22
39 Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri. PEMANFAATAN PEKTIN YANG DIISOLASI DARI KULIT DAN BUAH SALAK (Salacca Edulis Reinw) DALAM UJI IN VIVO PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN GLUKOSA DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Pradhani Dhaneswari, Crisdany Gusti Sula, Zahra Ulima, Putri Andriana Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia RINGKASAN Pektin merupakan polimer yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis tanaman pangan. Pektin pada tanaman banyak terdapat pada kulit dan daging buahnya. Pektin memiliki manfaat yang banyak, terutama di bidang kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mendapatkan pektin dari kulit dan daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.), yang keberadaannya berlimpah di Kabupaten Sleman, serta untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa dan kolesterol dalam uji in vivo. Dilakukan 2 cara untuk mendapatkan pektin dari kulit dan daging buah salak, yaitu dengan soxhletasi dan perebusan. Untuk metode soxhletasi digunakan kondisi pH 2,5-3, dengan suhu 90°C. Sedangkan untuk metode perebusan, digunakan kondisi pH 1,5 dengan suhu 80°C. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok untuk masing-masing uji penurunan kadar glukosa dan uji penurunan kadar kolesterol. Kelompok I kontrol normal hanya diberikan diet normal, kelompok II kontrol negatif hanya diberikan diet tinggi gula pada kelompok uji penurunan glukosa atau diet tinggi lemak pada kelompok uji penurunan kadar kolesterol, dan kelompok III perlakuan pektin 1,8g/kg BB beserta diet tinggi gula atau diet tinggi lemak. Kadar glukosa dan kolesterol dalam darah diukur pada akhir perlakuan. Kemudian data yang diperoleh dianalisis. Kata kunci : pektin, salak pondoh, kadar glukosa, kadar kolesterol

PEMANFAATAN PEKTIN YANG DIISOLASI DARI KULIT DAN BUAH

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

39

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

PEMANFAATAN PEKTIN YANG DIISOLASI DARI KULITDAN BUAH SALAK (Salacca Edulis Reinw) DALAM UJI

IN VIVO PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DANGLUKOSA DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR

WISTAR

Pradhani Dhaneswari, Crisdany Gusti Sula, Zahra Ulima, Putri Andriana

Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Islam Indonesia

RINGKASAN

Pektin merupakan polimer yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan dandapat ditemukan dalam berbagai jenis tanaman pangan. Pektin pada tanamanbanyak terdapat pada kulit dan daging buahnya. Pektin memiliki manfaat yangbanyak, terutama di bidang kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitianpendahuluan untuk mendapatkan pektin dari kulit dan daging buah salak pondoh(Salacca edulis Reinw.), yang keberadaannya berlimpah di Kabupaten Sleman,serta untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa dan kolesterol dalamuji in vivo. Dilakukan 2 cara untuk mendapatkan pektin dari kulit dan dagingbuah salak, yaitu dengan soxhletasi dan perebusan. Untuk metode soxhletasidigunakan kondisi pH 2,5-3, dengan suhu 90°C. Sedangkan untuk metodeperebusan, digunakan kondisi pH 1,5 dengan suhu 80°C. Tikus dibagi menjadi 3kelompok untuk masing-masing uji penurunan kadar glukosa dan uji penurunankadar kolesterol. Kelompok I kontrol normal hanya diberikan diet normal,kelompok II kontrol negatif hanya diberikan diet tinggi gula pada kelompok ujipenurunan glukosa atau diet tinggi lemak pada kelompok uji penurunan kadarkolesterol, dan kelompok III perlakuan pektin 1,8g/kg BB beserta diet tinggi gulaatau diet tinggi lemak. Kadar glukosa dan kolesterol dalam darah diukur padaakhir perlakuan. Kemudian data yang diperoleh dianalisis.

Kata kunci : pektin, salak pondoh, kadar glukosa, kadar kolesterol

40

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSalak pondoh (Salacca edulis

Reinw.) merupakan komoditasunggulan dan keberadaannyasangat berlimpah di KabupatenSleman. Buah ini memiliki kekhasandan keistimewaan tersendiri, yaitumemiliki daging buah yang lebihbesar dan tebal, serta memilikirasa yang manis walaupunmasih muda (NazaruddindanKritiawati, 1992). Daging buahsalak pondoh dapat dikonsumsilangsung dan juga sering dibuatmenjadi suatu olahan produktertentu, misalnya keripik salak,bakpia salak, ataupun brownissalak. Diketahui bahwa dagingbuah salak pondoh mengandungserat pangan / total( dan pektin)paling tinggi kedua setelah salak“Gading Jawa”(Lestari, dkk, 2003).Sehingga dengan diketahuinya haltersebut, tingkat konsumsi dagingbuah salak menjadi lebih tinggi.Akan tetapi, pemanfaatan kulitdari buah salak pondoh sebagaibahan pangan belum pernah di-lakukan dan peneliti belum mene-mukan penelitian ilmiah yangmembuktikan potensi serta senya-wa aktif yang ada pada kulit daribuah salak. Pemanfaatan kulitdari buah salak pondoh yangtelah dilakukan saat ini hanyalah

menghasilkan berupa kerajinangerabah ataupun tas.

