Upload
aufar-zaim
View
64
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai
mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan
untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan
murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang dan metode
penggoresan lempengan agar.
Dalam mempelajari mikroba tidak bisa dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam
suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri
dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikroba
pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies
yang lain. Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama
dengan mikroba yang lain.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalam lingkungan kita mereka ada pada
tubuh kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen
penting dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas
yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi
lainnya. Di dalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain
dengan berbagai cara beberapa bersifat menguntungkan dan beberapa merugikan.
Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuatan biakan murni untuk dapat menambah
keterampilan dan pengetahuan mengenai cara dan teknik pembuatan biakan murni, serta
mengetahui prinsip pembiakan dengan metode cawan gores (streak plate) dan alat alat
yang digunakan pada percobaan kali ini.
1.2 Tujuan Praktikum
A. Untuk mengetahui prinsip pembuatan biakan murni.
B. Untuk mengetahui prinsip metode cawan gores, cawan tuang, cawan sebar.
C. Untuk mengetahui manfaat biakan murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknik Biakan Murni
Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain
seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe
(saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah
pencernaan dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum
digunakan pencemaran (kontaminasi), dari luar terutama berasal dari udara yang
mengandung banyak mikroorganisme.
Teknik biakan murni untuk spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu:
A. Cara Pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister berhasil
menerima murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam.
Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi kemudian diencerkan dalam
suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk
diencerkan lagi, kalau perlu dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk
diencerkan lebih lanjut.
B. Cara Penuangan
Isolasi dengan menggunakan medium cair dengan cara pengenceran, seperti
dijelaskan diatas prinsip melakukan pengeceran adalah menurunkan jumlah
mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan suatu sel dalam satu tabung.
Demikian juga dengan cara penuangan.
C. Cara Penggoresan
Cara ini lebih sering digunakan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu tetapi
memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-
bakteri anaerob tidak dapat tumbuh (Dwidjoseputro, 1998).
D. Cara Penyebaran
Pengenceran sampel sama seperti pada cara-cara penuangan, dengan memipet
sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan biarkan cairan mengalir keatas
permukaan agar.
E. Cara Pengucilan 1 Sel
Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat mengambil satu bakteri dari
sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat semacam ini
tidak mudah untuk menggunakannya. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan
pada suatu micromanipulator.
F. Cara Inokulasi Pada Hewan
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di
dalam tubuh seekor hewan. Misalnya, kita ambil bahan pemeriksaan berupa dahak
(sputum) dari seseorang yang disangka menderita TBC, bila dahak disuntikkan
kedalam tubuh tikus putih, maka bakteri akan ikut serta, tetapi tidak dapat bertahan
hidup. Sehingga kemudian hanya kita dapatkan kuman TBC saja. Biakan murni
Pneumococcus dapat diperoleh dengan cara demikian juga
(Waluyo, 2007).
G. Metode Pembiakkan
Dua masalah akan dibicarakan pemilihan medium yang sesuai dan isolasi
organisme bakteri secara murni. Teknik yang digunakan dan tipe medium yang
dipilih tergantung pada sifat penelitian.
Pada umumnya tiga situasi dapat ditemukan, yaitu:
a. Menumbuhkan sel spesies tertentu, mikroorganisme yang teramati secara
mikroskopik dan yang tumbuh dalam lingkungan alami dapat terbentuk sangat
sukar untuk tumbuh secara murni pada medium buatan. Contohnya, bentuk
parasit terbentuk tidak pernah dapat dibiakkan diluar inangnya.
b. Pemeriksaan mikrobiologi bahan-bahan alami tertentu mengandung berbagai
lingkungan mikro yang berbeda, masing-masing menyediakan tempat untuk
spesies yang berbeda. Penanaman sebuah contoh bahan kelompok terseleksi
memproduksi koloni-koloni tetapi menyebabkan banyak tipe lainnya
terlupakan.
c. Isolasi tipe tertentu mikroorganisme. Sedikit contoh tanah, jika ditanam dengan
tepat, akan menghasilkan tipe organisme yang berbeda untuk tiap lingkungan
mikro yang ada.
