198
i PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Albertin Melati Widyaninta 119114040 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

  • Upload
    dinhthu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

i

PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Albertin Melati Widyaninta

119114040

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

SKRIPSI

PEN,TAHAMAN IBU MENGENAI TEN'IPER TANTRUM ANAK

Disusun oleh:

Albertin Melati Widyaninta

1r9114040

Telah Disetuiui Oleh:

Dosen Pembirnbing.

^ '^tl( ip

A,trWt-l--rlt u v'

Ratri Sunar Astuti. M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

SKRIPSI

PEMAHAMAN IBU MENGEI\AI TEMPI,R TANTRUM AI\AK

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Albertin Melati Widyaninta

NIM: 119114040

Telah dipertanggrurgjawabkan di depan Panitia Penguli

Pada tanggal 14 Mmet 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Penguji I

Penguji II

Pengujitrl

Nama lengkap

Ratri Sunar Astuti, M. Si.

M. L. Anantasari, M. Si.

P. Eddy Suhartanto. S. Psi., M Si

Yoryakart4 ...........

Fakultas Psikologi

1117CU I I

Universitas Sanata Dharma

Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si.

iii

'p\" g c

ur,FW*

\ *""?hi'iis z

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

iv

HALAMAN MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung

di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku.”

Filipi 4:13

“Birds don’t just fly, they fall down and get up.

Nobody learns without getting it wrong.”

Try Everything, ost. Zootopia

“It’s time to see what I can do

To test the limits and break through.”

Let It Go, ost. Disney Frozen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Demikian, usaha yang kutempuh melampaui batasku kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus,

yang selalu hadir dalam rupa percikan api semangat dalam titik terendahku.

Ibu Nien,

yang segala perhatiannya dicurahkan padaku.

Bapak Budi,

yang segala kepunyaanya disediakan bagiku.

Adik Eno,

yang tingkah ajaibnya selalu bisa jadi pelarian atas jenuhku.

Aditya,

yang mengajari untuk setia dalam perjuanganku.

Semua sahabat, rekan yang terlibat,

yang bahkan kehadirannya tidak kuduga namun Tuhan hadiahkan padaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 fubruori aotT

Penulis,

W?$s(Albertin Melati Widyaninta)

V1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

vii

MOTHER’S UNDESTANDING TO INFANT’S TEMPER TANTRUM

Albertin Melati Widyaninta

ABSTRACT

This research aimed to explore mother’s understanding to child behavior while

expressing temper tantrum. The design of this research is qualitative in

interpretative phenomenological analysis method which applied to data obtained

on semi-structured interview and observation. This research was conducted on

three mothers who have a daughter or son aged 18 months to 3 years old and

indicated with temper tantrum symptomps. The result showed that mother’s

understanding about child temper tantrum vary based to educational degree and

living place area. Variation of mother’s understanding about child temper tantrum

implicated to variation of mother’s attitude to child temper tantrum. Furthermore,

mother’s attitude to child temper tantrum implicated to mother’s responses to child

temper tantrum and mother’s strategies to cope child temper tantrum.

Keywords: mother, understanding, attitude, strategy, temper tantrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

viii

PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK

Albertin Melati Widyaninta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman ibu mengenai perilaku temper

tantrum anak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologis

yang diterapkan pada data yang diperoleh melalui metode wawancara semi

terstruktur dan observasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tiga

orang ibu yang memiliki anak dalam rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun dengan

indikasi temper tantrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman ibu

mengenai perilaku temper tantrum anak memiliki variasi sesuai dengan tingkat

pendidikan dan lokasi tempat tinggal. Ragam pemahaman ibu mengenai temper

tantrum mempengaruhi variasi sikap ibu terhadap temper tantrum. Selanjutnya,

sikap ibu terhadap temper tantrum mempengaruhi cara ibu merespon dan memilih

strategi untuk menanggulangi temper tantrum.

Kata kunci: ibu, pemahaman, sikap, strategi, temper tantrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Albertin Melati Widyaninta

NIM : 119114040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PEMAHAMAN IBU

MENGENAI TEMPER TANTRUN{ ANAK

Besefia perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk rnenf itnpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di intemet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal. 14 Junt 'rOll

Yang menyatakan

ruO i ,

'dr{P " o }'-aa)L\$(/ \-/

(Albertin Melati Widvaninta)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan

Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan yang tiada berkesudahan sehingga

penelitian dengan judul PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER

TANTRUM ANAK ini telah selesai. Penelitian ini disusun sebagai syarat untuk

mendapatkan gelar Strata Satu (S1) Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Selama proses penyusunan, peneliti telah didukung oleh beberapa pihak.

Oleh karena rasa syukur ini, peneliti hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih rasanya tidak cukup untuk mewakili

betapa diriku bersyukur memiliki Tuhan selembut sekaligus sekuat Engkau

yang penyertaan-Nya sungguh terasa dalam setiap proses penyelesaian

penelitian ini.

2. Ibu Nien Haryanti, ibuku yang selalu percaya bahwa aku bisa melampaui

segala yang sedang kuhadapi. Makasih ya, bu. Kepercayaan ibu buat Ela lah

yang membuat Ela percaya diri buat ngerjain skripsi ini. Makasih, Ela udah

ibu whatsapp terus, nanyain keadaan Ela.

3. Bapak Budi Widyatmoko, ayahku yang sudah mengupayakan untuk selalu

memenuhi kebutuhanku. Makasih ya, pak. Ela selalu bisa bersandar pada

bapak dan punya keyakinan bahwa Ela gak akan jatuh.

4. Adik Eno Widyananda, semoga skripsi mbak bisa jadi tambahan pengetahuan

buat adek. Besok kuliahnya gak usah kelamaan kayak mbak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xi

5. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si. selaku pembimbing skripsi selama 5 semester.

Terima kasih, ibu, atas pendampingan dan kesabaran ibu dalam pengerjaan

skripsi ini. Terima kasih sudah meluangkan waktu yang banyak untuk

membantu skripsiku ya, bu.

6. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi yang

telah memimpin Fakultas Psikologi ini dengan tangguh dan bijaksana.

7. Kedua dosen penguji Ibu M. L. Anantasari, M. Si. Dan Ibu Diana Permata

Sari, M. Sc. Yang telah membantu proses penyempurnakan skripsi saya.

8. Bapak Prof. Augustus Supratiknya, Ph. D. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah berkontribusi pada perkuliahan saya.

9. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas passion ibu

dan bapak sekalian dalam mentransfer ilmu yang memberi saya kesempatan

untuk mengembangkan ilmu Psikologi dan bersama dengan para karyawan

yang suasana kekeluargaannya membuat saya sangat kerasan di fakultas ini.

10. Aditya Dewantoro, pacar yang tingkah lakunya menjengkelkan tapi selalu

mengusahakan semua yang baik buat perkembanganku menjadi pribadi yang

semakin dan semakin baik. Makasih ya, ndut. Aku yakin 100% nggak ada satu

orangpun yang sespesial (baca: seaneh, seunik, seajaib, dan senyeleneh)

kamu!

11. Saktya Pratita dan Anoy Widya Sasmita, dua orang lelaki tangguh dan

kompeten di Psikologi. Matur nuwun sanget, berkat kepercayaan kalian

padaku (Saktya di BEMF Psi 13-14 dan Anoy di AKSI 2015), aku bisa

berkembang, melampaui diriku, yang semula nggak mampu untuk sekedar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xii

berani tampil di depan orang banyak menjadi orang yang akhirnya

dipercayakan untuk memimpin orang banyak. Salim, Sak, Noy.

12. Ghea Kuncahyani, Stella Vania, Agnes Wijaya, Retha Sekar Lelyana,

Dianasia Tyas, Mira Toby, Bincik Primaturini, Bene Pasaribu, Rere Siniwi,

Martha Sihombing, Bella Indyaningtyas, Angga Kurnianto, sebagai sahabat-

sahabat yang memberikan kenyamanan dalam kegelisahan dan penguatan

dalam kebimbangan. Aku bersyukur karena Tuhan telah menghadiahkan

kalian dalam hidupku. Peluk satu-satu!

13. Seksi Publikasi dan Dekorasi Psychofest 2011: Mas Plentong, Mbak Astrid,

Agnes, Ateng, Anton. Berkat mas Plentong selaku koordinator seksi yang

telah memilih aku jadi anggota, aku jadi kecebur di populasi cah kepanitiaan

Psi dan menemukanku pada tambatan hatiku.

14. Konseptor dan Tutor AKSI 2012: Mas Hanif, Mas Kribo, Mbak Valen, Mbak

Sondra, Mbak Tari, Saktya, Ateng, Mas Wawan, Mas Erga, Mbak Vita, Tyas,

Bene, Bella, Rere, Agnes, Pika, Anita. Berkat dinamika bersama kalian

bertujuh belas, aku jadi punya banyak soft skill baru yang menyadarkanku

bahwa skill yang aku punya belumlah ada apa-apanya.

15. Panitia Inti BEMF 2013-2014: Saktya, Ani, Bella, Patrice, Fani. Berkat

Saktya, aku jadi makin kecebur di populasi cah kepanitiaan fakultas, aku

diajari banyak banget skill yang bikin aku mampu bertindak dalam lingkungan

sosial. Makasih banget, mumet-mumet-nya kita berenam membekas di hati dan

pelajarannya bisa kubawa sampai mati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xiii

16. Panitia AKSI 2015: Anoy, Elis, Vico. Anoy yang celelekan tapi berhati-hati,

Elis yang skillful pada jobdesc dan keluguannya mencairkan suasana, dan

Vico yang jahil tapi galak. Kita berempat adalah komposisi anggota divisi

yang paling pas dan saling menunjang penyelesaian pekerjaan dan

kekompakan. Aku kangen nge-ArtJog bareng lho!

17. Saudari-saudari KKN: Yasmine, Muti, Ayuk, Irene. Kehadiran kalian dalam

hari-hariku selama satu bulan di Gupit mengajarkanku cara mencintai sesama

dengan menerima apa adanya. Pendadaranku mbok do teko to!

18. Keluarga Psikologi 2011, semuanya, tak terkecuali, status apapun yang

sekarang kalian sandang. Terima kasih bahwa keragaman kalian menciptakan

dinamika yang unik, membuat nyaman, dan menujang perkembanganku di

fakultas kita tersayang. Terima kasih telah menjadi bagian yang akan selalu

kurindukan ketika pulang ke Jogja.

19. Ketiga informan yang telah menyediakan diri untuk berbagi pengalaman yang

sangat bernilai untuk penelitianku. Terima kasih banyak, semoga senantiasa

menjadi ibu yang tangguh dan skillful dalam menunjang perkembangan anak-

anak.

20. ChaCha Milk Tea, Hero Coffee, dan Peacock Coffee. Terima kasih telah

menjadi tempat yang nyaman untuk ber-progress hingga aku menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Menjadi tempat yang membuatku melampaui diri, dari

yang semula jam 22.00 sudah mengantuk sampai jadi tahan memandang

laptop hingga subuh. Aku rekomendasikan ketiga tempat ini buat para pejuang

skripsi selanjutnya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xiv

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN ………………………………………………..………1

A. Latar Belakang ………………………………………………………..…1

B. Rumusan Masalah …………………………………………....………….8

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………...8

D. Manfaat Penelitian ...…………………………………………………….8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….10

A. Temper Tantrum ……………………………………………………….10

1. Definisi temper tantrum ……………………………………………10

2. Usia kemunculan temper tantrum ....…………………………...……10

3. Perilaku yang menyertai temper tantrum ………………………......11

4. Faktor-faktor penyebab kemunculan temper tantrum ……………….12

5. Klasifikasi temper tantrum yang normal dan abnormal................... 15

B. Strategi Menanggulangi Temper Tantrum ………..….............................16

C. Perkembangan Anak ...………………………………………..…………19

1. Perkembangan fisik dan motorik …………………………………....19

2. Perkembangan kognitif dan bahasa …………………………..……...20

3. Perkembangan sosial …………………………………………….…..23

4. Perkembangan emosi ……………………………………………..…25

5. Perkembangan agresi ..........................................................................30

D. Pemahaman Ibu ………………………………………………………..31

1. Memahami …………………………………………………………..31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xv

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman ibu ...................... 35

3. Pentingnya memahami temper tantrum anak ………………………..36

E. Pertanyaan Penelitian ……………………………….…………………...37

1. Fokus penelitian……………………………………………...…….. 37

2. Pertanyaan pendukung ………………………………………………37

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………39

A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….…39

B. Fokus Penelitian ……………………………………………..………….40

C. Batasan Istilah …………………………………………………………...40

D. Partisipan Penelitian ……………………………………………...……...42

E. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………...43

F. Panduan Wawancara ………………………………………..…………...46

G. Proses Pengumpulan Data ……………………………………………….47

H. Metode Analisis Data …………………………………………….……...48

I. Krediilitas Penelitian …………………………………………………….50

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….…52

A. Pelaksanaan Penelitian ……………………………….………………….52

B. Gambaran Informan ……………………………………….…………….55

1. Informan 1 …………………………………………………………...55

2. Informan 2 …………………………………………………………...56

3. Informan 3 …………………………………………………………...57

C. Hasil Penelitian: Deskripsi Tema Umum ………………………………..57

1. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak ……….………….58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xvi

2. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak ……………………61

3. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu ………………………...66

4. Strategi menanggulangi temper tantrum …………………………… 71

D. Pembahasan ……………………………………………………………...74

1. Informan 1 ……………………………………………………….… 75

a. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak …………..…...75

b. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak …………....…..76

c. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu …………….……....78

d. Strategi menanggulangi temper tantrum …………………...……79

2. Informan 2 …………………………………………………………...80

a. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak …………..…...80

b. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak ………………..81

c. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu ……………………83

d. Strategi menanggulangi temper tantrum ………………………...84

3. Informan 3 …………………………………………………………...85

a. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak …………….....85

b. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak …………….… 87

c. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu …………………….89

d. Strategi menanggulangi temper tantrum ……………………...…90

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………..95

A. Kesimpulan …………………………………………………..………….95

B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………… 96

C. Saran ………………………………………………………….………….96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Panduan Wawancara …………………………………………………...46

Tabel 2. Data Demografi Informan ….…………………………………….....52

Tabel 3. Proses Pengumpulan Data Informan 1 …………………………………53

Tabel 4. Proses Pengumpulan Data Informan 2 …………………………………53

Tabel 5. Proses Pengumpulan Data Informan 3 …………………………………53

Tabel 6. Pemahaman Ibu Mengenai Temper Tantrum Anak ……………………91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xviii

DAFTAR GAMBAR

Skema 1. Pola Pengaruh Pemahaman Ibu Mengenai Temper Tantrum …………75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Informed Consent Informan 1 ………………………………………………….104

Biodata Informan 1 ...……………………………………………………… 105

Informed Consent Informan 2 ………………………………………………….106

Biodata Informan 2 ………………………………………………………… 107

Informed Consent Informan 3 ……………………………………………… 108

Biodata Informan 3 .……………………………………………………… 109

Tabel Analisis Isi Informan 1 ..…………………………………………………110

Tabel Analisis Isi Informan 2 …………………………………………………124

Tabel Analisis Isi Informan 3 …………………………………………………..157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa awal anak-anak adalah fase perkembangan dengan perubahan

yang cukup menonjol. Masa ini merupakan tingkat perkembangan saat anak-

anak menghadapi dunia sosial yang lebih luas (Santrock, 2002). Anak-anak

mulai keluar dari lingkup keluarga menuju lingkungan teman sebaya dan

memasuki lingkungan sekolah. Pada masa ini, anak-anak sudah mulai

memiliki pemahaman yang lebih kompleks mengenai lingkungan sosialnya

(Bukatko, 2008). Mereka sudah menyadari dan mampu mengekspresikan

keinginannya, namun mereka juga memahami bahwa lingkungan memiliki

aturan-aturan yang harus dipatuhi, yang seringkali menghalanginya untuk

mencapai keinginan-keinginannya.

Anak-anak yang telah memahami hal-hal semacam ini kemudian

mengalami konflik antara otonomi yang dimiliki dan rasa malu dan ragu-ragu

yang ditimbulkan (Erikson dalam Santrock, 2007). Anak mengalami

kebingungan akibat konflik tersebut. Ketika anak-anak dihadapkan pada

situasi yang membingungkan, maka mereka akan mengalami frustrasi

sehingga menunjukkan reaksi-reaksi tertentu (Gunarsa, 1987). Tidak jarang,

reaksi-reaksi tersebut merupakan perilaku yang mengganggu dan merusak.

Perilaku tersebut di antaranya menangis dan marah (Gunarsa, 1987), dan

mengucapkan kata-kata kasar (Sarumpaet, 1978). Seorang ibu bercerita bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

2

anak laki-lakinya kerap melemparkan semua baju ke lantai setiap kali ia

pulang sekolah, tuturnya dalam tabloid Femina (no. 10/7-13Mar15 pada rubrik

Anda dan Keluarga).

Meggitt (2013) menyebut ledakan emosi frustrasi dan amarah yang

tidak terkontrol, seperti berteriak, menangis, menolak bekerja sama, marah

(dapat diekspresikan di antaranya dengan menendang, memukul, berteriak)

sebagai tantrum. Meggitt (2013) menyatakan bahwa temper tantrum muncul

sebagai akibat dari konflik antara hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Dengan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa frustrasi yang

dialami anak pada situasi yang membingungkan baginya akan dapat memicu

timbulnya tantrum.

Temper tantrum memberikan dampak kepada ibu. Sebagian besar ibu

melaporkan bahwa pada masa ini, mereka mulai merasa jengkel dan

kewalahan ketika berhadapan dengan anaknya. Seperti yang diungkapkan oleh

Astrika dalam tabloid Ayah Bunda (no. 13/ 23Jun-6Jul14), dalam rentang usia

dua hingga tiga tahun, anaknya terlihat sering menangis, marah, menjerit,

menendang-nendang, mengamuk, dan pandai berargumentasi. Berdasarkan

perilaku tersebut, Astrika menyebut anaknya sebagai monster cilik.

Hal senada juga diungkapkan oleh seorang ibu dengan 3 orang anak.

Dalam tabloid Familia (ed. 13/Nov04), ia mengeluhkan bahwa anak keduanya

berani melawan orang tua, mengganggu adiknya, dan kerap bertengkar dengan

kakaknya. Ibu merasa sangat jengkel sehingga berteriak dianggap menjadi

cara yang dianggap efektif untuk menekan kenakalan anak keduanya. Hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

3

usia tujuh tahun, ibu melabel anaknya sebagai trouble maker (atau peneliti

menerjemahkannya sebagai si biang kerok).

Meski melalui kedua fenomena di atas disebutkan bahwa temper

tantrum menyusahkan ibu, sebuah sumber menyebutkan bahwa kemunculan

temper tantrum merupakan perilaku yang biasa muncul dalam masa

perkembangan anak, khususnya pada rentang usia 18 hingga 60 bulan (Potegal

& Davidson (dalam Belden, Thomson, & Luby, 2008)). Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena anak belum cukup mampu

mengkomunikasikan keinginannya dengan jelas (Kopp dalam Bukatko, 2008)

atau karena kematangan fisiologis, yakni bagian frontal pada otak yang

mengontrol gairah (excitation) dan penghambat (inhibition) sedang dalam

proses pematangan (Fox & Schore dalam Bukatko, 2008) yang menyebabkan

letupan keinginan dan kemampuan anak untuk mengontrol keinginannya

seringkali berkonflik.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat adanya kesenjangan antara

pemahaman para ibu dengan uraian para pakar mengenai temper tantrum yang

muncul pada anak. Kemunculan tantrum seringkali menimbulkan rasa jengkel

bagi ibu, bahkan rasa malu bila terlihat oleh orang lain (Azar, Reitz, & Goslin,

2008) sehingga sebagian ibu melabel anaknya sebagai anak yang nakal.

Padahal, pemberian label semacam itu dapat berdampak buruk bagi anak.

Dampak buruk labelling yang mungkin terjadi, salah satunya adalah

terganggunya proses perkembangan anak pada tahapan selanjutnya seperti

disebutkan pada Santrock (2002), yakni tekun versus rendah diri (industry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

4

versus inferiority). Santrock (2002) menyebut bahwa orang tua yang

memberikan label “kacau” atau “berantakan” pada hasil karya anaknya, dapat

mendorong perkembangan rasa rendah diri pada anak-anak.

Menjadi ibu berarti mengambil tanggung jawab untuk mengasuh dan

mendidik anak. Hal ini didukung oleh Kartono (1992) bahwa ibu harus

melibatkan diri dalam menjamin kesejahteraan psikologis anaknya dalam

mendampingi anak beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Dalam kasus

temper tantrum, tanggung jawab tersebut dapat diwujudkan dalam sikap ibu

saat menangani perilaku negatif yang muncul. Penanganan atau sikap yang

sesuai hanya dapat dicapai apabila ibu memiliki pemahaman yang benar

mengenai kondisi anaknya, khususnya mengenai perilaku temper tantrum

yang diekspresikan anaknya.

Pernyataan ini didasarkan oleh pernyataan Anderson (dalam

Supratiknya, 2012) yang menyebut bahwa dalam definisi „memahami‟

terdapat kemampuan untuk membedakan atau mengklasifikasi dan membuat

perkiraan. Berdasarkan pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa ketika ibu

memahami bahwa perilaku mengganggu dan merusak yang diekspresikan

anaknya adalah temper tantrum, maka ibu akan mengambil sikap yang tepat.

Sebaliknya, bila ibu tidak memahami bahwa perilaku-perilaku tersebut adalah

temper tantrum, melainkan perilaku nakal, maka ibu akan menyikapi dengan

salah dan berdampak buruk bagi anaknya.

Berikut adalah sikap yang benar dalam menangani temper tantrum.

Pada tabloid Ayah Bunda (no. 26/29Des14-11Jan15), Erweniati, seorang ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

5

berbagi cerita bahwa anak perempuannya yang berusia 2 tahun menunjukkan

perilaku berguling-guling di lantai untuk meminta dibelikan sebuah mainan di

suatu pusat perbelanjaan. Karena sudah paham bahwa anaknya sedang

mengekspresikan temper tantrum, maka ia menggendong anaknya ke luar toko

dan membiarkan temper tantrumnya selesai. Setelah itu, ia dan anaknya

berbicara dengan baik-baik dan mengajaknya pulang.

Sementara itu, berikut adalah sikap yang salah dalam menangani

tantrum. American Academy of Pediatrics (dalam Daniels, Mandleco, &

Luthy, 2012) memberi contoh mengenai anak yang mengekspresikan temper

tantrum karena menolak perintah ibu untuk tidur. Ibu mungkin menyikapi

temper tantrum anaknya dengan membolehkan anaknya terjaga hingga larut

malam. Namun, ibu mungkin tidak sadar bahwa sikapnya ini justru

memberikan penguatan (reinforcement) pada perilaku tantrum anaknya. Anak

pun mempelajari bahwa perilaku temper tantrum dapat digunakan untuk

memperoleh keinginannya.

Berdasarkan dua contoh di atas, tampak bahwa penanganan ibu

mengenai perilaku tantrum anaknya masih bervariasi. Purnomo (1990)

menyatakan bahwa keyakinan seseorang mengenai suatu situasi dapat menjadi

dasar seseorang untuk memilih respon dalam bertindak. Maka dapat dikatakan

bahwa perbedaan pemahaman ibu mengenai perilaku temper tantrum anaknya

juga akan cenderung menampilkan variasi pada penanganan ibu terhadap

perilaku tantrum anaknya. Gunarsa (1987) juga berpendapat bahwa tantrum

dapat diatasi apabila ibu memiliki pemahaman yang cukup mengenai tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

6

perkembangan dan kemampuan yang dimiliki oleh anaknya. Hal inilah yang

menjadi latar belakang bahwa pemahaman ibu mengenai temper tantrum perlu

diteliti lagi. Maka akan lebih baik apabila ibu memiliki pemahaman yang lebih

baik dalam melihat perbedaan antara perilaku tantrum dan perilaku

mengganggu dan merusak lainnya, atau sering disebut sebagai perilaku nakal.

Encyclopedia of Child Behavior and Development (2001) menjelaskan

tantrum sebagai: 1). Perilaku yang merusak dan tidak diinginkan sebagai

respon atas luapan emosi yang disebabkan oleh keinginan yang tidak

dipenuhi, 2). Ketidakmampuan untuk mengontrol emosi yang disebabkan oleh

frustrasi atau kesulitan untuk mengekspresikan keinginan tertentu. Menurut

sumber yang sama, kondisi seperti ini umum ditemui pada anak dalam rentang

usia 18 bulan hingga 4 tahun. Dengan demikian, perilaku tantrum perlu

dipahami sebagai ekspresi ketidaknyamanan dan frustrasi atas konflik yang

dialami oleh anak.

Menurut Gunarsa (1987), suatu perilaku dapat disebut nakal apabila

perilaku tersebut menimbulkan masalah bagi diri sendiri atau orang lain, dan

melanggar nilai-nilai moral maupun sosial. Sebagai contoh, anak yang nakal

akan menunjukkan perilaku seperti berbohong, memecahkan kaca jendela,

mengganggu adik, dan mencuri barang milik orang lain (Gunarsa, 1987).

Mengaitkan tantrum dengan kenakalan, sebuah artikel menyebutkan

bahwa temper tantrum lebih tepat dimaknai sebagai ketidakmampuan anak

untuk mengontrol perilakunya daripada dimaknai sebagai perilaku nakal

(Montgomery, 1987). Sumber lain menyebutkan bahwa perilaku tantrum dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

7

menjadi indikasi anak yang merasa tidak bahagia dan tidak nyaman, daripada

anak yang nakal (McCaskill, 1941). Dengan demikian, melabel perilaku

tantrum dengan kata „nakal‟ merupakan hal yang tidak tepat.

Pemahaman mengenai temper tantrum anaknya merupakan kemampuan

yang penting dikuasai oleh ibu dalam pengalamannya mengasuh anak. Paham

berarti memahami makna, membedakan hal yang benar dan yang salah, serta

membuat perkiraan atau strategi tertentu (Anderson dalam Supratiknya, 2012).

Menurut Irmansyah (dalam Nurrachman dan Bachtiar, 2011), memahami

adalah modal utama untuk membangun suatu hubungan yang positif dan

saling membahagiakan. Bila melihat implikasinya, pengetahuan ibu dapat

menstimulasi perkembangan fisik, kognitif, dan emosional anak (Balson,

1993), sebaliknya kegagalan ibu dalam mengidentifikasi maksud anak akan

membuat ibu mengembangkan perasaan tidak mampu memahami dan

menolong anak mereka (Balson, 1993), dan membuat anak mengembangkan

rasa rendah diri (Sarumpaet, 1978; Purnomo, 1990; Santrock, 2002).

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman ibu mengenai

perilaku temper tantrum anaknya. Untuk mecapai tujuan tersebut, peneliti

bekerja sama dengan para partisipan penelitian, yakni 3 orang ibu yang

berdinamika dengan anak dengan indikasi temper tantrum dalam rentang usia

18 bulan hingga 3 tahun.

Untuk memperoleh informasi pemahaman mengenai temper tantrum

yang bervariasi, masing-masing partisipan penelitian berasal dari latar

belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda-beda. Penentuan variasi latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

8

belakang tersebut didasari oleh Azwar (2005) mengenai sikap, bahwa

pembentuk sikap setidaknya dipengaruhi oleh pengalaman langsung,

pendidikan, dan paparan terhadap media massa.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pemahaman ibu mengenai perilaku tantrum anaknya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menggali pemahaman ibu mengenai perilaku

temper tantrum anaknya.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini menambah kelengkapan kajian mengenai

temper tantrum dalam bidang Psikologi Perkembangan, khususnya dalam

rangka memahami tahapan perkembangan (milestone) anak. Hingga saat ini,

topik temper tantrum banyak dikaji dalam bidang pengasuhan (Nursing)

khususnya dalam strategi penanggulangan perilaku temper tantrum.

Secara praktis, penelitian ini lebih banyak ditujukan untuk para ibu.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan pemahaman

mengenai temper tantrum, yakni membantu ibu mengenali berbagai perilaku

yang diekspresikan anak pada temper tantrum, berbagai kondisi dan faktor

penyebab kemunculan temper tantrum, gambaran dampak yang mungkin

dapat dirasakan ibu akibat temper tantrum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

9

Peneliti berharap melalui penelitian ini, para ibu dapat menerapkan

praktik pengasuhan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi psikologis anaknya.

Dengan menerapkan praktik pengasuhan yang sesuai, ibu dapat mejalankan

perannya sebagai penunjang perkembangan anak agar sesuai dengan tahapan

perkembangannya dan kesejahteraan psikologis akhirnya tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Temper Tantrum

1. Definisi temper tantrum

Temper tantrum dapat dikenali dari berbagai istilah, seperti

„amukan‟, „mengamuk‟, dan „mengambek‟ (Meggitt, 2013; Suririnah,

2010). Temper tantrum didefinisikan sebagai semprotan emosi frustrasi

dan amarah yang ekstrem dan tidak terkontrol pada anak-anak kecil yang

tampak dari perilaku-perilaku tidak menyenangkan dan tidak sesuai

dengan situasi, seperti menangis, berteriak, dan menyakiti diri sendiri

(Daniels et al., 2012; Meggit, 2013; McCurdy dalam Daniels et al., 2012).

2. Usia kemunculan temper tantrum

Kemunculan temper tantrum dapat dilihat pada usia 1 hingga 4

tahun (Harrington, 2009). Hasil penelitian oleh Sullivan & Lewis (2012),

menunjukkan bahwa temper tantrum mulai muncul pada anak sekitar usia

12 bulan.

Temper tantrum juga dapat diidentifikasi pada usia yang lebih

besar, yakni mulai usia 16 hingga 36 bulan (Suririnah, 2010), pada rentang

usia 18 bulan hingga 4 tahun (Koulenti & Anastassiou-

Hadjicharalambous, 2011), dan melewati usia 18 bulan (Hockenberry et al.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

11

dalam Dinantia, Indriati, dan Nauli, 2014). Bahkan, Meggitt (2013)

menyebutkan bahwa tantrum biasanya terjadi pada anak usia 2 tahun.

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku temper

tantrum muncul pada rentang usia antara 18 bulan hingga 3 tahun.

3. Perilaku yang menyertai temper tantrum

Temper tantrum dapat dikenali dari perilaku tampak seperti

berikut. Harrington (2009) menyampaikan bahwa anak yang tantrum

menunjukkan perilaku merengek, mengeluh, menolak perintah,

membantah, memukul, berteriak, berlari, dan menantang guru atau orang

tua. Suririnah (2010) menemukan bahwa berteriak-teriak, berbaring di

lantai, menendang, membanting barang-barang, menahan napas,

membenturkan kepala ke tembok atau lantai, menangis adalah perilaku

yang kerap dijumpai pada anak tantrum.

Berikut adalah klasifikasi perilaku temper tantrum berdasarkan

sifatnya yang dikelompokkan menurut Belden et al., 2008 :

a. Agresi yang tidak destruktif, terdiri dari perilaku menendang tanpa

sasaran, menghentakkan kaki, memukul dinding, merengek, mengeluh,

menolak perintah, membantah, berteriak, berlari, menantang guru atau

orang tua.

b. Menyakiti diri sendiri, terdiri dari perilaku memukul diri sendiri,

membenturkan kepala, menahan nafas, menggigit diri sendiri,

c. Agresi oral, terdiri dari perilaku menggigit orang lain, meludah pada

orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

12

d. Agresif destruktif, terdiri dari perilaku menendang orang lain,

memukul orang lain, melempar benda, merusak benda

Berikut adalah klasifikasi perilaku temper tantrum berdasarkan

intensitasnya yang dikelompokkan menurut Preschool Age Psychiatric

Assesment (PAPA) dalam Belden et al., 2008 :

a. Tantrum normatif, yakni tantrum yang jarang meningkat pada perilaku

menangis-berteriak berlebihan, dan tanpa disertai kerusakan-

kekerasan, atau keduanya.

b. Tantrum berlebihan tanpa agresi, yakni tantrum yang tidak disertai

agresi-kekerasan namun disertai dengan perilaku berteriak-menangis,

dan/atau memukul tanpa sasaran.

c. Tantrum berlebihan dengan agresi, yakni tantrum yang disertai dengan

perilaku menangis-berteriak, juga agresi-kekerasan terhadap objek,

orang lain, atau keduanya.

4. Faktor-faktor penyebab kemunculan temper tantrum

Selain memahami definisi, usia kemunculan, dan perilaku yang

sering muncul, para ibu juga perlu memahami pemicu temper tantrum.

Terdapat berbagai hal yang dapat menyebabkan perilaku tantrum muncul.

Suririnah (2010) menyebutkan bahwa anak yang mengekspresikan

tantrum sebenarnya ingin mencari perhatian, hal ini mungkin dapat

menjawab alasan temper tantrum muncul saat orang tua mengobrol dengan

teman. Penyebab selanjutnya adalah rasa frustrasi. Anak dapat merasa

frustrasi biasanya karena tiga hal berikut, yakni tidak diizinkan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

13

sesuatu yang diinginkan, tidak mau meyelesaikan aktivitas yang

dikerjakan, atau dipaksa melakukan aktivitas yang tidak diinginkan.

Selanjutnya, anak dapat mengekspresikan temper tantrum karena mereka

mencontoh perilaku orang lain. Anak pernah melihat orang di

sekelilingnya mengekspresikan emosi negatif dengan mengambek. Anak

juga dapat menggunakan tantrum sebagai ancaman untuk mendapatkan hal

yang diinginkannya. Hal ini dapat terjadi karena orang tua tidak konsisten

dalam memberikan aturan mengenai hal yang boleh dan hal yang tidak

boleh dilakukan. Penyebab-penyebab yang ditimbulkan dari

ketidaknyamanan fisik seperti kelelahan, merasa lapar dan haus juga dapat

memicu kemunculan temper tantrum.

Pandangan dari sisi perkembangan anak disampaikan oleh Syam

(2013). Temper tantrum merupakan usaha keras dari autonomy yang

dikembangkan anak usia toddler dalam usahanya menolak aktivitas yang

tidak disukai. Dalam menanggapi salah satu fenomena yang dialami anak

dalam usia toddler, yakni kelelahan, Syam (2013) menjelaskan bahwa

kelelahan merupakan tindakan sederhana sebagai toleransi dari frustrasi.

Purnamasari dalam Syam (2013) menyampaikan bahwa anak usia

18 bulan hingga 3 tahun secara normal menunjukkan perilaku menentang

perintah. Hal ini merupakan masa eksplorasi, yakni memelajari batasan-

batasan di lingkungannya. Selain itu, perilaku menentang muncul karena

anak sedang dalam fase mengembangkan otonominya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

14

Meggitt (2013) dalam terjemahan atas buku aslinya Understanding

Child Development, menjelaskan bahwa temper tantrum dapat terjadi

ketika seorang anak sedang sakit atau lelah, tetapi seringkali terjadi karena

ada konflik mengenai sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan

olehnya. Meggitt (2013) menyebutkan tujuh kondisi yang menjadi pemicu

tantrum, yakni frustrasi, tidak mendapatkan cukup perhatian, keinginan

untuk mandiri, ditolak, lapar, lelah, dan terlalu terstimulasi, serta ingin

mengetes batasan dan aturan.

Berdasarkan paparan berbagai referensi di atas, peneliti

mengkategorisasi faktor-faktor kemunculan temper tantrum dalam 2

kelompok besar, yakni:

a. Faktor penyebab

1) Faktor perkembangan: Menolak permintaan orang lain yang tidak

disukai, sedang mengetes batasan dan aturan di lingkungan. Kedua

hal ini berkaitan erat dengan fase otonomi yang sedang

berkembang.

2) Faktor fisik: sedang sakit, kelelahan, dan lapar.

b. Faktor pemicu

1) Faktor emosi: tidak mendapatkan cukup perhatian, ditolak, rasa

frustrasi, dan rasa takut.

2) Faktor sosial: terganggu oleh pernyataan verbal yang provokatif

dan mendapatkan penanganan yang salah dari orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

15

5. Klasifikasi temper tantrum yang normal dan abnormal

Pada bagian ini akan disajikan klasifikasi anak yang disebut sehat,

anak yang mengalami temper tantrum yang disebut sebagai normal dan

anak yang mengalami temper tantrum yang disebut sebagai normal

abnormal berdasarkan rentang usia anak.

Menurut Belden et al. (2008), anak disebut sehat apabila tidak

memiliki kriteria DSM-IV dalam psychiatric disorder apapun. Anak yang

disebut sehat ini menunjukkan perilaku temper tantrum yang secara

signifikan lebih sedikit menunjukkan kekerasan, menyakiti diri sendiri,

merusak, dan agresi secara oral. Anak sehat mengalami tantrum dengan

tingkat keparahan lebih ringan, durasi yang lebih pendek, dan

membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk kembali ke keadaan normal.

Menurut Daniels et al. (2012), temper tantrum anak disebut normal

apabila memiliki ciri-ciri yang tergolong dalam katergori usia, perilaku,

durasi, frekuensi, dan keadaan mood sebagai berikut. Anak mengalami

temper tantrum pada rentang usia 12 bulan dan akan berakhir pada usia 4

tahun. Anak mengekspresikan perilaku menangis, meronta, manjatuhkan

diri ke lantai, mendorong, menarik, atau menggigit objek. Dengan kata

lain, anak mengekspresikan temper tantrum dengan intensitas Tantrum

Berlebihan Tanpa Agresi berdasarkan PAPA dalam Berden et al., 2008.

Temper tantrum hanya berdurasi hingga 15 menit dan berlangsung kurang

dari 5 kali dalam sehari. Anak akan mampu mengembalikan moodnya ke

keadaan normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

16

Sebaliknya, temper tantrum anak disebut abnormal apabila masih

mengalaminya di atas usia 4 tahun. Anak mengekspresikan temper tantrum

disertai perilaku melukai diri sendiri atau orang lain, atau memiliki

intensitas Tantrum Berlebihan dengan Agresi berdasarkan PAPA dalam

Belden et al., 2008. Durasi tantrum anak melebihi 15 menit dan

berlangsung lebih dari 5 kali dalam sehari. Anak akan menunjukkan mood

yang secara terus menerus negatif dalam tantrumnya.

B. Strategi Menanggulangi Temper Tantrum

Papalia, Olds, dan Feldman (2007) menyebutkan bahwa pengasuh

perlu melihat ekspresi keinginan anak sebagai hal yang normal, yakni usaha

yang sehat untuk mencapai kemandirian, bukan karena keras kepala,

sedangkan Balson (1993) menyatakan bahwa anak tidak berperilaku buruk

karena mereka terganggu secara emosional, tetapi mereka menjadi terganggu

secara emosional untuk berperilaku buruk. Maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pandangan atau sikap terhadap ekspresi tantrum sebagai hal yang

normal menjadi langkah pertama untuk menanggulangi kemunculan perilaku

yang destruktif.

Menurut Beaty (2014), hal yang terlebih dahulu harus diperhatikan

adalah pengelolaan atas reaksi emosional yang muncul. Untuk membantu

anak-anak mengelola reaksi emosional tidak sesuai, ibu perlu melakukan hal-

hal ini:

1. Menyingkirkan atau mengurangi penyebab emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

17

2. Meredakan respon negatif anak dengan membiarkannya

“mengeluarkannya” melalui tangisan, bicara, atau mengarahkan perasaan

negatif ke tindakan non destruktif.

3. Menawarkan dukungan, kenyamanan, dan ide untuk kontrol diri.

4. Mencontohkan sendiri perilaku-perilaku yang terkendali.

5. Memberi anak kesempatan untuk membicarakan perasaan negatif secara

sesuai.

Meggitt (2013) mengatasinya dengan menyasar langsung ke perilaku

temper tantrum yang telah muncul, seperti:

1. Menghindari penyebab tantrum dan mengalihkan perhatian anak.

2. Menghiraukan tantrum dengan memberikan perhatian sesedikit mungkin

terhadap amukannya.

3. Tetap tenang dalam menghadapi anak yang sedang mengekspresikan

tantrum.

4. Konsisten dengan penghirauan tersebut agar anak tidak mengulangi

perilaku tantrum.

5. Memberi sentuhan yang lembut dengan pelukan kuat dan berbicara dengan

tenang.

