47
1 LAPORAN HASIL KEGIATAN PRODUKSI BENIH SUMBER PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN : M. Nasir Ali BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2015

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

  • Upload
    lekien

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

1

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PRODUKSI BENIH SUMBER

PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN : M. Nasir Ali

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN

2015

Page 2: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

2

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Produksi Benih Sumber

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jl. P. Nyak Makam. No. 27 Lampineung Banda

Aceh

4. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Aceh TA. 2015

5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan

6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Ir. M.Nasir Ali

b. Pangkat/Golongan : Pembina

c. Jabatan : Penyuluh Madya

7. Lokasi : Provinsi Aceh

8. Agroekosistem : Lahan sawah/lahan kering

9. Tahun Dimulai : 2012

10. Tahun selesai : 2015

11. Output Tahunan : Tersedianya benih padi kelas FS = 6,0 ton, SS =

60,1 ton, benih kedelai kelas FS = 2,0 ton, SS =

86,67 ton dan benih jagung SS= 6 ton.

12. Output Akhir : Terbinanya kelompok penangkar benih padi

dan kedelai secara mandiri di wilayah kegiatan

PTT Provinsi Aceh

13. Biaya : Rp. 2.548.539.000,-

Koordinator Program,

Dr.Rahman Jaya

NIP.19740305 200003 1 001

Penanggung jawab Kegiatan,

Ir. M. Nasir Ali

NIP.19580808 197903 1005

Mengetahui : Kepala Balai Besar

Menyetujui Kepala Balai

Page 3: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

3

Dr. Ir. Abdul Basit MS

NIP. 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, M.Si. NIP. 19600811 198503 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya penyusunan Laporan

akhir tahunan Kegiatan Produksi Benih Sumber padi jagung dan kedelai di Provinsi Aceh tahun 2015

yang dilaksanakan di 5 Kabupaten di Provinsi Aceh.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif seluruh

Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti yang ada di BPTP Aceh.

Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan

datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini mulai dari

perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan tahun ini,

kami ucapkan terimakasih dan semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, Desember 2015 Penanggung Jawab, Ir. M. Nasir Ali

NIP. 19580808 197903 1 005

Page 4: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

4

RINGKASAN

1. Judul : Produksi Benih Sumber

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

3. Lokasi : Provinsi Aceh

4. Agroekosistem : Lahan sawah dan lahan kering 5. Status : Lanjutan 6. Tujuan : 1. Memfasilitasi ketersediaan benih

padi kelas FS = 6,0 ton, SS = 60,1 ton,

dan benih kedelai kelas FS=2,0 ton,

SS=86,67 ton dan Jagung SS=6 ton.

2. Terbinanya kelompok penangkar

benih secara mandiri di wilayah kegiatan

PTT Provinsi Aceh

7. Keluaran : Keluaran tahunan kegiatan perbanyakan

benih adalah: Tersedianya benih padi kelas

FS = 6 ton, SS = 60,1 ton, benih kedelai

kelas FS = 2 ton, SS = 86,67 ton, dan

Jagung SS= 6 ton.

Keluaran akhir kegiatan perbanyakan benih

adalah: Terbinanya kelompok penangkar

benih secara mandiri di wilayah kegiatan

PTT Provinsi Aceh.

8. Hasil : Tersedianya benih padi kelas FS = 6 ton, SS

= 60,1 ton, benih kedelai kelas FS = 2 ton,

SS = 86,67 ton dan Jagung SS= 6 ton.

Terbinanya kelompok penangkar benih

secara mandiri di wilayah kegiatan PTT

Provinsi Aceh

-

Page 5: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

5

9. Prakiraan Manfaat : Petani memahami dan menerapkan PTT padi

10. Prakiraan Dampak

: - Peningkatan produktivitas dan

pendapatan petani

- Berlanjut dan berkembangnya Benih

Sumber serta meningkatnya muatan

benih bermutu di tingkat penyuluh dan

petani

11. Prosedur : Kegiatan produksi benih padi, jagung dan

kedelai mendukung program GPPTT ini

dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif,

pelaksanaan metoda menyangkut tentang

studi potensi wilayah, identifikasi

permasalahan serta solusi pemecahan

masalah khususnya terhadap sistem

perbenihan padi jagung dan kedelai.

Pelaksanaan dilakukan pada daerah–daerah

sentra produksi padi, jagung dan kedelai

yang permasalahan utama dalam

meningkatkan produksi terkendala akibat

kurang tersedianya benih unggul yang

bermutu. Dengan adanya pengembangan

benih sumber ini akan terbina kelompok-

kelompok penangkar benih yang nantinya

diharapkan akan memudahkan penyebaran

benih di tingkat petani.

12. Jangka Waktu : 1 Tahun 13. Biaya : Rp 2.548.539.000,- (dua miliar lima ratus

juta empat puluh delapan juta lima ratus tiga puluh sembilan ribu rupiah)

Page 6: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

6

SUMMARY

1. Title : Mass Seed Production

2. Implementer : Assessment Institute for Agricultural Technology

(AIAT) of Aceh

3. Location : Aceh Province

4. Status (C/N) : Continued

5. Objective : 1. To facilitate paddy seed aviability class

FS= 6 ton, SS = 60,1 ton, soybean seed class

FS = 2,0 ton, SS = 86,67 ton and corn seed

class SS = 6 ton

2. To assitance a breeder seed group in ICM

Area.

6. Outputs : 1. Facilitated paddy seed aviability class FS=

6 ton, SS = 60,1 ton, soybean seed class FS =

2,0 ton, SS = 86,67 ton and corn seed class FS

= 6 ton.

2. Assisted a breeder seed group in ICM

Area.

7. Expected Benefits : There are paddy field areas which can be use

d to planting paddy with short production time.

8. Expected Impact : Increasing paddy production due to utilize high

land as national food security buffer as well as

increasing house hold farmers’ income.

Page 7: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

7

9. Procedures : Determining a variety (paddy, corn,

soybean), planting location.

Binding seed sertification

Preparing field tillage and showing seed.

Planting.

Vegetatif selection

Generatif selection

Harvesting

Seed control

Seed testing in laboratory. Labeling

Marketing and controling

10. Duration : 1 year

11. Budghet : IDR 2.548.539.000,-

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

RINGKASAN ................................................................................................................ iii

SUMMARY ................................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Tujuan .......................................................................................................... 4

Page 8: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

8

1.3 Perkiraan Keluaran......................................................................................... 5

1.4 Hasil Yang Diharapkan ................................................................................... 5

II. PROSEDUR PELAKSANAAN .............................................................................. 8

2.1 Pendekatan ................................................................................................... 8

2.2 Ruang Lingkup .............................................................................................. 8

2.3 Lokasi dan Waktu Kegiatan ............................................................................. 9

2.4 Metode Pelaksanaan Penangkaran Benih ......................................................... 9

2.5 Analisis Data ................................................................................................. 15

III. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 15

3.1 Hasil ............................................................................................................. 15

3.2 Pelatihan Petani dan Pertemuan...................................................................... 17

3.3 Perbanyakan Benih Kelas FS ........................................................................... 18

3.4 Perbanyakan Benih Kelas SS ........................................................................... 20

3.5 Penguatan Penangkar Benih ........................................................................... 23

3.6 Rencana Operasional ..................................................................................... 24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 24

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 24

4.2 Saran ........................................................................................................... 25

DAFTARA PUSTAKA ..................................................................................................... 26

LAMPIRAN .................................................................................................................. 28

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Ruang Lingkup Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) ........................................................ 8 2. Lokasi Produksi Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) .................................................................................................. 17 3. Lokasi Pertemuan dan Pelatihan Petani, Petugas Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) .......................................................................................... 18 4. Varietas, Kelas Benih, Luas Panen dan Produksi Benih Sumber Padi Kelas FS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) ...................................................... 18 5. Varietas, Kelas Benih, Luas Panen dan Produksi Benih Sumber Kedelai Kelas FS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) ........................................................ 19

Page 9: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

9

6. Varietas, Kelas Benih dan Produksi Benih Sumber Jagung Kelas FS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) ...................................................... 20 7. Varietas, Kelas Benih, Luas Panen dan Produksi Benih Sumber Padi Kelas SS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber .................................................................. 22 8. Lokasi, Varietas, Kelas Benih, Luas Tanam dan Produksi Benih Sumber Kedelai Kelas SS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) ........................................ 23 9. Sebaran Lokasi dan Jumlah Luas Tanam Penangkar Benih Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) .......................................................................................... 23

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal 1. Tenaga dan Organisasi Pelaksana ............................................................................ 35 2. Anggaran ............................................................................................................... 37 3. Foto Kegiatan .......................................................................................................... 38

Page 10: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

10

Page 11: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

11

Page 12: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

12

Page 13: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

13

1.1 Latar belakang

I.PENDAHULUAN

Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting dalam

peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan benih varietas

unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang

dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama

penyakit, dan rasa nasi enak (pulen). Benih sumber yang akan digunakan untuk

pertanaman produksi benih harus satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan

dipoduksi. Untuk memproduksi benih kelas FS misalnya, berarti benih sumbernya adalah

klas BS (Breeder Seed/benih penjenis/ benih label kuning), sedangkan untuk

memproduksi benih kelas SS/BP/benih label ungu boleh menggunakan benih kelas FS

atau BS. Pemeriksaan benih sumber mencakup sertifikasi benih yang berisi informasi

mengenai asal benih, varietas, tanggal panen maupun mutu benih (daya kecambah,

kadar air, dan kemurnian fisik benih). Informasi ini diperlukan untuk menentukan

perlakuan benih (jika diperlukan) sebelum benih disemai maupun sebagai kelengkapan

untuk proses pengajuan sertifikasi benih berikutnya.

