14
PROPOSAL PRAKTIKUM MATA KULIAH PILIHAN POLIMER PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE MENGGUNAKAN LIMBAH BIJI MANGGA SEBAGAI BAHAN BAKU DENGAN PLASTICER GLISERIN DARI MINYAK JELANTAH Disusun Oleh : Sutisno Prabowo 21030111060056 Ilham Ramadhan 21030111060119 Andhika Pusparini 21030111060120 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

PROPOSAL PRAKTIKUM

MATA KULIAH PILIHAN POLIMER

PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE MENGGUNAKAN

LIMBAH BIJI MANGGA SEBAGAI BAHAN BAKU DENGAN

PLASTICER GLISERIN DARI MINYAK JELANTAH

Disusun Oleh :

Sutisno Prabowo 21030111060056

Ilham Ramadhan 21030111060119

Andhika Pusparini 21030111060120

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

HALAMAN PENGESAHAN

Praktikum : Mata Kuliah Pilihan Polimer

Judul Usulan Kegiatan : Pembuatan Edible Film dengan Bahan Baku Pati Singkong

Sebagai Kemasan Permen

Dosen Pembimbing : Ir. Dedy Kurniawan Wikanta, MM

Praktikan :

1. Wahyu Adhe Kurniawan 21030111060032

2. Septian Adi Gita P 21030111060057

3. Anastasia Armandita Octaviana 21030111060091

Proposal Praktikum dengan Judul :

Pembuatan Edible Film dengan Bahan Baku Pati Singkong Sebagai

Kemasan Permen

telah disetujui pada tanggal ……………… November 2013

Semarang, November 2013

Dosen pembimbing

Ir. Dedy Kurniawan Wikanta, MM

NIP. 19520422 198103 1 001

Page 3: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

ORGANISASI KELOMPOK

Praktikum Mata Kuliah Pilihan Polimer akan dilaksanakan oleh mahasiswa Program

Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro Semarang, yaitu sebagai berikut :

1. Wahyu Adhe Kurniawan 21030111060032

2. Septian Adi Gita P 21030111060057

3. Anastasia Armandita Octaviana 21030111060091

Demikian usulan kegiatan ini dibuat agar dapat disetujui dan dapat dilaksanakan

dengan sebaik – baiknya.

Semarang, November 2013

Praktikan

Wahyu Adhe Kurniawan

21030111060032

Praktikan

Septian Adi Gita

21030111060057

Praktikan

Anastasia Armandita

21030111060091

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Ir. Dedy Kurniawan Wikanta, MM

NIP. 19520422 198103 1 001

Ka. Laboratorium

Ir. Hj. Wahyuningsih, M.Si

NIP. 19540318 198603 2 001

Page 4: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

PROPOSAL PRAKTIKUM

MATA KULIAH PILIHAN POLIMER

I. JUDUL

Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan

Baku dengan Plasticizer Gliserin dari Minyak jelantah

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Limbah adalah salah satu permasalahan yang paling memprihatinkan di

Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang kian pesat, produksi limbah

juga semakin meningkat pesat, termasuk limbah plastik. Penggunaan plastik dalam

kehidupan sehari – hari sudah sangat umum sehingga limbah plastic yang ada di

Indonesia pun jumlahnya sudah sangat banyak, bahkan diperkirakan limbah plastik di

Indonesia telah mencapai ribuan ton. Sampah plastik termasuk sampah non-organik

yang butuh waktu sangat lama untuk dapat terdegradasi dengan sempurna. Plastik

baru dapat terdegradasi dalam waktu 450 hingga 600 tahun (Katz,1995). Limbah

plastik ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan seperti

tersumbatnya jalan air dalam tanah, menyebabkan racun bagi berbagai organisme, dan

memerlukan lahan yang sangat besar untuk penampungan sampah – sampah tersebut.

