Upload
pipin-hanifah
View
78
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e59ed7a8 1/6
Pengeringan cabai dilakukan untuk menghindarkan cabai dari kebusukan.
Cara pengeringan yang biasa dilakukan oleh para petani adalah dengan
menjemurnya di tempat terbuka danegan memanfaatkan sinar matahari.
Pengeringan dengan sinar matahari ini hanya dapat dilakukan pada musim
kemarau dan memakan waktu yang lama (Wiryanta, 2002).
Proses pengawetan dengan cara pengeringan melalui penjemuran sudah
dilakukan dan dikenal sejak jaman dahulu. Pengeringan dengan penjemuran ini
sangat bergantung pada cuaca, karena itu proses pengeringan ini umumnya
memerlukan waktu yang cukup lama dan produk yang diperoleh tidak berkualitas
tinggi.
Proses pengawetan dengan cara pengeringan melalui cara penjemuran
masih sering digunakan karena biayanya yang relatif murah. Pengeringan dengan
cara ini memakan waktu kira-kira 3-4 hari dan diterapkan pada bahan pangan
berupa serealia, makanan ternak, rempah-rempah, dan buah-buahan kering.
Proses pengawetan dengan cara penjemuran ini memiliki keuntungan yaitu
energi murah, kualitas produk cukup baik, jumlah mikroorganisme pangan cukup
rendah. Sedangkan untuk kerugiaannya yaitu :
a. Kerusakan karena mikroorganisme, tikus, insekta, burung, dan lain-lain
cukup besar.
b. Penurunan nilai gizi terutama kehilangan vitamin C bisa mencapai 50%.
c. Memerlukan luas permukaan tanah yang cukup besar untuk mengeringkan
produk dalam jumlah besar.
d. Sanitasi pangan kadang tidak memenuhi syarat.
Sebelum dilakukan proses pengeringan dengan cara penjemuran,
dilakukan terlebih dahulu beberapa perlakuan seperti blansing. Dilakukannyablansing tersebut guna memperbaiki warna dan merusak jaringan kulit agar air
pada bahan pangan tersebut mudah keluar. Tetapi agar jaringan kulit yang telah
rusak dan terbuka tersebut kembali tertutup maka setelah diblansing bahan pangan
tersebut direndam di dalam baskom yang berisi campuran air dan es.
Pengeringan cabai dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) selama 7-
10 hari atau dengan alat mekanis yang bersuhu 60° C sehingga dapat kering
selama 12-20 jam. Pengeringan dengan alat mekanis memiliki beberapa
5/17/2018 pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e59ed7a8 2/6
keuntungan, antara lain waktunya relatif singkat, bersih, dan kadar air dapat
seminim mungkin sekitar 10% (Harpenas, 2010)
Cabai kering penggunaannya sangat ringkas dan tahan lama sehingga
memudahkan dalam penyimpanannya. Oleh karena itu, proses pengeringan
merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi hasil panen cabai yang
berlimpah, berharga murah, dan berdaya simpan singkat sehingga bisa terjual
dengan harga normal (Suyanti, 2007).
Menurut Suyanti (2007), dalam pengeringan cabai perlu diperhatikan
beberapa hal yang mencakup proses sortasi, pembelahan, dan blansing:
A. Sortasi
Bahan baku yang digunakan untuk olahan cabai kering harus dipilih cabai
yang matang penuh (berwarna merah segar), tidak cacat fisik, maupun
terserang penyakit. Bila bahan baku yang digunakan berupa cabai yang
belum matan (berwarna merah kehijauan), akan menghasilkan produk
cabai kering berwarna keputih-putihan. Sementara bila bahan baku yang
digunakan berupa cabai yang mulai membusuk, akan menghasilkan cabai
kering yang berwarna kehitaman.
B. Pembelahan
Setelah sortasi dan pembuangan tangkai, cabai kemudian dicuci
menggunakan air yang bersih. Sebaiknya, cabai yang akan dikeringkan
dibelah terlebih dahulu karena cabai yang dibelah akan menghasilkan
waktu pengeringan yang lebih cepat dibandingkan cabai utuh. Selain itu,
cabai yang dibelah akan menghasilkan cabai kering dengan warna yang
lebih baik dibandingkan cabai yang tanpa dibelah.
