64
PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR OLEH PT ASURANSI AXA INDONESIA (Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah) (Skripsi) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 THERESIA ENDAH ASRIATI

PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR OLEH

PT ASURANSI AXA INDONESIA

(Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah)

(Skripsi)

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

THERESIA ENDAH ASRIATI

Page 2: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

ABSTRAK

PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR OLEH

PT ASURANSI AXA INDONESIA

(Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah)

Oleh

THERESIA ENDAH ASRIATI

Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diduga kapan

terjadinya, serta akibat dari peristiwa itu ada pihak yang dirugikan baik pemilik

kendaraan maupun orang lain yang menjadi korban dalam kecelakaan itu.

Kerugian akibat kecelakaan lalu lintas dapat diminimalisir dengan cara, seseorang

dalam hal ini ialah tertanggung melakukan pengalihan risiko kepada suatu

perusahan asuransi (PT Asuransi AXA Indonesia) terhadap kendaraan yang

diasuransikan melalui pengajuan klaim. Permasalahan dalam penelitian ini ialah

syarat dan prosedur pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dalam kasus

kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

dan akibat hukum bagi para pihak termasuk pihak ketiga setelah terjadinya

pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi AXA Indonesia

pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

normatif empiris dengan jenis penelitian deskriptif. Jenis pendekatan masalah

dalam penelitian ini adalah normatif terapan. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang kemudian dianalisis secara

kualitatif.

Hasil penelitian dan pembahasan merujuk pada syarat dan prosedur yang harus

dilakukan dalam pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dalam kasus

kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah

dan akibat hukum bagi para pihak setelah pengajuan klaim terlaksana. Dimana

syarat pengajuan klaim meliputi kronologi kecelakaan, tuntutan dari pihak ketiga

dan laporan dari kepolisian Sektor setempat serta beberapa dokumen lain yang

diperlukan, lalu prosedur yang harus ditempuh diawali dengan pemberitahuan

tertanggung kepada penanggung terhadap terjadinya evenemen disertakan dengan

pengisian formulir klaim dan menyerahkan beberapa dokumen tertentu yang ada

kaitannya dengan tertanggung dan pihak ketiga yang mengalami kerugian dari

Page 3: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

kecelakaan lalu lintas. Akibat hukum bagi tertanggung, pihak ketiga serta

penanggung setelah terjadinya pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor

yaitu: a) Tertanggung setelah membayar ganti kerugian kepada pihak ketiga

kemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

kerugian yang dialaminya kepada PT Asuransi AXA Indonesia, setelah

tertanggung menerima pembayaran ganti rugi dari penanggung maka tertanggung

meminta pemulihan harga pertanggungan untuk melanjutkan pembayaran premi

untuk sisa jangka waktu yang masih belum dijalani. b) Pihak ketiga setelah

pembayaran ganti kerugian dari tertanggung membuat surat pernyataan damai

yang isinya para pihak telah sepakat untuk menganggap kasus telah selesai karena

telah ada tindakan pertanggungjawaban sehingga pihak ketiga tidak dapat

menuntut lagi dikemudian hari. c) Penanggung setelah menerima laporan

pengajuan klaim dan surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

kerugian yang dialami tertanggung berkewajiban membayar kerugian yang

dialami oleh tertanggung sesuai dengan ketentuan dalam polis.

Kata Kunci: Asuransi Kerugian, Klaim Asuransi, Pihak Ketiga

Page 4: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR OLEH PT

ASURANSI AXA INDONESIA

(Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah)

Oleh

THERESIA ENDAH ASRIATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum KeperdataanFakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas
Page 6: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas
Page 7: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas
Page 8: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 10

Desember 1995, sebagai anak kedua dari empat bersaudara

dari pasangan Bapak Bernardus Dwipuspo .R. dan Ibu Antonia

Endang .S.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK

Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung pada Tahun 2000-2002, Sekolah

Dasar di SD Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung pada Tahun 2002-

2008, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Fransiskus Tanjung Karang

Bandar Lampung pada Tahun 2008-2011, dan Sekolah Menengah Atas di SMA

Xaverius Bandar Lampung pada Tahun 2011-2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada

Tahun 2014. Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik)

Unila pada periode I selama 40 hari di Desa Kesumadadi, Kecamatan Bekri,

Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2017.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi UKMF FH PSBH

(Pusat Studi Bantuan Hukum).

Page 9: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

MOTO

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur”

(Filipi 4:6)

“Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berputus asa, berjuanglah

terus meskipun dalam keadaan putus asa”

(Aristoteles)

Page 10: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

PERSEMBAHAN

Dengan Segala Kerendahan Hati Kupersembahkan Karya Kecilku kepada:

Kedua Orang Tuaku

Bapak Bernardus Dwipuspo .R. dan Ibu Antonia Endang .S.

Terimakasih untuk Kasih Sayang, Dukungan, Pengorbanan serta Doa yang tiada

hentinya untuk anakmu dalam menantikan keberhasilanku

Page 11: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

SANWACANA

Puji syukur selalu penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

kasih-Nya yang tiada berkesudahan sehingga penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Klaim Asuransi Kendaraan

Bermotor oleh PT Asuransi AXA Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Lalu

Lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah) ” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Lampung dibawah bimbingan dari dosen pembimbing serta atas

bantuan dari berbagai pihak lain.

Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan saran dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Alm. Armen Yasir, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

2. Bapak Prof. Dr. I Gede Arya Bagus Wiranata, S.H., M.H. Wakil Dekan I

Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Hukum Universitas Lampung,

3. Bapak Dr. Hamzah, S.H,, M.H. Wakil Dekan II Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Hukum Universitas Lampung,

4. Bapak Dr. Maroni, S.H., M.H. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Hukum Universitas Lampung,

Page 12: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

5. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

6. Ibu Lindati Dwiatin, S.H., M.H., selaku Pembimbing I atas kesabaran dan

kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukkannya, mencurahkan

segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam

proses penyelesaian skripsi ini;

7. Ibu Siti Nurhasanah, S.H., M.H., selaku Pembimbing II atas kesabaran dan

kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukkannya, mencurahkan

segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam

proses penyelesaian skripsi ini;

8. Ibu Ratna Syamsiar, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah memberikan

kritik, saran, dan masukan yang sangat membangun terhadap skripsi ini;

9. Bapak M. Wendy Trijaya, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah

memberikan kritik, saran, dan masukan yang sangat membangun terhadap

skripsi ini;

10. Ibu Desy Churul Aini, S.H., selaku Pembimbing Akademik, yang telah

membantu penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

11. Kepada Kakekku Yustinus Wage Sumaryo untuk motivasi, dukungan serta

mendoakan dan menyemangatiku untuk meraih kesuksesanku. Semoga saya

bisa menjadi cucu yang berbakti sampai akhir hayat;

12. Kepada kakakku Francisca Paramitha Sekar Endarwati, S.H., serta adik-

adik Elizabeth Hardini .P. dan Steffanus Adrian Wibowo .W.untuk

motivasi, dukungan serta mendoakan dan menyemangatiku untuk meraih

Page 13: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

kesuksesanku. Semoga kita bisa menjadi anak yang membahagiakan papa

dan mama sampai akhir hayat;

13. Untuk segenap pimpinan dan staf di PT Sinar Selaras Perkasa, yang telah

membantu dalam mendapatkan data dan arahan sehingga penulis mendapat

kemudahan dalam penelitian ini;

14. Sahabat-sahabatku tersayang Melva Christien Manurung, Verena Lestari,

Maria Clara Toruan C, Elsaday Abigail Sinaga, Mery Farida, Made Atma

Gebi, Tio Riyanaji, Wendra, Yoga Catur, Tasya Ul-Ulya Hz, Teta Anisah

AR, terimakasih karena selama ini senantiasa memberikan nasihat,

semangat dan dukungannya,

15. Keluarga besar UKMF PSBH, Alumni, Pengurus, Anggota Muda dan

Anggota Tetap. Kalian keluarga yang luar biasa, terima kasih untuk

kebersamaan, pengalaman serta ilmu yang berharga yang tidak saya

temukan dalam perkuliahan dan hanya saya temukan di PSBH;

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

17. Almamater Tercinta, Fakultas Hukum Universitas Lampung

Page 14: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

Semoga Tuhan YME memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan kepada penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi penulis

dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung,09 Oktober 2018

Penulis,

Theresia Endah Asriati

Page 15: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................v

RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................vi

MOTO...................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN

...............................................................................................................................

