10
PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan populasi ternak masih terpaku pada kemampuan suatu wilayah untuk menyediakan tanaman pakan ternak. Hilangnya areal padang penggembalaan umum serta pengurangan lahan sebagai akibat semakin diintesifkannya usaha tanaman pangan dan peningkatan kebutuhan lahan akibat perkembangan kawasan industri maupun pemukiman mengakibatkan luas areal sumber tanaman pakan ternak semakin berkurang.Dengan demikian ketersediaan pakan hijauan, khususnya pada akhir musim kemarau sampai dengan awal hujan dianggap sebagai masalah paling utama. Dan pada masa musim kemarau yang berkepanjangan merupakan musim paceklik. Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan. Pakan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba atau kerbau sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak yang lebih maju umumnya juga telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak potong) dan induk laktasi (ternak perah). Apabila melihat potensi bahan pakan hasil limbah dari tanaman pertanian, perkebunan dan industrinya, maka kekhawatiran tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Hasil limbah pertanian tersebut memiliki potensi sebagai sumber pakan ternak ruminansia dan monogastrik, walaupun ada kelemahannya seperti nilai nutrisinya rendah, serat kasar yang tinggi, penyimpanannya memerlukan ruangan yang besar dan cepat rusak namun hal tersebut dapat diatasi dengan proses pengolahan seperti pencacahan, pengepresan, fermentasi (amoniasi, molases, dan lain lain) penepungan dan penggilingan. Hasil limbah pertanian selama ini kurang dirasakan oleh peternak di daerah karena mereka masih berkesempatan untuk mencari rumput alam yang tumbuh tanpa dibudidayakan (native grass) walaupun lokasinya cukup jauh. Manfaat hasil limbah pertanian sangat dirasakan atau dibutuhkan pada saat (1) Jumlah ternak yang diusahakan banyak; (2) Musim kemarau (sulit pakan terutama hijauan); (3) Tenaga kerja terbatas (terutama pada saat musim tanam, panen dan lain-lain) (4) Populasi ternak di wilayah bersangkutan padat dan (5) Lahan pertanian dibudidayakan secara intensif. Hasil limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak ruminansia antara lain : 1. Hasil Limbah Tanaman Padi Hasil limbah tanaman padi dapat berupa jerami dan dedak. Jerami merupakan pakan sumber serat sedangkan dedak kualitasnya sangat bervariasi, dapat berfungsi sebagai sumber serat atau sumber serat dan energi. Jerami lambat tercema sehingga dalam saluran pencemaan dibutuhkan waktu sekitar 81,67 jam. Jerami merupakan hasil limbah tanaman pertanian yang paling potensial dan terdapat hampir di seluruh daerah di Sendang dengan produksi sekitar 8.055 ton jerami per tahun.. Jerami padi cukup potensial sebagai pakan ternak ruminansia, tetapi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal. Jerami padi dapat menggantikan 10 % hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan bersamaan dengan konsentrat, maka jerami padi fermentasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak 30%. Dewasa ini pemanfaatan jerami padi sangat tinggi dan telah terjadi persaingan untuk kebutuhan :(1). Mulsa (penutup lahan); (2) Pakan ternak; (3) Bahan baku pembuatan kertas dan (4) Media budidaya tanaman jamur. Sehingga secara nilai ekonomis jerami memiliki nilai yang tinggi. Pemanfaatan dedak padi yang nerupakan hasil limbah penggilingan padi sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Nutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan jenis mesin penggiling. Dedak padi dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 100%, terutama dedak padi kualitas baik yang biasa disebut dengan bekatul.

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN

UNTUK PAKAN TERNAK

I. Pendahuluan

Peningkatan populasi ternak masih terpaku pada kemampuan suatu wilayah untuk

menyediakan tanaman pakan ternak. Hilangnya areal padang penggembalaan umum serta

pengurangan lahan sebagai akibat semakin diintesifkannya usaha tanaman pangan dan peningkatan

kebutuhan lahan akibat perkembangan kawasan industri maupun pemukiman mengakibatkan luas

areal sumber tanaman pakan ternak semakin berkurang.Dengan demikian ketersediaan pakan

hijauan, khususnya pada akhir musim kemarau sampai dengan awal hujan dianggap sebagai masalah

paling utama. Dan pada masa musim kemarau yang berkepanjangan merupakan musim paceklik.

Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor yang sangat menentukan. Pakan ternak

ruminansia seperti sapi, kambing, domba atau kerbau sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak

yang lebih maju umumnya juga telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak

potong) dan induk laktasi (ternak perah).

Apabila melihat potensi bahan pakan hasil limbah dari tanaman pertanian, perkebunan dan

industrinya, maka kekhawatiran tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Hasil limbah pertanian tersebut

memiliki potensi sebagai sumber pakan ternak ruminansia dan monogastrik, walaupun ada

kelemahannya seperti nilai nutrisinya rendah, serat kasar yang tinggi, penyimpanannya memerlukan

ruangan yang besar dan cepat rusak namun hal tersebut dapat diatasi dengan proses pengolahan seperti

pencacahan, pengepresan, fermentasi (amoniasi, molases, dan lain lain) penepungan dan penggilingan.

Hasil limbah pertanian selama ini kurang dirasakan oleh peternak di daerah karena mereka

masih berkesempatan untuk mencari rumput alam yang tumbuh tanpa dibudidayakan (native

grass) walaupun lokasinya cukup jauh. Manfaat hasil limbah pertanian sangat dirasakan atau

dibutuhkan pada saat (1) Jumlah ternak yang diusahakan banyak; (2) Musim kemarau (sulit pakan

terutama hijauan); (3) Tenaga kerja terbatas (terutama pada saat musim tanam, panen dan lain-lain)

(4) Populasi ternak di wilayah bersangkutan padat dan (5) Lahan pertanian dibudidayakan secara intensif.

Hasil limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak

ruminansia antara lain :

1. Hasil Limbah Tanaman Padi

Hasil limbah tanaman padi dapat berupa jerami dan dedak. Jerami merupakan pakan sumber

serat sedangkan dedak kualitasnya sangat bervariasi, dapat berfungsi sebagai sumber serat atau sumber

serat dan energi. Jerami lambat tercema sehingga dalam saluran pencemaan dibutuhkan waktu

sekitar 81,67 jam.

Jerami merupakan hasil limbah tanaman pertanian yang paling potensial dan terdapat

hampir di seluruh daerah di Sendang dengan produksi sekitar 8.055 ton jerami per tahun.. Jerami padi

cukup potensial sebagai pakan ternak ruminansia, tetapi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal.

Jerami padi dapat menggantikan 10 % hijauan segar untuk kambing dan domba. Apabila digunakan

bersamaan dengan konsentrat, maka jerami padi fermentasi dapat menggantikan rumput segar sebanyak

30%.

Dewasa ini pemanfaatan jerami padi sangat tinggi dan telah terjadi persaingan untuk

kebutuhan :(1). Mulsa (penutup lahan); (2) Pakan ternak; (3) Bahan baku pembuatan kertas dan (4)

Media budidaya tanaman jamur. Sehingga secara nilai ekonomis jerami memiliki nilai yang tinggi.

Pemanfaatan dedak padi yang nerupakan hasil limbah penggilingan padi sebagai bahan

pakan ternak sudah umum dilakukan. Nutrisi dedak padi sangat bervariasi bergantung pada jenis padi dan

jenis mesin penggiling. Dedak padi dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 100%, terutama

dedak padi kualitas baik yang biasa disebut dengan bekatul.

Page 2: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

1

2. Hasil Limbah Tanaman Jagung

Hasil limbah tanaman jagung dapat berupa tebon, janggel, kulit buah (klobot), dan tongkol;

merupakan pakan sumber serat. Janggel jagung merupakan hasil limbah perontokan jagung pipilan yang tersedia

cukup kontinyu dan berlimpah, terkadang menimbulkan masalah dalam pembuangan atau penyimpanannya

terutama pada saat panen raya. Janggel jagung tanpa perlakuan dapat menggantikan konsentrat komersial hingga

75 %. Satu hektar jagung dapat menghasilkan pakan untuk memelihara 2-3 ekor sapi perhektar, bila 2 kali panen

maka jumlah sapi dapat 4-6 ekor.

