Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Media Tanam Jamur Tiram

Embed Size (px)

Citation preview

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN SEBAGAI MEDIA TANAM JAMUR TIRAM

Kulit durian mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) dan kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan ini bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan dan produk lain yang dimampatkan. Kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin karena merupakan senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam makanan Kulit durian dapat menyerap air lebih banyak dan mudah terurai Media tanam yang digunakan dalam pembuatan bibit induk dapat dibuat dengan menggunakan bahan dasar serbuk gergaji. Penambahan biji-bijian tersebut menambah kandungan nutrisi media sehingga jamur tumbuh lebih baik. Cara pembuatan media tanam untuk bibit induk adalah sebagai berikut : 1. Disiapkan bahan-bahan dengan persentase berat sebagai berikut : - Biji-bijian (jagung, cantle,atau padi) : 60% - Serbuk gergaji : 40% - Kapur (CaCO3 atau CaOH) : 0,5 - 1% - Gips : 0,1 - 1% - Air : Secukupnya 2. Biji-bijian yang akan digunakan sebagai media dicuci sampai bersih kemudian direndam dalam air selama 24 jam 3. Biji-bijian yang bernas dipisahkan dari biji-bijian yang mati (biji yang mati biasanya mengapung di air). 4. Biji-bijian tersebut direbus sampai matang (agak mekar), tetapi jangan terlalu matang (terlalu lunak). 5. Serbuk gergaji dicampur dengan kapur dan gips sampai merata, kemudian dicampurkan ke dalam biji-bijian yang telah matang hingga merata. 6. Kadar air media tanam tersebut diatur hingga mencapai 45 - 60%. Pengaturan kadar air dilakukan dengan menambahkan air(bila perlu). Untuk mengetahui bahwa kadar air media tanam sudah cukup, caranya yaitu dengan mengepalkan media tanam itu. Apabila gumpalan media tanam tidak pecah dan tidak mengeluarkan air, berarti kadar air media sudah cukup. 7. Keasaman media diatur hingga mencapai 6,8 - 7 dengan penambahan kapur. 8. Media tersebut dimasukkan ke dalam botol atau wadah lainnya, seperti Erlenmeyer atau kantong plastik yang diberi cincin paralon, sebanyak 2/3 bagian tanpa dipadatkan. Selanjutnya wadah ditutup dengan kapas . 9. Media disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 derajat celcius dengan tekanan 1,1 atmosfir selama 30 - 60 menit atau dikukus selama 2 jam. 10. Media didinginkan selama 6 - 12 jam sebelum dilakukan inokulasi dengan kultur murni. II. Membuat Bibit Produksi Bibit produksi adalah bibit yang siap digunakan langsung sebagai bibit tanaman dalam budidaya jamur. Pembuatan bibit produksi pada dasarnya sama dengan pembuatan bibit induk. Perbedaannya terletak pada inokulan dan komposisi media yang digunakan. Inokulan yang digunakan adalah bibit induk. Sementara itu, komposisi media bibit produksi adalah sebagai berikut : - Serbuk gergaji : 100 Kg - Bekatul : 15 Kg - Kapur : 2 Kg - Gips : 1 Kg - Air (sampai diperoleh kadar air media 45%) III. Mempersiapkan Pembuatan Media Tanam Persiapan media tanam meliputi kegiatan pemilihan bahan-bahan dan penyiapan alat/sarana kerja yang diperlukan. Setelah semuanya siap maka segera dibuat rencana kegiatan produksi untuk media tanam/substrat yang meliputi : 1. Pengayakan Semua bahan diayak terlebih dahulu, untuk memisahkan sampah kulit kayu dan potongan kulit kayu yang tidak berguna dan dapat merusak kantong plastik sehingga dapat mengakibatkan kontaminasi. Adapun manfaat dari pengayakan tersebut adalah untuk mendapatkan keseragaman ukuran serbuk gergaji sehingga pada saat dilakukan pengadukan dengan bahan lainnya dapat merata. 2. Penimbangan Penimbangan harus dilakukan untuk mendapatkan komposisi yang tetap dari beberapa bahan-bahan yang akan disiapkan untuk pembuatan media tanam yang terdiri dari : - Serbuk gergaji : 100 Kg - Bekatul : 15 Kg - Kapur (CaCO3) : 2 Kg - Gips : 1 Kg 3. Perendaman Kegiatan perendaman serbuk gergaji menggunakan air bersih selama 24 jam, dimana tujuan dari perendaman adalah untuk menghilangkan zat-zat penghambat pertumbuhan miselium seperti getah, minyak dan lain sebagainya. Fungsi lain dari perendaman ialah agar serbuk gergaji menjadi lebih bersih dan lebih lunak, serta kandungan airnya lebih stabil. 4. Penirisan Serbuk gergaji yang telah direndam ditiriskan lagi selama 24 jam agar kadar airnya dalam serbuk gergaji mencapai 45 - 60% sesuai dengan kebutuhan media tanam substrat jamur tiram. 5. Pengadukan Tujuan dari pengadukan yaitu agar pencampuran komposisi media tanam merata. Dampak yang ditimbulkan apabila pengadukan bahan media tidak sempurna, produksi jamur tidak maksimal, karena nutrisi dan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur pada media tanam tidak mencukupi 6. Pemeraman/fermentasi/pengomposan

Seluruh bahan untuk media tanam yang telah diaduk sempurna harus dilakukan pemeraman selama 1 malam. Tujuan dari pemeraman ialah untuk mematangkan bahan media , sehingga bekatul dapat diubah menjadi nutrisi yang diperlukan oleh pertumbuhan jamur.

IV. Membuat Substrat/log tanam Media jamur yang sudah diperam, selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah kantong plastik yang tahan panas dengan ukuran 18 x 30 cm atau 18 x 25 cm (dengan ukuran berat I Kg).Adapun cara pembuatan substrat tanam adalah sebagai berikut : 1. Media dimasukkan ke dalam kantong plastik sedikit demi sedikit sambil dipadatkan, apabila media di dalam kantong plastik tersebut tidak padat maka pertumbuhan bibit atau miselium tidak merata. 2. Cara pemadatan media tersebut ditekan-tekan dengan tangan atau alat pemadat lainnya 3. Setelah log media dipadatkan, bagian atasnya dilipat dan diikat dengan karet gelang, sehingga pada saat sterilisasi tidak kemasukan air. 4. Kemudian log media tanam yang akan ditanami bibit jamur harus disterilisasi dengan temperatur sekitar 100 derajat C selama 6 8 jam. 5. Setelah itu dilakukan pendinginan sampai suhu log mencapai 35 derajat C agar bibit yang ditanam tidak mati, dan Daftar Pustaka 1. Agus G.T.K, dkk., 2002, Jamur kayu, Agromedia Pustaka, Jakarta. 2. Agustin, W.G, 2001, Usaha pembibitan Jamur, Penebar Swadaya, Jakarta. 3. H. Unus, S, 2000, Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu, Penebar Swadaya, Jakarta.