36
PEJABAT ESELON IV HASIL SELEKSI TERBUKA DILANTIK Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara Be rn as Edisi 11 Tahun V, Nomor 34, Nopember 2016 ISSN 2252-360X KEMAH NASIONAL PEMUDA LINTAS AGAMA Perjumpaan Untuk Saling Berbagi SELAMAT DATANG SPIP

PEJABAT ESELON IV HASIL SELEKSI TERBUKA DILANTIK Be …ntt.kemenag.go.id/file/majalah/14835186802087856308.pdfkepada para pemuda dan pemudi untuk menjaga dan merawat kerukunan antar-umat

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PEJABAT ESELON IV HASIL SELEKSI TERBUKA DILANTIK

Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara

BernasEdisi

11 Tah

un V, N

omor 3

4, Nope

mber 2

016 ISSN 2252-360X

KEMAH NASIONAL PEMUDA LINTAS AGAMAPerjumpaan Untuk Saling Berbagi

SELAMAT DATANG SPIP

Http :// ntt.kemenag.go.id

M I S I• Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama• Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama• Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas• Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi

Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang Berkualitas dan

Akuntabel• Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan

Agama pada Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan• Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V I S ITerwujudnya Masyarakat

Nusa Tenggara Timur Yang Taat Beragama, Rukun,Cerdas, dan Sejahtera Lahir

Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-Royong

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

1

Membangun Masyarakat Beragama NTT Beriman, Cerdas, Rukun, dan Sejahtera

Pelindung :Kepala Kantor Wilayah

Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Penanggungjawab :Kepala Bagian Tata Usaha

Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Pemimpin Umum :Drs. Sarman Marselinus

Wakil Pemimpin Umum:H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd

Pemimpin Redaksi./Redaktur Pelaksana :

John. B. Seja

Dewan Redaksi :Yohanes F. G.M. Wassa

Bobby BabaputraYakobus Sabon IgorGenoveva Menggol

Robertus FidiantoDaniel H. N. Ngaji, S.Kom

Sirkulasi :Genoveva Menggol; Gabriel Were

Design Grafis/Layout/ Foto :Daniel H. N. Ngaji, S.Kom

Kontributor Daerah :Kantor Kementerian Agama Kabupaten/

Kota dan Madrasah Negeri se-NTT

ALAMAT REDAKSI/ SIRKULASI :Subbag Informasi dan Humas

Kanwil Kementerian Agama NTTJl. Frans Seda Kupang,

Telp/Fax [email protected]

Diterbitkan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

PERCETAKAN :CV. INARA

Jl. Amabi, Samping Gereja Maranatha OebufuHP. 0812 46 646 222, Kupang - NTT

Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan

DITERBITKAN OLEH SUB BAGIAN INFORMASIDAH HUBUNGAN MASYARAKAT

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Salam Redaksi

1

Salam Sejahtera.

Pembaca nan budiman.

Tanpa terasa kita telah di pengujung tahun 2016. Tentu ada banyak coretan kisah/peristiwa dalam setiap lembaran buku perjalanan tahun 2016. Di bulan November ini, ada beragam corat-coret yang coba kami rangkum dan sajikan kepada para pembaca demi memenuhi kebutuhan informasi terkait apa yang sudah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur lakukan. Harapan kami, coretan-coretan ini dapat memuaskan pembaca sekalian. Bila tidak, maka biarlah itu menjadi bagian dari upaya penyempurnaan bagi kami.

Peristiwa Sosialisasi Advokasi Hukum yang diikuti oleh seluruh pimpinan satker di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur akan kami tampilkan pada rubrik Fokus Utama sebagai bagian penting yang sekiranya mampu menjadi penuntun insan ‘Ikhlas Beramal’ di Nusa Tenggara Timur demi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan terpercaya.

Perjalanan Pemuda Lintas Agama asal Nusa Tenggara Timur ke Bogor dalam rangka mengikuti Kemah Pemuda Lintas Agama tingkat Nasional kami meliputnya secara khusus dan sajikan sebagai bagian dari upaya memantapkan kerukunan antar umat beragama.

Pada rubrik Seputar Kanwil, kami suguhkan berbagai peristiwa menonjol terutama kunjungan Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pelantikan pejabat Eselon IV hasil lelang jabatan oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta sosialisasi terkait Investasi Ilegal, Produk Keuangan, Reksa Dana, dan Saham yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan Cabang Kupang. Juga berbagai foto-foto pilihan dalam Bidik Lensa. Tak lupa, kami juga menyajikan peristiwa-peristiwa dari berbagai satuan kerja dalam Lintas Flobamora sepanjang bulan November.

Di ujung perjumpaan kita edisi kali ini, kami hadirkan sosok Srikandi ‘Agustina Leodora’ sebagai Sahabat Bernas yang sekiranya mampu memberikan inspirasi kepada kita sekalian bahwa tidak ada yang mustahil sepanjang kita memberikan yang terbaik dalam karya dan bhakti kita di Kementerian Agama.

Salam BernasSelamat Membaca

Redaksi

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

2

DAFTAR ISI

Salam Redaksi 1

Daftar Isi 2

Editorial 3

Fokus Utama 4-7

Ssst, Ini Bukan SARA 8

Liputan Khusus 9-11

Bidik Lensa 12-14

Seputar Kanwil 15-22

Lintas Flobamora 23-29

Sahabat BERNAS 30-31

Bianglala 32

Fokus Utama Hal. 4 - 7

Liputan Khusus Hal. 9 - 11

Sahabat BERNAS Hal. 30 - 31

Ajakan Untuk Tidak Mengkafir-kafirkan SesamaDari Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama

Srikandi Yang Lahir Dari Open Promotion

Sejenak Bersama Agustina Leodora, S.Sos

"Daripada kita menggunakan agama sebagai dasar menilai tindakan orang lain kepada kita, sebaiknya kita menggunakan agama menjadi dasar untuk menilai diri kita sendiri dalam bertindak pada orang lain. Semua pemuda tidak memiliki waktu lagi untuk mengkafir-kafifkan sesama, jika semua bekerja untuk hal yang produktif, saya yakin kehidupan keagamaan kita akan semakin meningkat kualitasnya."

Selamat Datang SPIP

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

3

Mampukah Kemenag Menjadi Pelopor Persemaian Bibit Kerukunan?

Editorial

Ki t a s e m u a t e n t u s e p a k a t b a h w a kerukunan itu dinamis

tidak statis. Hari ini rukun, besok belum tentu. Karenanya, ibarat sebuah pertunjukan. Panggung kerukunan mestilah disiapkan dengan baik agar pertunjukan tersebut benar-benar membawa kesan yang mendalam bagi para pelaku pertunjukan maupun yang menyaksikannya. Pesannya jelas bahwa untuk sebuah pertunjukan yang sukses perlu membumikan sikap/cara hidup toleransi, saling menghargai, saling menjaga, tenggang rasa, cinta damai dan saling bergandengan tangan demi mencapai sebuah harmoni kehidupan. Pelestarian sikap/cara hidup demikian di tengah masyarakat hanya bisa dicapai apabila ada kebiasaan-kebiasaan yang mendukung sikap/cara hidup tersebut tumbuh dan berkembang.

Dalam kaitan dengan hal tersebut, patutlah kita berbangga bahwa masyarakat bumi Flobamora telah melestarikan sikap/cara hidup demikian bukan lagi sebagai kebiasaan semata melainkan telah membudaya. Bukan sesuatu yang janggal bila melihat acara keagamaan melibatkan seluruh komponen keagamaan untuk terlibat. Bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan bila melihat bangunan rumah ibadah dikerjakan oleh orang-orang yang bukan seiman. Bukanlah sebuah keanehan, bila mendapati acara kenegaraan didoakan dengan tata cara agama-agama yang hidup di bumi Flobamora.

Sampai pada titik ini, setidaknya sikap/cara hidup masyarakat bumi Flobamora patut dicontoh dan diterapkan di belahan lain Nusantara. Namun pertanyaannya, mampukah kebiasaan-kebiasaan yang membudaya tersebut dilaksanakan agar mencapai sebuah harmony hidup? Tanya kenapa?

Kementerian Agama sebagai instansi yang mendapat mandat untuk menjaga kerukunan hidup umat beragama mestinya harus menjadi pelopor dalam melestarikan sikap/cara hidup yang mendukung

t e r l a k s a n a n y a p a n g g u n g kerukunan demi terciptanya pertunjukan spektakuler bertajuk harmony hidup. Dalam hal ini tidak sebatas memberikan penilaian yang berujung award bagi daerah yang dianggap paling rukun. Duc In Altum. Ya….Kementerian Agama mesti Bertolak Ke Tempat Yang Lebih Dalam menuju persemaian bibit kerukunan untuk dirawat, dipupuk, dijaga, dan ditumbuh kembangkan.

Menciptakan program-program dan kegiatan spektakuler seperti Kemah Pemuda Lintas Agama adalah bagian dari upaya pelestarian sikap/cara hidup dimaksud. Namun, sebelum menyentuh hal ini, Kementerian

Agama harus memulai persemaian bibit kerukunan dari dalam tubuh Kementerian Agama sendiri. Sekat-sekat struktur berdasarkan agama mesti ditinjau kembali. Apakah wajib diisi oleh personil yang beragama sama? Sekali lagi bumi Flobamora memberikan contoh bahwa bukanlah sebuah kemustahilan jika dalam pelayanan kepada masyarakat Buddha dilakukan oleh staf Pembimas Buddha yang beragama Katolik/Kristen. Bukan kemustahilan, bendahara beragama Kristen pada Pembimas Hindu. Atau seorang sopir pada Bidang Urusan Agama Islam adalah seorang Kristen.

Bukankah mereka mengerjakan hal administrasi semata? Kenapa tidak ada pembauran agar terciptanya kondisi saling mengenal, saling mengikat dan menjaga terutama merasa saling memiliki satu sama lain. Bahwa dalam konteks pejabat tidak bisa dilaksanakan karena berkaitan dengan kebijakan yang erat kaitannya dengan akidah agama sah-sah saja. Tapi juga merupakan keniscayaan, bila persemaian bibit kerukunan dimulai dari dalam tubuh Kementerian Agama saat penempatan JFU, bukan?

Apa yang disampaikan oleh Almarhum Gus Dur bahwa sejak dalam kandungan kita sudah menjadi orang Indonesia sebelum menjalani ritual untuk menjadi Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu rasanya pantas untuk kita refleksikan.***(Gerald Wassa)

“Sekali lagi bumi Flobamora memberikan contoh bahwa bukanlah sebuah

kemustahilan jika dalam pelayanan kepada masyarakat Buddha dilakukan oleh staf

Pembimas Buddha yang beragama Katolik/Kristen. Bukan kemustahilan, bendahara

beragama Kristen pada Pembimas Hindu. Atau seorang sopir pada Bidang Urusan Agama Islam adalah seorang Kristen. “

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

4

Fokus Utama

Ajakan UntukTidak Mengkafir-kafirkan SesamaDari Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama

"Daripada kita menggunakan agama sebagai dasar menilai tindakan orang lain kepada kita,

sebaiknya kita menggunakan agama menjadi dasar untuk menilai diri kita sendiri dalam bertindak pada orang lain. Semua pemuda tidak memiliki

waktu lagi untuk mengkafir-kafifkan sesama, jika semua bekerja untuk hal yang produktif, saya yakin

kehidupan keagamaan kita akan semakin meningkat kualitasnya."

Pemuda Indonesia Ikuti Kemah Lintas Agama

Sebanyak 400 pemuda-pemudi dari seluruh Provinsi di Indonesia mengikuti kegiatan Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama bertempat di Cisarua,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 07 hingga 10 November 2016. Kegiatan tersebut dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, didampingi Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag, Drs. H. Ferimeldi, MA, Ph.D, dan Kepala Subbagian Kerukunan Umat Beragama masing-masing Provinsi.

