Upload
elsyahnda-vinna
View
316
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penanganan Limbah Cair
Citation preview
Penanganan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
Maya Gita Aprilia
Herlinawati
Frans Toro Sinambela
M. Wahid Husin Ramadhani
Pendahuluan Salah satu elemen yang sangat penting dalam
operasional Pabrik Kelapa Sawit adalah dalam hal
pengelolaan Limbah, salah satunya adalah limbah
cair atau effluent yang jumlahnya lebih kurang 60%
dari capasitas olah pabrik.
Hal ini akan menjadi perhatian tentunya,
sebab limbah dapat mencemari lingkungan
disekitarnya apalagi tanpa adanya treatmen.
No. Jenis LimbahProduksi Limbah
(kg)
1. Janjang kosong 250
2. Serabut 130
3. Cangkang 70
4. Decanted solid 40
5. Sludge dari limbah cair 30
6. Debu boiler
7. Abu janjang 5
8. Limbah cair 600
Sumber : Noel (1999)
•Produksi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) bergantung kepada tingkat efisiensi pemakaian air selama proses, secara umum rasio air : TBS ialah 1 : 1, jika perbandingannya lebih besar maka dapat dikatakan PKS tersebut tidak efisien.
Sumber Utama LCPKS
1. Condensate Underflow dari Recovery Tank (17 %)
2. Heavy Phase dari Sludge Separator (40 %)
3. Cucian dari Klarifikasi (5 %)
1. Condensate Underflow dari Recovery Tank
Condensate merupakan limbah dari tahap
sterilisasi yang membutuhkan tekanan steam yang
mengalami 3 kali penaikan sehingga buah akan
menjadi lebih matang dan mudah di press.
Condensate ini berbentuk cairan dan biasanya
minyak akan terikut sehingga akan di buang ke fat
pit.
2. Heavy Phase dari Sludge Separator
Pada Sludge Separator akan ada pemisahan
antara light phase dan heavy phase. Light phase
hasilnya merupakan minyak sedangkan pada
heavy phase merupakan sludge/lumpur maka
harus di buang dan di alirkan ke dalam Fat Pit
sebagai salah satu limbah cair dari LCPKS.
3. Cucian dari Klarifikasi
Ini dapat berupa bekas air cucian dari cucian tanki, terkadang akan ada minyak-minyak terikut yang dibuang ke Fat Pit.
Fat PitFat Pit merupakan kolam penampungan sludge, tumpahan minyak
(heavy phase), air kondensat dan air cucian PKS temperatur
berkisar (70 – 80) 0C. Jika sludge yang masuk ke Fat Pit masih
banyak mengandung minyak akan dipompakan ke dalam Deoiling
Tank, untuk dikutip minyaknya.
Apabila kandungan minyak dalam sludge sudah rendah (maksimum
0,6%) akan dipompakan ke Cooling Pond sebagai effluent. Selain itu
dipersiapkan juga sebuah pompa recycle, jika tumpahan minyak di
dalam Fat Pit sangat banyak dan mutu ALB-nya masih rendah untuk
dipompakan langsung ke Crude Oil Tank.
Penanganan LCPKS secara Biokimia
• Secara Aerobik
Perombakan secara aerobik dilakukan dengan cara memompakan
oksigen kedalam kolam namun jumlah oksigen harus tetap dikontrol
sebab kelebihan oksigen akan menyebabkan kematian pada
mikrobia.
• Secara Anaerobik
Perombakan anaerobik dilakukan tanpa melakukan kehadiran
oksigen dan menggunakan bakteri anaerobik pula yang
mengaktifkan enzim dan merombak bahan organik.
COOLING POND BERFUNGSI UNTUK MENURUNKAN SUHU LIMBAH CAIR DARI (70 –
80) 0C MENJADI SEKITAR (40 – 45) 0C.
PENANGANAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT
1. Pembuatan Kolam IPALInstalasi Pengolahan Air Limbah “IPAL” merupakan suatu unit proses yang bertujuan untuk menurunkan beban pencemar yang terkandung di dalam air limbah, sehingga menjadi layak untuk dimanfaatkan atau dilepas ke lingkungan penerima atau badan penerima.
Cara Pengolahan Limbah Cair
Secara umum terdapat 2 cara sistem
pengolahan
limbah dikolam IPAL, yaitu :
Single feeding
Multiple feeding
Proses Pengolahan Selama proses perombakan bahan organik (LCPKS yang
masih mengandung minyak dan lemak serta padatan-
padatan lainnya) akan berlangsung dalam suasana anaerob
yang dibantu oleh bakteri anaerob dan dalam proses tersebut
akan terjadi tahapan-tahapan proses perombakan seperti :
1. Proses hydrolisis
2. Proses acidogenesis
3. Proses achetogenesis
4. Proses methanogenesis
Pemeliharaan Kolam Limbah pH kolam anaerobik dijaga pada kisaran 6 – 8.
Resirkulasi untuk membantu menstabilkan pH dan menjaga kecukupan substrat.
Pemeriksaan rutin parameter LCPKS terutama pH, BOD, COD, NH3-N, N Total, total P, dan
TSS
Menguras lumpur dalam kolam, jika lumpur telah memenuhi 1/3 kedalaman kolam awal
Menipiskan scum tebal yang mengambang pada kolam anaerobik untuk mencegah
pembiakan lalat.
Membuang scum yang mengambang di kolam falkutatif dan kolam anaerobik secara berkala.
Membuang solid yang terakumulasi di sekitar inlet dan outlet setiap kolam
Memeriksa inlet dan outlet kolam secara rutin untuk mencegah penyumbatan
Pemeliharaan rutin konstruksi kolam dan memperbaiki segera setiap kerusakan dan erosi
pada dinding kolam.