Hijauan jagung atau daunnya dan tanaman setelah diambil buah jagungnya dapat dibuat silase dengan

cara menambahkan urea dengan kadar 0,45% (4,5 kg/ton silase) dapat meningkatkan protein silase dari 8,3 %

menjadi 13,3 % bahan kering dan ini memenuhi kebutuhan protein sapi potong dan sapi perah.( BDP Batu 2001)

3. Hasil Limbah Ubi Kayu

Hasil limbah tanaman ubi kayu sebesar 54,2% digunakan untuk pangan dan sisanya sebesar 19,7%

untuk bahan baku industri seperti tepung tapioka, untuk industri pakan ternak (1,8 %) dan industri non

pangan lainnya (8,5 %) serta dieksport (15,8 %).

Hasil limbah ubi kayu yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah gamblong, dan

gaplek afkir. Gamblong merupakan hasil limbah pengolahan agroindustri tepung tapioka yang

jumlahnya mencapai 19,7% dari total produksi ubi kayu . Pemanfaatan gamblong dalam konsentrat

penggemukan, dan pembesaran dapat mencapai 60%. Pencapaian target pertambahan bobot badan

harian (PBBH) sebesar 1 kg dapat mudah dicapai apabila digunakan bahan pakan dasar berasal dari

ubikayu atau hasil limbahnya.

4. Hasil Limbah Tanaman Kedelai

Hasil limbah tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang mempunyai nilai biologis

tinggi. Penggunaan kedelai sebagai pakan ternak ruminansia belum umum digunakan di Indonesia

karena harganya mahal, persaingan untuk kebutuhan pangan dan ternak monogastrik.

Hasil limbah kedelai yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia adalah kulit buah

(polong), batang dan kulit polong, kulit ari biji, ampas tahu, ampas kecap dan kedelai afkir.Kedelai dan

limbahnya dapat digunakan semaksimal mungkin bergantung kepada ketersediaan dan harga bahan di

lokasi setempat.

Ampas tahu dan kulit ari biji sangat baik diberikan pada sapi menyusui atau penggemukan,

dapat menggantikan konsenrat komersial hingga 75 %. Untuk sapi penggemukan, pemberian ampas tahu

dalam waktu yang lama (> 6 bulan) dan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tekstur daging

kurang padat dan berlemak.

5. Hasil Limbah Kacang Tanah

Hasil limbah tanaman kacang tanah adalah jerami dan kulit kacang tanah. Pemanfaatan kulit

kacang tanah sebagai pakan ternak sudah umum dilakukan, namun biaanya sebagian besar hanya dibuang

atau dibakar. Penggunaan kulit kacang tanah untuk ransum sapi pembibitan, pembesaran dan

penggemukan dapat mencapai 20 % dalam ransum. Bahan baku jerami /rendeng ini umumnya

diberikan dalam bentuk segar karena apabila dilayukan, dapat menurunkan palatabilitas dan juga

kualitasnya.

6.Hasil Limbah Tanaman Kelapa

Hasil limbah tanaman kelapa yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah bungkil

kopra. Pemanfaatan bungkil kopra sebagai pakan ternak ruminansia telah umum digunakan

sehingga harga kopra di pasaran cukup mahal. Penggunaan bungkil kopra dalam konsentrat sapi perah

dan sapi potong berkisar antara 10 persen hingga 25 persen.

Page 3: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

2

7. Hasil Limbah Pengolahan Buah Coklat

Hasil limbah pengolahan buah coklat yang berpotensi untuk digunakan sebagai pakan ternak

adalah kulit (pod) luar dan kulit biji (ari). Pada sapi penggemukan yang diberikan pakan 75 %

konsentrat dan 25 % hijauan, maka peran hijauan dapat digantikan 100 % oleh pod kakao. Hasil

penelitian penggunaan pod kakao pada ternak ruminansia, bahwa pemakaian pod kakao pada taraf

30 % tanpa pengolahan, dapat menurunkan kecernaan in- vitro.