C. BlansingSesuai dengan prinsipnya, blansing pada pengolahan cabai kering juga
dimaksudkan untuk menghilangkan mikroba dan menonaktifkan enzim
dari bahan baku sehingga bisa memperbaiki tampilan dan memperpanjang
daya simpannya. Selain dengan pengukusan, blansing dapat dilakukan
dengan cara mencelupkan bahan baku ke dalam air mendidih selama
kurang lebih 5 menit. Adapun tujuan dari proses blansing menurut
Saptoningsih (2011) adalah untuk memperlunak, menonaktifkan enzim,
5/17/2018 pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e59ed7a8 3/6
membersihkan produk-produk dari kotoran-kotoran yang melekat,
mengurangi jumlah mikroorganisme pada bahan, menghilangkan udara
interseluler sehingga jaringan nampak warnanya lebih mantap dan
memperbaiki flavour.
Dalam pengeringan terjadi penguapan air dan minyak atsiri. Jumlah minyak atsiri
yang menguap dipengaruhi oleh kemudahan menguap dari komponen minyak dan
kelarutannya dalam air. Peristiwa penguapan ini ditandai dengan pengurangan
berat bahan. Di samping itu penguapan akan menyebabkan struktur jaringan
menjadi keras karena sebagian besar air keluar dari jaringan. Pengurangan kadar
air juga akan mengakibatkan komponen-komponen senyawa cita rasa meningkat
kadarnya sehingga intensitas cita rasa termasuk rasa pedas meningkat.
Kemungkinan lain yaitu terjadinya oksidasi zat-zat yang ada dalam bahan dengan
oksigen dari udara. Reaksi oksidasi ini terjadi pada zat warna dan komponen
minyak atsiri yang dapat menyebabkan perubahan warna dan kehilangan minyak
atsiri bahan yang akan mempengaruhi cita rasa cabe (Tjiptono, 1982).
Pada praktikum dilakukan pengeringan cabai menggunakan sinar matahari
langsung. Sebelum dikeringkan, dilakukan proses sortasi dan blansing terlebih
dahulu pada cabe. Proses blansing dilakukan dengan dua macam cara yaitu
pengukusan dan perebusan, serta dilakukan dalam waktu yang bervariasi pula
dimulai dari 1,5 menit sampai 7 menit. Ketika proses penjemuran, dilakukan
pembalikan pada cabe agar pemanasan berlangsung merata pada seluruh
permukaan cabe.
Dari hasil pengamatan warna, sebagian cabe dalam perlakuan tertentu tetap atau
lebih berwarna merah setelah pengeringan daripada cabe sebelum pengeringan.
Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh dari proses blansing yang dilakukansebelum pengeringan. Blansing dapat menghilangkan udara interseluler sehingga
jaringan nampak warnanya lebih mantap (Saptoningsih, 2011). Namun pada
perlakuan tertentu warna cabe mejadi kehitaman. Hal tersebut bisa terjadi karena
sortasi yang kurang baik. Kemungkinannya praktikan menyertakan cabe yang
mulai membusuk. Menurut Suyanti (2007), bila bahan baku yang digunakan
berupa cabai yang mulai membusuk, akan menghasilkan cabai kering yang
berwarna kehitaman. Proses blansing juga berpengaruh pada kilap warna cabe
5/17/2018 pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e59ed7a8 4/6
setelah pengeringan dimana sebagian besar cabe lebih mengkilap setelah cabe
kering.
Aroma cabe setelah pengeringan pada setiap perlakuan blansing cenderung
berkurang kecuali pada perlakuan blansing kukus dan rebus selama 7 menit. Hal
tersebut dapt disebabkan karena dalam pengeringan terjadi penguapan air dan
minyak atsiri. Jumlah minyak atsiri yang menguap dipengaruhi oleh kemudahan
menguap dari komponen minyak dan kelarutannya dalam air. Kemungkinan lain
yaitu terjadinya oksidasi zat-zat yang ada dalam bahan dengan oksigen dari udara.
