64
KONTRAK PERKULIAHAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDAHULUAN Kontrak Perkuliahan ialah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama antara dosen dan mahasiswanya. Kontrak Perkuliahan disusun oleh dosen yang lebih memahami apa yang diperlukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah tersebut, yaitu yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan kurikulum program studi yang diikuti mahasiswa. Akan tetapi, begitu mahasiswa memilih atau mengambil mata kuliah tersebut, maka berlakulah kontrak perkuliahan antara dosen dan mahasiswa, dalam arti bahwa jelas tertulis mengenai tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam pelaksanaan proses belajar mengajar selama 1 semester. Dengan demikian Kontrak Perkuliahan juga berfungsi sebagai alat monitor pelaksanaan proses belajar mengajar. Istilah Kontrak Perkuliahan disepakati untuk digunakan pada pelaksanaan mata kuliah “kelas besar” (lebih dari 20 orang mahasiswa). Untuk “kelas kecil” atau perkuliahan pada Program Pasca Sarjana 1

PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

KONTRAK PERKULIAHAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENDAHULUAN

Kontrak Perkuliahan ialah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama

antara dosen dan mahasiswanya. Kontrak Perkuliahan disusun oleh dosen

yang lebih memahami apa yang diperlukan oleh mahasiswa dalam mata

kuliah tersebut, yaitu yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan kurikulum

program studi yang diikuti mahasiswa. Akan tetapi, begitu mahasiswa

memilih atau mengambil mata kuliah tersebut, maka berlakulah kontrak

perkuliahan antara dosen dan mahasiswa, dalam arti bahwa jelas tertulis

mengenai tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar selama 1 semester. Dengan demikian Kontrak Perkuliahan

juga berfungsi sebagai alat monitor pelaksanaan proses belajar mengajar.

Istilah Kontrak Perkuliahan disepakati untuk digunakan pada pelaksanaan

mata kuliah “kelas besar” (lebih dari 20 orang mahasiswa). Untuk “kelas

kecil” atau perkuliahan pada Program Pasca Sarjana digunakan istilah

Kontrak Belajar yang lebih bersifat individual (ibarat dibuatkan pakaian yang

“tailor-made” untuk masing-masing, bukan pakaian konveksi), karena dapat

disusun sesuai dengan kebutuhan setiap mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa

ikut menentukan isi Kontrak Belajar bersama dosen pengasuh mata kuliah.

Latar Belakang Kontrak Perkuliahan dan Kontrak Belajar didasari oleh teori

mengenai Pendidikan Orang Dewasa, Belajar Mandiri dan Belajar Aktif. Oleh

karena itu dalam modul ini mula-mula akan dibahas berbagai teori tersebut

sebelum membicarakan isi Kontrak Perkuliahan.

1

Page 2: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa akan dapat : menjelaskan

peranan dan fungsi Kontrak Perkuliahan dalam proses belajar mengajar.

Secara khusus mahasiswa akan dapat :

1. Menjelaskan pengertian, tujuan, tahap-tahap belajar dan faktor-faktor

yang mempengaruhi pembelajaran orang dewasa

2. Menjelaskan pengertian, cara-cara dan peran belajar aktif dalam proses

belajar mahasiswa

3. Menjelaskan definisi, cara aplikasi belajar mandiri dan strategi belajar

mandiri

4. Menjelaskan pengertian kontrak perkuliahan dan hubungannya dengan

prinsip belajar mahasiswa dewasa

5. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan kontrak perkuliahan

PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Sesuai dengan namanya, pendidikan orang dewasa merupakan pendidikan

yang diperuntukkan bagi orang dewasa (bukan anak-anak). Pendidikan orang

dewasa mempunyai pendekatan, ruang lingkup, tujuan maupun strategi yang

berbeda dengan pendidikan untuk anak-anak. Pendidikan orang dewasa

menitikberatkan pada belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat untuk

mempelajari keterampilan yang dapat digunakan dalam mengarahkan diri

sendiri. Di dalam menjalankan proses pendidikannya, orang dewasa lebih

menyukai belajar dalam kondisi bebas, tidak begitu menyukai hafalan, lebih

mengutamakan pemecahan masalah, dan hal-hal yang praktis.

Tujuan orang dewasa mengikuti pendidikan bervariasi. Ada yang bertujuan untuk promosi, naik pangkat, dan lain-lain. Ada yang mengikuti pendidikan untuk memperluas interaksi sosial antara sesama peserta atau memperdalam ilmu itu sendiri. Tujuan tersebut sangat menentukan proses belajar orang dewasa. Selain itu, proses belajar orang dewasa juga dipengaruhi berbagai faktor, seperti faktor kebebasan, tanggung jawab, pengambilan keputusan

2

TujuanInstruk-sional

Penda-huluan

Tujuan

Page 3: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

sendiri, faktor pengarahan diri sendiri, faktor psikologis, faktor motivasi dan faktor fisik.

Seringkali berbagai macam pertanyaan timbul sehubungan dengan ”pendidikan orang dewasa”, antara lain: apa itu pendidikan orang dewasa, siapa pendidik orang dewasa, siapa peserta pendidikan orang dewasa, apa maksud diadakannya pendidikan orang dewasa dan lain-lain. Banyak pakar telah menulis tentang pendidikan orang dewasa dan membuat banyak rumusan-rumusan mengenai hal itu sesuai dengan persepsi mereka masing-masing. Pada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya berbeda dengan konsep pendidikan anak-anak di sekolah.

Pendidikan orang dewasa mulai diorganisasikan secara sistematis sekitar tahun 1920. Pada saat itu pendidikan dirumuskan sebagai suatu proses yang menimbulkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat. Belajar bagi orang dewasa adalah bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk selalu bertanya dan mencari jawabannya.

Pendidikan orang dewasa berbeda dari pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi dan peniruan. Pendidikan anak-anak adalah proses pemberian dasar-dasar pengetahuan, pembentukan sikap mental dan moral serta pendidikan kewarganegaraan. Sedangkan pendidikan orang dewasa lebih menitikberatkan kemampuan untuk memecahkan problem-problem yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.

3

Perbedaan pendidikan orang dewasa dengan pendidikan anak-anak

Pengertian

Ada PR, ya ?

Page 4: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Kata ”Androgogik” berasal dari bahasa Yunani aner atau andr yang berarti orang (bukan anak) dan agogus berarti mengarahkan diri. Dengan demikian hasil pendidikan orang dewasa adalah lulusan (orang dewasa) sebagai sasaran pendidikan yang dapat mengarahkan diri sendiri dan menjadi guru untuk dirinya sendiri.

Pendidikan orang dewasa merupakan proses ketika seseorang, dalam waktu tertentu, mengikuti pendidikan secara teratur berdasarkan pada kebutuhannya untuk memecahkan masalah diri sendiri atau masyarakat karena adanya perubahan-perubahan informasi, pengetahuan, atau keterampilan-keterampilan, penghayatan dan sikap-sikap. Menurut UNESCO (1976), pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan yang diorganisasikan isinya, tingkatannya dan metodenya secara formal maupun nonformal untuk memenuhi kebutuhan yang melengkapi pendidikan di sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, mendapatkan keterampilan dan membawa perubahan sikap seseorang sebagai tenaga pembangunan yang mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.

Perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa mempunyai implikasi yang penting pada proses belajar-mengajar. Jika dilihat dari faktor usia, yang berumur di bawah 16 tahun dikategorikan sebagai anak-anak, sementara orang dewasa adalah mereka yang berumur 16-18 tahun atau lebih. Beberapa peneliti juga menggolongkan orang dewasa ke dalam beberapa kategori yang lebih rinci. Selain dilihat dari faktor usia, pengertian orang dewasa dapat dilihat juga dari segi psikologis dan biologis. Seseorang dikatakan telah dewasa secara psikologis karena ia sudah dapat mengarahkan diri sendiri, tidak terikat pada orang lain, dapat bertanggungjawab terhadap segala tindakannya, mandiri serta dapat mengambil keputusan sendiri. Sementara jika dilihat dari segi biologis, seseorang dikatakan dewasa apabila yang bersangkutan telah memperlihatkan tanda-tanda kelamin sekunder. Pada pria ditandai dengan tumbuhnya ”jakun”, suara berubah menjadi besar dan berat, dan tumbuhnya bulu-bulu di tubuhnya, seperti kumis, jenggot, cambang, bulu

4

Page 5: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

dada dan sebagainya. Pada wanita ditandai dengan terjadinya menstruasi, tumbuhnya payudara, dan sebagainya.

Dari beberapa rumusan tersebut, disimpulkan bahwa pendidikan orang dewasa meliputi bentuk pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh pria dan wanita dewasa sesuai dengan minat dan kebutuhannya pada tingkatan kemampuan dan pengetahuan yang berbeda-beda untuk mendukung perubahan peranan serta tanggung jawab dalam kehidupannya. Dengan demikian, proses instruksional di universitas termasuk salah satu bentuk pendidikan orang dewasa, dengan asumsi bahwa mahasiswa dianggap sebagai orang dewasa.

Tujuan utama dari pendidikan mahasiswa sebagai orang dewasa adalah untuk membantu setiap mahasiswa sebagai orang dewasa, untuk mengembangkan diri melalui pendidikan. Tidak ada satu sistem pendidikan orang dewasa yang dapat memenuhi semua kebutuhan belajar dan keinginan mahasiswa. Sekali pun demikian tidak tertutup kemungkinan terdapat usaha-usaha untuk membantu setiap mahasiswa untuk mengembangkan potensi (kemampuan) yang mereka miliki sebaik mungkin.