Revitalisasi pembangunan pertanian adalah dalam rangka mewujudkan pertanian

yang tangguh, pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya

saing produksi pertanian serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tani sehingga

akan dapat mengurangi angka kemiskinan penduduk di Indonesia.

Komoditas padi dan kedelai masih menjadi andalan bagi sumber pendapatan

perekonomian sebahagian besar petani dipedesaan. Ketahanan pangan nasionalpun

masih banyak ditentukan oleh kecukupan pangan bagi hampir semua lapisan

masyarakat Indonesia umumnya dan Aceh khususnya. Oleh sebab itu upaya

peningkatan produksi padi dan kedelai tidak terlepas dari upaya peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan petani yang menjadi prioritas utama dalam

pembangunan pertanian.

Sampai saat masih terjadi kesenjangan produktivitas yang cukup besar antara

hasil pengkajian/penelitian dengan hasil di tingkat petani. Kesenjangan hasil tersebut

disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya : 1) penggunaan benih unggul potensi

tinggi dan bersertitikat masih rendah (53 %), 2) penggunaan pupuk belum berimbang

Page 14: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

14

dan efesien; (3) penggunaan pupuk organik belum dilakukan; (4) pendampingan

teknologi oleh peneliti/penyuluh belum 14optimal dan (5) lemahnya akses terhadap

modal kerja/pembiayaan dan pasar.

Disamping itu juga, pertumbuhan ekonomi mikro di pedesaan akan mengalami

gangguan apabila jumlah produksi padi,jagung dan kedelai menurun yang diakibat oleh

kegagalan panen, hal ini terjadi karena sebagian besar dari industri kecil dan menengah

yang ada ditingkat petani bahan bakunya berasal dari komoditas padi maupun kedelai.

Oleh karena itu perhatian terhadap kecukupan dan ketersediaan komoditas padi dan

kedelai ini perlu menjadi perhatian yang serius.

Benih merupakan salah satu faktor produksi yang paling utama dalam usaha

meningkatkan produksi padi, tanpa benih yang baik dan bermutu mustahil padi dapat

berproduksi dengan baik. Penurunan produksi padi dan kedelai sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan benih, benih yang tidak berkualitas akan memberi produksi yang rendah.

Tanpa benih yang baik walaupun faktor produksi lain sudah memadai tetap tidak dapat

meningkat.

Sejak lebih dari satu dekade yang lalu sebahagian lahan sawah mengalami

penurunan produktivitas, sebagaimana tercermin pada laju pelandaian produksi padi

dan kedelai. Puslitbang tanaman pangan telah berupaya menghasilkan inovasi

peningkatan produksi padi dan kedelai melalui penelitian secara intensif terhadap

perbanyakan benih bermutu.

Laju peningkatan produksi padi di Aceh mengalami penurunan dan peningkatan.

Pada tahun 2004, 2005 dan 2006 terjadi penurunan hal ini diakibatkan karena pengaruh

berbagai faktor terutama kurang tersedianya benih yang terjamin mutunya, dengan

demikian sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan, sehingga

petani pada beberapa tahun tersebut dibeberapa wilayah kabupaten khususnya di

daerah sentra-sentra porduksi padi mengalami penurunan produksi. Dengan demikian

proses inovasi teknologi juga terabaikan yang akhirnya memberi pengaruh yang sangat

signifikan terhadap peningkatan produksi.

Sasaran produksi padi nasional tahun 2013 adalah 72,06 juta ton GKG atau

meningkat 6,25 % dibandingkan sasaran produksi sebelumnya sebesar 67,82 ton GKG.

sasaran tanam 14,59 juta ha, sasaran panen 14,09 juta ha, sasaran produktivitas 51,15

ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2012 (ARAM II), sasaran

produksi tahun 2013 adalah 4,51 % diatas produksi ARAM II 2012 yaitu sebesar 68,96

juta ton GKG, sedangkan produktivitas menurun sebesar 0,03 % (provitas ARAM II 2012

Page 15: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

15

sebesar 51,19 ku/ha). Untuk itu, maka sasaran produktivitas tahun 2013 ditetapkan

sebesar 52,00 ku/ha atau meningkat 0,81 % dibanding ARAM II 2012, sasaran tanam

14,36 juta ha dan sasaran panen sebesar 13,86 juta ha. (Dirjen Tanaman Pangan,

2010).

Kebutuhan kedelai pada tahun 2010 sudah mencapai 4,61 juta ton, sedangkan

produksi dalam negeri pada tahun 2010 hanya 0,908 juta ton dan kekurangannya

terpaksa diimpor. Hanya sekitar 21,2% dari total kebutuhan yang dapat dipenuhi dari

produksi dalam negeri. Dari total impor tersebut di atas, impor kedelai dalam bentuk

bungkil kedelai 62,25 persen, naik dari 2,32 juta ton pada tahun 2009 menjadi 2,87 juta

ton pada tahun 2010. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus, mengingat

potensi lahan cukup luas, teknologi, dan sumberdaya lainnya cukup tersedia.

(Kementerian Pertanian, 2010)

Untuk menekan laju impor kedelai sekaligus mendukung swasembada kedelai

tahun 2014 yang telah dicanangkan Kementrian Pertanian diperlukan upaya khusus

peningkatan produksi kedelai nasional. Strategi yang disusun untuk peningkatan

produktivitas dan produksi meliputi: 1) Penyediaan benih sumber 2). Peningkatan

produktivitas, 3) Perluasan areal tanam, 4) Pengamanan produksi, dan 5)

Pemberdayaan kelembagaan pertanian serta dukungan pembiayaan usahatani kedelai.

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas kedelai dilakukan

melalui introduksi varietas unggul baru dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT). Penyerbar luasan PTT dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). PTT dan

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Program Strategis Kementerian Pertanian

untuk peningkatan produktivitas dan produksi pangan khususnya kedelai.( Puslitbangtan

2009)

Untuk lebih inovatifnya petani terhadap penggunaan teknologi yang telah

dihasilkan, peranan BPTP sangat diharapkan. Pada beberapa tahun belangkangan ini

petani juga sudah begitu mengenal BPTP akibat adanya sosialisasi melalui berbagai

macam kegiatan-kegiatan lapangan yang langsung bersentuhan dengan usaha petani itu

sendiri.

Pada Tahun 2011 BPTP Aceh melaksanakan kegiatan perbanyakan benih padi

dan kedelai dalam rangka mendukung program pemerintah melalui Kementrian

Pertanian terhadap target produksi gabah 70,01 juta ton dan 43,93 juta ton beras,

upaya ini ditempuh melalaui beberapa strategi salah satunya adalah program Sekolah

Page 16: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

16

Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya Terpadu (SL-PTT), disamping itu juga

untuk menunjang kegiatan P2BN, pada akhirnya kegiatan ini juga merupakan

pendekatan pada tingkat usahatani dalam rangka menigkatkan produksi padi.

Dalam rencana strategis Badan Litbang Pertanian 2010-2014, sasaran yang

harus dicapai antara lain: (1) Meningkatnya tingkat adopsi (>50%) hasil inovasi

teknologi dan rekomendasi kebijakan pertanian yang dihasilkan Badan Litbang

Pertanian, (2) Tersedianya benih, bibit, pupuk dan alsintan untuk komoditas unggulan

tanaman dan ternak dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas (Kementerian

Pertanian, 2010 ; Badan Litbang Pertanian, 2010).

BPTP ACEH merupakan salah satu lembaga pelayanan teknis dibawah Litbang

Pertanian yang turut berperan dalam menghasilkan inovasi teknologi sekaligus berfungsi

sebagai penyebar informasi teknologi hasil pengkajian kepada pengguna melalui

kegiatan desiminasi. Penelitian/pengkajian yang diimplementasikan dalam bentuk

pengembangan benih sumber bersifat lokal spesifik, dinamis dan partisipatif dimana

petani terlibat langsung sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

pengembangannya. Petani dapat mengadopsi secara parsial atau paket spesifik

tergantung kemampuan petani. Dengan pendekatan seperti ini teknologi hasil penelitian

akan cepat sampai dan diadopsi petani karena paket tersebut sudah teruji langsung

dilapangan.

Sasaran yang akan dicapai pada kegiatan perbanyakan benih adalah untuk

dapat meningkatkan ketersediaan benih yang bermutu ditingkat petani, kemudian juga

diharapkan kepada petani penangkar untuk selanjutnya dapat memproduksi benih

sendiri dengan kualitas yang bermutu dan juga dapat menjadi produsen benih untuk

wilayah sekitarnya.

1.2.TUJUAN

Tujuan kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

3. Memfasilitasi ketersediaan benih padi kelas FS = 6,0 ton, SS = 60,1 ton, dan

benih kedelai kelas FS=2,0 ton, SS=86,67 ton dan Jagung SS=6 ton.