8. Hasit Limbah Tanaman Tebu

Hasil limbah tanaman tebu merupakan pakan sumber serat atau energi yang dapat

dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia adalah daun tebu, ampas tebu (bagase), dan tetes

(molases). Ampas tebu banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dan media

budidaya jamur. Tetes telah umum digunakan sekitar 5-7 % yang berfungsi sebagai pelekat pakan dan

penambah kesukaan (palatabilitas). Pucuk tebut dapat digunakan sebagai hijauan pakan ternak

pengganti rumput gajah tanpa ada pengaruh negatif pada ternak ruminansia.

Meskipun pucuk tebu potensinya cukup besar, namun angka pemanfaatannya relatif masih

rendah ( 3-5 % ), hal ini desebabkan antara lain turunnya palatabilitas yang cukup besar apabila

dikeringkan dengan matahari, sedangkan bila dikeringkan dengan mesin pengering, hasilnya tetap

hijau dan berbau manis, Biasanya untuk ekspor dilakukan pengeringan dengan mesin pengering.

Negara kita kaya akan tanaman pertanian tetapi masih sedikit yang dapat kita gali dan

dimanfaatkan untuk pakan ternak terutama limbah pertanian yang sebetulnya masih memungkinkan

untuk dapat kita manfaatkan secara optimal, mari kita berdayakan sumber-sumber yang ada di negeri

kita ini untuk memajukan peternakan ini.

II.Populasi sapi perah di Kecamatan Sendang

Populasi sapi perah di Kecamatan Sendang didominasi desa

Geger,Sendang ,Nglurup,Nyawangan,Kedoyo meliputi jumlah 7.850 ekor. ( Disnak Kec.Sendang

2008)

III.Kebutuhan pakan.

Degan jumlah populasi 7.850 ekor seperti diatas maka kebutuhan pakan setiap harinya akan

banyak pula. Apabila kebutuhan pakan satu ekor mencapai rata-rata 25 kilogram/hari maka

diperlukan 19.625 kilogram/hari atau 588.750 kilogram/bulan atau 1.766.250 kilogram/3bulan.

Apabila diasumsikan 50 % saja yang dapat dicukupi hijauan maka terdapat kekurangan sebanyak

883.125 kilogram selam 3 bulan atau 9.812.5 kilogram/hari.

Jumlah ini merupakan peluang bisnis bagi siapa saja yang berkepentingan dibidang usaha

ternak sapi perah di Sendang.

IV. Pengolahan pakan siap saji.

Pada umumnya peternak belum terbiasa dengan pemberian pakan siap sajii produksi

pabrikan. Yang dilakukan peternak biasanya adalah memberikan hijauan dengan menambahkan

konsentrat dan kebiasaan ini sulit diubah sehingga pemberian pakan siap saji terkendala dengan

kebiasaan tersebut,atau peternak belum percaya begitu saja terhadap hal – hal yang bersifat baru.

Oleh karena itu perlu penyuluhan dan sosialisasii terhadap hal ini.

Pengolahan pakan siap saji selain mengatasi kendala stagnasi pakan pada musim kemarau

tetapi lebih ditekankan pada peningkatan mutu makan agar produktifitas sapi tetap terjaga. Sebagai

contoh dengan perlakuan fermentasi jerami dengan menggunakan bakteri Starbio akan

meningkatkan kadar protein jerami dari 3 % menjadii 8 %.( Lembah Hijau Solo. 2000)

Untuk membuat pakan siap saji tidak lagi limbah pertanian difermentasi sendiri-sendiri

namun dilakukan fermentasi secara bersama-sama dengan bahan konsentrat agar lebih praktis serta

Page 4: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

3

yang lebih baku adalah meningkatkan kadar protein dari semua bahan baku yang digunakan.

