24
1 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI PERUMNAS TOKOJO KIJANG KOTA RT 05 RW 013 NASKAH PUBLIKASI RADELLA RIZKI PRATIWI NIM : 100569201109 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

1

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA LINGKUNGAN

MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI PERUMNAS TOKOJO

KIJANG KOTA

RT 05 RW 013

NASKAH PUBLIKASI

RADELLA RIZKI PRATIWI

NIM : 100569201109

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

2

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA LINGKUNGAN

MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI PERUMNAS TOKOJO

KIJANG KOTA

RT 05 RW 013

RADELLA RIZKI PRATIWI

Mahasiswa Sosiologi, FISIP UMRAH

Manusia dan lingkungan pada hakekatnya ibarat satu bangunan yang

seharusnya saling menguatkan karena manusia amat bergantung pada

lingkungan, sedang lingkungan juga bergantung pada aktivitas manusia. Peran

perempuan dalam melestarikan lingkungan memang belum banyak, ruang untuk

keterlibatan secara lebih mendalam juga dirasa belum memadai. Perempuan

sering tidak dilibatkan dalam sebagian besar kebijakan dan kontrol terhadap

sumber daya alam yang menopang kehidupan mereka. Perempuan menjadi garda

terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dimulai dari tingkatan

keluarganya, hingga mengambil peran penting dalam mengelola aset alam.

Meningkatkan peran serta perempuan merupakan langkah yang perlu mendapat

perhatian agar perempuan mampu untuk berperan sebagaimana lawan jenisnya

dalam setiap kegiatan di masyarakat.

Tujuan dalam penelitia ini yaitu untuk mengetahui untuk mengetahui

Pemberdayaan Perempuan Dalam Menjaga Lingkungan Di Perumnas Tokojo

Kijang Kota RT 05 RW 013. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teknik

deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada konsep Kabeer (dalam Agus : 2009 :

35-37). Informan yang dipilih dengan perempuan yang aktif dalam pengurus Bank

Sampah yaitu berjumlah 8 di Bank Sampah di Perumnas Tokojo. Setelah data

terkumpul maka data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data

deskriptif kualitatif.

Dari penelitian pada Bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pemberdayaan perempuan dalam menjaga lingkungan melalui program

bank sampah ini telah memperlihatkan bahwa para perempuan ini sudah berperan

aktif melalui kegiatan yang dibuat oleh pemerintah yaitu bank sampah. Melalui

program ini pemerintah juga berharap para perempuan ini mendapatkan

kesetaraan dalam pelayanan dan kemudahan yang diberikan oleh pengurus bank

sampah. Partisipasi para perempuan ini sangat besar, karena bisa kita lihat pada

jumlah perempuan dibandingkan jumlah laki-laki yang ikut program bank sampah

ini

Kata Kunci : Pemberdayaan, Perempuan, Lingkungan

Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

3

ECONOMIC EMPOWERMENT OF WOMEN'S SMALL BUSINESS GROUP BY

THE FISHERIES AGENCY AND THE MARITIME DISTRICT ANAMBAS IN

KELURAHAN LETUNG SUB COUNTY ANAMBAS JEMAJA

RADELLA RIZKI PRATIWI

Students Of Sociology, FISIP, UMRAH

Humans and the environment in fact like one building that should

corroborate because the man is very dependent on the environment, while

environmentalists also relies on human activity. The role of women in preserving

the environment is indeed not many, space for involvement in more depth is also

considered adequate yet. Women are often not involved in most of the policy and

control over the natural resources that sustain their lives. Women became the

leading guard in environmental preservation efforts started from the level of the

family, to take an important role in managing natural assets. Enhancing the role

of women is a step that needs to be concentrated in order for women to be able to

play a role as opposed to type in any of the activities in the community.

The goal in this is to know penelitia to know the empowerment of women

in maintaining the environment in Perumnas Tokojo Deer City RT 04 RW 013.

The discussion in this thesis using a descriptive qualitative techniques with

reference to the concept of Kabeer (Agus: 2009:35-37). Informants are chosen by

women who are active in the Executive Board of the Bank Trash that is numbered

8 in the Bank trash in Perumnas Tokojo. After the data is collected then data in

this study were analyzed with descriptive qualitative data analysis techniques.

