94
STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI INDONESIA Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza

PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL

PENANGANAN FLU BURUNG

PADA BURUNG LIAR DI INDONESIA

Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan

Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza

Page 2: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 3: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL

PENANGANAN FLU BURUNG

PADA BURUNG LIAR DI INDONESIA

Komite Nasional Pengendalian Flu Burungdan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza

Jakarta, Desember 2008

Page 4: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

LEMBAGA DAN ORGANISASI PENDUKUNG:Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Pusat Penelitian Biologi – LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), CIVAS (Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies), IdOU (Perhimpunan Ornitolog Indonesia), WCS-IP (Wildife Conservation Society-Indonesia Program), WI-IP (Wetlands International-Indonesia Programme), dan Yayasan Kutilang Indonesia. Pendanaan bagi proses-proses lokakarya dan perumusan didukung oleh APHIS - United States Department of Agriculture, dan Komnas FBPI

TIM PERUMUS (BERDASARKAN ABJAD): Albert T. Mulyono, Ani Mardiastuti, Dewi M. Prawiradilaga, Dwi Astuti, Heru Setijanto, Ige Kristanto, Indra Exploitasia Semiawan, Mira Fatmawati, Mochamad Indrawan, Pudjo Setio, Umi Purwanti, Wilson Novarino, Wishnu Sukmantoro, Winda Widyastuti, Yeni A. Mulyani, Yus Rusila Noor, dan Zulfi Arsan.

EDITOR:Heru Setijanto (Editor Utama), Mochamad Indrawan, Ani Mardiastuti, Dewi M. Prawiradilaga, Yeni A. Mulyani, Yus Rusila Noor, dan Mira Fatmawati

Desain sampul : Djatmiko Widhi W.Tata Letak : Arif FaisalFoto Sampul :Fotografer :

Page 5: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPHIS-USDA : Animal and Plant Health Inspection Service United States De partment of AgricultureBAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan NasionalBalitbangkes : Balai Penelitian dan Pengembangan KesehatanBBLITVET : Balai Besar Penelitian VeterinerBBVet : Balai Besar VeterinerBKN : Badan Koordinasi NasionalBKSDA : Balai Konservasi Sumber Daya AlamBPPV : Balai Penyidikan dan Pengujian VeterinerBTN : Balai Taman NasionalFB : Flu BurungFKH : Fakultas Kedokteran HewanCITES : Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and FloraCIVAS : Center for Indonesian Veterinary Analytical StudiesDEPHUT : Departemen KehutananDEPKES : Departemen KesehatanDEPTAN : Departemen PertanianDirjen : Direktur JenderalDNA : Deoxyribonucleic Acid (Asam Deoksiribonukleat)DSO : District Surveillance Officer EFSA : European Food Safety AuthorityFAO : Food and Agricultural Organization of the United NationsHPAI : Highly Pathogenic Avian InfluenzaIBA : Important Bird AreaIBBS : Indonesian Bird Banding SchemeIdOU : Indonesian Ornithologists’ Union (Perhimpunan Ornitolog Indo nesia)IPB : Institut Pertanian Bogor KAN : Komite Akreditasi NasionalKeppres : Keputusan PresidenKesling : Kesehatan LingkunganKesra : Kesejahteraan RakyatKNEPK : Komite Nasional Etika Penelitian KesehatanKomnas FBPI : Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza

iii

Page 6: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Kpts : KeputusanLIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaLPAI : Low Pathogenic Avian InfluenzaLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMentan : Menteri PertanianMenko : Menteri KoordinatorOIE : Office International des Epizooties (World Organization for Ani mal Health)PBB : Perhimpunan Bangsa-BangsaPCR : Polymerase Chain ReactionPEMDA : Pemerintah DaerahPDSR : Participatory Disease Surveillance and ResponsePHKA : Perlindungan Hutan dan Konservasi AlamPolhut : Polisi HutanPP : Peraturan PemerintahPPS : Pusat Penyelamatan SatwaPOSKESBURLI : Pos Kesehatan Burung Liar Ristek : Riset dan TeknologiRPJP : Rencana Pembangunan Jangka PendekRPJM : Rencana Pembangunan Jangka PanjangSatker : Satuan KerjaSatgas : Satuan TugasSDM : Sumber Daya ManusiaSDT : Sistem Database TerpaduSK : Surat KeputusanSKB : Surat Keputusan BersamaSOP : Standard Operating ProcedureTN : Taman NasionalTNPFBBL : Tim Nasional Penanggulangan Flu Burung pada Burung LiarTTC : Tim Tanggap CepatUGM : Universitas Gadjah MadaUNAIR : Universitas AirlanggaUN-CBD : United Nation Convention on Biological DiversityUNUD : Universitas UdayanaUSGS NHWC : United States Geological Survey National Hydrologic Warning CouncilUU : Undang-undangWCS-IP : Wildlife Conservation Society – Indonesia ProgramWI-IP : Wetlands International – Indonesia ProgramYKI : Yayasan Kutilang Indonesia

iv

Page 7: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

RINGKASAN EKSEKUTIF

Melalui serangkaian proses konsultasi dan perumusan oleh para peman-gku kepentingan, telah dirumuskan Strategi dan Rencana Aksi Nasional Pe-nangananan Flu Burung pada Burung Liar di Indonesia. Dokumen ini dimak-sudkan sebagai pedoman dalam mencegah dan menangani kasus flu burung pada burung liar yang ada di Indonesia. Tujuan pembuatan dokumen ini adalah agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan dengan selaras dan saling menunjang. Untuk merumuskan dan melaksanakan strategi nasional secara efektif, diperlukan landasan kebijakan dan kelembagaan yang jelas. Dari segi kebija-kan, telah dihasilkan sejumlah produk hukum terkait untuk pengelolaan burung liar. Dari segi kelembagaan, telah diidentifikasi pemangku kepentingan terkait, dengan berbagai kepentingan yang perlu diperhatikan satu persatu, dan sinergi pun perlu dibangun. Secara keseluruhan, aspek kebijakan dan kelembagaan masih dapat ditingkatkan. Dalam perumusan strategi ini perlu diperhatikan berbagai prinsip terkait, termasuk pentingnya kesehatan manusia, pentingnya kesejahteraan sat-wa, pentingnya mengindahkan standar dan kesepakatan/perjanjian, serta kesa-daran bahwa dokumen ini perlu mengantisipasi perubahan-perubahan. Kerangka kerja dokumen ini bertumpu pada tiga pilar, yaitu strategi, renca-na aksi nasional, dan penerapan standar surveilans burung liar. Strategi nasional dan rencana aksi sebagai turunannya meliputi tujuh aspek sebagai berikut: 1. Pembangunan dan penguatan sistem deteksi dini;2. Pengembangan dan koordinasi riset; 3. Kajian epidemiologi; 4. Prosedur berbagi data (data sharing), pengembangan sistem informasi, dan proses pengambilan keputusan;5. Pengembangan kemampuan dan pemberdayaan pemangku kepentingan;6. Penyempurnaan kebijakan sektoral;7. Pendanaan. Jangka waktu untuk Strategi dan Rencana Aksi Nasional ini ditetapkan selama lima tahun (2009 – 2014). Sistem deteksi dini terhadap flu burung pada burung liar perlu dikem-bangkan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Sistem deteksi dini ini juga harus dibangun dengan melibatkan departemen teknis terkait, yaitu Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian dan Departemen Kesehatan. Pengembangan dan koordinasi riset bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini dan karakterisasi infeksi FB serta pelaporannya pada burung liar di tingkat na-sional melalui sebuah jejaring surveilans yang terkoordinasi.

v

Page 8: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Epidemiologi dalam kajian burung liar bertujuan untuk menghasilkan in-formasi mengenai epidemiologi, yang terkait dengan berbagai aspek, terutama: burung liar sebagai jenis reservoir dan target (host) untuk flu burung, sistem tanggap dini berhubungan dengan epidemiologi, dan pengelolaan kesehatan lingkungan untuk mencegah penularan FB pada satwa liar. Koordinasi dilakukan dibawah suatu badan koordinasi nasional, untuk memfasilitasi serta memobi-lisasi para pihak yang bertanggung jawab atas proses pengambilan keputusan dan pembagian data (data sharing). Untuk meningkatkan terjalinnya alur infor-masi serta peranserta yang efektif bagi pencegahan dan penanganan flu burung pada burung liar, maka diperlukan pengembangan kemampuan/pemberdayaan pemangku kepentingan secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Dalam kaitannya dengan flu burung, kebijakan penanganan burung liar secara umum dapat diperkuat, baik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan, maupun untuk memobilisasi dana secara efektif. Sementara itu, untuk mendukung pelaksanaan surveilans pada burung liar dibutuhkan perangkat hukum yang dapat mengkoordinasikan serta mengintegrasikan program selan-jutnya dari aksi surveilans terkait. Lebih lanjut, dengan memperhatikan masa kerja badan koordinasi nasional, serta memperhatikan bahwa pengendalian penyakit flu burung di Indonesia telah menjadi contoh kasus yang sangat penting (kesehatan, pertanian, kehutanan) dan telah terdokumentasi dengan baik, maka kegiatan surveilans flu burung di Indonesia perlu dilanjutkan sebagai upaya jangka panjang, dengan menyiapkan kebijakan yang sesuai pula. Lingkup rencana strategi pendanaan adalah untuk mewujudkan mobi-lisasi sumberdaya keuangan baik dari APBN, APBD, swasta, maupun kerjasama internasional bagi pengelolaan burung liar dan habitatnya terkait pengendalian flu burung. Penggalangan dana perlu memperhatikan kapasitas perencanaan dan pengganggaran termasuk yang berbasis kinerja Sebagai acuan untuk melaksanakan penerapan standar surveilans bu-rung liar, digunakan dua referensi yang bersifat saling melengkapi, yaitu: (a) “Pan-duan Burung Liar dan Flu Burung: Pengantar riset lapangan terapan dan teknik pengambilan contoh penyakit” oleh FAO dan Wetlands International (didukung oleh Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, dan Lembaga Ilmu Peng-etahuan Indonesia); (b) “Pedoman Pemantauan Flu Burung (Avian Influenza) pada Burung Air dan Unggas: Disertai Bahan Informasi Kesehatan Masyarakat” oleh Yayasan Kutilang Indonesia dan IdOU (Perhimpunan Ornitolog Indonesia). Untuk masa yang akan datang diperlukan pedoman lain yang lebih terpadu dan menyeluruh.

vi

Page 9: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Daftar Isi

Daftar Singkatan RingkasanDaftar IsiDaftar LampiranKata Pengantar

BAB I. Pendahuluan Latar belakangMaksud dan tujuanRuang lingkupBurung liar di IndonesiaBurung liar yang menjadi sasaran surveilans Lingkup praktik pengelolaan Kebijakan dan kelembagaan pengelolaan burung liar dan habitatnya Kebijakan KelembagaanTantangan bagi kebijakan dan kelembagaan pengelolaan burung liar dan habitatnyaPrinsip-prinsip dasar Kerangka kerja rencana strategi dan rencana aksi nasional

BAB II. Strategi dan rencana aksi Pembangunan dan penguatan sistem deteksi dini Pengembangan dan koordinasi riset Kajian epidemiologiProsedur berbagi bata (data sharing), pengembangan sistem informasi, dan proses pengambilan keputusan Pengembangan kemampuan dan pemberdayaan pemangku kepentinganPenyempurnaan kebijakan sektoral Pendanaan

BAB III. Rincian strategi dan rencana aksi

BAB IV. Penerapan standar surveilans burung liar dan jenis terkait

BAB V. Penutup

ReferensiLampiran

vii

Page 10: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Istilah dan definisiLampiran 2. Daftar jenis burung di mana virus flu burung patogenik tinggi H5N1 ditemukan pada populasi burung liar dan/atau burung tangkapanLampiran 3. Jenis-jenis burung sasaran program surveilansLampiran 4. Jenis-jenis burung lahan basah dan burung pemangsa di IndonesiaLampiran 5. Beberapa lokasi penting untuk surveilans burung lahan basah di IndonesiaLampiran 6. Beberapa lokasi penting untuk surveilans burung pemangsa di IndonesiaLampiran 7. Sebaran lahan basah penting untuk burung airLampiran 8. Lokasi sebaran burung pemangsa migran di indonesia

viii

Page 11: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

KATA PENGANTAR

Saat ini flu burung (FB) merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di seluruh dunia. Penyakit yang disebabkan oleh virus FB tipe A subtipe H5N1 ini mampu menginfeksi hewan (terutama unggas) dan manusia. Ancaman penularan ke manusia membuat dunia khawatir akan perkembangan FB yang berpotensi menyebabkan pandemik influenza. Kerugian akibat FB sa-ngat besar, baik material maupun non material. Jutaan ekor unggas mati akibat infeksi virus FB. Selain kematian unggas, FB juga telah memakan korban manu-sia. Kematian manusia di dunia telah mencapai lebih dari 250 orang. Di Asia, FB pertama kali dideteksi pada tahun 1997 di Hongkong, yang kemudian menyebar ke beberapa negara Asia lainnya. Kasus FB pada unggas pertama kali terjadi di Indonesia pada bulan Agustus 2003. Pada saat itu serangan terjadi pada peternakan ayam komer-sial dan menyebabkan kematian ratusan ribu ekor ayam. Hingga saat ini jutaan ekor unggas telah mati akibat penyakit ini. Pada bulan Juli 2005 tercatat kasus FB pertama pada manusia. Data dari Komnas FBPI menunjukkan bahwa kasus FB pada manusia di Indonesia sampai Desember 2008 tercatat sebanyak 141 kasus dengan kematian manusia mencapai 115 orang (case fatality rate, atau tingkat kematian sekitar 82%). Upaya pengendalian virus pada unggas belum dapat dijalankan dengan optimal. Bertambahnya korban manusia dari waktu ke waktu menjadi salah satu indikator belum berhasilnya pengendalian tersebut. Jika upaya pengendalian pada unggas tidak dilakukan secara optimal maka ke-mungkinan bertambahnya korban manusia semakin besar. Hal ini didasarkan pada fakta, bahwa jalur penularan virus FB yang terjadi masih dari hewan (ung-gas) ke manusia. Virus FB tipe A secara alami ditemukan pada beberapa jenis burung air, termasuk burung pantai. Terdapat peningkatan jumlah laporan mengenai virus H5N1 yang menginfeksi dan menyebabkan kematian di burung-burung liar, termasuk beberapa jenis burung-burung bermigrasi. Namun demikian, peran bu-rung liar (terutama yang bermigrasi) dalam penyebaran jarak jauh H5N1 sejauh ini belum terbukti secara ilmiah. Sebaliknya, terdapat kemungkinan bahwa bu-rung liar telah menjadi korban dari persebaran H5N1 pada unggas ternak dan peliharaan (termasuk burung dalam sangkar). Di Asia, kematian pada burung liar akibat virus H5N1 berhasil didoku-mentasikan pada lebih dari 40 jenis burung liar, diantaranya burung bangau, angsa, camar, dan alap-alap. Untuk meningkatkan keamanan hayati (biosecuri-ty) secara nasional, perlu dikembangkan suatu sistem yang mampu mendeteksi masuknya virus-virus flu burung ganas melalui burung-burung liar. Beberapa institusi di Indonesia diketahui telah melakukan berbagai inisia-tif kegiatan untuk mengindentifikasi keberadaan virus flu burung pada burung-

ix

Page 12: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

burung bermigrasi yang singgah di Indonesia. Namun, hingga saat ini berbagai informasi mengenai inisiatif tersebut masih tersimpan di setiap institusi yang melaksanakan studi-studi tersebut. Selain itu, setiap institusi memiliki berbagai metode surveilansnya masing-masing. Dengan demikian terjadi resiko tumpang tindih dan pengulangan di lokasi yang sama, serta belum adanya prioritas jenis ataupun standarisasi metodologi pengambilan dan pengujian sampel. Dari berbagai permasalahan yang tergambar di atas maka terbangunnya komunikasi dan jaringan kerja diantara berbagai institusi yang sudah, sedang dan akan melaksanakan surveilans pada burung liar di lapangan sangat mende-sak, baik itu dari pihak pemerintah, akademisi, organisasi non-pemerintah, mau-pun sektor swasta. Selain itu, untuk membawa para pihak yang terkait agar da-pat mengkontribusikan sumberdaya dan komitmennya dalam pengendalian dan pencegahan flu burung, sangat penting untuk segera mengembangkan strategi nasional yang disepakati oleh semua pihak dan disetujui oleh pemerintah Indo-nesia. Strategi nasional tersebut diharapkan akan menjadi pedoman bagi peme-rintah dan pihak-pihak lain dalam menyelenggarakan monitoring dan surveilans flu burung ganas pada burung-burung liar, baik di tingkat daerah maupun na-sional. Penyusunan Rencana Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung pada Burung Liar di Indonesia dilakukan melalui tiga langkah. Pada langkah pertama, dilakukan lokakarya nasional yang melibatkan para pihak (14 – 16 April 2008 di Bogor, Jawa Barat). Pada tahap kedua, tim kecil (perumus) bekerja mensintesiskan hasil lokakarya (30 - 31 Juli 2008 di Bogor, Jawa Barat) sehingga dihasilkan dokumen ini. Dalam tahap selanjutnya maka hasil sintesis dan dokumen hasil ini disosialisasikan tanggal 3 Desember 2008 kepada peserta yang telah berkontribusi pada lokakarya nasional. Berbagai lembaga telah mendukung penyusunan rencana strategi dan rencana aksi nasional ini, antara lain Departemen Kehutanan, Departemen Per-tanian, Departemen Kesehatan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, CIVAS (Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies), IdOU (Perhimpunan Orni-tolog Indonesia), WI –IP (Wetlands International-Indonesia Programme), Wild-life Conservation Society-Indonesia Program) dan Yayasan Kutilang Indonesia. Dukungan dana telah diberikan oleh APHIS - United States Department of Agri-culture Ucapan terima kasih disampaikan kepada 98 peserta lokakarya nasional (14 – 16 April 2008) yang telah berkontribusi secara aktif. Naskah ini dirumuskan oleh perwakilan para pihak: Albert T. Mulyono, Ani Mardiastuti (Editor), Dewi Ma-lia Prawiradilaga (Editor), Dwi Astuti, Ige Kristanto, Indra Exploitasia Semiawan, Mira Fatmawati (Editor), Mochamad Indrawan (Editor; Ketua Tim Perumus), Pud-jo Setio, Umi Purwanti, Wilson Novarino, Wishnu Sukmantoro, Winda Widyastuti,

x

Page 13: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Yeni A. Mulyani (Editor), Yus Rusila Noor (Editor; Wakil Ketua Tim Perumus), dan Zulfi Arsan, dengan koordinasi Heru Setijanto (Editor Utama; Koordinator Surveilans dan Monitoring Terpadu Komnas FPBI) Suatu hal yang positif dari persiapan dokumen ini adalah keterlibatan para pihak dari berbagai sektor dan bidang. Melalui partisipasi yang efektif maka keberlanjutan akan terbangun. Keberlanjutan adalah hal yang sangat penting, khususnya untuk mengantisipasi emerging dan re-emerging diseases, sehingga dalam jangka menengah dan jangka panjang, penanganan tidak bersifat terburu-buru, namun dilakukan secara pro-aktif, sistematik, dan terukur. Dengan terwujudnya dokumen rencana strategis dan rencana aksi na-sional untuk penanganan flu burung pada unggas liar ini maka pihak Komnas FPBI berbesar hati telah menjalankan peran fasilitasi, karena penanganan flu burung terbukti membutuhkan pendekatan lintas sektor dan lintas komponen. Tak ada gading yang tak retak. Pada akhirnya, dokumen ini akan selalu dapat diperbaiki, dan sebagai living document maka berbagai perkembangan terbaru dari mutasi virus maupun penanganan yang lebih komprehensif akan selalu terakomodir.

Jakarta, Desember 2008

Ketua Pelaksana Harian Komnas FPBI

xi

Page 14: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Flu burung (FB) adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh virus influ-enza tipe A dari keluarga atau suku (famili) Orthomyxoviridae. Virus FB memiliki beberapa sub-tipe yang dibedakan menurut antigen haemaglutinin dan neurami-nidase (glycoproteins) yang menyelubungi permukaan virus. Sampai sekarang sebanyak 16 antigen haemaglutinin yang berbeda (H1-H16) dan sembilan neu-raminidase telah dikenali, dan masing-masing sub-tipe virus diidentifikasi ber-dasarkan kombinasi antigen yang dimilikinya (seperti H5N1 dan H3N2; lihat Lampiran 1 untuk penjelasan tentang istilah dan definisi). Virus FB dapat diklasifikasikan sebagai patogenik jinak (Low Pathogenic Avian Influenza – LPAI) dan patogenik ganas (High Pathogenic Avian Influenza – HPAI). Pengklasifikasian virus FB sebagai LPAI atau HPAI tergantung tingkat keganasan virus tersebut pada unggas. Sejak lama burung liar telah diketahui sebagai inang dari virus LPAI. LPAI telah diisolasi dari 105 jenis burung liar, dengan reservoir alami terbesar ditemui pada bangsa (ordo) Anseriformes dan Charadriiformes. Kedua bangsa ini juga beranggotakan berbagai jenis yang bermigrasi, yang berdasarkan penelitian ter-dahulu juga menunjukkan potensinya dalam menyebarkan virus HPAI. Sebanyak 75 jenis dari 10 ordo burung tercatat dapat menyebarkan virus HPAI, hampir 60% diantaranya adalah burung air. Pada burung liar, LPAI bisa mempengaruhi aktivitas mencari makan dan migrasi. Burung yang tertular tidak menunjukkan tanda-tanda klinis penyakit yang jelas. Penyusunan ulang dan penggabungan (replikasi) virus LPAI pada inang bisa menyebabkan munculnya virus yang bersifat lebih ganas. Selain itu pada saat bersirkulasi pada unggas peliharaan virus tersebut bisa bermutasi menjadi HPAI, dimana salah satu HPAI yang mewabah akhir-akhir ini disebabkan oleh H5N1. Namun, data dan informasi yang tersedia sejauh ini belum memadai un-tuk memberikan kejelasan mengenai peran burung liar dalam penyebaran flu burung, baik yang berkaitan dengan peternakan (unggas) maupun manusia. Kasus FB yang disebabkan oleh H5N1 dilaporkan pertama kali di Indo-nesia pada bulan Agustus 2003 di Pulau Jawa dan kemungkinan menyebar ke seluruh Indonesia melalui proses transportasi dan perdagangan unggas. Sejak pertengahan tahun 2003 hingga tahun 2004 kematian unggas akibat kasus ini tercatat telah mencapai jumlah lebih dari 10 juta ekor. Kasus ini tercatat pada ternak unggas (ayam ras petelur, ayam bukan ras, ayam kampung, itik, puyuh, merpati dan perkutut serta jenis lainnya). Sampai dokumen ini dibuat, kasus FB

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia1

Page 15: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

telah dilaporkan di 31 dari 33 provinsi di Indonesia. Kasus FB pada manusia dilaporkan pertama kali pada bulan Juni 2005 di Tangerang. Sampai Desem-ber 2008 tercatat sebanyak 141 kasus dengan kematian manusia mencapai 115 orang (case fatality rate atau tingkat kematian sekitar 82%). Walaupun hasil penelitian tidak selalu menunjukkan secara nyata, namun kontak dengan unggas diperkirakan sebagai salah satu cara penularan yang paling sering terjadi. Secara garis besar, bahaya yang ditimbulkan FB bagi Indonesia bisa berupa:

• Keselamatan jiwa manusia, baik korban penularan dari unggas ke manusia maupun risiko terjadinya pandemi yang dapat menyebabkan kematian jutaan manusia;• Hancurnya sektor peternakan unggas, yang berakibat pada hilangnya kesempatan kerja dan pendapatan bagi jutaan peternak;• Menurunnya konsumsi protein hewani, yang dapat menurunkan kualitas SDM dalam jangka panjang;• Potensi risiko ancaman terhadap kelestarian populasi burung liar sebagai salah satu unsur keanekaragaman hayati Indonesia;• Citra buruk (baik karena penyakitnya maupun karena penanganan yang tidak benar) yang dapat menimbulkan kehancuran ekonomi karena travel warning, terancamnya usaha pariwisata, turunnya investasi, anjloknya nilai tukar, dsb.;• Bahaya pandemi, yang dapat menyebabkan kematian jutaan manusia.