Kegiatan Kemah Pemuda Lintas Agama ini merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan, setelah sebelumnya digelar pada tahun 2009 di Banjarmasin. Rencananya, kegiatan tersebut akan dilaksanakan rutin

setahun sekali, dalam rangka memberikan wawasan kepada para pemuda dan pemudi untuk menjaga dan merawat kerukunan antar-umat beragama.

"Para pemuda ini ditempatkan di tenda-tenda, satu tenda enam orang diisi oleh peserta dari berbagai daerah, suku serta agama. Tujuannya agar mereka saling kenal, berinteraksi sosial satu sama lainnya," kata Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI, Drs. H. Ferimeldi, MA, Ph.D.

Kegiatan kemah tersebut, selain dalam momen Hari Sumpah Pemuda, juga bertepatan dengan momen isu kerukunanan umat beragama yang akhir-akhir ini muncul ke permukaan. "Harapan kami, dengan kegiatan ini para pemuda membentuk satu jaringan kerja yang

dapat meminimalisir potensi konflik di daerah masing-masing," katanya.

NTT Utus Pemuda Lintas Agama Ke Bogor

Provinsi Nusa Tenggara Timur turut mengutus Pemuda Lintas Agama ke Bogor dalam rangka mengikuti Kemah Pemuda Lintas Agama tingkat Nasional. Kasubag Hukum dan KUB Kanwil Kemenag NTT, Bobby Octavianus, S.Sos, MM menyampaikan bahwa sesuai penjatahan yang diberikan

oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama sebagai penyelenggara kegiatan, NTT tahun ini mendapat jatah 6 orang. Keenam orang itu mewakili agama-agama yang secara resmi telah memiliki struktur di pemerintahan Indonesia. Kelima pemuda lintas agama merupakan anggota aktif Forum Pemuda Lintas Agama Provinsi NTT yakni: Lusia Carningsih Bunga (perwakilan pemuda Katolik), Astrida MB Betekeneng, SH (perwakilan pemuda Kongfutsu), Januar Johanis (perwakilan pemuda Kristen), Yeni Sufaeni, S.Sos (perwakilan

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

5

pemuda Islam), I Gusti Nyoman Rudiyase (perwakilan pemuda Hindu), Bayu Sughandhi, A.Md (perwakilan pemuda Buddha).

“Kita NTT dapat jatah 6 orang, akan tetapi data resmi baru lima agama, maka sesuai hasil konsultasi, kita diperkenankan mengambil satu peserta dari agama yang penganutnya paling banyak di NTT,” jelas Bobby.

Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam Kanwil

Kemenag NTT, Drs. Syamsul Maarif mewakili Kakanwil Kemenag NTT dalam acara pelepasan kontingen NTT, Jumat (04/11/2016) di Gedung FKUB NTT mengatakan Kemah Pemuda Lintas Agama memiliki tujuan agar orang-orang muda selain belajar memahami agamanya masing-masing tetapi juga sebagai kesempatan untuk menularkan ajaran-ajaran universal dalam agama-agamanya yakni penghormatan terhadap keutuhan martabat manusia dan lingkungan hidup.

Menag Ajak Pemuda Giatkan Amaliyah Yang IlmiahMenteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin

membuka Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama di Bumi Perkemahan Alam Citra Riverside, Cisarua, Bogor. Dalam sambutan, Menag mengajak pemuda Indonesia untuk lebih menggiatkan amaliyah keagamaan yang ilmiah.

"Mari kita tingkatkan keberagamaan dengan menggiatkan amaliyah dan tingkatkan keilmiahan kita. Sebab, beragama tidak hanya ritual keagamaan, tapi juga harus senantiasa beragama dengan beri lmiah," kata Menag di hadapan peserta kemah, Bogor, Jawa Barat, Senin (07/11).

Menurut Menag, umat beragama harus mendalami ilmu agamanya masing-masing secara baik dengan berguru kepada orang yang berkompeten menjelaskan substansi agama, bukan dari pihak yang tidak jelas sumbernya dan kompetensinya. Selain itu, lanjut Menag, agama juga harus digunakan untuk hal yang promotif, bukan konfrontatif.

Sebab, esensi agama adalah memanusiakan manusia. "Daripada kita menggunakan agama sebagai dasar

menilai tindakan orang lain kepada kita, sebaiknya kita menggunakan agama menjadi dasar untuk menilai diri kita sendiri dalam bertindak pada orang lain," jelasnya.

"Mari semua umat beragama bergerak ke arah yang lebih baik. Semua pemuda tidak memiliki waktu lagi untuk mengkafir-kafirkan sesama, jika semua bekerja untuk hal yang produktif, saya yakin kehidupan

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

6

keagamaan kita akan semakin meningkat kualitasnya," tutup Menag disambut tepukan tangan meriah peserta kemah nasional pemuda lintas agama di Bogor.

Kakanwil Kemenag NTT Hadiri Pembukaan Kemah Pemuda

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus berada di Bumi Perkemahan Alam Citra Riverside, Cisarua, Bogor,

pada Senin (07/11/2016) guna mengikuti acara pembukaan kegiatan Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama yang diselenggarakan oleh Bidang Harmonisasi Umat Beragama, Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI.

Agenda kegiatan Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama ini antara lain, dinamika kelompok yang diisi dengan ceramah kerukunan yang dipandu oleh tim kerukunan dari UIN Jogyakarta, kemudian kunjungan ke rumah ibadah semua agama di Jawa Barat, outbond arung jeram, atraksi kesenian dari perwakilan peserta bernuansa etnis daerah, dan pada akhir acara, para peserta akan diantar untuk memaknai kerukunan melalui nonton bareng film kerukunan. Para pemuda lintas agama terlihat antusias mengikuti acara pembukaan Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama di Bogor ini.

Selain Kakanwil Kemenag Prov. NT T, Drs . Sarman

Marselinus, tampak hadir pula dalam acara pembukaan tersebut, Kakanwil Kemenag Jawa Barat, Buchori, Kakanwil Kemenag Sulteng, Abdullah Latopada, Kakanwil Papua Barat, Urbanus Rahangmetan, Kakanwil Sultra, Mohamad Ali Irfan, dan Kakanwil Maluku Utara, Rusli Libahongi.

Perjumpaan Untuk Saling BerbagiHari pertama Kemah Nasional Pemuda Lintas

Agama di Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada Senin (07/11/2016) diisi dengan acara Dinamika Kelompok yang dipandu oleh Tim Kerukunan dari UIN Jogyakarta. Para pemuda lintas agama yang telah berbaur dengan rekannya dari Provinsi lain dan dari agama yang berbeda dihimpun pada satu tempat untuk saling membagikan p e n g a l a m a n k e h i d u p a n beragama di wilayahnya masing-masing, secara khusus tentang potensi konflik di daerah masing-masing.

Tampak peserta Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang sebagian besarnya adalah anggota KOMPAK (Komunitas Peace Maker Kupang Orang Muda Lintas Agama) terlibat aktif dalam diskusi ini. Salah satu tema yang disampaikan oleh perwakilan NTT adalah penerapan PBM nomr 9 dan 8 terkait mekanisme pendirian rumah ibadah. Menurut mereka, potensi konflik muncul ketika syarat mendirikan rumah ibadah yang disyaratkan oleh PBM tidak terpenuhi.

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

7

"Kita di Kupang, masih cukup banyak terjadi konflik para pemuda karena hal-hal sepele, tetapi selalu berlindung di balik SARA. Saya bersyukur dengan kegiatan dinamika kelompok ini, menambah wawasan kita, saling sharing masalah, sekaligus sharing solusi, selain menjadi wadah untuk saling berkenalan," kata Januardi Johannis salah satu peserta dari NTT.

Diskusi pendalaman potensi konflik yang diikuti oleh pemuda lintas agama se-Indonesia ini pada akhirnya menghasilkan empat rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh setiap kelompok pemuda di daerah asalnya masing-masing. Keempat rekomendasi itu antara lain: Pertama, meminta pemerintah pusat untuk meninjau kembali PBM terkait syarat pendirian rumah ibadah; Kedua, meminta pemerintah daerah untuk mendorong mekanisme lokal terkait pembangunan rumah ibadah; Ketiga, meminta pihak Kementerian Agama dan FKUB Provinsi untuk melanjutkan kegiatan semacam ini di tingkat Provinsi

dan keempat, merekomendasikan pemerintah untuk memperbanyak kegiatan lintas agama supaya makin banyak orang muda sadar akan keberagaman.

Pada tataran diskusi, pemuda lintas agama sudah menunjukkan rasa penghargaan satu sama lain. Pada aktivitas bersama selama 3 hari di bumi perkemahan pun tampak mereka sangat rukun dan saling menghargai. Ketika gelar pentas seni dari berbagai wilayah dengan kekhasan etnis dari Aceh hingga Papua, terlihat pemuda lintas agama Indonesia patut diacungi jempol. Bahkan ketika outbond dan aksi arung jeram, kerja sama dan kekompakkan begitu kuat mengalahkan sekat-sekat suku dan agama. Satu kesan mendalam yang lahir dari bumi perkemahan pemuda lintas agama Cisarua, Bogor adalah kita semua bersaudara, torang samua basudara… Mungkin ini yang dibawa pulang ke daerah masing-masing, semoga bisa menghapus egoisme dan hasrat menguasai semuanya untuk diri sendiri.***(JohnSeja)

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

88

Sssttt...Ini Bukan SARA

Si Petruk lagi sebal, karena selama beberapa hari ini berangkat kerja jalanan selalu macet akibat demo besar-besaran yang tidak kunjung selesai. Ia pun penasaran dan bertanya kepada Komandan Polisi Anti Huru-Hara.Petruk : “Pak, kenapa demo ini

susah sekali dibubarkan? Saya jadi terganggu. Tiap hari macet terus. Saya sebagai warga ingin kenyamanan pak.”

Komandan : “Mohon maaf pak. Kami sudah melakukan berbagai upaya, tetapi sampai saat ini masih belum berhasil.”

Petruk : “Upaya bagaimana pak?”Komandan : “2 hari yang lalu kami coba dengan cara

represif, dengan cara mendatangkan bantuan panser dan tambahan personil. Pendemo malah tambah bringas. Alhasil 1 panser dibakar massa.”

Petruk : “Ohh, begitu. Terus ada upaya lain apalagi pak?”

Komandan : “Kemarin kami tambah mobil Damkar dan mobil Water Cannon untuk menghalau massa, namun gagal juga. Mereka terus maju mendekat dan

kedua mobil itu kembali dibakar massa. Nah, hari ini kami pasrah.”

Petruk : “Ohh. Oke pak, kalau diizinkan, saya akan bantu bapak membubarkan demo ini. Tidak terlalu rumit menurut saya.”

Komandan : “Benarkah?”Petruk : “Iya pak. Pokoknya dijamin deh. Beres.” Keesokan harinya si Petruk datang

ke lokasi demo dengan membawa 20 mobil tinja yang penuh dengan ‘Muatan’. Dengan serentak, ke-20 mobil tinja itu menyemprotkan isinya ke tengah-tengah para pendemo. Demo akhirnya langsung bubar jalan.