From research in the previous chapter, it can be drawn the conclusion

that the empowerment of women in safeguarding the environment through waste

bank program has demonstrated that these women already play an active role

through the activity created by the Government, namely the bank trash. Through

this program the Government hopes these women get equality in services and

convenience provided by the bank trash. The participation of these women is

enormous, as we can see in the number of women compared to the number of men

who participate in this garbage bank program

Keywords: Empowerment, Women, Environmental

Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

4

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA LINGKUNGAN

MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI PERUMNAS TOKOJO

KIJANG KOTA

RT 05 RW 013

A. Latar Belakang

Lingkungan diciptakan sebagai bagian dari kehidupan manusia yang dapat

dimanfaatkan dan dijaga kelestariannya. Sebagai satu kesatuan, manusia dan

lingkungan (yang termasuk di dalamnya tumbuhan, hewan, jasad renik dan

sebagainya) hidup berdampingan dan saling berinteraksi. Interaksi manusia

dengan lingkungannya merupakan suatu proses yang wajar. Hal ini disebabkan

karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk

keberlangsungan hidupnya.

Dewasa ini, persoalan tentang lingkungan hidup seperti semakin

memburuknya kondisi bumi mulai banyak mendapatkan perhatian dari berbagai

kalangan. Sebagai negara berkembang, kerusakan lingkungan di Indonesia secara

luas dan massif terjadi sejak tiga dekade terakhir yang ditandai dengan lahirnya

tiga UU yang membuka peluang eksploitasi sumber daya alam Indonesia secara

besar-besaran. Ketiga UU tersebut adalah UU Kehutanan tahun 1967 (diubah

tahun 1999), UU Pertambangan tahun 1967, serta UU Penanaman Modal Dalam

dan Luar Negeri tahun 1967.

Sejak adanya Undang-Undang tersebut maka berturut-turut masuklah

investor asing untuk mengeruk sumber daya alam tanpa peduli dengan akibat dari

eksploitasi yang dilakukan. Sejak saat itu pula kerusakan-kerusakan lingkungan

hidup terjadi dan terus meluas, dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Kerusakan

Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

5

lingkungan terus dibiarkan hingga tahun 1980-an. Namun demikian, kini mulai

muncul upaya penyelamatan lingkungan, dengan disahkannya UU Lingkungan

Hidup yang telah diperbaharui yakni UU No. 32 Tahun 2009.

Manusia dan lingkungan pada hakekatnya ibarat satu bangunan yang

seharusnya saling menguatkan karena manusia amat bergantung pada

lingkungan, sedang lingkungan juga bergantung pada aktivitas manusia. Namun

dilihat dari sisi manusia maka lingkungan adalah sesuatu yang pasif, sedang

manusialah yang aktif, sehingga kualitas lingkungan amat bergantung pada

kualitas manusia. Sasaran kebijakan lingkungan hidup adalah merupakan

perwujudan dari pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan

hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan seiring dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat dalam lingkungan yang lebih baik dan sehat.

Berbicara mengenai lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari peranan

perempuan. Sejatinya perempuan merupakan agen perubahan dan memberi

pengaruh besar terhadap kualitas lingkungan hidup. Banyak hal yang dapat

dilakukan oleh perempuan terkait hubungannya dengan pengelolaan lingkungan.

Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, mereka lebih banyak

berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Dampak kerusakan

lingkungan pun lebih sering dirasakan oleh perempuan.

Posisi yang masih belum juga menguntungkan membuat perempuan

acapkali dipandang sebelah mata. Rentannya posisi ini diakibatkan oleh kuatnya

dominasi budaya patriarki yang telah mengakar di masyarakat, sehingga hal ini

membuat tergesernya kedaulatan perempuan dalam mengelola aset alam. Prinsip

Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

6

kesetaraan gender yang akhir-akhir ini marak diusung oleh beberapa kalanganpun

ternyata masih belum sepenuhnya mampu mengangkat perempuan dari

ketertindasan, eksploitasi dan keterpurukan.

Peran perempuan dalam melestarikan lingkungan memang belum banyak,

ruang untuk keterlibatan secara lebih mendalam juga dirasa belum memadai.