Pektin merupakan suatu se-nyawa polisakarida kompleksyang cenderung banyak terdapatdalam dinding sel tumbuhan dandapat ditemukan dalam berbagaijenis tanaman pangan. Pektinmemiliki banyak manfaat, terutamadibidang farmasi, dimana pektin

bagi peparat cair dan sirup, sebagaiantidotum, sebagai adsorben pa-da pengobatan diare (Winarno,1986), dan telah diketahui bahwadengan mengkonsumsi pektin,akan mampu mengurangi kadarkolesterol dalam darah, dimanadengan mengkonsumsi sedikitnya6 gram pektin per hari akan mampumengurangi kadar kolesteroldalam darah hingga 13% dalamjangka waktu 2 minggu (Srivastavaand Rishabha, 2011). Biasanyapenurunan kadar glukosa yang diserap tubuh, memiliki hubunganyang erat dengan penurunankolesterol dalam darah. Olehkarena itulah dilakukan penelitianini dengan harapan agar men-jadi langkah awal dalam pengem-bangan pemanfaatan kulit dandaging buah salak, tidak hanyasebagai bahan pangan, yaitusebagai sumber pektin baru yangmurah, tetapi juga dapat digunakandalam bidang kesehatan terutamadalam membantu penurunan

41

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

kadar kolesterol pada penderitahiperkolesterolemia (anti hiper-kolesterolemia) dan penurunankadar glukosa darah pada penderitahiperglikemia (anti hiperglikemia).Sehingga, dapat dimanfaatkanoleh masyarakat luas, terutamamasyarakat Kabupaten Sleman,mengingat melimpahnya jumlahsalak pondoh di daerah Sleman,Yogyakarta.

B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang

dan uraian tersebut diatas, makadapat dirumuskan suatu per-masalahan sebagai berikut:1. Apakah kulit dan daging buah

salak pondoh dapat dijadikansebagai sumber pektin yangbaru yang lebih murah?

2. Apakah bisa didapatkan me-tode yang tepat dalam isolasipektin dari kulit dan dagingbuah salak pondoh?

3. Apakah pektin yang diisolasidari kulit dan daging buahsalak pondoh memiliki aktivitaspenurunan kadar kolesterol danglukosa darah dalam pengujiansecara in vivo?

4. Bagaimanakah pengaruh pem-

berian pektin terhadap kadarkolesterol dan glukosa darahpada tikus galur wistar?

C. Tujuan ProgramBerdasarkan rincian masalah di

atas, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan sebagai berikut:1. Membuktikan bahwa kulit dan

daging buah salak pondohdapat dijadikan sebagai sum-ber pektin yang baru dan lebihmurah.

2. Mendapatkan metode yangtepat dalam isolasi pektin darikulitdan daging buah salakpondoh.

3. Membuktikan bahwa pektinyang diisolasi dari kulit dandaging buah salak pondoh

nurunkan kadar kolesterol danglukosa darah.

4. Menganalisis pengaruh pem-berian pektin terhadap kadarkolesterol dan glukosa darahpada tikus jantan galur wistar.

D. Luaran Yang DiharapkanLuaran yang diharapkan deng-

an adanya PKM-P yang akan dilak-sanakan ini adalah:1. Didapatkan sumber pektin

yang baru dan lebih murah,yaitu dari kulit dan daging buahsalak pondoh.

2. Didapatkan metode yang te-pat dalam isolasi pektin darikulitdan daging buah salakpondoh.

3. Dapat meningkatkan pemanfaat-an kulit dan daging buah salakpondoh dibidang kesehatan.

4. Membuktikan penggunaan at-as dasar empiris ke dalampenelitian secara in vivo.

42

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

E. Kegunaan ProgramDengan dilakukannya peneli-

tian ini memiliki banyak kegunaanyaitu:1. Memberikan wawasan lebih

terkait dengan fungsi pektindalam kulit dan daging buahsalak pondoh yang ada diKabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Meningkatkan kesejahteraanpetani salak, dengan perminta-an lebih dari konsumen akanmanfaat penting yang ter_

kandung dalam kulit dan dagingbuah salak.

3. Membuktikan kebenaran empiristerhadap fungsi kulit dan dagingbuah salak dalam menurunkankadar kolesterol dan glukosadarah.

F. TINJAUAN PUSTAKA1. Salak Pondoh

Salak pondoh termasuk dalamspesies Salacca edulis Reinw danmasuk dalam keluarga Salacca(Anarsis, 1996). Salak pondohmemiliki ciri–ciri daunnya pecahberbentuk menyirip, permukaanatas daun berwarna hijau tuamengkilap dan permukaan bawah-nya berwarna keputih-putihanberlapis lilin. Jenis salak ini dibe-dakan atas dua subspecies atauvarietas, yaitu Salacca zalaccavarietas zalacca dan Salaccazalacca varietas amboinensis.Salacca zalacca varietas zalacca

disebut salak jawa. Salak jawaumumnya berumah dua, sehinggapembuahannya membutuhkanbantuan penyerbukan. Jenis sa-lak inilah yang memiliki banyakvarietas yang tersebar diberbagaidaerah jawa, Madura, danSumatera Selatan. Kandunganbuah salak pondoh dalam tiap100 gram menurut direktorat gizidepartemen kesehatan (1981)disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Kandungan gizi buah salakpondoh

(Direktorat Gizi DepartemenKesehatan Republik Indonesia,1981)

Kandungan zat kimia yangterdapat pada daging buah salakakan mengalami perubahandengan semakin menuanya buah.Pada salak pondoh, perubahankandungan zat gula tertinggipada umur 5 bulan, yaitu 23,3%sedangkan pada umur 3,5 bulankandungan gulanya 15,35%(Sabari, 1983). Pemecahan pektindan hemiselulosa di lamellatengah akan melemahkan dindingsel dan mengurangi kekuatan

