Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
8
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi
LORAN-C menggunakan FPGA
Budi Syihabuddin1, Heroe Wijanto
2, Iswahyudi Hidayat
3
1 Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
2Program Studi S2 Teknik Elektro Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
3 Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
1,2,3Jl. Telekomunikasi no. 1, Dayeuh Kolot, Bandung, 40257
Email korespondensi : [email protected]
Dikirim 07 Maret 2016, Diperbaiki 23 Maret 2016, Diterima 29 Maret 2016
Abstrak – Navigasi saat ini menjadi hal yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, bahkan dapat
digunakan sebagai sistem pertahanan dan ketahanan negara. Saat ini, sistem navigasi di Indonesia masih
tergantung dengan sistem navigasi negara lain, khususnya yang berbasis satelit. Oleh karena itu, Indonesia
membutuhkan sebuah sistem navigasi yang mandiri. LORAN-C adalah sistem navigasi terestrial yang
menggunakan frekuensi ground wave dengan metode triangulasi, sehingga mempunyai radius cakupan yang
luas. Pada penelitian ini dibuat subsistem pemancar sinyal master pada sistem navigasi LORAN-C dengan
menggunakan FPGA. Penggunaan FPGA dimaksudkan untuk pembangkitan sinyal LORAN-C analog melalui
sintesa digital (direct digital synthesis) pada tingkat baseband agar diperoleh format sinyal presisi tinggi. Dari
hasil penelitian diperoleh sembilan pulsa master dengan spesifikasi sesuai dengan ketentuan sistem navigasi
LORAN-C, lebar pulsa 300 µs, delay pulsa 700 µs serta amplitudo maksimum pada t = 60 – 65 µs.
Kata kunci – LORAN-C, Ground Wave, Navigasi, Master, Slave , Sinkronisasi, FPGA.
Abstract — Nowadays navigation system is very important to support human life, it can even be used as a
defense system of a country. Now, Indonesia relies on the navigation system of other countries, therefore
Indonesia needs an independent navigation system. LORAN - C is a navigation system using ground wave with
a triangulation system, so it has a wide radius. This research generates master signals in the LORAN - C
navigation system by using FPGA. The FPGA is used to synthesize analog signal form to achieve hight
precission signal format. From this research, the nine generated master pulses have the specifications in
accordance with the provisions of LORAN - C navigation system, that has 300 µs pulse width, 700 µs pulse
delay and a maximum amplitude at t = 60-65 µs.
Keywords – LORAN-C, Ground Wave, Navigation, Master, Slave, Synchronization, FPGA.
I. PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai luas wilayah sebesar
1.904.569 kilometer persegi [1]. Dengan kondisi
seperti itu, Indonesia harus mampu mandiri dalam hal
pertahanan dan ketahanan. Salah satu teknologi yang
mendukung pertahanan dan ketahanan negara adalah
teknologi navigasi. Navigasi yang biasa digunakan
oleh masyarakat saat ini adalah GPS (Global
Positioning System). Sistem GPS tersebut
menggunakan satelit sebagai wahana. Beberapa negara
yang mempunyai teknologi satelit dengan kemampuan
navigasi antara lain Amerika Serikat dengan
NAVSTAR, Rusia dengan GLONASS, Uni Eropa
dengan Galileo, China dengan CNSS
(Compass/BeiDou Navigation Satellite System) serta
Jepang dengan QZSS (Quasi-Zenith Satellite System)
[2].
Sistem navigasi digunakan antara lain untuk
keperluan proses sinkronisasi dalam teknologi seluler
serta dalam peralatan militer, sehingga jika tidak ada
kemandirian dalam penguasaan sistem navigasi maka
Indonesia akan sangat tergantung dengan negara-
negara yang memiliki sistem satelit navigasi. Selain
teknologi navigasi berbasis satelit, ada pula sistem
navigasi yang memanfaatkan propagasi groundwave
sebagai media transmisi yakni LORAN (Long Range
Navigation) [2]–[6].
Sistem navigasi LORAN menggunakan gelombang
radio untuk menentukan posisi suatu objek di atas
permukaan bumi dengan frekuensi 100 kHz [2]–[6].
Sehingga dengan frekuensi tersebut, bisa didapatkan
cakupan navigasi yang luas tetapi pada pemancar
harus memiliki dimensi dan power yang besar. Sistem
navigasi LORAN ini menggunakan prinsip
trianggulasi sehingga dibutuhkan minimal tiga
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
9
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
pemancar, satu bertindak sebagai master dan dua
lainnya bertindak sebagai slave [3], [7].