Flu burung merupakan suatu permasalahan yang bersifat multi-dimensi dan memerlukan pendekatan lintas sektor, termasuk; pertanian, kesehatan, ke-dokteran, kehutanan, ekologi dan lingkungan, serta perencanaan pembangunan nasional. Berbagai kegiatan yang terkait dengan surveilans FB pada burung liar di Indonesia telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, seperti lembaga penelitian, universitas, lembaga konservasi, dan LSM. Tantangan untuk penanganan flu burung secara efektif seringkali ditim-bulkan oleh kekurangan dalam landasan kebijakan dan kelembagaan. Dengan demikian, untuk mengharmonisasikan penanganan flu burung diperlukan suatu Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penangananan Flu Burung pada Burung Liar di Indonesia, yang akan dapat memayungi berbagai kegiatan pengelolaan burung liar di habitatnya terkait dengan penanganan flu burung, baik di tingkat nasional maupun daerah.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

“Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung pada Bu-rung Liar di Indonesia” disusun mengingat adanya ancaman penyebaran virus FB pada burung liar dan kemungkinan penularannya dari burung liar kepada unggas dan sebaliknya, serta belum adanya strategi nasional yang menyeluruh

Pendahuluan 2

Page 16: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

untuk menanggulanginya. Dokumen ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam mencegah dan me-nangani kasus FB pada burung liar yang ada di Indonesia. Dokumen ini juga dimaksudkan sebagai salah satu alat untuk membangun komunikasi dan jarin-gan kerja di antara berbagai sektor serta dijadikan pedoman bagi pemerintah maupun pihak-pihak terkait untuk melaksanakan pengelolaan burung liar dan pengendalian serta penanganan flu burung pada burung liar. Dengan adanya dokumen ini, diharapkan juga agar kegiatan surveilans FB di Indonesia berjalan dengan sinergis.

1.3. RUANG LINGKUP Jenis burung yang termasuk dalam “Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung pada Burung Liar di Indonesia” mencakup seluruh jenis burung liar yang ada di Indonesia, baik yang berada di habitat alaminya (termas-uk burung liar bermigrasi maupun penetap), maupun burung-burung liar yang berada di habitat non-alami (kebun binatang dan penangkaran). Selanjutnya, berdasarkan tipe pengelolaan utama maka dikenal pembagian secara in-situ, dan ex-situ, sebagaimana di jelaskan pada uraian berikutnya.

1.3.1. Burung Liar di Indonesia Indonesia merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan sangat penting dalam upaya konservasi di dunia. Khusus untuk burung, saat ini tercatat sebanyak 1598 jenis burung tersebar di Indonesia (Sukmantoro dkk. 2007). Jumlah ini mencakup hampir 17% dari kekayaan jenis burung di dun-ia. Sebanyak 372 jenis diantaranya merupakan jenis yang endemik dan 149 jenis lainnya merupakan burung bermigrasi (migrant). Kelompok burung bermigrasi ini bisa berupa kelompok burung air (waterbird), burung pemangsa (raptor), burung pantai (wader) atau dari kelompok burung bangsa penyanyi (Passeriformes). Burung liar di Indonesia mendiami berbagai tipe habitat, baik habitat alami (dari pantai sampai pegunungan tinggi) maupun habitat buatan (seperti tambak, sawah dan permukiman). Selain itu, burung liar juga bisa dipelihara, baik di lem-baga konservasi (misalnya kebun binatang, pusat penangkaran satwa) maupun peliharaan pribadi. Luasnya daerah sebaran burung liar tersebut memungkinkan tingginya interaksi antara burung liar dengan kehidupan manusia, yang selanjut-nya memberikan peluang bagi penyebaran virus dari burung kepada manusia.

1.3.2. Burung Liar yang Menjadi Sasaran Surveilans Secara umum, telah dilakukan inventarisasi keberadaan H5N1 pada ber-bagai jenis burung liar dan burung tangkapan di dunia (Lampiran 2). Berdasar-kan pola dan habitat mencari pakannya jenis-jenis burung sasaran program sur-

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia3

Page 17: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

veilans dapat dibedakan atas kelompok-kelompok berikut (lihat Lampiran 3 dan 4): a) jenis-jenis burung lahan basah; b) jenis-jenis burung pemangsa; c) jenis-jenis “perantara” (bridge species).Sementara itu, berdasarkan status kehadiran dan perkembang-biakannya di In-donesia, surveilans dapat ditujukan pada: a) jenis-jenis burung bermigrasi; b) jenis-jenis burung yang berkembang biak secara berkoloni. Jenis-jenis burung lahan basah dapat didefinisikan sebagai jenis-jenis burung yang secara ekologi sangat bergantung pada kehadiran lahan basah. Burung lahan basah sering disebut juga sebagai kelompok burung air. Sampai saat ini di Indonesia telah tercatat setidaknya 184 jenis burung lahan basah yang berasal dari 20 suku. Ke-184 jenis burung tersebut dapat digolongkan kedalam beberapa bangsa, dan setidaknya enam bangsa yang sering dikaitkan dengan FB, yaitu: unggas air (bangsa Anseriformes), burung pantai, camar dan dara laut (bangsa Charadriformes), kuntul, cangak dan bangau (bangsa Ciconiiformes), titihan (bangsa Podicipedidae), mandar dan tikusan (bangsa Gruiformes), dan pecuk (bangsa Pelecaniformes). Jenis-jenis burung yang termasuk bangsa tersebut dapat ditemukan pada hampir seluruh tipe habitat lahan basah, ter-masuk berbagai jenis lahan basah buatan, seperti tambak dan sawah. Terkait dengan FB, jenis-jenis burung lahan basah dapat dikatakan se-bagai kelompok terpenting yang perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan surveilans. Alasannya, H5N1 pada burung liar pertama kali ditemukan pada kel-ompok burung lahan basah di Cina pada tahun 2003, dan dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa hampir 60% jenis burung liar yang tertular virus H5N1 (dan tingkat kematiannya tertinggi) adalah kelompok burung lahan ba-sah. Kelompok ini perlu mendapat perhatian karena, sebagai kelompok burung liar, tingkat interaksinya sangat tinggi dengan jenis-jenis burung peliharaan yang mencari makan pada habitat yang sama. Dengan demikian, resiko terjadinya penularan dari burung liar kepada burung peliharaan ataupun sebaliknya adalah sangat tinggi. Jenis-jenis burung pemangsa mudah dikenali karena penampakannya yang cukup mencolok, dengan paruh runcing serta kuku tajam. Ukuran tubuhnya beragam, mulai dari burung-burung yang memiliki rentang sayap hanya sekitar 25 - 30 cm hingga burung bangkai yang rentang sayapnya bisa mencapai 3 me-ter. Burung pemangsa ini, yang tergolong dalam bangsa Falconiformes, terdiri atas berbagai suku: Elang, Alap-alap, Rajawali, dan burung Pemakan-bangkai. Penyebaran atau migrasi burung pemangsa melingkupi seluruh kepulauan yang ada di Indonesia. Di Indonesia diketahui terdapat 71 jenis burung pemangsa, di-

Pendahuluan 4

Page 18: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

antaranya 25 jenis yang melakukan migrasi jarak jauh. Beberapa kriteria burung pemangsa yang perlu diperhatikan sebagai sasaran potensial bagi surveilans flu burung di Indonesia adalah: a) jenis yang individunya secara umum pernah tercatat1 terinfeksi flu burung, baik secara in-situ maupun ex- situ; b) jenis yang individunya secara umum pernah tercatat terinfeksi flu burung, dan jenis atau sub-jenis terkait juga terdapat di dalam wilayah Indonesia, baik sebagai penetap atau burung bermigrasi; c) jenis yang individunya ternyata terinfeksi di dalam wilayah Indonesia, baik sebagai penetap atau migran: i. jenis yang individunya terjaring atau tertangkap, dan dari tubuhnya diperoleh isolasi H5N1; ii. jenis yang individunya didapatkan mati, dan dari tubuhnya diper- oleh isolasi H5N1.

Jenis-jenis “perantara” (bridge species) adalah jenis-jenis burung yang telah beradaptasi dan memiliki toleransi tinggi terhadap habitat yang telah dimodifikasi dan dihuni manusia. Secara kedekatannya dengan manusia, dis-amping hewan domestik/ peliharaan, jenis-jenis perantara ini adalah yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Beberapa jenis yang sejauh ini telah diketahui tertular H5N1, baik di Indonesia maupun di negara lain, dan ban-yak dikenal adalah merpati peliharaan Columba livia, bondol dan gereja (suku Estrildidae dan Ploceidae), Gagak (suku Corvidae), dan Jalak (suku Sturnidae). Peristiwa burung bermigrasi merupakan salah satu aspek yang penting bagi surveilans, karena selama ini sering timbul asumsi bahwa burung bermi-grasi mampu bertindak sebagai carrier yang efektif, walaupun selama lima tahun terakhir ini penelitian di berbagai belahan bumi tidak berhasil membuktikan as-umsi tersebut. Banyak jenis burung mengarungi jarak jauh antara tempat mereka ber-biak dan daerah yang bukan daerah ”kelahirannya” selama musim migrasi. Ban-yak jenis burung yang berbiak di belahan bumi utara - termasuk burung-burung pantai, penyanyi, pemangsa, dll., sebagian, atau bahkan seluruh populasinya bermigrasi pada musim tertentu. Burung air adalah salah satu yang paling dike-nal diantara burung bermigrasi musiman tersebut. Sebagai penampung (reser-voir) alami, atau yang dikenal sebagai “tempat” terdapatnya virus flu burung, pergerakan jenis ini dapat berperan penting dalam memelihara dan menyebar-kan virus-virus jinak dan dapat juga menyebarkan virus H5N1 (walaupun sejauh ini bukti ilmiah tidak, atau belum, ditemukan).

1‘Secara umum pernah tercatat’ disini berarti kasusnya pernah didokumentasikan di suatu tempat di dunia, baik dalam jalur migrasi yang mencakup Indonesia, maupun yang tidak mencakup Indonesia (lihat Lampiran 1)

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia5

Page 19: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Pada beberapa jenis burung, individu-individu yang berbiak berkumpul di suatu lokasi dan membuat sarang yang saling berdekatan satu sama lainnya, sehingga membentuk kumpulan atau koloni sarang. Jenis-jenis burung yang berbiak dalam koloni umumnya adalah jenis-jenis burung laut dan burung air yang biasa mencari makan di lahan basah, seperti cangak dan kuntul (suku Ar-deidae). Pada burung air tidak jarang koloni terdiri atas beberapa jenis burung, misalnya seperti yang ada di Pulau Rambut, Provinsi DKI Jakarta. Jenis bu-rung darat juga ada yang berbiak dalam koloni, misalnya walet (suku Apodidae) dan layang-layang (suku Hirundinidae). Dalam kaitannya dengan surveilans flu burung maka burung yang berbiak dalam koloni, terutama jenis burung lahan basah, sangat penting untuk diperhatikan. Jika ada individu dalam koloni yang terpapar flu burung maka peluang penularan antar individu sangat besar. Hal ini mengingat bahwa jarak antar sarang dalam koloni bisa sangat berdekatan.

1.3.3. Lingkup Praktik Pengelolaan Secara umum, pengelolaan burung liar dibagi atas pengelolaan in-situ dan ex-situ. Untuk pengelolaan in-situ, sampai pada tahun 2004 tercatat seluas 4,7 juta ha kawasan lahan basah penting sebagai habitat burung air liar telah dilindungi oleh negara. Di luar kawasan konservasi yang ditetapkan Pemerintah, Indonesia mempunyai 227 area penting (habitat) burung/Important Bird Areas (IBA); 195 diantaranya adalah habitat dari jenis burung yang secara global ter-ancam. Dari 227 IBA, 58 (25%) merupakan kawasan lindung, 42 (19%) sebagian wilayahnya berupa kawasan lindung, sementara 127 (56%) merupakan kawas-an yang tidak terlindungi (BirdLife 2004). Untuk pengelolaan ex-situ, tercatat 26 Lembaga Konservasi, 14 penangkar dan 7 Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) yang menangani pengelolaan burung liar dilindungi di luar habitat alaminya. Pengelolaan in-situ menjadi sangat penting, karena banyak studi menye-butkan bahwa burung-burung liar, terutama yang bermigrasi, dapat berpotensi menjadi sumber penyebar virus H5N1 penyebab FB. Sementara burung liar yang ditangkap dan dipelihara (captive) dapat berperan sebagai sumber penyakit ke-tika burung liar menjadi komoditas perdagangan, dan penularan penyakit terjadi pada saat pemindahan satwa , yang dikenal dengan istilah translokasi.

1.4. KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN BURUNG LIAR DAN HABITATNYA Sebagai pedoman untuk merumuskan dan melaksanakan program rin-ci dan lintas-sektoral bagi pengelolaan burung liar dan habitatnya di lapangan, termasuk mengantisipasi serta menangani flu burung yang mungkin melibatkan keberadaan burung liar di Indonesia, diperlukan strategi nasional yang efektif. Untuk merumuskan dan melaksanakan strategi nasional secara efektif, diperlu-

Pendahuluan 6

Page 20: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

kan landasan kebijakan dan kelembagaan yang jelas.

1.4.1. Kebijakan Pengembangan kebijakan pengelolaan burung liar dan habitatnya, ter-masuk penanganan flu burung yang melibatkan burung liar, tengah dilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia, antara lain dengan menetapkan berbagai landasan hukum dan kebijakan, baik dalam bentuk Undang-undang, peraturan pemerintah dan/atau produk hukum lain yang menunjang upaya terkait. Sejauh ini, Pemerintah telah membuat beberapa produk hukum terkait burung liar dan habitatnya serta penanganan flu burung (Tabel 1). Landasan hukum dan kebijakan tersebut merupakan kumpulan kaidah dan pedoman, yang bertujuan agar strategi terkait dapat mencakup lintas sektor dan terfokus pada lingkup permasalahan di tingkat nasional serta internasional, sebagaimana dirumuskan oleh tingkat pusat, dengan partisipasi penuh dari ting-kat daerah.

Tabel 1. Beberapa produk hukum terkait dengan burung liar dan habitatnya serta penanganan flu burung di Indonesia.

Produk Hukum KeteranganUU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosis-temnya

Mengatur hal-hal yang berke-naan dengan konservasi keanekaragaman hayati termasuk konservasi jenis-jenis burung dan habitatnya.

UU No. 5 tahun 1994 tentang Pengesa-han Konvensi PBB mengenai Keaneka-ragaman Hayati (UN CBD)

Mengesahkan konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati yang antara lain ber-isi tentang tindakan umum bagi konservasi dan pemanfaatan secara berkelanjutan; iden-tifikasi pemantauan keanekaragaman hayati; serta pengkajian dampak dan pengurangan dampak yang merugikan

UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelo-laan Lingkungan Hidup

Antara lain berisi tentang asas, tujuan, dan sasaran, hak, kewajiban, dan peran masyar-akat, upaya pelestarian fungsi serta tata cara mengenai pengelolaan lingkungan hidup

UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehu-tanan

Mengatur hal-hal yang berkenaan dengan pengelolaan hutan, termasuk wilayah perlind-ungan dan konservasi hutan yang merupakan habitat satwa

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia7

Page 21: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

Mengatur, pengelolaan dan perlindungan jenis-jenis tumbuhan dan satwa baik di dalam maupun di luar kawasan konservasi

PP No. 8 tahun 1999 tentang Pemanfaa-tan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar

Mengatur pemanfaatan sumber daya alam dan atau bagian-bagiannya, seperti dalam bentuk pengkajian, penelitian, penangkaran dan perdagangan

PP No. 68 tahun 1999 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Mengatur dan mengelola kawasan konservasi yang merupakan habitat penting dan terlind-ungi bagi kehidupan tumbuhan dan satwa liar

Keppres No. 43 tahun 1978 tantang Pengesahan Konvensi International men-genai perdagangan species flora dan fau-na yang terancam punah (Convention on International Trade in Endangered Spe-cies of Wild Fauna and Flora (CITES)

Mengatur tentang pembatasan, pelarangan dan pemantauan terhadap jenis flora dan fau-na yang terancam punah, atau dapat menjadi terancam punah, akibat diperdagangkan se-cara internasional

Keppres No. 48 tahun 1991 mengenai Pengesahan Convention on Wetlands of International Importance Especially as Waterfowl Habitat

Konvensi ini berisi tentang konservasi dan pemanfaatan yang bijaksana terhadap lahan basah yang mempunyai nilai penting secara internasional terutama lahan basah yang men-jadi habitat burung air bermigrasi

Instruksi Presiden No. 1/2007 tentang Penanganan dan Pengendalian Virus Flu Burung

Mengatur koordinasi antar sektor dalam pen-anganan dan pengendalian flu burung di In-donesia

Keputusan Menteri Kehutanan 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tum-buhan dan Satwa Liar

Mengatur tentang pengelolaan tumbuhan dan satwa yang terkait dengan pemanfaatan-nya, termasuk didalamnya adalah pengaturan mengenai transportasi satwa

Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 203/Menhut-II/2006 tanggal 8 Juni 2006 tentang “Satuan Tugas Pengendalian Flu Burung pada Burung Liar dan Satwa Liar Lainnya”

Mengatur tentang tugas satgas pengendalian flu burung pada burung liar dan satwa liar lainnya

Disamping beberapa peraturan perundangan di atas yang langsung terkait dengan burung liar dan flu burung, juga terdapat beberapa peraturan perundangan lainnya yang lebih terkait dengan penanganan penyakit menular, antara lain:

Pendahuluan 8

Page 22: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

a. UU No. 6 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan; b. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; c. PP No. 15/1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan, dan Pengobatan Penyakit Hewan (memuat pengaturan penolakan masuk- nya jenis penyakit hewan ke dalam wilayah negara RI, antar wilayah Indonesia, pencegahan timbulnya penyakit hewan, pemberantasan, dan pengobatan penyakit hewan); d. PP 82/2000 tentang Karantina Hewan; e. SK Mentan No. 393/Kpts/PD.620/7/2007 tentang Pernyataan Berjangkit nya Wabah Penyakit Hewan Menular Influenza pada Unggas (Flu burung) di Wilayah Indonesia (memuat pengumuman pernyataan 31 provinsi di Indonesia telah tertular penyakit FB pada unggas); f. SK Dirjen Bina Produksi Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/F/02/2004 tentang Pedoman Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Influenza Pada Unggas (flu burung; memuat pedoman dalam pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan peny akit menular flu burung pada unggas dan produknya).

1.4.2. Kelembagaan Pengelolaan burung liar dan habitatnya di Indonesia dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan. Untuk jenis burung liar yang dilindungi dan atau terancam punah maupun yang tidak terancam punah, baik yang berada di dalam habitat alami maupun di luar habitat alaminya, tanggung jawab dan kewenangan pengelolaannya berada di Departemen Kehutanan, sedangkan un-tuk kegiatan penelitian, apabila melibatkan pihak asing (internasional), tanggung jawab serta kewenangan pelaksanaan dan perijinan berada di Kementerian Ne-gara Riset dan Teknologi (Ristek)2. Tanggung jawab dan kewenangan pengelolaan oleh Departemen Kehu-tanan berlaku pula untuk burung-burung liar yang tidak dilindungi tetapi berada di dalam kawasan konservasi. Namun, ketika burung-burung tersebut berada di luar kawasan konservasi, walaupun kebijakan konservasi tetap berada pada Departemen Kehutanan, pengelolaan dan penanganannya menjadi kewenan-gan dan tanggungjawab berbagai pihak di daerah, terutama pemerintah daerah. Risiko terjadinya tumpang-tindih dan benturan antara para pemangku kepentin-gan masih perlu diselesaikan.

2Mengacu pada PP 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia9

Page 23: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Perencanaan, pengelolaan, implementasi, pengawasan dan monitor-ing serta evaluasi penanganan pengendalian flu burung seringkali dilakukan secara terpisah tanpa mengindahkan atau berkonsultasi dengan institusi yang berwenang menangani konservasi. Keadaan ini menjadikan pengendalian flu burung tidak efektif, dan menyebabkan munculnya kegiatan pengendalian yang berlebihan dan bertentangan dengan prinsip pelestarian terhadap jenis yang se-harusnya dilindungi. Pengelolaan burung liar dan habitatnya serta pengendalian flu burung pada burung liar secara tepat dan menyeluruh perlu melibatkan semua pihak yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang terkait langsung dengan burung liar. Para pemangku kepentingan yang diharapkan dapat berperan aktif dalam penanganan flu burung yang terkait dengan burung liar adalah: a) Departemen Kehutanan: bertanggungjawab terhadap upaya pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekositem nya, termasuk kewenangan pengelolaan kawasan konservasi dan sat- wa liar (dalam hal ini burung liar) baik yang dilindungi maupun yang tid- ak dilindungi. Pada tingkat daerah tugas tersebut dilaksanakan oleh Balai (atau Balai Besar) Konservasi Sumber Daya Alam dan Balai Tam- man Nasional yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen Kehutanan; b) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: bertanggungjawab dalam mela- kukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan satwa (dalam hal ini burung liar) baik dilindungi maupun tidak dilindungi dan yang terkait de- ngan upaya pengendalian flu burung; c) Departemen Pertanian: dengan Rencana Strategi Nasional Pengendal- ian Flu Burung3 bertanggungjawab terhadap penetapan kebijakan, pedoman, langkah-langkah strategis, koordinasi dalam rangka pencega- han, pengendalian, dan penanganan FB terutama pada unggas peter- nakan; d) Departemen Kesehatan: bertanggung jawab terhadap penetapan kebi- jakan, pedoman, langkah-langkah strategis, koordinasi dalam rangka pence gahan, pengendalian, dan penanganan FB serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza terutama pada manusia; e) Pemerintah Daerah: bertanggung-jawab pada koordinasi pengelolaan wilayah habitat burung liar, dan mempunyai kewenangan pengelolaan habitat burung liar di luar kawasan konservasi mulai dari tahap perenca naan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi;

3Untuk periode 2005 – 2008 sudah dirumuskan dan dijalankan; untuk 2009 - 2012 sedang dikembangkan.

Pendahuluan 10

Page 24: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

f) Institusi Pendidikan dan Institusi Penelitian: bertanggung jawab untuk melakukan riset terkait dengan kompleksitas penyebaran dan penanga- nan flu burung terkait dengan burung liar; g) Organisasi non-pemerintah (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat dan perhimpunan profesi serta media masa): bertanggungjawab untuk melaksanakan visi dan misi organisasi masing-masing sebagai agen perubahan serta berperan mendukung Pemerintah melakukan imple- mentasi pedoman, langkah-langkah strategis, maupun mendukung koor- dinasi dalam rangka pencegahan, pengendalian, dan penanganan FB serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza pada hewan dan manusia; h) Masyarakat umum: berperan penting untuk bertindak sebagai penjaga/ pengawas lingkungan setempat dan sumber daya alam hayati yang ter kandung didalamnya, serta membantu pemantauan lingkungan setem- pat dan sebagainya.