Melalui pendidikan orang dewasa, dosen diharapkan mampu mendorong perkembangan mahasiswa ke arah tiga hal, yaitu :a. Membangkitkan semangat mahasiswa;b. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa agar dapat berbuat seperti

diperbuat orang lain;c. Memberi kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat menolak atau

menerima hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan mereka.

Pencapaian ketiga aspek ini mengacu pada pencapaian rasa percaya diri dan kemampuan hidup mandiri sesuai dengan status seseorang dalam masyarakat. Ketiga aspek tersebut membebaskan orang dari kebodohan agar tidak diperlakukan sebagai robot yang pasif dan yang hanya melaksanakan perintah tanpa berpikir. Sebaliknya mahasiswa diharapkan menjadi manusia kreatif,

5

Definisi pendidikan orang dewasa

Tujuan pendidikan orang dewasa

Perkem-bangan maha-siswa

Page 6: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

sensitif, sadar, dapat menjadi anggota masyarakat yang berperan aktif dalam proses pembangunan. Ketiga aspek tersebut merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang menjadi tujuan akhir pendidikan orang dewasa yang diselenggarakan oleh berbagai institusi. Ketiga aspek itu adalah tujuan akhir dari suatu pendidikan di lembaga pendidikan tinggi.

Faktor-faktor yang MempengaruhiBelajar Orang Dewasa

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor kebebasan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi.

Faktor Kebebasan

Ciri kedewasaan adalah kebebasan atau ketidakterikatan dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya serta membandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman-pengalaman belajar telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa juga dapat menilai kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya dan mengarah pada pemecahan masalah. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mengaplikasikan sesuatu dan bagaimana memecahkan masalah, bukan sekedar pengetahuan dan teori-teori. Dengan demikian mereka memerlukan contoh dan non contoh aplikasi pengetahuan dan teori dalam kehidupan sehari-hari. Proses belajar mahasiswa perlu disesuaikan dengan faktor kebebasan yang dimiliki orang dewasa, misalnya dengan membebaskan mahasiswa untuk memilih tugas yang ingin dikerjakan, meminta mahasiswa untuk menulis opinion paper sebagai pemecahan masalah atas suatu kasus.

Faktor Tanggung Jawab

Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa. Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri.

6

Kebebasan

Tanggung jawab

Page 7: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Dalam hal kedewasaan, mahasiswa dan dosennya sebenarnya sama dan sejajar. Perbedaannya bahwa dosen memiliki pengetahuan/keterampilan tertentu yang belum dimiliki mahasiswa.

Karena kesejajaran tersebut mahasiswa cenderung ingin diperlakukan sebagai seseorang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Mereka senang dianggap sebagai sahabat yang mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan dosen sebagai tempat bertanya jika mereka mengalami masalah dalam melakukan kegiatannya. Dengan demikian, belajar bagi mahasiswa adalah proses saling bertukar pendapat, bukan menunggu perintah/petunjuk. Kegiatan diskusi, tanya jawab, tugas mandiri (penelitian kecil, review literatur), dan ketentuan waktu yang jelas (deadlines) merupakan cara yang dapat membantu membina rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap proses belajar.

Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri

Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh orang lain. Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk diri mereka.

Dikaitkan dengan proses belajar, mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk menerima kebenaran-kebenaran dari luar. Mahasiswa menentukan arah perjalanan yang didapatnya, menghubungkan dengan kebutuhan dirinya dan pengalamannya, dan menilai baik-buruknya. Maka dalam penyajian bahan pelajaran kepada orang dewasa hendaklah dosen lebih mengutamakan pemberian informasi yang relevan dan netral. Peran dosen dalam hal ini sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa dalam mengambil keputusan dan menyeleksi informasi yang diterima, terutama dalam hal-hal baru.

Faktor Pengarahan Diri Sendiri

Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri, dan mereka mempunyai pandangan sendiri (way of life). Ini berarti dalam proses belajar-mengajar, mahasiswa mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai dengan pandangan yang dimilikinya. Namun,

7

Pengam-bilan keputusan

Pengarahan diri sendiri

Page 8: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

walaupun mereka mampu mengarahkan diri sendiri, bukan berarti mereka tidak memerlukan orang lain. Interaksi antara mahasiswa dalam proses belajar adalah cukup tinggi, bahkan mungkin lebih tinggi dari interaksi dalam proses belajar anak-anak.

Dengan mengenal mahasiswa secara mendalam, dosen dapat memberi kesempatan pada mahasiswanya untuk berinteraksi dengan mahasiswa lain. Dengan demikian berdasarkan pengalaman pendidikan/kerja mereka, usia mereka, keinginan-keinginan mereka, dosen dapat mengarahkan proses belajar mahasiswa. Melalui cara ini dosen kemudian dapat menyesuaikan program dan memilih metode yang tepat untuk mereka, misalnya metode diskusi kelompok, simulasi, atau studi kasus, yang akan dapat mengakomodasi tingkat interaksi antar mahasiswa dan faktor pengarahan diri dalam kelompok.

Faktor Psikologis

Dalam proses belajar orang dewasa, faktor psikologis hendaknya diperhatikan. Perlu ada kesan bahwa mahasiswa diterima sebagai orang dewasa yang mempunyai kebebasan berekspresi dan berkreasi dan dihargai sebagai sahabat. Yang penting adalah dosen dan mahasiswa dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan, bukan saling menggurui. Asas humanistik sangat penting dalam hal ini.

Faktor Fisik

Mahasiswa dewasa membutuhkan situasi belajar yang lebih bebas. Secara fisik ia membutuhkan tempat latihan yang tidak mengikat. Untuk itu semua tempat dan perlengkapan perlu diatur agar :

1) memberikan kenyamanan, 2) menyenangkan, 3) bersifat santai tidak formal (bentuk tata kelas yang klasikal kurang tepat dibandingkan dengan tata kelas bentuk huruf U), 4) pengaturan udara di ruangan yang baik, 5) penempatan alat dan media pengajaran yang tepat.

8

Psikologis

Fisik

Page 9: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Kondisi fisik fasilitas (ruangan dan peralatan) juga harus dibarengi dengan kondisi fisik mahasiswa dan dosen yang baik. Jumlah mahasiswa jangan terlalu banyak. Jumlah yang ideal adalah antara 15-20 orang, karena memungkinkan untuk dialog dan diskusi antara dosen dengan semua mahasiswa. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan praktis, jumlah kelas yang tidak terlalu besar memungkinkan setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk menjalankan praktek.

Daya ingat orang dewasa juga mempengaruhi proses belajar, terutama dalam hal menangkap/menerima pelajaran baru, mengingat pengalaman dan pengetahuan yang sudah pernah didapat, menghadirkan kembali yang lama dan menghubungkan dengan yang baru. Daya ingat seseorang menurun jika usianya makin lanjut. Oleh sebab itu, dosen yang baik tidak akan mengharuskan mahasiswa untuk menghafal bahan pelajaran yang bertumpuk-tumpuk. Yang diperlukan oleh mahasiswa adalah pengertian dan pemahaman terhadap materi yang dipelajarinya, bukan cuma sekedar menghafal saja.

Faktor Motivasi

Perlu diperhatikan bahwa motivasi orang dewasa untuk mengikuti pendidikan berbeda-beda. Menurut Houle (1961), motivasi peserta pelatihan orang dewasa dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :Pertama; adalah mereka yang berorientasi pada tujuan (goal oriented), yaitu mereka yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat, dan lain-lain.Kedua; adalah mereka yang berorientasi pada kegiatan (social oriented), yaitu mereka yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses belajar sebagai tujuan belajar.Ketiga; adalah mereka yang berorientasi pada mempelajari ilmu itu sendiri (learning oriented) karena mereka senang belajar.

Dengan mengenal dan memahami faktor-faktor tersebut, maka program yang akan disajikan dalam proses belajar hendaknya sudah memenuhi asumsi dasar sebagai berikut :

9

Motivasi

Page 10: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

1. Mahasiswa sebagai orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri dalam belajar (self-directing).

2. Mahasiswa sebagai orang dewasa mempunyai pengalaman hidup yang sangat kaya yang merupakan sumber belajar yang berharga.

3. Mahasiswa sebagai orang dewasa cenderung lebih berminat pada proses belajar mengajar yang berhubungan dengan penyelesaian masalah dan tugas-tugas yang dihadapinya.

