Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TUGAS AKHIR
PEMANTAU JARAK TONTON TELEVISI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
CHRISTIAN NOVIANTO
NIM : 055114012
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
FINAL PROJECT
MONITORING DISTANCE WATCHING TELEVISION
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements
To Obtain of Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
CHRISTIAN NOVIANTO
NIM : 055114012
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010
iii
iviviviv
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP
MOTTO:
MAN FOR AND WITH OTHERS
Tugas akhir ini kupersembahkan untuk…
Papah dan Mamah tercinta
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Christian Novianto
NIM : 055114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PEMANTAUAN JARAK TONTON TELEVISI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
viii
INTISARI
Manusia dapat mengetahui berbagai macam informasi dan perkembangannyadengan melihat televisi. Namun radiasi sinar biru media informasi ini akan menyebabkankerusakan fungsi mata pada mata anak-anak berusia dini. Oleh karena itu penonton televisiharus mengetahui secara langsung jarak yang paling aman dalam menonton televisi. Alatpemantau jarak menonton televisi ini dapat membantu user untuk mengetahui jarak tontonterbaik sesuai dengan ukuran layar televisi, khususnya televisi jenis CRT.
Alat pemantau jarak menonton televisi ini menggunakan sebuah sensor ultrasoniksebagai pengukur jarak user. Sensor akan mengukur lalu mikrokontroler akan mengolahdan membandingkan dengan jarak terbaik dalam menonton. Hasil pengolahan darimikrokontroler akan ditampilkan dalam LCD. Bila jarak terbaik belum tercapai makagambar dan suara televisi akan hilang. Proses penghilangan gambar dan suara ini dilakukandengan system jamming menggunakan pemancar FM 5W.
Penelitian ini telah berhasil dibuat dan dapat bekerja dengan baik bila ditempatkansejajar vertikal dengan televisi dengan cakupan area antara sudut 45° sampai 135° sehinggaalat ini dapat langsung digunakan untuk penggunaan sehari-hari.
ix
ABSTRACT
Many people can find various kinds of information and its development bywatching television. But the blue ray radiation of this information media would causedamage for childs eye function. Therefore, television audiences must have directknowledge of the safest distance of watching television. The monitor television viewingdistance can help user to know the best distance in accordance with the size of thetelevision screen, especially for the type of CRT television.
The monitor television viewing distance is use an ultrasonic sensor for measuringthe user distance. The sensor will measure and microcontroller will process and comparewith the best distance in viewing. Results of processing of the microcontroller will bedisplayed in the LCD. If the best distance is not reached then the television image andsound will be lost. The process to removal of images and sounds are done by jammingsystem uses an FM transmitter 5W.
This study has successfully created and can work well when placed verticallyparallel with the television coverage of the area between the angle 45° to 135° so that it canbe directly used for everyday use.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya penulisan karya
ini. Karya ini dimaksudkan penulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana teknik program studi Teknik Elektro.
Penulis sadar bukan hanya kekuatan dalam diri sendiri yang menjadi penggerak
tetapi banyak dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis atas perhatian, kasih sayang, dukungan baik moral maupun
materil, kesabaran dan ketabahan.
2. Ibu Ir. Prima Ari Setiyani., M.T. selaku dosen pembimbing atas segala kesabaran
serta kritik dan saran yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini..
3. Bapak Antonius Suryana selaku laboran atas segala kesabaran, bantuan dan sharing
pengalaman.
4. Seluruh dosen dan staff di Tenik Elektro pada khususnya dan Fakultas Sains dan
Teknologi pada umumnya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
studi.
5. Kedua kakak dan temanku, Amelia Agustin Riadiani, S.Sos., Febrika Dwi Mulyani,
S.T. dan Asri Anggarini atas segala dorongan, dukungan, dan kasih sayang.
6. Teman-teman Teknik Elektro dan seluruh staff perpustakaan atas kebersamaannya
selama ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran yang membangun dari banyak pihak
sangat diharapkan. Semoga karya ini dapat berguna bagi penulisan karya sejenis di masa-
masa yang akan datang. Akhir kata, selamat membaca karya ini.
xi
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .......................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP ...................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................................................................... vii
INTISARI .......................................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................................... 2
1.4 Metodologi Penelitian................................................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................................... 4
2.1 Televisi........................................................................................................................ 4
2.2 Sensor Ultasonik ......................................................................................................... 7
2.3 Liquid Crystal Display (LCD) 16x4 ........................................................................... 8
2.4 Mikrokontroler ATMEL AT89S52........................................................................... 10
2.5 Relay DC 5V............................................................................................................. 13
2.6 Light Emmiting Diode (LED)................................................................................... 13
2.7 Transistor sebagai Saklar .......................................................................................... 14
2.8 Buzzer........................................................................................................................ 15
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ............................................................................ 16
3.1 Perancangan Perangkat Keras................................................................................... 17
xii
3.1.1 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52............................................................ 17
3.1.2 Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai ............................................. 18
3.1.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik ........................................................................ 20
3.1.4 Rangkaian LCD ............................................................................................. 20
3.1.5 Rangkaian Driver Buzzer............................................................................... 21
3.1.6 Rangkaian Pemutus Sinyal ............................................................................ 22
3.2 Perancangan Perangkat Lunak.................................................................................. 23
3.2.1 Diagram Alir Program Utama ....................................................................... 23
3.2.2 Diagram Alir Subrutin Tampilan................................................................... 24
3.2.3 Diagram Alir Subrutin Tombol ..................................................................... 25
3.2.4 Diagram Alir Subrutin Ultrasonik ................................................................. 26
3.2.5 Diagram Alir Subrutin Matikan..................................................................... 28
3.2.6 Diagram Alir Subrutin Nyalakan................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 30
4.1 Implementasi Alat dan Cara Kerja Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi .......... 30
4.2 Tampilan pada LCD.................................................................................................. 33
4.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik................... 35
4.3.1 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik dengan
Sudut Berubah-ubah ...................................................................................... 35
4.3.2 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik dengan
Jarak Berubah-ubah ....................................................................................... 39
4.3.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meterean dan Sensor Ultrasonik dengan
benda Lebih Dari Satu ................................................................................... 41
4.4 Analisis Perangkat Lunak ......................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 47
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 47
5.2 Saran ......................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 48
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 49
xiii
DAFTAR GAMBAR1. Gambar 2.1 Tabung Sinar Katoda (CRT).......................................................................... 5
2. Gambar 2.2 Pemberian Pulsa pada Pin SIG ..................................................................... 8
3. Gambar 2.3 Konstruksi LCD ............................................................................................ 9
4. Gambar 2.4 LCD 2 x 16 .................................................................................................... 9
5. Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52.................................................. 11
6. Gambar 2.6 Relay DC 5V ............................................................................................... 13
7. Gambar 2.7 Rangkaian LED .......................................................................................... 13
8. Gambar 2.8 Transistor sebagai Saklar ............................................................................ 15
9. Gambar 2.9 Buzzer ......................................................................................................... 15
10. Gambar 2.10 Respons Buzzer ....................................................................................... 15
11. Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi .......................... 16
12. Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52 ........................................................ 17
13. Gambar 3.3 Rangkaian Tombol Logika Aktif Rendah ................................................. 18
14. Gambar 3.4 Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai ......................................... 19
15. Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik ................................................................... 20
16. Gambar 3.6 Antarmuka Sensor Ultrasonik dan Mikrokontroler .................................. 20
17. Gambar 3.7 Rangkaian LCD dengan Mode 4 bit ......................................................... 21
18. Gambar 3.8 Antarmuka Buzzer dan Mikrokontroler .................................................... 22
19. Gambar 3.9 Rangkaian Pemutus Sinyal ....................................................................... 22
20. Gambar 3.10 Diagram Alir Program Utama ................................................................. 23
21. Gambar 3.11 Diagram Alir Subrutin Tampilan ............................................................ 24
22. Gambar 3.12 Diagram Alir Subrutin Tombol .............................................................. 25
23. Gambar 3.13 Diagram Alir Subrutin Ultrasonik .......................................................... 27
24. Gambar 3.14 Diagram Alir Subrutin Matikan .............................................................. 28
25. Gambar 3.15 Diagram Alir Subrutin Nyalakan ............................................................ 29
26. Gambar 4.1 Implementasi Alat ..................................................................................... 30
27. Gambar 4.2 Peletakan Alat ........................................................................................... 31
28. Gambar 4.3 Rangkaian Pemancar FM 5W.................................................................... 33
29. Gambar 4.4 Rangkaian Driver....................................................................................... 33
30. Gambar 4.5 Ukuran Layar TV Maksimum ................................................................... 34
31. Gambar 4.6 Ukuran Layar TV Minimum...................................................................... 34
xiv
32. Gambar 4.7 Waktu Pantul dan Jarak ............................................................................. 35
33. Gambar 4.8 Batas Deteksi Sensor ................................................................................. 37
34. Gambar 4.9 Posisi Kemiringan Benda .......................................................................... 39
xv
DAFTAR TABEL1. Tabel 2.1 Fungsi Pin-pin LCD ....................................................................................... 10
2. Tabel 2.2 Fungsi Pin pada Port 3..................................................................................... 12
3. Tabel 4.1 Data Kegagalan Implementasi Alat................................................................. 31
4. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Pengukuran Berubah-ubah ................ 35
5. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Kemiringan Benda Berubah-ubah ..... 37
6. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah .................................... 39
7. Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Jarak dengan Benda Lebih Dari Satu ................................ 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan salah satu media elektronika yang berfungsi sebagai media
informasi. Manusia dapat mengetahui berbagai macam informasi dan perkembangannya
dengan melihat televisi. Namun disayangkan apabila media informasi ini akan
menyebabkan kerusakan fungsi mata terlebih pada para penonton televisi yang kurang
mengetahui efek negatif dari televisi tersebut. Menurut dr. Rita S. Sitorus, PhD.,Sp.M(K)
radiasi sinar biru yang ditimbulkan dari pancaran sinar layar televisi berpotensi membuat
kerusakan pada mata anak-anak berusia dini [1]. Selain itu banyak pula anak-anak yang
menghabiskan waktunya untuk menonton televisi tanpa adanya dampingan para orang tua
[2] sehingga jarak menonton tidak dapat terpantau dengan baik. Hal itulah yang
menyebabkan banyaknya anak-anak harus menggunakan alat bantu penglihatan berupa
kacamata.