6. Memberi instruksi yang sederhana dan jelas untuk meredakan tantrumnya.

7. Memuji dan memberi hadiah bila anak berperilaku baik.

8. Menyediakan aktivitas yang menyenangkan.

9. Memperlakukan „setrap‟ atau time out bila tantrum muncul lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

18

Berdasarkan beberapa referensi di atas, berikut adalah cara

penanganan temper tantrum yang tepat:

1. Ibu harus tetap tenang

2. Ibu berusaha untuk menghindari penyebab tantrum

3. Ibu perlu menghiraukan anak bila tantrum sedang memuncak dengan

memberikan perhatian sesedikit mungkin terhadap amukannya. Berikan

anak kesempatan untuk mengekspresikan tantrumnya. Meggit (2013)

menambahkan, apabila anak telah belajar untuk mengatur amarahnya sejak

kecil, ia akan lebih mudah mengekspresikan emosinya ketika sudah besar

nanti.

4. Konsisten dengan perilaku penghirauan tersebut agar anak tidak

mengulangi perilaku temper tantrum.

5. Bila tantrum sudah mereda, beri pelukan untuk memberi kenyamanan pada

anak sambil mendiskusikan perasaan negatif dan nasihat untuk mengontrol

diri. Instruksikan dengan jelas. Hal ini berarti memberikan kesempatan

anak untuk memverbalisasi tantrumnya dan mengungkapkan

keinginannya.

6. Ibu harus menjadi contoh anak dalam mengendalikan emosi.

7. Apabila tantrum muncul lagi, cara lain yang dapat digunakan adalah

mengalihkan perhatiannya ke aktivitas yang menyenangkan. Apabila

tantrum tidak terkendali, cara yang dapat digunakan adalah strap di sudut

ruangan atau kamarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

19

8. Apabila anak sudah mampu untuk mengendalikan tantrumnya, berikan

pujian atau hadiah.

C. Perkembangan Anak

Balson (1993) menyatakan dalam rangka memahami dan membantu

perkembangan fisik, kognitif, dan emosional anak, orangtua harus mempunyai

pengetahuan sehingga orangtua dapat membuat keputusan yang tepat

mengenai anak-anak mereka dan dapat menstimulasi perkembangan mereka.

Menurut Beaty (2014), anak-anak pada rentang usia antara 18 bulan

hingga 3 tahun disebut sebagai anak usia prasekolah. Papalia et al. (2007)

menyebut rentang usia sejak kelahiran hingga usia 3 tahun sebagai periode

bayi (infancy) dan balita (toddlerhood). Batas ini diperjelas oleh Santrock

(2007) dengan menyebut rentang usia 18 hingga 24 bulan sebagai periode bayi

(infancy) sedangkan pada rentang usia 2 hingga 5 tahun sebagai masa awal

anak-anak (early childhood).

1. Perkembangan fisik dan motorik

Satu alasan bagi perubahan besar pada perilaku anak selama dua

tahun pertama adalah perubahan besar pada tubuh mereka (Berk, 2012).

Papalia & Feldman (2014) mengatakan bahwa pertumbuhan fisik dan

perkembangan keterampilan anak usia 18 bulan hingga 3 tahun sangatlah

cepat. Menurut Santrock (2007), ketika menginjak usia 2 tahun, mereka

mencapai tinggi 32 hingga 35 inci atau sekitar 82 hingga 89 cm, bahkan

menurut Berk (2012) tinggi mereka mencapai 36 inci atau 92 cm. Berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

20

badan mereka pun telah mencapai seperlima berat orang dewasa. Menurut

Santrock (2007), saat usia 2 tahun, mereka berbobot 26 hingga 32 pon atau

setara dengan 12 hingga 15 kg, sedangkan menurut Berk (2012) mereka

berbobot 30 pon atau setara dengan 14 kg. Dengan pertumbuhan seperti

ini, Berk (2012) menggambarkan bahwa di tahun kedua perkembangan

mereka, kebanyakan balita terlihat bertubuh kurus.

Anak-anak juga mengembangkan aspek motorik mereka sehingga

mereka mulai menunjukkan keterampilan-keterampilan baru. Santrock

(2007) menyebutkan bahwa anak pada usia 18 hingga 24 bulan

mengembangkan keterampilan motorik kasar seperti 1) menyeimbangkan

diri di atas kaki dalam posisi jongkok saat bermain dengan objek di lantai,

2) melompat-lompat di tempat, 3) berjalan cepat atau berlari dengan kaku

dalam jarak pendek, dan 4) berjalan mundur tanpa kehilangan

keseimbangan. Selanjutnya, Santrock (2007) menyebutkan bahwa pada

usia 2 hingga 3 tahun, anak-anak telah mengembangkan keterampilan

motorik halus, yakni mencoret-coret meski belum dapat menulis.

2. Perkembangan kognitif dan bahasa

Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget dalam Santrock

(2007), bayi semenjak masa kelahiran hingga 2 tahun berada pada tahap

perkembangan kognitif yang pertama, yakni tahap sensorimotor. Pada

tahap ini, bayi memperoleh pengetahuan tentang lingkungannya dari

tindakan-tindakan fisik yang mereka lakukan, atau sebagaimana yang

diungkapkan Berk (2012) bahwa mereka „berpikir‟ dengan mata, telinga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

21

tangan, dan instrumen sensoris-motorik lainnya. Pada tahap ini, Berk

(2012) mengungkapkan bahwa bayi belum mampu melakukan banyak

kegiatan di dalam kepala mereka, seperti berpikir dan bernalar. Mereka

merepresentasikan pengalaman dan memecahkan masalah praktis sehari-

hari dalam bentuk isyarat, permainan, dan ucapan. Kemudian, pada akhir

tahap ini,mereka mengembangkan pemikiran simbolik awal (Santrock,

2007). Hal ini sesuai dengan Papalia & Feldman (2014) bahwa pada akhir

tahun kedua, mereka berpikir menggunakan simbol dan menunjukkan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah.

Secara lebih rinci, Berk (2012) menjelaskan tahap perkembangan

kognitif sensoris-motorik dalam enam subtahap, yakni 1) skema refleksif,

2) reaksi sirkuler, 3) reaksi sirkuler sekunder, 4) koordinasi reaksi sirkuler

sekunder, 5) reaksi sirkuler tersier, 6) representasi mental. Subtahap skema

refleksif berlangsung mulai dari kelahiran hingga 1 bulan. Subtahap skema

refleksif hingga subtahap reaksi sirkuler tersier berlangsung dari masa

kelahiran hingga usia anak 18 bulan. Pada usia 18 bulan hingga 2 tahun,

anak mengalami perkembangan pada subtahap representasi mental. Pada

subtahap ini, anak telah memiliki gambaran internal mengenai suatu objek

atau suatu peristiwa tertentu. Kemampuan ini dapat ditemui misalnya pada

saat anak memiliki solusi atas suatu masalah yang tiba-tiba muncul, dapat

menemukan sebuah objek yang dipindahkan secara tidak tampak, dan

memahami permainan pura-pura.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

22

Selanjutnya, berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget

dalam Santrock (2007), anak berusia 2 hingga 3 tahun berada pada tahap

perkembangan kognitif praoperasional, yang akan dialami anak hingga

usia 7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan gambaran-

gambaran mental untuk memahami lingkungannya, pemikiran-pemikiran

simbolik, seperti yang diekspresikan melalui penggunaan kata-kata dan

gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental. Hal ini

berarti tahap perkembangan kognitif mereka telah melampaui hubungan

informasi sensorik dengan tindakan fisik. Namun demikian, muncul juga

egosentrisme dan sentralisasi yang disebut sebagai hambatan dalam

pemikiran anak pada tahapan ini. Adapun egosentrisme adalah

ketidakmampuan anak untuk membedakan perspektif diri sendiri dan

orang lain, sedangkan sentralisasi adalah pemusatan perhatian pada satu

karakteristik dan pengabaian karakteristik lain.

Perkembangan pada aspek kognitif mempengaruhi perkembangan

pada aspek bahasa. Pada aspek bahasa, Papalia & Feldman (2014)

menyatakan bahwa pada rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun,

penggunaan bahasa berkembang dengan cepat. Secara lebih rinci dalam

Santrock (2007) disebutkan bahwa pada usia 18 bulan, anak mengalami

kemunculan ledakan kosakata. Pada usia 18 hingga 2 tahun, anak senang

menggunakan ucapan dua kata. Penggunaan ini sangat bergantung pada

gerak tubuh, nada, dan konteks anak. Pada rentang usia ini pula, anak

mampu memahami kata-kata dengan cepat. Kemudian pada rentang usia 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

23

hingga 3 tahun, anak mengalami peralihan dari penggunaan kalimat-

kalimat sederhana menjadi kalimat-kalimat yang lebih kompleks.

3. Perkembangan sosial

Menurut Papalia et al. (2007), dalam periode bayi (infancy) dan

balita (toddlerhood) sedang mengembangkan self-awareness. Dengan ini,

mereka mulai memahami adanya berbagai keinginan dan kemampuan

untuk mencapai keinginan tersebut secara mandiri sehingga

mengembangkan tahap perkembangannya dari kebergantungan ke

otonomi. Pada rentang usia ini, mereka memiliki kelekatan dengan orang

tua dan pengasuh maupun objek lain seperti mainan atau selimut.

Meggitt (2013) menuliskan bahwa dalam mengembangkan

keterampilan sosialnya, anak pada usia 2 tahun suka bermain di samping

anak-anak lain, tapi tetap bermain sendiri. Mereka juga mulai merasa

percaya diri, namun tetap membutuhkan bantuan orang dewasa, terutama

ketika mengalami konflik.

Menurut Gottman & DeClaire (1997), anak-anak usia 1 hingga 3

tahun telah mampu (1) mengembangkan makna tentang diri sendiri dan

mulai menjajaki kemandirian, (2) berada dalam tahap perkembangan

mandiri sehingga memberi anak pilihan sendiri dapat menjadi sarana yang

tepat untuk memfasilitasi proses perkembangan otonomi, (3) menyimpan

ingatan tentang tingkah laku yang mereka amati dari keluarga dan

menirukan pada mainannya, (4) belum mempunyai keterampilan sosial

untuk bermain bersama sehingga bekerjasama dan berbagi menjadi hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

24

yang sulit. Meski demikian, perilaku tersebut tidak didasari sikap kasar,

melainkan ungkapan makna diri yang sedang berkembang, yakni hanya

dapat memikirkan sudut pandang diri sendiri, (5) disebut sebagai 2 tahun

yang mengerikan, mereka terlihat jauh lebih menonjolkan diri,

membangkang untuk pertama kalinya sehingga pelatihan emosi penting

untuk menolong mereka menangani frustrasi dan amarah.

Menurut Santrock (2007), anak pada usia 1 hingga 3 tahun sedang

berada pada tahapan perkembangan psikososial Erikson, yakni otonomi vs

rasa malu dan ragu-ragu. Perkembangan ini ada kaitannya dengan

perkembangan aspek fisik-motorik anak. Pada tahun pertama, pencapaian

motorik anak adalah berjalan dengan mudah. Hal ini menyebabkan

meningkatnya kemandirian, di mana otonomi vs malu dan ragu-ragu

menjadi tahapan perkembangan psikososialnya. Perkembangan ini

memungkinkan bayi untuk menjelajahi lingkungannya dengan lebih

leluasa dan untuk memulai interaksi dengan orang lain dengan lebih siap.

Selain itu, menurut Papalia et al. (2007), perkembangan tahap ini ditandai

dengan pergantian dari kontrol eksternal ke kontrol diri sehingga

mengutamakan keinginan mereka sendiri. Mereka menjadi lebih mampu

untuk membuat keinginan mereka dikenal sehingga mereka menjadi

terlihat lebih berkuasa. Untuk menyeimbangkannya, Erikson dalam

Papalia et al. (2007) menempatkan malu dan ragu sebagai pengatur

batasan-batasan dan membantu mereka mengenali kegunaan batasan

tersebut. Perkembangan tahap inilah yang mampu menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

25

kemunculan masa negatif anak. Anak-anak mulai mengembangkan

pemahaman bahwa mereka makhluk individu, memiliki kontrol dan

kekuatan yang menarik. Mereka terdorong untuk mencoba ide dan

membuat keputusan sendiri. Ini adalah tanda normal dorongan otonomi.

4. Perkembangan emosi

Santrock (2007) menyatakan bahwa emosi merupakan „bahasa‟

pertama yang dibangun oleh orang tua dan bayi untuk berkomunikasi dan

dan menjadi faktor kunci dalam hubungan antara orang tua dan anak.

Gallagher dalam Beaty (2014) menemukan kaitan antara

pertumbuhan otak anak berkaitan dengan perkembangan emosinya. Otak

anak tumbuh dalam kompleksitas dan sangat sensitif terhadap lingkungan

yang mempengaruhinya (Papalia & Feldman, 2014). Gallagher dalam

Beaty (2014) menjelaskan bahwa otak kanan mereka berperan dalam

memproses emosi negatif, emosi intens, dan kreativitas sedangkan otak

kiri mereka berperan dalam emosi positif, perkembangan bahasa, dan

minat pada benda dan pengalaman baru. Pada 3 tahun pertama, otak

belahan kanan tumbuh lebih besar, maka anak perlu didampingi untuk

mengontrol emosi negatif. Anak-anak prasekolah sudah mampu

merasakan emosi seperti tertekan, marah, takut, sedih, terkejut, tertarik,

kasih sayang, dan senang. Respon terhadap reaksi emosi yang mereka

rasakan tergantung pada tingkat kedewasaan, lingkungan, reaksi orang lain

di sekitarnya, dan pembimbingan yang anak terima dari pengasuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

26

Secara umum, anak pada rentang usia antara 18 bulan hingga 3

tahun mengalami perkembangan aspek emosi sebagai berikut 1)

mengalami bermacam-macam perasaan baru yang sering kali

bertentangan, 2) sulit mengontrol dan menahan emosi, 3) semakin paham

berbahasa dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan emosi, 4)

mulai mampu mengekspresikan perasaan mereka dengan kata-kata, namun

sering frustrasi jika tidak mempu mengekspresikan diri, 5) mampu

menyadari dan menanggapi perasaan orang lain, 7) lebih banyak bermain

dengan anak-anak lain pada usia 2.5 tahun, namun tetap tidak mau berbagi

mainan dengan anak-anak lain (Meggitt, 2013).

Berikut adalah tahapan perkembangan emosi anak berdasarkan

tahapan usia anak. Pada usia 6 hingga 12 bulan, emosi dasar yang muncul

adalah bahagia, kaget, sedih, jijik, dan marah. Ragam emosi semakin

bertambah pada usia 12 hingga 18 bulan dan terus berkembang.

Penyesuaian sosial dan empati (pada tingkat awal) juga mulai muncul

(Papalia et al., 2007). Anak-anak pada usia 18 bulan telah mampu

menunjukkan emosi dan tingkah laku bervariasi, yakni senang, marah,

penasaran, tegas, dan sebagainya. Mereka juga mampu memahami

batasan, bermain jauh dari orang tua, dan memikmati kasih sayang dari

orang tua (Meggitt, 2013). Pada usia 18 hingga 30 bulan, anak sedang

mengembangkan emosi yang bersifat mengevaluasi diri, seperti malu,

cemburu, empati sebagai pendahulu kemunculan rasa malu dan bersalah.

Pada usia inilah fase negativisme dimulai (Papalia et al., 2007). Santrock

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

27

(2007) menambahkan bahwa emosi positif yang muncul pada rentang usia

ini adalah antusiasme, bahagia, cinta, sedangkan emosi negatif yang

muncul adalah cemas, marah, sedih.

Saat anak telah berusia 2 tahun, mereka dapat menunjukkan tanda

empati dan peduli. Mereka cenderung menunjukkan perilaku seperti

membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga. Mereka juga suka

meminta anggota keluarga untuk berada di dekatnya. Namun di sisi lain,

mereka menggunakan agresi fisik jika frustrasi atau marah. Sering kali,

mereka mengekspresikan frustrasi dengan menangis dan meronta,

frekuensinya memuncak selama tahun ini. Mereka senang bermain sendiri,

suka menyuruh, menentang, dan tidak sabar menunggu giliran. Mereka

posesif terhadap mainannya namun dapat menawarkan mainan untuk anak

lain. Mereka juga menginginkan segala sesuatu “persis seperti biasanya”

(Allen & Marotz, 2010).

Pada usia 30 bulan hingga 3 tahun, anak-anak menunjukkan

perkembangan kemampuan untuk “membaca” emosi orang lain, sehingga

mental state mulai terbentuk, dan mereka memahami intensi orang lain

(Papalia et al., 2007).

Santrock (2007) menjelaskan bahwa seiring bertambahnya

pengalaman pada masa awal anak-anak (early childhood), mereka

megembangkan berbagai macam emosi seperti rasa bangga, malu, dan

bersalah. Antara usia 2 dan 4 tahun, anak sudah dapat mendeskripsikan

emosinya dan belajar lebih mengenai penyebab perasaan-perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

28

Maka, dengan deskripsi para ahli di atas, berikut adalah ciri-ciri

perkembangan anak usia 18 bulan hingga 3 tahun:

a. Pada rentang usia 18 hingga 24 bulan disebut sebagai periode bayi

(infancy) sedangkan pada rentang usia 2 hingga 5 tahun disebut

sebagai masa awal anak-anak (early childhood).

b. Memiliki tinggi badan 82 hingga 92 cm dan berat badan 12 hingga 15

kg sehingga kebanyakan dari mereka terlihat bertubuh kurus.

c. Sudah mampu berdiri seimbang, melompat di tempat, berlari dengan

kaku. Belum mampu menulis.

d. Rata-rata dari mereka telah mampu berjalan dengan mudah. Hal ini

menyebabkan meningkatnya kemandirian, di mana otonomi vs malu

dan ragu-ragu menjadi tahapan perkembangan psikososialnya.

Perkembangan ini memungkinkan bayi untuk menjelajahi

lingkungannya dengan lebih leluasa dan untuk memulai interaksi

dengan orang lain dengan lebih siap.

e. Sedang mengembangkan kemandirian atau otonomi; yang ditandai

dengan anak mulai memahami identitas diri, batasan lingkungan, dan

mengembangkan tahap dasar empati, namun masih menggunakan

sudut pandang sendiri. Perkembangan ini masih pada tahap awal atau

belum berkembang sempurna, sehingga masih sering gagal dalam

meregulasi emosi dan sering kali menunjukkan perilaku negatif.

Selain itu, perilaku membangkang, menentang, dan sikap kasar sering

ditemui pada usia ini untuk mengekspresikan otonominya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

29

f. Pada rentang usia 0 hingga 2 tahun merespon bersadarkan stimulus

yang diterima oleh mata, telinga, dan tangan, sedangkan pada rentang

usia 2 hingga 3 tahun mampu bernalar secara sederhana dan

berkomunikasi dengan ibu. Kata-kata sederhana dan gambar

disarankan untuk menambah efektivitas komunikasi dengan anak.

g. Sudah mampu mengungkapkan emosi dengan kata-kata, namun ketika

menemui kesulitan (rasa frustrasi), maka sering mengekspresikan

dengan menangis dan meronta

h. Respon anak terhadap lingkungan tergantung pada tingkat

kedewasaan, mengobservasi dan meniru orang lain, dan pengasuhan

orang tuanya. Terdapat beberapa penjelasan mengenai perilaku negatif

yang muncul:

1) Fase negativisme, yakni puncak kemunculan perilaku buruk sedang

berlangsung.

2) Otak kanan yang berfungsi dalam memproses emosi negatif

tumbuh lebih besar sehingga perkembangan emosi negatif lebih

pesat pada usia ini.

3) Bermacam-macam perasaan baru bermunculan, sehingga anak

mengalami kebingungan untuk mengenali emosi tersebut dan

menggunakannya untuk merespon lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

30

5. Perkembangan agresi

Menurut Tremblay dalam Berk (2006), setiap anak yang memasuki

masa akhir bayi (tahun kedua kehidupan (Berk, 2006)) menunjukkan

agresifitas seiring bertambahnya interaksi dengan saudara kandung dan

teman sebaya. Pada usia awal prasekolah, secara umum anak

menunjukkan dua tipe agresi, yakni agresi instrumental dan agresi

permusuhan (Berk, 2006). Agresi instrumental merupakan agresi yang

ditunjukkan oleh anak ketika menginginkan objek, keistimewaan, atau

tempat sendiri dengan perilaku mendorong, berteriak, atau menyerang

orang lain yang menghalanginya; sedangkan agresi permusuhan

merupakan agresi yang dimaksudkan oleh anak untuk menyakiti orang

lain.

Menurut Berk (2006), Agresi permusuhan terbagi menjadi tiga

jenis, yakni agresi fisik, agresi verbal, dan agresi relasional. Agresi fisik

dapat dikenali ketika anak menunjukkan perilaku membahayakan orang

lain melalui perilaku-perilaku fisik, seperti memukul, menendang, atau

merusak barang milik orang lain. Agresi verbal dapat dikenali ketika anak

menunjukkan perilaku-perilaku verbal, seperti mengancam untuk

melakukan agresi fisik, ejekan nama, dan olok-olok yang menunjukkan

permusukan. Agresi relasional dapat dikenali ketika anak menunjukkan

perilaku merusak relasi melalui eksklusi sosial, gosip buruk, atau

manipulasi pertemanan, seperti mengatakan “Pergi, aku bukan temanmu!”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

31

Menurut Tremblay et al. dalam Berk (2006), memasuki masa awal

anak-anak, secara berangsur-angsur agresi fisik digantikan oleh agresi

verbal seiring berkembangnya kemampuan bahasa anak. Berk (2006)

menyebutkan bahwa memasuki usia prasekolah, agresi instrumental

menurun seiring berkembangnya kemampuan anak untuk menunda rasa

puas yang membuat mereka mampu menurunkan keinginan terhadap

barang milik orang lain. Selanjutnya, Tremblay et al. dalam Berk (2006)

menyebutkan bahwa anak-anak dengan usia lebih tua lebih mampu

mememahami maksud jahat sehingga lebih sering menunjukkan perilaku

balas dendam dengan cara-cara yang kasar.

Menurut Berk (2006), perubahan perilaku agresi dalam rentang

usia prasekolah merupakan hal yang wajar. Vaughn dalam Berk (2006),

agresi ditujukkan oleh anak untuk mengekspresikan sense of self yang

digunakan untuk mempelajari partisipasi dan penyelesaian masalah secara

sosial. Meski Berk (2006) menyebutkan agresi sebagai hal yang wajar,

sumber yang sama juga menyebutkan bahwa pada beberapa anak dengan

emosi negatif, impulsif, dan tidak menurut, agresi akan berlangsung lebih

lama.

D. Pemahaman Ibu

1. Memahami

Shiraev (2011) mendeskripsikan bahwa pengetahuan (knowledge)

adalah informasi yang memiliki tujuan atau kegunaan. Orang-orang

menggunakan pengetahuan untuk bermacam-macam tujuan. Terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

32

empat jenis pengetahuan menurut Shiraev (2011) dan yang paling dekat

dengan kehidupan kita adalah pengetahuan populer, yakni pengetahuan

yang diperoleh dari asumsi sehari-hari mengenasi fenomena-fenomena

psikologis. Asumsi tersebut biasanya diekspresikan dalam bentuk

kepercayaan, evaluasi, atau dugaan-dugaan tertentu.

Seperti yang diungkapkan oleh Shiraev (2011), pengetahuan berisi

informasi. Sebuah model dari Waugh dan Norman dalam Solso, Maclin,

dan Maclin (2008) menjelaskan proses informasi pada manusia. Mulanya,

stimulus dari lingkungan diterima oleh alat indera dan disimpan dalam

penyimpanan sensorik. Kemudian stimulus masuk ke dalam memori

jangka pendek. Stimulus tersebut kemudian disaring, sehingga informasi

akan dilupakan atau disimpan ke dalam penyimpanan permanen yakni

memori jangka panjang. Informasi yang disaring dalam proses inilah yang

kemudian akan memunculkan respon.

Hurlock (1989) menyatakan bahwa suatu pengetahuan ditentukan

oleh konsep. Konsep bukanlah kesan yang diterima langsung oleh alat

indera, melainkan hasil dari proses pengolahan dan perpaduan, sedangkan

kesan indera terpisah-pisah. Unsur-unsur dalam berbagai obyek atau

situasi yang ditangkap oleh alat indera berpadu menjadi satu konsep.

Konsep dapat berhubungan dengan orang, benda, dan kesan terhadap suatu

hal. Menurut Hurlock (1989), konsep bersifat simbolik karena bergantung

pada sifat situasi yang dihadapi dan akan berubah pada situasi lain. Selain

itu, konsep memiliki muatan emosional sehingga seringkali menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

33

perasaan seseorang terhadap orang, benda, atau situasi yang disimbolkan

oleh konsep tersebut. Muatan emosional ini seringkali juga menentukan

respon seseorang. Konsep memiliki sifat kompleks, yang akan berubah

ketika terdapat penambahan pengalaman dan pengetahuan baru.

Selain menentukan pengetahuan, menurut Hurlock (1989), konsep

merupakan aspek yang penting untuk menentukan keyakinandan perilaku

seseorang. Konsep yang mencakup sikap positif atau memiliki muatan

emosi yang menyenangkan akan memberi dorongan kepada seseorang

untuk bertindak secara positif, misalnya menerima. Sebaliknya, konsep

yang memiliki muatan emosi yang tidak menyenangkan akan mendorong

ke tindakan negatif, misalnya menghindari.

Hurlock (1989) menekankan bahwa keakuratan konsep seseorang

mempengaruhi pengertiannya. Semakin banyak konsep yang dimiliki

seseorang, semakin tepat dan besar pengertiannya. Kata „mengerti‟

menurut Smith (2013) memiliki arti yang sama dengan „memahami‟ atau

juga melakukan interpretasi, yakni mengidentifikasi, berempati, dan

memaknai.

Memahami adalah salah satu kategori pada taksonomi kognitif

yang dipopulerkan oleh Bloom et al. Anderson (dalam Supratiknya, 2012)

menyatakan bahwa memahami berarti mampu menjelaskan berbagai

gagasan atau konsep, memahami makna dan menafsirkan berbagai

perintah maupun masalah, serta merumuskan suatu masalah dengan

mendeskripsikannya sendiri. Sumber yang sama juga menjabarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

34

beberapa perilaku yang dapat mencerminkan pemahaman seseorang, di

antaranya mampu menginterpretasi, memparafrase, memberi contoh,

membandingkan, membedakan, mengklasifikasi, menyimpulkan, membuat

perkiraan, dan memprediksi.

Menurut Hardiman (2015), memahami adalah hal yang berbeda

dari mengetahui. Memahami mengandung makna empati sehingga dapat

dikatakan bahwa memahami dilakukan dengan hati sedangkan mengetahui

dilakukan dengan kepala, memahami dapat menjangkau permukaan

sedangkan mengetahui hanya sampai permukaan. Seseorang dapat saja

memiliki banyak pengetahuan, namun sedikit pemahaman. Memahami

tidak bertujuan untuk sekedar memperoleh data, melainkan untuk

menangkap makna.

Berdasarkan pemaparan mengenai pemahaman ibu, perkembangan

anak, dan ulasan mengenai temper tantrum, seorang ibu dikatakan

memiliki pemahaman tentang temper tantrum pada anaknya ketika

a. Berdasarkan observasi ibu terhadap anaknya, mampu mendefinisikan

tantrum atau mengklasifikasikan perilaku yang diekspresikan anaknya

sebagai tantrum (aspek kognitif)

b. Menyebutkan tantrum adalah hal yang normal (aspek kognitif)

c. Memiliki muatan emosi positif mengenai tantrum (aspek afektif)

d. Mampu menyikapi dan merespon atau menangani dengan dengan

benar (aspek konatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

35

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman ibu

Azwar (2005) memaparkan teori mengenai mengenai sikap.

Faktor-faktor pengaruh dan pembentuk sikap di antaranya terdiri dari 3

faktor berikut ini.

a. Faktor pertama, pengalaman pribadi sebagai pengalaman yang

meninggalkan kesan kuat, yakni pengalaman yang melibatkan faktor

emosional. Faktor ini dipilih sebagai dasar penyusunan kriteria

pertama, yakni ibu yang mengalami langsung pengasuhan anak dengan

indikasi temper tantrum.

b. Faktor kedua, institusi pendidikan sebagai dasar pembentukan

pemahaman dan konsep moral seseorang. Faktor ini dipilih sebagai

dasar penyusunan kriteria kedua, yakni kategorisasi latar belakang

pendidikan informan, dengan alasan bahwa tingkat pendidikan

diharapkan mampu memberi variasi informasi khususnya mengenai

definisi temper tantrum.

c. Faktor ketiga, paparan media massa sebagai faktor yang dipandang

sebagai landasan kognitif bagi terbentuknya sikap dan persepsi

terhadap pengalaman tertentu. Faktor ini dipilih sebagai dasar

penyusunan kriteria kedua, yakni kategorisasi tempat tinggal informan,

dengan alasan bahwa paparan terhadap media massa dapat diseleksi

melalui lokasi informan mempraktikkan pengasuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

36

3. Pentingnya memahami temper tantrum anak

Dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari, „memahami‟ orang

lain adalah modal utama untuk suatu hubungan yang positif dan saling

membahagiakan (Irmansyah dalam Nurrachman dan Bachtiar, 2011).

Dalam rangka memahami dan membantu perkembangan fisik, kognitif,

dan emosional anak, ibu harus mempunyai pengetahuan sehingga dapat

membuat keputusan yang tepat mengenai anak-anak mereka dan dapat

menstimulasi perkembangan mereka (Balson, 1993).

Balson (1993) juga mengungkapkan pentingnya orang tua untuk

memahami bahwa emosi diciptakan bagi anak untuk mencapai suatu

tujuan dalam perkembangannya. Anak tidak berperilaku buruk karena

mereka terganggu secara emosional, tetapi mereka menjadi terganggu

secara emosional untuk berperilaku buruk. Menurut Papalia et al. (2007),

pengasuh yang melihat ekspresi keinginan anak sebagai hal yang normal

dapat membantu mereka belajar kontrol diri, mendorong mereka memiliki

perasaan mampu, dan menghindari konflik terlalu banyak.

Ketidakmampuan orang tua dalam memahami emosi negatif

anaknya seringkali ditemui pada perilaku ibu yang memberikan labelling

negatif yang berdampak buruk pada anaknya. Purnomo (1990)

menyebutkan bahwa orang tua yang menghina anaknya akan membuat

anak menjadi rendah diri, sedangkan Santrock (2002) juga mendukung ide

tersebut dengan mengatakan bahwa orang tua yang memberikan label

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

37

“kacau” atau “berantakan” pada hasil karya anaknya, dapat mendorong

perkembangan rasa rendah diri pada anak-anak.

Dampak buruk tidak hanya berimplikasi pada anak, namun juga

pada ibu. Balson (1993) menyatakan bahwa kegagalan mengidentifikasi

maksud anak, atau dengan kata lain ketika ibu tidak memahami maksud

dari ekpresi tantrum anak, akan mengakibatkan orang tua mengembangkan

emosi negatif. Emosi tersebut di antaranya adalah perasaan tidak bisa

mengatasi, menanggulangi, memahami, atau menolong anak-anak mereka.

E. Pertanyaan Penelitian

1. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini adalah menggali pemahaman ibu mengenai temper

tantrum yang diperoleh dari pengalamannya dalam mengasuh dan

menangani anak dalam rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun yang

mengekspresikan tantrum.

2. Pertanyaan Pendukung

Untuk memperoleh kesimpulan mengenai tingkat pemahaman ibu, maka

dibutuhkan beberapa pertanyaan sampingan yang mampu menuntun

informan memberikan informasi yang mendalam.

Adapun pertanyaan bertujuan untuk mengungkap

a. Pengalaman ibu dalam mengasuh anak

b. Perilaku anak yang menonjol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

38

c. Aspek kognitif dan afektif (hal-hal yang dirasakan) ibu yang menyertai

pengalaman dalam mengasuh anak

d. Strategi penanganan yang sudah dilakukan pada perilaku tantrum

e. Sumber informasi mengenai penanganan tersebut

f. Efektivitas mengenai penanganan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini hendak menggali pemahaman ibu mengenai perilaku

temper tantrum anaknya. Dengan demikian, peneliti memiliki kebutuhan

untuk memperoleh data berupa informasi yang sungguh berasal dari sudut

pandang orang yang mengalami sendiri fenomena yang dikaji sebagai topik

penelitian ini. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian tersebut, peneliti

memilih untuk menggunakan metode kualitatif.

Peneliti memilih metode kualitatif karena memiliki beberapa fitur yang

dibutuhkan di dalam penelitian. Adapun fitur tersebut adalah mampu

mengungkap sudut pandang ibu secara lengkap dan mendalam, seperti

disampaikan oleh Geerts (dalam Smith, 2013) bahwa metode kualitatif

memungkinkan perolehan data yang subur dan terperinci mengenai fenomena

yang diteliti. Data yang subur dan terperinci, menurut Geerts & Smith (2013),

mampu menghasilkan interpretasi atas data mengenai persepsi, pemahaman,

atau penuturan para partisipan terhadap fenomena tertentu yang diperoleh

dalam wawancara.

Sejajar dengan tujuan dalam penelitian ini, peneliti memilih metode

analisis fenomenologi. Moelong (2008) mendefinisikan fenomenologi sebagai

1) pengalaman fenomenologikal atau pengalaman subjektif, 2) suatu studi

tentang kesadaran dan perspektif pokok dari seseorang (Husserl dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

40

Moelong, 2008), 3) penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif

pertama seseorang. Moelong (2008) juga menyatakan bahwa fenomenologi

merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada

pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi dunia. Dengan

kata lain, memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain. Pernyataan

ini didukung oleh pernyataan Smith (2013), yakni secara umum penelitian

psikologi fenomenologi bertujuan untuk menjelaskan situasi yang dialami

secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga fenomenologi tidak

mencoba mereduksi gejala dalam variabel-variabel dan juga tidak mengontrol

konteksnya. Secara singkat, mengalami sendiri seperti yang sebenarnya.

Dengan demikian, metode analisis fenomenologi sesuai dengan kebutuhan

penelitian, kemudian dipilih dan digunakan dalam penelitian ini.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menggali pemahaman ibu mengenai temper

tantrum yang diperoleh dari pengalamannya dalam mengasuh dan menangani

anak dalam rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun yang mengekspresikan

tantrum.

C. Batasan Istilah

Batasan istilah perlu dipaparkan pada bagian ini dengan tujuan untuk

menjelaskan, menyediakan pemahaman, dan menegaskan kembali sehingga

meminimalisir terjadinya miskonsepsi mengenai istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

41

1. Temper Tantrum

Berikut adalah batasan indikasi temper tantrum pada anak menurut

Daniels et al. (2012):

a. Ditandai dengan perilaku negatif yang ekstrem, seperti menangis,

meronta, manjatuhkan diri ke lantai, mendorong, menarik, atau

menggigit objek.

b. Anak mengalami temper tantrum pada rentang usia 12 bulan dan akan

berakhir pada usia 4 tahun.

c. Temper tantrum hanya berdurasi hingga 15 menit

d. Temper tantrum hanya berlangsung kurang dari 5 kali dalam sehari.

2. Pemahaman ibu

Istilah ‘pemahaman ibu’ mengacu kepada deskripsi ibu mengenai

a. Definisi temper tantrum, yakni uraian tentang perilaku yang

diekspresikan oleh anak disertai istilah orisinil yang ibu berikan pada

ekspresi perilaku-perilaku tersebut dan faktor-faktor yang dimaknai

ibu sebagai penyebab kemunculan perilaku temper tantrum.

b. Pengaruh temper tantrum terhadap ibu, yakni segala hal yang dimaknai

ibu sebagai dampak-dampak yang mempengaruhi sikap dan respon ibu

terhadap ekspresi perilaku temper tantrum anak. Sikap mengacu pada

pandangan-pandangan ibu terhadap temper tantrum dan emosi-emosi

yang menyertainya, sedangkan respon adalah wujud perilaku ibu

dalam menanggapi temper tantrum anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

42

c. Strategi-strategi yang ibu terapkan untuk menanggulagi temper

tantrum anaknya.

D. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah tiga orang ibu yang dikelompokkan

berdasarkan tiga kelompok latar belakang status pendidikan dan ekonomi.

Adapun kriteria subjek adalah:

1. Ibu yang sudah memiliki anak yang berada pada rentang usia 18 bulan

hingga 3 tahun dan memiliki indikasi temper tantrum.

2. Kelompok pertama adalah ibu dengan latar belakang pendidikan dan

ekonomi rendah, yakni mengenyam pendidikan hingga SD dan

SMP/sederajat dan tinggal di kawasan perkampungan.

Kelompok kedua adalah ibu dengan latar belakang pendidikan dan

ekonomi menengah, yakni mengenyam pendidikan hingga SMA/sederajat

dan tinggal di kawasan kota kelurahan/kecamatan.

Kelompok ketiga adalah ibu dengan latar belakang pendidikan dan

ekonomi tinggi, yakni mengenyam pendidikan S1 ke atas dan tinggal di

kawasan kota.

Kedua kriteria ini disusun dengan tujuan agar informasi terkait

pandangan mengenai temper tantrum dapat diperoleh. Dasar penyusunan

kriteria di atas adalah teori Azwar (2005) mengenai sikap, bahwa pengaruh

dan pembentuk sikap di antaranya terdiri dari 3 faktor berikut ini. Faktor

pertama, pengalaman pribadi sebagai pengalaman yang meninggalkan kesan

kuat, yakni pengalaman yang melibatkan faktor emosional. Faktor ini dipilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

43

sebagai dasar penyusunan kriteria pertama, yakni ibu yang mengalami

langsung pengasuhan anak dengan indikasi temper tantrum.

Faktor kedua menurut Azwar (2005), institusi pendidikan sebagai

dasar pembentukan pemahaman dan konsep moral seseorang. Faktor ini

dipilih sebagai dasar penyusunan kriteria kedua, yakni kategorisasi latar

belakang pendidikan informan, dengan alasan bahwa tingkat pendidikan

diharapkan mampu memberi variasi informasi khususnya mengenai definisi

temper tantrum.

Faktor ketiga menurut Azwar (2005), paparan media massa sebagai

faktor yang dipandang sebagai landasan kognitif bagi terbentuknya sikap dan

persepsi terhadap pengalaman tertentu. Faktor ini dipilih sebagai dasar

penyusunan kriteria kedua, yakni kategorisasi tempat tinggal informan,

dengan alasan bahwa paparan terhadap media massa dapat diseleksi melalui

lokasi informan mempraktikkan pengasuhan.

Untuk memperoleh partisipan sesuai dengan kriteria tersebut, peneliti

menggunakan metode pemilihan random purposive sampling. Metode ini

dipilih karena dalam penelitian ini setiap ibu dapat menjadi informan, selama

yang bersangkutan memenuhi kedua kriteria yang telah disusun.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

wawancara. Metode ini dipilih peneliti karena memiliki keuntungan-

keuntungan tertentu yang dapat berguna dan membant proses pengumpulan

data pada penelitian ini. Downs et al. (1980) menuliskan bahwa wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

44

adalah metode yang memfasilitasi peneliti dan partisipan hadir secara fisik dan

memverbalisasi pesan sehingga memungkinkan perolehan data yang bersifat

visual dan nonverbal. Menurut Downs et al. (1980), hal ini yang menjadikan

wawancara memiliki keuntungan, yakni 1) seseorang lebih termotivasi untuk

berbagi dengan adanya kehadiran orang lain, 2) partisipan cenderung

memberikan lebih banyak data saat berbicara dibandingkan menulis, 3)

pertukaran data lisan memungkinkan lebih besarnya kesempatan untuk

melakukan probing, mengklarifikasi jawaban, dan menyediakan timbal balik.

Adapun ketiga keuntungan tersebut merupakan fitur metode wawancara yang

dapat membantu pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.

Jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara semi terstruktur.

Menurut Smith (2013), wawancara jenis ini memungkinkan peneliti dan

partisipan terlibat dalam dialog yang di dalamnya berisi pertanyaan yang dapat

dimodifikasi sesuai dengan jawaban partisipan dan juga memungkinkan

peneliti menggali wilayah yang menarik dan penting dalam sesi wawancara.

Smith (2013) menjelaskan bahwa wawancara semi-terstruktur mampu

memfasilitasi terbentuknya hubungan empatik, memungkinkan keluwesan

yang lebih besar dalam pengambilan data dan memungkinkan wawancara

untuk memasuki wilayah-wilayah baru, dan cenderung untuk menghasilkan

data yang lebih subur. Oleh karena itu, peneliti memilih jenis ini dengan

alasan untuk mencapai fleksibilitas dalam pengambilan data yang sesuai

dengan sifat luwes dan mendalam dari anaslisis fenomenologi interpretatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

45

Untuk menunjang perolehan data yang lengkap dan dalam, penelitian

ini dimulai dengan membangun rapport atau hubungan erat, bersahabat

(Aiken & Groth-Marnat, 2009) kepada masing-masing partisipan. Menurut

Downs, et al. (1980), rapport dapat membangun kenyamanan dan

kepercayaan, baik bagi peneliti maupun partisipan, sehingga harapannya

partisipan memberikan kesediaannya untuk membagikan pengalamannya yang

akan menjadi data penelitian tanpa interaksi defensif. Menurut Downs et al.

