1
Pembahasan Aquabidest Waktu Jumlah Sample Urin 6 sore 0cc 6 pagi 2cc Dari hasi percobaan didapatkan bahwa volume urin yang dihasilkan pada pukul 18.00 WIB 0cc, atau dapat dikatakan tidak ada urin yang dihasilkan. Kemudian pengecekan pada pukul 06.00 WIB menunjukkan 2cc jumlah urine sample. Jumlah ini sesuai dengan jumlah aquabidest yang dimasukkan kedalam tikus melalui sonde. Aquabides merupakan air yang mengalami dua kali proses destilasi. Proses destilasi merupakan suatu proses pemurnian air dimana terjadi pemisahan zat yang bercampur dengan air dengan air murni itu sendiri, sebagai contoh mineral Na + dan Cl - serta bersifat hipotonis. Sifat hipotonis tersebut membuat cairan ini diserap, berpindah dari Extracell Fluid (ECF) ke Intracelullar Fluid (ICF) (Oberleithner et al, 2003). Jumlah sample urin yang sama menunjukkan bahwa terjadi proses fisiologi yang normal dari tikus tersebut. Air yang bertambah kedalam tubuh tikus aka difiltrasi, reabsorbsi dan ekskresi secara naormal karena sifat air tambahan (aquabidest) yang murni sehingga secara umum diabsorbsi kemudian dimetabolisme serta digunakan tanpa ada mekanisme penganggu (Oberleithner et al, 2003). Sumber : Oberleithner, H. et al. 2003. Endothelial Cell Swelling by Aldosterone. J. Membrane Biol. 196, 163–172

Pembahasan Aquabidest Baru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembahasan Aquabidest Baru

Pembahasan Aquabidest

Waktu Jumlah Sample Urin6 sore 0cc6 pagi 2cc

Dari hasi percobaan didapatkan bahwa volume urin yang dihasilkan pada pukul 18.00 WIB 0cc, atau dapat dikatakan tidak ada urin yang dihasilkan. Kemudian pengecekan pada pukul 06.00 WIB menunjukkan 2cc jumlah urine sample. Jumlah ini sesuai dengan jumlah aquabidest yang dimasukkan kedalam tikus melalui sonde.

Aquabides merupakan air yang mengalami dua kali proses destilasi. Proses destilasi merupakan suatu proses pemurnian air dimana terjadi pemisahan zat yang bercampur dengan air dengan air murni itu sendiri, sebagai contoh mineral Na+ dan Cl- serta bersifat hipotonis. Sifat hipotonis tersebut membuat cairan ini diserap, berpindah dari Extracell Fluid (ECF) ke Intracelullar Fluid (ICF) (Oberleithner et al, 2003).

Jumlah sample urin yang sama menunjukkan bahwa terjadi proses fisiologi yang normal dari tikus tersebut. Air yang bertambah kedalam tubuh tikus aka difiltrasi, reabsorbsi dan ekskresi secara naormal karena sifat air tambahan (aquabidest) yang murni sehingga secara umum diabsorbsi kemudian dimetabolisme serta digunakan tanpa ada mekanisme penganggu (Oberleithner et al, 2003).

Sumber : Oberleithner, H. et al. 2003. Endothelial Cell Swelling by Aldosterone. J. Membrane Biol. 196, 163–172