Di sisi lain, plastik yang selama ini banyak digunakan berasal dari pengolahan

sumber energi fosil. Pembuatan plastik sintetis yang berasal dari energi fosil bahkan

telah mencapai 140 juta ton/tahun di seluruh dunia.Banyaknya pemakaian tersebut

kini dihadapkan pada ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Industri

plastik dituntut untuk lebih meminimalisasi penggunaan bahan bakar fosil dan lebih

menekan laju produksinya. Berbagai hal di atas menuntut suatu solusi dalam

menghasilkan plastik yang mudah diuraikan sempurna dalam waktu singkat serta

berasal dari bahan lain selain sumber energy fosil. Plastik biodegradable, sebagai

plastik yang berasal dari bahan yang ramah lingkungan dapat dijadikan salah satu

solusinya.

Plastik biodegradable memiliki beberapa keunggulan dibandingkan plastic

sintetis. Selain sifatnya yang mudah terurai, proses pembuatan plastic biodegradable

juga menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dibandingkan proses pembuatan plastik

biasa (Kusumastuti et.al, 2010) dan lebih aman digunakan sebagai kemasan makanan.

Page 5: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

Plastik biodegradable dapat dibuat dari berbagai macam bahan alami seperti limbah

kulit buah-buahan dan limbah chitosan. Selain itu, pembuatan plastik biodegradable

relatif mudah sehingga dapat diterapkan oleh masyarakat.

Proses pembuatan biodegrable plastik menggunakan plasticizer sintetis.

Plasticizer adalah senyawa yang memungkinkan plastik yang dihasilkan tidak kaku

dan rapuh. Sebagian besar platicizer sintetis yang digunakan berasal dari golongan

ftalat. Berdasarkan penelitian, ester turunan asam ftalat ini dapat membahayakan

kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian (Arban, 2007).

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menghasilkan plasticizer yang lebih

aman,yaitu gliserin yang dihasilkan sebagai hasil samping reaksi transesterifikasi

alkohol dengan minyak jelantah. Proses pembuatan plasticizer yang berasal dari

minyak jelantah juga diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan limbah

minyak jelantah, terutama sebagai hasil aktivitas rumah tangga.Selain plasticizer,

bahan utama dalam komposisi plastik biodegradable adalah pati.

Di indonesia banyak sekali bahan – bahan yang bisa diolah menjadi suatu bahan

potensial dan bermanfaat tapi hanya dibuang begitu saja sebagai sampah tanpa ada yang

memanfaatkan. Diantaranya adalah biji mangga yang sampai saat ini masih dibuang begitu

saja sebagai sampah dan belum dimanfaatkan, padahal dari biji mangga ini bisa diperoleh

hasil suatu produk-produk yang sangat berguna sebagai makanan maupun sebagai bahan

industri.

Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penelitian yang memanfaatkan

berbagai jenis limbah tersebut dalam proses pembuatan plastik biodegradable dengan

mengangkat judul “Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji

Mangga Sebagai Bahan Baku dengan Plasticizer Gliserin dari Minyak Jelantah”.

III. PERUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan produksi plastik biodegradable diantaranya

denganmenggunakan substrat yang berbasis pati dan selulosa dengan biaya produksi

yang lebih murah dan terjangkau. Produksi plastik biodegradable memberikan

prospek yang baik karena bahan baku yang dipakai mudah ditemukan bahkan

melimpah di Indonesia dan selama ini pati dan selulosa dianggap mencemari

lingkungan. Namun demikian, kendala yang dihadapi adalah menentukan kondisi

operasi yang baik untuk plastik biodegradable dengan hasil relatif baik yang harus

dicapai untuk memproduksi plastik biodegradable dari limbah biji mangga dan juga

Page 6: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

dihasilkan paket teknologi tepat guna dan mendukung program pemerintah. Untuk itu,

perlu menelaah proses produksi plastik biodegradable dari limbah biji mangga

dengan baik.

IV. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIKUM

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah biji mangga sebagai

bahan baku pembuatan film plastikbiodegradable. Disamping itu, untuk mengetahui

gambaran sifat fisik atau mekanik (warna, kekuatan tarik dan elongasinya), kelarutan

dalam air dan sifat biodegradabilitasnya.Produk yang dihasilkan diharapkan memiliki

sifat elongitas dan hidrofobik yang tinggi. Hasil proses yang optimal didukung dengan

biaya operasional minimal.