viii

SANWACANA

...............................................................................................................................

ix

DAFTAR ISI

...............................................................................................................................

xiii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................1

A.Latar Belakang..............................................................................................1

B.Permasalahan ................................................................................................7

C.Ruang Lingkup .............................................................................................8

D.Tujuan Penelitian..........................................................................................8

E.Kegunaan Penelitian .....................................................................................9

II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................10

A.Ketentuan Tentang Perjanjian Asuransi Kerugian .......................................10

1.Perjanjian Asuransi ..............................................................................10

2.Asuransi Kerugian ...............................................................................13

3.Polis .....................................................................................................19

4.Subjek Asuransi Kerugian ...................................................................20

Page 16: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

5.Objek Asuransi Kerugian.....................................................................22

6.Risiko-Risiko Dalam Asuransi Kerugian ............................................23

III.METODE PENELITIAN ............................................................................37

A.Jenis Penelitian .............................................................................................37

B.Tipe Penelitian ..............................................................................................38

C.Pendekatan Masalah .....................................................................................39

D.Data dan Sumber Data .................................................................................40

1.Bahan Hukum Primer .........................................................................40

2.Bahan HukumSekunder .......................................................................41

3.Bahan Hukum Tersier ..........................................................................41

E.Metode Pengumpulan Data ..........................................................................41

F.MetodePengolahan Data ..............................................................................42

G.Analisis Data ...............................................................................................43

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................44

B.Akibat Hukum Bagi Para Pihak Termasuk Pihak Ketiga Setelah

Terjadinya Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT.

Asuransi AXA Indonesia.............................................................................64

V.PENUTUP .......................................................................................................70

A.Kesimpulan...................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................72

LAMPIRAN.........................................................................................................75

A.Syarat dan Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

Pada PT Asuransi AXA Indonesia

........................................................................................................44

1.Syarat Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor.....................46

2. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor................54

B.Prinsip-Prinsip Dalam Kegiatan Asuransi ....................................................24

C.Tujuan Asuransi Kerugian ............................................................................30

D.Berakhirnya Asuransi Kerugian ..................................................................32

E.Kerangka Pikir .............................................................................................35

Page 17: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat yang semakin maju baik dari aspek ekonomi, sosial, dan

lain sebagainya. Mendorong para individu untuk semakin maju dalam

memperoleh informasi yang berguna bagi setiap orang sebagai upaya proteksi

atau perlindungan diri. Perlindungan yang dimaksud dalam konteks ini yaitu

setiap individu berhak memperoleh jaminan maupun penggantian kerugian atas

suatu hal yang dialami oleh individu yang mengakibatkan kerugian bagi individu

tersebut sebagai akibat dari terjadinya suatu peristiwa yang tidak terduga ataupun

tidak di harapkan. Dilatarbelakangi oleh hal teresebut maka perlu bagi setiap

individu memperoleh perlindungan hukum dan keadilan terkait dengan dirinya

sendiri sebagai individu, maupun hal-hal yang melekat pada individu itu sendiri

dimana hal tersebut harus termuat dalam suatu aturan hukum maupun perjanjian

tertentu yang mengikat para pihak, misalnya perjanjian asuransi.

Suatu perjanjian asuransi tidak dapat terlaksana apabila tidak ada pendukung atau

pelaksana dari perjanjian asuransi itu sendiri. Dalam hal ini yang berperan dalam

mendukung dan menjalankan hak dan kewajiban yang termuat dalam suatu

perjanjian asuransi disebut subjek hukum. Subjek hukum ialah manusia atau

individu dan juga badan hukum.

Page 18: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

2

Suatu perjanjian asuransi dapat terlaksana bila di dalam perjanjian tersebut

terdapat suatu objek yang dijadikan bahan untuk terjadinya suatu hubungan

hukum. Objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan

menjadi sasaran atau objek dari hubungan hukum karena dapat dikuasai. Objek

hukum, umumnya berupa benda (zaak) yang dalam hukum dibedakan atas; benda

bergerak dan benda tak bergerak, benda berwujud dan tak berwujud.1

Berkaitan dengan pengertian tentang objek hukum sedikit disinggung mengenai

hubungan hukum. Dimana yang dimaksud hubungan hukum ialah hubungan

antara subjek hukum menurut ketentuan hukum yang dapat berupa ikatan hak dan

kewajiban. Hubungan antara subjek hukum dapat terjadi apabila adanya suatu

peristiwa hukum sebagai contoh yaitu perjanjian antara penanggung dan

tertanggung atau pemegang polis dalam suatu perjanjian asuransi berkaitan

dengan hak dan tanggung jawab penanggung dan tertanggung terhadap terjadinya

suatu risiko sebagai akibat dari terjadinya suatu evenemen yang dianggap dapat

mengancam jiwa tertanggung.

Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang. Risiko yang

dimaksud dalam konteks ini misalnya kematian, sakit, tertimpa musibah maupun

kecelakaan yang mengakibatkan rusak atau musnahnya harta benda, bahkan

sampai mengakibatkan adanya korban jiwa akibat dari peristiwa tersebut. Risiko

yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang dapat kita kurangi dampak

maupun kerugian yang dialami dari risiko tersebut. Hal yang dapat dilakukan

ialah dengan pengalihan ganti kerugian. hal ini memerlukan suatu badan hukum

1 Wahyu Sasongko, 2010, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Bandar Lampung: UniversitasLampung, hlm.51

Page 19: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

3

yang mau menanggung risiko tersebut. Badan hukum tersebut salah satunya ialah

perusahaan asuransi.2 Hal ini disebabkan karena perusahaan asuransi merupakan

perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko yang akan

dihadapi oleh klien dengan cara melakukan pengalihan risiko. Perusahaan

asuransi merupakan perusahaan yang menjalankan kegiatan asuransi yaitu

melakukan pembayaran ganti rugi.

Suatu perusahaan asuransi dapat melakukan pertanggungan terhadap suatu risiko

yang diderita kliennya apabila telah mengadakan kesepakatan terlebih dahulu

dalam bentuk suatu perjanjian. Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak yang

menjadi subjek hukum dari perjanjian asuransi, yaitu perusahaan asuransi atau

penanggung dan pemegang polis atau tertanggung, dalam hal ini para pihak

memperjanjikan suatu objek untuk diasuransikan baik berupa benda, maupun hal-

hal yang terkait dengan benda yang dijadikan objek asuransi.

Tujuan dari diasuransikan suatu benda yaitu agar tertanggung tidak mengalami

kerugian yang lebih besar karena terjadinya suatu risiko yang mengakibatkan

rusaknya suatu objek asuransi. Kemudian perjanjian mengenai objek asuransi,

risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi serta langkah yang perlu

ditempuh agar petanggungan terhadap objek asuransi dapat terjadi secara rinci

tertuang dalam polis asuransi kendaraan bermotor.

Ketika perjanjian asuransi telah disepakati dan telah tertuang pula dalam polis,

maka para pihak akan saling memenuhi hak dan kewajiban dari perjanjian

asuransi tersebut. Dimana mengenai kewajiban tersebut dikemukakan dalam

2 Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,Jakarta: Raja Grafindo Persada,hlm. 260.

Page 20: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

4

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian, dimana pada pasal

1 ayat 1 dalam peraturan ini berbunyi:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan

asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita

tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak

pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat

yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana”.3

Pasal tersebut memberikan sedikit pemahaman bahwa ada suatu kewajiban yang

harus dipenuhi ketika telah terjadi kesepakatan antara perusahaan asuransi dan

pemegang polis. Pemenuhan kewajiban tersebut dapat dikatakan telah terlaksana

bila telah mengikuti ketentuan dan prosedur yang ada serta mengenai hal-hal

terkait termuat dalam perjanjian asuransi tersebut.

Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian khusus yang diatur dalam KUHD

dan KUHPdt. Suatu perjanjian khusus harus memenuhi syarat sah perjanjian.

Dalam KUHPdt tepatnya pada pasal 1320 mengatur tentang syarat sah asuransi

3 Undang – Undang No 40 Tahun 2014 tentang Perasuransi. hlm.2

Page 21: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

5

yaitu kesepakatan para pihak, kewenangan berbuat, objek tertantu, dan kausa yang

halal. Sementara dalam KUHD pasal 251 mengatur tentang kewajiban

pemberitahuan.