Petruk : (Tersenyum bangga) “Kalo begini kan beres, tidakmacet lagi kalau ke kantor. Tinggal sekarang urusan Bapak untuk membersihkan sisa-sisa ‘Muatan’ini.”

dari berbagai sumber

Seorang Bos dari perusahaan besar pergi kepameran lukisan. Karena penglihatannya sedang ada masalah dia mengajak sopir pribadinya untuk melihat pameran lukisan.Bos : “Wah, lukisan ini bagus bener. Gambar ikannya bener-

bener hidup.”Sopir : “Shttt.. Jangan keras-keras Pak. Itu gambar buaya.” (Kemudian mereka berpindah ke lukisan lain).Bos : “Gambar Gajah ini benar-benar gagah.”Sopir : “Shttt.. jangan keras-keras Pak. Itu gambar banteng.” Bos itu kemudian menahan diri memberi komentar

sampai ia tiba pada satu pojok ruang pameran dia berseru.Bos : “Wah, yang ini sih bagus banget. Lukisan Gorila nya begitu nyata anatominya.”Sopir : (Langsung tertegun) “Pssttt, jangan keras-keras Pak. Itu cermin.”

dari berbagai sumber

Cara Jitu Membubarkan Demo

Bos Dan Supir Di Pameran Lukisan

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

9

Liputan Khusus

Belakangan ini santer terdengar perihal m e n d e s a k nya p e n e ra p a n S i s te m Pengendalian Internal di lingkungan

birokrasi. Sebenarnya Pengendalian Internal di tubuh instansi pemerintah bukanlah hal baru. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tahun 2 0 0 8 te nta n g S i ste m Pengendal ian Internal P e m e r i n t a h ( S P I P ) maka sejak saat itu pula ke m a u a n b a i k u n t u k melahirkan pelayanan dan pelaksanaan program pembangunan yang tepat, benar, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan menjadi sebuah kemutlakan yang perlu digalakkan secara bersama.

Jauh sebelum lahirnya SPIP, di lingkungan birokrasi sudah dikenal dengan pengawasan atau lebih familiar disebut pengawasan melekat (waskat). Waskat lahir sebagai akibat dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Presiden Republik Indonesia yang kemudian disusul dengan terbitnya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan.

Sejenak Mengulik Pengawasan MelekatDalam sistem administrasi Republik Indonesia, LAN

RI mengartikan pengawasan sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan kegiatan/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula. Karena itu kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya. Apabila ternyata ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan maka segera diambil tindakan koreksi untuk menjamin terlaksananya tugas suatu fungsi sebagaimana mestinya.

Pengawasan bertujuan menciptakan pemerinta-han yang efesien, efektif, berorientasi pada pencapaian

visi dan misi. Melalui pengawasan diharapkan dapat diperoleh masukan bagi pengambil keputusan untuk menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan atau hambatan termasuk mencegah terulangnya kembali kesalahan sekaligus melakukan pembinaan yang lebih baik guna pencapaian visi dan

misi organisasi. Pengawasan melekat

dilakukan melalui enam hal yaitu pertama, Penggarisan struktur organisasi yang jelas dengan pembagian tugas dan fungsi beserta u ra i a n nya ya n g j e l a s pula; Kedua, perincian kebijaksanaan pelaksanaan yang dituangkan secara t e r t u l i s y a n g d a p a t menjadi pegangan dalam p e l a k s a n a a n nya o l e h bawahan yang menerima pelimpahan wewenang d a r i a t a s a n ; K e t i g a , Melalui rencana kerja yang

menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan, bentuk hubungan kerja antar kegiatan tersebut, dan hubungan antar berbagai kegiatan beserta sasaran yang harus dicapainya; Keempat, Melalui prosedur kerja yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang jelas dari atasan kepada bawahan; Kelima, Melalui pencatatan hasil kerja serta p e l a p o ra n ny a yang merupakan a l a t b a g i a t a s a n u n t u k m e n d a p a t k a n informasi yang diperlukan bagi p e n g a m b i l a n keputusan serta p e n y u s u n a n p e r t a n g g u n g -jawaban, baik mengenai pelaksanaan tugas maupun mengenai

Selamat Datang SPIP

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

10

pengelolaan keuangan; dan Keenam Melalui pembinaan personil yang terus menerus agar para pelaksana menjadi unsur yang mampu melaksanakan dengan baik tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan maksud serta kepentingan tugasnya.

Pemerintah dalam tindakan-tindakan untuk meningkatkan pengawasan melekat berfokus pada program lima aspek yakni Aspek sarana pengawasan melekat; Aspek manusia dan budaya; Aspek tugas pokok dan fungsi unit kerja; Aspek langkah-langkah pelaksanaan pengawasan melekat yang biasa disebut dengan Standard Operational Prosedure (SOP); dan Aspek pelaporan pengawasan melekat.

Peningkatan fungsi pengawasan melekat di lingkungan aparatur pemerintah bertolak dari motivasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, dengan cara sedini mungkin mencegah terjadinya kekurangan dan kesalahan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas di lingkungan organisasi atau unit kerja masing-masing.

Sistem Pengendalian Internal, Cara Berada BaruPeraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008

mewajibkan pimpinan instansi untuk bertanggung jawab terhadap efektifitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Karenanya Sistem Pengendalian Internal yang adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan harus dilakukan secara terus-menerus. Pengendalian internal tidak seperti waskat yang seolah menjadi kewenangan terbatas hanya pada pimpinan akan tetapi melibatkan seluruh unsur pegawai. Pelibatan semua unsur dalam organisasi dimaksudkan untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui cara kerja yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Menteri Agama melalui PMA Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di L ingkungan Kementerian Agama menegaskan agar pada masing-masing unit kerja mandiri membentuk satuan tugas (Satgas) yang ditetapkan oleh pimpinan

unit kerja mandiri. Melihat pentingnya peran SPIP dalam rangka

mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik maka pimpinan instansi/organisasi harus dapat menjadikan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya pada unit kerja terkecil tapi hingga kepada masing-masing individu. Selain itu perlu diingat bahwa SPIP bukan hanya upaya membentuk mekanisme administratif saja tetapi juga upaya melakukan perubahan sikap dan perilaku (soft factor). Oleh karena itu, implementasi SPIP sangat bergantung kepada komitmen, teladan pimpinan dan niat baik dari seluruh elemen dan pejabat dan pegawai instansi pemerintah.

Kanwil Kemenag Provinsi NTT sebagai satu unit kerja mandiri bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan satuan kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Salah satu fungsi yang dijalankan Kanwil Kemenag Prov. NTT adalah pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi program. Melalui fungsi inilah terbuka ruang pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang meliputi unsur-unsur seperti lingkungan pengendalian, di mana pimpinan dan seluruh pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur bersama sama menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif sehingga membentuk manajemen yang sehat.

Selain itu ada unsur Penilaian Risiko yang mampu memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Terdapat pula Kegiatan Pengendalian yang membantu

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

11

memastikan bahwa arahan pimpinan dilaksanakan secara efisien dan efektif. Ada juga unsur Informasi dan Komunikasi yang berfungsi menyajikan laporan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak terkait sesuai ketentuan. Dan terakhir Pemantauan Pengendalian Intern dengan maksud memberikan penilaian kualitas kinerja baik secara kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pemantauan juga berfungsi memastikan rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.Peran Pemimpin dalam SPIP

Pimpinan lembaga bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. Pimpinan harus menjamin efektifitas penyelenggaraan SPIP. Caranya adalah dengan melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara; dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP secara berkala atau rutin.

Selain Pimpinan, Pengawasan intern dapat pula dilakukan oleh aparat pengawasan intern. Aparat pengawas bekerja dengan melakukan audit kinerja, audit tujuan tertentu atau audit pengelolaan keuangan, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Sedangkan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada instansi pemerintah dapat dilakukan berupa penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

sosialisasi SPIP; pendidikan dan pelatihan SPIP; pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

PenutupMeminjam pernyataan Kakanwil Kemenag NTT,

Drs. Sarman Marselinus, “Kita semua, baik secara fisik maupun fungsi yang kita jalankan dalam kehidupan kebangsaan adalah menjembatani antara das Sollen dan das Sein, antara apa yang seharusnya dengan apa kenyataan yang ada.”

Jika hal ini dikaitkan dengan penerapan SPIP di lingkungan Kanwil Kemenag NTT yang akan mulai digalakkan secara merata di tahun baru 2017 nanti maka perlu untuk dicermati bersama bahwa kemauan baik untuk menjaga arah agar visi dan misi baik visi Kemenag pada umumnya maupun visi di tingkat Kanwil Kemenag NTT adalah tugas bersama. Perlu keyakinan dengan tuntunan Lima Nilai Budaya Kerja ditunjang dengan pelaksanaan SOP berdasarkan uraian tugas yang telah tertuang dalam kontrak kinerja dalam unit kerja maupun secara pribadi maka tentu pelaksanaan SPIP akan berjalan dengan mudah mulus, dan pada akhirnya seluruh program kegiatan serta lalu lintas pelayanan birokrasi dapat dipertanggungjawabkan secara lebih berkwalitas. Selamat Datang SPIP.

***(bobby babaputra)

Kepala Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Kabag TU, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd dan Pejabat Eselon III Lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT dan Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota pada acara Sosialisasi dan Advokasi Permasalahan Hukum di Naka Hotel, Kupang, Rabu (23/11/2016).

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

12

Bidik Lensa

Rombongan Komisi VIII DPR RI bergambar bersama sebagian santri pada Pondok Pesantren Walisanga di Ende pada hari Selasa (01/11/2016). Ponpes Walisanga yang terletak di kaki Gunung Meja ini terbilang unik karena mungkin menjadi satu-satunya Ponpes yang melibatkan frater (calon imam/pastor Katolik dari kongregasi SVD) sebagai pendamping para santri. Tampak kedua frater (paling kanan baju bergaris: Fr. Januarius Jemi Tafuli, SVD dan Fr. Yosef Nenat, SVD) yang selama dua tahun masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP), 24 jam berada bersama para santri di Ponpes Walisanga Ende.

Rombongan Komisi VIII DPR RI bersama Direktur Wakaf Kemenag RI didampingi oleh Kakankemenag Kab. Ende, Petrus Pedo Beke, S.Ag mengunjungi lokasi Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St. Thomas Morus Ende di Desa Nanganesa, Kec. Ndona, Kab. Ende, Selasa (01/11/2016).

Peserta Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama dari Provins i NTT bergambar bersama di depan Klenteng Ta m a n M i n i I n d o n e s i a Indah Jakarta pada acara m e n g u n j u n g i b e r b a g a i rumah ibadah pada Selasa (08/11/2016). Semua peserta Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama beristirahat di pelataran Klenteng ini untuk menikmat i makan s iang bersama. Indahnya kerukunan.

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

13

Kepala Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus duduk lesehan bersama Gubernur NTT, Forkompinda NTT, Pimpinan Lembaga Agama, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat pada acara Nusantarara Bersatu bertempat di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Kupang, Rabu (30/11/2016). Hadir pula, Kyai Haji Hasyim Muzadi, (anggota Dewan Pertimbangan Presiden) menyampaikan orasi singkat.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama Prov. NTT, Ny. Xaveria A. Ghunu Sarman, saat membawakan materi Sosialisasi SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) di hadapan Dharma Wanita Unit Persatuan Kankemenag Kab. Timor Tengah Utara dan segenap pegawai pada Kantor Kemenag Kab. TTU di Kefamenanu, Jumat (11/11/2016).

Kantor Kementerian Agama Kota Kupang membagikan doorprize berupa puluhan jam dinding, magic com, mixer, strika listrik sampai hadiah utama lemari es satu pintu yang dipersembahkan oleh Bank BRI Cabang Kota Kupang setelah jalan santai pembukaan HAB ke 71 tingkat Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, pada hari Senin (21/11/2016), di halaman kantor II Kemenag Kota Kupang.

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

14

R o m b o n g a n S a f a r i K e r u k u n a n K a n t o r Kementer ian Agama Kabupaten Sumba Barat melakukan perjalanan mengunjungi rumah-rumah ibadah di Kota Waikabubak sembari berbagi kisah kerukunan d a n m e n y e r a h k a n bantuan hasil sumbangan p r i b a d i A S N Ka nto r Kementerian Agama Kab. Sumba Barat. Tampak Pgs. Kepala Kankemenag Kab. Sumba Barat, H. Ahmad Rubaya sedang menyerahkan bantuan, pada Kamis (24/11/2016).

Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI menggelar Kegiatan Workshop Penguatan Lembaga Keagamaan Dalam Pengelolaan Kerukunan yang berlangsung dari tanggal 15-17 November 2016 bertempat di La Prima Hotel Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat. Kegiatan diikuti oleh pemuda lintas agama dari Orang Muda Katolik (OMK), Pemuda Muhamadiyah, Pemuda Ansor, Pemuda GPDI, GKI, PHDI, Aisyiah NU dan kelompok muda dari Kantor Kemenag Manggarai Barat.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Sumba Timur, Maxy Lakapu setelah mengambil sumpah dan melantik Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Katolik Kankemenag Kab. Sumba T imur, B las ius Ndadjang, S.Fil, yang sebelumnya menjabat sebagai Pengawas Pe n d i d i ka n A ga m a Kato l i k Kemenag Kab. Sumba Timur, pada Selasa (08/11/2016).

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

15

Seputar Kanwil

Kupang - Meskipun waktu tunggu terbilang agak singkat namun atas prakarsa Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag NTT, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ali Taher berkenan menerima Proposal Pengajuan Penegerian Madrasah Aliyah Swasta Lamakera yang diserahkan Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus di Ruang Tunggu VIP Bandara Eltari Kupang, Selasa (01/11/2016).

Penyerahan proposal itu disaksikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII, Fauzan, Kabag TU Kanwil Kemenag NTT, H. Hasan Manuk, S.Pd, M. Pd, Pembimas Buddha, Aryadi Satyawira, SH dan dua orang pejabat eselon IV Bidang Pendis, M. Sadiq dan Dahlin. Selain menerima Proposal usul penegerian MAS Lamakera, Politii PAN Wakil Daerah Pemilihan Banten asal Solor NTT itu juga menerima Proposal Pembangunan Vihara yang merupakan

tempat ibadah pertama agama Buddha dan satu-satunya yang akan didirikan di Kota Kupang.

Ketua Komisi di DPR yang membidangi Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Penanggulangan Bencana, Baznas serta Badan Wakaf Indonesia itu sehari sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Ende dan harus kembali ke Jakarta lebih cepat dari jadwal kunkernya karena ada tugas yang tidak dapat diwakilkan.

Dalam kesempatan itu, Ali Taher juga mengundang jajaran Kanwil Kemenag NTT terutama Kakanwil Kemenag NTT untuk bertandang ke tempat kerjanya di Komisi VIII yang akan digunakan sebagai kesempatan untuk menyerap aspirasi masyarakat NTT berkaitan dengan tugas dari Komisi yang sekarang dipimpinnya. ***(bobby/rf)

Ketua Komisi VIII DPR RI Terima Proposal

di Ruang Tunggu VIP Bandara Eltari

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

16

Kupang - Kakanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus mengimbau para guru agama Hindu yang berada dalam kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu se- NTT agar mewaspadai masuknya paham-paham radikal sebagai akibat derasnya arus globalisasi. Imbauan Sarman ini disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Workshop Kurikulum 2013 bagi guru Pendidikan Agama Hindu se-NTT, Selasa (01/11/2016) di Hotel Astiti Kupang.

Kakanwil mengajak para guru untuk memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama termasuk menanamkan kesadaran kepada para peserta didik untuk menghargai dan mengakui adanya kemajemukan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Menurut Kakanwil, paham-paham radikal yang berkembang dewasa ini telah memilih menggunakan metode dan pendekatan lebih lembut/soft sebagai cara yang tepat, menarik, dan mempengaruhi perilaku generasi bangsa untuk bertindak radikalis.

“Saya sangat mengharapkan para guru dapat mengarahkan siswa-siswi bersikap kritis dan menghargai

pluralitas. Kesadaran ini harus dilatih agar mereka meneruskan kepemimpinan bangsa ini dengan tetap melestarikan NKRI,” harap Kakanwil.

Kakanwil menambahkan, perbedaan adalah konsekuensi dari keterbatasan manusia dalam memahami kemahakuasaan dari Wujud Tertinggi. Karena itu sikap yang tepat, kata Kakanwil adalah saling menghormati dan tidak memaksakan kehendak satu sama lain.

“Saya yakin setiap penganut agama saling mendoakan untuk kepentingan bersama. Kehadiran keberagaman perlu disyukuri. Mudah-mudahan agama Hindu memberi kontribusi yang besar untuk NTT. Jika sudah demikian, maka Kanwil Kemenag NTT akan merasa bangga dengan kondisi seperti itu,” ungkap Kakanwil. ***(bobby/jw)

Di Depan MGMP Hindu, Kakanwil :Waspadai Paham Radikal

Kupang - Alokasi anggaran di bidang pembangunan agama di NTT sekitar 80% diperuntukkan untuk pembiayaan di sektor pendidikan. Sementara sektor urusan agama terbilang sangat kecil. Hal ini dikatakan Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus ketika memberikan sambutan pada acara pembukaan kegiatan Workshop Kurikulum 2013 yang diselenggarakan MGMP-KKG Pendidikan Agama Hindu, Selasa (01/11/2016) di Hotel Astiti Kupang.

Kakanwil mengakui anggaran urusan agama dari tahun ke tahun selalu sangat kecil biayanya jika dibandingkan dengan anggaran pendidikan. Padahal, kata Kakanwil, urusan agama memiliki banyak keterkaitan dengan pelayanan umum kehidupan umat beragama. "Setiap tahun proposal

Anggaran Pendidikan Agama 80%,Sisanya untuk Urusan Agama

pembangunan rumah ibadah masuk begitu banyak, tetapi sedikit sekali yang dapat kita layani, karena memang dananya sangat terbatas," ungkap Kakanwil.

Kakanwil juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa kesempatan dirinya telah menyampaikan kondisi demikian untuk diperhatikan termasuk ketika bertatap muka dengan Komisi VIII DPR RI di Ende. "Kemarin ketika bertatap muka dengan Komisi VIII DPR RI di Ende, saya minta mereka menaikkan anggaran urusan agama," ungkap Kakanwil.***(bobby/rf)

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

17

Kupang - Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus mengambil sumpah dan melantik tujuh orang pejabat eselon IV di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, bertempat di Aula utama Kanwil Kemenag Provinsi NTT (Jumat, 04/11/2016).

Pada acara pelantikan tersebut, sesuai Surat Keputusan nomor : 8508 s.d 8514/Kw.20.1/2/KP.07.6/10/2016, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT mengambil sumpah dan melantik para pejabat eselon IV dengan disaksikan Kepala Bidang Bimas

Kristen, Drs. Yorhans Lopis sebagai saksi I dan Pembimbing Syariah, Dra. Hj. Ening Murtiningsih bertindak sebagai saksi II.

Pelantikan pejabat eselon IV selain dihadiri pejabat dan ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi NTT juga dihadiri oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan unit Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Ny. Xaveria Ghunu Sarman beserta pengurus DWP.

Ketujuh pejabat eselon IV yang dilantik untuk mengisi kekosongan dan menjamin kontinuitas kelancaran pelaksanaan tugas. Ketujuh pejabat yang dilantik yakni :

Kakanwil Lantik 7 Pejabat Eselon IV

***(JW/Prily)

NO NAMA /NIP PANGKAT/Gol. Ruang

Jabatan Lama Jabatan Baru

1. Agustina Leodora, S.SosNIP. 19700804 199303 2 001

Penata, III/c Penyusun Laporan Keuangan Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Provinsi NTT

Kepa la Seks i Pendid ikan Menengah Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi NTT

2. Drs. M. BurhanuddinNIP. 19641231 199401 1 005

Pembina, IV/a Pengawas Sekolah Madya RA/MI Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kabupaten Manggarai

Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kemenag Kabupaten Manggarai.

3. Marselinus Jebaru, S.SNIP. 19700512 200003 1 009

Pembina, IV/a Pengawas Sekolah Madya TK/SD Pendidikan Agama Katolik Kantor Kemenag Kab. Manggarai Barat

Kepala Seksi Pendidikan Katolik Kantor Kemenag Kabupaten Manggarai

4. Pelipus Asol, SHNIP. 19680705 200501 1 006

Penata, III/c P e n g e m b a n g L e m b a g a Keagamaan Seksi Urusan Agama Katolik Kantor Kemenag Mabar

Kepala Seksi Urusan Agama Kato l i k Kanto r Kemen ag Kabupaten Manggarai Barat

5. Adrianus Paripurnama Jaya, S.AgNIP. 19700818 200003 1 001

Pembina, IV/a Pengawas Sekolah Madya TK/SD Pendidikan Agama Katolik Kantor Kemenag Kabupaten Sikka

Kepala Seksi Pendidikan Katolik Kantor Kemenag Kab. Mabar

6. Agustinus Rina Lagu, S.PdNIP. 19710204 200003 1 001

Penata Tk. I, III/d Pengawas Sekolah Muda TK/SD Pendidikan Agama Kristen Kantor Kemenag Kab. Sumba Barat

Kepala Seksi Urusan Agama Kristen Kantor Kemenag Kab. Sumba Barat

7. Hasanudin, S.AgNIP. 19720722 200604 1 004

Penata Tk. I, III/d Penyuluh Agama Muda Islam Kantor Kemenag Kab. Mabar

Kepala KUA Kec. Boleng Kantor Kemenag Kab. Mabar

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

18

Kupang - Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus saat memberikan sambutan pada acara pengambilan sumpah dan pelantikan pejabat eselon IV pada (Jumat, 04/11/2016) menitipkan pesan untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh para pejabat yang dilantik.

Kelima pesan yang disampaikan oleh Kakanwil yakni Pertama; Mantapkan Komunikasi, tingkatkan koordinasi, dan perkuat soliditas dengan para pihak untuk kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan tugasmu di medan bhakti. Kedua; Jangan segan-segan berkonsultasi dengan pimpinan atau siapapun yang dipandang bisa untuk mendapatkan pencerahan tentang sesuatu yang belum jelas atau bahkan mengganjal pelaksanaan tugas secara baik dan benar. Ketiga; Payungi diri dengan aturan yang ada. Kuasailah banyak aturan yang sedang berlaku agar tidak terjebak dalam kesalahan dalam mengeksekusi sesuatu. Cermati sungguh-sungguh supaya tidak menggunakan lagi aturan yang telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Lantik Pejabat Eselon IV, Kakanwil Titip Pesan

karena dipandang tidak pro pada pelayanan yang cepat, tepat, mudah, dan murah.

Selain ketiga pesan tersebut, Kakanwil juga mengharapkan agar seorang pejabat yang baru, diminta untuk menyusun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) untuk bulan November dan Desember sesuai tugas dan fungsi di tempat tugas baru agar tidak menimbulkan kesulitan dalam pengukuran kinerja tahun 2016. Dan kelima, Kakanwil menyebutkan target tahun 2016 yakni laporan keuangan terbaik dan penyerapan anggaran minimal 95% untuk Kanwil Kemenag Provinsi NTT. Karena itu, dalam waktu yang tersisa ini, Kakanwil minta agar pejabat yang baru dilantik bergerak lebih cepat, tepat, baik, dan benar guna menghasilkan kinerja terbaik sebagai kontribusi berharga terhadap pencapaian tersebut.

Pada akhir sambutan, Kakanwil juga mengharapkan agar para istri selaku DWP bisa berperan aktif dalam menunjang karir suami melalui penghayatan 5 Nilai Budaya Kerja. ***(JW/Bbp)

Kupang - Kepala K a n t o r W i l a y a h Kementerian Agama P r o v i n s i N u s a Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus m e n g u n g k a p k a n bahwa kemiskinan merupakan sa lah satu alasan mengapa masyarakat terjebak di dalam investasi b o d o n g . H a l i n i d i u n g k a p k a n n y a ketika memberikan sambutan pada acara

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

19

Kupang - Sebanyak lima puluh orang pegawai lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/11/2016) mengikuti sosialisasi terkait Investasi Ilegal, Produk Keuangan, Reksa Dana, dan Saham yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan Cabang Kupang.