4. Terbinanya kelompok penangkar benih secara mandiri di wilayah kegiatan PTT

Provinsi Aceh

1.3. PERKIRAAN KELUARAN

Keluaran tahunan kegiatan perbanyakan benih adalah: Tersedianya benih padi kelas FS = 6 ton, SS = 60,1 ton,

Page 17: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

17

benih kedelai kelas FS = 2 ton, SS = 86,67 ton, dan Jagung SS= 6 ton.

Keluaran akhir kegiatan perbanyakan benih adalah: Terbinanya kelompok penangkar benih secara mandiri di wilayah

kegiatan PTT Provinsi Aceh.

1.4.Hasil yang Diharapkan

Tersedianya benih padi adalah: Tersedianya benih padi kelas FS = 6 ton, SS =

60,1 ton, benih kedelai kelas FS = 2 ton, SS = 86,67 ton dan Jagung SS= 6 ton.

Keluaran akhir kegiatan perbanyakan benih adalah: Terbinanya kelompok penangkar

benih secara mandiri di wilayah kegiatan PTT Provinsi Aceh

Salah satu penyebab utama rendahnya produktivitas karena varietas yang biasa

ditanam petani dewasa ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi akibat kemampuan

genetiknya yang terbatas. Hasil evaluasi Bank Dunia menyebutkan kontribusi

penggunaan varietas unggul terhadap laju kenaikan produksi padi sebesar 5 % lebih

tinggi dari pada kontribusi pemupukan sebesar 4 %.

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya

tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Benih sebagai bahan

tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas

unggul. Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang ditanam

bermutu (asli, murni, vigor, bersih dan sehat) (Padminingsih, 2006).

Perbanyakan benih pada umumnya dimulai dari penyediaan benih penjenis (BS)

oleh Balai Penelitian Komoditas, sebagai sumber bagi perbanyakan benih dasar (FS),

benih dasar sebagai sumber bagi perbanyakan benih pokok (SS), dan benih pokok

sebagai sumber bagi perbanyakan benih sebar (ES).

Kesinambungan alur perbanyakan benih tersebut sangat berpengaruh terhadap

ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan kebutuhan produsen/penangkar benih

dan menentukan proses produksi benih sebar. Kelancaran alur perbanyakan benih

sangat menentukan kecepatan penyebaran varietas unggul baru kepada petani.

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam

peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Varietas unggul tanaman padi

telah diadopsi oleh petani secara luas merupakan kontribusi nyata dalam pembangunan

pertanian di Indonesia. Secara terus menerus, varietas-varietas unggul tersebut terus

diperbaiki keunggulannya melalui proses pemuliaan, dan apabila memenuhi persyaratan,

selanjutnya di lepas secara resmi oleh Pemerintah (Menteri Pertanian) sebagai varietas

Page 18: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

18

unggul baru (VUB).

Penggunaan benih yang bermutu dan bersertifikat sudah tidak diragukan lagi,

banyak hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan benih yang bermutu dapat

memberikan peningkatan produksi tanaman pertanian. Hasil pengkajian Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh pada kabupaten yaitu; Kabupaten Aceh

Barat Daya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya penanaman padi dengan

menggunakan benih bermutu kelas FS dapat meningkatkan produksi dari 6 t/ha menjadi

8 - 9 t/ha (BPTP Aceh, 2009).

Oleh karena itu ketersediaan benih yang bersertifikat di tingkat petani

merupakan syarat mutlak dalam mendukung peningkatan produksi dan kualitas hasil

komoditas pertanian. Penggunaan benih yang bersertifikat akan memperoleh beberapa

keuntungan antara lain dapat meningkatkan produksi per satuan luas dan satuan waktu

juga dapat meningkatkan kualitas hasil yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pendapatan petani.

Mengingat beberapa keuntungan tersebut, maka benih unggul padi dan kedelai

yang bermutu dan bersertifikat hendaknya tersedia di tingkat petani secara keseluruhan.

Oleh karena itu ketersediaan beniih tersebut harus memenuhi enam prinsip tepat yaitu;

tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga. Untuk

ketersediaan benih yang bermutu tersebut maka peran BBI, BBU dan BPTP sangat

diharapkan.

Makarim et al (2000), menyatakan bahwa belum optimalnya produktivitas padi di

lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum

efektifnya pengendalian hama dan penyakit, penggunaan benih kurang bermutu dan

varietas yang dipilih kurang adaptif.

Pada tahun 2011, pertumbuhan industri pakan ternak diperkirakan 6 persen.

Produksi pakan ternak tahun 2010 mencapai 9,1 juta ton. Produk kedelai sebagai

bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan

industri kecil menengah bahkan berpeluang pula sebagai komoditas ekspor.

Berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai membuka peluang kesempatan

kerja dalam sistem produksi, mulai dari budidaya, panen, pengolahan pascapanen dan

transportasi. Agar produksi kedelai dan produk olahannya mampu bersaing di pasar,

maka mutunya perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap

pengembangan proses produksi, pengolahan dan pemasaran, khususnya penerapan

Page 19: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

19

jaminan mutu memegang peranan penting. (Ditjen Tanaman Pangan, 2010)

Kebutuhan kedelai pada tahun 2010 sudah mencapai 4,61 juta ton, sedangkan

produksi dalam negeri pada tahun 2010 hanya 0,908 juta ton dan kekurangannya

terpaksa diimpor. Hanya sekitar 21,2% dari total kebutuhan yang dapat dipenuhi dari

produksi dalam negeri. Dari total impor tersebut di atas, impor kedelai dalam bentuk

bungkil kedelai 62,25 persen, naik dari 2,32 juta ton pada tahun 2009 menjadi 2,87 juta

ton pada tahun 2010. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus, mengingat

potensi lahan cukup luas, teknologi, dan sumberdaya lainnya cukup tersedia.

(Kementerian Pertanian, 2010)

Upaya mendukung percepatan penyebaran dan adopsi varietas-varietas unggul

baru yang telah dihasilkan, Badan Litbang Pertanian beserta jajarannya, terutama Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sangat penting berperan dalam penyediaan

benih sumber (benih dasar/benih pokok) bagi pengguna (petani).

Tujuan perbanyakan benih sumber padi dan kedelai adalah untuk (1)

memproduksi dan mengelola benih sumber tanaman bersertifikat untuk percepatan

penyebaran dan adopsi varietas unggul baru oleh pengguna, dan (2)

mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu dalam produksi benih sumber bermutu.

Peran Puslitbang Tanaman Pangan untuk mendukung penggunaan benih

bermutu dilakukan dengan menghasilkan varietas unggul baru (VUB), namun di tingkat

pedesaan ketersediaannya masih kurang. Pada saat diperlukan konsumen (penangkar

benih) benih sering tidak tersedia atau bila tersedia (jumlah) dan mutunya tidak sesuai

dengan preferensi konsumen. Selain itu penangkar benih yang telah ada masih kurang

berfungsi secara optimal sehingga tidak mampu menyediakan benih berlabel secara

kontinyu.

Di Provinsi Aceh penangkar benih padi dan kedelai tersebar di Kabupaten Aceh

Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan beberapa kabupaten

lainnya. Untuk menjamin ketersediaan benih bermutu unit pengelola benih sumber

(UPBS) dapat membantu penyediaan benih sumbernya dan membina penangkar benih

komunal di pedesaan sehingga memudahkan petani mengakses benih unggul.

II. PROSEDUR PELAKSANAAN

2.1. Pendekatan

Page 20: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

20

Kegiatan produksi benih padi, jagung dan kedelai mendukung program GPPTT ini

dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif bersama petani yaitu dengan metoda

Participatory Rural Apparaisal (PRA), pelaksanaan metoda menyangkut tentang studi

potensi wilayah, identifikasi permasalahan serta solusi pemecahan masalah khususnya

terhadap sistem perbenihan padi dan kedelai.

Pelaksanaan pengembangan benih padi, jagung dan kedelai ini dilakukan pada

daerah–daerah sentra produksi padi, jagung dan kedelai yang permasalahan utama

dalam meningkatkan produksi terkendala akibat kurang tersedianya benih unggul yang

bermutu. Kegiatan ini juga dilaksanakan terutama di daerah yang masyarakat taninya

sudah mengenal dan mau menggunakan teknologi yang sudah ada termasuk

penggunaan varietas-varietas unggul yang telah dilepas.

Pengembangan benih ini sangat diperlukan karena selama ini petani agak

kesulitan mendapat benih bermutu, walaupun ada tetapi jaminan kemurniannya tidak

dapat dipercaya. Dengan adanya pengembangan benih sumber ini akan terbina

kelompok-kelompok penangkar benih yang nantinya diharapkan akan memudahkan

penyebaran benih di tingkat petani. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendekatan

dengan Dinas Pertanian, Badan Pelaksanana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

setempat dan BPP yang ada di lokasi masing–masing yang wilayah kerjanya terlibat

dengan kegiatan ini. BPP bersama tim UPBS yang menentukan lokasi dan petani yang

terlibat didalamnya sehingga diharapkan nantinya penyuluh baik yang PNS ataupun yang

THL yang ada di BPP tersebut dapat ikut serta terlibat didalam kegiatan tersebut

sehingga dapat menambah pengetahuan bagi mereka.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan perbanyakan benih padi,jagung dan kedelai mendukung

program PTT di Provinsi Aceh ini seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ruang lingkup Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung dan kedelai Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS).

No Kegiatan Keluaran

1. Identifikasi Lokasi Data potensi dan sumberdaya wilayah kegiatan perbanyakan benih padi, jagung dan kedelai serta sarana pendukung kegiatan.