Berkaitan dengan peran pemerintah daerah, perlu diperhatikan bahwa berdasarkan UU No. 4/1984 mengenai wabah penyakit serta berdasarkan UU No. 40/1991 mengenai pengendalian penyakit menular4 maka telah dirancang sistem komunikasi dan komando yang mencakup provinsi dan kabupaten/kota. Sistem komunikasi dan komando ini perlu diberdayakan, khususnya untuk men-gantisipasi timbulnya keadaan darurat, sehingga tanggap darurat tidak sepenuh-nya ditentukan oleh pemerintah pusat yang berada jauh dari lokasi kejadian.

1.4.3. Tantangan bagi Kebijakan dan Kelembagaan Pengelolaan Burung Liar dan Habitatnya Secara umum masih terdapat beberapa tantangan dan kesenjangan dalam sistem regulasi dan kelembagaan pada pengelolaan burung liar dan habi-tatnya yang terkait dengan pengendalian flu burung, antara lain: a) Belum adanya kejelasan peran dan tanggungjawab para pemangku kepentingan lain dalam perlindungan dan pelestarian burung liar secara in- situ terutama di luar kawasan konservasi; b) Kewenangan pengendalian flu burung berada di berbagai sektor sehing ga perencanaan program pengendalian flu burung menjadi kurang ter- integrasi; c) Terbatasnya kapasitas kelembagaan dalam penanganan kasus flu bu- rung pada burung liar di beberapa daerah yang menjadi habitat penting bagi burung;

4Walaupun mekanisme respon dirancang untuk kasus wabah penyakit pada manusia, namun organisasi dan mekanisme komunikasi dapat diperluas untuk keperluan respons terhadap wabah FB pada burung liar, sehingga penanganan lebih efisien dan terpadu.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia11

Page 25: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

d) Belum adanya sistem pengelolaan informasi dalam pelaksanaan pengen- dalian flu burung secara in-situ dan ex-situ,sementara pengetahuan masyarakat terhadap flu burung masih sangat kurang; e) Belum tersedianya peraturan dan ketentuan tentang biosecurity dan tracking system (untuk mengetahui daerah asal atau asal usul) pada bu- rung liar yang tidak dilindungi terutama pada burung-burung liar yang diperdagangkan, sehingga besarnya potensi sebagai sumber penye- baran penyakit flu burung tidak diketahui pasti.

1.5. PRINSIP-PRINSIP DASAR Dengan memperhatikan berbagai kaidah, kebijakan teknis, serta hal-hal yang telah dirumuskan dalam Strategi Nasional untuk Pengendalian Flu Burung dan Kesiapan Pandemi Influenza (BAPPENAS 2005), maka strategi penanga-nan flu burung pada burung liar ini dikembangkan dengan mengacu pada lima prinsip dasar: a) Utamakan kesehatan manusia. Prinsip untuk memprioritaskan keselamatan manusia adalah yang paling penting; b) Perhatikan keselamatan dan kenyamanan satwa burung. Keselamatan dan kenyamanan burung ini termasuk aspek konservasi dan kesejahteraan. Sedapat mungkin burung liar, termasuk yang bermi- grasi, perlu secara pro-aktif dihindarkan dari kegiatan yang mengancam keselamatan dan kenyamanan mereka. Termasuk di dalamnya adalah asumsi bahwa satwa burung bermigrasi merupakan penyebar efektif bagi penyebaran H5N1, yang sejauh ini belum pernah terbukti secara il- miah; c) Integrasikan upaya lintas komponen. Komponen tersebut termasuk pemerintah, swasta, masyarakat, organisa- si profesi, organisasi internasional dan pemangku kepentingan lainnya; d) Sepakati standar yang telah dirumuskan. Standar mengenai kesepakatan dan perjanjian yang selama ini telah dirumuskan, baik di tingkat nasional serta internasional perlu diperha- tikan dan digunakan; e) Laksanakan manajemen yang terus menerus. Mengingat epidemiologi FB yang bersifat sangat dinamis dan terus berkembang, maka perlu dilakukan manajemen perubahan secara terus menerus. Dengan demikian, dokumen ini perlu diberlakukan se- bagai living document yang sewaktu-waktu dapat diperbaiki dan/atau dilengkapi sesuai dengan perkembangan informasi dan pengetahuan terkait.

Pendahuluan 12

Page 26: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

1.6. KERANGKA KERJA STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL Surveilans yang efektif terhadap burung liar pada habitat alami serta yang berdekatan dengan hunian manusia merupakan kunci strategi penan-ganan flu burung pada burung liar. Dalam hal ini kerangka kerja terkait diru-muskan berdasarkan Strategi dan Rencana Aksi Nasional, didalamnya tercakup tujuh aspek, yaitu: 1. Pembangunan dan penguatan sistem deteksi dini; 2. Pengembangan dan koordinasi riset; 3. Kajian epidemiologi 4. Prosedur berbagi data (data sharing), pengembangan sistem informasi, dan proses pengambilan keputusan; 5. Pengembangan kemampuan dan pemberdayaan pemangku kepenti- ngan; 6. Penyempurnaan kebijakan sektoral; 7. Pendanaan. Jangka waktu untuk Rencana Strategi dan Rencana Aksi Nasional ini ditetapkan selama lima tahun (2009 – 2014). Prosedur pengumpulan data yang terstandarisasi merupakan bagian penting dari strategi dan rencana aksi yang efektif. Mengingat keterbatasan pengetahuan akan metoda-metoda terkait, khususnya pengambilan sampel dari burung liar, maka perlu dirumuskan acuan dan pedoman terkait (Bab IV).

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia13

Page 27: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 28: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 29: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

BAB IISTRATEGI DAN RENCANA AKSI

2.1. PEMBANGUNAN DAN PENGUATAN SISTEM DETEKSI DINI Sistem deteksi dini terhadap flu burung pada burung liar perlu dikem-bangkan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Sistem deteksi dini ini juga harus dibangun dengan melibatkan departemen teknis terkait, yaitu De-partemen Kehutanan, Departemen Pertanian dan Departemen Kesehatan. Alur pembangunan sistem deteksi dini adalah seperti dalam Gambar 1. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pembangunan dan penguatan sistem deteksi dini, adalah kerjasama antar lembaga, serta tipologi laboratorium (rujukan dan pendukung).

a) Kerjasama Antar Lembaga Peranan masing-masing departemen teknis dan kelembagaan non-pemerintah (lembaga swadaya masyarakat, lembaga penelitian, perhim-punan profesi) ditetapkan berdasarkan kewenangan teknis, tupoksi dan visi-misi organisasi. Komnas FBPI ditetapkan sebagai lead agency, untuk menjalankan fungsi koordinasi lintas departemen. Departemen Kehutanan sebagai pemegang otoritas dan penanggung jawab pengelolaan (Manage-ment Authority) untuk hidupan liar di Indonesia, termasuk di dalamnya bu-rung liar. Departemen Pertanian sebagai pemegang otoritas dan penang-gung jawab pengelolaan di bidang kesehatan hewan. Yang tak kalah penting, di masa mendatang kerja sama antar lembaga perlu didukung oleh suatu komite nasional yang perlu dibentuk, agar dapat mengakomodasi rencana surveilans nasional pada hidupan liar yang tidak hanya dapat mengakomodasi penyakit flu burung saja, melainkan berbagai penyakit lain yang bersifat zoonosis (termasuk emerging dan re-emerg-ing diseases) yang berasal dari satwa liar. Komite nasional yang diusulkan adalah suatu badan yang dapat diperkuat dengan legalitas hukum, terdiri atas komponen-komponen departemen teknis terkait dan lembaga-lemba-ga non pemerintah yang mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap konservasi, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat.

b) Laboratorium Rujukan dan Pendukung Laboratorium di tingkat nasional yang dipakai sebagai rujukan dalam pelaksanaan surveilans flu burung pada burung liar adalah (a) Balai-Balai Penyidikan Penyakit Veteriner di bawah Direktorat Kesehatan Hewan, De-partemen Pertanian dan Balai Besar Penelitian Veteriner di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, serta (b) laboratorium pendukung FKH5 dan institusi yang kompeten lainnya.

5Dengan perhatian pada berbagai laboratorium yang telah aktif pada saat ini yaitu FKH IPB, FKH UGM, FKH UNAIR, FKH UNUD, serta tidak menutup kemungkinan ditingkatkannya pelibatan FKH lain di masa mendatang.

Strategi dan Rencana Aksi 16

Page 30: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Gambar 1. Alur pembangunan sistem deteksi dini nasional.

Kematian masal/penemuan kasus penyakit pada burung

Di Luar Kawasan Konservasi (kewenangan dan tanggung jawab

PEMDA)

Di Dalam Kawasan Konservasi (kewenangan dan tanggung jawab

Dephut)

Surveilans burung liar berbasis peran

masyarakat

Petugas Departemen Teknis

Organisasi non pemerintah

pemerhati satwa liar

Dephut (Polhut/Satker)

Deptan (PDSR)

Laboratorium Rujukan

Petugas Kawasan

Konservasi

Masyarakat Umum

Organisasi non pemerintah

pemerhati satwa liar

LIPI

DEPTAN DEPHUT DEPKES

TNPFBBL

Depkes (DSO)

OIE/WHO

KOMNAS FBPI / KOMNAS ZOONOSIS

DESA (Desa Siaga,

Desa Tanggap Flu Burung)

Kecamatan

Kabupaten

Provinsi

Nasional

Internasional

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia17

Page 31: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

2.2. PENGEMBANGAN DAN KOORDINASI RISET

Pengembangan dan koordinasi riset bertujuan untuk meningkatkan de-teksi dini dan karakterisasi infeksi FB serta pelaporannya pada burung liar di tingkat nasional melalui sebuah jejaring surveilans yang terkoordinasi. Secara khusus, tujuan pengembangan dan koordinasi riset adalah: a) Mengkonfirmasi dan mengidentifikasi jenis/spesies sasaran, yaitu bu- rung liar yang diduga berpotensi mempunyai peran dalam penyeba- ran virus. Upaya lebih lanjut terhadap konfirmasi dan identifikasi terse- but meliputi upaya membangun kerjasama antar negara (terutama dalam jalur migrasi yang dilalui jenis burung liar bermigrasi), untuk tu- kar menukar informasi; b) Mengidentifikasi jenis sasaran (burung liar bermigrasi yang berpoten- si membawa H5N1), meliputi berbagai kriteria yaitu jenis/spesies yang diketahui:

i. mempunyai sejarah kematian serentak dalam populasi yang dise- babkan oleh infeksi virus FB;ii. mempunyai sejarah adanya isolasi virus FB dari burung-burung yang sehat; iii. memiliki ketergantungan terhadap habitat lahan basah;iv. berbagi habitat dengan hewan domestik; v. dapat menerima adanya aktivitas manusia dan dapat mencapai fasilitas manusia, terutama hewan yang telah didomestikasi;vi. bermigrasi melalui IBA (Important Bird Area /Daerah Burung Penting); vii. bermigrasi/ bersirkulasi antara negara-negara tertentu dalam suatu wilayah, sesuai dengan jalur terbang utama/major flyway:viii. telah terbukti dapat menyebabkan dampak ekonomi yang nyata;

c) Mempelajari keanekaragaman strain virus FB pada jenis sasaran, khususnya burung bermigrasi tertentu; d) Mempelajari pola distribusi dan migrasi (geospatial dan temporal) dari jenis penting burung liar tertentu di Indonesia. Pola distribusi dipetakan berdasarkan hasil kajian burung liar terutama burung liar bermigrasi; e) Melaksanakan surveilans dan pemantauan flu burung pada burung migran melalui pembentukan jejaring regional (lihat Lampiran 5- 8 untuk daftar lokasi surveilans burung lahan basah dan burung pemangsa); f) Memperbaiki pemahaman dan menyebarkan informasi ilmiah kepada pemerintah dan berbagai lapisan masyarakat mengenai peran burung bermigrasi dalam kaitannya dengan pergerakan H5N1.

Strategi dan Rencana Aksi 18

Page 32: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Dalam strategi pengembangan dan koordinasi riset, terdapat berbagai aktivitas yang perlu diprioritaskan, termasuk diantaranya: a) Pengembangan Sistem Database Terpadu (SDT) meliputi pangkalan data jenis/spesies burung liar, termasuk: i. pangkalan data burung liar bermigrasi dan pola penyebarannya; ii. pangkalan data jenis/spesies burung liar bermigrasi dan burung liar penetap yang teridentifikasi terkena FB; iii. pangkalan data burung liar di karantina, PPS, lokasi penangkaran lainnya dan kebun binatang; iv. pangkalan data variasi galur per lokasi maupun per jenis, dan pang- kalan data hasil analisa laboratorium berhubungan dengan FB. b) Pengembangan metodologi riset misalnya dengan metode penangka- pan jenis/spesies terkait (pencincinan dan penandaan burung), metode uji serolgi – PCR, dan metode kajian epidemiologi serta kesehatan masyarakat; c) Teknik dan tahapan pengujian laboratorium secara lengkap didasarkan pada standar prosedur pemeriksaan yang berlaku pada laboratorium rujukan, yaitu: i. tes serologis (serological test) untuk semua burung, terutama reser- voir (HPAI maupun LPAI) dan dalam sejarahnya terdapat keterpapa- ran LPAI untuk jenis tertentu yang menjadi indikator; ii. melakukan PCR pada semua burung dan habitatnya (tanah, air); iii. mengisolasi semua burung yang terbukti positif melalui pengujian PCR; iv. melakukan pengurutan kode genetik (sequencing) semua burung positif PCR sesuai protokol yang berlaku.

Teknik dan tahapan tersebut diatas dilaksanakan berdasarkan pertimbangan jenis sasaran yang menjadi prioritas dan ketersediaan data populasi yang diperlukan untuk menentukan besaran sampel-nya, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya secara statisti-ka. Data tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk rekomendasi penentuan status suatu wilayah, sehingga berkontribusi pula pada pembangunan dan penguatan sistem deteksi dini.

d) Sistem surveilans Sistem surveilans flu burung pada burung liar dapat dilaksanakan ber dasarkan pada tujuan surveilans yang dilakukan. Berdasarkan tujuan- nya, kegiatan surveilans dapat dikategorikan menjadi: i. surveilans lingkungan (environment surveillance), bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus flu burung pada habitat burung liar; ii. surveilans jenis (species surveillance), bertujuan untuk mendeteksi

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia19

Page 33: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

keberadaan virus flu burung pada pada semua jenis burung liar di habitatnya; iii. surveilans viral (viral surveillance), bertujuan untuk mendeteksi strain virus flu burung pada burung liar.

Berkaitan dengan pembangunan sistem surveilans, maka perlu diperha tikan sistem, kajian hasil, serta respons (tanggapan) terhadap surveilans yang telah dilakukan

a) Prosedur sistem surveilans: i. In-situ : 1. Periode waktu: Dilakukan dua kali setahun dalam periode migrasi dan/atau sewaktu-waktu setelah ada kasus wabah untuk daerah yang beresiko tinggi 2. Jenis: Jenis perantara (bridge species) dan jenis reservoir 3. Sasaran wilayah: Habitat burung yang menjadi jenis sasa- ran, termasuk wilayah konservasi ii. Ex-situ: 1. Periode waktu: Berkala disesuaikan dengan manajemen pe- ngelola/penanggung jawab dan sewaktu-waktu jika terjadi ancaman wabah (misalnya terjadi wabah di peternakan di lingkaran/ring I dan II) 2. Jenis sasaran: Aves6 3. Wilayah sasaran: kebun binatang, penangkaran, pusat pe- nyelamatan satwa (PPS), pedagang/penampung burung liar, Pasar Burung dan lembaga ex-situ lainnya.b) Kajian Hasil Surveilans:

Dilakukan oleh para ahli/peneliti (termasuk panel ahli Kom-nas) lintas sektoral (dokter hewan, ornithologist, epidemiolo-gists, dll.) terhadap hasil surveilans yang dilakukan, terma-suk juga resiko bahaya. Berdasarkan hasil kajian tersebut, selayaknya komite ahli ini menerbitkan suatu rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan (respons). Hal ini juga meliputi dan berlaku untuk sistem kajian resiko wabah.

c) Respons:Dilakukan oleh Lembaga yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab terkait, dalam hal ini Departemen Kehuta-nan dengan dibantu oleh instansi terkait di daerah tersebut (Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan dan dinas-dinas ter-

6 Mamalia (tikus, kucing, karnivora) dapat dipertimbangkan, mengingat infeksi pada grup-grup ini telah terjadi di Indonesia

Strategi dan Rencana Aksi 20

Page 34: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

kait lainnya) untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu guna menanggapi hasil surveilans dan melakukan tindakan yang direkomendasikan oleh komite (panel) ahli. Respon atau tanggapan juga dilakukan untuk menindak-lanjuti lapo-ran kejadian wabah pada burung liar baik ex situ maupun in situ

d) Pengembangan mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan:Mekanisme koordinasi serta pertukaran informasi data dalam bentuk mailing lists, diskusi atau kegiatan pertemuan. Pengembangan teknik lokakarya – pembagian pembelaja-ran sebagai salah satu metode berbagi informasi dan pen-galaman serta sebagai ajang koordinasi berbagai pemang-ku kepentingan. Selain itu dilakukan pula kegiatan seminar paparan dalam kaitannya dengan diseminasi informasi dan pengetahuan FB terkait dengan satwa liar.

2.3. KAJIAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi dalam kajian burung liar bertujuan untuk menghasilkan informasi mengenai epidemiologi yang berhubungan dengan berbagai aspek, terutama: burung liar sebagai jenis reservoir dan target (host) untuk flu burung, sistem tanggap dini berhubungan dengan epidemiologi, dan pengelolaan kes-ehatan lingkungan untuk mencegah penularan FB yang terkait satwa liar.Strategi epidemiologi bertumpu pada tiga pilar yaitu: a) Penyebarluasan informasi epidemiologi yang berhubungan dengan bu- rung liar; b) Penyertaan sistem tanggap dini berhubungan dengan epidemiologi; c) Pengelolaan Kesehatan Lingkungan (Kesling) untuk mencegah penu- laran FB. Kajian secara menyeluruh meliputi distribusi, dinamika dan determinan penyakit flu burung pada burung liar diselenggarakan melalui suatu tahapan ke-giatan yang terstruktur dengan memperhatikan kewenangan instansi terkait. Pelaksanaan strategi epidemiologi diatas dijabarkan dalam tahapan keg-iatan aksi yang merupakan suatu kesatuan tindakan yang tak terpisahkan den-gan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (instansi pemerintah, pergu-ruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat). Keberhasilan dari strategi epidemiologi sangat erat kaitannya dengan tin-dakan pelacakan dan pemantauan (surveillance and monitoring) sebagaimana telah diuraikan pada strategi 2.2. di atas.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia21

Page 35: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

2.4. PROSEDUR BERBAGI DATA (DATA SHARING), PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI, DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Koordinasi dilakukan dibawah suatu badan koordinasi nasional7, untuk memfasilitasi serta memobilisasi para pihak yang bertanggung jawab atas pros-es pengambilan keputusan8 dan pembagian data. Mekanisme dan fungsi yang diusulkan adalah sebagai berikut. a) Fungsi pembagian data sebaiknya dilakukan berkoordinasi dengan pro- ses pengambilan keputusan sebagai bagian fungsional badan koordina- si nasional; b) Untuk proses pengambilan keputusan ditetapkan strategi berikut: i. Proses pengambilan keputusan diberlakukan sebagai suatu proses fasilitasi; dengan demikian untuk tataran operasional diselenggarakan melalui suatu kolektivitas, serta personalianya diberi mandat untuk melaksanakan hal-hal terkait; ii. Dengan dibekali sumber-sumber daya yang memadai, maka dalam keadaan darurat (misalnya, burung liar terbukti menginfeksi manusia) tim ini dapat diberi mandat dan mengambil peran sebagai Tim Tang- gap Darurat; c) Untuk pembagian data, perlu ditunjuk tim yang terdiri atas perwakilan para pihak; d) Koordinasi dengan daerah perlu diperhatikan.

Dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaporan kasus di daerah, maka perlu dipertimbangkan: i. Penyaluran informasi kasus di daerah kepada pusat, dan penyebarlua- san informasi yang terangkum kepada daerah; ii. Pembuatan daftar pihak yang dapat dihubungi di daerah, setidaknya pada tingkat provinsi;

7Dalam pertemuan Avimore, Skotlandia, (Avian Influenza and Wildlife Workshop ‘Practical Lessons Learned’ Aviemore, Scotland, UK 26-28 June 2007), disampaikan pentingnya koordi-nasi lintas sektoral, dengan dukungan politis dari eselon tinggi pemerintahan. Koordinasi perlu setidaknya mencakup sektor-sektor Pertanian, Lingkungan, Kehutanan, dan Kesehatan, serta dibantu berbagai organisasi teknis. Dalam kaitannya dengan penanganan AI pada burung liar, maka fungsi koordinasi di tingkat nasional sebaiknya tetap berada pada suatu badan koordinasi nasional.8Salah satu alternatif untuk proses pengambilan keputusan adalah mendelegasikan tugas ini pada Satgas Dephut. Namun bila tugas ini diserahkan pada badan koordinasi nasional, maka pandangan lintas sektoral akan terwujud, sementara Satgas Dephut masih dapat memberikan masukan efektif karena telah terwakili dalam tim perumus.

Strategi dan Rencana Aksi 22

Page 36: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

iii. Pengembangan sistem peringatan dini berbasis masyarakat untuk bu- rung liar, seperti yang telah dikembangkan oleh FAO untuk unggas ternak; iv. Pembuatan mekanisme pemberitahuan melalui surat elektronik (atau mekanisme cepat lainnya) pada tingkat provinsi dan mungkin ditambah beberapa lembaga kabupaten yang berminat. untuk kepentingan koordi- nasi dan sinergi, baik pada tingkat nasional maupun daerah.

Seandainya burung liar diidentifikasi telah terinfeksi, maka perlu diper-timbangkan langkah yang secara pro-aktif akan di tempuh dengan memperhati-kan prinsip-prinsip terkait (Sub-bab 1.5.). Untuk proses pengambilan keputusan badan koordinasi nasional perlu melibatkan para pemangku kepentingan ter-kait, termasuk perwakilan media massa, dan proses ini diselenggarakan secara kolektif, serta terfasilitasi secara sistematik

Koordinasi dengan daerah perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini: a) Tim proses pengambilan keputusan perlu mengarahkan agar kegiatan berbagi data kepada daerah dapat dilakukan secara otomatis dan berkala, misalnya setiap satu atau dua bulan sekali; b) Di daerah, data dikirim melalui institusi terkait, misalnya berbagai labo- ratorium kesehatan hewan yang ditunjuk; c) Setidaknya pada tingkat provinsi (31 terinfeksi dari 33); tidak menutup kemungkinan pada tingkat kabupaten, bila yang bersangkutan menya- takan keinginan dan kesiapannya; d) Untuk setiap provinsi perlu ditunjuk perwakilan/ penanggung jawab yang memiliki akses email yang memadai.