Aspek yang penting dalam ini adalah bahwa mahasiswa sebagai orang dewasa bukan cuma ”passive recepient” atau penerima yang pasif, namun lebih sebagai ”active actor” atau individu yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Gaya Belajar Orang Dewasa

Mahasiswa sebagai orang dewasa merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Mahasiswa sudah dapat menilai program-program yang disajikan, dan juga menilai cara penyajian program oleh dosen. Tidak jarang mahasiswa merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai atau kurang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Padahal menurut penilaian dosen bahan yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

10

Gaya belajar sebagai kondisi belajar

Page 11: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Apabila bahan yang disajikan memenuhi kebutuhan peserta dan disajikan dengan gaya yang sesuai dengan gaya belajar mereka, maka mahasiswa akan dengan mudah menguasai bahan tersebut dan dapat mempraktikkannya di masyarakat. Sebaliknya jika penyampaian bahan tidak sesuai dengan gaya belajar peserta, maka tujuan pengajaran akan sukar tercapai. Oleh sebab itu, seorang dosen perlu mengetahui gaya belajar mahasiswanya, antara lain bahwa mereka tidak menyukai hafalan-hafalan, mereka lebih mengutamakan pemecahan masalah dan hal-hal yang praktis daripada yang teoritis. Kegiatan belajar yang berupa kuliah saja tidak menarik bagi mahasiswa, mereka lebih senang terlibat dalam interaksi intelektual dengan teman-temannya seperti dalam diskusi kelompok, latihan-latihan pemecahan masalah yang praktis (studi kasus), observasi, dan penggunaan multi media dalam pengajaran.

Proses belajar mahasiswa sebagai orang dewasa biasanya berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut

a. kesadaran (awareness)tahap pengenalan dan penjelasan tentang konsep dan materiyang akan dipelajarinya.

b. pengetahuan/pemahamantahap penjelasan dan pemahaman terhadap konsep, teori,prosedur dan prinsip-prinsip yang berlaku pada materi atauketerampilan yang akan dipelajari.

c. keterampilantahap penguasaan suatu keterampilan dan uji coba keterampilan tersebut melalui praktek dan latihan

d. penerapan keterampilan atau pengalamantahap penerapan pengetahuan dan keterampilan yang sudahdikuasai pada masalah baru yang belum pernah diketahui

e. sikaptahap menentukan sikap berdasarkan pengetahuan danketerampilan yang sudah dimiliki. Perubahan sikap ini tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat, tetapimemerlukan waktu yang lama.

11

Tahap-tahap belajarorang dewasa

Page 12: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Betapa pun baiknya perencanaan perkuliahan yang telah dibuat, sikap

fleksibel tetap diperlukan, karena pada saat pelaksanaan perkuliahan mungkin

diperlukan perubahan dari rencana yang sudah ada.

Hal yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam melaksanakan perkuliahan

adalah umpan balik (feedback). Umpan balik ini berguna bagi baik bagi

mahasiswa maupun bagi dosen untuk melanjutkan proses perkuliahan. Umpan

balik dari dosen merupakan cara untuk memberi kesempatan kepada

mahasiswa memperbaiki proses belajarnya. Tidak adanya umpan balik dari

dosen dapat menyebabkan mahasiswa frustasi, bosan dan kehilangan arah.

Mereka tidak tahu apa dan di mana kesalahan mereka, tidak tahu apa

kekurangan mereka, juga tidak tahu di mana posisi mereka dibandingkan

dengan sesama rekannya. Oleh sebab itu, umpan balik ini penting sekali bagi

mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya

Umpan balik dari mahasiswa terhadap dosen berguna untuk menyesuaikan

proses perkuliahan berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan strategi yang

sesuai dengan tujuan belajar mahasiswa. Jika dosen tidak mengetahui persepsi

mahasiswa tentang proses perkuliahan yang dijalankan, dosen tidak akan

mengerti apa dan di mana kekurangan perkuliahannya. Umpan balik

mahasiswa juga memberi kesempatan kepada dosen untuk bersikap fleksibel

terhadap kebutuhan mahasiswa dan rencana perkuliahan yang dibuatnya.

Untuk mecapai hasil belajar yang optimal, orang dewasa belajar dari berbagai

sumber. Sumber belajar yang paling dianggap penting oleh orang dewasa

adalah teman, keluarga atau tetangga. Jadi strategi belajar orang dewasa harus

melibatkan interaksi dengan orang banyak. Setelah teman, yang dianggap

penting adalah pakar, tenaga ahli atau dosen. Setelah teman dan dosen, orang

dewasa menggunakan berbagai jenis buku, media cetak lainnya dan media

12

Pelaksa-naan perku-liahan

Umpan balik dari dosen

Umpan balik maha-siswa

Sumber belajar

Page 13: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

noncetak. Yang termasuk dalam media cetak adalah buku, modul, booklet,

leaflet, chart, foto, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Sedangkan yang

termasuk dalam media noncetak adalah radio, kaset, OHP, slide, film, video,

televisi.

Rangkuman

Pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang menitikberatkan pada

cara bertanya sepanjang hayat dan mempelajari keterampilan untuk

mengarahkan diri sendiri. Dalam menjalankan proses belajarnya, orang

dewasa lebih menyukai kondisi belajar yang bebas, tidak menyukai

hafalan dan lebih mengutamakan pemecahan masalah dan hal-hal

praktis.

Orang dewasa mengikuti pendidikan karena motivasi yang berbeda-

beda, yaitu untuk mencapai tujuan tertentu (goal-oriented),

untukmemenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan pengembangan dirinya

(learning-oriented). Falktor-Faktor yang mempengaruhi pendidikan

orang dewasa adalah faktor kebebasan, tanggungjawab, pengambilan

keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis dan fisik. Dalam

pendidikan orang dewasa, dosen berfungsi senagai organisator yang

mengorganisasikan pengalaman-pengalaman dari kehidupan mahasiswa

sebenarnya menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan baru yang

memberi arti bagi mahasiswa.

Pelaksanaan proses belajar mengajar bagi orang dewasa berlangsung

fleksibel. Umpan balik menjadi sangat penting dalam meningkatkan

interaksi proses belajar mengajar. Sumber belajar yang banyak

digunakan oleh orang dewasa adalah teman-teman sendiri. Dalam proses

belajar, pemanfaatan beberapa sumber belajar yang dikombinasikan

dengan tepat akan lebih baik daripada penggunaan satu sumber belajar

saja.

13

Page 14: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

BELAJAR AKTIF

Dalam proses belajar, perubahan tingkah laku terjadi karena adanya latihan

atau pengalaman yang dialami oleh seseorang. Perubahan tersebut biasanya

bersifat relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Belajar

aktif merupakan fungsi interaksi antara individu dan situasi di sekitarnya yang

diarahkan oleh tujuan belajar. Interaksi yang terus-menerus menimbulkan

pengalaman-pengalaman dan keinginan untuk memahami sesuatu yang baru,

yang belum dipahami, atau yang belum dialami. Belajar aktif ditandai bukan

hanya melalui keaktifan mahasiswa yang belajar secara fisik, namun juga

keaktifan mental. Justru keaktifan mental merupakan hal yang sangat penting

dan utama dalam belajar aktif dibandingkan keaktifan fisik.

Belajar merupakan usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam

dirinya. Dalam proses belajar terjadi perubahan dan peningkatan mutu

kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa, baik dari segi

kognitif, psikomotor maupun afektif.

Belajar aktif (sering dikenal sebagai ”Cara Belajar Mahasiswa Aktif”) merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan perkuliahan dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi mahasiswa. Belajar yang bermakna terjadi bila mahasiswa berperan aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya (Yulaelawati, 1992).

Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing (1859-1952). Dewey sangat tidak setuju pada rote learning atau belajar dengan menghafal. Dewey merupakan pendiri sekolah Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa mahasiswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan mahasiswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan mahasiswa secara

14

Definisi

Dewey

Pendahu-luan

Page 15: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

aktif dalam suatu proses belajar. Menurut Dewey, dosen berperan untuk menyediakan sarana bagi mahasiswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta mahasiswa dan dosen dalam belajar aktif akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna sehingga dapat membentuk ”mahasiswa sebagai manusia seutuhnya”.

Sesuai dengan persepsi Dewey, peran serta mahasiswa dan dosen dalam konteks belajar aktif menjadi sangat penting. Dosen berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan mahasiswa belajar:

sebagai nara sumber yang mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi mahasiswa,

sebagai pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan kegiatan belajar bermakna,

dan yang dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan. Mahasiswa juga terlibat dalam proses belajar bersama dosen, karena mahasiswa

dibimbing, diajar, dan dilatih

- menjelajah, - mencari, - mempertanyakan sesuatu, - menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, - mengelola, - dan menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif.

Mahasiswa dibimbing agar mampu menentukan kebutuhannya, menganalisis informasi yang diterima, menyeleksi bagian-bagian penting, dan memberi arti pada informasi baru. Mahasiswa juga diharapkan mampu memodifikasi pengetahuan yang baru diterima dengan pengalaman dan pengetahuan yang pernah diterimanya. Selain itu, mahasiswa juga dibina untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada hal-hal atau masalah-masalah baru yang dihadapinya. Dengan demikian, mahasiswa mampu belajar mandiri.

15

Peran dosen dan mahasiswa

Page 16: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri mahasiswa dan menggali potensi mahasiswa dan dosen untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman.

Melalui pendekatan belajar aktif, mahasiswa diharapkan akan lebih mampu

mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang

dimilikinya. Di samping itu mahasiswa juga secara penuh dan sadar dapat

menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih

terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, sehingga

dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran informasi yang

bermakna baginya.

Dengan demikian, belajar aktif diasumsikan sebagai pendekatan belajar yang

efektif untuk dapat membentuk mahasiswa sebagai manusia seutuhnya yang

mempunyai kemampuan untuk belajar mandiri sepanjang hayatnya, dan untuk

membina profesionalisme dosen.

Bagaimana cara belajar aktif?