Perempuan sering tidak dilibatkan dalam sebagian besar kebijakan dan kontrol

terhadap sumber daya alam yang menopang kehidupan mereka. Secara historis,

kondisi geografis Nusantara yang didominasi oleh pegunungan dan berbentuk

kepulauan, membatasi perempuan Indonesia untuk mengambil peran di luar

rumah. Hal ini kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan yang terus menerus

diturunkan kepada generasi berikutnya, hingga menjadikannya sebagai pakem dan

budaya.

Indonesia mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi

bagian yang tak terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka

pendek, menengah, dan panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs

telah sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda

pembangunan global dideklarasikan. Pemerintah Indonesia mengklaim target

MDGs hampir semuanya tercapai salah satunya adalah memberikan ruang kepada

perempuan untuk lebih lagi berkontribusi, Untuk itu semuanya diperlukan inovasi

atas pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan kepada pihak-pihak terkait

seperti kepala daerah, lembaga masyarakat untuk ikut berpartisipasi mewujudkan

target dan tujuan MDGs.

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

7

Mengikutsertakan perempuan dalam pengelolaan lingkungan adalah agar

perempuan memahami betapa pentingnya lingkungan, dengan demikian mereka

akan mempunyai andil besar untuk memelihara dan menjaga kebersihan

lingkungan dari lingkup yang paling kecil. Namun bukan berarti perempuan yang

belum terlibat dalam pelestarian lingkungan tersebut tidak tergerak atau acuh

terhadap permasalahan lingkungan, bisa jadi karena keterbatasan pengetahuan dan

akses yang mereka miliki.

Permasalahan lingkungan yang sekarang terjadi salah satunya adalah

permasalahan sampah, yang kian hari terus menumpuk jumlahnya dan masih

belum juga ditemukan solusinya secara global. Penanganan sampah yang ada

selama ini selalu bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe), yakni

memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain (TPS/TPA).

Penanganan sampah yang demikian sama halnya dengan memindahkan masalah

dari satu tempat ke tempat yang lain. Bila hal ini terus menerus dilakukan maka

tak heran jika beberapa dekade kedepan lingkungan hidup kita akan dipenuhi

tumpukan sampah.

Perempuan sebagai individu dalam rumah tangga dapat menerapkan pola

hidup hijau atau berwawasan lingkungan. Selama ini partisipasi perempuan dalam

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal mengingat adanya pandangan

bahwa adanya hambatan fisik bagi perempuan untuk melakukan pengelolaan

lingkungan hidup, serta kebijakan publik pengelolaan lingkungan hidup yang

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

8

belum pro gender. Hal tersebut mengakibatkan perempuan tidak mempunyai

posisi tawar dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Gender seringkali disamakan maknanya dengan pembedaan jenis

kelamin antara perempuan dan laki-laki. Namun sejatinya, isu gender berkaitan

dengan peran, posisi dan tanggung jawab perempuan maupun laki-laki di dalam

masyarakat dan hubungan peran-peran tersebut. Peran antara laki-laki dan

perempuan dalam masyarakat dalam isu gender dapat dipertukarkan. Penggunaan

wawasan gender berdasarkan pada realitas bahwa selama ini akses,

peran/partisipasi serta kontrol perempuan dalam pengelolaan lingkungan dianggap

belum optimal. Perempuan seringkali berperan sebagai pelaku pencemaran

sekaligus lebih banyak terkena dampak langsung dari pencemaran lingkungan

tersebut.

Namun fenomena yang terjadi saat ini adalah keterkaitan perempuan

dalam lingkungan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

Perempuan dalam kesehariannya cenderung lebih dekat dengan lingkungan.

Sehingga saat ini banyak perempuan yang turun langsung dan aktif dalam

kegiatan pengelolaan lingkungan. Dalam perannya sebagai pengelola rumah

tangga, mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya

alam. Dampak kerusakan lingkungan pun lebih sering dirasakan oleh perempuan.

Contoh sederhana adalah ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air lebih

dirasakan kaum perempuan karena mereka merupakan pemakai air terbesar dalam

rumah tangga.