2. Pembentukan tim pelaksana untuk penentuan

Tim Pelaksana Lokasi kegiatan

Page 21: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

21

petani/penangkar kooperator

Petani/Penangkar Paket teknologi yang akan

diterapkan

3. Penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan di lapangan

Petunjuk teknis pelaksanaan perbanyakan benih padi, jagung dan kedelai sebagai pedoman petani dan petugas lapangan.

4. Pelatihan petugas dan petani koperator

Petani dan petugas memahami teknis perbanyakan benih padi, jagung dan kedelai serta melanjutkan kepada proses sertifikasi benih.

5. Pelaporan Laporan bulanan Laporan tengah tahunan Laporan akhir

6. Seminar Seminar hasil kegiatan

2.3 Lokasi dan waktu Kegiatan

Lokasi kegiatan Perbanyakan benih padi, jagung dan kedelai adalah Aceh Besar,

Pidie, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Timur dan Kabupaten lainnya yang memungkinkan

dilakukan perbanyakan benih.

Bahan dan alat yang digunakan berupa ATK, saprodi (benih padi dan kedelai

varietas unggul baru komposit: Inpari-16, Inpari-30, Inpari-31, Inpari-32, Inpari

Sidenuk, Mekongga. Benih kedelai yang di gunakan varietas Anjasmoro dan benih

jagung yang di gunakan adalah varietas Srikandikuning dan Sukmaraga), berbagai

macam pupuk, pestisida, cangkul, timbangan, meteran, tali ajir, handspayer, dan lain-

lain.

2.4 Metode pelaksanaan penangkaran benih :

Pada dasarnya untuk menghasilkan benih bersertifikat harus melalui 27 tahap

kegiatan seperti di bawah ini :

Tahap 1. Menentukan varietas, memilih areal dan konsultasi

Pekerjaan ini dimulai sejak awal atau 9 minggu s/d 11 minggu sebelum tanam.

a. Varietasnya disesuai dengan kehendak penangkar benih dan kebutuhan

petani pemakai benih, kelas benih yang ditanam lebih tinggi dari pada

kelas benih yang akan dihasilkan, benih yang akan ditanam harus

mempunyai label/segel,

b. Areal pertanaman sebaiknya dipilih: pengairannya terjamin, bekas

pertanaman yang tidak sejenis dari varietas yang sama.

Tahap 2. Mengajukan Permohonan Sertifikasi Benih

Page 22: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

22

Penangkar benih harus mengajukan permohonan sertifikasi benih kepada UPTD

Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh melalui petugas pada masing-masing

kabupaten setempat dan paling lambat 10 hari sebelum tabur.

Tahap 3. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah baik untuk pertanaman maupun untuk persemaian dimulai

sejak 6 s/d 8 minggu sebelum tanam. Hal ini bertujuan untuk menghindari

pengaruh sampingan dari proses pelapukan bahan organik dan rumput-

rumputan yang berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman.

Tahap 4. Pemeriksaan lapangan pendahuluan

Pemeriksaan lapangan pendahuluan dilakukan pada waktu sebelum

pengolahan tanah sampai dengan sebelum tanam. Pemeriksaan lapangan

dilakukan oleh petugas lapangan/pengawasan benih yang ditunjuk/ ditugaskan

oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh.

Tahap 5. Menabur dan memelihara persemaian

Penangkar benih dapat menaburkan benihnya (untuk tanaman yang

membutuhkan persemaian) pada persemaian kurang lebih 3 minggu sebelum

tanam dan selanjutnya persemaian dipelihara sampai cukup waktunya untuk

dicabut/dipindahkan ke lapangan. Disini juga dilakukan pemupukan, pengairan,

pemberantasan hama/penyakit, dan seleksi/ roguing.

Tahap 6. Menanam Bibit/Benih

Batas waktu tanam dalam satu blok pertanaman adalah maksimal 7 hari,

apabila waktu penanaman lebih dari 7 hari, maka hendaknya blok ini dijadikan

sebagai blok yang lain.

Tahap 7. Seleksi atau Roguing Fase Vegetatif

Seleksi dimulai pada umur 12, 48 hari setelah tanam atau disesuaikan dengan

masing-masing komoditas tanaman. Seleksi ini didasarkan pada sifat-sifat

tanaman misalnya : bentuk tanaman, warna pangkal batang, warna

permukaan daun, warna telinga dan lidah daun, warna hipokotil dan

sebagainya.

Tahap 8. Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Fase Vegetatif

Penangkar benih harus menyampaikan pemberitahuan untuk pemeriksaan

lapangan untuk fase vegetatif kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian

Provinsi Aceh melalui petugas lapangan/pengawas benih di Kabupaten

setempat pada minggu keempat setelah tanam atau menurut jadwal masing-

Page 23: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

23

masing jenis komoditas.

Tahap 9. Pemeriksaan lapangan fase vegetatif (pertama)

Pemeriksaan lapangan fase vegetatif (pertama) dilakukan pada minggu kelima

s/d keenam setelah tanam. Apabila pada pemeriksaan ini areal pertanaman

tidak memenuhi standar, maka dilakukan pemeriksaan lapangan pertama

(ulangan) pada minggu kedelapan setelah tanam.

Tahap 10. Seleksi/Roguing Fase Berbunga

Seleksi dimulai pada umur 9 s/d 10 minggu atau sesuai dengan komoditas

masing-masing, yaitu apabila tanaman sudah berbunga. Seleksi fase berbunga

dimaksudkan untuk menghilangkan tanaman yang sifat-sifatnya menyimpang

dari diskripsi yang telah ditetapkan oleh pemulia tanaman/instansinya,

misalnya: tinggi tanaman, berbunga terlalu cepat, bentuk gabah/polong,

ukuran gabah/polong/biji, warna polong/ujung gabah dan sebagainya.

Tahap 11. Pemberitahuan Pemeriksaan Fase Berbunga Termasuk Ulangan

Penangkar benih harus memberitahukan pemeriksaan lapangan fase berbunga

pada minggu kesembilan, pemeriksaan lapangan harus tepat pada waktunya,

sehingga apabila pada pemeriksaan lapangan tidak memenuhi standar

lapangan masih mempunyai kesempatan untuk mengulang.

Tahap 12. Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua)

Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua) dilakukan pada minggu

kesepuluh setelah tanam atau sesuai dengan jadwal masing-masing

komoditas. Apabila pada pemeriksaan lapangan ini areal pertanaman tidak

memenuhi standar lapangan, maka pemeriksaan lapangan ulangan dilakukan

selambat-lambatnya minggu kesebelas setelah tanam atau sesuai dengan

jadwal masing-masing komoditas.

Tahap 13. Seleksi fase masak

Seleksi ini dilakukan pada minggu ke-12 sampai 15 setelah tanam, seleksi fase

masak bertujuan untuk menghilangkan tanaman yang sifatnya menyimpang

dari diskripsi seperti : tinggi tanaman, berbunga terlalu lambat, bentuk

gabah/polong, ukuran gabah/polong/biji, warna polong/ujung gabah dan

sebagainya

Tahap 14. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan fase masak

Penangkar benih harus memberitahukan pemeriksaan lapangan fase masak

kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh atau kepada petugas

Page 24: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

24

lapangan/pengawas benih kabupaten setempat pada minggu ketiga belas

setelah tanam atau 2 sampai 3 minggu sebelum saat panen.

Tahap 15. Pemeriksaan lapangan fase masak

Pemeriksaan lapangan fase masak dilakukan hanya satu kali. Apabila hasil

lapangan memenuhi standar untuk kelas benih yang dimaksud maka

pertanaman tersebut dinyatakan lulus/memenuhi standar lapangan. Sedangkan

apabila hasil pemeriksaan lapangan ternyata tidak memenuhi standar, maka

penurunan kelas benih diizinkan sepanjang data hasil pemeriksaan lapangan

memenuhi standar untuk kelas benih yang bersangkutan.

Tahap 16. Pelaksanaan panen

Pelaksanaan panen dilakukan setelah tanaman atau apabila butir-butir/polong

benih telah menunjukkan kemasakan di atas 80%.

Tahap 17. Pengawasan panen

Pengawasan panen dilakukan oleh petugas lapangan/pengawas benih UPTD

Balai Perbenihan Pertanian di kabupaten setempat pada saat pelaksanaan

panen. Pengawasan panen bertujuan untuk memeriksa : benih yang sedang

dipanen pada satu blok pertanaman terhindar dari percampuran dengan benih

dari blok lainnya, kemudian alat atau wadah untuk panen, bersih dan terhindar

dari percampuran dengan varietas lain.

Tahap 18. Pemberitahuan pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang

Penangkar benih padi harus mengajukan memberitahukan pemeriksaan alat-

alat prosessing/gudang paling lambat satu bulan sebelum panen.

Tahap19.Pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang, dilakukan sebelum alat-alat

prosessing/gudang tersebut digunakan.

Tahap 20. Pengolahan benih.

Pengolahan benih adalah kegiatan perontokan, pengeringan, pembersihan,

pemberian obat-obatan pencegah hama/penyakit, pengepakan benih dan

pekerjaan lain sebelum benih dipasarkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah benih tersebut tidak tercampur dengan varietas lain, identifikasi

kelompok penangkar, seperti nomor kelompok, jenis tanaman/varietas, asal

lapangan jumlah benih dan tanggal panen, kadar air yang tepat, benih

diusahakan agar seminimal mungkin tidak terdapat gabah yang hampa.