Pada penelitian [4] dilakukan perbandingan kinerja
antara sistem navigasi GPS dengan sistem navigasi
LORAN-C pada daerah urban dan daerah pegunungan.
Begitu pula dengan [5] yang menganalisis performa
dari GPS dan LORAN-C sebagai sistem penjejakan
yang terintegrasi. Dari kedua penelitian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sistem navigasi GPS dan
LORAN-C dapat saling melengkapi satu sama lain.
Pada penelitian ini akan diusulkan pembangkit
pulsa master LORAN-C sebagai pengujian awal
sistem navigasi yang tidak menggunakan satelit
sebagai wahana. Karena Indonesia belum memiliki
sistem navigasi secara mandiri, penelitian ini membuat
sistem navigasi LORAN-C yang didigitalisasi dengan
menggunakan FPGA sebagai generator pulsa. Hasil
yang diharapkan, FPGA dapat membangkitkan pulsa
master dengan karakteristik sesuai dengan
karakteristik pulsa LORAN-C.
Makalah ini terdiri dari 4 bagian dengan bagian
pertama adalah pendahuluan, dan bagian kedua berisi
tentang metodologi penelitian. Pada bagian kedua
mencakup tentang teori dan spesifikasi dari pulsa
master dari LORAN-C, perancangan sistem dan
pengujian sistem. Pada bagian ketiga membahas hasil
yang didapatkan kemudian pada bagian keempat berisi
tentang kesimpulan dan saran.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Pengerjaan penelitian ini mencakup beberapa aspek
yaitu aspek teori meliputi karakteristik dari pulsa
LORAN-C dan modulasi amplitudo, aspek
perancangan meliputi perancangan blok sistem serta
aspek pengujian untuk memverifikasi hasil rancangan.
Pada bab ini dijabarkan langkah-langkah dan definisi
dari penelitian yang dilakukan.
A. LORAN (Long Range Navigation)
Sistem navigasi LORAN menggunakan frekuensi
100 kHz dengan lebar pita 20 kHz [8], [9]. Dengan
frekuensi sebesar 100 kHz, maka loss propagasi yang
dirasakan tidak besar. Secara umum sistem navigasi
LORAN-C terdiri dari beberapa stasiun pemancar, 1
buah pemancar sebagai master dan minimal 2 buah
stasiun slave [3], [8], [9]. Masing-masing stasiun
tersebut terpisah beberapa mil dengan membentuk
konstelasi antar pemancar master dan beberapa
pemancar slave, yang disebut dengan chain. Setiap
pemancar tidak memancarkan pulsa secara kontinu
namun periodik sesuai dengan selang waktu GRI
(Group Repetition Interval). Dan juga, baik master
atau slave akan memancarkan pulsa yang berbeda.
Pemancar master merupakan pemancar utama dari
sel LORAN-C, berfungsi sebagai stasiun pertama yang
memancarkan pulsa kemudian diikuti oleh stasiun
slave dengan delay waktu tertentu. Untuk navigasi,
statiun master memancarkan grup pulsa yang terdiri
dari sembilan pulsa. Tiap grup pulsa mempunyai GRI
yang berbeda untuk membedakan tiap sel LORAN-C
[3],[8],[9]. Pada pemancar sekunder akan
memancarkan delapan buah pulsa dengan ketentuan
seperti pada Gambar 1 [3]. Perioda pulsa setiap pulsa
sebesar 200 µs dengan selang waktu antar pulsa dalam
satu grup sebesar 1000 µs, kecuali pada pulsa ke-9
pada grup master memiliki jarak 2000 µs. Oleh
karena itu, untuk menghindari over-lapping, antar GRI
dibuat cukup besar.
Pulsa master ataupun pulsa slave berupa sinyal
analog dengan bentuk seperti pada Gambar 2 [9].
Sinyal tersebut dibangkitkan dengan persamaan
envelope seperti pada persamaan (1) [9], yang
dimodulasikan dengan frekuensi pembawa 100 kHz.
Standar untuk lebar satu pulsa LORAN-C adalah 200
µs dengan setengah amplitudo maksimum dicapai
pada saat 30 µs dan amplitudo maksimum pada saat
65 µs.