Caranya adalah limbah pertanian dihancurkan dengan mesin pemotong lalu dilakukan fermentasi

bersama dengan bahan konsentrat secara an aerob dengan perbandingan 40 % konsentrat dan 60 %

limbah pertanian.( tergantung bahan limbah yang digunakan ) dengan menggunakan bacteri Starbio.

Sedangkan sebagai bahan konsentrat dapat berupa limbah industri pertanian seperti

katul,polar ,tetes,bungkil kopra dan lain-lain serta tepung jagung dan urea.

Dalam memproduksi pakan siap saji dalam skala besar diperlukan beberapa peralatan

prosesing agar terjadi efisiensi tenaga kerja dan mutu pakan dapat lebih baik. Peralatan tersebut

diantaranya coper untuk menghancurkan limbah pertanian yaitu coper untuk jerami padi,tebon

jagung dan penggiling jaggel serta mixer untuk pengaduk pakan supaya homogen. Namun

demikian dapat juga dilakukan dengan cara manual dengan tenaga manusia.

Sebagai tempat fermentasi dapat digunakan plastik kantong berkuran lebar 50 Cm dan

panjang sesuai kebutuhan agar isi kantong plastik berkisar antara 25 kg. atau sesuai kebutuhan dan

dapat juga dilakukan fermentasi di gorong-gorong berdiameter satu meter ditumpuk tiga sampai

empat buah yang didalamnya dilapisi plastik agar terjadi suasana an aerob.

Caran fermentasinya adalah apabila menggunakan plastik sebagai wadah maka bahan

konsentrat dan limbah pertanian yang sudah

disiapkan dimasukkan kantong plastik dan

kemudian dijahit agar terjadi suasana an aerob

serta diberi tanggal pembuatan agar dapat

diketahui kapan masaknya. Dengan

menggunakan kantong plastik ini selain tidak

terlalu banyak modal juga lansung dapat

dikirim ke konsumen. Selanjutnya apabila

menggunakan gorong-gorong maka bahan

konsentrat dan limbah pertanian yang sudah

disiapkan dimasukkan kedalam tumpukan

gorong-gorong yang sudah dilapisi kantong

plastik berdiameter 100 cm kemudian plastik

diikat agar tidak bocor. Kapasitas gorong-

gorong ini dapat mencapai 2 sampai 4 kw. Namun apabila akan dikirim perlu pengemasan lagi.

Dapat juga menggunakan drum plastik diameter 50 cm tinggi 1 meter dengan kapasitas kurang

lebih 75 kg. Drum ini sudah ada tutupnya sehingga setelah diisi penuh dan dipadatkan dapat

langsung ditutup dan di klem agar supaya tidak bocor .

Pakan akan siap atau jadi dalam waktu 12 sampai 20 hari setelah pembuatan

Page 5: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

4

V.Analisa Usaha

No. Uraian Volume Harga Satuan Jumlah ( Rp )

I.

II.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Biaya tetap *

Biaya variabel

Katul

Polar

Bungkil kopra

Jagung

Tetes

Urea

Jerami padi ( Sudah dicoper)

Bakteri Starbio

Tenaga kerja

Plastik

Air

-

5 kg

3 kg

2 kg

3 kg

0.25 lt

0.1 kg

25 kg

0.25 kg

0.5 HOK

1 m

7 lt

-

1.200

2.400

1.600

2.800

3.500

1.600

150

10.000

20.000

2.000

50

-

6.000

7.200

3.200

8.400

875

160

3.750

2.500

10.000

2.000

350

Jumlah 45 kg 47.675

Ket. * Biaya tetap seperti penyusutan alat dan gudang belum dihitung

Biaya produksi Rata-rata adalah Rp 1.059,-/kg.

KOMPUTERISASI FORMULASI RANSUM

Dengan menggunakan fasilitas komputer, penyusunan/formulasi ransum dapat dibuat dalam

suatu program, sehingga penghitungan dalam memformulasikan suatu ransum seperti diuraikan di

atas tidak terlalu rumit. BPTP Jawa Timur dan UNISMA Malang sudah membuat program

formulasi dalam bentuk CD (compact disk) untuk menyusun ransum sapi perah dengan

memanfaatkan perangkat komputer.