Tahap 21. Pengawasan pengolahan benih

Pengawasan pengolahan benih dilakukan oleh petugas lapangan/ pengawas

Page 25: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

25

benih di kabupaten setempat pada saat pengolahan benih dilaksanakan.

Tahap 22. Pemberitahuan pengambilan contoh benih

Pemberitahuan pengambilan contoh benih diajukan apabila :

a. Benih yang akan diambil contohnya telah dimasukkan kedalam wadah yang

bersih.

b. Benih telah diatur dan disimpan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu

kelompok benih yang homogen disertai dengan tanda/keterangan

mengenai: nomor kelompok benih, jenis tanaman/varietas, areal lapangan,

jumlah benih dan tanggal panen.

Tahap 23. Pengambilan contoh benih

Pengambilan contoh benih dilakukan oleh petugas lapangan/ pengawas benih

yang ditunjuk/ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian di kabupaten

setempat atas dasar pemberitahuan dari penangkar benih.

Tahap 24. Pengujian benih di laboratorium

Pengujian benih dilakukan di laboratorium benih UPTD Balai Perbenihan

Pertanian Provinsi Aceh di Banda Aceh.

Tahap 25. Permintaan label

Penangkar benih dapat memesan atau membeli label serta pemasangannya

kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian atau melalui petugas

lapangan/pengawas benih UPTD Balai Perbenihan Pertanian Kabupaten

setempat. Jumlah label sesuai dengan Tonase (volume benih) dari kelompok

benih yang telah lulus pengujian laboratoris untuk masing-masing kelas

benihnya. Setiap label harus dilegalisir dan mempunyai nomor-nomor seri label

yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh.

Tahap 26. Pemasaran benih.

Batas waktu maksimum benih tersebut dipasarkan adalah sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing komoditas tanaman.

Lebih dari waktu yang telah ditetapkan tersebut, maka benih harus diuji

kembali di laboratorium. Apabila benih yang diuji kembali itu memenuhi

standar mutu yang ditetapkan, untuk masing-masing kelas benih maka benih

tersebut dapat dipasarkan kembali. Tetapi apabila tidak memenuhi standar

mutu yang ditetapkan, maka penurunan kelas benih diujikan sepanjang benih

tersebut memenuhi standar mutu untuk kelas benih yang bersangkutan.

Tahap 27. Pengawasan pemasaran benih

Page 26: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

26

Pengawasan pemasaran benih dilakukan oleh pengawas benih yang ditunjuk

ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Aceh. Pada benih

yang dipasarkan sewaktu-waktu akan datang pengawas benih untuk

memeriksa serta mengambil contoh benih dalam rangka pengecekan mutu

benih untuk menghindari manipulasi data yang tercantum pada tabel 2.

2.5. Analisis Data

Kegiatan perbanyakan benih padi, jagung dan kedelai mendukung program

GPPTT dengan target penyediaan benih berkualitas merupakan salah satu kegiatan

produksi benih dan pembinaan petani penangkar yang tergabung di dalam suatu

kelompok tani ataupun mandiri. Hal ini dilakukan karena kecenderungan saat ini

sebagian besar petani masih menggunakan benih yang tidak murni atau benih yang

berasal dari hasil penanaman sebelumnya sehingga produksi tanaman padi selalu

rendah.

Data yang dianalisis dalam kegiatan ini adalah meliputi produksi gabah, produksi

gabah yang menjadi benih bersertifikat, jumlah kelompok tani yang terbentuk selama

kegiatan ini dilaksanakan serta tingkat keberhasilan di dalam melakukan seleksi tahap

demi tahap di dalam kegiatan penangkaran benih padi, jagung dan kedelai.

Semua data yang diperlukan tersebut dikumpulkan melalui hasil pengamatan

dilapangan kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi data untuk dijadikan sebagai bahan

informasi di dalam pelaporan akhir kegiatan perbanyakan benih. Pengumpulan data

dilakukan mulai dari awal pada saat melakukan identifikasi lokasi dan penentuan petani

pelaksana sampai pada tahap akhir pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih padi,

jagung dan kedelai.

Berkaitan dengan hal tersebut maka teknologi maupun capaian hasil yang telah

diperoleh dari penerapan teknologi disampaikan kepada petani dan pengambil kebijakan

di daerah, maka dalam kegiatan ini BPTP Aceh juga membuat prototipe teknis

penerapan teknologi UPBS ke dalam bentuk demfarm.

Luas satu unit UPBS padi adalah berkisar 2-6 ha, UBBS kedelai masing-masing

5-10 ha dan jagung seluas 3 ha. Areal yang digunakan sebagai unit kegiatan akan

mendapat bantuan benih, pupuk urea, NPK dan pupuk organik. dan sarana produksi

lainnya.Kegiatan perbanyakan benih dilaksanakan oleh BPTP Aceh dalam bentuk: 1)

perbanyakan benih sumber varietas unggul baru, 2) Penyampaian informasi teknologi

kepada petani di lokasi perbanyakan benih dengan cara pelatihan dan pertemuan

Page 27: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

27

pemberian leaflet dan juknis. Adapun penyampaian teknologi melalui pertemuan dan

pelatihan dan bimbingan kepada petani, petugas pada kegiatan perbanyakan benih.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Pelaksanaan Produksi benih sumber telah berjalan sangat baik, hal ini

ditunjukkan oleh respon masyarakat yang sangat tinggi. Produksi benih sumber pada

tahun 2015 di Provinsi Aceh dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

sebanyak 5 kabupaten yaitu; Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Timur.

Dalam pelaksanaan produksi benih sumber BPTP tidak mempunyai lahan sawah ataupun

lahan kering yang sesuai untuk perbanyakan benih padi, jagung dan kedelai dengan

demikian dilakukan kerjasama dengan petani penangkar di kabupaten terpilih. Pola

kerjasama dilakukan dengan sistim sewa lahan, kepada kelompok tani penangkar

diberikan sarana produksi berupa benih, pupuk, pestisida, bahan pendukung lainnya dan

upah persiapan lahan, penanaman, seleksi tanaman, panen dan prosesing hasil.

Koordinasi pemantapan dan sosialisasi kegiatan dengan instansi terkait di tingkat

provinsi, kabupaten, kecamatan dilakukan untuk kesesuaian varietas yang diperlukan

serta meningkatkan pengawalan proses sertifikasi benih. Kegiatan Produksi benih

sumber di setiap Kabupaten sudah dilaksanakan dengan baik dan telah memperlihatkan

hasil dilapangan, sehingga diharapkan akan berdampak positif terhadap peningkatan

produktifitas terutama pada komoditas padi, jagung dan kedelai. Produksi benih sumber

di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) untuk memproduksi benih dasar (FS)

dan benih pokok (SS), adapun varietas padi yang dikembangkan dalam kegiatan unit

pengelola benih sumber (UPBS) BPTP Aceh adalah inpari 16 pasundan, inpari 30

ciherang sub 1, inpari 31, inpari 32, Inpari sidenuk dan mekongga. Komoditi Jagung

yaitu varietas Sukmaraga dan Srikandi Kuning sedangkan komoditi kedelai yaitu varietas

Anjasmoro.

Lokasi Perbanyakan Benih Kedelai

Desa Bale Musa Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya

Desa Bale Musa merupakan sebuah desa kecamatan Bandar Baru di Kabupaten Pidie

Jaya, Provinsi Aceh. Kecamatan ini adalah kecamatan sentra produksi kedelai di

Page 28: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

28

Kabupaten Pidie Jaya. Desa Bale Musa merupakan salah satu desa yang mudah

terjangkau dengan jarak dari Ibu kota kecamatan 2 Km dengan luas lahan sawah 98 Ha

dan lahan kering 62 ha. Pada tahun 2015 desa ini merupakan salah satu desa yaitu

yang mendapatkan program perbanyakan benih sumber kedelai.

Desa Meunasah Balee Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya

Desa Teungoh Musa merupakan sebuah desa di kecamatan Bandar Baru di Kabupaten

Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Kecamatan ini adalah kecamatan sentra produksi kedelai di

Kabupaten Pidie Jaya. Desa Bale Musa merupakan salah satu desa yang mudah

terjangkau dengan jarak dari Ibu kota kecamatan 2 Km dengan luas lahan sawah 62 Ha

dan lahan kering 54 ha. Pada tahun 2015 desa ini merupakan salah satu desa yaitu

yang mendapatkan program perbanyakan benih sumber kedelai.

Desa Sarah Sirong Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen

Desa Sarah Sirong merupakan sebuah desa kecamatan Juli di Kabupaten Bireuen

Provinsi Aceh. Kecamatan ini adalah kecamatan sentra produksi kedelai di Kabupaten

Bireuen. Desa ini merupakan salah satu desa yang terletak di kaki bukit dan terjangkau

dengan jarak dari Ibu kota kecamatan 6 Km dengan luas lahan kering 220 ha. Pada

tahun 2015 desa ini merupakan salah satu desa yaitu yang mendapatkan program

perbanyakan benih sumber kedelai.