(1980), ada beberapa hal yang dapat ditawarkan peneliti kepada partisipan

untuk membangun rapport, di antaranya perkenalan peneliti, kenyamaan

nonverbal seperti senyuman dan jabat tangan, suguhan seperti kopi, obrolan

informal seperti cuaca, perjalanan, dan berita terkini, bertanya kabar, dan

humor.

Selain melakukan rapport sesuai dengan anjuran Downs et al. (1980),

peneliti juga akan menyediakan informed consent dalam bentuk tertulis.

Informed consent adalah peryataan formal yang dibuat oleh seseorang dengan

orang lain sebagai izin penggunaan informasi pribadi orang tersebut untuk

tujuan khusus (Aiken & Groth-Marnat, 2009). Selain bertujuan untuk

memenuhi syarat etis penelitian, pemberian informed consent juga penting

dilakukan untuk menambah kenyamanan dan keterbukaan partisipan karena

menjadi jaminan kerahasiaan informasi yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

46

F. Panduan Wawancara

Tujuan penggunaan panduan wawancara adalah menjadikannya sebagai

pemandu (guideline) sehingga proses wawancara menjadi terarah sesuai

dengan topik penelitian serta mencapai perolehan data yang lengkap.

Berikut adalah panduan wawancara yang digunakan Tabel 1. Panduan Wawancara

No. Tema Pertanyaan Tujuan

1. Pengalaman

mengasuh anak

1. Bagaimana pengalaman

ibu dalam mengasuh (nama

anak)?

2. Bisakah ibu menceritakan

pengalaman yang

menyenangkan?

3. Bisakah ibu menceritakan

pengalaman yang tidak

menyenangkan?

1. Sebagai pertanyaan

‘pemanasan’, pembukaan

2. Memunculkan tema

tentang temper tantrum

2. Temper Tantrum 4. Ketika ibu mengalami

pengalaman mengasuh

(nama anak) yang tidak

menyenangkan, apa saja

kah perilaku-perilaku yang

diekspresikan (nama

anak)?

5. Menurut ibu, apa yang

menyebabkan perilaku

tersebut muncul?

6. Disebut sebagai apakah

perilaku-perilaku tersebut?

Meneliti pemahaman ibu

mengenai temper tantrum

anaknya:

1. Memperoleh data perilaku

yang muncul

2. Memperoleh data

istilah/label temper

tantrum

3. Memperoleh data faktor

penyebab

3. Tantrum bagi ibu 7. Ketika (nama anak)

sedang mengekspresikan

tantrum, apa pengarunya

bagi ibu?

8. Bagaimana yang ibu

rasakan?

9. Bagaimana yang ibu

pikirkan?

10. Menurut ibu, apakah

tantrum itu baik, buruk,

atau normal?

1. Memperoleh data sikap

2. Memperoleh data

pandangan

3. Memperoleh data

perasaan

4. Tindakan ibu 11. Apakah yang biasanya

ibu lakukan untuk

menangani tantrum ketika

sedang muncul?

12. Menurut ibu,

bagaimanakah penilaian

ibu sendiri mengenai

penanganan yang biasa

ibu lakukan?

1. Memperoleh data cara ibu

menangani tantrum

2. Memperoleh data

efektivitas ibu menangani

tantrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

47

G. Proses Pengumpulan Data

Proses ini terdiri dari tiga kegiatan utama yang dilakukan secara

berurutan. Ketiga kegiatan tersebut yakni membangun rapport, kegiatan

wawancara topik penelitian, dan kegiatan member checking.

Proses pertama, kegiatan pembangunan rapport dilaksanakan sebagai

upaya untuk memperoleh informasi mengenai latar belakang Informan dan

kondisi anak berkaitan dengan indikasi temper tantrum. Selain untuk

membangun hubungan yang nyaman antara peneliti dengan informan,

pembangunan rapport menjadi teknik untuk memeriksa kembali kesesuaian

kriteria pemilihan Informan yang telah dirancang dalam penelitian ini.

Kedua, pada kegiatan pengumpulan data, peneliti menerapkan

wawancara sebagai metode utama untuk memperoleh informasi tentang topik

penelitian. Peneliti juga menerapkan metode observasi untuk melengkapi

proses pengumpulan data.

Ketiga, pada kegiatan member checking, peneliti berusaha

memparafrasekan informasi yang telah dikumpulkan dari informan, kembali

kepada Informan. Kegiatan ini perlu melalui proses kondensasi dari seluruh

informasi yang disampaikan oleh Informan menjadi data yang lebih ringkas.

Kegiatan member checking ditempuh untuk memastikan bahwa informasi

yang ditangkap oleh peneliti telah sesuai dengan informasi dan maksud yang

disampaikan oleh informan, sehingga disebut sebagai upaya mencapai

validitas data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

48

Sebagian instrumen pengumpulan data, peneliti menyajikan 12

pertanyaan inti kepada ketiga Informan secara terpisah, pada waktu dan

tempat sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui antara peneliti dan

masing-masing informan. Peneliti menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan

tersebut kepada para Informan dengan tujuan utama untuk mengungkap

pandangan ibu mengenai temper tantrum berdasarkan pengalamannya

mengasuh anak dengan indikasi temper tantrum.

Adapun cara peneliti menyusun istilah ‘pandangan ibu’ adalah dengan

mengkondensasi informasi yang diperoleh dari para Informan dalam bentuk

tema-tema yang akan diperoleh sebagai hasil dari proses analisa tematik.

H. Metode Analisis Data

Setelah melakukan proses pengumpulan data, peneliti melakukan

proses analisis data. Penelitian ini menggunakan jenis metode analisis

interpretatif atau lazim disebut sebagai interpretative phenomenological

analysis (IPA). Jenis ini dipilih oleh peneliti sebagai metode analisis data

karena dipandang mampu mencapai tujuan penelitian, yakni menggali

pemahaman ibu mengenai temper tantrum yang diperoleh dari pengalamannya

dalam mengasuh dan menangani anaknya bila melihat prinsip IPA yang

berusaha mengambil sudut pandang orang yang mengalaminya sendiri (Smith,

2013).

Smith (2013) mengungkapkan bahwa sarana pokok dalam kajian ini

adalah makna yang terkandung dalam pengamatan, kejadian, dan keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

49

partisipan. Selain itu, IPA juga menekankan kognisi sebagai pusat perhatian

dalam analisis pembuatan makna, baik dari partisipan maupun peneliti (Smith,

2013). Dalam kacamata IPA, Smith (2013) mengungkapkan bahwa manusia

dipandang sebagai kesatuan kognitif, bahasa, afektif, dan fisik sehingga

memiliki asumsi bahwa terdapat hubungan antara perkataan, pemikiran, serta

emosi partisipan. Dengan menyadari hal itu, Smith (2013) juga menuntun para

peneliti IPA untuk mengusahakan partisipan mengekspresikan pikiran dan

perasaan mereka untuk kemudian menginterpretasikan keadaan emosi dari

perkataan yang mereka ucapkan.

Menurut Strauss & Corbin (2009) bahwa dalam penelitian kualitatif,

terdapat tiga unsur utama, yakni 1) data dapat diperoleh dari berbagai metode,

namun yang biasanya dilakukan oleh peneliti kualitatif adalah wawancara dan

observasi, 2) terdiri atas beberapa prosedur analisis dan interpretasi, yang

keduanya bertujuan untuk memahami data. Dalam prosesnya, diperlukan

teknik yang disebut dengan pengkodean atau sering disebut sebagai coding, 3)

pelaporan temuan berupa tulisan maupun lisan. Peneliti perlu melakukan

ketiga langkah ini sehingga tujuan untuk memperoleh informasi sesuai dengan

fenomena yang dialami para informan dapat tercapai, seperti Smith (2013)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif memberi penekanan pada pentingnya

strategi analisis yang sebisa mungkin selalu dekat dengan sistim simbolis asal

pemahaman tersebut muncul, atau yang ditekankan oleh Supratiknya (2015)

bahwa proses ini disebut sebagai metode analisis isi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

50

Proses analisis data yang akan dilakukan sesuai dengan saran Smith

(2013) sebagai langkah-langkah pokok dalam analisis data fenomenologi,

yakni 1) peneliti memulai dengan berpegang pada sudut pandang

feomenologis, kemudian membaca seluruh deskripsi yang dipaparkan oleh

partisipan, 2) menyusun bagian-bagian deskripsi untuk mengklarifikasi poin-

poin penting atau meaning units yang tersembunyi dalam keseluruhan

deskripsi, 3) mentransformasi atau memodifikasi data asli dengan tujuan untuk

mengungkap yang tersirat menjadi tersurat dan untuk menggeneralisasikannya

dengan makna psikologis.

Paparan dari Smith (2013) bahwa IPA dapat membantu peneliti

menginterpretasi makna yang terkandung dalam pengalaman berdasarkan

pemaparan partisipan ini telah dipertimbangkan peneliti menjadi metode yang

tepat untuk mencapai tujuan peneliti. Bila menggunakan penjelasan yang

sesuai dengan penelitian, makna yang akan diinterprestasi merupakan

pemahaman ibu mengenai temper tantrum anaknya, konteks pengalaman

merupakan pengalaman ibu mengasuh anak, dan pemaparan merupakan

perkataan dari partisipan yang diperoleh peneliti dalam proses wawancara.

I. Kredibilitas Penelitian

Untuk memperoleh validitas dalam penelitian ini, teknik yang dipilih

adalah member checking. Proses member checking akan dilakukan dengan

cara memaparkan kembali pernyataan yang disampaikan oleh partisipan

kepada partisipan dalam bentuk narasi yang tela diringkas oleh peneliti.

Teknik ini dipilih karena memungkinkan partisipan sendiri sebagai pemberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

51

timbal balik berupa koreksi atas narasi yang telah disusun atau dengan kata

lain selaras dengan prinsip IPA yang menekankan sudut pandang partisipan

sendiri, bukan mencapai objektivitas informasi (Smith, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman ibu mengenai

perilaku temper tantrum anaknya. Dalam penelitian ini, peneliti berdinamika

bersama 3 orang informan. Berikut adalah data demografi informan.

Tabel 2. Data Demografi Informan

No Inisial

Nama Pendidikan

Area Tempat

Tinggal Pekerjaan

Usia

Anak

1. LPU SLTA Perkampungan Ibu rumah

tangga 18 bulan

2. DRW S1 Kecamatan Karyawan

swasta 37 bulan

3. S S2 Kota PNS 38 bulan

Dua dari tiga responden di atas telah memenuhi kriteria pemilihan partisipan

penelitian, yakni Informan 1 dan Informan 3, sedangkan Informan 2 tidak

memenuhi kriteria jenjang pendidikan. Peneliti tetap mempertahankan

Informan 2 sebagai partisipan penelitian dengan alasan bahwa Informan 2

mampu memberikan data mengenai pemahaman temper tantrum yang berbeda

dengan Informan 1 dan Informan 3.

Peneliti melakukan proses pengumpulan data selama tiga bulan,

dimulai pada 16 Mei 2016 hingga Juli 2016. Proses ini terdiri dari tiga

kegiatan utama yang dilakukan secara berurutan, yakni membangun rapport,

kegiatan wawancara topik penelitian, dan kegiatan member checking. Tahap

pengumpulan data disajikan dalam tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

53

Tabel 3. Proses Pengumpulan Data Informan 1

Informan 1 (LPU)

No. Hari,

tanggal Durasi Lokasi Keterangan

1. 16 Mei

2016

20 menit,

18 detik

Kediaman informan:

JT I no. 118 RT 45, RW

10

Badran, Jetis, Yogyakarta

Pembangunan

rapport,

wawancara,

dan observasi.

2. Juli 2016 15 menit s. d. a. Member

checking

Tabel 4. Proses Pengumpulan Data Informan 2

Informan 2 (DRW)

No. Hari,

tanggal Durasi Lokasi Keterangan

1. 25 Mei

2016

53 menit,

27 detik

Kediaman informan:

Jl. Tunjung baru, Gg.

Subagiyono, no. 15B,

Baciro, Yogyakarta

Pembangunan

rapport dan

wawancara

2. Juli 2016 15 menit s. d. a. Member

checking

Tabel 5. Proses Pengumpulan Data Informan 3

Informan 3 (S)

No. Hari,

tanggal Durasi Lokasi Keterangan

1. 20 Mei

2016

40 menit,

52 detik

Kediaman informan:

Jl. Taman Siswa,

Mergansan Kidul, MG II /

1170,

Kota Yogyakarta

Pembangunan

rapport dan

wawancara

2. Juli 2016 15 menit s. d. a. Member

checking

Berikut adalah hasil yang diperoleh melalui ketiga kegiatan tersebut.

Pertama, melalui kegiatan pembangunan rapport peneliti dapat membangun

hubungan yang nyaman dengan informan. Dengan kegiatan ini pula, peneliti

memperoleh informasi mengenai latar belakang informan dan kondisi anak

berkaitan dengan indikasi temper tantrum, sehingga mencapai kesesuaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

54

kriteria pemilihan informan yang telah dirancang dalam penelitian ini dan

proses dapat dilanjutkan ke kegiatan kedua.

Kedua, kegiatan pengumpulan data dengan metode wawancara dan

observasi, peneliti mampu memperoleh informasi tentang topik penelitian.

Pada praktiknya, kedua kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam hari yang sama.

Kondisi ini disebabkan karena peneliti memperoleh kesesuaian kriteria

pemilihan informan dan ketiga informan telah mengungkapkan kesediaannya

untuk menjadi subjek penelitian dan sepakat untuk mengikuti kegiatan

wawancara pada waktu dan tempat yang sama.

Ketiga, pada kegiatan member checking, peneliti berusaha

memparafrasekan informasi yang telah dikumpulkan dari informan, kembali

kepada informan. Kegiatan ini perlu melalui proses kondensasi dari seluruh

informasi yang disampaikan oleh informan menjadi data yang lebih ringkas.

Proses ini menyebabkan perlunya interval waktu sepanjang satu bulan

terhitung setelah kegiatan pengumpulan data selesai dilaksanakan. Melalui

kegiatan member checking, peneliti mampu mencapai validitas data dengan

memperoleh kepastian bahwa informasi yang ditangkap oleh peneliti telah

sesuai dengan informasi dan maksud yang disampaikan oleh informan.

Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data berupa 12 pertanyaan

inti yang ditujukan kepada ketiga informan secara terpisah, pada waktu dan

tempat sesuai dengan keterangan pada Tabel 1. Melalui pertanyaan-

pertanyaan tersebut, peneliti mampu mengungkap pandangan ibu mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

55

temper tantrum berdasarkan pengalamannya mengasuh anak dengan indikasi

temper tantrum.

Istilah „pandangan ibu‟ adalah kondensasi informasi yang diperoleh

dari para informan dalam bentuk tema-tema melalui proses analisa tematik.

Tema-tema yang diperoleh adalah kumpulan kata, kalimat, atau istilah yang

dinilai penting terkait topik penelitian, yakni yang ditemukan dalam paparan

informan mengenai deskripsi temper tantrum, dampak temper tantrum bagi

dirinya, sikap terhadap temper tantrum, dan strategi untuk menanggulangi

temper tantrum anak.

B. Gambaran Informan

1. Informan 1

Informan 1 berinisial LPU, merupakan seorang ibu yang berprofesi

sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan sehari-hari Informan 1 adalah

mengasuh kedua anaknya dan mengelola sebuah warung makanan di

halaman rumahnya. Informan 1 memiliki 2 orang anak, anak pertamanya

seorang laki-laki dan anak keduanya seorang perempuan. Anak Informan 1

yang memiliki indikasi temper tantrum adalah anak keduanya, berinisial N

yang berusia 18 bulan ketika proses pengumpulan data berlangsung.

Dalam pengalaman pengasuhannya, Informan 1 tidak didampingi orang

lain untuk mengasuh anaknya, termasuk suaminya yang bekerja di luar

kota. Informan 1 berlatar belakang pendidikan SLTA dan berdomisili di

Jetis, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

56

Berdasarkan paparan di atas, Informan 1 memenuhi kriteria

sebagai ibu yang memiliki anak pada rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun

dan tergolong dalam kelompok ibu pertama yakni latar belakang

pendidikan dan ekonomi rendah dan tinggal di kawasan perkampungan.

2. Informan 2

Informan 2 berinisial DRW, merupakan seorang ibu yang

berprofesi sebagai karyawan swasta. Kegiatan sehari-hari Informan 2

adalah bekerja di sebuah kantor sehingga pada pukul 07.00 WIB hingga

16.00 WIB dan bekerja 6 hari seminggu. Informan 2 memiliki seorang

anak laki-laki dan sedang mengandung bayi berusia 3 bulan saat proses

pengumpulan data berlangsung. Anak Informan 2 yang memiliki indikasi

temper tantrum berusia 37 bulan, berinisial D. Informan 2 tinggal satu

rumah bersama kedua orang tua, adik, suami, dan anaknya sehingga

pengalaman pengasuhan Informan 2 memperoleh bantuan dari suami, ibu,

dan adik, terutama ketika Informan 2 tidak bersama dengan anaknya.

Informan 2 berlatar belakang pendidikan S1, berdomisili di Baciro,

Yogyakarta.

Berdasarkan paparan di atas, Informan 2 memenuhi kriteria

sebagai ibu yang memiliki anak pada rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun

dan tergolong dalam kelompok ibu kedua yakni latar belakang ekonomi

menengah dan tinggal di kawasan kecamatan, namun tidak memenuhi

kriteria latar belakang pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

57

3. Informan 3

Informan 3 berinisial S, merupakan seorang ibu yang berprofesi

sebagai PNS. Kegiatan sehari-harinya sebagai PNS dipandang Informan 3

mampu dijalani secara seimbang dengan waktu yang diluangkan untuk

bersama dengan anak-anaknya di rumah. Informan 3 memiliki 2 orang

anak, anak pertamanya seorang perempuan dan anak keduanya seorang

laki-laki. Anak Informan 3 yang memiliki indikasi temper tantrum adalah

anak keduanya, berinisial Y yang berusia 38 bulan ketika proses

pengumpulan data berlangsung. Dalam pengalaman pengasuhannya,

Informan 3 didampingi oleh suaminya. Informan 3 berlatar belakang

pendidikan S2 dan berdomisili di Taman Siswa, Yogyakarta.

Berdasarkan paparan di atas, Informan 3 memenuhi kriteria

sebagai ibu yang memiliki anak pada rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun

dan tergolong dalam kelompok ibu ketiga yakni latar belakang pendidikan

dan ekonomi tinggi dan tinggal di kawasan kota.

C. Hasil Penelitian: Deskripsi Tema Umum

Berdasarkan hasil analisa tematik terhadap data yang telah terkumpul,

ditemukan 4 tema umum, yakni Dinamika Praktik Pengasuhan Ibu terhadap

Anak, Pemahaman Ibu Mengenai Temper Tantrum Anak, Pengaruh Temper

Tantrum Anak terhadap Ibu, dan Strategi untuk Menanggapi Temper Tantrum.

Berikut adalah deskripsi dari keempat tema umum sebagai sajian hasil

penelitian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

58

1. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak

a. Dinamika dalam pengasuhan

Informan 2 dan Informan 3 menuturkan bahwa mereka

mengalami dinamika pengasuhan yang menyenangkan, sedangkan

Informan 1 mengalami dinamika pengasuhan yang menyenangkan

sekaligus tidak menyenangkan seperti pada kutipan-kutipan berikut

“Bisa cerita nggak mbak, pengalamannya mbak D mengasuh …

Nyenengin ya, mbak ya. Kalau masih bayi kan nyenengin.”

(no. 1, Informan 2)

“Tante bisa ceritain pengalaman yang menyenangkan, nggak, waktu

mengasuh Dik Y? Semua menyenangkan kayaknya. Semuanya

menyenangkan.”

(no. 8, Informan 3)

“Curhat aja pengalamannya Mbak P mengasuh ini, Dik N. Ya

seneng-seneng gimana ya mbak ya, seneng-seneng jengkel”

(no. 1, Informan 1)

Dalam relasi dengan anaknya, tampak bahwa 2 informan

memiliki kecenderungan yang sama, yakni membandingkan sifat

kedua anaknya.

“Aku nggak, anakku yang pertama nggak, apa, soalnya nggak kayak

gitu e, mbak. Laki-laki tapi pendiam. Nggak kayak yang ini,

perempuan tapi kok mbandel. Mbandele tu, bandel sangat-sangat

bandel. Super-super.”

(no. 30, Informan 1)

“Jadi saya sering ngobrol sama suamiku, “Kok ini beda ya?” Ini

sama adiknya. Kalau ini, kalau saya marah, dia cepat tanggap. Jadi

kalau suamiku bilang, mungkin karena dia perempuan, ini laki-laki.

Yang adiknya lebih usil dibanding ini.”

(no. 19, 20, Informan 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

59

Kecenderungan ini tampaknya muncul pada Informan 1 dan Informan

3 yang memiliki 2 orang anak dengan jenis kelamin berbeda sehingga

cenderung membandingkan perbedaan pada aspek peran gender anak,

sedangkan kecenderungan ini tidak muncul pada Informan 2 yang

memiliki 1 orang anak.

Meski tidak disampaikan dengan cara membandingkan, peran

gender muncul pula dalam pandangan Informan 3 terhadap sifat anak

seperti kutipan berikut

“”Kasihan” itu, padahal udah diulang-ulang tuh nangis terus. Baper

banget anakku itu. Cowok tapi baper.”

(no. 54, Informan 2)

Maka berdasarkan kemunculannya pada ketiga informan, peran gender

merupakan aspek yang dipandang penting bagi ibu dalam

perkembangan anaknya.

Proses analisis juga menghasilkan gambaran kelekatan ibu dan

anaknya melalui gambaran pola relasi antara mereka.

“Oh dah bisa pulang sendiri? Udah, kalau main dia pulang sendiri.

… Semenjak tak tinggal jualan gini trus dia main sama temene.

Kalau orang bilang apa, dia ngikutin gitu. Disuruh nyanyi, juga

nyanyi, kalau salim ya salim. Nggak pemalu gitu dia aku sukane.

Nggak pemalu, nggak cengeng.”

(no. 15, 9, Informan 1)

“Makanya aku ngak pernah ninggalin dia, mbak. Baru kemarin aku

ninggalin dia ke Malang karena aku ada urusan kerja, kan. Dia

nyariin, rewel, aku pusing aku. Aku mulai kerja juga stress,

ninggalin anak, soalnya aku nggak pernah ninggalin, sejam-dua jam

itu udah pusing. Udah nggak kuat.:

(no. 4, 5, Informan 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

60

“Tapi begitu saya full di rumah, ke mana-mana ngikut. Ditinggal

saja, aduh, mau buang sampah di depan harus tunggu dia. Kalau

nggak, rewel.”

(no. 7, Informan 3)

Maka dari kutipan di atas, terdapat perbedaan bahwa Informan 1

cenderung melepas anaknya, sedangkan Informan 2 dan Informan 3

lekat dengan anaknya.

b. Pandangan ibu terhadap sosok anak

Pengalaman informan dalam mengasuh anak menghasilkan

paparan mengenai kondisi anak. Paparan Informasi 1 mengenai

kondisi perkembangan kemampuan anak tampak pada kutipan berikut

“Senenge nek kalau itu lho, kalau dia bisa nyanyi sendiri, kayak gitu.

Dia sesuka hatinya kayak gitu lho, mbak. Terus makan sendiri.”

(no. 2, Informan 1)

“Kalau orang bilang apa, dia ngikutin gitu. Disuruh nyanyi, juga

nyanyi. Kalau salim, ya salim. Nggak pemalu gitu dia, aku sukane.

Nggak pemalu, nggak cengeng. Tapi kalau udah nakal, ya nakal

terus.”

(no. 9, Informan 1)

Informan 2 menilai kondisi anak berkembang dengan normal.

“Terus, beranjak dia bisa tengkurap, terus bisa mberangkang, bisa

rambatan, jalan. Itu yang paling nyenengin kan kita tahu

perkembangan-perkembangan anak tuh lho. Jadi senang kalau

anaknya bisa tumbuh biasa, ya normal lah.”

(no. 2, Informan 2)

“Nggak menyenangkannya, kadang ngeyel. Udah bisa ngeyel.”

(no. 15, Informan 2)

“Terus kadang kalau nonton film juga dia entar selanjutnya ngomong

apa gitu, dia tahu. … Tangannya dikeplak-keplakin, kayak film

purba itu, film zaman purba tapi kartun itu. Jadi dia tuh bisa hafal,

terus gerakannya juga hafal.”

(no. 38, Informan 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

61

Sesuai kutipan di atas, Informan 2 memiliki pandangan bahwa anak

menunjukkan kemampuan untuk meniru perilaku orang lain dan sudah

mempelajari kemampuan baru, yakni membantah.

Kemampuan anak untuk meniru juga ditemui pada informasi

yang dituturkan oleh Informan 3

“.. dia juga ini, apa yang kakaknya buat, sering dia tiru. Biasanya itu

main jadi guru, dia ikutan. … Umur dua tahun setengah mungkin,

dia sudah bisa seperti itu, baru mau masuk ke tiga tahun, belum

lama.”

(no. 28, Informan 3)

“Terus, sekarang ini dia imajinasinya udah mulai, dia sudah mulai

mengarang cerita sendiri, sudah mulai. Terus kayak kemarin kan dia,

saya nggak ngerti, suami saya yang ngasih tau tuh, di tangannya si

itu, Captain America atau Iron Man? Iron Man. Itu ada putih-

putihnya ya? Itu bedak dia taruh di sini, saya tuh nggak ngerti.”

(no. 60, Informan 3)

2. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak

a. Definisi temper tantrum

Ketiga Informan memiliki istilah yang berbeda untuk melabel

perilaku mengganggu yang diekspresikan anaknya. Informan 1 dan

Informan 3 memberi label perilaku tantrum anaknya dengan istilah

„rewel‟, sedangkan Informan 2 memberi istilah „histeris‟.

“Tapi kalau aku, kalau jengkel itu, kalau dia baru rewel tu.”

(no. 3, Informan 1)

“Tapi begitu saya full di rumah, ke mana-mana ngikut. Ditinggal

saja, aduh, mau buang sampah di depan harus tunggu dia. Kalau

nggak, rewel.”

(no. 7, Informan 3)

“Ditinggal kerja, ke dokter, papanya kenapa-napa itu pasti dia

histeris. Pokoknya kalau ada yang kenapa-napa, histeris dia.”

(no. 58, Informan 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

62

Para informan memberikan istilah-istilah ini untuk melabel

ekspresi perilaku anak seperti menangis, agresi terhadap diri sendiri,

orang lain, maupun objek mati, menolak perintah, dan menunjukkan

perilaku-perilaku resisten.

“Nangisnya kencang, nangisnya kencang. Kalau udah rewel banget

itu, di tempat tidur dia tengkurap. … Sambil nangis dia tengkurap.

Nggak mau di … nggak mau disentuh.”

(no. 13, Informan 3)

“Terus njambak-njambak kayak gini lho mbak, trus sampe

rambutnya brodol itu, bener mbak. Trus kalau umpamanya sama

saya, dicokotin tu. Sama anak tetangga juga kayak gitu.”

(no. 5, Informan 1)

“Ditelepon nggak mau. Ya kayak istilahnya marah, nggak mau,

sampai nanti hp-nya ditendang, apa digigit hp-nya.”

(no. 25, Informan 3)

“Em, aku pernah sih dipukul sama dia. Karena aku ajak mandi, dia

nggak mau, aku dipukul.”

(no. 22, Informan 2)

b. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunculan temper tantrum

Faktor penyebab dipertimbangkan sebagai bagian dalam tema

pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak karena hasil penelitian

menunjukkan bahwa setiap Informan mengungkapkan informasi yang

khas dan unik yang tampaknya muncul berdasarkan latar belakang

masing-masing Informan.

1) Faktor internal

Faktor internal yang ditemukan dalam wawancara terdiri

dari faktor emosi dan faktor fisik anak. Faktor emosi merupakan

faktor penyebab yang diungkapkan oleh ketiga Informan. Adapun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

63

emosi yang dimaksud adalah rasa gemas, rasa jengkel maupun

marah, dan tidak mampu meregulasi keinginan sehingga ledakan

berbagai emosi tersebut diekspresikan anak melalui perilaku

temper tantrum.

“Gulung-gulung itu lho mbak, trus kruwes-kruwes mukae, trus

njiwit-njiwit kayak gitu, he-e. … Kalau dia gemes, kalau dia jengkel

kayak gitu.”

(no. 5, Informan 1)

“Bangun pagi itu dia minta gendong, buka mata itu dia “Ibu

gendong.”, terus kalau saya nggak mau, a itu bisa rewel.”

(no. 33, Informan 3)

Selain faktor emosi, Informan 1 dan Informan 2 menyebutkan

bahwa faktor fisik seperti kutipan di bawah ini menjadi penyebab anak

mengekspresikan temper tantrum.

“Jadi kalau ngantuk itu, terus badannya baru nggak enak itu lho,

mbak. Capek-capek kayak gitu, trus tidure kagol itu lho, mbak, ya itu

mesti itu. Terus laper banget juga sukanya kayak gitu. Kerep iki

senengane kayak gitu tuh loh mbak.”

(no. 10, Informan 1)

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yang ditemukan dalam wawancara terdiri

dari faktor sosial anak dan pengaruh dari tontonan anak. Faktor

sosial yang bersinggungan dengan anak juga merupakan faktor

penyebab yang diungkapkan oleh ketiga Informan. Faktor sosial

yang dipandang ibu sebagai penyebab adalah ketika temper

tantrum muncul karena meniru orang tua, berpisah dengan figur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

64

lekat, minimnya sosialisasi dengan orang dewasa, interupsi orang

lain atas keinginan anak, dan diganggu oleh teman sebaya.

“Kalau nggigit mungkin dari aku ya, mbak. Karena aku kalau lagi

sebal gitu, itu minta, minta gigit.”

(no. 31, Informan 2)

“Kalau ditinggal. Kalau itu tuh, kayak tadi nyariin papanya. Kayak

gitu tuh, teriak kayak gitu. Ya, polnya nangisnya anakku kayak gitu.”

(no. 57, Informan 2)

“Kakaknya, dulu kita di Palu banyak, keluarga satu rumah banyak.

E.. jadi dia lebih cepat, apa, cepat beradaptasi dengan orang,

ngomongnya lebih cepat, lebih ini, kalau kakaknya. Tapi

dibandingkan adiknya ini, nggak. Karena di rumah kita hanya waktu

itu tambah saudara sepupu saya, orang besar hanya bertiga, tambah

Mbak Ning di sebelah, sama Oxka, Oxky. Ya gitu.”

(no. 3, Infoman 3)

“E.. seperti kalau mandi itu, dia pingin mandi sendiri, tapi saya

sabunin, dia nggak suka, dia mulai rewel itu. Kalau dia sudah bilang

“nggak”, itu mesti nggak. Kalau saya lakukan, itu bisa memicu dia

rewel.”

(no. 32, Informan 3)

“Semenjak tak tinggal jualan gini trus dia main sama temene, nanti

kalau dia diapain gitu pulang sendiri nangis, sambil nangis, itu “Bu,

lara, bu lara.”

(no. 15, Informan 1)

Informan 2 dan Informan 3 menyatakan bahwa film yang

ditonton anaknya berdampak pada perubahan perilaku, seperti pada

kutipan di bawah ini.

“Saya nggak tau, apa karena pengaruh film, … Dia itu mulai kayak

gitu, saya nonton itu Captain America, Iron Man, Superman, nah tiga

bulan-empat bulan terakhir itu, itu film yang dia tonton, … jadi

sampai kakaknya ini ngeluh “Ini karena ibu semua ini, ibu kasih adik

nonton yang seperti itu.” Jadi kadang-kadang kakaknya yang jadi

sasaran, jadi dia yang jadi Superman, dia yang jadi seperti itu. Itu

pengaruh juga kayaknya itu. Salah, salah memilih film.”

(no. 52, 54, 58, 59, Informan 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

65

Selain keempat faktor yang kemunculannya berulang pada

ketiga informan tersebut, terdapat pula faktor-faktor yang unik dan

khas bagi masing-masing informan. Informan 1 menyebutkan bahwa

faktor keturunan, pikiran buruk ibu selama kehamilan, dan kehadiran

entitas yang tidak diketahui menjadi faktor yang kemunculannya

mendahului kemunculan ekspresi tantrum anaknya.

“Aku mikirnya, kok bisa kayak gitu, turun siapa lho, mbak. Apa dulu

pas hamil, ndelok jatilan, gulung-gulung. Katanya kalau orang hamil

nek mbatin kan nganu nggih, kadang turunnya ning anak, nggih.”

(no. 28, Informan 1)

“Dia kalau nangis tu dia mintanya ke luar, maksudnya ke luar rumah.

Nggak tau, mesti, di dalam rumah ada apanya. Tapi kalau di luar

rumah mesti langsung diam.”

(no. 32, Informan 1)

Bagi Informan 3, perubahan signifikan yang terjadi pada

frekuensi kebersamaan dengan anaknya menjadi faktor yang

menyebabkan perubahan perilaku pada anaknya. Informan 3

menyatakan bahwa anaknya menunjukkan perilaku melekat yang

mengganggu semenjak Informan 3 memiliki banyak waktu luang.

Setiap kali keinginan anak untuk melekat tidak dipenuhi, anak akan

mengekspresikan temper tantrum.

“Tapi begitu saya full di rumah, ke mana-mana ngikut. Ditinggal

saja, aduh, mau buang sampah di depan harus tunggu dia. Kalau

nggak, rewel.”

(no. 7, Informan 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

66

3. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu

a. Dampak yang dirasakan ibu akibat temper tantrum

Memiliki pengalaman mengasuh anak dengan indikasi temper

tantrum memberikan berbagai pengaruh pada ibu. Pengaruh-pengaruh

tersebut dikelompokkan dalam kategori dampak temper tantrum

terhadap ibu.

Bagi seluruh Informan, perilaku temper tantrum anak

memberikan dampak pada aspek emosi ibu, yakni rasa heran, kasihan,

stres, dan panik.

“Itu perempuan tapi kayak gitu e mbak. Nggak kayak kakaknya.

Kakake itu dulunya diam, nggak kayak gitu. Tapi kok adike kok

malah dadi kaya ngene kok, haduh. Stress aku, mbak.”

(no. 7, Informan 1)

“Wis jane kasian to, mbak kalau anak nggulung-nggulung gitu. Tapi

nek, nek ditulungi nanti ndak tuman.”

(no. 26, Informan 1)

“Bikin emosi, emosi naik-turun. Yang rewelnya itu? Iya. He-e. Itu,

bikin itu, “Uh Y, ampun ibu”.”

(no. 36, Informan 3)

“Cuma kadang-kadang, kalau sama aku, aku lagi apa.. kayak gugup

apa ya. Jadi kayak kemrungsung. Jadi kayak mau ngatasi dia tuh

malah kemrungsung aku, aku harus gimana, aku harus piye, kayak

gitu kan.”

(no. 47, Informan 2)

Dampak temper tantrum yang juga berimplikasi pada ketiga

informan adalah pada aspek aktivitas atau pekerjaan para informan.

Dampak yang dirasakan adalah rasa terganggu ketika menjalankan

aktivitas, terlambat tiba di tempat kerja, dan tersitanya waktu untuk

menanggulangi temper tantrum anak di agenda pekerjaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

67

“Tapi kalau aku, kalau jengkel itu kalau dia baru rewel tu. Kan aku

baru sibuk ngejualin, kan jualan to, mbak, he-eh, baru ngejualin trus

dia rewel tuh ah. Tak cubit, mbak. Tenan, mbak.”

(no. 3, Informan 1)

“Kalau mengganggu pekerjaan sih, kalau telat juga nggak ada

hukuman juga sih, karena tempatku.. seharusnya jam setengah

delapan. Jadi setengah delapan lebih sepuluh apa istilahnya,

batasnya. Jadi, aku ya masih itu, sih, masih bisa.”

(no. 45, Informan 2)

“Mangkelnya gimana ya. Ya gimana ya mangkel, kesal. Kesal, e, apa

ya, ya karena saya harus, yang harusnya saya udah, udah harusnya

ngerjain sesuatu yang lain, tapi saya harus bujukin dia dulu.”

(no. 40, Informan 3)

Selain pada aspek emosi dan aktivitas, Informan 1 dan

Informan 2 juga merasakan dampak seperti memperoleh penilaian

negatif dari lingkungan sosial tergolong dalam dampak pada aspek

sosial.

“Kadang kalau dia digangguin orang, itu suka mukul, dibales. Ya

kalau, kalau anak kecil sih ya, kalau berantem sih biasa lah. Cuma

orang tuanya tuh yang agak gimana.”

(no. 19, Informan 2)

“Aku kan ya, waduh nek iki.. iya nek ibuke tau kalau anak kecil

emang kayak gitu. Tapi nek ibuke yang nganu, nek ora terimo nek

ngene ki, “Wah anakku dingenekke, wah anakku dingenekke” ngko

aku dilabrak meneh. Emang udah pernah dilabrak? Itu gara-gara

yang besar itu.”

(no. 34, Informan 1)

b. Sikap ibu terhadap perilaku temper tantrum anaknya

Sikap ibu adalah segala penilaian dan kesan yang diekspresikan

oleh masing-masing informan terhadap kondisi temper tantrum

anaknya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Informan 1

tidak menampakkan sikapnya terhadap temper tantrum, Informan 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

68

menampakkan sikapnya, dan Informan 2 sangat menampakkan

sikapnya.

Informan 3 memandang rewel sebagai perilaku yang wajar

diekspresikan oleh anaknya.

“Kan ada masa di mana dia rewel, ada masa di mana dia mutung.”

(no. 9, Informan 3)

Dalam perilaku rewel, terdapat pula perilaku anak yang aktif

bergerak, yang juga dipandang wajar. Pandangan ini dilandasi oleh

alasan bahwa dalam masa anaknya sekarang, rewel adalah perilaku

yang normal.

“Em, aktif, he-eh. Normal untuk anak seusia dia. Artinya itu perlu,

dibanding dia e.. apa namanya, diam, nggak bergerak, itu normal.

Dan itu mungkin, karena dia laki-laki, lebih usil.”

(no. 22, 23, Informan 3)

Informan 2 memandang perilaku-perilaku anaknya yang

termasuk dalam indikasi temper tantrum, sebagai sifat bawaan anaknya

dan sebagai kenakalan yang tergolong wajar untuk anak seusianya.

Pandangan ini tampak dalam kutipan-kutipan berikut ini.

“Mungkin kalau dia lagi emosi banget, jengkel, dia emang susah

orangnya. Susah mau diapa-apain.”

(no. 41, Informan 2)

“Kalau nakal sih anak nakalnya masih dalam istilah wajar kan.

Nggak nakal sampai mencuri apa apa kan ya, masih wajar aja sih.”

(no. 17, Informan 2)

“Ya kalau, kalau anak kecil sih ya, kalau berantem sih biasa lah.”

(no. 19, Informan 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

69

“Tapi kalau menggulung-gulung, aku juga nggak ngerti. Ya mungkin

tingkah lakunya anak kecil emang kayak gitu kali.”

(no. 32, Informan 2)

“Pernah sih kayak gitu, tapi anakku nggak sering, sering banget.

Kira-kira frekuensinya? Sampe 8, kali (maksudnya poin 8 dari 10).

Kira-kira kemunculannya, seminggu sampai berapa kali? Jarang

banget, mbak, anakku teriak-teriak. Teriak, sih, tapi nggak sampai

apa banget.”

(no. 56, Informan 2)

Selain perilaku-perilaku yang menjadi indikasi temper tantrum,

anak juga menunjukkan perilaku melekat. Paralel dengan pandangan

terhadap temper tantrum anak, Informan 2 juga memandang wajar

perilaku melekat anak.

“Kalau menurutku normal. Aku aja sering kayak gitu. Aku yang

udah gede aja masih sering nyari mamaku. “Mama ke mana?”

“Mamaku mana?” Apalagi anak kecil. Anak kecil tu deketnya sama

orang tua kan.”