Kewajiban pemberitahuan di sini yaitu kewajiban pemberitahuan dari

tertanggung, tertanggung wajib mengusahakan segala upaya guna mencegah atau

mengurangi kerugian, dan setelah terjadi kerugian tersebut tertanggung segera

memberitahukan kepada penanggung, agar pertanggungan selanjutnya dapat

dialihkan mengenai penggantian kerugian yang dialami tertanggung jika ada

alasan untuk itu. Sehingga segala biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung guna

mencegah atau megurangi kerugian menjadi beban penanggung.

Kerugian yang akhirnya dibebankan pada penanggung mengenai pembayaran

kerugiannya merupakan bagian dari usaha asuransi pada umumnya seperti yang

tertuang dalam pasal 1 angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 69

/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah,

yang berbunyi:

“Usaha asuransi umum adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan

penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,

biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada

pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena

Page 22: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

6

terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti sebagaimana dimaksud dalam

UndangUndang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.”4

Pemaparan mengenai pasal dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 69

/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah

menjelaskan bahwa apabila tertanggung telah melakukan pemberitahuan

mengenai suatu evenemen dan kerugian yang diderita oleh tertanggung, maka

secara otomatis penanggung mengganti jumlah kerugian yang dibebankan pada

tertanggung sebelumnya, dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa adanya

pengalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung.

Salah satu peristiwa yang berkaitan dengan usaha tertanggung sebagai upaya

pengalihan risiko kepada penanggung ialah sebagai berikut:

Tuan A memiliki mobil yang di asuransikan dalam suatu perusahaan asuransi

kendaraan bermotor. Suatu ketika terjadi peristiwa kecelakaan antara mobil

dengan kendaraan motor, akibat dari hal ini penumpang motor yaitu seorang ibu

dan seorang anak menjadi korban jiwa dalam peristiwa ini. Kemudian pihak

keluarga dalam hal ini ayah yang merupakan pengendara motor meminta

pertanggung jawaban terhadap kerugian yang diderita kepada pemilik mobil yaitu

tuan A. Di dalam polis yang dipegang oleh tuan A terdapat perjanjian mengenai

pertanggungjawaban kepada pihak ke-tiga. Karena terdapat dalam polis mengenai

pertanggungjawaban terhadap pihak ketiga. Berkaitan dengan hal yang dialami

4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 69 /POJK.05/2016 tentang PenyelenggaraanUsaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, danPerusahaan Reasuransi Syariah, hlm.2

Page 23: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

7

pihak ketiga tersebut maka pihak tertanggung dapat mengalihkan risiko tersebut

pada perusahaan asuransi selaku penanggung.

Melihat dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai

bagaimana syarat ataupun prosedur yang ditempuh oleh tertanggung dalam upaya

melaksanakan ganti kerugian terhadap pihak ketiga karena terjadinya suatu

evenemen yang tertuang dalam suatu perjanjian asuransi dalam hal ini yaitu polis

serta bagaimana akibat hukum bagi para pihak yaitu penanggung, tertanggung,

dan pihak ketiga setelah ganti kerugian dilaksanakan. Dimana penulis memilih

judul “Pelaksanaan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Oleh PT Asuransi

AXA Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah)” untuk karya ilmiahnya tersebut.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dibahas dalam tulisan ini meliputi:

1. Bagaimana Syarat dan Prosedur pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor

pada PT. Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah tersebut?

2. Bagaimanakah akibat hukum bagi para pihak termasuk pihak ketiga setelah

terjadinya pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi

AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah tersebut?

Page 24: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

8

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup permasalahannya adalah ruang lingkup kajian materi

penelitian ini adalah pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor kepada PT

Asuransi AXA Indonesia terhadap kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah yang meliputi syarat- syarat, dan prosedur

harus di tempuh dalam pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT.

Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung

Sugih Kabupaten Lampung Tengah tersebut. Bidang ilmu ini adalah hukum

keperdataan, khususnya Hukum Perdata ekonomi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini untuk menganalisis hal-hal sebagai berikut:

1. Syarat dan prosedur pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT.

Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah tersebut.

2. Akibat hukum bagi para pihak termasuk pihak ketiga setelah terjadinya

pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi AXA

Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah tersebut.

Page 25: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

9

E. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini dapat ditinjau dari dua sisi, yakni:

1. Manfaat secara teoritis

Adalah untuk memperkaya dan menambah wawasan dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk karya ilmiah. Selain itu juga dapat

menambah pengetahuan dalam bidang hukum Asuransi khususnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan ganti kerugian oleh suatu perusahaan asuransi

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Manfaat secara praktis

a) Upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan hukum penulis khususnya

mengenai pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi

AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah.

b) Menganalisis isi polis asuransi PT Asuransi AXA Indonesia mengenai

pelaksanaan pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi

AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah

c) Bahan informasi bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa Bagian Hukum

Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

d) Syarat dalam menempuh ujian sarjana Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Page 26: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketentuan Tentang Perjanjian Asuransi Kerugian

1. Perjanjian Asuransi

Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikat dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Rumusan ini hendak

memperlihatkan kepada kita semua, bahwa suatu perjanjian adalah:

a. Suatu perbuatan

b. Antara sekurang-kurangnya dua orang

c. Perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara pihak-pihak yang berjanji

tersebut5

Perbuatan yang disebutkan dalam rumusan ini, hendak menjelaskan pada kita

semua bahwa perjanjian hanya mungkin terjadi jika ada suatu perbuatan nyata,

baik dalam bentuk ucapan, maupun tindakan secara fisik, dan tidak hanya dalam

bentuk pikiran semata-mata. Atas dasar inilah kemudian dikenal adanya perjanjian

konsensuil, perjanjian formil.

Dalam perjanjian konsensuil, kesepakatan yang dicapai para pihak secara lisan,

melalui ucapan saja telah mengikat para pihak. Ini berarti bahwa segera setelah

para pihak menyatakan persetujuan atau kesepakatannya tentang hal-hal yang

5 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,2010, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-5, hlm.7

Page 27: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

11

mereka bicarakan, dan akan dilaksanakan, maka kewajiban telah lahir pada pihak

terhadap siapa yang telah berjanji untuk memberikan sesuatu, melakukan atau

berbuat sesuatu.6

Agak berbeda dengan perjanjian konsesuil, dalam perjanjian formil, kesepakatan

atau perjanjian lisan semata-mata antara para pihak yang berjanji belum

melahirkan kewajiban pada pihak yang berjanji untuk menyerahkan sesuatu,

melakukan atau berbuat sesuatu atau untuk tidak melakukan atau tidak berbuat

sesuatu.7

Suatu perjanjian dapat dilaksanakan dan mengikat para pihak yang terkait apabila

telah memenuhi syarat-syarat sah suatu perjanjian. Syarat-syarat sah suatu

perjanjian dapat kita temukan dalam pasal 1320 kitab undang-undang hukum

perdata yang berbunyi:

“Untuk sahnya perjanjian-perjanjian, diperlukan empat syarat:

1) Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3) Suatu pokok persoalan tertentu

4) Suatu sebab yang tidak terlarang

6 Ibid, hlm 87 Ibid, hlm. 10

Page 28: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

12

Ke empat unsur tersebut selanjutnya, dalam doktin ilmu hukum yang berkembang,

digolongkan ke dalam:

1) Dua unsur yang menyangkut subyek (pihak) yang mengadakan perjanjian

(unsur subyektif), dan

2) Dua unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan obyek perjanjian

(unsur obyektif)8

Berakhirnya suatu kontrak digolongkan menjadi dua belas macam, yaitu:

1) Pembayaran

2) Novasi (pembaruan utang)

3) Kompensasi

4) Konfusio (pencampuran utang)

5) Pembebasan utang

6) Kebatalan atau pembatalan

7) Berlaku syarat batal

8) Jangka waktu kontrak telah berakhir

9) Dilaksanakan objek perjanjian

10) Kesepakatan kedua belah pihak

11) Pemutusan kontrak secara sepihak

12) Adanya putusan pengadilan.9

Berdasarkan dari perjanjian pada umumnya dapat dikatakan bahwa Asuransi atau

pertanggungan merupakan suatu perjanjian. Karena Dalam Kitab Undang-Undang

8Ibid, hlm. 939 Salim H.S, 2017,Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar

Grafika, cet. Ke-12, hlm.165

Page 29: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

13

Hukum dagang istilah untuk asuransi itu sendiri dalam kitab ini yaitu

pertanggungan. Menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang

dimaksud dengan pertanggungan adalah:

“Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung

mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi,

untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan

yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang

tidak tentu”.10

2. Asuransi Kerugian

Sebelum lebih mendalami mengenai asuransi kerugian, ada baiknya mengetahui

terlebih dahulu pengertian tentang asuransi sebagai pengantar. Kata asuransi,

dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata

“assuradeur” yang berarti penanggungan dan “geassureerde” yang berarti

tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti

menganggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut

“Assecurare” yang berarti menyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kata

asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menaggung sesuatu yang mungkin atau

tidak mungkin terjadi dan “Assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang

pasti terjadi.11

10 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Jakarta: PTPradnya Paramita, Cet. Ke-30, 2006,hal.77

11 Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Depok: Perusahaan Asuransi, ,hlm. 261

Page 30: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

14

Kata “asuransi” merupakan asal kata dari istilah perasuransian. Dimana asuransi

tersebut berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman

bahaya yang menimbulkan kerugian. Apabila kata “asuransi” diberi imbuhan per-

an, maka muncul istilah “perasuransian”, yang berarti segala usaha yang

berkenaan dengan asuransi.