Desa Cot Krut Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen

Desa Cot Trap merupakan sebuah desa di kecamatan Peudada di Kabupaten Bireuen,

Provinsi Aceh. Kecamatan ini adalah kecamatan sentra produksi kedelai di Kabupaten

Bireuen. Desa ini merupakan salah satu desa yang masih terjangkau dengan jarak dari

Ibu kota kecamatan 12 Km dengan luas lahan kering 262 ha. Pada tahun 2015 desa ini

merupakan salah satu desa yaitu yang mendapatkan program perbanyakan benih

sumber kedelai.

Lokasi Perbanyakan Benih Jagung Desa Aneuk Gle Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar

Desa Aneuk Glee adalah sebuah desa dalam wilayah Kecamatan Indrapuri Kabupaten

Page 29: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

29

Aceh Besar, Provinsi Aceh. Desa ini adalah desa ini memiliki potensi cukup besar untuk

pembangunan pertanian di Kecamatan Indrapuri. Kecamatan dengan jumlah

desa/kelurahan 32, dimana salah satu desa yaitu Desa Aneuk Glee merupakan desa

binaan BPTP dengan kegiatan perbanyakan benih jagung. Potensi lahan kering dan

lahan sawah di kecamatan Indrapuri cukup besar pada satu hamparan 8.630 ha

merupakan lahan sawah irigasi dan memiliki lahan kering seluas 124 ha yang

berkembang dikaki bukit sebagai lokasi perbanyakan benih jagung.

Tabel 2. Lokasi Produksi Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS).

No Kabupaten Padi (ha)

Jagung (ha)

Kedelai (ha)

1. Aceh Besar 6 3 -

2. Pidie 7,5 - -

3. Pidie Jaya - - 49

4. Bireuen 6 - 40

5. Aceh Timur 3 - -

Jumlah 22,5 3 89

3.2 Pelatihan Petani dan Pertemuan

Untuk meningkatkan pemahaman tentang perbanyakan benih sumber lebih

untuk terarah petani dilatih dan dipandu untuk dapat melakukan perbanyakan benih dan

informasi tentang kegiatan budidaya dari kelompok tani pelaksana.

Perbanyakan benih sumber di Provinsi Aceh dilakukan pada 5 kabupaten.

Petani peserta dan petani sekitar dilakukan pelatihan, pelatihan berjenjang untuk

meningkatkan pemahaman tentang benih dan penangkaran. Adanya kegiatan

pertemuan dan pelatihan didampingi oleh Tim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP), penyuluh pertanian setempat, kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan

Petugas Balai Sertifikasi Benih (BPSB).

Untuk meningkatkan pemahaman tentang Benih yang lebih focus ke lapang

dipandu untuk dapat melakukan seleksi benih. Adapun pertemuan dan pelatihan

dilakukan di kabupaten sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 3. Lokasi Pertemuan dan Pelatihan Petani, Petugas Kegiatan Unit Pengelola Benih

Sumber (UPBS).

Page 30: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

30

No Kabupaten Jumlah peserta

(org) Keterangan

1 Aceh Besar 64 Petani, Kontak tani, Pengurus Kelompok dan PPL

2 Pidie 30

3 Bireuen 30

4 Pidie jaya 34

5 Aceh timur 30

Jumlah 156

3.3 Perbanyakan Benih Kelas FS

Komoditi Padi

Peningkatan produktivitas tanaman padi pada umumnya sangat dipengaruhi oleh terapan

teknologi pada usahatani. Peranan benih unggul bermutu merupakan salah satu teknologi

yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap peningkatan produksi padi,

secara parsial bibit unggul memberikan sumbagan lebih kurang 20 persen, namun jika

diintegrasikan dengan pemupukan dan pengaturan air berkala dapat memberikan

sumbangan mencapai 75 persen terhadap peningkatan produksi padi. Pengelola benih

sumber padi dilakukan pada musim tanam 2015 pada lahan petani yang tersedia air irigasi

dan pompanisasi. Perbanyakan benih padi kelas FS dilakukan di kabupaten Pidie.

Lokasi Kabupaten Pidie

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Breeder Seed (BS) padi terpilih sesuai

dengan hasil pertemuan dengan Tim Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Penyuluhan

dan Ketahanan Pangan dan Koordinator Balai Sertifikasi Benih (BPSB) Pidie dan mendapat

dukungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Mutiara dan BPP Sakti dilakukan di

Desa Mee Adan Kecamatan Mutiara seluas 0,5 hektar varietas Inpari 30 dan desa Gampong

Pisang kecamatan Sakti kabupaten Pidie dengan luas 1 (satu) hektar. Varietas yang

dikembangkan yaitu Inpari 16 Pasundan, Inpari 30 Ciherang Sub 1, Inpari 31 dan Inpari 32.

Tabel 4. Varietas, Kelas Benih, Luas Lahan dan Produksi Benih Sumber Padi Kelas FS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

No Varietas Kelas Benih

Luas Lahan (ha)

Produksi Benih (Kg)

1 Inpari 16 Pasundan FS 0,7 1830

2 Inpari 30 Ciherang Sub1 FS 0,7 1850

3 Inpari 31 FS 0,4 1062

4 Inpari 32 FS 0,1 345

Jumlah 1,9 5.087

Page 31: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

31

Produksi benih sumber kelas FS pada lahan sawah pertumbuhan tanaman cukup baik

didukung oleh air irigasi dan curah hujan yang cukup merata sepanjang musim tanam.

Setelah dilakukan prosesing dengan pengeringan, sortasi hasil yang layak diajukan menjadi

calon benih sebanyak 5.087 Kg dan calon benih setelah melalui proses sertifikasi dinyatakan

lulus dengan kelas FS. Benih yang dihasilkan ditanam kembali untuk memproduksi benih

kedelai kelas SS. Benih sumber yang dihasilkan terdiri-dari varietas Inpari 16 pasundan kelas

benih Foondation Seed (FS) seluas 0,7 ha dicapai sebanyak 1830 Kg. Produksi padi varietas

Inpari 30 Ciherang Sub 1 dengan luas 0,7 ha diperoleh hasil sebanyak 1.850 Kg, benih padi

varietas inpari 31 seluas 0,4 ha dengan capaian hasil 1.062 Kg dan Inpari 32 sebanyak 345

Kg.

Lokasi Kedelai FS

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Foondation Seed (FS) dihasilkan dari benih

Breeder Seed (BS) kedelai dilaksanakan pada lahan kering padi dilakukan di Desa Balee

Musa Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya seluas 3 (tiga) hektar varietas

Anjasmoro. Terpilihnya lokasi Balee Musa sesuai dengan hasil diskusi dengan Dinas

Pertanian kabupaten Pidie Jaya dan Koordinator Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

(BPSB) kabupaten Pidie Jaya dan merupakan desa potensi kedelai binaan Balai Penyuluhan

Pertanian (BPP) Bandar Baru dan hasil diskusi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

Varietas yang biasa dikembangkan petani yaitu Anjasmoro.

Tabel 5. Varietas, Kelas Benih, Luas Lahan dan Produksi Benih Sumber Kedelai Kelas FS Kegiatan Unit Pengelola benih Sumber (UPBS)

No Varietas Kelas Benih Luas Tanam (ha)

Produksi Benih (Kg) Keterangan

1 Anjasmoro FS 3 3.000 Pidie Jaya

Jumlah 3 3.000

Produksi benih sumber kelas FS pada lahan kering pertumbuhan tanaman cukup baik

didukung oleh curah hujan yang cukup merata sepanjang musim tanam. Hasil yang

diperoleh sebanyak 3.000 Kg. Setelah dilakukan prosesing dengan pengeringan, sortasi hasil

yang layak diajukan menjadi calon benih sebanyak 3.000 Kg dan calon benih setelah melalui

proses sertifikasi dinyatakan lulus dengan kelas FS. Benih yang dihasilkan ditanam kembali

untuk memproduksi benih kedelai kelas SS.

Page 32: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

32

Lokasi Jagung Kelas Benih FS

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Foondation Seed (FS)) Jagung dilaksanakan

pada lahan kering dilakukan di Desa Aneuk Gle Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar

seluas 3 ( tiga) hektar varietas Sukmaraga dan Srikandi Kuning. Terpilihnya lokasi desa

Aneuk Glee sesuai dengan hasil diskusi dengan Dinas Pertanian kabupaten Aceh Besar dan

Koordinator Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) kabupatenAceh Besar dan

merupakan desa potensi jagung binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Indrapuri dan

hasil diskusi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Varietas yang biasa dikembangkan

petani yaitu Unggul lokal.

Tabel 6. Varietas, Kelas Benih, Luas Lahan dan Produksi Benih Sumber Jagung Kelas FS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

No Varietas Kelas Benih Luas Tanam (ha)

Produksi Benih (Kg)

Keterangan

1 Sukmaraga FS 2 3.000 -

2 Srikandi Kuning FS 1 3.000 Tidak lulus

Jumlah 3 6.000

3.4 Perbanyakan Benih Kelas SS

Komoditi Padi

Peningkatan produktivitas tanaman padi pada umumnya sangat dipengaruhi oleh

terapan teknologi pada usahatani. Peranan benih unggul bermutu merupakan salah satu

teknologi yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap peningkatan produksi

padi, secara parsial bibit unggul memberikan sumbagan lebih kurang 20 persen, namun jika

diintegrasikan dengan pemupukan dan pengaturan air berkala dapat memberikan sumbangan

mencapai 35 persen terhadap peningkatan produksi padi. Pengelola benih sumber padi

dilakukan pada musim tanam 2015 pada lahan petani yang tersedia air irigasi dan

pompanisasi. Perbanyakan benih dilakukan di kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireuen dan

Kabupaten Aceh Timur.