43

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

mengikat kohesif antara sel-sel.Hal ini sangat terkait denganpengurangan ketegasan buah.Saat pematangan berlangsung,insoluble pectin (ISP) dalam dindingsel diubah menjadi water solublepectin (WSP) oleh aksi hidrolisisdinding sel, yang ditunjukkan olehpenurunan kandungan ISP danpeningkatan WSP (Lestari, dkk,2013).2. Pektin

Pektin pada sel tumbuhanmerupakan penyusun lamellatengah, yaitu lapisan penyusunawal dinding sel. Pada sel-seltertentu seperti buah atau kulitbuah, cenderung mempunyaikandungan pektin yang sangatbanyak. Berdasarkan berbagaistudi, diketahui bahwa struturpektin sulit untuk ditentukankarena komposisi sub-unitnyadapat berubah ketika proses isolasi(Srivastava and Rishabha, 2011).Komposisi utama pektin adalahunit-unit asam D-Galakturonik(Ga1A) yang membentuk ikatan

+ atau Ca+

inilah yang menyebabkan rasalengket pada kulit, serta pektintidak larut dalam air dan dapatmembentuk gel, karena ikatantersebut berstruktur amorphous(Srivastava and Rishabha, 2011).

Studi yang telah dilakukanoleh Frank Mattes, membuktikanbahwa pektin dapat menurunkan

kadar kolesterol dalam darah.Pektin juga telah diketahui sebagaiserat soluble yang paling efektifsebagai penurun kadar kolesterol

lium, oat, dan guargum (Mattes,2005). Pektin bersifat resistenterhadap sistem pencernaanmanusia (amilase), akan tetapihampir terdegradasi sempurnaoleh aerobacillus, lactobacillus,micrococcus, dan enterococcusbacteria pada kolon. Flora bakterinormal dalam usus manusiatersebut dapat menguraikannyadan membebaskan produk tersebutke dalam lumen usus. Bakteritersebut memproduksi enzim pek-tolitik yang mendegradasi pektinmenjadi asam lemak rantai pendek(asam asetat, asam butirat,asam propionat), CO2, H2O, H2,dan metana, kemudian produktersebut akan diserap tubuh. Halinilah yang menyebabkan pektinbersifat laksatif dan menstimulasipertumbuhan bakteri pada kolon(Mattes, 2005, Sharma, et al,2006).

Mekanisme kerja pektinadalah pektin mampu mengikatkolesterol yang terdapat padasistem pencernaan, sehinggamencegahnya untuk diserapmenuju aliran darah. Semakin tinggivisikositas pektin maka semakinefektif dalam menyerap kolesterol.Pektin dengan visikositas tinggi

44

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

akan menurunkan kadar kolesteroldengan cara meningkatkan eks-kresi asam empedu feses dansterol netral. Pektin yang memilikivisikositas tinggi tersebut akanberperan dalam membentuk miseladan asam empedu dengan lajudifusi rendah melalui bolus untukmengikat kolesterol (Sharma et al,2006, Marks, 1996). Sedangkanmekanismenya terhadap kadarglukosa plasma adalah senyawaini mengganggu pencernaanintralumen bagi pati dan sukrosa,sehingga menunda absorbsikarbohidrat. Selain itu pektin akanmembentuk gel dan menahan airsehingga dapat memperlambatpengosongan lambung (Marks,1996).3. Hiperkolesterolemia Dan

HiperglikemiaHiperkolesterolemia adalah

kondisi saat konsentrasi kolesteroldi dalam darah melebihi batasnormal, dengan kadar kolesterol

katan kolesterol dalam darahdisebabakan kelainan pada tingkatlipoprotein. Hiperglikemia menurutWorld Health Organization (WHO)adalah kadar glukosa darah (KGD)

KGD antara 100 dan 126 mg/dL(6,1 sampai 7,0 mmol/L) dikatakansuatu keadaan toleransi abnormalglukosa.

G. METODE PENDEKATANBahan dan Alat1. BahanPembuatan Pektin

Bahan yang digunakan da-lam penelitian ini adalah kulitdan daging buah salak pondoh(Salacca edulis Reinw.) yangdiperoleh dari perkebunan salak diDesa Candibinangun, KecamatanPakem, Kabupaten Sleman,Yogyakarta, aquadest, HCl 5%, kainsaring, etanol 96%, dan AgNO3.

Subjek ujiSubjek penelitian adalah tikus

putih jantan galur wistar sebanyak36 ekor yang berumur 1,5-2bulan dengan berat badan 180gram, dalam keadaan sehat danaktif yang diperoleh dari peternak

sehat. Tikus dikandangkan terpi-sah berdasarkan kelompok.Uji penurunan kadar glukosadan kolesterol

Bahan yang digunakan dalamuji penurunan kadar glukosa dankolesterol dalam darah adalahpakan standar BR II, tepung, gula,lemak sapi, minyak hewani, kuningtelur, dan aquadest.Penetapan kadar glukosa dankolesterol dalam darah

Bahan yang digunakan untukmenetapkan kadar glukosa dankolesterol adalah reagen GOD-PAP, reagen Fluitest® CHOL, danEDTA sebagi anti koagulan.

45

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

2. AlatAlat utama yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lemaripengering, spektrofotometer UV-Vis, oven, ayakan nomor mesh60, miller, blender, pemanas listrik,rotary evaporator, magnetic stirrer,timbangan analitik, timbangan

tikus, waterbath, spindown, in-kubator, pH meter, kandangtikus, seperangkat alat gelas,termometer, spuit oral tikus 1-5mL, mikropipet, ependorf 1,5 mL,pipa kapiler dengan heparin, Bluetip, yellow tip.