Berikut ini adalah usaha yang berkenaan dengan asuransi yang terbagi atas dua

jenis yaitu:

1) Usaha di bidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (Insurance business).

Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut Perusahaan Asuransi

(Insurance Company).

2) Usaha di bidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang

usaha asuransi (Complementary Insurance Business). Perusahaan yang

menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut perusahaan penunjang

asuransi (Complementary Insurance Company).12

Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang

Perasuransian, pada pasal 1 ayat 1 dalam peraturan ini berbunyi:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan

asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

12 Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: PT. Citra AdityaBakti, cet. Ke-5, hlm.6

Page 31: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

15

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat

yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana”.13

Berdasarkan dari beberapa penjabaran di atas mengenai definisi dari asuransi itu

sendiri. Maka yang dmaksud dengan asuransi ialah perjanjian antara dua pihak

atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung

dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :

1) Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada

pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

2) Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang

(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur

apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

3) Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).

4) Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena

peristiwa yang tak tertentu.

Melihat dari pemaparan mengenai pengertian asuransi tersebut maka dapat dilihat

yang dimaksud asuransi kerugian yang merupakan salah satu dari jenis-jenis

13 Undang – Undang No 40 Tahun 2014 tentang Perasuransi. hlm.2

Page 32: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

16

asuransi yang difokuskan dalam konteks ini. Asuransi kerugian adalah asuransi

yang memberikan jasa kepada tertanggung dalam penanggulangan risiko atas

kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Pengertian tentang asuransi kerugian ini juga disesuaikan dengan pengertian dari

perusahaan asuransi kerugian dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor

1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, pada

pasal 1 angka 12 yang berbunyi:

“Asuransi kerugian adalah perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa dari tak pasti.”14

Berikut ini adalah jenis-jenis asuransi kerugian yang meliputi:

a. Asuransi Kebakaran

Obyek asuransinya berupa benda tetap, seperti bangunan, rumah, pabrik, dan

benda bergerak seperti; motor,kapal, atau benda bergerak yang terdapat

didalam atau sebagai bagian dari benda tetap yang bersangkutan.15 Bahaya-

bahaya penyebab terjadinya kebakaran yang menjadi tanggungan penanggung

diatur dalam pasal 290 KUHD, yaitu:

1) Petir, api yang timbul sendiri, kurang hati-hati, dan kecelakaan lain.

2) Kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga, musuh, perampok.

14 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 1/POJK.07/2013 tentang PerlindunganKonsumen Sektor Jasa Keuangan, hlm.3

15Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: PT. Citra AdityaBakti, cet. Ke-5, hlm.160

Page 33: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

17

3) Sebab-sebab lain, dengan cara apa saja dengan cara bagaimanapun terjadi,

direncanakan atau tidak, biasa atau luar biasa, dengan tiada kecualinya.

b. Asuransi Laut

Unsur-unsur yang terdapat dalam asuransi laut meliputi:

1) Objek asuransi yang diancam bahaya, selalu terdiri dari kapal dan barang

muatan.

2) Jenis bahaya yang mengancam benda asuransi, yang bersumber dari alam dan

dari manusia seperti perompakan bajak laut, pemberontakan awak kapal,

penahanan atau perampasan oleh penguasa Negara.

3) Bermacam jenis benda asuransi, yaitu tubuh kapal, muatan kapal, alat

perlengkapan kapal, bahan keperluan hidup dan biaya angkutan.16

Dalam asuransi laut terdapat janji-janji khusus mengenai asuransi barang-barang

cair yang dapat meleleh, asuransi barang-barang yang dapat rusak atau busuk.

Agar salah satu dari janji-janji khusus ini dapat terlaksana, maka mengenai

asuransi barang-barang tersebut perlu dicantumkan dalam perjanjian agar barang

tersebut tidak dapat dibebankan ganti kerugian kepada pihak penanggung.

c. Asuransi Tanggung Jawab

Objek asuransi taggung jawab adalah benda asuransi dan kepentingan yang

melekat atas benda asuransi. Kepentingan yang dimaksud ialah tanggung jawab

tertanggung akibat perbuatannya kepada pihak ketiga, misalnya perbuatan yang

merugikan orang lain, atau perbuatan tidak mampu membayar pada pihak

16 Ibid,hlm.168

Page 34: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

18

kreditur. Risiko tanggung jawab terhadap pihak ketiga inilah yang dialihkan

kepada penanggung.

Dalam asuransi ini evenemennya adalah perbuatan melawan hukum. Akibat yang

timbul dari perbuatan tersebut adalah kerugian bagi orang lain. Sesuai dengan

sifat evenemennya maka perbuatan melawan hukum harus tidak diduga atau tidak

diharapkan terjadi.17

d. Asuransi Kendaraaan Bermotor

Merupakan produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko

kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian

kendaraan bermotor.

Dalam hal ini, penanggung memberikan penggantian kepada tertanggung

terhadap:

1) Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang diasuransikan

2) Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita oleh pihak

ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang

diasuransikan, baik yang diselesaikan melalui musyawarah atau pengadilan.

3) Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung

gugat.18

17 Ibid, hlm.17918 Ibid, hlm182

Page 35: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

19

3. Polis

Berbicara tentang asuransi pasti tidak lepas dari istilah polis asuransi. Dalam

perjanjian asuransi polis asuransi sebagai bukti tertulis atau surat perjanjian antara

pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan

penting untuk menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung

maupun tertanggung. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah

pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi

tersebut maka pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan

mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang

tidak terduga.

Polis tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh tertanggung

untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan tanggung

jawabnya. Penggantian finansial dari penanggung akan sangat bermanfaat untuk

mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami

kerugian dan menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Polis Asuransi juga

berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung.19 Isi dalam suatu

polis asuransi terdapat dalam pasal 256 KUHD yang berbunyi:

“Bahwa surat polis bagi segala macam asuransi harus memuat:

1) Hari ditutupnya asuransi

2) Nama orang yang menutup asuransi atas tanggungannya sendiri atau atas nama

tanggungan orang ketiga

3) Suatu uraian yang cukup jelas mengenai barang yang diasuransikan

19 Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada,hlm.275

Page 36: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

20

4) Jumlah uang untuk diadakan asuransi

5) Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung

6) Saat pada saat mana bahaya mulai berlaku untuk tanggungan si penanggung

dan saat berakhirnya itu

7) Premi pertanggungan tersebut, dan

8) Pada umumnya, semua keadaan yang kiranya penting bagi si penanggung

untuk diketahuinya dan segala syarat yang diperjanjikan antara para pihak”.20

4. Subjek Asuransi Kerugian

Ada 2 (dua) pihak yang terlibat dalam Asuransi, yaitu pihak penanggung sebagai

pihak yang sanggup menjamin serta menanggung pihak lain yang akan mendapat

suatu penggantian kerugian yang mungkin akan dideritanya sebagai suatu akibat

dari suatu peristiwa yang belum tentu terjadi dan pihak tertanggung akan

menerima ganti kerugian, yang mana pihak tertanggung diwajibkan membayar

sejumlah uang kepada pihak penanggung.21

Berikut ini akan di jelaskan mengenai para pihak dalam suatu perjanjian asuransi:

1) Tertanggung:

Dalam Pasal 1 ayat (22) dan (23) Undang-Undang nomor 40 tahun 2014 tentang

Perasuransian membagi istilah tertanggung menjadi dua yaitu pemegang polis dan

tertanggung. Dimana tiap-tiap ayatnya berbunyi:

Pasal 1 ayat (22)

20 Prakoso Djoko, 2000, Hukum Asuransi Indonesia,Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. Ke-2,hlm.69

21 Subekti, 2001, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa, hlm.217

Page 37: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

21

“ Pemegang Polis adalah Pihak yang mengikatkan diri berdasarkan perjanjian

dengan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan

reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah untuk mendapatkan pelindungan

atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya, tertanggung, atau peserta lain”.