Lokasi 1. Kabupaten Aceh Besar

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Stock Seed (SS) padi terpilih sesuai dengan

hasil pertemuan dengan Tim Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan dan Koordinator Balai Sertifikasi Benih (BPSB) Aceh Besar dan mendapat

Page 33: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

33

dukungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Indrapuri seluas 6,0 hektar varietas

Inpari 30 Ciherang Sub 1. Varietas ini yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh keinginan

petani penangkar, petani sekitar dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) kecamatan Indrapuri

kabupaten Aceh Besar.

Lokasi 2. Kabupaten Pidie

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Stock Seed (SS) padi terpilih sesuai dengan

hasil pertemuan dengan Tim Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan dan Koordinator Balai Sertifikasi Benih (BPSB) Pidie dan mendapat

dukungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Mutiara dan Sakti kabupaten Pidie

seluas 6,0 hektar varietas Inpari 16 Pasundan, Inpari 30 Ciherang Sub 1, Inpari Sidenuk dan

Mekongga. Varietas ini yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh keinginan petani

penangkar, petani sekitar dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) kecamatan Mutiara dan

Kecamatan Sakti kabupaten Pidie.

Lokasi 3. Kabupaten Bireuen

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Stock Seed (SS) padi terpilih sesuai dengan

hasil pertemuan dengan Tim Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan dan Koordinator Balai Sertifikasi Benih (BPSB) Bireuen dan mendapat

dukungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jangka seluas 6,0 hektar varietas

Inpari 16 Pasundan. Varietas ini yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh keinginan

petani penangkar, petani sekitar dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) kecamatan Jangka

kabupaten Bireuen.

Lokasi 4. Kabupaten Aceh Timur

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Stock Seed (SS) padi terpilih sesuai dengan

hasil pertemuan dengan Tim Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan dan Koordinator Balai Sertifikasi Benih (BPSB) Aceh Timur dan mendapat

dukungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Peureulak seluas 3,0 hektar varietas

Inpari 16 Pasundan dan Inpari 30 Ciherang Sub 1. Varietas ini yang dikembangkan sangat

dipengaruhi oleh keinginan petani penangkar, petani sekitar dan penyuluh pertanian lapangan

(PPL) kecamatan Peureulak kabupaten Aceh Timur.

Tabel 7. Varietas, Kelas Benih, Luas Tanam dan Produksi Benih Sumber Padi Kelas SS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

No Varietas Kelas Luas Tanam Produksi Keterangan

Page 34: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

34

Benih (ha) Benih (Kg)

1 Inpari 16 Pasundan SS 9,0 26.644

2 Inpari 30 Ciherang Sub 1 SS 9,0 25.560

3 Inpari Sidenuk SS 2,5 8.549

4 Mekongga SS 0,1 260

Jumlah 20,6 60.100

Ket : Produksi benih sumber padi kelas Stock Seed (SS) varietas Hasil panen.

Produksi benih sumber kelas ss padi lahan sawah irigasi pertumbuhan tanaman

cukup baik didukung oleh air irigasi dan curah hujan yang cukup merata sepanjang musim

tanam. Setelah dilakukan prosesing dengan pengeringan, sortasi hasil yang layak diajukan

menjadi calon benih sebanyak 60.100 Kg dan calon benih setelah melalui proses sertifikasi

dinyatakan lulus dengan kelas SS. Benih yang dihasilkan didistribusi sebagai benih sumber

untuk ditanam kembali.

Lokasi Kedelai

Lokasi 1. Kabupaten Pidie Jaya

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Stock Seed (SS) kedelai dilaksanakan pada

lahan kering padi dilakukan di Desa Balee Musa Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie

Jaya seluas 40 hektar varietas Anjasmoro. Terpilihnya lokasi Balee Musa sesuai dengan hasil

diskusi dengan Dinas Pertanian kabupaten Pidie Jaya dan Koordinator Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih (BPSB) kabupaten Pidie Jaya dan merupakan desa potensi kedelai binaan

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bandar Baru dan hasil diskusi dengan Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) Varietas yang biasa dikembangkan petani yaitu Anjasmoro. Produksi benih

sumber kelas SS kurang baik pertumbuhan tanaman oleh karena terjadi hujan yang

berkepanjangan yang menyebabkan tanaman kedelai yang ditanam tumbuh kurang optimal.

Hasil panen yang diperoleh sebanyak 26.000 Kg. Setelah dilakukan prosesing dengan

pengeringan, sortasi hasil yang layak diajukan menjadi calon benih 15.000 Kg dan calon benih

setelah melalui proses sertifikasi tidak lulus.

Lokasi 2. Kabupaten Bireuen

Lokasi perbanyakan benih sumber kelas Stock Seed (SS) kedelai dilaksanakan pada

lahan kering padi dilakukan di Desa Sarah Sirong Kecamatan Juli dan Cot Krut camatan

Peudada Kabupaten Bireuen seluas 40 hektar varietas Anjasmoro. Terpilihnya lokasi ini sesuai

dengan hasil diskusi dengan Dinas Pertanian kabupaten Bireuen dan Koordinator Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) kabupaten Bireuen dan merupakan desa potensi

Page 35: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

35

kedelai binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Juli dan Peudada dengan Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) Varietas yang biasa dikembangkan petani yaitu Anjasmoro.

Tabel 8. Lokasi, Varietas, Kelas Benih, Luas Tanam dan Produksi Benih Sumber Kedelai Kelas SS Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

No Lokasi Varietas Luas Tanam (ha)

Produksi Benih (Kg)

Keterangan

1 Pidie Jaya Anjasmoro 46 26.000 Tidak lulus

2 Bireuen Anjasmoro 40 21.000

Jumlah 40 47.000

Produksi benih sumber kelas SS kurang baik pertumbuhan tanaman oleh karena

terjadi hujan yang berkepanjangan yang menyebabkan tanaman kedelai yang ditanam

tumbuh kurang optimal. Hasil panen yang diperoleh sebanyak 21.000 Kg. Setelah dilakukan

prosesing dengan pengeringan, sortasi hasil yang layak diajukan menjadi calon benih 15.000

Kg. Keseluruhan calon benih setelah melalui proses sertifikasi tidak lulus.

3.5 Penguatan Penangkar Benih

Tabel 9. Sebaran Lokasi dan Jumlah Luas Tanam Penangkar Benih Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

No

Kabupaten

Varietas (ha)

Inpari 16 Inpari 30 Inpari 32

1 Aceh Besar 10 10 -

2 Pidie 5 10 30

3 Pidie Jaya 10 10 -

4 Bireuen 10 10 -

5 Aceh Utara 15 - -

6 Aceh Timur 10 10 -

7 Aceh Tamiang 5 5 -

8 Aceh Jaya 10 10 -

9 Aceh Barat 10 5 -

10 Nagan Raya 10 10 -

12 A.Barat Daya 4 - -

13 Aceh Tenggara 5 10 -

Page 36: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

36

14 Gayo lues 5 5 5

15 Aceh Tengah 2 5 -

16 Bener Meriah 2 5 -

17 Banda Aceh 10 10 -

Jumlah 123 115 35

3.6 RENCANA OPERASIONAL

No Kegiatan Bulan dalam tahun 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Kegiatan

2. Identifikasi lokasi

3. Persiapan lapangan

4. Pelaksanaan

5. Pembuatan laporan

6. Seminar Hasil

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Produksi calon benih sumber padi dengan kelas benih Foondation Seed (FS) sebanyak

5.087 Kg dari target produksi 6.000 Kg setara dengan 84,78 % dari target produksi

2. Produksi calon benih sumber padi kelas benih Stock Seed (SS) sebanyak 60.100 Kg dari

target yan direncanakan 60.100 Kg setara dengan 100 % dari target benih padi yang

direncanakan.

3. Produksi calon benih sumber kedelai kelas benih Fondation Seed (FS) sebanyak 3.000 Kg

dari target yang direncanakan 2.000 Kg setara dengan 150 % dari target benih kedelai

yang direncanakan.

Page 37: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

37

4. Produksi calon benih sumber kedelai sebanyak 50,796 Kg dari target yang direncanakan

86.670 Kg setara dengan 58 % dari target benih kedelai yang direncanakan.

5. Terbentuknya kelompok/petani penangkar padi sebanyak 32 kelompok tersebar di

Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat,

Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues dan Aceh Tenggara, kelompok/petani

penangkar kedelai sebanyak 8 kelompok yang tersebar di Pidie Jaya 4 kelompok dan 4

Kabupaten Bireuen.

4.2 Saran

1. Untuk kontinyuitas produksi benih kiranya perlu diupayakan pemilikan lahan untuk kedelai

dengan inprastruktur yang memadai sehingga mutu benih lebih dapat ditingkatkan.

2. Perlu diusahakan ketersediaan lantai penjemuran yang moderen, gudang prosesing dan

penyimpanan, yang memadai baik untuk prosesing calon benih padi, kedelai dan jagung

3. Perlu diupayakan gudang penyimpanan untuk benih sumber kelas Foondation Seed (FS)

sehingga kontinyuitas varietas bisa tersedia.

4. Penyebaran VUB terlaksana dengan baik terlihat dari permintaan benih terutama terhadap

verietas inpari 30 dan inpari 31.