Medium cair digunakan untuk membiarkan adanya persaingan dan seleksi optimal
meskipun tipe yang diinginkan hanya beberapa sel saja diantara populasi yang jutaan.
Keuntungan dapat diperoleh dari encrichment alami. Sebagai contoh pada pencarian
kerosene oxiditers, tanah berminyak dipilih, karena sudah menjadi lingkungan
enrichment untuk bentuk demikian.
Isolasi mikroorganisme secara biakan murni. Untuk mempelajari sifat-sifat suatu
organisme adalah penting untuk mempelajarinya dari biakan murni yang bebas dari
semua tipe organisme lain. Untuk melakukan ini, sel tunggal harus diisolasi dari seluruh
sel lainnya dengan cara sedemikian rupa sehingga progeny yang terkumpul juga masih
terpisah. Beberapa metode yang ada adalah:
a. Penanaman pada agar (platting) tidak seperti sel-sel dalam medium cair sel-sel
dalam atau pada medium sel dibuat menetap oleh karenanya, jika cukup sedikit sel
diletakkan dalam atau pada medium sel tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang
terpisah. Bahan gas ideal untuk kebanyakkan media mikrobiologi adalah agar,
polisakarida asam yang diekstrak dari alga merah tertentu.
b. Pengenceran adalah metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran
suspensi diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada
agar. Jika hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan
pertumbuhan, diperkirakan bahwa beberapa biakan tadi dimulai dari sel tunggal.
(Brooks, 2001)
H. Pembiakan atau Reproduksi
Pada umumnya bakteri hanya mengenai satu macam pembiakan saja, yaitu
pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat. Jika
faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan diri atau division. Pembelahan diri
dapat dibagi atas 3 fase yaitu:
a. Fase pertama, di antara sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
pada arah memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang ini tidak selalu merupakan
penyekat yang sempurna, di tengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang
kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung. Hubungan-
hubungan protoplasma itu disebut plasmadesmida.
c. Fase terakhir ialah berpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali dari pada
yang lain. Setelah dinding melintang menyekat secara sempurna. Bakteri yang
semacam ini merupakan koloni yang merata, jika dipiara pada medium padat.
Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh itu tetap bergandeng-
gandengan setelah pembelahan bakteri macam ini merupakan koloni yang
kasar permukaannya.
(Dwidjoseputro, 1998)
Kalau pertama kali mengadakan piaraan biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan
campuran, misal kita ambil bahan (sampel) dari udara, dari tanah, dari kotoran, kalau
bahan itu kita sebarkan pada medium steril, akan tumbuhlah beraneka koloni yang
masing-masing mempunyai sifat-sifat khas. Jika kita menggambil bahan dari salah satu
koloni tersebut, kemudian bahan itu kita akan tumbuh menjadi koloni yang murni
asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menuntut teknik aseptic,
yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan laboratorium tertentu. Piaraan
kita peroleh dan sifatnya murni (Dwidjoseputro, 1998).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultuvasi fage adalah harus adanya kondisi optimum
untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofag yang paling baik dan
paling utama adalah habitat inangnya. Sebagai contoh fage coli yang dijumpai di dalam
pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh
sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan metode
garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta micromanipulator. Dua
diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan
gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan
organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies dapat dipisahkan (Pleczar, 2006).
2.2 Teknik Penggoresan
a. Goresan T
Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar
cawan petri.
1. Inokulasikan daerah 1 sebanyak mungkin dengan gerakan redaksi.
2. Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.
3. Gores ulang daerah 1 sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah 2
4. Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali.
5. Prosedur diatas diulangi untuk daerah 2.
b. Goresan Kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.
c. Goresan Radian.
1. Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.
2. Pijarkan ose dan dinginkan kembali.
3. Putar lempengan agar 90° dan buat goresan terputus diatas goresan
sebelumnya.
4. Pijarkan ose.
d. Cara Redaksi.
1. Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan
agar.
2. Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180° gunakan sisi mata ose yang
sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.