Proses yang dilakukan untuk membentuk pulsa
LORAN-C seperti proses modulasi sinyal AM-DSB-
SC (Amplitude Modulation Double Side Band
Supressed Carrier) dengan cara menumpangkan sinyal
envelope kepada sinyal pembawa [10]. Dengan input
berupa envelope sinyal yang mengikuti kaidah dari
pulsa master dan slave yang kemudian dikalikan
dengan sinyal pembawa berfrekuensi 100 kHz.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, pertama akan
dipancarkan sinyal master yang berisi sembilan pulsa,
kemudian akan dideteksi oleh slave pertama, setelah
itu slave pertama akan memancarkan delapan pulsa
slave, kemudian slave kedua setelah mendapatkan
sembilan pulsa master dan delapan pulsa slave
pertama, akan memancarkan delapan pulsa slave
kedua sehingga pada penerima LORAN-C akan
menerima sembilan pulsa master, delapan pulsa slave
pertama dan delapan pulsa slave kedua.
Gambar 1. Pulsa Master dan Slave LORAN-C
Gambar 2. Pulsa LORAN-C.
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
10
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
2
0
( ) ( ) exp[ 2( ) / 65]E t A t t
tidak didefinisikan
65
65
t
t
t
(1)
B. Desain Sistem Pemancar LORAN-C
Pada penelitian ini, FPGA digunakan untuk
mengurangi dimensi dari pemancar LORAN-C. Jika
melihat dari frekuensi yang digunakan sebesar 100
kHz, maka sistem akan memiliki antenna yang besar,
begitu juga dengan daya pancar yang dibutuhkan.
Dengan menggunakan FPGA, pembangkitan
dilakukan secara digital, bukan analog. Untuk
dimensi antena dapat diperkecil dengan menggunakan
antena kumparan/loop [11]. Dengan antenna loop,
pola radiasi yang didapatkan akan tetap
omnidireksional namun dengan dimensi yang lebih
kecil.
Untuk mendapatkan urutan sembilan pulsa master,
dirancang sistem seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3. Sistem didesian menggunakan 2 input,
yaitu input pertama dari clock FPGA sebesar 100
MHz dan input kedua berupa reset untuk
mengaktifkan sistem pembangkit pulsa master. Jika
reset bernilai “1” maka sistem tidak bekerja dan jika
reset bernilai “0” maka sistem akan menghasilkan
pulsa master LORAN-C.
PEMBANGKIT PULSA
PEMBANGKIT ENVELOPE
MULTIPLEXER
SINYAL CARRIER
RESET
100 MHz
9 SINYAL MASTER
Gambar 3. Pembangkit Pulsa Master
1) Pembangkit pulsa
Pada pembangkit pulsa master, dibutuhkan
pembangkit pulsa seperti pada Gambar 3.
Keluaran yang diharapkan sesuai dengan pulsa
LORAN-C dengan lebar, jarak dan fasa pulsa
yang bersesuaian. Sehingga dapat dibedakan oleh
user sebagai pulsa master. Pembangkit pulsa
dilakukan dengan cara menurunkan clock FPGA
dari 100 MHz menjadi 10 MHz untuk
mendapatkan periode bit 100 ns. Selain itu, untuk
menghasikan fasa positif sebesar 300 µs
dibangkitkan logika “01” selama periode 300 us,
serta untuk delay digunakan 7000 counter atau
logika “00” selama 700 µs dan untuk fasa negatif
digunakan logika “11” selama 300 µs. Pengaturan
pembangkit pulsa ini disesuaikan dengan Gambar
3 sebagai ciri dari stasiun master.
2) Pembangkit Envelope
Envelope yang digunakan sesuai dengan
persamaan (1), untuk menghasilkan envelope yang
sesuai dengan sinyal LORAN-C, maka digunakan
lebar envelope sebesar 300 µs, setengah amplitudo
maksimum pada t = 300 µs dan amplitudo
maksimum pada 65 µs. Untuk mengubah
persamaan tersebut agar dapat direalisasikan ke
FPGA yang bekerja pada domain biner, maka
dilakukan proses sampling nilai tegangan dari
envelope. Dengan mengkuantisasi menjadi 8 bit,
dan sampling data 30 buah. Output dari
pembangkit pulsa sebesar 10 µs, sehingga
digunakan 100 counter untuk membangkitkan
setiap sample. Dengan 30 sample yang ada, maka
untuk membentuk sinyal envelope dibutuhkan
3000 counter. Pembangkitan sinyal envelope
harus pada timing yang sama dengan blok
pembangkit pulsa, karena dari logika fasa positif,
delay ataupun fasa negatif dari blok pembangkit
pulsa akan dibangkitkan envelope yang bernilai
positif, nol atau bernilai negatif.