Seorang dosen cenderung melaksanakan tugas secara rutin berdasarkan satuan acara perkuliahan dan jadwal perkuliahan yang ditentukan. Strategi perkuliahan yang digunakan juga merupakan seuatu yang rutin, yaitu ceramah (kuliah mimbar), atau dilengkapi dengan kerja laboratorium jika diperlukan. Mahasiswa duduk mendengarkan dosen yang berceramah, atau mahasiswa sibuk mencatat ceramah dosen tersebut. Itulah gambaran rutin dari setiap perkuliahan yang umum terjadi.

16

Strategi perkuliahan

Mengapa belajar aktif ?

Page 17: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Belajar aktif memperkenalkan pendekatan yang lain daripada gambaran rutin perkuliahan yang terjadi. Belajar aktif menuntut keaktifan dosen dan juga mahasiswa. Belajar aktif juga mensyaratkan terjadinya interaksi yang tinggi antara dosen dengan mahasiswa. Oleh karena itu, dosen perlu mengembangkan berbagai kegiatan belajar yang dapat melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses belajar berdasarkan tujuan instruksional yang jelas, kegiatan yang menantang kreativitas mahasiswa sesuai dengan karakteristik mata kuliah dan karakteristik mahasiswa.

Dosen juga akan mengajarkan mahasiswa keterampilan-keterampilan dan pengetahuan secara terintegrasi dari matakuliah yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, kemampuan berbahasa Indonesia merupakan kemampuan dasar yang dikembangkan dalam matakuliah MKU Bahasa Indonesia. Namun, kemampuan berbahasa Indonesia juga dapat dinilai dari makalah yang ditulis mahasiswa dalam matakuliah lain. Contoh lain, adalah keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, melakukan observasi/percobaan, menafsirkan, dan membuat laporan. Semua keterampilan dasar ini diperlukan dan harus dikuasai mahasiswa dalam matakuliah metodologi penelitian.

Belajar aktif memperkenalkan berbagai cara pengelolaan kelas yang beragam, tidak hanya berbentuk kegiatan klasikal saja. Kegiatan belajar klasikal atau ceramah masih tetapi digunakan agar dosen dapat memberi penjelasan tentang materi perkuliahan dengan jelas dan baik. Namun, kegiatan ceramah bukan satu-satunya model pengelolaan kelas.

Kegiatan belajar berkelompok dapat dilakukan dengan tujuan membina kerjasama antar mahasiswa untuk saling menghargai pendapat, berbagi pendapat, mendengarkan pendapat, membagi tugas, dan bertanggungjawab secara mandiri dalam kebersamaan, serta melatih sikap kepemimpinan. Kegiatan belajar berkelompok dapat merupakan cara untuk mengatasi kejenuhan mahasiswa akibat rutinitas cara pengelolaan kelas.

17

Sistem terinte-grasi

Berbagai ragam penge-lolaan kelas

Belajar berke-lompok

Page 18: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Kegiatan belajar berpasangan pada dasarnya hampir sama dengan kegiatan belajar berkelompok, kecuali dalam berpasangan hanya ada dua orang mahasiswa yang menyelesaikan tugas. Sedangkan kegiatan belajar perorangan merupakan sarana untuk mengembangkan kemandirian dan potensi yang optimal dalam diri masing-masing mahasiswa. Kegiatan belajar perorangan dapat memberikan tantangan tertinggi bagi mahasiswa untuk berprestasi secara mandiri.

Belajar aktif mensyaratkan pemanfaatan sumber belajar yang beraneka ragam secara optimal dalam proses belajar. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang terdapat dalam lingkungan kampus saja, seperti dosen, teman, laboratorium, studio, perpustakaan dan lain-lain, namun juga pada sumber belajar yang ada di luar kampus, seperti komunitas masyarakat, objek atau tempat tertentu, media, gejala alam, nara sumber setempat, dan lain-lain. Pemanfaatan sumber belajar yang beranekan ragam secara optimal merupakan titik tolak kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menantang bagi mahasiswa.

Belajar aktif memberi kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Pada dasarnya setiap mahasiswa mempunyai karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda. Karena itu dalam belajar aktif dosen perlu memperhatikan perbedaan individu tersebut, sehingga setiap mahasiswa dapat mencapai ketuntasan belajar dan pengembangan diri yang optimal. Dosen juga diharapkan dapat mengakomodasi lahirnya karya-karya baru yang berbeda, dapat menumbuhkan sikap berani berbeda dalam diri setiap mahasiswa, dan dapat mentolerir perbedaan untuk melindungi keaslian karya baru.

Selain kegiatan belajar yang bervariasi, dosen juga perlu memperhatikan perbedaan-perbedaan individu tersebut melalui peran aktif mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan perkuliahan. Contoh yang paling nyata dalam hal ini adalah penyusunan kontrak perkuliahan individu yang merupakan hasil negosiasi antara mahasiswa dan dosen.

18

Belajar berpa-sangan

Sumber belajar

Peran maha-siswa

Page 19: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Belajar aktif mensyaratkan diberikannya umpan balik terus menerus dari dosen kepada mahasiswa, dan juga sebaliknya dari mahasiswa kepada dosen. Umpan balik dari dosen kepada mahasiswa menjelaskan tentang prestasi belajar mahasiswa yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan, juga kelemahan mahasiswa yang perlu diperbaiki. Sebaliknya umpan balik dari mahasiswa kepada dosen merupakan masukan bagi dosen untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang berlangsung.

Belajar aktif juga memungkinkan penilaian dilakukan dengan cara yang beragam, karena penilaian dengan satu cara saja biasanya kurang berhasil. Setiap jenis penilaian mempunyai kekuatan dan kelemahan tertentu. Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan penilaian atas pengetahuan, keterampilan dan sikap, perlu dilakukan berbagai cara penilaian. Penilaian hasil belajar mahasiswa perlu dilakukan secara objektif, sehingga hasil penilaian dapat membantu mahasiswa untuk lebih berkembang mencapai tujuan belajarnya. Marzano, Pickering, dan Mc Tighe (1994) memberikan salah satu alternatif penilaian hasil belajar aktif mahasiswa berdasarkan indikator yang dapat diukur pada setiap jenjang keterampilan, yang terdiri atas 5 jenjang keterampilan dalam belajar aktif, sebagai berikut.

19

Umpan balik

Penilaian mahasiswa

Effective habits of mind

mindmind

Cooperation/Collaboration

EffectiveCommunication

InformationProcessing

ComplexThinking

JenjangKeterampilanUntukPenilaianHasil Belajar

Page 20: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Jenjang keterampilan belajar aktif ini juga menunjukkan secara implisit kemampuan mahasiswa untuk Belajar Mandiri dan menggunakan Strategi Kognitif. Dalam proses belajar.

Dari bagan keterampilan belajar aktif tersebut terlihat bahwa seorang mahasiswa sudah melalui proses belajar aktif jika ia mampu menunjukkan keterampilan berpikir kompleks, memproses informasi, berkomunikasi efektif, bekerjasama dan berkolaborasi, dan berdaya nalar efektif. Setiap jenjang keterampilan tersebut mempunyai indikator-indikator yang sangat khusus sebagai berikut :

1. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)o Menggunakan berbagai strategi berpikir kompleks dengan efektifo Menerjemahkan isu dan situasi menjadi

langkah kerja dengan tujuan yang jelas2. Memproses Informasi (Information Processing)

o Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan berbagai sumber informasi dengan efektifo Menginterpretasikan dan mengsintesiskan informasi dengan efektifo Mengevaluasi informasi dengan tepato Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan

perolehan manfaat tambahan dari informasi3. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)

o Menyatakan / menyampaikan ide dengan jelaso Secara efektif dapat mengkomunikasikan ide dengan berbagai jenis pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagai tujuano Menghasilkan hasil karya yang berkualitas

4. Bekerjasama (Cooperation / Collaboration)o Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok

20

Indikator Penilaian

Page 21: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

o Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektifo Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompoko Menujukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara efektif

5. Berdaya Nalar Efektif (Effective Habits of Mind)a. Disiplin Diri (Self Regulator)

Mengerti akan pola pikirnya sendiri Membuat rencana yang efektif Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan Sangat peka terhadap umpan balik

b. Berpikir Kritis (Critical Thinking) Tepat dan selalu berusaha agar tepat Jelas dan selalu berusaha agar jelas Berpikir terbuka Menahan diri untuk tidak impulsif Memperlihatkan prinsip/warna jika memang diperlukan Peka terhadap perasaan dan tingkat

Pengetahuan orang lainc. Berpikir Kreatif (Creative Thinking)

Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar Berusaha sekuat tenaga dan semampunya Selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standard yang ideal yang ditetapkan untuk dirinya Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi cari perspektif lain, selain yang ada

21

Page 22: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Berkaitan dengan belajar aktif, seorang dosen perlu merencanakan berbagai jenis tugas dengan pentahapannya, bertindak sebagai fasilitator, dan sebagai evaluator. Rangkuman

Belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar aktif menuju belajar mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Keikutsertaan dan peran serta mahasiswa dan dosen dalam konteks belajar aktif merupakan hal yang sangat penting.

Belajar aktif mengandung berbagai kiat untuk menumbuhkan lemampuan belajar aktif pada diri mahasiswa dan menggali potensi mahasiswa dan dosen untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman. Untuk dapat merancang kegiatan yang melibatkan mahasiswa secara aktif dan menantang mahasiswa secara intelektual, diperlukan dosen yang mempunyai kreatifitas dan profesionalisme tinggi.