Pasal 1 ayat (23)

“Tertanggung adalah Pihak yang menghadapi risiko sebagaimana diatur

dalam perjanjian Asuransi atau perjanjian reasuransi.Ialah pihak yang wajib

membayar premi dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas

harta miliknya yang di asuransikan”.22

kemudian yang dapat menjadi tertanggung dalam suatu polis asuransi ialah

perseorangan, persekutuan atau badan hukum baik sebagai pemilik atau pihak

yang memiliki kepentingan atas harta yang di asuransikan. Artinya harta yang

telah di daftarkan asuransi oleh pemiliknya, apabila terjadi sesuatu yang

mengakibatkan kerusakan atau hal-hal yang dianggap merugikan bagi pihak

tertanggung maka penggantian atas kerugian tersebut dapat dibebankan kepada

penanggung dalam hal ini pihak asuransi

2) Penanggung:

Ialah Pihak yang wajib memikul risiko yang dialihkan kepadanya dan berhak

memperoleh pembayaran premi. Status dari penanggung itu sendiri ialah sebagai

perusahaan badan hukum, dapat berbentuk perseroan terbatas (PT), perusahaan

perseroan (Persero) atau koperasi.23

22 Undang – Undang No 40 Tahun 2014 tentang Perasuransi. hlm.2423 Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, cet. Ke-5, hlm.8

Page 38: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

22

Berikut ini yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi

sebagai imbalan untuk:

a) Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis kerena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

jawab hukum pada pihak ketiga yang mungkin diderita oleh pihak tertanggung

atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.

b) Memberikan pembayaran atas dasar meninggalnya tertanggung atau

pembayaran atas dasar pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang

besarnya telah di tetapkan atau di dasarkan pada hasil pengelolaan dana.24

5. Objek Asuransi Kerugian

Objek risiko yang dapat dilekatkan pada asuransi kerugian meliputi:

1) Risiko harta kekayaan (Property Risk) dalam arti risiko yang terjadi akibat

suatu secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, seperti terbakarnya pabrik atau

perusahaan milik seseorang.

2) Risiko tanggung jawab (Liability Risk) dalam arti risiko yang memiliki

hubungan dengan kerugian yang menimpa pihak ketiga akibat perbuatan

seseorang, seperti perusahaan asuransi yang mengganti biaya perbaikan atas

kerusakan mobil dari pihak klientnya.25

24 ILham Fatkur Rohman, 2015, Skripsi :Pertanggung Jawaban Hukum Atas PerusahaanAsuransi Terhadap Tindakan Wanprestasi Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia, UniversitasWijaya Putra Surabaya, hlm. 20

25Rr. Dijan Widijowati,2012, Hukum Dagang, Yogyakarta: ANDI, hlm.192

Page 39: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

23

6. Risiko-Risiko Dalam Asuransi Kerugian

Risiko adalah suatu kondisi yang mengandung kemungkinan terjadinya

penyimpangan yang lebih buruk dari hasil yang diharapkan. Berikut ini adalah

karakteristik risiko yang dapat dilekatkan asuransi di antaranya:

1) Risiko yang mungkin terjadi mengakibatkan kerugian yang dapat diukur

dengan uang

2) Risiko yang mungkin terjadi memiliki persamaan dengan sejumlah besar risiko

yang sama dengan risiko yang diasuransikan, sehingga perusahaan asuransi

dapat menggunakan statistik kerugian yang telah tersedia

3) Risiko yang mungkin terjadi dapat mengakibatkan kerugian secara tiba-tiba

yang tidak dapat diduga sebelumnya oleh pihak tertanggung.26

Apabila dilakukan survei atas berbagai buku asuransi di perguruan tinggi saat ini

masih terdapat ketidakseragaman tentang pengertian risiko sehingga risiko

memiliki sejumlah definisi antara lain sebagai berikut:

1) Kesempatan timbulnya kerugian

2) Kemungkinan timbulnya kerugian

3) Ketidakpastian

4) Penyebaran dari hasil yang diperkirakan

5) Kemungkinan suatu hasil akhir yang berbeda dengan yang diharapkan27

26Rr. Dijan Widijowati,2012, Hukum Dagang, Yogyakarta: ANDI, hlm.19127 A. Junaedy Ganie, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 40

Page 40: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

24

Cara untuk mengatasi risiko dilakukan, anatara lain berupa:

1) Menerima (retention)

2) Menghindari (avoidance)

3) Mencegah (prevention)

4) Mengalihkan atau membagi (transfer or distribution)

Perlu diketahui bahwa suatu peristiwa dapat dijadikan sebagai risiko yang

ditanggung oleh asuransi apabila risiko tersebut terdapat dalam polis asuransi

yang merupakan akta persetujuan atau kesepakatan bebas antara penanggung dan

tertanggung mengenai objek asuransi. Suatu risiko tersebut terjadi karena

peristiwa tidak pasti (evenemen) yang mengancam benda Asuransi.

B. Prinsip-Prinsip Dalam Kegiatan Asuransi

Prinsip atau asas hukum merupakan dasar pikiran yang merupakan sesuatu yang

menjadi latar belakang dari peraturan yang sifatnya konkret dan umum. Dalam

hukum atau perjanjian asuransi pun, dikenal beberapa prinsip atau dasar hukum

yang menjadi latar belakang dari peraturan yang bersangkutan.

Ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam menjalankan kegiatan

asuransi yaitu sebagai berikut :

1. Prinsip Kepentingan Yang Diasuransikan (Insurable Interest)

Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest)

merupakan syarat mutlak untuk mengadakan perjanjian asuransi.

Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah hubungan kepentingan

peserta/tertanggung dengan objek pertanggungan yang dipertanggungkan.

Page 41: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

25

Apabila pihak tertanggung atau pihak yang dipertanggungkan tidak memiliki

kepentingan pada saat mengadakan perjanjian asuransi, dapat menyebabkan

perjanjian tersebut menjadi tidak sah atau batal demi hukum.28

Pasal 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) menyebutkan

bahwa :

“Suatu pertanggungan dapat mengenai segala bentuk kepentingan yang dapat

dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, dan tidak

dikecualikan dalam undang-undang”.

Dari rumusan Pasal 268 KUHD di atas dapat disimpulkan kriteria kepentingan

harus :

a) Ada pada setiap asuransi

b) Dapat dinilai dengan uang

c) Dapat diancam oleh bahaya

d) Tidak dikecualikan dalam Undang-Undang

Penanggung hanya dapat menanggung/menutup asuransi harta benda dari

orang/badan hukum yang mempunyai kepentingan atas harta benda tersebut

pada saat penutupan.

2. Prinsip Itikad Baik Sempurna (Utmos Good Faith)

Prinsip itikad baik yang sempurna menyangkut kewajiban yang harus dipenuhi

oleh para pihak sebelum kontrak ditutup dan bukan dipenuhi dalam rangka

pelaksanaan kontrak yang sudah ditutup seperti itikad baik yang dimaksud

28 Kun Wahyu Wardana, 2009, Hukum Asuransi: Proteksi Kecelakaan Transportasi:

Bandung: Mandar Maju, hlm. 31

Page 42: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

26

dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kedua belah pihak

dalam suatu perjanjian asuransi mengikatkan diri atas dasar itikad baik.

Ketentuan pada Pasal 251 KUHD meletakan tanggung jawab pada tertanggung

untuk memberikan keterangan yang benar merupakan bentuk dari prinsip itikad

baik.29

Prinsip itikad baik (utmos good faith) dalam perjanjian asuransi sangat penting

bagi kedua belah pihak baik penanggung maupun tertanggung. Penanggung

percaya bahwa tertanggung akan memberikan segala keterangan sejelas-

jelasnya dengan benar mengenai segala fakta-fakta penting yang berhubungan

dengan obyek yang dipertanggungkan dan tertanggung percaya bahwa

penanggung akan memberikan ganti rugi apabila terjadi peristiwa yang

diperjanjikan oleh kedua belah pihak dalam kontrak polis.