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

9

Perempuan sebagai bagian dari masyarakat harus mampu ikut berperan

dalam pengawasan timbulnya kerusakan lingkungan hidup yang dapat

mengganggu kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab harus juga menjadi perhatian kaum perempuan.

Pemahaman perempuan tentang lingkungan hidup merupakan pengetahuan yang

wajib dimiliki oleh perempuan, sehingga perempuan dapat tanggap terhadap

lingkungannya.

Perempuan diharapkan dapat proaktif jika telah terjadi ketidakadilan

dalam bentuk pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Melalui kelompok di

luar pemerintah seperti lembaga swadaya masyarakat, perempuan dapat aktif

mengawasi terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Perempuan adalah bagian

dalam keluarga yang mempunyai peran untuk menjadi pendidik sekaligus pelaku

pertama yang memahami bagaimana menjaga kualitas hidup melalui terciptanya

lingkungan hidup yang sehat di lingkungan keluarga. Oleh sebab itu

pemberdayaan perempuan tentang lingkungan hidup perlu diberikan kepada

perempuan.

Melibatkan perempuan dalam hal pengelolaan sampah adalah salah satu

cara terbaik yang dapat ditempuh demi terciptanya lingkungan hidup yang lebih

baik di masa mendatang. Perempuan memiliki andil yang sangat besar di

kehidupan rumah tangga, sehingga mereka akan lebih mudah mengorganisir

gerakan-gerakan pro lingkungan di lingkup rumah tangganya masing-masing.

Selain itu perempuan atau ibu merupakan media edukasi pertama bagi anak-anak.

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

10

Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran mengenai kepedulian terhadap

lingkungan dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Dan jika nantinya

kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak-anak, maka pada masa

depan akan terbentuk generasi yang peduli pada lingkungan. Berangkat dari

kesadaran tersebut, maka di Perumnas Tokojo Kijang Kota RT 05 RW 013

dibentuklah sebuah program Bank Sampah yang kemudian dikenal dengan nama

Bank Sampah Bintan Timur (BSBT). Bank sampah memiliki program unggulan

salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah)

sesuai dengan UU No 81 Tahun 2012, yang lebih dominan beranggotakan

perempuan-perempuan berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga di daerah

tersebut. Rasa keprihatinan melihat kondisi lingkungan ditambah pula kondisi air

laut yang tercemar oleh tumpukan sampah di tepian pantai, menjadi alasan kuat

pembentukan program tersebut. Dengan dibantu oleh Pemerintah dan Badan

Lingkungan Hidup (BLH) bank sampah dirasakan mampu menjawab krisis

lingkungan melalui tindakan nyata yang melibatkan masyarakat secara langsung,

khususnya perempuan.

Perempuan menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan

hidup dimulai dari tingkatan keluarganya, hingga mengambil peran penting dalam

mengelola aset alam. Meningkatkan peran serta perempuan merupakan langkah

yang perlu mendapat perhatian agar perempuan mampu untuk berperan

sebagaimana lawan jenisnya dalam setiap kegiatan di masyarakat. Perempuan

selama ini banyak dilibatkan pada kegiatan domestik mulai dari penyediaan air

bersih, pengelolaan tugas-tugas rumah tangga seperti memasak, mencuci,

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

11

berbelanja kebutuhan rumah tangga. Tugas-tugas yang kurang memiliki makna

ekonomi sehingga perempuan menjadi kelompok yang terikat dalam

ketergantungan dengan laki- laki. Laki-laki yang banyak bergerak pada kegiatan

produktif dan mempunyai nilai ekonomi. Sejak disadari betapa pentingnya

melibatkan perempuan untuk mengelola lingkungan karena sifat yang dimiliki

perempuan yakni ketelatenan, ketekunan, dan memiliki kegiatan yang terkait

langsung dengan lingkungannya maka muncul gagasan untuk melibatkan

perempuan dalam pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan mulai dari

lingkup mikro sampai lingkup makro.

Bank sampah adalah tempat untuk mengumpulkan berbagai macam

sampah yang telah dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke

tempat bengkel kerja lingkungan atau yang lebih akrabnya disebut Bank Sampah,

hasil setoran sampah akan ditabung dan dapat diambil atau dicairkan dalam

jangka waktu tertentu dengan mengadopsi prinsip perbankan, jadi penyetor

sampah akan mendapat buku tabungan. Bank Sampah merupakan salah satu

alternatif mengajak warga untuk peduli dengan sampah dan permasalahannya.