Belajar aktif mensyaratkan diberikannya umpan balik secara terus menerus dari dosen kepada mahasiswa yang dilakukan secara objektif. Umpan balik juga diberikan oleh mahasiswa kepada dosen untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Kedua jenis umpan balik tersebut dan perbaikan yang dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen akan dapat membantu mahasiswa untuk lebih berkembang mencapai tujuan belajarnya.

22

Page 23: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

BELAJAR MANDIRI

Salah satu akhir yang diharapkan dicapai dari proses perkuliahan di perguruan

tinggi adalah mahasiswa yang mandiri. Mahasiswa diharapkan tidak

tergantung pada dosen, dalam arti mahasiswa tidak bersikap pasif dalam

proses belajar, tetapi dapat bekerja secara mandiri dan menjadi guru bagi

dirinya sendiri.

Dalam perkuliahan di perguruan tinggi, ada dua jenis kegiatan belajar, yaitu kegiatan belajar tatap muka dengan dosen (kuliah), dan kegiatan belajar yang dilakukan mahasiswa tanpa kehadiran dosen (kegiatan terstruktur dan belajar mandiri). Untuk mengikuti mata kuliah yang berbobot 2 SKS misalnya, mahasiswa diharapkan melakukan kegiatan belajar sebagai berikut :

1. Kuliah tatap muka :16 (minggu) x 2 (SKS) x 50 menit = 1600 menit = 27 jam

2. Kegiatan terstruktur :16 (minggu) x 2 (SKS) x 60 menit = 1920 menit = 32 jam

3. Belajar mandiri :16 (minggu) x 2 (SKS) x 60 menit = 1920 menit = 32 jam

Jumlah = 91 jam

Dari perhitungan tersebut, terlihat jelas bahwa 70% ( 64 jam) dari beban mata kuliah dilakukan mahasiswa tanpa kehadiran dosen. Mahasiswa harus melakukan kegiatan terstruktur dari mata kuliah tersebut secara mandiri (sendiri atau dalam kelompok), dan mahasiswa juga harus mempelajari materi mata kuliah tersebut secara mandiri. Kedua keinginan tersebut dilakukan tanpa kehadiran seorang dosen secara fisik. Walaupun dosen tidak hadir

23

Pendahuluan

PengertianBobot SKS

Page 24: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

secara fisik secara bersama-sama mahasiswa untuk melakukan kegiatan terstruktur dan belajar mandiri, dosen tetap diharapkan memberikan bimbingan belajar bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

Seringkali seorang dosen berasumsi bahwa mahasiswa, sebagai seorang manusia dewasa yang sudah lulus sekolah menengah atas, tentunya sudah tahu cara belajar mandiri. Namun kenyataannya, bekal yang diperoleh mahasiswa ketika mereka menempuh pendidikan di sekolah menengah atas beraneka ragam. Ada sekolah yang memang sudah membina siswanya untuk dapat belajar mandiri, tetapi tidak sedikit pula sekolah yang kurang membina siswanya untuk belajar mandiri. Bahkan yang dibina adalah belajar yang bersifat hanya menerima apa yang diajarkan oleh guru saja. Di samping itu, yang juga banyak diajarkan adalah belajar yang dikenal dengan sebutan rote learning (belajar hafalan).Di perguruan tinggi, suasana belajar yang pasif dan menerima saja atau rote learning tidak diharapkan terjadi. Yang diharapkan di perguruan tinggi adalah terjadinya proses belajar yang pada akhirnya dapat menjadikan lulusannya (mahasiswa) menjadi guru bagi dirinya sendiri setelah lulus dari perguruan tinggi atau dengan kata lain, mahasiswa dapat belajar mandiri.

Belajar mandiri didefinisikan sebagai usaha individu mahasiswa yang otonomi untuk mencapai suatu kompetensi akademis (Kozma, Belle, Williams, 1978). Keterampilan ini, jika sudah dimiliki, dapat diterapkan dalam berbagai situasi, tidak hanya terbatas pada satu mata kuliah atau di perguruan tinggi saja. Dengan keterampilan tersebut, mahasiswa akan mampu mengatasi tantangan baru tanpa ketergantungan pada pemecahan masalah secara tradisional atau pada orang lain.

Belajar mandiri tidak sama dengan ”pembelajaran individu” (individualized instruction). Personalized System of Instruction (Keller), Computer Assisted Instruction, Programmed Instruction (Skinner) merupakan contoh dari pengajaran individu, namun bukan belajar mandiri. Walaupun demikian, sistem pengajaran individu merupakan salah satu metode yang dapat

24

Pengajaran individu vs belajar mandiri

CaraBelajarDiSMU

Definisi

Page 25: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan proses belajar mandiri mahasiswa.

Belajar mandiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menentukan tujuan belajarnya, merencanakan proses belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan-keputusan akademis, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang dipilihnya untuk mencapai tujuan belajarnya (Brookfield, 1984). Mahasiswa secara aktif berpartisipasi dalam menentukan APA yang akan dipelajarinya dan BAGAIMANA cara belajarnya. Belajar mandiri bukan merupakan usaha mengisolasi mahasiswa dari bimbingan dosen karena dosen berfungsi sebagai sumber, pemandu dan pemberi semangat. Belajar mandiri menunjukkan bahwa mahasiswa tidak tergantung pada penyeliaan (supervision) dan pengarahan dosen yang terus-menerus, tetapi mahasiswa juga mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri, serta mampu untuk bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya (Self Directed Learning, Knowles, 1975).Ketidakhadiran dosen, tidak adanya pertemuan tatap muka di kelas, dan ketidakhadiran teman-teman sesama mahasiswa bukan merupakan ciri utama dari belajar mandiri. Yang menjadi ciri utama dalam belajar mandiri adalah pengembangan dan peningkatan keterampilan dan kemampuan mahasiswa untuk melakukan proses belajar secara mandiri, tidak tergantung pada faktor-faktor dosen, kelas, teman dan lain-lain. Peran utama dosen dalam belajar

25

Ciri belajar mandiri

BelajarMandiri ???

Page 26: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

mandiri adalah sebagai konsultan dan fasilitator, bukan sebagai otoritas dan satu-satunya sumber ilmu.

Kekuatan dan Kelemahan

Adderly & Ashwin (1976) mengatakan bahwa dalam belajar mandiri, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar atas proses belajarnya. Belajar mandiri mengharuskan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah melalui analisis, sintesis, dan evaluasi suatu topik mata kuliah secara mendalam, kadang-kadang juga melalui kombinasi antara pengetahuannya dengan pengetahuan yang diperoleh dari mata kuliah lain. Adderly & Ashwin juga mengatakan bahwa mahasiswa mendapat kepuasan belajar melalui tugas-tugas yang diselesaikannya. Dalam belajar mandiri mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam hal penelusuran literatur, penelitian, analisis, dan pemecahan masalah. Jika dalam melakukan tugas-tugasnya mahasiswa berkelompok, maka pengalaman yang diperolehnya menjadi semakin kaya, karena melalui kelompok tersebut mahasiswa akan belajar tentang kerjasama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Yang lebih penting lagi ialah bahwa belajar mandiri dapat digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan, yaitu mahasiswa dapat menjadi guru bagi dirinya sendiri.

Aplikasi Belajar Mandiri

Belajar mandiri telah diterapkan dalam berbagai mata kuliah. Chickering (1975) memberikan contoh tentang penerapan belajar mandiri untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom, dari jenjang pengetahuan sampai jenjang evaluasi. Tujuan akhir dari belajar mandiri adalah pengembangan kompetensi intelektual mahasiswa. Belajar mandiri dapat membantu mahasiswa menjadi seseorang yang terampil dalam memecahkan masalah, menjadi manajer (pengelola) waktu yang unggul, dan menjadi seorang pembelajar yang terampil untuk belajar.

26

Belajar sebagai tanggung jawab mahasiswa

TujuanInstruksional

Page 27: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Studi kasus, review literatur, proyek penelitian dan seminar merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri secara individu maupun secara kelompok. Jika dikelola dengan baik, maka kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendalami topik-topik yang diminatinya dan pada saat yang sama menikmati keuntungan kerjasama antar teman (jika berkelompok). Melalui belajar mandiri ini, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman yang mungkin takkan pernah dapat diperoleh melalui perkuliahan tatap muka di ruang kelas. Jika direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, belajar mandiri dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk generalization and transfer (suatu keterampilan membentuk struktur dan strategi kognitif yang dapat digunakan dalam berbagai situasi), memahami manfaat belajar, dan kemampuan untuk menganalisis, sintesa, dan mengaplikasikan hal-hal yang sudah dipelajari. Mahasiswa seperti itu biasanya mempunyai tingkat kepuasan belajar yang lebih tinggi, mempunyai perhatian/minat yang tidak terputus-putus, dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat, lebih dari mahasiswa yang hanya belajar secara pasif dan menerima saja (Kozma, Belle, William, 1978).