Sistematika Kerja Penelitian

Gambar 1. Skematika Ekstraksi pektin dengan metode soxhletasi

46

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

Gambar 2. Skematika Ekstraksi pektin dengan metode perebusan

47

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

Cara Penelitian1. Pembuatan pektin dengan

metode`soxhletasi

Persiapan BahanBuah dicuci dari tanah dan

kotoran lainnya. Kulit dan daging

Gambar 3. Skematika Uji aktitas in vivo

buah dipisahkan, kemudian dagingbuah dipotong tipis-tipis. Masing-masing (kulit dan daging buah)dikeringkan dalam lemari pengeringdengan suhu berkisar antara 30-45°C. kemudian simplisia keringdiserbuk menggunakan miller.

48

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

Ekstraksi pektin10 gram serbuk diekstraksi

dengan metode soxhletasi meng-gunakan pelarut aquadest yangtelah diasamkan menggunakanHCl 5% sampai pH mencapai 2,5-3 dengan suhu 90°C. Kemudian,pelarut diuapkan hingga sekitarsetengah dari volume awal.

Pengendapan (Isolasi)

suhu kamar (25°C). Kemudiandiendapkan dengan etanol 96%

dan dilakukan sentrifugasiselama15 menit pada 8000 rpm. Disaringendapan pektin menggunakankertas saring.

PengeringanDipisahkan supernatant dari

presipitat dan mengyapkan pelarutyang tersisa dengan menggunakancawan pada suhu rendah.

2. Pembuatan pektin denganmetode perebusan

Persiapan bahanBuah dicuci dari tanah dan

kotoran lainnya. Kulit dan dagingbuah dipisahkan, kemudian da-ging buah dicuci dengan air dinginuntuk mengurangi senyawa gulayang terkandung didalamnya dandiganti beberapa kali agar pen-cucian dapat berhasil baik.

Ekstraksi pektinDiblender salak yang telah

ditambahkan air dengan perban-dingan salak air (1:3). DitambahHCl 5% hingga pH menjadi 1,5.Kemudian dipanaskan pada suhu80°C selama 45 menit sambildiaduk. Disaring dan diperas meng-gunakan kain saring yang tebal.Lalu dikentalkan menggunakansuhu 80°C hingga bobotnyasetengah dari bobot awal

Pengendapan (Isolasi)

suhu kamar (25°C). Kemudiandiendapkan dengan etanol 96%yang telah diasamkan dengan 2 mL

1:1) selama 12-14 jam. Disaringendapan pektin menggunakankain saring.Pencucian

Dicuci endapan pektin denganetanol 96%. Kemudian disaringmenggunakan kain saring. Cairanbekas cucian pektin ditetesidengan perak nitrat (AgNO3) untukmengetahui apakah masih terdapatklorida atau tidak (endapan putih /AgCl).

PengeringanDikeringkan pektin basah

dalam oven pada suhu 40°Cselama 8 jam. Lalu diblender pektinkering dan diayak menggunakanayakan mesh 60.

3. Komposisi Pakan Diet Tinggikarbohidrat dan Lemak

49

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

4. Penetapan Dosis PektinPenentuan dosis pektin ber-

dasarkan konsumsi harian pektinoleh manusia yaitu 6 sampai 30gram per harinya. Berdasarkan pe-nelitian yang telah dilakukan olehHari di sarankan untuk mening-katkan dosis diatas 15 gram dosismanusia, sehingga pada penelitianini digunakan dosis pektin 20 grampada penggunaan manusia.Dosis konversi= 0,018 x 20 g/70 kg BB= 0,36 g/200 g BB tikus= 1,8 g/kg BBVolume pemejanan= 1 ml/200 g BB tikus Larutan stok= dosis : volume pemejanan= (0,36 g/200 g BB) : (1 ml/200 g BB)= 0,36 g/1 ml= 4,32 g/12 ml

5. Perlakuan hewan uji.

Orientasi lama waktu pemberiandiet

Orientasi lama pemberian dietdilakukan selama 8 sampai 10

minggu. Pemeriksaan terhadapkadar kolesterol dilakukan pa-da minggu ke-2, 4, 8, dan 10(Mawarti, H., dan Ratnawati, R.,2012, Tsalissavrina, I., dkk, 2006).Sedangkan pemeriksaan terhadapkadar glukosa dilakukan padaakhir diet setelah dipuasakan8-10 jam. Waktu pemberian dietdilakukan sampai didapatkankadar hiperkolesterolemia danhiperglikemia.

Uji penurunan kadar glukosaHewan uji menggunakan tikus

putih jantan galur wistar, terdiri dari3 kelompok, tiap kelompok terdiridari 6 ekor tikus.

Kelompok kontrol normal : dietnormal (pakan standar BR II ataupelet dan air secukupnya).

Kelompok kontrol negatif: diet tinggi gula (pakan tinggikarbohidrat).

Kelompok perlakuan : diet tinggigula (pakan tinggi karbohidrat) danpektin dosis 1,8 g/kg BB.

Tabel 2. Komposisi Pakan Tikus

(Tsalissavrina, I., dkk, 2006).

50

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

Perlakuan dilakukan selama 14hari. Pengambilan darah dilakukanpada hari terakhir setelah dipuasa-kan 8-10 jam.

Uji penurunan kadar kolesterolHewan uji menggunakan tikus

putih jantan galur wistar, terdiri dari3 kelompok, tiap kelompok terdiridari 6 ekor tikus.

Kelompok kontrol normal : dietnormal (pakan standar BR II ataupelet dan air secukupnya).