Hasil Penelitian ini dapat menciptakan inovasi baru dalam pembuatan plastik

yang biasanya terbuat dari polimer sintetik menjadi plasticbiodegradable yang

berbahan baku biji mangga. Selain itu juga dapat dipergunakan sebagai dasar

pengembangan lebih lanjut dan scale-up alat pemroses dari skala laboratorium

menjadi skala industri. Dengan demikian, diharapkan plastik biodegradable ini dapat

mensubstitusi plastik konvensional yang sifatnya terbaharukan dan ramah lingkungan.

V. TINJAUAN PUSTAKA

Kajian pustaka ini mengulas tentang plastik biodegradable, biji mangga dan

komposisinya,pati,plasticizer, dan etanol.

5.1 Plastik Biodegradable

Plastik biodegradable merupakan jenis plastik yang terbuat dari biopolimer.

Biopolimer adalah polimer yang tersusun atas biomassa yang dapat diperbaharui

(Anonim 1, 2006). Selain penyusunnya, perbedaan antara plastic biodegradable

dengan plastik biasa adalah biodegrability atau tingkat penguraian plastik

biodegradable yang dapat terdegradasi dengan lebih mudah daripada plastik biasa.

Hal tersebut menyebabkan plastik biodegradable merupakan plastic alternatif yang

ramah lingkungan (Anonim 1, 2006).

Sebenarnya, penggunaan biomassa sebagai bahan dasar plastic biodegradable

bukan suatu hal yang baru. Sejarah plastik biodegradable dapat ditelusuri hingga

tahun 1900 pada saat pebisnis Henry Ford mengembangkan metode pembuatan

plastik biodegradable dari kacang kedelai untuk digunakan sebagai plastik pada mobil

(Anonim 1, 2006). Penggunaan plastik biodegradable menurun selama masa Perang

Page 7: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

Dunia, namun sekarang plastik biodegradable mendapatkan popularitasnya kembali

(Anonim 1, 2006)

Pada umumnya, plastik biodegradable dapat dikategorikan menjadi dua

kelompok besar berdasarkan sumber penyusun biopolimer. Kedua kelompok tersebut

adalah biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup dan biopolimer

yang harus dipolimerisasi terlebih dahulu (Anonim 1, 2006).

Biopolimer yang sudah ditemukan di dalam organisme hidup

Biopolimer yang berasal dari organisme hidup antara lain adalah

pati. Pati merupakan polimer, yang ditemukan di jaringan tumbuhan dan

tersusun atas rantai panjang glukosa (Anonim 1, 2006). Plastik biodegradable

yang berbahan dasar pati disebut plastik berbasis pati. Pembuatan plastik

tersebut meliputi pembuatan tepung pati yang kemudian diproses dengan

menambahkan plasticizer seperti gliserin. Guna pemberian plasticizer adalah

menambahkan elastisitas dan fleksibilitas pada produk (Darni et al., 2008).

Pembuatan plastik berbahan dasar pati memiliki potensi yang tinggi di

Indonesia karena terdapat berbagai tumbuhan penghasil pati seperti jagung,

singkong, pisang, dan lainnya (Darni et al., 2008).

Selain biopolimer pati, poliester alami pun dapat digunakan sebagai

bahan dasar plastik biodegradable. Poliester alami tersebut berasal dari reaksi

kimiawi bakteri (Anonim 1, 2006). Polimer yang dihasilkan dari reaksi

tersebut adalah poli-3-hidroksibutirat atau PHB sehingga produk yang

dihasilkan dikenal sebagai plastik biodegradable PHB (Luengo et al., 2003).

Sintesis plastik biodegradable PHB menggunakan mikroorganisme Ralstonia

eutropha (Luengo et al., 2003).

Biopolimer yang harus dipolimerisasi terlebih dahulu

Asam laktat merupakan salah satu molekul yang dapat dipolimerisasi

guna menghasilkan suatu biopolimer (Anonim 1, 2006). Proses yang dilalui

untuk menghasilkan plastik biodegradable tersebut adalah a) produksi asam

laktat melalui proses fermentasi glukosa dengan bantuan bakteri, b) asam

laktat yang didapatkan dipolimerisasi menjadi suatu polimer yakni asam

polilaktik atau PLA. Plastik biodegradable yang diproses dengan metode

tersebut dikenal sebagai plastik PLA (Anonim 1,2006).