Berkaitan dengan kegiatan berbagi data, untuk kejelasan pelaksanaan tugas perlu ditunjuk suatu institusi penanggung jawab. Diharapkan LIPI dapat mengkoordinasi pangkalan data dan pembagian data. Untuk keefektifan keg-iatan berbagi data, maka perlu dibuat mailing list, dan warta berkala. Mailing list diperlukan untuk: a) Kerja sama i. antar instansi di tingkat pusat (termasuk penyampaian data dari satu instansi teknis kepada instansi lainnya, misalnya dari Dephut ke Deptan); ii. instansi pusat ke daerah, serta iii. antar instansi di daerah b) Berbagi pengalaman, dan praktik terbaik; c) Menyalurkan informasi pengetahuan terbaru mengenai FB (sebulan sekali); d) Menampung informasi dari daerah, sebagai bagian dari sistem peri- ngatan dini;

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia23

Page 37: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

e) Mengembangkan pendekatan bersama (terstandarisasi) untuk memban gun pengamanan biologis bagi burung liar, unggas ternak, dan lingkung- an terkait: i. Menentukan jenis burung prioritas untuk dipantau, serta berbagai saran mengenai tipe surveilans, kriteria untuk surveilans, identifika- si lokasi prioritas untuk surveilans (termasuk pada skala rute migra- si), serta penen tuan kelimpahan relatif populasi burung air di ber- bagai daerah; ii. Membangun standarisasi penanganan burung liar (misalnya melalui Indonesian Bird Banding Scheme); iii. Mekanisme perjinan, mekanisme pelaksanaan, mekanisme pelapo ran, mekanisme penanganan sampel; f) Membangun strategi komunikasi; g) Membangun protokol informasi, termasuk pencegahan dan tanggapan.

Berkaitan dengan pelibatan dan penguatan media masa, agar terbangun visi dan misi yang sama antara para praktisi, perwakilan media perlu dilibatkan dalam struktur proses pengambilan keputusan semenjak tahap perencanaan. Seandainya burung liar terinfeksi H5N1, maka: a) perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemisahan antara ternak ung gas dan burung liar (terutama jenis perantara), dimana ternak unggas mungkin merupakan mata rantai yang lebih taktis untuk diputus dan ti- dak akan mengganggu ekosistem alami secara drastis; b) yang bertugas untuk menyampaikan situasi darurat tersebut (bila satwa liar terkena infeksi dan turut berperan sebagai penyebar efektif H5N1) adalah pihak Departemen Kehutanan berkoodinasi dengan Departemen Pertanian9; c) perlu diputuskan bagaimana menangani hubungan dengan media, dan menjaga agar media melaporkan dengan benar sehingga masyarakat paham penanganan terbaik untuk satwa dan terbaik untuk manusia.

Untuk memobilisasi proses-proses diatas perlu disiapkan penyempur-naan kebijakan sektoral (Sub-bab 2.6 dan 3.6) serta penganggaran10 yang me-madai (Sub-bab 2.7 dan 3.7)

9Termasuk merumuskan dan menyampaikan pernyataan resmi

10dengan memperhatikan berbagai acuan kebijakan termasuk: UU 17/ 2003 mengenai keuangan negara, PP 105, dan PP 108/ 2000 terkait peningkatan manajemen finansial pada sektor publik, serta PP 58/ 2005 mengenai pelaporan kinerja

Strategi dan Rencana Aksi 24

Page 38: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

2.5. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DAN PEMBERDAYAAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Untuk meningkatkan peranserta serta sampainya alur informasi menge-nai kegiatan pencegahan dan penanganan flu burung pada burung liar, maka diperlukan kegiatan pengembangan kemampuan/pemberdayaan pemangku ke-pentingan yang terencana, terpadu dan menyeluruh. Para pemangku kepentingan utama yang dituju dalam kegiatan tersebut adalah termasuk: a) Masyarakat umum yang hidup di sekitar burung liar; b) Pelaku penangkapan burung liar; c) Petugas pelaksana sistem surveilans burung liar; d) Pengambil keputusan dan kebijakan pada berbagai tingkat; e) Media (wartawan) sebagai penyebar informasi. Sementara itu, mengingat keterbatasan yang ada serta prioritas yang di-tuju, maka kegiatan pembangunan kemampuan tersebut selayaknya diprioritas-kan pada hal sebagai berikut: a) Kemampuan secara formal /peningkatan pendidikan formal; b) Kemampuan teknis dan pengetahuan praktis, terutama terkait dengan kegiatan surveilans; c) Kemampuan komunikasi; d) Kemampuan koordinasi dan penyaluran informasi; e) Teknik pelaporan; f) Perubahan perilaku, baik dalam hal sikap terhadap burung liar di alam maupun terhadap peran burung liar terkait dengan penyebaran flu burung.

2.6. PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN SEKTORAL

Dalam kaitannya dengan flu burung, kebijakan penanganan burung liar secara umum dapat diperkuat, baik untuk meningkatkan efisiensi maupun untuk memobilisasi dana secara efektif. Sementara itu, secara khusus, dalam opera-sional pelaksanaan surveilans pada burung liar dibutuhkan perangkat hukum yang dapat mengkoordinasikan serta mengintegrasikan program selanjutnya dari aksi surveilans terkait. Perangkat hukum tersebut dikembangkan dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait, dan setidaknya mencakup unsur-unsur berikut: a) yang terkait dengan penyelenggaraan tugas pokok organisasi di kemen terian/departemen dan lembaga non-departemen; b) yang menjadi landasan bagi badan koordinasi nasional,dan selanjutnya dapat dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia25

Page 39: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Dalam kaitannya dengan tatanan pemerintahan yang efektif, maka de-sentralisasi perlu diterapkan bagi pengelolaan burung liar di habitatnya (khu-susnya di luar kawasan konservasi dan berlaku bagi jenis yang tidak dilindungi). Pemerintah Daerah perlu diberi kewenangan dan tanggung jawab luas dalam membangun wilayahnya terutama terkait dengan habitat alami dari burung liar (di luar kawasan konservasi) serta pengembangan pemanfaatan burung liar. Na-mun demikian, penyerahan kewenangan tersebut juga harus disertai dengan pe-nyerahan tanggung jawab terhadap konservasi jenis-jenis burung liar secara in situ maupun ex situ. Pengendalian dan penanganan flu burung, dengan demiki-an, perlu dirancang memenuhi azas dan prinsip desentralisasi yang disertai den-gan program peningkatan kapasitas bagi daerah dalam pelaksanaan konservasi burung liar dan pengendalian flu burung. Lebih lanjut, dengan memperhatikan masa kerja badan koordinasi na-sional, serta memperhatikan bahwa pengendalian penyakit flu burung di Indo-nesia telah menjadi contoh kasus yang sangat penting (kesehatan, pertanian, kehutanan) dan telah terdokumentasi dengan baik, maka kegiatan surveilans flu burung di Indonesia perlu dilanjutkan sebagai upaya jangka panjang, dengan menyiapkan kebijakan yang sesuai pula. Untuk menjamin terselenggaranya penyempurnaan kebijakan sektor, maka payung hukum perlu segera dibuat untuk setidaknya dua prioritas: a) Melegalisir dokumen Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung pada Burung Liar di Indonesia. Berkenaan dengan hal terse- but, program dan kegiatan juga harus sejalan dengan Rencana Strategi Nasional Penanganan Flu Burung di Indonesia dan Renstra sektor ter- kait.b) Melegalisir penyelenggaraan surveilans pada burung liar termasuk ke- giatan berbagi data dan proses pembuatan keputusan dengan memper- hatikan fokus aksi (jenis sasaran, lokasi sasaran, lembaga sasaran, dan prioritas aksi), mekanisme aksi, pendanaan dan sumber dananya.

Perangkat hukum tersebut dapat dibuat dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menko Kesra dan Departemen/ Lembaga Non-Departe-men terkait atau Peraturan/ Instruksi Presiden terkait dengan pengendalian Flu Burung di Indonesia. Dalam rangka memberdayakan program surveilans dalam kerangka kerja yang desentralistis, maka diperlukan pembuatan dan penyebar luasan pedoman sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah disepakati. Selanjutnya, mekanisme hubungan kerja dan prioritas pekerjaan perlu dirumuskan, ditetapkan, dan di-laksanakan bagi badan koordinasi nasional (Komnas FBPI) dan Satgas Dephut pada khususnya. Prioritas yang perlu dikerjakan oleh badan koordinasi nasional tersebut adalah mempersiapkan materi untuk pertemuan, dan mengkoordinasi-

Strategi dan Rencana Aksi 26

Page 40: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

kan seluruh sektor untuk menyusun rencana aksi tingkat lapangan, yang akan didukung oleh Satgas Dephut. Pada akhirnya, untuk menjaga keberlanjutan upaya surveilans, maka ke-giatan surveilans perlu dimasukkan kedalam dokumen-dokumen perencanaan terkait baik di pusat maupun daerah . Dengan demikian perlu dipersiapkan pe-nyusunan perangkat hukum yang lebih tinggi, seperti Peraturan Pemerintah ten-tang Pengendalian Zoonosis Berpotensi Pandemi di Indonesia, yang salah satu isinya melanjutkan dan menguatkan peran pengendalian penyakit flu burung di Indonesia.

2.7. PENDANAAN

Lingkup rencana strategi pendanaan adalah untuk mewujudkan mobil-isasi sumberdaya keuangan baik dari APBN, APBD, swasta, maupun kerjasama internasional bagi pengelolaan burung liar dan habitatnya terkait pengendalian flu burung. Penggalangan dana perlu memperhatikan kapasitas perencanaan dan pengganggaran termasuk yang berbasis kinerja . Dalam rencana aksi untuk memobilisasi pendanaan, terdapat berbagai kemungkinan dan hal penting yang perlu diperhatikan:a) Berkaitan dengan potensi mobilisasi penganggaran dari dana pemerin- tah (APBN, APBD), maka pendanaan perlu dimasukkan dalam perenca- naan dan penganggaran resmi. Pengajuan proposal pun harus disiap- kan agar dapat diterima melalui proses legislatif. b) Berkaitan dengan potensi mobilisasi dana kerja sama internasional (bi- lateral ataupun multilateral), maka perlu diperhatikan bahwa dana pen- damping sering kali dibutuhkan, dan bahwa dokumen proyek terkait se- suai dengan PP 2/2006 perlu didaftarkan terlebih dahulu ke BAPPNAS agar dimasukkan ke dalam Blue Book (List of Technical Assistance), baik melalui mekanisme pendanaan on-lending, maupun on-granting;c) Berkaitan dengan pendanaan yang tersedia dari ratifikasi perjanjian in ternasional, maka terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan. Beberapa perjanjian telah diikuti oleh Indonesia diantaranya adalah Konvensi Keanekaragaman Hayati, Konvensi Internasional untuk Pe- ngelolaan Lahan Basah (Ramsar Convention), Konvensi Perdagangan Species Satwa dan Tumbuhan Liar yang Terancam Kepunahan (CITES) serta Kemitraan Jalur Terbang Asia Timur – Australasia (“Kemitraan Jalur Terbang”). Dalam berbagai kerjasama internasional tersebut terda- pat kewajiban negara peserta untuk secara aktif terlibat dalam kegiatan pengelolaan dan pelestarian satwa liar. Kerjasama “Kemitraan Jalur Terbang” dimana Indonesia merupakan salah satu negara perintis, se

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia27

Page 41: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

cara khusus menyebutkan adanya himbauan bagi negara-negara peser- ta untuk secara aktif mempromosikan kegiatan surveilans terkait dengan isu flu burungd) Berkaitan dengan potensi mobilisasi dana swasta, maka kecenderungan pihak swasta membangun corporate social responsibility dan corporate environmental responsibility akan membuka kesempatan pendanaan. Yang perlu dijaga adalah agar kesempatan pendanaan tersebut tidak menjadi ajang terjadinya green-washing.

Strategi dan Rencana Aksi 28

Page 42: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

BA

B II

IR

INC

IAN

STR

ATEG

I DA

N R

ENC

AN

A A

KSI

D

ari t

ujuh

stra

tegi

yan

g te

lah

disa

mpa

ikan

pad

a B

ab II

, sel

anju

tnya

dib

uat p

enja

bara

n re

ncan

a ak

si s

eper

ti te

rtera

pa

da m

atrik

s-m

atrik

s di

baw

ah in

i. P

ada

mas

ing-

mas

ing

mat

riks

dile

ngka

pi p

ula

deng

an in

stan

si p

enan

ggun

gjaw

ab, i

n-di

kato

r keb

erha

sila

n ke

giat

an, s

erta

targ

et w

aktu

yan

g di

perlu

kan

untu

k m

elak

sana

kan

kegi

atan

ters

ebut

. Unt

uk b

eber

apa

stra

tegi

dira

saka

n pe

rlu d

ibua

t sub

-stra

tegi

, gun

a m

emud

ahka

n pe

ngel

ompo

kan

aksi

.

STR

ATEG

I 1: P

emba

ngun

an d

an p

engu

atan

sis

tem

det

eksi

din

i

Aks

iPe

nang

gung

jaw

abIn

dika

tor

Targ

et

Wak

tuK

oord

inas

i ant

ar s

ekto

r Per

tem

uan

ke

- sep

akat

an K

omna

s, d

epar

tem

en

terk

ait d

an p

erw

akila

n m

asya

raka

t sip

il (te

rmas

uk L

SM

dan

med

ia)

Kom

nas

Terla

ksan

anya

dan

terb

entu

knya

mek

anis

me

koor

dina

si3

bula

n

Pem

bent

ukan

SO

P si

stem

det

eksi

din

iK

omna

s, D

epta

n,

Dep

hut,

Dep

kes

Terd

apat

SO

P si

stem

det

eksi

din

i3

bula

n

Sos

ialis

asi s

iste

m d

etek

si d

ini

Kom

nas,

Dep

tan,

D

ephu

t, D

epke

sD

iterim

anya

info

rmas

i men

gena

i alu

r dan

S

OP

dete

ksi d

ini k

ejad

ian

FB p

ada

buru

ng

liar o

leh

berb

agai

ele

men

mas

yara

kat t

er-

mas

uk P

EM

DA

3 bu

lan

Mem

bent

uk k

ader

ata

u ke

lom

pok

mas

yara

kat y

ang

pedu

li te

rhad

ap k

e-be

rada

an d

an k

eseh

atan

bur

ung

liar

LSM

, Dep

hut,

Dep

tan

Terd

apat

1 k

ader

di s

atu

desa

den

gan

1 st

rukt

ur b

erba

sis-

kom

unita

s 6

bula

n

Pen

guat

an fu

ngsi

Sat

gas

Dep

hut d

an

PD

RS

, DS

O (s

ehin

gga

tim-ti

m y

ang

su-

dah

terb

entu

k da

pat b

erfu

ngsi

opt

imal

)

Dep

hut,

Dep

tan,

D

epke

sA

da a

tau

tidak

nya

(pen

ingk

atan

) dat

a pe

lapo

ran

mas

yara

kat y

ang

dite

rima

oleh

S

atga

s, P

DR

S, D

SO

6 bu

lan

1.1.

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia29

Page 43: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Pem

bent

ukan

Pos

Kes

ehat

an B

u-ru

ng L

iar d

an T

im T

angg

ap C

epat

Kom

nas,

Dep

tan,

D

ephu

t, D

epke

sTe

rben

tukn

ya P

OS

KE

SB

UR

LI d

an T

TC p

ada

tingk

at k

abup

aten

6 bu

lan

Per

tem

uan

anta

ra s

elur

uh L

abo-

rato

rium

ruju

kan

unt

uk m

embi

- ca

raka

n pr

osed

ur s

tand

ar y

ang

sam

a da

lam

pem

erik

saan

bur

ung

liar (

term

asuk

den

gan

labo

rato

-riu

m B

KS

DA

/PP

S, l

abor

ator

ium

tin

gkat

pro

vins

i, la

bora

toriu

m d

i pu

sat p

enan

gkar

an a

tau

kebu

n bi

nata

ng)

Dep

tan,

Dep

hut,

Uni

vers

itas

SO

P pa

da s

etia

p ta

hap

pem

erik

saan

, SO

P

ruju

kan

yang

har

us d

ilaku

kan

oleh

labo

rato

-riu

m p

endu

kung

kep

ada

labo

rato

rium

ruju

kan

6 bu

lan

Pem

bent

ukan

dan

pen

ugas

an

tim a

hli p

ada

tingk

at n

asio

nal

untu

k m

embe

rikan

tang

gapa

n ke

la

pang

an te

rhad

ap h

asil

lapo

ran

kasu

s da

n m

embe

rikan

kaj

ian

terh

adap

has

il su

rvei

lans

bur

ung

liar y

ang

suda

h di

laku

kan

Kom

nas

Terb

entu

knya

Tim

Nas

iona

l Pen

angg

ulan

gan

Flu

Bur

ung

pada

Bur

ung

Liar

(TN

PFB

BL)

6 bu

lan

Pem

anta

uan

Kom

nas

Dite

riman

ya la

pora

n se

cara

ber

kala

di t

ingk

at

nasi

onal

ole

h K

omna

s da

n TN

PFB

BL

Set

iap

bula

n

Eva

luas

i dan

reko

men

dasi

Kom

nas

Ada

nya

hasi

l eva

luas

i dar

i has

il la

pora

n da

n tin

daka

n ta

ngga

pan

(sur

veila

ns) d

am a

dany

a re

kom

enda

si u

ntuk

renc

ana

surv

eila

ns

berik

utny

a.

Set

iap

3 bu

lan

Pem

bent

ukan

SO

P un

tuk

kond

isi h

asil

posi

tif d

an k

ondi

si

wab

ah

TNP

FBB

LA

dany

a S

OP

untu

k pe

nem

uan

kasu

s po

sitif

dan

kej

adia

n w

abah

5 bu

lan

1.6.

1.7.

1.8.

1.9.

1.10

.

1.11

.

Rincian strategi dan Rencana Aksi 30

Page 44: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STR

ATEG

I 2: P

enge

mba

ngan

dan

koo

rdin

asi r

iset

Aks

iPe

nang

gung

ja

wab

Indi

kato

rTa

rget

W

aktu

Sub

-Stra

tegi

2A

. Mem

pela

jari

pola

dis

tribu

si d

an m

igra

si (g

eosp

asia

l dan

tem

pora

l) pa

da je

nis

kunc

i S

tudi

pol

a m

igra

si b

urun

g lia

r di I

ndon

e-si

a te

rmas

uk k

ajia

n m

igra

si b

aik

yang

be

rjara

k de

kat m

aupu

n lin

tas-

benu

a se

cara

ber

kala

tiap

tahu

n da

lam

2 ti

pe

mus

im (m

igra

si d

atan

g da

n m

igra

si b

alik

)

LIP

I dan

LS

MS

tudi

pol

a m

igra

si d

ilaku

kan

seta

hun

2 ka

li di

be

bera

pa ta

ksa,

teru

tam

a bu

rung

air

dan

rap-

tor (

buru

ng p

eman

gsa)

2 ka

li se

tahu

n

Stu

di p

ola

dist

ribus

i bur

ung

liar l

okal

yan

g te

riden

tifika

si te

rken

a flu

bur

ung

di In

do-

nesi

a

LIP

I , D

epta

n da

n LS

MS

tudi

pol

a di

strib

usi b

urun

g lo

kal t

erid

enti-

fikas

i ter

utam

a ya

ng te

rindi

kasi

terk

ena

flu

buru

ng s

ecar

a in

situ

mau

pun

ex s

itu

2 ka

li se

tahu

n

Sub

-Stra

tegi

2B

. Mem

pela

jari

kean

ekar

agam

an s

train

viru

s flu

bur

ung

di je

nis-

jeni

s ku

nci t

erte

ntu

Kaj

ian

stra

in v

irus

AI h

asil

dari

isol

asi

buru

ng li

ar ta

rget

. Kaj

ian

mel

iput

i iso

lasi

D

NA

serta

kaj

ian

kara

kter

DN

A da

n m

eli-

batk

an s

tudi

per

band

inga

n de

ngan

tipe

D

NA

kont

rol

LIP

I, LS

M,

Dep

hut,

Dep

tan

Terd

apat

kar

akte

ristik

isol

at v

irus

yang

ber

-ha

sil d

iiden

tifika

si d

ari b

urun

g lia

r1

– 3

tahu

n

Kaj

ian

men

gena

i dis

tribu

si s

train

viru

s flu

bu

rung

di b

erba

gai t

empa

t di I

ndon

esia

da

ri bu

rung

liar

in s

itu d

an e

x si

tu

LIP

I, LS

M,

Dep

hut,

Dep

tan

Terd

apat

kar

akte

ristik

isol

at v

irus

yang

ber

-ha

sil d

iiden

tifika

si d

ari b

urun

g lia

r dan

dis

tri-

busi

nya

6 bu

lan

Stu

di e

kolo

gi b

urun

g lia

r yan

g be

rpot

ensi

t e

rinfe

ksi fl

u bu

rung

LIP

I, LS

M d

an

univ

ersi

tas

Terd

apat

stu

di e

kolo

gi je

nis

buru

ng li

ar y

ang

terin

feks

i flu

buru

ng.

4 bu

lan

Pen

gem

bang

an m

etod

e sp

asia

l dal

am

mem

etak

an d

istri

busi

dan

mig

rasi

ber

-ba

gai j

enis

bur

ung

liar y

ang

berp

oten

si

terin

feks

i flu

buru

ng.

LIP

I dan

LS

MTe

rdap

at p

eta

inte

gras

i dis

tribu

si d

an m

igra

si

burn

g lia

r yan

g te

rinfe

ksi fl

u bu

rung

2 bu

lan

2.1.

2.2.

2.3.

2.4.

2.5.

2.6.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia31

Page 45: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Sub

-Stra

tegi

2C

. Men

gkon

firm

asi d

an m

engi

dent

ifika

si je

nis

kunc

i bur

ung

liar y

ang

didu

ga b

erpo

tens

i mem

puny

ai p

eran

dal

am

peny

ebar

an v

irus

Mem

bang

un s

istim

dat

abas

e te

rpad

u (S

DT)

unt

uk

buru

ng li

ar d

an d

atab

ase

dipe

rbah

arui

sec

ara

berk

ala.

D

atab

ase

diba

ngun

dar

i has

il pe

lapo

ran,

kaj

ian

ilmia

h da

n in

form

asi t

ertu

lis m

aupu

n lis

an y

ang

tela

h di

verifi

-ka

si/ t

erse

leks

i

LIP

I D

atab

ase

terb

angu

n1

tahu

n

Mem

fasi

litas

i kaj

ian

atau

ana

lisa

seca

ra te

rpad

u m

enge

nai fl

u bu

rung

pad

a bu

rung

liar

ber

sam

a-sa

ma

de- n

gan

para

pem

angk

u ke

pent

inga

n

LIP

I , D

ephu

t, D

epta

n, D

epke

s da

n LS

M

Dis

kusi

kaj

ian

dan

anal

isis

4 bu

lan

dala

m

setia

p ta

hun

Pen

gem

bang

an k

ajia

n da

n pe

rtuka

ran

info

rmas

i ant

ar

nega

ra-n

egar

a te

rkai

t flu

buru

ngLI

PI

Per

tuka

ran

info

rmas

i ter

jadi

se

cara

ber

kela

njut

an

1 ka

li se

tahu

nS

ub-S

trate

gi 2

D.