Kelompok kontrol negatif : diettinggi lemak (pakan tinggi lemak).

Kelompok perlakuan :diet tinggilemak (pakan tinggi lemak) danpektin dengan dosis 1,8 g/kg BB.

Perlakuan dilakukan selama 14hari. Pengambilan darah dilakukanpada hari terakhir.

6. Penetapan kadar glukosaDarah hewan uji diambil 3 ml

dimasukkan kedalam tube vial yangtelah diberi antikoagulan (EDTA)perbandingan 1:1. Kemudian di-ambil plasma darahnya, ditam-bahkan reagen uji pada sampeldan dimasukkan inkubator 10menit pada suhu 37°C. Diukurabsorbansi standar (A-std) dansampel (A-spl) terhadap blankoreagen (RB) dengan panjanggelombang 500 nm. Perhitungankadar glukosa :

Kadar glukosa (mg/dL) = A-spl/A-std x konsentrasi standar

7. Penetapan kadar kolesterol

Darah hewan uji diambil 3 ml,kemudian disentrifugasi dengankecepatan 3000 rpm selama 5menit, serum ditampung dalamtabung mikro. Larutan standarkolesterol maupun sampel(masing-masing 10 µl) ditambahpereaksi monotest kolesterolsebanyak 1000 µl. Sebagaiblanko adalah pereaksi monotestkolesterol. Masing-masing larutandiaduk, diinkubasi selama 10menit pada suhu 37°C. Diukurabsorbansi standar (A-std) dansampel (A-spl) terhadap blankoreagen (RB) dengan panjanggelombang 500 nm. Perhitungankadar glukosa :

Kadar glukosa (mg/dL) = A-spl/A-std x konsentrasi standar

H. PELAKSANAAN PROGRAM

1. Pembuatan pektin denganmetode soxhletasiSoxhletasi dilakukan sampai

6 kali siklus, dengan setiapsiklus tercapai selama + 1 jam.Pelarut yang digunakan adalahaquadest yang diasamkan denganHCl 5% sampai kisaran pH 2,5

Larutan pengendap digunakan 2macam, yaitu etanol 96% yangdiasamkan dengan HCl pekat danetanol 96% tanpa HCl. Kemudiandilakukan sentrifugasi selama 15menit dengan kecepatan 8000rpm. Disaring endapan pektin

51

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

menggunakan kertas saring.Pelarut yang tersisa diuapkandengan menggunakan cawanpada suhu rendah. Selanjutnyadikeringkan dengan oven pada

isolasi pektin dari kulit dan dagingbuah salak baru pertama kalidilakukan, banyak kendala yangditemui dan perlu dilakukan opti-masi dengan mengacu padabeberapa studi pustaka untukmenemukan metode yang tepat,sehingga diperlukan waktu yangcukup lama dari tahap preparasisimplisia sampai didapatkanpektin kering. Tahap ini dilakukandi Laboratorium Biologi FarmasiUniversitas Islam Indonesia, deng-an waktu pelaksanaannya dilaku-kan dari tanggal 25 Maret sampai27 Mei 2014.

2. Pembuatan pektin denganmetode perebusan

Pada tahap ini bagian yangdigunakan adalah daging buahyang masih segar, tetapi untukbagian kulitnya, digunakan dalambentuk serbuk kering. Pada tahapini dilakukan optimasi jumlahpelarut, suhu perebusan dan lamapengendapan. Perbandingan da-ging buah dengan aquadest di-dapatkan 1:3, sedangkan per-bandingan serbuk kulit salakdengan aquadest didapatkan1:6. Tahap perebusan dilakukandengan pelarut aquadest dan

dipanaskan pada 2 rentang suhu

perebusan dilakukan dalam ke-adaan asam dengan pH 1,5 dalamwaktu selama 45 menit. Prosespengendapan dilakukan pada 2waktu, yaitu diendapkan semalam(12-14 jam) dan selama 30 menit.Pektin dikeringkan pada suhu

Tahap ini dilakukan di LaboratoriumBiologi Farmasi Universitas IslamIndonesia, dengan waktu pe-laksanaannya dilakukan daritanggal 28 Mei sampai 20 Juni2014.

3. Penetapan Baseline kelom-pok glukosa dan kelompokkolesterol

Penetapan kadar glukosadan kolesterol pada awal setelahadaptasi selama seminggu se-belum induksi diet maupun perlaku-an, dilakukan untuk mengetahuikadar normal tiap tikus, sehinggadapat dilakukan pengelompokkandengan persebaran variasi kadarglukosa maupun kolesterol secaramerata untuk menghindarkankejadian bias. Darah diambil dariplexus retroorbitalis menggunakanpipa kapiler. Pada penetapan kadarglukosa digunakan sampel serum(tanpa penambahan antikoagulan)sedangkan pada penetapan kadarkolesterol digunakan sampel plas-ma (ditambahkan heparin). Untukmendapatkan sampel serum

52

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

maupun plasma, darah yangdidapatkan disentrifuge selama 15menit dengan kecepatan 3500 rpm.Serum dan plasma yang diperolehlangsung dianalisis kadar glukosamaupun kolesterol totalnya diLPPT. Tahap aklimatisasi sampaipenentuan kadar baseline dilaku-kan di Laboratorium Pengujianhewan/Pra Klinis Universitas IslamIndonesia, dengan waktu pelak-sanaannya dilakukan dari tanggal21 Juni sampai 29 juni 2014.