Mahasiswa yang mampu belajar mandiri, disebut mahasiswa mandiri, memerlukan beraneka ragam keterampilan, sumber, dan fasilitas untuk mampu mengatasi tantangan yang dihadapinya. Mahasiswa perlu mengetahui

27

Simulasi

Kegiatan mahasiswa

Keterampilan-keterampilan prasyarat

Page 28: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

cara memperoleh informasi untuk menjawab pertanyaan yang dimilikinya, dan juga cara bertanya yang benar. Mahasiswa juga perlu mengetahui teknik dan metode penelitian yang tepat, serta dapat menggunakannya dengan baik dan benar.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, mahasiswa dapat belajar mandiri jika ia telah menguasai keterampilan-keterampilan prasyarat, misalnya keterampilan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, mahasiswa memerlukan bantuan dosen untuk menguasai keterampilan-keterampilan prasyarat. Tidak berarti bahwa hanya mahasiswa senior yang sudah mampu belajar mandiri, karena prestasi dan lamanya menjadi mahasiswa bukan merupakan prasyarat dari kemampuan belajar secara mandiri di berbagai situasi. Chickering (1975) berpendapat bahwa mahasiswa yang mampu belajar mandiri adalah mahasiswa yang dapat mengontrol dirinya sendiri, mempunyai motivasi belajar yang tinggi, yakin akan dirinya, mempunyai orientasi/wawasan yang luas dan luwes. Biasanya mahasiswa yang luwes, mandiri, dan tidak konformis akan dapat belajar mandiri. Namun, dukungan dan bimbingan dosen biasanya tetap diperlukan oleh mahasiswa yang sudah dapat belajar mandiri.

Banyak dosen yang kurang dapat melihat manfaat belajar mandiri bagi

mahasiswa. Hal ini biasanya terjadi jika dosen kurang percaya akan integritas

dan kemampuan mahasiswa, merasa tidak aman (insecured) untuk berurusan

dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang terjadi

di luar ruang kuliah, atau tidak memiliki waktu dan perhatian yang cukup

untuk memberikan bimbingan.

Sebenarnya, peran dosen dalam proses belajar mandiri mahasiswa sangat penting dan sensitif. Dosen harus mampu memahami dan mengerti tujuan belajar mahasiswa. Tanpa harus mengubah tujuan belajar mahasiswa menjadi tujuan pengajaran dosen, dosen harus mampu membantu mahasiswa untuk menerjemahkan tujuan itu menjadi langkah-langkah belajar yang operasional dan membantu mahasiswa untuk menerapkan langkah-langkah tersebut.

28

Perandosen

Page 29: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Penentuan tujuan sumber belajar, proses belajar, dan evaluasi harus dilakukan oleh dosen bersama mahasisw. Kebutuhan dan harapan dari kedua belah pihak (bukan hanya pihak dosen atau pihak mahasiswa saja) harus diperhitungkan dalam proses penentuan tersebut. Dosen juga diharapkan mempunyai waktu khusus untuk berdiskusi dan mengevaluasi hasil belajar mandiri mahasiswa.

Lingkungan yang dapat mendukung proses belajar mandiri adalah lingkungan yang menantang, terbuka pada rasio, luwes, interdisiplin, dan tidak tradisional. Jika dosen hanya mengharapkan satu jawaban yang benar dari suatu tugas, maka mahasiswa tidak akan dapat belajar mandiri. Karena dari belajar mandiri mahasiswa justru menemukan berbagai kemungkinan jawaban. Jika dosen membatasi mahasiswa untuk membaca hanya buku teks saja (satu buah) maka mahasiswa tidak akan dapat belajar mandiri, karena belajar mandiri menuntut mahasiswa untuk membaca berbagai sumber untuk dapat membuat keputusan. Hal lain yang tidak mendukung proses belajar mandiri mahasiswa adalah jika segala keputusan dan langkah mahasiswa untuk menyelesaikan tugas tergantung dari persetujuan dosen. Dalam situasi seperti itu mahasiswa tidak akan dapat belajar mandiri, karena belajar mandiri memberikan fleksibilitas mahasiswa untuk mengambil keputusan dan menerima resiko keputusan tersebut.

29

Lingkungan

Page 30: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Jika dibandingkan dengan persyaratan kuliah tatap muka, maka belajar mandiri mempunyai persyaratan lebih. Belajar mandiri memerlukan waktu yang dapat mengakomodasi kesalahan-kesalahan, mengurangi gangguan kegiatan lain, dan memungkinkan terjadinya efek yang kumulatif. Dalam hal ini, dosen harus sabar dan memberikan waktu yang cukup serta penghargaan yang cukup agar mahasiswa dapat belajar mandiri.

Pengembangan keterampilan belajar mandiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dosen membekali mahasiswa dengan strategi kognitif, dan dosen membimbing mahasiswa melalui kontrak perkuliahan. Berbekal strategi kognitif dan kontrak perkuliahan, mahasiswa akan melalui proses belajar secara mandiri. Dalam hal proses belajar yang akan dilalui adalah proses belajar yang sudah disetujui oleh mahasiswa dan dosen, terutama mengenai topik, tujuan instruksional, dan penilaian instruksionalnya. Mahasiswa mempunyai kebebasan untuk mengaplikasikan strategi kognitif yang dimiliki secara heuristic (yang paling tepat untuk masalah tertentu dalam waktu tertentu) dalam proses belajar mandiri untuk mencapai hasil belajar yang telah disepakati dalam kontrak perkuliahan.Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah penentuan tujuan proses belajar mandiri dari suatu mata kuliah; apakah untuk pencapaian keterampilan dan pengetahuan tertentu? atau untuk pengembangan kebiasaan dan kemampuan belajar mandiri? Jika mahasiswa diasumsikan sudah menguasai strategi kognitif yang dapat digunakan untuk belajar mandiri, maka tujuan proses belajar mandiri dari suatu mata kuliah adalah pencapaian keterampilan dan pengetahuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional mata kuliah tersebut. Kondisi seperti ini dapat diterapkan untuk mahasiswa yang sudah terlatih belajar mandiri, atau sudah mempunyai bekal strategi kognitif untuk belajar mandiri (misalnya, mahasiswa yang sudah cukup senior). Untuk mahasiswa yang baru saja masuk ke perguruan tinggi, atau masih berada di semester rendah, maka tujuan proses belajar mandiri dari suatu mata kuliah akan lebih banyak untuk pencapaian kebiasaan dan kemampuan belajar mandiri. Secara gamblang, tujuannya akan lebih mengarah pada pengembangan strategi kognitif mahasiswa, dan hanya sebagian kecil porsinya untuk pencapaian keterampilan atau pengetahuan bidang ilmu tertentu. dosen perlu menyadari hal ini, sehingga pola bimbingan belajar dan

30

Cara pengajaran

Tujuan belajar mandiri

Page 31: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

pada pemberian tugas belajar mandiri bagi mahasiswa di semester rendah hendaknya berbeda dari pola bagi mahasiswa di semester lanjut.

Belajar mandiri juga dapat dikembangkan melalui penggunaan materi instruksional yang tercetak maupun terekam yang diintegrasikan dengan perkuliahan. Contoh materi instruksional tercetak adalah handout, outline, tugas membaca terencana, buku kerja, silabus, buku pegangan mahasiswa, dan modul. Contoh materi terekam adalah kaset audio, video, mocrofische/microfilm, computer-assisted-instruction, dan video interaktif. Belajar mandiri juga dapat dibina melalui kerja laboratorium dan pengenalan penggunaan perpustakaan kepada mahasiswa sebagai bagian integral dari perkuliahan, khususnya penggunaan perpustakaan, penelusuran literatur di perpustakaan, analisis dan evaluasi informasi. Selain itu, dosen juga dapat menumbuhkan belajar mandiri pada diri mahasiswa melalui pembentukan kelompok belajar yang dibimbing oleh tutor atau sesama mahasiswa.

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah kriteria untuk mengevaluasi proses

belajar. Evaluasi harus berfokus pada pencapaian perilaku belajar mandiri

yang dapat diukur, termasuk menentukan belajar mandiri yang dapat diukur,

memilih sumber belajar, menganalisis, dan mengevaluasi masalah, dan

memecahkan masalah. Dosen perlu membahas tentang kriteria evaluasi proses

dan hasil belajar ketika membuat kontrak perkuliahan dengan mahasiswa,

sehingga jelas bagi mahasiswa tentang kriteria keberhasilan belajar mereka.

31

Pembinaan belajar mandiri

Kriteria evaluasi

Page 32: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Dalam banyak hal, belajar mandiri berbeda dari belajar tuntas. Belajar tuntas merupakan strategi belajar yang berdasarkan pada tujuan belajar, dirancang untuk memungkinkan sebanyak mungkin siswa mencapai kriteria keberhasilan dalam waktu yang diberikan, dan menggunakan sistem penilaian acuan patokan.

Belajar tuntas dikembangkan oleh Benyamin Bloom pada sekitar tahun 1960an, dan kemudian dilanjutkan oleh James H. Block. Secara teoritis, belajar tuntas didasarkan pada :1. Bakat dan kecepatan belajar

Bahwa setiap mahasiswa mempunyai kecepatan belajar yang berbeda dalam mempelajari suatu pelajaran, dan kecepatan belajar setiap mahasiswa berbeda dalam mempelajari pelajaran yang berbeda.

2. Kemampuan untuk menguasai pelajaranBahwa setiap mata pelajaran, tergantung dari instructional mode yang digunakan dalam mata pelajaran tersebut, mempersyaratkan kemampuan atau keterampilan mahasiswa yang berbeda (verbal ability, aural ability, dan lain-lain).

3. Mutu program instruksional

Diukur dari segi :

■ Kejelasan dan ketepatan teknik instruksional untuk setiap mahasiswa

(berdasarkan perbedaan individu).