(no. 71, Informan 2)

“Kalau dia nyariin papanya kayak gitu, jadi dia ada rasa takut

ditinggal juga. Care lah sama keluarganya, peduli.”

(no. 72, Informan 2)

Tampaknya pandangan wajar tersebut menuntun Informan 2

untuk cenderung menyikapi dampak temper tantrum anak terhadapnya

dengan memakluminya, seperti tampak dalam kutipan berikut.

“Kalau mengganggu pekerjaan sih, kalau telat juga nggak ada

hukuman juga sih, karena tempatku.. seharusnya jam setengah

delapan. Jadi setengah delapan lebih sepuluh apa istilahnya,

batasnya. Jadi, aku ya masih itu, sih, masih bisa. … Kalau ngganggu

sih nggak ya. Cuma kadang-kadang, kalau sama aku, aku lagi apa..

kayak gugup apa ya. Jadi kayak kemrungsung. Jadi kayak mau

ngatasi dia tuh malah kemrungsung aku, aku harus gimana, aku

harus piye, kayak gitu kan.”

(no. 45, 47, Informan 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

70

Sikap Informan 2 untuk memaklumi ekspresi perilaku anaknya

dan menyatakan tidak adanya dampak buruk yang ditimbulkan dari

perilaku itu menjadi alasan Informan 2 untuk kemudian menolak

istilah tantrum yang diberikan kepada perilaku-perilaku anaknya.

“ … anak-anak bisanya juga cuma nangis. Kalau sakit juga taunya

juga nangis, ngapa-ngapain, pusing atau sakit perut kan, kalau lapar

juga bisanya cuma nangis kan. Jadi, nggak tantrum juga ya?”

(no. 42, Informan 2)

c. Respon ibu terhadap perilaku temper tantrum

Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai pengalaman

masing-masing informan dalam pengasuhan, peneliti menemukan

tema-tema penting seperti cara ibu memandang kondisi anak sehingga

terungkap cara ibu mendeskripsikan tantrum, sikap ibu terhadap

tantrum, cara ibu mendeskripsikan dampak temper tantrum anak pada

dirinya. Tema-tema tersebut kemudian menuntun peneliti mengungkap

respon informan dalam mengasuh anak dengan indikasi temper

tantrum.

Informan 1 merespon kondisi anak dengan emosi negatif

seperti jengkel dan marah. Selain itu, Informan 1 juga merespon

dengan keluhan, bahkan label negatif.

“Aduh, aku duh. Kok anakku kaya ngene ki. Nakal banget lho, mbak

anakku yang ini, haduh. Masyaallah, aku nganti, ck. Nggak bisa

anteng, mbak.”

(no. 23, Informan 1)

“ … perempuan tapi kok mbandel. Mbandele tu mbandel sangat-

sangat bandel. Super, super.”

(no. 30, Informan 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

71

Informan 2 merespon kondisi anaknya dengan panik. Ketika

anak mengekspresikan temper tantrum, Informan 2 menjadi panik.

Dalam pikirannya, Informan 2 ingin segera meredakan temper tantrum

anaknya, namun kepanikannya membuat Informan 2 mengatasinya

dengan terburu-buru padahal Informan 2 mengaku bahwa ia tahu ia

harus mengatasinya dengan tenang.

“Ya itu, aku jadi kayak kemrungsung ngatasin dia tu. Jadi kayak..

istilahnya, seharusnya pelan.. tapi aku kayak kemrungsung, jadi

bingung dewe aku, mbak. Bingung mau gimana. Kayak

kemrungsung. Terburu-buru biar dia cepat diam, gitu.”

(no. 68, Informan 2)

Informan 3 mengaku bukan sosok yang sabar dalam

menghadapi perilaku temper tantrum anaknya. Respon yang sering

diekspresikan oleh Informan 3 adalah dengan mengeluh.

“Tapi tante sabar yah? Nggak juga sebenarnya. Nggak juga sih, …”

(no. 48, Informan 3)

“Ngoceh sendiri, “Uuh, ampun aduh Y, minta ampun ibu, Y” ya

kayak gitu.”

(no. 37, Informan 3)

Dengan demikian, ketiga informan memberikan respon negatif

terhadap ekspresi perilaku temper tantrum anaknya.

4. Strategi untuk menanggulangi temper tantrum

Cara pandang ibu terhadap gejala temper tantrum mempengaruhi

cara ibu menyikapi dan merespon temper tantrum pada anaknya. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa ketiga informan memberikan respon

pada perilaku temper tantrum dengan cara-cara negatif. Berbagai sikap dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

72

respon tidak menyenangkan tersebut kemudian mengerakkan ibu untuk

menanggulangi perilaku-perilaku yang muncul, sehingga ibu berusaha

memilih dan menerapkan berbagai strategi untuk mengurangi perilaku

yang telah muncul dan mencegah sebelum perilaku tersebut menjadi

bertambah parah.

Ketiga informan menerapkan 2 strategi yang sama, yakni memberi

kenyamanan melalui sentuhan fisik dan mengalihkan perhatian. Sentuhan

fisik diwujudkan dalam perilaku menggendong, memeluk, dan mencium

yang kemudian dilanjutkan dengan mengajak melakukan aktivitas lain

sebagai pengalih perhatian, seperti pada kutipan berikut.

“… terus, kalau lagi nangis-nangis, apa lagi gemes gitu sama diri

sendiri apa sama mamanya itu, Mbak P itu ngapain? Tak gendhong itu,

terus tak ajak main muter-muter nanti kan dia diam.”

(no. 31, Informan 1)

“Kalau Dik D kayak gitu, biasanya Mbak D melakukan apa? Gendong,

kalau nggak aku kasih makanan, coklat, biar dia diam.”

(no. 73, Informan 2)

“Biasanya pertama itu saya peluk. Peluk dulu, saya cium-cium

biasanya.”

(no. 42, Informan 3)

Informan 2 dan Informan 3 menerapkan strategi diskusi bersama

anaknya untuk menanggulangi temper tantrum. Informan 2 berusaha

menenangkan dan menanyakan penyebab anaknya menangis sebagai

berikut.

(Hasil observasi) Saat anak mendekati Informan 2 sambil menangis

memanggil-manggil ayahnya, dengan nada bicara yang tenang dan

mimik yang biasa, Informan 2 mengatakan “Papa pergi” kepada

anaknya. Kemudian bertanya “Nangis tu kenapa?”.

(no. 59, Informan 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

73

Informan 3 melakukan diskusi sebagai strategi pendahulu sebelum

menerapkan time-out pada anaknya. Diskusi dilakukan oleh Informan 3

kepada anaknya dengan bujukan kemudian membuat perjanjian untuk

strategi time-out, seperti pada kutipan berikut

“Tapi kalau udah peluk-peluk cium-cium nggak, bujuk pakai kata-kata.

Terus kalau udah sampai ke tahap dia susah, susah buat berhenti, ya

sudah “Y ibu tinggal di dalam sini, ibu keluar.” Jadi saya tinggalin dia di

kamar sendiri, saya keluar. Karena sudah sampai ke tahap dia, dia nggak

mau berhenti, “Ibu mau gendong Y kalau Y sudah berhenti nangis.”

Sampai itu, titik terakhir dia sampai segitu.”

(no. 43, 44, Informan 3)

Informan 1 dan Informan 3 menangani temper tantrum anaknya

dengan strategi time-out, yakni strategi yang melibatkan penghirauan

terhadap perilaku mengganggu yang diekspresikan oleh anak. Informan 1

memilih strategi ini dengan tujuan untuk melatih kesadaran anak atas

perilaku mengganggunya, berharap munculnya niat anak untuk

memperbaiki perilaku, sehingga perilaku mengganggu akhirnya hilang.

“Tapi kalau dia gulung-gulung itu tak biarin kok, mbak. Ben, nantikan

ndak tuman to, mbak. Tak biarin. Tapi pasti nggak mau berdiri. Mesti

tambah le mbengok-mbengok tambah le “Bapak”, hah, pokokmen

tambah kabeh disebutke, mbak, sopo sek dia tau. Tapi tak jarne wae, tak

luwehke wae.”

(no. 19, 20, Informan 1)

“Terus kalau udah sampai ke tahap dia susah, susah buat berhenti, ya

sudah “Y ibu tinggal di dalam sini, ibu keluar.” Jadi saya tinggalin dia di

kamar sendiri, saya keluar.”

(no.44, Informan 3)

Dalam penerapannya, Informan 1 juga melakukan hukuman fisik

kepada anaknya.

“Tapi kalau aku kalau jengkel itu kalau dia baru rewel tu. Kan aku baru

sibuk ngejualin, kan jualan to mbak, he-eh, baru njualin trus dia rewel

tuh ah, tak cubit mbak, tenan, mbak.”

(no. 3, Informan 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

74

“Sambil tak cubit apa tak gebleg itu.”

(no. 16, Informan 1)

“Nanti kalau tak jiwit itu, “A, bapak, bapak” gitu, manggil-manggil

bapake itu pasti.”

(no. 18, Informan 1)

Strategi yang tergolong unik ditemukan pada Informan 2. Oleh

kerena Informan 2 memiliki pandangan bahwa temper tantrum anaknya

disebabkan oleh ketidaknyamanan fisik, maka strategi memanggil terapis

pijat anak juga menjadi strategi yang dipilih Informan 2 untuk memberi

kenyamanan fisik pada anaknya.

”Biasa dipanggil pijat? Ini mau pijat ini. Ooo.. biar sehat ya dik, ya? Dia

seminggu sekali ini, karena dia nggak mau diam kan. Kalau tidur ini,

banyak tingkahnya. Kakehan polah itu kalau tidur. “

(no. 60, Informan 2)

“Sering pijat itu buat apa mbak? Untuk mengatasi kecapekannya.

Soalnya dia lari-lari, numpak sepeda. Kalau kecapekan juga kadang

panas. Mengantisispasi biar nggak kayak gitu. Karena anakku sering

banget sih, gampang banget dia..”

(no. 63, Informan 2)

D. Pembahasan

Berdasarkan 4 tema umum yang telah dipaparkan pada sub-bab

sebelumnya, peneliti memperoleh pola sebagai berikut. Masing-masing

informan memiliki pemahaman mengenai temper tantrum yang diwakilkan

melalui cara para informan memberi istilah pada perilaku mengganggu yang

diekspresikan oleh anaknya dan kondisi-kondisi yang dinilai dapat memicu

kemunculan perilaku-perilaku tersebut. Pemahaman tersebut menjadi dasar

para informan untuk mengevaluasi temper tantrum anaknya dan menetapkan

sikap dan respon terhadapnya yang dapat dilihat dari cara masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

75

informan memandang dampak temper tantrum anak pada dirinya dan menilai

apakah perilaku-perilaku anaknya dipandang wajar baginya. Dampak yang

dirasakan oleh masing-masing informan disertai pandangan kewajaran atas

ekspresi perilaku anaknya yang cenderung dinilai secara negatif mendorong

para informan melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Berbagai cara yang

diterapkan oleh para informan ini kemudian disebut sebagai strategi untuk

menanggulangi temper tantrum.

Berikut adalah skema dari pola yang telah dipaparkan di atas,

bagaimana satu hal membentuk hal lainnya secara berurutan.

Skema 1. Pola Pengaruh Pemahaman Ibu Mengenai Temper Tantrum

1. Informan 1

a. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak

Informan 1 menyatakan bahwa dirinya merasa senang apabila

anaknya menunjukkan kualitas-kualitas baik pada perilakunya, seperti

tidak takut dengan orang lain dan terbiasa bermain tanpa pendampingan

Informan 1. Sebaliknya, Informan 1 merasa kesal atas perilaku rewel

anaknya. Dengan demikian, Informan 1 mengalami emosi positif dan

negatif secara seimbang dalam praktik pengasuhannya. Selain itu,

diperoleh gambaran bahwa Informan 1 membangun relasi dengan anaknya

Pemahaman

mengenai

temper

tantrum

Strategi

untuk

menang-

gulangi

temper

tantrum

Respon

terhadap

temper

tantrum

Sikap

terhadap

temper

tantrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

76

dengan cenderung melepas anaknya, dalam arti memberi kepercayaan

pada anak untuk bermain di sekitarnya tanpa terlalu banyak melibatkan

diri pada aktivitas bermain anak.

Relasi Informan 1 dengan anaknya seperti paparan di atas

menunjukkan adanya kecenderungan tipe secure attachment, yakni

kelekatan dengan ciri memiliki relasi yang aman dengan orang asing,

kondisi perpisahan sehari-hari dengan ibu, dan tetap dekat dengan ibu

(Ainsworth dalam Santrock, 2002).

Informan 1 mendeskripsikan anaknya sebagai sosok yang mandiri

dan memiliki kecakapan sosial yang baik. Kedua sifat tersebut merupakan

karakteristik perkembangan masa awal anak-anak (Santrock, 2002). Selain

itu, Informan 1 juga menyebut bahwa “bandel” bukanlah sifat yang

seharusnya ditunjukkan oleh seorang anak perempuan. Maka, peran

gender merupakan acuan yang digunakan Informan 1 untuk menilai pantas

dan tidak pantas suatu perilaku bagi anaknya.

b. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak

Informan 1 menyebut temper tantrum dengan istilah „rewel‟, yakni

label untuk perilaku bergulung-gulung, menangis, berteriak, tidak ingin

berdiri; mencakar wajah, mencubit, menjambak rambut sendiri sebagai

ekspresi gemas. Selain itu, Informan 1 menyebutkan beberapa perilaku

mengganggu lain yang diekspresikan oleh anaknya seperti menggigit dan

membalas perilaku tidak menyenangkan ibu, serta menggigit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

77

mencakar teman sebagai pertahanan diri atas perilaku yang tidak

menyenangkan.

Gambaran perilaku mengganggu anak yang disampaikan oleh

Informan 1 sesuai dengan definisi yang diungkapkan oleh Suririnah (2010)

yang menyebut temper tantrum sebagai „mengamuk‟. Adapun perilaku

yang disebutkan oleh Informan 1 sesuai dengan ilustrasi Young (1945)

bahwa anak mengekspresikan temper tantrum dengan menjatuhkan diri ke

lantai sambil berteriak dan melawan siapapun yang memaksanya berdiri

dan memberhentikan amarahnya, juga seperti salah satu dari sekian

perilaku yang disebutkan oleh Suririnah (2010) yakni menangis dan

Harrington (2009) yakni berteriak.

Ekspresi perilaku temper tantrum oleh anak Informan 1 seperti

mencakar, mencubit, dan menjambak rambut digolongkan oleh peneliti

sebagai perilaku agresi pada diri sendiri. Kelompok perilaku ini memiliki

kesamaan dengan istilah lain dari temper tantrum yang disebut oleh

Koulenti dan Anastassiou-Hadjicharalambous (2011) dalam Encyclopedia

of Child Behavior and Development, yakni problem perilaku agresif,

meski tidak terdapat keterangan mengenai objek yang dituju melalui agresi

anak.

Informan 1 menyebut bahwa perilaku rewel anak didahului oleh

beberapa kondisi, salah satunya disebabkan oleh kondisi anak yang sedang

sakit, kelelahan, mengantuk, tidur tidak nyaman, dan sangat lapar. Peneliti

mengkategorisasikan kelima sebab ini sebagai faktor fisik pemicu temper

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

78

tantrum anak. Kondisi-kondisi yang disebutkan oleh Informan 1 ini sesuai

dengan faktor-faktor penyebab temper tantrum yang dijabarkan oleh

Suririnah (2010) dan Meggitt (2013), yakni kelelahan, merasa lapar, dan

haus.

Selain faktor fisik, menurut Informan 1, perilaku rewel anak

disebabkan oleh beberapa faktor berikut: keturunan, pikiran buruknya

selama kehamilan, dan adanya entitas lain di rumah. Peneliti tidak

menemukan literatur mengenai pengaruh ketiga faktor ini terhadap temper

tantrum anak selama proses penelitian, sehingga dapat disebut sebagai

hasil temuan yang khas dalam penelitian ini.

c. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu

Informan 1 menyampaikan bahwa temper tantrum anak

memberikan dampak seperti rasa kasihan akibat tangisan yang tidak

kunjung reda, rasa heran akibat perilaku yang diekspresikan oleh anak

tidak sesuai ekspektasinya, dan rasa stress akibat perilaku anak yang

mengganggunya. Peneliti mengkategorisasikan ketiga dampak ini sebagai

dampak yang merugikan Informan 1.

Pada pertanyaan mengenai pandangan terkait nilai kewajaran

mengenai ekspresi tantrum anaknya, Informan 1 menjawab dengan

perbandingan dan menyebut perbedaan perilaku kedua anaknya dan

menunjukkan respon negatif atas perilaku anaknya dengan indikasi temper

tantrum. Peneliti menyimpulkan bahwa Informan 1 tidak memandang

wajar kemunculan perilaku temper tantrum pada anaknya. Kesimpulan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

79

juga didukung dengan Informan 1 yang memberikan respon negatif

dengan melabel anaknya sebagai sangat nakal.

Menurut Baron dan Byrne (2006), istilah „sikap‟ mengacu pada

evaluasi seseorang terhadap objek tertentu yang dapat memunculkan rasa

suka atau tidak suka terhadap objek tersebut. Pada uraian di atas, Informan

1 memaparkan evaluasinya melalui cara pandang terhadap dampak yang

dirasakannya serta rasa tidak suka melalui penilaian tidak wajar terhadap

perilaku temper tantrum anaknya. Dengan mengacu pada hal tersebut,

peneliti menjadikan poin „Pengaruh Temper Tantrum Anak Terhadap Ibu‟

sebagai indikator sikap ibu terhadap temper tantrum anak.

d. Strategi untuk menanggulangi temper tantrum

Saat anak mengekspresikan perilaku rewel, Informan 1 merespon

dengan menghiraukan tangis anak. Strategi ini diterapkan oleh Informan 1

secara konsisten. Informan 1 berharap dengan melakukan strategi tersebut,

anak akan memahami maksud baik Informan 1 kemudian memiliki

kesadaran untuk memperbaiki perilakunya sehingga harapannya anak

tidak rewel lagi. Strategi ini sesuai dengan strategi yang disarankan oleh

Meggitt (2013) untuk menanggulangi temper tantrum anak, yakni

menghiraukan tantrum dengan memberikan perhatian sesedikit mungkin

terhadap amukannya dan konsisten dengan penghirauan tersebut agar anak

tidak mengulangi perilaku tantrum.

Selain itu, Informan 1 juga menerapkan strategi mengalihkan

perhatian anak dengan menggendongnya pergi menjauhi penyebab rewel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

80

Strategi ini sesuai dengan strategi yang disarankan oleh Beaty (2014)

untuk menanggulangi temper tantrum anak, yakni menyingkirkan atau

mengurangi penyebab emosi. Sedangkan cara Informan 1 menggendong

anaknya, peneliti golongkan sebagai strategi Meggitt (2013) yakni

memberi sentuhan yang lembut dengan pelukan kuat.

2. Informan 2

a. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak

Dalam rutinitas pengasuhannya, Informan 2 adalah seorang ibu

yang sangat memperhatikan kebutuhan anak dan menampakkan

kecemasan mengenai kondisi kesehatan anaknya. Informan 2

menyatakan bahwa dirinya memiliki kelekatan dengan anak, dan

menyatakan bahwa anaknya juga memiliki kebutuhan untuk lekat

dengannya. Informan 2 bahkan mengaku dirinya merasakan sensasi

sakit di kepala saat meninggalkan anaknya dinas ke luar kota karena

memikirkan betapa anaknya membutuhkan kehadiran Informan 2

untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Informasi tersebut sesuai dengan

gambaran insecure attachment yang disampaikan oleh Ainsworth

dalam Santrock (2002).

Informan 2 memandang anaknya memiliki sifat malas bangun

dan malas mandi, juga cenderung menyimpan dendam apabila disakiti

orang lain. Informan 2 mengungkapkan bahwa secara fisik, anaknya

rentan merasa lelah. Selain itu, Informan 2 menyatakan bahwa

anaknya berada dalam fase perkembangan suka mengeyel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

81

Kecenderungan ini dijelaskan oleh Erikson dalam Papalia

(2007) sebagai karakteristik perkembangan anak usia 18 bulan hingga

3 tahun, yakni tahap otonomi. Perilaku mengeyel terkait dengan fase

anak yang sedang berada dalam masa yang mengutamakan keinginan

mereka sendiri sehingga mereka menjadi terlihat lebih berkuasa.

Dengan demikian, mengeyel merupakan perilaku yang kemunculannya

wajar pada anak dalam rentang usia ini.

b. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak

Informan 2 menyebutkan perilaku membantah, menggigit,

memukul, mengentakkan kaki, bergulung-gulung, dan menangis yang

diekspresikan anaknya untuk menolak perintah maupun hal yang tidak

inginkan sebagai „mengeyel‟, sedangkan ekspresinya disebut sebagai

„histeris‟.

Informan 2 menceritakan bahwa temper tantrum anak kerap

muncul saat waktu mandi tiba. Perilaku Informan 2 yang melepas

pakaian anak untuk mandi membuat anaknya marah sehingga

mengekspresikan tangis. Atau pada kasus lain yang serupa, Informan 2

menceritakan bahwa Informan 2 mengangkat anaknya keluar dari

kamar mandi untuk membatasi waktu mandi. Tindakan Informan 2

juga membuat anaknya marah sehingga mengekspresikan kaki

meronta-ronta dan mengatakan tidak mau.

Berdasarkan kasus tersebut, anak mengekspresikan tantrum

dengan perilaku menangis dan meronta karena Informan 2 memaksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

82

untuk mandi dan di saat yang lain menghentikan mandinya atau

disebut Suririnah (2010) dipaksa melakukan aktivitas tertentu dan

tidak diizinkan melakukan sesuatu yang diinginkan. Kedua hal tersebut

disebut Suririnah (2010) sebagai penyebab frustrasi, atau emosi negatif

yang kerap disebut Informan 2 sebagai marah.

Selain kedua faktor penyebab di atas, Informan 2 juga

menyatakan bahwa anaknya menangis ketika mengalami perpisahan

dengan ayahnya. Informan 2 mengatakan bahwa anaknya merasa takut

ditinggal sehingga mengekspresikannya dengan berteriak-teriak

histeris.

Kondisi semacam ini disebut sebagai perpisahan sehari-hari

dan terganggunya anak oleh kondisi ini digolongkan Ainsworth (dalam

Santrock, 2002) sebagai karakteristik relasi insecure attachment.

Kondisi ini tampaknya membuat anak Informan 2 merasa takut, dan

takut yang dialami anak merupakan faktor yang disebut Mullen (1983)

sebagai persoalan mendasar dari temper tantrum. Dengan demikian,

faktor penyebab temper tantrum anak yang kedua adalah rasa takut.

Informan 2 menyebutkan bahwa ketika marah, anak

mengekspresikan dengan menggigit benda. Informan 2 memandang

perilaku ini dapat terbentuk karena anak meniru dirinya sebagai orang

tua yang mengekspresikan kesal dengan menggigit benda. Penyebab

ini sesuai dengan teori Suririnah (2010) yang menyatakan bahwa anak-

anak mengekspresikan temper tantrum karena mereka mencontoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

83

orang lain. Adapun meniru atau perilaku imitasi merupakan

karakteristik perkembangan pada masa awal anak-anak (Gottman dan

DeClaire (1997) dan Allen dan Marotz, 2007).

c. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu

Peneliti mengkategorisasikan dampak temper tantrum ke dalam

dua aspek. Pada aspek emosi, Informan 2 merasa panik ketika ledakan

temper tantrum anak muncul. Ketika panik, Informan 2 mengaku

bingung dan mengalami konflik. Informan 2 merasa tahu bahwa ia

harus melakukan sesuatu untuk meredakan temper tantrum dengan

tenang dan perlahan, namun di sisi lain ingin meredakan temper

tantrum anak dengan segera.

Sebagai ibu yang bekerja, kemunculan temper tantrum anak di

pagi hari mempengaruhi aktivitas Informan 2 untuk bersiap pergi ke

kantor dan pernah mengakibatkan Informan 2 terlambat tiba di tempat

kerja. Peneliti menggolongkan hal ini dalam dampak temper tantrum

pada aspek aktivitas ibu, meski sempat Informan 2 sendiri tidak

merasa terganggu akan hal itu dengan alasan tidak mendapat hukuman

karena memiliki toleransi keterlambatan di kantor.

Penilaian Informan 2 bahwa perilaku anaknya tidak

memberikan dampak buruk baginya paralel dengan sikap Informan 2

terhadap perilaku-perilaku yang diekspresikan oleh anaknya. Sikap

Informan 2 tampak melalui cara pandangnya terhadap emosi negatif

yang diekspresikan anaknya, yakni sebagai sifat bawaan sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

84

Informan 2 tidak memiliki kendali atasnya. Pada perilaku nakal

anaknya seperti bertengkar atau “berantem”, Informan 2 memandang

sebagai perilaku yang wajar, dan ekspresi bergulung-gulung saat

menangis sebagai perilaku anak seusianya. Selain menilai wajar,

Informan 2 juga memaklumi perilaku lekat sebagai hal yang normal

karena perilaku ini diakui Informan 2 masih juga ditunjukkan olehnya

kepada orang tuanya sehingga memandang perilaku lekat sebagai

ungkapan kepedulian terhadap keluarga. Dengan demikian, terdapat

kongruensi antara penilaian wajar dengan sikap memaklumi temper

tantrum anak.

d. Strategi untuk menanggulangi temper tantrum

Informan 2 menanggulangi temper tantrum dengan beberapa

strategi. Beberapa merupakan strategi yang juga diterapkan oleh

informan lainnya, beberapa merupakan strategi yang hanya ditemui

pada Informan 2.

Seperti kedua informan lainnya, saat ledakan temper tantrum

anak muncul, Informan 2 mengajak anaknya untuk berbicara dengan

tenang, menanyakan apa yang terjadi padanya walau anaknya tidak

memberikan respon jawaban dan tangisnya tidak juga mereda.

Informan 2 kemudian mengatakan informasi yang tidak benar atau

berbohong sebagai strategi untuk memberi ketenangan pada anak.

Strategi ini merupakan salah satu yang disarankan oleh Meggitt (2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

85

yakni tetap tenang dalam menghadapi anak yang sedang

mengekspresikan tantrum.

Strategi yang hanya ditemui pada Informan 2 adalah

memanggil terapis pijat anak. Informan 2 mengatakan bahwa anaknya

rentan mengalami kelelahan fisik, sedangkan anak suka bermain dan

bersepeda. Rasa lelah yang diekspresikan anak dengan tidur tidak

nyenyak, akan menimbulkan tangisan yang histeris. Untuk

mengatasinya, Informan 2 memanggil terapis pijat untuk datang ke

rumah dengan frekuensi dua kali seminggu.

3. Informan 3

a. Dinamika praktik pengasuhan ibu terhadap anak

Informan 3 menyatakan bahwa pengalaman pengasuhan

bersama anaknya didominasi oleh perasaan senang, terutama pada saat

bermain bersama kedua anaknya. Informan 3 menggambarkan sosok

anaknya sebagai anak yang aktif dan banyak bergerak. Informan 3

berpendapat bahwa anak laki-laki memiliki sifat yang lebih usil dan

tidak seharusnya bermain masak-masak, sehingga Informan 3

menggunakan peran gender sebagai patokan untuk

mengkategorisasikan baik-buruknya perilaku anak dalam

perkembangannya.

Ketika memasuki usia 3 tahun, Informan 3 menemukan

perubahan perilaku pada anaknya. Anaknya yang semula mandiri

kemudian menjadi sangat melekat pada dirinya. Informan 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

86

menyebutkan bahwa penyebab utama kemunculan perilaku melekat ini

adalah perubahan kondisi dari Informan 3 yang semula banyak

berkegiatan di luar rumah menjadi banyak berkegiatan di dalam

rumah. Perilaku semacam ini merupakan indikasi bahwa anak

memiliki relasi insecure attachment terhadap ibunya (Ainsworth dalam

Santrock, 2002).

Selain perubahan seperti yang dipaparkan di atas, Informan 3

juga melihat adanya perubahan yang terjadi pada perkembangan

bahasa, imajinasi, dan kemampuan imitasi anaknya. Menurut Santrock

(2007) sejak usia 18 bulan hingga 2 tahun, anak sedang

mengembangkan tahap kognitif praoperasional. Pada tahap ini Piaget

(dalam Santrock, 2007) menyatakan bahwa anak telah menggunakan

bayangan-bayangan dalam kepalanya untuk memahami

lingkungannya. Perkembangan ini berimplikasi pada kemampuan

bahasa anak, yakni mampu memahami kata-kata dnegan cepat, seperti

instruksi-instruksi yang diberikan oleh Informan 3 dalam dinamika

pengasuhan sehari-hari.

Implikasi lain terlihat pada perkembangan imajinasi dan imitasi

anak. Informan 3 menyatakan bahwa aktivitas anak menonton film

superhero menyebabkan anak mengidentifikasi diri dengan superhero

favoritnya dan meniru adegan yang tidak jarang menunjukkan

agresivitas kepada orang lain. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

kemampuan anak yang menyimpan ingatan tentang tingkah laku yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

87

mereka amati dan menirukannya. Agresivitas anak tidak didasari sikap

kasar, melainkan ungkapan makna diri yang sedang berkembang

(Gottman dan DeClaire (1997).

b. Pemahaman ibu mengenai temper tantrum anak

Informan 3 menyebut temper tantrum dengan istilah „rewel‟,

seperti halnya istilah yang diungkapkan Suririnah (2010) sebagai

„mengamuk‟. Istilah ini digunakan sebagai label untuk ekspresi

perilaku anaknya seperti menangis, tengkurap, tidak ingin disentuh

(Suririnah, 2010), dan memukul diri sendiri (Koulenti dan

Anastassiou-Hadjicharalambous, 2011).

Informan 3 menyatakan bahwa kerewelan anaknya memiliki

tiga tingkat keparahan yang dibedakan berdasarkan intensitas tangis

anaknya. Informan 3 merujuk rewel tingkat pertama pada perilaku

menangis dengan intensitas rendah, tingkat kedua pada perilaku

menangis dengan lebih kencang dan tengkurap di atas kasur, dan

tingkat ketiga merujuk pada perilaku menangis tanpa mau berhenti.

Informan 3 menyebut adanya kontribusi dari beberapa faktor

yang dipandang sebagai penyebab kemunculan berbagai perilaku

mengganggu tersebut. Peneliti mengkategorisasikanya sebagai faktor

emosi, faktor sosial, dan faktor teknologi.

Faktor emosi adalah penyebab-penyebab perilaku rewel yang

berkaitan dengan minimnya kemampuan anak untuk meregulasi

ledakan emosi yang muncul akibat Informan 3 tidak memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

88

permintaan anak. Meggitt (2013) menyebutnya ditolak sebagai pemicu

temper tantrum dan Suririnah (2010) sebagai tidak diizinkan

melakukan sesuatu yang diinginkan.

Selanjutnya, faktor sosial adalah penyebab-penyebab perilaku

rewel yang berkaitan dengan orang lain, seperti disebutkan oleh

Informan 3 mengenai kemunculan rewel anak dengan kondisi anak

berkembang pada minimnya kehadiran orang dewasa dan banyaknya

waktu luang yang Informan 3 miliki bersama anaknya. Kartono (1992)

menyebutkan bahwa keterlibatan ibu dalam menjamin kesejahteraan

psikologis anaknya dalam mendampingi anak beradaptasi dengan

lingkungan sosialnya. Tampaknya Informan 3 menggunakan cara

pandang ini, yakni bahwa minimnya kehadiran orang dewasa pada

perkembangan anaknya memberi dampak pada minimnya

perkembangan kemampuan adaptasi sosial anak.

Terakhir, faktor teknologi adalah penyebab-penyebab perilaku

rewel yang berkaitan dengan pengaruh film yang anak tonton. Ketika

anak menonton film, ia melihat perilaku tokoh film yang menarik

baginya dan melakukan imitasi sehingga perilaku agresi dalam

perilaku rewel anak muncul pada aktivitas sehari-hari anak. Dengan

demikian, perkembangan kemampuan imitasi anak pada usia 3 tahun

seperti disampaikan Gottman dan DeClaire (1997) menjadi penyebab

yang berkontribusi pada temper tantrum anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

89

c. Pengaruh temper tantrum anak terhadap ibu

Informan 3 menyatakan bahwa temper tantrum menganggu

penyelesaian aktivitas pekerjaannya. Informan 3 memperoleh kerugian

waktu yang semestinya dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan,

menjadi dipergunakan untuk menanggulangi perilaku rewel anaknya.

Dampak ini menyebabkan Informan 3 merespon perilaku rewel dengan

rasa tidak sabar dan berbagai keluhan.

Meski demikian, Informan 3 menyikapi perilaku-perilaku

tersebut sebagai ekspresi yang wajar bagi seorang anak laki-laki.

Informan 3 memandangnya sebagai ciri khas sifat usil dari seorang

anak laki-laki yang berimplikasi pada perilaku banyak bergerak.

d. Strategi untuk menanggulangi temper tantrum

Informan 3 telah memahami kecenderungan anak yang moody

sehingga melakukan hal-hal untuk mencegah terjadinya kemunculan

temper tantrum. Strategi pencegahan yang dilakukan Informan 3

adalah dengan menjaga mood anaknya semenjak pagi hari. Apabila

indikasi temper tantrum mulai muncul, Informan 3 berusaha untuk

memenuhi keinginan anak sehingga temper tantrum dapat dicegah agar

tidak benar-benar terjadi.

Informan 3 memandang bahwa bahwa anaknya

mengekspresikan temper tantrum dengan tiga tingkat keparahan, maka

ia menerapkan 3 tingkat strategi penanggulangan. Pada tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

90

pertama, ketika anak menangis dengan intensitas rendah, Informan 3

menanggulangi dengan memberi pelukan dan ciuman atau Meggitt

(2013) menyebutnya sebagai sentuhan yang lembut. Pada tingkat

kedua, ketika anak menangis dengan lebih kencang dan tengkurap di

atas kasur, Informan 3 melakukan bujukan melalui kata-kata. Strategi

ini sesuai dengan strategi yang disampaikan oleh Beaty (2014).

Strategi ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian seperti

disampaikan oleh Meggitt (2013). Pada tingkat ketiga, ketika anak

menangis tanpa mau berhenti, Informan 3 menanggulangi dengan

membuat perjanjian bahwa anaknya harus tetap berada di dalam kamar

hingga anak menyelesaikan tangisannya. Strategi ini disebut Meggitt

(2013) sebagai time-out. Informan 3 mengaku memperoleh informasi

mengenai strategi time-out dari acara televisi mengenai pengasuhan

anak.

Berdasarkan keterangan di atas, berikut peneliti sajikan hasil penelitian

pada Tabel 6 di halaman sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

91

Tabel 6. Pemahaman Ibu Mengenai Temper Tantrum Anak

Label Informan Informan 1 Informan 2 Informan 3

Pemahaman

Mengenai Temper

Tantrum

a. Menyebut

dengan istilah

rewel.

b. Menyebut

perilaku:

bergulung-

gulung,

agresi fisik diri

sendiri

(mencakar,

mencubit,

menjambak),

agresi fisik fisik

org lain

(mencakar,

menggigit),

menangis, tidak

mau berdiri,

berteriak.

c. Faktor

penyebab:

keturunan,

pikiran buruk

ibu,

emosi anak,

ketidaknyamana

n fisik anak,

sosial,

entitas lain tak

terjelaskan.

a. Menyebut

dengan istilah

mengeyel.

b. Menyebut

perilaku: marah,

menangis,

bergulung-

gulung,

membantah,

menolak,

menggigit,

memukul,

menghentak

kaki,

menendang.

c. Faktor

penyebab:

emosi,

fisik,

sosial, teknologi.

a. Menyebut

dengan istilah

rewel

b. Menyebut

perilaku:

melekat,

menangis,

tengkurap, tidak

mau disentuh,

pukul diri

sendiri.

c. Faktor

penyebab:

emosi, sosial,

teknologi

Pengaruh Temper

Tantrum Anak

Terhadap Ibu

a. Dampak:

kasihan, heran,

stress, sosial.

b. Sikap:

temper tantrum

merupakan

perilaku yang

tidak wajar.

c. Respon: emosi

negatif, memberi

label negatif.

a. Dampak: emosi,

pekerjaan, sosial.

b. Sikap:

memandang

wajar,

memaklumi,

menolak istilah

temper tantrum

c. Respon: panik

a. Dampak: emosi,

pekerjaan.

b. Sikap:

memandang

wajar

c. Respon:

mengeluh

Strategi untuk

Menanggulangi

Temper Tantrum

a. Hukuman fisik

b. Time-out

c. Mengalihkan

perhatian

a. Memberi

kenyamanan

fisik

b. Melakukan

diskusi

c. Mengalihkan

perhatian

a. Mencegah

dengan menjaga

mood anak

b. Memenuhi

keinginan anak

c. Memberi

kenyamanan

d. Melakukan

diskusi

e. Mengalihkan

perhatian

f. Time-out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

92

Pada bagian ini, peneliti hendak memaparkan adanya temuan yang

bersifat khas dari ketiga partisipan penelitian. Informan 1 dengan latar

belakang pendidikan rendah dan tinggal di daerah perkampungan, memiliki

pandangan bahwa temper tantrum merupakan perilaku yang tidak wajar.

Informan 1 memiliki pemahaman bahwa temper tantrum disebabkan oleh

faktor-faktor yang cenderung sulit untuk diukur, seperti halnya faktor

keturunan dan entitas lain tak terjelaskan yang menyebabkan ledakan ekspresi

temper tantrum anak. Motif Informan 1 untuk menanggulangi temper tantrum

adalah cenderung untuk memenuhi harapan diri sendiri, yakni agar anak

memperbaiki perilakunya dan untuk memenuhi harapan sosial, yakni agar

tidak memperoleh perlakuan buruk dari orang lain.

Informan 2 dengan latar belakang pendidikan tinggi dan tinggal di

daerah kota kecamatan memiliki pandangan bahwa temper tantrum merupakan

perilaku yang wajar dan tidak merasa terganggu atas dampak yang

ditimbulkannya, meski hasil analisa mengungkapkan bahwa temper tantrum

anak telah mengindikasikan kondisi dengan tingkat keparahan yang tinggi.

Sikap Informan 2 tampaknya dipengaruhi oleh ketidaknyamanan dirinya atas

citra negatif yang akan diberikan pada anaknya apabila memberi keterangan

mengenai temper tantrum. Sikap ini tampak melalui sulitnya Informan 2

memberi istilah pada ledakan emosi anak. Selain itu, pemahaman Informan 2

mengenai faktor penyebab temper tantrum anak berkisar pada penyebab-

penyebab yang tampak secara fisik, seperti meniru objek yang anak lihat.

Informan 2 sudah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai strategi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

93

menanggulangi temper tantrum anak, namun belum bisa mengontrol dirinya

untuk tenang menghadapi.

Informan 3 dengan latar belakang pendidikan tinggi dan tinggal di

daerah kota memiliki pandangan bahwa temper tantrum adalah ekspresi

perilaku yang wajar. Informan 3 memaparkan beberapa informasi yang sesuai

dengan milestone perkembangan anak yang disebutkan oleh para ahli sehingga

menyikapi kemunculan perilaku temper tantrum sebagai hal yang wajar dan

menanggulangi dengan strategi yang sesuai. Pemahaman Informan 3

mengenai temper tantrum berkisar mengenai tingkatan keparahan yang perlu

ditanggulangi dengan strategi yang bertahap. Informan 3 mengungkapkan

faktor-faktor penyebab temper tantrum dalam berbagai aspek, yakni paparan

teknologi dan lingkungan pada aspek emosi dan kognitifnya.

Dengan demikian, peneliti hendak memaparkan bahwa dalam

penelitian ini, pemahaman ibu terhadap temper tantrum menampakkan variasi

berdasarkan latar belakang pendidikan dan lokasi tempat tinggalnya. Latar

belakang ibu memungkinkan adanya variasi perbedaan paparan sumber ilmu

pengetahuan mengenai fenomena temper tantrum yang meliputi perilaku yang

diekspresikan anak dan faktor-faktor yang menyebabkan ekspresi perilaku

tersebut, yang kemudian berpengaruh pada cara ibu memandang sebuah

fenomena yang cenderung serupa, yakni temper tantrum anak.