(Prescott, 2008)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dan mikrobiologi berjudul Pembuatan Biakan Murni dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 21 November 2013 pada pukul 15.00 - 17.30 WITA dan
pengamatan dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 22 November 2013 pada pukul 16.00 -
17.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-Alat
1. Tabung reaksi
2. Lampu bunsen
3. Cawan petri
4. Jarum ose
5. Inkubator
6. Rak tabung reaksi
7. Labu erlenmeyer
8. Batang pengaduk
9. Penggaris
10. Laminer air flow cabinet
11. Camera
12. Toolbox
13. Serbet
14. Gunting
15. Masker
16. Jas lab
17. Botol semprot
18. Sarung tangan karet
19. Sarung tangan oven
20. Alat tulis
3.2.2 Bahan-Bahan
1. Media NA (Nutrient Agar)
2. Bakteri
3. Alkohol 70%
4. Aquadest
5. Kertas label
6. Sabun cuci
7. Alumunium foil
8. Tissue
9. Air bersih 5 liter
10. Korek Api
11. Spiritus
12. Kertas HVS
13. Kertas label
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Metode Cawan Gores Pada Cawan Petri
1. Dibakar jarum ose hingga berpijar.
2. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka.
3. Diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose.
4. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum cawan petri yang berisi media NA
dibuka.
5. Digoreskan perlahan di cawan petri sesuai dengan urutan penggoresan yang diawali
dengan first streak.
6. Digoreskan menggunakan jarum ose pada media NA di cawan petri dengan goresan
pertama digores secara rapat (first streak).
7. Dilakukan ketiga jenis goresan secara tidak terputus dan selalu menyambung dari
goresan pertama hingga goresan ketiga.
8. Diinkubasi cawan petri yang telah digores pada suhu 37ᵒC selama 24 jam.
9. Diamati pertumbuhan koloninya.
3.3.2 Metode Cawan Gores Pada Tabung Reaksi (Media NA Miring)
1. Disterilkan jarum ose dengan menggunakan lampu Bunsen.
2. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka.
3. Diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose.
4. Dibakar mulut tabung reaksi.
5. Digoreskan bakteri pada media NA miring pada tabung reaksi dengan membentuk
pola zig-zag.
6. Ditutup tabung reaksi menggunakan alumuniun foil.
7. Diinkubasi tabung reaksi yang telah digores pada suhu 37ᵒC selama 24 jam.
8. Diamati pertumbuhan koloninya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Pengamatan Biakan Murni
No. Gambar Keterangan
1 Media NA
1. Kontaminan
2 Media NA
1. Kontaminan
4.2 Pembahasan
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan
yang murni dalam pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau
yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian.
Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan
untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril, hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan
murni.
Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Prinsip dari biakan murni yaitu biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari
mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga cara
yaitu, metode cawan sebar (spread plate), metode cawan tuang (pour plate) dan metode
cawan gores (streak plate). Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain
perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Teknik tersebut juga dikenal dengan isolasi mikroba.
Prinsip metode metode cawan gores (Streak Plate) yaitu mendapatkan koloni yang
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara
ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan
diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri
berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horizontal di
satu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut
digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini
dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau
menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur
dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar.
Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan
koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan
bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan
campuran diencerkan dengan menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni
tunggal.
Pada percobaan pertama menggunakan metode cawan gores pada cawan petri. Langkah
pertama dibakar jarum ose hingga berpijar lalu didiamkan sampai pijaran pada jarum
hilang. Sebelum mengambil bakteri di cawan, dibakar pinggiran cawan terlebih dahulu
di dekat lampu Bunsen. Kemudian diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung
jarum ose. Sebelum cawan petri yang berisi media NA dibuka, cawan petri harus
dibakar terlebih dahulu. Setelah itu digoreskan perlahan di cawan petri sesuai dengan
urutan penggoresan yang diawali dengan first streak. First streak, menggunakan jarum
ose digoreskan pada media NA di cawan petri dengan goresan pertama digores secara
rapat, second streak, dengan goresan kedua digores agak jarang, lalu third streak,
goresan ketiga digores jarang. Dari ketiga jenis goresan ini dilakukan secara tidak
terputus dan selalu menyambung dari goresan pertama hingga goresan ketiga dan
membentuk pola zig-zag. Kemudian diinkubasi cawan petri yang telah digores pada
suhu 37ᵒC selama 24 jam. Setelah diamati pertumbuhan koloninya, tidak terbentuk
bakteri pada cawan.
