Upload
aji-baroto
View
137
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
Konsep Kurikulum 2013 Pendekatan, Penilaian, dan
Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (4 JP)
BPSDMPK-PMP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pendekatan, Penilaian, dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (4 JP)
Kompetensi Peserta Pelatihan:• Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam
pembelajaran • Mendeskripsikan konsep model-model
pembelajaran (PBL, PJBL,DL)• Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada
proses dan hasil belajar.
Indikator
• Menjelaskan konsep pendekatan saintifik.• Menjelaskan konsep model-model pembelajaran
(PBL, PJBL, DL)• Menjelaskan konsep penilaian autentik pada
proses dan hasil belajar.
PEMBELAJARAN SMP
PRINSIP PEMBELAJARAN
(1) BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK,
(2) MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK,
(3) MENCIPTAKAN KONDISI MENYENANGKAN DAN MENANTANG,
(4) BERMUATAN NILAI, ETIKA, ESTETIKA, LOGIKA, DAN KINESTETIKA,
(5)PEMBELAJARAN HARUS BERGESER DARI “DIBERI TAHU” MENJADI “AKTIF MENCARI TAHU”.
(6) MENYEDIAKAN PENGALAMAN BELAJAR YANG BERAGAM MELALUI PENERAPAN BERBAGAI STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN, KONTEKSTUAL, EFEKTIF, EFISIEN, DAN BERMAKNA.
PENDEKATAN PEMBELAJARANKOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI 1: SIKAP RELIGIUS TIDAK LANGSUNG (MELALUI AKTIVITAS
KI 2: SIKAP SOSIAL SEHARI-HARI DI SEKOLAH DAN PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DAN PENERAPAN PENGETAHUAN
KI 3: PENGETAHUAN PEMBELAJARAN LANGSUNG
KI 4: KETRAMPILAN (KNOWLEDGE UTILITY)
(PEMBELAJARAN SAINTIFIK)
BENTUK-BENTUK PEMBELAJARAN TIDAK
LANGSUNG
UCAPAN YANG BERSAHABAT
TEGORAN PERBAIKAN
HUKUMAN MENDIDIK
PERILAKU CONTOH (TELADAN)
LINGKUNGAN YANG KONDUSIF
PEMBELAJARANSCIENTIFIC TEACHING APPROACH
PEMBELAJARAN SAINTIFIK
SISWA AKTIF MENCARI
TAHU
SETIAP LANGKAH
PEMBELAJARAN MENJADI
KOMPETENSI YANG HARUS
DILATIH
PENGUATAN DILAKUKAN
SECARA VERTIKAL
DAN HORIZONTALPADA SETIAP
MATA PELAJARAN
SETIAPLANGKAH
PEMBELAJARAN
DINILAI
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
10
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:1. Dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar
berbasis aneka sumberbelajar;3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi;5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
11
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbanganantara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didiksebagai pembelajar sepanjanghayat;
10.pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11.Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12.pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14.Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
12
Kegiatan Inti :• Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
• Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi.
• Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
13
• Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
• Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.
• Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
• Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan 5) mengkomunikasikan.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
14
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
15
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengumpulkan informasi/ eksperimen
• melakukan eksperimen
• membaca sumber lain selain buku teks
• mengamati objek/ kejadian/aktivitas
• wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
16
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengasosiasikan/mengolah infromasi
• mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
• Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
17
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
18
• Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
• Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya.
• Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang diuraikan dalam tabel 1 di atas. a. Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
19
b. Menanya • Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.
• Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaantentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
• Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
• Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
• Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
20
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan • Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
• Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
• Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi yang menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN:
21
d. Mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
22
Model Pembelajaran
a. Definisi• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
– Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
– Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. – Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
– Meningkatkan kolaborasi. – Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi. – Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
b. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
– Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
– Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
– Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
– Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek (Lanjutan)
d. Langkah-Langkah Operasional
1 PENENTUAN PERTANYAAN MENDASAR
2
MENYUSUN PERECANAAN PROYEK
3
MENYUSUN JADUAL
4
MONITORING5
MENGUJI HASIL
6
EVALUASI PENGALAMAN
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
e. Sistem Penilaian proyek
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Sistem Penilaian Proyek (Lanjutan)
a. Definisi Metode Discovery Learning• Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
• Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
3. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
• Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti
ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi
student oriented.
• Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin,
atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi
siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Definisi metode Discovery Learning (Lanjutan)
• Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
• Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
• Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
• Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
• Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
b. Keunggulan Metode Discovery Learning
• Metode Pembelajaran Penemuan dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
• Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
• Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
• Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;• Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru;
Keunggulan Metode Pembelajaran Penemuan (Lanjutan)
• Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;• Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri;• Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; situasi proses
belajar menjadi lebih terangsang;• Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;• Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;• Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar;• Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Keunggulan Metode Pembelajaran Penemuan (Lanjutan)
a. Langkah Persiapan
1). Menentukan tujuan pembelajaran2). Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)3). Memilih materi pelajaran.4). Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)5). Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa6). Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik7). Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
d. Langkah-Langkah OperasionalPembelajaran Penemuan
b. Pelaksanaan 1). Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)
2). Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)
3). Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Langkah-Langkah Operasional(Lanjutan)
4). Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)
5). Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)
6). Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
Langkah-Langkah Operasional (Lanjutan)
• Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.
• Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
e. Sistem Penilaian Discovery Learning
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah• Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)
43
b. Keunggulan PBL
1). Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
2). Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
3). PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
44
c. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL
1). Konsep Dasar (Basic Concept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran
2). Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat
45
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL (Lanjutan)
3). Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
46
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL (Lanjutan)
4).Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
47
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran PBL (Lanjutan)
5). Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
48
f. Contoh Penerapan
49
Tahapan-Tahapan Model PBLFASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja
g. Sistem Penilaian PBL
• Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
• Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
50
Sistem Penilaian PBL (Lanjutan)
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya
51
SISTEM PENILAIAN:
Apakah ada perbedaaan pada :
1. Prinsip dan Pendekatan Penilaian 2. Ruang Lingkup Penilaian 3. Teknik dan Instrumen Penilaian 4. Mekanisme dan prosedur5. Pelaksanaan dan pelaporan6. Pemanfaatan dan Mekanisme Penjaminan
Mutu Peniaian
SISTEM PENILAIAN:
Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin: 1. perencanaan penilaian peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
2. pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
3. pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.
PENGERTIAN PENILAIAN OTENTIK
PENILAIAN OTENTIK ADALAH PENDEKATAN DAN INSTRUMEN ASESMEN YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG LUAS KEPADA PESERTA DIDIK UNTUK MENERAPKAN PENGETAHUAN, KETRAMPILAN, DAN SIKAP YANG SUDAH DIMILIKINYA DALAM BENTUK TUGAS: MEMBACA DAN MERINGKASNYA, EKSPERIMEN, MENGAMATI, SURVEY, PROJECT, MAKALAH, MEMBUAT MULTI MEDIA, MEMBUAT KARANGAN, DISKUSI KELAS.
AUTHENTIC ASSESSMENT, ON THE OTHER HAND, IS A TYPE OF ASSESSMENT IN WHICH STUDENTS USE THEIR UNDERSTANDING OF A
SUBJECT TO SOLVE REAL WORLD SITUATIONS AND PROBLEMS. STEPHANY ELSWORTH
PRINSIP PENILAIAN:
55
1. Otentik :• Penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling
berkaitan.
• Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
• Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
• Tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
• Contoh-contoh tugas autentik: Pemecahan masalah matematika , melaksanakan percobaan, Bercerita, Menulis laporan , Berpidato, Membaca puisi, Membuat peta perjalanan
PRINSIP PENILAIAN:
56
2. Berkesinambungan :• Penilaian yang dilakukan secara terus menerus
dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
• Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas)
PRINSIP PENILAIAN:
57
3. Menggunakan teknik yang bervariasi. Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.4. Berdasarkan acuan kriteriaPenilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.
SISTEM PENILAIAN:
1. Penilaian diri : dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Penilaian berbasis portofolio: dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
SISTEM PENILAIAN:
4. Ulangan : dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian: dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester : dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
SISTEM PENILAIAN:
7. Ulangan akhir semester: dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi : UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi : UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
10.Ujian Nasional : UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11.Ujian Sekolah/Madrasah: kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
SISTEM PENILAIAN:
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
SISTEM PENILAIAN:
Prinsip dan Pendekatan Penilaian 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara
terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
SISTEM PENILAIAN:
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: 1. substansi yang merepresentasikan
kompetensi yang dinilai; 2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Tabel Konversi Nilai:
64
Predikat Nilai KompetensiPengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4 SBA- 3.66 3.66B+ 3.33 3.33
BB 3 3B- 2.66 2.66C+ 2.33 2.33
CC 2 2C- 1.66 1.66D+ 1.33 1.33 KD 1 1
Keterangan:SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang
Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Tabel Konversi Nilai:
65
Konversi nilai akhir Predikat (Pengetahuan dan Keterampilan) SikapSkala 100 Skala 4
86 -100 4 ASB
81- 85 3.66 A-76 – 80 3.33 B+
B71-75 3.00 B66-70 2.66 B-61-65 2.33 C+
C56-60 2 C51-55 1.66 C-46-50 1.33 D+
K0-45 1 D
Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
SISTEM PENILAIAN:
NO. ELEMEN KOMPETENSI INSTRUMEN
1. SIKAP 1. OBSERVASI2. PENILAIAN DIRI3. PENILAIAN ANTARTEMAN4. JURNAL
2. PENGETAHUAN 1. TES TERTULIS2. TES LISAN3. PENUGASAN
3. KETERAMPILAN 1. PERFORMANCE ATAU KINERJA2. PRODUK3. PROYEK4. PORTOFOLIO
Teknik Penilaian: SIKAP
67Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:1. Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
No Nama Peserta didikPerilaku yang diamati
Percaya Diri Disiplin Bekerjasama Dsb…
1 Ahmad 4 2 3
2 Anis 2 3 1 Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang
Contoh ObservasiLembar Pengamatan Sikap
Teknik Penilaian: SIKAP
68Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:2. Penilaian Diri Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penilaian diri terhadap sikap
Aspek yang dinilai Ya Tidak Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami Membuat catatan Aktif dalam diskusi kelompok Memberi tanggapan Menyerahkan tugas tepat waktu dll ……………………..
Teknik Penilaian: SIKAP
69Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:3. Penilaian Antarteman Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang
Contoh Penilaian antar peserta didik
No Nama Perduli Disiplin Kebersihan Jujur DSB
1 Ahmad
2 Yenni
3 Nasrudin
Teknik Penilaian: SIKAP
70Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek Sikap dapat dinilai dengan cara berikut:4. Jurnal Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang
Contoh penilaian Jurnal
Nama Catatan pengamatan Tindak lanjut
Azis
Mutiara
Yenni
dst…
Teknik Penilaian: SIKAP SPIRITUAL
71Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Penilaian sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosialSikap spiritual yang diamati meliputi : Ketaatan beribadah, Perilaku syukurBerdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, Toleransi dalam beribadahContoh lembar penilaian sikap spiritual :Tema : ……Sikap yang diamati : Ketaatan beribadah
Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang
Contoh penilaian Jurnal
No Nama
Perilaku yang diamati
Skala akhir/
predikatKetaatan
beribadahPerilaku syukur
Berdoa sebelum dan
sesudah melakukan
kegiatan
Toleransi dalam
beribadah
1 Egalita 3 3 3 3 3 (B)
2 Panji 2 3 2 2 2 (C)
Teknik Penilaian: SIKAP SPIRITUAL
72Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang
KriteriaBaik sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1Ketaatan beribadah
Selalu taat beribadah
Sering taat dalam beribadah
Kadang-kadang taat beribadah
Tidak taat dalam beribadah
Perilaku syukur Selalu menunjukkan rasa syukur
Sering menunjukkan rasa syukur
Kadang-kadang menunjukkan rasa syukur
Tidak bersyukur
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Selalu melakukan doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Sering berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Kadang-kadang berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Tidak berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Toleransi dalam beribadah
Selalu menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Sering menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Kadang-kadang menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Tidak menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Teknik Penilaian: SIKAP SOSIAL
73Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Keterangan: 4 : sangat baik ; 3 : Baik; 2: sedang ; 1: kurang
Sikap sosial yang diamati meliputi: Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Santun, Peduli, Percaya diri.Dapat juga ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll
No Nama Perilaku yang diamati Skala akhir/ predikat
JujurDisiplin
Tanggung jawab Dsb
1 Egalita 3 3 3 … 3 (B)
2 Panji 2 3 2 … 2 (C)
Contoh nilai sikap Panji: Ananda sudah bisa menunjukkan perilaku disiplin yang baik, dan masih memerlukan bimbingan dalam bertanggung jawab dan jujur
Rubrik Penilaian: SIKAP SOSIAL
74Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Kriteria Baik sekali4
Baik3
Cukup2
Kurang1
Jujur Tindakan selalu sesuai dengan ucapan
Tindakan kadang-kadang sesuai dengan ucapan
Tindakan kurang sesuai dengan ucapan
Tindakan tidak sesuai dengan ucapan
Disiplin Mampu menjalankan aturan dengan kesadaran sendiri
Mampu menjalankan aturan dengan pengarahan guru
Kurang mampu menjalankan aturan
Belum mampu menjalankan aturan
Tanggung Jawab
Tertib mengikuti instruksi dan selesai tepat waktu
Tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktu
Kurang tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktu
Tidak tertib dan tidak menyelesaikan tugas
Santun Berbahasa positif dan bersikap sopan
Berbahasa positif tapi bersikap kurang sopan
Berbahasa negative dan bersikap kurang sopan
Berbahasa negative dan tidak sopan
Peduli Selalu care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya
Sering care /empati dengan lingkungan sekitar dan temannya
Kadang-kadang care /empati dengan lingkungan dan temannya
Belum / tidak care/empati dengan lingkungan dan temannya
Percaya diri
Tidak terlihat ragu-ragu
Terlihat ragu-ragu
Memerlukan bantuan guru
Belum menunjukkan kepercayaan diri
REKAP:
75Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
NoNama siswa
Sumber penilaianSkala-
predikatObservasi Penilaian diri
Antar- teman Jurnal
1 Egalita 4 3 2 3 3 3 4 3 (B)
2 Panji 2 2 3 3 2 2 2 2 (C)
CONTOH DESKRIPSI RAPOR:
76Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Deskripsi dalam rapor mengacu pada sikap spiritual yang paling menonjol. Contoh nilai Panji:
“Ananda sudah bisa menunjukkan perilaku syukur yang baik, dan masih memerlukan bimbingan dalam ketaatan beribadah, membiasakan berdoa dan bersikap toleransi dalam beribadah”
PENILAIAN PENGETAHUAN:
77Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Nama siswa
Tema-1 Nilai
akhir / predikat
Tes tulis Tes lisan PenugasanTulis1
Tulis2
Tulis3
Lisan1
Lisan2
Lisan3
Tugas1
Tugas2
Tugas3
Tugas4
Egalita 75 70 88 89 68 78 (B+)
Panji 80 85 85 98 90 88 (A)
Pengetahuan dapat dinilaidengan cara : Tes tulis, Tes Lisan dan PenugasanPenugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.Format penilaian pengetahuan dibuat setiap tema dan setiap muatan
Teknik Penilaian Bentuk InstrumenTes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian.Tes lisan Daftar pertanyaan.Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
PENILAIAN KETERAMPILAN:
78Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Keterampilan: Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:1. Performance atau Kinerja
• Suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
• Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
PENILAIAN KETERAMPILAN:
79Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
2. Produk• Penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk
teknologi dan seni (3 dImensi). • Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga
proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
• Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk
• Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat.
• Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.
Contoh membuat meja, membuat kincir angin, membuat Kartu nama, membuat kotak kue, merangkai bunga.
PENILAIAN KETERAMPILAN:
80Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:3. Proyek• Penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. • Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan.
• Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman
dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi.
• Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik .misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
PENILAIAN KETERAMPILAN:
81Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
4. Portofolio • Penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara
sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. • Memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil
belajar peserta didik. • Merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini
mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Contoh kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.
• Memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan.
PENILAIAN KETERAMPILAN:
82Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:4. Portofolio Agar penilaian portofolio berjalan efektif perlu diperhatikan :• Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
• Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan, sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
• Catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Laporah Hasil Belajar SMP (1)KTSP KURIKULUM 2013
83
Laporah Hasil Belajar SMP (2)KURIKULUM 2013
84
Laporah Hasil Belajar SMP (3)
KURIKULUM 2013
MATA PELAJARAN Pengetahuan(KI 3)
Keterampilan
(KI 4)
Sikap Spiritual dan Sosial (KI 1dan KI 2)
Mata Pelajaran
Antar-Mata Pelajaran
Kelompok A Faris menunjukkan sikap konsisten dan sungguh-sungguh dalam menerapkan sikap spiritual, jujur , dan kerjasama, terutama dalam mapel Pendidikan Agama dan Budi pekerti, Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti A A- SB
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan A- B+ B
3 Bahasa Indonesia A A SB4 Matematika A- B B5 Ilmu Pengetahuan Alam B+ B+ B6 Ilmu Pengetahuan Sosial B B B7 Bahasa Inggris A- A- SBKelompok B 1 Seni Budaya B+ B+ B
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
A
A
SB
3 Prakarya B- C B 85
PEMBUATAN RUBRIK
A RUBRIC IS AN AUTHENTIC ASSESSMENT TOOL USED TO MEASURE STUDENTS' WORK. IT IS A SCORING GUIDE THAT SEEKS TO EVALUATE A STUDENT'S PERFORMANCE BASED ON THE SUM OF A FULL RANGE OF CRITERIA RATHER THAN A SINGLE NUMERICAL SCORE. A RUBRIC IS A WORKING GUIDE FOR STUDENTS AND TEACHERS, USUALLY HANDED OUT BEFORE THE ASSIGNMENT BEGINS IN ORDER TO GET STUDENTS TO THINK ABOUT THE CRITERIA ON WHICH THEIR WORK WILL BE JUDGED.
PEMBUATAN RUBRIK
A RUBRIC IS AN AUTHENTIC ASSESSMENT TOOL USED TO MEASURE STUDENTS' WORK. IT IS A SCORING GUIDE THAT SEEKS TO EVALUATE A STUDENT'S PERFORMANCE BASED ON THE SUM OF A FULL RANGE OF CRITERIA RATHER THAN A SINGLE NUMERICAL SCORE. A RUBRIC IS A WORKING GUIDE FOR STUDENTS AND TEACHERS, USUALLY HANDED OUT BEFORE THE ASSIGNMENT BEGINS IN ORDER TO GET STUDENTS TO THINK ABOUT THE CRITERIA ON WHICH THEIR WORK WILL BE JUDGED.
PENENTUAN KRITERIA
BERDASARKAN TUGAS YANG TELAH DITENTUKAN PADA LANGKAH SEBELUMNYA
(PENENTUAN TUGAS), KEMBANGKAN PERTANYAAN “ASPEK APA SAJA YANG PERLU
DILAKUKAN PESERTA DIDIK AGAR GURU TAHU BAHWA MEREKA TELAH MELAKUKAN
PEKERJAAN DENGAN BAIK
BENTUK HASIL BELAJAR AFEKTIF
PENGETAHUAN
SIKAP
KEBIASAAN
UCAPAN
TULISAN
UCAPAN
TULISAN
TINDAKAN
TINDAKAN
TES TERTULIS
TES UNJUK KERJA
PORTOFOLIO
PENILAIAN OTENTIK
LANGKAH PENGEMBANGAN ASESMEN OTENTIK
KOMPETENSI INTI & DASAR
PENENTUAN TUGAS OTENTIK
PENENTUAN KRITERIA
PEMBUATAN RUBRIK
TUGAS OTENTIK
MERINGKAS BACAAN
EKSPERIMEN
LAPORAN OBSERVASI
MEMBUATKARANGAN
MEMBUATPROJEK
MEMBUATMULTIMEDIA
DISKUSIKELAS
SURVEY
PEMBUATAN RUBRIK
- RUBRIK ADALAH ALAT PENILAIAN OTENTIK UNTUK MENGUKUR HASIL KERJA PESERTA DIDIK - TERDIRI ATAS BEBERAPA KRITERIA DAN SKOR DIPEROLEH DARI PENJUMLAH KRITERIA YANG DIGUNAKAN- KRITERIA TERDIRI DARI KELOMPOK HASIL BELAJAR PENGETAHUAN,KEMAMPUAN BERPIKIR, SIKAP DAN PERILAKU, DAN KETRAMPILAN PSIKOMOTORIK- RUBRIK DAPAT DIKETAHUI DAN DIBAHAS GURU BERSAMA DENGAN PESERTA DIDIK SEBELUM SUATU TUGAS OTENTIK DIKERJAKAN PESERTA DIDIK
KRITERIA TERBATAS MEMUASKAN MAHIR CEMERLANG
Melakukan Observasi
Tidak Jelas
Pelaksanaan-nya
Beberapa Kegiatan Jelas dan
Sistematis
Semua Jelas , Sistematis dan Rinci
Semua jelas, Sistematis, Rinci dan
Membuat Prediksi
Tidak ada predikasi atau
Tidak jelas
Sebagian besar prediksi jelas dan masuk akal
Semua prediksi jelas dan masuk akal
Semua prediksi jelas, masuk akal, dan berdasarkan data
Kesesuaian Kesimpulan
Konklusi tidak ada atau
Tidak sesuai dengan hasil pengamatan
Sebagian besar konklusi sesuai dengan hasil pengamatan
Semua konklusi sesuai dengan semua pengamatan
Semua konklusi sesuai dengan hasil pengamatan dan analisis data
CONTOH RUBRIK (Adopsi dari Muller)
PENGETAHUAN
KEMAMPUAN KOGNITIF
Mengingat(remember)
Memahami(understand)
Menerapkan(apply)
Mengana-lisis (analyze)
Mengeva-luasi (evaluate)
Mencipta(create)
Faktual
Konseptual
Prosedural
Meta-kognitif
BERDASARKAN TAKSONOMI ANDERSON
PENGETAHUAN DAN KOGNITIF
KEMAMPUAN KOGNITIFKEMAMPUAN
KOGNITIFHASIL BELAJAR KOGNITIF
MENGINGAT:MENGEMUKAKAN KEMBALI APA
YANG SUDAH DIPELAJARI DARI
GURU, BUKU, SUMBER LAINNYA
SEBAGAIMANA ASLINYA, TANPA
MELAKUKAN PERUBAHAN
PENGETAHUAN HAFALAN: KETEPATAN, KECEPATAN, KEBENARAN PENGETAHUAN
YANG DIINGAT DAN DIGUNAKAN KETIKA MENJAWAB PERTANYAAN TENTANG
FAKTA, DEFINISI KONSEP, PROSEDUR, HUKUM, TEORI DARI APA YANG SUDAH
DIPELAJARI DI KELAS TANPA DIUBAH/BERUBAH.
MEMAHAMI:SUDAH ADA PROSES
PENGOLAHAN DARI BENTUK
ASLINYA TETAPI ARTI DARI
KATA, ISTILAH, TULISAN,
GRAFIK, TABEL, GAMBAR, FOTO
TIDAK BERUBAH.
PENGETAHUAN OLAHAN: PENGETAHUAN YANG SUDAH DIOLAH OLEH PESERTA
DIDIK BERUPA MENGGANTIKAN SUATU KATA/ISTILAH DENGAN KATA/ISTILAH LAIN
YANG SAMA MAKNANYA; MENULIS KEMBALI SUATU
KALIMAT/PARAGRAF/TULISAN DENGAN KALIMAT/PARAGRAF/TULISAN SENDIRI
DENGAN TANPA MENGUBAH ARTINYA INFORMASI SLINYA; MENGUBAH BENTUK
KOMUNIKASI DARI BENTUK KALIMAT KE BENTUK GRAFIK/TABEL/VISUAL ATAU
SEBALIKNYA; MEMBERI TAFSIR SUATU KALIMAT/PARAGRAF/ TULISAN/DATA
SESUAI DENGAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK; MEMPERKIRAKAN KEMUNGKINAN
YANG TERJADI DARI SUATU INFORMASI YANG TERKANDUNG DALAM SUATU
KALIMAT/PARAGRAF /TULISAN/DATA
KEMAMPUAN KOGNITIFMENERAPKAN
MENGGUNAKAN INFORMASI,
KONSEP, PROSEDUR, PRINSIP,
HUKUM, TEORI YANG SUDAH
DIPELAJARI UNTUK SESUATU YANG
BARU/BELUM DIPELAJARI
KEMAMPUAN: MENGGUNAKAN HUKUM PENAWARAN DAN PERMINTAAN, HUKUM BOYLE,
HUKUM ARCHIMEDES, MEMBAGI/ MENGALI/MENAMBAH/ MENGURANGI/MENJUMLAH,
MENGHITUNG MODAL DAN HARGA, HUKUM PERSAMAAN KUADRAT, MENENTUKAN ARAH
KIBLAT, MENGGUNAKAN JANGKA, MENGHITUNGKAN JARAK TEMPAT DI PETA,
MENERAPKAN PRINSIP KRONOLOGI DALAM MENENTUKAN WAKTU SUATU
BENDA/PERISTIWA, DAN SEBAGAINYA
MENGANALISIS
MENGGUNAKAN KETRAMPILAN
YANG TELAH DIPELAJARINYA
TERHADAP SUATU INFORMASI YANG
BELUM DIKETAHUINYA DALAM
MENGELOMPOKKAN INFORMASI,
MENENTUKAN KETERHUBUNGAN
ANTARA SATU KELOMPOK/
INFORMASI DENGAN KELOMPOK/
INFORMASI LAINNYA, ANTARA
FAKTA DENGAN KONSEP, ANTARA
ARGUMENTASI DENGAN
KESIMPULAN, BENANG MERAH
PEMIKIRAN ANTARA SATU KARYA
DENGAN KARYA LAINNYA
PESERTA DIDIK: MENGELOMPOKKAN BENDA BERDASARKAN PERSAMAAN DAN
PERBEDAAN CIRI-CIRINYA, MEMBERI NAMA BAGI KELOMPOK TERSEBUT, MENENTUKAN
APAKAH SATU KELOMPOK SEJAJAR/LEBIH TINGGI/LEBIH LUAS DARI YANG LAIN,
MENENTUKAN MANA YANG LEBIH DULU DAN MANA YANG BELAKANGAN MUNCUL,
MENENTUKAN MANA YANG MEMBERIKAN PENGARUH DAN MANA YANG MENERIMA
PENGARUH, MENEMUKAN KETERKAITAN ANTARA FAKTA DENGAN KESIMPULAN,
MENENTUKAN KONSISTENSI ANTARA APA YANG DIKEMUKAKAN DI BAGIAN AWAL
DENGAN BAGIAN BERIKUTNYA, MENEMUKAN PIKIRAN POKOK
PENULIS/PEMBICARA/NARA SUMBER, MENEMUKAN KESAMAAN DALAM ALUR BERPIKIR
ANTARA SATU KARYA DENGAN KARYA LAINNYA, DAN SEBAGAINYA
KEMAMPUAN KOGNITIFMENGEVALUASIMENENTUKAN NILAI SUATU
BENDA ATAU INFORMASI
BERDASARKAN SUATU
KRITERIA
PESERTA DIDIK: MENILAI APAKAH INFORMASI YANG DIBERIKAN
BERGUNA, APAKAH SUATU INFORMASI/BENDA
MENARIK/MENYENANGKAN BAGI DIRINYA, ADAKAH PENYIMPANGAN
DARI KRITERIA SUATU PEKERJAAN/KEPUTUSAN/ PERATURAN,
MEMBERIKAN PERTIMBANGAN ALTERNATIF MANA YANG HARUS DIPILIH
BERDASARKAN KRITERIA, MENILAI SUATU HASIL KERJA BERDASARKAN
KRITERIA, DAN SEBAGAINYA
MENGHASILKANMEMBUAT SESUATU YANG
BARU DARI APA YANG
SUDAH ADA SEHINGGA
HASIL TERSEBUT
MERUPAKAN SATU
KESATUAN UTUH DAN
BERBEDA DARI KOMPONEN
YANG DIGUNAKAN UNTUK
MEMBENTUKNYA
PESERTA DIDIK: MEMBUAT SUATU CERITA/TULISAN DARI BERBAGAI
SUMBER YANG DIBACANYA, MEMBUAT SUATU BENDA DARI BAHAN
YANG TERSEDIA, MENGEMBANGKAN FUNGSI BARU DARI SUATU BENDA,
MENGEMBANGKAN BERBAGAI BENTUK KREATIVITAS.
KEMAMPUAN KOGNITIFMENGEVALUASIMENENTUKAN NILAI SUATU
BENDA ATAU INFORMASI
BERDASARKAN SUATU
KRITERIA
PESERTA DIDIK: MENILAI APAKAH INFORMASI YANG DIBERIKAN
BERGUNA, APAKAH SUATU INFORMASI/BENDA
MENARIK/MENYENANGKAN BAGI DIRINYA, ADAKAH PENYIMPANGAN
DARI KRITERIA SUATU PEKERJAAN/KEPUTUSAN/ PERATURAN,
MEMBERIKAN PERTIMBANGAN ALTERNATIF MANA YANG HARUS DIPILIH
BERDASARKAN KRITERIA, MENILAI SUATU HASIL KERJA BERDASARKAN
KRITERIA, DAN SEBAGAINYA
MENGHASILKANMEMBUAT SESUATU YANG
BARU DARI APA YANG
SUDAH ADA SEHINGGA
HASIL TERSEBUT
MERUPAKAN SATU
KESATUAN UTUH DAN
BERBEDA DARI KOMPONEN
YANG DIGUNAKAN UNTUK
MEMBENTUKNYA
PESERTA DIDIK: MEMBUAT SUATU CERITA/TULISAN DARI BERBAGAI
SUMBER YANG DIBACANYA, MEMBUAT SUATU BENDA DARI BAHAN
YANG TERSEDIA, MENGEMBANGKAN FUNGSI BARU DARI SUATU BENDA,
MENGEMBANGKAN BERBAGAI BENTUK KREATIVITAS.
BENTUK HASIL BELAJAR AFEKTIF
UCAPAN/TULISAN
CARA MELAKUKAN SESUATU
KEBIASAAN
HASIL BELAJAR AFEKTIFJENJANG INTERNALISASI
INDIKATOR
PENERIMAAN NILAIKESEDIAAN MENERIMA SUATU NILAI DAN MEMBERIKAN PERHATIAN TERHADAP NILAI TEREBUT
MERESPON NILAIKESEDIAAN MENJAWAB SUATU NILAI DAN ADA RASA PUAS DALAM MEMBICARAKAN NILAI TERSEBUT
PENILAIANMENGANGGAP NILAI TERSEBUT BAIK; MENYUKAI NILAI TERSEBUT; DAN KOMITMEN TERHADAP NILAI TERSEBUT
PENGORGANISASIANMEMASUKKAN NILAI TERSEBUT SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM NILAI DIRINYA
PENJATIDIRIANMENGEMBANGKAN NILAI TERSEBUT SEBAGAI CIRI DIRINYA DALAM BERPIKIR, BERKATA, BERKOMUNIKASI, DAN BERTINDAK
KONTEN PSIKOMOTOR
• ACTION (ELEMENTARY MOVEMENT)• COORDINATION (SYNCHRONIZED MOVEMENT)• FORMATION (BODILY MOVEMENT)• PRODUCTION (COMBINE VERBAL AND
NONVERBAL MOVEMENT)Vinson (2012)
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORKEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MENIRU MAMPU MENIRU SUATU GERAKAN/TINDAKAN DARI APA YANG DIAMATI
MENGUBAH MAMPU MELAKUKAN GERAKAN/TINDAKAN YANG BERBEDA DARI APA YANG DIAMATI TAPI MASIH MEMILIKI KESALAHAN-KESALAHAN
MENGEMBANGKAN PRESISI
MENGEMBANGKAN GERAKAN/TINDAKAN YANG MEMILIKI KETEPATAN YANG BAIK TANPA ADA KESALAHAN YANG BERARTI
MENJADI TINDAKAN ALAMI
MENGEMBANGKAN GERAKAN/TINDAKAN YANG DIPELAJARI SEBAGAI SUATU MILIKNYA YANG ALAMI
MENJADI TINDAKAN ORISINAL
MELAKUKAN IMPROVISASI GERAKAN/TINDAKAN YANG DIPELAJARI SEBAGAI SUATU GERAKAN/TINDAKAN YANG MENJADI CIRI KHAS DIRINYA
Sumber: Olahan dari kategori Harrow dan kategori Simpson
PENGERTIAN PENILAIAN OTENTIK
PENILAIAN OTENTIK ADALAH PENDEKATAN DAN INSTRUMEN ASESMEN YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG LUAS KEPADA PESERTA DIDIK UNTUK MENERAPKAN PENGETAHUAN, KETRAMPILAN, DAN SIKAP YANG SUDAH DIMILIKINYA DALAM BENTUK TUGAS: MEMBACA DAN MERINGKASNYA, EKSPERIMEN, MENGAMATI, SURVEY, PROJECT, MAKALAH, MEMBUAT MULTI MEDIA, MEMBUAT KARANGAN, DISKUSI KELAS.
AUTHENTIC ASSESSMENT, ON THE OTHER HAND, IS A TYPE OF ASSESSMENT IN WHICH STUDENTS USE THEIR UNDERSTANDING OF A
SUBJECT TO SOLVE REAL WORLD SITUATIONS AND PROBLEMS. STEPHANY ELSWORTH
PENENTUAN KRITERIA
BERDASARKAN TUGAS YANG TELAH DITENTUKAN PADA LANGKAH SEBELUMNYA
(PENENTUAN TUGAS), KEMBANGKAN PERTANYAAN “ASPEK APA SAJA YANG PERLU
DILAKUKAN PESERTA DIDIK AGAR GURU TAHU BAHWA MEREKA TELAH MELAKUKAN
PEKERJAAN DENGAN BAIK
PELAPORAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
• SKOR DAN NILAI• PENILAIAN KOMPETENSI DILAKUKAN DALAM
BENTUK SKOR 1 - 4 DENGAN SKALA 1 - 4, KEMUDIAN DIKONVERSI MENJADI NILAI A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+, D BERDASARKAN SKALA DALAMTABEL KONVERSI
KONVERSI SKOR KE NILAI
Nilai/Predikat Skor Kompetensi
Pengetahuan Ketrampilan Sikap
A 4,00 4,00
SBA- 3,66 3,66
B+ 3,33 3.33
BB 3,00 3,00
B- 2,66 2,66
C+ 2,33 2,33
CC 2,00 2,00
C- 1,66 1,66
D+ 1,33 1,33 K
D 1,00 1,00