Baron dan Byrne (2006) menjelaskan hal ini sebagai sikap, yakni

evaluasi seseorang terhadap suatu objek. Dari empat sumber pembentuk sikap,

tiga di antaranya yang membentuk sikap ibu terhadap fenomena temper

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

94

tantrum adalah paparan media massa, pengaruh nilai-nilai kelompok, dan

orang lain. Pengaruh sumber-sumber ini terhadap sikap ibu bervariasi sesuai

dengan latar belakang masing-masing ibu berdasarkan tingkat pendidikan dan

lokasi tempat tinggal. Baron dan Byrne (2006) juga menjelaskan bahwa sikap

seseorang cenderung mempengaruhi tingkah laku sehingga teori ini dapat

menjelaskan bahwa variasi pemahaman ibu mengenai temper tantrum anaknya

dipengaruhi oleh sikap ibu terhadap temper tantrum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan hal-hal

berikut:

1. Ibu dengan tingkat pendidikan rendah dan tinggal di lokasi perkampungan,

memandang temper tantrum sebagai fenomena yang diturunkan. Temper

tantrum yang disebabkan oleh faktor fisik merupakan perilaku tak wajar

sehingga dan perlu ditanggulangi dengan time-out untuk menumbuhkan

kesadaran diri anak dalam memperbaiki diri.

2. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dan tinggal di lokasi kecamatan,

memandang temper tantrum sebagai ekspresi yang wajar. Ibu menyebut wajar

karena temper tantrum disebabkan oleh anak meniru perilaku buruk orang tua

dan ingin selalu dekat dengan orang tua, sehingga perlu ditanggulangi dengan

memberi lebih banyak perhatian pada anak.

3. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dan tinggal di lokasi perkotaan,

memandang temper tantrum sebagai ekspresi yang wajar. Hal ini disebabkan

oleh perkembangan anak secara normal, namun temper tantrum yang muncul

perlu ditanggulangi secara bertahap sesuai dengan tingkat keparahan ekspresi

temper tantrumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

96

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyatakan bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai

berikut:

1. Partisipan penelitian kurang dapat mewakili sampel populasi Informan 2,

yakni tingkat pendidikan menengah. Hal ini disebabkan karena calon

informan dengan karakteristik yang dimaksud tidak bersedia memberi

informasi dan peneliti memiliki keterbatasan waktu.

2. Literatur mengenai topik temper tantrum kurang memadai sehingga

berimplikasi pada keterbatasan referensi peneltian.

3. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kurang eksploratif. Hal ini

disebabkan karena peneliti menyadari keterbatasan performansi kerja selama

proses pengerjaan penelitian ini.

4. Peneliti tidak memastikan kondisi temper tantrum anak sebelum melakukan

proses pengumpulan data

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat banyaknya variasi mengenai

pemahaman informan mengenai fenomena temper tantrum yang pada akhirnya

berakibat pada variasi strategi untuk menanggulangi temper tantrum. Strategi

yang diterapkan informan memiliki dampak langsung terhadap perkembangan

psikolois anak. oleh karena itu, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Bagi para ibu dan pendamping anak usia 1 hingga 3 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

97

Memiliki pengetahuan yang meluad dan mendalam mengenai temper tantrum

anak merupakan hal yang penting. Pengetahuan yang dimaksud meliputi

milestone perkembangan anak sesuai usianya, ekspresi-ekspresi perilaku yang

mengindikasikan temper tantrum, serta segala faktor yang mungkin dapat

menyebabkan anak berperilaku demikian. Pengetahuan yang benar tentu akan

membantu para ibu dan para pendamping anak untuk memilih sikap yang

sesuai sehingga respon yang tepat dapat diterapkan kepada anak.

Memahami bahwa anak pada usia 1 hingga 3 tahun sedang mengembangkan

berbagai kemampuan baru, maka baiklah para ibu dan para pendamping

merespon dan menanggulangi ekspresi perilaku temper tantrum dengan

strategi-strategi yang dapat membantu perkembangan psikologis anak.

Bantuan dapat dilakukan dengan cara membantu anak mengenali emosi yang

sedang mereka rasakan dan membantu anak mengekspresikan emosinya

dengan perilaku-perilaku yang membangun, seperti yang disajikan dalam

penelitian ini pada bagian tinjauan pustaka.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan proses yang telah dijalani dalam penelitian ini, sebaiknya peneliti

selanjutnya memperhatikan beberapa hal penting yang dapat menunjang

kualitas penelitian selanjutnya. Pertama, peneliti sebaiknya berada pada

kondisi optimal dalam proses pengumpulan dan pengolahan data. Kedua,

peneliti sebaiknya melakukan pertemuan dengan masing-masing informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

98

lebih dari dua kali. Ketiga, peneliti sebaiknya lebih memanfaatkan metode

observasi saat proses pengumpulan data yang terdiri dari data mengenai

kondisi temper tantrum anak dan data mengenai pemahaman ibu mengenai

temper tantrum anak. Keempat, secara khusus untuk partisipan yang bekerja

atau memiliki sedikit waktu berdinamika dengan anak, disarankan untuk

menambah informan lain yang mengasuh anak tersebut. Keempat hal ini

ditujukan agar penelitian dapat memberikan informasi yang cukup memadai

mengenai dinamika ibu dalam fenomena temper tantrum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

99

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L. R. & Groth-Marnat, G. (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi.

(ed. 12, jilid 2). Jakarta: Indeks

Allen, K. E., & Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak: PraKelahiran

Hingga Usia 12 Tahun. (ed.5). Jakarta: PT Indeks.

Azar, S. T., Reitz, E. B., & Goslin, M. C. (2008). Mothering: Thinking is part of the

job description: Application of cognitive views to understanding maladaptive

parenting and doing intervention and prevention work. Journal of Applied

Developmental Psychology 29(4), 295-304. Diunduh dari https://www.researchgate.net/publication/222839699_Mothering_Thinking_is

_part_of_the_job_description_Application_of_cognitive_views_to_understan

ding_maladaptive_parenting_and_doing_intervention_and_prevention_work

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Diunduh dari http://www.psychoshare.com./file-821/psikologi-

kepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html

Balson, M. (1993). Menjadi Orangtua yang Lebih Baik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Baron, R. A. & Byrne, D. (2006). Social Psychology. (11 th ed.). USA: Pearson

Education, Inc.

Beaty, J. J. (2014). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. (ed. 7). Jakarta:

Kencana.

Belden, A. C., Thomson, N. R., & Luby, J. L. (2008). Temper tantrums in healthy

versus depressed and disruptive preschoolers: defining tantrum behaviors

associated with clinical problems. J Pediatr, 152(1): 117–122. Diunduh dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2211733/

Berk, L. E. (2006). Child Development. (7th ed.). Boston: Pearson.

Berk, L. E. (2012). Development Trough Lifespan: Dari Prenatal Sampai Remaja

(Transisi Menjelang Dewasa). (ed. 5). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bukatko, D. (2008). Child and Adolescent Development: A Chronological Approach.

USA: HoughtonMiffin Company.

Daniels, E., Mandleco , B., & Luthy, K. E. (2012). Assessment, management, and

prevention of childhood temper tantrums. Journal of the American Academy

of Nurse Practitioners, 24. Diunduh dari

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1745-7599.2012.00755.x/pdf

Dinantia, F., Indriati, G., dan Nauli, F. A. (2014). Hubungan pola asuh orang tua

dengan frekuensi dan intensitas perilaku temper tantrum pada anak toddler.

JOM PSIK, 1 (2). Diunduh dari

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad

=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiZ7eym77fUAhXHQY8KHT8LDkoQFggrMA

E&url=http%3A%2F%2Fjom.unri.ac.id%2Findex.php%2FJOMPSIK%2Farti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

100

cle%2Fdownload%2F3406%2F3302&usg=AFQjCNFvAyg2CcsWbmdDL1Pi

Q2vZiBsYeQ

Downs, C. W., Smeyak, G. P., & Martin, E. (1980). Professional Interviewing. NY:

Harper & Row Publishers

Gottman, J., dan DeClaire, J. (1997). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki

Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia

Gunarsa, S. D. (1987). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hardiman, F. B. (2015). Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher sampai

Derrida. Yogyakarta: PT Kanisius.

Harrington, R. G. (2009). Temper tantrums: Guidelines for parents. Diunduh 9 dari

http://www.nasponline. org/resources/ behavior/tantrums_ho.aspx

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1989). Perkembangan Anak. (ed. 6, jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek

(jilid 2). Bandung: Mandar Maju.

Koulenti, T., & Anastassiou-Hadjicharalambous, X. (2011). Encyclopedia of child

behavior and development. Diunduh dari

http://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007/978-0-387-79061 -9

_2881

Meggitt, C. (2013). Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks

McCaskill, C. L. (1941). Emotional health in childhood. The American Journal of

Nursing, 41 (1), 66-69. Diunduh dari

http://www.jstor.org/tc/accept?origin=/stable/pdf/3415206.pdf?refreqid=excel

sior%3Ae80ebaf992c47f68db1bf5310d420924

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Montgomery, C. L. (1987). Taming a tyrant. The American Journal of Nursing,

87(2), 234-238. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3643764

Mullen, J. K. (1983). Understanding and managing temper tantrum. Child care

quarterly, 12(1), 59–70. Diunduh dari

https://link.springer.com/article/10.1007/BF01258080

Nurrachman, N., & Bachtiar, I. (2011). Psikologi Perempuan: Pendekatan

Kontekstual Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Atmajaya.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman , R. D. (2007). Human Development. (10th

ed.). New York: McGraw-Hill.

Papalia, D. E. dan Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia. (ed.

12, jilid 1). Jakarta: Salemba Humanika.

Purnomo, H. B. (1990). Memahami Dunia Anak-anak. Bandung: Mandar Maju.

Santrock, J. W. (2002). Life-span Development: Perkembangan Masa Hidup (ed. 5,

jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Child Development. (11th ed.). New York: Mc-Graw-Hill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

101

Sarumpaet, R. I. (1978). Rahasia Mendidik Anak. Bandung: Indonesia Publishing

House.

Shiraev, E. (2011). A History of Psychology: A Global Perspective. United States of

America: Sage Publication.

Smith, J. A. (2013). Dasar-dasar Psikologi Kualitatif: Pedoman Praktis Metode

Penelitian. Bandung: Nusa Media.

Solso, R. L., Maclin, O. H., dan Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif. (ed. 8.).

Jakarta: Erlangga.

Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sullivan, M. W. & Lewis, M. (2012). Relations of early goal-blockage response and

gender to subsequent tantrum behavior. Infancy. 17(2), 159-178. Diunduh dari

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1532-7078.2011.00077.x/full

Supratikya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknin Nontes. Yogyakarta:

Penerbit Universitas Sanata Dharma

Supraktiknya, A. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam

Psikologi. Yogyakarta: Sanata Dharma.

Suririnah (2010). Buku Pintar Mengasuh Balita. Jakarta: Gramedia

Syam, S. (2013). Hubungan pola asuh orang terhadap kejadian temper tantrum anak

usia toddler di PAUD Dewi Kunti Surabaya. Jurnal Promkes, 1 (2), 164-169.

Diunduh dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jupromkes7483a304abfull.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

102

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

Informed Consent

Saya Albertin Melati Widyaninta, mahasislvi jenjan-e Sl pfogram studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma. Saya sedans melakllkan penelitian LrntLrk memenuhi syarat Llntuk

memperoleh gelar sarjana. Saya melakLrkan penelitian ntengenai pengalarnan seorang ibu dalam

mengasuh anak batita.

Untr-rk memperoleh data penelitian, saya membLrtuhkan bantuan dari kr-rrang lebih 6

(enam) orang ibu yang memiliki pengalaman mengasuh anak vang pada rentang usia l8 bLrlan

hingga 3 tahun. Bantuan yang dapat anda berikan adalah berLrpa intbrmasi yang disampaikan dari

proses wa'vvancara bersama saya sebagai peneliti. Infbrmasi tersebr-rt akan saya kLrmpr"rlkan dan

saya olah sehingga memperoleh data tentang berbagai pengalamarr ibu dalam mengasuh anak.

Dalam proses \vawancara, saya akan memberikan sekitar l0 (sepuluh) pertanvaan pokok

dan beberapa peftanyaan sampingan sehingga wawancara akan rnembutuhkan u,aktu sekitar 2

hingea 3 jam. Dalam wa\\'ancara. anda disarankan untLrk nrenrberikan intbnnasi dengan apa

adanva. diperbolehkan untuk menolak pertan\aan \anq tidak inSin anda -lauab. dan bertanya

mengenai informasi apapun terkait dengan penelitian.

Demikian infbrmasi \anq sa\a sampaikan terkait densarr penelitian. Sa1,a akan sangat

terbuka untuk memberikan tanibahan intbrmasi apabila terdapat infbrmasi 1,ang kuran* jelas.

Apabila anda bersedia untuk berbaei inlbrnrasi mengenai pen-galaman dalam mensasuh batita.

silakan bubuhkan tanda tansan anda di barrah ini.

Saya yarlg bertanda tangan di bawah ini telah rrernbaca dern menrahanri irrtbnrasi ili atas.

serta menyatakan kesediaan saya untuk berbagi infbrmasi rlensenai pengalarrran sa\a dalarn

mengasuh batita.

Parrisipan penel itian. Peneliti.

L-

A Ibertin Melati \Vid)'an inta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

I. Ibu

Nama ibu

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

Biodata

LuFtbr Q'qut Urvrn:an\gaamn s-r t fif8 tt<a 1g- to

CLTAr?-T

II. Anak

Nama anak

Jenis kelamin

Tanggal lahir

.Atak ke-

Pendidikan

Pengasuh

pendamping

\toovo. Aqr\a ?uur'(

- ) Laki- laki 8() Perempuan

4 tluuer"hr poF\ (Usia: \B urrun;

3 dari ) bersaudara

1 Yf; riaat ( _ ) Ya, oteh :

Saya yang bertanda tangan

dengan sebenar-benarnya

penelitian.

di bawah ini menyatakan bahvva sara

dan bersedia memberikan informasi

telah mengisi inlbrrnasi di atas

tersebut untuk kepentingarr

Partisipan penelitian ke- |

Lkkba qqut U16 Mer tOtb

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

Informed Consent

Saya Alberlin Melati Widyaninta, mahasiswi jenjang S1 pfogranr studi Psikologi

Universitas Sanata Dhanna. Saya sedang melakukan penelitian untuk rnemenuhi syarat untuk

memperoleh gelar sarjana. Saya melakukan penelitian mengenai pen-ealalnan seorang ibu dalarn

mengasuh anak batita.

Untuk memperoleh data penelitian, saya membutuhkan bantuan dari kurang lebih 6

(enam) orang ibu yang rnemiliki pengalaman mengasuh anak yang pada rentang usia 18 bulan

hingga 3 tahun. Bantuan yang dapat anda belikan adaiah belupa intbmasi yang disarr-rpaikan dari

proses wawancara bersama saya sebagai peneliti. Iniorniasi tersebut akan saya kutlpulkan dar-t

saya olah sehingga rnerrpcroleh clata tentang berbagai pengalar-nan ibu clalam nrengasuh anak.

Dalarn proscs \\/awancala, saya akan menrbcrikan sekitar l0 (sepr,rhrh) pertan.vaar-r pol<ok

.1.- l-,'h"'-.11,r harno'1\ia.- .-.'-"'.;-,..- "^1"i-,', '-.' ^l-..'. '..-'..h,,trrhl.-.- .' oi.-t" "^l..it.'. ')ur!1r u!u!rqPQ y!r rqrr-Yqsrr rurrrPrrreicrr .v1rrrle<iq

hin-tga 3 jan-r. Dalarn \\rawancara. anda clisarankan untuk menrbelikan infirnlasi dengan apir

adanya, diperbolehkan untuk rrenolak pertanvaan rang ticlak ingin anda jauab. clan bertanya

mengenai infbnnasi apapun tefkait dengan penelitian.

Dernikian inlbnlasi \ang sa)'a sampaikan terkait ciengan penelitian. Sava akrn sangat

telbuka untuk rnemberikan tambahan intbrmasi apabila terdapat intbmrasi yang kurang jelas.

Apabila anda bersedia untuk belbagi infbnnasi mengenai pengalarnan dalam rnengasuh batita,

silakan bubuhkan tanda tansan anda di bawah ini.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca dan memaharni inlbrmasi di atas,

serta menyatakan kesediaan saya untuk berbagi informasi mengenai pengalaman saya dalam

mensasuh batita.

Parlisipan enelitian, Peneliti.

44k0o,vi KtzH IJI

Albertin Melati Widvaninta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

Biodata

, Dvi Rerq L$il^yanei

I. Ibu

Nama ibu

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

Sukrg tgono

II. Anak

\ar-na anak

Jenis kelanrin

Trn.roel lrhir

Anak ke-

Pendidikan

Pengasuh

pendamping

.fr ,'i A{uabrtc Kunrcro

1r/; lari-laki (_ ;Pclcnrpuan

(Usia: hbulanl:ldarifbersauclara

1 1l l tirtuu( -

) Ya, oleh :

Saya yang bertanda tangan

dengan sebenar-benarnya

penelitian.

di bawah ini menyatakan bahwa saya

dan bersedia memberikan inforrnasi

telah rnengisi infbrmasi di atas

tersebut untuk kepentingan

.l

Partisipan penelitian ke- 2 ,

ls l'{ei rotb

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

I

lnformed Consent

Saya Albertin Melati Widyanirrta, malrasisr,vi jenjang Sl progfam studi Psikologi

Urriversitas Sanata Dltarma. Saya sedang melakLrkan penelitian untirk meinenuhi syarat untirk

trterrrperoleh -qelar sariana. Saya rnelakukan penelitian mengenai pengalantan seoraltg ibr,r dalarn

menp.asirtr anak batita.

Untuk memperoleh data penelitian. saya mernbutuhkan bantuan dari kurang lebih 6

(e nanr) orang ibu yang memiliki pengalaman men-easuh arrak yang pada rentang Lrsia 18 bLrlan

Iringga 3 tahun. Bantuan yarrg dapat anda berikan adalah benrpa infbrmasi yang disarnpaikarr dari

pfoses \,vawancara bersama saya sebagai peneliti. lntbrmasi tersebut akan say'a kirmpulkarr dan

saya olah sehingga memperoleh data tentang berbagai pengalaman ibLr dalarrr mengasuh anak.

Dalam proses wawancara. saya akan memberikan sekitar 10 (sepuluh) perlany,aan pokok

dan beberapa pertanyaan sampingan sehingga wawancara akan mernbutLrhkan lvaktu sekitar 2

hingga 3 jarn. Dalam wawancara, anda disarankan Lrntuk rrernberikan infbrmasi dengan apa

adanya. diperbolehkan untuk menolak pertanyaan yang tidak ingin anda jawab. dan bertanva

mengenai informasi apapun terkait dengan penelitian.

Dernikian infbrmasi yang saya sampaikan terkait dengarr penelitiarr. Saya akan sangat

terbr"rka untuk memberikan tambahan informasi apabila terdapat infbrmasi yang kurang jelas.

Apabila anda bersedia LrntLrk berbagi informasi mengenai pengalaman dalam mengasuh batita.

silakarr br,rbr-rhkan tanda tangan anda di bar,vah ini.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mernbaca dan nremahami infbrrnasi di atas.

serta meltyatakan kesediaan saya untuk berbagi informasi mengenai pengalaman sa)'a dalanr

mengasuh batita.

Partisipan penel itiarr. Peneliti.

S+u-Albertin Melati Widyaninta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

Biodata

I. IbLr

Nama ibu

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

5i lv"*-?\.?hn^^lisr^/q . M.og.^r.- kil,l ,\{g.0 1tilo

Pvr

ll. Anak

Nama anak

Jenis kelamin

Tanggal lahir

Anak ke-

Pendidikan

Pengasuh

pendamping

Dror*. Alb,nnu^ .r-

( ]a) Laki-taki ( _ ) Perernpuan

(Usia:?3 bulan)

L dari 2 bersaudara

( tz)Tidak(_)Ya,oleh

Saya yang bertanda tangan

dengan sebenar-benarnya

penelitian.

di bawah ini menyatakan, bahr,va saya

dan bersedia mernberikan informasi

telah mengisi informasi di atas

tersebut trrrtuk kepentinean

Partisipan nelitiarr ke- 3

$11r/anaao Me( tolb

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

110

Tabel Analisis Isi Informan 1 (Bagian 1)

Keterangan:

I1= Informan 1

N = Inisial anak I1 dengan indikasi temper tantrum

I = Ibu, yakni I1

A = Anak, yakni N

No Satuan Makna Satuan Makna yang Dipadatkan

Kode Transformasi 1 Transformasi 2

1. Curhat aja

pengalamannya,

Mbak P mengasuh

ini Dik N.

Ya seneng-seneng

gimana ya mbak ya,

seneng-seneng

jengkel (tertawa).

I1 mengalami

pengalaman yang

menyenangkan

dan mengesalkan

dalam mengasuh

anaknya, N.

Pengasuhan I1

diisi dengan

gabungan emosi

positif dan emosi

negatif.

I: Perasaan senang

bercampur dengan

kesal.

2. Senenge nek kalau

itu lho, kalau dia

bisa nyanyi sendiri,

kaya gitu.Dia sesuka

hatinya kayak gitu

lho mbak.Terus

makan sendiri.

I1 merasa senang

ketika anak

mampu

bernyanyi-nyanyi

sendiri (karena

menurutnya N

terlihat bahagia)

dan ketika makan

tanpa dibantu

orang lain.

I1 merasa senang

ketika anaknya

terlihat bahagia

dan mampu

melakukan

aktivitas secara

mandiri.

A: Terlihat

senang.

A: Perilaku

mandiri.

3. Tapi kalau aku

kalau jengkel itu

kalau dia baru rewel

tu.Kan aku baru

sibuk ngejualin, kan

jualan to mbak, he-

eh, baru njualin trus

dia rewel tuh ah,

tak cubit mbak,

tenan, mbak.

I1 merasa jengkel

ketikaN rewel

pada saat I1

sedang bekerja

sehingga

mencubit N.

I1 merasa kesal

ketika kerewelan

N mengganggu

pekerjaan I1

sehingga

menanganinya

dengan memberi

hukuman fisik

kepada N.

A: Perilaku rewel

mengganggu

pekerjaan I1.

I: Memberi

hukuman fisik.

I: Jengkel

4. Senengnya aku

nggak nangis, nggak

cengeng itu, sama

siapa-siapa juga

nggak takut.

I1 menyukai sifat

N yang tidak

cengeng dan tidak

cangung kepada

orang lain.

I1 menyukai sifat

N yakni tidak

mudah menangis

dan memiliki

kecakapan sosial

yang baik.

A: Tidak cengeng.

A: Cakap secara

sosial.

5. Misalnya kalau pas

lagi ini, Dik N-nya

lagi rewel, biasanya

tuh ngapain aja

sih?

I1 menceritakan

bahwa ketika

rewel, N

mengekspresikan

perilaku

I1 menceritakan

bahwa N

mengekspresikan

rewel dengan

perilaku

A: Bergulung-

gulung.

A: Agresi fisik

diri sendiri.

A: Agresi fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

111

Gulung-gulung itu

lho mbak,trus

kruwes-kruwes

mukae,trus njiwit-

njiwit kayak gitu,

he-e. Oh ya?

Kesendiri?He-e.

Terus njambak-

njambak kayak gini

lho mbak, trus

sampe rambutnya

brodol itu, bener

mbak.

Trus kalau

umpamanya sama

saya, dicokotin tu.

Sama anak tetangga

juga kayak gitu.

Kalau dia

gemes,kalau dia

jengkel kayak gitu.

bergulung-gulung,

mencakar wajah,

mencubit, dan

menjambak

rambut diri sendiri

hingga rambutnya

rontok, serta

menggigit ibu dan

temannya.

I1 menyatakan

bahwa perilaku

tersebut

diekspresikan N

ketika merasa

gemas dan kesal.

bergulung-gulung,

agresi terhadap

diri sendiri, dan

agresi terhadap

orang lain ketika

N merasa gemas

dan kesal.

orang lain.

A: Rasa gemas.

A: Rasa jengkel.

6. Itu baru kali ini kok,

mbak.

Kalau kemarin-

kemarin itu nggak

kayak gitu.

Sama saya itu cuma

diam, kalau dinganu

diam,

kalau sekarang

malah mbales.

Kalau dinakalin

sama N itu

dikruwes, dicokoti

sampe merah itu.

Anaknya tetanggaku

nangis.

I1 baru

mengalamikemun

culan perilaku

rewel N akhir-

akhir ini.

Sebelumnya, N

bersikap baik

namun saat ini

menunjukkan

perilaku

membalas apabila

mendapat

perlakuan yang

tidak diinginkan

dari temannya

dengan perilaku

mencakar dan

menggigit

sehingga

temannya

mengalami

perubahan kondisi

kulit dan

menangis.

I1 baru melihat

kemunculan

perilaku rewel N

akhir-akhir ini.

Perilaku-perilaku

tersebut berbeda

dengan perilaku N

sebelumnya, yakni

menjadi agresif

secara fisik)

hingga menyakiti

orang lain.

A: Degradasi

kualitas perilaku

A: Agresi fisik

orang lain,

merugikan orang

lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

112

7 Itu perempuan tapi

kayak gitu e mbak.

Nggak kayak

kakaknya.

Kakake itu dulunya

diam, nggak kayak

gitu.

Tapi kok adike kok

malah dadi kaya

ngene kok,haduh.

Stress aku, mbak.

I1 mengatakan

bahwa N berjenis

kelamin

perempuan

namun

berperilaku agresi.

Selain itu,

perilaku agresi

tidak ditemukan

pada pengalaman

I1 mengasuh anak

pertamanya.

Kedua hal tersebut

membuat I1

bertanya-tanya

dan merasa

tertekan.

I1 menyayangkan

perilaku agresi

yang dilakukan N

karena tidak

sesuai dengan

harapan I1

mengenai peran

gender N dan

harapan I1 dalam

mengasuh N

setelah memiliki

pengalaman

pengasuhan

terhadap anak

pertamanya

sehingga

membuat I1

merasa tertekan.

I: Ekspektasi

terhadap perilaku

anak sesuai peran

gender

I: Perbedaan

perilaku kedua

anaknya

I: Rasa stress

8. Kira-kira kenapa

Dik N kayak gitu?

Aku nggak, nggak

nganu e mbak, kok

yo isa kaya ngono

ki.

Kayak Masha itu.

I1 bertanya-tanya

mengenai

penyebab perilaku

N yang

digambarkan

seperti Masha

(adapun Masha

adalah seorang

tokoh serial TV

animasi berusia

balita yang

terkenal tidak

dapat diam)

I1 menyayangkan

perilaku N yang

tidak dapat

berdiam diri.

I: Rasa heran

9. Tapi dia hiperaktif,

mbak. Kalau orang

bilang apa, dia

ngikutin gitu.

Disuruh nyanyi,

juga nyanyi, kalau

salim ya salim.

Nggak pemalu gitu

dia aku sukane.

Nggak pemalu,

nggak cengeng,

tapi kalau udah

nakal ya nakal terus

(tertawa).

Sama orang baru

ya mau ya? Mau.

I1 memberi istilah

hiperakif pada

beberapa perilaku

N yakni mengikuti

permintaan orang

lain, seperti

menyanyi dan

bersalaman tanpa

malu. I1 menyikai

sikap ini karena

manjadikan N

tidak pemalu dan

tidak cengeng.

Meski demikian,

I1 juga

menceritakan

ketika N

menunjukkan

perilaku nakal,

I1 mengistilahkan

perilaku N

bersedia

mengikuti

permintaan orang

lain sebagai

hiperaktif (dan

menyukai sifat N

tersebut) karena

perilaku tersebut

menjadikan N

berani

bersosialisasi

dengan orang lain

dan orang baru.

Meski demikian,

I1 mengatakan

bahwa N juga

memiliki sifat

A: Cakap secara

sosial.

I: Memberi label

negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

113

maka seterusnya

akan nakal.

nakal yang

cenderung

konstan, yang

sesungguhnya

tidak diinginkan

oleh I1.

10.

Kira-kira kenapa

ya, kok bisa gitu

Dik N-nya?

Jadi kalau ngantuk

itu,

terus badannya baru

nggak enak itu lho,

mbak.

Capek-capek kayak

gitu,

trus tidure kagol itu

lho, mbak, ya itu

mesti itu.

Terus laper banget

juga sukanya kayak

gitu.

Kerep iki senengane

kayak gitu tuh loh

mbak.Di waktu-

waktu tertentu? He-

e.

I1 mengatakan

bahwa keadaan

yang biasanya

menjadi penyebab

kemunculanperila

ku nakal pada N

adalah

mengantuk, sakit,

lelah, tidak

nyaman saat tidur,

dan sangat lapar.

10+11

I1

mengatribusikan

faktor-faktor

ketidaknyamanan

pada keadaan fisik

dan dorongan

emosi negatif N

sebagai penyebab

perilaku N

mencakar

siapapun.

10+11

A: Sakit

A: Lelah.

A: Tidur tidak

nyaman

A: Sangat lapar

A: Agresi fisik

orang lain.

A: Rasa gemas

11. Mesti nggrawuti,

mboh sopo sik

dinganu, gemes.

I1 mengatakan

bahwa keadaan

fisik N yang tidak

baik disertai

dorongan rasa

gemas

menyebabkan N

mengekspresikan

perilaku mencakar

siapapun.

12. Mesti dia mau

pinjem bolpen, nah

itu terus sama

kakake nggak boleh,

ha nanti terus

kakake direbut,

diini, dicokot, dah.

Tapi nek bolpen dah

dikasih ya uwis,

nggak dinganu.

I1 menyertakan

contoh

kemunculan

perilaku Nyakni

ketika N ingin

meminjam benda

milik kakaknya

namun tidak

diperbolehkan. N

mengekspresikan

perilaku merebut

benda dan

menggigit

I1 mengatakan

bahwa N

mengekspresikan

perilaku agresi

pada orang lain

ketika

keinginannya

tidak dipenuhi

kemudian berhenti

ketikaorang

tersebut telah

memenuhi

keinginannya.

A: Indikasi

gangguan ledakan

keinginan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

114

kakaknya.

Perilaku tersebut

berhenti ketika

kakaknya telah

memberikan

benda tersebut.

13. Kalau Mbak P

bilangnya apa

kalau dik N lagi

kayak gitu?

Apa ya, nakal trus

kagolan. Wis nakal

tenan kok mbak kae.

I1 menyebut N

sangat nakal dan

kaku.

I1 memberi label

negatif terhadap

perilaku N.

I: Memberi label

sangat nakal.

14. Penekan juga loh

mbak dia. Sering

penekan, manjat-

manjat. Manjatnya

ke mana? Kursi

atau?Kursi, teras-

teras kayak gini,

terus berdiri nanti

apa, nyanyi-nyanyi

sendiri gitu, nggak

nganu, oh pokok

men hiperaktif (nada

bicara lebih tinggi).

I1 memberi istilah

hiperaktif pada

perilaku N ketika

senang memanjat

furnitur rumah

sambil berdiri

bernyanyi-nyanyi

dengan nada

bicara yang tidak

mendukung/tidak

menyukai perilaku

ini.

I1 menyayangkan

perilaku hiperaktif

N –senang

memanjat.

A: Perilaku

hiperaktif

15. (Terdengar suara

tetangga

menertawakan Dik

N yang

meninggalkan lokasi

wawancara dan

ibunya yang

menanyakan arah

kepergian

anaknya)Oh dah

bisa pulang

sendiri? Udah,

kalau main dia

pulang sendiri.

Semenjak tak

tinggal jualan gini

trus dia main sama

temene,

nanti kalau dia

diapain gitu pulang

sendiri nangis,

sambil nangis, itu

“Bu, lara, bu lara.”

Itu artinya apa?

(I1

mempercayakan

N untuk bermain

di luar rumah

ketika I1 bekerja

di rumah.)

I1 menyatakan

bahwa N

mengekspresikan

menangis dan

merengek

saat/bila

lingkungan tidak

bersahabat dengan

N.

I1 mengatakan

bahwa N

mengekspresikan

menangis dan

merengek oleh

sebablingkungan

yang tidak

bersahabat

dengannya.

A: Perilaku

mandiri

A: Diganggu

teman sebaya

A: Perilaku

menangis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

115

Sakit.

Oh tadi habis

disuntik to, mbak,

“Lara, bu, lara, lara,

iki lara.”

16.

Biasanya kalau

ngomong “Nakal”

gitu, cuma buat

mbak P sendiri apa

ngasih tau “Kamu

tu nakal.” ke Dik N

apa gimana?

Sambil tak cubit apa

tak gebleg itu.

I1 menangani

perilaku nakal N

dengan cara

mencubit dan

memukul

I1 menangani

perilaku nakal N

dengan hukuman

fisik.

I: Memberi

hukuman fisik

17. “Mbok ora nakal to,

kek kayak gitu ngko

rak nduwe kanca.

Nek ra nduwe kanca

mesakne koe.” gitu.

Dek e mung meneng

wae. Cuma diam,

mbak, diam kalau

dikasih tau.

I1 menasihati

bahwa perilaku

nakalnya akan

mengakibatkan N

kehilangan teman.

N tidak merespon

nasihat I1.

I1 menangani

perilaku nakal N

dengan berbicara

dengan tenang dan

tidak mendapat

respon dari N.

I: Memberi

nasihat

18. Nanti kalau tak jiwit

itu, “A, bapak,

bapak” gitu,

manggil-manggil

bapake itu pasti.

Trus bapaknya

mbantuin? Nggak,

bapaknya kerja.

Nggak ada yang

mbantuin.

Ketika I1

menangani

perilaku nakal N

dengan mencubit,

N merespon

dengan merengek

meminta

perlindungan

ayahnya yang saat

itu di luar

jangkauannya.

Hukuman fisik I1

kepada N

mendapat respon

dari N dengan

merengek

meminta

pertolongan

kepada ayah/figur

afeknya.

I: Memberi

hukuman fisik

A: Perilaku

menangis

19.

Tapi kalau dia

gulung-gulung itu

tak biarin kok,

mbak.

Ben, nantikan ndak

tuman to, mbak.

Tak biarin.

I1 tidak merespon

perilaku

bergulung-gulung

N untuk

mencegah N

mengulangi

perilakunya.

I1 melakukan

pembiaran atas

perilaku

bergulung-gulung

untuk tujuan

inhibisi.

I: Menghiraukan

tantrum

I: Ekspektasi akan

inhibisi perilaku

tantrum anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

116

20. Tapi pasti nggak

mau berdiri. Mesti

tambah le mbangok-

mbengok tambah le

“Bapak”, hah,

pokokmen tambah

kabeh disebutke,

mbak,

sopo sek dia tau.

Tapi tak jarne wae,

tak luwehke wae.

I1 menyatakan

bahwa saat N

mengekspresikan

perilaku

merengek, tidak

ingin berdiri, dan

berteriak-teriak

memanggil orang

di sekitarnya. I1

tetap tidak

memberi respon.

Pembiaran atas

perilaku tidak

ingin berdiri dan

menangis N

bersifat konstan.

I: Konsistensi

penghirauan

A: Perilaku tidak

ingin berdiri

A: Perilaku

berteriak

21. Biasanya berhenti

nggak kalau sudah

didiamin gitu?

Nanti kalau ada

temene lewat itu, itu

baru berhenti.

Itu kalau didiamin

nggak berhenti-

berhenti. Ho-o.

Trus umpamane ada

kakake lewat, “Cup,

sayang.”

“Huu..” malah

kayak gitu.

Wis, tak nengke

wae.

I1 menceritakan

bahwa apabila dan

kakaknya

mendekat, N akan

berhenti menangis

apabila temannya

sedangkan

pembiaran yang

dilakukan ibunya

akan membuatnya

tetap menangis.

Strategi yang

diterapkan I1 pada

N tidak mendapat

dukungan atau

inkongruen

dengan perlakuan

lingkungan sosial

terhadap N,

I: Inkongruensi

strategi ibu

dengan

perlakuan sosial

pada N

22. Itu kalau sama anak

laki-laki sebayanya

dia tu, diitu, mbak,

agresif. Dipeluk,

dicium-ciumin.

Cowoknya kan takut

to, mbak.

Dipeluk sama N

sampe nggeledhak,

jatuh, trus katane

kepalanya diduduki

itu, mbak.

I1 memberi istilah

N dengan istilah

agresif atas

perilaku N yang

memeluk dan

menciumlawan

jenis sebayanya

hingga jatuh,

kemudian

menduduki

kepalanya.

22 + 23

I1 melabel

perilaku agresi

fisik terhadap

lawan jenis

dengan istilah

agresif dan merasa

prihatin dengan

sifat N tersebut.

22 + 23

I: Memberi label

sangat nakal.

I: Ekspresi

mengeluh

23. Aduh, aku duh. Kok

anakku kaya ngene

ki. Nakal banget

lho, mbak anakku

yang ini, haduh.

Masyaallah, aku

nganti, ck.

Nggak bisa anteng,

mbak.

I1

mengekspresikan

emosi negatif

yang ditimbulkan

dari perilaku N

yang disebutnya

sebagai sangat

nakal dengan

perilaku banyak

bergerak.

24. Trus biasanya I1 merasa jengkel I1 I: Marah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

117

kalau lagi, lagi

kayak gitu, apa

yang dirasakan

sama Mbak P?

Ya jengkel, mbak.

Mesti marah-marah

terus aku, mbak.

dengan perilaku N

dan

mengekspresikann

ya dengan marah.

mengekspresikan

rasa jengkel

terhadap perilaku

nakal N dengan

marah.

25. Pengaruhnya buat

mbak P apa pas lagi

Dik N lagi nakal

gitu?

Ikut darah tinggi

(tertawa). Ikut

emosi.

I1 merasa kesal

terhadap perilaku

nakal N.

25 + 26 + 27

I1 mengalami

konflik di antara

rasa iba terhadap

kesusahan yang

dialami N dan

usaha untuk

memperbaiki

perilaku N.

25 + 26 + 27

I: Emosi negatif

terhadap tantrum

anak

I: Rasa kasihan

I: Ekspektasi akan

inhibisi perilaku

tantrum anak

I: Ekspektasi

bahwa strategi ibu

akan dipahami

anak

I: Ekspektasi akan

perubahan

perilaku anak

I: Ekspektasi tidak

terpenuhi

26. Wis jane kasian to,

mbak kalau anak

nggulung-nggulung

gitu.

Tapi nek, nek

ditulungi nanti ndak

tuman.

I1 merasa kasihan

ketika melihat N

mengekspresikan

bergulung-gulung

namun di sisi lain

I1 merasa

khawatir apabila

perilakunya

berulang apabila

memberikan

perhatian pada

perilaku tersebut.

27. Nek dibiarin kan

biar dia tau to,“Aku

didiamin sama

ibuku e, mbok aku

tak nganu.”

Nek dia kan nggak,

nek tak diamin, yo

wis dia gulung-

gulung, malah

bobokan dia mbak.

Ya wis, tak nengke

wae.

Nek ada temennya

baru nganu dia,

Baru bangun? he

em, baru bangun.

I1 mengatakan

bahwa tujuannya

untuk melakukan

pembiaran adalah

agar tumbuh

kesadaran dari N

untuk mengubah

perilaku nakalnya,

namun yang

terjadi justru

perilaku

bergulung-

gulungnya

semakin parah dan

hanya dapat

behenti ketika

teman seusianya

mendekat.

28. Terus, kalau yang

dipikirkan apa pas

lagi Dik N lagi

gulung-gulung

gitu?

Aku mikirnya, kok

I1 berusaha

mencari penyebab

kemunculan

tantrum pada N,

faktor keturunan

dan pikiran saat

28 + 29

I1

mengatribusikan

penyebab

kemunculan

perilaku N pada

28 + 29

I: Faktor

keturunan

I: Pikiran buruk

ibu

I: Ekspresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

118

bisa kayak gitu,

turun siapa lho,

mbak.

Apa dulu pas hamil,

ndelok jatilan,

gulung-gulung

(berbicara sambil

menahan tertawa).

Katanya kalau orang

hamil nek mbatin

kan nganu nggih,

kadang turunnya

ning anak, nggih.

Aku mbatin, kayak

Masha, itu lho

mbak, film Masha.

Apa ndhisik ak

mbatin Masha itu.

kehamilan, seperti

menonton

pertujukan

Jathilan dan acara

di televisi (yang

menunjukkan

tokoh utamanya

memiliki perilaku

tidak bisa diam)

menjadi beberapa

alasan.

faktor keturunan

dan pikiran-

pikiran buruk

selama masa

kehamilan dan

menyayangkan

perilaku N itu

dapat terbentuk.

mengeluh

29. Aduh tobat aku

kalau kayak Masha

tenan.

Bapakke wis tobat

lho, mbak, tenan.