Menurut Hasan Ali, kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting

mengenai obyek yang dipertanggungkan berlaku :

a) Sejak perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat,

yaitu pada saat para pihak menyetujui kontrak tersebut.

b) Pada saat perpanjangan kontrak tersebut.

c) Pada saat terjadi perubahan kontrak asuransi dan mengenai hal hal yang ada

kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.30

29 Junaedy Ganie, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 9730 AM. Hasan Ali, 2004, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan

Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis, Jakarta: Prenada Media, hlm. 20

Page 43: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

27

3. Prinsip Subrogasi (Subrogation)

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), prinsip subrogasi ini

diatur dalam Pasal 284 yang bunyi pasalnya menyatakan bahwa :

“Seorang penanggung yang telah membayar kerugian suatu barang yang

dipertanggungkan, menggantikan sitertanggung dalam segala hak yang

diperolehnya terhadap orang-orang ketiga yang telah menimbulkan kerugian

tersebut, dan sitertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap

perbuatan yang dapat merugikan hak sipenanggung terhadap orang-orang

ketiga tersebut.

Subrogasi dalam asuransi merupakan subrogasi menurut undang-undang, oleh

karena itu prinsip subrogasi hanya dapat ditegakkan apabila memenuhi dua

syarat sebagai berikut :

a) Apabila tertanggung disamping mempunyai hak terhadap penanggung masih

mempunyai hak-hak terhadap pihak ketiga.

b) Hak tersebut timbul karena terjadinya suatu kerugian. Apabila tertanggung

sudah mendapatkan penggantian atas dasar indemnity, maka si tertanggung

tidak berhak lagi memperoleh penggantian dari pihak lain, walaupun jelas ada

pihak lain yang bertanggungjawab pula atas kerugian yang dideritanya.31 Pada

dasarnya tujuan asuransi adalah memberikan ganti kerugian, maka menjadi

tidak adil bagi penanggung apabila tertanggung menjadi diuntungkan karena

mendapatkan pembayaran ganti rugi oleh keduanya.

4. Prinsip Indemnitas atau Asas Keseimbangan (Indemnity)

31 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2001, Hukum Perusahaan Indonesia,Jakarta:Pradnya Paramita, hlm. 358

Page 44: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

28

Prinsip indemnitas (indemnity) merupakan prinsip yang mendasari mekanisme

kerja dan memberi arah tujuan dari perjanjian asuransi itu sendiri. Perjanjian

asuransi mempunyai tujuan utama dan spesifik ialah untuk memberi ganti

kerugian oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung. Prinsip ini

menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian

sesuai dengan hak dan kewajiban para pihak yaitu tertanggung membayar

premi dan berhak mendapatkan penggantian kerugian, sedangkan penanggung

menerima premi dan berkewajiban untuk mengganti kerugian yang diderita

oleh tertanggung.

Pengertian kerugian itu tidak boleh menyebabkan posisi keuangan tertanggung

menjadi lebih diuntungkan dari posisi sebelum menderita kerugian. Jadi

terbatas sampai pada keadaan/posisi awal, artinya hanya mengembalikannya

pada posisi semula.

5. Prinsip Kontribusi

Prinsip Kontribusi terjadi apabila ada asuransi yang berganda (double

insurance) seperti yang tercantum dalam Pasal 278 KUHD. Prinsip ini

mengatur dalam hal suatu obyek pertanggungan dipertanggungkan pada

dua/lebih perusahaan asuransi.

Prinsip kontribusi menyatakan bahwa apabila terdapat beberapa

penanggung dalam satu polis dengan melebihi harga, maka masing-masing

penanggung memberikan imbangan menurut harga yang sebenarnya.

Page 45: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

29

6. Prinsip Proximate Cause

Proximate cause adalah peristiwa yang langsung menyebabkan kerugian pada

diri tertanggung yang dapat diberi ganti kerugian oleh penanggung. Menurut

prinsip proximate cause ini, yang dapat ditanggung oleh pihak penanggung

adalah peristiwa utama yang ditanggung dalam polis asuransi yang

menyebabkan rusak atau musnahnya suatu objek pertanggungan yang

mendapat ganti kerugian dari pihak penanggung.32

Penanggung berkewajiban untuk mengganti kerugian apabila tertanggung

menderita kerugian yang disebabkan oleh peristiwa yang diperjanjikan, namun

untuk dapat diberikan ganti kerugian harus dapat dilakukan penelaahan apakah

peristiwa tersebut berada dalam tanggungan penanggung. Jika kerugian

tersebut bukan disebabkan oleh peristiwa yang diperjanjikan penanggung

dibebaskan dari kewajibannya.

32 Dwi Endah Ernawati, 2009, “Penerapan Asas-Asas Hukum Asuransi DalamPerjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Di PT. Asuransi Raksa Pratikara Di WilayahSurakarta”, Tesis Pascasarjana Undip, (Semarang, 2009), hlm 15

Page 46: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

30

C. Tujuan Asuransi Kerugian

Tujuan dari asuransi atau pertanggungan adalah sebagai berikut :

1. Teori Pengalihan Risiko

Menurut teori pengalihan risiko, tertanggung menyadari bahwa ada ancaman

bahaya terhadap harta kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya. Jika bahaya

tersebut menimpa harta kekayaan atau jiwanya, dia akan menderita kerugian

material atau korban jiwa atau raganya. Untuk mengurangi atau menghilangkan

beban resiko tersebut, pihak tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada

pihak lain yang bersedia mengambil alih beban risiko ancaman bahaya dan

ia sanggup membayar kontra prestasi yang disebut dengan premi. Dengan

membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi, sejak itulah resiko

yang mungkin akan diderita tertanggung akan beralih kepada perusahaan

asuransi.

2. Pembayaran Ganti Kerugian

Dalam hal tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka tidak ada

masalah terhadap resiko yang ditanggung oleh penanggung. Dalam praktiknya

tidak senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh-sungguh terjadi. Ini

merupakan kesempatan baik bagi perusahaan asuransi mengumpulkan premi

yang dibayar oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri kepadanya.

Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian, maka kepada tertanggung yang bersangkutan akan

dibayarkan ganti kerugian seimbang dengan jumlah asuransi yang

dibayarkannya.

Page 47: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

31

Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi yang bertujuan untuk

memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh-sungguh

dideritanya.

3. Pembayaran Santunan Asuransi kerugian dan asuransi jiwa

diadakan berdasarkan perjanjian bebas (sukarela) antara penanggung dan

tertanggung. Akan tetapi, undang-undang mengatur asuransi yang bersifat

wajib, artinya tertanggung terikat dengan penanggung karena perintah

undang-undang, bukan karena perjanjian. Asuransi jenis ini disebut

asuransi sosial (social security insurance). Asuransi sosial bertujuan

melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan yang

mengakibatkan kematian atau cacat tubuh. Dengan membayar sejumlah

kontribusi (semacam premi), tertanggung berhak memperoleh perlindungan

dari ancaman bahaya.

4. Kesejahteraan Anggota

Apabila beberapa orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan

membayar kontribusi (iuran) kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu

berkedudukan sebagai penanggung, sedangkan anggota perkumpulan

berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang

mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota (tertanggung),

perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota (tertanggung)

yang bersangkutan.33

33 Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: PT. Citra AdityaBakti, cet. Ke-5, hlm.12

Page 48: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

Suatu perjanjian asuransi dapat berakhir karena berbagai hal yang diantaranya

32

meliputi:

1. Jangka Waktu Berlaku Sudah Habis

Asuransi biasanya diadakan untuk jangka waktu tertentu, misalnya 1 (satu)

tahun. Jangka waktu ini biasanya terdapat pada asuransi kebakaran dan

asuransi kendaraan bermotor. Jangka waktu asuransi tersebut ditetapkan dalam

polis. Apabila jangka waktu yang ditentukan itu habis, maka asuransi

berakhir.34

2. Perjalanan Berakhir

Selain dari jangka waktu tertentu, asuransi dapat diadakan berdasarkan

perjalanan, misalnya asuransi yang diadakan untuk perjalanan kapal dari

Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Tanjung Priok. Apabila perjalanan berakhir

atau kapal tiba di pelabuhan tujuan, maka asuransi berakhir. Asuransi

berdasarkan perjalanan ini umumnya diadakan untuk asuransi pengangkutan,

baik pengangkutan barang maupun penumpang dari tempat pemberangkatan

(embarkasi) ke tempat tujuan (disembarkasi).35

3. Terjadi Evenemen Diikuti Klaim

Dalam polis dinyatakan terhadap evenemen apa saja asuransi itu diadakan.