Page 8: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

5.2 Biji Mangga

Mangga (Mangifera indica L.)

Klasifikasi Mangga (Mangifera indica L.) adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : M. indica

Nama binomial : Mangifera indica L.

5.3 Pati

Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa yang terdiri dari

amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3 (besarnya perbandingan amilosa

dan amilopektin ini berbeda-beda tergantung jenis patinya. Kandungan amilosa dan

amilopektin pati kulit singkong adalah 15:73. Pati memiliki tingkat kristalinitas 15-

45%. Pemanfaatan pati dalam pembuatan plastik dikarenakan keunggulan-keunggulan

yang dimiliki pati, yakni sifatnya yang dapat diperbarui, penahan yang baik untuk

oksigen, ketersediaan yang melimpah, harga murah dan mampu terdegradasi. Pati

memiliki stabilitas termal dan minimun interference dengan sifat pencairan yang

cukup untuk membentuk produk dengan kualitas yang baik.

Campuran polimer hidrokarbon dan pati sering digunakan untuk menghasilkan

lembaran dan film berkualitas tinggi untuk kemasan. Pembuatan film dari 100% pati

sulit diproses saat kondisi melting (Nolan-ITU, 2002).

5.4 Plasticizer

Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa

sifat/properties dari polimer, misalnya kemampuan kerja (workability), ketahanan

terhadap panas (heat resistance), sifat insulasi (insulation properties), dan ketahanan

terhadap minyak (oil resistance). Penambahan plasticizerpada sebuah film penting

karena diperlukan untuk mengatasi sifat rapuh film yang disebabkan oleh kekuatan

Page 9: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

intermolekuler ekstensif, sehingga diperoleh film yang tidak mudah putus, lebih

fleksibel dan kuat (Guilbert dan Biquet, 1996).

Menurut Guilbert dan Biquet (1996), plasticizer yang sering digunakan dalam

pembentukan film adalah sebagai berikut:

1. Monosakarida, disakarida, dan oligosakarida

2. Poliol (gliserol dan derivatnya, polietilen glikol dan gliserin)

3. Lipida dan derivatnya (asam lemak, monogliserida dan esternya,

asetogliserida, fosfolipida dan emulsifier lainnya).

Plasticizer harus sesuai dengan polimer pembentuk film dan dapat secara

permanen terdapat pada sistem solven-polimer pada kondisi yang digunakan.

Formulasi dari seluruh sistem film (polimer, solven, plasticizerdan bahan tambahan

lain) memliki efek langsung pada sifat dan karakteristik film yang dihasilkan,

akibatnya polimer dan plasticizer yang digunakan tidak hanya harus sesuai, namun

juga harus memiliki solubilitas yang sama dengan solven yang digunakan. Sebuah

plasticizer yang dapat larut (soluble) umumnya dapat digunakan untuk pembuatan

pelapis yang tidak larut atau memilki kelarutan rendah (Guilbert dan Biquet, 1996).

Penambahan plasticizer pada suatu produk bertujuan untuk menurunkan

kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas

polimer. Keberadaan plasticizer sebagai salah satu komponen pembentuk film sangat

penting pengaruhnya terhadap stabilitas sifat fisis dan mekanis film. Oleh karena itu,

seharusnya plasticizer bukan bahan yang bersifat mudah menguap dan mempunyai

ketahanan film yang tinggi terhadap uap air. Konsentrasi plasticizer yang

ditambahkan pada umumnya bervariasi antara 10 sampai 60 persen berat polimer,

tergantung sifat, tipe film, serta metode aplikasi yang digunakan (Guilbert dan Biquet,

1996). Plasticizer yang sering digunakan adalah gliserol dan gliserin.