Pada percobaan yang kedua yaitu metode cawan gores pada tabung reaksi (media NA
miring). Hal yang pertama yang dilakukan yaitu jarum ose disterilkan dengan
menggunakan lampu bunsen hingga berpijar. Kemudian dibakar terlebih dahulu
pinggiran cawan petri sebelum dibuka. Kemudian diambil bakteri dari cawan petri
menggunakan ujung jarum ose. Sebelum tabung reaksi yang berisi media NA dibuka,
tabung reaksi harus dibakar terlebih dahulu. Lalu jarum ose yang telah terdapat bakteri
digoreskan pada media NA miring pada tabung reaksi. Setelah itu mulut tabung reaksi
ditutup menggunakan alumuniun foil. Diinkubasi tabung reaksi yang telah digores pada
suhu 37ᵒC selama 24 jam. Setelah diamati, hasilnya hanya terbentuk seperti busa putih
tanpa ada bakteri.
Laminar Air Flow Cabinet berfungsi untuk preparasi bahan-bahan atau alat-alat
mikrobiologi agar tidak terkontaminasi dengan udara luar, alat ini dilengkapi dengan
lampu UV yang dapat mematikan bakteri dalam ruangan laminar.
Dalam praktikum yang dilakukan menggunakan metode cawan gores (streak plate)
metode ini sulit digunakan karena proses penggoresan yang cukup lama dan sulit,
sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan. Prinsip metode ini yaitu
mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga
mempermudah proses isolasi.
Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan
untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Prinsip biakan murni ialah biakan murni yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai
medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang
diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan
untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof medium
dilengkapi dengan air molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral.
Untuk hasil lebih agar bakteri yang tumbuh, alat dan bahan yang lebih agar bakteri
tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.
Jarum ose digunakan untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia yang
akan dibiakkan ke suatu media sebagai tempat perkembang biakan mikroba.
Terdapat beberapa faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum, yaitu pada saat
membakar jarum ose jarum terlalu cepat digunakan sehingga jarum masih terasa panas
pada saat pengambilan bakteri pada cawan sehingga tidak terlihat bakteri pada cawan
maupun tabung miring. Faktor kesalahan kedua adalah pada saat penggoresan pada
cawan petri yang berisi media penggoresannya sampai merusak media yang seharusnya
hanya digores tipis saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Prinsip dari biakan murni yaitu biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari
mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga
cara yaitu, metode cawan sebar (spread plate), metode cawan tuang (pour plate) dan
metode cawan gores (streak plate).
b. Prinsip metode cawan gores (streak plate) yaitu mendapatkan koloni yang benar-
benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Prinsip
metode cawan tuang (pour plate) merupakan teknik lain yang dapat digunakan
untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme, sedangkan cawan sebar (pread
plate) adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan
agar diperoleh kultur murni.
c. Manfaat dari biakan murni yaitu mendapatkan 1 jenis spesies dan mempelajari
morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba yang
hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolasi murni atau biakan
murni.
5.2 Saran
Diharapakan untuk praktikum selanjutnya menggunakan metode lain seperti metode
cawan gores maupun cawan tuang dan untuk praktikum selanjutnya menggunakan
media lain yang dapat digunakan sebagai tempat pembiakan selain PDA ataupun NA.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2011. Laporan Mikrobiologi dan Sterilisasi.
http://semuacoretankuliah.com. Diakses pada tanggal 27 November 2013. Pukul
19.20.
2. Dwidjoseputro, D. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
3. Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
4. Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi.
5. Pelczar, Michael J, dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
LAMPIRAN
Media NA Tampak Atas Media NA Tampak Bawah
Media PDA Miring