Isa kaya ngene to,

N. Ya piye, ndhisik

aku yo ra ngerti, isa

kaya ngene ki.

I1 khawatir,

merasa tidak

sanggup, dan

menyayangkan

apabila perilaku N

menjadi seperti

tokoh acara

televisi tersebut

30. Kalau dek N lagi

kayak gitu tu,

menurut mbak P itu

baik, buruk, apa

normal di umurnya

yang segini?

Emh, aku nggak.

Anakku yang

pertama nggak, apa,

soalnya nggak

kayak gitu e, mbak.

Laki-laki tapi

pendiam.

Nggak kayak yang

ini, perempuan tapi

kok mbandel.

Mbandele tu

mbandel sangat-

sangat bandel.

Super, super.

I1 mencoba

menilai kewajaran

perilaku N dengan

membandingkan

perilaku dan peran

gender kedua

anaknya. Setelah

melihat

perbedaannya, I1

melabel perilaku

N sangat nakal.

I1 memberikan

label sangat nakal

pada N

disebabkan oleh

ketidaksesuaian

ekspektasi I1

dalam

pengalaman

pengasuhan

dengan anak

pertamanya dan

juga disebabkan

oleh

ketidaksesuaian

antara perilaku

dan peran gender

N.

I: Perbedaan

perilaku kedua

anaknya

I: Ekspektasi

terhadap perilaku

anak sesuai peran

gender

I: Memberi label

sangat nakal.

31. Terus, kalau lagi

gulung-gulung tadi

kan sama Mbak P

I1 menggendong

dan mengajak N

berkeliling dengan

I1 mengatasi

tangisan N dengan

mengalihkan

I: Mengalihkan

perhatian

I: Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

119

didiamin, he-e to

bener to, terus,

kalau lagi nangis-

nangis, apa lagi

gemes gitu sama

diri sendiri apa

sama mamanya itu,

Mbak P itu

ngapain?

Tak gendhong itu,

terus tak ajak main

muter-muter nanti

kan dia diam.

Tak slamur-

slamurke, udah

diam dia.

Dia tu kalau disuruh

diam tu nggak sulit,

harus sampai apa..

Cuma dikasih di

luar rumah langsung

diam. O, tapi cepat

reda ya?he-e, cepat

reda.

Terus, menurut

Mbak P gimana, itu

tu udah manjur apa

belom caranya

kayak gitu, yang

nggendong muter-

muter terus ...

Langsung diam,

mbak, kalau nangis

kayak gitu.

tujuan untuk

mengalihkan N

dari tangisannya.

I1 berkata bahwa

menenangkan N

tidaklah sulit,

hanya dengan

mengajaknya ke

luar rumah.

perhatian N dan

strategi ini

dinyatakan efektif.

A: Mudah

ditenangkan

ketika tantrum

32. Dia kalau nangis tu

dia mintanya ke

luar, maksudnya ke

luar rumah.

Nggak tau, mesti, di

dalam rumah ada

apanya.

Tapi kalau di luar

rumah mesti

langsung diam.

I1 mengatakan

bahwa dalam

setiap tangisan N,

N meminta untuk

diajak ke luar

rumah karena I1

percaya bahwa di

rumahnya ada

entitas tertentu

yang

menyebabkan N

menangis

sehingga dengan

berada di luar

rumah, tangis N

reda.

I1 memiliki

pandangan bahwa

terdapat entitas

tertentu di dalam

rumah yang

berkontribusi

dalam tangisan N,

melihat dari

fenomena N yang

meminta untuk ke

luar rumah ketika

menangis dan

fenomena redanya

tangis N ketika

sudah di luar

rumah. Hal ini

A: Kehadiran

entitas tertentu

I: Mengalihkan

perhatian

I: Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

120

juga yang

membentuk I1

untuk melakukan

strategi

menangangan

tangisan N dengan

mengalihkan

perhatian dari luar

rumah.

33. Agresif tuh yang

aku nggak sukane,

mbak.

Kalau sama

perempuan nggak

kayak gitu.

Tapi kalau sama

laki-laki tu lho, anak

laki-laki langsung

dipeluk, langsung

diciumin.

Dia anak laki-laki tu

ya gilo kan ya

mbak.

Dia jatuh to, itu

langsung ditumpaki

lho mbak kepalanya.

I1 mengatakan

bahwa dirinya

tidak suka dengan

perilaku agresif N

yang hanya

dijumpai dalam

relasinya dengan

teman sebaya

lawan jenis.

Perilaku yang

tampak adalah

memeluk,

mencium, dan

menduduki kepala

setelah temannya

terjatuh. I1

menyatakan

bahwa teman N

merasa jijik.

33 + 34

I1 tidak menyukai

perilaku agresif N

karena tidak

menginginkan

penilaian negatif

dan protes dari

lingkungan sosial.

33 + 34

I: Ekspresi

mengeluh

I: Mendapat

penilaian negatif

dari lingkungan

sosial.

34. Aku kan ya, waduh

nek iki.. iya nek

ibuke tau kalau anak

kecil emang kayak

gitu.

Tapi nek ibuke yang

nganu, nek ora

terimo nek ngene ki,

“Wah anakku

dingenekke, wah

anakku dingenekke”

ngko aku dilabrak

meneh. Emang

udah pernah

dilabrak? Itu gara-

gara yang besar itu.

(Sambil tertawa).

I1 merasa cemas

apabila

ketidaktahuan ibu

teman N

mengenai

kewajaran

perilaku anak

pada rentang usia

tertentu akan

berimbas buruk

pada I1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

121

Tabel Analisis Isi Informan 1 (Bagian 2)

Keterangan:

I1 = Informan 1

N = Inisial anak I1 dengan indikasi temper tantrum

I = Ibu, yakni I1

A = Anak, yakni N

No. Kode Sub-

Kategori Kategori Tema

1

I: Perasaan senang

bercampur

dengan kesal.

Dinamika emosi

ibu dalam

pengalaman

pengasuhan

Dinamika dalam

pengasuhan

Pengalaman ibu

dalam pengasuhan

7 I: Ekspektasi

terhadap perilaku

anak sesuai peran

gender Gambaran relasi

ibu dan anak

30

7 I: Perbedaan

perilaku kedua

anaknya 30

2 A: Terlihat

senang.

Gambaran sifat

anak

Pandangan

terhadap sosok

anak

2 A: Perilaku

mandiri. 15

4 A: Tidak cengeng

4 A: Cakap secara

sosial. 9

14 A: Perilaku

hiperaktif

3

A: Perilaku rewel

mengganggu

pekerjaan

Perilaku anak

yang menjadi

indikasi tantrum Perilaku tantrum

anak Tantrum anak

5 A: Bergulung-

gulung.

5 A: Agresi fisik

diri sendiri.

5 A: Agresi fisik

orang lain. 6

11

15 A: Perilaku

menangis 18

20

20 A: Perilaku tidak

ingin berdiri

20 A: Periaku

berteriak

31 Mudah

ditenangkan Kualitas tantrum

6 A: Degradasi Dampak tantrum Dampak tantrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

122

kualitas perilaku terhadap anak terhadap anak

28 I: Faktor

keturunan

Faktor keturunan

pemicu tantrum

anak

Faktor pemicu

tantrum anak

28 I: Pikiran buruk

ibu

Faktor pikiran ibu

pemicu tantrum

anak 29

5 A: Rasa gemas.

Faktor emosi

pemicu tantrum

anak

11

5 A: Rasa jengkel.

12

A: Indikasi

gangguan

ledakan

keinginan.

10 A: Sakit

Faktor fisik

pemicu tantrum

anak

10 A: Lelah

10 A: Mengantuk

10 A: Tidur tidak

nyaman

10 A: Sangat lapar

15 A: Diganggu

teman sebaya

Faktor sosial

pemicu tantrum

anak

32 A: Kehadiran

entitas tertentu

Faktor yang

belum diketahui

sebagai pemicu

tantrum

7 I: Rasa heran Dampak tantrum

terhadap emosi

ibu

Dampak tantrum

terhadap ibu

Pengalaman ibu

dalam pengasuhan

anak tantrum

8 I: Rasa stress

26 I: Rasa kasihan

13 I: Memberi label

sangat nakal.

Memberi label

negatif

Respon ibu

terhadap tantrum

anak

23

30

3 I: Jengkel

Emosi negatif

7 I: Rasa stress

23 I: Ekspresi

mengeluh 29

34

24 I: Marah

25 I: Emosi negatif

34

I: Mendapat

penilaian negatif

dari lingkungan

sosial

Faktor yang

mempengaruhi

respon terhadap

tantrum

19 I: Menghiraukan

tantrum Time-out

Strategi ibu

menangani

tantrum 20 I: Konsistensi Prinsip/Nilai-nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

123

penghirauan pengasuhan

31 I: Mengalihkan

perhatian

Mengalihkan

perhatian

3 I: Mencubit Hukuman fisik

18

16 I: Inhibisi perilaku

tantrum anak

Motivasi dan

ekspektasi ibu

menangani

tantrum

19

27 I: Strategi ibu

dipahami anak

27 I: Perubahan

perilaku anak

27 I: Ekspektasi tidak

terpenuhi

21

I: Inkongruensi

strategi ibu

dengan

perlakuan sosial

pada N

Kendala strategi

penanganan

tantrum

31 I: Efektivitas

strategi

pengalihan

Efektivitas

strategi 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

124

Tabel Analisis Isi Informan 2 (Bagian 1)

Keterangan:

P1 = Informan 2

D = Inisial anak I2 dengan indikasi temper tantrum

I = Ibu, yakni I2

A= Anak, yakni D

No Satuan Makna Satuan Makna yang Dipadatkan

Kode Transformasi 1 Transformasi 2

1. Bisa cerita nggak,

mbak,

pengalamannya

mbak D mengasuh

.. Nama adiknya

siapa?

D, Dik D.

Ya.

D itu dari umur

berapa? Nol?

Ya, dari

kelahirannya.

Nyenengin ya,

mbak, ya. Kalau

masih bayi kan

nyenengin.

Masih belum ngerti

apa-apa juga.

I2

mengungkapkan

rasa senangnya

dalam mengasuh

D di usia bayi

karena pada usia

itu, menurut I2 D

belum mengerti

apa-apa.

1 + 2

Pandangan I2

terhadap bayi D

sebagai sosok

yang lugu dan

menunjukkan

perkembangan

fisik yang normal

membuat I2

memiliki kesan

positif terhadap

pengalaman

pengasuhannya.

I: Memandang

bayi sebagai

sosok lugu

A: Menunjukkan

perkembangan

yang normal

2. Terus, beranjak dia

bisa tengkurap, terus

bisa mberangkang,

bisa rambatan, jalan.

Itu yang paling

nyenengin kan kita

tahu perkembangan-

perkembangan anak

tuh lho.

Jadi senang kalau

anaknya bisa

tumbuh biasa, ya

normal lah.

I2 merasa paling

senang saat

melihat D

menunjukkan

perkembangan

yang normal,

yakni mampu

tengkurap,

merangkak,

berjalan dengan

tumpuan benda

sekitar, dan

berjalan mandiri.

3. Terus apa lagi ya?

Alhamdulillah sih

aku bisa nyusuin 3

tahun.

Gara-garanya aku

berhenti nyusuin ..

Sebenarnya aku

I2 merasa

bersyukur atas

kemampuannya

untuk menyusui

D selama 3 tahun

dan masih ingin

meneruskannya

I2 merasa dirinya

mampu secara

fisik dan

memandang D

masih

membutuhkan

dirinya,

I: Kelekatan

dengan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

125

belum berhenti

nyusuin, karena aku

hamil jadi udah

nggak kuat.

Sebenernya pengen

masih terus sih,

soalnya aku nggak

tega yah. Soalnya

dia masih

Masih pengen ya?

He’eh.

Terus alhamdullilah

juga air susuku

masih banyak,

kadang aja sering

keluar sendiri.

kerena merasa

tidak tega melihat

D masih ingin

menyusu dan I2

masih

memproduksi

ASI dengan

jumlah

melimpah.

I2 mengatakan

bahwa ia harus

berhenti

menyusui karena

keadaan fisik

setelah kehamilan

anak kedua tidak

mendukung.

menyababkan I2

memiliki

kelekatan dengan

D.

4. Terus apa?

Apapun, boleh

cerita.

Mm, dia sukanya

kalau tidur itu ini,

mainan, mainan

puting, putingnya

buat mainan. Jadi,

dia baru bisa tidur,

kalau nggak ..

Makanya aku nggak

pernah ninggalin

dia, mbak,

I2 menyatakan

bahwa ia tidak

pernah

meninggalkan D

karena D hanya

dapat tidur

setelah

memankan

putting susu I2.

I2 merasa D

membutuhkan

dirinya, membuat

I2 tidak tega

meninggalkan D.

A: Kelekatan

dengan ibu

5. baru kemarin aku

ninggalin dia ke

Malang karena aku

ada urusan kerja

kan.

Dia nyariin, rewel,

aku pusing, aku.

Aku mulai kerja

juga stress,

ninggalin anak,

soalnya aku nggak

pernah ninggalin,

sejam-dua jam itu

udah pusing. Udah

nggak kuat.

Karena dia kan

manggilin bapaknya

terus.

I2 bercerita

bahwa ia tidak

terbiasa

meninggalkan D

karena D akan

tersu memanggil

ayahnya dan

membuat I2 tidak

bisa

meninggalkan d

lebih dari 2 jam.

Akibatnya, ketika

I2

menginggalkan D

ke luar kota, D

rewel mencari I2.

Hal ini membuat

I2 merasa pusing,

stress, dan tidak

kuat meneruskan

D mengalami

perpisahan

dengan figur

lekat, D

merespon dengan

rewel.

Kondisi dan

respon D,

memunculkan

sensasi fisik yang

tidak

menyenangkan

bagi I2.

I: Kelekatan

dengan anak

A: Kelekatan

dengan ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

126

pekerjaannya.

6. Umur dua tahun dua

bulan, dia aku

masukin playgroup.

Awalnya aku

ngelatih karena aku

mau masuk kerja,

biar dia kebiasaan.

Ternyata, aku yang

harus nungguin, ikut

sekolah juga selama

7 bulan baru dia bisa

mau ditinggal.

I2 menceritakan

bahwa saat D

berusia 2 tahun 2

bulan, I2

memasukkan D

ke sebuah

playgroup agar D

terbiasa berpisah

dengan I2 ketika

bekerja. Namun

yang terjadi, I2

menunggu D

hingga 7 bulan.

I2 merancang

pelatihan

aktivitas mandiri

untuk D namun

membutuhkan

waktu lama untuk

berhasil.

I: Kelekatan

dengan anak

7. Terus.. Makan, nah

makannya itu susah,

dari umur berapa ya,

susahnya .. Mau

jalan itu, udah jalan

itu susah.

Jadi kan istilahnya

kata orang udah

jalan itu pasti kurus

ya, katanya.

Mulai susah, tapi

susunya kencang.

Nah dia baru mau,

mau makan,

lahapnya makan tu

umur 2 tahun ke atas

itu, mulai ada nafsu

makan.

Terus berat

badannya juga

susah, susah

naiknya,

dikasih vitamin.

I2 menceritakan

D mengalami

kendala makan

ketika sudah

mampu berjalan

hingga menginjak

usia 2 tahun yang

mengakibatkan

berat badan D

sulit bertambah

sehingga I2

mengatasinya

dengan memberi

D asupan

vitamin.

7 + 8 + 9 + 10

I2 memberi

perhatian pada

setiap kebutuhan

fisik dan

aktivitas fisik D,

selalu berusaha

untuk memenuhi

kebutuhan D.

I: Memenuhi

kebutuhan

makanan anak

8. Padahal dia aktif

banget. Dia diamnya

kalau mau tidur aja.

Suka lari, itu

aktivitasnya,

maunya main aja.

Tapi itu sih, dia

orangnya habis

makan, pagi makan,

tidur, ntar siang

bangun, makan,

tidur lagi.

Sehari tidur bisa 5

I2 menceritakan

bahwa D

memiliki

perkembangan

motorik normal,

yakni aktivitas

fisik yang aktif

dan pola tidur

yang seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

127

kali.

9. Apa lagi ya? Itu,

susah makan buah.

(Mulai terdengar

suara D menangis).

Senang buahnya itu

pisang, pisang sama

durian.

Terus habis itu

sekarang senang

banget sama

mangga. Sekarang

maunya mangga tok.

Sayur juga susah,

sampai aku beliin

apa itu, vegeblend

ya, vegeblend sayur.

Tapi udah 3 tahun,

eh 2 tahun lebih ini

dia udah mau doyan

sayur,

I2 menceritakan

bahwa D suka

memilih-milih

makanan, dalam

hal ini konsumsi

buah-an sehingga

I2 mengatasinya

dengan memberi

asupan suplemen.

10. karena susah, dia

belum bisa ini,

mbak, ngunyah.

Ngunyahnya lama.

Daging aja kalo

nggak diituin dulu ..

Cacah?

He’em,

terus kalau sayuran

nggak dipotong-

potong kecil kayak

buat tim gitu, dia

nggak bisa.

Langsung mau

mual.

Jadi kalau makan,

dia kering, kalau

nggak, nggak bisa.

Harus yang lembek-

lembek lauknya,

(Terdengar suara D

menangis lagi),

kalau nggak, dia

nggak mau.

Sama makan itu

bubur Sun itu.

I2 menceritakan

bahwa D

mengalami

kesulitan dalam

mengunyah

sehingga I2

mengatasinya

dengan cara

menghaluskan-

nya sebelum

dikonsumsi D.

11. (Tampak D

mendekati I2. “Papa

D (nama ayahnya)”,

Ketika D

menangis

mencari ayahnya

D

mengekspresikan

tangis dan

I: Memberi

informasi bohong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

128

tangis D. “Papa baru

kerja sebentar”,

jawab I2. “Aaaaa”,

rengek D. “Oh papa

di atas kok, papa di

atas”, kata I2. (Pada

waktu ini, ayah D

sedang berada di lur

rumah). “Papa D

(nama ayahnya)”, D

masih menangis. D

kemudian dibujuk

oleh neneknya

menjauh dari I2.)

yang sedang

pergi bekerja, I2

mencoba

memberi tahu D

namun D tetap

merengek

sehingga I2

mengatakan

bahwa ayahnya

berada di lantai

dua. D tetap

menangis

sehingga

neneknya datang

dan mengajak D

menjauh dari I2.

rengekan

kehilangan figur

lekatnya, I2

menenangkan

dengan

memberikan

informasi yang

tidak benar, Ibu

I2 menunjukkan

peran dalam

menanggulangi

tantrum D.

I: Orang lain

dalam

pengasuhan

12. Terus dia ngerti

kondisi aku.

Kalau seumpamanya

minta apa gitu, “Ma,

mama sudah punya

uang belum?”.

Kalau “Mama nggak

punya uang.” ya

udah dia nggak

minta, jadi dia tahu..

Kalau dibilangin

sama mbak D?

He’eh.

Kadang ngelihat,

ngelihat isi dompet

itu, “Oh nggak ada

uangnya, Ma?”

“Nggak ada,

uangnya mama tuh

nggak ada.”

Emang aku nggak

pernah pegang cash

kan, mbak. “Mama

nggak punya uang.”

Jadi kalau mau tak

ajak ke Amplaz, apa

main gitu, “Mama

memangnya sudah

punya uang?”,

“Mama jadi

nggak?”, “Nggak

ah, mama nggak

punya uang.”

Ngerti, dia sudah

I2 menyatakan

bahwa D

memahami

kondisi I2. I2

menceritakan

bahwa ketika D

menginginkan

sesuatu, D

terlebih dahulu

menanyakan

keadaan

keuangan I2 atau

memeriksa

sendiri dompet I2

dan memahami

I2 ketika

mengatakan tidak

memiliki uang.

D bertanya

keadaan I2, I2

merasa dipahami

oleh D.

I: Dipahami anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

129

ngerti. Bisa ngerti.

13. Tapi, ini, kemarin.

Aku hamil, dia

sempat marah.

Dia marah,

mukul, “Ini tuh

mamaku.” gitu, “Ini

mamaku”.

Mungkin dia belum

ngerti ya, tapi lama-

lama juga tahu sih.

I2 menceritakan

bahwa dalam

kehamilan anak

keduanya, D

memukul I2

sambil

mengatakan

bahwa I2 adalah

ibunya.

Menurut I2, hal

ini terjadi karena

D belum

memahami dan

suatu saat kan

memahaminya.

I2 mengandung

adik D, D

mengekspresikan

marah dengan

memukul I2, D

mengekspresikan

rasa cemburu

secara verbal, I2

memandang D

belum

memahami, I2

memandang

perilaku D wajar

sehingga

memakluminya.

A: Indikasi

sibling rivalry

A: Perilaku

memukul

14. Kalau aku minta

mbak D cerita

pengalaman yang

menyenangkan ..

Ya itu, kita tahu

perkembangan anak

dari ya belum bisa

ngapa-ngapa, cuma

minum asi aja,

sampai bisa bikin

tim, sibuk pagi-pagi

(Terdengar D

menangis lagi).

Terus apa ya, ngerti

perkembangan bisa

jalan, merangkak,

rambatan..

Punya anak

nyenengin

pokoknya.

Jadi ada teman, jadi

kekuatan keluarga.

Anak kan harta,

mbak.

Jadi, aku ulang ya?

Tadi senangnya

karena tahu

perkembangan, jadi

punya pengalaman,

kesibukan dalam

pengasuhan,

sampai yang

terakhir itu menjadi

harta. D jadi

I2 merasa senang

dapat melihat

perkembangan

kemampuan

anaknya dan

memiliki

kesibukan

menyiapkan

makanan. Selain

itu, I2

memandang anak

sebagai sosok

yang berharga,

yang menemani,

dan menjadi

kekuatan

keluarga.

D menunjukkan

perkembangan

kemampuan, I2

melakukan

aktivitas-aktivitas

khas pengasuhan,

I2 memiliki

pandangan positif

terhadap D

mengembangkan

kesan positif I2

dalam

pengalaman

pengasuhannya.

I: Perkembangan

kemampuan anak

I: Aktivitas

pengasuhan anak

I: Pandangan

terhadap anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

130

kekuatan keluarga.

15. Kalau yang tadi

menyenangkan,

kalau yang tidak

menyenangkan tuh

apa mbak?

Nggak

menyenangkannya,

kadang ngeyel.

Udah bisa ngeyel.

I2 tidak

menyukai sifat D

yang sudah dapat

membantah

(mengeyel).

D menunjukkan

kemunculan

perilaku

membantah yang

tidak diinginkan

oleh I2 namun

dipandang

sebagai perilaku

yang muncul

dalam suatu fase

perkembangan

tertentu.

A: Perilaku

membantah

I: Anak memiliki

fase membantah

16. Kadang tuh aku

marahnya tuh, dia

suka ini.. nggigitin

mainannya, suka

dimakan.

Jadi kalau aku beli

mainan yang dari

karet itu, aku harus

hati-hati banget,

karena suka

dimakan.

Itu aja, kempong aja

sampai lubang gede

banget.

Aku sampai eh..

sampai bingung-

bingungnya.

Ditelan itu, mbak?

Kadang ya itu, kalau

nggak ketahuan

mungkin ditelan ya.

Kadang kalau

ketahuan ya saya

suruh ngelepehin.

Ya itu, takut. Marah

tuh takut, bukan

jengkel ya, kan takut

umpamanya

ngganggu

kesehatan,

ngganggu

pencernaannya,

ngganggu perutnya.

Masih takut,

berbahaya apa

nggak. Mungkin kita

nggak tahu

I2 marah dengan

perilaku D yang

suka menggigit

benda-benda

karena I2 cemas

apabila benda

asing akan

berakibat pada

kesehatan D

sehingga marah

dan takut

kemudian

memintanya

untuk

memuntahkan

potongan benda-

benda yang

terlanjur masuk

mulut D.

D menggigit

objek yang

terbuat dari

bahan yang

mudah tertelan,

I2 sangat cemas

dengan status

kesehatan fisik D

yang diakibatkan

oleh kandungan

bahan yang

mungkin tertelan

D, I2 merespon

dengan marah

dan memina D

untuk

memuntahkan

objek yang sudah

terlanjur berada

di mulut D.

I: Cemas dengan

kesehatan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

131

akibatnya entar

gimana kan.

17. Terus, sama apa ya..

Kalau nakal sih anak

nakalnya masih

dalam istilah wajar

kan. Nggak nakal

sampai mencuri apa

apa kan ya, masih

wajar aja sih.

I2 memandang

bahwa kenakalan

D masih dalam

kategori wajar.

I2 tidak pernah

melihat D

mencuri, maka I2

memandang

kenakalan D

dalam tahap

wajar, I2

memaklumi

perilaku D.

I: Memaklumi

perilaku negatif

anak

18. Kalau ngeyelnya

tuh kayak apa,

mbak? Bisa

diceritain?

Jadi tuh kalau

disuruh, jangan

digigitin, nah itu.

Kadang suka

jengkel kan,

“Dikasih tahu tuh

nggak ngeyel, entar

kalau kamu sakit

gimana?”

(mencontohkan

dengan pitch lebih

tinggi dari berbicara

biasa).

Gitu tuh. Susah

dikasih tahunya,

mbak.

I2 menceritakan

bahwa sifat

membantah D

adalah sulit

dinasihati untuk

tidak menggigit

mainannya. I2

merasa kesal

dengan sifat D ini

adahal I2 cemas

dengan kesehatan

D.

I2 memiliki

kekhawatiran

akan kesehatan

D, I2 memberi

perintah untuk

menjauhi objek

berbahaya bagi

kesehatan D, D

tidak patuh

dengan I2,

membuat I2

merasa kesal.

A: Perilaku

membantah

I: Cemas dengan

kesehatan anak

I: Rasa kesal

19. Terus, apa ya.

Kadang kalau dia

digangguin orang,

itu suka mukul,

dibales. Ya kalau,

kalau anak kecil sih

ya, kalau berantem

sih biasa lah.

Cuma orang tuanya

tuh yang agak

gimana.

I2 menceritakan

bahwa kadang

kala, D membalas

ketika dipukul

oleh temannya.

Menurut I2,

berkelahi adalah

hal yang biasa

dilakukan anak

kecil namun

orang tua

temannya yang

cenderung

menanggapi

dengan tidak

baik.

I2 memandang

bahwa D

memiliki

kecenderungan

untuk membalas

perilaku buruk

yang dilakukan

orang lain

kepadanya. I2

memandang ini

sebagai perilaku

yang biasa

dilakukan anak-

anak namun

berdampak pada

hubungan sosial

antara I2 dengan

orang tua

temannya.

I: Memaklumi

perilaku negatif

anak

A: Dendam

I: Mendapat

penilaian negatif

dari lingkungan

sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

132

20. Itu kalau mandi. Iya,

keset banget itu,

mbak.

(mengungkapkan

dengan nada tidak

mendukung)

Kalau bangun pagi,

susah banget itu

bangunnya. Susah

mandi, susah

bangun.

I2 mengatakan

bahwa D malas

mandi dan malas

bangun dengan

nada bicara yang

tidak

mendukung.

Perilaku D sulit

dibangunkan dan

mandi dipandang

I2 sebagai

perilaku malas D.

I2 tidak

menyukainya.

I: Kesan negatif

terhadap sifat

negatif anak

A: Malas

21. Terus, kalau ini

perilakunya apa,

mbak? Kalau susah

mandi tadi kan

Mbak D bilang ..

Marah. Marah,

nangis, kalau

dicopot bajunya itu

nangis, marah.

Marahnya kayak

apa?

Kalau dicopot

bajunya itu nggak

mau. Sampai

bajunya kelepas, itu

nangisnya baru

diam.

Ada lagi nggak,

mbak, ekspresinya

dia kalau lagi ..

Marah juga kadang,

marahnya kalau

diangkat gitu ya

kakinya gini-gini

(memperagakan

gerakan meronta)

“Ma, nggak mau,

turun”, kayak gitu.

Kakinya apa?

Meronta?

He’e. Sama, mandi

juga kayak gitu

kadang.

I2 menceritakan

bahwa D

mengekspresikan

penolakan, marah

dengan perilaku

menangis saat I2

melepas pakaian

D sebelum

mandi. Selain itu,

D juga

mengekspresikan

gerakan kaki

meronta ketika

tubuhnya

diangkat oleh I2.

D

mengekspresikan

marah dengan

perilaku

menangis dan

menghentakkan

kaki sebagai

penolakan atas I2

yang melepas

pakaian D untuk

mandi.

A: Emosi marah

A: Menolak hal

yang tidak

diinginkan/

disukai

A: Perilaku

menangis

A: Perilaku

menghentakkan

kaki

22. Kalau merontanya

kira-kira menyakiti

yang lain apa

nggak?

Em, aku pernah sih

dipukul sama dia.

I2 menceritakan

bahwa D

mengekspresikan

perilaku

memukul atas

ketidaksukaannya

I2 menceritakan

bahwa D

mengekspresikan

penolakan

dengan perilaku

memukul dalam

A: Menolak hal

yang tidak

diinginkan/

disukai

A: Perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

133

Karena aku ajak

mandi, dia nggak

mau, aku dipukul.

Em, tapi nggak..

Tapi sering atau

nggak?

Nggak sih, nggak

sering. Hanya

pernah aja.

. I2 menyatakan

bahwa perilaku

ini tidak sering

diekspresikan

oleh D,

melainkan hanya

pernah.

frekuensi yang

minim.

memukul

23. Tapi anakku emang

sukanya nggigitin,

mbak, apalagi sama

papanya. Kalau

gemes tu, dia tuh

sukanya nggigit.

Kalau dia nggak

gigit, dia marah.

I2 menceritakan

bahwa D

mengekspresikan

rasa gemas

dengan perilaku

menggigit,

terutama kepada

ayahnya.

Bila tidak

menggigit, D

marah.

D

mengekspresikan

rasa gemas

dengan perilaku

menggigit,

terutama kepada

ayahnya.

Kegagalan

ekspresi

menggigit

membuat D

marah.

A: Rasa gemas

A: Perilaku

menggigit

24. Tapi, sama papanya,

mungkin karena

papanya ini kan..

kerja di luar terus,

jadi dia gemesnya

pakai nggigit itu.

Ya papanya ya

pasrah.

Digigitin apanya?

Digigitin tangannya,

pundaknya.

I2

mengasumsikan

bahwa D merasa

gemas karena

ayahnya bekerja

di luar kota.

D mengalami

perpisahan

dengan figur

lekat, kondisi ini

membuat D

gemas, D

merespon dengan

ekspresi tantrum

menggigit

anggota tubuh

ayahnya.

A: Rasa gemas

A: Perilaku

menggigit

25. Sama kadang kalau

kita ke luar kota

gitu, nggak mau

ditelepon. Ditelepon

nggak mau. Ya

kayak istilahnya

marah, nggak mau,

sampai nanti hp-nya

ditendang, apa

digigit hp-nya.

I2 menyatakan

bahwa perilaku

marah D yang

diekspresikan

dengan menolak

penggilan telepon

dengan

menendang dan

menggigit ponsel

disebabkan oleh

protesnya

terhadap

kepergian orang

tuanya ke luar

kota.

D mengalami

perpisahan

dengan figur

lekat, merespon

dengan protes

dan marah

dengan ekspresi

menendang dan

menggigit ponsel.

A: Perpisahan

dengan figur

lekat

A: menendang

ponsel

A: Menggigit

ponsel

26. Ya kalau.. Tapi

entar kalo udah

dateng, ya udah

Sikap D terhadap

orang tuanya

akan kembali

Apabila D

mengalami

pertemuan

A: Reunion

meredakan

tantrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

134

biasa. normal ketika

orang tuanya

kembali.

kembali dengan

figur lekatnya, D

menunjukkan

perilaku normal.

27. Kalau yang susah

bangun, mbak,

ekspresinya apa?

Gulung-gulung.

Gulung-gulung di

kasur.

I2 menceritakan

bahwa D

mengekspresikan

perilaku

bergulung-gulung

ketika I2

menyebutnya

sulit

dibangunkan.

D menunjukkan

perilaku

bergulung-gulung

untuk

megekspresikan

penolakan

terhadap

perintah.

A: Menolak

perintah

A: Bergulung-

gulung

28. Apalagi kalau

lampunya dimatiin,

eh kalau lampunya

dihidupin. Ha, itu

marah banget tuh

kalau lampunya

dihidupin karena dia

tidurnya gelap,

kalau nggak gelap,

nggak bisa tidur.

Terus harus ada

suara juga, kayak

TV, atau musik. Dan

tidurnya harus

dinyanyiin juga,

mbak. Sama, itu,

mainan, pelukan

gitu, mainan nenen

gitu, kalau nggak,

ditidurin, di pipi.

Dibuka, mbak,

nggak cuma gitu,

(tertawa kecil)

dibuka terus

ditempelin di pipi,

dimasukin di

hidung, kayak gitu.

Kalau nggak, marah.

Nggak bisa tidur

dia.

I2 menceritakan

bahwa D

memiliki ‘ritual’

sebelum tidur,

yakni tidur

dengan posisi

lampu mati,

terdengar suara

penghantar tidur

seperti dari

televisi, musik,

atau nyanyian I2,

dan memainkan

payudara I2. Hal-

hal di atas disebut

sebagai ritual

karena hal

tersebut menjadi

syarat untuk D

tidur. Bila ritual

tersebut tidak

dipenuhi oleh I2,

maka D tidak

dapat tidur dan

akan

mengakibatkan D

menjadi sangat

marah.

D memiliki ritual

sebelum tidur,

marah apabila

ritual tidak

dipenuhi.

A: Keinginan

tidak dipenuhi

A: Marah

29. Makanya pas

kemarin sempat 2

hari ke Malang itu,

pusing aku, karena

gini-gininya dia

nggak dapet, karena

malamnya nyariin.

Saat I2 pergi ke

luar kota, D tidak

dapat

menjalankan

ritual tersebut.

Hal ini

menyebakan D

I2 mengalami

perpisahan

dengan D, I2

kehilangan

momen

kelekatan, I2

merasakan

I: Muncul gejala

fisik tidak

menyenangkan

ketika mengalami

perpisahan

dengan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

135

mencari I2

sehingga

menyebabkan I2

merasa pusing.

sensasi fisik tidak

menyenangkan.

30. Kira-kira menurut

Mbak D, tadi ada

perilaku kan itu

ada marah, nangis,

meronta, gigit,

terus ada juga

gulung-gulung di

kasur, kira-kira itu

penyebabnya apa

ya?

Aku juga nggak

paham sih, dia

belajar dari mana.

Aku juga nggak

ngerti kenapa dia

bisa kayak gitu.

Awalnya, I2

menyatakan tidak

paham dengan

penyebab/pemicu

kemunculan

perilaku

mengganggu

yang

diekspresikan

oleh D.

I2 belum yakin

dengan pemicu

kemunculan

perilaku

mengganggu

yang

diekspresikan

oleh D.

31. Kalau nggigit

mungkin dari aku

ya, mbak. Karena

aku kalau lagi sebal

gitu, itu minta,

minta gigit. Aku

biasanya nggigit,

tapi nggak sampai

sakit gitu, pokoknya

ngigit aja. Entar aku

langsung lega.

Kayak gitu

biasanya. Nggigitin

suamiku (tertawa).

Paling dia ngikutin

aku.

I2 kemudian

menyatakan

bahwa ekspresi

menggigit

kemungkinan

muncul karena

menitu perilaku

I2. I2 mengaku

suka menggigit

suaminya untuk

memperoleh rasa

lega atas

kekesalannya.

Meniru perilaku

orang tua

menyebabkan

perilaku

mengganggu D.

A: Meniru

perilaku orang

tua

32. Tapi kalau

menggulung-gulung,

aku juga nggak

ngerti. Ya mungkin

tingkah lakunya

anak kecil emang

kayak gitu kali.

I2 memandang

ekspresi

bergulung-gulung

merupakan

perilaku yang

wajar untuk anak

seusia D.

I2 memandang

ekspresi

bergulung-gulung

merupakan

perilaku yang

wajar untuk anak

seusia D.

I: Bergulung-

gulung hal yang

wajar

33. Kalau penyebab,

tadi kan penyebab

ekspresinya, kalau

penyebab Dik D

susah mandi, susah

bangun, ngeyel itu

kira-kira kenapa?

I2 menyebutkan

bahwa perilaku

sulit mandi, sulit

dibangunkan, dan

membantah

merupakan hasil

proses meniru

Meniru perilaku

orang tua

menyebabkan

perilaku

mengganggu D.

A: Meniru

perilaku orang

tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

136

Ngikutin papanya.

Ngikutin bapaknya

tuh, bapaknya kalau

bangun, siang.

Susah juga

dibangunin. Itu

papanya kalau ngak

kerja, nggak

bangun. Sama sih

kayak aku.

Jadi, itu meniru

orang tua, begitu,

mbak?

Ya, mungkin.

perilaku ayah D.

I2 juga mengaku

bahwa perilaku

ini ada pada

dirinya.

34. Atau, hal-hal apa

yang memicu Dik

D seperti itu?

TV. Bisa jadi kan

ya. Karena dia tuh

ngoleksi DVDnya

banyak, mbak.

I2 menyebutkan

bahwa film

menjadi pemicu

perilaku

mengganggu

yang

diekspresikan

oleh D.

D yang senang

menonton film

dipandang I2

memicu

kemunculan

perilaku tantrum.

A: Menonton

film

35. Judul-judulnya

apa, kebanyakan,

tema-temanya?

Kebanyakan kartun,

terus kadang aku..

apa namanya, film

anak-anak, ada bayi,

apa itu..

Kartun tapi?

Nggak, orang juga.

Orang, tapi dia..

Siapa sih

pemerannya.. Fast to

Furious yang dia

mengasuh bayi kecil

itu.

Badannya besar,

The Pacifier ya

judulnya?

Ya mungkin itu,

mengasuh bayi-bayi

itu.

I2 menceritakan

bahwa jenis film

yang ditonton

oleh D adalah

film kartun atau

film bertema

anak-anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

137

36. Seneng banget itu

kalau tingkahnya

bayi-bayi. Jadi dia

tu sama liatin

Youtube bayi-bayi

ketawa, bayi-bayi

ketawa lucu itu kan,

“Dik, dik bayinya

lucu banget.” Sering

tak liatin kayak gitu

sih, mbak. Mungkin

itu juga bisa.

Meniru kah, atau

apa?

Kadang sih pernah

nih, ada anak-anak,

apa, ada film juga.

Tingkahnya bayi

kan, anakku dah

balita kan, “Papa,

papa” “Nggak,

nggak” (meniru

rengekan bayi).

I2 bercerita

bahwa D senang

melihat perilaku

tertaea dan

merengek bayi

yang ia lihat

dalam film dan

video yang I2

perlihatkan pada

D. Menurut I2,

D meniru

perilaku bayi

yang ia lihat

dalam perilaku

yang ditunjukkan

pada I2.

Konten video

tersebut

memberikan

dampak pada D

yakni D suka

meniru rengekan

bayi

A: Perilaku

meniru video,

regresi

37. Aku suka sebel

banget, “Kok kamu

kayak gitu? Kamu

kan udah gede.”

“Mama, mami”,

kayak gitu terus.

Kadang ketawa-

ketawa piye, ya

njengkelin,

“Ngapain sih kamu

ngikut-ngikutin,

kayak bayi aja,

dik.”, kayak gitu.

“Papa, susu, susu.”

Ya. Kayak gitu lah,

mbak.

Ya mungkin

ngikutin yang kayak

gitu ya.

I2 merasa kesal

dengan perilaku

D yang tidak

sesuai dengan

usianya ketika D

meniru perilaku

bayi pada video

yang D tonton.

I2 merespon

negatif perilaku

D yang

menunjukkan

regresi.

I: Respon negatif

terhadap regresi

anak

38. Terus kadang kalau

nonton film juga dia

entar selanjutnya

ngomong apa gitu,

dia tahu. Kayak apa

sih, film The Croods

itu, “Is Dead” “Is

Dead” itu juga ini,

I2 bercerita

bahwa D hafal

dan suka

menirukan dialog

dan gerakan dari

film yang telah ia

tonton.

Kemampuan

meniru

berkembang

sesuai usianya

A: Perilaku

meniru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

138

ngikut-ngikutin.

Tanggannya

dikeplak-keplakin,

kayak film purba

itu, film zaman

purba, tapi kartun

itu. Jadi dia tuh bisa

hafal, terus

gerakannya juga

hafal.

39. Jadi ya, niru

kayaknya, niru.. ya

Malah itu tu lucu,

mbak, kayak, itu tuh

nggak nakal, mbak,

malah lucu, unik.

I2 memandang

perilaku meniru

sebagai hal yang

lucu.