Mel

aksa

naka

n su

rvei

lans

dan

mon

itorin

g flu

bur

ung

di b

urun

g lia

r mel

alui

pem

bent

ukan

jeja

ring

nasi

onal

M

elak

ukan

pem

etaa

n pe

man

gku-

kepe

ntin

gan

yang

te

rkai

t isu

flu

buru

ng d

i Ind

ones

ia d

an k

onte

ks ja

ringa

n re

gion

al

LIP

I, LS

M, D

ephu

t, D

epta

n, U

nive

rsita

spe

man

gku-

kepe

ntin

gan

kunc

i be

rhas

il di

peta

kan

1 ka

li se

tahu

n

Mem

bang

un je

jarin

g na

sion

al d

alam

kon

teks

mel

aku-

kan

surv

eila

ns (r

iset

) dan

mon

itorin

g flu

bur

ung

LIP

I, LS

M, D

ephu

t, D

epta

n, U

nive

rsita

s &

Org

anis

asi t

erka

it

Jeja

ring

terb

entu

k 1

bula

n

Mem

bang

un re

ncan

a ak

si b

ersa

ma

dala

m k

onte

ks

surv

eila

ns (r

iset

) dan

mon

itorin

g flu

bur

ung

LIP

I, LS

M, D

epta

n,

Dep

hut,

Uni

vers

itas

& o

rgan

isas

i ter

kait

Kon

sep

Ren

cana

aks

i ter

wu-

jud

1 bu

lan

Men

gem

bang

kan

koor

dina

si /

kola

bora

si te

knis

rise

t/m

onito

ring

dan

mek

amis

me

pela

pora

n da

n di

sem

inas

i in

form

asi

LIP

I, LS

M, D

epta

n,

Dep

hut,

Uni

vers

itas

& o

rgan

isas

i ter

kait

Koo

rdin

asi/k

olab

oras

i ter

wuj

ud

dala

m ri

set fl

u bu

rung

5 bu

lan

Pen

gem

bang

an m

ekan

ism

e pe

rtuka

ran

info

rmas

i ant

ar

pem

angk

u-ke

pent

inga

n je

jarin

gTN

PFB

BL

Min

imal

sat

u m

ailin

g lis

t ata

u si

stem

sm

s te

rwuj

ud1

tahu

n

2.7.

2.8.

2.9.

2.10

.

2.11

.

2.12

.

2.13

.

2.14

.

Rincian strategi dan Rencana Aksi 32

Page 46: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Sub

-Stra

tegi

2E

. M

empe

rbai

ki p

emah

aman

dan

men

yeba

rkan

info

rmas

i ilm

iah

men

gena

i per

an b

urun

g lia

r dal

am p

enye

bara

n flu

bur

ung

kepa

da k

elom

pok-

kelo

mpo

k sa

sara

n ya

ng b

erbe

da (p

emer

inta

h da

n ko

mun

itas

ilmia

h).

Pem

bela

jara

n be

rsam

a ba

gi p

ara

piha

k te

rkai

t ter

u-ta

ma

berk

enaa

n da

lam

keg

iata

n ris

et d

an m

onito

ring

AI

seta

hun

dua

kali

LSM

, Dep

hut &

D

epta

nP

embe

laja

ran

bers

ama

dila

kuka

n du

a ka

li se

tahu

n1

kali

seta

hun

Men

gem

bang

kan

seria

l dis

kusi

mel

alui

sem

inar

pa-

para

n se

tahu

n se

kali

untu

k m

elih

at p

erke

mba

ngan

ke

giat

an ri

set d

an m

onito

ring

flu b

urun

g

LSM

, Dep

hut &

D

epta

nM

inim

al 1

kal

i sem

inar

flu

buru

ng y

ang

diko

ordi

nasi

da

lam

jeja

ring

flu b

urun

g

1 ka

li se

tahu

n

2.15

.

2.16

.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia33

Page 47: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STR

ATEG

I 3: K

ajia

n ep

idem

iolo

gi

Aks

iPe

nang

gung

jaw

abIn

dika

tor

Targ

et

Wak

tuS

ub-S

trate

gi 3

A: P

enye

barlu

asan

info

rmas

i epi

dem

olog

i yan

g be

rhub

unga

n de

ngan

bur

ung

liar

Kaj

ian

epid

emol

ogi t

erha

dap

AI p

ada

bu-

rung

liar

di I

ndon

esia

LIP

I, LS

M d

an U

nive

r-si

tas

Ris

et d

an k

ajia

n te

lah

dila

kuka

n di

dua

lo

kasi

sus

pect

dan

dih

ubun

ghka

n de

ngan

bu

rung

liar

1 ta

hun

Kaj

ian

spas

ial p

enye

bara

n A

I, ru

ang

lingk

up

tang

gap

dini

AI s

pasi

alLI

PI,

Dep

hut,

Dep

tan,

D

epke

s, L

SM

dan

U

nive

rsita

s

Dih

asilk

an s

etid

akny

a sa

tu p

eta

seba

ran

AI

pada

bur

ung

liar d

i Ind

ones

ia1

tahu

n

Kaj

ian

kesm

as m

enge

nai A

I dan

bur

ung

liar

term

asuk

bur

ung

liar d

ikan

dang

kan

atau

di

tang

kark

an d

i Ind

ones

ia

LSM

dan

Uni

vers

itas

Ris

et d

an k

ajia

n pe

ntin

g se

tidak

nya

di 4

lo

kasi

pen

ting

dala

m p

enye

bara

n A

I6

bula

n

Kaj

ian

tinda

k (k

aji t

inda

k pa

rtisi

patif

) epi

-de

mol

ogi A

I unt

uk m

elih

at k

ondi

si p

erub

a-ha

n at

au k

emaj

uan

prot

eksi

dar

i mas

ya-

raka

t teh

adap

AI

LSM

dan

Uni

vers

itas

Dila

kuka

n se

tidak

nya

2 ka

li lo

kaka

rya

(loka

kary

a aw

al d

an lo

kaka

rya

akhi

r)1

bula

n

Sub

-Stra

tegi

3B

: Pen

yerta

an s

iste

m ta

ngga

p di

ni b

erhu

bung

an d

enga

n ep

idem

olog

iD

okum

en s

trate

gi ta

ngga

p di

ni A

I pad

a bu

rung

liar

LIP

I, LS

M, D

ephu

t, D

epta

n da

n un

iver

si-

tas

Sat

u do

kum

en ta

ngga

p di

ni A

I di p

rodu

ksi

6 bu

lan

SO

P ta

ngga

p di

ni A

ILI

PI,

LSM

, Dep

hut,

Dep

tan

dan

univ

ersi

-ta

s

SO

P ta

ngga

p di

ni A

I dip

rodu

ksi d

an d

isa-

hkan

6 bu

lan

Sub

-Stra

tegi

3C

: Pen

gelo

laan

Kes

ehat

an L

ingk

unga

n (K

eslin

g) u

ntuk

men

cega

h pe

nula

ran

AI

Pen

gem

bang

an lo

kaka

rya

parti

sipa

tif k

e-pa

da m

asya

raka

t men

gena

i pen

cega

han

AI

berk

aita

n de

ngan

kes

ling

LIP

I dan

LS

MLo

kaka

rya

ters

elen

ggar

a de

ngan

mel

i-ba

tkan

mas

yara

kat

2 ka

li se

ta-

hun

Pen

gelo

laan

dan

pen

ingk

atan

kes

adar

an

mas

yara

kat t

enta

ng A

I di l

okas

i-lok

asi

utam

a pe

nyeb

aran

AI p

ada

satw

a lia

r, te

r-

utam

a ya

ng b

erm

igra

si

LSM

dan

Uni

vers

itas

Impl

emen

tasi

pen

gelo

laan

ling

kung

an d

an

kead

aan

mas

yara

kat d

i 4 k

abup

aten

pen

t-in

g ba

gi p

enye

bara

n flu

AI

2 ta

hun

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

3.8.

Rincian strategi dan Rencana Aksi 34

Page 48: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STR

ATEG

I 4: P

rose

dur b

erba

gi d

ata

(dat

a sh

arin

g), P

enge

mba

ngan

sis

tem

info

rmas

i, da

n pr

oses

pen

gam

bila

n

k

eput

usan Aks

iPe

nang

gung

jaw

abIn

dika

tor

Targ

et

Wak

tu

Sub

-Stra

tegi

4A

: koo

rdin

asi d

enga

n da

erah

Rap

at k

oord

inas

i Nas

iona

lLI

PI

Terb

entu

knya

mek

anis

me

koor

dina

si

pusa

t sam

pai k

e da

erah

1 ta

hun

Rap

at k

oord

inas

i dal

am ra

ngka

pem

buat

an

pang

kala

n da

ta d

an p

emba

ngun

an d

ata

Kom

nas

FBP

I dan

LIP

ITe

rlaks

anan

ya ra

pat k

oord

inas

i dan

ter-

bent

ukny

a pu

sat p

angk

alan

dat

a6

bula

n

Adv

okas

i dan

sosi

alis

asi d

i dae

rah

Kom

nas

FBP

I dan

LIP

ITe

rlaks

anan

ya re

ncan

a ak

si1

tahu

nS

ub-S

trate

gi 4

B: M

embe

ntuk

jeja

ring

info

rmas

iP

embu

atan

mai

ling

list m

ulai

dar

i pus

at

sam

pai k

e da

erah

Kom

nas

FBP

I dan

LIP

ITe

rdap

at li

st d

ari s

etia

p in

stan

si y

ang

mel

akuk

an k

egia

tan

dari

pusa

t sam

pai

daer

ah

6 bu

lan

Pen

yeba

ran

info

rmas

i pen

geta

huan

terb

aru

men

gena

i FB

TNP

FBB

LTe

rben

tukn

ya s

iste

m in

form

asi

rutin

Men

ampu

ng in

form

asi d

ari d

aera

hTN

PFB

BL

Terd

apat

pan

gkal

an s

emua

dat

a da

n in

form

asi

rutin

Mem

buat

stra

tegi

kom

unik

asi

TNP

FBB

LTe

rdap

at s

trate

gi k

omun

ikas

i1

tahu

nS

ub-S

trate

gi 4

C: P

elib

atan

dan

pen

guat

an m

edia

mas

saS

osia

lisas

i kep

ada

mdi

a m

assa

dal

am

rang

ka p

enge

ndal

ian

fb p

ada

buru

ng li

arM

enko

Kes

ra, D

ephu

t, D

epta

n, D

epke

s,

Pem

da, L

SM

, Per

gu-

ruan

Tin

ggi

adan

ya m

edia

mas

sa y

ang

terli

bat d

alam

pe

ngen

dalia

n FB

pad

a bu

rung

liar

5 ta

hun

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia35

Page 49: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STR

ATEG

I 5: P

enge

mba

ngan

kem

ampu

an d

an p

embe

rday

aan

pem

angk

u ke

pent

inga

n

Aks

iPe

nang

gung

jaw

abIn

dika

tor

Targ

et

Wak

tu P

enin

gkat

an p

endi

dika

n fo

rmal

mel

alui

pr

ogra

m b

easi

swa

LIP

ITe

rben

tukn

ya m

ekan

ism

e ko

ordi

nasi

pu-

sat s

ampa

i ke

daer

ah1

tahu

n

Pen

ugas

an D

okte

r Hew

an p

ada

setia

p B

KS

DA

dan

setia

p ka

bupa

ten

pada

Dep

ar-

tem

en P

erta

nian

Kom

nas

FBP

I dan

LIP

ITe

rlaks

anan

ya ra

pat k

oord

inas

i dan

ter-

bent

ukny

a pu

sat p

angk

alan

dat

a6

bul

an

Pel

atih

an d

an p

enda

mpi

ngan

bag

i pel

ak-

sana

tekn

is la

pang

an s

urve

ilans

bur

ung

liar

Kom

nas

FBP

I dan

LIP

ITe

rlaks

anan

ya re

ncan

a ak

si1

tahu

n

Pel

atih

an b

agi p

etug

as la

brat

oriu

m y

ang

terli

bat d

alam

pro

sedu

r bak

i dan

waj

ib

dala

m p

enan

gana

n sa

mpe

l

Kom

nas

FBP

I dan

LIP

ITe

rdap

at li

st d

ari s

etia

p in

stan

si y

ang

mel

akuk

an k

egia

tan

dari

pusa

t sam

pai

daer

ah

6 bu

lan

Eva

luas

i, ve

rifika

si d

an s

ertifi

kasi

kap

asita

s la

bora

toriu

mTN

PFB

BL

Terb

entu

knya

sis

tem

info

rmas

iru

tin

Pen

ingk

ayan

kap

asita

s la

bora

toriu

m u

ntuk

pe

mer

iksa

an s

ampe

l pad

a bu

rung

liar

TNP

FBB

LTe

rdap

at p

angk

alan

sem

ua d

ata

dan

info

rmas

iru

tin

Pel

atih

an k

omun

ikas

i res

iko

bagi

pet

ugas

ya

ng te

rliba

t bai

k di

lapa

ngan

, lab

orat

oriu

m,

mau

pun

di ti

ngka

t pem

buat

kep

utus

an y

ang

akan

men

jadi

ting

kata

n te

rting

gi d

alam

m

enya

mpa

ikan

info

rmas

i sec

ara

resm

i

TNP

FBB

LTe

rdap

at s

trate

gi k

omun

ikas

i1

tahu

n

Koo

rdin

asi d

enga

n m

edia

mas

sa d

alam

pe

rluas

an in

form

asi m

enge

nai F

B p

ada

buru

ng li

ar

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

P

emda

, LS

M, P

ergu

-ru

an T

ingg

i

adan

ya m

edia

mas

sa y

ang

terli

bat d

alam

pe

ngen

dalia

n FB

pad

a bu

rung

liar

5 ta

hun

Rap

at k

oord

inas

i sec

ara

berk

ala

men

gena

i ke

giat

an s

urve

ilans

bur

ung

liar

Kom

nas

Ters

elen

ggar

akan

nya

rapa

t koo

rdin

asi

yang

terd

okum

enta

si d

an d

apat

die

valu

asi

Set

iap

4 bu

lan

5.1.

5.2.

5.3.

5.4.

5.5.

5.6.

5.7.

5.8.

5.9.

Rincian strategi dan Rencana Aksi 36

Page 50: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Rap

at k

oord

inas

i tek

nis

anta

r lab

orat

o-riu

m, a

ntar

pet

ugas

tekn

is la

pang

anM

asin

g-m

asin

g bi

dang

/in

stan

siH

asil

rapa

t dan

has

il ev

alua

siS

etia

p 3

bula

n

Kam

pany

e m

elal

ui m

edia

mas

sa (c

e-ta

k da

n el

ektro

nik)

men

gena

i sur

vei-

lans

bur

ung

liar

Kom

nas,

Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

LS

M,

med

ia m

assa

Terd

apat

cet

ak le

pas,

pos

ter,

ikla

n la

yana

n m

asya

raka

t, br

osur

, gam

bar

tem

pel,

dll

Sep

anja

ng ta

-hu

n (m

inm

al 3

bu

lan

seka

li)P

enyu

luha

n da

lam

men

ingk

atka

n pe

nget

ahua

n ko

nser

vasi

dan

ke

pedu

lian

terh

adap

bur

ung

liar

Kom

nas,

Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

LS

MTe

rdap

at p

rogr

am p

enda

mpi

ngan

m

asya

raka

t,ada

nya

peny

uylu

han

dan

berb

agai

dia

log

Sep

anja

ng

tahu

n, s

etia

p sa

at (m

inim

al 6

bu

lan

seka

li) M

enge

tahu

i per

seps

i dan

per

ubah

an

peril

aku

mas

yara

kat t

erha

dap

usah

a-us

aha

surv

eila

ns d

an k

onse

rvas

i bu

rung

liar

Kom

nas,

LS

M, L

em-

baga

Don

orM

embu

at s

urve

y in

form

asi d

asar

mel

a-lu

i lem

bar p

erta

nyaa

n, s

erta

eva

lu-

asi/p

enin

gkat

an p

erub

ahan

per

ilaku

(d

alam

taha

pan

wak

tu s

ebel

um d

an

sete

lah

dila

ksan

akan

sos

ialis

asi d

an

surv

ey te

rseb

ut

Sec

ara

berje

n-ja

ng s

etia

p 3

bula

n

5.10

.

5.11

.

5.12

.

5.13

.

* Asu

msi

ters

edia

sum

ber d

aya

man

usia

yan

g m

emad

ai

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia37

Page 51: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STR

ATEG

I 6: P

enye

mpu

rnaa

n ke

bija

kan

sekt

oral

Aks

iPe

nang

gung

jaw

abIn

dika

tor

Targ

et

Wak

tu

Sub

-Stra

tegi

6A

. Mel

egal

isir

doku

men

Ren

cana

Stra

tegi

s da

m R

enca

na A

ksi N

asio

nal P

enan

gana

n flu

Bur

ung

pada

Bur

ung

Liar

di

Indo

nesi

aR

apat

koo

rdin

asi p

enet

apan

inst

ansi

pem

-ra

kars

a S

KB

ata

u P

erpr

es

Kom

nas

Kes

epak

atan

inst

ansi

pem

raka

rsa

per-

angk

at h

ukum

3 bu

lan

Rap

at k

oord

inas

i den

gan

Biro

Huk

um

Dep

arte

men

/Non

-Dep

arte

men

ata

u S

ekre

-ta

riat N

egar

a

Inst

ansi

Pem

raka

rsa

Dra

ft S

KB

ata

u P

erpr

es d

an D

raft

PP

tent

ang

Pen

gend

alia

n Zo

onos

is B

erpo

-te

nsi P

ande

mi d

i Ind

ones

ia

1 ta

hun

Men

ingk

atka

n ko

mitm

en p

ada

piha

k un

tuk

men

yela

rask

an p

rogr

am d

an k

egia

tan

yang

se

jala

n de

ngan

Ren

cana

Stra

tegi

s N

asio

- na

l Pen

anga

nan

Flu

Bur

ung

dala

m R

enst

ra

sekt

or te

rkai

t mel

alui

pem

bent

ukan

foru

m

kons

ulta

si d

an k

omun

ikas

i.

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

LIP

I, P

emda

, LS

M, P

ergu

ruan

Ti

nngg

i

Ren

cana

pro

gram

terc

antu

m d

alam

re

ncan

a st

rate

gis

sekt

or

Te

rben

-tu

knya

mek

anis

me

hubu

ngan

ker

ja

anta

r sek

tor

Set

iap

bula

n

Sub

-Stra

tegi

6B

. Mel

egal

isir

peny

elen

ggar

aan

surv

eila

ns p

ada

buru

ng li

ar M

embu

at d

asar

huk

um u

ntuk

sem

ua

pedo

man

yan

g te

rkai

t den

gan

surv

eila

ns

pada

bur

ung

liar a

.l.: p

edom

an b

erba

gi

data

, ped

oman

foku

s ak

si (j

enis

sas

aran

, lo

kasi

sas

aran

, lem

aga

sasa

ran,

dan

prio

ri-ta

s ak

si),

pedo

man

mek

anis

me

pend

anaa

n

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

LIP

I, P

emda

, LS

M, P

ergu

ruan

Ti

nngg

i

Ters

edia

nya

pedo

man

-ped

oman

resm

i1

tahu

n

Sos

ialis

asi p

edom

anM

enko

Kes

ra, D

ephu

t, D

epta

n, D

epke

s, P

emda

, LS

M, P

ergu

ruan

Tin

nggi

Men

ingk

atny

a pe

nget

ahua

n da

n ke

s-da

ran

para

pih

ak te

rdap

at p

enge

ndal

-ia

n flu

bur

ung

pada

bur

ung

liar

Set

iap

tahu

n

6.1.

6.2.

6.3.

6.4.

6.5.

Rincian strategi dan Rencana Aksi 38

Page 52: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

STR

ATEG

I 7: P

enda

naan

Aks

iPe

nang

gung

jaw

abIn

dika

tor

Targ

et

Wak

tu

Sub

-Stra

tegi

7A

. Pen

dana

an d

imas

ukka

n da

lam

per

enca

naan

dan

pen

gang

gara

n re

smi p

emer

inta

hM

enge

mba

ngka

n re

ncan

a an

ggar

an b

aik

pada

ting

kat n

asio

nal m

aupu

n w

ilaya

h/da

erah

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

Pem

daTe

rsus

unny

a re

ncan

a an

ggar

an s

ekto

ral

mau

pun

terp

adu

Set

iap

tahu

n

Mem

asuk

kan

renc

ana

pend

anaa

n pa

da

angg

aran

resm

i pem

erin

tah,

mis

alny

a m

elal

ui A

PB

N, A

PB

D, a

tau

blue

boo

k B

AP

PE

NA

S

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

Pem

daR

enca

na a

ngga

ran

terc

antu

m d

alam

re

ncan

a an

ggar

an p

emba

yaan

neg

ara

Set

iap

tahu

n

Sub

-Stra

tegi

7B

. Mob

ilisa

si d

ana

kerja

sam

a in

tern

asio

nal d

an d

ana

pend

ampi

ngA

ktif

mel

akuk

an d

isem

inas

i dan

eks

pose

re

ncan

a ak

si k

epad

a m

asya

raka

t int

er-

nasi

onal

, ter

mas

uk k

emun

gkin

an u

ntuk

be

kerja

sam

a se

cara

sej

ajar

dan

sal

ing

men

gunt

ungk

an

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

LIP

I, P

emda

, LS

M, P

ergu

ruan

Ti

nngg

i

Terja

lin k

erja

sam

a de

ngan

pih

ak in

ter-

nasi

onal

unt

uk m

elak

sana

kan

butir

-but

ir re

ncan

a ak

si

Set

iap

tahu

n

Mem

asuk

kan

dana

pen

dam

ping

dal

am

angg

aran

resm

i pem

erin

tah

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

LIP

I, P

emda

Ren

cana

ang

gara

n pe

ndam

ping

ter-

cant

un d

alam

renc

ana

angg

aran

pem

-bi

ayaa

n ne

gara

Set

iap

tahu

n

Sub

-Stra

tegi

7C

. Mob

ilisa

si d

ana

swas

taD

isem

inas

i dan

eks

pose

renc

ana

aksi

ke

pada

pih

ak s

was

ta d

an m

endo

rong

ket

-er

libat

an p

ihak

sw

asta

unt

uk b

eker

jasa

ma

Men

ko K

esra

, Dep

hut,

Dep

tan,

Dep

kes,

Pem

da,

LSM

, Per

guru

an T

inng

gi

Terja

linny

a ke

rjasa

ma

deng

an p

ihak

in

tern

asio

nall

untu

k m

elak

sana

kan

butir

-bu

tir re

ncan

a ak

si

Set

iap

tahu

n

7.1.

7.2.

7.3.

7.4.

6.5.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia39

Page 53: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 54: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 55: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

BAB IVPENERAPAN STANDAR SURVEILANS BURUNG LIAR DAN JENIS

TERKAIT

Sebagai acuan untuk melaksanakan surveilans, maka digunakan dua re- ferensi yang bersifat saling melengkapi, yaitu: a) ”Panduan Burung Liar dan Flu Burung: Pengantar riset lapangan tera- pan dan teknik pengambilan contoh penyakit” oleh FAO dan Wetlands International (dengan dukungan dari Departemen Kehutanan, Depar- temen Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia); b) ’Pedoman Pemantauan Flu Burung pada Burung Air dan Unggas: diser tai bahan informasi kesehatan masyarakat’ oleh Yayasan Kutilang Indo nesia dan IdOU (Perhimpunan Ornitolog Indonesia). Untuk keperluan praktis, maka panduan bagi surveilans perlu ditentukan secara optimal. Keadaan ideal yang diharapkan adalah tersedianya dan digu-nakannya satu acuan bersifat terpadu dan menyeluruh serta praktis. Namun, karena panduan demikian tidak tersedia maka diperlukan beberapa panduan sekaligus. Agar optimal, maka sementara ini sebaiknya panduan dibatasi pada dua judul saja,dengan pertimbangan sebagai berikut: a) Panduan lapangan dari FAO dan Wetlands International bersifat ter padu dan menyeluruh terutama dari aspek teknik penangkapan, serta cakupan jenis yang dituju (karena tidak terbatas pada burung air bermi- grasi); b) Panduan YKI-IdOU ditulis berdasarkan pengalaman lapangan yang ses uai dengan kondisi dan fasilitas lapangan di Indonesia, dan lebih lanjut panduan ini telah diselia oleh para ahli termasuk Balitbangkes, Komisi Nasional Etika Penelitian Kesehatan, PHKA, dan IdOU. Untuk jangka menengah masih diperlukan suatu panduan yang men-cakup seluruh aspek surveilans flu burung yang dapat diterapkan di Indonesia. Dengan demikian, tindakan yang perlu dilakukan untuk mempromosikan standar surveilans yang baik adalah sebagai berikut: a) memproduksi, mencetak dan menyebarkan pedoman terkait; b) menyusun dan memproduksi pedoman yang lebih terpadu dan menyelu- ruh dengan memperhatikan panduan yang telah tersedia.