4. Induksi hiperkolesterol danhiperglikemia

Pada tahap ini, tikus diberikandiet tinggi karbohidrat atau diettinggi lemak sesuai dengan ke-lompok masing-masing, sehing-ga didapatkan kadar hiperglikemiauntuk kelompok penurunan kadar

glukosa darah dan kadar hiper-kolesterolemia untuk kelompokpenurunan kadar kolesterol totaldarah. Berdasarkan literatur, induksihiperkolesterolemia maupun hiper-glikemia idealnya dapat tercapaiantara 8 sampai 10 minggu.Tetapi induksi hanya dilakukansampai minggu ke-3 pemberiandiet. Tahap Induksi hiperkolesteroldan hiperglikemia dilakukan diLaboratorium Pengujian hewan/ Pra Klinis Universitas IslamIndonesia, dengan waktu pelak-sanaannya dilakukan dari tanggal30 juni sampai 21 juli 2014.

5. Uji aktivitas secara in vivoPada tahap ini belum sempat

dilakukan peneliti karena keter-batasan waktu maupun dana.

6. Jadwal pelaksanaan

53

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

I. HASIL DAN PEMBAHASANPemanfaatan pektin yang

diisolasi dari kulit dan daging buahsalak sebagai anti hiperglikemikdan anti hiperkolesterolemia te-lah sampai pada tahap induksihiperkolesterolemia dan hipergli-kemia. Dimana proses ekstraksiyang dilakukan adalah denganmembandingkan dua metodeyang berbeda, yaitu soxhletasidan pemanasan. Pada metodesokhletasi, digunakan 10 gramserbuk simplisia daging buahsalak. Setelah beberapa kalidilakukan optimasi berdasarkanstudi literature, didapatkan serbukpektin sejumlah 0,3 mg. Padametode perebusan, untuk 400gram daging buah salak segar,didapatkan serbuk pektin sejumlah4,9 gram, sedangkan untuk 60,08gram kulit buah salak, didapatkanserbuk pektin sejumlah 4,03 gram.

Evaluasi Keberhasilan Hasil1. Penyiapan simplisia

Simplisia dibuat dari kulitdan daging buah salak yangdikeringkan di dalam lemari pe-ngering. Pada saat penelitiankulit buah salak lebih cepat keringdibandingkan dengan daging buah.Untuk kulit buah salak diperlukanwaktu 3 hari sedangkan untukdaging buah diperlukan waktu21 hari. Berdasarkan beberapastudi literatur, daging buah salak

lebih lama kering dikarenakankadar air yang lebih banyak(80%) dibandingkan kadar airpada kulit salak. Simplisia dagingsalak kering yang didapat bersifathigroskopis karena saat preparasitidak dilakukan proses pencucian.Proses pencucian mengguanakanair dingin bertujuan untuk meng-urangi kadar gula dalam dagingbuah, dimana gula bersifatmenyerap air ataupun udara lem-bab (higroskopis), sehingga dapatmempengaruhi sifat simplisia ke-ring menjadi higroskopis.

2. Isolasi pektin dengan metodesokhletasi

Pada tahap soxhletasi, pelarutyang digunakan adalah aquadestyang diasamkan dengan HCl 5%sampai kisaran pH 2,5 sampai

pH ini berdasarkan beberapastudi pustaka yang menyatakanrendemen paling besarberada pada pH 2,5-3. Alasan

karena pelarut yang digunakanadalah aquadest yang memilikititik didih yang cukup tinggi,

akan mempengaruhi waktu yangdiperlukan untuk mencapai tiapsatu siklus sokhletasi. Semakintinggi titik didih, maka waktu yangdiperlukan agar tercapai tiap satusiklus akan semakin besar. Olehkarena itu, untuk mengurangi waktu

54

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

sokhletasi, maka dapat dilakukanpeningkatan suhu, selama sen-yawa yang ingin diisolasi masihbertahan dan tidak rusak padasuhu pemanasan tersebut. Padatahap ini, sokhletasi dilakukansampai 6 kali siklus, dengansetiap siklus tercapai selama +1 jam. Larutan pengendap yangdigunakan dibedakan menjadi 2macam, yaitu etanol 96% yangdiasamkan dengan HCl pekat danetanol 96% tanpa HCl. Perlakuan inidilakukan untuk mengetahui hasilmana yang memberikan endapanpektin paling besar. Tetapi hasildari kedua pelarut lebih kurangsama, yaitu hanya menghasilkansangat sedikit endapan pektin.Sehingga untuk memisahkanendapan dengan pelarutnya, perludilakukan sentrifugasi selama 15menit dengan kecepatan 8000rpm. Dengan begitu, endapan da-pat diambil dengan mudah daripelarutnya. Kemudian pelarut yangtersisa diuapkan diatas penangasdengan menggunakan cawan pada

dikeringkan dengan oven pada

rendemen pektin yang didapat darimetode ini hanya berkisar 0,003%.