3) Sinyal pembawa
Sinyal pembawa yang digunakan sebesar 100
kHz, dibangkitkan dengan menggunakan counter
dan juga clock dari FPGA serta reset, seperti
desain pada pembangkit pulsa. Dengan frekuensi
100 kHz maka periode sinyal pembawa sebesar 10
µs dan periode clock FPGA yang telah dinaikkan
menjadi 100 ns, maka proses sampling 1 periode
frekuensi pembawa dengan clock FPGA, akan
didapatkan 100 sample berupa nilai dari tegangan
pembawa untuk digitalisasi dengan menggunakan
8 bit kuantisasi. Sehingga untuk membangkitkan
sinus selama 300 µs, dibutuhkan 3000 titik
sample.
4) Multiplexer
Proses modulasi yang dilakukan dengan cara
multiplexing, yang dalam domain waktu dilakukan
perkalian antara sinyal envelope dengan sinyal
pembawa. Jika sinyal envelope berfasa positif,
maka nilai hasil modulasi akan berfasa positif.
Sebaliknya jika envelope berfasa negatif, maka
hasil modulasi akan berfasa negatif. Untuk delay,
hasil modulasi akan bernilai nol karena tidak ada
pulsa atau logic “00” sesuai dengan hasil blok
pembangkit pulsa. Dengan output sinyal envelope
8 bit dan output sinyal pembawa juga 8 bit, maka
hasil perkalian akan menjadi 16 bit.
C. Pengujian Sistem
Sistem yang dirancang meliputi stasiun master
seperti pada Gambar 3. Gambar 4 merupakan proses
pengujian yang dilakukan. Dari desain blok sistem
yang telah dirancang, dilanjutkan dengan
pemrograman bahasa VHDL pada modelsim untuk
dilakukan simulasi lalu di-load ke FPGA dan di
verifikasi dengan menggunakan logic analyzer. Cara
melakukan verifikasi adalah dengan membandingkan
hasil keluaran simulasi dengan proses realisasi pada
FPGA.
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
11
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
FPGA
(master)
Logic AnalyzerPC
Gambar 4. Pengujian Pembangkit Pulsa Master
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini membahas tentang hasil dari
desain serta verifikasi hasil yang didapatkan, yaitu
meliputi pembangkit pulsa master serta blok
pembangkit pulsa, blok pembangkit envelope, blok
sinyal pembawa, dan blok modulasi.
A. Pembangkit Pulsa
Pembangkit pulsa dalam penelitian ini dapat
menghasilkan deret pulsa master dengan ketentuan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil dari
pembangkit pulsa ditunjukkan pada Gambar 5 dan 6.
Terlihat bahwa jumlah pulsa master adalah sembilan
buah dengan periode satu grup pulsa master sebesar
9300 µs. Sesuai dengan perancangan blok pembangkit
pulsa, fasa positif dikodekan dengan bit “01”, delay
dengan kode bit “00” serta fasa negatif dengan kode
“11” sehingga pada master, fasa yang didapatkan
adalah “++--+-+-+” dan pada slave, fasa yang
didapatkan adalah “+++++--+”, sesuai dengan
Gambar 3 pada bagian perancangan.
Lebar pulsa yang didapatkan dari hasil simulasi
dan realisasi pada board FPGA juga sesuai dengan
spesifikasi yang dirancang yaitu sebesar 300 µs
seperti terlihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. Untuk
delay pulsa dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar
10 sebesar 700 µs yang ditunjukkan oleh cursor
1299950 ns dan 1999950 ns.
B. Pembangkit Envelope
Jumlah sinyal dan jenis fasa pada pembangkitan
sinyal envelope harus sama dengan keluran dari
pembangkit pulsa, yaitu sembilan pulsa envelove
untuk master. Karakteristik hasil yang didapatkan
ditunjukkan pada Gambar 11 – 21. Pulsa envelope
mempunyai amplitudo maksimum pada t = 65 µs
seperti ditunjukkan Gambar 11 dan 12. Hasil realisasi
pada Gambar 12, menunjukkan format biner
“01111111” yang sebanding dengan 127 pada
bilangan desimal, dimana nilai 127 adalah amplitudo
tertinggi yang terbentuk pada t = 65 µs. Lebar
envelope sebesar 300 µs pada perancangan sedangkan
realisasi sebesar 298 µs, masih mencukupi untuk
menjadi pulsa envelope karena lebar envelope
LORAN-C antara 200 µs – 300 µs.