Bank sampah merupakan sebuah sistem pengelolaan sampah berbasis rumah

tangga, dengan memberikan imbalan berupa uang tunai ataupun voucher kepada

warga yang memilah dan menyetorkan sejumlah sampah.

Berdasarkan data yang di dapat jumlah warga yang turut serta dalam

program bank sampah di perumnas Tokojo adalah 38 orang dimana laki-laki

berjumlah 3 orang dan perempuan berjumlah 35 orang. Masyarakat yang turut

andil dalam pengelolaan lingkungan di bank sampah tersebut dikatakan sebagai

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

12

nasabah. Nasabah inilah yang kemudian mengantarkan sampah-sampah yang

didapat ke bank sampah yang ada.

Bank sampah ini tidaklah sekedar untuk mencari keuntungan semata,

melainkan lebih berorientansi pada sosial kemasyarakatan melalui pemberdayaan

masyarakat. Sampah yang dikelola di bank sampah paling banyak berasal dari

sampah rumah tangga. Dengan demikian secara tidak langsung bank sampah telah

membantu meningkatkan kualitas perempuan dalam hal pengelolaan sampah. Di

samping itu, bank sampah juga memberikan pembelajaran baru bagi perempuan

dan masyarakat luas di Perumnas Tokojo tentang pengelolaan sampah yang benar

dan bermanfaat bagi keberlangsungan lingkungan hidup. Manfaat Bank Sampah

adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, menambah

penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dan

memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai

lingkungan hidup.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang lingkungan perempuan dapat

berperan sebagai perubahan yang dapat merespons perubahan lingkungan dengan

lebih baik daripada laki-laki karena sifat memeliharayang dimiliki perempuan.

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji

permasalahan ini secara mendalam dengan judul : PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DALAM MENJAGA LINGKUNGAN DI PERUMNAS

TOKOJO KIJANG KOTA RT 05 RW 013.

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

13

B. Landasan Teoritis

Pengertian Operasional adalah konsep yang bersifat abstrak untuk

memudahkan pengukuran suatu variabel. atau operasional dapat diartikan sebagai

pedoman dalam melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan penelitian. Berikut

konsep operasional dalam penelitian ini :

a. Pemberdayaan perempuan dalam penelitian ini adalah proses kepada

perempuan agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi perempuan

agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan

hidupnya dan pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau para

perempuan yang tertinggal. Pemberdayaan perempuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan

sampingan sehingga adanya pemberdayaan dapat menambah penghasilan dan

manfaat lingkungan.

b. Dalam konsep operasional mengacu pada Kabeer (dalam Agus : 2009 : 35-37)

menyatakan bahwa dalam penelitian ini ada 5 hal yang perlu diperhatikan

dalam pemberdayaan perempuan, yaitu sebagai berikut :

1. Welfare (Kesejahteraan)

Adanya keinginan kuat untuk menjalani kegiatan di luar rumah dan ikut

menyuarakan pengadaan program penyelamatan lingkungan sekitar,

maksudnya diawal pembentukan para perempuan Perumnas Tokojo ikut

serta dalam mencanangkan program Bank Sampah yang dirasa merupakan

solusi tepat dalam permasalahan pengelolaan sampah di tempat tinggal

mereka. Kesejahteraan yang di dapat dari bank sampah termasuk dalam

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

14

bentuk “Adaptasi” atau penyesuaian dari lingkungannya serta

memanfaatkan lingkungan agar perempuan dapat survive serta mampu

mengembangkan keterampilan yang ada didalam jati diri masing-masing

perempuan atau masyarakat. Kesejahteraan dalam penelitian ini adalah

para perempuan khususnya ibu rumah tangga bisa lebih mandiri dan

membantu keluarga seperti menggunaka uang sendiri untuk berbelanja

keperluan sehari-hari, kemudian membantu membayar uang sekolah,d an

keperluan lainnya.