I2 memandang

positif perilaku

meniru D.

I: Respon positif

terhadap perilaku

meniru anak

40. Terus, kalau ada di

buku, aku

membacanya tuh

‘tantrum’, apakah

Dik D mengalami

itu juga?

Ya, D sih kalau kita

mau ngomong, dia

mau, welcome-

welcome aja.

I2 menolak

istilah tantrum

dengan

menceritakan

bahwa apabila I2

menerapkan

strategi berbicara

pelan-pelan,

maka D akan

menerimanya.

I2 menolak

istilah tantrum

karena

menurutnya,

perilaku

mengganggu D

masih dapat

diatasi dengan

strategi diskusi.

I: Bukan tantrum

41. Mungkin kalau dia

lagi emosi banget,

jengkel, dia emang

susah orangnya.

Susah mau diapa-

apain.

Saat D

merasakan sangat

jengkel, D akan

sulit untuk

ditangani. Hal ini

dimaklumi oleh

I2.

I2 hanya

menganggap

bahwa perilaku

mengganggu D

disebabkan oleh

temperamennya

yang tergolong

sulit

I: Memaklumi

temperamen anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

139

42. Kalau menangis,

apakah

mengganggu atau

bagaimana?

Kalau mengganggu,

nggak ya, mbak,

anak-anak bisanya

juga cuma nangis.

Kalau sakit juga

taunya juga nangis,

ngapa-ngapain,

pusing atau sakit

perut kan, kalau

laper juga bisanya

cuma nangis kan.

Jadi, nggak tantrum

juga ya?

I2 menyatakan

bahwa perilaku D

tidak menganggu

dengan alasan

bahwa perilaku

menangis adalah

ekspresi wajar

untuk anak-anak

sehingga tidak

dapat

digolongkan

menjadi temper

tantrum.

I2 menyatakan

bahwa perilaku D

tidak menganggu

dengan alasan

bahwa perilaku

menangis adalah

ekspresi wajar

untuk anak-anak

sehingga tidak

dapat

digolongkan

menjadi temper

tantrum.

I: Kewajaran

tantrum

43. Kalau gitu, aku

belum pakai istilah

itu, tapi melihat

ekspresi-ekspresi

yang ada. Kira-

kira pengaruhnya

apa? Ketika Dik D

mengekspresikan

lagi ngeyel, terus

susah mandi, susah

bangun,

pengaruhnya buat

Mbak D apa,

sebagai yang

mengasuh?

Aku kan ini, jam 7

harus berangkat,

kalau dia susah

bangun, aku pasti

telat kan.

I2 bercerita

bahwa perilaku

yang sulit untuk

dibangunkan

memberi dampak

yakni I2

terlambat tiba di

tempat kerja.

Perilaku

mengganggu D

memberi dampak

pada pekerjaan

I2.

I: Terlambat

kerja

44. Ya, itu kadang aku

juga kan, bingung,

mbak. Apalagi kalau

suamiku lagi nggak

ada di rumah, di

Jogja. Aku harus,

jadi aku harus

menguasai anakku

sendiri. Jadi kan ya

itu jadi..

I2 mengaku

bingung apabila

harus mengurus

D sendiri tanpa

suaminya.

I2 membutuhkan

dukungan

suaminya untuk

mengatasi

tantrum D.

I: Butuh

dukungan sosial

45. Aku boleh bilang

kalau itu

mengganggu

I2 tidak

menganggap

keterlambatan I2

Tanpa

memperoleh

hukuman, I2

I: Mengecilkan

dampak tantrum

pada dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

140

pekerjaan?

Em, kalau

mengganggu kan..

mengganggu

pekerjaan?

Iya, apakah

mengganggu

pekerjaan?

Kalau mengganggu

pekerjaan sih, kalau

telat juga nggak ada

hukuman juga sih,

karena tempatku..

seharusnya jam

setengah delapan.

Jadi setengah

delapan lebih

sepuluh apa

istilahnya, batasnya.

Jadi, aku ya masih

itu, sih, masih bisa.

tiba di tempat

kerja sebagai hal

yang

mengganggu

pekerjaannya

karena tidak

memperoleh

hukuman atas

keterlambatannya

memandang

perilaku

mengganggu D

tidak

mengganggu

pekerjaan I2.

46. Cuma kadang kalau

dia emang susah

banget ya, aku harus

tinggal. Kadang ya

aku pasrahin adikku,

kayak gitu. Jadi aku

ya kadang, kalau pas

lagi itu sih nyusahin.

Kadang sih.

Bila tantrum D

muncul pada

waktu I2 harus

segera bekerja

dan dalam

intensitas yang

tinggi, I2

membutuhkan

bantuan adiknya

untuk menangani

D.

Tanggung jawab

pada pekerjaan

membuat I2

membutuhkan

bantuan adiknya

untuk menangani

D.

I: Butuh

dukungan sosial

I: Mengecilkan

dampak tantrum

pada dirinya

47. Kalau mengenai

Dik D itu marah,

nangis gitu, itu

mengganggu mbak

nggak sih?

Kalau ngganggu sih

nggak ya. Cuma

kadang-kadang,

kalau sama aku, aku

lagi apa.. kayak

gugup apa ya. Jadi

kayak kemrungsung.

Jadi kayak mau

ngatasi dia tuh

malah kemrungsung

aku, aku harus

gimana, aku harus

piye, kayak gitu kan.

I2 perilaku D

tidak

mengganggunya,

hanya merasa

terburu-buru dan

panik saat

menangani

perilaku D.

I2 tampak

menghiraukan

atribusi

mengganggu

pada perilaku D.

Tantrum D

muncul, I2

menjadi panik,

terdapat

kienginan untuk

mengatasi namun

terhambat oleh

rasa panik.

I: Mengecilkan

dampak tantrum

pada dirinya

I: Panik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

141

48. Terus, aku mau

kembali lagi ketika

Dik D lagi.. apa ya,

aku

mengistilahkannya

apa ya.. ketika

itulah, susah, lagi

memunculkan

pengalaman-

pengalaman yang

tidak

menyenangkan

buat mbak D..

Kalau lagi itu,

nggak

menyenangkan

banget. Nggak mau

makan, susah gitu.

Maunya cuma itu.

Susah tidur juga,

nggak bisa tidur.

Ketika D

mengekspresikan

perilaku tersebut,

I2 merasakan

pengalaman yang

sangat tidak

menyenangkan.

Perilakunya

terdiri dari sulit

makan dan sulit

tidur.

Emosi negatif

yang dirasakan

oleh I2 hanya

ketika tantrum

dipandang I2

mengganggu diri

D sendiri.

I: Emosi negatif

A: Sulit makan

A: Sulit tidur

49. Pengaruh

mamanya ke situ?

Nggak bisa tidur,

aku. Papanya mah

tidur, tidur aja.

Iya, soalnya

mamanya yang

paling dekat sama

anaknya.

Perilaku D

membuat I2 tidak

dapat tidur.

Dampak perilaku

D pada I2 adalah

mengganggu

kesempatan tidur.

A: Sulit tidur

50. Tapi kalau

menurut mbak D,

dik D itu nakal apa

nggak?

Nakal tapi nggak

nakal. Nakal wajar.

Sewajarnya anak.

I2 memandang

perilaku D

sebagai perilaku

nakal yang

berada pada

tingkat yang

wajar.

I2 memaklumi

perilaku Ddan

ekspresi-ekspresi

yang

menyertainya.

I: Memandang

wajar perilaku

nakal

51. Perilakunya

mengganggu nggak

mbak?

Dia kalau diusilin

itu, yang aku

takutin.

Sama mbak D,

sama keluarga,

atau sama yang..

Sama anak-anak lain

lah istilahnya. Jadi

aku takut kalau di

I2 memandang D

suka membalas

perilaku usil

temannya.

I2

mengkhawatirkan

bahwa D akan

menyimpan

dendam dan

kemudian hari

akan membalas

perilaku teman

I2 khawatir

apabila D

mengekspresikan

perilaku

mengganggu di

luar kendalinya.

I: Tidak mampu

mengendalikan

tantrum anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

142

sekolah dia diusilin,

takut kalau mbales

itu. Kan dia

orangnya suka

mbales itu.

Walaupun dinakalin

sekarang, kalau dia

mbalesnya nanti,

masih inget.

Kadang, aku

takutnya kayak gitu.

yang pernah

mengganggunya.

52. Sama ponakanku

itu, pasti digituin,

pasti diusilin,

diambilin

mainannya, kan dia

nggak terima.

Langung, langsung

dipukulin.

Kalau sama mbak

D pernah nggak

digituin?

Pernah. Aku ambil

hp. Dia lagi pake,

terus “Pinjem, dik,

mama mau

telepon.”, uh, marah

dia, “Mama nakal

(memperagakan

gerakan memukul)”,

sambil mukul.

Sakit, mbak,

maksudnya

intensitasnya..

Nggak, ya nggak.

I2 menceritakan

pengalaman

bahwa ketika

mainan D

diambil, D

merasa tidak

suka, lalu

membalas dengan

perilaku

memukul I2

walau pukulan D

tidak

menyakitkan I2.

D mendapat

perilaku yang

tidak

menyenangkan,

D

mengembangkan

emosi negatif, D

mengekspresikan

dengan verbal

dan pukulan

dengan intensitas

rendah.

A: Objek lekat

direnggut

A: Memukul dg

intensitas rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

143

53. Berbicara soal

nangis, nangis di

waktu-waktu

kapan aja adik D?

Jatuh, main. Ya

kalau mainan

direbut, itu pasti

nangis kok, mbak.

Kalau digangguin,

tantenya suka

nggangguin, nangis

pasti. Kalau

dibentak dia.

Itu ceritanya

gimana?

Dia lagi mainan, dia

nggak sengaja

mukul, atau nggak

sengaja ngejatuhin

apa. “D, nggak

boleh kayak gitu!”

(dengan pitch lebih

tinggi). Dia

mungkin kaget.

I2 menceritakan

bahwa D

menangis pada

saat terjatuh saat

bermain, saat

mainannya

direbut, diganggu

oleh adik I2, dan

dibentak.

Bentakan yang

bermaksud

peringatan ini

disampaikan

dengan pitch yang tinggi

sehingga

menurut I2, D

merasa kaget

lalu menangis.

Situasi-situasi

seperti rasa sakit

fisik, objek

afeknya

direnggut,

merasakan

ganguan,

mendengar suara

dengan pitch

tinggi yang

ditujukan

padanya, dan

berempati pada

kesedihan oran

lain.

A: Sakit fisik

A: Objek lekat

direnggut

A: Merasakan

gangguan

A: Suara keras

A: Empati

A: Menangis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

144

54. Sama kalau lihat

film, mbak, ah

yaampun mellow

banget. “Ih ngapain

kamu?” “Ma,

kasian, ma.”, kayak

gitu banget dia.

Mellow banget tuh.

Baper banget dia.

Dibawa perasaan

kok dia. Masha, apa

tuh ya.. penguin itu

apa ya. Itu ketemu

sama pandanya itu.

Lama nggak

ketemu.

Oh penguin yang

ada di Masha itu?

Iya, yang suka

“Papa, papa”.

“Kasian” itu,

padahal udah

diulang-ulang tuh

nangis terus. Baper

banget anakku itu.

Cowok tapi baper.

Kenapa, kasian

gitu?

“Heee.. kasian. Itu

nakal ya, Ma?”,

gitu.

Aku kadang kalau

dimarahin suamiku

gitu, aku marah.

Apa, nangis juga.

Disuapin, dikasih

minum, “Nggak pa

pa, ya.”, kayak gitu.

Ya walaupun

suamiku cuma

boong, boongan.

Selain itu, I2 juga

bercerita bahwa

D menangis saat

menonton acara

televisi dan

melihat I2

dimarahi oleh

suami I2. I2

menilai bahwa

kedua hal

tersebut membuat

perasaan D

terhanyut.

A: Empati

55. Kayak gitu

diajarin mama

papanya, “Ini,

kalau ini, dikasih

tissue.”

Nggak sih, kadang

aku juga kaget sih,

anakku kok bisa

kayak gitu.

I2 menyatakan

bahwa ia tidak

mengajarkan D

untuk

menunjukan

perilaku tersebut,

malah kaget dan

merasa perilaku d

adalah hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

145

Lucu, lucu. lucu.

56. Kalau nangis yang

teriak-teriak,

benar-benar, wah

mungkin sampai..

kalau partisipan

skripsiku yang lain

sampai “tobat,

tobat” gitu, ada

nggak sih

pengalaman yang

seperti itu?

Pernah sih kayak

gitu, tapi anakku

nggak sering, sering

banget.

Kita-kira

frekuensinya?

Sampe 8, kali

(maksudnya poin 8

dari 10).

Kira-kira

kemunculannya,

seminggu sampai

berapa kali?

Jarang banget,

mbak, anakku

teriak-teriak. Teriak,

sih, tapi nggak

sampai apa banget.

I2 menjawab

bahwa dirinya

pernah

mengalami

pengalaman

mengasuh D

yang menangis

dengan tingkat

keparahan 8 dari

10 poin namun

dengan

kemunculan yang

minim. I2

memandangnya

sebagai hal yang

normal.

I2 tampak

menghiraukan

atribusi

mengganggu

pada perilaku D.

I: Mengecilkan

makna

mengganggu

pada tantrum

anaknya

I: Memandang

wajar perilaku

tantrum

57. Kalau ditinggal.

Kalau itu tuh, kayak

tadi nyariin

papanya, kayak gitu

tuh, teriak kayak

gitu. Ya, polnya

nangisnya anakku

kayak gitu (merujuk

pada tangisan yang

tadi terdengar).

Kayak gitu paling

maksimal?

He’em.

I2 bercerita

bahwa D akan

menangis apabila

sedang mencari

ayahnya. D

menangis dengan

disertai teriakan.

Mengalami

perpisahan dan

cemas terhadap

kondisi dengan

figur lekatnya, D

merespon dengan

menangis

histeris.

Perpisahan

dengan figur

lekat menjadi

pemicu tantrum

D.

A: Kecemasan

akan perpisahan

A: Menangis

histeris

A: Perpisahan

dengan figur

lekat

58. Takut ditinggal.

Kalau kayak gini

tu saat apa aja?

Ditinggal kerja, ke

dokter, papanya

kenapa-napa itu

pasti dia histeris.

I2 menyatakan

bahwa D takut

ditinggal kerja

oleh I2, takut

untuk menemui

dokter, dan

khawatir akan hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

146

Pokoknya kalau ada

yang kenapa-napa,

histeris dia. Pernah

neneknya kepleset

itu, takut tenggelam,

“Uti, uti!” gitu.

buruk yang

terjadi pada ayah

dan neneknya. I2

memberi istilah

ekspresi D

disebut histeris.

59. (Terdengar suara D

menangis

mengatakan “Papa,

papa jangan pergi”

berkali-kali. I2

dengan tenang (dan

biasa saja)

mengatakan bahwa

“Papa pergi”,

ekspresinya pun

santai sambil

mengatakan “Nangis

tu kenapa?”

kemudian segera

mengatakan “Itu

mbak datang tu,

mau pijat.” (untuk

mengalihkan

perhatiannya)).

Ketika I2

menghadapi D

yang menangis

karena mencari

ayahnya, I2

menjelaskan

dengan tenang

bahwa ayahnya

sedang pergi.

Penjelasan ini

disertai dengan

menanyakan

kepada D

alasannya

menangis dan

mengalihkan D

untuk berbicara

hal lainnya.

D mengalami

perpisahan

dengan ayahnya,

I2 mengatasi

dengan strategi

berbicara dengan

tenang dan

mengalihkan

perhatian.

A: Perpisahan

dengan figur

lekat

I: Berbicara

dengan tenang

I: Mengalihkan

perhatian

60. Biasa dipanggil

pijat?

Ini mau pijat ini.

Ooo.. biar sehat ya

dik, ya?

Dia seminggu sekali

ini, karena dia

nggak mau diam

kan. Kalau tidur ini,

banyak tingkahnya.

Kakehan polah itu

kalau tidur.

I2

menanggulangi

kebiasaan D yang

tidur dengan

gerakan-gerakan

tak nyenyak

dengan metode

pijat anak dengan

frekuensi 1 kali

dalam semingu.

Kondisi tidur D

tidak nyenyak, I2

mengatasi dengan

bantuan terapis

pijat anak

tradisional.

A: Tidur tidak

nyenyak

I: Memanggil

terapis pijat anak

61. Mbak D

mengistilahkannya

apa? Histeris apa?

Histeris nggak kalau

begitu? (sambil

menunjukkan D

yang saat itu masih

menangis)

Hehe, aku belum

tahu. Aku baru

sekali ketemu.

I2 masih ragu

untuk melabel

perilaku D

sebagai perilaku

histeris.

I2 masih ragu

untuk melabel

perilaku D

sebagai perilaku

histeris.

I: Keraguan akan

label histeris

(sub: Defense

terhadap kondisi

tantrum anak?)

62. (Suami I2 datang

menyapa dan

Suara tangisan D

terdengar lagi

I2 telah

mengangap

I: Memandang

wajar perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

147

mengikuti beberapa

menit sesi

wawancara. D masih

menangis dengan

intensitas yang

sama, memanggil

papanya, sehingga

baik I2, suami I2,

dan D berada di

lokasi wawancara.

Suami I2 mengobrol

dengan biasa dengan

saya, tanpa

menghiraukan

tangisan D.)

dengan intensitas

yang sama seperti

sebelumnya. I2

dan suaminya

menghiraukan

tangisan D

dengan terus

mengobrol

dengan peneliti.

tangis D sebagai

perilaku yang

wajar.

tantrum

63. Gitu ya, paling

nangis khawatir

sama kalau mau

bobok? Mau bobok

atau sedang

bobok?

Pas boboknya.

Kalau kecapekan dia

gerak-gerak terus.

Oh kalau

kecapekan? Hanya

kalau kecapekan?

He’em.

Sering pijat itu

buat apa mbak?

Untuk mengatasi

kecapekannya.

Soalnya dia lari-lari,

numpak sepeda.

Kalau kecapekan

juga kadang panas.

Mengantisispasi biar

nggak kayak gitu.

Karena anakku

sering banget sih,

gampang banget

dia..

I2 bercerita

bahwa D akan

mengalami

demam dan tidur

dengan gerakan-

gerakan tak

nyenyak ketika D

sedang kelelahan

akibat berlarian

dan bersepeda. I2

menanggulangi

dengan metode

pijat anak.

Menurut I2, D

sangat rentan

sakit dan tidur

tidak nyenyak

akibat kelelahan.

Berlarian dan

bersepeda

menyebabkan D

mengalami

kelelahan dengan

gejala demam

dan tidur tak

nyenyak. I2

menangulangi

dengan metode

pijat anak

tradisional.

A: Rentan

kelelahan

I: Memanggil

terapis pijat anak

64. Aku kan susah to

mbak

mengistilahkan

ekspresi-

ekspresinya..

Apa ya? Histeris?

Aku juga bingung.

Histeris tu kok

I2 mengaku

bingung dengan

istilah yang

digunakan untuk

melabel perilaku

anaknya,

kemudian

tercetus label

I2 memberikan

label ‘histeris’

pada perilaku D

meski merasa itu

sebagai istilah

yang menganggu.

I: Memberi label

negatif, dengan

defense (?)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

148

kayaknya heboh

banget deh, terlalu

heboh. Lainnya

histeris apa ya? Ya

wis kayak gitu lah,

histeris.

‘histeris’ walau

menurut I2

terdengar

berlebihan dan

akhirnya pun

memberi istilah

‘histeris’.

65. Itu mengganggu

nggak, mbak?

Kalau aku sih

nggak.

I2 mengaku tidak

merasa terganggu

dengan perilaku

histeris D.

I2 mengaku tidak

merasa terganggu

dengan perilaku

histeris D.

I: Tidak

merasakan

dampak tantrum

anak

66. Cuman, kalau Uti-

nya kadang “Kok

nangis tuh kenapa?”

(Nada tenang) Gitu.

Menurut I2, D

membuat

neneknya

bertanya keadaan

D saat histeris.

Menurut I2,

tantrum D justru

memberi dampak

pada neneknya.

I: Mengatribusi

dampak tantrum

pada orang lain

67. Aku juga kadang

gitu. Dia ribut sama

papanya. Papanya

juga kadang suka

nggigit sendiri,

mbak. Nggigiti

anaknya itu. Gemes

terus nangis. Tak

tonjok, mbak, kalau

anakku digituin.

Kurang ajar, anakku

digigitin (sambil

tertawa).

Suami I2 kadang

mengusili D

dengan cara

menggigit karena

gemas hingga D

menangis. I2

menanggulangi-

nya dengan cara

menonjok

suaminya.

I2 menalami

situasi bahwa D

menalami

ancaman, I2

merespon denan

menunjukkan

perlawanan

bertujuan untuk

melindungi D.

I: Melindungi

anaknya

68. Terus kira-kira,

kalau Dik D lagi

nangis-nangis

kayak gitu yang

parah kayak yang

kita lihat itu, yang

dirasakan Mbak D

apa?

Ya itu, aku jadi

kayak kemrungsung

ngatasin dia tu. Jadi

kayak.. istilahnya,

seharusnya pelan..

tapi aku kayak

kemrungsung, jadi

bingung dewe aku,

mbak. Bingung mau

gimana. Kayak

kemrungsung.

Terburu-buru biar

dia cepat diam, gitu.

I2 mengaku ada

rasa terburu-buru

untuk mengatasi

perilaku histeris

D walau I2

mengetahui

bahwa dirinya

perlu untuk

tenang dalam

mengatasi situasi

ini.

I2 memandang

bahwa ketika ia

menanganinya

dengan segera,

maka D akan

segera tenang.

Secara kognitif,

I2 paham bahwa

dirinya perlu

tenang untuk

mengatasi D

namun I2 justru

menatasinya

dengan panik.

Konflik antara

pemahamannya

dengan

keinginannya

untuk membuat

D segera tenang

membuatnya

bingung.

I: Konflik

kognitif-afektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

149

Itu yang

dirasakan?

69. Kalau yang

dipikirkan?

Mungkin aku

mikirinnya apa tak

ajak ke luar, naik

motor, atau apa.

Kadang aku

mikirinnya kayak

gitu.

Ketika tangis D

sedang

berlangsung, I2

memikirkan

pilihan-pilihan

seperti mengajak

D pergi sambil

memboncengnya

dengan motor.

Secara kognitif,

I2 merespon

tantrum D denan

pilihan-pilihan

strategi untuk

menangulangi

tantrum D.

I: Respon

kognitif

70. Tapi kadang, aku

nggak pernah

kesampaian karena

gitu.. Jadi nggak

pernah kesampaian.

Berarti cepat

redanya?

He’em, cepat. Kalau

kayak gini tadi cepat

ya?

Cepat.

I2 mengatakan

bahwa pilihan-

pilihan strategi

tersebut tidak

pernah terlaksana

karena tangis D

cepat reda.

Tangis D cepat

reda, I2 tidak

sempat

merealisasikan

rencana strategi-

strategi tersebut.

A: Cepat reda

71. Kalau menurut

mbak D itu, ketika

Dik D

mengekspresikan

dengan cara itu, itu

baik, buruk, apa

normal?

Kalau menurutku

normal. Aku aja

sering kayak gitu.

Aku yang udah gede

aja masih sering

nyari mamaku.

“Mama ke mana?”

“Mamaku mana?”

Apalagi anak kecil.

Anak kecil tu

deketnya sama

orang tua kan.

I2 memandang

perilaku-perilaku

histeris yang

diekspresikan D

merupakan hal

yang wajar.

Pandangan ini

dilatarbelakangi

oleh I2 yang

mengaku masih

sering mencari

ibunya. Maka

terlebih D yang

masih dalam usia

kecil yang

dipandang lekat

dengan orang tua.

Melihat kondisi

bahwa D masih

dalam usia yang

kecil dan

memandang

bahwa dirinya

mamiliki

kelekatan pada

ibunya, I2

memandang

bahwa perilaku

tantrum D

merupakan hal

yang wajar.

I: Memandang

wajar perilaku

tantrum

72. Kalau dia nyariin

papanya kayak gitu,

jadi dia ada rasa

takut ditinggal juga.

Care lah sama

keluarganya, peduli.

I2 memandang

bahwa perilaku D

mencari ayahnya

disebabkan oleh

rasa takut

ditinggal dan

merupakan

indikasi dari rasa

peduli terhadap

I2 memandang

bahwa kelekatan

pada figur

lekat/afek

merupakan

indikasi peduli

terhadap

keluarganya.

I: Lekat artinya

peduli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

150

keluarganya.

73. Kalau Dik D kayak

gitu, biasanya

Mbak D

melakukan apa?

Gendong, kalau

nggak aku kasih

makanan, coklat,

biar dia diam. Kalau

nggak, aku liatin

DVD. Kalau yang

paling efektif sih ini,

dinenenin.

Itu dimainin apa

diminum?

Ya diminum. Dua

bulan ini masih

begini.

Strategi yang

biasa I2 lakukan

untuk menangani

perilaku histeris

D adalah dengan

menggendong,

memberi coklat,

menyuguhkan

tayangan DVD,

dan memberi ASI

untuk

menenangkan D.

I2 memandang

strategi yang

paling efektif

adalah dengan

memberi ASI

pada D.

Strategi yang

dilakukan oleh I2

untuk

menangulangi

tantrum D adalah

memberi

kenyamanan,

makanan

kesukaan, dan

mengalihkan

perhatian.

I: Memberi

kenyamanan

I: Memberi

makanan

kesukaan

I: Mengalihkan

perhatian

74. Sama ini, kadang

kalau makan dia

nggak suka,

dimuntahin.

Walaupun udah di

mulut, dimuntahin.

Itu kadang yang

ngebuat aku

“Heemm”

(mengekspresikan

kekesalan). Soalnya

udah keburu jengkel

banget. Tapi kalau

sakit sih, aku

maklum, nggak

maksa banget.

I2 menceritakan

bahwa D akan

memuntahkan

makanan yang

tidak ia suka. Hal

ini membuat I2

sangat kesal dan

jengkel, kecuali

saat D sakit,

maka I2

memaklumi

perilaku tersebut.

I2 memaklumi

perilaku

menggangu D

pada kondisi

tertentu.

I: Memaklumi

perilaku tantrum

75. Bikin susu

dikentalin. Aku juga

bingung, kalau

dikentalin ngaruh

apa nggak. Tapi kan

kalau orang-orang,

dikentalin biar

kenyang, gitu kan.

Nah aku ikut-ikut

aja lah.

Untuk memenuhi

kebutuhan

makanan D, I2

meracik susu

yang lebih kental

dari biasanya

karena mengikuti

kepercayaan

bahwa susu yang

kental akan

membuat anak

menjadi kenyang.

I2

memperhatikan

kesehatan fisik D.

I: Memperhatikan

kesehatan anak

76. Terus, kira-kira

menurut mbak D

caranya dengan

I2 menilai

strategi

menggendong,

I2 menilai

strategi yan telah

dilakukannya

I: Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

151

digendong, dikasih

coklat, ditontonin

DVD, sama dikasih

asi itu udah efektif

atau belum,

meredakan?

Sambil dimain-

mainin gitu. Aku

efektif sih, mbak.

memberi

cemilan,

menyuguhkan

tayangan DVD,

dan memberi ASI

untuk diminum

maupun

dimainkan

merupakan

strategi yang

efektif untuk

meredakan

perilaku histeris

D.

untuk

menangulangi

tantrum D sudah

efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

152

Tabel Analisis Isi Informan 2 (Bagian 2)

Keterangan:

I2 = Informan 2

D = Inisial anak I2 dengan indikasi temper tantrum

I = Ibu, yakni I2

A= Anak, yakni D

No Kode Sub-

Kategori Kategori Tema

3 I: Kelekatan

dengan anak

Gambaran relasi

ibu dan anak Dinamika dalam

pengasuhan

Pengalaman ibu

dalam pengasuhan

5

6

4 A: Kelekatan

dengan ibu 5

7 I: Memenuhi

kebutuhan

makanan anak

8

9

10

12 I: Dipahami anak

16 I: Cemas dengan

kesehatan anak 18

29

I: Muncul gejala

fisik tidak

menyenangkan

ketika

mengalami

perpisahan

dengan anak

67 I: Melindungi

anaknya

75 I: Memperhatikan

kesehatan anak

14 I: Aktivitas

pengasuhan anak

Aktivitas

pengasuhan

1 I: Memandang

bayi sebagai

sosok lugu Gambaran sifat

anak

Pandangan

terhadap sosok

anak

2

14 I: Pandangan

terhadap anak

19 A: Dendam

20 A: Malas

63 A: Rentan

kelelahan

Gambaran

keadaan fisik anak

1 A: Menunjukkan

perkembangan

yang normal Gambaran

perkembangan

anak

2

14 I: Perkembangan

kemampuan anak

15 I: Anak memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

153

fase membantah

36 A: Perilaku

meniru video

38 A: Perilaku

meniru

20

I: Kesan negatif

terhadap sifat

negatif anak

Respon terhadap

sifat anak

37

I: Respon negatif

terhadap regresi

anak Respon terhadap

perkembangan

anak

39

I: Respon positif

terhadap perilaku

meniru anak

13 A: Perilaku

memukul

Perilaku anak

yang menjadi

indikasi tantrum

Perilaku tantrum

anak Tantrum anak

22

15 A: Perilaku

membantah 18

21

A: Menolak hal

yang tidak

diinginkan/

disukai

21 A: Perilaku

menangis

21

A: Perilaku

menghentakkan

kaki

22

A: Menolak hal

yang tidak

diinginkan/

disukai

23 A: Perilaku

menggigit 24

25 A: Menendang

ponsel

25 A: Menggigit

ponsel

27 A: Menolak

perintah

27 A: Bergulung-

gulung

28 A: Marah

48 A: Sulit makan

48 A: Sulit tidur

49

52 A: Memukul dg

intensitas rendah

53 A: Menangis

57 A: Menangis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

154

58 histeris

60 A: Tidur tidak

nyenyak

21 A: Emosi marah

Faktor emosi

pemicu tantrum

23 A: Rasa gemas

24

28 A: Keinginan

tidak dipenuhi

33

A: Meniru

perilaku orang

tua

52 A: Objek lekat

direnggut 53

53

A: Empati 54

55

57 A: Kecemasan

akan perpisahan 58

13 A: Indikasi sibling

rivalry

Faktor sosial

pemicu tantrum

25 A: Perpisahan

dengan figur

lekat

57

59

31

A: Meniru

perilaku orang

tua

53 A: Merasakan

gangguan

34 A: Menonton film

Faktor teknologi

pemicu tantrum 35

53 A: Sakit fisik Faktor fisik

pemicu tantrum 53 A: Suara keras

70 A: Cepat reda Kondisi tantrum Dinamika tantrum

anak

26

A: Reunion

meredakan

tantrum

Faktor sosial

pereda tantrum

Faktor pereda

tantrum anak

18 I: Rasa kesal Dampak tantrum

terhadap emosi

ibu

Dampak tantrum

terhadap ibu Pengalaman ibu

dalam pengasuhan

anak tantrum

47 I: Panik

48 I: Emosi negati

43 I: Terlambat kerja

Dampak tantrum

terhadap

pekerjaan ibu

19

I: Mendapat

penilaian negatif

dari lingkungan

sosial

Dampak tantrum

terhadap aspek

sosial ibu

11 I: Orang lain

dalam Dukungan sosial

Kebutuhan ibu

dalam pengasuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

155

pengasuhan anak tantrum

44 I: Butuh dukungan

sosial 46

40 I: Bukan tantrum

Menolak label

tantrum

Sikap ibu terhadap

tantrum anak

61

I: Keraguan akan

label histeris

(sub: Defense

terhadap kondisi

tantrum anak?)

17 I: Memaklumi

perilaku negatif

anak

Memandang wajar

19

32

I: Bergulung-

gulung hal yang

wajar

41

I: Memaklumi

temperamen

anak

42 I: Memandang

wajar perilaku

tantrum

56

62

71

74 I: Memaklumi

perilaku tantrum

45 I: Mengecilkan

dampak tantrum

pada dirinya

46

47

50

I: Memandang

wajar perilaku

nakal

56

I: Mengecilkan

makna

mengganggu pada

tantrum anaknya

65

I: Tidak

merasakan

dampak tantrum

anak

72 I: Lekat artinya

peduli

51

I: Tidak mampu

mengendalikan

tantrum anak

Rasa tidak mampu

mengambil

kendali

66

I: Mengatribusi

dampak tantrum

pada orang lain

64

I: Memberi label

negatif, dengan

defense (?)

Respon ibu

terhadap tantrum

anak

Respon ibu

terhadap tantrum

anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

156

68 I: Konflik

kognitif-afektif

69 I: Respon kognitif

73 I: Memberi

kenyamanan

Memberi

kenyamanan

Strategi ibu

menangani

tantrum

11

I: Memberi

informasi

bohong

60 I: Memanggil

terapis pijat anak 60

59

I: Berbicara

dengan tenang

Melakukan

diskusi

59 I: Mengalihkan

perhatian

Mengalihkan

perhatian

73 I: Mengalihkan

perhatian

73

I: Memberi

makanan

kesukaan

76 I: Efektif Efektivitas

strategi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

157

Tabel Analisis Isi Informan 3 (Bagian 1)

Keterangan:

I3 = Informan 3

Y = Inisial anak I3 dengan indikasi temper tantrum

I = Ibu, yakni I3

A= Anak, yakni Y

No Satuan Makna Satuan Makna yang Dipadatkan

Kode Transformasi 1 Transformasi 2

1. Sifat-sifatnya

yang tadi sudah

disebut itu masih

penakut alias

yang ‘berani

kandang’ itu Iya, berani

kandang.

I3 menyatakan

bahwa anaknya, Y,

bersifat berani

kandang.

Ibu memberi label

negatif pada anak

I: Anak berani

kandang

2. Terus, kalau

nangis susah

untuk ditangani,

begitu. ee.. bukan juga

susah ditangani.

Gimana ya, agak,

agak lama

bujukinnya.

I3 membutuhkan

banyak waktu

untuk menangani

tangisan Y.

Ibu membutuhkan

waktu lebih untuk

menangani

anaknya

I: Waktu ekstra

3. Terus kalau sama

kakaknya ini kan,

kakaknya dulu kita

di Palu banyak,

keluarga satu

rumah banyak.

E, jadi dia lebih

cepat, apa, cepat

beradaptasi dengan

orang,

ngomongnya lebih

cepat, lebih ini,

kalau kakaknya.

Tapi dibandingkan

adiknya ini, nggak.

Karena di rumah

kita hanya waktu

itu tambah saudara

sepupu saya, orang

besar hanya

bertiga, tambah

Mbak Ning di

sebelah, sama

Menurut I3,

kurangnya

kehadiran orang

dewasa di dalam

perkembangan Y

menyebabkan

kurangnya

kemampuan Y

dalam

bersosialisasi.

Faktor sosial

menjadi faktor

pembentuk

perilaku anak.

A: Minim

kehadiran orang

dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

158

Oxka, Oxky.

Ya gitu.

4. Kalau dibanding,

saya semester satu,

semester satu

masih ada saudara

sepupu saya di

sini. Itu saya

masih sering

tinggal ke kampus,

dia itu nggak

nangis. Malah

sering sama

ibunya Oxky.

Malah, kalau saya

pulang kampus,

itu, cuma liat

sebentar, dia udah

ke sebelah lagi,

main. Tidur, tidur

di sebelah, malam

itu pun kalau udah

tidur baru saya

ajak ke sini.

Itu saya semester

satu, satu tahun.

Semester satu-

semester dua.

Ini untuk jenjang

S2 kan ya? S2.

I3 menceritakan

bahwa

sebelumnya,

kehadiran sepupu

I3 di rumah dan

tetangga yang

tinggal di sebelah

rumahnya

menyebabkan Y

menunjukkan

perilaku cuek pada

I3, seperti

tidak menangis

ketika ditinggal

pergi, bersedia

diasuh oleh

tetangganya,

seperti hanya

melihat I3 sebentar

setelah perpisahan,

dan sering tidur di

rumah tetangga.

Kehadiran orang

dewasa lain dalam

pola pengasuhan

anak dapat

meredam tantrum

anak, yakni dalam

ekspresi tangis dan

keinginan anak

untuk melekat

pada ibunya.

Kehadiran orang

lain dalam pola

pengasuhan anak

dapat mengurangi

perilaku melekat

pada ibunya.

A: Kehadiran

orang lain

(meredan perilaku

melekat)

5. Begitu saya selesai

teori, teori kelas,

saya kan lebih

banyak di rumah

karena thesis,

saudara sepupu

saya pulang, saya

yang ngasuh dia.

Nah, sejak dari

situ, Bu Ning ke

Jakarta dua

bulanan sebulan,

sejak dari situ dia

udah nggak ini

lagi.

Saya ke kamar

mandi dia ikut,

nyuci aja ikut.

Mungkin karena

nggak ada

I3 bercerita bahwa

semenjak I3

memiliki waktu

luang yang lebih

banyak, sepupu I3

tidak tinggal

serumah lagi, dan

tetangga pergi

sejenak, Y menjadi

sangat melekat

dengan I3.

Ketidakhadiran

orang lain dalam

pengasuhan dan

banyaknya waktu

luang ibu menjadi

faktor anak

memiliki perilaku

melekat pada ibu.

A: Kehilangan

sosok dewasa lain

A: Ibu memiliki

banyak waktu

luang

(menimbulkan

perilaku melekat)

A: Perilaku

melekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

159

mamanya jadi

kan ada sama

yang lain ... He-e,

saya mikirnya

begitu

6. karena kemarin

mungkin saya di

kampus, dia mau

ke sana.

I3 menceritakan

bahwa Y ingin

selalu ikut dengan

I3 meski hanya

melakukan

aktivitas di rumah,

seperti pergi ke

kamar mandi dan

mencuci pakaian.

Anak

mengekspresikan

perilaku melekat

A: Perilaku

melekat

7. Tapi begitu saya

full di rumah, ke

mana-mana

ngikut. Ditinggal

saja, aduh, mau

buang sampah di

depan harus

tunggu dia.

Kalau nggak,

rewel.

I3 bercerita bahwa

semenjak I3

memiliki waktu

luang yang lebih

banyak, Y menjadi

sangat melekat

dengan I3.

I3 menceritakan

bahwa Y ingin

selalu ikut dengan

I3 meski hanya

melakukan

aktivitas di rumah,

seperti membuang

sampah.

Bila I3 tidak

memenuhi

keinginan Y untuk

melekat, Y rewel.

Ibu memiliki

banyak waktu

luang, anak

menunjukkan

perilaku melekat,

bila tidak

dipenuhi, anak

rewel.

A: Ibu memiliki

banyak waktu

luang

(menimbulkan

perilaku melekat)

A: Perilaku

melekat

I: Tidak memberi

kelekatan

(menyebabkan

rewel)

8. Tante bisa

ceritain

pengalaman yang

menyenangkan

nggak waktu

mengasuh Dik Y?

Semuanya

menyenangkan

kayaknya.

Semuanya

menyenangkan.

I3 menilai bahwa

dirinya mengalami

hal yang

menyenangkan.

Penilaian positif

dalam pengasuhan.

I: Perasaan senang

9. Kan ada masa di

mana dia rewel,

ada masa di mana

dia mutung.

I3 menyatakan

bahwa Y memiliki

saat di mana ia

rewel.

Perilaku rewel

adalah hal yang

wajar

kemunculannya

I: Rewel adalah

wajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

160

dalam diri anak.

10. Anaknya ini, apa

ya kalau orang di

tempat saya itu

bilang cepat, kalau

sana bilang sih

‘hati sedikit’,

kalau sini apa? Ya

cepat …

Em, hatinya kecil

gitu? Jadi nggak bisa,

nggak bisa salah

dikit itu mutung.

Apa ya kalau sini?

Ati kecil kalau

saya bilang. Saya

nggak ngerti kalau

bahasa sini tuh

apa, pokoknya ati

kecil lah, kalau

istilah di sana,

Sulawesi.

Agak-agak mirip

dengan sensitif.

I3 menilai Y

memiliki sifat

berhati kecil yang

diekspresikan oleh

perilaku rewel dan

mutung bila

keinginannya salah

ditangani.

Ibu memberi label

negatif pada anak.

I: Anak berhati

kecil

11. Terus kalau Y itu e

sesuatu yang harus

dia kerjakan,

misalnya ini kan,

misalnya ini, topi-

topi ini, dia yang

harus letakkan di

meja,

tetapi saya yang

letakkan,

dia marah, dia

mutung dan harus

diulang lagi. Dia

nangis,

nah berhentinya

itu kalau saya

ulang lagi, dia

yang nempatkan.