Keikutsertaan pegawai Kanwil Kemenag Provinsi NTT pada kegiatan ini sehubungan dengan posisi Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT sebagai anggota Tim Pemantau Investasi Ilegal,

Produk Keuangan, Reksa Dana dan Saham yang dikoordinir OJK Kupang.

Kegiatan ini berlangsung setengah hari dari

pukul 08.00 s.d 12.00 WITA di Swiss Bell Kristal Hotel Kupang dan dibuka secara resmi oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. Dalam sambutan, Kakanwil mengharapkan kegiatan ini membantu jajarannya untuk berhati-hati dalam melakukan investasi serta memberikan penyuluhan di masyarakat khususnya dalam mewujudkan program ekonomi umat.

Tampak hadir pada kegiatan yang dibuka itu sejumlah pejabat di lingkup OJK Kupang. Hadir pula

10 orang perwakilan Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. ***(fidianto/Jose)

50 Pegawai Kemenag Ikuti Sosialisasi Dari OJK

sosialisasi terkait Investasi Ilegal, Produk Keuangan, Reksa Dana dan Saham, Jumat (18/11/2016) di Swiss Bell Kristal hotel Kupang.

Di hadapan peserta sosialisasi yang seluruhnya merupakan pegawai Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT itu, Kakanwil mengungkapkan bahwa karena rayuan investasi yang menggiurkan mempengaruhi masyarakat untuk cepat-cepat keluar dari kemiskinan.

”Rayuan yang menggiurkan dari investasi membuat masyarakat ingin cepat-cepat keluar dari lingkaran kemiskinan tanpa keringat,” ungkap Kakanwil.

Terjebak Investasi Bodong, Kakanwil Sebut Kemiskinan AlasannyaKarena itu, orang nomor satu di lingkup Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTT itu berterima kasih kepada jajaran Otoritas Jasa Keuangan Cabang Kupang atas penyelenggaraan kegiatan sosialisasi ini. Ia berharap kegiatan ini membantu jajarannya untuk berhati-hati dalam melakukan investasi serta memberikan penyuluhan di masyarakat khususnya dalam mewujudkan program ekonomi umat.

Untuk diketahui, kegiatan yang berlangsung setengah hari ini diikuti 40 orang pegawai Kanwil Kemenag Provinsi NTT serta 10 orang utusan dari DWP Kanwi Kemenag Provinsi NTT. ***(fidianto/bbp)

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

20

Kupang - Menanggapi pernyataan yang berkembang tentang pengangkatan atau perekrutan Penyuluh Agama Non PNS di lingkungan Kanwil Kemenag NTT Kepala Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kemenag NTT, Drs. Yakobus Beda Kleden, MM angkat bicara.

Jack Kleden dalam kesempatan Sosialisasi Advokasi Hukum, Rabu (23/11/2016) di Hotel Naka, Kupang mengatakan sebenarnya yang terjadi selama ini adalah pemberian tunjangan bagi Penyuluh Non PNS dan bukan rekrutmen seperti CPNS. Menurutnya, apa yang tengah dilakukan Ditjen Bimas Islam terkait pola perekrutan Penyuluh Agama Non PNS karena sesuai dengan edaran dari Dirjen Bimas Islam.

"Kita tidak boleh pakai edaran Dirjen Bimas Islam untuk pengangkatan Penyuluh Agama Katolik Non PNS. Saya sudah baca informasi

bahwa di Manggarai sudah dibuka pendaftaran. Hal itu perlu ditinjau kembali," kata Jack Kleden.

Kabid Urakat menjelaskan, untuk Katolik ada juknis yang sudah diusulkan tetapi belum dapat diedarkan. Dirinya memastikan bahwa di bidang Katolik tidak ada rekrutmen seperti yang dilakukan bidang Bimas Islam. Meskipun demikian, lanjut Jack, khusus Penyuluh Agama Katolik Non PNS di NTT untuk tahun 2017 mendapat jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

"Secara nasional, NTT mendapat jatah paling banyak yaitu sekitar 950 Penyuluh Agama Katolik Non PNS. Kita berharap 31 Desember 2016 SK. Penetapan Penyuluh Agama Katolik Non PNS sudah ditandatangani oleh Kepala Kantor," ungkap Jack Kleden.***(bobby/jw)

Terkait Perekrutan Penyuluh Agama Non PNS, Ini Kata Kabid Urakat

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

21

Lintas FLOBAMORA

Ende - Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus, ketika menyampaikan informasi pembangunan bidang agama dalam acara tatap muka bersama Komisi VIII DPR RI bertempat di Aula Rumah Jabatan Bupati Ende di hadapan Ketua Komisi VIII DPR RI, Dr. Ali Taher, SH,MH, menyampaikan harapannya agar beberapa Sekolah Berciri khas agama Katolik dan Kristen di NTT dapat diproses untuk dinegerikan.

Dikatakan bahwa, di NTT sudah terdapat banyak sekolah berciri khas agama yang dikelola oleh masyarakat, yang dalam segala keterbatasannya berupaya mencerdaskan anak-anak bangsa dalam wadah sekolah berciri khas agama, seperti Madrasah, SMAK (Sekolah Menengah Agama Katolik) dan SMTK (Sekolah Menengah Teologi Kristen).

Beberapa di antara sekolah tersebut, seperti Madrasah telah dinegerikan. Sebaliknya,

SMAK dan SMTK belum terdapat satu pun yang dinegerikan. Karena itu, pada kesempatan tatap muka dengan Komisi yang menangani bidang agama ini, Kakanwil Kemenag Prov. NTT menyampaikan harapannya, agar DPR RI dapat membantu memfasilitasi proses penegerian SMAK dan SMTK di NTT ini.

Menanggapi hal ini, Ketua VIII Komisi DPR RI, Dr. Ali Taher, SH.,MH menyampaikan kesangggupannya untuk memfasi l itasi . Ditambahkan putra Solor - Flores Timur ini bahwa, kunjungan kerja DPR ini terutama adalah menjalin silahturahmi untuk melihat dari dekat dan menghimpun kebutuhan masyarakat.

“Perlu silahturahmi antara DPR dan masyarakat. Silahturahmi tersebut harus diikuti dengan pengajuan proporsal oleh masyarakat agar segera ditindaklanjuti oleh DPR. Kami pasti akan memproses semua proporsal yang masuk,” tegas Ali Taher.***(Jose/Bbp)

Usul Penegerian SMAK dan SMTK

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

22

Ende - Sekolah Menengah Agama Katolik Santo Thomas Morus Ende yang berlokasi di Desa Nanganesa, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, mendapat kunjungan dari Komisi VIII DPR RI, Selasa (01/11/2016).

Dalam kunjungan kerja tersebut, tampak rombongan komisi VIII DPR RI disambut dengan tarian dan pengalungan selendang tenun ikat Ende Lio oleh para guru dan siswa-siswi SMAK St. Thomas Morus Ende. Secara sederhana namun penuh makna, rombongan DPR RI berkenan bertatap muka dengan para guru dan penyelenggaran SMAK St. Thomas Morus bertempat di salah satu ruangan dari gedung SMAK yang sedang dalam proses pembangunan.

Pada kesempatan berahmat ini, Drs. Naga

Dikunjungi Komisi VIII,Sudah Waktunya SMAK Ende Dinegerikan

Fransiskus, selaku tuan rumah dan mewakili Penyelenggara SMAK St. Thomas Morus menyerahkan proporsal penegerian SMAK St. Thomas Morus kepada ketua rombongan, bapak Khatibul Umam Wiranu.

“Kami akan sampaikan bahwa di Ende ada sekolah berciri khas agama Katolik yang perlu dibantu, segera

dinegerikan. Kunjungan kami adalah kunjungan resmi. Kami akan bantu proses penegerian SMAK ini,” tegas Khatibul Umam Wiranu disambut tepuk tangan keluarga besar SMAK St. Thomas Morus Ende.

Salah seorang anggota DPR RI, dari Partai Golkar yakni Ibu Wenny Haryanto secara spontan menyampaikan isi hatinya dan kesannya atas pengalamannya berada di SMAK St. Thomas Morus Ende.

“Memang sudah saatnya ada Sekolah Katolik yang dinegerikan. Supaya adil di negara ini,” kata Ibu Wenny.

Malah beliau bertanya kepada segenap hadirin, "Mengapa baru sekarang diusul untuk dinegerikan?” Mengapa bukan dari dulu?"***(Jose/Joe)

Borong - Demikian penegasan Kakankemenag Manggarai Timur, Drs. Kristoforus Mahal, pada kegiatan Rapat Koordinasi KUA Lingkup Kankemenag Kab. Matim, Senin (31/10/2016), bertempat di Ruang MAS Al Hidayah Borong. Rapat koordinasi dikoordinir oleh Seksi Pendidikan, Bimais dan PHU dengan menghadirkan 5 (lima) Kepala KUA lingkup Kankemenag Matim.

Pada kesempatan itu, KaKankemenag meminta kepada para KUA untuk melakukan penguatan terhadap tugas dan fungsi Kemenag pada unit KUA.

"Kita ini secara berjenjang adalah perpanjangan tangan dari Menteri Agama, kemudian Kakanwil, KaKankemenag, Kasubbag TU, dan Kas i/

Konsolidasi Ini Sangat PentingPenyelenggara, untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," tutur mantan Kakankemenag Mabar memberi pemahaman perihal Tata Kerja Kementerian Agama agar sampai pada unit-unit seperti KUA, seiring sejalan menggerakkan roda organisasi Kemenag.

Dalam konteks ini, KaKankemenag tidak bosan-bosannya memberi penekanan pada penciptaan budaya kerja.

"Kita harus membiasakan diri kita dengan mematuhi ketentuan atau peraturan yang ada. Apalagi ini adalah satker baru, maka kita sebagai pionir harus sedari awal membiasakan diri dengan aturan yang ada.

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

23

MIN Kamalaputi - Ketua Komite MIN Kamalaputi, Musa Yunus, ketika menyampaikan arahan saat rapat Rencana Pencairan Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) semester II di Aula Madrasah, Rabu (2/11/2016) mengatakan, uang yang diperoleh ini berasal dari pemerintah, hendaknya dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan sekolah anak.

“Orang tua setelah terima uang, tolong melihat kekurangan peralatan sekolah, mana yang kurang tolong segera dibelanjakan agar pendidikan anak jangan terkendala karena mengalami kekurangan. Jangan beli sirih pinang,” tegas Musa.

Beliau juga mengatakan, penjaringan siswa 80 orang yang berhak menerima BSM, sudah dilakukan sesuai dengan instrument dan mekanisme yang objektif antara lain dilihat pada penghasilan orang tua per hari atau per bulan, bentuk rumah, dan status sosial lainnya yang memungkinkan siswa berhak menerima dana ini.

"Untuk itu, tidak ada bahasa di luar, katakan Madrasah dan Komite pilih kasih atau pendekatan keluarga. Hal ini perlu dihindari agar Madrasah dan Komite bekerja dengan nyaman dalam pengelolaan BSM," kata Ketua Komite.

Kepada orang tua siswa penerima BSM, ia

menegaskan, setelah menerima dana, prestasi siswa harus meningkat dan tidak boleh bolos sekolah, malas pergi sekolah atau prestasi menurun. Jika prestasi menurun, tambah ketua Komite, siswa tersebut akan dievaluasi dan dipertimbangkan untuk periode berikut.

"Jika anak bapak/ibu malas sekolah, sering bolos, dan prestasi menurun, akan kami ganti dengan siswa lain, karena kami menilai dengan bantuan itu, namun tidak dimanfaatkan dengan sesungguhnya untuk keperluan sekolah," tegas Musa.

Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa pengurus Komite, guru, staf, operator dan orang tua/wali murid semuanya berjumlah 90 orang.***(AA/Sonia)

Uang BSM Bukan Untuk Beli Sirih Pinang

Pembiasaan inilah yang merupakan budaya organisasi, sehingga siapa pun yang datang kemudian tinggal mengikuti kebiasaan yang baik itu. Jiwa atau roh dari kebiasaan baik itu adalah apa yang harus kita tumbuh kembangkan di lingkup Kementerian Agama yakni 5 Nilai Budaya Kerja," lanjut KaKankemenag.