5.5 Gliserin

Gliserin adalah nama komersial dari produk yang terdiri dari gliserol dan

sejumlah kecil air. Gliserol sebenarnya merupakan alkohol trihidrat C3H5(OH)3, yang

lebih tepatnya dinamai 1,2,3-propanatriol (S wern,D., “Bailey's Industrial Oil And Fat

Products”, Vol. 5, Ed. 5, p. 275). Istilah gliserol dan gliserin seringkali digunakan

secara tertukar. Walaupun demikian, perbedaan yang tajam antara keduanya sangat

Page 10: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

terlihat. Gliserol adalah istilah yang digunakan untuk campuran murni, sedangkan

gliserin berhubungan kepada tingkat komersialnya, terlepas dari kemurniannya

Gliserol di alam jarang ditemukan dalam bentuk bebas dalam lemak, tetapi

biasanya sebagai trigliserida yang berkombinasi dengan asam minyak seperti stearat,

oleat, dan merupakan campuran atau kombinasi gliserida dari berbagai asam minyak.

Gliserol memiliki sifat fisik berupa cairan yang tidak berwarna, kental dan memiliki

rasa yang manis, serta tidak berbau. Gliserol larut baik dalam air dan tidak larut dalam

eter

Kegunaan gliserol sangat banyak, terutama adalah sebagai resin sintetis, getah

ester, obat-obatan, kosmetika, dan pasta gigi. Dalam penelitian ini, gliserol digunakan

sebagai plasticizer, yaitu zat pembentuk plastik yang berfungsi untuk menurunkan

kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas

polimer.

5.6 Etanol

Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroxyl (-OH).Jenis

alkohol yang banyak digunakan adalah metil alkohol (metanol), etil alkohol (etanol)

dan iso propil alkohol atau propanol-2.Dalam dunia perdagangan yang disebut

alkohol adalah etanol atau etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH.Industri pemakai

etanol di antaranya industri kimia, industri farmasi, industri rokok kretek, industri

kosmetika, industri tinta dan percetakan, dan industri mebel. Etanol dikategorikan

dalam dua kelompok utama, yaitu sebagai berikut :

1. Etanol 95-96% v/v, disebut etanol berhidrat, yang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :

a. Technical/raw spirit grade, digunakan untuk bahan bakar spiritus, minuman,

desinfektan dan pelarut;

b. Industrial grade, digunakan untuk bahan baku industri dan pelarut;

c. Potable grade, untuk minuman berkualitas tinggi.

2. Etanol >99,5% v/v, digunakan untuk bahan bakar. Jika dimurnikan lebih lanjut

dapat digunakan untuk keperluan farmasi dan pelarut di laboratorium analisis.

Etanol ini disebut fuel grade ethanol (FGE) atau anhydrous ethanol (etanol

anhidrat) atau etanol kering, yakni etanol yang bebas air atau hanya mengandung

air minimal (Prihandana et al., 2007).

Page 11: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

VI. METODOLOGI PENELITIAN

6.1 Alat dan Gambar

6.1.1 Alat yang Digunakan

1. Termometer

2. Pemanas listrik

3. Gelas beker

4. Pengaduk

5. Pipet

6. Stopwatch

7. Timbangan listrik

8. Pemarut semi mekanis

9. Saringan

10. Oven

11. Cetakan (bahan polyethilene)

12. Tenso lab (alat uji mekanik)

13. Media pengujian biodegradabilitas dan kelarutan

14. Foto warna

6.1.2 Gambar Alat

6.2 Bahan yang Digunakan

Biji mangga

Minyak Jelantah

Etanol 96 %

NaOH

Asam Stearat

Aquadest

Page 12: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

6.3 Cara Kerja

6.3.1 Pembuatan Gliserin dari Minyak Jelantah

Minyak jelantah yang digunakan adalah minyak jelantah sisa rumah tangga

yang telah dipakai dua kali penggorengan atau warnanya sudah kecoklatan. Tahap

pertama adalah penyaringan minyak jelantah dari pengotor hingga yang tersisa hanya

minyak jelantah saja. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan saringan kecil lalu

dilanjutkan dengan kertas saring. Saringan dan kertas saring dapat digantikan dengan

menggunakan kain kering bersih. Hasil penyaringan ditampung ke dalam gelas kimia.