Fokus dari penelitian ini adalah pembuatan suatu alat yang dapat memantau jarak
menonton televisi seseorang dengan tepat, efektif dan efisien. Belum banyak alat serupa
terdapat di pasaran, sehingga penulis ingin mengangkat topik tersebut mengingat semakin
banyaknya para penderita kerusakan fungsi mata. Jadi alat ini diharapkan dapat mengatasi
bertambahnya penderita kerusakkan fungsi mata yang diakibatkan oleh jarak menonton
televisi yang tidak tepat .
Penelitian ini dapat diaplikasikan langsung pada televisi jenis CRT (Cathode Ray
Tube) sehingga alat ini didesain agar user-friendly bagi orang awam dan anak-anak.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang akan dicapai yaitu menghasilkan suatu alat yang berfungsi untuk
memantau jarak penonton dalam menonton televisi.
Manfaat dari penelitian ini yaitu Orang awam dapat mengetahui sendiri jarak paling
baik dalam menonton televisi. Apabila terjadi kesalahan jarak penonton maka dapat
diketahui saat itu juga sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan fungsi mata akibat
2
efek sinar biru yang ditimbulkan oleh sinar katoda yang ditembakkan pada tabung CRT
televisi.
1.3. Batasan Masalah
Agar perancangan sistem dan pembahasan laporan tentang alat pemantau jarak
menonton televisi ini menjadi lebih spesifik maka diberikan beberapa batasan sebagai
berikut:
1. Pembuatan alat pemantau jarak menonton televisi ini menggunakan sensor
ultrasonik jenis PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 untuk mengukur jarak
antara televisi dengan penonton.
2. Mikrokontroler yang digunakan untuk mengolah data yang dikirimkan oleh
sensor menggunakan ATMEL AT89S52.
3. Sebagai penampil infomasi digunakan display LCD 16x4 yang akan
menampilkan ukuran televisi (INCHTV), jarak penonton saat itu (C.DIST),
waktu (M.TIME) dan jarak penonton yang terbaik (M.DIST).
4. Pembuatan alat ini tanpa harus membongkar televisi sehingga alat ini dapat
langsung digunakan pada keadaan ON dengan mengoperasikannya langsung
pada televisi yang berada pada keadaan ON juga.
5. Cara kerja alat ini yaitu dengan menghilangan sinyal dari antena bila jarak yang
terbaik belum tercapai dengan syarat jarak penonton lebih besar atau sama
dengan jarak terbaik.
6. Mengingat keterbatasan sensor ultrasonik yang hanya dapat mengukur jarak
sejauh 3 meter maka peneliti membatasi penggunaan alat ini maksimum pada
televisi berukuran 29 inch.
1.4. Metode Penelitian
Penulisan tugas akhir ini menggunakan metode :
1. Studi pustaka menggunakan buku–buku referensi dan jurnal–jurnal.
2. Perancangan subsistem hardware dan software yang didasari oleh dasar teori.
3. Implementasi hasil perancangan subsistem hardware dan software.
3
4. Pengujian alat yang langsung dipasangkan pada televisi untuk membandingkan
jarak yang terukur oleh alat dengan jarak yang terukur menggunakan meteran.
5. Analisis data yang didapat dari pengujian alat.
6. Memberi kesimpulan yang didasari hasil analisis.
1.5. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang pemilihan topik sebagai dasar pemikiran melalui
latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, batasan masalah, metode
penelitian, serta sistematika penulisan penelitian ini.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini memaparkan teori mengenai televisi, sensor ultrasonik, LCD,
mikrokontroler ATMEL89S52, relay DC 5V, LED, transistor sebagai saklar dan buzzer
yang digunakan dalam pembuatan alat pemantauan jarak menonton televisi.
BAB III RANCANGAN PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan perancangan mengenai alat pemantau jarak
menonton televisi ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai pembahasan dari hasil alat yang telah diperoleh.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian akhir ini menyimpulkan uraian dari bab-bab sebelumnya agar dapat
memberi penjelasan dalam memahami maksud dan tujuan penulisan serta pemberian
saran tentang alat ini kepada siapa saja yang ingin membahas topik ini lebih dalam.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari
kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision).
Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Di Indonesia 'televisi' secara
tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Penemuan ini adalah karya massal
yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari
penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry
dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
Televisi jenis CRT bekerja dengan cara menerima gelombang elektromagnetik dan
merubahnya menjadi energi akustik dan cahaya yang bisa kita dengar dan lihat. CRT
bekerja dengan cara menembakkan tiga sinar elektron (dipancarkan oleh Electron Gun)
mengarah ke permukaan layar yang mengandung dot dot fosfor warna merah, hijau dan
biru yang tersusun secara teratur di permukaan layar (panel glass/screen) tersebut. Tiga
sinar elektron yang dipancarkan oleh Electron Gun melewati Shadow Mask dan
menghantam permukaan fosfor dan menyebabkan permukaan fosfor berpendar. Fungsi dari
Shadow Mask adalah untuk memastikan sebuah sinar elektron untuk menghantam pada
permukaan fosfor tertentu saja sehingga tidak terjadi penyimpangan lintasan sinar elektron.
Apabila terjadi penyimpangan lintasan sinar elektron yang disebabkan shadow mask tidak
berfungsi normal akan menyebabkan berpendarnya dot dot fosfor yang berdekatan yang
pada akhirnya menghasilkan suatu warna yang tidak murni. Selain itu shadow mask
berfungsi untuk menyerap elektron yang salah melintas [3]. Gambar dari CRT
ditunjukkanpada Gambar 2.1.
Gambar permurkaan layar akan membuat kesan warna putih pada mata kita ketika
tiga sinar elektron menghantam tiga permukaan fosfor warna merah, biru dan hijau secara
merata, tetapi bila intensitas/kekutatan sinar elektron yang menghantam fosfor warna
merah lemah, sehingga dot fosfor warna merah berpendar lemah maka warna permukaan
layar menghasilkan kesan warna cyan, dll. Jadi kesan warna yang dihasilkan oleh layar
tergantung intensitas/kekuatan masing masing sinar elektron yang dipancarkan oleh
electron gun. Tiga sinar elektron yang dipancarkan oleh electron gun harus ditembakkan
5
secara tepat pada permukaan fosfor agar supaya permukaan fosfor tersebut berpendar
secara sempurna tanpa ada warna cacat yang dihasilkan oleh permukaan layar. Oleh karena
itu semua komponen dalam CRT harus diproduksi secara teliti dan akurat. Namun dalam
prakteknya faktor eksternal seperti pengaruh gaya gravitasi bumi akan menyebabkan
penyimpangan kecil lintasan sinar elektron yang menuju layar fosfor. Yang menyebabkan
warna yang dihasilkan oleh layar tidak sempurna. Sebagai koreksi hal tersebut, CRT
dilengkapi dengan purity magnet, convergence magnet dan komponen magnet lainnya
yang berfungsi untuk mengoreksi penyimpangan lintasan sinar elektron agar supaya warna
yang dihasilkan layar mendekati sempurna.
Gambar 2.1 Tabung Sinar Katoda (CRT)
Gambar yang ditampilkan pada CRT merupakan hasil tangkapan sinyal dari stasiun
pemancar menggunakan antena televisi. Fungsi dari antena ini yaitu untuk menangkap dan
memperkuat sinyal gambar yang merupakan gelombang AM yang mudah terganggu.
Sebuah antenna dapat dikatan baik bila gambar yang tertampil pada CRT tidak terbentuk
bayangan (ghost). Untuk itu diperlukan sebuah penghubung berupa kabel jenis coaxial
dengan hambatan sebesar 75Ω dengan pemasangan yang benar [4].
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di transmisikan
bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi
mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada
suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar.
6
Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal
sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi
radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan
atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada
dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya
bukan 75khz melainkan 25 khz.
Sebelum sinyal gambar dan suara ditampilkan pada layar CRT televisi memiliki
beberapa bagian dasar yang akan mengubah sinyal-sinyal elektromagnetik yang telah
ditangkap dari antena agar dapat menghasilkan gambar dan suara yang dapat dilihat dan
didengar. Berikut bagian-bagian dasar televisi:
a. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya
didistribusikan ke seluruh rangkaian.
b. Rangkaian Penala (tuner)
Berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan
mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
c. Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali.
d. Rangkaian Detektor Video
Berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF
gambar.
e. Rangkaian Penguat Video
Berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video
sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT.
f. Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis.
g. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Terdiri dari empat blok yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi
vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan
tinggi.
7
h. Rangkaian Audio
Berfungsi untuk memisahkan antara sinyal suara dengan sinyal gambar
sehingga suara dapat didengar.
Dari rangkaian-rangkaian dasar tersebut maka akan dihasilkan gambar dan suara
sesuai dengan gambar dan suara yang dipancarkan oleh stasiun televisi. Namun pancaran
sinar dari CRT akan menimbulkan beberapa efek negatif pada mata yaitu efek yang
ditimbulkan oleh sinar biru. Sinar biru adalah sinar dengan panjang gelombang cahaya
400-500 nm yang dapat berpotensi terbentuknya radikal bebas dan menimbulkan fotokimia
pada retina mata anak. Lensa mata anak masih peka dan belum dapat menyaring bahaya
sinar biru. Karena itulah risiko terbesar kerusakan akibat sinar biru terdapat pada usia dini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia baru-baru ini menunjukkan adanya korelasi antara total waktu
menonton televisi per hari dan jarak dari televisi saat menonton dengan contrast sensitivity
mata kiri, mata kanan, dan kedua mata, yaitu semakin lama menonton televisi, skor fungsi
retina mata semakin rendah, demikian juga jarak yang semakin dekat cenderung
menurunkan fungsi retina mata pada mata anak [5].
Oleh karena itu, saat menonton televisi usahakan pencahayaan dalam ruangan
sekitar 50% lebih suram dibanding cahaya pada layar TV atau komputer, dan cahaya lampu
tidak dipantulkan layar TV sehingga menyilaukan. Jangan melihat dalam gelap, karena
kontras cahaya akan menjadi terlalu tajam dan menyakiti mata. Usahakan menonton secara
sejajar dengan jarak sekitar 4 kali ukuran layar TV Anda dalam inch [6].
2.2. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang menggunakan gelombang suara jenis
ultrasonik untuk mengukur jarak. Cara kerja sensor ini yaitu transmitter mengirimkan
seberkas gelombang ultrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya
pantulan dari obyek [7]. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali jarak sensor dengan
obyek, sehingga jarak sensor dengan obyek dapat ditentukan dengan persamaan 2.1
……....…………………(2.1)
8
Salah satu jenis sensor ultrasonik adalah jenis PING))) Ultrasonic Ringe Finder
#28015. Sensor ini dapat mendeteksi suatu benda dengan range 3 cm sampai 3 meter.