2. Access (Akses)

Pemerintah memberikan kuasa kepada perempuan Perumnas Tokojo agar

dapat turut andil dalam menjaga lingkungan sebagai bentuk

pengaktualisasian diri serta mendapatkan akses secara keseluruhan bagi

perempuan perumnas tokojo yang ada di dalam bank sampah. Akses

termasuk dalam salah satu poin “Goal ttainment atau pencapaian tujuan

utama dari sistem sosial. Akses dalam penelitian ini adalah kemudahan

para perempuan mengikuti program Bank sampah, seperti jarak yang

dekat, kemudian adanya kendaraan yang menjemput sampah tersebut.

tidak hanya itu akses juga berhubungan dengan peluang pasar yang

mereka dapatkan dari kegiatan lain dari bank sampah yaitu daur ulang

sampah.

3. Consientisation (Konsientisasi)

Adanya keterlibatan para perempuan Perumnas Tokojo dalam program

Bank Sampah dan menjadikan mereka sebagai penggerak utama program

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

15

itu sendiri, sehingga mereka mempunyai andil besar untuk memelihara dan

menjaga kebersihan lingkungan, namun dengan sama sekali tidak

melalaikan pekerjaan rumah tangganya, merupakan bentuk dari poin

“Integrasi” yang timbul dari dalam diri masyarakat itu sendiri untuk

melakukan perubahan.

4. Partisipation (Partisipasi)

Keterlibatan perempuan Perumnas Tokojo secara langsung dalam semua

tahapan program Bank Sampah, mulai dari pengkajian kebutuhan,

identifikasi permasalahan, perencanaan, implementasi hingga

monitoring/evaluasi program berkala. Termasuk dalam bentuk “Latensi”

atau pemeliharaan pola sehingga keikutsertaan perempuan di dalam

program bank sampah dapat mempertahankan diriya sehingga mampu

mengembangkan keterampilan yang ada didalam diri masing-masing dari

mereka.

5. Equality of Control (Kesetaraan dalam kekuasaan)

Tidak diberlakukannya pembedaan pencatatan, pembatasan volume

pengumpulan dan penjualan sampah serta tidak adanya pembedaan pada

saat bagi hasil penjualan sampah antara perempuan dan laki-laki,

merupakan kaitan dari “Latensi” atau pemeliharaan pola karena sistem

harus mempertahankan dirinya sedapat mungkin dalam keadaan seimbang.

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

16

C. Hasil Penelitian

1. Welfare (Kesejahteraan)

Dari hasil wawancara dari masing-masing informan tersebut, diketahui

bahwa manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh nasabah bank sampah yaitu

mereka mendapatkan uang dari hasil setoran sampah yang mereka kumpulkan dan

lingkungan mereka menjadi bersih dan sehat. Tentunya banyak sekali manfaat

yang didapat dari program bank sampah tersebut selain menambah penghasilan

mereka. Mereka bisa terhindar dari berbagai macam penyakit yang mengancam

apabila lingkungan mereka bersih. Mereka juga mengaku bisa menabung sedikit

demi sedikit untuk membayar uang sekolah anak-anak mereka. Ada juga suami

dan istri mengikuti program ini agar mereka mendapatkan penghasilan lebih. Saat

ini kita sudah melihat pemerintah sudah cukup banyak berbuat untuk

meningkatkan peran wanita dalamkeluarga. Di bidang ekonomi dan pendidikan

anak, misalnya berbagai usaha telah dilakukan, baik melalui penyuluhan maupun

bimbingan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Secara sosiologis dapat dipahami bahwa ibu atau perempuan adalah orang

yang paling mengerti kondisi dan kebutuhan keluarganya. Dalam skala yang lebih

luas berarti yang paling mengerti akan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya.

Lebih jauh, mereka pula lah yang paling sensitif terhadap berbagai hal yang

menimpa masyarakatnya. Jika hal ini dapat diterima, maka tentu saja mereka

pulalah yang paling bertanggungjawab terhadap masyarakatnya. Faktor tersebut

memperlihatkan pentingnya perempuan dalam pengoptimalan peran dalam

mengelola sampah sebagai perwujudan pelestarian lingkungan.