Apabila sementara asuransi berjalan terjadi evenemen yang ditanggung dan

menimbulkan kerugian, penanggung akan menyelidiki apakah benar

tertanggung mempunyai kepentingan atas benda yang diasuransikan. Di

samping itu, apakah evenemen yang terjadi itu benar bukan karena kesalahan

34Ibid ,hlm. 13335 Ibid ,hlm. 133

D. Berakhirnya Asuransi Kerugian

Page 49: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

33

tertanggung dan sesuai dengan evenemen yang telah ditetepkan dalam polis.

Jika jawabannya benar, maka dilakukan pemberesan berdasarkan klaim

tertanggung. Pembayaran ganti kerugian dipenuhi oleh penanggung bedasarkan

asas keseimbangan. Dengan pemenuhan ganti kerugian berdasarkan klaim

tertanggung, maka asuransi berakhir.36

4. Asuransi Berhenti atau Dibatalkan

Berhentinya asuransi dapat terjadi karena kesepakatan antaa tertanggung dan

penanggung, misalnya karena premi tidak dibayar dan hal ini biasanya di

perjanjian dalam polis. Berhentinya asuransi juga dapat terjadi karena faktor

diluar kemauan tertanggung dan penanggung, misalnya terjadi pemberatan

risiko setelah asuransi berjalan. Dalam hal pemberatan risiko setelah asuransi

berjalan, seandainya penanggung mengetahui hal yang demikian itu, dia tidak

akan membuat asuransi dengan syarat-syarat dan janji-janji khusus demikian

itu. Karena dirasakan kurang adil, maka undang-undang menentukan, jika

terjadi pemberatan risiko, asuransi menjadi berhenti. Pengertian berhenti dapat

juga meliputi pengertian dibatalkan.37

5. Asuransi Gugur

Asuransi gugur biasanya terdapat dalam asuransi pengangkutan. Jika barang

yang akan diangkut diasuransikan kemudian tidak jadi diangkut, maka asuransi

gugur. Perbedaan antara asuransi dibatalkan atau batal dengan asuransi gugur

adalah pada bahaya evenemen. Pada asuransi dibatalkan atau batal, bahaya

36 Ibid ,hlm. 13437 Ibid, hlm.134

Page 50: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

34

sudah atau sedang dijalani, sedangkan pada asuransi gugur, bahaya belum

dijalani sama sekali.38

38 Ibid,hlm.135

Page 51: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

35

PT Asuransi AXAIndonesia(Penanggung/)

Tertanggung/Pemegang Polis

Terdapat PihakKetiga (korbanjiwa/ meninggaldunia)

Polis asuransikendaraan bermotor

Terjadi evenemen(Kecelakaan lalu lintas)

Prosedur pengajuanklaim asuransikendaraan bermotor

Akibat hukum daripelaksanaan pengajuanklaim asuransikendsraan bermotor

Syarat Pengajuan klaimasuransi kendaraanbermotor

Mengadakan perjanjianasuransi kendaraanbermotor

E.Kerangka Pikir

Page 52: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

36

Keterangan:

Secara singkat dijelaskan mengenai pelaksanaan klaim asuransi kendaraan

bermotor oleh PT Asuransi AXA Indonesia (studi kasus kecelakaan lalu lintas di

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah), sebagai berikut: Pihak

tertanggung mengadakan perjanjian asuransi kendaraan dengan PT AXA Asuransi

Indonesia (penanggung) dimana perjanjian tersebut tertuang dalam suatu akta

yang dikenal dengan istilah polis. Dalam perjanjian asuransi tersebut terdapat hal-

hal yang berkaitan dengan terjadinya suatu evenemen yang dialihkan

pertanggungannya. Sehingga ketika terjadi evenemen dimana bersamaan dengan

hal tersebut ada pihak lain (pihak ketiga) yang merasa dirugikan atau menjadi

korban dalam hal ini sampai meninggal dunia, maka pihak tertanggung dapat

mengalihkan pertanggungannya terhadap yang diderita olehnya dan juga pihak

ketiga kepada penanggung dengan cara mengajukan klaim terlebih dahulu. Ketika

hendak mengajukan klaim tertanggung harus memenuhi syarat dan prosedur dari

pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor. Apabila syarat dan prosedur telah

terpenuhi maka akan timbul akibat hukum dari pengalihan risiko yang dilakukan

oleh tertanggung melalui pengajuan klaim.

Page 53: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

37

III.METODE PENELITIAN

A. Jenis peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian hukum

normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum

yang pada dasarnya merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif

dengan adanya penambahan berbagai unsur terapan. Penelitian normatif empiris

mengenai implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam

aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat

yang berhubungan dengan objek kajiannya meliputi ketentuan-ketentuan

perundang-undangan (inabstracto) serta penerapannya pada peristiwa hukum

(inconcreto).39

Dalam hal skripsi ini, penelitian hukum normatif empiris tersebut diaplikasikan

dalam permasalahan peran perusahaan asuransi dalam melaksanakan pertanggung

jawaban terhadap terjadinya suatu kerugian. Penulis akan melakukan pendekatan

secara normatif yang dalam skripsi ini bersumber dari berbagai ketentuan

perundang-undangan dan beberapa dokumen terkait seperti salinan dari polis

asuaransi tersebut. Serta penambahan unsur empiris yang dimaksud adalah

39Abdulkadir Muhammad, 2004,Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, PT.AdityaBakti, hlm.201

Page 54: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

38

dengan melakukan praktek wawancara langsung kepada narasumber yang di nilai

mempunyai keterkaitan terhadap terjadinya klaim asuransi atas ganti kerugian

oleh PT Asuransi AXA Indonesia terhadap kecelakaan lalu lintas di Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah..

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah tipe deskriptif, yaitu

penelitian yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran

(deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu dan

pada saat tertentu, atau mengenai gejala-gejala yuridis yang ada, atau peristiwa

hukum tertentu yang terjadi.40

Dalam skripsi ini, penulis akan memberikan pemaparan meliputi syarat- syarat,

tata cara dan prosedur harus di tempuh dalam pembayaran atas ganti kerugian,

serta akibat hukum yang dialami para pihak dari penggantian kerugian tersebut

oleh PT. Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan

Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Pemaparan dan penjelasan tersebut

diharapkan mampu menggambarkan serta memberikan informasi dan pengetahuan

secara lengkap tentang peran perusahaan asuransi itu sendiri dalam melaksanakan

ganti kerugian oleh PT Asuransi AXA Indonesia terhadap kecelakaan lalu lintas

di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah dan akibat hukumnya.

40 Ibid, hlm. 50

Page 55: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

39

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian masalah

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan penelitian.

Jenis pendekatan masalah yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis

pendekatan normatif terapan.

Jadi, yang di maksud dengan pendekatan normatif terapan adalah usaha

mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai

dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Begitu juga dengan skripsi ini,

tahapan pendekatan normatif terapan yang penulis lakukan antara lain:

1. Mengidentifikasi pokok bahasan yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah

mengenai Peran perusahaan asuransi PT Asuransi AXA Indonesia yang

meliputi syarat- syarat, tata cara dan prosedur harus di tempuh dalam

pembayaran atas ganti kerugian, serta akibat hukum yang diterima para pihak

dari penggantian kerugian tersebut oleh PT. Asuransi AXA Indonesia pada

kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah.

2. Mengidentifikasi ketentuan hukum normatif mana yang akan di gunakan

terkait pelaksanaan ganti kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia pada

kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah. Yaitu antara lain, Undang – Undang No 1 Tahun 1992 tentang Usaha

Asuransi, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian dan

himpunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah

pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor kepada PT. Asuransi AXA yang

Page 56: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

40

akan di jelaskan pada poin Data dan Sumber Data.

3. Melihat apakah pelaksanaan ganti kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia

pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah memenuhi syarat-syarat atau prosedur yang sudah di atur

dalam perundang-undangan yang ada.