Reaksi oksidasi ini terjadi pada zat warna dan komponen minyak atsiri yang dapat
menyebabkan perubahan warna dan kehilangan minyak atsiri bahan yang akan
mempengaruhi cita rasa cabe (Tjiptono, 1982). Pada beberapa perlakuan tertentu,
aroma cabe menjadi busuk dan asam. Hal tersebut dapat disebabkan oleh proses
perlakuan yang tidak higienis dan kerusakan karena mikroorganisme, tikus,
insekta, burung, dll.
Tekstur cabe dan biji cabe setelah pengeringan cenderung mengeras. Peningkatan
kekerasa tekstur bisa disebabkan oleh penguapan yang menyebabkan struktur
jaringan menjadi keras karena sebagian besar air keluar dari jaringan (Tjiptono,
1982). Sementara pada kemudahannya untuk dipatahkan, sebagian besar cabe
setelah pengeringan masih sulit untuk dipatahkan. Padahal menurut Tarwiyah
(2001), pengeringan ideal cabe dilakukan sampai kadar air kurang dari 9% yang
ditandai dengan mudahnya cabe dipatahkan. Pada hasil praktikum cabe sulit
dipatahkan, menandakan bahwa cabe belum benar-benar kering.
Berat cabe selama pengeringan terus berkurang akibat adanya penguapan
kandungan air oleh panas dari sinar matahari. Cabe yang telah dilakukan
perlakuan blansing terlebih dahulu lebih cepat berkurang bobotnya daripada cabetanpa perlakuan. Hal tersebut disebabkan karena proses blansing bisa merusak
jaringan pada cabe sehingga air lebih mudah menguap.
Pengeringan dengan menggunakan oven merupakan metode pengeringan
yang lebih maju dibandingkan dengan penjemuran. Pengeringan dengan
menggunakan oven mempunyai beberapa kelebihan dibanding pengeringan
5/17/2018 pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-55b07e59ed7a8 5/6
dengan penjemuran. Keuntungan pengeringan buatan, dalam hal ini menggunakan
oven, yaitu :
suhu dan aliran udara dapat diatur
pengeringan tidak bergantung pada panas matahari
waktu pengeringan dapat ditentukan dengan tepat
kebersihan dapat diawasi
Akan tetapi pengering buatan salah satunya penggunaan oven juga mempunyai
beberapa kerugian. Kerugian pengeringan buatan yaitu :
memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar, sehingga
biaya pengeringan menjadi mahal
memerlukan peralatan yang relatif mahal harganya
memerlukan tenaga kerja dengan keahlian tertentu.
Pengeringan jahe merupakan pengawetan awal yang dapat diproses lanjut menjadi
bubuk jahe, minyak jahe, dan oleoresin. Untuk mengeringkan jahe dapat
digunakan beberapa metode dan perlatan yang sesuai. Bila proses pengeringan
berjalan dengan baik maka dapat dicapai rendemen antara 16-22 %. Artinya, tiap
100 kg jahe basah akan menghasilkan 16-22 kg jahe kering dengan kadar air 10-
12 %.
Berdasarkan cara pemotongan/pengirisannya, dalam dunia perdagangan dikenal
dua macam jahe kering, yaitu slice dan split . Slice adalah jahe kering yang diiris
melintang, memotong serat rimpang dengan ketebalan 3-4 mm. Split adalah jahe
kering yang dipotong secara membujur, membelah rimpang sejajar dengan
permukaan mendatar.
Produk jahe kering ada yang dikupas dan tidak dikupas (sebagai bahan minyak
jahe dan oleoresin), tetapi ada juga yang setengah dikupas (sebagai bahan obat-
obatan, makanan, dan minuman). Berdasarkan metode pengolahannya, produk
jahe hasil pengeringan dibedakan menjadi black ginger , bleached ginger , coated
ginger , dan scraped ginger .
Black ginger biasa disebut jahe kering hitam atau gaplek jahe, yaitu jahe yang
dikeringkan dalam keadaan utuh dan berkulit. Bleached ginger adalah jahe kering
yang diproses dengan cara direndam dalam larutan kapur sirih (jernih). Coated
ginger dalah irisan jahe berkulit (tidak dikupas) yang dijemur sampai kulitnya