■ Jumlah partisipasi dan latihan fslsm belajar untuk setiap mahasiswa.

■ Jumlah dan jenis penguatan serta umpan balik yang diberikan untuk

setiap mahasiswa.

4. Ketahanan (perseverance)bahwa setiap mahasiswa berbeda dalam ketahanan dan keuletannya (persistance) dalam mempelajari suatu mata pelajaran berdasarkan pengalaman keberhasilannya dan kegagalannya dalam mempelajari mata pelajaran tersebut.

5. Waktu

32

Belajar tuntas

Page 33: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Bahwa setiap mahasiswa membutuhkan jumlah waktu yang berbeda untuk mempelajari dan menguasai suatu mata pelajaran. Waktu merupakan variabel utama dalam belajar tuntas.

Secara fisik, asumsi dasar dari belajar tuntas adalah :1. Semua mahasiswa dapat dan akan belajar jika diberi kesempatan dan

waktu yang cukup sesuai dengan yang diperlukan.2. Ketuntasan didefinisikan berdasarkan ranah dan jenjang taksonomi

Bloom.3. Pelajaran perlu dibagi menjadi unit-unit yang lebih kecil.4. Unit-unit belajar tersebut perlu diurutkan.5. Setiap unit belajar perlu dirancang untuk dapat dikuasai oleh mahasiswa

secara tuntas.6. Ajarkan setiap unit kepada mahasiswa, sehingga penguasaan mahasiswa

terhadap unit-unit belajar menjadi prasyarat untuk ketuntasan penguasaan.7. Mahasiswa dinilai berdasarkan kriteria absolut, bukan berdasarkan

perbandingan dengan kawan-kawannya.

Jadi, belajar tuntas berbeda dengan belajar mandiri. Belajar tuntas memperhatikan perbedaan individu dalam hal gaya belajar, kecepatan belajar, dan kemampuan belajar. Waktu merupakan variabel utama dalam belajar tuntas. Namun, belajar tuntas tidak mengintegrasikan otonomi mahasiswa dalam belajar. Dengan demikian, dalam belajar tuntas, mahasiswa masih tetap tergantung pada dosen dan penyelia (tutor, supervisor dan lain-lain). Dosen mempertimbangkan perbedaan masing-masing mahasiswa dalam merancang kegiatan instruksionalnya. Dosen menentukan tujuan instruksional, strategi belajar, dan evaluai hasil belajar berdasarkan karakteristik masing-masing mahasiswa. Pengendalian proses belajar mengajar masih sebagian besar berada dalam tangan dosen, bukan mahasiswa.

Belajar mandiri lebih menguntungkan kemampuan mahasiswa dalam mengendalikan apa yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara mempelajarinya. Otonomi atau kemandirian mahasiswa merupakan variabel utama dalam belajar mandiri. Dosen dan penyelia berfungsi sebagai penasehat

33

Asumsi dasar

Perbedaan belajar tuntas dan belajar mandiri

Page 34: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

yang memberikan pengarahan terhadap mahasiswa, dan sebagai sumber informasi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam proses belajar. Berdasarkan pengarahan-pengarahan dosen, mahasiswa menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, strategi pencapaian tujuan belajar, dan sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses belajar. Dengan demikian, mahasiswa merupakan pengendali bagi proses belajarnya sendiri.

Baik belajar tuntas maupun belajar mandiri, keduanya berdasarkan pada tujuan instruksional atau tujuan belajar. Tujuan instruksional merupakan landasan pijak bagi seluruh komponen dalam proses belajar mengajar lainnya.

Rangkuman

Belajar mandiri merupakan usaha individu mahasiswa yang otonomi untuk . mencapai suatu kompetensi akademis. Keterampilan belajar mandiri dapat diterapkan dalam berbagai situasi, tidak hanya terbatas pada suatu matakuliah saja atau di lingkungan kampus saja.

Belajar mandiri memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk secara aktif berpartisipasi dalam menentukan apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara belajarnya. Belajar mandiri tidak merupakan usaha mengisolasi mahasiswa dari bimbingan dosen . Belajar mandiri adalah pengembangan dan peningkatan keterampilan mahasiswa untuk melakukan proses belajar secara mandiri, tidak tergantung pada faktor dosen, kelas, teman, dll.

Dalam belajar mandiri, mahasiswa bertanggungjawab atas proses belajarnya. Otonomi atau kemandirian mahasiswa merupakan variabel utama dalam belajar mandiri. Hal ini merupakan kunci perbedaan belajar mandiri dari belajar tuntas. Belajar tuntas memperhatikan perbedaan individu mahasiswa dalam hal gaya belajar, kecepatan belajar dan kemampuan belajar. Namun belajar tuntas tidak mengintegrasikan variabel otonomi mahasiswa dalam belajar

34

Page 35: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Agar dosen dapat mengembangkan mahasiswa untuk mampu belajar mandiri, maka dosen perlu merencanakan kegiatan instruksionalnya dengan saksama berdasarkan kebutuhan dan karakteristik awal mahasiswa. Selain itu, proses belajar mandiri juga mensyaratkan keterbukaan dosen untuk memperkaya dirinya terus menerus, dan adanya sarana dan sumber belajar yang memadai..

Belajar mandiri dapat diterapkan untuk mencapai berbagai tujuan instruksional meliputi kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mampu belajar mandiri, mahasiswa perlu memiliki keterampilan – keterampilan prasyarat, seperti keterampilan memanfaatkan sumber belajar. Peran dosen sebagai fasilitator dan pembimbing mahasiswa untuk belajar mandiri adalah sangat penting. Lingkungan yang menantang, terbuka pada risiko, luwes, interdisiplin dan modern juga berperan penting dalam proses belajar mandiri.Pengembangan keterampilan belajar mandiri dapat dilakukan dengan cara dosen membekali mahasiswa dengan strategi kognitif dan dosen membimbing mahasiswa melalui kontrak belajar.

35

Page 36: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

KONTRAK PERKULIAHAN

Dalam merancang perkuliahan dosen biasanya memahami apa yang akan dia lakukan dan bahas dalam perkuliahan, apalagi bagi dosen yang telah mengajar mata kuliah yang sama selama beberapa semester. Tetapi apa yang direncanakan dan dipikirkan seorang dosen belum tentu dimengerti oleh mahasiswa, bahkan juga oleh dosen yang lain, bila tidak diungkapkan secara lisan atau tertulis.

Dalam mengikuti perkuliahan, mahasiswa seringkali dibiarkan menebak-nebak apa yang akan dialami dan dipelajari. Atau terkadang dosen memberi informasi yang sangat sedikit tentang mata kuliahnya, kemudian mengharapkan mahasiswa dapat membangun atau membentuk sendiri apa yang dimaksud dosen.

Di beberapa perguruan tinggi dosen membuat silabi mata kuliah untuk dibagikan kepada mahasiswa. Tetapi informasi dalam silabi terkadang sedikit, misalnya hanya berisi daftar buku atau bab buku yang akan digunakan dalam perkuliahan. Ada juga silabi yang lebih banyak berisi tentang konsekuensi bagi mahasiswa kalau terlambat menyerahkan tugas, terlambat datang, tidak ikut tes pada waktunya, dan sebagainya. Kontrak perkuliahan perlu memuat informasi lebih lengkap dibandingkan contoh di atas.

Di dalam sistem pendidikan tinggi sebenarnya telah dilakukan berbagai bentuk kontrak perkuliahan (learning contract), meskpun tidak secara eksplisit menggunakan istilah tersebut. Penyusunan makalah dengan topik yang dipilih sendiri oleh mahasiswa, atau mendapat bonus nilai karena membuat proyek di luar tugas-tugas yang diberikan dosen, dapat disebut sebagai kontrak perkuliahan. Dalam hal ini terjadi negosiasi antara dosen dan mahasiswa. Mahasiswa mempunyai otonomi untuk menentukan apa yang akan dia pelajari atau lakukan, berdasarkan minat, kebutuhan tertentu dan pengalaman hidup. Kontrak perkuliahan merupakan strategi yang sesuai digunakan untuk mahasiswa atau mahasiswa dewasa (adult learners).

36

Pendahuluan

Page 37: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan kontrak perkuliahan dan bagaimana melakukannya dalam proses belajar mengajar, terlebih dahulu perlu diingat kembali prinsip-prinsip belajar mahasiswa dewasa yang telah dibahas pada Pembelajaran Orang Dewasa. Waktu itu telah dibahas beberapa karakteristik mahasiswa dewasa, antara lain ialah keinginan untuk diperlakukan sebagai pribadi yang bebas, bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sistem perkuliahan menggunakan kontrak perkuliahan tepat untuk digunakan untuk mahasiswa, sebab kontrak perkuliahan memandang perkuliahan sebagai usaha yang bersifat kolaboratif dan mensyaratkan adanya negosiasi dan kesepakatan antara dosen dan mahasiswa.

Di samping alasan yang berhubungan dengan kecenderungan belajar mahasiswa dewasa, manfaat lain penggunaan kontrak perkuliahan adalah membantu tugas dosen dengan membuat jelas peranan dan tanggungjawab mahasiswa dalam proses belajar. Dalam hubungan tersebut, manfaat atau fungsi kontrak perkuliahan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kontrak perkuliahan menjelaskan peranan dan tanggungjawab

mahasiswa

Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi mahasiswa adalah

membangi waktu dengan baik. Apabila mahasiswa mengetahui apa

yang diharapkan dilakukan olehnya dan dalam kerangka waktu yang

bagaimana, kemungkinan besar mereka akan berusaha menyelesaikan

tugas-tugas pada waktunya dan mempersiapkan diri untuk ujian.