3. Isolasi pektin dengan metodeperebusan

Pada tahap ini bagian yangdigunakan adalah daging buahyang masih segar, tetapi untuk

bagian kulitnya, digunakan dalambentuk serbuk kering. Pada tahapini dilakukan optimasi jumlahpelarut, suhu perebusan dan lamapengendapan. Perbandingan da-ging buah dengan aquadest di -dapatkan 1:3, sedangkan per-bandingan serbuk kulit salakdengan aquadest didapatkan 1:6.Tahap perebusan dilakukan denganpelarut aquadest dan dipanaskan

dilakukan dalam keadaan asamdengan pH 1,5 dalam wak-tu selama 45 menit. Derajatkeasaman pelarut mempengaruhiterhadap jumlah kandungan ionhydrogen, dimana berpengaruhkarena dapat mensubstitusikalsium dan magnesium darimolekul protopektin sehinggamenyebabkan protopektin terhi-drolisis menghasilkan pektin yanglarut dalam air. Sedangkan pe-manasan bertujuan untuk mem-pengaruhi ikatan antar molekulprotopektin. Suhu yang tinggimenyebabkan ikatan antaramolekul-molekul protopektin ter-sebut mudah terlepas dan larutdalam air. Hasil pemanasan disa-ring menggunakan kain saring

dipekatkan menggunakan rotaryevaporator hingga volume akhiryang didapat setengah dari volume

55

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

agar penambahan etanol 96%tidak terlalu boros. Prosespengendapan dilakukan pada 2waktu, yaitu diendapkan semalam(12-14 jam) dan selama 30 menit.Alkohol yang ditambahkan dalamlarutan pektin akan bersifat seba-gai pendehidroksi sehingga kese-imbangan antara pektin denganair akan terganggu dan pektinakan mengendap. Alkohol dapatmerusak kesetimbangan air danpektin karena alkohol berbobotmolekul rendah sehingga akanbercampur sempurna denganair melalui ikatan hidrogen.Penambahan alkohol ini akanmengurangi jumlah ion ataumolekul air disekeliling pektin,sehingga pektin akan mengendap(Prasetyowati, dkk, 2009). Pektindikeringkan pada suhu rendah

metode ini didapatkan hasilrendeman yang jauh lebih banyakdaripada menggunakan metodesokhletasi. Namun pada prosespengovenan harus selalu diamatisuhunya sehingga pektin yangdidapat tidak terlalu kering. Hasilrendemen pektin kering yangdidapat, yaitu 1,225% untuk dagingbuah salak dan 6,708% untuk kulitbuah salak.

4. Penetapan Baseline kelompokglukosa dan kelompok kolesterol

Setelah diaklimatisasi ataudiadaptasikan selama seminggu,

dilakukan penetapan baselinekadar glukosa dan kolesterolpada awal untuk mengetahuikadar normal tiap tikus, sehinggadapat dilakukan pengelompokkandengan persebaran variasi kadarglukosa maupun kolesterol secaramerata untuk menghindarkankejadian bias. Darah diambil dariplexus retroorbitalis menggunakanpipa kapiler. Pada penetapan kadarglukosa digunakan sampel serum(tanpa penambahan antikoagulan)sedangkan pada penetapan kadarkolesterol digunakan sampelplasma (ditambahkan heparin).Untuk mendapatkan sampel serummaupun plasma, darah yangdidapatkan disentrifuge selama15 menit dengan kecepatan 3500rpm. Serum dan plasma yangdiperoleh langsung dianalisiskadar glukosa maupun kolesteroltotalnya di LPPT. Serum maupunplasma harus segera dianalisissetelah didapatkan, untukmenghindari hasil yang bias. Hasilanalisis kadar bisa diambil seharisetelah sampel dimasukkan. Kadarnormal glukosa puasa untuk tikusdisamakan dengan manusia, yaitu< 126 mg/dl, didapatkan kadarnormal untuk semua tikus.

5. Induksi hiperkolesterol danhiperglikemia

Sebelum diberikan perlakuan,tikus harus diinduksi hiperglikemiauntuk kelompok penurunan kadar

56

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

glukosa dan hiperkolesterolemiauntuk kelompok penurunan kadarkolesterol total. Pada tahapini, tikus diberikan diet tinggikarbohidrat atau diet tinggi lemaksesuai dengan kelompok masing-masing. Berdasarkan literatur,induksi hiperkolesterolemia mau-pun hiperglikemia idealnya dapattercapai antara 8 sampai 10minggu. Tetapi induksi hanyadilakukan sampai minggu ke-3pemberian diet dan belumdidapatkan peningkatan kadarglukosa maupun kolesterol to-

mempersingkat waktu, induksidiabetes dapat diberikan alloksan,sedangkan induksi hiperkolesteroldapat diinduksi poloxamer denganpemberian secara intraperitoneal,akan tetapi dana yang diberikantidak mencukupi, sehingga induksihanya dilakukan dengan dietdan belum mencapai hasil yangdiinginkan.

6. Uji aktivitas secara in vivoPada uji aktivitas, diberikan

perlakuan selama 2 mingguuntuk mengetahui apakah pek-tin yang diisolasi dari dagingmaupun kulit buah salak pondohdapat memberikan pengaruhterhadap penurunan kadar koles-terol maupun glukosa darah.Akan tetapi, uji aktivitas inibelum bisa dilakukan sebeluminduksi hiperkolesterol maupun

hiperglikemik pada tercapai. Sehi-ngga, uji aktivitas tidak dapatdilakukan karena keterbatasanwaktu dan dana.

J. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan penelitian terha-

dap “Pemanfaatan Pektin yangDiisolasi dari Kulit dan Buah Salak(Salacca Edulis Reinw) dalamUji In Vivo Penurunan KadarKolesterol dan Glukosa Darahpada Tikus Jantan Galur Wistar”yang telah dijalankan ini, makadapat disimpulkan bahwa:1. Kulit dan daging buah salak

pondoh dapat dijadikan sebagaisumber pektin, dengan jumlahrendemen terbanyak terdapatpada bagian kulitnya, yaitusebanyak 6,708%.

2. Telah mendapatkan metodeyang tepat dalam isolasipektin dari kulit dan dagingbuah salak pondoh, yaitumetode perebusan, denganmemberikan hasil rendemenpektin kering yang jauh lebihbanyak dibandingkan denganmetode sokhletasi, rata-rata-

3. Belum diketahui mengenaipektin yang diisolasi darikulit dan daging buah salak

menurunkan kadar kolesteroldan glukosa darah.