Penerapan Standar Surveilans Burung Liar dan Jenis Terkait 42

Page 56: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

BAB VPENUTUP

Burung liar mempunyai peran yang sangat vital pada ekosistem dan ling-kungan hidup manusia sehingga keberadaannya harus dilestarikan. Menanggapi penyebaran virus H5N1 ganas di Indonesia memerlukan aksi dari sejumlah insti-tusi untuk bekerjasama dan menelaah segala cara penyebaran virus tersebut di negara ini, termasuk tentang kemungkinan burung liar berfungsi sebagai vektor penyebar virus berbagai penyakit pada manusia dan hewan domestik. Kontro-versi mulai muncul tentang tindakan eradikasi pada burung liar karena tidak se-jalan dengan prinsip konservasi. Keterkaitan burung liar dengan penyebaran penyakit Avian Influenza atau flu burung perlu menjadi perhatian Indonesia karena merupakan salah satu ne-gara terpenting yang disinggahi burung migran, hal ini didukung oleh banyak studi yang menyebutkan burung-burung migran dapat berpotensi menjadi sum-ber penyebar virus H5N1 penyebab flu burung. Namun demikian masih diperlu-kan banyak data dan informasi untuk membuktikan bahwa terjadi penularan dari burung migran ke unggas lokal. Penanganan flu burung pada burung liar perlu penggalangan aksi ber-sama multisektoral bekerjasama menelaah dan merumuskan program bersama berkaitan dengan pengendalian penyebaran virus tersebut. Oleh karenanya pen-guatan kelembagaan perlu ditingkatkan, dan adanya badan koordinasi nasional seperti Komnas FBPI merupakan kebutuhan yang perlu dipertahankan. Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung pada Burung Liar di Indonesia ini disusun sebagai pedoman dalam mencegah dan menangani kasus flu burung pada burung liar yang ada di Indonesia serta bertujuan agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan dengan se-laras dan saling menunjang antar berbagai pemangku kepentingan. Dokumen ini yang merupakan living document akan menjadi pedoman bagi pemerintah dan pihak-pihak lain dalam menyelenggarakan monitoring dan surveilans flu burung ganas pada burung-burung liar, baik di tingkat daerah maupun nasional.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia43

Page 57: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

REFERENSI

BAPPENAS. 2005. Rencana Strategis Nasional Pengenadilian Flu Burung (Avian Influenza) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza 2006 – 2008. Chen H, Li Y, Li Z, Shi J, Shinya K, Deng G, et al. 2006. Properties and disse- mination of H5N1 viruses isolated during an influenza outbreak in mi gratory waterfowl in western China. J Virol 80 (12):5976-83.Ducatez MF, Olinger CM, Owoade AA, De Landtsheer S, Ammerlaan W, Nies- ters HG, et al. 2006. Avian flu: multiple introductions of H5N1 in Nigeria. Nature 442(7098):37 Lei FM, Qu YH,; Tang QQ, An SC.2003. Priorities for the conservation of avian biodiversity in China based on the distribution patterns of endemic bird genera. Biodiversity and Conservation 12(12):2487-2501Fouchier, RAM, Bestebroer TM, Herfst S,Van der Kemp L, Rimmelzwaan GF & Ostehaus ADME. 2000. Detection of Influenza A virus from different spe- cies by PCR amplification of conserved sequences in the Matrix gene. J. Clin.Microbiol. 38(11): 4096-4101.Kou Z, Lei FM, Yu J, Fan ZJ, Yin ZH, Jia CX, et al. 2005. New genotype of avian influenza H5N1 viruses isolated from tree sparrows in China. J Virol. 79(24):15460-6.Lee MS, Chang PC, Shien JH, Cheng MC, Shieh HP. 2001. Identification and subtyping of avian influenza viruses by reverse transcription PCR. J. Virol.Methods 97: 13-22.Normile D. 2006. Avian influenza. Evidence points to migratory birds in H5N1 spread. Science 311(5765):1225.Office International des Epizooties. 2005. Manual Standards for Diagnostic Tests & Vaccines. pp. 212-219.Sukmantoro W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, M. Muchtar & N. Kemp. 2007. Daftar Burung – Burung di Indonesia no. 2. Bogor: Indone- sian Ornithologists’ Union. Susanti R, Soejoedono RD, Mahardika IGNK, Wibawan IWT, Suhartono MT. 2007. Waterfowl Potential as Reservoirs of HPAI H5N1 viruses. JITV vol. 12 (2): 160-166WHO. 2006. Avian influenza (“ bird flu”) - Fact sheet. World Health Organiza- tion. February, 2006

Referensi 44

Page 58: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Istilah dan Definisi

• Antigen: adalah substansi asing yang dapat terikat pada suatu reseptor sel-sel darah putih yang bersifat spesifik, dan dapat menyebabkan reaksi kekebalan terutama berperan dalam pembentukan antibodi.

• ‘Bottleneck site’: adalah lokasi migrasi burung dimana terjadi penyempitan jalur sehingga burung terkonsentrasi dalam lajur yang sempit. ‘Bottle neck site’ umum ditemukan pada jalur migrasi burung pemangsa, dan disebabkan karena topografi maupun cuaca menyebabkan hanya jalur tersebut yang mudah dilalui oleh burung bermigrasi tersebut

• Burung air (waterbird): adalah jenis-jenis burung yang secara ekologis hidupnya tergantung pada lahan basah, baik dalam mencari makan, beris- tirahat maupun berlindung dan berbiak

• Burung bermigrasi (migrant): adalah populasi burung yang melakukan pergerakan terbang ulang alik pada arah tujuan tertentu, pada waktu ter- tentu setiap tahun, antara tempat berbiak dengan satu atau lebih lokasi tidak berbiak

• Burung liar (wild bird): adalah burung yang hidup di berbagai tempat yang masih memiliki sifat-sifat liar baik hidup bebas maupun dipelihara

• Burung pemangsa (Raptor): adalah jenis-jenis burung pemakan daging yang tergolong ke dalam ordo Falconiformes

• Corporate environmental responsibility: adalah tanggung jawab perusa- haan untuk memelihara lingkungan sekitar yang telah dipengaruhi oleh dampak kegiatan perusahaan tersebut

• Corporate social responsibility: adalah tanggung jawab perusahaan pada pembangunan sumber daya setempat. Tanggung jawab sosial ini dapat di laksanakan bukan saja dengan membantu pembangunan setempat dalam bidang ketenaga-kerjaan, namun bahkan perlu menjangkau pendidikan dan kesehatan serta kesetaraan jender. Dalam hal ini berlaku logika bahwa ke- sehatan lingkungan tidak dapat dipisahkan

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia45

Page 59: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

dengan penghidupan, pendidikan dan kesehatan serta kesetaraan jender bagi masyarakat setempat.

• Emerging disease or re-emerging disease: adalah infeksi baru yang ter- jadi dari evolusi atau perubahan dari agen penyakit bersifat pathogen yang sudah ada sebelumnya, yang kemudian menyebar ke daerah geografik atau populasi baru; atau agen bersifat patogenik tersebut atau penyakit tersebut tidak terdeteksi atau tidak dikenali pada waktu sebelumnya, yang kemudian muncul sebagai penyakit yang memberikan implikasi (dampak) berarti bagi kesehatan hewan atau kesehatan masyarakat

• Ex-situ: adalah di luar habitat aslinya

• Flu burung (Avian influenza): adalah penyakit hewan menular pada ung- gas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviri dae

• Green-washing: adalah upaya yang bertujuan membersihkan citra suatu perusahaan yang dalam kegiatan komersialnya telah merusak lingkungan

• Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI): adalah Flu Burung dengan pa- togenisitas tinggi (ganas)

• In-situ: adalah pada/di habitat aslinya

• Jenis/ spesies endemik: adalah jenis yang hanya terdapat di suatu lokasi atau kisaran geografi tertentu dan tidak terdapat di tempat lain manapun di dunia

• Jenis perantara (=‘bridge species’): adalah (jenis) satwa liar yang berper- an sebagai perantara ekologi yang menularkan virus influenza dari satwa liar ke hewan domestik, atau sebaliknya

Pada umumnya jenis perantara hidup sebagai penetap di sekitar pemukiman manusia atau lahan pertaniannya. Penularan berpotensi terjadi melalui kon-tak langsung (satwa dengan unggas) atau melalui air dan tanah yang digu-nakan bersama. Untuk jenis burung, yang sering di duga sebagai jenis per-antara antara lain: bebek dan angsa liar (Anatidae), pergam (Columbidae), jalak (Sturnidae), gereja (Passeridae), layang-layang (Hirundinidae).

Menurut EFSA (2006) bukti mengenai peran jenis perantara baru merupakan

Lampiran 46

Page 60: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

bukti tidak langsung, misalnya ketika dalam beberapa kejadian wabah HPAI H5N1 pada unggas ternyata satwa liar di sekelilingnya turut ada yang mati (Sumber: EFSA. 2006. European Food Safety Authority- EFSA-Q-2005-243 Scientific Statement on Migratory birds and their possible role in the spread of highly pathogenic avian influenza: Adopted by written procedure on the 4th of April 2006. EFSA-Q-2005-243)

• Jenis/ spesies reservoir: adalah jenis (burung/unggas) dimana virus telah melakukan adaptasi secara efektif, dan khususnya pada jenis yang berpe- ran menjadi reservoir alami, maka mutasi gen pada virus tidak terjadi lebih lanjut

• Lead Agency: adalah lembaga yang bertanggungjawab melaksanakan tu- gas dan/atau fungsi tertentu

• Living document: adalah dokumen acuan yang dapat diperbaiki dan atau diperbaharui dari waktu ke waktu

• Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI): adalah Flu Burung dengan pa- togenisitas rendah

• Management authority: adalah lembaga yang berwenang dan bertang- gungjawab melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelolaan

• Monitoring: adalah kegiatan surveilans yang dilakukan hanya pada waktu tertentu, dan tidak diikuti dengan tindakan pengendalian lebih lanjut

• On-granting: adalah mekanisme penerusan hibah kepada pihak penerima (Pemerintah Daerah atau Badan Usaha Milik Negara) yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku

• On-lending: adalah mekanisme penerusan pinjaman terhadap pihak peneri- ma (Pemerintah Daerah atau Badan Usaha Milik Negara) yang dilaksana- kan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai dengan keten- tuan yang berlaku

• Paserin (Passerine): adalah jenis-jenis burung petengger yang tergolong ke dalam bangsa atau ordo Passeriformes

• Reservoir: lihat ’jenis/spesies reservoir’

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia47

Page 61: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

• Sequencing: adalah proses pengurutan secara seri suatu materi tertentu

• Strain: adalah sekelompok individu dari suatu jenis (atau anak jenis) yang memiliki sifat khas dan/atau ciri fisiologis yang sama

• Surveilans: adalah suatu sistem yang terus menerus dilakukan dalam pe- ngumpulan, analisa dan interpretasi data tentang frekwensi dan distribusi penyakit dalam suatu populasi dengan tujuan untuk mengambil langkah- langkah pengendalian atau tindakan investigatif lebih lanjut. Data surveilens digunakan baik untuk menentukan kebutuhan akan langkah-langkah menen tukan program pengendalian dan untuk mengkaji efektifitas program peng- endalian. Surveilans dapat dilakukan secara aktif atau pasif, sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Surveilans aktif diterapkan dalam sistem dimana kegiatan dilakukan dengan mengunjungi lokasi yang sesuai untuk mengiden- tifikasi kasus-kasus penyakit baru atau kasus-kasus kematian akibat penyakit tertentu, atau mendapakan data-data yang diperlukan. Surveilans aktif dapat diartikan sebagai pencarian kasus secara aktif. Surveilans pasif diterapkan dalam sistem di mana pengumpulan dan pengunaan data tertentu didasar- kan pada pelaporan.

• Taksa: adalah kelompok organisme berdasarkan bentuk, ukuran, dan sifat genetiknya. Pengelompokkan ini dilakukan untuk mencapai sistem klasifi- kasi yang menggambarkan hubungan evolusi dari mahluk hidup. Dengan demikian, maka dilakukan secara bertingkat (misalnya marga, jenis, anak jenis dan seterusnya)

• Travel-warning: adalah larangan yang dikeluarkan suatu negara bagi war- ganya untuk melakukan perjalanan di suatu negara lain

Lampiran 48

Page 62: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Daftar jenis burung di mana virus flu burung patogenik tinggi H5N1 ditemu-kan pada populasi burung liar dan/atau burung tangkapan* (per September 2007**)

Takson Kelompok jenis Habitat

Jumlah jenis dimana H5N1 ditemukan

Total Liar Tangka-pan

AnseriformesAnatidae

CharadriiformesLaridaeScolopacidae

GruiformesRaliidae

PelecaniformesPhalacrocoracidae

PodicipediformesPodicipedidae

FalconiformesAccipitridaeFalconidae

PasseriformesCorvidaeLain-lain

GalliformesPhasianidae

ColumbiformesColumbidae

Bebek, Mentok, Angsa

CamarBurung pantai

Tikusan, Mandar

Pecuk padi

Titihan

Elang, RajawaliAlap-alap

GagakBurung penyanyi

Sempidan, Puyuh bukit

Pergam, Walik

Lahan basah, pesisir

Pesisir, Lahan basahLahan basah

Lahan basah

Pesisir, Lahan basah

Pesisir, Lahan basah

UmumUmum

UmumUmum

Umum

Umum

30

31

4

2

2

72

312

4

2

11

31

4

2

2

51

38

2

2

19

20

0

0

0

22

04

2

0

* Burung tangkapan termasuk yang disimpan di Kebun binatang. Beberapa jenis ter masuk liar maupun tangkapan.** Sumber data: USGS NHWC website

LAMPIRAN 2

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia49

Page 63: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Jenis Burung Sasaran Program Surveilans

Secara umum, berdasarkan pola dan habitat mencari makannya jenis-jenis bu-rung sasaran program surveilans dapat dikelompokan menjadi: a) Jenis-jenis burung lahan basah b) Jenis-jenis burung pemangsa c) Jenis-jenis “perantara”

Sementara itu, berdasarkan status kehadiran dan perkembangbiakannya di In-donesia, surveilans dapat ditujukan pada sasaran berikut: a) Jenis-jenis burung bermigrasi b) Jenis-jenis burung yang berkembang biak secara berkoloni

a. Jenis-jenis burung lahan basah

FAO & Wetlands International (2008) mengklasifikasikan jenis-jenis burung la-han basah beserta karakteristiknya ke dalam kelompok berikut:

i) Unggas Air (Anseriformes)Kelompok burung ini beranggotakan jenis-jenis Itik, Mentok dan Angsa yang umumnya berukuran sedang hingga besar. Sebagian dari kelompok ini sangat dekat dengan kebudayaan manusia karena telah dipelihara se-lama beribu tahun yang lalu.

Di seluruh dunia, kelompok ini jumlahnya sekitar 150 jenis, sementara di Indonesia jumlahnya hanya sekitar 19 jenis saja. Sebagian diantara mereka tersebar dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia, sementara yang lainnya penyebarannya hanya terbatas di Indonesia Timur (misalnya Anseranas semipalmata, Dendrocygna eytoni, Cygnus atratus dan Anas waigiuensis di Papua; Anas fuligula di Sulawesi) atau di Indonesia Barat saja (misalnya Cairina scutulata di Sumatra dan Jawa). Jenis Mentok rimba Cairina scutulata telah dikategorikan sebagai salah satu jenis yang pal-ing terancam punah secara global dan populasinya diperkirakan tidak leb-ih dari 200 ekor dengan sebaran populasi utama di wilayah pantai timur Sumatra. Jenis lain, seperti Itik kapas Nettapus coromandelianus masih ditemukan di beberapa lokasi di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi, tetapi keseluruhan populasinya dikategorikan sebagai cukup mengkhawat-irkan karena semakin menyusutnya habitat lahan basah mereka.

Di alam liar, mereka umumnya ditemukan secara berkelompok, baik ketika sedang mencari makan maupun terbang dan beristirahat. Meskipun demi-kian, pada saat berbiak, sebagian besar dari mereka justru melakukan-nya secara terpisah. Beberapa melakukannya di wilayah perairan dengan

LAMPIRAN 3

Lampiran 50

Page 64: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

memanfaatkan vegetasi di sekitarnya, sementara beberapa jenis lainnya memanfaatkan lubang di pohon besar sebagai tempat yang aman untuk bersarang. Anak-anak mereka umumnya bersifat precocial (artinya segera setelah menetas mampu mengikuti induknya dan dapat mencari makan sendiri)Terkait dengan flu burung, kelompok ini patut memperoleh perhatian tert-inggi karena dari daftar jenis dan jumlah burung yang liar yang mati karena virus H5N1, kelompok unggas air tercatat memiliki pathotype virus H5N1 ganas maupun jinak yang paling umum ditemukan kembali. Dalam seja-rah penyebarannyapun, jenis ini diketahui sebagai kelompok yang paling umum tertular pada saat kejadian serangan H5N1 diketahui di lahan basah Cina pada tahun 2005/2006.

Meskipun demikian, penelitian yang lebih mendalam sangat perlu dilaku-kan mengenai peran kelompok ini dalam penyebaran virus H5N1 di Indone-sia. Hal ini terutama disebabkan adanya ketidakcocokan antara jenis-jenis yang telah tertular secara global dengan jenis-jenis yang hidup di habitat lahan basah Indonesia. Penelitian selayaknya ditujukan untuk memperoleh informasi lebih mendalam mengenai pola sebaran, pergerakan, ekologi makan serta interaksinya dengan unggas domestik. Perlu pula diketahui daerah-daerah penting yang mendukung kehidupan kelompok tersebut dalam jumlah yang banyak.

ii) Burung Pantai (Charadriiformes)Sesuai dengan namanya, kelompok burung pantai sangat bergantung ke-pada ekosistem pantai, terutama pada saat mencari makan dan beristi-rahat. Meskipun banyak diantara mereka yang berbiak maupun mencari makan jauh dari wilayah pantai, tetapi mereka masih tetap bergantung kepada wilayah pantai sebagai kawasan perantara dalam melakukan mi-grasi. Kelompok ini sebagian besar memang dikenal sebagai jenis-jenis yang bermigrasi, dimana pada musim hangat secara umum mereka ber-biak di belahan bumi utara dan kemudian melakukan migrasi ke belahan bumi selatan pada saat musim dingin. Indonesia telah diketahui merupa-kan wilayah yang sangat penting sebagai tempat mereka singgah untuk mencari makan dan menambah enerji untuk perjalanan berikutnya.

Secara taksonomis, sebagian besar burung pantai merupakan bagian dari keluarga Charadriidae dan Scolopacidae. Sebagian lainnya merupakan anggota dari keluarga yang jumlah jenisnya lebih sedikit, seperti Jacanidae, Rostratulidae, Haematopodidae, Recurvirostridae, Burhinidae, Glareolidae dan Phalaropidae. Dengan penekanan pada kegiatan migrasi mereka, be-berapa jenis lain yang juga hidup di habitat pantai (seperti Kuntul dan Ban-gau) tidak dimasukkan ke dalam kelompok ini.

Sejauh ini, diseluruh dunia telah teridentifikasi paling tidak sebanyak 214 jenis burung pantai, dimana sekitar 65 jenis diantaranya telah terctat di

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia51

Page 65: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Indonesia. Sebagian besar melakukan migrasi, sementara beberapa jenis tercatat berbiak di Indonesia, seperti Cerek Jawa Charadrius javanicus.

Menurut FAO & Wetlands International (2008) meskipun frekuensi keselu-ruhan virus jinak pada burung pantai termasuk tinggi, virus ganas H5N1 sejauh ini hanya ditemukan pada satu jenis, yaitu burung Trinil Hijau Tringa ochropus pada keluarga Scolopacidae. Demikian pula, burung pantai nam-paknya tidak menularkan atau menyebarkan H5N1. Meskipun burung-bu-rung pantai menempati wilayah luas dan waktu yang sama dengan unggas air pada rute migrasi Asia, namun burung-burung tersebut tidak membawa virus ke Australia dimana mereka menghabiskan musim panas di selatan dalam jumlah besar (dan ke tempat dimana berbagai jenis Anatidae yang berkembang biak di belahan bumi utara biasanya tidak bermigrasi).

Sejauh ini informasi dasar telah diperoleh mengenai penyebaran jenis-jenis burung dari kelompok ini di Indonesia. Meskipun demikian, informasi yang lebih tersebar dan terinci masih sangat diperlukan. Selain itu, data mengenai peranan kelompok jenis ini dalam penyebaran virus H5N1 san-gat diperlukan melalui peningkatan jumlah surveilans di lokasi yang lebih tersebar.

iii) Burung Camar dan Dara Laut (Charadriiformes)Kelompok burung Camar dan Dara Laut umum ditemukan terutama di pe-rairan pesisir dimana para nelayan sedang mencari ikan. Kelompok ini se-cara alami mencari makan berupa ikan yang hidup di perairan dangkal. Meskipun demikian, kerap kali juga teramati bahwa kelompok ini mencari makan berdekatan dengan lingkungan manusia, seperti pada tumpukan sampah, wilayah peternakan unggas dan pertanian serta memakan bang-kai. Pola makan seperti ini yang kemudian menjadikan mereka potensial untuk tertular virus flu burung dan dapat dijadikan sebagai sasaran pro-gram surveilans.

Virus flu burung jinak secara musiman umum terdapat pada ordo ini, ter-masuk burung Camar dan Dara Laut, dan virus H5N1 telah terisolasi di tiga jenis burung Camar, termasuk dua diantaranya yang terkena selama merebaknya wabah di Cina pada tahun 2005. Jenis burung Dara Laut lain yang sekerabat (Sternidae) mungkin juga bisa menjadi sasaran surveilans kasus penyakit, karena Dara Laut biasa merupakan jenis yang pertama kali diketahui mengalami kematian tinggi akibat penularan ganas pada tahun 1961. Akan tetapi, kebanyakan Dara Laut mempunyai pola makan khusus yang mungkin bisa menurunkan risiko terkena virus H5N1 karena mereka secara eksklusif hanya memakan ikan-ikan kecil dibawah permukaan air dengan penyelaman dangkal (FAO & Wetlands International, 2008)

iv) Kuntul, Cangak dan Bangau (Ciconiiformes)Sebagian besar anggota kelompok ini umum ditemukan pada habitat yang

Lampiran 52

Page 66: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

berdekatan dengan lingkungan manusia, seperti sawah, tambak padang rumput, meskipun beberapa diantaranya (khususnya kelompok Bangau) mencari makan di lokasi yang jauh dari pemukiman. Mereka mencari makan berupa organisme yang umum terdapat di lahan basah, baik ikan, reptilia, amfibia maupun serangga. Beberapa jenis, terutama pemakan ikan, ser-ing dianggap sebagai hama budidaya perikanan, sementara yang lainnya, terutama pemakan serangga, dianggap banyak membantu petani karena memangsa hama pertanian. Dalam mencari makan, beberapa diantaran-ya; misalnya Kuntul Egretta spp, Roko-roko Plegadis falcinellus, Bangau kepala besi Threskiornis melanocephalus berbagi tempat dengan hewan peliharaan, misalnya dengan Bebek di persawahan yang sedang diolah.Kelompok ini pada umumnya berbiak secara bersama-sama beberapa jenis dalam kelompokan yang jumlahnya cukup besar (hingga mencapai puluhan ribu). Sarang umumnya ditempatkan pada ranting dan cabang po-hon dengan stratifikasi dan pola peruangan yang terstruktur dan cenderung memiliki komposisi dan hirarki tertentu.