Ultrasonik parallax mempunyai 3 kaki interface yaitu, ground (GND), power supply 5V
(VCC) dan SIG. Pemberian pulsa pada pin SIG ditunjukkanpada gambar 2.2
Gambar 2.2 Pemberian Pulsa pada Pin SIG
Dari gambar 2.2 dapat kita ketahui bahwa untuk antarmuka ke sensor ultrasonik, terdapat
beberapa aturan yaitu:
a. Pin SIG diberi sebuah pulsa (tcut) selama 3 mikro detik. Hal ini berarti
mikrokontroller diset sebagai output dan untuk memulai pengukuran.
b. Program akan memberi pin SIG kondisi “low” selama 700 mikro detik. Setelah itu
mikrokontroler dikondisikan sebagai input dang menunggu selama 3 mikro detik
hingga dapat menerima output dari pin SIG.
c. Setelah ada sinyal input kondisi "high" maka mikrokontroller harus menghitung
lama waktu dari kondisi "high" tersebut kemudian dihitung menggunakan
persamaan 2.1 menjadi jarak.
d. Jarak antara koversi ultasonik memberi data lagi adalah 250mili detik.
2.3. Liquid Crystal Display (LCD) 16x4
LCD adalah komponen yang berfungsi untuk menampilkan suatu karakter pada
suatu tampilan (display) dengan bahan utama yang digunakan berupa Liquid Crystal.
Apabila diberi arus listrik sesuai dengan jalur yang telah dirancang pada konstruksi LCD,
Liquid Crystal akan berpendar menghasilkan suatu cahaya dan cahaya tersebut akan
9
membentuk suatu karakter tertentu. Gambar konstruksi LCD [8] ditunjukkanpada gambar
2.3
Gambar 2.3 Konstruksi LCD
LCD yang sering digunakan adalah jenis H1604A [9]. H1604A merupakan modul
LCD dengan tampilan 4 x 16 (4 baris, 16 kolom). Modul tersebut dilengkapi dengan
mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler
HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM
(Character General Read Only Memory), CGRAM (Character General Random Access
Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). LCD bertipe ini
memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi data secara 8 bit atau 4 bit.
Jika menggunakan jalur data 4 bit akan ada 7 jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 4 untuk
jalur data). Jika menggunakan jalur data 8 bit maka akan ada 11 jalur data (3 untuk jalur
kontrol & 8 untuk jalur data). Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN (Enable), RS
(Register Select) dan R/W (Read/Write). Gambar dari LCD 4 x 16 ditunjukkanpada
Gambar 2.4.
Gambar 2.4 LCD 2 x 16
10
Pada LCD jenis H1604A memiliki jumlah pin sebanyak 16 yang memiliki fungsi
berbeda-beda. Fungsi pin-pin tersebut ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Fungsi Pin-pin LCD
Nomor Pin Simbol Nomor Pin Simbol1 GND 9 DB22 VCC (5V) 10 DB33 Vlcd 11 DB44 RS 12 DB55 R/W 13 DB66 E 14 DB77 DB0 15 A8 DB1 16 K
Fungsi pin :
1. Vlcd, merupakan pin yang digunakan untuk mengatur tebal tipisnya karakter yang
tertampil dengan cara mengatur tegangan masukan.
2. DB0 s/d DB7, merupakan jalur data yang dipakai untuk menyalurkan kode ASCII
maupun perintah pengatur LCD.
3. RS (Register Select), merupakan pin yang dipakai untuk membedakan jenis data
yang dikirim ke LCD. Jika RS berlogika ‘0’, maka data yang dikirim adalah
perintah untuk mengatur kerja LCD. Jika RS berlogika ‘1’, maka data yang
dikirimkan adalah kode ASCII yang ditampilkan.
4. R/W (Read/Write), merupakan pin yang digunakan untuk mengaktifkan pengiriman
dan pengembalian data ke dan dari LCD. Jika R/W berlogika ‘1’, maka akan
diadakan pengambilan data dari LCD. Jika R/W berlogika ‘0’, maka akan diadakan
pengiriman data ke LCD.
5. E (Enable), merupakan sinyal singkronisasi. Saat E berubah dari logika ‘1’ ke ‘0’,
maka data di DB0 s/d DB7 akan diterima atau diambil diambil dari port
mikrokontroler.
6. A (Anoda) dan K (Katoda), merupakan pin yang digunakan untuk menyalakan
backlight dari layar LCD.
2.4. Mikrokontroler ATMEL AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 adalah salah satu anggota dari keluarga MCS-51/52 yang
dilengkapi dengan internal 8 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read
11
Only Memory), yang memungkinkan memori program untuk dapat diprogram kembali
[10]. AT89S52 dirancang oleh Atmel sesuai dengan instruksi standar dan susunan pin
80C5. Fitur-fitur yang dimiliki AT89S52 antara lain:
a. Sebuah CPU (Central Processing Unit ) 8 Bit.
b. 256 byte RAM (Random Acces Memory ) internal.
c. Empat buah port I/O, yang masing masing terdiri dari 8 bit
d. Osilator internal dan rangkaian pewaktu.
e. Dua buah timer/counter 16 bit
f. Lima buah jalur interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 interupsi internal).
g. Sebuah port serial dengan full duplex UART (Universal Asynchronous Receiver
Transmitter).
h. Mampu melaksanakan proses perkalian, pembagian, dan Boolean.
i. EPROM yang besarnya 8 KByte untuk memori program.
j. Kecepatan maksimum pelaksanaan instruksi per siklus adalah 0,5 μs pada frekuensi
clock 24 MHz. Apabila frekuensi clock mikrokontroler yang digunakan adalah 12
MHz, maka kecepatan pelaksanaan instruksi adalah 1 μs.
Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5 Volt. Ke-
40 pin tersebut ditunjukkanpada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52
Fungsi dari masing-masing pin pada mikrokontroler AT89S52 sebagai berikut:
12
1. Port 0 merupakan port paralel 8 bit dua arah (bi-directional) yang dapat digunakan
untuk berbagai keperluan. Port 0 juga memultipleks alamat dan data jika digunakan
untuk mengakses memori eksternal.
2. Port 1 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan internal pull-up. Port 1
juga digunakan dalam proses pemrograman (In System Programming) dengan
memfungsikan tiga pin yaitu P1.5, P1.6 dan P1.7.
3. Port 2 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan internal pull-up. Port 2
akan mengirim byte alamat jika digunakan untuk mengakses memori eksternal.
4. Port 3 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan internal pull-up yang
mempunyai bebarapa fungsi khusus yang ditunjukkanpada tabel 2.2.
Tabel. 2.2. Funsi Pin pada Port 3
Pin-pin pada Port 3 Fungsi PengantiP3.0 RxD (Port input serial)P3.1 TxD (Port output serial)P3.2 INT0 (Interupt eksternal 0 )P3.3 INT1 (Interupt eksternal 1)P3.4 T0 (Input Eksternal Timer 0)P3.5 T1 (Input Eksternal Timer 1)P3.6 WR (Perintah write pada memori eskternal)P3.7 RD (Perintah read pada memori eksternal)
Pada mikrokontroler AT89S52 untuk rangkaian oscillator menggunakan kristal 12
MHz dan dua buah kapasitor 33 pF sehingga besarnya perioda untuk pindah menjalankan
satu perintah dari perintah sebelumya dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2.= .............................................................(2.2)
maka besarnya perioda pada perancangan adalah satu mikro detik. Ukuran kristal yang
dipilih yaitu 12 MHz karena pada sistem tidak diperlukan perioda yang terlalu cepat.
Pin EA/VPP diberi logika tinggi (dihubungkan ke VCC) karena program hanya
disimpan di dalam memory internal saja dan tidak membutuhkan memory eksternal. Untuk
mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal dibutuhkan logika 1 pada
pin RST dan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.3.V = x VCC……………………………………(2.3)
13
2.5. Relay DC 5V
Relay adalah suatu piranti yang menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak saklar. Susunan paling sederhana relay adalah
kumparan kawat penghantar yang dililitkan pada inti besi. Bila kumparan ini dialiri arus
listrik, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai
pengungkit mekanisme saklar [11]. Gambar dari relay DC 5V ditunjukkanpada Gambar
2.6.
Gambar 2.6 Relay DC 5V
2.6. Light Emitting Diode (LED)
LED mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 V sampai 2,5 V untuk arus
di antara 10 dan 50 mA. Penurunan tegangan yang tepat tergantung dari arus LED, warna,
kelonggaran, dan sebagainya. Kecermelangan LED tergantung dari arusnya. Idealnya, cara
terbaik untuk mengendalikan kecermelangan ialah dengan menjalankan LED dengan
sumber arus. Gambar dari rangkaian LED ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Rangkaian LED
S
LEDS
R
VVI
)( …………………………………………….……….(2.4)
Dimana : VLED = penurunan tegangan LED (Volt)
Vs = Tegangan sumber (Volt)
14
R = Resistor yang tersusun seri dengan LED (Ohm)
I = Arus (Ampere)
Makin besar tegangan sumber, makin kecil pengaruh VLED. Dengan kata lain Vs
yang besar menghilangkan pengaruh perubahan tegangan VLED. Biasanya, arus LED ada
diantara 10 mA sampai 50 mA karena daerah ini memberikan cahaya yang cukup untuk
banyak pemakai[12][13].
2.7. Transistor sebagai Saklar
Suatu saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan memiliki dua kondisi,
yaitu kondisi on dan kondisi off [14]. Kondisi off merupakan kondisi saat tidak ada arus
yang mengalir. Sedangkan kondisi on merupakan kondisi saat arus dapat mengalir dengan
bebas.
Fungsi saklar ini dapat digantikan oleh sebuah transistor dengan memanfaatkan
kondisi cut off dan saturasi. Saat saklar pada kondisi on, maka akan digantikan dengan
transistor yang berada pada kondisi saturasi dan kondisi off akan digantikan dengan
transistor yang berada pada kondisi cut off.
Kondisi saturasi terjadi bila transistor mendapat tegangan positif pada kaki basis,
sehingga arus basis (Ib) mengalir dan menyebabkan arus kolektor (Ic) mengalir menuju
emitor melalui tahanan beban (Rc). Akibatnya tegangan antara kolektor dan emitor
menjadi nol (Vce = 0), sehingga tegangan jatuh pada beban Rc adalah [14] :
Vc = Ic x Rc…………………………………………….(2.3)
besarnya arus basis pada saat transistor dalam keadaan saturasi adalah [9]:Ib = ………………………………………….(2.4)
Sedangkan kondisi cut off terjadi bila transistor mendapat tegangan lebih kecil atau
sama dengan nol pada kaki basis, sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui beban
Rc kecuali arus bocor yang sangat kecil (Iceo), sehingga besarnya tegangan antara kolektor
emitor (Vce) adalah [14]. Gambar dari transistor sebagai saklar ditunjukkan pada gambar
2.8.
