6
PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN PENALA Alat: garpu tala 256 Hz 1. Tes Rinne Prinsip kerja: membandingkan besar hantaran bunyi melalu udara dengan tulang. Cara kerja: a. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan atau diapit kedua ujung oleh kedua jari. b. Tekan ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu pasien/OP. c. Tanyakan, apakah terdengar bunyi dengungan di telinga yang diperiksa atau tidak. Jika terdengar, minta pasien/OP memberi tanda apabila dengungan telah hilang. d. Setelah pasien/OP memberikan tanda, pemeriksa mengangkat penala dari processus mastoideus lalu tempatkan penala di depan lubang telinga.

Pemeriksaan Pendengaran Dengan Penala

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan Pendengaran Dengan Penala

PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN PENALA

Alat: garpu tala 256 Hz

1. Tes Rinne

Prinsip kerja: membandingkan besar hantaran bunyi melalu udara dengan tulang.

Cara kerja:

a. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak

tangan atau diapit kedua ujung oleh kedua jari.

b. Tekan ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu pasien/OP.

c. Tanyakan, apakah terdengar bunyi dengungan di telinga yang diperiksa atau

tidak. Jika terdengar, minta pasien/OP memberi tanda apabila dengungan telah

hilang.

d. Setelah pasien/OP memberikan tanda, pemeriksa mengangkat penala dari

processus mastoideus lalu tempatkan penala di depan lubang telinga.

Page 2: Pemeriksaan Pendengaran Dengan Penala

e. Catat hasil pemeriksaan.

(+) OP masih mendengar dengungan melalui hantaran aerotimpanial.

(-) OP tidak mendengar dengungan melalui hantaran aerotimpanial.

Hasil:

Dari hasil OP didapatkan Rinne (+). Setelah garpu tala tidak terdengar pada

hantaran tulang, bunyi masih terdengar pada hantaran udara selama beberapa

detik/menit.

Pertanyaan:

1. Dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan no.

3?

Jawaban: jenis hantaran tulang.

2. Dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan no.

4?

Jawaban: jenis hantaran udara atau aerotimpanial.

2. Tes Weber

Prinsip kerja: membandingkan hantaran tulang pada auricular dekstra dan sinistra.

Cara kerja:

a. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak

tangan atau diapit kedua ujung oleh kedua jari.

b. Posisikan lalu tekan penala pada dahi OP di garis tengah kepala (vertex, dahi,

pangkal hidung, tengah-tengah gigi seri)

c. Tanyakan kepada OP apakah mendengar dengungan pada kedua auricular atau

tidak, lalu apakah dikedua sisi sama atau ada yg lebih kuat (lateralisasi).

d. Bila tidak terdapat lateralisasi, maka buat lateralisasi buatan dengan kapas

Page 3: Pemeriksaan Pendengaran Dengan Penala

Hasil kerja :

Tidak ada lateralisasi saat garpu tala diletakkan di garis tengah kepala

Saat menutup salah satu telinga, terdapat lateralisasi ke arah telinga yang di

tuutp.

Pertanyaan:

Apa yang dimaksud dengan lateralisasi?

Lateralisasi adalah peristiwa terdengarnya dengungan penala yang lebih kuat

pada salah satu telinga.

Terangkanlah mekanisme lateralisasi!

Gelombang suara di transmisi ke tulang tengkorak cairan endolimfe dalam

telinga aktivasi sel rambut persepsi suara

Lateralisasi tuli konduktif: terjadi krn hantaran tulang lebih besar dari hantaran

udara

Lateralisasi tuli sensoris: karena saraf pendengarannya terganggu, jadi

lateralisasi kea rah telinga sehat.

3. Tes Schwabach

Prinsip kerja: membandingkan hantaran tulang pada OP/Pasien dengan pemeriksa

(pemeriksa dianggap normal).

Cara kerja:

a. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak

tangan atau diapit kedua ujung oleh kedua jari.

b. Tekan ujung tungkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga

OP/pasien.

c. Minta OP/pasien mengangkat tangan saat dengungan hilang.

d. Pindahkan penala dari OP/pasien ke processus mastoideus pmeriksa

(pemeriksa harus normal).

e. Catat dan perhatikan hasil:

Schwabach memendek: pemeriksa masih mendengarkan dengungan

penala setelah OP menyatakan dengungannya telah hilang.

Schwabach normal: pemeriksa tidak mendengar dengungan penala

setelah OP menyatakan dengungannya hilang.

Schwabach memanjang: dengungan akan terdengar lebih lama oleh

penderita dibandingkan pemeriksa.

Page 4: Pemeriksaan Pendengaran Dengan Penala

interpretasi sama dengan schwabach normal, untuk memastikan harus

dilakukan pemeriksaan selanjutnya.

f. Apabila schwabach normal, untuk memastikan schwabach tidak memanjang,

getarkan ulang penala, simpan di processus mastoideus pemeriksa hingga

dengungan tidak terdengar, lalu pindahkan ke processus mastoideus OP.

g. Bila dengungan masih terdengar oleh OP, dinyatakan schwabach memanjang.

Hasil percobaan:

Schwabach normal. Dengungan garpu tala tidak terdengar oleh pemeriksa saat OP

menyatakan dengungan tidak terdengar; dengungan garpu tala tidak terdengar oleh

OP saat pemeriksa menyatakan dengungannya hilang.

Pertanyaan:

Apa tujuan pemeriksaan pendengaran dengan penala di kliniak? Dan bagaimana

interpretasi masing-masing pemeriksaan?

Jawab:

Pemeriksaan pendengaran dengan penala di klinik ialah untuk membedakan jenis tuli

pada penderita (tui saraf/tuli hantaran). Interpretasi hasil pemeriksaan pendengaran

dengan penala ialah:

schwabach rinne bing weber

Tuli saraf Memendek positif Positif Lateralisasi ke

arah telinga

sehat

Tuli konduktif memanjang Negative indiferent Lateralisasi ke

arah telinga

sakit