Walaupun kelompok ini secara umum tidak diketahui sebagai inang yang umum bagi flu burung, namun virus H5N1 telah ditemukan setidaknya pada empat jenis Cangak atau Kuntul dan dua jenis Bangau (FAO & Wetlands International 2008). Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Universitas Al Azhar Indonesia, IPB dan Wetlands International juga menunjukkan adanya kepentingan untuk memasukkan kelompok ini dalam program sur-veilans flu burung di Indonesia, khususnya untuk kelompok burung yang berbiak secara berkoloni.

v) Titihan (Podicipedidae)Kelompok berukuran kecil ini lebih sering ditemukan menghabiskan wak-tunya di perairan yang ditumbuhi oleh rerumputan dan tumbuhan air lain-nya. Telur mereka ditempatkan pada sarang terapung di perairan, dimana mereka juga mencari makanan berupa ikan dan invertebrata air di lingkun-gan yang sama.

Kelompok ini tidak biasa dikenal sebagai tempat yang umum bagi virus-virus flu burung, walaupun virus H5N1 telah ditemukan paling kurang pada dua jenis, Titihan Kecil Tachybaptus ruficollis dan Titihan Jambul Podiceps cristatus (FAO & Wetlands International).

vi) Mandar dan Tikusan (Gruiformes)Kelompok ini agak kurang dikenal terutama karena ukuran yang kecil dan sifatnya yang sangat pemalu. Waktu mencari makan, mereka lebih suka menyendiri berjalan mengendap-endap dan kemudian melarikan diri begitu ada gangguan yang dianggap bahaya. Jenis-jenis dari kelompok ini lebih sering didengar suaranya daripada terlihat.

Keluarga burung ini dibagi dua “kelompok alami”, yaitu kelompok Mandar

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia53

Page 67: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Air dan kelompok Tikusan yang lebih banyak tinggal di rawa-rawa. Jenis seperti Mandar Hitam (Fulica atra) yang dikenal luas dan Mandar Batu (Gallinula chloropus) nampaknya lebih rentan terhadap virus H5N1, walau-pun setidaknya satu jenis Tikusan (FAO & Wetlands International 2008) dan Mandarpadi sintar (Gallirallus striatus) (LIPI data tidak dipublikasikan) juga telah tertular.

vii) Pecuk Padi (Pelecaniformes)Jenis-jenis Pecuk Padi lebih sering ditemukan bertengger pada tiang-tiang pinggir laut atau menyelam di perairan pantai, meskipun adapula yang ber-biak dan mencari makan di wilayah yang lebih ke pedalaman. Di Indone-sia, mereka pada umumnya berbiak secara berkoloni pada ranting pohon di wilayah pesisir. Salah satu karakteristik yang dimiliki oleh kelompok ini adalah sifat bulunya yang tidak tahan air, sehingga sering terlihat berteng-ger pada tiang-tiang sambil merentangkan sayapnya untuk dijemur.

Pecuk Padi diduga kadang-kadang menjadi ‘tempat’ virus-virus flu burung, dan sub-tipe virus H5N1 telah diisolasi paling kurang pada dua jenis, ter-masuk Pecuk-padi besar (Phalacrocorax carbo) yang tersebar luas dan dapat ditemukan di wilayah pantai dan daerah pedalaman di kebanyakan wilayah Erasia, Afrika dan Australia. Yang menarik adalah bahwa Pecuk Padi sering tertular virus Newcastle Disease (Paramyxoviridae), yang menyebabkan adanya penyakit unggas yang tersebar luas, sekalipun in-teraksi antara kelompok-kelompok ini hanya sedikit atau tidak diketahui sama sekali.

b) Burung Pemangsa (Falconiformes)

Menurut FAO & Wetlands International (2008) banyak jenis burung pemangsa te-lah tertular virus H5N1 yang mematikan. Walaupun secara umum tidak dianggap sebagai burung-burung “lahan basah”, peran mereka sebagai pemangsa dan pemakan bangkai jenis burung lainnya membuat mereka rentan terhadap virus-virus flu burung melalui konsumsi dan keterpaparan. Burung pemangsa diyakini melakukan kontak dengan penyakit tersebut melalui kontak langsung dengan jaringan-jaringan yang tertular pada saat mereka memakan bangkai unggas dan burung- burung liar yang mati akibat H5N1, atau memangsa burung-burung ter-tular yang menjadi lemah akibat virus tersebut. c) Jenis-jenis “Perantara” (Bridging Species)

Kepentingan surveilans pada kelompok “perantara” terutama terletak pada kebi-asaan mereka untuk mencari makan di lokasi sekitar peternakan unggas terbuka dan kemudian bergerak ke lokasi lain dimana manusia juga berkatifitas atau tem-pat dimana burung liar juga mencari makan. Dengan demikian terdapat potensi besar untuk terjadinya (saling) penularan.

Lampiran 54

Page 68: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

d) Burung-burung Migran dan Penularan Virus H5N1 (sumber: FAO & Wetlands International, 2008)

Migrasi antara daerah berbiak dan tidak berbiak adalah sebuah fenomena yang telah terdokumentasi dengan baik. Migrasi memungkinkan jenis migran mengek-sploitasi pasokan makanan yang berlimpah pada musim tertentu di habitat yang sangat produkif selama musim berbiak, tetapi kurang produktif, beku atau tan-dus selama musim tertentu dalam setahun. Jangkauan migrasi sangat berbeda, tergantung masing-masing jenis. Sebenarnya segmen-segmen populasi tertentu dapat tinggal dalam suatu daerah yang dianggap ramah sepanjang tahun se-bagai “penduduk penetap” jika kondisi memungkinkan.

Beberapa jenis, seperti burung pantai, melakukan migrasi tahunan lintas-kat-ulistiwa yang sangat jauh. Mereka berkembang biak selama musim panas di utara kemudian terbang ke lintang tengah atau selatan yang lebih ramah sejauh Amerika Selatan, ke bagian selatan, dan Afrika Selatan serta Australasia pada saat musim dingin menerjang belahan bumi utara.

Rute-rute migrasi burung dikelompokkan menjadi “jalur terbang” untuk memban-tu usaha pengelolaan dan konservasi internasional. Sebuah jalur terbang da-pat didefinisikan sebagai “keseluruhan jarak jenis burung yang bermigrasi (atau kelompok-kelompok atau jenis-jenis terkait atau populasi-populasi yang nyata dari satu jenis tunggal) yang dengannya ia berpindah setiap tahun dari tempat berbiak ke lokasi tidak berbiak, termasuk tempat-tempat beristirahat dan mencari makan sementara serta daerah yang menjadi tujuan migrasi burung tersebut” (lihat Boere dan Stroud 2006 untuk penjelasan lanjutan).

Kelompok-kelompok lain seperti Itik yang berkembang biak pada garis-garis lin-tang yang lebih tinggi mungkin hanya dapat bermigrasi paling jauh ke katulistiwa di selatan. Sebagai contoh, Itik Utara (Anas acuta) - Itik yang umum, tersebar luas dan berkembang biak di wilayah utara Eropa dan Asia, melintasi keban-yakan wilayah Kanada, Alaska dan Amerika bagian barat-tengah - bermigrasi dari selatan menuju timur, selatan dan tenggara Asia, Afrika barat dan timur serta dari Amerika Utara kearah selatan menuju bagian utara Amerika Selatan.

Beberapa jenis mungkin menggunakan jalur terbang yang berbeda untuk pener-bangan ke arah selatan (musim gugur di bagian utara) dan migrasi ke arah utara (musim semi di utara), dan populasi yang berbeda dari jenis yang sama mungkin menggunakan jalur-jalur terbang yang berbeda untuk mencapai daerah-daerah tidak berbiak yang terpisah.

Berbagai karakteristik migrasi burung air dan kelompok lainnya di belahan bumi utara tidak selalu berlaku bagi jenis yang ada di belahan bumi bagian selatan. Burung air Afrika Selatan dan Australia cenderung bersifat nomaden (berpin-dah-pindah) di mana perpindahan mereka ditentukan oleh ketersediaan pasokan makanan dan turunnya hujan, dan bukan bersifat migrasi. Akan tetapi, ada be-berapa jenis dari lokasi berbiak belahan bumi bagian selatan (Australia) yang

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia55

Page 69: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

bermigrasi menuju arah utara (Asia Tenggara).

Sekalipun peran beberapa jenis yang bermigrasi dalam perkembangbiakan dan penyebaran galur-galur jinak telah lama dikenal, peran mereka dalam penye-baran virus H5N1 ganas masih kurang jelas. Selama wabah awal ganas H5N1 yang terjadi pada unggas peliharaan di Asia Tenggara tahun 2003/04, tidak ada bukti yang kuat bahwa burung-burung liar dapat juga tertular, yang kemudian berpindah jauh dan menyebarkan virus itu pada saat mereka berpindah. Se-lama periode ini, penyebaran virus melalui unggas peliharaan, termasuk Itik pe-liharaan (Anas platyrhynchos), kebanyakan dihubungkan dengan perpindahan hewan melalui perdagangan, dan kebanyakan kasus H5N1 pada unggas liar terjadi pada saat yang sama dengan wabah unggas di daerah sekitar. Pasar basah/perdagangan daging segar yang melibatkan burung-burung liar dalam ku-rungan merupakan mekanisme bagi penyebaran penyakit pada jarak pendek, menengah atau panjang. Burung pemangsa dan paserin merupakan jenis pop-uler yang umumnya diperdagangkan di pasar unggas internasional, baik secara legal ataupun gelap. Burung pemangsa yang diselundupkan ke Belgia pada ta-hun 2004, adalah burung pertama yang tertular virus ganas H5N1 yang terde-teksi di Eropa.

Namun demikian, keadaan berubah ketika virus flu burung H5N1 menyebar ke Asia barat dan Eropa pada tahun 2005/06. Kasus dan wabah terlokalisir yang terjadi pada hidupan liar tercatat di beberapa negara dimana berbagai upaya ke-tahanan hayati yang keras dilakukan. Nampaknya tingkat ketahanan hayati dan higienis akan berpengaruh terhadap kejadian tumpahnya virus ke usaha unggas komersial. Penemuan burung-burung migran yang sakit, hampir mati atau mati yang tertular virus H5N1 di lokasi yang tersebar di Eropa Barat menunjukan ke-mungkinan serangan penyakit itu melalui perpindahan hewan liar.

Lampiran 56

Page 70: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Jeni

s-je

nis b

urun

g la

han

basa

h da

n bu

runb

g pe

man

gsa

di In

done

sia

(sum

ber:

Suk

man

toro

dkk

. 200

7)

Kete

rang

an:

Stat

us K

ehad

iran

N

: P

enda

tang

(Non

-bre

eder

)

Seba

ran

S : S

umat

era

; K :

Kal

iman

tan

; J :

Jaw

a ; C

: Su

law

esi ;

M :

Mal

uku

; T :

Nus

a Te

ngga

ra ;

P :

Papu

a

Perl

indu

ngan

IUC

N

: E

N (E

ndan

gere

d), C

R (C

ritic

al),

VU

(Vul

nera

ble)

, NT

(Nea

r Thre

aten

ed),

DD

(Dat

a D

efici

ent)

CIT

ES

: I (

Appe

ndix

I), I

I (Ap

pend

ix II

)Li

ndun

g : S

tatu

s per

lindu

ngan

di I

ndon

esia

(A: U

U N

o. 5

tahu

n 19

90, B

: PP

No.

7 ta

hun

1999

)

Nam

a Je

nis

Nam

a In

done

sia

Seba

ran

Stat

us

Keh

ad-

iram

Stat

us P

erlin

dung

an

SK

JC

MT

PIU

CN

CIT

ESLi

ndun

g

1. P

odic

iped

iform

es1.

1 Po

dici

pedi

dae

Tach

ybap

tus n

ovae

holla

n-di

ae

Tach

ybap

tus r

ufico

llis

Podi

ceps

crist

atus

2. P

elec

anifo

rmes

2.1

Phae

thon

tidae

Phae

thon

rubr

icau

da

Phae

thon

lept

urus

Titih

an A

ustr

alia

Titih

an Je

laga

Titih

an Ja

mbu

l

Bunt

utsa

te M

erah

Bunt

utsa

te P

utih

S S SK

J J J J

C C C

M M M M M

T T T

P P P

<> <> N<>

N<>

N<>

LAM

PIR

AN

4

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia57

Page 71: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Jeni

s-je

nis b

urun

g la

han

basa

h da

n bu

runb

g pe

man

gsa

di In

done

sia

(sum

ber:

Suk

man

toro

dkk

. 200

7)

Kete

rang

an:

Stat

us K

ehad

iran

N

: P

enda

tang

(Non

-bre

eder

)

Seba

ran

S : S

umat

era

; K :

Kal

iman

tan

; J :

Jaw

a ; C

: Su

law

esi ;

M :

Mal

uku

; T :

Nus

a Te

ngga

ra ;

P :

Papu

a

Perl

indu

ngan

IUC

N

: E

N (E

ndan

gere

d), C

R (C

ritic

al),

VU

(Vul

nera

ble)

, NT

(Nea

r Thre

aten

ed),

DD

(Dat

a D

efici

ent)

CIT

ES

: I (

Appe

ndix

I), I

I (Ap

pend

ix II

)Li

ndun

g : S

tatu

s per

lindu

ngan

di I

ndon

esia

(A: U

U N

o. 5

tahu

n 19

90, B

: PP

No.

7 ta

hun

1999

)

Nam

a Je

nis

Nam

a In

done

sia

Seba

ran

Stat

us

Keh

ad-

iram

Stat

us P

erlin

dung

an

SK

JC

MT

PIU

CN

CIT

ESLi

ndun

g

1. P

odic

iped

iform

es1.

1 Po

dici

pedi

dae

Tach

ybap

tus n

ovae

holla

n-di

ae

Tach

ybap

tus r

ufico

llis

Podi

ceps

crist

atus

2. P

elec

anifo

rmes

2.1

Phae

thon

tidae

Phae

thon

rubr

icau

da

Phae

thon

lept

urus

Titih

an A

ustr

alia

Titih

an Je

laga

Titih

an Ja

mbu

l

Bunt

utsa

te M

erah

Bunt

utsa

te P

utih

S S SK

J J J J

C C C

M M M M M

T T T

P P P

<> <> N<>

N<>

N<>

2.2

Fre

gatid

aeFr

egat

a m

inor

Fr

egat

a ar

iel

Freg

ata

andr

ewsi

2.3

Pha

lacr

ocor

acid

aePh

alac

roco

rax

carb

o Ph

alac

roco

rax

sulc

irost

ris

Phal

acro

cora

x m

elan

oleu

cos

Phal

acro

cora

x ni

ger

Anh

inga

mel

anog

aste

r

2.4

Sul

idae

Sula

dac

tyla

tra

Sula

sula

Su

la le

ucog

aste

r Pa

pasu

la a

bbot

ti

2.5

Pel

ecan

idae

Pele

canu

s ono

crot

alus

Pe

leca

nus p

hilip

pens

is Pe

leca

nus c

onsp

icill

atus

3. C

icon

iifor

mes

3.1

Ard

eida

eA

rdea

cine

rea

Cik

alan

g Be

sar

Cik

alan

g Ke

cil

Cik

alan

g C

hrist

mas

Pecu

kpad

i Bes

arPe

cukp

adi H

itam

Pecu

kpad

i Bel

ang

Pecu

kpad

i Kec

ilPe

cuku

lar A

sia

Ang

saba

tu T

open

gA

ngsa

batu

Kak

imer

ahA

ngsa

batu

Cok

lat

Ang

saba

tu C

hrist

mas

Und

an P

utih

Und

an P

aruh

-tot

olU

ndan

Kac

amat

a

Can

gak

Abu

S S S S S S S S S S S S S

K K K K K K

J J J J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P

N<>

N<> <> N<> > > N< <> N

<>N

<>N

<> < N<

N<

N>

N<

CR

NT

EN NT

I I

AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

Lampiran 58

Page 72: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Ard

ea p

acifi

ca

Ard

ea su

mat

rana

A

rdea

pur

pure

a A

rdea

alb

a Eg

retta

pic

ata

Egre

tta in

term

edia

Eg

retta

nov

aeho

lland

iae

Egre

tta g

arze

ttaEg

retta

eul

opho

tes

Egre

tta sa

cra

Bubu

lcus

ibis

Ard

eola

bac

chus

A

rdeo

la sp

ecio

sa

Buto

rides

stria

taN

yctic

orax

nyc

ticor

ax

Nyc

ticor

ax c

aled

onic

us

Gor

sach

ius g

oisa

gi

Gor

sach

ius m

elan

olop

hus

Zone

rodi

us h

elio

sylu

s Ix

obry

chus

sine

nsis

Ixob

rych

us e

urhy

thm

usIx

obry

chus

cinn

amom

eus

Ixob

rych

us fl

avic

ollis

3.2

Cic

oniid

aeM

ycte

ria ci

nere

a

Can

gak

Pasifi

kC

anga

k La

utC

anga

k M

erah

Can

gak

Besa

rKu

ntul

Bel

ang

Kunt

ul P

erak

Kunt

ul A

ustr

alia

Kunt

ul K

ecil

Kunt

ul C

ina

Kunt

ul K

aran

gKu

ntul

Ker

bau

Blek

ok C

ina

Blek

ok S

awah

Koko

kan

Laut

Kow

akm

alam

Abu

Kow

akm

alam

Mer

ahKo

wak

Jepa

ngKo

wak

Mel

ayu

Bam

bang

an R

imba

Bam

bang

an K

unin

gBa

mba

ngan

Cok

lat

Bam

bang

an M

erah

Bam

bang

an H

itam

Bang

au B

luw

ok

S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P P P

N> <> N<

N<> > N<> > <> N<

N<>

N<> N< < <> N< <> N<

N< G N

<> N<

N< <> <

VU EN NT

VU

I

AB

AB

AB

AB

AB

AB B B AB

AB

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia59

Page 73: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Cic

onia

epi

scop

usC

icon

ia st

orm

iEp

hipp

iorh

ynch

us a

siatic

usLe

ptop

tilos

java

nicu

s

3.3

Thre

skio

rnith

idae

Pleg

adis

falc

inel

lus

Thre

skio

rnis

mel

anoc

epha

-lu

sTh

resk

iorn

is m

oluc

ca

Thre

skio

rnis

spin

icol

lisPs

eudi

bis d

aviso

niPl

atal

ea re

gia

4. F

alco

nifo

rmes

4.1

Acc

ipitr

idae

Pand

ion

halia

etus

Av

iced

a je

rdon

i Av

iced

a su

bcris

tata

Avic

eda

leup

hote

s H

enic

oper

nis l

ongi

caud

aPe

rnis

ptilo

rhyn

chus

Pe

rnis

cele

bens

is M

ache

iram

phus

alc

inus

El

anus

cae

rule

usM

ilvus

mig

rans

Bang

au S

anda

ngla

we

Bang

au S

torm

Bang

au L

eher

hita

mBa

ngau

Ton

gton

g

Ibis

Roko

roko

Ibis

Cucu

kbes

i

Ibis

Aust

ralia

Ibis

Papu

aIb

is K

arau

Ibiss

endo

k Ra

ja

Elan

g Ti

ram

Baza

Jerd

onBa

za P

asifi

kBa

za H

itam

Elan

g Ek

orpa

njan

g Si

kepm

adu

Asia

Sike

pmad

u Su

law

esi

Elan

g Ke

lela

war

Elan

g Ti

kus

Elan

g Pa

ria

S S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C

M M M M M M

T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P

< < <> < N<> < > > < > N<> < > N< G < < <G <G <>

EN NT

VU

NT

CR

II II II II II II II II II II

AB

AB

AB

AB

AB B AB

AB

AB

AB B AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

Lampiran 60

Page 74: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Hal

iast

ur sp

henu

rus

Hal

iast

ur in

dus

Hal

iaee

tus l

euco

gast

er

Icht

hyop

haga

hum

ilis

Icht

hyop

haga

icht

hyae

tus

Circ

aetu

s gal

licus

Sp

ilorn

is ch

eela

Spilo

rnis

kina

balu

ensis

Sp

ilorn

is ru

fipec

tus

Circ

us a

ssim

ilis

Circ

us m

elan

oleu

cos

Circ

us a

erug

inos

usC

ircus

spilo

notu

s C

ircus

appr

oxim

ans

Acc

ipite

r triv

irgat

usA

ccip

iter g

risei

ceps

A

ccip

iter b

adiu

sA

ccip

iter s

oloe

nsis

Acc

ipite

r trin

otat

usA

ccip

iter f

asci

atus

Acc

ipite

r nov

aeho

lland

iae

Acc

ipite

r mel

anoc

hlam

ys

Acc

ipite

r hen

icog

ram

mus

Acc

ipite

r pol

ioce

phal

usA

ccip

iter g

ular

is A

ccip

iter v

irgat

us

Elan

g Si

ulEl

ang

Bond

olEl

angl

aut P

erut

putih

Elan

gika

n Ke

cil

Elan

gika

n Ke

pala

kela

buEl

angu

lar J

arip

ende

kEl

angu

lar B

ido

Elan

gula

r Kin

abal

uEl

angu

lar S

ulaw

esi

Elan

graw

a Tu

tul

Elan

graw

a Ta

nglin

gEl

angr

awa

Kat

akEl

angr

awa

Tim

urEl

angr

awa

Cok

lat

Elan

gala

p Ja

mbu

lEl

anga

lap

Kepa

lake

labu

El

anga

lap

Shik

raEl

anga

lap

Cin

aEl

anga

lap

Ekor

toto

lEl

anga

lap

Cok

lat

Elan

gala

p Ke

labu

El

anga

lap

Man

tel-h

itam

Elan

gala

p H

alm

aher

aEl

anga

lap

Puca

t-so

sono

kan

Elan

gala

p N

ipon

Elan

gala

p Be

sra

S S S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C C

M M M M M M

T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P

> <> <> < < N< < B E > N<

N<

<G N> < E N<

N< E > > G E G N< <

NT

NT

VU

II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II

AB

AB

AB

AB

AB B AB B AB

AB

AB

AB B B AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB

AB B AB

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia61

Page 75: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Acc

ipite

r nan

usA

ccip

iter c

irrho

ceph

alus

A

ccip

iter e

ryth

rauc

hen

Acc

ipite

r rho

doga

ster

Acc

ipite

r mey

eria

nus

Acc

ipite

r bue

rger

siA

ccip

iter d

oria

e Bu

tast

ur li

vent

er

Buta

stur

indi

cus

Bute

o bu

teo

Har

pyop

sis n

ovae

guin

eae

Ictin

aetu

s mal

ayen

sis

Aqu

ila g

urne

yi

Aqu

ila au

dax

Aqu

ila cl

anga

H

iera

aetu

s fas

ciat

us

Hie

raae

tus p

enna

tus

Hie

raae

tus m

orph

noid

es

Hie

raae

tus k

iene

rii

Spiz

aetu

s cirr

hatu

sSp

izae

tus fl

oris

Spiz

aetu

s bar

telsi

Sp

izae

tus l

ance

olat

us

Spiz

aetu

s alb

onig

erSp

izae

tus n

anus

Elan

gala

p Ke

cil

Elan

gala

p K

alun

gEl

anga

lap

Mal

uku

Elan

gala

p D

adam

erah

Elan

gala

p M

eyer

Elan

gala

p Ba

huco

klat

Elan

gala

p D

oria

Elan

g Sa

yapc

okla

tEl

ang

Kela

buEl

ang

Bute

oRa

jaw

ali P

apua

Elan

g H

itam

Raja

wal

i Kus

kus

Raja

wal

i Eko

rbaj

iRa

jaw

ali T

otol

Elan

g Bo

nelli

Elan

g Se

tiwel

Elan

g Ke

cil

Elan

g Pe

rutk

arat

Elan

g Br

onto

kEl

ang

Flor

esEl

ang

Jaw

aEl

ang

Sula

wes

iEl

ang

Gun

ung

Elan

g W

alla

ce

S S S S S S S S

K K K K K

J J J J J J J J

C C C C C C C

M M M M M M M

T T T

P P P P P P P P P

E > E E > G G N<

N<

N< G < G > N< < N< > N< < E E E < <

NT

DD

NT

VU

NT

VU EN EN VU

II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II

AB B AB

AB

AB B AB

AB

AB B AB

AB

AB

AB B B B AB

AB

AB B AB

AB

AB

AB

Lampiran 62

Page 76: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

4.2

Fal

coni

dae

Mic

rohi

erax

frin

gilla

rius

Falc

o be

rigor

a Fa

lco

tinnu

ncul

usFa

lco

mol

ucce

nsis

Falc

o ce

nchr

oide

s Fa

lco

subb

uteo

Fa

lco

seve

rus

Falc

o lo

ngip

enni

s Fa

lco

pere

grin

us

5. A

nser

iform

es5.