Page 6: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

5

Lampiran : 1

KEBUTUHAN POKOK HIDUP SAPI

No Berat Badan

( Kg )

Energi

( Gr.TDN )

Protein

(Gr.Pdd )

1

2

3

4

5

6

350

400

450

500

550

600

2850

3150

3450

3720

4000

4270

260

280

300

325

350

370

KEBUTUHAN TIAP LITER SUSU ( PRODUKSI )

No % KADAR LEMAK

SUSU

Energi

( Gr.TDN )

Protein

(Gr.Pdd )

1

2

3

4

5

6

7

8

2,5

3

3,5

4

4,5

5

5,5

6

255

280

305

330

355

380

405

430

48

52

56

60

64

68

72

76

KEBUTUHAN INDUK MASA KERING

No Bunting Energi

( Gr.TDN )

Protein

(Gr.Pdd )

1

2

Bulan ke 8

Bulan ke 9

1650

3300

300

600

KEBUTUHAN SAPI DARA

No Berat Badan

( Kg )

Energi

( Gr.TDN )

Protein

(Gr.Pdd )

1

2

3

4

100

200

300

400

2000

3200

4200

5000

280

400

420

440

KEBUTUHAN PAKAN TERHADAP BAHAN KERING UMUMNYA 2 – 4 % DARI BERAT

BADAN

Page 7: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

6

Komposisi nutrisi pakan lengkap untuk penggemukan dan pembibitan.

No

Jenis

complete

feed

Kadar air (%)

Bahan

Kering

(%)

Hasil analisa proksimat (dalam %)

Protein

kasar

Lemak

kasar Serat kasar

Kadar

abu BETN TDN

1 Pembibitan 12 88 8.4 2.6 18 6.8 60.2 64.2

2 Penggemukan 12 88 10.7 3.0 18 8.7 61.8 64.4

Sumber : Wahyono (2001).

Analisa bahan hijauan

No Bahan Hijauan Kandungan per Kg bahan

Pdd (gr) TDN (gr) BK (gr)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Rumput Gajah (baik)

Rumput Gajah (sedang)

Rumput Gajah (kurang)

Rumput Lapangan (baik)

Rumput Lapangan(sedang)

Rumput Lapangan(kurang)

Rumput Setaria (baik)

Rumput Setaria (sedang)

Rumput Setaria (kurang)

Hijauan Jagung (baik)

Hijauan Jagung(sedang)

Hijauan Jagung(kurang)

Hijauan Kedele(baik)

Hijauan Kedele(sedang)

Hijauan Kacang tanah

Daun Lamtoro

Daun Pisang

Daun Ubi jalar

Daun Ubi Kayu

Daun Wortel

Kubis

Sisa Kubis

Jerami Padi (baik)

Jerami padi (kurang)

Jerami Kedele

Jerami Kacang tanah

Pucuk tebu (baik)

Pucuk tebu (kurang)

Gliriseadea/Gamal/Dadab B

12

9.4

6.4

14

12.5

9

12

7.5

5

21

12

11

38

27

37

46

16

18

39

17

13

18

18

6

85

47

6

4

92

70

73

77

101

120

120

73

78

88

293

107

132

189

172

228

189

112

90

136

123

75

105

330

160

425

396

150

175

510

120

140

160

200

250

300

120

150

200

170

200

380

270

260

350

270

160

150

220

160

94

158

600

400

850

900

250

350

250 Sumber BLPP Batu 2001

Keterangan :1.Pdd : Protein dapat dicerna

2.TDN : Total Digestible Nutrient ( energi )

3.BK : Bahan kering

Page 8: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

7

Analisa bahan konsentrat

No Nama Bahan Kandungan per Kg bahan

Pdd(gr) TDN(gr) BK(gr)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Bekatul(baik)