Vce = Vcc – Iceo x Rc…………………………………..(2.5)
15
Gambar 2.8 Transistor Sebagai Saklar
2.8. Buzzer
Sumber bunyi yang dipilih yaitu buzzer yang sudah terdapat osilator dan piezo
speaker. Buzzer yang dipakai ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Buzzer
Buzzer memiliki spesifikasi frekuensi 3570 Hz dengan catu daya 6V sampai dengan
15 V, level tekanan 80dB(A) pada jarak 1m dan catu 12 V. Frekuensi 3,5 kHz memberikan
respons relatif yang berada dipuncak seperti terlihat pada gambar 2.10. Dari gambar 2.10
terlihat frekuensi antara 1 kHz sampai 5 kHz memberikan respons relatif yang berada di
puncak, artinya akan terdengar paling keras dibandingkan dengan sumber frekuensi yang
lain pada jarak yang sama[15].
Gambar 2.10 Respons Buzzer
16
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan umum Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi akan dibagi dalam dua
bagian besar, yaitu :
1. Perancangan perangkat keras seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 yang terdiri
dari: rangkaian mikrokontroler AT89S52 dan sistem pendukung, rangkaian tombol
pilihan dan tombol mulai, rangkaian sensor ultrasonik, rangkaian pemutus sinyal,
rangkaian LCD dan rangkaian driver buzzer.
2. Perancangan perangkat lunak yang terdiri dari program utama, pengukur jarak,
pembanding dengan set point dan penampil LCD.
Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Pemantau Jarak Menonton Televisi
Cara kerja dari dari setiap blok pada diagram perancangan gambar 3.1 adalah
sebagai berikut:
1. Tombol Pilihan digunakan untuk memilih ukuran layar televisi yang sedang
digunakan. Tombol ini ada dua buah yaitu naik dan turun yang berfungsi untuk
memilih ukuran layar televisi sampai dengan 29 inch. Sedangkan tombol mulai
berfungsi untuk memulai pengukuran jarak setelah tombol pilihan selesai diatur.
2. Data masukan dari tombol pilihan akan diolah oleh mikrokontroler sehingga akan
ditampilkan pada LCD. Informasi yang akan ditampilkan adalah INCHTV,
C.DIST, M.TIME dan M.DIST.
17
3. Bila tombol mulai ditekan, maka sensor ultrasonik akan aktif dengan memberikan
sinyal pada pin SIG lalu tranducer akan menerima gelombang pantul yang terkena
benda selanjutnya akan dikonversi menjadi jarak.
4. Mikrokontroler akan membandingkan jarak terbaik dalam menonton televisi
dengan jarak penonton saat itu yang telah terukur oleh sensor ultrasonik.
5. Apabila jarak penonton saat itu lebih besar atau sama dengan jarak terbaik dalam
menonton maka rangkaian pemutus sinyal tidak akan bekerja jika jarak belum
sesuai maka rangkaian ini akan bekerja dan buzzer akan berbunyi sebagai
peringatan.
3.1. Perancangan Perangkat Keras
3.1.1. Rangkaian Mikrokontroler AT89S52
Semua program untuk sistem kendali alat pemantau jarak menonton televisi ini
dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S52. Rangkaian mikrokontroler AT89S52
ditunjukkan pada gambar 3.2.
Pada gambar 3.2 untuk rangkaian oscillator menggunakan kristal 12 MHz dan dua
buah kapasitor 33 pF sehingga besarnya perioda untuk pindah menjalankan satu perintah
dari perintah sebelumya dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2 sehingga besarnya
perioda pada perancangan adalah satu mikro detik.
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52
18
Untuk mengembalikan kondisi kerja mikrokontroler pada posisi awal dibutuhkan
logika 1 pada pin RST dan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.3. Bila besar R1 =
10K dan mikrokontroler AT89S52 mempunyai logika 1 antara rentang tegangan 3V
sampai dengan 5V maka besarnya R2 yaitu:
1. Pada saat Vrst = 3V V = RR + R x VCC3= 10000/(10000+R_2 ) x 5
R2 = 6,66 KΩ
2. Pada saat Vrst = 5V V = RR + R x VCC3 = 1000010000 + R x 5
R2 = 0
Maka pada peracangan dipilih nilai resistor R2 sebesar 20Ω.
3.1.2. Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai
Pengguna dapat memilih ukuran layar televisi yang digunakan dengan cara
menekan tombol pilihan. Ada 2 buah tombol pilihan yaitu naik dan turun. Tombol pilihan
ini akan menghitung cacahan dari setiap penekanan yang selanjutnya akan diproses di
dalam mikrokontroler. Sedangkan tombol start dirancang sama dengan tombol pilihan yang
berfungsi untuk memulai pengukuran jarak setelah tombol pilihan selesai diset.
Ada 2 jenis tombol yang dapat digunakan pada mikrokontroler yaitu tombol dengan
logika aktif rendah dan logika aktif tinggi. Rangkaian tombol dengan logika rendah
ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Rangkaian Tombol Logika Aktif Rendah
19
LED berfungsi sebagai indikator penanda cacahan setiap penekanan. Besarnya nilai
resistor sebagai penghambat arus pada LED dapat dihitung dengan persamaan 2.4 maka
besarnya resistor yaitu:
1. Pada saat I = 10mA
I
VVR LEDS )(
mR
10
)5.15(
R = 350Ω
2. Pada saat I = 50mA
I
VVR LEDS )(
mR
50
)5.15(
R = 70Ω
Maka pada peracangan dipilih nilai resistor R2 sebesar 330Ω.
Gambar 3.4 Rangkaian Tombol Pilihan dan Tombol Mulai
Perancangan perangkat keras tombol pemilih ini yang digunakan adalah tombol
dengan logika rendah. Banyaknya tombol pemilih mode ini terdiri dari tiga buah yang
berfungsi untuk memilih ukuran layar televisi dan memulai sensor untuk bekerja. Gambar
rangkaian tombol pilihan dan tombol mulai ditunjukkan pada gambar 3.4.
20
3.1.3. Rangkaian Sensor Ultrasonik
Rangkaian sensor ultrasonik terdiri dari sebuah modul sensor ultrasonik jenis
PING))) Ultrasonik Ringe Finder #28015. Rangkaian sensor ultrasonik ditunjukkan pada
Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik
Pada perancangan digunakan modul yang sudah tersedia sehingga antarmuka antara
sensor ultrasonik dengan mikrokontroler tidak membutuhkan rangkaian tambahan.
Antarmuka sensor ultrasonik dan mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Antarmuka Sensor Ultrasonik dan Mikrokontroler
3.1.4. Rangkaian LCD
LCD yang digunakan adalah LCD 16x4 yang memiliki tipe H1604A. Sama seperti
LCD 16x2 LCD bertipe ini memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi
data secara 8 bit atau 4 bit. Jika menggunakan jalur data 4 bit akan ada 7 jalur data (3 untuk
jalur kontrol dan 4 untuk jalur data). Jika menggunakan jalur data 8 bit maka akan ada 11
jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 8 untuk jalur data). Tiga jalur kontrol ke LCD ini
adalah EN (Enable), RS (Register Select) dan R/W (Read/Write).
Interface LCD merupakan sebuah parallel bus, hal ini sangat memudahkan dan
sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang
ditampilkan sepanjang 8 bit dikirim ke LCD secara 4 atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode
4 bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8 bit
21
(pertama dikirim 4 bit MSB lalu 4 bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya).
Mengirim data secara paralel baik 4 atau 8 bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk
membuat sebuah aplikasi interface LCD. Penentuan mode operasi merupakan hal yang
paling penting. Mode 8 bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan
dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8
pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7 bit (3 pin untuk
kontrol, 4 untuk data). Karena dalam penelitian ini kecepatan tidak sangat diutamakan,
maka dipilih mode 4 bit.
Berdasarkan datasheet tegangan kontras (Vlcd) maksimum sebesar 5V sehingga
dalam perancangan digunakan sebuah resistor variabel sebesar 10K yang berfungsi untuk
membatasi tegangan yang masuk ke pin Vlcd. Rangkaian LCD dengan mode 4 bit
ditunjukkan pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Rangkaian LCD dengan Mode 4 bit
3.1.5. Rangkaian Driver Buzzer
Perancangan ini digunakan Buzzer yang berfungsi sebagai bunyi peringatan bila
jarak tonton belum memenuhi syarat yang telah ditentukan. Perancangan ini menggunakan
buzzer yang memiliki rentang tegangan 6V sampai dengan 15V sehingga antarmuka antara
buzzer dengan mikrokontroler membutuhkan rangkaian tambahan menggunakan transistor
yang difungsikan sebagai saklar agar mikrokontroler tidak terbebani terlalu besar.
Rangkaian Driver buzzer ditunjukkan pada Gambar 3.8.
22
Gambar 3.8 Antarmuka Buzzer dan Mikrokontroler
3.1.6. Rangkaian Pemutus Sinyal
Rangkaian pemutus sinyal ini berfungsi untuk memutus sinyal dari antena menuju
rangkaian penala pada televisi. Prinsipnya yaitu penyaklaran secara mekanis dengan
menggunakan sebuah relay yang dalam pemicuan koilnya menggunakan transistor yang
difungsikan sebagai saklar. Dengan sistem penyaklaran ini diharapkan agar sinyal gambar
yang merupakan gelombang AM dapat diganggu.
Pada perancangan rangkaian pemutus sinyal ini kabel dari antenna televisi akan
dihubungkan ke kontak Normaly Close (NC) pada relay agar pada saat kondisi awal
transistor aktif sinyal dari antena akan diputuskan sampai syarat jarak terpenuhi. Selain itu
tujuan penggunaan kontak NC tersebut agar pada saat alat pada kondisi OFF sinyal dari
antena televisi tetap dapat diteruskan ke rangkaian penala. Rangkaian pemutus sinyal
disajikan pada gambar 3.9.