1 A

natid

aeA

nser

anas

sem

ipal

mat

a D

endr

ocyg

na g

utta

ta

Den

droc

ygna

eyt

oni

Den

droc

ygna

arc

uata

D

endr

ocyg

na ja

vani

ca

Cyg

nus a

trat

usTa

dorn

a ra

djah

Cai

rina

scut

ulat

a N

etta

pus p

ulch

ellu

s N

etta

pus c

orom

ande

lianu

sSa

lvad

orin

a w

aigi

uens

isA

nas p

enel

ope

Ana

s gib

berif

rons

Ala

pala

p C

apun

gA

lapa

lap

Cok

lat

Ala

pala

p Er

asia

Ala

pala

p Sa

piA

lapa

lap

Laya

ngA

lapa

lap

Wal

etA

lapa

lap

Mac

anA

lapa

lap

Aust

ralia

Ala

pala

p K

awah

Boha

Was

urBe

libis

Toto

lBe

libis

Rum

bai

Belib

is Ke

mba

ngBe

libis

Polo

sSo

ang

Hita

mU

muk

ia R

aja

Men

tok

Rim

baTr

utu

Cok

lat

Trut

u H

ijau

Itik

Gun

ung

Itik

Bung

alan

Itik

Benj

ut

S S S S S S S S S

K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C

M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P P P P

< > N< T N>

N< <> > <> > <> > <> < > > < > <> G N< <

EN EN VU

II II II II II II II II I I

AB B AB

AB

AB B AB

AB

AB

AB

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia63

Page 77: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Ana

s gra

cilis

Ana

s sup

erci

liosa

A

nas a

cuta

A

nas q

uerq

uedu

laAy

thya

aust

ralis

Ayth

ya fu

ligul

a

5.2

Gru

idae

Gru

s rub

icun

da

5.3

Ralli

dae

Rallu

s pec

tora

lis

Gal

liral

lus s

tria

tus

Gal

liral

lus p

hilip

pens

isG

allir

allu

s tor

quat

us

Ralli

na fa

scia

ta

Ralli

na e

uriz

onoi

des

Ralli

na tr

icol

or

Ralli

cula

rubr

a Ra

llicu

la le

ucos

pila

Ra

llicu

la m

ayri

Ralli

cula

forb

esi

Ara

mid

opsis

pla

teni

Gym

nocr

ex ta

laud

ensis

G

ymno

crex

rose

nber

gii

Gym

nocr

ex p

lum

beiv

entr

is

Itik

Kela

buIti

k A

lis

Itik

Uta

raIti

k Ju

rai

Kam

bang

an A

ustr

ali

Kam

bang

an H

itam

Jenj

ang

Brol

ga

Man

darp

adi D

adak

elab

uM

anda

rpad

i Sin

tar

Man

darp

adi K

alun

gkun

ing

Man

darp

adi Z

ebra

Tiku

san

Cer

ulin

gTi

kusa

n K

akik

elab

uTi

kusa

n Tu

kar

Man

darg

unun

g M

erah

Man

darg

unun

g G

arisp

utih

Man

darg

unun

g M

ayr

Man

darg

unun

g Ko

ma

Man

dar D

engk

urM

anda

r Tal

aud

Man

dar M

ukab

iruM

anda

r Mal

uku

S S S S S S S

K K K K

J J J J J J J

C C C C C C C C C C C

M M M M M M M

T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P P P

> > N<> <> N>

N< > > < <> < <> < > G E G G E E E >

NT

DD

VU EN VU EN

IIB AB

Lampiran 64

Page 78: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Hab

ropt

ila w

alla

cii

Meg

acre

x in

epta

Eu

labe

orni

s cas

tane

oven

tris

Porz

ana

pusil

la

Porz

ana

fusc

a Po

rzan

a pa

ykul

lii

Porz

ana

tabu

ensis

Po

liolim

nas c

iner

eaA

mau

rorn

is ol

ivac

ea

Am

auro

rnis

isabe

llina

A

mau

rorn

is m

agni

rost

ris

Am

auro

rnis

phoe

nicu

rus

Gal

licre

x ci

nere

a G

allin

ula

tene

bros

a G

allin

ula

chlo

ropu

sPo

rphy

rio p

orph

yrio

Fu

lica

atra

5.4

Hel

iorn

ithid

aeH

elio

pais

pers

onat

a

6. C

hara

driif

orm

es6.

1 Ja

cani

dae

Ired

ipar

ra g

allin

acea

H

ydro

phas

ianu

s chi

rurg

us

Met

opid

ius i

ndic

us

Man

dar G

enda

ngM

anda

r Kas

uari

Man

dar B

akau

Tiku

san

Kerd

ilTi

kusa

n M

erah

Tiku

san

Sibe

riaTi

kusa

n Po

los

Tiku

san

Alis

putih

K

areo

Zai

tun

Kar

eo S

ulaw

esi

Kar

eo T

alau

dK

areo

Pad

iM

anda

r Bon

tod

Man

dar K

elam

Man

dar B

atu

Man

dar B

esar

Man

dar H

itam

Pede

ndan

g To

peng

Buru

ngse

patu

Jeng

ger

Buru

ngse

patu

Ter

atai

Buru

ngse

patu

Pic

isan

S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M M

T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P

E G > <> < < <> <> <> E E < < > < <> <> N< > < <

VU

NT

NT

VU

VU

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia65

Page 79: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

6.2

Ros

trat

ulid

aeRo

stra

tula

ben

ghal

ensis

6.3

Hae

mat

opid

aeH

aem

atop

us lo

ngiro

stris

H

aem

atop

us fu

ligin

osus

6.4

Cha

radr

iidae

Vane

llus c

iner

eus

Vane

llus

indi

cus

Vane

llus m

acro

pter

us†

Vane

llus m

iles

Pluv

ialis

squa

taro

laPl

uvia

lis fu

lva

Cha

radr

ius d

ubiu

s C

hara

driu

s ale

xand

rinus

C

hara

driu

s jav

anic

us

Cha

radr

ius r

ufica

pillu

s C

hara

driu

s per

onii

Cha

radr

ius p

laci

dus

Cha

radr

ius m

ongo

lus

Cha

radr

ius l

esch

enau

ltii

Cha

radr

ius v

ered

us

Eryt

hrog

onys

cinc

tus

Berk

ikke

mba

ng B

esar

Kedi

dir B

elan

gKe

didi

r Kel

am

Trul

ek K

elab

uTr

ulek

Gel

ambi

rmer

ahTr

ulek

Jaw

aTr

ulek

Top

eng

Cer

ek B

esar

Cer

ek K

erny

utC

erek

Kal

ungk

ecil

Cer

ek T

ilil

Cer

ek Ja

wa

Cer

ek T

opim

erah

C

erek

Mel

ayu

Cer

ek P

aruh

panj

ang

Cer

ekpa

sir M

ongo

liaC

erek

pasir

Bes

arC

erek

Asia

Cer

ek L

utut

mer

ah

S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P

<> > > < < E > N<>

N<>

N<> N< E > < < N

<>N

<>N

<> >

CR

NT

NT

AB

Lampiran 66

Page 80: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

6.5

Scol

opac

idae

Num

eniu

s min

utus

N

umen

ius p

haeo

pus

Num

eniu

s tah

itien

sis

Num

eniu

s arq

uata

N

umen

ius m

adag

asca

riens

is Li

mos

a lim

osa

Lim

osa

lapp

onic

aTr

inga

ery

thro

pus

Trin

ga to

tanu

s Tr

inga

stag

natil

is Tr

inga

neb

ular

ia

Trin

ga g

uttif

er

Trin

ga fl

avip

esTr

inga

och

ropu

sTr

inga

gla

reol

a Xe

nus c

iner

eus

Act

itis h

ypol

euco

s H

eter

osce

lus b

revi

pes

Het

eros

celu

s inc

anus

Are

naria

inte

rpre

sLi

mno

drom

us sc

olop

aceu

sLi

mno

drom

us se

mip

alm

atus

Re

curv

irost

ra n

ovae

holla

n-di

ae

Gal

linag

o ha

rdw

icki

i

Gaj

ahan

Kec

ilG

ajah

an P

engg

ala

Gaj

ahan

Tah

itiG

ajah

an E

rasia

Gaj

ahan

Tim

urBi

rula

ut E

korh

itam

Biru

laut

Eko

rblo

rok

Trin

il Tu

tul

Trin

il K

akim

erah

Trin

il Ra

wa

Trin

il K

akih

ijau

Trin

il N

ordm

ann

Trin

il K

akik

unin

gTr

inil

Hija

uTr

inil

Sem

akTr

inil

Beda

ran

Trin

il Pa

ntai

Trin

il Ek

orke

labu

Trin

il Pe

njel

ajah

Trin

il Pe

mba

likba

tuTr

inill

umpu

r Par

uhpa

njan

gTr

inill

umpu

r Asia

Trin

illum

pur L

eher

mer

ahBe

rkik

Jepa

ng

S S S S S S S S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P P P P P P P

N<>

N<> < N<>

N<>

N<>

N<>

N<>

N<>

N<>

N<> N< < N<

N<>

N<>

N<>

N<> N>

N<> BG N<> > >

VU EN NT

II I

AB

AB B AB

AB

AB

AB

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia67

Page 81: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Gal

linag

o st

enur

aG

allin

ago

meg

ala

Gal

linag

o ga

llina

go

Scol

opax

satu

rata

Sc

olop

ax ro

senb

ergi

iSc

olop

ax ce

lebe

nsis

Scol

opax

roch

usse

nii

Cal

idris

tenu

irost

ris

Cal

idris

can

utus

C

alid

ris a

lba

Cal

idris

rufic

ollis

C

alid

ris te

mm

inck

ii C

alid

ris su

bmin

uta

Cal

idris

acu

min

ata

Cal

idris

ferr

ugin

ea

Lim

icol

a fa

lcin

ellu

s Ph

ilom

achu

s pug

nax

6.6

Rec

urvi

rost

rida

eH

iman

topu

s leu

coce

phal

us

6.7

Phal

arop

odid

aePh

alar

opus

loba

tus

6.8

Burh

inid

aeBu

rhin

us g

ralla

rius

Berk

ik E

korli

diBe

rkik

Raw

aBe

rkik

Eko

rkip

asBe

rkik

gunu

ng M

erah

Berk

ikgu

nung

Pap

uaBe

rkik

gunu

ng S

ulaw

esi

Berk

ikgu

nung

Mal

uku

Kedi

di B

esar

Kedi

di M

erah

Kedi

di P

utih

Kedi

di L

eher

mer

ahKe

didi

Tem

min

ckKe

didi

Jarip

anja

ngKe

didi

Eko

r-pa

njan

gKe

didi

Gol

gol

Kedi

di P

aruh

leba

rTr

inil

Rum

bai

Gag

angb

ayan

g Be

lang

Kak

irum

bai K

ecil

Wili

wili

Sem

ak

S S S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P P

N<> <> < G G E E N<>

N<>

N<>

N<> N<

N<>

N<>

N<>

N<>

N<> <> <> >

NT

NT

EN NT

AB

Lampiran 68

Page 82: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Esac

us n

egle

ctus

6.9

Gla

reol

idae

Stilt

ia is

abel

la

Gla

reol

a m

aldi

varu

m

6.10

Ste

rcor

ariid

aeC

atha

ract

a m

acco

rmic

ki

Ster

cora

rius p

omar

inus

St

erco

rariu

s par

asiti

cus

Ster

cora

rius l

ongi

caud

us

6.11

Lar

idae

Laru

s bru

nnic

epha

lus

Laru

s nov

aeho

lland

iae

Laru

s rid

ibun

dus

Xem

a sa

bini

C

hlid

onia

s hyb

ridus

C

hlid

onia

s leu

copt

erus

G

eloc

helid

on n

ilotic

a H

ydro

prog

ne c

aspi

a St

erna

hiru

ndo

Ster

na d

ouga

llii

Ster

na su

mat

rana

St

erna

luna

ta

Ster

na a

naet

hetu

s

Wili

wili

Bes

ar

Terik

Aus

tral

iaTe

rik A

sia

Skua

Kut

ubC

amar

keja

r Pom

arin

Cam

arke

jar A

rktik

aC

amar

keja

r Kec

il

Cam

ar K

epal

acok

lat

Cam

ar P

erak

Cam

ar K

epal

ahita

mC

amar

Sab

ine

Dar

alau

t Kum

isD

aral

aut S

ayap

putih

Dar

alau

t Tira

mD

aral

aut C

aspi

aD

aral

aut B

iasa

Dar

alau

t Jam

bon

Dar

alau

t Ten

gkuk

hita

mD

aral

aut F

ijiD

aral

aut B

atu

S S S S S S S S S S S S S S S S

K K K K K K K K K K K

J J J J J J J J J J J J J J

C C C C C C C C C C C C C

M M M M M M M M M M M M M M

T T T T T T T T T T T T T T

P P P P P P P P P P P P P P P

<> > N<> <> N<> > > N< > N

<>N

<>N

<>N

<>N

<> <> N<>

N<> <> > <>

NT

II

AB B B B B AB

AB

AB B AB

AB

AB B AB

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia69

Page 83: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Ster

na fu

scat

a St

erna

alb

ifron

s St

erna

ber

gii

Ster

na b

enga

lens

is St

erna

ber

nste

ini

Ster

na p

arad

isea

Ster

na a

leut

ica

Ano

us st

olid

usA

nous

min

utus

G

ygis

alba

Dar

alau

t Say

aphi

tam

Dar

alau

t Kec

ilD

aral

aut J

ambu

lD

aral

aut B

engg

ala

Dar

alau

t Cin

aD

aral

aut A

rktik

Dar

alau

t Ale

utia

nC

amar

angg

uk C

okla

tC

amar

angg

uk H

itam

Dar

alau

t Put

ih

S S S S S S S S

K K K K K K

J J J J J J J J

C C C C C C

M M M M M M M

T T T T T T T

P P P P P P P

<> N<> <> <> < N<> < N<>

N<>

N<>

CR

AB

AB

AB

AB

AB B B AB

AB

AB

Lampiran 70

Page 84: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

LAMPIRAN 5

Beberapa lokasi penting untuk surveilans burung lahan basah

Nama Lokasi Periode Penting Alasan untuk pemilihan kawasan/kepentingan bagi jenis bermigrasi

Tanjung Bakung, Sumatera

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 5.000 individu

Tanjung Datuk,Sumatera

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 5.000 individu

Delta Sungai Musi Banyuasin, Sumatera

Tidak berbiak Salah satu lokasi terpenting persing-gahan burung migran di Indonesia, dengan catatan pengamatan 115.000 ekor. Tempat penting bagi Limnodramus semipalmatus (>2.200 ekor), Limosa limosa (>30.000 ekor), dan Limosa lap-ponica (7.000 ekor)

Rawa Tulang Bawang, Lampung

Tidak berbiak Lokasi koloni berbiak terpenting burung air di Sumatera, termasuk jenis Kuntul kecil, Kuntul besar, dan Pecuk ular

Cagar Alam Pulau Dua, Jawa

Berbiak Salah satu lokasi terpenting koloni ber-biak sekitar 40.000 ekor burung air dari sekitar 10 jenis

Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Jawa

Berbiak Lokasi penting tempat koloni berbiak burung air, termasuk jenis Wilwo Myc-teria cinerea

Muara Gembong, Muara Angke, Kamal Muara, dan Karang Mulya, Jawa

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 29.000 individu

Indramayu - Cirebon, Jawa

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 10.000 individu

TN Karimunjawa, Jawa Berbiak Lokasi penting untuk tempat berbiak jenis-jenis camar

Delta Bengawan Solo, Delta Brantas, Perengan Semangkan, Jawa

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 19.000 individu

Suwung, Bali Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 2.100 individu

Sumba, NTT Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 2.000 individu

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia71

Page 85: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Pantai Kupang, NTT Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 5.100 individu. Empat ekor Limnodramus semipalma-tus serta 250 ekor Numenius madagas-cariensis pernah tercatat.

Pulau Jawa, Muara Ulu, Pulau Berau, Senipah, Pulau Bukuan, Tanjung Sembilang, Pulau Layan-gan, Kalimantan

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 2.000 individu

Lampuko-Mampie, Sulawesi

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 2.100 individu

Lanteboeng, Makasar, Maros, Sulawesi

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 4.100 individu

Muara Sungai Salowatu (Banjare-Patiro, Ujong Patiro, Palima Bajuwa - Tipulwe, Banawatu), Sulawesi

Tidak berbiak Sekitar 750 ekor tercatat di kawasan ini

Pantai Utara Teluk bone (Palopo, Baliase, Maleng-ke, Montalinga, Baliase - Wotu, Watulengkua, Teluk Usu), Sulawesi

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 4.100 individu

Pulau Kimaam (Rawa Dembuwuan, Rawa Cu-moon), Papua

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 2.200 individu dari 21 jenis

Tn. Wasur dan Rawa Biru, Papua

Tidak berbiak Lokasi penting dengan catatan jumlah pengamatan sampai 6.900 individu dari 25 jenis. Lokasi penting bagi Numenius minutus

Lampiran 72

Page 86: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Beberapa Lokasi Penting Untuk Surveilans Burung Pemangsa

Kriteria lokasi target untuk tanggap dini adalah sebagai berikut;

Berdasarkan kekerapan dilalui dalam jalur bermigrasi, maka dapat dibedakan tiga urutan 1. Lokasi-lokasi yang penting sebagai bagian penyebaran dan/atau jalur migrasi burung pemangsa (LT1) 2. Lokasi-lokasi yang penting sebagai tempat istirahat atau kegiatan lain (di luar musim berbiak) pada burung pemangsa bermigrasi (LT2) 3. Lokasi-lokasi yang diperkirakan sebagai bagian dari distribusi atau jalur migrasi burung pemangsa (LT3)

Berdasarkan skala prioritas maka dapat dibedakan tiga urutan 1. Lokasi yang dipastikan atau diperkirakan merupakan jalur migrasi atau distribusi utama, dengan populasi manusia yang padat, sebagai sentra unggas yang padat, serta secara ilmiah dipastikan memiliki individu bu rung pemangsa terinfeksi H5N1 (HP1) 2. Lokasi yang dipastikan atau diperkirakan jalur migrasi atau distribusi utama atau diperkirakan jalur distribusi atau migrasi utama, populasi penduduk yang padat, sebagai sentra unggas yang padat, serta dilewati oleh burung pemangsa yang secara umum pernah tercatat sebagai terin- feksi H5N1 (setidaknya di belahan lain di dunia) (HP2) 3. Lokasi yang dipastikan atau diperkirakan jalur migrasi atau distribusi utama atau diperkirakan jalur distribusi atau migrasi utama, populasi penduduk yang padat, sebagai sentra unggas yang padat, namun tidak dilewati oleh burung pemangsa yang secara umum pernah tercatat se bagai terinfeksi H5N1 (di belahan lain di dunia)(HP3).

Catatan: - Periode penting bagi burung pemangsa bermigrasi adalah Oktober- Sep- tember/Februari-April - Beberapa lokasi dipastikan penting bagi burung pemangsa bermigrasi namun sebagian lokasi lain belum di teliti

Nama Lokasi Periode Penting Alasan PenggolonganPulau Rupat Oktober - September/Februari

- AprilLokasi penting jalur migrasi dan tenggeran (HP2, LT1 & 2) (‘bottleneck site’)

LAMPIRAN 6

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia73

Page 87: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Bengkalis dan Bin-tan

Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

TN Berbak Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

TN Way Kambas Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Merak Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Serpong Februari - April Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Jakarta Februari - April Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Cibinong Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Bogor Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Puncak Oktober - September Lokasi penting jalur migrasi dan tenggeran (HP2, LT1 & 2) (‘bottleneck site’)

Bandung Utara Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Tasikmalaya Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi dan tenggeran (HP3, LT2 & 3)

Dieng Oktober - September Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Semarang Utara Februari - April Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Jogjakarta (Merapi) Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

TN Bromo - Tengger Oktober - September Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Argopuro Oktober - September Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Jember Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

TN Alas Purwo Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Madura Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

TN Bali Barat Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Lampiran 74

Page 88: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Tamblingan Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi dan tenggeran (HP2, LT2 & 3)

Gunung Agung Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi dan tenggeran (HP2, LT1 & 2) (‘bottleneck site’)

Danau Batur Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

Gunung Seraya Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi dan tenggeran (HP2, LT1 & 2) (‘bottleneck site’)

Lombok Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi dan tenggeran (HP2, LT1 & 2) (‘bottleneck site’)

Flores Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP2, LT3)

TN Komodo Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Golo Lusang Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Sangihe Talaud Oktober - September/Februari - April

Lokasi penting jalur migrasi (HP2, LT1) (‘bottleneck site’)

Manado/Minahasa Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Teluk Tomini Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Makasar Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Pulau Laut Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Delta Mahakam Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Balikpapan Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Kotawaringin Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

TN Tanjung Puting Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Teluk Kumai Oktober - September Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Pulau Nias Februari - April Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia75

Page 89: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

Banda Aceh Oktober - September/Februari - April

Lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Sungai Siak Riau Oktober - September/Februari - April

Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Sembilang, Sumsel Oktober - September Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Sukabumi Oktober - September Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Sumedang Oktober - September Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Pulau Ternate Oktober - September Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Pulau Tanimbar Oktober - September/Februari - April

Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT2 & 3)

Ketapang, Kalbar Oktober - September Diperkirakan lokasi bagian jalur migrasi (HP3, LT3)

Lampiran 76

Page 90: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

LAM

PIR

AN

7Se

bara

n la

han

basa

h pe

ntin

g un

tuk

buru

ng a

ir

Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanganan Flu Burung Pada Burung Liar di Indonesia77

Page 91: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian

LAM

PIR

AN

8Lo

kasi

seb

aran

bur

ung

pem

angs

a m

igra

n di

Indo

nesi

a

Lampiran 78

Page 92: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 93: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian
Page 94: PENANGANAN FLU BURUNG PADA BURUNG LIAR DI … · agar kegiatan surveilans flu burung di Indonesia berjalan ... bangkan dengan melibatkan berbagai elemen ... Epidemiologi dalam kajian