Bekatul Biasa

Dedak halus pabrik

Dedak halus kampung

Dedak kasar kampung

Dedak kasar pabrik

Dedak jagung

Bungkil kelapa

Bungkil Kedele

Bungkil Kelapa sawit

Bungkil Biji kapas

Bungkil Biji kapuk

Bungkil Biji bunga matahari

Bungkil kacang tanah

Ampas tahu basah

Ampas tahu kering

Ampas Bier basah

Tetes

Sagu basah

Sagu kering

Rubbersheet

Polard (katul gandum)

97

88

75

53

54

26

57

150

414

198

184

198

322

386

32

207

42

7

2

12

227

160

704

616

616

529

440

308

704

704

754

540

644

540

690

690

101

630

147

53

160

645

773

700

880

880

880

880

880

880

880

880

920

900

920

900

920

920

130

900

220

750

200

860

910

880 Sumber BLPP Batu 2001 Keterangan :1.Pdd : Protein dapat dicerna

2.TDN : Total Digestible Nutrient ( energi )

3.BK : Bahan kering

Page 9: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

8

Lampiran 2

CONTOH PERHITUNGAN MENYUSUN RANSUM SAPI PERAH

Diketahui :

Berat badan sapi = 595 kg

Produksi = 15 lt/hari

Kadar Fat = 3,5 %

Maka penghitungannya adalah :

Kebutuhan hidup pokok 595 kg = Pdd 370 TDN 4270

Produksi 15 lt = Pdd 840 TDN 4575

Total = Pdd 1210 TDN 8845

Bila Kebutuhan bahan kering diambil 2 % saja maka kebutuhannya adalah 2 % x 595 kg = 11,9 Kg

= 11900 gr

Apabila diberi pakan rumput gajah kwalitas sedang maka kebutuhannya adalah = 11900 : 140 = 85

Kg

Pdd = 85 x 9,4 = 799 gr

TDN = 85 x 73 = 6205 gr

Kekurangan :

Pdd = 1210 - 799 = 411 gr

TDN = 8845 - 6205 = 2640 gr

Dapat dicukupi dari :

1.Yellow Feed = 411 : 120 = 3,42 Kg ( Pdd )

2640 : 70 = 3,7 Kg ( TDN ) Rata-rata = 3,5 Kg

2.Dedak = 411 : 75 = 5,5 Kg ( Pdd )

2640 : 616 = 4,2 Kg ( TDN ) Rata-rata = 5 Kg

Jadi kebutuhannya adalah =

Rumput gajah = 85 Kg

Yellow Feed = 3,5 Kg

Dedak = 5 Kg

Page 10: PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN …cybex.pertanian.go.id/files/attachml/Materi pakan siap saji.pdf · PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK I. Pendahuluan Peningkatan

9

Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg

68 30 94 77 120 154 146 265 172 426

69 31 95 79 121 157 147 270 173 433

70 32 96 82 122 161 148 275 174 441

71 34 97 84 123 164 149 280 175 448

72 35 98 87 124 168 150 285 176 456

73 36 99 90 125 172 151 290 177 463

74 37 100 93 126 176 152 295 178 471

75 38 101 96 127 180 153 300 179 487

76 40 102 98 128 184 154 305 180 489

77 42 103 101 129 188 155 310 181 492

78 43 104 103 130 192 156 316 182 500

79 45 105 106 131 196 157 321 183 508

80 47 106 109 132 201 158 327 184 516

81 48 107 112 133 203 159 332 185 524

82 50 108 115 134 210 160 338 186 532

83 52 109 118 135 214 161 344 187 540

84 54 110 121 136 219 162 351 188 548

85 56 111 124 137 223 163 358 189 556

86 58 112 127 138 228 164 366 190 564

87 60 113 130 139 232 165 373 191 575

88 62 114 133 140 236 166 381 192 585

89 65 115 136 141 241 167 388 193 595

90 67 116 140 142 246 168 396 194 604

91 69 117 143 143 250 169 403 195 650

92 72 118 147 144 255 170 410 196 694

93 74 119 150 145 260 171 418 197 740

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DENGAN BERAT BADAN