Tapi kadang-

kadang dia

mutung, dia

marah.

Setahun

belakangan ini

kayak gitu.

I3 menyatakan Y

menginginkan

segala sesuatunya

dilakukan tepat

seperti yang

diinginkan oleh Y.

I3 menceritakan

bahwa bila

keinginan Y tidak

dipenuhi, Y akan

mengeskpresikan

kemarahannya

dengan menangis

dan meminta I3

untuk

mengembalikan

keadaan seperti

semula.

I3 baru

menemukan

perilaku Y tersebut

satu tahun

belakangan.

Anak

menunjukkan

perkembangan

otonominya

Interupsi ibu atas

otonomi anak akan

menyebabkan anak

mengekspresikan

tantrum.

A: Perkembangan

otonomi

A: Interupsi atas

perkembangan

otonomi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

161

12. Saya buang

sampah tanpa

nunggu dia,

saya harus balik

lagi, tapi sampah

itu harus ada di

tangan saya, harus

saya ambil lagi

dari tempat

sampah. Dia ikut

lagi. Kayak gitu.

Jemur pakaian,

nggak boleh saya

jemur,

harus tunggu dia,

kalo nggak nanti

rewelnya lama.

I3 menceritakan

bahwa Y ingin

selalu ikut dengan

I3 meski hanya

melakukan

aktivitas di rumah,

seperti membuang

sampah dan

menjemur pakaian.

Anak

mengekspresikan

perilaku melekat.

A: Perilaku

melekat

13. Kalo rewel tuh

apa aja, tante,

perilakunya?

Nangisnya

kencang,

nangisnya

kencang.

Kalau udah rewel

banget itu, di

tempat tidur dia

tengkurap. Sambil

nangis kah? he-

eh. Sambil nangis

dia tengkurap.

Nggak mau di,

nggak mau

disentuh.

I3 menyebutkan

bahwa Y

mengekspresikan

rewel dengan

perilaku menangis

dengan kencang

dan tengkurap di

tempat tidur tanpa

ingin disentuh.

Menangis

kencang,

tengkurap, dan

tidak ingin

disentuh dilabel

ibu sebagai rewel.

A: Rewel

A: Menangis

kencang

A: Tengkurap di

tempat tidur

A: Tidak ingin

disentuh

14. Biasanya

dibujukinnya itu

ini kalau udah itu,

ulang lagi caranya

atau dialihkan

ininya, dialihkan

pikirannya.

Apa ya di, ini

misalnya ini ada

Iron Man itu ada

kartun apa, diajak

ngobrol itu bisa

hilang.

Biasanya itu

bapaknya yang,

tugasnya yang itu.

Strategi yang biasa

I3 lakukan untuk

menanggulangi

perilaku tantrum Y

adalah mengikuti

kemauan Y,

mengalihkan

perilaku Y dengan

mengajak

berbicara,

menontonkan film,

dan mengajak

bermain yang

biasa dilakukan

oleh suami I3.

Mengikuti

kemauan anak,

mengalihkan

dengan mengajak

berbicara,

menonton, dan

bermain adalah

cara yang biasa

dilakukan oleh

ayah untuk

menanggulangi

perilaku rewel

anak.

I: Membutuhkan

dukungan suami

I: Mengikuti

kemauan anak

I: Mengajak

berbicara

I: Mengajak

menonton

I: Mengajak

bermain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

162

Yang menhandle

itu? iya.

Biasanya kalau

minta diulang

lagi itu,

permintaannya si

Dik Y sendiri apa

dari tantenya

yang..

Dia sendiri. “Y,

mesti Y yang ini.”

kayak gitu.

15. Tapi kalau dia

sudah kadung

nangis, sudah ini,

walaupun diulang

lagi, tetep aja.

Agak lama ininya

dianya, bisa paling

lama itu bisa

sampai setengah

jam itu,

kecuali cepat

dialihkan.

Dialihkan

misalkan dengan

diajak ngobrol

atau diliatin film,

atau diajak main.

I3 harus segera

mengalihkan Y,

bila tidak maka

meskipun

keinginan Y sudah

dipenihi, ia akan

tetap menangis

dengan durasi

yang lama.

Strategi ibu

menjadi tidak

efektif apabila

anak sudah

terlanjur

menangis.

I: Segera harus

ditangani

(gambaran tantrum

anak)

16. Kalau bujuknya

16aja harus pakai..

paling sering kita

itu dialihkan

dengan diajak

cerita

“Oh iya kemarin Y

nonton apa ya.. oh

nonton Iron Man

ya. Itu seperti

apa?”

Nanti dia cerita,

dia cerita hilang

menangisnya, tapi

ketika, habis itu

dia ingat lagi, dia

nangis lagi,

diajak lagi

ngobrol.

I3 paling sering

menangani dengan

cara mengajak Y

berbicara untuk

mengalihkan

pikiran Y, namun

bila ingat maka Y

akan menangis

lagi.

Strategi yang

dirasa paling

efektif untuk

menangani

perilaku rewel

anak adalah

pengalihan, meski

strategi ini perlu

proses yang

berulang.

I: Konsistensi

penerapan strategi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

163

17. Kira-kira kenapa

ya, tante?

Menurut tante

kenapa Dik Y tuh

suka rewel

begitu?

Nah itu yang saya

nggak tahu. Saya

nggak tau itu

(tertawa).

Apa bisa tante,

yang sebelumnya

diceritain karena

dulu kalau Kak I

kan banyak, di

lingkungan yang

banyak orang,

kalau begitu dia

bisa lebih

adaptasi.. Iya. Mungkin itu

juga, dia kan

nggak terlalu, apa

ya,

kalau kakaknya ini

kemarin sama

siapa aja di dalam

rumah, ya orang di

rumah yang

sekeliling, sama

tetangga nggak.

Tapi, lebih karena

orang di rumah

banyak, jadi

sosialisasinya

lebih bagus.

Tapi kalau si

adiknya ini nggak.

Kalau aku

bahasakan ‘tidak

terlalu terlatih

sosialisasi’ gitu

kah? Iya.

Lingkungan

mainnya kan cuma

sini, depan itu

temannya satu.

Seumuran? beda

setahun-dua tahun.

I3 mengaku tidak

mengetahui

penyebab

kemunculan

perilaku rewel Y.

Berdasarkan

pengalaman I3

mengasuh anak

pertamanya,

penyebab perilaku

rewel berhubungan

dengan sosialisasi

dengan lingkungan

temat tinggal.

Ibu memiliki

pandangan bahwa

perilaku rewel

berkaitan dengan

pengalaman sosial

anak.

I: Pengalaman

sosial anak

18. Kalau saya I3 menyatakan Pengalaman sosial I: Pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

164

bandingkan

dengan ini

(menunjuk

kakaknya), ini kan

cepat, dia

ngomongnya

cepat, terus e pola

pikirnya..

bahwa sosialisasi

yang dinilai

berhasil juga

mempengaruhi

perkembangan

kemampuan bicara

dan pola pikir anak

pertamanya.

anak berkaitan

dengan

perkembangan

kemampuan bicara

dan pola pikir

anak.

sosial anak

19. Jadi saya sering

ngobrol sama

suamiku, “Kok ini

beda ya?” ini sama

adiknya. Kalau ini,

kalau saya marah,

dia cepat tanggap.

I3 menilai adanya

perbedaan anata

kedua anaknya.

Ibu memberi

perhatian pada

perbedaan sifat

kedua anaknya.

I: Perhatian pada

perbedaan sifat

anak

20. Jadi kalau suamiku

bilang, mungkin

karena dia

perempuan, ini

laki-laki. Yang

adiknya lebih usil

dibanding ini.

I3 menyatakan

bahwa suaminya

memandang

perbedaan sifat

kedua anaknya

disebabkan oleh

peran gender yang

berbeda antar

keduanya.

Ibu memberi

perhatian pada

peran gender

masing-masing

anaknya.

I: Perhatian pada

peran gender anak

21. Usilnya gimana,

tante? Gimana

ya.. Apa ya?

Pecicilan. Banyak

gerak dibanding

ini, kakaknya.

Dibanding

kakaknya, dia

lebih itu.

I3 menyatakan

bahwa Y lebih

banyak bergerak

dari pada

kakaknya.

Ibu

mendeskripsikan

anak banyak

bergerak

A: Banyak

bergerak

22. Terus kalau tante

menyebut

perilakunya Dik

Y yang seperti itu

apa?

Apa ya. Apa ya.

Saya nggak pernah

mengistilahkan

soalnya itu.

Istilahnya apa ya?

Anak laki-laki itu

kan biasanya lebih

aktif,

lebih suka main,

naik di kursi ini.

Aktif gitu kah

tante, kalau

I3 mengatakan

perilaku Y sebagai

anak laki-laki yang

lebih suka bermain

dan menaiki kursi

dengan istilah

aktif.

Sifat anak yang

suka bermain dan

perilaku menaiki

kursi disebut ibu

sebagai aktif.

A: Aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

165

mengistilahkanny

a?

Em, aktif, he-eh.

23. Kira-kira kalau

tante, apa

namanya,

berpendapat gitu,

apakah menurut

tante itu baik,

buruk, atau

normal Dik Y?

Normal untuk

anak seusia dia.

Artinya itu perlu,

dibanding dia e

apa namanya

diam, nggak

bergerak, itu

normal.

Dan itu mungkin,

karena dia laki-

laki, lebih usil.

I3 menilai perilaku

aktif seabagai hal

yang normal untuk

anak seusia Y

dengan alasan

bahwa aktif

diperlukan, lebih

baik daripada

diam, dan

merupakan hal

yang wajar bagi

anak laki-laki.

Dengan pandangan

bahwa aktif

diperlukan, lebih

baik daripada

diam, dan

merupakan hal

yang wajar dengan

peran gender

anaknya, ibu

memandang aktif

sebagai sifat yang

normal.

I: Aktif adalah

wajar

24. Tapi usilnya anak

laki-laki ini saya

bilang agak-agak

cengeng.

Cengengnya tu

gimana, tante? Apa ya, cepat

nangis, cepat

nangis. Salah dikit,

nangis. Dikit-dikit.

I3 mengatakan

bahwa Y usil dan

cengeng apabila

diperlakukan

dengan salah.

Ibu

mendeskripsikan

anak dengan sifat

mudah menangis

apabila mendapat

perlakuan yang

tidak sesuai.

A: Cengeng

25. Jadi, “Siapa juara

satu nangis?”

Kalau dia bilang,

“Dik Anggoro itu

juara satu”, Dik

Anggoro itu yang

depan rumah, dia

juara dua nangis.

I3 menceritakan

bahwa Y

mengakui dirinya

mudah menangis.

Pendapat I3

mengenai perilaku

tantrum Y

mendapat

penguatan dari Y

A: Cengeng

26. Tapi kalau ketawa

main, main

ketawa. Tertawa,

tertawa.

I3 menyatakan

bahwa Y memiliki

saat di mana ia

bersuka hati

setelah rewel.

Perilaku rewel dan

suka hati adalah

hal yang wajar

kemunculannya

dalam diri anak.

I: Dinamika emosi

anak

27. Aku ngulang lagi

pertanyaan yang

sebelumnya ya,

tante, kira-kira

pengalaman

Pengalaman

menyenangkan I3

dalam mengasuh

Y meliputi:

bermain bersama

Bermain bersama

dengan anak

merupakan

pengalaman yang

menyenangkan bgi

I: Bermain

bersama dengan

anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

166

mengasuhnya Dik

Y itu seneng

ketika ngapain

aja?

Main apa ya, main

apa kita ya.

Tempat tidur, main

sembunyi-

sembunyi, main

kitik-kitikan, main

rumah-rumahan,

tenda-tendaan.

di tempat tidur,

seperti

bersembunyi,

kitik-kitik, dan

rumah-rumahan.

Pengalaman

menyenangkan I3

dalam mengasuh

Y meliputi:

bermain bersama

di tempat tidur,

seperti

bersembunyi,

kitik-kitik, dan

rumah-rumahan.

ibu.

28. Terus itu, karena

kakaknya

perempuan dia

senang masak-

masak, masak-

masak.

Mobil-mobil main

juga, tapi karena

lihat kakaknya

main masak-

masak,

dia juga ini apa

yang kakaknya

buat, sering dia

tiru.

Biasanya

kakaknya itu main

jadi guru, dia

ikutan. Jadi apa?

Apa yang

diucapkan

kakaknya, dia

ikutin di belakang.

Tapi nggak,

nggak, kira-kira

berapa bulan ya?

Umur dua tahun

setengah mungkin,

dia sudah bisa

seperti itu, baru

mau masuk ke tiga

tahun, belum lama.

I3 menceritakan

bahwa Y senang

mengikuti

permainan yang

dimainkan oleh

kakaknya, seperti

bermain masak-

masakan dan guru-

guru-an.

I3 mengamati

munculnya

kemampuan Y

untuk meniru

perilaku kakaknya

antara usia 2.5

hingga 3 tahun

Anak

menunjukkan

perkembangan

emosi, yakni

meniru perilaku

orang di sekitarnya

(imitasi),

berkembang sesuai

dengan

milestonenya.

A: Imitasi

29. Berarti kalau aku

ulang lagi,

pengalaman yang

Bermain bersama

dengan anak

merupakan

Bermain bersama

dengan anak

merupakan

I: Bermain

bersama dengan

anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

167

menyenangkan

Tante S bersama

Dik Y itu main

bersama? Main.

pengalaman yang

menyenangkan bgi

ibu.

pengalaman yang

menyenangkan bgi

ibu.

30. Kalau dibalik,

pengalaman yang

tidak

menyenangkanny

a?

Apa ya. Kalau

mandiin dia, itu

dia seneng main

air di kamar

mandi, mesti lama,

sedangkan saya

masih punya

pekerjaan yang

lain.

I3 menyatakan

bahwa pengalaman

tidak

menyenangkan

terjadi ketika Y

bermain air saat

mandi dalam

waktu yang lama

sedangkan I3

memiliki

pekerjaan lain.

Terganggunya

pekerjaan ibu oleh

aktivitas anak

membuat

pengalaman

pengasuhan yang

tidak

menyenangkan

bagi ibu.

I: Merasa

pekerjaan

terganggu

31. Nah dibujukinnya

itu susah, terus

nangis. Kalau dia

lagi rewel-rewel

itu.

I3 mengatakan

bahwa sulitnya

untuk dibujuk

mengakhiri main

airnya membuat Y

menagis.

Perilaku itulah

yang disebut I3

sebagai rewel.

Mandi yang lama

bukanlah perilaku

tantrum anak,

melainkan

tangisan anak

ketika menolak

untuk dibujuk

ibunya untuk

menyudahi

mandinya. Dengan

kata lain, pemicu

tantrum anak

adalah adanya

keinginan anak

yang mendapat

interupsi ibu.

A: Interupsi atas

keinginan

32. Kapan aja tante,

Dik Y itu rewel? e.. seperti kalau

mandi itu, dia

pingin mandi

sendiri, tapi saya

sabunin, dia nggak

suka, dia mulai

rewel itu.

Kalau dia sudah

bilang “nggak”, itu

mesti nggak.

Kalau saya

lakukan, itu bisa

memicu dia rewel.

I3 menceritakan

bahwa Y suka

berkata “Tidak”

dan itu harus

dituruti, apabila I3

tidak menuruti

maka anak

memicu Y untuk

berperilaku

tantrum.

Berikut adalah

pola tantrum anak:

anak memiliki

keinginan tertentu,

ibu tidak

memenuhi

keinginan

(menginterupsi)

anak, anak

mengekspresikan

perilaku tantrum.

Terdapat dua

alasan besar

penyebab tantrum

anak, yakni

A: Gagal

meregulasi

keinginan

A: Interupsi atas

keinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

168

Nggak boleh salah

dikit, kalau udah

salah itu bisa

memicu dia buat

rewel.

perkembangan

otonomi dan

ketidakmampuan

anak untuk

meregulasi

ledakan

keinginannya

33. Bangun pagi itu

dia minta gendong,

buka mata itu dia

“Ibu gendong.”,

terus kalau saya

nggak mau, a itu

bisa rewel.

I3 bercerita saat

bangun tidur, Y

suka meminta

gendong pada I3,

ketika I3 menolak

maka Y akan

rewel

Y

mengekspresikan

perilaku melekat

A: Perilaku

melekat

A: Gagal

meregulasi

keinginan

A: Interupsi atas

keinginan

34. Seharian gitu? Maksudnya mood-

mood-annya itu,

he-eh. Kalau udah

pagi itu, udah.

I3 bercerita bahwa

mood buruk Y

dapat berlangsung

hingga sehari

lamanya.

Rewel Y

berlangsung lama

A: Durasi lama

35. Makanya kalau

saya, dia bangun

pagi, usaha, usaha

sih, jangan dibuat

dia ini.

Kalau nggak itu

sampai malam itu,

dikit-dikit nangis,

dikit-dikit in,

nggak bisa ini.

I3 mengupayakan

pencegahan

tantrum Y dengan

menghindari hal-

hal yang mungkin

dapat memicu

tantrum.

I3 mengatakan

bahwa tantrum Y

akan berlangsung

hingga malam dan

mudah muncul

bila tidak dicegah.

Ibu membutuhkan

usaha lebih untuk

menjaga kondisi

mood anak

I: Menjaga mood

anak

36. Kemudian,

pengaruhnya

perilaku Dik Y

yang kayak gitu

buat Tante S

apa?

Bikin emosi,

emosi naik-turun.

Yang rewelnya

itu? Iya. He-e. Itu,

bikin itu, “Uh Y,

ampun ibu”.

I3 merasa bahwa

emosinya naik-

turun dan

mengekspresikan

ketidaksanggupan

nya dalam

menghadapi

tantrum Y.

Tantrum anak

memberikan

dampak negatif

pada keadaan

emosi ibu.

I: Keadaan emosi

tak menentu

I: Mengeluh

37. Terus tante

biasanya

mengekspresikan

nya gimana kalau

gitu, kalau tante

lagi emosi gitu

I3

mengekspresikan

emosinya dengan

mengomel dan

mengeluhkan

ketidaksanggupan

Ibu merespon

tantrum anak

dengan memberi

nasihat dan

mengeluh.

Ibu tidak memberi

I: Memberi nasihat

I: Mengeluh

I: Menghindari

hukuman fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

169

sama Dik Y?

Saya suka ngoceh.

Karena nggak ini

tangan,

jadi saya mulut,

“Cecececececet.”

Ngocehnya

sendiri apa ke

Dik Y-nya? Ngoceh sendiri,

“Uuh, ampun aduh

Y, minta

ampun ibu, Y” ya

kayak gitu.

nya menangani Y.

I3 mengaku tidak

menangani Y

dengan tangannya.

hukuman fisik.

38. Usia berapa itu

pertama kali

rewel? Satu

tahun belakangan

ini ya?

Semenjak ini, Bu

Ning ke Jakarta.

Semenjak Bu Ning

ke Jakarta, saudara

sepupuku pulang,

saya full, full

waktuku sama dia,

semejak dari situ.

Semenjak dari

situ? He-e, karena

sebelum-

sebelumnya dia

nggak kayak gitu,

nggak, maksudnya

ada sama Bu Ning

dia nggak..

Malah dulu itu

waktu masih, saya

masih aktif kuliah,

kalau dia nangis,

yang bujukin ini

bapak ibunya

Oxky, dengar aja

suara nangisnya,

udah.

I3 menceritakan

kondisi-kondisi

yang mengawali

kemunculan

tantrum Y, yakni

kepergian tetangga

ke luar kota,

sepupu yang

mengasuh Y tidak

tinggal serumah

lagi, dan I3

memiliki waktu

luang yang lebih

banyak bersama Y.

Perpisahan dengan

figur pengganti

orang tua dan

pertemuan dengan

orang tua menjadi

kondisi anak

mengekspresikan

tantrum.

A: Kehilangan

sosok dewasa lain

A: Ibu memiliki

banyak waktu

luang

39. Kalau saya lagi

mau ngerjain

sesuatu, kalau dia

udah rewel kan ini,

saya dah, saya

I3 bercerita bahwa

tantrum Y

mengganggu

agenda kegiatan I3

Tantrum anak

memberikan

dampak negatif

pada aktivitas ibu

I: Aktivitas

terganggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

170

harus begini,

begini, itu udah

harus keini,

ngerubah jadwal.

Yang

menyesuaikan

mamanya? iya.

40. Terus, itu kan

tadi, kira-kira

apa sih yang

tante rasain pas

lagi si Dik Y

rewel? Apa ya, mangkel.

Gimana tuh,

tante, bisa

diceritain nggak? Mangkelnya

gimana ya. Ya

gimana ya

mangkel, kesal.

Kesal, e, apa ya,

ya karena saya

harus, yang

harusnya saya

udah, udah

harusnya ngerjain

sesuatu yang lain,

tapi saya harus

bujukin dia dulu.

Oh jadi

mangkelnya lebih

karena apa yang

sudah tante

rencanakan.. he-e

iya yang sudah

dipersiapkan jadi

nggak kelakon? iya, karena saya

tipe orang yang,

yang habis ini, ini,

habis gini yaa

harus begini,

begini, udah punya

ini … Udah

punya schedule? he-e.

I3 merasa kesal

terhadap perilaku

kerewelan Y

karena karena I3

perlu

menyempatkan

waktu untuk

membujuk Y

sehingga

mengganggu

pekerjaan I3.

Kemunculan

perilaku tantrum

anak dengan

kondisi ibu yang

memiliki

pekerjaan lain

membuat ibu perlu

menyisihkan

waktu untuk

mengatasi perilaku

anak sehingga

membuat

pekerjaannya

tertunda.

Merasa waktu

terbuang oleh

karena tantrum

anak membuat ibu

merasa kesal.

I: Kesal

I: Aktivitas

terganggu

41. Nah biasanya itu

kalau ada

bapaknya di

I3 mengatakan

bahwa suaminya

biasa untuk

Ibu membuthkna

dukungan suami

untuk

I: Membutuhkan

dukungan suami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

171

rumah, yang

bujukin bapaknya,

karena suami saya

lebih apa ya, lebih

pintar bujukin

anak dibanding

saya.

membujuk Y dari

rewelnya karena

suaminya

dipandang oleh I3

lebih mampu

untuk membujuk

Y.

menanggulangi

perilaku tantrum

anak.

42. Terus biasanya

tante ngapain aja

untuk apa,

strategi yang

biasa tante

lakukan supaya

meredakan

kerewelan?

Biasanya pertama

itu saya peluk.

Peluk dulu saya

cium-cium

biasanya.

I3 menceritakan

bahwa ia memiliki

berbagai strategi

untuk

menanggulangi

tantrum Y, yakni

dengan cara

memeluk,

mencium,

mengajak

berbicara,

kemudian

menghiraukan

tantrumnya.

Strategi-strategi ini

dilakukan oleh I3

sesuai dengan

tingkat keparahan

tantrum Y.

Ibu memiliki

strategi

menanggulangi

tantrum anak

sesuai dengan

tingkat

keparahannya:

tahap pertama

memberi sentuhan

lembut dengan

pelukan, tahap

kedua

mengalihkan

perhatian anak

dengan berbicara

dengan tenang,

kemudian yang

terakhir

menerapkan

penghirauan dan

time-out yang

konsisten disertai

dengan instruksi

yang sederhana

dan jelas.

I: Menawarkan

kenyamanan pada

anak

I: Mengalihkan

perhatian

I: Menghiraukan

tantrum

I: Membuat

perjanjian

43. Tapi kalau udah

peluk-peluk cium-

cium nggak, bujuk

pakai kata-kata.

I3 menceritakan

bahwa ia memiliki

berbagai strategi

untuk

menanggulangi

tantrum Y, yakni

dengan cara

memeluk,

mencium,

mengajak

berbicara,

kemudian

menghiraukan

tantrumnya.

Strategi-strategi ini

dilakukan oleh I3

sesuai dengan

tingkat keparahan

Ibu memiliki

strategi

menanggulangi

tantrum anak

sesuai dengan

tingkat

keparahannya:

tahap pertama

memberi sentuhan

lembut dengan

pelukan, tahap

kedua

mengalihkan

perhatian anak

dengan berbicara

dengan tenang,

kemudian yang

terakhir

I: Menawarkan

kenyamanan pada

anak

I: Mengalihkan

perhatian

I: Menghiraukan

tantrum

I: Membuat

perjanjian

I: Time-out

44. Terus kalau udah

sampai ke tahap

dia susah, susah

buat berhenti, ya

sudah “Y ibu

tinggal di dalam

sini, ibu keluar.”

Jadi saya tinggalin

dia di kamar

sendiri, saya

keluar.

Karena sudah

sampai ke tahap

dia, dia nggak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

172

mau berhenti, “Ibu

mau gendong Y

kalau Y sudah

berhenti nangis.”

Sampai itu, titik

terakhir dia sampai

segitu.

tantrum Y.

I3 sudah

menjadikan

membuat

perjanjian antara

I3 dan Y yakni

akan

menggendong Y

apabila Y berhenti

menangis.

menerapkan

penghirauan dan

time-out yang

konsisten disertai

dengan instruksi

yang sederhana

dan jelas.

Ibu memberikan

instruksi yang

sederhana dan

jelas

45. Nah responnya

gimana Dik Y? “Y tidak mau

nurut ibu, tidak

mau diam, Y di

sini saja.” kayak

gitu.

Biasanya dia narik

baju, narik baju

minta peluk,

I3 sudah

menjadikan

membuat

perjanjian antara

I3 dan Y yakni

apabila Y tidak

menuruti I3 untuk

diam, Y harus

berdiam diri di

kamar.

I3 berkata bahwa

Y ketika Y

dihiraukan oleh I3,

Y merespon

dengan cara

menarik meminta

peluk I3.

46. tapi saya ambil,

saya letakkan lagi.

E.. “Ibu mau ambil

kalau diam. Tapi

kalau masih

nangis, nggak.”

Nah “Y diam, Y

diam.”

I3 tetap

memposisikan Y

di dalam kamar

selama Y masih

menangis.

Ibu menggunakan

strategi time-out

Anak

menunjukkan

perilaku melekat

I: Konsistensi

A: Perilaku

melekat

47. Tapi begitu saya

ambil dia, “Uuu..”

saya, sudah,

perjanjiannya

kayak gitu.

Perjanjiannya

kalau Y diam.

Saya letakkan lagi.

Jadi biasanya itu

kalau dia lagi

rewel-rewel itu

bisa sampai empat

I3 melakukan

perjanjian dengan

konsisten, meski

cara tersebut dapat

I3 lakukan

sebanyak 4 hingga

5 kali dalam 1

periode tantrum Y.

Ibu menerapkan

penghirauan dan

time-out dengan

konsisten

Perlu ditangani

hingga 5 kali

adalah gambaran

tantrum anak.

I: Konsistensi

A: Bolak-balik

ditangani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

173

kali sampai lima

kali. Bolak-balik

itu.

48. Tapi tante sabar

yah? Nggak juga

sebenarnya. Nggak

juga sih,

cuma saya

ngindarin kontak

fisik.

I3 menilai dirinya

tidak sabar

menghadapi rewel

Y namun berusaha

menghindari

kontak fisik

dengan Y.

Ibu menerapkan

strategi time-out

I: Tidak sabar

I: Menghindari

kontak fisik

dengan anak

49. Oh ya, tante tau

strategi seperti

itu dari mana,

tante,

sumbernya? Itu, apa itu Nanny-

nanny apa sih

acara di televisi

itu? Oh Nanny

911 itu? Yang

Barat itu. Iya.

I3 bercerita bahwa

pemahaman

mengenai strategi

untuk

menanggulangi

tantrum Y berasal

dari acara TV

bertema

pengasuhan anak.

Acara televisi

adalah sumber

informasi ibu

mengenai strategi

penanggulangan

tantrum anak

I: Program tv

50. Saya cuma pernah

lihat waktu itu

dibilang, pada saat

kalau dia sudah

rewel sekali, dia

nggak ini,

tinggalin dia di

dalam kamar,

sendiri tapi harus

pegang komitmen.

E dia, kita nggak

boleh ini.. katanya.

Jadi saya ngikutin

katanya aja.

I3 bercerita bahwa

acara tersebut

memaparkan

strategi untuk

menghadapi anak

rewel dengan

meninggalkannya

sendiri di dalam

kamar dan

membuat

komitmen. I3

mengatakan bahwa

ia mengikuti

strategi tersebut.

I3 menerapkan

informasi yang

diperolehnya dari

acara TV tersebut,

yakni

menggunakan

strategi

penghirauan/time-

out untuk

menanggulangi

tantrum anak,

disertai pula

dengan komitmen.

51. Tadi kan tante

kan sebut bahwa

Y ada rewel awal

sama rewel udah

kebablasan, itu

aku mau tanya

lagi ya, nah kalau

Berdasarkan

pengalaman I3, Y

memiliki 2

tingkatan tantrum

yakni tingkat awal

dengan perilaku

menangis dan

Y mengalami

tantrum dengan

intensitas

menangis yang

berbeda, sesuai

dengan tingkat

keparahannya.

A: Bertahap

A: Semaki parah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

174

yang tahap awal,

itu perilakunya

kayak apa, tante?

Dia nangisnya

belum kencang, itu

yang tahap

awalnya.

Kalau udah masuk

yang tahap

akhirnya itu, di a..

baru sekarang ini.

tingkat akhir

dengan perlaku

menangis kencang.

52. Saya nggak tau,

apa karena

pengaruh film,

I3 menduga

penyebab

keparahan tantrum

Y yang terjadi

akhir-akhir ini

adalah film.

Menonton film

dipandang ibu

dapat memicu

perilaku tantrum

Y, maka

perkembangan

perilaku meniru

dapat

menyebabkan

tantrum anak.

A: Film

53. dia marah itu dia

(memperagakan

gerakan memukul

paha) Dia pukul

mama? sambil

pukul badannya.

Perilaku yang

ditunjukkan adalah

memukul badan

sendiri.

Y mengalami

tantrum dengan

perilaku agresi

pada diri sendiri

A: Agresi diri

sendiri

54. Dia itu mulai

kayak gitu, saya

nonton itu Captain

America, Iron

Man, Superman,

nah tiga bulan-

empat bulan

terakhir itu, itu

film yang dia

tonton,

3 hingga 4 bulan

lalu, anak

menonton film

tanpa agresi dan

bermain masak-

masakan yang

dipandang ibu

tidak sesuai

dengan peran

gendernya. Maka

ibu menyuguhkan

film superhero

yang dipandang

lebih sesuai

dengan peran

Menonton film

pahlawan super

dipandang ibu

dapat memicu

perilaku tantrum

Y, maka

perkembangan

perilaku meniru

dapat

menyebabkan

tantrum anak.

A: Film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

175

gendernya.

Namun tanpa

disangka, anak

mengalami

perubahan perilaku

yang dipandang

ibu terjadi akibat

genre film yang

telah disuguhkan

oleh ibu

55. karena empat

bulan yang lalu dia

mainnya masak-

masak. Jadi saya

ngeluh sama

suami, “Ini Y ini

laki-laki mainnya

masak-masak ini.

Nggak main itu

lho, laki-laki.”

Terus saya ambilin

itu film, saya

copy-in film dari

warnet, yang saya

pilihin itu

Superman,

Batman, yang film

ini, tapi kartun. Oh

kartun, bukan

yang animasi? Kartun, bukan,

kartun.

3 hingga 4 bulan

lalu, anak

menonton film

tanpa agresi dan

bermain masak-

masakan yang

dipandang ibu

tidak sesuai

dengan peran

gendernya. Maka

ibu menyuguhkan

film superhero

yang dipandang

lebih sesuai

dengan peran

gendernya.

Namun tanpa

disangka, anak

mengalami

perubahan perilaku

yang dipandang

ibu terjadi akibat

genre film yang

telah disuguhkan

oleh ibu

I3 bercerita bahwa

ia mendapat protes

dari anak

pertamanya oleh

karena pilihan film

yang diberikan

oleh I3 kepada Y.

Ibu memberi

perhatian pada

peran gender anak

dan aktivitasnya,

memiliki emosi

negatif apabila

terdapat

ketidaksesuaian,

dan berusaha

memperbaikinya.

I: Perhatian pada

peran gender anak

56. Sebelumnya itu,

sebelum film Iron

Man segala

macam itu, dia

yang nontonnya

itu yang hanya

Minion, yang tidak

ada kontak fisik,

berkelahi-

berkelahi nggak

ada. Agresi gitu

ya? A, Minion,

apa ya yang

sekarang itu ya, e,

ada yang Pada

Zaman Dahulu

kala itu yang

kelinci-kelinci..

Ibu memberi

perhatian pada

peran gender anak

dan aktivitasnya,

memiliki emosi

negatif apabila

terdapat

ketidaksesuaian,

dan berusaha

memperbaikinya.

Ibu merasa

kehilangan

dukungan dari

anak pertamanya

atas langkahnya

mengganti genre

film untuk

disuguhkan pada

I: Perhatian pada

peran gender anak

I: Kehilangan

dukungan dari

anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

176

Oh yang MNC

TV itu ya? harimau, sampai

sekarang dia masih

sering nonton.

Terus apa itu,

Super Wings,

pesawat-pesawat

itu, anjing-anjing.

Gitu.

Waktu dia masih

sering main yang

masak-masak itu,

yang dia nonton ya

kayak gitu,

anak keduanya.

57. tapi begitu empat

bulan yang lalu,

empat bulan kalau

nggak salah, dia

mulai saya kasih

nonton itu,

58. jadi sampai

kakaknya ini

ngeluh “Ini karena

ibu semua ini, ibu

kasih adik nonton

yang seperti itu.”

Jadi kadang-

kadang kakaknya

yang jadi sasaran,

jadi dia yang jadi

Superman, dia

yang jadi

(menirukan gaya

pahlawan super)

seperti itu.

59. Itu pengaruh juga

kayaknya itu.

Salah, salah

memilih film.

I3 mengatakan

bahwa film

mempengaruhi

perulaku Y dan hal

ini adalah suatu

kesalahan.

Ibu merasa

bersalah atas

pilihan film yang

disajikan pada

anaknya

I: Merasa bersalah

60. Terus, sekarang ini

dia imajinasinya

udah mulai, dia

sudah mulai

mengarang cerita

sendiri, sudah

mulai.

Terus kayak

I3 bercerita bahwa

Y senang

menirukan tokoh

pahlawan super

yang Y tonton.

I3 mengkau tidak

memahami apa

yang dilakukan Y,

Anak

menunjukkan

perkembangan

emosi, yakni

imitasi perilaku

tokoh yang

dilihatnya.

.

A: Perkembangan

imajinasi

A: Imitasi

I: Membutuhkan

dukungan suami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

177

kemarin kan dia,

saya nggak ngerti,

suami saya yang

ngasih tau tuh, di

tangannya si itu

Captain America

atau Iron Man?

Iron Man itu ada

putih-putih ya?

Itu bedak dia taruh

di

sini,

saya tuh nggak

ngerti.

“Fyuh.. fyuh..”

(memperagakan Y

memainkan

bedaknya sebagai

cahaya tangan Iron

Man)

suami I3 yang

memberi tahunya.

61. Jadi saya, “Itu Y

buat apa?”

Terus suamiku

yang bilang, “Itu

lho, Iron Man itu

tangannya ada

putih-putihnya.

Nah dia itu,

maksudnya itu.”

Jadi bedak itu

habis sama dia

belakangan gara-

gara film Iron Man

itu, Captain

America.

I3 mengatakan

bahwa dirinya

tidak mengerti

dengan perilaku Y

menirukan tokoh

pahlawan super,

sedangkan

suaminya mengerti

Ibu menilai dirinya

kurang memahami

imajinasi anak,

namun suami

membantunya

untuk memahami.

I: Membutuhkan

dukungan suami

62. Tapi ini bicara

udah jelas ya,

tante? Udah.

Terus udah dia

kalau dikasih tau

gitu paham ya? E.. iya.

I3 mengiyakan

bahwa Y sudah

mampu berbicara

dengan jelas dan

mampu memahami

instruksi.

Kompetensi dasar

anak dalam

mengkomunikasik

an strategi-strategi

dalam menangani

tantrum sudah

tercapai.

A: Perkembangan

bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

178

Tabel Analisis Isi Informan 3 (Bagian 2)

Keterangan:

I3 = Informan 3

Y = Inisial anak I3 dengan indikasi temper tantrum

I = Ibu, yakni I3

A= Anak, yakni Y

No Kode Sub-

Kategori Kategori Tema

8 I: Perasaan senang

Dinamika emosi

ibu dalam

pengalaman

pengasuhan

Dinamika dalam

pengasuhan

Pengalaman ibu

dalam pengasuhan

27 I: Bermain

bersama dengan

anak

Gambaran relasi

ibu dan anak

29

19

I: Perhatian pada

perbedaan sifat

anak

20 I: Perhatian pada

peran gender anak 55

56

56

I: Kehilangan

dukungan dari

anak

59 I: Merasa bersalah

21 A: Banyak

bergerak

Gambaran sifat

anak

Pandangan

terhadap sosok

anak

22 A: Aktif

24 A: Cengeng

25

26 I: Dinamika emosi

anak

28 A: Imitasi

Gambaran

perkembangan

anak

60

60 A: Perkembangan

imajinasi

62 A: Perkembangan

bahasa

5

A: Perilaku

melekat Perilaku anak

yang menjadi

indikasi tantrum

Perilaku tantrum

anak Tantrum

6

7

12

33

46

13 A: Rewel

13 A: Menangis

kencang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

179

13 A: Tengkurap di

tempat tidur

13 A: Tidak ingin

disentuh

53 A: Agresi diri

sendiri

34 A: Durasi lama

Kualitas tantrum Dinamika tantrum

51 A: Bertahap

51 A: Semakin parah

15 I: Segera harus

ditangani

47 A: Bolak-balik

ditangani

32 A: Gagal

meregulasi

keinginan

Faktor emosi

pemicu tantrum

Faktor pemicu

tantrum

33

3

A: Minim

kehadiran orang

dewasa

Faktor sosial

pemicu tantrum

5 A: Kehilangan

sosok dewasa lain 38

7 I: Tidak memberi

kelekatan

5 A: Ibu memiliki

banyak waktu

luang

7

38

11

A: Interupsi atas

perkembangan

otonomi

31 A: Interupsi atas

keinginan 32

33

52 A: Film

Faktor teknologi

pemicu tantrum 54

4

A: Kehadiran

orang lain

(reunion)

Faktor sosial

pereda tantrum

Faktor pereda

tantrum anak

2 I: Waktu ekstra

Dampak tantrum

terhadap aktivitas

ibu Dampak tantrum

terhadap ibu Pengalaman ibu

dalam pengasuhan

anak tantrum

30

I: Merasa

pekerjaan

terganggu

39 I: Aktivitas

terganggu 40

36 I: Keadaan emosi

tak menentu Dampak tantrum

terhadap emosi

ibu 40 I: Kesal

14 I: Membutuhkan

dukungan suami Dukungan sosial

Kebutuhan ibu

dalam pengasuhan

anak tantrum

41

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PEMAHAMAN IBU MENGENAI TEMPER TANTRUM ANAK · di dalam Dia yang memberi ... understanding, attitude, strategy, temper tantrum PLAGIAT ... Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas

180

61

9 I: Rewel adalah

wajar Memandang wajar

Sikap ibu

terhadap tantrum

anak 23 I: Aktif adalah

wajar

36 I: Mengeluh

Respon negatif

ibu terhadap

tantrum anak

Respon ibu

terhadap tantrum

anak

37

48 I: Tidak sabar

49 I: Program tv Sumber informasi

ibu

Strategi ibu

menangani

tantrum

35 I: Menjaga mood

anak

Tindak

pencegaham

14 I: Mengikuti

kemauan anak

Memenuhi

keinginan anak

42

I: Menawarkan

kenyamanan pada

anak Menawarkan

kenyamanan

43

I: Menawarkan

kenyamanan pada

anak

14 I: Mengajak

berbicara

Melakukan

diskusi

37 I: Memberi

nasihat

42 I: Membuat

perjanjian

43 I: Membuat

perjanjian

14 I: Mengajak

menonton

Mengalihkan

perhatian

14 I: Mengajak

bermain

42 I: Mengalihkan

perhatian

43 I: Mengalihkan

perhatian

42 I: Menghiraukan

tantrum

Time-out 43

I: Menghiraukan

tantrum

43 I: Time-out

16 I: Konsistensi

penerapan strategi Prinsip/ Nilai-nilai

pengasuhan

46

47

37 I: Menghindari

hukuman fisik 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI