106
Konsep Kurikulum 2013 Pendekatan, Penilaian, dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (4 JP) BPSDMPK-PMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pendekatan, penilaian, model

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Pendekatan, penilaian, model

Konsep Kurikulum 2013 Pendekatan, Penilaian, dan

Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (4 JP)

BPSDMPK-PMP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 2: Pendekatan, penilaian, model

Pendekatan, Penilaian, dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (4 JP)

Kompetensi Peserta Pelatihan:• Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam

pembelajaran • Mendeskripsikan konsep model-model

pembelajaran (PBL, PJBL,DL)• Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada

proses dan hasil belajar.

Page 3: Pendekatan, penilaian, model

Indikator

• Menjelaskan konsep pendekatan saintifik.• Menjelaskan konsep model-model pembelajaran

(PBL, PJBL, DL)• Menjelaskan konsep penilaian autentik pada

proses dan hasil belajar.

Page 4: Pendekatan, penilaian, model

PEMBELAJARAN SMP

Page 5: Pendekatan, penilaian, model

PRINSIP PEMBELAJARAN

(1) BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK,

(2) MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK,

(3) MENCIPTAKAN KONDISI MENYENANGKAN DAN MENANTANG,

(4) BERMUATAN NILAI, ETIKA, ESTETIKA, LOGIKA, DAN KINESTETIKA,

(5)PEMBELAJARAN HARUS BERGESER DARI “DIBERI TAHU” MENJADI “AKTIF MENCARI TAHU”.

(6) MENYEDIAKAN PENGALAMAN BELAJAR YANG BERAGAM MELALUI PENERAPAN BERBAGAI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN, KONTEKSTUAL, EFEKTIF, EFISIEN, DAN BERMAKNA.

Page 6: Pendekatan, penilaian, model

PENDEKATAN PEMBELAJARANKOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

KI 1: SIKAP RELIGIUS TIDAK LANGSUNG (MELALUI AKTIVITAS

KI 2: SIKAP SOSIAL SEHARI-HARI DI SEKOLAH DAN PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN PENGETAHUAN

KI 3: PENGETAHUAN PEMBELAJARAN LANGSUNG

KI 4: KETRAMPILAN (KNOWLEDGE UTILITY)

(PEMBELAJARAN SAINTIFIK)

Page 7: Pendekatan, penilaian, model

BENTUK-BENTUK PEMBELAJARAN TIDAK

LANGSUNG

UCAPAN YANG BERSAHABAT

TEGORAN PERBAIKAN

HUKUMAN MENDIDIK

PERILAKU CONTOH (TELADAN)

LINGKUNGAN YANG KONDUSIF

Page 8: Pendekatan, penilaian, model

PEMBELAJARANSCIENTIFIC TEACHING APPROACH

Page 9: Pendekatan, penilaian, model

PEMBELAJARAN SAINTIFIK

SISWA AKTIF MENCARI

TAHU

SETIAP LANGKAH

PEMBELAJARAN MENJADI

KOMPETENSI YANG HARUS

DILATIH

PENGUATAN DILAKUKAN

SECARA VERTIKAL

DAN HORIZONTALPADA SETIAP

MATA PELAJARAN

SETIAPLANGKAH

PEMBELAJARAN

DINILAI

Page 10: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

10

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:1. Dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar

berbasis aneka sumberbelajar;3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah;4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran

berbasis kompetensi;5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

Page 11: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

11

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan dan keseimbanganantara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didiksebagai pembelajar sepanjanghayat;

10.pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11.Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12.pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14.Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik.

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Page 12: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

12

Kegiatan Inti :• Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

• Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi.

• Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.

Page 13: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

13

• Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.

• Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.

• Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

• Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan 5) mengkomunikasikan.

Page 14: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

14

LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

Page 15: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

15

LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengumpulkan informasi/ eksperimen

• melakukan eksperimen

• membaca sumber lain selain buku teks

• mengamati objek/ kejadian/aktivitas

• wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Page 16: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

16

LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengasosiasikan/mengolah infromasi

• mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

• Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .

Page 17: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

17

LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengkomunikasikan

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Page 18: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

18

• Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

• Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya.

• Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.

Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang diuraikan dalam tabel 1 di atas. a. Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

Page 19: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

19

b. Menanya • Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.

• Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaantentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.

• Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.

• Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.

• Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Page 20: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

20

c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan • Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.

• Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.

• Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi yang menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

Page 21: Pendekatan, penilaian, model

PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:

21

d. Mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Page 22: Pendekatan, penilaian, model

22

Model Pembelajaran

Page 23: Pendekatan, penilaian, model

a. Definisi• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)

adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Page 24: Pendekatan, penilaian, model

• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Page 25: Pendekatan, penilaian, model

– Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

– Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. – Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan

berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

– Meningkatkan kolaborasi. – Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan komunikasi. – Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

mengelola sumber.

b. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Page 26: Pendekatan, penilaian, model

– Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

– Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

– Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

– Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek (Lanjutan)

Page 27: Pendekatan, penilaian, model

d. Langkah-Langkah Operasional

1 PENENTUAN PERTANYAAN MENDASAR

2

MENYUSUN PERECANAAN PROYEK

3

MENYUSUN JADUAL

4

MONITORING5

MENGUJI HASIL

6

EVALUASI PENGALAMAN

Page 28: Pendekatan, penilaian, model

• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

e. Sistem Penilaian proyek

Page 29: Pendekatan, penilaian, model

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:• Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

• Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

• Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Sistem Penilaian Proyek (Lanjutan)

Page 30: Pendekatan, penilaian, model

a. Definisi Metode Discovery Learning• Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang

didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

• Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru

3. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Page 31: Pendekatan, penilaian, model

• Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan

mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti

ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi

student oriented.

• Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan

muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin,

atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi

siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,

membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,

mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Definisi metode Discovery Learning (Lanjutan)

Page 32: Pendekatan, penilaian, model

• Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

• Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

• Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

• Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

• Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

b. Keunggulan Metode Discovery Learning

Page 33: Pendekatan, penilaian, model

• Metode Pembelajaran Penemuan dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

• Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

• Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

• Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;• Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada

situasi proses belajar yang baru;

Keunggulan Metode Pembelajaran Penemuan (Lanjutan)

Page 34: Pendekatan, penilaian, model

• Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;• Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis

sendiri;• Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; situasi proses

belajar menjadi lebih terangsang;• Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada

pembentukan manusia seutuhnya;• Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;• Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai

jenis sumber belajar;• Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Keunggulan Metode Pembelajaran Penemuan (Lanjutan)

Page 35: Pendekatan, penilaian, model

a. Langkah Persiapan

1). Menentukan tujuan pembelajaran2). Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,

minat, gaya belajar, dan sebagainya)3). Memilih materi pelajaran.4). Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara

induktif (dari contoh-contoh generalisasi)5). Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-

contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa6). Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke

kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,

ikonik sampai ke simbolik7). Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

d. Langkah-Langkah OperasionalPembelajaran Penemuan

Page 36: Pendekatan, penilaian, model

b. Pelaksanaan 1). Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada

sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)

Page 37: Pendekatan, penilaian, model

2). Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah

guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)

Page 38: Pendekatan, penilaian, model

3). Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi

kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Langkah-Langkah Operasional(Lanjutan)

Page 39: Pendekatan, penilaian, model

4). Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan

kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu

Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)

Page 40: Pendekatan, penilaian, model

5). Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)

Page 41: Pendekatan, penilaian, model

6). Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses

menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi

Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)

Page 42: Pendekatan, penilaian, model

• Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.

• Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

e. Sistem Penilaian Discovery Learning

Page 43: Pendekatan, penilaian, model

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

a. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah• Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah

pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.

• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)

43

Page 44: Pendekatan, penilaian, model

b. Keunggulan PBL

1). Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan

2). Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan

3). PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

44

Page 45: Pendekatan, penilaian, model

c. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL

1). Konsep Dasar (Basic Concept)

Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

2). Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat

45

Page 46: Pendekatan, penilaian, model

Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL (Lanjutan)

3). Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

46

Page 47: Pendekatan, penilaian, model

Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL (Lanjutan)

4).Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

47

Page 48: Pendekatan, penilaian, model

Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL (Lanjutan)

5). Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

48

Page 49: Pendekatan, penilaian, model

f. Contoh Penerapan

49

Tahapan-Tahapan Model PBLFASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan

Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih

Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik

Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja

Page 50: Pendekatan, penilaian, model

g. Sistem Penilaian PBL

• Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

• Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

50

Page 51: Pendekatan, penilaian, model

Sistem Penilaian PBL (Lanjutan)

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

51

Page 52: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

Apakah ada perbedaaan pada :

1. Prinsip dan Pendekatan Penilaian 2. Ruang Lingkup Penilaian 3. Teknik dan Instrumen Penilaian 4. Mekanisme dan prosedur5. Pelaksanaan dan pelaporan6. Pemanfaatan dan Mekanisme Penjaminan

Mutu Peniaian

Page 53: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin: 1. perencanaan penilaian peserta didik sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;

2. pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan

3. pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Page 54: Pendekatan, penilaian, model

PENGERTIAN PENILAIAN OTENTIK

PENILAIAN OTENTIK ADALAH PENDEKATAN DAN INSTRUMEN ASESMEN YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG LUAS KEPADA PESERTA DIDIK UNTUK MENERAPKAN PENGETAHUAN, KETRAMPILAN, DAN SIKAP YANG SUDAH DIMILIKINYA DALAM BENTUK TUGAS: MEMBACA DAN MERINGKASNYA, EKSPERIMEN, MENGAMATI, SURVEY, PROJECT, MAKALAH, MEMBUAT MULTI MEDIA, MEMBUAT KARANGAN, DISKUSI KELAS.

AUTHENTIC ASSESSMENT, ON THE OTHER HAND, IS A TYPE OF ASSESSMENT IN WHICH STUDENTS USE THEIR UNDERSTANDING OF A

SUBJECT TO SOLVE REAL WORLD SITUATIONS AND PROBLEMS. STEPHANY ELSWORTH

Page 55: Pendekatan, penilaian, model

PRINSIP PENILAIAN:

55

1. Otentik :• Penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling

berkaitan.

• Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.

• Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

• Tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

• Contoh-contoh tugas autentik: Pemecahan masalah matematika , melaksanakan percobaan, Bercerita, Menulis laporan , Berpidato, Membaca puisi, Membuat peta perjalanan

Page 56: Pendekatan, penilaian, model

PRINSIP PENILAIAN:

56

2. Berkesinambungan :• Penilaian yang dilakukan secara terus menerus

dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.

• Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas)

Page 57: Pendekatan, penilaian, model

PRINSIP PENILAIAN:

57

3. Menggunakan teknik yang bervariasi. Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.4. Berdasarkan acuan kriteriaPenilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.

Page 58: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

1. Penilaian diri : dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Penilaian berbasis portofolio: dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

Page 59: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

4. Ulangan : dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5. Ulangan harian: dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6. Ulangan tengah semester : dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Page 60: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

7. Ulangan akhir semester: dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8. Ujian Tingkat Kompetensi : UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi : UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

10.Ujian Nasional : UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

11.Ujian Sekolah/Madrasah: kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

Page 61: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.

2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.

3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.

4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.

5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.

7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).

8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 62: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

Prinsip dan Pendekatan Penilaian 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak

dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara

terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Page 63: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: 1. substansi yang merepresentasikan

kompetensi yang dinilai; 2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis

sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan

3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Page 64: Pendekatan, penilaian, model

Tabel Konversi Nilai:

64

Predikat Nilai KompetensiPengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 SBA- 3.66 3.66B+ 3.33 3.33

BB 3 3B- 2.66 2.66C+ 2.33 2.33

CC 2 2C- 1.66 1.66D+ 1.33 1.33 KD 1 1

Keterangan:SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang

Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Page 65: Pendekatan, penilaian, model

Tabel Konversi Nilai:

65

Konversi nilai akhir Predikat (Pengetahuan dan Keterampilan) SikapSkala 100 Skala 4

86 -100 4 ASB

81- 85 3.66 A-76 – 80 3.33 B+

B71-75 3.00 B66-70 2.66 B-61-65 2.33 C+

C56-60 2 C51-55 1.66 C-46-50 1.33 D+

K0-45 1 D

Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Page 66: Pendekatan, penilaian, model

SISTEM PENILAIAN:

NO. ELEMEN KOMPETENSI INSTRUMEN

1. SIKAP 1. OBSERVASI2. PENILAIAN DIRI3. PENILAIAN ANTARTEMAN4. JURNAL

2. PENGETAHUAN 1. TES TERTULIS2. TES LISAN3. PENUGASAN

3. KETERAMPILAN 1. PERFORMANCE ATAU KINERJA2. PRODUK3. PROYEK4. PORTOFOLIO

Page 67: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP

67Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:1. Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran

No Nama Peserta didikPerilaku yang diamati

Percaya Diri Disiplin Bekerjasama Dsb…

1 Ahmad 4 2 3

2 Anis 2 3 1 Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang

Contoh ObservasiLembar Pengamatan Sikap

Page 68: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP

68Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:2. Penilaian Diri Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

Penilaian diri terhadap sikap

Aspek yang dinilai Ya Tidak Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami Membuat catatan Aktif dalam diskusi kelompok Memberi tanggapan Menyerahkan tugas tepat waktu dll ……………………..

Page 69: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP

69Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:3. Penilaian Antarteman Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang

Contoh Penilaian antar peserta didik

No Nama Perduli Disiplin Kebersihan Jujur DSB

1 Ahmad

2 Yenni

3 Nasrudin

Page 70: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP

70Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:4. Jurnal Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.

Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang

Contoh penilaian Jurnal

Nama Catatan pengamatan Tindak lanjut

Azis

Mutiara

Yenni

dst…

Page 71: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP SPIRITUAL

71Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Penilaian sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosialSikap spiritual yang diamati meliputi : Ketaatan beribadah, Perilaku syukurBerdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, Toleransi dalam beribadahContoh lembar penilaian sikap spiritual :Tema : ……Sikap yang diamati : Ketaatan beribadah

Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang

Contoh penilaian Jurnal

No Nama

Perilaku yang diamati

Skala akhir/

predikatKetaatan

beribadahPerilaku syukur

Berdoa sebelum dan

sesudah melakukan

kegiatan

Toleransi dalam

beribadah

1 Egalita 3 3 3 3 3 (B)

2 Panji 2 3 2 2 2 (C)

Page 72: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP SPIRITUAL

72Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang

KriteriaBaik sekali Baik Cukup Kurang

4 3 2 1Ketaatan beribadah

Selalu taat beribadah

Sering taat dalam beribadah

Kadang-kadang taat beribadah

Tidak taat dalam beribadah

Perilaku syukur Selalu menunjukkan rasa syukur

Sering menunjukkan rasa syukur

Kadang-kadang menunjukkan rasa syukur

Tidak bersyukur

Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Selalu melakukan doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Sering berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Kadang-kadang berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Tidak berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Toleransi dalam beribadah

Selalu menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah

Sering menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah

Kadang-kadang menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah

Tidak menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah

Page 73: Pendekatan, penilaian, model

Teknik Penilaian: SIKAP SOSIAL

73Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang

Sikap sosial yang diamati meliputi: Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Santun, Peduli, Percaya diri.Dapat juga ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll

No Nama Perilaku yang diamati Skala akhir/ predikat

JujurDisiplin

Tanggung jawab Dsb

1 Egalita 3 3 3 … 3 (B)

2 Panji 2 3 2 … 2 (C)

Contoh nilai sikap Panji: Ananda sudah bisa menunjukkan perilaku disiplin yang baik, dan masih memerlukan bimbingan dalam bertanggung jawab dan jujur

Page 74: Pendekatan, penilaian, model

Rubrik Penilaian: SIKAP SOSIAL

74Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Kriteria Baik sekali4

Baik3

Cukup2

Kurang1

Jujur Tindakan selalu sesuai dengan ucapan

Tindakan kadang-kadang sesuai dengan ucapan

Tindakan kurang sesuai dengan ucapan

Tindakan tidak sesuai dengan ucapan

Disiplin Mampu menjalankan aturan dengan kesadaran sendiri

Mampu menjalankan aturan dengan pengarahan guru

Kurang mampu menjalankan aturan

Belum mampu menjalankan aturan

Tanggung Jawab

Tertib mengikuti instruksi dan selesai tepat waktu

Tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktu

Kurang tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktu

Tidak tertib dan tidak menyelesaikan tugas

Santun Berbahasa positif dan bersikap sopan

Berbahasa positif tapi bersikap kurang sopan

Berbahasa negative dan bersikap kurang sopan

Berbahasa negative dan tidak sopan

Peduli Selalu care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya

Sering care /empati dengan lingkungan sekitar dan temannya

Kadang-kadang care /empati dengan lingkungan dan temannya

Belum / tidak care/empati dengan lingkungan dan temannya

Percaya diri

Tidak terlihat ragu-ragu

Terlihat ragu-ragu

Memerlukan bantuan guru

Belum menunjukkan kepercayaan diri

Page 75: Pendekatan, penilaian, model

REKAP:

75Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

NoNama siswa

Sumber penilaianSkala-

predikatObservasi Penilaian diri

Antar- teman Jurnal

1 Egalita 4 3 2 3 3 3 4 3 (B)

2 Panji 2 2 3 3 2 2 2 2 (C)

Page 76: Pendekatan, penilaian, model

CONTOH DESKRIPSI RAPOR:

76Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Deskripsi dalam rapor mengacu pada sikap spiritual yang paling menonjol. Contoh nilai Panji:

“Ananda sudah bisa menunjukkan perilaku syukur yang baik, dan masih memerlukan bimbingan dalam ketaatan beribadah, membiasakan berdoa dan bersikap toleransi dalam beribadah”

Page 77: Pendekatan, penilaian, model

PENILAIAN PENGETAHUAN:

77Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Nama siswa

Tema-1 Nilai

akhir / predikat

Tes tulis Tes lisan PenugasanTulis1

Tulis2

Tulis3

Lisan1

Lisan2

Lisan3

Tugas1

Tugas2

Tugas3

Tugas4

Egalita 75 70 88 89 68 78 (B+)

Panji 80 85 85 98 90 88 (A)

Pengetahuan dapat dinilaidengan cara : Tes tulis, Tes Lisan dan PenugasanPenugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.Format penilaian pengetahuan dibuat setiap tema dan setiap muatan

Teknik Penilaian Bentuk InstrumenTes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan

uraian.Tes lisan Daftar pertanyaan.Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau

kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian

Page 78: Pendekatan, penilaian, model

PENILAIAN KETERAMPILAN:

78Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Keterampilan: Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:1. Performance atau Kinerja

• Suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

• Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.

Page 79: Pendekatan, penilaian, model

PENILAIAN KETERAMPILAN:

79Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

2. Produk• Penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk

teknologi dan seni (3 dImensi). • Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga

proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

• Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk

• Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat.

• Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.

Contoh membuat meja, membuat kincir angin, membuat Kartu nama, membuat kotak kue, merangkai bunga.

Page 80: Pendekatan, penilaian, model

PENILAIAN KETERAMPILAN:

80Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:3. Proyek• Penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. • Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan.

• Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman

dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi.

• Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik .misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.

Page 81: Pendekatan, penilaian, model

PENILAIAN KETERAMPILAN:

81Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:

4. Portofolio • Penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara

sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. • Memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil

belajar peserta didik. • Merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini

mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Contoh kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.

• Memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan.

Page 82: Pendekatan, penilaian, model

PENILAIAN KETERAMPILAN:

82Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:4. Portofolio Agar penilaian portofolio berjalan efektif perlu diperhatikan :• Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di

dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.

• Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan, sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.

• Catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.

Page 83: Pendekatan, penilaian, model

Laporah Hasil Belajar SMP (1)KTSP KURIKULUM 2013

83

Page 84: Pendekatan, penilaian, model

Laporah Hasil Belajar SMP (2)KURIKULUM 2013

84

Page 85: Pendekatan, penilaian, model

Laporah Hasil Belajar SMP (3)

KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN Pengetahuan(KI 3)

Keterampilan

(KI 4)

Sikap Spiritual dan Sosial (KI 1dan KI 2)

Mata Pelajaran

Antar-Mata Pelajaran

Kelompok A Faris menunjukkan sikap konsisten dan sungguh-sungguh dalam menerapkan sikap spiritual, jujur , dan kerjasama, terutama dalam mapel Pendidikan Agama dan Budi pekerti, Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti A A- SB

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan A- B+ B

3 Bahasa Indonesia A A SB4 Matematika A- B B5 Ilmu Pengetahuan Alam B+ B+ B6 Ilmu Pengetahuan Sosial B B B7 Bahasa Inggris A- A- SBKelompok B 1 Seni Budaya B+ B+ B

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

A

A

SB

3 Prakarya B- C B 85

Page 86: Pendekatan, penilaian, model

PEMBUATAN RUBRIK

A RUBRIC IS AN AUTHENTIC ASSESSMENT TOOL USED TO MEASURE STUDENTS' WORK. IT IS A SCORING GUIDE THAT SEEKS TO EVALUATE A STUDENT'S PERFORMANCE BASED ON THE SUM OF A FULL RANGE OF CRITERIA RATHER THAN A SINGLE NUMERICAL SCORE. A RUBRIC IS A WORKING GUIDE FOR STUDENTS AND TEACHERS, USUALLY HANDED OUT BEFORE THE ASSIGNMENT BEGINS IN ORDER TO GET STUDENTS TO THINK ABOUT THE CRITERIA ON WHICH THEIR WORK WILL BE JUDGED.

Page 87: Pendekatan, penilaian, model

PEMBUATAN RUBRIK

A RUBRIC IS AN AUTHENTIC ASSESSMENT TOOL USED TO MEASURE STUDENTS' WORK. IT IS A SCORING GUIDE THAT SEEKS TO EVALUATE A STUDENT'S PERFORMANCE BASED ON THE SUM OF A FULL RANGE OF CRITERIA RATHER THAN A SINGLE NUMERICAL SCORE. A RUBRIC IS A WORKING GUIDE FOR STUDENTS AND TEACHERS, USUALLY HANDED OUT BEFORE THE ASSIGNMENT BEGINS IN ORDER TO GET STUDENTS TO THINK ABOUT THE CRITERIA ON WHICH THEIR WORK WILL BE JUDGED.

Page 88: Pendekatan, penilaian, model

PENENTUAN KRITERIA

BERDASARKAN TUGAS YANG TELAH DITENTUKAN PADA LANGKAH SEBELUMNYA

(PENENTUAN TUGAS), KEMBANGKAN PERTANYAAN “ASPEK APA SAJA YANG PERLU

DILAKUKAN PESERTA DIDIK AGAR GURU TAHU BAHWA MEREKA TELAH MELAKUKAN

PEKERJAAN DENGAN BAIK

Page 89: Pendekatan, penilaian, model

BENTUK HASIL BELAJAR AFEKTIF

PENGETAHUAN

SIKAP

KEBIASAAN

UCAPAN

TULISAN

UCAPAN

TULISAN

TINDAKAN

TINDAKAN

TES TERTULIS

TES UNJUK KERJA

PORTOFOLIO

PENILAIAN OTENTIK

Page 90: Pendekatan, penilaian, model

LANGKAH PENGEMBANGAN ASESMEN OTENTIK

KOMPETENSI INTI & DASAR

PENENTUAN TUGAS OTENTIK

PENENTUAN KRITERIA

PEMBUATAN RUBRIK

Page 91: Pendekatan, penilaian, model

TUGAS OTENTIK

MERINGKAS BACAAN

EKSPERIMEN

LAPORAN OBSERVASI

MEMBUATKARANGAN

MEMBUATPROJEK

MEMBUATMULTIMEDIA

DISKUSIKELAS

SURVEY

Page 92: Pendekatan, penilaian, model

PEMBUATAN RUBRIK

- RUBRIK ADALAH ALAT PENILAIAN OTENTIK UNTUK MENGUKUR HASIL KERJA PESERTA DIDIK - TERDIRI ATAS BEBERAPA KRITERIA DAN SKOR DIPEROLEH DARI PENJUMLAH KRITERIA YANG DIGUNAKAN- KRITERIA TERDIRI DARI KELOMPOK HASIL BELAJAR PENGETAHUAN,KEMAMPUAN BERPIKIR, SIKAP DAN PERILAKU, DAN KETRAMPILAN PSIKOMOTORIK- RUBRIK DAPAT DIKETAHUI DAN DIBAHAS GURU BERSAMA DENGAN PESERTA DIDIK SEBELUM SUATU TUGAS OTENTIK DIKERJAKAN PESERTA DIDIK

Page 93: Pendekatan, penilaian, model

KRITERIA TERBATAS MEMUASKAN MAHIR CEMERLANG

Melakukan Observasi

Tidak Jelas

Pelaksanaan-nya

Beberapa Kegiatan Jelas dan

Sistematis

Semua Jelas , Sistematis dan Rinci

Semua jelas, Sistematis, Rinci dan

Membuat Prediksi

Tidak ada predikasi atau

Tidak jelas

Sebagian besar prediksi jelas dan masuk akal

Semua prediksi jelas dan masuk akal

Semua prediksi jelas, masuk akal, dan berdasarkan data

Kesesuaian Kesimpulan

Konklusi tidak ada atau

Tidak sesuai dengan hasil pengamatan

Sebagian besar konklusi sesuai dengan hasil pengamatan

Semua konklusi sesuai dengan semua pengamatan

Semua konklusi sesuai dengan hasil pengamatan dan analisis data

CONTOH RUBRIK (Adopsi dari Muller)

Page 94: Pendekatan, penilaian, model

PENGETAHUAN

KEMAMPUAN KOGNITIF

Mengingat(remember)

Memahami(understand)

Menerapkan(apply)

Mengana-lisis (analyze)

Mengeva-luasi (evaluate)

Mencipta(create)

Faktual

Konseptual

Prosedural

Meta-kognitif

BERDASARKAN TAKSONOMI ANDERSON

PENGETAHUAN DAN KOGNITIF

Page 95: Pendekatan, penilaian, model

KEMAMPUAN KOGNITIFKEMAMPUAN

KOGNITIFHASIL BELAJAR KOGNITIF

MENGINGAT:MENGEMUKAKAN KEMBALI APA

YANG SUDAH DIPELAJARI DARI

GURU, BUKU, SUMBER LAINNYA

SEBAGAIMANA ASLINYA, TANPA

MELAKUKAN PERUBAHAN

PENGETAHUAN HAFALAN: KETEPATAN, KECEPATAN, KEBENARAN PENGETAHUAN

YANG DIINGAT DAN DIGUNAKAN KETIKA MENJAWAB PERTANYAAN TENTANG

FAKTA, DEFINISI KONSEP, PROSEDUR, HUKUM, TEORI DARI APA YANG SUDAH

DIPELAJARI DI KELAS TANPA DIUBAH/BERUBAH.

MEMAHAMI:SUDAH ADA PROSES

PENGOLAHAN DARI BENTUK

ASLINYA TETAPI ARTI DARI

KATA, ISTILAH, TULISAN,

GRAFIK, TABEL, GAMBAR, FOTO

TIDAK BERUBAH.

PENGETAHUAN OLAHAN: PENGETAHUAN YANG SUDAH DIOLAH OLEH PESERTA

DIDIK BERUPA MENGGANTIKAN SUATU KATA/ISTILAH DENGAN KATA/ISTILAH LAIN

YANG SAMA MAKNANYA; MENULIS KEMBALI SUATU

KALIMAT/PARAGRAF/TULISAN DENGAN KALIMAT/PARAGRAF/TULISAN SENDIRI

DENGAN TANPA MENGUBAH ARTINYA INFORMASI SLINYA; MENGUBAH BENTUK

KOMUNIKASI DARI BENTUK KALIMAT KE BENTUK GRAFIK/TABEL/VISUAL ATAU

SEBALIKNYA; MEMBERI TAFSIR SUATU KALIMAT/PARAGRAF/ TULISAN/DATA

SESUAI DENGAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK; MEMPERKIRAKAN KEMUNGKINAN

YANG TERJADI DARI SUATU INFORMASI YANG TERKANDUNG DALAM SUATU

KALIMAT/PARAGRAF /TULISAN/DATA

Page 96: Pendekatan, penilaian, model

KEMAMPUAN KOGNITIFMENERAPKAN

MENGGUNAKAN INFORMASI,

KONSEP, PROSEDUR, PRINSIP,

HUKUM, TEORI YANG SUDAH

DIPELAJARI UNTUK SESUATU YANG

BARU/BELUM DIPELAJARI

KEMAMPUAN: MENGGUNAKAN HUKUM PENAWARAN DAN PERMINTAAN, HUKUM BOYLE,

HUKUM ARCHIMEDES, MEMBAGI/ MENGALI/MENAMBAH/ MENGURANGI/MENJUMLAH,

MENGHITUNG MODAL DAN HARGA, HUKUM PERSAMAAN KUADRAT, MENENTUKAN ARAH

KIBLAT, MENGGUNAKAN JANGKA, MENGHITUNGKAN JARAK TEMPAT DI PETA,

MENERAPKAN PRINSIP KRONOLOGI DALAM MENENTUKAN WAKTU SUATU

BENDA/PERISTIWA, DAN SEBAGAINYA

MENGANALISIS

MENGGUNAKAN KETRAMPILAN

YANG TELAH DIPELAJARINYA

TERHADAP SUATU INFORMASI YANG

BELUM DIKETAHUINYA DALAM

MENGELOMPOKKAN INFORMASI,

MENENTUKAN KETERHUBUNGAN

ANTARA SATU KELOMPOK/

INFORMASI DENGAN KELOMPOK/

INFORMASI LAINNYA, ANTARA

FAKTA DENGAN KONSEP, ANTARA

ARGUMENTASI DENGAN

KESIMPULAN, BENANG MERAH

PEMIKIRAN ANTARA SATU KARYA

DENGAN KARYA LAINNYA

PESERTA DIDIK: MENGELOMPOKKAN BENDA BERDASARKAN PERSAMAAN DAN

PERBEDAAN CIRI-CIRINYA, MEMBERI NAMA BAGI KELOMPOK TERSEBUT, MENENTUKAN

APAKAH SATU KELOMPOK SEJAJAR/LEBIH TINGGI/LEBIH LUAS DARI YANG LAIN,

MENENTUKAN MANA YANG LEBIH DULU DAN MANA YANG BELAKANGAN MUNCUL,

MENENTUKAN MANA YANG MEMBERIKAN PENGARUH DAN MANA YANG MENERIMA

PENGARUH, MENEMUKAN KETERKAITAN ANTARA FAKTA DENGAN KESIMPULAN,

MENENTUKAN KONSISTENSI ANTARA APA YANG DIKEMUKAKAN DI BAGIAN AWAL

DENGAN BAGIAN BERIKUTNYA, MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

PENULIS/PEMBICARA/NARA SUMBER, MENEMUKAN KESAMAAN DALAM ALUR BERPIKIR

ANTARA SATU KARYA DENGAN KARYA LAINNYA, DAN SEBAGAINYA

Page 97: Pendekatan, penilaian, model

KEMAMPUAN KOGNITIFMENGEVALUASIMENENTUKAN NILAI SUATU

BENDA ATAU INFORMASI

BERDASARKAN SUATU

KRITERIA

PESERTA DIDIK: MENILAI APAKAH INFORMASI YANG DIBERIKAN

BERGUNA, APAKAH SUATU INFORMASI/BENDA

MENARIK/MENYENANGKAN BAGI DIRINYA, ADAKAH PENYIMPANGAN

DARI KRITERIA SUATU PEKERJAAN/KEPUTUSAN/ PERATURAN,

MEMBERIKAN PERTIMBANGAN ALTERNATIF MANA YANG HARUS DIPILIH

BERDASARKAN KRITERIA, MENILAI SUATU HASIL KERJA BERDASARKAN

KRITERIA, DAN SEBAGAINYA

MENGHASILKANMEMBUAT SESUATU YANG

BARU DARI APA YANG

SUDAH ADA SEHINGGA

HASIL TERSEBUT

MERUPAKAN SATU

KESATUAN UTUH DAN

BERBEDA DARI KOMPONEN

YANG DIGUNAKAN UNTUK

MEMBENTUKNYA

PESERTA DIDIK: MEMBUAT SUATU CERITA/TULISAN DARI BERBAGAI

SUMBER YANG DIBACANYA, MEMBUAT SUATU BENDA DARI BAHAN

YANG TERSEDIA, MENGEMBANGKAN FUNGSI BARU DARI SUATU BENDA,

MENGEMBANGKAN BERBAGAI BENTUK KREATIVITAS.

Page 98: Pendekatan, penilaian, model

KEMAMPUAN KOGNITIFMENGEVALUASIMENENTUKAN NILAI SUATU

BENDA ATAU INFORMASI

BERDASARKAN SUATU

KRITERIA

PESERTA DIDIK: MENILAI APAKAH INFORMASI YANG DIBERIKAN

BERGUNA, APAKAH SUATU INFORMASI/BENDA

MENARIK/MENYENANGKAN BAGI DIRINYA, ADAKAH PENYIMPANGAN

DARI KRITERIA SUATU PEKERJAAN/KEPUTUSAN/ PERATURAN,

MEMBERIKAN PERTIMBANGAN ALTERNATIF MANA YANG HARUS DIPILIH

BERDASARKAN KRITERIA, MENILAI SUATU HASIL KERJA BERDASARKAN

KRITERIA, DAN SEBAGAINYA

MENGHASILKANMEMBUAT SESUATU YANG

BARU DARI APA YANG

SUDAH ADA SEHINGGA

HASIL TERSEBUT

MERUPAKAN SATU

KESATUAN UTUH DAN

BERBEDA DARI KOMPONEN

YANG DIGUNAKAN UNTUK

MEMBENTUKNYA

PESERTA DIDIK: MEMBUAT SUATU CERITA/TULISAN DARI BERBAGAI

SUMBER YANG DIBACANYA, MEMBUAT SUATU BENDA DARI BAHAN

YANG TERSEDIA, MENGEMBANGKAN FUNGSI BARU DARI SUATU BENDA,

MENGEMBANGKAN BERBAGAI BENTUK KREATIVITAS.

Page 99: Pendekatan, penilaian, model

BENTUK HASIL BELAJAR AFEKTIF

UCAPAN/TULISAN

CARA MELAKUKAN SESUATU

KEBIASAAN

Page 100: Pendekatan, penilaian, model

HASIL BELAJAR AFEKTIFJENJANG INTERNALISASI

INDIKATOR

PENERIMAAN NILAIKESEDIAAN MENERIMA SUATU NILAI DAN MEMBERIKAN PERHATIAN TERHADAP NILAI TEREBUT

MERESPON NILAIKESEDIAAN MENJAWAB SUATU NILAI DAN ADA RASA PUAS DALAM MEMBICARAKAN NILAI TERSEBUT

PENILAIANMENGANGGAP NILAI TERSEBUT BAIK; MENYUKAI NILAI TERSEBUT; DAN KOMITMEN TERHADAP NILAI TERSEBUT

PENGORGANISASIANMEMASUKKAN NILAI TERSEBUT SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM NILAI DIRINYA

PENJATIDIRIANMENGEMBANGKAN NILAI TERSEBUT SEBAGAI CIRI DIRINYA DALAM BERPIKIR, BERKATA, BERKOMUNIKASI, DAN BERTINDAK

Page 101: Pendekatan, penilaian, model

KONTEN PSIKOMOTOR

• ACTION (ELEMENTARY MOVEMENT)• COORDINATION (SYNCHRONIZED MOVEMENT)• FORMATION (BODILY MOVEMENT)• PRODUCTION (COMBINE VERBAL AND

NONVERBAL MOVEMENT)Vinson (2012)

Page 102: Pendekatan, penilaian, model

HASIL BELAJAR PSIKOMOTORKEMAMPUAN HASIL BELAJAR

MENIRU MAMPU MENIRU SUATU GERAKAN/TINDAKAN DARI APA YANG DIAMATI

MENGUBAH MAMPU MELAKUKAN GERAKAN/TINDAKAN YANG BERBEDA DARI APA YANG DIAMATI TAPI MASIH MEMILIKI KESALAHAN-KESALAHAN

MENGEMBANGKAN PRESISI

MENGEMBANGKAN GERAKAN/TINDAKAN YANG MEMILIKI KETEPATAN YANG BAIK TANPA ADA KESALAHAN YANG BERARTI

MENJADI TINDAKAN ALAMI

MENGEMBANGKAN GERAKAN/TINDAKAN YANG DIPELAJARI SEBAGAI SUATU MILIKNYA YANG ALAMI

MENJADI TINDAKAN ORISINAL

MELAKUKAN IMPROVISASI GERAKAN/TINDAKAN YANG DIPELAJARI SEBAGAI SUATU GERAKAN/TINDAKAN YANG MENJADI CIRI KHAS DIRINYA

Sumber: Olahan dari kategori Harrow dan kategori Simpson

Page 103: Pendekatan, penilaian, model

PENGERTIAN PENILAIAN OTENTIK

PENILAIAN OTENTIK ADALAH PENDEKATAN DAN INSTRUMEN ASESMEN YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG LUAS KEPADA PESERTA DIDIK UNTUK MENERAPKAN PENGETAHUAN, KETRAMPILAN, DAN SIKAP YANG SUDAH DIMILIKINYA DALAM BENTUK TUGAS: MEMBACA DAN MERINGKASNYA, EKSPERIMEN, MENGAMATI, SURVEY, PROJECT, MAKALAH, MEMBUAT MULTI MEDIA, MEMBUAT KARANGAN, DISKUSI KELAS.

AUTHENTIC ASSESSMENT, ON THE OTHER HAND, IS A TYPE OF ASSESSMENT IN WHICH STUDENTS USE THEIR UNDERSTANDING OF A

SUBJECT TO SOLVE REAL WORLD SITUATIONS AND PROBLEMS. STEPHANY ELSWORTH

Page 104: Pendekatan, penilaian, model

PENENTUAN KRITERIA

BERDASARKAN TUGAS YANG TELAH DITENTUKAN PADA LANGKAH SEBELUMNYA

(PENENTUAN TUGAS), KEMBANGKAN PERTANYAAN “ASPEK APA SAJA YANG PERLU

DILAKUKAN PESERTA DIDIK AGAR GURU TAHU BAHWA MEREKA TELAH MELAKUKAN

PEKERJAAN DENGAN BAIK

Page 105: Pendekatan, penilaian, model

PELAPORAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK

• SKOR DAN NILAI• PENILAIAN KOMPETENSI DILAKUKAN DALAM

BENTUK SKOR 1 - 4 DENGAN SKALA 1 - 4, KEMUDIAN DIKONVERSI MENJADI NILAI A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+, D BERDASARKAN SKALA DALAMTABEL KONVERSI

Page 106: Pendekatan, penilaian, model

KONVERSI SKOR KE NILAI

Nilai/Predikat Skor Kompetensi

Pengetahuan Ketrampilan Sikap

A 4,00 4,00

SBA- 3,66 3,66

B+ 3,33 3.33

BB 3,00 3,00

B- 2,66 2,66

C+ 2,33 2,33

CC 2,00 2,00

C- 1,66 1,66

D+ 1,33 1,33 K

D 1,00 1,00