2. Kontrak perkuliahan dapat meningkatkan efisiensi belajar

Kontrak perkuliahan dalam bentuk yang lengkap berisi penjelasan secara garis besar untuk setiap pertemuan. Dengan mengerti lebih dahulu apa yang akan dibahas, mahasiswa mempunyai kerangka berpikir untuk mencerna dan menanggapi apa yang akan dibahas dalam kuliah. Dalam kuliah mahasiswa sering sibuk menulis apa yang

37

Manfaat/RelevansiKontrakPerkuliahan

Page 38: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

dikuliahkan dosen. Mereka cenderung menulis apa saja yang dikatakan dosen, atau mencatat informasi yang justru kurang penting. Dengan demikian pokok-pokok utama kuliah justru tidak dimengerti dengan baik. Apabila dosen menggunakan overhead transparency (OHT) dalam mengajar dan hard copy transparency tersebut dapat disertakan dalam kontrak perkuliahan, akan membantu mahasiswa dalam membuat catatan kuliah dan menangkap pokok-pokok penting perkuliahan.

Pada dasarnya yang dimaksud dengan kontrak perkuliahan adalah rancangan

perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen. Kontrak

perkuliahan sudah banyak digunakan dalam berbagai pendidikan, misalnya

pendidikan orang dewasa, pendidikan tinggi, training dalam dunia bisnis dan

industri.

Metode ini diangap sebagai cara yang paling efektif untuk membantu

mahasiswa mendiagnosa kebutuhan belajar, merancang kegiatan belajar,

mendefinisikan dan memilih bahan belajar yang relevan dan cara belajar yang

tepat, dan menjadi terlatih untuk melakukan evaluasi pribadi. Dalam suatu

kontrak perkuliahan secara jelas akan disebutkan dan dijabarkan tujuan

belajar, sumber-sumber belajar yang dapat digunakan, kegiatan-kegiatan

belajar, dan prosedur penilaian (evaluasi).

Kontrak perkuliahan dapat dibedakan menjadi dua macam, kontrak belajar

(individual) dan kontrak perkuliahan. Kontrak belajar individual dilakukan

dosen dengan seorang mahasiswa, biasanya bersifat tailor-made menurut

kebutuan belajar mahasiswa tersebut. Biasanya kontrak belajar individual

digunakan dalam matakuliah yang ditawarkan secara mandiri (independent

course). Kontrak belajar yang dilakukan dengan sekelompok mahasiswa,

sifatnya lebih terstruktur dan tidak memberikan banyak kebebasan kepada

38

Pengertian kontrak perkuliahan

Manfaat

Kontrak Belajar dan Kontrak Perkuliahan

Page 39: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

mahasiswa untuk menentukan sendiri berbagai aspek kontrak tersebut.

Kontrak belajar tersebut biasa disebut kontrak perkuliahan.

Pada bagian sebelumnya telah disebutkan tentang pentingnya memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berinisiatif memilih dan menentukan program belajar. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa dosen demikian saja menerima apa yang dinyatakan mahasiswa sebagai kebutuhan belajar. Dosen tetap mempunyai tanggungjawab untuk memberikan penilaian secara profesional tentang kurikulum yang dianggap berarti dan berguna, serta cara-cara belajar yang efektif untuk mencapainya. Di samping itu dalam berbagai situasi pendidikan terdapat kompetensi-kompetensi tertentu yang dipersyaratkan harus dikuasai oleh mahasiswa. Kontrak perkuliahan dapat digunakan untuk mencapai kesepakatan bentuk program belajar yang memuat kompetensi yang dituntut dan topik atau keterampilan tertentu yang diminati oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Kontrak perkuliahan lebih terstruktur dibandingkan dengan kontrak belajar individual dan tidak terlalu banyak memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih. Meskipun demikian keinginan dan kebutuhan mahasiswa untuk mempelajari atau mengulas isu tertentu dengan lebih dalam masih dapat dilakukan melalui penulisan paper, proyek penelitian dan sebagainya. Kontrak perkuliahan disusun oleh dosen yang bersangkutan, memuat gambaran yang jelas dan cukup rinci tentang deskripsi mata kuliah, tujuan perkuliahan, strategi, evaluasi dan kriteria yang akan digunakan. Kontrak ini perlu dibahas dengan mahasiswa pada awal perkuliahan untuk memberi penjelasan dan mendapatkan kesepakatan.

Kontrak perkuliahan perlu memuat informasi berikut ini :1. Manfaat mata kuliah2. Deskripsi perkuliahan3. Tujuan Instruksional4. Organisasi materi 5. Strategi perkuliahan

39

Penyusunan

IsiKontrakPerkuliahan

Page 40: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

6. Materi./ Bahan bacaan perkuliahan7. Tugas-Tugas8. Kriteria penilaian9. Jadwal perkuliahan, dengan menyebutkan topik bahasan dan bahan

bacaan yang relevan.

Bagian ini menjelaskan mengapa mahasiswa perlu mengambil mata kuliah ini, apa kegunaan mata kuliah ini untuk pengembangan pribadi, bagaimana hubungan mata kuliah ini dengan tujuan Program Studi atau Jurusan.

Yang dimaksud dengan deskripsi mata kuliah adalah pernyataan yang mengandung ruang materi dan garis-garis besar atau pokok bahasan yang terdapat dalam mata kuliah tersebut.

Tujuan mata kuliah menjelaskan tentang hasil belajar yang akan dicapai pada akhir perkuliahan. Mahasiswa perlu tahu kompetensi apa yang akan dapat dia ketahui dan lakukan setelah mengambil suatu mata kuliah, apakah tujuan mata kuliah berupa kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan berkomunikasi atau merancang suatu program. Mengapa tujuan mata kuliah tersebut penting ? Perumusan tujuan mata kuliah secara jelas akan membantu mahasiswa dan dosen untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan tersebut telah tercapai. Perumusan tujuan dilakukan dalam bentuk kompetensi untuk berbagai level menurut taksonomi Bloom atau taksonomi lain.

Pada bagian ini dijelaskan organisasiatau urutan materi, yang dapat ditampilkan dalam bentuk diagram, disertai penjelasan mengapa disusun seperti itu.

Bagian ini menjelaskan prosedur kerja atau kegiatan yang akan dilakukan dalam perkuliahan. Kombinasi berbagai metode belajar mengajar dapat digunakan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Sebagai contoh metode ceramah singkat dikombinasikan dengan metode diskusi. Ceramah singkat dimaksudkan untuk menyampaikan atau memberi kerangka berpikir,

40

Manfaat mata kuliah

Deskripsi perkuliahan

Tujuan Instruksional

Organisasi materi

Strategiperkuliahan

Page 41: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

sedangkan diskusi digunakan untuk melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses belajar dan mencapai kesepakatan atau kesimpulan kelompok.

Pada awal perkuliahan mahasiswa perlu mengetahui buku teks, artikel atau bahan bacaan lain yang menjadi bahan acuan dan bacaan wajib. Di samping itu untuk tugas-tugas individual, seperti menulis paper dan kritik, mahasiswa juga dianjurkan untuk menggunakan sumber belajar lain yang relevan.

Pada bagian ini disebutkan tentang tugas-tugas individual atau kelompok yang harus dilakukan mahasiswa, berikut jadwal atau batas waktu penyelesaian tugas. Disebutkan pula tujuan dari masing-masing tugas dan apa yang diharapkan dilakukan mahasiswa, apakah diharapkan menjelaskan, mendiskusikan, menganalisis, mengkritik, membandingkan atau menerapkan suatu prinsip. Di samping itu informasi tentang waktu tes semester dan evaluasi lain juga perlu disertakan.

Bagian ini menjelaskan tentang kriteria penilaian prestasi belajar mahasiswa, untuk menunjukkan dia dianggap berhasil atau tidak berhasil. Di samping itu, kalau perlu dijelaskan pula tentang pembobotan tugas, evaluasi dan cara penilaian lainnya.

Bagian ini memuat jadwal perkuliahan berupa tanggal, topik yang akan dibahas, dan bahan bacaan yang relevan dengan setiap pokok bahasan. Di samping itu dicantumkan pula batas akhir (dead line) untuk penyerahan tugas dan tes/evaluasi yang akan dilakukan.

41

Materi/Bahan bacaan

Tugas-Tugas

Kriteriapenilaian

Jadwalperkuliahan

Page 42: PENDAHULUAN - Universitas Hasanuddin · Web viewPada umumnya para ahli pendidikan memandang pendidikan orang dewasa sebagai salah satu jenis bentuk pendidikan yang pada hakikatnya

Rangkuman

Kontrak perkuliahan merupakan kesepakatan dosen dan mahasiswa mengenai berbagai aspek perkuliahan. Kesepakatan ini dilakukan pada awal perkuliahan dan digunakan sebagai pedoman perkuliahan.

Kontrak perkuliahan dapat menjadikan mahasiswa lebih kritis mengenai tujuan, strategi dan hasil belajarnya, dan membuat mereka lebih mandiri.

42