16 2.83 8.01 2.80 7.84

17 2.81 7.90 2.70 7.29

18 2.85 8.12 2.71 7.34

19 2.78 7.73 2.80 7.84

20 2.80 7.84 2.70 7.29

Jumlah 64.50 210.07 63.24 201.99

Rerata 3.225 3.162

SD 0.329 0.326

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung uji homogenitas dengan

rumus:

Fdbvb : dbvk = SD2bs

SD2kt

= 0.108

0.106

= 1.015

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

90

Dengan df = 20 lawan 20, angka F tabel = 2,120. Sedangkan harga Fhitung adalah

1,015, ternyata nilainya lebih kecil dari Ftabel. Sehingga hipotesis nol diterima, artinya

bahwa data kedua kelompok tersebut homogen.

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

91

Lampiran 16

Uji Perbedaan

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan akhir

lompat jauh pada kelompok 1 dan kelompok 2.

Hasil Tes

No. Awal Akhir X12 X2

2

(X1) (X2)

1 3.55 3.88 13 15

2 3.53 3.74 12 14

3 3.45 3.70 12 14

4 3.44 3.75 12 14

5 3.42 3.70 12 14

6 3.34 3.51 11 12

7 3.25 3.55 11 13

8 3.23 3.46 10 12

9 3.22 3.47 10 12

10 3.20 3.38 10 11

11 3.18 3.38 10 11

12 3.15 3.41 10 12

13 3.14 3.40 10 12

14 3.05 3.30 9 11

15 2.98 3.29 9 11

16 2.95 3.27 9 11

17 2.91 3.22 8 10

18 2.90 3.20 8 10

19 2.88 3.18 8 10

20 2.87 3.25 8 11

21 2.85 3.18 8 10

22 2.82 3.19 8 10

23 2.77 3.12 8 10

24 2.75 3.13 8 10

25 2.70 3.21 7 10

26 2.68 3.00 7 9

27 2.68 3.09 7 10

28 2.66 2.95 7 9

29 2.59 3.15 7 10

30 2.48 2.90 6 8

31 2.46 2.80 6 8

32 2.42 2.83 6 8

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

92

33 2.40 2.81 6 8

34 2.36 2.70 6 7

35 2.34 2.71 5 7

36 2.33 2.85 5 8

37 2.33 2.78 5 8

38 2.31 2.80 5 8

39 2.30 2.70 5 7

40 2.29 2.80 5 8

Jumlah 114 128 332 412

Mean 2.85 3.19 8.29 10.30

a. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk kelompok awal:

Me = X = 114 = 2.854

N 40

SD2e = X

2 - Mx1

N

=

332

2.85

40

=

8.2946

8.145

= 0.149

SD2Me =

SD

2e

0.149

=

0.0038

Ne - 1 39

b. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk kelompok tes akhir :

Mk = X = 128 = 3.194

N 40

SD2k = X

2 - Mx1

N

=

412

3.194

40

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

93

=

10.301

10.198

= 0.103

SD2Mk =

SD

2e

0.103

=

0.003

Ne - 1 39

SDbM = SD2Mk + SD

2Me

=

0.0026

0.0038

= 0.0804

c. Statistik uji :

t = [Mk - Me]

SDbM

=

3.1935

2.854

0.0804

= 0.3395

0.0804

= 4.2217

Dari perhitungan diketahui harga t-hit = 4,2217 lebih besar dari t-tabel (0.05;40) = 1.680

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa : ada perbedaan antara kelompok tes awal

dengan tes akhir.

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

94

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir

lompat jauh gaya jongkok pada kelompok 1.

Hasil Tes Kelompok 1

No. Awal Akhir X12 X2

2

(X1) (X2)

1 3.55 3.88 13 15

2 3.44 3.75 12 14

3 3.42 3.70 12 14

4 3.23 3.46 10 12

5 3.22 3.47 10 12

6 3.15 3.41 10 12

7 3.14 3.40 10 12

8 2.95 3.27 9 11

9 2.91 3.22 8 10

10 2.87 3.25 8 11

11 2.85 3.18 8 10

12 2.75 3.13 8 10

13 2.7 3.21 7 10

14 2.66 2.95 7 9

15 2.59 3.15 7 10

16 2.42 2.83 6 8

17 2.4 2.81 6 8

18 2.33 2.85 5 8

19 2.33 2.78 5 8

20 2.29 2.80 5 8

Jumlah 57 65 167 210

Mean 2.86 3.23 8.33 10.50

Std 0.397915622 0.328721607

3.16261

0.158336842

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

95

a. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk tes awal :

Me = X = 57 = 2.860

N 20

SD2e = X

2 - Mx1

N

=

167

2.86

20

=

8.3300

8.180

= 0.150

SD2Me =

SD2

e

0.150

=

0.0079

Ne - 1 19

b. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk tes akhir :

Mk = X = 65 = 3.225

N 20

SD2k = X

2 - Mx1

N

=

210

3.225

20

=

10.503

10.401

= 0.103

SD2Mk =

SD2e

0.103

=

0.005

Ne - 1 19

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

96

SDbM = SD2Mk + SD

2Me

=

0.0054

0.0079

= 0.1154

c. Statistik uji :

t = [Mk - Me]

SDbM

=

3.2250

2.860

0.1154

= 0.3650

0.1154

= 3.1626

Dari perhitungan diketahui harga t-hit = 3.1626 lebih besar dari t-tabel (0.05;40) = 1.680

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa : ada perbedaan K1 antara tes awal dan tes akhir.

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

97

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir

lompat jauh gaya jongkok pada kelompok 2.