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

17

2. Access (Akses)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka diketahui bahwa

jarak bank sampah yang ada di Tokojo masih mudah untuk di akses masyarakat

dengan jarak tempuh yang mudah seperti jalan yang tidak terlalu jauh, kemudian

disiapkan alat pengankut sampah seperti gerobak maupun kaisar. Sehingga para

ibu bisa menjangkau bank sampah tersebut. Sama seperti di bank-bank

penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat bisa langsung datang

ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah yang mereka

setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas

bank sampah. Dalam bank sampah, ada yang di sebut dengan tabungan sampah.

isi tabungan tersebut bisa ditarik sewaktu-waktu.

Para perempuan di Bank Sampah Tokojo ini tidak hanya mendapatkan

manfaat uang tetapi juga mereka bisa mendapatkan ilmu seperti mendapatkan

pelatihan membuat sampah daur ulang kemudian cara pemasaran. Hal ini di

dukung oleh pemerintah sepenuhnya. ecara garis besar, daur ulang adalah proses

pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru

untuk proses produksi. Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus

menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang

sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama,

atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama.

Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses

pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan

kembali material menjadi produk yang berbeda

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

18

3. Consintisation (Konsientisasi)

Para perempuan ini merasakan adanya kesadaran untuk peduli terhadap

sampah, dan mendukungnya lewat program Bank sampah. Sistem kerja bank

sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan

reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah.

Konsep bank sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa

sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga

bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat. Metode bank

sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat khususnya perempuan

agar peduli terhadap kebersihan.

4. Participation(Partisipasi)

Dari wawancara dapat dianalisa bahwa perempuan memang lebih banyak

ikut serta dalam kegiatan yang dibuat oleh program bank sampah ini. Mereka

sudah mengikuti program bank sampah ini sejak pertama kali bank sampah

terbentuk di lingkungan mereka. Para perempuan ini umumnya adalah ibu rumah

tangga yang ingin berpartisipasi langsung dalam menciptakan lingkungan yang

bersih dan sehat. Adanya dorongan dari dalam diri mereka membuat para

perempuan ini lebih banyak berpartisipasi atau ikut serta dalam kegiatan yang

dibuat oleh pemerintah. Sementara itu, peningkatan peran wanita dalam

masyarakat dilakukan melalui peningkatan berbagai aktivitas wanita diberbagai

sektor pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan di berbagai bidang

terutama pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, kependudukan dan keluarga

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

19

sejahtera telah berhasil meningkatkan kualitas wanita sehingga peranannya dalam

pembangunan lebih nyata.

5. Equality of control (Kesetaraan Dalam Kekuasaan)

Dari beberapa hasil wawancara dengan para nasabah bank sampah tersebut

dapat dianalisa bahwa para nasabah bank sampah diperlakukan sama saja oleh

pengurus mengenai pelayanan dan kemudaha-kemudahan yang diberikan bank

sampah walaupun mereka itu laki-laki ataupun perempuan. Terwujudnya

kesetaraan dan keadilan ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara

perempuan dan laki-laki dan dengan demikian mereka memiliki akses,

kesempatan berpartisipasi atas pembangunan serta memperoleh manfaat dan

kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan mengambil keputusan sehingga

memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan. Diakui atau tidak pada saat

ini peranan wanita sangatlah besar dalam berbagai bidang, baik dalam peran

pendidikan, sosial budaya, ekonomi. Rumah tangga sebagai bagian terkecil dari

masyarakat merupakan sebuah tempat yang sangat efektif berkaitan dengan

membangun kesadaran lingkungan.

C. Penutup

1. Kesimpulan

Dari penelitian pada Bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pemberdayaan perempuan dalam menjaga lingkungan melalui program bank

sampah ini telah memperlihatkan bahwa para perempuan ini sudah berperan aktif

melalui kegiatan yang dibuat oleh pemerintah yaitu bank sampah, walaupun

banyak dari mereka yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, mengurus suami

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

20

dan anak, mereka tetap bisa membagi waktu antara keluarga dan menabung

sampah untuk menghasilkan uang sampingan. Mereka juga menyadari akan

kewajiban mereka menjadi seorang ibu dan seorang istri tetapi mereka berusaha

untuk membantu suami mereka mencari nafkah.