Untuk timing yang sama, fasa envelope harus
sama dengan kode fasa yang dibangkitkan oleh
pembangkit pulsa. Hasil simulasi dari fasa envelope
ditunjukkan pada Gambar 15, 17, 19. Terlihat pada
Gambar 19, dengan bentuk analog ketika fasa positif
maka terjadi puncak envelop sedangkan ketika fasa
negatif terjadi lembah. Untuk realisasi pada FPGA,
dilihat dari sign bit “0” untuk menyatakan envelope
positif dan sign bit “1” untuk menyatakan envelope
negatif.
Pembangkitan sinyal envelope mengikuti pulsa
yang dibangkitkan generator pulsa, sehingga keluaran
generator envelope harus sama dengan timing
pembangkitan envelope, begitu pula dengan delay
antar pulsa. Hasil simulasi yang ditunjukkan Gambar
20, didapatkan bahwa delay antar envelope sebesar
700 µs yang dibatasi cursor 1299950 µs – 1999950
µs. Pada hasil realisasi di Gambar 25, delay antar
envelope juga didapatkan nilai sebesar 700 µs.
Gambar 5. Jumlah Pulsa Master Hasil Simulasi
Gambar 6. Jumlah Pulsa Master Hasil Realisasi
Gambar 7. Lebar Pulsa Hasil Simulasi
Gambar 8. Lebar Pulsa Hasil Realisasi
Gambar 9. Delay Pulsa Hasil Simulasi
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
12
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
Gambar 10. Delay Pulsa Hasil Realisasi
Gambar 11. Amplitudo Envelope Hasil Simulasi
Gambar 12. Amplitudo Envelope Hasil Realisasi
Gambar 13. Lebar Envelope Hasil Simulasi
Gambar 14. Lebar Envelope Hasil Realisasi
Gambar 15. Fasa Positif Envelope Hasil Simulasi
Gambar 16. Fasa Positif Envelope Hasil Realisasi
Gambar 17. Fasa Negatif Envelope Hasil Simulasi
Gambar 18. Fasa Negatif Envelope Hasil Realisasi
Gambar 19. Fasa Positif dan Negatif Envelope Hasil Simulasi
Bentuk Analog
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
13
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
Gambar 20. Delay Envelope Hasil Simulasi
Gambar 21. Delay Envelope Hasil Realisasi
C. Sinyal Pembawa
Sinyal pembawa yang digunakan untuk proses
modulasi mempunyai frekuensi 100 kHz. Frekuensi
tersebut diperoleh dengan cara melakukan
pencuplikan terhadap 3001 titik dengan menggunakan
counter untuk mendapatkan bentuk seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 22. Dalam format 8 bit
didapatkan frekuensi sebesar 1/10.1 us yaitu 99009,9
Hz untuk hasil realisasi seperti pada Gambar 24.
Sedangkan hasil simulasi menunjukkan 1/10 µs atau
100 kHz, seperti pada Gambar 23.
Gambar 22. Sinyal Pembawa Bentuk Analog hasil Simulasi
Gambar 23. Sinyal Pembawa Bentuk Digital hasil Simulasi
Gambar 24. Sinyal Pembawa Bentuk Digital hasil Realisasi
D. Multiplexer
Hasil modulasi bentuk analog ditunjukkan pada
Gambar 25 untuk pulsa master, dengan hasil sembilan
pulsa master. Detail spesifikasi ditunjukkan pada
Gambar 26 – 35. Sebuah sinyal LORAN-C yang
dihasilkan dari modulasi AM-DSB-SC ditunjukkan
pada Gambar 26, bentuk sinyal menyerupai envelope
yang diisi oleh sinyal pembawa dengan frekuensi 100
kHz. Amplitudo tertinggi didapatkan pada 62747 ns
pada simulasi dan pada hasil realisasi didapatkan bit
“0011011100010001” yang terbentuk pada t = 62,5
µs. Untuk lebar pulsa hasil simulasi sebesar 295987
ns ditunjukkan pada Gambar 29, dan lebar pulsa hasil
realisasi sebesar 298 µs ditunjukkan pada Gambar 35.