Gambar 3.9 Rangkaian Pemutus Sinyal
23
3.2. Perancangan Perangkat Lunak
3.2.1. Diagram Alir Program Utama
Gambar 3.10 Diagram Alir Program Utama
Proses awal program dimulai dengan penginisialisasian port-port dan variabel-
variabel yang akan digunakan. Untuk C.DIST dan M.DIST dalam satuan centimeter serta
INCHTV dalam satuan inch. Kemudian mikrokontroler akan menulis pada LCD mengenai
informasi-informasi yang akan disampaikan. Setelah itu mikrokontroler akan membaca
24
masukan dari luar oleh tombol naik dan tombol turun dengan kondisi awal ukuran televisi
1 dan maksimal 29 dengan menampilkan langsung pada LCD mengenai INCHTV dan
C.DIST. Sebelum sensor ultrasonik bekerja mikrokontroler akan membandingkan masukan
yang terjadi pada tombol mulai, bila telah terjadi penekanan maka program mengaktifkan
sensor ultrasonik dan bila belum terjadi penekanan program akan selalu berulang pada
rutin tombol.
Selanjutnya mikrokontroler akan megirimkan sinyal ke sensor ultrasonik agar
sensor bekerja dan sinyal pantul yang diterima akan diolah agar jarak penonton dapat
dideteksi. Kemudian setelah proses terjadi hasilnya akan ditampilkan pada display LCD
mengenai M.TIME dan M.DIST.
Hasil pengukuran sensor akan dibandingkan dengan C.DIST, bila M.DIST lebih
kecil dari C.DIST maka mikrokontroler akan menyalakan rangkaian pemutus sinyal dan
buzzer dengan memberikan logika “1” pada rangkaian driver tetapi bila M.DIST lebih
besar atau sama dengan C.DISC maka rangkaian driver dimatikan. Proses ini akan selalu
berulang untuk mendapatkan M.DIST terus menerus. Secara umum diagram alir program
utama dari pemantau jarak menonton televisi ditunjukkan pada gambar 3.10.
3.2.2. Diagram Alir Subrutin Tampilan
Gambar 3.11 Diagram Alir Subrutin Tampilan
Subrutin ini untuk melakukan proses perhitungan dan menampilkan pada LCD.
Nilai awal variabel C yaitu satu sehingga pada awalnya pada LCD akan tertampil
“INCHTV : 1inch, C.DIST : 10.16cm, M.TIME : , M.DIST : “. Diagram alir subrutin
tampilan ditunjukan pada gambar 3.11.
25
3.2.3. Diagram Alir Subrutin Tombol
Gambar 3.12 Diagram Alir Subrutin Tombol
Diagram alir subrutin tombol ditunjukkan pada gambar 3.12. Dua buah tombol
pilihan yang terdiri dari tombol naik dan turun merupakan masukan mikrokontroler.
Kondisi awal dari masukan ini yaitu satu dan saat tombol naik ditekan akan mencacah naik
26
satu sampai dengan ukuran layar maksimum sebesar dua puluh sembilan, bila tombol turun
ditekan akan mencacah turun satu sampai dengan kondisi awal satu.
Program ini juga akan membandingkan tombol mulai, jika terjadi penekanan maka
program akan lamgsung melompat ke subrutin ultrasonik untuk mengaktifkan sensor tetapi
jika belum terjadi penekanan maka program akan selalu berulang dan menunggu sampai
tombol mulai ditekan.
3.2.4. Diagram Alir Subrutin Ultrasonik
Modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 mengukur jarak obyek dengan
cara memancarkan gelombang ultrasonik (40KHz) selama tbrust (250μs) kemudian
menunggu pantulannya. Modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 memancarkan
gelombang ultrasonik sesuai dengan input kontrol dari pin SIG (pulsa trigger dengan tout
min 3 μs). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan kurang lebih 344
meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke modul PING))) Ultrasonic
Ringe Finder #28015. Modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015 akan
mengeluarkan pulsa “high” pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik. Dan
setelah gelombang pantulan terdeteksi, modul PING))) Ultrasonic Ringe Finder #28015
akan membuat pin SIG “low”. Lebar pulsa “high” (tin) ini sesuai dengan lama waktu
tempuh gelombang ultrasonik untuk 2 x jarak obyek, sehingga jarak obyek yang terukur
adalah (tin x 34.4) ÷ 2000 centimeter.
Dalam program diberi variabel tambahan yang berfungsi untuk menangani error
yang terjadi. Proses ini akan terjadi bila sensor ultrasonik tidak menerima pantulan lebih
dari 25000 cacahan lalu akan menampilkan pada LCD “SENSOR TIMEOUT dan
__RESTARTED!__”. Setelah itu program akan mencacah kembali sebanyak 1000 cacahan
sebelum sensor aktif kembali untuk melakukan pengukuran jarak. Saat dilakukan cacahan
program juga akan mengecek tombol naik dan turun, bila terjadi penekanan program akan
langsung melompat ke subrutin tombol.
Cacahan tersebut tidak hanya terjadi bila sensor tidak menerima gelombang
pantulan tetapi program juga akan mencacah dan mengecek tombol setelah melakukan
perhitungan sebelum kembali melakukan pengukuran. Diagram alir subrutin ultrasonik
ditunjukkan pada gambar 3.13.
27
Gambar 3.13 Diagram Alir Subrutin Ultrasonik
28
3.2.5. Diagram Alir Subrutin Matikan
Subrutin matikan akan dijalankan bila M.DIST lebih kecil C.DIST. Program ini
akan mengaktifkan dua buah driver yang terhubung dengan buzzer dan relay yang akan
memutuskan sinyal. Diagram alir subrutin matikan ditunjukkan pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Diagram Alir Subrutin Matikan
3.2.6. Diagram Alir Subrutin Nyalakan
Subrutin nyalakan memiliki fungsi berkebalikan dengan subrutin matikan, jika
M.DIST lebih besar atau sama dengan C.DIST program akan menonaktifkan dua buah
driver yang terhubung buzzer dan relay sebagai pemutus sinyal. Diagram alir subrutin
nyalakan ditunjukkan pada gambar 3.15.
29
Gambar 3.15 Diagram Alir Subrutin Nyalakan
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui suatu alat atau program dapat bekerja dengan baik diperlukan
pengujian terhadap kinerja alat atau program tersebut. Melalui pengujian-pengujian
tersebut, maka akan diperoleh data-data yang dapat memperlihatkan bahwa perangkat
keras dan lunak yang dirancang telah bekerja dengan baik atau tidak. Dari data-data
tersebut dapat dilakukan analisis terhadap proses kerja alat yang kemudian dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan dari apa yang disajikan dalam tugas akhir ini.
4.1. Implementasi Alat dan Cara Kerja Alat Pemantau Jarak Menonton
Televisi
Implementasi alat dibagi menjadi lima blok rangkaian, yaitu rangkaian catu daya,
rangkaian mikrokontroler, rangkaian tombol pilihan dan tombol mulai, rangkaian LCD,
rangkaian driver buzzer dan rangkaian pemutus sinyal. Gambar implementasi alat
ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Implementasi Alat
Cara mengorperasikan alat ini dengan meletakkan alat sejajar vertikal dengan
televisi dan menyalakan saklar 220VAC yang berada pada sisi belakang alat, sehingga catu
31
daya dapat menyalurkan sumber tegangan ke tiap-tiap blok sampai pada LCD tertampil
kata-kata “INCHTV, C.DIST, M.TIME, M.DIST”. Kemudian menunggu instruksi dari luar
berupa penekanan tombol mulai untuk mengaktifkan sensor ultrasonik dan akan
menampilkan nilai-nilai hasil pengukuran jarak. Gambar peletakan alat ditunjukkan pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2 Peletakan Alat
Dari hasil implementasi alat hasil perancangan terdapat satu blok rangkaian yang
tidak dapat berfungsi dengan baik yaitu blok rangkaian pemutus sinyal. Blok ini pada
perancangan memiliki fungsi untuk memutuskan sinyal antena bila jarak belum terpenuhi,
namun dalam implementasi blok tersebut rangkaian menghilangkan warna gambar televisi
saat alat dinyalakan. Penyebab kegagalan tersebut adalah pengaruh jalur pada relay yang
dilewati sinyal antena tidak sebesar 75Ω, yang berdasarkan datasheet besarnya resistansi
kontak lebih kecil atau sama dengan 50mΩ sehingga untuk mendapatkan nilai resistansi
sebesar 75Ω perlu ditambahkan sebuah komponen yang disebut balun yang terpasang
secara paralel dengan jalur sinyal. Namun penambahan komponen tersebut belum peneliti
ketahui sampai pada akhir penelitian sehingga peneliti memilih untuk memodifikasi
dengan blok rangkaian lain. Tabel 4.1 menunjukkan data kegagalan implementasi alat.
Tabel 4.1 Data Kegagalan Implementasi Alat
Ukurandan Jenis
TVSet Point
SudutPengukuran
Jarak PengukuranKondisiGambar
KondisiGambarMeteran Sensor
Samsung14inch
142,2cm
35° 142,2cm - Hilang Ada40° 142,2cm - Hilang Ada45° 142,2cm 143,3cm Hilang Ada50° 142,2cm 143,1cm Hilang Ada60° 142,2cm 142,8cm Hilang Ada
32
Tabel 4.1(lanjutan) Data Kegagalan Implementasi Alat
Ukurandan Jenis
TVSet Point
SudutPengukuran
Jarak PengukuranKondisiGambar
KondisiSuara
Meteran Sensor
Samsung14inch
142,2cm
70° 142,2cm 142,6cm Hilang Ada80° 142,2cm 142,5cm Hilang Ada90° 142,2cm 142,3cm Hilang Ada100° 142,2cm 142,5cm Hilang Ada110° 142,2cm 142,6cm Hilang Ada120° 142,2cm 142,8cm Hilang Ada130° 142,2cm 143,1cm Hilang Ada135° 142.2cm 143,3cm Hilang Ada140° 142.2cm - Hilang Ada145° 142.2cm - Hilang Ada
Advance17inch
172,7cm
35° 172,7cm - Hilang Ada40° 172,7cm - Hilang Ada45° 172,7cm 173,8cm Hilang Ada50° 172,7cm 173,6cm Hilang Ada60° 172,7cm 173,3cm Hilang Ada70° 172,7cm 173,1cm Hilang Ada80° 172,7cm 172,8cm Hilang Ada90° 172,7cm 172,8cm Hilang Ada100° 172,7cm 172,8cm Hilang Ada110° 172,7cm 173,1cm Hilang Ada120° 172,7cm 173,3cm Hilang Ada130° 172,7cm 173,6cm Hilang Ada135° 172,7cm 173,8cm Hilang Ada140° 172,7cm - Hilang Ada145° 172,7cm - Hilang Ada
Sharp21inch
213,3cm
35° 213,3cm - Hilang Ada40° 213,3cm - Hilang Ada45° 213,3cm 214,4cm Hilang Ada50° 213,3cm 214,2cm Hilang Ada60° 213,3cm 213,9cm Hilang Ada70° 213,3cm 213,8cm Hilang Ada80° 213,3cm 213,7cm Hilang Ada90° 213,3cm 213,7cm Hilang Ada100° 213,3cm 213,7cm Hilang Ada110° 213,3cm 213,8cm Hilang Ada120° 213,3cm 213,9cm Hilang Ada130° 213,3cm 214,2cm Hilang Ada135° 213,3cm 214,4cm Hilang Ada140° 213,3cm - Hilang Ada145° 213,3cm - Hilang Ada
33
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sensor dapat mendeteksi jarak dengan baik.