DAFTAR PUSTAKA Anonymaus, 2008. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan Bappeda Provinsi Aceh

Page 38: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

38

------------------,2008. Menumbuhkan Penakar Benih Padi untuk Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru, Sinar Tani. 2008.

------------------, 2007. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Aceh

------------------, 1990. Buletin Imformasi Pertanian . No ISSN 0216-986 X. Penerbit Balai Informasi Pertanian Ciawi Hal 4-5.

------------------,2007. Pengadaan SDM Dukung Revitalisasi Perbenihan dalam Agrotek Tahun II

November 2007.

Badan Litbang Pertanian, 2010. Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010-2014

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) ACEH, 2009. Laporan Kegiatan Perbanyakan 4 Varietas

Benih Sumber menjadi Benih Dasar (FS) dan Benih Pokok (SS) menjadi Benih Sebar (ES) Varietas Unggul Padi Sawah di Penangkar Benih. BPTP Aceh, Banda Aceh, 34 hal.

Diah WS dan M. Syam, 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943-2007. Imformasi Ringkas Teknologi

Padi. http/balitpa.litbang.deptan.go.id

Ditjen Tanaman Pangan, 2010. Pedoman pelaksaan SLPTT padi, jagung, kedelai dan kacang tanah tahun 2010.Kementerian Pertanian

J. Bawolye / Msyam, 2008. Imformasi ringkas Teknologi Padi. Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank . http://balitpa.litbang.deptan.go.id;

Kementerian Pertanian, 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014. Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di

Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.

Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.

Makarim, A.K, U.S Nugraha, dan U.G Kartasasmita, 2000. Teknologi Produksi Padi sawah. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Prianti Soeharto, 2005. Penyuluhan & revitalisasi Pertanian Dalam Sinar tani Edisi 24 – 30 Agustus

2005. No. 3113 Tahun XXXV.

Rakhmat J. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Saptana, Pangarsa N dan Arianto H. 2000. Eksistensi Kelompoktani dan Respon Petani terhadap Inovasi Teknologi.

http://sulteng.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/diseminasi/2009/139--pembinaan-penangkar-dan-perbanyakan-benih-sumber-varietas-unggul-padi-jagung-dan-kedelai-apbn diakses 29 Juli 2013

Page 39: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

39

http://webblogkkn.unsyiah.ac.id/kayeeraya8/profil-kabupaten-pidie-jaya/ diakses 3 januari 2015

LAMPIRAN

Page 40: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

40

Lampiran 1.

Tabel 1. Tenaga Pelaksana

No Nama Jabatan dalam

Kegiatan Uraian Tugas

Alokasi Waktu

(Jam/mg)

1. Ir. M.Nasir Ali

Penjab Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan sampai laporan

20

2. Ir. Basri AB, Msi

Manajer Umum

- Manajer Umum - Menyusun proposal dan

laporan

10

3. Ir.T.Iskandar, Msi Pelaksana - Bag. Produksi - Mengolah dan

menganalisis data - Mengumpulkan data

dan laporan

10

4. Cut Maisyura, SP Pelaksana - Bag. Promosi dan Distribusi

- Mengolah dan menganalisis data

- Mengumpulkan data dan laporan

10

5. Lamhot Edi, SP Pelaksana - Pemb. Bag. Managemen Mutu

- Mengolah dan menganalisis data

- Mengumpulkan data dan laporan

10

6. Sarianto Pelaksana - Pemb. Bag. Produksi - Mengolah dan

menganalisis data - Mengumpulkan data

dan laporan

10

7. Ir. Chairunnas, M.Si Pelaksana - Pemb. Bag. Produksi - Mengolah dan

menganalisis data - Mengumpulkan data

dan laporan

10

8. Munawar Pelaksana - Bag. Penyimpanan - Mengolah dan

menganalisis data - Mengumpulkan data

dan laporan

10

9. Syarif Timbul Pelaksana - Pemb. Bag. Promosi dan Distribusi

- Mengolah dan menganalisis data

- Mengumpulkan data dan laporan

10

Page 41: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

41

10. Usman Pelaksana - Pemb. Bag. Penyimpanan

- Mengolah dan menganalisis data

- Mengumpulkan data dan laporan

10

11. Fitriah Administrasi Membantu menyelesaikan administrasi dan keuangan kegiatan

10

12. Suryani Novita Administrasi Membantu menyelesaikan administrasi dan keuangan kegiatan

10

13. Tim teknis Budidaya/HPT/Sosek

Pelaksana Membantu kelancaran/masukan/saran/ petunjuk teknis budidaya, sos-ek komoditi padi jagung dan kedelai

10

Tabel 2. Organisasi Pelaksana Kegiatan

Komponen teknologi

Cek List Adopsi

komponen teknologi

Keterangan

Penggunaan varietas unggul √ Varietas Inpari 16, Inpari 30, Inpari-31, Inpari 32, Inpari sidenuk dan mekongga

Penggunaan benih bermutu dan bibit sehat

√ Benih berlabel putih dan Ungu.

Umur bibit muda √ 15-20 hari setelah sebar

Pengelolaan tanaman untuk mendapatkan rumpun tanaman optimal

√ Jumlah rumpun tanaman permeter persegi pada 14 hari setelah tanam: Legowo 2:1 dan 4:1

Pemupukan berimbang √ Petani sudah bisa mengggunakan pemupukan berimbang

Pengendalian hama terpadu sesuai OPT sasaran

√ Pengendalian hama masih belum kontinyu/sebagian sudah menggunakan pestisida selektif

Perbaikan aerasi tanah √ Belum mengerti, belum semua bisa memahami tentang aerasi tanah dan sebagian sudah menerapkan irigasi berkala

Penambahan bahan organik √ Manfaat penggunaan bahan organik sudah dirasakan oleh petani

Pupuk cair atau suplemen lainnya

Penggunaan pupuk cair sangat kondisional

Penanganan panen dan pasca panen

√ Panen dilakukan bila 1/5 dari malai atau gabah pada bagian malai telah kuning. Perontokan gabah paling lama 1-2 hari setelah panen

Lampiran 2 . Anggaran UPBS

Page 42: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

42

No. URAIAN PAGU REALISASI

PRODUKSI BENIH 2.548.539.000 19.983.538.000

UPBS PADI (Target Produksi FS 6 Ton, SS 60,1 Ton) 947.000.000 756.214.900

A Unit Pengelola Benih Sumber Padi 914.300.000 726.145.000

Belanja Bahan 1.000.000 999.000

Belanja Honor Output Kegiatan 50.500.000 50.300.000

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 261.640.000 261.542.500

Beban Sewa 476.000.000 288.615.000

Belanja Perjalanan Biasa 108.000.000 107.530.000

Belanja Perjalanan Lainnya 17.160.000 17.159.400

B Pendampingan Penangkar 32.700.000 30.069.000

Belanja Bahan 4.000.000 2.660.000

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 11.200.000 11.080.000

Beban Jasa Profesi 2.500.000 1.500.000

Belanja Perjalanan Biasa 9.000.000 8.830.000

Belanja Perjalanan Lainnya 6.000.000 5.999.000

A Unit Pengelola Benih Sumber Jagung 139.647.000 120.228.600

Belanja Bahan 1.000.000 999.000

Belanja Honor Output Kegiatan 28.000.000 27.800.000

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 67.147.000 50.144.000

Beban Sewa 19.500.000 17.300.000

Belanja Perjalanan Biasa 24.000.000 23.985.000

PRODUKSI BENIH SUMBER ( FS SS ) 1.461.892.000 1.107.094.900

A Unit Pengelola Benih Sumber Kedelai 1.350.448.000 1.107.094.900

Belanja Bahan 19.100.000 4.075.000

Belanja Honor Output Kegiatan 289.000.000 104.800.000

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 357.000.000 354.430.000

Belanja Barang Persediaan Barang Lainnya 32.000.000 31.600.000

Beban Sewa 409.350.000 373.400.000

Belanja Perjalanan Biasa 195.000.000 155.875.000

Belanja Perjalanan Lainnya 48.000.000 47.921.200

A Manajemen dan Penguatan Penangkar UPBS/Penangkar 111.444.000 349.937.000

Manajemen dan Penguatan UPBS 75.000.000 0

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 15.000.000 0

Beban Jasa Konsultan 60.000.000 0

B Penguatan Penangkar 36.444.000 34.993.700

Belanja Bahan 4.744.000 4.550.000

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 14.200.000 14.195.000

Beban Jasa Profesi 2.500.000 2.000.000

Belanja Perjalanan Biasa 9.000.000 9.000.000

Belanja Perjalanan Lainnya 6.000.000 6.000.000

Lampiran 3. Foto – Foto Kegiatan UPBS

Page 43: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

43

Gambar 1 : Survey Lokasi Penanaman

Gambar 2 : Kedelai memasuki fase masak

Page 44: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

44

Gambar 3 : Roguing Fase Masak

Gambar 4 : Pantauan Serangan Hama Penyakit

Page 45: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

45

Gambar 5 : Menjelang Panen

Gambar 6 : Penyerahan Benih

Page 46: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

46

Gambar 7 : Padi Inpari 16 Pasundan

Gambar 8 : Padi Inpari 30

Page 47: PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/23-Laporan AKHIR.UPBS.15...Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

47

Gambar 9 : Gedung dan gudang UPBS BPTP Aceh

Gambar 10 : Kemasan Benih Produksi UPBS BPTP Aceh