57

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

4. Belum diketahui pengaruhpemberian pektin terhadapkadar kolesterol dan glukosadarah pada tikus jantan galurwistar, karena uji aktivitassecara in vivo tidak bisa dilan-jutkan, disebabkan keter-batasan waktu maupun danayang diberikan. Oleh karenaitu, penelitian hanya sampaipada tahap induksi.

SaranWarna coklat muda pada

pektin dapat dicegah denganpenambahan NaHSO3 pada tahappembuatan bubur asam dagingmaupun kulit buah salak pondoh.Serta kekurangan waktu dan danadapat dicegah dengan estimasidana yang diperlukan dan rencana

diajukan ke Dikti.

K. DAFTAR PUSTAKAAnarsis, W., 1996, Agribisnis

Komoditas Salak, Bumi Aksara,Jakarta.

Direktorat Gizi Departemen KesehatanRepublik Indonesia, 1981, DaftarKomposisi Bahan Makanan,Bharata, Jakarta.

Lestari, R., Keil, S.H., dan Ebert, G.,2003, Variation In Fruit Qualityof Different Salak Genotypes(Salacca zalacca (Gaert.) Voss)from Indonesia, Technological

and Institutional Innovations forSustainable Rural Development.

Lestari, R., Ebert, G., dana Keil, S.H.,2013, Fruit Quqlity Changes ofSalak “Pondoh” Fruits (Salaccazalacca (Gaert.) Voss) duringMaturation and Ripening, Journalof Food Research, 2(1): 204-216.

Marks, D.B., Allan D. Marks, dan SmithC.M., 1996, Biokimia KedokteranDasar: Sebuah PendekatanKlinis, EGC, Jakarta.

Mattes, F., 2005, Cholesterol and thePower of Pectin, Herbstreith andFox Inc., Elmsford/New York,USA.

Mawarti, H., dan Ratnawati, R., 2012,Penghambatan PeningkatanKadar Kolesterol Pada Diet TinggiLemak Oleh EpigallocatechinGallate (EGCG) Teh Hijau KlonGmb4, Jurnal KeperawatanUnipdu, 1: 2.

Nazaruddin dan Kristiawati, 1992,18 Varietas Salak, PenebarSwadaya, Jakarta.

Prasetyowati, Sari, K. P., dan Pesantri,H., 2009, Ekstraksi Pektin dariKulit Mangga, Jurnal TeknikKimia, 16: 4.

Sabari, 1983, Faktor-faktor PengawetPada Buah Salak, Sub BalaiPenelitian Tanaman PanganPasar Minggu, Jakarta.

Sahputra, F.M., 2008, Potensi EkstrakKulit dan Daging Buah SalakSebagai Antidiabetes, Skripsi,Fakultas Matematika dan Ilmu

58

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

Pengetahuan Alam, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Sharma, B.R., Naresh L., DhuldoyaN.C., Merchant S.U., danMerchant U.C., 2006, AnOverview of Pectins, Times FoodProcessing Journal, 44-51.

Srivastava, P., dan Rishabha M., 2011,Sources of Pectin, Extraction,Application in PharmaceuticalIndustry, Indian Journal ofNatural Products and Resources,2: 10-18.

Suter I.K., 1988, Telaah Sifat BuahSalak di Bali Sebagai DasarPembinaan Mutu Hasil, Tesis,Fakultas Pasca Sarjana, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Tsalissavrina, I., Wahono, D., danHandayani, D., 2006, Peng-aruh Pemberian Diet TinggiKarbohidrat Dibandingkan DietTinggi Lemak Terhadap KadarTrigliserida dan HDL Darah PadaRattus novergicus Galur Wistar,Jurnal Kedokteran Brawijaya, 22:2.

Winarno, F.G., 1986, Kimia Makanan,PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Zubaidah, E., 2011, PengaruhPemberian Cuka Apel dan CukaSalak terhadap Kadar GlukosaDarah Tikus Wistar yang DiberiDiet Tinggi Gula, Jurnal TeknologiPertanian, 12(3): 163-169.

LAMPIRAN1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Buah salak yang sudahdibersihkan dari kotoran yang men-

empel

Gambar 2. Pencucian buah denganair dingin untk mengurangi kadar gula

pada buah

Gambar 3. Proses pengeringan kulitdan daging buah dalam lemari pen-

gering

Gambar 4. Serbuk kulit dan dagingbuah salak

59

Pemanfaatan Pektin Yang Diisolasi...........Pradhani, Crisdany, Zahra, Putri.

Gambar 5. Proses Soxhletasi ser-buk kulit maupun daging buah salak

pondoh

Gambar 6. Proses pengendapanpektin dengan dan tanpa penamba-han asam (kanan ke kiri), serta hasil

pektin setela proses sentrifugasi (atasdengan asam, bawah tanpa asam)

Gambar 7. Proses pemanasan padametode perebusan

Gambar 8. Proses penyaringan

Gambar 9. Gumpalan pektin setelahpenambahan etanol 96%

Gambar 10. Proses penyaringan danpencucian pektin

Gambar 11. Pektin kering sebelum-dan setelah diserbuk

60

KHAZANAH, Vol. 7 No.2 Januari 2015

Gambar 12. Tikus jantan galur Wistardilakukan anestesi inhalasi eter

Gambar 13. Sampling darah dariplexus retroorbitalis

Gambar 14. Sentrifugasi untukmendapatkan serum dan plasma