Di akhir penyampaian, Kakankemenag meminta dengan rendah hati kepada para KUA untuk menjaga marwah atau harkat dan martabat Kemenag sebagai institusi Negara dengan menjaga, merawat Kantor

KUA sebagaimana mestinya, menanam pohon dan bunga sehingga kantor menjadi asri dan sejuk.

***(dus bangkur/Sonia)

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

24

Mbay - Demikian tema yang ditulis penyelenggara pendidikan SMAK St. Joane Baptista Wolosambi dalam acara tatap muka Direktur Pendidikan Katolik Kemenag RI, Fransiskus Endang, SH.,MM, dengan masyarakat Wolosambi dalam upaya terlaksananya penyelenggaraan pendidikan SMAK di daerah tersebut. "Masyarakat Wolosambi sangat merindukan kehadiran lembaga ini di daerahnya dalam menunjang pendidikan bagi anak-anak di daerah ini sebagai generasi masa depan daerah dan juga bangsa ini," ungkap Ketua Panitia acara Tatap Muka Direktur Pendakat RI dan Masyarakat Wolosambi mengawali acara tersebut.

Direktur Pendidikan Katolik Kemenag RI dalam sambutan singkatnya menyampaikan apresiasi dengan penuh rasa bangga kepada masyarakat Wolosambi atas semangat yang ditunjukan untuk memiliki dan legalitas lembaga pendidikan SMAK ST. Joane Baptista Wolosambi. "Apa yang bapak/ibu tunjukan saat ini, sama seperti saudara kita di tempat lain yang merindukan hal yang sama. Namun saya yakin melalui kerja sama masyarakat pasti kita bisa," demikian disampaikan Pak Direktur dalam sambutannya.

Sementara Kakanmenag Nagekeo, Yosef Nganggo, S.Ag dalam sambutan menyampaikan bahwa masyarakat Nagekeo teristimewa masyarakat

Wolosambi sangat antusias degan kehadirran SMAK di wilayahnya. "Ini sebagai bentuk dukungan dan bukti nyata bahwa Negara hadir untuk mencerdaskan anak bangsa," ujar Kakanmenag Nagekeo.

Sementara itu, Bupati Nagekeo lewat Kabag Kesra Pemda Nagekeo, Pius Dhari di hadapan Direktur Pendidikan Katolik Kemenag RI menyampaikan bahwa pemerintah Nagekeo sangat mendukung atas kehadiran SMAK di tempat ini dan terus mendukung lembaga ini dengan kapasitas kemampuan pemerintah daerah dalam menunjang fasilitas lembaga ini sambil menanti surat ijin operasi dari Kemenag RI. "Mari kita berpartisipasi Too Jogho Waga Sama untuk menyukseskan lembaga ini dari sekarang sampai seterusnya," ajak Phius Dhari.

Tatap Muka yang berlangsung di ruang terbuka samping Gereja Paroki Joane Baptista Wolosambi pada hari Selasa (8/11/2016) berlangsung meriah dan masyarakat sangat antusias mengikutinya.***(Vall N/JW)

Berpikir Global Bertindak Lokal

Betun -Kepala Kantor Wilayah Kemenag Pov.NTT. Drs. Sarman Marselinus ketika melakukan

Kunker Kakanwil, Hase-Hawaka dan Bidu La’lokKunjungan Kerja (Kunker) ke Kantor Kemenag Malaka. Kamis (10/11/2016) bersama ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan dan rombongan, diterima secara adat dengan Hase Hawaka oleh makoan, Bpk. Petrus, dilanjutkan dengan jabatan tangan dan pengalungan, kemudian diarak dengan tarian Likurai oleh Guru Agama menuju tenda penerimaan.

Sejenak Kepala Kantor Wilayah Ke m e n a g P rov. N T T b e rs a m a I b u Ketua Dharma Wanita Persatuan dan

rombongan mengambil posisi duduk, rombongan disuguhkan dengan bidu lalok dari siswi SMKN

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

25

Seba - "Rapat Koordinasi (Rakor) pertama tingkat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sabu Raijua yang dilakukan hari ini adalah sebagai langkah awal percepatan dalam merencanakan dan merancang berbagai program yang akan kita lakukan diawal aktifitas proses perkantoran di satker baru ini. Seiring dengan terisinya struktur organisasi jabatan oleh pejabat yang sudah dilantik hari ini, maka setiap unit sudah bisa mulai untuk merancang dan merencanakan program kerja yang menjadi prioritas dan diharapkan agar program yang menjadi prioritas bisa di selesaikan secepatnya tanpa harus menunggu perintah atau komando lagi.”

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sabu Raijua, Mikael Pah, S.IP, dalam arahan di hadapan para ASN ketika membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) pertama lingkup Kankemenag. Kab. Sabu Raijua di aula kantor jalan Eltari Menia Kec. Sabu Barat

Rakor Sebagai Ajang Percepatan Penyusunan dan Pelaksanaan Program(07/11).

Dikatakan, rapat koordinasi pertama lingkup Kantor Kemenag. Kab. Sabu Raijua, akan merancang dan menetapkan berbagai program kegiatan yang menjadi prioritas untuk segera ditindaklanjuti.

Diantaranya adalah pendistribusian pegawai pada semua unit, penetapan pengelola anggaran, penetapan SKP, dan uraian tugas masing-masing pegawai, penyusunan visi-misi serta renstra Kantor Kementerian Agama Kab. Sabu Raijua, serta tidak kalah pentingnya adalah pembentukan panitia HAB ke - 71.

"Semua program ini bisa berjalan, kalau kita semua bersinergi dan mau berkomitmen dalam menyukseskan berbagai program percepatan ini, sehingga ketika kita memasuki tahun anggaran baru dan saat DIPA sudah menjadi tanggung jawab satker ini, kita tidak lagi menjadi gamang tetapi kita siap untuk action dan bekerja dengan aman," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, sebagai pimpinan ia tetap akan menjalankan fungsi kontrol dan melakukan pengendalian dan semuanya harus bersumber pada pimpinan, untuk itu semua unit harus terus menjalin kerja sama dengan penuh semangat dan keterbukaan sehingga jika ada kendala bisa di carikan solusi. ***(Lasarus L.L. Ama/Prily)

Fahiluka dengan sapaan adat. Dalam penyampaian kata-kata penerimaan, Kakanwil Kemenag Prov NTT, Sarman Marselinus menyampaikan apresiasi kepada Kepala Kankemenag Kab.Malaka, Dra.Yosefina M. Neonbeni,M.Hum bersama Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Yohanes Ukat S.Ag, para Kepala Seksi/Penyelenggara, JFU dan JFT (Pengawas dan Guru Agama) atas penerimaan rombongan yang sangat meriah dengan hase-hawaka secara adat dan suguhan sirih pinang dengan bidu lalok dan sapaan adatnya.

Apresiasi ini dinyatakan Kakanwil Kemenag Prov NTT dengan ucapan terima kasih kepada makoan pembawa hase- hawaka ditandai dengan pemberian uang untuk membeli sirih pinang dan kepada salah seorang wakil pembawa bidu lalok dengan ucapan bersama kawan-kawan beli gula-gula. ***(Apolly/JW)

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

26

Larantuka - Masyarakat Lamakera, Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur sangat antusias menerima kunjungan Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr, Phil, H.M. Nur Kholis Setiawan, MA, Jumat (11/11/2016) di Lamakera. Antusias masyarakat tersebut terlihat saat masyarakat bersama jajaran pendidikan Islam (RA dan Madrasah) memadati pelabuhan Lamakera menjemput kedatangan Direktur Pendidikan Madrasah dari Larantuka.

Prof. Dr. Phil, Nur Kholis Setiawan dan rombongan yang terdiri dari Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs, Hussein Anwar besama para Kepala Seksi, Kakanmenag Flotim, Drs. Karolus Sara Buang Lera bersama Kasubag TU, Laurentius Ola Kaya,S.Ag dan para Kepala Seksi langsung diterima dengan seremonial penjemputan dengan sapaan adat dan tarian daerah yang dibawakan oleh siswa/i MTs.N Lamakera.

Saat sapaan, masyarakat Solor menceritakan banyak hal tentang kondisi geografis dan topografi Lamakera, Kecamatan Solor Timur yang dikenal dengan wilayah yang kering dan tandus. Selain itu, mereka juga menceritakan kejayaaan-kejayaan Lamakera di dunia pendidikan yang telah melahirkan tokoh-tokoh dan disumbangkan untuk kemajuan bangsa dan daerah.

" S o l o r ya n g i d e nt i k ke r i n g d a n ta n d u s , keterbelakangan yang dialami namun telah mencatat sejarah panjang pendidikan Islam di Kabupaten Flores Timur yang kemudian telah melahirkan banyak tokoh untuk kepentingan bangsa dan daerah," ucap orang tua adat dengan suara yang lantang.

Direktur Pendidikan Madrasah kemudian dipakaikan sarung khas Lamakera dan dikalungkan selendang tanda persatuan dan persaudaraan, keikhlasan dalam menerima kunjungan tersebut.

Tarian Perang (Tari Hedung) dan atraksi drum band MTsN Lamakera mengantar rombongan menuju tempat acara dengan meriah diikuti warga masyarakat yang telah setia menunggu kehadiran Direktur Pendidikan Madrasah dari Larantuka dengan jarak tempuh 1 1/2 jam.

Kehadiran Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI di Lamakera Kecamatan Solor Timur dalam rangka pemantauan dan mengafirmasi proses penegerian Madrasah di Lamakera yakni MAS Lamakera dan MIS Lamakera yang sudah diusulkan dan mendapat prioritas untuk dinegerikan karena latar belakang sejarah pendidikan Islam yang sangat panjang di Kabupaten Flores Timur. ***(peter/JW)

Masyarakat Lamakera Antusias Sambut Direktur Pendidikan Madrasah

Kefamenanu - Petugas Verifikasi Data Tanah pada Aplikasi Simantap Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Kupang (KPKNL), Wiwin Rianto dan Wahyu Yudistira, melakukan Koordinasi kegiatan Verifikasi Data ke Kantor Kementerian Agama Kab. TTU, Kamis (17/11/2016).

Pertemuan dilakukan di ruangan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. TTU, Drs. Yosef Akoit, dengan suasana penuh keakraban dan saling memberi informasi

akan data status tanah yang ada pada Aplikasi SIMANTAP pada satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kab. TTU.

"Kami sangat bersyukur atas kedatangan Pak Wiwin sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara bersama Pak Wahyu yang hari ini berkunjung ke Kab. TTU untuk membantu kami dalam berbagai hal menyangkut koordinasi kegiatan verifikasi data tanah pada Aplikasi SIMANTAP, sehingga ke depan satker kami bisa memberi laporan yang akutabel tentang data kekayaan negara yang terinput dalam aplikasi SIMANTAP," ungkap Yos Akoit. Lebih lanjut, bapa Yos (sapaan akrab oleh ASN), mengharapkan agar operator BMN Kantor Kementerian Agama Kab. TTU supaya bersama-sama dengan petugas yang ada untuk menyesuaikan data pada Aplikasi SIMANTAP sesuai dengan ketentuan yang ada.

***(Teus K/Yen)

Verifikasi Data Tanah Pada Aplikasi SIMANTAP

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

27

Labuan Bajo - Kepala B a l a i D i k l at Ke a ga m a a n (BDK) Denpasar, Dr. H. Japar, M . Pd , m e m b u ka s e c a ra resmi kegiatan Diklat Teknis S u b s t a n t i f P e n i n g k a t a n Kompetensi Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Bagi Madrasah dan Pendidikan Agama Mult i Agama, Senin (14/112016).