D. Data dan Sumber Data

Berkaitan dengan permasalahan dan pendekatan masalah yang digunakan maka

penelitian ini menggunakan sumber data kepustakaan. Jenis datanya adalah data

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui bahan pustaka dengan cara

mengumpulkan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah

pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor kepada PT. Asuransi AXA

Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah. Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-

dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, buku

harian dan seterusnya.41Data sekunder terdiri dari:

1. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan meliputi:

a. Undang – Undang No 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi

b. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian

c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

d. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 1/POJK.07/2013 tentang

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

41 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Pers, 2014, hlm. 12

Page 57: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

41

f. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 69 /POJK.05/2016 tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,

Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah,

g. Polis Asuransi PT Asuransi AXA Indonesia

2. Penelitian bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku literatur, penelusuran

internet, serta berbagai dokumen yang terkait dengan Peran perusahaan

asuransi dalam pelaksanaan ganti kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia

pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah.

3. Penelitian bahan hukum tersier, yaitu tulisan-tulisan ilmiah yang sifatnya non

hukum tetapi berkaitan dengan Peran perusahaan asuransi dalam pelaksanaan

ganti kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu

lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data maka tindakan teknis yang akan penulis lakukan

yaitu:

1. Studi Dokumen

Mempelajari bahan-bahan kepustakaan berupa polis asuransi kendaraan

bermotor PT Asuransi AXA Indonesia , literatur-literatur, jurnal- jurnal yang

berkaitan dengan masalah, serta peraturan perundang-undangan yang ada.

2. Wawancara

Wawancara akan dilakukan dengan berkomunikasi langsung bersama pihak

Page 58: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

42

ketiga yang terkait dengan tema dari skripsi ini, yaitu mengenai peran

perusahaan asuransi dalam pelaksanaan ganti kerugian oleh PT. Asuransi

AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah.

F. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dalam penulisan skripsi ini diperoleh melalui tahapan-

tahapan di antara lain sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data (Editing)

Pemeriksaan yang dimaksud adalah memeriksa apakah data yang terkumpul

melalui studi pustaka dan dokumen-dokumen terkait Peran perusahaan

asuransi dalam pelaksanaan ganti kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia

pada kasus kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten

Lampung Tengah sudah dianggap lengkap, cukup, relevan, jelas, tidak

berlebihan, dan sebisa mungkin tanpa kesalahan.

2. Pengaturan data (Organizing)

Kemudian data-data terkait peran perusahaan asuransi dalam pelaksanaan ganti

kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas

di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah yang telah

terkumpul tersebut lalu diatur dan disusun sedemikian rupa. Kemudian dapat

diperoleh gambaran terkait prosedur, tata cara pelaksanan dan syarat-syarat

pelaksanaan ganti kerugian oleh PT. Asuransi AXA Indonesia pada kasus

kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

Tengah, faktor atau alasan di laksanakannya pelaksanaan ganti kerugian oleh

Page 59: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

43

PT. Asuransi AXA Indonesia pada kasus kecelakaan lalu lintas serta akibat

hukum yang timbul dari pelaksanaan ganti kerugian tersebut. Data-data yang

telah terkumpul dan pemaparan-pemaparan yang telah dijelaskan kemudian

disatukan secara sistematis untuk menjawab rumusan- rumusan masalah

tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu langkah selanjutnya setelah data tersusun secara

sistematis, kemudian dilanjutkan dengan penarikan suatu kesimpulan yang

bersifat umum dari data yang bersifat khusus.

G. Analisis Data

Bahan hukum (data) hasil pengolahan serta isi dari polis asuransi tersebut

dianalisis secara kualitatif kemudian dilakukan pembahasan dengan cara

menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan

efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis

guna menjawab permasalahan yang ada dalam perumusan masalah kemudian

ditarik kesimpulan-kesimpulan.

Page 60: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

70

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apabila tertanggung telah memenuhi persyaratan pengajuan klaim asuransi

kendaraan bermotor PT Asuransi AXA Indonesia dengan menyerahkan

dokumen penting antara lain kronologi kejadian, surat laporan kepolisian

Sektor setempat di tempat kejadian, dan surat tuntutan dari pihak ketiga, serta

dokumen lain yang diperlukan. Prosedur yang harus ditempuh dalam

mengajukan klaim asuransi kendaraan bermotor diawali dengan tertanggung

memberitahukan kepada penanggung tentang adanya suatu evenemen dan

tuntutan dari pihak ketiga, kemudian menyerahkan dokumen yang ada

kaitannya dengan kronologi kejadian dan pihak ketiga yang terlibat, lalu

mengisi formulir pengajuan klaim.

Page 61: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

71

2. Akibat hukum bagi tertanggung, pihak ketiga serta penanggung setelah

terjadinya pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi

AXA Indonesia yaitu:

a. Tertanggung setelah membayar ganti kerugian kepada pihak ketiga kemudian

membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas kerugian yang

dialaminya kepada PT Asuransi AXA Indonesia, setelah tertanggung menerima

pembayaran ganti rugi dari penanggung maka tertanggung meminta pemulihan

harga pertanggungan untuk melanjutkan pembayaran premi untuk sisa jangka

waktu yang masih belum dijalani.

b. Pihak ketiga setelah pembayaran ganti kerugian dari tertanggung membuat

surat pernyataan damai yang isinya ialah para pihak telah sepakat untuk

menganggap kasus ini telah selesai karena telah ada tindakan

pertanggungjawaban sehingga pihak ketiga tidak dapat menuntut lagi

dikemudian hari.

c. Penanggung setelah menerima laporan pengajuan klaim dan surat permohonan

penggantian pembayaran klaim atas kerugian yang dialami tertanggung

berkewajiban membayar kerugian yang dialami oleh tertanggung sesuai dengan

ketentuan dalam polis.

Page 62: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

72

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Ali, A. Hasyim Dkk. 2002. Kamus Asuransi. Jakarta, Bumi Aksara

Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan

Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta: Prenada Media

Djoko, Prakoso. 2000. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ganie, A. Junaedy. 2011. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

H.S, Salim. 2017. Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak.

Jakarta: Sinar Grafika.

Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil. 2001. Hukum Perusahaan Indonesia.

Jakarta:Pradnya Paramita

Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Depok: Perusahaan

Asuransi.

Muhammad, Abdulkadir. 2011. Hukum Asuransi Indonesi., Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti

------------------------------- . 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung:

PT.Aditya Bakti

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja. 2010. Perikatan Yang Lahir Dari

Perjanjian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Page 63: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

73

Sasongko, Wahyu. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Bandar Lampung:

Universitas Lampung

Sastrawidjaja, M. Suparman. 1997. Aspek-Aspek Hukum Asuransi, dan Surat

Berharga. Bandung:Alumni

Soekanto, Soerjono. 2014.Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Pers.

Subekti. 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT. Intermasa

Wardana, Kun Wahyu. 2009. Hukum Asuransi: Proteksi Kecelakaan

Transportasi. Bandung: Mandar Maju

Widijowati,Rr. Dijan. 2012. Hukum Dagang. Yogyakarta: ANDI

B. Undang-Undang dan Peraturan Terkait:

1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 1/POJK.07/2013 tentang

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 69 /POJK.05/2016 tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah,

Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah

3. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PT Asuransi AXA

Indonesia)

4. R.Subekti, Dkk. 2006. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-

Undang Kepailitan. Jakarta: PT PRADNYA PARAMITA.

5. Undang – Undang No 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi

6. Undang – Undang No 40 Tahun 2014 tentang Perasuransi

Page 64: PELAKSANAAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR …digilib.unila.ac.id/49955/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkemudian membuat surat permohonan penggantian pembayaran klaim atas

74

C. Karya Ilmiah Terkait:

Ernawati, Dwi Endah . 2009. Tesis:Penerapan Asas-Asas Hukum Asuransi

Dalam Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Di PT. Asuransi Raksa

Pratikara Di Wilayah Surakarta. Semarang: Pascasarjana Undip.

Rohman, Ilham Fatkur. 2015. Skripsi :Pertanggung Jawaban Hukum Atas

Perusahaan Asuransi Terhadap Tindakan Wanprestasi Berdasarkan

Hukum Positif di Indonesia. Surabaya: Universitas Wijaya Putra.

Badiah, Lutvia Anis Watul, Imam Ismanu dan Ratih Dheviana Puru H.T.

2013.Jurnal Ilmiah: PENYELESAIAN KLAIM BAGI PEMEGANG POLIS

ASURANSI KENDARAAN RODA EMPAT (Studi di PT. Asuransi Rama

Satria Wibawa Cabang Malang). Malang: Fakultas Hukum, Universitas

Brawijaya.