Upload
cut-putri-zakirah
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Pencegahan Penyakit Periodontal
1/2
1. Pencegahan Penyakit PeriodontalPencegahan penyakit periodontal diutamakan pada pengontrolan plak. Hal yang termasuk
kedalam pencegahan penyakit periodontal antara lain adalah cara mendidik pasien agar pasien
mengetahui cara-cara menjaga kebersihan mulutnya, serta upaya memotivasi pasien agar
pasien menerapkan nasihat dan petunjuk yang sudah diberikan oleh dokter gigi.
Dalam hal mendidik pasien, dokter gigi harus memberitahu tentang cara pengontrolan plak
secara mekanis, yaitu yang dilakukan dengan sikat gigi atau dental floss. Sebelum mengetahui
cara menyikat gigi yang baik, dokter gigi haru memberitahu terlebih dahulu bagaimana sikat
gigi yang ideal, yaitu :
Kepala sikat gigi harus cukup kecil untuk dapat dimanipulasi dengan efektif di daerahmanapun di dalam rongga mulut. Panjang kepala sikat untuk orang dewasa adalah 2,5
cm, dan untuk anak-anak adalah 1,5 cm.
Bulu-bulu sikat harus mempunyai panjang yang sama sehingga dapat berfungsibergantian.
Tekstur harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringanlunak maupun jaringan keras.
Sikat harus mudah dibersihkan. Pegangan sikat gigi harus enak dipegang dan stabil.Setelah memberitahukan bagaimana sikat gigi yang ideal, maka dokter gigi kemudian akan
menjelaskan bagaimana cara menyikat gigi yang ideal, yaitu :
Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaan gigi, khususnya daerahleher gingival dan region interdental.
Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringan keras. Metodepenyikatan vertikal dan horizontal dapat menimbulkan resesi gingiva dan abrasi gigi.
Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari oleh pasien. Metode harus tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi-geligi dapat disikat
bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan.
Kemudian, dokter gigi juga harus memberitahukan kepada pasien frekuensi penyikatan
gigi. Secara teoritis, gigi-geligi cukup dibersihkan sehari sekali untuk mencegah agar plak
tidak menempel pada daerah yang dapat merangsang timbulnya inflamasi gingiva. Meskipun
demikian, hanya beberapa individu yang dapat membersihkan gigi-geliginya dengan sangat
baik sehingga seluruh plak dapat dihilangkan dalam sekali penyikatan. Oleh sebab itu,
frekuensi menyikat gigi adalah minimal dua kali sehari, yaitu pagi saat setelah sarapan, dan
malam sebelum tidur.Untuk lebih membersihkan gigi, terutama di bagian interdental yang agak sulit dijangkau
oleh sikat gigi, maka pasien dapat diajari cara pemakaian dental floss. Awalnya, dokter gigi
lah yang mempraktekkan cara pemakaian dental floss di gigi-geligi pasien, kemudian ketika
pasien telah mengerti cara menggunakannya, maka pasien dapat mencoba menggunakan
dental floss dengan diawasi oleh dokter gigi, sehingga jika pemakaiannya sudah benar, maka
pasien tersebut dapat menggunakan dental floss di rumah.1,2
7/29/2019 Pencegahan Penyakit Periodontal
2/2
2. Proses Pembentukan KalkulusKalkulus adalah plak dental yang telah mengalami mineralisasi. Plak yang lunak menjadi
keras karena pengendapan garam-garam mineral, yang biasanya dimulai antara hari pertama
sampai hari keempat belas dari pembentukan plak.
Proses kalsifikasi mencakup pengikatan ion-ion kalsium ke senyawa karbohidrat-protein
dari matriks organik, dan pengendapan kristal-kristal garam kalsium fosfat. Kristal terbentuk
pertama sekali pada matriks interseluler dan pada permukaan bakteri, dan akhirnya diantara
bakteri.
Saliva merupakan sumber mineralisasi untuk kalkulus supragingival, dimana serum
transudat yang disebut cairan gingival crevicular menyediakan kalsium untuk kalkulus
subgingiva. Plak memiliki kemampuan untuk mengkonsentrasikan kalsium 2-20 kali level
yang ada pada saliva.
Kalsifikasi kalkulus dimulai sepanjang permukaan plak supragingival (dan pada komponen
melekat dari plak supragingival) yang berbatasan dengan gigi membentuk fokus-fokus yang
terpisah. Fokus-fokus tersebut kemudian membesar dan menyatu membentuk massa kalkulusyang padat. Kalkulus dibentuk lapis demi lapis, dimana setiap lapis sering dipisahkan oleh
kutikula yang tipis yang kemudian tertanam dalam kalkulus dengan berlangsungnya
kalsifikasi.1,3
Sumber :
1. Michael G. Newman, dkk. Caranzas Clinical Periodontology. 10th Ed. Missouri :Saunders Elsevier. 2006. P.371-2
2. J.D Manson. Buku Ajar Periodonti. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates. 1993. P.105-1223. Saidina Hamzah Dalimunthe. Periodonsia. Edisi Revisi. Medan : Departemen FKG USU.
2008. P.121-2