Turut mendampingi Kepala BDK Denpasar pada kesempatan kegiatan yang berlangsung di Aula Exotic Hotel Labuan Bajo ini adalah Pgs. KaKankemang Manggarai Barat, Fransiskus X. Adi, S.Pd serta Widiaiswara dan panitia dari BDK Denpasar.

Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang guru masing-masing 8 (delapan) orang guru MI, 7 orang guru MTs, 4 orang guru MA, 8 orang guru SD, 7 orang guru SMP dan 6 orang untuk guru Sekolah Menengah Atas Multi Agama yang ada di Kabupaten Manggarai Barat.

Kota Kupang - Dalam materinya pada Kegiatan Visualisasi Pembangunan Bidang Agama Tingkat Kota Kupang T.A. 2016, Kakanmenag Kota Kupang, Drs. Ambrosius Korbaffo, M.Si mengatakan bahwa, dalam mewujudkan kerukunan sangat dibutuhkan 3 P ajaib yakni: Pertama,Perimanan; Kedua, Penghormatan; dan Ketiga, Penghargaan.

“Jika tiga hal ini dimaknai dan dihayati dalam jiwa, maka kerukunan pasti akan dapat diwujudkan di bumi NTT yang memiliki akronim Nusa Terindah Toleransinya, bukan sekadar Nusa Tenggara Timur," jelasnya di hadapan 20 peserta dan 4 (empat) narasumber dari 4 (empat) agama serta seluruh undangan yang hadir, di Aula lantai II Gedung FKUB Prov. NTT, Sabtu (21/11/2016).

Empat (4) Tokoh agama dan tokoh masyarakat yang menjadi nara sumber dalam kegiatan ini masing - masing adalah: (1) Drs. Anton Bele, M.Si, Tokoh Agama Katolik yang juga Ketua Komisi II DPRD Prov. NTT dengan materi Pandangan Agama Katolik Terhadap Pembangunan Bidang Agama; (2) Drs. Jamaludin Ahmad, MM, Tokoh Agama Islam (Ketua PWNU Prov. NTT), dengan materi Pandangan Agama Islam terhadap pembangunan Bidang Agama; (3) Pdt. Yandi Manobe, S.Th, Tokoh Agama Kristen dengan materi Pandangan Agama Kristen terhadap Pembangunan

Bidang Agama; dan (4) Prof. DR. I Gusti Bagus Arjana, MS, Tokoh Agama Hindu, yang menyampaikan materi Pandangan Agama Hindu terhadap Pembangunan Bidang Agama. Kakanmenag Kota Kupang juga menjadi narasumber dalam kegiatan ini, dengan materi Visi, Misi dan Kebijakan Pembangunan Bidang Agama.

Kegiatan ini berlangsung menarik dan penuh semangat, serta dialog pun terlaksana dengan sangat baik. Berbagai pertanyaan dan pandangan tentang kejadian yang membawa isu agama dibahas dan menjadi bahan dialog tak terkecuali tentang peristiwa dan kasus Ahok, bom molotov di Medan, serta terpilihnya Presiden Amerika Donald Trump yang masih diwarnai demo penolakan sampai saat ini.

"Sangat berkesan," komentar H. Amir Kiwang, salah seorang peserta kegiatan.***(Aida Ceha/Prily)

Kegiatan diklat ini penting dilaksanakan di Manggarai Barat, ungkap Ketua Panitai, Drs. Buchri M.Pdi, dalam rangka meningkatkan kualitas guru sehingga mampu menjadi guru yang berwawasan luas serta profesional dalam tugasnya.

"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, wawasan

dan sikap mental peserta agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai standar kompetensi masing-masing," ungkap Buchri. Sasaran yang mau dicapai lanjutnya adalah agar terlatih dan terdidiknya para guru madrasah dan guru multi agama di Kabupaten Manggarai Barat sehingga benar-benar berkompeten dan profesional .

Menggunakan Dana DIPA Balai Diklat Keagamaan Denpasar Tahun Anggaran 2016, kegiatan berlangsung selama 5 hari dari tanggal 14 s.d 18 November 2016 dan menurut rencana akan ditutup sendiri oleg Pgs. KaKankemenag Mabar, Fransiskus X.Adi, S.Pd.***(JM/Prily)

Kepala BDK Denpasar Buka Diklat PKG dan PKB Guru Multi Agama Secara Resmi

3 P Ajaib untuk Kerukunan

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

28

Baa - "Kalau ingin maju seperti negara maju lainnya, maka harus dimulai dengan pendidikan. Pendidikan harus direncanakan secara profesional dan dilaksanakan dengan profesional pula," demikian kata Kepala Balai Diklat, Dr. H. Japar, M.Pd, pada sambutan ketika membuka kegiatan Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Administrasi Pembelajaran di Aula Kantor Kementerian Agama Kab. Rote Ndao, Senin (21/11/2016).

Japar menambahkan, pertama-tama guru harus memil ik i kompetensi profesional . Kompetensi profesional artinya guru harus mempunyai kemampuan

melebihi siswa-siswi. Dikatakan, seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, tak dapat dipungkiri kalau ada siswa yang memiliki kemampuan sama dengan guru, bahkan mungkin lebih. Karena itu, guru harus senantiasa belajar dan terus belajar.

Selain itu, sambung Japar, guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik. Kompetens i pedagogik in i adalah kemampuan merencanakan pembelajaran. Rencana Pembelajaran ini yang akan dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam penyusunan RPP,

guru harus mengakomodir kemajemukan yang ada di lapangan.

"Ada banyak perbedaan baik agama, budaya maupun bahasa. Seorang guru yang profesional harus menghargai kemajemukan ini," kata Japar.

"Seorang guru harus rajin belajar dan terus menerus membaca agar memperluas wawasan. Dengan membaca kita membuka jendela dunia. Siapa yang suka membaca, dia yang memiliki masa depan," imbau H. Japar, di akhir sambutan.***(Frederich Amsikan/JW)

Waikabubak – Ada yang unik saat Safari Kerukunan Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat mengunjungi Kapela Santo Fransiskus Asisi Bondo Sula - Paroki Santo Agustinus Wanokasa, Kamis (23/11/2016).

Keunikan tersebut yakni Kepala Desa Kareka Nduku Utara, Obet Ngongo Bili, yang juga merupakan Ketua Dewan Stasi Santo Fransiskus Asisi Bondo Sula - Paroki

Ketua Dewan Stasi Gereja Katolik Beragama KristenSanto Agustinus Wanokasa bukan seorang beragama Katolik melainkan beragama Kristen. Hal ini terjadi karena pengangkatan beliau ditunjuk langsung oleh umat Katolik sebanyak 22 KK.

Bagi beliau, ini merupakan wujud dari kerukunan antarumat beragama. Beliau bangga dengan dengan Kementerian Agama yang telah melakukan kegiatan

yang semakin memperkuat kerukunan antar umat beragama.

Dalam rangkaian Safari kerukunan tingkat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat, seluruh pegawai disambut langsung oleh umat dan Frater Kapela Santo Fransiskus Asisi Bondo Sula bertempat di peribadatan sementara karena Kapela dalam proses pembangunan.

Kantor Kementerian Agama juga dalam kegiatan ini menyerakan Cinderamata untuk umat Kapela Santo Fransiskus Asisi Bondo Sula, Paroki Santo Agustinus Wanokasa dengan harapan dapat berguna untuk umat yang ada disana. ***(Putra Haryadi/JW)

Ingin Maju Harus Dimulai Dengan Pendidikan

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

29

Waingapu - Sesuai dengan perintah Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, sebagai upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka diselenggarakan secara serempak di Indonesia sebuah gerakan bernama Nusantara Bersatu, Rabu, (30/11/2016).

Kodim 1601 bersama Pemerintah Daerah Sumba Timur, mengundang berbagai elemen masyarakat, instansi-instasi pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, etnis-etnis, dan sekolah-sekolah untuk bersama-sama menyuarakan gerakan Nusantara Bersatu, dalam bentuk orasi kebangsaan dengan mengusung tema “INDONESIAKU INDONESIAMU, INDONESIA KITA BERSAMA, BHINEKA TUNGGAL IKA” untuk satu tujuan yaitu Kerukunan di tanah air kita ini, khususnya untuk Kab. Sumba Timur.

“Bangsa kita adalah bangsa yang besar, Ini tanggungjawab kita bersama, ini negara kita, ini tanah air kita. Kita semua mengemban tugas dan tanggungjawab untuk menjaga kerukunan di tanah air kita yang kaya akan budaya, suku, bahasa, ras, dan agama ini, serta mari

bersama-sama menjadikan perbedaan ini sebagai alat pemersatu bangsa,” pesan Wakil Bupati Sumba Timur dalam orasinya.

Sebagai bentuk dukungan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Sumba Timur, Maxy Lakapu bersama para pejabat struktural turut hadir dalam orasi kebangsaan tersebut.*** (dion/JW)

Nusantara Bersatu

Atambua - Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Belu, Drs. Ope Rafael, MM dan seluruh ASN lingkup Kankemenag Belu menghadiri Upacara Kebhinekaan Cinta Damai yang digelar di Lapangan Umum Simpang Lima Atambua, Rabu (30/11/2016) pukul 15.00 Wita.

Dengan antusiasme yang tinggi dan semangat cinta damai, segenap ASN rela menghadiri Upacara Kebinekaan Cinta Damai walaupun kota Atambua sempat diguyur hujan satu jam sebelum apel dimulai.

Dalam pidato, Wakil Bupati Belu, Drs. JT. Ose Luan,

selaku inspektur upacara mengatakan bahwa saat ini banyak masalah yang melanda Indonesia, terutama yang menyangkut persatuan dan kesatuan. Karenanya, semua pihak tidak ingin ada perpecahan.

Ose Luan mengingatkan, Indonesia merupakan negara besar yang beragam suku, agama, dan budaya, juga ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman ini adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya.

"Dalam wilayah Indonesia terdapat hutan, gas alam, emas dan sumber daya alam lainnya yang harus dijaga dan digunakan untuk kemakmuran masyarakat," ungkap Ose.

Ditambahkan Ose, perbedaan dan keberagaman ini harus diterima sebagai rahmat dan modal dalam mengukuhkan NKRI.

Dalam Upacara ini ditegaskan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bineka Tunggal Ika.

Upacara Kebhinekaan Cinta Damai dihadiri seluruh elemen masyarakat Kab. Belu yang memenuhi lapangan umum Simpang Lima Atambua, dimeriahkan oleh parade drum band SMUK Surya Atambua dan diakhiri dengan Tarian Tebe bersama sebagai tanda ikatan persatuan dan persaudaraan.***(Deky/Prily)

Kakanmenag dan ASN Belu Hadiri Upacara Kebhinekaan Cinta Damai

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

30

Sahabat BERNAS

30

Permenpan & RB No. 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM mengatur bahwa promosi jabatan secara terbuka bertujuan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas yang berasal dari lingkungan internal ataupun eksternal melalui kompetisi yang sehat.

Kanwil Kemenag Prov. NTT pun menindaklanjuti reformasi birokrasi tersebut dengan melaksanakan asesmen yang dimulai dari tanggal 9 November 2015. Terhitung sampai dengan November 2 0 1 6 , K a n w i l Kemenag Prov. NTT sudah melaksanakan 4 kali asesmen dan 2 kali open promotion (untuk Eselon III dan IV).

H a s i l O p e n Promot ion untuk jabatan pengawas eselon IV t ingkat K a n w i l K e m e n a g Prov. NTT, pada 04 N o v e m b e r 2 0 1 6 , bertempat di Aula I Lantai I I I Kanwil K e m e n a g P r o v . NTT, Kepala Kanwil K e m e n a g P r o v . NTT, Drs. Sarman Marselinus melantik 7 Pejabat Pengawas Eselon IV (dari 27 orang Pejabat Eselon IV hasil open promotion; yang lain dilantik di satker masing-masing). Dari ketujuh pejabat yang dilantik tersebut, salah satu diantaranya adalah Agustina Leodora, S.Sos, atau biasa dipanggil Ibu Dora, satu-satunya srikandi yang berdiri gagah di antara 6 pria yang dilantik saat itu.