Hasil Tes Kelompok 2

No. Awal Akhir X12 X2

2

(X1) (X2)

1 3.53 3.74 12 14

2 3.45 3.70 12 14

3 3.34 3.51 11 12

4 3.25 3.55 11 13

5 3.2 3.38 10 11

6 3.18 3.38 10 11

7 3.05 3.30 9 11

8 2.98 3.29 9 11

9 2.9 3.20 8 10

10 2.88 3.18 8 10

11 2.82 3.19 8 10

12 2.77 3.12 8 10

13 2.68 3.00 7 9

14 2.68 3.09 7 10

15 2.48 2.90 6 8

16 2.46 2.80 6 8

17 2.36 2.70 6 7

18 2.34 2.71 5 7

19 2.31 2.80 5 8

20 2.3 2.70 5 7

Jumlah 57 63 165 202

Mean 2.85 3.16 8.26 10.10

Std 0.394869732 0.326328862

2.74127

0.155922105

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

98

a. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk tes awal :

Me = X = 57 = 2.848

N 20

SD2e = X

2 - Mx1

N

=

165

2.85

20

=

8.2592

8.111

= 0.148

SD2Me =

SD2

e

0.148

=

0.0078

Ne - 1 19

b. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk tes akhir :

Mk = X = 63 = 3.162

N 20

SD2k = X

2 - Mx1

N

=

202

3.162

20

=

10.099

9.998

= 0.101

SD2Mk =

SD2e

0.101

=

0.005

Ne - 1 19

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

99

SDbM = SD2Mk + SD

2Me

=

0.0053

0.0078

= 0.1145

c. Statistik uji :

t = [Mk - Me]

SDbM

=

3.1620

2.848

0.1145

= 0.3140

0.1145

= 2.7413

Dari perhitungan diketahui harga t-hit = 2,7413 lebih besar dari t-tabel (0.05;40) = 1.680

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa : ada perbedaan K2 antara tes awal dan tes akhir.

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

100

Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan hasil tes akhir lompat jauh pada

kelompok 1 dan kelompok 2.

Hasil Tes Kelompok

No. II I X12 X2

2

(X1) (X2)

1 3.74 3.88 14 15

2 3.70 3.75 14 14

3 3.51 3.70 12 14

4 3.55 3.46 13 12

5 3.38 3.47 11 12

6 3.38 3.41 11 12

7 3.30 3.40 11 12

8 3.29 3.27 11 11

9 3.20 3.22 10 10

10 3.18 3.25 10 11

11 3.19 3.18 10 10

12 3.12 3.13 10 10

13 3.00 3.21 9 10

14 3.09 2.95 10 9

15 2.90 3.15 8 10

16 2.80 2.83 8 8

17 2.70 2.81 7 8

18 2.71 2.85 7 8

19 2.80 2.78 8 8

20 2.70 2.80 7 8

Jumlah 63 65 202 210

Mean 3.16 3.23 10.10 10.50

Std 0.326328862 0.328721607

0.60827

0.106490526

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

101

a. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk kelompok II :

Me = X = 63 = 3.162

N 20

SD2e = X

2 - Mx1

N

=

202

3.16

20

=

10.0994

9.998

= 0.101

SD2Me =

SD2

e

0.101

=

0.0053

Ne - 1 19

b. Menghitung Mx, SD2x, dan SD

2MX untuk kelompok I :

Mk = X = 65 = 3.225

N 20

SD2k = X

2 - Mx1

N

=

210

3.225

20

=

10.503

10.401

= 0.103

SD2Mk =

SD

2e

0.103

= 0.005

Ne - 1 19

SDbM = SD2Mk + SD

2Me

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

102

=

0.0054

0.0053

= 0.1036

c. Statistik uji :

t = [Mk - Me]

SDbM

=

3.2250

3.162

0.1036

= 0.0630

0.1036

= 0.6083

Dari perhitungan diketahui harga t-hit = 0,6083 lebih kecil dari t-tabel (0.05;40) = 1.680

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa : tidak ada perbedaan antara kelompok I dan II.

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

103

Lampiran 17

Menghitung nilai peningkatan kemampuan lompat jauh dalam persen pada kelompok 1

dan kelompok 2.

1. Hasil penghitungan pada kelompok 1.

Mean test awal = 2,860

Mean tes akhir = 3,225

Mean different = 0,365

Prosentase peningkatan =

Mean different X 100%

Mean test awal

=

0,365 X 100% = 12,762%

2,860

2. Hasil penghitungan pada kelompok 2.

Mean test awal = 2,848

Mean tes akhir = 3,162

Mean different = 0,314

Prosentase peningkatan =

Mean different X 100%

Mean test awal

= 0,314

X 100% = 11,025%

2,848

Kesimpulan :

Dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan lompat

jauh pada kelompok 1 adalah sebesar 12,762%. Sedangkan peningkatan

kemampuan lompat jauh pada kelompok 2 adalah sebesar 11,025%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ternyata kelompok 1 memiliki peningkatan

kemampuan lompat jauh yang lebih baik daripada kelompok 2.

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

104

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

105

Page 106: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

106

Page 107: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

107

Page 108: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

108

Page 109: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

109

Page 110: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

110

Page 111: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

111

Pengarahan Tes Lompat Jauh dan Latihan Pliometrik

Pemanasan

Page 112: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

112

Latihan pliometrik multiple box to box jumps with single leg landing

Latihan pliometrik single leg bounding

Page 113: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ... SISWA PUTRA KELAS V DAN VI SD NEGERI PENGKOK 1 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Muhammad Romadhon NIM: K 5605006 FAKULTAS KEGURUAN

113

Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok

Pengukuran Hasil Lompatan