Namun dengan jarak tonton yang diubah-ubah kondisi gambar tetap hilang dan kondisi
suara tetap ada. Perubahan tersebut terdapat perbedaan dengan awal perancangan yang
hanya menghilangkan sinyal gambar bila jarak penonton belum terpenuhi tetapi akibat
perbuahan ini sinyal gambar dan suara hilang bersamaan, sedangkan untuk perancangan
perangkat lunak tidak mengalami perubahan. Proses ini menggunakan sistem jamming
dengan mengaktifkan dan menonaktifkan rangkaian pemancar FM 5W tipe s-151. Gambar
rangkaian pemancar FM 5W ditunjukkan pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Rangkaian Pemancar FM 5W
Rangkaian pada gambar 4.3 menggunakan catu daya sebesar 12V dan untuk
menghasilkan tegangan tersebut menggunakan IC regulator yang dihubungkan ke relay.
Proses aktif dan nonaktifnya koil relay digunakan sebuah driver dengan transistor yang
difungsikan sebagai saklar. Rangkaian driver ditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Rangkaian Driver
4.2. Tampilan pada LCD
Apabila saat alat dinyalakan dan belum ada instruksi lewat penekanan tombol
pilihan, maka pada LCD akan menampilkan “INCHTV :1 inch, C.DIST :10.16 cm,
34
M.TIME :, M.DIST :”. Penjelasan untuk penekanan tombol-tombol pilihan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Tombol pilihan naik ditekan 1 kali LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV :2
inch, C.DIST : 20.32 cm, M.TIME :, M.DIST :” dan akan mencacah naik satu demi
satu sampai ukuran layar TV maksimum 29 inch yang ditunjukkan pada gambar
4.5.
2. Tombol pilihan down ditekan 1 kali LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV :1
inch, C.DIST :10.16 cm, M.TIME :, M.DIST :” dan akan mencacah turun satu demi
satu sampai ukuran layar TV minimum 1 inch yang ditunjukkan pada gambar 4.6.
3. Tombol mulai ditekan 1 kali LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV :1 inch,
C.DIST :10.16 cm, M.TIME :x.xx ms, M.DIST :xxx.x cm” dan mengaktifkan
sensor ultrasonik, sehingga akan mengukur waktu pantul dan jarak yang
ditunjukkan pada gambar 4.7.
Gambar 4.5 Ukuran Layar TV Maksimum
Gambar 4.6 Ukuran Layar TV Minimum
35
Gambar 4.7 Waktu Pantul dan Jarak
4.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik
4.3.1 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik dengan Sudut Berubah-ubah
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Pengukuran Berubah-ubah
Ukurandan Jenis
TVSet Point
SudutPengukuran
Jarak Pengukuran KondisiGambar
danSuara
Meteran SensorGalat(%)
Samsung14inch
142,2cm
35° 142,2cm - - Ada40° 142,2cm - - Ada45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada50° 142,2cm 143,1cm 0,63 Ada60° 142,2cm 142,8cm 0,42 Ada70° 142,2cm 142,6cm 0,28 Ada80° 142,2cm 142,5cm 0,21 Ada90° 142,2cm 142,3cm 0,07 Ada100° 142,2cm 142,5cm 0,21 Ada110° 142,2cm 142,6cm 0,28 Ada120° 142,2cm 142,8cm 0,42 Ada130° 142,2cm 143,1cm 0,63 Ada135° 142.2cm 143,3cm 0,77 Ada140° 142.2cm - - Ada145° 142.2cm - - Ada
Advance17inch
172,7cm
35° 172,7cm - - Ada40° 172,7cm - - Ada45° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada50° 172,7cm 173,6cm 0,51 Ada60° 172,7cm 173,3cm 0,34 Ada70° 172,7cm 173,1cm 0,23 Ada80° 172,7cm 172,8cm 0,05 Ada90° 172,7cm 172,8cm 0,05 Ada
36
Tabel 4.2 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Pengukuran Berubah-ubah
Ukurandan Jenis
TVSet Point
SudutPengukuran
Jarak Pengukuran KondisiGambar
danSuara
Meteran SensorGalat(%)
Advance17inch
172,7cm
100° 172,7cm 172,8cm 0,06 Ada110° 172,7cm 173,1cm 0,23 Ada120° 172,7cm 173,3cm 0,34 Ada130° 172,7cm 173,6cm 0,51 Ada135° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada140° 172,7cm - - Ada145° 172,7cm - - Ada
Sharp21inch
213,3cm
35° 213,3cm - - Ada40° 213,3cm - - Ada45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada50° 213,3cm 214,2cm 0,42 Ada60° 213,3cm 213,9cm 0,28 Ada70° 213,3cm 213,8cm 0,23 Ada80° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada100° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada110° 213,3cm 213,8cm 0,23 Ada120° 213,3cm 213,9cm 0,28 Ada130° 213,3cm 214,2cm 0,42 Ada135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada140° 213,3cm - - Ada145° 213,3cm - - Ada
Pengukuran jarak dilakukan untuk mengetahui akurasi dari implementasi alat yang
telah dibuat dengan mengambil jarak yang terukur meteran dan jarak yang terukur oleh
sensor. Percobaan dilakukan dengan menentukan derajat yang paling kecil sampai derajat
terbesar sehingga dapat dilihat bahwa sensor akan mulai mendeteksi benda saat benda
berada pada sudut 45° sampai dengan sudut 135°. Pengukuran ini dimaksudkan juga untuk
mengetahui batas deteksi sensor yang ditunjukkan pada gambar 4.8.
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa sensor memiliki tingkat akurasi yang besar saat
sensor mendeteksi benda yang berada tepat di depannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilai galat yang terkecil pada sudut 90° dibandingkan hasil pengukuran dengan sudut yang
berbeda. Pengukuran ini dengan posisi benda yang bergerak sesuai dengan sudut yang
ditentukan.
37
Gambar 4.8 Batas Deteksi Sensor
Percobaan tersebut diulang dengan beberapa macam ukuran televisi dan hasil yang
diperoleh tetap sama yaitu sensor dapat mendeteksi benda dengan sudut minimal sebesar
45° dan sudut maksimal sebesar 135°. Setelah mengetahui batas deteksi sensor peneliti
juga melakukan percobaan untuk mengetahui akurasi sensor dengan memindahkan
kemiringan benda yang akan diukur jaraknya sehingga diperoleh data pada tabel 4.2.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Jarak dengan Sudut Kemiringan Benda Berubah-ubah
Ukurandan Jenis
TVSet Point
SudutPengukuran
SudutKemiringan
Benda
Jarak Pengukuran KondisiGambar
danSuara
Meteran SensorGalat(%)
Samsung14inch
142,2cm
45°
40° 142,2cm - - Ada45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada90° 142,2cm 142,3cm 0,7 Ada135° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada140° 142,2cm - - Ada
90°
40° 142,2cm - - Ada45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada90° 142,2cm 142,3cm 0,7 Ada135° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada140° 142,2cm - - Ada
135°
40° 142,2cm - - Ada45° 142,2cm 143,3cm 0,77 Ada90° 142.2cm 142,3cm 0,7 Ada135° 142.2cm 143,3cm 0,77 Ada140° 142.2cm - - Ada
Advance17inch
172,7cm 45°40° 172,7cm - - Ada45° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada
38
Tabel 4.3 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan
Sudut Kemiringan Benda Berubah-ubah
Ukurandan Jenis
TVSet Point
SudutPengukuran
SudutKemiringan
Benda
Jarak Pengukuran KondisiGambar
danSuara
Meteran SensorGalat(%)
Advance17inch
172,7cm
45°90° 172,7cm 172,8cm 0,05 Ada135° 172,7cm 173,8cm 0,63 Ada140° 172,7cm - - Ada
90°
40° 172,7cm - - Ada45° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada90° 172,7cm 173,8cm 0,05 Ada135° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada140° 172,7cm - - Ada
135°
40° 172,7cm - - Ada45° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada90° 172,7cm 173,8cm 0,05 Ada135° 172,7cm 172,8cm 0,63 Ada140° 172,7cm - - Ada
Sharp21inch
213,3cm
45°
40° 213,3cm - - Ada45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada140° 213,3cm - - Ada
90°
40° 213,3cm - - Ada45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada140° 213,3cm - - Ada
135°
40° 213,3cm - - Ada45° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada90° 213,3cm 213,7cm 0,18 Ada135° 213,3cm 214,4cm 0,51 Ada140° 213,3cm - - Ada
Data pada tabel 4.2 diperoleh dari percobaan seperti pada gambar 4.9 dan dari data
tersebut dapat dilihat bahwa sensor dapat mendeteksi benda pada posisi kemiringan benda
antara sudut 45° sampai dengan 135°. Namun dari hasil pengukuran dapat dilihat akurasi
sensor yang paling besar saat benda berada pada posisi 90° pada tiap-tiap sudut
pengukuran. Hal tersebut dilihat dari nilai galat yang diperoleh paling kecil dari antara
sudut-sudut yang lainnya. Bila dibandingkan dengan datasheet hasil dari pengukuran jarak
ini diperoleh bahwa sensor akan mendeteksi benda yang berada disekitarnya dengan sudut
39
45° sehingga dilihat dari sisi kanan benda sudut maksimum yang terdeteksi sebesar 135°
dan bila dilihat dari sisi kiri benda sudut minimum yang terdeteksi sebesar 45°.