Ibu Dora bukanlah satu satunya srikandi yang terpilih dari hasil open promotion ini. Bersamanya ada 1 srikandi lagi, yakni Contasia Karmalitas, S.Ag, Kepala Seksi Pendidikan Katolik pada Kemenag Kab. Lembata. Namun, Ibu dora berhasil mengukir sejarah lain, yakni satu-satunya srikandi yang dilantik oleh Kakanwil Kemenag Prov. NTT pada 04 November 2016 lalu.

Berbincang – bincang dengan Bernas di ruang kerjanya, istri dari Kepala Seksi Pendidikan Kristen

Kemenag Kab. Kupang, Alexander ini berkomentar tentang open promotion yang diikutinya. Menurutnya, dengan adanya open promotion membawa angin segar dan pengharapan baru bahwa dengan system promosi jabatan secara terbuka memberi peluang bagi semua ASN asalkan memenuhi semua unsur yang dipersyaratkan. Artinya dibandingkan dengan system lama, maka pengangkatan pejabat tidak lagi berdasarkan suka tidak suka, berdasarkan kedekatan atau KKN.

“ S e t i a p a d a lowongan jabatan harus diumumkan sehingga setiap pegawai yang memenuhi persyaratan mendapat kesempatan ya n g s a m a u n t u k berkompetisi secara sehat, prosedur yang s e h a t m u l a i d a r i pengumuman secara terbuka, pendaftaran, p e l a k s a n a a n d a n p e n g u m u m a n bahkan penempatan menjadi sangat jelas d a n t r a n s p a r a n ,” tambahnya.

Ibu tiga orang anak in i menambahkan, u n t u k m e n d a p a t j a b a t a n i t u t i d a k mudah. Tentunya harus

memenuhi syarat kompetitif, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, dan yang tidak kalah penting adalah integritas. Ia juga melihat bahwa jabatan adalah kepercayaan yang harus dijaga dengan baik.

“Setiap ASN yang diangkat dalam jabatan pada umumnya dianggap cakap dan mampu untuk melaksanakan tugas sehingga setelah mendapat jabatan, jangan sampai semangat dan motivasi menjadi kendor. Harus terus semangat dan mengasah kemampuan dan meningkatkan produktivitas menjadi lebih baik,” ucapnya pasti.

Perjalanan karir Ibu Dora hingga sampai kepada pejabat eselon IV bukanlah mimpi yang dirajut dalam waktu semalam. Keberhasilannya melewati seleksi open promotion tidak lepas dari prestasi pribadi dan rekam jejak yang ia perjuangkan sejak merintis karir sebagai

Srikandi Yang Lahir Dari Open PromotionSejenak Bersama Agustina Leodora, S.Sos

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

31

BIODATANama : Agustina Leodara, S.SosNIP : 19700804 199303 2001Tempat Tanggal Lahir : Dompu, 04 Agustus 1970Pangkat/Golongan : Penata, III/cJabatan : Kepala Seksi Pendidikan Kristen Tingkat Menengah Bidang Bimas KristenPendidikan Terakhir : Strata 1Pengalaman Jabatan : JFU Penyusun Laporan KeuanganAlamat Kantor : Kanwil Kementerian Agam Prov. NTT Jl. Frans Seda Kelapa Lima KupangAlamat Rumah : Jl. Kecapi No. 46 Kel. Nunbaun Delha Kota KupangHP. : 081339427596Email : [email protected] Suami : Alexander, SH. M.PdkPekerjaan : Kepala Seksi Pendidikan Kristen Kemenag Kab. KupangNama Anak : 1. Alfredo Laulang 2. Albert Laulang 3. Juan Oliander Laulang

31

PNS di Kementerian Agama. Untuk diketahui, Ibu Dora sebelumnya memangku jabatan sebagai JFU Penyusun Laporan Keuangan pada Subbag Perencanaan dan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggaran Timur.

“Saya telah menekuni ini (baca = jabatan Penyusun Laporan Keuangan) selama 12 tahun dari total masa kerja saya 23 tahun. 11 tahun pada awal masa kerja saya adalah pada Bidang Bimas Kristen, jadi saya kembali ke habitat lama, hahahahaaa,“ tutur duta Akrual Kanwil Kementerian

Agama Prov. NTT (masih menjadi Duta akrual sampai sekarang) sembari tertawa lepas.

Hasil Assesmen dan open promotion pejabat eselon IV yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Kanwil

Kementerian Agama Prov. NTT membawanya kepada jabatan sebagai Kepala Seksi Pendidikan Menengah pada Bidang Bimas Kristen. Baginya, ini merupakan suatu anugerah dari Tuhan dan kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan serta merupakan kesempatan baginya untuk berkarya lebih baik dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan serta kemitraan dalam birokrasi pemerintah yang akuntabel.

Dengan dukungan penuh dari suami dan anak-anak, Ibu kelahiran Dompu, NTB ini, bersyukur karena dengan

adanya Open Promotion ini benar-benar memberi kepuasan kepadanya karena sejak awal sampai pada tahap akhir, seluruh proses berjalan dengan transparan. Ia berharap agar system seperti ini dapat dipertahankan bahkan semakin disempurnakan sehingga seluruh ASN memiliki kesempatan yang sama ketika telah memenuhi unsur yang dipersyaratkan.

Mengakhiri perbincangan dengan Bernas, Ibu dari 3 orang putera ini mengatakan bahwa siapapun ketika dipercayakan menjadi pejabat tidak dapat bekerja sendiri, artinya membutuhkan kerjasama dengan orang lain. Karenanya, Ibu Dora berharap mendapat dukungan dari semua pihak terutama dari Bapak Kabid dan teman-teman di Bidang Bimas Kristen serta internal Kementerian Agama maupun kemintraan dengan Kementerian/

Lembaga lainnya dalam rangka menunjang Tugas dan Fungsi sebagai Kepala Seksi Pendidikan Menengah pada Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Prov. NTT. (yenimenggol)

Edisi 11 Tahun V, Nomor 34 Nopember 2016

32

Bianglala

Indonesia sebagai negara yang plural, dengan kebhinekaan di seluruh bidang sedang mengalami cobaan yang berat. Kerukunan hidup sebagai keluarga besar Indonesia digoncang oleh berbagai isu khususnya isu agama yang menimbulkan keresahan, ketidakamanan, dan ketidaknyamanan dalam relasi sosial kemasyarakatan. Kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) serta pemboman Gereja Oikumene di Samarinda memberikan pembenaran pemikiran bahwa agama merupakan sesuatu yang bersifat prinsipil yang dengan mudah dapat memicu reaksi massa yang luar biasa. Pertanyaan yang muncul ialah apakah benar agama adalah sumber konflik ? ataukah justru agama merupakan sumber kerukunan ??

Agama menurut etimologinya berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”, sehingga kata “agama” berarti “tidak kacau”. KBBI menjelaskan agama sebagai suatu sistem yang mengatur segala tata keimanan atau keperayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa beserta kaidahnya berkaitan dengan adanya pergaulan manusia kepada manusia yang lain. Berdasarkan etimologi dan pengertian agama seperti di atas, maka agama dalam dirinya tidak bersifat merusak, melainkan bersifat membangun, menyatukan, memadukan, mengharmonisasikan, dan merukunkan. Dengan demikian, agama harusnya merupakan senjata terampuh untuk menciptkan kerukunan hidup. Perbedaan agama seharusnya bukan persoalan karena setiap agama mengajarkan dan menghantar umat pada sikap hidup menghargai, menghormati, tenggang-rasa, kasih persaudaraan, kelemah-lembutan tanpa kekerasan

Founding Father kita telah meletakkan dasar yang kokoh untuk menjamin realitas kebhinekaan Indonesia dapat terjaga dan terpelihara dengan baik melalui dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Dalam Pancasila dan UUD 1945, semua perbedaan (termasuk agama) terakomodir dengan baik sehingga “Bhineka Tunggal Ika” bukan lagi sekedar slogan semata. Persoalan muncul ketika sekelompok umat beragama mau dan berusaha untuk “menseragamkan perbedaan” dan “men-satu-kan” yang banyak. Hal ini didasari oleh perasaan dan pemikiran bahwa agamanya yang benar dan agama lain adalah salah, karena itu yang salah harus mengikuti yang benar, jika tidak maka digolongkan sebagai lawan atau musuh. Sikap seperti ini merupakan penyangkalan dan usaha peniadaan identitas Indonesia, khususnya identitas pluralisme agama. Sikap ini dapat menyebabkan ketidak-rukunan padahal kerukunan merupakan harga mutlak yang harus dibayar untuk menjamin rumah Indonesia tetap kokoh

berdiri. Untuk itu maka langkah kongkrit yang ditawarkan untuk

dilakukan ialah :1. Penanaman nilai ke-Indonesia-an kepada seluruh elemen

bangsa, khususnya kepada pemuka/tokoh agama dari seluruh agama yang diakui di Indonesia, melalui acara/diklat formal maupun informal. Perlu ditanamkan

bahwa dalam bumi Indonesia, semua agama adalah aqual/sejajar karena semuanya merupakan anak dari ibu yang sama. Jika nilai ke-Indonesia-an ini meresap dalam jiwa para pemuka/tokoh agama maka diharapkan akan mempengaruhi pemikiran dan penafsiran terhadap Kitab Suci masing-masing, yang berdampak pula pada perilaku beragama berwarna Indonesia. Jika para pemuka/tokoh agama dapat menjadi teladan keberagamaan

dalam konteks Indonesia, maka diharapkan umat-pun mampu belajar dan mengikutinya.

2. Perlu tindakan tegas dari Pemerintah terhadap berbagai paham radikal agama yang muncul. Radikalisme memberi dampak kepada hancurnya Bhineka Tunggal Ika dan itu berarti keruntuhan rumah Indonesia. Tindakan melarang harus dilanjutkan dengan hukuman tegas bagi yang melakukan dan menyebarkan radikalisme. Untuk itu, maka regulasi yang mendukung perlu untuk segera dibuat dan ditegakkan.

3. Perlu untuk disuarakan, ditunjukkan, disebarkan, dan diberitakan tentang keindahan dari sikap-sikap toleransi, bela rasa, dan berbagai sikap yang menunjukkan kerukunan hidup beragama di Indonesia. Peran media cetak, media elektronik, dan media sosial menjadi penting dewasa ini. Oleh sebab itu, harus dipakai semaksimal mungkin untuk menyebarkan berita yang mendidik dan membangun kerukunan. Hal ini juga menjadi pesan Menteri Agama RI yang baru saja diberikan bagi seluruh Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama agar mengkampanyekan semua hal baik yang menyejukan dan menjaga kebhinekaan, membangun kedamaian, kerukunan serta persatuan antar elemen bangsa. Ini penting untuk mengalahkan berbagai propaganda negatif yang ingin merusak hubungan baik sesama anak ibu pertiwi dan meruntuhkan keutuhan NKRI.Selamat beragama dalam konteks Indonesia yang plural.

Berbeda adalah anugerah dan kerukunan tidaklah mustahil bagi orang beragama (dibaca : ber-Tuhan).

Oleh : Helda Yolanda Adoe,S.Si.Teol.,M.Si Penyuluh Agama Kristen Kemenag Kab.Kupang

Agama Dan Kerukunan Dalam Konteks NKRI

KELUARGA BESARKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMURBERSAMA

DHARMA WANITA PERSATUAN UNIT KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Mengucapkan

ISSN 2252-360X

ASN

pada Bidang Pendidikan Islam Kanw

il Kementerian Agam

a Prov. NTT, Tahun 2016.