Minyak jelantah dan alkohol dicampurkan dengan komposisi 1 : 3. Campuran antara

minyak jelantah dan alkohol dipanaskan dengan suhu 75oC sambil dilakukan

pengaduk dengan kecepatan 80 rpm. Pemanasan dilakukan hingga terlihat adanya dua

fasa pada campuran (kira-kira satu jam). Campuran didinginkan lalu dipindahkan ke

dalam tabung reaksi. Gliserin berada di bagian bawah campuran. Kedua campuran

dipisahkan dengan melakukan dekantasi atau bisa juga dengan menggunakan pipet.

3.3.2 Pembuatan Tepung Biji Mangga

Biji mangga dipisahkan dari kulitnya. Biji mangga dicacah dengan

menggunakan pisau dan dicuci hingga bersih. Kemudian, biji mangga dikeringkan

dengan menggunakan oven pada suhu 80oC selama 24 jam. Setelah kering, biji

mangga dicacah halus dengan menggunakan blender atau ditumbuk hingga halus dan

bentuknya menyerupai tepung. Hasil tumbukan kasar tepung biji mangga diayak

dengan menggunakan saringan atau kain bersih. Hasil tumbukan biji mangga yang

masih kasar ditumbuk kembali dan diayak hingga mendapatkan tepung biji mangga

yang halus.

3.3.3 Pembuatan Plastik Biodegradable

1. Tahap perlakuan awal (pretreatment).

Pembuatan plastik biodegradable dengan melarutkan 30 gr serbuk biji mangga

ke dalam 300 ml aquadest. Campuran diaduk dengan water bath stirrer dan dipanaskan

selama 1 jam (tiap 20 menit ditambah aquadest 20 ml). Selanjutnya setelah dipanaskan

selama 1 jam, larutan tadi didinginkan selama 15 menit, kemudian air dan ampas yang

terdapat di larutan tersebut di saring. Air yang didapat tadi kemudian dicuci dengan

Page 13: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah

menggunakan etanol 96% dengan perbandingan 1:1, setelah itu di sentrifuge ± 20 menit

untuk memisahkan ekstrak serbuk biji mangga dengan air. Ekstrak atau padatan yang

didapatkan kemudian dicuci lagi dengan etanol 96% dan di sentrifuge selama 10 menit.

Kemudian didapatkan ekstrak serbuk biji mangga, lalu dikeringkan selama 1 hari.

2. Tahap Penelitian

Penelitian awal dilakukan dengan menguji pengaruh pengaruh konsentrasi

asam stearat. Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut :

Pembuatan plastik biodegradable dengan variasi konsentrasi asam stearat.

Pembuatan plastik biodegradable di mulai dengan melarutkan ekstrak serbuk biji

mangga 30 gr dalam aquadest, kemudian ditambahkan 4 gr tapioca sambil di

lakukan pemanasan dan pengadukan dengan hot plate dengan magnetic stirrer,

sampai tercapai suhu 50-55°C, selama 10 menit. Selanjutnya, ditambahkan

gliserin 10 ml sambil terus di aduk dan dipanaskan sampai suhu 75°C, dan

dipertahankan selama 5 menit. Di lakukan pencampuran asam stearat dengan

konsentrasi 0%, 1%, 2%, dan 3% (ekstrak serbuk biji mangga). Sebelum di

campur ke dalam adonan, asam stearat dilarutkan dalam 10 ml etanol 96% dan

ditambahkan 5 gr zein (ekstrak serbuk biji mangga). Selanjutnya dilakukan

penambahan aquadest sampai volume 100 ml, dan dipanaskan sambil diaduk

sampai mencapai suhu 80 - 85°C dan dipertahankan selama 10 menit.

Pencetakkan dilakukan dengan menuangkan adonan ke dalam plat berukuran 25

x 16 x 2 cm. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 60°C,

12 jam. Plastik biodegradable yang diperoleh di lepas dari plat plastic dan di

simpan dalam kotak yang berisi silica gel sebelum dilakukan analisis.

3.3.4 Analisa Hasil Percobaan

Uji Ketebalan Plastik biodegradable

Uji Organoleptik

Uji Kelarutan Plastik biodegradable dalam air

Page 14: Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Limbah Biji Mangga Sebagai Bahan Baku Dengan Plasticer Gliserin Dari Minyak Jelantah