Tidak hanya menjadi salah satu alternatif penguatan ekonomi bagi

nasabahnya, bank sampah juga memberikan dampak lain yaitu menjadi poros bagi

masyarakat untuk membangun pola pikir dan perilaku masyarakat dalam

memilah-milah sampah. Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah

pada tempatnya akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk

menjaga lingkungan. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan

bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah yang ada belum

ditangani dengan baik.

Secara tidak langsung peran para perempuan ini sangat berdampak positif

bagi lingkungan tempat mereka tinggal yakni lingkungan menjadi lebih bersih,

kesehatan juga terjamin dan apabila turun hujan sampah-sampah tidak

menggenang. Melalui program ini pemerintah juga berharap para perempuan ini

mendapatkan kesetaraan dalam pelayanan dan kemudahan yang diberikan oleh

pengurus bank sampah. Partisipasi para perempuan ini sangat besar, karena bisa

kita lihat pada jumlah perempuan dibandingkan jumlah laki-laki yang ikut

program bank sampah ini. Mereka sangat antusias menjadi nasabah bank sampah.

Tak hanya itu pengurus juga telah memberikan kemudahan bagi para nasabah

yang kesulitan membawa sampah-sampah mereka agar bisa dititipkan

dikendaraan operasional yang ada khususnya ibu-ibu yang memilki anak kecil

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

21

akan sangat merasakan manfaat kendaraan operasional tersebut. Akses yang

mudah juga mendorong para perempuan khususnya ibu-ibu untuk ikut serta dalam

kegiatan bank sampah. Mereka sangat diberdayakan dalam program ini.

2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai saran dari peneliti, dengan adanya program bank sampah ini

pemerintah seharusnya lebih dapat memperhatikan masyarakat yang peduli

lingkungan dengan memberikan penghargaan kepada mereka yang sangat

berperan aktif agar masyarakat lain tergerak untuk ikut dalam program

bank sampah ini.

b. Sosialisasi perlu dilakukan setahun sekali dengan mengundang bapak-

bapak agar nasabah bank sampah tidak hanya dominan para ibu-ibu saja.

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

22

DAFTAR PUSTAKA

Andrew dan Slamet, J.S, 2013. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University

Press, Jogjakarta

Dwi Narwoko, 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada

Media Group

Edi Suharto, 2005. Membangun Masyrakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Rafija Aditama

George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2011, (cet.3), Teori Sosiologi Modern, Edisi

ke-6, Jakarta, Prenada Media. Hidayat

Hamid Patulima, 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Harry Hikmat, 2010. Strategi Pemberdayan Masyarakat. Bandung: Humaniora

Ihromi, T.O. 2000. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan

James&Dean. 2009. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung : Refika

Aditama

Mansour Fakih, 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Mohammad Jafar Hafsah,DR.IR, 2008. Pengentasan kemiskinan melalaui

pemberdayaan masyarakat. Bandung: Iris Press

Moleong, Lexy j. 2013, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Obor

Indonesia

Mostafa, Bisri. 2007. Kamus Kependudukan. Yogyakarta: Panji Pustaka

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

23

Rachmad K. Dwi Susilo, 2008. Sosiologi lingkungan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Rachmad K. Dwi Susilo, 2012. Sosiologi lingkungan dan Sumber Daya Alam.

Jogjakarta: AR-RUZZ

Sugiono, 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Syamsir Salam dan Amir Fadilah, 2008. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah : Utama Press

Jurnal Ilmiah

Agus Herliawati P, (2009), Upaya Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Dan

Pengembangan Modal Sosial, Journal Universitas Indonesia,

http://lib.iu.ac.id/upayapemberdayaan-literatur, (diakses 10 maret 2015,

12:26 wib).

Jurnal Perempuan, 2002, jurnal perempuan untuk pencerahan dan kesetaraan.

Jakarta Selatan:Yayasan Jurnal Perempuan.

Dokumen

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999 tentang Upaya Peningkatan

Derajat Hidup Perempuan

Undang-Undang Pembuka Eksploitasi Sumber Daya Alam di Indonesia :

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang

Pertambangan

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal Dalam dan Luar Negeri

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...salah satunya adalah G-3M (Gerakan Menabung, Memilah dan Me-reuse Sampah) sesuai

24

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan

Hidup

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Bank

Sampah