Gambar 4.9 Posisi Kemiringan Benda
4.3.2 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik dengan Jarak Berubah-ubah
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah
Ukurandan
Jenis TV
SetPoint
SudutPengukuran
JarakPengukuran
Meteran
JarakPengukuran
Sensor
Galat(%)
KondisiGambar
danSuara
Samsung14inch
142,2cm
45°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang60cm 61,3cm 2,12 Hilang90cm 91,4cm 1,53 Hilang120cm 121,2cm 0,99 Hilang140cm 141,6cm 1,13 Hilang141cm 142,1cm 0,07 Hilang
142,2cm 142,3cm 0,07 Ada143cm 144,2cm 0,84 Ada144cm 145,6cm 1,09 Ada150cm 151,3cm 0,86 Ada
90°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang60cm 61,3cm 2,12 Hilang90cm 91,4cm 1,53 Hilang120cm 121,2cm 0,99 Hilang140cm 141,6cm 1,13 Hilang141cm 142,1cm 0,07 Hilang
142,2cm 142,3cm 0,07 Ada
40
Tabel 4.4 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah
Ukurandan
Jenis TV
SetPoint
SudutPengukuran
JarakPengukuran
Meteran
JarakPengukuran
Sensor
Galat(%)
KondisiGambar
danSuara
Samsung14inch
142,2cm
90°143cm 144,2cm 0,84 Ada144cm 145,6cm 1,09 Ada150cm 151,3cm 0,86 Ada
135°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang60cm 61,3cm 2,12 Hilang90cm 91,4cm 1,53 Hilang120cm 121,2cm 0,99 Hilang140cm 141,6cm 1,13 Hilang141cm 142,1cm 0,07 Hilang
142,2cm 142,3cm 0,07 Ada143cm 144,2cm 0,84 Ada144cm 145,6cm 1,09 Ada150cm 151,3cm 0,86 Ada
Advance17inch
172,7cm
45°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang60cm 61,3cm 2,12 Hilang90cm 91,4cm 1,53 Hilang120cm 121,2cm 0,99 Hilang150cm 151,3cm 0,86 Hilang170cm 171,2cm 0,71 Hilang171cm 172,2cm 0,69 Hilang
172,7cm 172,8cm 0,06 Ada173cm 173,8cm 0,46 Ada174cm 174,6cm 0,34 Ada
90°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang60cm 61,3cm 2,12 Hilang90cm 91,4cm 1,53 Hilang120cm 121,2cm 0,99 Hilang150cm 151,3cm 0,86 Hilang170cm 171,2cm 0,71 Hilang171cm 172,2cm 0,69 Hilang
172,7cm 172,8cm 0,06 Ada173cm 173,8cm 0,46 Ada174cm 174,6cm 0,34 Ada
135°
30cm 30,9cm 2,91 Hilang60cm 61,3cm 2,12 Hilang90cm 91,4cm 1,53 Hilang120cm 121,2cm 0,99 Hilang150cm 151,3cm 0,86 Hilang170cm 171,2cm 0,71 Hilang171cm 172,2cm 0,69 Hilang
172,7cm 172,8cm 0,06 Ada
41
Tabel 4.4 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Jarak Berubah-ubah
Ukurandan
Jenis TV
SetPoint
SudutPengukuran
JarakPengukuran
Meteran
JarakPengukuran
Sensor
Galat(%)
KondisiGambar
danSuara
Advance17inch
172,7cm 135°173cm 173,8cm 0,46 Ada174cm 174,6cm 0,34 Ada
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa sensor dapat mendeteksi benda yang berada pada
sudut batas deteksi sensor dengan hasil pengukuran yang sama dengan akurasi sensor yang
besar pada saat sensor mendeteksi jarak benda yang berada tepat di depannya. Namun pada
pengukuran yang masih dalam batas deteksi sensor, sensor juga dapat mendeteksi benda
dengan baik walaupun dengan galat yang lebih besar sehingga alat dapat bekerja dengan
baik untuk mengaktifkan dan menonaktifkan rangkaian pemancar. Hal tersebut dapat
dilihat dengan perubahan kondisi gambar dan suara walaupun perubahan jarak yang terjadi
sangat kecil.
4.3.3 Hasil Pengukuran Jarak Berdasarkan Meteran dan Sensor
Ultrasonik dengan Benda Lebih Dari Satu
Pengambilan data pada Tabel 4.4 dengan tujuan melihat sensitivitas sensor
ultrasonik bila benda yang dideteksi lebih dari satu. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
sensor dapat mendeteksi benda yang berada pada posisi depan dengan sudut yang berbeda
dan jarak yang berbeda dengan baik. Hasil dari pengukuran ini yaitu sensor hanya akan
mengukur jarak benda yang dekat dengan sensor sehingga bila jarak salah satu benda tepat
pada set point, benda lain yang berada pada jarak lebih jauh akan diabaikan.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Jarak dengan Benda Lebih Dari Satu
Ukurandan Jenis
TVSet Point
JarakBenda I
(45°)
JarakBenda II(135°)
JarakPengukuran
Sensor
KondisiGambar
dan Suara
Samsung14inch
142,2cm
30cm
142,2cm
30,9cm Hilang120cm 121,2cm Hilang
142,2cm 142,3cm Ada220cm 142,3cm Ada300cm 142,3cm Ada
42
Tabel 4.5 (lanjutan) Hasil Pengukuran Jarak dengan Benda Lebih Dari Satu
Ukurandan Jenis
TVSet Point
JarakBenda I
(45°)
JarakBenda II(135°)
JarakPengukuran
Sensor
KondisiGambar
dan Suara
Advance17inch
172,7cm
30cm
172,7cm
30,9cm Hilang120cm 121,2cm Hilang
172,7cm 172,8cm Ada220cm 172,8cm Ada300cm 172,8cm Ada
4.4 Analisis Perangkat Lunak
Dalam pembuatan program langkah awal yang dilakukan yaitu penginisialisasian port
sesuai dengan perancangan perangkat keras. Untuk pin 3.0 sampai 3.2 digunakan untuk
tombol naik, turun dan mulai, sensor ultrasonik pada pin 3.3, saklar untuk buzzer pada pin
1.3 dan saklar untuk rangkaian jamming pada 1.4. Hal utama yang harus diperhatikan
untuk sensor ultrasonik yaitu harus diletakkan pada pin mikrokontroler yang memiliki
fungsi timer, untuk mikrokontroler AT89S52 hanya pada pin 3.2 dan 3.3.
Selanjutnya program mengatur nilai awal dari tiap-tiap pin dan variabel yang
digunakan. Tombol naik, turun dan mulai merupakan tombol aktif rendah sehingga pada
program awal diatur dengan nilai “1”, sedangkan untuk saklar yang mengaktifkan buzzer
dan relay digunakan transistor jenis NPN sehingga nilai awalnya diatur “0” dan variabel C
sebagai variabel tombol.
Listing Program inisialisasi port dan nilai awal:$regfile = "8052.dat"$crystal = 11059200 ' 11059200 MHz crystal$large
Config Lcdpin = Pin , Db7 = P2.7 , Db6 = P2.6 , Db5 = P2.5 , Db4 = P2.4 , E = P2.2 , Rs =P2.0Config Lcd = 16 * 4Config Timer0 = Timer, Mode = 1, Gate = InternalConst Kecepatan = 34.4 'Satuan cm/msConst Satuanwaktu = 1.085Up Alias P3.0 'Tombol NaikDown Alias P3.1 'Tombol TurunMulai Alias P3.2 'Tombol StartPing Alias P3.3 'Sensor UltrasonikBuz Alias P1.3 'BuzzerTrans Alias P1.4 'Relay Sinyal
Dim Waktu As Word, Jarak As Single, Karakter As String * 5
43
Dim C As Byte, Jarak1 As Single, Jarak2 As String * 5Dim Count__ As WordUp = 1Waitms 1Down = 1Waitms 1Mulai = 1Waitms 1C = 1Waitms 1Buz = 0Waitms 1Trans = 0Waitms 1
LCD akan menampilkan tulisan “INCHTV : , C.DISC : , M.TIME : , M.DIST : ”
yang masing-masing menerangkan ukuran layar televisi, jarak tonton terbaik, waktu pantul
dan jarak tonton saat itu. Setelah itu program akan melompat ke fungsi tampilan dan akan
menampilkan sesuai dengan pengaturan awal.
Restarted:ClsCursor OffLocate 1, 1: Lcd "INCHTV :" 'Ukuran Layar TelevisiLocate 2, 1: Lcd "C.DIST :" 'Jarak Tonton TerbaikLocate 3, 1: Lcd "M.TIME :" 'Waktu PantulLocate 4, 1: Lcd "M.DIST :" 'Jarak Tonton Saat ItuGoSub Tampilan
Tampilan:Jarak1 = 10.16 * CJarak2 = Fusing(Jarak1, "###.#")Locate 1, 9: Lcd " "Locate 1 , 9 : Lcd C ; " inch"Locate 2, 9: Lcd " "Locate 2 , 9 : Lcd Jarak2 ; " cm"Return
Bila telah tertampil program akan kembali menjalankan program setelah syntax
melompat ke fungsi tampilan sehingga akan menjalankan program utama. Dalam program
utama akan berulang terus menerus pada fungsi tombol. Fungsi ini akan selalu mengecek
kondisi penekanan tombol, bila tombol naik ditekan, maka variable C akan naik satu demi
satu sampai nilai maksimum terpenuhi.
Up:If Up = 0 Then C = C + 1GoSub TampilanWaitms 100GoSub Mulai
44
If C = 1 Then GoTo UpReturn
Sedangkan bila tombol turun ditekan, maka variabel C akan turun satu demi satu sampai
nilai minimal terpenuhi dan bila tombol mulai ditekan program akan langsung melompat
ke fungsi ultrasonik.
Down:If Down = 0 Then C = C - 1GoSub TampilanWaitms 100GoSub MulaiIf C = 29 Then GoTo Down
Mulai:If Mulai = 0 Then GoTo UltrasonikReturn
Proses selanjutnya program akan me-reset pin 3.3 lalu menunda selama 10
milisecond dan mengatur variabel Count__ dan Counter0 dengan nilai “0”. Pin 3.3 di-set
lalu ditunda 3 microsecond dan setelah itu di-reset kembali lalu ditunda 700 microsecond.
Pin 3.3 di-set kembali lalu aktifkan Timer0 dan tunda selama 3 microsecond. Proses
tersebut dimaksudkan untuk membentuk gelombang kotak sesuai dengan datasheet.
DoReset PingWaitms 10Count__ = 0Counter0 = 0Set PingNOP 'Tunda 3usNOPNOPReset PingDelay 'Tunda 700usDelayDelayDelayDelayDelayDelaySet Ping 'P3.3 Siap sebagai inputStart Timer0 'Aktifkan timer0 untuk menghitung VNOP 'Tunda 3usNOPNOP
45
Bila pin 3.3 sudah siap sebagai input program akan menunggu hingga ada pantulan yang
akan membuat kondisi pin 3.3 menjadi low, perubahan ini juga akan menghentikan Timer0
kemudian hitungan dari Timer0 akan dimasukkan ke variabel waktu yang selanjutnya akan
dihitung berdasarkan rumus lalu ditampilkan pada LCD dan akan dibandingkan dengan
jarak tonton terbaiknya. Bila jarak tonton terbaik lebih besar dari jarak tonton saat itu maka
kedua saklar akan dinyalakan, sedangkan bila jarak tonton terbaik lebih kecil atau sama
dengan jarak tonton saat itu maka kedua saklar akan dimatikan.