Gambar 25. Grup Pulsa Master Hasil Simulasi
Gambar 26. Amplitudo Sinyal LORAN-C Bentuk Analog Hasil
Simulasi
Gambar 27. Amplitudo Sinyal LORAN-C Bentuk Digital Hasil
Simulasi
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
14
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
Gambar 28. Amplitudo Sinyal LORAN-C Bentuk Digital Hasil Realisasi
Fasa dalam bentuk analog yang didapatkan dari
hasil modulasi ditunjukkan pada Gambar 31. Fasa
negatif, secara analog, ditunjukkan dengan siklus
turun pada amplitudo awal dan fasa positif
ditunjukkan dengan siklus naik pada amplitudo awal.
Hal ini seuai dengan keluaran dari pembentukan
sinyal envelope untuk fasa negatif dan positif. Pada
bentuk biner, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
32 - 35, dengan sign bit “1” untuk fasa negatif dan
sign bit “0” untuk fasa positif.
Gambar 29. Lebar Simyal LORAN-C Bentuk Analog Hasil
Simulasi
Gambar 30. Lebar Sinyal LORAN-C Bentuk Digital Hasil Realisasi
Gambar 31. Fasa Positif dan Fasa Negatif Bentuk Analog Hasil
Simulasi
Gambar 32. Fasa Positif Bentuk Digital Hasil Simulasi
ISSN : 2085-3688; e-ISSN : 2460-0997
Pembangkit Sinyal Master Pada Sistem Navigasi LORAN-C menggunakan FPGA
15
Jurnal Infotel Vol. 8 No.1 Mei 2016
Gambar 33. Fasa Negatif Bentuk Digital Hasil Simulasi
Gambar 34. Fasa Positif Bentuk Digital Hasil Realisasi
Gambar 35. Fasa Negatif Bentuk Digital Hasil Realisasi
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa proses pembangkitan
pulsa LORAN-C untuk stasiun master diperoleh hasil
sebagai berikut, lebar pulsa 300 µs, delay pulsa 700
µs, amplitudo maksimum pada t = 60 – 65 µs dengan
fasa dan jumlah pulsa sesuai dengan spesifikasi
sistem navigasi LORAN-C.
B. Saran
Untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut,
maka dapat dilakukan beberapan saran berikut.
1. Merancang pemancar slave untuk membuat
sistem triangulasi agar dapat menentukan posisi
dari objek.
2. Layanan pada sistem LORAN-C dapat
ditambahkan dengan layanan timing dan paging,
bukan hanya navigasi.
3. Perancangan dan realisasi dilanjutkan bukan
hanya dilevel baseband namun sampai ke level
blok RF mencakup pembuatan ADC, up
converter, RF Filter serta amplifier.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Central Intelligent Agencies, “The World Factbook :
East and South East Asia : Indonesia.” [Online]. Available:
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-
factbook/geos/id.html. [Accessed: 03-Mar-2016].
[2] H. J. Kramer, Observation of The Earth and Its Environment - Survey of Missions and Sensors 4th
Edition, 4th Editio., vol. 19, no. 1. Springer-Verlag,
2002.
[3] United States Coast Guard, “Specification of The Transmitted LORAN-C Signal,” Washington, DC.,
1994.
[4] G. Lachapelle, B. Townsend, H. Gehue, and M. E.
Cannon, “GPS versus Loran-C for vehicular navigation in urban and mountainous areas,” in
Proceedings of VNIS ’93 - Vehicle Navigation and
Information Systems Conference, 1993, pp. 10–13.
[5] J. Carroll, “GPS + LORAN-C Performance Analysis of an Integrated Tracking System,” no. July, pp. 40 –
47, 2006.
[6] J. & BAILEY, “the Loran-C System of Navigation,”
no. February, p. 135, 1962.
[7] R. L. Frank, “Current Developments in Loran-C,” in
Proceedings of the IEEE, 1983, vol. 71, no. 10, pp.
1127–1139.
[8] US Coast Guard Navigation Center, “Loran-C User’s Handbook,” 1992.
[9] A. J. Fisher, “The Loran-C Cycle Identification
Problem,” pp. 1–20, 1999.
[10] L. W. Couch, Digital and Analog Communication Systems 8th Edition. 2013.
[11] J. D. Krauss, Antennas. McGraw-Hill Book
Company, 1950.