If Ping = 0 ThenStop Timer0 'Matikan timer0Reset PingWaitms 10GoTo Bagus
Bagus:Waktu = Counter0Jarak = Satuanwaktu * WaktuJarak = Waktu / 2000 'Waktu tempuh dalam msKarakter = Fusing(jarak , ##.##)Locate 3, 9: Lcd " " 'Tulis ke LCDLocate 3 , 9 : Lcd Karakter ; " ms"Jarak = Jarak * Kecepatan 'Jarak dalam satuan cmKarakter = Fusing(jarak , ###.##)Locate 4, 9: Lcd " " 'Tulis ke LCDLocate 4 , 9 : Lcd Karakter ; " cm"If Jarak1 > Jarak Then GoSub MatikanIf Jarak1 < =Jarak Then GoSub NyalakanCount__ = 0Waktu = 0Jarak = 0Counter0 = 0
Matikan: 'Matikan TV dengan menyalakan relayTrans = 1Buz = 1Waitms 100Waitms 100Waitms 100Buz = 0Waitms 100Waitms 100Waitms 100Buz = 1Waitms 100Waitms 100Waitms 100Buz = 0Waitms 100Waitms 100
46
Waitms 100Buz = 1Waitms 100Waitms 100Waitms 100Buz = 0Return
Nyalakan: 'Matikan TV dengan mematikan relayTrans = 0Waitms 100Buz = 0Waitms 100Return
Deteksi_tombol:If Down = 0 Then GoSub RestartedIf Up = 0 Then GoSub RestartedReturn
Namun bila tidak terjadi pantulan program akan mencacah naik variabel Count__
sampai di atas 25000, bila kondisi ini terpenuhi maka pada LCD akan tertampil “SENSOR
TIMEOUT, __RESTARTED__” dan berulang sambil mengecek kondisi tombol lalu
kembali ke fungsi ultrasonik.
ElseCount__ = Count__ + 1If Count__ > 25000 Then GoTo GagalGoTo Looping
End If
Gagal:Count__ = 0Locate 3, 1: Lcd " SENSOR TIMEOUT "Locate 4, 1: Lcd "___RESTARTED!___"Waitms 250Waitms 250Waitms 250Waitms 250GoTo Ulang
Ulang:For Count__ = 0 To 1000GoSub Deteksi_tombolNextLoop
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan perancangan dan pembahasan pemantauan jarak menonton televisi
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perancangan pertama mengalamai kegagalan yang dikarenakan resistansi yang
dilalu sinyal berbeda sehingga digantikan dengan sistem jamming.
2. Alat ini dapat bekerja dengan baik bila ditempatkan sejajar vertikal dengan televisi
dengan cakupan area antara sudut 45° sampai 135° dari sensor.
3. Jarak penonton yang dipantau oleh alat ini adalah jarak penonton yang dekat
dengan sensor.
5.2. Saran
Beberapa hal yang penulis sarankan untuk perbaikan dan pengembangan lebih
lanjut yaitu:
1. Penggunaan rangkaian pemisah sinyal suara dengan sinyal gambar sehingga dapat
dilakukkan pemutusan hanya untuk sinyal gambar.
2. Penggunaan sensor suhu agar cepat rambat suara di udara dapat menyesuaikan
kondisi sekitar sehingga pengukuran dapat lebih akurat.
48
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.wyethindonesia.com/mc_user_hot_topic.asp?menu=id=8&
menu_item_id=2, 21 Maret 2009.
[2] http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/109/, 21 Maret 2009.
[3] http://www.edukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=264& fname=materi4.html, 21
Maret 2009.
[4] http://cemplow.wen.ru/electronic/antenatv.html, 28 Juni 2009.
[5] http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/11/menonton-tvkomputervideo-game-
turunkan-fungsi-retina-mata, 21 Maret 2009.
[6] http://www.health24.com, 21 Maret 2009.
[7] http://azies-tech.com/?p=419, 21 Maret 2009.
[8] http://www.teac.com.au/pages/howdoesanlcdwork, 21 Maret 2009.
[9] http://en.wikipedia.org/wiki/LCD, 21 Maret 2009.
[10] Wahyudin, Didin, 2007, Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa
Basic Menggunakan BASCOM-8051, Penerbit Andi, Yogyakarta.
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/Relai, 20 Juni 2009.
[12] Malvino, Albert Paul, Ph.D., 1994, Prinsip – prinsip elektronika / penerjemah:
Prof.M. Barmawi, Ph.D., Jakarta: Penerbit Erlangga.
[13] http://optical-
components.globalspec.com/SpecSearch/Suppliers?QID=12397578&Comp=1028&n
r=1&RegEvent=new, 5 Oktober 2009.
[14] Malvino, Albert Paul, Ph.D. , 1994, Prinsip – prinsip elektronika / penerjemah:
Prof.M. Barmawi, Ph.D., Jakarta: Penerbit Erlangga.
[15] Suwarno, Djoko Untoro, 2009, Sistem Pemantau Keamanan 8 Titik Dengan
Keluaran Terkode Suara, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma.
49
LAMPIRAN
LISTING PROGRAM
$regfile = "8052.dat"
$crystal = 12000000 ' 12000000 MHz crystal
$large
Config Lcdpin = Pin , Db7 = P2.7 , Db6 = P2.6 , Db5 = P2.5 , Db4 = P2.4 , E = P2.2 , Rs =
P2.0
Config Lcd = 16 * 4
Config Timer0 = Timer, Mode = 1, Gate = Internal
Const Kecepatan = 34.87 'Satuan cm/ms
Const Satuanwaktu = 1.085
Up Alias P3.0 'Tombol Naik
Down Alias P3.1 'Tombol Turun
Mulai Alias P3.2 'Tombol Start
Ping Alias P3.3 'Sensor Ultrasonik
Buz Alias P1.3 'Buzzer
Trans Alias P1.4 'Pemutus Sinyal
Dim Waktu As Word, Jarak As Single, Karakter As String * 5
Dim C As Byte, Jarak1 As Single, Jarak2 As String * 5
Dim Count__ As Word
Up = 1
Waitms 1
Down = 1
Waitms 1
Mulai = 1
Waitms 1
C = 1
Waitms 1
Buz = 0
Waitms 1
Trans = 0
Waitms 1
Restarted:
Cls
Cursor Off
Locate 1, 1: Lcd "INCHTV :" 'Ukuran Layar Televisi
Locate 2, 1: Lcd "C.DIST :" 'Jarak Tonton Terbaik
Locate 3, 1: Lcd "M.TIME :" 'Waktu Pantul
Locate 4, 1: Lcd "M.DIST :" 'Jarak Tonton Saat Itu
GoSub Tampilan
'=======================PROGRAM UTAMA=========================
Do
GoSub Tombol
Loop
'=========================ULTRASONIK============================
Ultrasonik:
Do
Reset Ping
Waitms 10
Count__ = 0
Counter0 = 0
Set Ping
NOP 'Tunda 3us
NOP
NOP
Reset Ping
Delay 'Tunda 700us
Delay
Delay
Delay
Delay
Delay
Delay
Set Ping 'P3.2 Siap sebagai input
Start Timer0 'Aktifkan timer0 untuk menghitung V
NOP 'Tunda 3us
NOP
NOP
Looping:
If Ping = 0 Then
Stop Timer0 'Matikan timer0
Reset Ping
Waitms 10
GoTo Bagus
Else
Count__ = Count__ + 1
If Count__ > 25000 Then GoTo Gagal
GoTo Looping
End If
Gagal:
Count__ = 0
Locate 3, 1: Lcd " SENSOR TIMEOUT "
Locate 4, 1: Lcd "___RESTARTED!___"
Waitms 250
Waitms 250
Waitms 250
Waitms 250
GoTo Ulang
Bagus:
Waktu = Counter0 'Waktu dari hitungan timer0
Jarak = Waktu / 2000
Karakter = Fusing(jarak , ##.##) '/2 Waktu tempuh dalam ms
Locate 3, 9: Lcd " " 'Tulis ke LCD
Locate 3 , 9 : Lcd Karakter ; " ms"
Jarak = Jarak * Kecepatan 'Jarak dalam satuan cm
Karakter = Fusing(jarak , ###.##)
Locate 4, 9: Lcd " " 'Tulis ke LCD
Locate 4 , 9 : Lcd Karakter ; " cm"
If Jarak1 > Jarak Then GoSub Matikan
If Jarak1 <= Jarak Then GoSub Nyalakan
Count__ = 0
Waktu = 0
Jarak = 0
Counter0 = 0
Ulang:
For Count__ = 0 To 1000
GoSub Deteksi_tombol
Next
Loop
'=============================TOMBOL============================
Tombol:
Down:
If Down = 0 Then C = C - 1
GoSub Tampilan
Waitms 100
GoSub Mulai
If C = 29 Then GoTo Down
Up:
If Up = 0 Then C = C + 1
GoSub Tampilan
Waitms 100
GoSub Mulai
If C = 1 Then GoTo Up
Return
Mulai:
If Mulai = 0 Then GoTo Ultrasonik
Return
'============================TAMPILAN===========================
Tampilan:
Jarak1 = 10.16 * C
Jarak2 = Fusing(Jarak1, "###.#")
Locate 1, 9: Lcd " "
Locate 1 , 9 : Lcd C ; " inch"
Locate 2, 9: Lcd " "
Locate 2 , 9 : Lcd Jarak2 ; " cm"
Return
'==============================SAKLAR===========================
Matikan: 'Matikan TV dengan menyalakan jamming
Trans = 1
Buz = 1
Waitms 100
Waitms 100
Waitms 100
Buz = 0
Waitms 100
Waitms 100
Waitms 100
Buz = 1
Waitms 100
Waitms 100
Waitms 100
Buz = 0
Waitms 100
Waitms 100
Waitms 100
Buz = 1
Waitms 100
Waitms 100
Waitms 100
Buz = 0
Return
Nyalakan: 'Matikan TV dengan mematikan jamming
Trans = 0
Waitms 100
Buz = 0
Waitms 100
Return
Deteksi_tombol:
If Down = 0 Then GoSub Restarted
If Up = 0 Then GoSub Restarted
Return
RANGKAIAN KESELURUHAN